D.4 Evaluasi Hasil Pembelajaran Diklat Menggunakan Disain Pre Test Post Test Nonequivalent Control Group

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "D.4 Evaluasi Hasil Pembelajaran Diklat Menggunakan Disain Pre Test Post Test Nonequivalent Control Group"

Transkripsi

1

2 D.4 Evaluasi Hasil Pembelajaran Diklat Menggunakan Disain Pre Test Post Test Nonequivalent Control Group Rohmatulloh, Sri Winarni Sekretariat Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjajaran, Bandung ABSTRAK Evaluasi kinerja penyelenggaraan diklat pada semua tahap penyelenggaraan perlu dilakukan untuk mengetahui efektifitas program diklat yang telah dilakukan oleh institusi penyelenggara jasa diklat. Evaluasi pada tahap hasil pembelajaran peserta saat sebelum dan setelah mengikuti diklat untuk mengetahui tingkat capaian kompetensinya. Tujuan kajian ini adalah mendemonstrasikan metode quasi experimental dengan disain pre test post test non equivalent control group untuk mengetahui tingkat capaian kompetensi peserta diklat yang mendapatkan intervensi mengikuti diklat berbasis kompetensi (kelompok eksperimen). Hasil kelompok eksperimen ini selanjutnya disandingkan dengan kelompok pembanding yang hanya diberikan intervensi diklat yang belum berbasis kompetensi. Penggunaan disain ini lebih fleksibel dan mudah diterapkan dalam evaluasi hasil pembelajaran peserta program diklat. Analisis menggunakan uji beda dua nilai tengah data bebas dan data berpasangan. Berdasarkan contoh kasus yang diterapkan pada makalah ini diperoleh gambaran bahwa hasil pembelajaran peserta diklat yang mengikuti diklat berbasis kompetensi lebih baik dibandingkan dengan hasil pembelajaran peserta diklat yang mengikuti diklat belum berbasis kompetensi. Kata kunci: Model kirkpatrik, Evaluasi hasil pembelajaran, Diklat, Pre test post test, Nonequivalent control group.. PENDAHULUAN Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu pilar penting dalam rangka mendukung keberhasilan organisasi mencapai sasaran strategisnya di masa akan datang. Pengembangan SDM dalam rangka untuk memperkecil kesenjangan kompetesi yang dimiliki individu saat ini dengan standar kompetensi yang seharusnya dipenuhi individu tersebut dalam bekerja. Dengan SDM yang berkompeten diharapkan dapat mendorong kinerja organisasi menjadi lebih baik dan pada akhirnya akan membawa dampak terhadap kesejahteraan dirinya sendiri dan masyarakat. Pengembangan kompetensi SDM dapat dilakukan melalui berbagai program seperti diklat, sertifikasi keahlian, coaching, on the job training, dan lain-lain. Ketiga program dan kegiatan pengembangan SDM tersebut dilakukan unit pengembangan SDM internal organisasi ataupun menggunakan 0

3 lembaga penyedia jasa pengembangan SDM eksternal milik pemerintah dan swasta, serta perguruan tinggi. Salah satu program pengembangan SDM melalui program diklat banyak ditawarkan oleh berbagai lembaga diklat. Namun dalam prakteknya, penyelenggaraan program diklat tersebut pada umumnya masih mengukur keberhasilan hanya dari sisi kinerja output penyelenggaraan diklat, yaitu banyaknya jumlah peserta yang mengikuti diklat setiap tahunnya. Fokus pada pengukuran keberhasilan ini biasanya memiliki kelemahan, yaitu hanya memberi gambaran kuantitas saja dan hanya sedikit memperhatikan segi kualitas. Belakangan ini mulai timbul kesadaran dari para pengelola diklat dan pengguna jasa diklat bahwa ukuran keberhasilan kualitas penyelenggaraan diklat akan lebih bermakna jika dilihat juga kinerjanya dari sisi hasil dan manfaat (outcome) penyelenggaraan diklat. Fokus evaluasi kinerja dari sisi ini lebih memberikan masukan yang bermanfaat bagi pengelola diklat untuk menilai sejauhmana program diklat tersebut efektif dan menjawab kebutuhan pengembangan SDM di sektornya masing-masing. Selanjutnya pengelola diklat dapat membuat keputusan yang tepat terkait dengan keberlanjutan program dan kegiatan diklat tersebut ke depannya, apakah dihentikan atau dilanjutkan dengan berbagai perbaikan perangkat diklat sesuai standar mutu untuk mencapai outcome yang diharapkan. Sedangkan bagi pengguna jasa diklat dapat mengetahui sejauhmana dana yang telah diinvestasikan untuk pengembangan pegawai apakah berdampak terhadap peningkatan kinerja organisasi. Evaluasi outcome penyelenggaraan diklat merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara menyeluruh dan saling terkait (sistemik). Evaluasi dimulai dari kinerja penyelenggaraan diklat (evaluasi kepuasan dan pembelajaran) sampai dengan pasca penyelenggaraan diklat untuk melihat perubahan perilaku alumni diklat di unit kerjanya dan dampaknya terhadap peningkatan kinerja organisasi. Evaluasi menyeluruh ini direpresentasikan ke dalam sebuah model yang populer di kalangan pengelola diklat, yaitu model Kirkpatrik. Model Kirkpatrik adalah model evaluasi outcome terdiri dari evaluasi empat tahap, yaitu reaksi, pembelajaran, perubahan perilaku, dan hasil atau dampak (Kirkpatrick, 998; Bates, 004). Empat tahap evaluasi diklat pada umumnya telah dilakukan oleh lembaga diklat secara beragam. Namun pada umumnya terdapat kesamaan pola jumlah 0

4 evaluasi dimana semakin tinggi tahap evaluasi maka persentase program yang dievaluasi semakin sedikit dari jumlah program yang diselenggarakan. Hal ini dikarenakan bahwa evaluasi pada tahap yang paling tinggi semakin sulit dilakukan dan banyak menghabiskan waktu. Namun jika semua tahap telah dilakukan maka akan banyak sekali informasi bermakna yang diperoleh untuk mendapatkan gambaran seberapa besar program diklat yang diselenggarakan efektif untuk peserta diklat dan unit kerjanya (Kirkpatrik, 998). Tujuan makalah ini adalah membahas evaluasi kinerja penyelenggaraan diklat pada tahap dua, yaitu evaluasi hasil pembelajaran peserta diklat untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan keterampilan peserta sebelum dan setelah mengikuti diklat berbasis kompetensi. Evaluasi pada tahap dua menjadi penting karena terkait dengan keberhasilan pencapaian tujuan program diklat yang telah ditetapkan dalam kurikulum diklat. Evaluasi ini menjadi penting seperti disarankan Berger & Berger (008) yang menyebutkan bahwa lembaga diklat setidaknya harus melakukan evaluasi pada tahap ini sebanyak 60% dari jumlah program diklat. Sedangkan American Society of Training and Development dalam sebuah survey menemukan bahwa lembaga diklat yang telah melakukan evaluasi pembelajaran baru sebanyak 44% dari seluruh program diklat. Untuk melengkapi bahasan ini, penulis mendemostrasikan contoh kasus sederhana evaluasi hasil pembelajaran dengan metode eksperimen semu (quasi experimental). Disain yang digunakan adalah nonequivalent control group yang diberikan pre test dan post test sebelum dan sesudah pemberian intervensi. Dua kelompok terdiri dari kelompok peserta yang diberikan intervensi mengikuti diklat berbasis kompetensi (experimental group) dan kelompok peserta yang hanya diberikan intervensi mengikuti diklat belum berbasis kompetensi sebagai kelompok pembanding (control group). Metode quasi experimental digunakan karena penentuan anggota kelompok yang masuk ke dalam kelompok ekeperimen dan kelompok pembanding tidak dipilih secara acak (random assignment). Dengan kata lain, jika ada calon peserta yang mendaftar pada diklat belum berbasis kompetensi atau diklat berbasis kompetensi maka secara alamiah semua calon akan masuk ke dalam kelompok tersebut sesuai dengan kapasitas diklat masing-masing. 03

5 . Model Evaluasi Diklat Kirkpatrik Model evaluasi yang paling banyak dibahas dalam berbagai pustaka untuk evaluasi diklat pada umumnya adalah goal based dan system based. Goal based adalah evaluasi untuk mengetahui sejauhmana program memenuhi tujuan dan sassaran yang telah ditentukan. Sedangkan system based adalah pendekatan evaluasi yang berfokus pada apakah intervensi program efektif dan efisien. Namun seringkali perbedaan kedua model pendekatan tersebut terlihat samar. Model goal based memiliki banyak ragamnya diantaranya model Kirkpatrik (empat tahap), Kirkpatrck plus (lima tahap: Return On Investment), Hamblin (lima tahap), Indiana University taxonomy (enam strata), Nine outcomes model, dan model lainnya. Ragam model yang telah disebutkan selain model Kirkpatrik adalah pengembangan dari model Kirkpatrik itu sendiri (Zinovieff & Rotem, 008). Model Kirkpatrik adalah model sederhana dan populer yang telah dikembangkan sejak tahun 959. Kepopuleran model ini dapat ditelusuri jejaknya dari beberapa faktor, yaitu model dibuat untuk memenuhi kebutuhan pelatihan profesional untuk memahami evaluasi pelatihan secara sistematis, model menekankan pada empat outcome untuk mendapatkan informasi berharga dari program pelatihan yang diselenggarakan, dan model merupakan hasil dari penyederhanaan proses evaluasi pelatihan yang kompleks (Bates, 004). Model Kirkpatrik terdiri dari empat tahap, yaitu reaksi atau kepuasan, pembelajaran, perubahan perilaku, dan hasil atau dampak (Tabel ). Tahap pertama dan tahap kedua dilakukan pada saat penyelenggaraan diklat. Evaluasi pada tahap ketiga dan keempat dilakukan setelah penyelenggaraan diklat (pasca diklat) dan setelah alumni diklat kembali ke unit kerjanya minimal satu tahun. Tahap reaksi sama dengan pengukuran tingkat kepuasan peserta diklat. Tahap pembelajaran untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta diklat terkait dengan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan tujuan program diklat. Tahap perilaku untuk mengevalusi perubahan perilaku alumni diklat akibat peningkatan kompetensi yang diperoleh selama diklat dalam pekerjaannya. Tahap hasil atau dampak untuk mengevaluasi akibat dari perubahan perilaku alumni dilihat dalam meningkatkan kinerja organisasi (Kirkpatrick, 998; Bates, 004). 04

6 Tabel. Empat tahap evaluasi penyelenggaraan diklat (Zinovieff & Rotem, 008) Tahap Fokus pengukuran Pertanyaan Keterangan I. Reaksi Persepsi peserta diklat Apakah peserta diklat merasa puas? II. Pembelajar an Penguatan pengetahuan, Apakah ada peningkatan pengetahuan, ketarampilan, Evaluasi kinerja penyelenggaraan keterampilan, dan dan sikap? sikap III. Perilaku Implementasi di Apakah pengetahuan, tempat kerja keterampilan, dan sikap digunakan dalam pekerjaannya? Evaluasi pasca diklat IV. Hasil atau Pengaruh terhadap Apakah pengaruh diklat Dampak organisasi terhadap kinerja organisasi? Setiap tahapan evaluasi memiliki tingkat kesulitan berbeda-beda. Semakin tinggi tahapannya maka semakin sulit dan menghabiskan banyak waktu untuk pelaksanaan evaluasinya. Jumlah program yang harus dievaluasi setiap tahapan pada umumnya berbeda-beda. Tabel adalah perbandingan persentase program diklat yang disarankan untuk dievaluasi dan hasil survei American Society of Training and Development pada perusahan di Amerika yang telah menerapkan evaluasi program diklat. Berdasarkan data pada Tabel dapat dilihat bahwa pada tahap yang semakin sulit dan banyak menghabiskan waktu evaluasi, maka persentase program yang dievaluasi semakin sedikit dibandingkan tahap di atasnya. Salah satu contoh kesulitan yang seringkali ditemukan lembaga diklat seperti Badan Diklat ESDM adalah kendala teknis terkait sulitnya mencari sumber data alumni diklat pada saat akan dilakukan evaluasi pasca diklat (tahap ketiga dan keempat) karena telah dirotasi ke unit kerja yang tidak sesuai dengan fungsinya lagi. Namun jika seluruh tahapan sudah dilakukan evaluasi, maka akan banyak sekali informasi bernilai yang diperoleh untuk mendukung pengambilan keputusan pengelola diklat dalam menentukan keberlanjutan program diklat ke depannya (Kirkpatrick, 998). 05

7 Tabel. Persentase program yang dievaluasi pada setiap tahap Program yang dievaluasi Tahap Berger & Berger, 008 Survei American Society of Training and Development (Zinovieff & Rotem, 008) Badiklat ESDM* I. Reaksi 00% 75% 00% II. Pembelajaran 60% 44% 50%** III. Perilaku IV. Hasil atau Dampak 30-40% 0-0% % % 3-5% (minimal diklat strategis per bidang diklat ESDM) * wawancara dengan pengelola evaluasi diklat ** perkiraan 3. Disain Pre Test Post Test Nonequivalent Control Group Disain pre test post test nonequivalent control group banyak digunakan untuk evaluasi efektifitas pelaksanaan program pembangunan. Engel & Schutt (04) memberikan sebuah contoh evaluasi program pembangunan di bidang sosial untuk mengetahui keberhasilan keefektifan pencegahan para mantan narapidana menjadi residivis. Satu kelompok mantan narapidana diberikan intervensi program selama enam bulan dalam bentuk dukungan moneter seperti tiket transportasi, barang keperluan sehari-hari, rumah, pencegahan dari obat-obatan, dan pelatihan kerja. Satu kelompok lainnya menolak untuk diberikan intervensi. Contoh lainnya adalah evaluasi program sosial efektifitas pencegahan bahaya minuman alkohol. Sekelompok anak muda yang tinggal di dua daerah di bandingkan dengan salah satu kelompok diberikan intervensi program budaya selama tiga belas minggu selesai pulang sekolah dan enam sesi setelah enam bulan kemudian. Sedangkan di bidang diklat, disain ini cukup populer digunakan. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Nur aini, Chamisijatin, & Nurwidodo (05) untuk 06

8 mengukur tingkat pemahaman siswa madrasah aliyah negeri pada pelajaran biologi. Kelompok peserta dibagi menjadi dua, yaitu kelompok siswa yang diberikan intervensi menggunakan metode pembelajaran multimedia interaktif dan satu kelompok yang diberikan pelajaran menggunakan metode konvensional. Nurroeni (03) dalam penelitiannya menggunakan disain nonequivalent control group untuk mengukur keefektifan pembelajaran ilmu pengetahuan alam pada siswa sekolah dasar. Kelompok eksperimen diberikan intervensi model pembelajaran mind maping, sementara kelompok pembanding hanya diberikan model pembelajaran konvensional. Pengukuran hasil belajar merupakan tahap penting untuk mengetahui capaian tujuan diklat kepada peserta dalam menyerap hasil pembelajaran pada program diklat yang dilaksanakan. Pada tahap ini fokus evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta diklat. Informasi yang digunakan adalah informasi hasil tes peserta diklat pada kondisi awal (pre test) di mana peserta belum diberikan intervensi dibandingkan dengan hasil tes setelah peserta selesai diberikan intervensi (post test). Namun yang perlu diperhatikan bahwa penggunaan metode pre test dan post test hanya untuk mengukur perubahan pengetahuan yang telah diserap peserta selama mengikuti diklat. Penggunaan metode pre test dan post test juga tidak dapat digunakan untuk diklat yang bersifat andragogis, di mana peserta terlibat penuh dalam perumusan tujuan pelatihan pada awal suatu pelatihan. Dalam hal ini peserta pelatihan diminta untuk menyampaikan harapan-harapannya sebelum pelatihan dimulai (Nasrul, 009). Pre test juga tidak perlu digunakan untuk anggota dua kelompok jika pelaksana evaluasi yakin bahwa kompetensi yang dimiliki kedua kelompok tersebut sama (Campbell & Stanley,963 dalam Schumann, Anderson, Scott, & Lawton, 00). Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, evaluasi pada tahap ini disarankan agar menggunakan kelompok pembanding (control group) apabila memungkinkan. Penggunaan kelompok pembanding juga disarankan untuk evaluasi pasca diklat pada tahap ketiga dan tahap keempat (Kirkpatrick, 998). Model disain pre test dan post test menggunakan dua kelompok tidak setara disajikan seperti pada Tabel 3. Pemilihan anggota kedua kelompok tidak menggunakan cara penugasan acak (random assignment) sehingga pendekatan ini masuk ke dalam kelompok eksperimen semu (quasi experimental). Adapun anggota kedua kelompok 07

9 yang dipilih dengan penugasan secara acak (random assignment) maka disain eksperimen yang digunakan masuk ke dalam kelompok eksperimen sesungguhnya (true experimental). Tentu saja kelebihan true experimental dalam meminimalisir gangguan validitas internal lebih baik dibandingkan dengan quasi experimental. Tetapi kelebihan quasi experimental dari segi fleksibilitas lebih longgar, segi biaya lebih murah, dan segi waktu lebih singkat dibandingkan dengan true experimental. Sehingga metode ini lebih berguna bagi peneliti dan pelaksana evaluasi (Engel & Schutt, 04). Tabel 3. Disain pre test post test non equivalent control group Kelompok (Nonrandom assignment) Eksperimen (Peserta diklat berbasis kompetensi) Pembanding (Peserta diklat belum berbasis kompetensi) Pre test Intervensi (Diklat) Post test O X O3 O X O4 Keterangan: O = Tingkat pengetahuan dan keterampilan kelompok eksperimen sebelum diklat O = Tingkat pengetahuan dan keterampilan kelompok pembanding sebelum diklat X = Kelompok yang diberikan intervensi mengikuti diklat berbasis kompetensi X = Kelompok yang diberikan intervensi mengikuti diklat belum berbasis kompetensi O3 = Perubahan pengetahuan dan keterampilan kelompok eksperimen setelah diberikan intervensi diklat berbasis kompetensi O4 = Perubahan pengetahuan dan keterampilan kelompok pembanding yang hanya diberikan intervensi diklat tidak berbasis kompetensi 08

10 4. Uji Beda Dua Nilai Tengah Tahapan analisis statistik untuk menguji perbedaan menggunakan uji beda dua nilai tengah. Uji beda dua nilai tengah digunakan untuk menguji perbedaan dua nilai tengah populasi. Pengujian dua nilai tengah dibedakan menurut jenis datanya. Terdapat pengujian untuk data bebas dan data berpasangan. Jika elemen dari populasi satu saling bebas dengan elemen populasi dua, artinya elemen kedua populasi merupakan obyek yang berbeda, maka data tersebut merupakan data bebas. Pengujian dua nilai tengah data berpasangan digunakan jika elemen pada populasi satu merupakan elemen yang sama dengan elemen pada populasi dua (Montgomery, 009). Pada Tabel 3 untuk menguji perbedaan hasil tes pada diklat berbasis kompetensi dan tidak berbasis kompetensi digunakan uji data bebas (O vs O dan O3 vs O4) karena peserta diklat berbasis kompetensi adalah orang yang berbeda dengan peserta diklat yang belum berbasis kompetensi. Sedangkan untuk menguji perbedaan pre test dan post test digunakan pengujian data berpasangan (O vs O3 dan O vs O4). Peserta diklat berbasis kompetensi diberikan pre test dan post test, sehingga nilai pre test dan post test didapatkan dari peserta yang sama. Begitu juga pada peserta diklat yang belum berbasis kompetensi.. Pengujian hasil tes pada diklat berbasis kompetensi dengan diklat tidak berbasis kompetensi Untuk mengetahui apakah diklat berbasis kompetensi memberikan pengaruh yang lebih baik daripada diklat yang tidak berbasis kompetensi dilakukan pengujian data bebas. Pengujian dua nilai tengah data bebas terbagi menjadi dua kasus, yaitu kasus ragam populasi diketahui dan kasus ragam populasi tidak diketahui. Informasi mengenai ragam populasi seringkali sulit didapatkan sehingga pada kajian ini digunakan pengujian dua nilai tengah dengan asumsi ragam populasi tidak diketahui. Pada kasus ragam populasi tidak diketahui terdapat dua kasus yang mungkin terjadi, yaitu kasus asumsi kedua ragam sama dan kasus asumsi kedua ragam berbeda. Penentuan kedua asumsi tersebut dilakukan dengan uji kesamaan ragam. Tahapan pengujian kesamaan ragam diberikan sebagai berikut : a. Hipotesis H 0 : Asumsi kedua ragam populasi sama ( H : Asumsi kedua ragam populasi berbeda ( 09

11 b. Taraf nyata α = 5% c. Statistik uji d. Kriteria uji s F hit s Tolak H 0 jika Informasi yang didapatkan pada pengujian kesamaan ragam adalah apakah ragam kedua populasi sama atau tidak. Informasi ini akan menentukan pengujian dua nilai tengah yang digunakan. Pengujian dua nilai tengah dengan asumsi ragam sama dan asumsi ragam berbeda disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Pengujian dua nilai tengah dengan asumsi ragam sama dan asumsi ragam berbeda Bentuk hipotesis Asumsi ragam sama Asumsi ragam berbeda H 0 : = H : Tolak H 0 jika t hitung > t db=(n+n-). / Tolak H 0 jika t hitung > t db=db efektif. / H 0 : H : > H o : H : < Tolak H 0 jika t hitung > t db=(n+n-). Tolak H 0 jika t hitung < -t db=(n+n-). Tolak H 0 jika t hitung > t db=db efektif. Tolak H 0 jika t hitung < -t db=db efektif. Statistik uji s gab t hitung s gab x x n n ( n ) s ( n ) s n n db eff s s n n s s n n n n t hitung x x s s n n Pengujian data bebas dilakukan pada O3 vs O4 dengan bentuk hipotesis satu arah. Pengujian ini memberikan informasi apakah diklat berbasis kompetensi memberikan hasil pembelajaran yang lebih tinggi daripada diklat yang belum berbasis kompetensi. 0

12 . Pengujian pre test dan post test pada diklat berbasis kompetensi dan diklat tidak berbasis kompetensi Pengujian pre test dan post test ditujukan untuk mengetahui perbedaan pemahaman sebelum diberikan diklat dan sesudah diberikan diklat. Prosedur pengujian dua nilai tengah data berpasangan diberikan sebagai berikut (Montgomery, 009): a. Hipotesis H 0 : H : (hasil pembelajaran pre test dan post test tidak berbeda) (hasil pembelajaran pre test dan post test berbeda) b. Taraf nyata α = 5% c. Statistik uji dimana d t s d / n ; d. Wilayah kritik Tolak H 0 jika atau p-value < α Pada pengujian pre test dan post test peserta diklat berbasis kompetensi (O vs O3) memberikan informasi apakah hasil pembelajaran peserta meningkat setelah diberikan materi pada diklat yang telah berbasis kompetensi. Begitu juga pada pengujian pre test dan post test peserta diklat yang belum berbasis kompetensi (O vs O4), informasi yang dihasilkan adalah apakah hasil pembelajaran peserta meningkat setelah mengikuti diklat yang belum berbasis kompetensi.

13 5. Contoh Kasus Berikut ini contoh kasus sederhana menggunakan data hasil evaluasi hasil pembelajaran yang diasumsikan pada tahap pre test dan post test. Misalnya Badan Diklat ESDM pada tahun telah melakukan penajaman salah satu indikator kinerja utamanya (IKU) menjadi persentase diklat berbasis kompetensi yang dilaksanakan dalam setahun dari IKU sebelumnya (00-04), yaitu persentase diklat yang diselenggarakan. Selanjutnya hasil pembelajaran pada salah satu judul program diklat yang belum berbasis kompetensi pada tahun 04 akan dibandingkan kinerjanya dengan pelaksanaan diklat berbasis kompetensi pada tahun 05. Data hasil pre test dan post test berdasarkan hasil pembelajaran peserta diklat berbasis kompetensi dan diklat yang belum berbasis kompetensi disajikan pada Tabel 5. Jumlah kelompok ekeperimen dan kelompok pembanding masingmasing sebanyak 0 orang sesuai dengan kapasitas program diklat yang dilaksanakan untuk setiap satu angkatan. No. Tabel 5. Nilai pre test dan post test evaluasi hasil pembelajaran Kelompok eksperimen (Diklat berbasis kompetensi) Kelompok pembanding (Diklat belum berbasis kompetensi) Pre test Post test Pre test Post test

14 No. Kelompok eksperimen (Diklat berbasis kompetensi) Kelompok pembanding (Diklat belum berbasis kompetensi) Pre test Post test Pre test Post test Analisis awal dilakukan secara visual dengan menggunakan plot nilai ratarata yang disajikan pada Gambar. Berdasarkan plot data tersebut terlihat bahwa pada hasil post test kelompok eksperimen meningkat tajam dari hasil pre testnya. Sedangkan pada kelompok pembanding terlihat tidak ada peningkatan yang berarti dari hasil pre test ke hasil post test. Informasi lain yang didapat dari plot data ini adalah bahwa hasil post test kelompok eksperimen terlihat lebih tinggi dari hasil post test kelompok pembanding. Gambar. Perubahan nilai rata-rata pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok pembanding Analisis secara visual seperti yang disajikan pada Gambar tidak dapat dilakukan penarikan kesimpulan. Analisis tersebut hanya sebatas penggambaran data secara deskriptif. Analisis secara formal dilakukan dengan pengujian hipotesis. Hasil pengujian pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok pembanding disajikan seperti pada Tabel 6. 3

15 Tabel 6. Hasil pengujian pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok pembanding Kelompok t p-value Eksperimen Pembanding Pada pengujian hasil pre test dan post test kelompok eksperimen yang mengikuti program diklat berbasis kompetensi didapatkan nilai t-hitung sebesar dengan p-value Karena p-value kurang dari α = 5% maka diputuskan tolak H 0 dan disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil pretest dengan postest. Hasil post test pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari hasil pre test, dengan rata-rata pre test 6.50 dan rata-rata post test 80.5 seperti disajikan pada Gambar di atas. Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh gambaran tentang kinerja penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi berpengaruh terhadap hasil belajar peserta diklatnya. Peserta diklat berbasis kompetensi mengalami peningkatan kompetensi setelah mengikuti diklat dari kondisi awal sebelum mengikuti diklat. Dengan demikian penyelenggara diklat telah berhasil meningkatkan kinerja penyelenggaraan diklat sesuai dengan target. Sedangkan pengujian pada kelompok pembanding untuk hasil penilaian pre test dan pos test didapatkan nilai t-hitung dengan p-value 0.3. Karena p- value lebih besar dari α = 5% maka diputuskan terima H 0 yang berarti bahwa pada kelompok pembanding tidak ada perbedaan hasil pembelajaran setelah mengikuti diklat yang belum berbasis kompetensi. Hasil ini sekaligus memberikan informasi bahwa diklat berbasis kompetensi lebih baik dibandingkan dengan diklat yang belum berbasis kompetensi terkait dengan capaian kinerja hasil belajar pesertanya. Hal ini juga didukung dengan pengujian hasil pembelajaran diklat berbasis kompetensi dengan diklat yang belum berbasis kompetensi. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai post test pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding. Pada contoh kasus ini kelompok eksperimen dan kelompok pembanding merupakan dua kelompok yang saling bebas, artinya peserta diklat pada kelompok eksperimen bukanlah orang sama dengan peserta diklat kelompok pembanding. Dengan demikian pengujian dilakukan dengan pengujian data bebas. Hasil pengujian disajikan seperti pada Tabel 7. 4

16 Tabel 7. Pengujian hasil pembelajaran kelompok eksperimen dan kelompok pembanding Asumsi ragam Uji kehomogenan ragam Uji dua nilai tengah F-hitung p-value t-hitung db p-value Asumsi ragam sama Asumsi ragam tidak sama Pengujian hasil pembelajaran kelompok eksperimen dan kelompok pembanding dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan post test antara kedua kelompok tersebut. Hasil pengujian kehomogenan ragam didapatkan nilai F- hitung dengan p-value 0.88 (lebih besar dari α = 5%) sehingga diputuskan asumsi ragam sama. Dengan demikian pengujian dua nilai tengah data bebas dilakukan dengan asumsi ragam sama. Hasil pengujian didapatkan nilai t-hitung 7.5 dengan p-value menunjukkan bahwa ada perbedaan antara hasil pembelajaran post test kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding. Nilai rata-rata post test kelompok eksperimen sebesar 80.5 dan kelompok pembanding sebesar Hasil ini semakin memperkuat kesimpulan sementara yang telah diperoleh berdasarkan data pada Gambar di atas, bahwa kinerja penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi lebih baik dibandingkan kinerja diklat yang belum berbasis kompetensi dilihat dari indikator capaian hasil belajar peserta diklatnya setelah selesai mengikuti diklat. Hal ini cukup berasalan karena penerapan diklat berbasis kompetensi memerlukan persyaratan yang lebih banyak dibandingkan dengan pelaksanaan diklat yang belum berbasis kompetensi. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 04 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi menyebutkan bahwa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerapkan diklat berbasis kompetensi dibagi menjadi tiga, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dari ketiga tahapan tersebut, komponen yang paling penting adalah identifikasi kebutuhan pelatihan, menyiapkan fasilitas pelatihan seperti peralatan, bahan pelatihan, tempat pelatihan, modul (buku informasi, buku kerja dan buku penilaian), referensi (teks book, manual book, prosedur operasional standar (POS), dan referensi lainnya, penilaian/asesmen di lembaga pelatihan, dan monitoring evaluasi. 5

17 6. Penutup Program diklat berbasis kompetensi memerlukan seperangkat diklat yang lengkap dibandingkan diklat yang belum berbasis kompetensi. Hasil dari penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi diharapkan juga dapat lebih baik dalam peningkatan kompetensi peserta lulusan diklatnya. Kinerja penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi dengan diklat yang belum berbasis kompetensi dapat diukur menggunakan disain evaluasi pre test post test nonequivalent control group. Disain ini lebih fleksibel dan mudah digunakan karena calon peserta yang mendaftar pada program diklat pada umumnya tidak dapat ditentukan secara acak oleh panitia penyelenggara diklat untuk masuk ke dalam kelompok tersebut (kelompok eksperimen dan kelompok pembanding). Semua calon peserta yang mendaftar secara alamiah akan masuk menjadi peserta salah satu diklat yang belum berbasis kompetensi dan diklat berbasis kompetensi selama kapasitas program diklat per angkatannya masih tersedia. 7. DAFTAR PUSTAKA Bates, R. (004). A Critical Analysis of Evaluation Practice: The Kirkpatrick Model and Principle of Beneficence. Evaluation and Program Planning, 7, Berger, L., & Berger, D. (008). The Handbook of Best Practice on Talent Management. Jakarta: Penerbit PPM. Engel, R., & Schutt, R. (04). Fundamentals of Social Work Research (nd ed.). SAGE Publications. Kirkpatrick, D. (998). Evaluating Training Programs (nd ed.). San Fransisco: Berrett-Koehler Publishers. Montgomery, D.C. (009). Design and Analysis of Experiments. Ed ke-7. New York: John Wiley & Sons, inc. Nasrul, M. (009). Evaluasi Program Pelatihan. Medik (), Nur aini, F., Chamisijatin, L., & Nurwidodo. (05). Pengembangan Media Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa MAN Batu Materi Kingdom Animalia. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, (),

18 Nurroeni, C. (03). Keefektifan Penggunaan Model Mind Mapping Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA. Journal of Elementary Education, (), Schumann, P., Anderson, P., Scott, T., & Lawton, L. (00). A Framework For Evaluating Simulations As Educational Tools. Development in Business and Experiential Learning, 8, 5-0. Zinovieff, M., & Rotem, A. (008). Review and Analysis of Training Impact Evaluation Methods, and Proposed Measures to Support a United Nations System Fellowships Evaluation Framework. Geneva: WHO Department of Human Resources for Health. 7

19 Wavelet adalah fungsi gelombang kecil yang dapat membangun suatu basis ortonormal pada ruang L dimana fungsi L merupakan ruang vektor atau himpunan semua fungsi terukur f yangdidefinisikan dalam interval riil dengan f t dx. Setiap fungsi wavelet ( ) mempunyai pasangan fungsi skala ( ) yang khas. Dalam membangun basis pada L, wavelet membentuk keluarga wavelet berupa bentuk translasi dan dilatasi. Parameter translasi adalah parameter yang menunjukkan lokasi fungsi wavelet ketika proses pergeseran (shifting) dilakukan sepanjang sinyal, dengan kata lain parameter translasi ini menunjukkan informasi waktu (atau jarak) dalam transformasi wavelet. Parameter dilatasi didefinisikan sebagai /frekuensi sehingga parameter ini memberikan informasi frekuensi. Persamaan fungsi skala dapat dituliskan : j/ j jk, t t k (3) Persamaan funsi wavelet dapat dituliskan : j/ j jk, t t k (4) Wavelet dan fungsi skala berrsama-sama dapat membangun ruang multiresolusi, sehingga setiap fungsi f L dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari wavelet dan fungsi skala yang dapat disajikan sebagai berikut f t V t W t dimana jkz,, j, k j, k j, k j, k k j k (5) V j,k merupakan koefisien skala dan W j,k merupakan koefisien wavelet. Koefisien skala dan koefisien wavelet dapat dihitung dengan persamaan berikut: j, k j, k V f t t dt (6) 47

20 j, k j, k W f t t dt (7) Analisis Multiresolusi (AMR) adalah keluargasubruang tertutup Vj, j dari L mempunyai sifat: 0 V V V L.. V 0 j j 3. V L j j 0 f t V f t V untuk semua j Z 4. 0 j j f t V f t k V untuk semua k Z t k 0 0 k merupakan basis ortonormal untuk V Z 0 dimana V0 disebut fungsi skala. yang 3.3 Filter Wavelet Dari suatu wavelet terdapat sebanyak berhingga genap nilai-nilai dengan sifat istimewa. Himpunan nilai-nilai dimaksud disebut filter wavelet. Filter dalam transformasi wavelet dapat digunakan untuk mengubah sinyal menjadi dua bagian yaitu koefisien wavelet (bagian detail) dan koefisien skala (bagian smooth). Jika suatu sinyal X (data time series) dikenakan filter waveleth bagian detail dan jika dikenakan filter skalag n n akan menghasilkan akan menghasilkan bagian smooth.vektor X berdimensi N diartikan sebagai elemen analisis runtun waktu bernilai realx, t 0,,,, N. t Filter wavelet n (Percival dan Walden, 000) yaitu: h dengan lebar L h : l 0,,, L - l memiliki sifat-sifat L hl 0, l0 L l0 h l, dan n 0 L hh l ln l0 0 n 0 n (8) Filter skala n g dengan l g h mempunyai sifat-sifat yaitu: l Ll 48

21 L gl, l0 L gl, l0 L l0 gg l ln n 0, dan 0 n 0 (9) L gh l ln 0 untuk semua n l0 Besaran filter berbeda untuk setiap keluarga wavelet. Filter wavelet untuk keluarga wavelet Haar adalah : h0 dan h (0) sedangkan filter skala untuk keluarga wavelet Haar adalah : g0 dan g () Filter wavelet untuk keluarga wavelet Daubechis 4 adalah : h0 ; h ; h ; h3 ; () sedangkan filter skala untuk keluarga wavelet Daubechis 4 adalah : g ; g ; g ; g (3) 4. Maximal Overlap Disrete Wavelet Transform (MODWT) Pemodelan runtun waktu dengan Maximal Overlap Discrete Wavelet Transform(MODWT) merupakan pengembangan dari pemodelan runtun waktu dengan Discrete Wavelet Transform (DWT). Kelebihan metode MODWT dibandingkan dengan DWT adalah data tidak dibatasi kelipatan J yang merupakan persyaratan untuk melakukan DWT, padahal data runtun waktu (N) tidak selamanya J. Filter wavelet dan filter skala MODWT didefinisikan sebagai h l dan g l yang dibentuk dari filter dasar yaitu: 49

22 h, l hl hl dan g, g g (4) l l l h l g dan l g h l L l (5) l Ll Persamaan MODWT dapat ditulis sebagai berikut : J0 X W W V V j T T j j J0 J0 (6) J0 Dj S j J0 (7) Persamaan detail dan smooth MODWT dapat diidentifikasi yaitu : D A A B W T T T j j j j (8) dan S A A A V T T T j0 j0 j0 j0 (9) dimana B adalah matriks filter wavelet dan j A j adalah matriks filter skala 430

23 h h3 h h h h h3 h h h h h3 Bj h3 h h h h3 h h h h3 h h h 0 (0) dengan Wj B jx dan VJ A JX 5. MODEL PERAMALAN DENGAN MODWT Pada unmumnya peramalan merupakan tujuan dari proses pemodelan. Dalam penelitian ini hasil transformasi wavelet digunakan untuk peramalan nilai tukar rupiah. Dalam penggunaan dekomposisi transformasi wavelet maka proses AR menjadi proses Multiscale Autoregressive (MAR) yang diberikan oleh Renaud dkk (003). Pada proses MAR ini, masing- masingkoefisien wavelet dan koefisien skala mengikuti proses autoregressive, yang dinyatakan sebagai: J Aj Xˆ aˆ W aˆ V j t j, k j j, t k j,k j, t k j k k Aj dimanaj adalah level wavelet j,,, J (), A j adalah orde MAR k,,, Aj, W jt, adalah koefisien wavelet, V jt, adalah koefisien skala. a, adalah koefisien MAR, dan t adalah waktu Untuk mengetahui bagaimana memprediksi nilai data ke t dapat dilihat pada gambar berikut ini ˆ jk 43

24 Gambar 3. Koefisien Wavelet yang Akan Digunakan Untuk Meramalkan Nilai Selanjutnya level 4 Gambar di atas merupakan contoh model MAR yang mewakili model dengan J dengan orde MAR A j. Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa jika akan melakukan peramalan data ke-8, maka variabel input yang digunakan adalah koefisien wavelet level pada 7 t dan t 5, koefisien wavelet level pada t 7 dan t 3, koefisien wavelet level 3 pada t 7 dan t 9, koefisien wavelet level 4 pada t 7 dan t. 6. KESIMPULAN Prosedur pemodelan dengan wavelet yaitu data nilai tukar rupiah dilakukan transformasi MODWT sehingga diperoleh koefisien skala dan wavelet. Kemudian koefisien skala dan wavelet akan digunakan untuk memperoleh nilai Multiscale Autoregressive (MAR) yang akan digunakan untuk meramalkan data nilai tukar rupiah. 43

25 7. DAFTAR PUSTAKA Appleyard, Dennis R. and Field Jr, Alfred J. (998), International Economics, 3rd edition, McGraw-Hill. Daubechies, I, 99. Ten Lectures on Wavelets. Society for industrial Applied Mathematics. Philadelpia: SIAM Kuncoro, Mudrajad dan Hikmah Inayah, 003, Adakah Pengaruh Pernyataan Presiden Gus Dur terhadap Perilaku Kurs Rp/US$, Januari April 00?: Studi Empiris dengan Metode Box Jenkins (ARIMA), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 8 No. 4, Oktober, FE UGM, Yogyakarta Kuncoro, Mudrajad Manajemen Keuangan Internasional: Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE. Percival, B.D. and Waldon, A.T., 000, Wavelet for Time Series Analysis, Cambridge University Press, USA. Renaud, O.,J.L Starck and F. Murtagh. 00. Wavelet-based Forecasting of Short and Long Memory Time Series. Universite de Geneve. Geneve Vidakovic, Brani Statistical Modeling by Wavelets. John Wiley & Sons. Inc. New York. Wei, William W.S Time Series Analysis, nd Edition. Addison Wisley. New York. 433

Evaluasi Hasil Pembelajaran Diklat Menggunakan Disain Pre Test Post Test Nonequivalent Control Group

Evaluasi Hasil Pembelajaran Diklat Menggunakan Disain Pre Test Post Test Nonequivalent Control Group Seminar Nasional Statistika V Departemen Statistika, FMIPA Universitas Padjadjaran Jatinangor, 7 Oktober 05 Evaluasi Hasil Pembelajaran Diklat Menggunakan Disain Pre Test Post Test Nonequivalent Control

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 131-140 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PAJAK KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN MODEL MULTISCALE

Lebih terperinci

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM. Abstrak

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM. Abstrak PEMODELAN TIME SERIES DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM Budi Warsito 1, Subanar 2 dan Abdurakhman 3 1) Jurusan Statistika FSM UNDIP 2,3) Jurusan Matematika FMIPA UGM Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis time series (runtun waktu) banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, teknik, geofisik, pertanian dan kedokteran. Runtun waktu adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam statistika dan pemrosesan sinyal, runtun waktu (time series) adalah rangkaian data berupa pengamatan yang diukur selama kurun waktu tertentu. Analisis

Lebih terperinci

Pada akhirnya, lokasi ekonomi baru bukan di dalam teknologi, microchip, atau jaringan telekomunikasi global, tetapi di dalam pikiran manusia.

Pada akhirnya, lokasi ekonomi baru bukan di dalam teknologi, microchip, atau jaringan telekomunikasi global, tetapi di dalam pikiran manusia. Pada akhirnya, lokasi ekonomi baru bukan di dalam teknologi, microchip, atau jaringan telekomunikasi global, tetapi di dalam pikiran manusia. (Alan Webber) Memeriksa hasil suatu program membantu dalam

Lebih terperinci

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis

Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis Jurnal Telematika, vol. 9 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis Anggoro Prasetyo Utomo #1 Karinka Priskila Tehupeiory #2

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

ANALISIS DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN

ANALISIS DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN ANALISIS DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN METODE WAVELET THRESHOLDING DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM (Studi Kasus : Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar US Tahun 2004-2014) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 17 4 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T HOTELLING KLASIK DENGAN T HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Abstract

ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Abstract Estimasi Parameter (Mika Asrini) ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Mika Asrini 1, Winita Sulandari 2, Santoso Budi Wiyono 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK Reza Mubarak ) dan Suhartono ) ) Program Pasca Sarjana Jurusan Statistika, Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan bagian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2085-1243 Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal 211-216 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SECARA INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen yang digunakan adalah Pre-Experimental Designs. Dikatakan Pre-Experimental

Lebih terperinci

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 01 (2014), pp. 95 104. TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM Yedidia Panca, Tulus, Esther Nababan Abstrak. Transformasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan rancangan penelitian menjadi dua kelompok yaitu, pre experimental design (eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI RISET

BAB III METODOLOGI RISET BAB III METODOLOGI RISET 3.1 Studi Pendahuluan Penelitian ini akan diawali dengan melakukan studi awal melalui kajian teoritis terutama dengan membandingkan penelitian terkait sebelumnya guna mendapatkan

Lebih terperinci

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber kas negara yang digunakan untuk pembangunan. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN BERDASARKAN KONSEP KIRKPATRICK&KIRKPATRICK: STUDI KASUS DI PT. X BANDUNG

EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN BERDASARKAN KONSEP KIRKPATRICK&KIRKPATRICK: STUDI KASUS DI PT. X BANDUNG EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN BERDASARKAN KONSEP KIRKPATRICK&KIRKPATRICK: STUDI KASUS DI PT. X BANDUNG Hotna Marina Sitorus 1, Pamela Tania 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA 30 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIV, Nomor 2, Tahun 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA INFLUENCE OF LEARNING INTERACTIVE

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan Analisis Model Intervensi Fungsi Step Terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) Zuhairini Azzahra A 1, Suyono 2, Ria Arafiyah 3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatitf yang paling penuh,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN Arin Wildani Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura arinwildani@fkip.uim.ac.id ABSTRAK:

Lebih terperinci

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 83-87 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK

Lebih terperinci

PERAMALAN DATA SAHAM DENGAN TRANSFORMASI WAVELET HAAR

PERAMALAN DATA SAHAM DENGAN TRANSFORMASI WAVELET HAAR UJM 4 (2) (2015) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERAMALAN DATA SAHAM DENGAN TRANSFORMASI WAVELET HAAR Leili Ulfiati, Sugiman Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2 Y. Indagiarmi dan Abd Hakim S: Pengaruh Model p-issn-7x e-issn -7 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER II PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIK

Lebih terperinci

ANALISA IMAGE SIDIK JARI DIGITAL MENGGUNAKAN METODE WAVELET PAKET Oleh: Suparti Staf Pengajar Jurusan Matematika, FMIPA, Undip

ANALISA IMAGE SIDIK JARI DIGITAL MENGGUNAKAN METODE WAVELET PAKET Oleh: Suparti Staf Pengajar Jurusan Matematika, FMIPA, Undip ANALISA IMAGE SIDIK JARI DIGITAL MENGGUNAKAN METODE WAVELET PAKET Oleh: Suparti Staf Pengajar Jurusan Matematika, FMIPA, Undip Abstrak Dalam proses pengiriman image seringkali mengalami noise (gangguan)

Lebih terperinci

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK 207 MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Bangkit A. Setyo 1, Mumu Komaro 2, Ariyano 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat, dan untuk meneliti pengaruh dari

Lebih terperinci

Evaluasi Training Dengan Menggunakan Model Kirkpatrick (Studi Kasus Training Foreman Development Program Di PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon)

Evaluasi Training Dengan Menggunakan Model Kirkpatrick (Studi Kasus Training Foreman Development Program Di PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon) Evaluasi Training Dengan Menggunakan Model Kirkpatrick (Studi Kasus Training Foreman Development Program Di PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon) Hendang Setyo Rukmi, Dwi Novirani, Ahmad Sahrul Jurusan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BABV PENUTUP. 2. Model fungsi transfer yang menghubungkan antara harga rninyak bumi dengan harga bijih plastikjenis PE, yaitu:

BABV PENUTUP. 2. Model fungsi transfer yang menghubungkan antara harga rninyak bumi dengan harga bijih plastikjenis PE, yaitu: BABV PENUTUP V.I KesimpuJan Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diarnbil kesirnpulan sebagai berikut: I. Model fungsi transfer yang menghubungkan antara harga rninyak bmni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA

Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh berdasarkan pada pembahasan dalam Bab III dan IV. Kesimpulan ini sebagai jawaban dari permasalahan dan sekaligus hasil yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. langsung melihat database yang digunakan dengan cara menekan tombol open

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. langsung melihat database yang digunakan dengan cara menekan tombol open BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Peramalan 4.1.1 Tampilan Layar Pada saat pertama kali menjalankan program peramalan ini, user akan dihadapkan pada tampilan program seperti Gambar 4.1. Pada kondisi

Lebih terperinci

EVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari

EVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari EVALUASI PELATIHAN Oleh : Sudiharto *) Evaluasi penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan sesuai dengan keyakinan dan model yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-254 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 205, Halaman 957-966 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI NILAI KURS DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN EXPONENTIAL SMOOTHING

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III WAVELET. yang memenuhi

BAB III WAVELET. yang memenuhi BAB III WAVELET 3.1 Analisis Multiresolusi Definisi 3.1.1 Analisis Multiresolusi (Daubechies, 1992) Analisis Multiresolusi terbentuk dari barisan subruang tertutup dari i. dari yang memenuhi ii. jika dan

Lebih terperinci

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU Asep Saefuddin, Anang Kurnia dan Sutriyati Departemen Statistika FMIPA IPB Ringkasan Data deret waktu pada bidang keuangan

Lebih terperinci

Diagram ARL W i & W Ri. Varian

Diagram ARL W i & W Ri. Varian maka nilai RL 1 yang ada ditambah satu sampai ditemui adanya out of control. Menentukan 1 dengan menghitung rata-rata RL 1 dari keseluruhan replikasi. Untuk aplikasi data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Alifia Nurilmi Diansyah ABSTRAK Proses pembelajaran yang

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WAWANCARA TIGA TAHAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN BATAM PADA POKOK BAHASAN BAKTERI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WAWANCARA TIGA TAHAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN BATAM PADA POKOK BAHASAN BAKTERI CAHAYA PENDIDIKAN, 3(): 8-6 Juni 207 ISSN : 460-4747 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WAWANCARA TIGA TAHAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN BATAM PADA POKOK BAHASAN BAKTERI

Lebih terperinci

(D.2) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE. H. Sudartianto 3. Sri Winarni

(D.2) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE. H. Sudartianto 3. Sri Winarni Universitas Padjadjaran, November 00 (D.) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE Andry Ritonga H. Sudartianto Sri Winarni Mahasiswa Program Strata Jurusan Statistika FMIPA

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Rena Surya Rohana Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain Dennis Frisca Ayudya, Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER I Ketut Putra Adnyana 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Komang Gde Sukarsa 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas FMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Time Series atau deret waktu merupakan barisan suatu nilai pengamatan yang diukur dalam rentang waktu tertentu dalam interval waktu yang sama. Analisis data deret waktu

Lebih terperinci

Descey Natalia Simbolon* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan. * ABSTRACT

Descey Natalia Simbolon* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan. *  ABSTRACT PERKEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DALAM PENGAJARAN STOIKIOMETRI THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING MODULE

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI METODE BERBASIS PENYELIDIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X MAN 1 MAKASSAR (1) Hardi Hamzah, (2) Sidin Ali, Muh. (3) Muhammad Tawil 1 Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sifatnya peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Metode kuantitatif terbagi atas dua yaitu analisis deret berkala

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 634-639 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ARIMA DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM. Abstrak

PERBANDINGAN ARIMA DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM. Abstrak PERBANDINGAN ARIMA DENGAN MAXIMAL OVERLAP DISCRETE WAVELET TRANSFORM Rezzy Eko Caraka 1 1) Departement Statistika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Rezzyekocaraka@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38 SURABAYA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38 SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 1, Juli 2016. Hal 10 20 PENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38

Lebih terperinci

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI Nonik Brilliana P 1, Sudarno 2, dan Suparti 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM Undip 2 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM Undip Abstrak Pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE Annita Nur Kusumastuti, Sri Sulistijowati Handajani, dan Respatiwulan Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Inflasi identik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH

Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH 6 Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data Identifikasi model ARCH Pendugaan parameter dan pemilihan model ARCH/GARCH Uji pengaruh asimetrik

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA 345 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Woro Sumarni, Soeprodjo, Krida Puji Rahayu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs 511 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN RAGAM MEDIA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, jenis dan teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument,

Lebih terperinci

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,

Lebih terperinci

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan

RESEACH AND DEVELOPMENT. Imam Gunawan RESEACH AND DEVELOPMENT Imam Gunawan RESEACH AND DEVELOPMENT VERSI BORG AND GALL Menurut Borg and Gall (1989:782 model penelitian dan pengembangan adalah a process used develop and validate educational

Lebih terperinci

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR SIMPANAN BANK, NILAI TUKAR RIIL, DAN NILAI TUKAR PERDAGANGAN Anis Nur Aini, Sugiyanto,

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Amilia Candra Fitria 1, Dwi Sulistyaningsih 2, Martyana Prihaswati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan pemakaian tools pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia hingga saat ini telah mengalami beberapa tahap perubahan. Salah satunya adalah ketika terjadi krisis moneter pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan peneliti dengan menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2014:14)

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan peneliti dengan menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2014:14) BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah suatu bentuk atau rencana penelitian yang digunakan peneliti dengan menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2014:14) menyatakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU Nurbaya, Nurjannah dan I Komang Werdhiana Nurbayaasisilyas@gmail.Com Program

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK 213 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Nurbaiti Zahra 1, Amay Suherman 2, Tatang Permana

Lebih terperinci

Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani.

Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani. Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani. Unit pembangkit dapat mengalami gangguan setiap waktu yang

Lebih terperinci

Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa

Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa Ratna Azizah Mashami dan Ahmadi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram Email: ratna1742@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

PENERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PENERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DI SMA SEJAHTERA SURABAYA Herlina Fitrihidajati, Novita Kartika

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA RUNTUN WAKTU DENGAN METODE FEEDBACK CONTROL DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA RUNTUN WAKTU DENGAN METODE FEEDBACK CONTROL DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA RUNTUN WAKTU DENGAN METODE FEEDBACK CONTROL DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. SKRIPSI oleh: ADJI ACHMAD RINALDO FERNANDES 0001100233-95 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA 19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT VANOS JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING EDUCATION http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos ISSN 2528-2611, e-issn 2528-2700 Vol.1, No.1, Juli 2016, Hlm.23-27. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang memiliki tujuan untuk melihat pengaruh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan multimedia saat ini sangat cepat. Dengan multimedia, pengguna dapat menyerap informasi dengan lebih mudah, sehingga pemilihan informasi yang tepat menjadi penting. Pemilihan informasi

Lebih terperinci

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN : IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEKNIK POLYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATEMATIKA II Yul Ifda Tanjung yulifda84@gmail.com Abstrak Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

Lebih terperinci

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER Siswanto 1, Raupong 2, Annisa 3 ABSTRAK Dalam statistik, melakukan suatu percobaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci