BAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing
|
|
- Handoko Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing integration for better jobs and shared prosperity pada tahun 2014 menemukan fakta bahwa sejak tahun 2007 ASEAN merupakan perkumpulan negara-negara yang paling dinamis di dunia karena performa pertumbuhan ekonomi yang kuat. Hal ini dibuktikan dengan tingkat rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun (annual growth rate) ASEAN yang mencapai 5,1 % antara tahun 2007 hingga 2014, sementara perekonomian global hanya mencapai 3,3 % di rentang waktu yang sama. Peningkatan pertumbuhan yang dinamis tersebut juga dapat dirasakan dengan meningkatnya standar hidup masyarakat ASEAN ( ) dengan meningkatkan taraf hidup 83 juta tenaga kerja dari tingkat ekonomi miskin ke tingkat ekonomi menengah. Selain itu masuknya arus modal asing (foreign direct investment) yang terus meningkat dari 5% investasi global pada tahun 2007 menjadi 11% pada tahun 2014 (136 Miliar USD) menjadi salah satu gambaran bagaimana menariknya pertumbuhan ekonomi ASEAN yang memiliki kuantitas SDA dan SDM yang melimpah dengan 300 juta angkatan kerja dan dengan tingkat pertumbuhan konsumen pasar serta pembangunan di bidang infrastruktur yang juga terus meningkat. Dalam laporan publikasi kerjasama ADB dan ILO tersebut selain berbicara mengenai fakta pertumbuhan ASEAN dan kabar baik lainnya, ASEAN justru
2 dihadapkan pada sebuah masalah klasik. Masih ada sebagian negara anggota ASEAN yang belum mampu lepas dari permasalahan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi yang dibayang-bayangi oleh adanya ketidakmerataan pendapatan serta ketimpangan dalam memperoleh kesempatan kerja (tenaga kerja terampil tidak merata). Ditambah lagi secara keseluruhan masih banyak tenaga kerja yang terperangkap dalam kualitas kerja yang tergolong rendah. Data menyebutkan sebanyak kurang lebih 179 juta dari 300 juta (59,67 %) angkatan kerja di ASEAN masih dalam status yang mengkhawatirkan yang 92 juta (30,67 %) di antaranya menerima upah dibawah standar minimum serta masuk dalam kategori masyarakat dengan status ekonomi miskin. Dari sekilas uraian singkat laporan publikasi ILO dan ADB 1 di atas dapat disadari bahwa beberapa hal tersebut merupakan gambaran bagaimana kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) ASEAN yang harus segera dicari solusinya baik dengan memaksimalkan potensi kekuatan dan atau meminimalisasi kelemahan yang dimiliki. Selain kekuatan dan kelemahan, tentunya ASEAN juga menghadapai berbagai peluang (opportunity) dan tantangan atau ancaman (threat). Momentum hadirnya ASEAN Economic Community (AEC) atau juga dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diharapkan dapat menjadi peluang dengan mengatasi berbagai masalah ekonomi yang terjadi di antara negara-negara ASEAN tersebut. Peluang yang datang didapat dari visi dan misi AEC yang ingin berusaha meningkatkan arus perdagangan internasional dan FDI, meningkatkan mobilitas 1 Asian Development Bank and International Labour Organization (2014), ASEAN Community 2015: Managing integration for better jobs and shared prosperity p. xi-xiv
3 tenaga kerja terampil, dan semakin kuatnya berbagai insititusi terkait. Disamping adanya peluang, AEC nampaknya juga akan memunculkan beberapa tantangan yakni melalui meningkatnya iklim persaingan, semakin terbukanya pintu perdagangan bebas, dan melebarnya jarak ketimpangan yang sebelumnya telah ada. Kesimpulan awal yang dapat diambil ASEAN akan menjadi sasaran yang sangat empuk dengan semakin meningkatnya era keterbukaan dan kerjasama internasional saat ini apabila setiap negara anggotanya tidak segera bergerak dalam memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem perekonomian terbuka dunia. AEC dengan empat pilar utamanya yang tercantum dalam AEC Blueprint yaitu; (1) Menciptakan pasar dan basis produksi tunggal. (2) Meningkatkan persaingan ekonomi regional, (3) Menyamaratakan atau mengurangi kesenjangan pembangunan, dan (4) Menguatkan integrasi dalam perekonomian global, menjadi sebuah pedoman bagi majunya pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara. Namun adanya AEC seharusnya dapat diimbangi dengan strategi kebijakan untuk mendukung setiap pilar yang ada. Sebagai contoh dalam pilar pertama blueprint AEC disebutkan bahwa dengan adanya AEC akan tercipta sebuah pasar tunggal bahan baku produksi dan tenaga kerja. Dari sisi ketenagakerjaan pilar pertama tersebut tentunya akan meningkatkan permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja yang diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan dan menyamaratakan kesempatan kerja. Meskipun demikian, berbagai konsekuensi pun hadir sebagai dampak meningkatnya permintaan dan penawaran tenaga kerja, salah satunya adalah kebutuhan terhadap tenaga kerja terampil (skilled labor) yang semakin meningkat. Maka dari itu peningkatan dalam kualitas tenaga kerja yang
4 digambarkan sebagai bentuk peningkatan kualitas modal manusia (human capital) dalam teori produksi menjadi salah satu solusi bagi ASEAN dalam menghadapi berbagai masalah dan ancaman serta mengoptimalkan kelebihan dan peluang yang dimiliki berdasar analisis SWOT secara singkat di paragraf sebelumya. Pentingnya peran tingkat modal manusia (human capital) berkaitan dengan kualitas perekonomian negaranya. ASEAN yang terdiri 10 negara seperti yang kita ketahui memiliki pembagian klasifikasi berdasar kemampuan dan skala pertumbuhan ekonomi. Negara-negara emerging economies yang memiliki pertumbuhan tinggi tergabung dalam ASEAN-6 (Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Indonesia) sementara negara-negara dengan kategori pertumbuhan rendah tergabung dalam negara CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam). Grafik di bawah memaparkan negara-negara ASEAN dengan rata-rata indeks modal manusia (human capital index) berdasar perhitungan years of schooling (Barro dan Lee, 2013) dan returns to investment in education (Psacharopoulos, 1994). Dari grafik tersebut dapat kita lihat Singapura sebagai negara dengan pertumbuhan tinggi dan termasuk negara maju di dunia memiliki tingkat rata-rata Indeks Modal Manusia yang paling tinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya (2.94). Negara ASEAN-6 yang lain memiliki tingkat rata-rata saling berurutan di bawah Singapura (Malaysia 2.8, Brunei Darussalam 2.67, Filipina 2.55, Thailand 2.46, dan Indonesia 2.33). Sedangkan negara CLMV menempati empat posisi terendah dengan Kamboja di posisi paling bawah (1.66).
5 Grafik 1 Rata-rata Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) ASEAN Rata-rata Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) ASEAN, Vietnam Thailand Singapura Filipina Myanmar Malaysia Laos Indonesia Kamboja Brunei Sumber: Penn World Table (PWT) 9.0 (diolah) Fakta mengenai keterkaitan tingkat modal manusia dengan pertumbuhan ekonomi seperti yang telah dijelaskan di atas merupakan suatu kesimpulan awam yang menyimpulkan tentang pentingnya tingkat dan kualitas modal manusia bagi pertumbuhan serta pembangunan. Dalam teori pertumbuhan ekonomi oleh Krugman (1994) disebutkan bahwa faktor modal manusia (human capital) memiliki peran yang penting dalam konsep pembangunan. Hal ini disebabkan kegiatan dalam akumulasi modal fisik dapat mengakibatkan penambahan hasil yang menurun dalam penggunaan modal (marginal diminishing return of capital), padahal pembangunan membutuhkan kelangsungan secara jangka panjang. Maka dari itu peningkatan dalam modal manusia akan meningkatkan kemajuan teknologi yang dalam jangka panjang akan meningkatkan produktivitas (Deolalikar, 1997:13). Sesuai dengan teori produksi yang menjelaskan bahwa untuk mendapatkan sejumlah output tertentu dibutuhkan suatu modal atau investasi, maka modal atau
6 investasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan modal manusia atau dalam kata lain meningkatkan produktivitas seorang individu adalah dengan meningkatkan tingkat pendidikan dan kesehatannya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Todaro dan Smith dalam bukunya yang berjudul Economic Development, 2006: Without some minimal levels of education and health like basic literacy, specific skills, and good health, an individual is difficult to be productive. Pendidikan dan kesehatan menjadi dua variabel yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas modal manusia (Becker, 1964; Schultz, 1961). Dalam fungsi produksi Cobb-Douglas model, tingkat modal manusia diukur melalui pendekatan faktor tenaga kerja yang menjadi satu dari tiga elemen penting penentu output produksi. Lucas pada tahun 1988 juga menyampaikan temuannya bahwa variabel tenaga kerja dapat dilihat dari adanya alokasi investasi modal manusia. Kemudian David N. Weil pada tahun 2007 juga menambahkan bahwa investasi tenaga kerja tersebut dapat dihasilkan dari adanya investasi di bidang pendidikan dan kesehatan. Penelitian terbaru oleh Mohd Nahar bin Mohd Arshad dan Zubaidah binti Abd Malik pada tahun 2015 kemudian mengaitkan berbagai penelitian sehingga menghasilkan sebuah model adanya hubungan antara investasi di bidang pendidikan dan kesehatan (sebagai proksi tingkat modal manusia) dengan tingkat produktivitas tenaga kerja. Dalam penelitian tersebut mengutip pernyataan Bong (2009) menjelaskan bahwa peningkatan produktivitas dengan adanya tenaga kerja dengan keterampilan (skills) dan pendidikan yang tinggi bersamaan dengan kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik akan menghasilkan kualitas pekerjaan yang semakin efisien dan efektif. Baik penelitian tersebut dan juga penilitian-penelitian
7 yang dilakukan sebelumnya sebagian besar menyatakan bahwa baik pendidikan maupun kesehatan secara signifikan berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja, ceteris paribus Rumusan Masalah Dari berbagai temuan fakta menarik dalam latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, urgensi dalam mengetahui tingkat kualitas modal manusia bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara menjadi prioritas utama bersamaan dengan hadirnya AEC yang akan semakin meningkatkan persaingan antar negara ASEAN. Pengetahuan akan kualitas modal manusia (human capital) menjadi sangat penting mengingat faktor tenaga kerja akan menjadi salah satu komoditas utama dalam pasar persaingan bebas ASEAN dengan meningkatnya mobilitas serta permintaan dan penawaran tenaga kerja. Pengetahuan mengenai kualitas modal manusia yang salah satu caranya dapat dilihat dari tingkat produktivitas tenaga kerja juga akan menentukan perencanaan jangka panjang suatu negara dalam mempersiapkan kompetisi menyambut dan mengarungi AEC ke depannya. Munculnya permasalahan kemudian didapatkan dengan fakta bahwa pertumbuhan ekonomi ASEAN yang tinggi tidak didukung dengan tingkat produktivitas tenaga kerjanya yang juga tinggi. Laporan Asian Productivity Organization (APO) dalam APO Productivity Databook 2015 mengatakan bahwa pada tahun 2013 produktivitas tenaga kerja per jumlah tenaga kerja (labor productivity per-worker GDP) ASEAN hanya mencapai 19,4 ribu Dolar AS, jauh dibanding dengan Amerika Serikat yang mencapai 107,6 ribu Dolar AS, Hongkong 99,8 ribu Dolar AS, Australia 86,6 ribu Dolar AS, dan Jepang 71, 4 ribu Dolar AS.
8 ribu US$ (Harga konstan 2011 PPP) Grafik 2 Produktivitas Tenaga Kerja ASEAN dan Beberapa Negara Produktivitas Tenaga Kerja (Labor Productivity Level per-worker GDP), Sumber: APO Productivity Database, 2015 (diolah) Rendahnya produktivitas tenaga kerja ASEAN tidak dialami oleh seluruh negara anggotanya, buktinya Singapura justru menjadi negara dengan produktivitas tenaga kerja tertinggi di dunia sebesar 121, 9 ribu Dolar AS. Hal ini menandakan adanya disparitas yang sangat tinggi antar negara ASEAN. Negara-negara selain ASEAN- 6 yaitu Kamboja Laos, Myanmar, dan Vietnam (CLMV) menjadi negara dengan rata-rata produktivitas tenaga kerja yang rendah sebesar 7,8 ribu Dolar AS (6,4 % dari Singapura) dengan Kamboja sebagai negara dengan produktivitas terendah di ASEAN sebesar 4,9 ribu Dolar AS (4% dari Singapura). Dari berbagai temuan di atas akan menjadi suatu hal yang menarik diteliti apakah pengukuran kualitas modal manusia dengan mengukur tingkat pendidikan dan kesehatan negara-negara ASEAN akan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di masing-masing negara. Selain itu menarik diketahui adanya AEC apakah memberi pengaruh terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja di
9 ASEAN dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir dengan telah dimulainya persiapan dan penerapan langkah-langkah strategis mewujudkan AEC pada tahun 2015 sejak tahun 2007 silam. Didukung temuan dari hasil penelitian sebelumnya penulis ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai beberapa hal terkait pentingnya kualitas modal manusia dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan (1) mengukur tingkat produktivitas tenaga kerja, (2) pengaruh tingkat pendidikan dan kesehatan terhadap produktivitas tenaga kerja, (3) serta menyimpulkan adanya pengaruh dari momentum diberlakukannya AEC pada tahun 2015 akhir melalui adanya tahun persiapan AEC yaitu antara tahun 2008 hingga 2014 (dengan dipublikasikannya blueprint AEC pada tahun 2007) Batasan Penelitian Penelitian ini terbatas pada ketersediaan data dari 10 Negara ASEAN pada periode Selain karena adanya keterbatasan data, pemilihan tahun 2001 sebagai tahun awal dan 2014 sebagai tahun akhir karena keperluan dalam menyesuaikan dengan data terbaru dan kepentingan dalam menentukan peran pengaruh AEC sejak diluncurkannya Blueprint AEC pada tahun Blueprint AEC tersebut memuat pedoman dan arahan tahun persiapan AEC yakni tahun 2008 hingga 2015 (data pada tahun 2015 belum tersedia), sehingga rentang periode antara 2001 hingga 2014 (14 tahun) dirasa cukup merepresentasikan dummy adanya pengaruh AEC terhadap variabel dependen ( bernilai 0 dan bernilai 1) yang juga diperkuat dengan adanya AEC scorecard oleh ASEAN untuk mengukur kinerja dan implementasi AEC yang dimulai pada Januari 2008.
10 Variabel dalam penelitian ini adalah data output dan input dalam teori pertumbuhan yang diakses secara sekunder dari database Penn World Table 9.0 dan juga CEIC Global Database. Dalam studi mengenai pertumbuhan dan analisis cross country penggunaan database PWT 9.0 dirasa cukup menjadi sumber data yang terpercaya karena karakteristik khususnya dalam analisis ekonomi pembangunan dan ekonomi makro Tujuan Penelitian 1. Menganalisis hubungan dan pengaruh tingkat pendidikan dan kesehatan terhadap produktivitas tenaga kerja negara-negara ASEAN antara tahun Menganalisis adanya pengaruh AEC terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja di negara-negara ASEAN 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi peneliti, penelitian ini akan memberikan tambahan wawasan tentang studi mengenai modal manusia dan hubungannya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dengan pendekatan melalui teori produksi 2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi pemerintah negara-negara ASEAN untuk menyusun kebijakan yang efektif dan efisien dalam menghadapi AEC yang telah berlangsung dengan pengetahuan di bidang kualitas modal manusia yang diproksi dari produktivitas tenaga kerja yang dihitung dari tingkat pendidikan dan kesehatan di masing-masing negara
11 3. Bagi khasanah ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian-penelitian berikutnya, khususnya bagi pengembangan analisis lingkup ASEAN-AEC dan studi-studi pembangunan serta studi mengenai modal manusia 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan berupa: 1. Bab I menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II menguraikan definisi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan neo klasik solow swan, pertumbuhan endogen, labor augmented technological progress, produktivitas tenaga kerja, hubungan teori pertumbuhan ekonomi dengan produktivitas tenaga kerja, definisi pendidikan, definisi kesehatan, penjelasan ASEAN Economic Community sebagai sebuah studi kasus dan penelitian sebelumnya. 3. Bab III membahas metodologi penelitian yang terdiri dari uraian mengenai jenis dan sumber data, dan metode analisis. Penelitian ini akan menggunakan metode analisis data panel. 4. Bab IV menjelaskan model penelitian, gambaran deskriptif data, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian. 5. Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan, keterbatasan penelitian, rekomendasi dan saran.
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perdagangan internasional merupakan inti dari ekonomi global dan mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan Internasional dilakukan
Lebih terperinciKESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013
KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian
1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata baik materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi Piagam ASEAN kedalam. hukum nasional Indonesia dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk integrasi regional di kawasan Asia Tenggara, yang dibangun melalui penciptaan pasar tunggal dan basis produksi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti memiliki hubungan interaksi dengan negara lain yang diwujudkan dengan kerja sama di suatu bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat
Total inflow (Miliar Dolar AS) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat sejak memasuki era 1990-an. Pertumbuhan remitansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Temuan lembaga riset "The Indonesian Institute" tahun 2014 mencatat, ada tiga hal besar yang masih menjadi persoalan dalam bidang kesehatan di Indonesia. Pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan
Lebih terperinciGROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang
GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY (Catatan Pertemuan the 8 th ASEAN Finance Ministers Investor Seminar (AFMIS), 8 November 2011, Jakarta I. Latar Belakang (Nugraha Adi) Kawasan ASEAN telah menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok kepentingan yang berupaya mendapatkan keuntungan ekonomi yang sebesarbesarnya dengan upaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi
Lebih terperinciBAB 7 PERDAGANGAN BEBAS
BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat integrasi perekonomian dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada ASEAN Summitbulan Januari 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan stabilnya kondisi harga dan terbukanya kesempatan peningkatan pembangunan yang luas, baik berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara menandakan berhasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan internasional penting dalam ekonomi terutama sebagai sumber devisa negara. Keberhasilan suatu negara dalam perdagangan internasional salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kekayaan suatu negara yang dijadikan sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan suatu tujuan utama. Hal ini juga merupakan tujuan utama negara kita, Indonesia. Namun,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat krusial bagi pembangunan ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering menjadi prioritas dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Soembodo (2011),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
Lebih terperinci2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan sumberdaya yang begitu melimpah ternyata belum mampu dikelola untuk menghasilkan kemakmuran yang adil dan merata bagi rakyat.
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara maju di kawasan Eropa masih belum sepenuhnya mereda. Permasalahan mendasar seperti tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu negara dalam membangun perekonomian negaranya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan jasa profesi akuntansi, khususnya jasa akuntan publik di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyak peraturan perundangundangan yang mewajibkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)
Lebih terperinciDaya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan
Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan www.packindo.org oleh: Ariana Susanti ariana@packindo.org ABAD 21 Dunia mengalami Perubahan Kemacetan terjadi di kota-kota besar
Lebih terperinciINOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 1 : 1 Potret Kabupaten Malang 2 Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 3 Kesiapan Kabupaten Malang Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan
Lebih terperinci1 Universitas indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa pertanyaan menggelitik dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai pelarian modal yang terjadi di suatu Negara cukup menarik perhatian untuk dicermati oleh
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random
67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pembangunan ekonomi internasional yang semakin terkait dan adanya interdependensi antar negara, arus perdagangan barang juga mengalami perkembangan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3
IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 KESIMPULAN A. Hasil tipologi berdasarkan tingkat penggangguran dan openness dalam penelitian ini menemukan: 1. Posisi negara Indonesia dan Filipina rata-rata
Lebih terperinciPENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dasar dari pembangunan. Manusia dapat menikmati hidup dengan nyaman apabila sehat dan untuk dapat hidup yang layak dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan dewasa ini, pembangunan manusia senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan internasional (international tourism) telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade terakhir. Satu miliar manusia bepergian di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciIna Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015
Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015 TRANSFORMASI ASEAN 1976 Bali Concord 1999 Visi ASEAN 2020 2003 Bali Concord II 2007 Piagam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan sangat berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan bisnis yang sangat berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep daya saing daerah berkembang dari konsep daya saing yang digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak mewarnai pengembangan dan aplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada di suatu negara atau wilayah. Karena pada dasarnya, investasi
Lebih terperinciModal Insani (Human Capital) dan Pembangunan Ekonomi
Modal Insani (Human Capital) dan Pembangunan Ekonomi Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Guru Besar FEB Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada acara University
Lebih terperinciMendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan
Mendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan Muliaman D. Hadad, PhD. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Surabaya, 8 Oktober 2015 Indonesia: bergerak ke sektor tersier? 2 Pangsa sektor industri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korupsi merupakan musuh bersama setiap negara, karena hal ini sudah menjadi fenomena mendunia yang berdampak pada seluruh sektor. Tidak hanya lembaga eksekutif tersandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator penting dalam menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu negara adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan industri terbesar dalam penggerak perekonomian yang tercatat mengalami pertumbuhan positif diseluruh dunia ditengah-tengah ketidakpastian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada KTT ASEAN ke-20 yang dihadiri oleh seluruh anggota yaitu: Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, Laos, Myanmar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin
Lebih terperinciMEMBANGUN TIM EFEKTIF
MATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT MEMBANGUN TIM EFEKTIF EFEKTIVITAS TIM DAERAH DALAM MEMASUKI ERA ASEAN COMMUNITY 2016 Oleh: Dr. Ir. Sutarwi, MSc. Widyaiswara Ahli Utama BPSDMD PROVINSI JAWA TENGAH
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai emerging country, perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh tinggi. Dalam laporannya, McKinsey memperkirakan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi
Lebih terperinciSATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA
RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.
5. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Bab IV tentang analisis faktor penentu Foreign Direct Investment otomotif di 5 negara ASEAN, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa research and development,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi mengenai pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang menjadi pembahasan yang sangat menarik. Berbagai perdebatan telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengentasan kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi
Lebih terperinciKESIAPAN INDONESIA DALAM MENARIK INVESTASI ASING MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
KESIAPAN INDONESIA DALAM MENARIK INVESTASI ASING MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 (The Readiness of Indonesia in Attracting Foreign Investment Facing ASEAN Economic Community 2015) SKRIPSI Oleh:
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan
BAB V KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan intensitas diplomasi dan perdagangan jasa pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian ditengarai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP
92 BAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP First of all, human capital is considered one of the major factors in explaining a countries remarkable economic growth - Jong-Wha Lee - 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini,
Lebih terperinciTantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015
Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang, yang membutuhkan investasi cukup besar untuk menopang pertumbuhan ekonominya. Sementara sumber-sumber dana yang berasal
Lebih terperinciABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.
Judul : Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Biaya Infrastruktur, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Nama : Diah Pradnyadewi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi prasyarat untuk memperoleh peluang partisipasi, adaptasi dalam hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era informasi saat ini, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi prasyarat untuk memperoleh peluang partisipasi, adaptasi dalam hal eksistensi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu negara adalah perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun negara yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miskin di dunia berjumlah 767 juta jiwa atau 10.70% dari jumlah penduduk dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan absolut (absolute poverty) merupakan salah satu masalah ekonomi utama yang dihadapi sebagian besar pemerintahan di dunia. Data World Bank pada tahun
Lebih terperinciProduktivitas; Kebijakan dan Program. Oleh : Estiarty Haryani Direktur Produktivitas dan Kewirausahaan
Produktivitas; Kebijakan dan Program Oleh : Estiarty Haryani Direktur Produktivitas dan Kewirausahaan Outline 1. Pendahuluan A. KONDISI SAAT INI Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja tahun 2013 Produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi nasional adalah mencapai masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini, globalisasi ekonomi merupakan hal yang harus dihadapi oleh suatu negara apabila negara tersebut ingin memiliki keunggulan bersaing. Globalisasi ekonomi sudah dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran Era Pertanian ke Era Industrialisasi dan semakin majunya Era komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari seluruh pola pikir dalam
Lebih terperinci