ARTICLE REVIEW OF HUMAN CAPITAL, ECONOMIC STRUCTURE AND GROWTH
|
|
- Inge Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 ARTICLE REVIEW OF HUMAN CAPITAL, ECONOMIC STRUCTURE AND GROWTH Mariyah dan Mumuh Mulyana Universitas Mulawarman dan STIE Kesatuan ========================================================= Judul Jurnal Penulis : Human Capital, Economic Structure and Growth : Jan Cadil, Ludmila Petkokova, Dagmar Blatna Sumber : Procedia Economics and Finance 12 (2014): ========================================================= I. Ringkasan Jurnal Pendahuluan Modal manusia (human capital) merupakan pondasi dalam teori pertumbuhan endogenous (Endogenous growth theory). Modal manusia merupakan faktor penentu daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Banyak penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan modal manusia, terutama berkaitan dengan peran modal manusia dalam adopsi teknologi dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil studi empiris menunjukkan terdapat pro dan kontra berkaitan dengan dampak modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Beberapa studi seperti Arrow (1962), Uzawa (1965), Nelson dan Phelps (1966), Romer (1986), Barro (1991), Aghion dan Howitt (1998), Cheshire and Margini (2000) atau Di Liberto (2008) menyatakan bahwa modal manusia memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Disisi lain, terdapat beberapa studi yang kontra terhadap dampak positif modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Pendapat kontra ini berkaitan dengan struktur ekonomi sebagai faktor penentu dampak modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi. Beberapa studi seperti Faggian, McCann (2009), Krueger dan Lindahl (2001), Ramos dkk. (2009), López-Bazo dan Motelón (2012), dan
2 2 Cadil et al. (2013) menyatakan bahwa dampak modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi akan berbeda/bervariasi berdasarkan struktur ekonomi wilayah. Berdasarkan perbedaan hasil studi empiris tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengangguran pada tingkat wilayah berdasarkan struktur ekonomi wilayah di Uni Eropa (NUTS 2). Metodologi Penelitian Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data time series dari EUROSTAT Tahun Data terdiri atas data jumlah tingkat pengangguran, laju pertumbuhan ekonomi, dan jumlah tenaga kerja. Model pendugaan yang digunakan terdiri atas 2 (dua), yaitu: 1. Model untuk menduga dampak modal manusia terhadap output tanpa efek spesifik regional yang menggunakan pendekatan Ramos et.al.(2009): ln(y i ) = a 0 + a 1 ln(y i0 ) + a 2 ln(hc io ) + ε i dimana: ln (y i ) y i0 Hc i0 = laju pertumbuhan rata-rata GDP per kapita = GDP per kapita pada Purchasing Power Standard (PPS) tahun dasar untuk kontrol konvergensi antar wilayah = proksi sumberdaya modal manusia pada tahun dasar (rasio tenaga kerja dengan pendidikan tinggi terhadap jumlah total tenaga kerja pada wilayah) 2. Model untuk menduga dampak modal manusia terhadap pengangguran: ln(u i ) = b 0 + b 1 ln(u i0 ) + b 2 ln(hc io ) + μ i dimana: ln(u ) u i0 Hc i0 = laju pertumbuhan tingkat pengangguran = tingkat pengangguran pada tahun dasar = proksi sumberdaya modal manusia pada tahun dasar ( rasio tenaga kerja dengan pendidikan tinggi terhadap jumlah total tenaga kerja pada wilayah) Tahapan yang dilakukan sebelum analisis data adalah dilakukan pembagian data menjadi tiga tahap yaitu masa sebelum krisis tahun , masa krisis tahun , dan masa setelah krisis (recovery) tahun Kemudian dilakukan pengklasifikasian wilayah berdasarkan struktur ekonomi dengan menggunakan Location Quotient (LQ):
3 3 dimana: E ij = jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor j di wilayah i E i = jumlah tenaga kerja pada wilayah i E j = jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor j E = jumlah tenaga kerja Jika LQ > 1 maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Data dianalisis dengan menggunakan Least Squares Regression (LS) dan Robust Regression Model (RM). Software yang digunakan adalah SAS dan S-Plus. Hasil dan Pembahasan Identifikasi terhadap struktur ekonomi di NUTS 2 Uni Eropa menunjukkan bahwa wilayah terbagi atas 4 (empat) kluster yaitu kluster 1 (pertanian, industri, jasa), kluster 2 (pertanian), kluster 3 (industri, jasa, administras publik), dan kluster 4 (jasa, keuangan, dan administrasi publik). Tingkat pengangguran secara berturut-turut adalah 9,16%; 10,90%; 7,41%; dan 6,58%. Tingkat pengangguran tertinggi berada pada kluster 2 pada wilayah dengan basis pertanian. Metode yang digunakan untuk melakukan estimasi pada masing-masing kluster adalah RM, kecuali pada kluster 2 yang menggunakan LS. Hasil analisis dampak modal manusia terhadap pertumbuhan menunjukkan bahwa periode pada keseluruhan sampel, NUTS 2 cenderung divergen dan modal manusia memperlambat pertumbuhan. Kecenderungan serupa terjadi pada semua kluster yang menunjukkan bahwa divergensi terjadi pada semua kluster. Kluster 2 (agricultural regions) menunjukkan bahwa modal manusia mengurangi laju pertumbuhan ekonomi. Persamaan untuk menduga dampak modal manusia terhadap pertumbuhan memiliki nilai koefisien determinasi (R 2 ) dibawah 0,40, kecuali pada kluster 2 bernilai 0,69. Hasil analisis dampak modal manusia terhadap penggangguran menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara modal manusia dengan pengangguran. Rata-rata laju pertumbuhan pengangguran konvergen antar wilayah. Pada kluster pertanian menunjukkan bahwa modal manusia dengan tingkat yang lebih tinggi meningkatkan pengangguran akibat effect of over
4 4 education sebagaimana pendapat Ramos et.al (1999). Persamaan untuk menduga dampak modal manusia terhadap pengangguran memiliki nilai R 2 bernilai dibawah 0,30. Dampak modal manusia terhadap pertumbuhan berdasarkan tahapan periode sebelum krisis 2008 dan masa pemulihan tahun 2010 menunjukkan bahwa modal manusia tidak berdampak pada pertumbuhan. Modal manusia berdampak positif terhadap pertumbuhan pada tahun 2009 hanya pada kluster 4. Persamaan memiliki nilai R 2 berada dibawah 0,40 kecuali kluster 2 pada tahun 2010 sebesar 0,83. Dampak modal manusia terhadap pengangguran berdasarkan tahapan periode secara keseluruhan menunjukkan bahwa modal manusia tidak berdampak pada pengangguran kecuali pada tahun 2009 dan 2009 pada kluster 4 serta tahun 2010 pada kluster 2 modal manusia berdampak negatif terhadap pengangguran. Persamaan memiliki nilai R 2 berada dibawah 0,40. Kesimpulan Tulisan ini menyimpulkan bahwa modal manusia tidak dapat diklaim sebagai faktor yang berpengaruh positif pada pertumbuhan di Uni Eropa pada periode yang dipilih. Modal manusia memiliki efek negatif pada pertumbuhan dan pengangguran di daerah yang berbasis pertanian. II. Review Jurnal Tulisan ini pada bagian pendahuluan sebagai bagian yang menjadi latar belakang dan permasalah penelitian kurang memberikan penjelasan yang mendasar terhadap permasalahan yang akan diteliti. Penulis hanya mengemukakan tentang studi-studi empiris terkait tetapi tidak menjelaskan tentang fenomena yang terjadi pada wilayah yang akan diteliti sehingga hal tersebut dapat dijadikan alasan mendasar mengapa studi ini perlu dilakukan. Hal ini menyebabkan permasalahan tidak dirumuskan dengan jelas, meskipun cukup memberi penjelasan terhadap topik yang diteliti jika dilihat dari judul tulisan yang sangat singkat dan langsung merujuk pada modal manusia, struktur ekonomi, dan pertumbuhan. Tulisan ini berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya berkaitan dengan dampak modal manusia terhadap pertumbuhan dan pengangguran karena membedakan struktur ekonomi wilayah untuk mengatasi divergensi wilayah. Tujuan penelitian sudah sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam tulisan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti metode studi terdahulu yang pernah dilakukan. Model yang diajukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tetapi
5 5 model yang digunakan sangat sederhana, dengan hanya memasukkan dua variabel penjelas dalam masing-masing persamaan baik persamaan pertumbuhan maupun pengangguran. Persamaan untuk menduga dampak modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi hanya memasukkan variabel GDP per kapita pada tahun dasar dan proksi modal manusia sebagai variabel penjelas. Persamaan untuk menduga dampak modal manusia terhadap pengangguran hanya memasukan variabel tingkat pengangguran pada tahun dasar dan proksi modal manusia sebagai variabel penjelas. Hal ini menyebabkan banyak faktor-faktor penjelas yang mempengaruhi pertumbuhan maupun pengangguran yang tidak masuk dalam model. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R 2 yang rendah pada persamaan yang digunakan untuk menduga dampak modal manusia terhadap pertumbuhan maupun pengangguran. Jika dibandingkan dengan studi empiris lain yang menggunakan banyak variabel penjelas dan metode yang berbeda dapat menunjukkan hasil dugaan yang lebih baik sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Mustafa (2012), Yussof (2013), Arabi dan Abdalla (2013), Gebrehiwot (2014). Mustafa (2012) mengkaji tentang the impact of human capital and governance on Average Labour Productivity (ALP) and Multi Factor Productivity (MFP) growth di 14 negara Asia periode Hasil menunjukkan bahwa 1% kenaikan dalam agregat modal manusia berhubungan dengan kenaikan ALP dan MFP 0,4%. Yussof (2013) mengkaji tentang dampak modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dinegara-negara Arab menggunakan data panel menggunakan loglinearized Cobb-Douglas production function memasukkan variabel penjelas berupa stok kapital, angkatan kerja, dan tingkat pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Hasil menunjukkan bahwa pembangunan modal manusia melalui pendidikan menengah dan tinggi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di negara Arab. Arabi dan Abdalla (2013) menggunakan data panel di Sudan dengan sistem persamaan simultan metode 3SLS (three stage least squares). Variabel penjelas yang dimasukkan dalam model antara lain: tingkat pendidikan yang dicapai, investasi pendidikan dan kesehatan, FDI (Foreign Direct Investment), dan HDI (Human Development Index). Hasil menunjukkan bahwa pembangunan modal manusia berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Gebrehiwot (2014) menggunakan PDB riil per kapita, sebagai proxy untuk pertumbuhan ekonomi) selama periode dengan pendekatan ARDL Co-integrasi
6 6 dan Error Correction Model. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang yang stabil antara PDB riil per kapita, modal manusia pendidikan, modal manusia kesehatan, tenaga kerja, pembentukan modal bruto, pengeluaran pemerintah dan bantuan pembangunan. Temuan tersebut konsisten dengan teori pertumbuhan endogen yang berpendapat bahwa peningkatan modal manusia (pekerja terampil dan sehat) meningkatkan produktivitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini sangat pendek jangka waktunya dan variasi dari variabel yang dimasukkan dalam model sangat sedikit sudah dapat memberikan penjelasan untuk menjawab permasalahan yang diteliti tetapi memberikan hasil yang tidak konsisten dan cenderung bias. Hal ini terbukti pada metode yang digunakan adalah RM yang cenderung digunakan untuk mengatasi permasalahan outlier pada data. Data untuk wilayah yang diteliti pada NUTS 2 tidak disebutkan sehingga pembaca perlu mencari sumber lain untuk mengetahui wilayah mana saja yang masuk dalam NUTS 2 Uni Eropa. Hasil pendugaan persamaan yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten antar wilayah dan dampak modal manusia yang tidak jelas baik tanda (sign) maupun besarannya (magnitude) terhadap pertumbuhan maupun pengangguran. Krisis secara umum menyebabkan dampak perubahan perilaku pada variabel penjelas terhadap variabel pertumbuhan maupun pengangguran tetapi tidak jelas dampaknya pada masing-masing periode yang diteliti. Meskipun dampaknya positif tetapi pengaruhnya sangat kecil. Pembahasan hasil dalam tulisan ini tidak memberikan penjelasan rinci terhadap hasil. Alasan rasional yang mendasari penjelasan sangat singkat dan studi empiris yang mendukung hasil penelitian hanya dikemukakan satu penelitian. Karakteristik masing-masing kluster tidak dibahas sehingga sangat sulit untuk diketahui apakah memang struktur ekonomi yang berbeda dapat memberikan dampak modal manusia yang berbeda terhadap pertumbuhan dan pengangguran di suatu wilayah. Berdasarkan analisis dan hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dibuat dalam tulisan ini belum memberikan kesimpulan yang jelas terkait dampak modal manusia terhadap pertumbuhan maupun pengangguran berdasarkan struktur ekonomi wilayah. Hal ini dikarenakan dampak yang tidak konsisten pada setiap persamaan pendugaan dan tahapan periode waktu yang dianalisis.
7 7 III. Implikasi di Indonesia Kajian empiris mengenai dampak modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di Indonesia telah banyak dilakukan. Hanya saja kajian yang dilakukan secara parsial dan belum banyak yang mengkaitkan dengan struktur ekonomi wilayah. Salah satu kajian yang dilakukan oleh Leeuwen ( 2006) berjudul The role of human capital in endogenous growth in India, Indonesia and Japan, menunjukkan bahwa Indonesia dan India mengalami pertumbuhan Lucas (Lucasian Growth) sedangkan Jepang mengalami pertumbuhan Lucas kemudian bertransisi ke pertumbuhan Romer. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memanfaatkan modal manusia sebagai faktor produksi dan belum memanfaatkan modal manusia sebagai input pada Research and development (R & D). Hal ini disebabkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sistem pendidikan yang kurang terhubung dengan ekonomi sehingga kurang efisien 2. Kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan jumlah pengeluaran pendidikan per siswa menurun 3. Hambatan dalam teknologi antara lain: hambatan ekonomi (bias teknologi untuk pendidikan tinggi di negara-negara maju yang memiliki keunggulan komparatif ) dan hambatan politik ( lembaga dan kebijakan untuk modernisasi teknologi) 4. Teknologi di negara-negara berkembang bias terhadap faktor produksi yang langka Jika dikaitkan dengan hasil kajian pada tulisan ini, maka Indonesia sebagai negara berbasis sektor pertanian perlu memperhatikan kebutuhan sumberdaya manusia pada masingmasing sektor ekonomi khususnya tenaga kerja pertanian. Karena jika tidak dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan maka peningkatan kualitas sumberdaya manusia bisa jadi menyebabkan peningkatan pengangguran dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi akibat overeducation sebagaimana pendapat Ramos, dkk (2009). Selain itu, pertanian sebagai sektor yang cukup stabil pada masa krisis ekonomi perlu dirancang strategi kedepan supaya peningkatan sumberdaya manusia di bidang pertanian meningkat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembangunan. REFERENSI Abbas, Q Endogenous Growth and Human Capital: A Comparative Study of Pakistan and Sri Lanka. The Pakistan Development Review 40 (4): Arabi, K.A.M. dan S.Z.S. Abdalla The Impact of Human Capital on Economic Growth: Empirical Evidence from Sudan. Research in World Economy 2013 (4): 2.
8 8 Gebrehiwot,K.G. The Impact of Human Capital Development on Economic Growth in Ethiopia: Evidence from ARDL Approach to Co-Integration. International Journal of Humanities & Social Science: Leeuwen, B.V The role of human capital in endogenous growth in India, Indonesia and Japan, XIV International Economic History Congress, Helsinki. Mustafa, G Human Capital, Governance and Productivity in Asian Economies. Job Market paper Ramos, R., J.Surinach, dan M. Artist Regional Economic Growth and Human Capital: The Role of Overeducation. Working Paper Research Institute of applied eonomics.
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini disebabkan oleh potensi sumber daya yang dimiliki daerah berbeda-beda. Todaro dan Smith (2012: 71)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal manusia memiliki peran sentral dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka peran modal manusia merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan. komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur. Hal tersebut dikarenakan Pemerintah Indonesia
Lebih terperinciURBANISASI, INDUSTRIALISASI, PENDAPATAN, DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Al Muizzuddin Fazaalloh 1
URBANISASI, INDUSTRIALISASI, PENDAPATAN, DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Al Muizzuddin Fazaalloh 1 Abstrak Paper ini meneliti tentang dampak industrialiasi, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. - James Tobin -
1 BAB 1 PENDAHULUAN The question of growth is nothing new but a new disguise for an age-old issue, one which has always intrigued and preoccupied economics: the present versus the future - James Tobin
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. Pada bab pendahuluan sebelumnya telah dirumuskan bahwa ada empat
BAB VIII PENUTUP 8.1 Kesimpulan Pada bab pendahuluan sebelumnya telah dirumuskan bahwa ada empat tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Pertama, menggambarkan tingkat disparitas ekonomi antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengentasan kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang
Lebih terperinciMien Askinatin Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT JL. MH Thamrin No. 8, Jakarta
PERANAN KEMAJUAN TEKNOLOGI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DKI JAKARTA DAN IMPLIKASI KEBIJAKANNYA Analisis Total Factor Productivity : Metode Growth Accounting Mien Askinatin Pusat Pengkajian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Indonesia memiliki perekonomian yang masih rapuh dan tidak konstan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk
Lebih terperinciKursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM
Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM SESI4: PRODUKTIVITASDAN BAGAIMANA MENGUKURNYA 2 Apa itu produktivitas? Secara umum, produktivitas dipahami sebagai rasioukuran
Lebih terperinciModal Insani (Human Capital) dan Pembangunan Ekonomi
Modal Insani (Human Capital) dan Pembangunan Ekonomi Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Guru Besar FEB Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada acara University
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya oleh sebab itu, menurut Todaro dan Smith
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting
Lebih terperinciBAB III CONTOH KASUS. Pada bab ini akan dibahas penerapan metode robust dengan penaksir M
BAB III CONTOH KASUS Pada bab ini akan dibahas penerapan metode robust dengan penaksir M dan penaksir LTS. Berikut ini akan disajikan aplikasinya pada data yang akan diolah menggunakan program paket pengolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur pembangunan yang mendukung kemajuan dari sebuah negara diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali diperkenalkan oleh Schultz (1961). Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menciptakan iklim investasi yang aman dan nyaman bagi investor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menciptakan iklim investasi yang aman dan nyaman bagi investor merupakan langkah awal dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu daerah maupun bangsa. Kebijakan fiskal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random
67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing integration for better jobs
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2016 Indonesia dan Negara Asia Tenggara lainnya sudah memasuki masa MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Orang Indonesia tidak lagi bersaing hanya dengan orang
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupaka ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi... ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN 2009 2015 STIE Insan Pembangunan e-mail :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan suatu tujuan utama. Hal ini juga merupakan tujuan utama negara kita, Indonesia. Namun,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sembilan negara anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, Myanmar, Singapura,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara maju di kawasan Eropa masih belum sepenuhnya mereda. Permasalahan mendasar seperti tingginya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang diinginkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJA DAN PENGELUARAN PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJA DAN PENGELUARAN PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI Citra Ayu Basica Effendy Lubis Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia citrabasica@gmail.com
Lebih terperinciKey words : Labour, Capital, Fee, Output Agricultural PENDAHULUAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT DARI SISI PENAWARAN AGREGAT DI SEKTOR PERTANIAN INDONESIA THE ANALISYS OF FACTORS AFFEETS OUTPUT ON THE AGREGAT SUPPLY IN AGRICULTURAL SECTOR IN INDONESIA
Lebih terperincimenguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk
TEORI HUMAN CAPITAL Secara teoritis pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM ini dapat berperan sebagai faktor produksi tenaga kerja yang dapat menguasai tehnologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Pembangunan Ekonomi Pembangunan dapat dimaknai sebagai sesuatu yang berubah menjadi lebih baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah
Lebih terperinciData Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk. menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk menganalisis atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti maupun perencana pembangunan. Akan tetapi, menurut Tarigan (2005: 79)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam yang berlimpah pada suatu daerah umumnya akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada sumber daya alam yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 2008 banyak mengalami perkembangan yang bersifat positif sampai sebelum tahun 1997. Hal ini tidak
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Model Pertumbuhan Endogenius) Oleh: *) Ahmad Soleh. S.E., M.E. **) Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jambi
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Model Pertumbuhan Endogenius) Oleh: *) Ahmad Soleh. S.E., M.E. **) Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jambi Abstract The high economic growth and continuous in the long
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Spesifikasi Model Kajian dalam tesis ini akan menggunakan model hasil penelitian Lutfi (2007) mengenai pengaruh faktor-faktor institusional dan infrastruktur terhadap Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Entrepreneurship capital..., Eduardus Chrismas P., FE UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran entrepreneurship dalam perekonomian selalu menjadi kontroversi. Menurut Schumpeter (1934), entrepreneurship memegang peranan yang vital dalam pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciDAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR
DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR HERNY KARTIKA WATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dasar dari pembangunan. Manusia dapat menikmati hidup dengan nyaman apabila sehat dan untuk dapat hidup yang layak dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok kepentingan yang berupaya mendapatkan keuntungan ekonomi yang sebesarbesarnya dengan upaya yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun 2011. Data time series merupakan data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan statistik sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan yang lebih baik telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Setiap orang, baik sadar maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama awal perkembangan literatur pembagunan, kesuksesan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama awal perkembangan literatur pembagunan, kesuksesan pembangunan diindikasikan dengan peningkatan pendapatan per kapita dengan anggapan bahwa peningkatan pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan. Di tangan pendidikanlah masa depan bangsa ini dipertaruhkan. Melalui pendidikan, masyarakat diberi alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2008 yang mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di wilayah (regional)
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong negara-negara di dunia untuk memperluas ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya keterbukaan, baik keterbukaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP
92 BAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP First of all, human capital is considered one of the major factors in explaining a countries remarkable economic growth - Jong-Wha Lee - 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini,
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 5 (1) (2016) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS PENGEMBANGAN SEKTOR BASIS EKONOMI DAN POTENSI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BLORA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir mengalami fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh krisis yang terjadi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb
13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabungan memiliki peranan penting dalam membentuk dan mendorong pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Tabungan merupakan indikator penting
Lebih terperinciPengaruh Modal Sosial Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Two Stage Least Square
Pengaruh Modal Sosial Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Two Stage Least Square Eko Yulian 1, Yusep Suparman 2, Bertho Tantular 3 Departemen Statistika Universitas Padjajaran okeyulian@gmail.com
Lebih terperinciBAB V. Penutup. konteks keterbatasan sumber daya alam. Pertumbuhan ekonomi hijau merupakan
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan Model pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan ekonomi hijau, merupakan teori pertumbuhan ekonomi yang telah lama berkembang. Dalam konteks keterbatasan sumber daya alam. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Regional 2.2 Teori Basis Ekonomi
II TINJAUAN PUSTAKA 2. Pembangunan Regional Kebijaksanaan ekonomi regional ialah penggunaan secara sadar berbagai macam peralatan (instrumen) untuk merealisasikan tujuan-tujuan regional, dan tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat
Lebih terperinciPERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN. Sri Hery Susilowati 1
PERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN Sri Hery Susilowati 1 ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menganalisis peran sektor agroindustri dalam perekonomian
Lebih terperinciESTIMASI ELASTISITAS PRODUKSI INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI
ESTIMASI ELASTISITAS PRODUKSI INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI Rina Sugiarti 1 Syamsu Rizal 2 1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma rinasugiarti@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND
ISBN : 9786023610020 ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND Arya Fendha Ibnu Shina 1, Setiawan 2 Mahasiswa Jurusan Statistika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan
BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan metode estimasi-s. Kemudian akan ditunjukkan model regresi robust menggunakan metode estimasi-s untuk memprediksi Indeks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan
Lebih terperinciEVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 2006 EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) 1) Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor
Lebih terperinciDISPARITAS PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA DENGAN LUAR JAWA
DISPARITAS PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA DENGAN LUAR JAWA Jurnal EKONOMI PEMBANGUNAN Kajian Ekonomi Negara Berkembang Hal: 39 48 Ardito Bhinadi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Lebih terperinciDAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN. Hermanto Siregar IPB & Brighten Institute
DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN Hermanto Siregar IPB & Brighten Institute 1 PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan Pada kurun waktu 1968-1982, rataan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara Asia mempengaruhi perekonomian Indonesia (Kanisius, 2008). Salah satu perubahan besar yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupaya memajukan perekonomiannya dengan berbagai faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang ilmu ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan jangka panjang yang menjadi tolak ukur dalam mengukur
Lebih terperinciPENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN
PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KINERJA MAKROEKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
P r o s i d i n g 24 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KINERJA MAKROEKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN M. Rizal Taufikurahman (1) (1) Program Studi Agribisnis Universitas Trilogi Jakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Soembodo (2011),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah
16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ekonomi Pembangunan Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dipecahkan terutama melalui mekanisme efek rembesan ke bawah (trickle down
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pada mulanya pembangunan selalu diidentikkan dengan upaya peningkatan pendapatan per kapita atau populer disebut sebagai strategi pertumbuhan ekonomi (Kuncoro, 2010:
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. produk domestik bruto. Menurut BPS (2014) Produk Domestik Bruto (PDB)
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Untuk menilai peningkatan pendapatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspansi perusahaan serta menurunkan rasio utang perusahaan melalui initial public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dekade terakhir ini terjadi pertumbuhan arus uang yang luar biasa besar ke pasar modal Indonesia. Investasi asing dalam bentuk aset portofolio masih deras mengalir
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah yang masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan di samping
Lebih terperinci