Kata Kunci: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, RAB, Dimensi Hidrolis, Dimensi Struktur TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, RAB, Dimensi Hidrolis, Dimensi Struktur TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 106 STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DI KOTA KUALA KAPUAS KABUPATEN KAPUAS Oleh: Ainun Hasanah 1), Dwi Anung Nindito 2), dan I Made Kamiana 3) Seiring berkembangnya suatu daerah dan diikuti oleh lajunya pertumbuhan penduduk, mengakibatkan meningkatnya volume bahan buangan manusia ke lingkungan. Kuala Kapuas memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu jiwa (BPS, 2010), sehingga diperlukan perencanaan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang dapat digunakan untuk mengolah bahan buangan manusia sebelum dibuang ke lingkungan, agar lebih aman. Perencanaan ini mengacu kepada beberapa peraturan atau standar yang berlaku di Indonesia, antara lain: Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam Tahun 1999, Dasar-dasar Teknik Pengelolaan Air Limbah, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton pada SK SNI serta Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Cipta Karya Tahun Hasil perhitungan dan perencanaan diperoleh dimensi hidrolis masing-masing kolam: (a) Tangki imhoff memiliki panjang 7 m, lebar 4,7 m, dan kedalaman total 7 m; (b) Kolam Anaerobik memiliki panjang 7,8 m, lebar 2,6 m, dan kedalaman 3 m; (c) Kolam Fakultatif memiliki panjang 18 m, lebar 6 m, dan kedalaman 2,5 m; (d) Kolam Maturasi memiliki panjang 6,6 m, lebar 3,3 m, dan kedalaman 2 m; serta (e) Unit Pengering Lumpur memiliki panjang 15 m, lebar 5 m, dan kedalaman 1 m. Hasil perhitungan dan perencanaan diperoleh dimensi struktur kolam anaerobik, fakultatif dan maturasi dengan menggunakan mutu beton fc 25 MPa, mutu baja fy 300 MPa, ketebalan pelat rencana 250 mm, diperoleh beton dengan tulangan tunggal, tulangan pokok berdiameter 16 mm dan tulangan bagi berdiameter 12 mm, jarak antar tulangan pokok bervariasi ( mm), sedangkan untuk jarak antar tulangan bagi adalah 220 mm. Hasil perhitungan RAB untuk pembangunan IPLT di Kuala Kapuas adalah sebesar Rp (Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah). Kata Kunci: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, RAB, Dimensi Hidrolis, Dimensi Struktur PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk selalu diikuti dengan peningkatan volume bahan buangan atau limbah ke lingkungan. Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Limbah atau bahan buangan membutuhkan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan, karena bahan buangan atau limbah berpotensi untuk menjadi pencemar dan membahayakan kesehatan masyarakat serta dapat merusak lingkungan. Kecamatan Selat merupakan kecamatan yang terletak di ibukota Kabupaten Kapuas yang memiliki jumlah penduduk jiwa (BPS, 2010), dengan kondisi tersebut maka diperlukan upaya untuk mengolah bahan buangan manusia agar mengurangi pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan studi perencanaan IPLT di Kota Kuala Kapuas (Kecamatan Selat) Kabupaten Kapuas. Perencanaan IPLT di Kota Kuala Kapuas (Kecamatan Selat) Kabupaten Kapuas meliputi: 1. Bagaimanakah desain teknis dimensi (panjang, lebar, kedalaman) setiap unit pada IPLT di Kota Kuala Kapuas Kabupaten Kapuas? 2. Berapa biaya yang diperlukan untuk konstruksi IPLT di Kota Kuala Kapuas Kabupaten Kapuas? TINJAUAN PUSTAKA Proyeksi Jumlah Penduduk Berdasarkan Modul 3 Dasar-Dasar Teknik dan Pengelolaan Air Limbah, dalam perencanaan suatu sistem IPLT, rencana pengembangan sarana dan prasarana air limbah harus direncanakan untuk periode perencanaan tahun ke depan. Data jumlah penduduk sangat menentukan seberapa besar debit bahan buangan (tinja) yang akan diolah pada 1) Ainun Hasanah adalah mahasiswa Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya 2) Dwi Anung Nindito, S.T., M.T adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya 3) Dr. Ir. I Made Kamiana, M.T adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

2 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 107 IPLT. Oleh sebab itu, proyeksi jumlah penduduk sampai dengan 20 tahun ke depan harus diperhitungkan. Sistem Sanitasi Sistem sanitasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sistem sanitasi setempat (on-site sanitation) dan sistem sanitasi terpusat (off site sanitation). Sistem sanitasi setempat adalah sistem pembuangan air limbah di mana air limbah dikumpulkan serta disalurkan ke dalam suatu jaringan saluran yang akan membawanya ke suatu tempat pengolahan air buangan atau badan air penerima, melainkan dibuang di tempat (Oktarina dan Haki, 2012). Sistem sanitasi terpusat merupakan sistem pembuangan air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur dan limbah kotoran) yang disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air buangan dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air buangan sebelum dibuang ke badan perairan (Fajarwati, 2000). Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (On Site System) On site system merupakan sistem pengelolaan air limbah yang saat ini digunakan oleh mayoritas penduduk Indonesia, baik yang tinggal di perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan. Pengoperasian sistem setempat lebih sederhana sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik secara individual, keluarga, maupun sekelompok masyarakat (komunal) (Oktarina dan Haki, 2012). IPLT Oktarina dan Haki (2012) menyatakan bahwa IPLT adalah instalasi pengolahan air limbah yang didesain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil (truk tinja). Lumpur tinja diambil dari unit pengola limbah tinja seperti tangki septik dan cubluk tunggal ataupun endapan lumpur dari underflow unit pengolahan air limbah lainya. IPLT dirancang untuk mengolah lumpur tinja sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pengolahan lumpur tinja dilakukan dengan tujuan utama: 1. Menurunkan kandungan zat organik dari dalam lumpur tinja. 2. Menghilangkan atau menurunkan kandungan mikroorganisme patogen (bakteri, virus, jamur dan lain sebagainya). Penentuan Kapasitas (Debit) IPLT Kapasitas IPLT ditentukan dengan menghitung jumlah sarana tangki septik yang berada di wilayah terkait. Bila data jumlah tangki septik sulit didapat atau diinventarisasi, maka dapat dilakukan pendekatan 50-60% dari jumlah penduduk yang ada di daerah pelayanan (Modul 3 Dasar-dasar Teknik dan Pengelolaan Air Limbah). Debit lumpur tinja = Persentase pelayanan x jumlah penduduk daerah layanan x laju timbulan lumpur tinja...(1) Penentuan Sistem Pengolahan Sistem pengolahan yang akan dipilih dalam perencanaan IPLT disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi daerah layanan, serta menyesuaikan hasil analisis data yang dikumpulkan. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengolahan lumpur tinja: efektif, murah dan sederhana dalam hal konstruksi maupun operasi dan pemeliharaannya, kapasitas dan efisiensi pengolahan, lokasi pembangunan IPLT, serta jumlah penduduk yang akan dilayani. Alternatif metode pengolahan yang direkomendasikan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani (berdasarkan CT/AL/RE-TC/001/98): 1. Alternatif pilihan 1 digunakan untuk pelayanan maksimal orang dan jarak IPLT ke permukiman terdekat minimal 500 m. 2. Alternatif pilihan 2 digunakan untuk pelayanan orang dan jarak IPLT ke permukiman terdekat minimal 250 m. 3. Alternatif pilihan 3 digunakan untuk pelayanan > orang dan jarak IPLT ke permukiman terdekat minimal 250 m. Teknologi Pengolahan Lumpur Tinja Oktarina dan Haki (2012) menyatakan bahwa teknologi yang umum digunakan untuk mengolah lumpur tinja di Indonesia adalah kombinasi tangki imhoff dan kolam stabilisasi

3 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 108 atau hanya menggunakan kolam stabilisasi saja. Jenis dan fungsi unit pengolahan yang digunakan pada IPLT yaitu: 1) tangki imhoff (bangunan konstruksi dari beton bertulang kedap air berfungsi untuk menurunkan kebutuhan oksigen biokimia dan suspended solid, serta pembusukan dari lumpur yang terendapkan dari effluent lumpur tinja bak pengumpul. Di sini terjadi proses pengendapan dan pencernaan secara anaerobik, melalui zona sedimentasi, zona netral dan zona lumpur); 2) kolam anaerobik (Kolam ini beroperasi tanpa adanya oksigen terlarut karena beban organik masih sangat tinggi, sehingga bakteri membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikan limbah organik); 3) kolam fakultatif (berfungsi untuk menguraikan dan menurunkan konsentrasi bahan organik yang ada di dalam limbah yang telah diolah pada kolam anaerobik. Proses yang terjadi pada kolam adalah campuran antara proses aerob dan anaerob. Kolam fakultatif terbagi menjadi 3 zona atau lapisan. Lapisan paling atas disebut dengan zona aerobik karena kaya akan oksigen. Zona tengah disebut zona aerobik-anaerobik. Selanjutnya zona paling bawah disebut dengan zona aerobik di mana oksigen tidak ditemukan lag); 4) kolam maturasi (disebut juga kolam pematangan, berfungsi untuk menghilangkan mikroba patogen yang berada di dalam limbah melalui perubahan kondisi yang berlangsung dengan cepat serta ph yang tinggi); 5) unit pengering lumpur (berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang dihasilkan dari unit pengolahan biologis. Lumpur selanjutnya dikeringkan secara alami dengan bantuan sinar matahari dan angin. Lumpur tersebut dapat digunakan sebagai pupuk) Tekanan Tanah Aktif Perhitungan tekanan tanah aktif digunakan untuk memperhitungkan besarnya tekanan horizontal yang terjadi pada dinding kolam akibat tekanan tanah disekitarnya. Tekanan Uplift Perhitungan tekanan uplift digunakan untuk memperhitungkan besarnya gaya angkat ke atas akibat muka air tanah yang terjadi pada lantai dasar kolam. Beton Bertulang Dinding dan pelat lantai kolam anaerobik, kolam fakultatif serta kolam maturasi terbuat dari beton bertulang. Momen-momen yang diambil dalam perencanaan penulangan beton bertulang adalah hasil perhitungan dari tekanan tanah aktif sebagai momen dinding, serta tekanan uplift sebagai momen pelat lantai. Konsep perencanaan beton bertulang mengacu kepada peraturan di Indonesia yaitu SNI (Asroni, 2010). Mutu beton direncanakan fc = 25 MPa, sedangkan mutu baja fy = 300 MPa. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya bangunan merupakan perhitungan biaya bangunan berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan dibangun. Data yang dibutuhkan dalam menghitung RAB, antara lain: gambar rencana bangunan, spesifikasi teknis pekerjaan, volume masingmasing pekerjaan yang akan dilaksanakan, daftar harga upah pekerja dan bahan bangunan, serta analisis harga satuan pekerjaan (Anonim). METODE PERENCANAAN Lokasi Studi Lokasi studi perencanaan adalah Kota Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Jenis Data Yang Diperlukan Data yang diperlukan dalam perencanaan ini terdiri dari dua macam data pokok yaitu data primer (lokasi atau lahan yang dapat digunakan untuk pembangunan IPLT; Kondisi lingkungan di sekitar lokasi/lahan pembangunan IPLT; dan prasarana jalan menuju calon lokasi IPLT) dan data sekunder (data kependudukan yang meliputi data jumlah penduduk pada lokasi studi, data kependudukan ini akan digunakan untuk menentukan besaran kapasitas dan metode pengolahan IPLT yang akan dipilih dan direncanakan; Basic Price (Harga satuan bahan dan upah pekerja) Kabupaten Kapuas terbaru untuk memperhitungkan rencana anggaran biaya pembangunan IPLT)

4 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 109 Pengolahan Data Pengolahan data yang diperlukan adalah pengolahan data penduduk untuk mendapatkan proyeksi penduduk sampai dengan 20 tahun ke depan dengan Metode Aritmatik atau Metode Geometrik, dipilih perhitungan yang paling mendekati 1 dengan Metode Standar Deviasi. Perencanaan Teknis Perencanaan teknis dalam studi perencanaan ini meliputi: 1. Penentuan kapasitas (debit) IPLT 2. Penentuan sistem pengolahan Sistem pengolahan yang akan dipilih disesuaikan dengan kondisi daerah layanan serta hasil analisis data yang berhasil dikumpulkan. 3. Perhitungan dimensi unit-unit pengolahan Unit-unit pengolahan pada IPLT yang akan dihitung dimensinya: (a) Tangki imhoff; (b) Kolam anaerobik (anaerobic pond); (c) Kolam fakultatif (facultative pond); (d) Kolam maturasi (maturation pond); (e) Unit pengering lumpur (sludge drying bed). 4. Perhitungan tekanan tanah aktif, tekanan uplift, serta perhitungan struktur beton bertulang pada dinding dan lantai kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam maturasi. 5. Penggambaran dimensi unit-unit pengolahan 6. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Desain IPLT selesai, selanjutnya dilakukan perhitungan rencana anggaran biaya pembangunan berdasarkan SNI 2013 dan basic price Kabupaten Kapuas tahun HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Proyeksi Penduduk Untuk memperkirakan jumlah penduduk di Kecamatan Selat sampai dengan 20 tahun mendatang dipilih Metode Geometrik karena hasil perhitungan standar deviasi menunjukkan angka yang terkecil dibandingkan dengan metode arithmatik, yaitu Perhitungan Proyeksi Penduduk Kecamatan Selat 20 Tahun Mendatang Metode Geometrik Pn = =...(2) P2035 = P2035 = jiwa Jadi, jumlah penduduk Kecamatan Selat pada Tahun 2035 adalah sebanyak jiwa. Penentuan Lokasi IPLT Lokasi yang dipilih untuk perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja di Kuala Kapuas adalah daerah Handel Palinget. Lokasi ini satu kawasan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Handel Palinget. Dipilihnya Handel Palinget sebagai lokasi perencanaan IPLT dengan pertimbangan dari beberapa aspek sebagai berikut: 1. Memiliki areal yang cukup luas yaitu ± 10 Ha, sehingga memungkinkan untuk dibangun IPLT. 2. Daerah bebas banjir, karena tidak termasuk dalam daftar kawasan rawan bencana banjir. 3. Daerah bebas gempa, karena wilayah Kecamatan Selat secara umum merupakan daerah yang tidak pernah mengalami gempa (jauh dari sumber gempa). 4. Daerah bebas longsor, karena berada pada daerah yang cenderung datar. 5. Berjarak 7,5 km dari kota (wilayah permukiman). 6. Memiliki akses penghubung berupa jalan dengan perkerasan. 7. Rencana lokasi berjarak 20 m ke saluran penerima 8. Rencana lokasi terletak pada lahan terbuka dengan intensitas penyinaran matahari yang baik. 9. Kondisi tanah pada lokasi rencana IPLT berupa tanah lempung (tanah liat) yang sulit menyerap air (permeabilitas rendah), aman dari resiko pencemaran, serta merupakan lahan yang tidak produktif. Penentuan Kapasitas (Debit) IPLT Debit lumpur tinja= persentase pelayanan x jumlah penduduk daerah layanan x laju timbulan lumpur tinja = 50% x x 0,5 = ,5 L/hari = 18,2495 m 3 /hari = 19 m 3 /hari

5 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 110 Penentuan Sistem Pengolahan Jumlah penduduk Kecamatan Selat sebanyak jiwa, maka sistem pengolahan yang dipilih adalah sistem alternatif 2 (untuk pelayanan orang dengan jarak IPLT ke permukiman terdekat minimal 250 m). Unit-unit pengolahan IPLT yang terdapat dalam sistem alternatif 2: tangki imhoff, kolam anaerobic, kolam fakultatif, kolam maturasi, dan unit pengering lumpur. Perencanaan Unit Pengolahan IPLT Perencanaan Tangki Imhoff Perhitungan/perencanaan dimensi tangki imhoff ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Perhitungan/Perencanaan Dimensi Tangki Imhoff Perhitungan/perencanaan dimensi kolam anaerobik ditunjukkan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Perhitungan/Perencanaan Dimensi Kolam Anaerobik Perencanaan Kolam Fakultatif Kolam fakultatif digunakan 1 unit. Perhitungan/perencanaan dimensi kolam fakultatif ditunjukkan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Perhitungan/Perencanaan Dimensi Kolam Fakultatif Perencanaan Kolam Anaerobik Pada sistem pengolahan alternatif 2, kolam anaerobik digunakan (2) unit dan disusun secara seri yang terdiri dari kolam anaerobik I dan II dengan dimensi yang sama.

6 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 111 Perencanaan Kolam Maturasi Kolam maturasi direncanakan 2 unit dengan dimensi yang sama. Perhitungan/perencanaan dimensi kolam maturasi ditunjukkan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Perhitungan/Perencanaan Dimensi Kolam Maturasi Perencanaan Unit Pengering Lumpur Jumlah penduduk yang akan dilayani sampai dengan Tahun 2035 adalah sebanyak jiwa. Sehingga kebutuhan drying bed operasi sebanyak 2 unit, dan kebutuhan drying bed stand-by sebanyak 1 unit, tanpa kebutuhan lahan untuk perluasan (0 unit). Hasil perhitungan/perencanaan dimensi unit pengering lumpur dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Perhitungan/Perencanaan Dimensi Unit Pengering Lumpur Perhitungan/Perencanaan Struktur Beton Unit Pengolahan IPLT Perhitungan Tekanan Tanah Aktif Dari perhitungan tekanan tanah aktif diperoleh momen pada setiap dinding kolam adalah sebesar: 1. Kolam Anaerobik : 9,559 tm 2. Kolam Fakultatif : 5,825 tm 3. Kolam Maturasi : 3,230 tm Perhitungan Tekanan Uplift Lantai kolam diasumsikan sebagai balok dengan tumpuan jepit-jepit. Sehingga momen yang terjadi, dihitung dengan rumus: M(+) = 1/12.q.L2 = 1/12.q.B2...(3) Diperoleh tekanan uplift pada setiap lantai kolam adalah sebesar: 1. Kolam Anaerobik : 1,549 tm 2. Kolam Fakultatif : 6,75 tm 3. Kolam Maturasi : 1,588 tm Perhitungan Tulangan Dinding Kolam Perencanaan beton untuk dinding menggunakan beton fc = 25 MPa, fy = 300 MPa, tebal dinding = 250 mm, tebal selimut = 40 mm, tulangan yang digunakan diameter 16 dan 12. Diperoleh tulangan dinding pada masingmasing kolam sebagai berikut: 1. Kolam Anaerobik : Tul.pokok (D16-90), 2. Kolam Fakultatif : Tul.pokok (D16-160), 3. Kolam Maturasi : Tul.pokok (D16-200), Perhitungan Tulangan Pelat Lantai Kolam Perencanaan beton untuk pelat lantai menggunakan beton fc = 25 MPa, fy = 300 MPa, tebal dinding = 250 mm, tebal selimut = 40 mm, tulangan yang digunakan diameter 16 dan 12. Diperoleh tulangan dinding pada masingmasing kolam sebagai berikut: 1. Kolam Anaerobik : Tul.pokok (D16-200), 2. Kolam Fakultatif : Tul.pokok (D16-140), 3. Kolam Maturasi : Tul.pokok (D16-200),

7 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 112 Gambar Hasil Perhitungan Dimensi dan Penulangan Gambar 4. Kolam Fakultatif Gambar 1. Layout IPLT Kuala Kapuas Gambar 5. Kolam Maturasi Gambar 2. Tangki Imhoff Gambar 6. Unit Pengering Lumpur Gambar 3. Kolam Anaerobik Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan hasil perkalian antara volume pekerjaan dengan harga satuan yang telah di analisis

8 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 113 (AHSP). Adapun hasil perhitungan RAB ditunjukkan pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya (RAB) SATUAN HARGA JUMLAH No. URAIAN PEKERJAAN KODE ANALISA VOLUME PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA PEKERJAAN (Rp.) (Rp.) A PEKERJAAN PERSIAPAN SATUAN HARGA JUMLAH No. 1.1 Pembersihan URAIAN Lokasi PEKERJAAN KODE A ANALISA VOLUME 1358,3 PEKERJAAN VOLUME M2 SATUAN Rp HARGA Rp A PEKERJAAN (Rp.) (Rp.) 1.2 Pemasangan Bouwplank A ,6 M Rp Rp PEKERJAAN PERSIAPAN Pembuatan Pembersihan Gudang Lokasi A A ,3 16 M2 M2 Rp Rp Rp Rp Pekerjaan Pemasangan Dewatering Bouwplank A Ls 716,41 288,6 M3 M Rp Rp Rp Rp Pembuatan Gudang A M2 Rp Jumlah A Rp Rp Pekerjaan Dewatering Ls 716,41 M3 Rp Rp B PEKERJAAN TANAH Jumlah A Rp B 2.1 PEKERJAAN Galian Tanah TANAH Biasa (2 m) A ,42 M3 Rp Rp Galian Tanah Biasa (3 (2 m) A A ,27 271,42 M3 Rp Rp Rp Rp Urugan Galian Tanah Biasa Kembali (3 m) A A ,27 306,9 M3 Rp Rp Rp Rp Urugan Tanah Kembali A ,9 M3 Rp Jumlah B Rp Rp Jumlah B Rp PEKERJAAN BETON C PEKERJAAN BETON 3.1 Pembuatan Beton K-250 A ,04 M3 Rp Rp Bekisting Pelat Lantai A ,12 M2 Rp Rp Bekisting Dinding A M2 Rp Rp Pembesian (Ø 12) A ,21 Kg Rp Rp Pembesian (Ø 12) A ,21 Kg Rp Rp Pembesian (D16) A Kg Rp Rp Pembesian Pekerjaan Beton (D16)(150 kg Besi + Bekisting) A A , M3 Kg Rp Rp Rp Rp Pekerjaan Beton (150 kg Besi + Bekisting) A ,84 M3 Rp Jumlah C Rp Rp D PEKERJAAN SANITASI DAN PEMIPAAN Jumlah C Rp Pipa Tanah Diameter 15 cm A ,4 M Rp Rp D PEKERJAAN SANITASI DAN PEMIPAAN 4.2 Pipa Beton Diameter cm A M Rp Rp Pipa Tanah Diameter 15 cm A ,4 Rp Jumlah D Rp Rp E 4.2 PEKERJAAN Pipa Beton PENUTUP Diameter ATAP cm A M Rp Rp Roof Light Fibreglass A M2 Rp Jumlah D Rp Rp Jumlah E Rp E PEKERJAAN PENUTUP ATAP F PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM Roof Rangka Light Besi Fibreglass Hollow A A M2 Rp Rp Rp Rp Jumlah EF Rp Rp F PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM Jumlah (G) = A + B + C + D + E + F Rp H = 10% x G Rp Rangka Besi Hollow A M2 Rp Rp I = 15% x G Rp Total G Jumlah + H + FI Rp Rp Jumlah (G) = A + B + C + Dibulatkan D + E + F Terbilang "Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu H = Rupiah" 10% x G I = 15% x G Total G + H + I Dibulatkan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Terbilang "Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah" Dari hasil perhitungan diperoleh Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan IPLT di Kuala Kapuas adalah sebesar Rp (Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah). PENUTUP Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan perencanaan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dimensi hidrolis masing-masing unit dalam Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja sebagai berikut: (a) Tangki imhoff memiliki panjang 7 m, lebar 4,7 m, dan kedalaman total 7 m; (b) Kolam anaerobik memiliki panjang 7,8 m, lebar 2,6 m, dan kedalaman 3 m; (c) Kolam fakultatif memiliki panjang 18 m, lebar 6 m, dan kedalaman 2,5 m; (d) Kolam maturasi memiliki panjang 6,6 m, lebar 3,3 m, dan kedalaman 2 m; serta (e) Unit pengering Lumpur memiliki panjang 15 m, lebar 5 m, dan kedalaman 1 m. 2. Dimensi struktur kolam anaerobik, fakultatif, dan maturasi yang menggunakan mutu beton fc 25 MPa, mutu baja fy 300 MPa, ketebalan pelat rencana 250 mm, diperoleh beton dengan tulangan tunggal, dengan tulangan pokok berdiameter 16 mm dan tulangan bagi berdiameter 12 mm dengan jarak antar tulangan bagi adalah 220 mm. Jarak antar tulangan pokok pada kolam anaerobik antara lain: tulangan dinding (D16-90), tulangan pelat lantai (D16-200). Jarak antar tulangan pokok pada kolam fakultatif antara lain: tulangan dinding (D16-160, tulangan pelat lantai (D16-140). Jarak antar tulangan pokok pada kolam maturasi antara lain: tulangan dinding (D16-200), tulangan pelat lantai (D16-200). 3. Hasil perhitungan RAB yang mengacu kepada SNI 2013 dan basic price Kabupaten Kapuas Tahun 2016, untuk membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja di Kuala Kapuas diperlukan biaya sebesar Rp (Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah). DAFTAR PUSTAKA Anonim. Modul 03 Dasar-Dasar Teknik dan Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Anonim Tata Cara Perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Sistem Kolam Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Pekerjaan Umum. Anonim Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SK SNI Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Anonim Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Cipta Karya. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. Anonim. 2015a. Selat dalam Angka Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas. Anonim. 2015b. Kapuas dalam Angka Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas. Anonim Peta Kabupaten Kapuas. /a/tataruang.org/skpd-kalimantantengah/kab-kapuas. Diakses tanggal 15 Mei 2016.

9 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 114 Anonim Rencana Anggaran Biaya Bangunan. Diakses tanggal 30 September Asroni, A Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Fajarwati, A Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Domestik Kota Palembang (Studi Kasus: Kecamatan Ilir Timur 1 dan Kecamatan Ilir Timur II). Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Oktarina, D dan H. Helmi Perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Sistem Kolam Kota Palembang (Studi Kasus: IPLT Sukawinatan). Universitas Sriwijaya. Palembang.

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat pengertian dan ketentuan umum dan teknis dan cara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ii iii iv vi ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

BAB V DETAIL DESAIN. Metode Aritmatik

BAB V DETAIL DESAIN. Metode Aritmatik BAB V DETAIL DESAIN 5.1 Pryeksi Penduduk Kecamatan Tenggarong Dalam hal merencanakan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dimulai dengan menentukan jumlah debit lumpur tinja yang dihasilkan oleh penduduk

Lebih terperinci

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) Penempatan Pengolahan Air Limbah 1. Pengolahan sistem terpusat (off site) 2. Pengolahan sistem di tempat

Lebih terperinci

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Limbah Tinja Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran

Lebih terperinci

TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S

TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S OXIDATION PONDS (KOLAM OKSIDASI) Bentuk kolam biasanya sangat luas, tetapi h (kedalamannya) kecil atau dangkal, bila kedalaman terlalu

Lebih terperinci

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA SISTEM KOLAM KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: IPLT SUKAWINATAN)

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA SISTEM KOLAM KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: IPLT SUKAWINATAN) PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA SISTEM KOLAM KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: IPLT SUKAWINATAN) Dwi Oktarina 1*, Helmi Haki 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya *Korespondensi

Lebih terperinci

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR IPLT Keputih Kota Surabaya DESEMBER 2010 1 A. Gambaran Umum Wilayah; Geografis Kota Surabaya terletak antara 112 36 112 54 BT dan 07 21 LS, dengan

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan Pt T-22-2000-C PETUNJUK TEKNIS Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH 1 KATA PENGANTAR Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG Sudarno, Dian Ekawati ABSTRACT Domestic wastewater treatment was needed for every towns. This domestic wastewater such as black water

Lebih terperinci

JENIS DAN KOMPONEN SPALD

JENIS DAN KOMPONEN SPALD LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK JENIS DAN KOMPONEN SPALD A. KLASIFIKASI SISTEM PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya maupun teknik tidak terlepas dari bangunan tetapi dalam perencanaan bangunan sering tidak

Lebih terperinci

Pengolahan AIR BUANGAN

Pengolahan AIR BUANGAN Pengolahan AIR BUANGAN (WASTE WATER TREATMENT) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 2011 Self purification Dahulu, alam memiliki kemampuan untuk mengolah air limbah secara

Lebih terperinci

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB V 5.1 Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan upah dan bahan di ambil dari Daftar

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume I: Umum Bagian 8. Pekerjaan Pintu Air ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR S

Lebih terperinci

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA 3+500 6+450 Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Oleh : SHEILA MARTIKA N. (NRP 3109030070) VERONIKA NURKAHFY (NRP 3109030094) Pembimbing

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN COPY SNI 03-2398 - 2002 Pendahuluan Tat cara ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam pembangunan septik dengan sistem resapan. Tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon dibangun di lahan

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK TUGAS AKHIR Oleh: I Gusti Ngurah Indra Cahya Hardiana 0704105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m 5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang pancang poer tunggal 5.5 Perencanaan Plat untuk Bentang 8m pagar pengaman kerb 25 cm lantai kendaraan pile tiang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PERENCANAAN BAB III METODE PERENCANAAN 3.1 Tahapan persiapan Untuk membuat perencanaan ini terlebih dahulu melakukan studi pustaka. Yaitu mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan yang diperlukan. Seperti jenis data

Lebih terperinci

PERENCANAAN DESAIN TANGKI SEPTIK KOMUNAL DI KAMPUNG CIHIRIS, DESA CISARUA KECAMATAN NANGGUNG, BOGOR

PERENCANAAN DESAIN TANGKI SEPTIK KOMUNAL DI KAMPUNG CIHIRIS, DESA CISARUA KECAMATAN NANGGUNG, BOGOR Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PERENCANAAN DESAIN TANGKI SEPTIK KOMUNAL DI KAMPUNG CIHIRIS, DESA CISARUA KECAMATAN NANGGUNG, BOGOR Femylia Nur Utama 1,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN RAB PADA PERANCANGAN UNIT IPAL DI SENTRAL INDUSTRI BATIK KABUPATEN PEKALONGAN

PERHITUNGAN RAB PADA PERANCANGAN UNIT IPAL DI SENTRAL INDUSTRI BATIK KABUPATEN PEKALONGAN Abstrak PERHITUNGAN RAB PADA PERANCANGAN UNIT IPAL DI SENTRAL INDUSTRI BATIK KABUPATEN PEKALONGAN Triwardaya 1) 1.) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto,

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR VI.I. Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan

Lebih terperinci

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Pada saat ini, sistem pengelolahan limbah di Kota Yogyakarta dibagi menjadi dua sistem, yaitu : sistem pengolahan air limbah setempat dan sistem pengolahan

Lebih terperinci

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /

Lebih terperinci

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,

Lebih terperinci

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

BAB X PENUTUP KESIMPULAN 300 BAB X PENUTUP 10.1. KESIMPULAN Dari hasil Perencanaan Pengembangan PPP Tasik Agung Kabupaten Rembang ini yang meliputi analisis data, perhitungan struktur dermaga serta analisis harga pekerjaan, dapat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK Masykur Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email : masykur@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERENCANAAN

BAB IV DASAR PERENCANAAN BAB IV DASAR PERENCANAAN IV.1. Umum Pada bab ini berisi dasar-dasar perencanaan yang diperlukan dalam merencanakan sistem penyaluran dan proses pengolahan air buangan domestik di Ujung Berung Regency yang

Lebih terperinci

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT SONNY SAPUTRA 3305100076 PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT Latar Belakang Kecamatan Gedangan yang berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur merupakan kecamatan yang padat penduduknya. dengan penduduk lebih dari

Lebih terperinci

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2)

A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2) Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)3 2015 2339-028X ISSN: PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI A. Karim Fatchan 1); Prillia

Lebih terperinci

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman Standar Nasional Indonesia Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman ICS 91.060.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

STUDI TATA LAKSANA DAN ANALISIS BIAYA PEMBANGUNAN KOLAM PENAMPUNGAN PENCAMPUR AIR TAWAR DAN AIR LAUT UNTUK TAMBAK UDANG WINDU

STUDI TATA LAKSANA DAN ANALISIS BIAYA PEMBANGUNAN KOLAM PENAMPUNGAN PENCAMPUR AIR TAWAR DAN AIR LAUT UNTUK TAMBAK UDANG WINDU STUDI TATA LAKSANA DAN ANALISIS BIAYA PEMBANGUNAN KOLAM PENAMPUNGAN PENCAMPUR AIR TAWAR DAN AIR LAUT UNTUK TAMBAK UDANG WINDU Hendra Wijaya NRP : 0121084 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., Msc FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA Afry Rakhmadany dan Mohammad Razif Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya D31 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya Haristia Damayanti dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR 6. BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR RAB memuat analisa harga satuan pekerjaa struktur yang dihitung secara konvesional. Data harga satuan upah dan bahan diambil dari harga satuan pekerjaan Bahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS Oleh: AGUS JUNAEDI 3108 040 022 Dosen Pembimbing Ir. SUNGKONO, CES Ir. IBNU PUDJI

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) SUPITURANG KOTA MALANG

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) SUPITURANG KOTA MALANG EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) SUPITURANG KOTA MALANG Steffie Starina 1, Riyanto Haribowo 2, Tri Budi Prayogo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTIM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTIM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTIM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR Alfi Nurhidayat, Joni Hermana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Email : alfi@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 62 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Jaringan Penyaluran Air Buangan Kota Bandung Pengolahan air limbah secara terpusat lebih umum digunakan di Indonesia, namun terdapat sistem saluran air buangan

Lebih terperinci

DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH

DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH Meylis Safriani

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK OLEH : WHISNU DWI WIRANATA 3110100125 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA. Ir.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PLAT LANTAI PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG ISLAMIC CENTER KOTA METRO

PERENCANAAN PLAT LANTAI PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG ISLAMIC CENTER KOTA METRO PERENCANAAN PLAT LANTAI PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG ISLAMIC CENTER KOTA METRO Dadang Iskandar 1) Dona Kurniawan 2) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl.Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya

Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya D13 Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya Gaby Dian dan Welly Herumurti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR Alfi Nurhidayat dan Joni Hermana Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya F144 Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya Hutomo Dwi Prabowo dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

Pengelolaan Air Limbah Domestik

Pengelolaan Air Limbah Domestik Pengelolaan Air Limbah Domestik Rekayasa Lingkungan Universitas Indo Global Mandiri NORMA PUSPITA, ST.MT. Dasar Hukum UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PP no 82

Lebih terperinci

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS TUGAS AKHIR PS-180 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) EKO PRASETYO DARIYO NRP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai kota besar di dunia, diantaranya adalah akibat bertambahnya permintaan dan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan di dunia bangunan konstruksi semakin lama semakin berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia bangunan konstruksi

Lebih terperinci

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG KONTEN Pendahuluan Skema Pengolahan Limbah Ideal Diagram Pengolahan Limbah IPAL Bojongsoang Pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang: Pengolahan Fisik

Lebih terperinci

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia, 2016 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya Haristia Damayanti a, Ipung

Lebih terperinci

Zuhaelsi Zubir, ST.MT

Zuhaelsi Zubir, ST.MT Zuhaelsi Zubir, ST.MT Jakarta, 27 September 2016 KOTA MAKASSAR IPAL Losari IPLT Kota Makassar terletak antara 119º24'17'38 Bujur Timur dan 5º8'6'19 Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter 1 Ruang lingkup Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaan dan cara pemasangan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO NEIKLEN RIFEN KASONGKAHE 3311202811 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. JONI HERMANA, MscES., PhD Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN Pelaksanaan suatu pembangunan tidak terlepas dari anggaran biaya yang diperlukan. Untuk suatu proyek, diperlukan jadwal yang efektif dan efisien sehingga

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

ADDENDUM I. Nomor : 02/Pokja-KK.2/DPKP/2017 Tanggal : 12 Mei atas STANDAR DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

ADDENDUM I. Nomor : 02/Pokja-KK.2/DPKP/2017 Tanggal : 12 Mei atas STANDAR DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI ADDENDUM I Nomor : 02/PokjaKK.2/DPKP/2017 Tanggal : 12 Mei 2017 atas STANDAR DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA BANJARMASIN KEGIATAN

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disusun oleh : Irawan Agustiar, ST DAFTAR ISI DATA PEMBEBANAN METODE PERHITUNGAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS A. ANALISA STRUKTUR 1. Input : Bangunan 3 lantai 2 Output : Model Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air limbah yang berasal dari daerah permukiman perkotaan merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 6 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi manusia. Telah ratusan bahkan jutaan tahun lamanya manusia sudah mulai memanfaatkan air dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PELAT BETON SISTEM BONDEK DENGAN PELAT BETON SISTEM BERONGGA PRATEGANG PRACETAK DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA

ANALISIS PERBANDINGAN PELAT BETON SISTEM BONDEK DENGAN PELAT BETON SISTEM BERONGGA PRATEGANG PRACETAK DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA ANALISIS PERBANDINGAN PELAT BETON SISTEM BONDEK DENGAN PELAT BETON SISTEM BERONGGA PRATEGANG PRACETAK DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA Michel A.F. Moningka NRP : 9621061 NIRM : 41077011960340 Pembimbing : Sonny

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA MOH. FAJAR MAHDI 3107100084 DOSEN PEMBIMBING BAMBANG PISCESA, ST., MT. Ir. IMAN WIMBADI,

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON OLEH: RAKA STEVEN CHRISTIAN JUNIOR 3107100015 DOSEN PEMBIMBING: Ir. ISDARMANU, M.Sc

Lebih terperinci

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) SESUAI SNI 03-2847- 2002 DAN SNI 03-1726- 201X

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL Mahasiswa : ADE ROSE RAHMAWATI 3111 105 001 Dosen Pembimbing : BAMBANG PISCESA, ST. MT.

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA Dosen Pengampu: Ir. Musthofa Lutfi, MP. Oleh: FRANCISKA TRISNAWATI 105100200111001 NUR AULYA FAUZIA 105100200111018

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3 Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM COPY SNI 03-2399 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM 1 Ruang Iingkup Tata cara ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan yang berlaku untuk sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menguraikan zat organik yang dikandungnya dan menghasilkan gas yang

BAB I PENDAHULUAN. akan menguraikan zat organik yang dikandungnya dan menghasilkan gas yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah Tinja merupakan air limbah yang dalam proses pembusukannya akan menguraikan zat organik yang dikandungnya dan menghasilkan gas yang berbau yang menimbulkan

Lebih terperinci

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM MOH. YUSUF HASBI AVISSENA NRP. 3110100128 DOSEN PEMBIMBING: Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D Prof. Dr. Ir. I Gusti

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN

Lebih terperinci

septic tank Septic tank

septic tank Septic tank septic tank Septic tank Pengertian Septic Tank Septic Tank atau sering disebut sebagai tangki septik adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI A. KRITERIA DESIGN 1. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran konstruksi Gedung bangunan ruko yang terdiri dari 2 lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL

TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL BAB 9 BOQ DAN RAB BOQ ( Bill of Quantity) adalah perincian jumlah dari seluruh peralatan dan perkerjaan yang dibutuhkan di dalam perencanaan, sedangkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) adalah biaya yang diperlukan

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Mahasiswa: Monica Dewi Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono, Dipl.SE., MSc., PhD. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN (JTL)

Seminar Tugas Akhir. Mahasiswa: Monica Dewi Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono, Dipl.SE., MSc., PhD. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN (JTL) PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS KELURAHAN PUTAT, KECAMATAN TANGGULANGIN-SIDOARJO) Mahasiswa: Monica Dewi 3310 100 053 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy

Lebih terperinci

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : ELVAN GIRIWANA 3107100026 1 Dosen Pembimbing : TAVIO, ST. MT. Ph.D Ir. IMAN WIMBADI, MS 2 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR PENUNJANG MEDIS RSUD BOJONEGORO DENGAN SISTEM FLAT-SLAB

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR PENUNJANG MEDIS RSUD BOJONEGORO DENGAN SISTEM FLAT-SLAB PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR PENUNJANG MEDIS RSUD BOJONEGORO DENGAN SISTEM FLAT-SLAB DAN SHEARWALL PADA ZONA GEMPA MENENGAH SEBAGAI PENGGANTI SISTEM KONVENSIONAL MUHAMMAD HADID 3109.106.002 DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI SUMUR GALI Cetakan 1-2014 Modul disusun oleh : Ir. Sri Darwati,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI. Naskah Publikasi

PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI. Naskah Publikasi PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data 1. Data eksisting gedung Asrama Pusdiklat Pajak 2. Peraturan gempa pembebanan SNI 1726-2012 SNI 1726-2012 3. Peraturan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

Bab IV KEADAAN LINGKUNGAN DAERAH PENELITIAN

Bab IV KEADAAN LINGKUNGAN DAERAH PENELITIAN Bab IV KEADAAN LINGKUNGAN DAERAH PENELITIAN 4.1 Pembagian Wilayah Kajian Pembagian wilayah kajian, ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pelestarian fungsi lingkungan hidup antara kota Majalaya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RC

TUGAS AKHIR RC TUGAS AKHIR RC09-1380 MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SRPMM PADA GEDUNG BP2IP MENURUT SNI 03-1726-2010 Hari Ramadhan 310 710 052 DOSEN KONSULTASI : Ir. Iman Wimbadi,

Lebih terperinci