BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kepuasan adalah kesesuaian jasa yang diterima /dirasakan dengan yang diharapkan Parasuraman et al, (1999). Menurut Kotler (1992) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Tjiptono (1997). Menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (diskonvermation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya atau norma kinerja lainnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Jacobalis (1989), menyatakan bahwa ketidakpuasan pasien yang paling sering dikemukakan adalah ketidakpuasan terhadap: (1) sikap dan perilaku petugas rumah sakit atau karyawan, (2) keterlambatan oleh dokter atau perawat, (3) dokter yang merawat sulit ditemukan, (4) petugas kurang komunikatif dan informatif,(5) lamanya proses masuk rawat inap, (6) aspek pelayanan hotel dirumah sakit dan (7) kebersihan dan ketertiban lingkungan. Dari berbagai pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen adalah perasaan emosional yang dirasakan konsumen setelah melakukan perbandingan yang mencakup perbedaan antara harapan dan hasil yang dirasakan.apabila hasil yang dirasakan sesuai dengan harapan maka seseorang merasa puas dan sebaliknya. Peter dan Olson (2000) mengatakan ketidakpuasan timbul jika mutu pelayanan kurang memenuhi harapan pelanggan.ketidakpuasan terhadap produk (pelayanan)

2 sebagai hasil dua variabel yaitu harapan pra pembelian dan ketidakcocokan.harapan pra pembelian adalah kepercayaan tentang kinerja suatu produk yang diperkirakan akan muncul.ketidakcocokan adalah perbedaan antara pra pembelian dan persepsi pasca pembelain.harapan pembelian dapat terpenuhi ketika kinerja produk sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak cocok keyika yang terjadi sebaliknya.ada dua jenis ketidakcocokan yaitu: 1. Ketidakcocokan negatif,terjadi ketika kinerja produk kurang dari apa yang diharapkan. 2. Ketidakcocokan positif,terjadi ketika kinerja produk ternyata lebih baik dari apa yang diharapkan. B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan. Salah satu indikator bahwa pelayanan sudah baik adalah terbentuknya kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan sebagai pengguna jasa prlayanan.filosofi rumah sakit sebaiknya mengacu bahwa pasien dan keluarganya adalah pelanggan rumah sakit yang wajib memperoleh kepuasan (Trisnantoro, 1999). Menurut Azwar (1994), dimensi kepuasan pelanggan dapat dibedakan menjadi dua macam: (1) kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standar pelayanan oleh provider yang mencakup: hubungan dokter dengan pasien, kenyamanan pelayanan, kebebasan melakukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi tehnis, efektivitas pelayanan dan keamanan tindakan,(2) kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan kesehatan yang meliputi ketersedian pelayanan kesehatan, kewajaran pelayanan kesehatan, kesinambungan pelayanan kesehatan, penerimaan pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan kesehatan, keterjangkauan pelayanan

3 kesehatan, efisiensi pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan. Menurut Jacobalis, (1989) kepuasan total diperoleh seseorang dari pelayanan kesehatan dikaitkan tiga unsur yaitu:(1) mutu pelayanan,(2) mutu dalam perawatan, (3) cara pasien diperlakukan sebagai individu. Mc Coll et al (1986), mengemukakan ada tujuh aspek keinginan pasien yang mempengaruhi kepuasan yaitu: (1) menghargai suasana keterbukaan, (2) suasana kebahagiaan, (3) sikap bersahabat, (4) penyediaan prifasi, (7) ketersediaan / keberadaan bila dibutuhkan. Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien tidak hanya dipengaruhi oleh jasa yang dihasilkan oleh rumah sakit semata tetapi dipengaruhi pula terhadap pemberi pelayanan seperti: sikap, pelayanan, pengetahuan, ketrampilan, treatmen, serta fasilitas dan prosedur pelayanan yang diberikan oleh pihak pemberi pelayanan terhadap pasien. C. Komunikasi Terapeutik. Purwanto (1998), memberikan pengertian; komunikasi adalah suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, kata-kata, simbul, atau pesan yang bertujuan agar setiap manusia yang terlibat dalam proses saling tukar menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti / makana yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan komunikasi (Astrid, 1997).

4 Karyoso (1994), memberikan pengertian komunikasi adalah sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien dimana perawat dan klien saling mempengaruhi, klien mencari pertolongan untuk mengatasi atau meringankan masalahnya dan perawat memiliki ketrampilan, kemampuan dan sumber untuk mengatasi masalah klien, perawat dan klien memperoleh pengalaman bersama serta bertujuan memperbaiki emosional klien (Depkes RI, 1997). D. Jenis Komunikasi Menurut Potter dan Perry (1993), ada tiga jenis komunikasi yaitu; verbal, tertulis dan non verbal. 1. Komunikasi Verbal Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata atau symbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Seringkali juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung. Komunikasi verbal yang efektif harus : a. Jelas dan ringkas

5 Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. b. Perbendaharaan kata. Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menterjemahkan kata dan ucapan. c. Arti Denotatif dan Konotatif Arti Denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan. d. Selaan dan kecepatan bicara Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok. pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara terlalu cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan ketidak mengertian. Perawat juga perlu menanyakasn kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambai atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang. e. Waktu dan Relevansi Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi.

6 f. Humor Dugan (1989), menyatakan bahwa tertawa membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) dikutip Enik (2005), humor merangsang produksi catecholamine dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan meningkatkan matabolisme. 2. Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Kumunikasi non verbal teramati pada: a. Metakomunikasi Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antar pembicara derngan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan pesan pengirim terhadap pendengar. b. Penampilan Personal Penampilan seseorarg merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan penampilannya (

7 Lalli - Ascosi, 1990 dalam Putter dan Perry, 1993). bentuk fisik; cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan konsepi diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan professional yang positif. Penampilan fisik Perawat rnempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan / asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien. c. lntonasi ( Nada Suara) Nada suara bicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. d. Ekspresi Wajah Hasil penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak pada ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpersonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikusi interpersonal. orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan dipersepsikan sebegai orang yang dapat dipercaya dan memungkinkan menjadi pengamat yang baik. Ekpresi wajah menggambarkan kesiapan dalam komunikasi (Niven, 2000). e. Sikap tubuh dan Langkah

8 keadaan fisik Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap, emosi, konsep diri dan f. Sentuhan Kasih sayang, dukungan emosional dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawatklien, namun harus memperhatikan norma sosial. E. Proses Komunikasi, Komunikasi merupakan suatu proses yanmg mempunyai unsur sebagai berikut: (Depkes RI, 1997). Gangguan Balikan Gangguan Pengirim Pesan Penerima Pesan Bhs Isyarat (coding) Media Mengirimkan coding Diagram I 1. Pengirim pesan (Sender) dan materi (Isi) pesan.

9 Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai yaitu paket ide untuk disampaikan kepada orang lain dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Materi pesan dapat berupa : 1. Informasi 2. Ajakan 3. Rencana kerja. 4. Pertanyaan dsb. 2. Bahasa isyarat ( coding ). Tujuan bahasa isyarat adalah untuk menyingkat pola pikir pengirim pesan kedalam bentuk bahasa kode atau simbul atau lainnya sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan ( tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan ini adalah untuk mengajak, membujuk mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu. 3. Media. Pemilihan media dipengaruhi oleh isi pesan yang harus disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi, dan sebagainya. Media yang dapat dipergunakan antara lain melalui telepon, radio, TV, Mikrofon, Memo, surat, komputer, foto, papan pengumuman, pertemuan lokakarya, rapat kerja, penerbitan dan sebagainya.

10 4. Mengartikan bahasa isyarat. Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka sipenerima pesan harus dapat mengartikan simbul dan bentuk pesan yang dimaksud. 5. Penerima pesan. Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan sipengirim meskipun dalam bentuk sandi tanpa mnngurangi arti yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. 6. Balikan (Feed Back). Balikan adatah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun non verbal. Tanpa balikan searang pengirim pesan tidak akan pernah tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan. Balikan dapat disampaikan : a. Penerima pesan b. Orang lain bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan janji apakah pesan yang diterima akan dilaksanakan atau tidak. Balikan yang diberikan orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Si pemberi balikan akan lebih membantu si pengirim pesan jika dapat menggambarkan secara khusus reaksi tersebut.

11 Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi saran, usul dan seterusnya untuk menjadi bahan pertimbangan dan membantu menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan. Jadi balikan dapat memperjelas persepsi dan membantu melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita. 7. Gangguan. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi dan yang merusak atau memecahkan konsentrasi perhatian sehingga penerima salah menafsirkannya. Gangguan bukan merupakan bagian dan proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh terhadap proses komunikasi. Gangguan ini menghalangi proses komunikasi dalam rangka penerimaan pesan maupun pemberian balikan. Dari proses komunikasi tersebut diatas, tampak adanya interaksi dan partisipasi baik dari pengirim pesan maupun penerima pesan. interaksi dan partisipasi tersebut terjadi berulang-ulang melalui parap trasing, cek persepsi, ungkapan perasaan balikan dari kedua belah pihak (Depkes RI, 1997). Prinsip -prinsip untuk meningkatkan kejelasan dan ketepatan pesan yang sampaikan antara lain: 1. Prinsip Relevan: membuat pesan relevan dengan yang didengar 2. Prinsip Kesederhanaan: mengurangi ide-ide yang kompleks untuk mernyederhanakan komunikasi. 3. Prinsip definisi: mendefinisikan ide sebelum dijelaskan dan disampaikan. 4. Prinsip Struktur: mengorganisasikar, pesan kedalam suatu kesatuan 5. Prinsip Pengulangan: Pengulangan konsep-korsep utama dari pesan.

12 6. Prinsip Perbandingan: membandingkan ide yang lama dan baru. Hubungan yang tidak diketahui dengan yang diketahui. 7. Prinsip Penekanan: berfokus pada aspek yang utama dan penting dan komunikasi. F. Bentuk Komunikasi Bentuk komunikasi yang terjadi di rumah sakit antara perawat, pasien dan keluarga (Purwanto, 1998). PASIEN KELUARGA PERAWAT Diagram 2

13 G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Menurut Stuart dan Sundeen (1991), fakor-fakor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah : 1 Parkembangan. Lingkungan yang diciptakan oleh orang tua mempengaruhi kemampuan anak untuk berkomunikasi. 2. Persepsi. Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan penga!aman (Rorthouse & Narthouse, 1992). Perbedaan persepsi menghambat komuanikasi. 3. Nilai. Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang. Berusaha mengetahui dan mengklarifikasi nilai adalah penting dalam membuat keputusan dan interaksi. Jangan sampai perawat dipengaruhi oleh nilai personalnya dalam hubungan interpersonal. 4. Latar Belakang Sosial Budaya. Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi o!eh faktor budaya. Budaya juga membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. 5. Emosi. Emosi adalah perasaan subyektif tentang suatu peristiwa. Cara seseorang berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh keadaan emosinya. Emosi mempengaruhi kemampuan untuk menerima pesan dengan benar, serta menimbulkan salah tafsir atau tidak mendengarkan pesan yang disampaikan.

14 6 Pengetahuan. Komunikasi sulit dilakukan jika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. 7. Peran. Gaya berkomunikasi sesuai dengan peran dan hubungan orang yang berkomunikasi. Gaya perawat berkomunikasi dengan klien akan berbeda dengan caranya berbicara dengan perawat lain. 8. Tatanan Interaksi. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam suatu lingkungan yang menunjang, karena bising kurang keleluasaan pribadi dan ruang yang sempit dapat menimbulkan kerancuan, ketegangan dan katidaknyamanan. 10 cara meningkatkan efektifitas komunikasi menurut " American Management Burgss (1988) dikutip dari Enik (2005). a. Mencoba mencari kejelasan ide sebelum bicara b. Mengkaji kejelasan tujuan dari tiap bicara c. Pertimbangkan kemampuan fisik secara keseluruhan saat bicara d. Pikirkan saat bicara isi pesan yang disampaikan e. Pesan yang disampaikan cukup jalas r. Mengikuti jalannya komunikasi g. Bicara untuk besok sama dengan hari ini h. Yakinkan tindakan yang dilakukan menyokong komunikasi i. Konsultasi dengan orang lain jika perlu dalam merencanakan komunikasi. j. Cobalah untuk memahami dan dipahami dan jadilah pendengar yang baik

15 H. Prinsip Komunikasi Terapeutik. Perawat perlu hadir secara fisik dan psikologis pada saat berkomunikasi dengan klien. Oleh karena itu sikap dan penampilan saat berkomunikasi sangat penting. menurut Stuart dan Sundeen (1991), cara menghadirkan diri secara fisik adalah: 1. Berhadapan, arti dari posisi ini adalah saya siap untuk Saudara" 2. Mempertahankan kontak mata, Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi. 3. Membungkuk ke arah klien Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu keadaan dari klien. 4. Memperhatikan sikap terbuka Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu 5. Tetap rileks T etap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon pada klien, walaupun pada situasi yang kurang menyenangkan. Sedangkan kehadiran secara psikologis dibagi dalam dua dimensi yaitu dimensi respon, dan dimensi tindakan ( Truax, Karknoff dan Beransan dikutip dari Stuart dan Sundeen, 1991). 1. Dimensi Respon. a. Keikhlasan: Perawat ikhlas dalam memberikan pelayanan, terbuka, jujur dan berperan aktif dalam berhubungan dengan klien.

16 b. Menghargai: Dapat menerima klien apa adanya. Tidak menekan, memarahi dan mengkritik klien, sikap menghargai dapat diekspresikan dengan duduk diam bersama klien yang sedang sedih, minta maaf atas hal yang tidak disukai klien. c. Empati: Ikut merasakan apa yang dirasakan klien namun tidak terlibat secara emosi. Empati merupakan ketrampilan yang didapat melalui kesadaran diri dan mendengarkan dengan presepsi (Goodner, 1994). d. Kongkrit / Nyata: Menggunakan istilah yang biasa dimengerti klien agar tidak menimbulkan keraguan. 2 Dimensi Tindakan. a. Konfrontasi: Ekspresi perasaan perawat terhadap perilaku klien yang kurang tepat. Penting untuk meningkatkan kesadaran dan sikap klien. b. Kesegeraan: Kesegeraan ingin menolong k l i e n perawat perlu sensitive terhadap kebutuhan klien. c. Keterbukaan Perawat: Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan klien. d. Emosional Katarsis: Terjadi jika klien diminta bicara tentang hal yang sangat mengganggu dirinya. Ketakutan, perasaan dan pengalaman dibuka dan menjadi topik diskusi antara perawat dn klien: e. Bermain Peran: Melakukan peran pada situasi tertentu. I. T e k n i k Komunikasi Terapeutik. U n t u k m e nanggapi pesan yang disampaikan klien, beberapa teknik komunikasi ya n g d a p a t dipergunakan perawat ( Stuart dan Sundeen, 1991 ): 1. Mendengar (Listening).

17 Merupakan dasar untuk komunikasi. Dengan mendengar perawat dapat memahami perasaan klien. Beri waktu untuk klien mengekspresikan persaan jadilah pendengar yang baik. (Shea, 1996). 2. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening). Memberi kesempatan pada klien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaaannya. 3. Mengulangi (Restating). Mengulangi isi pikiran / ungkapan klien untuk menegaskan arti pesan yang disampaikan. Cara ini menunjukkan perawat memperhatikan klien bicara. 4. Klarifikasi. Dilakukan jika ungkapan klien meragukan perawat atau tidak jelas. 5. Refleksi. Merefleksi isi pikiran dan perasaan klien agar klien mengetahui dan menerima pikiran dan perasaannya. Dengan demikian perawat dapat memahami apa yang dirasakan klien. Sehingga perawat dapat membantu mencarikan jalan keluar bersama klien yang lebih positif. 6. Memfokuskan. Membantu klien bicara dalam satu topik sehingga masalah yang akan diselesaikan tuntas. 7. Membagi Persepsi.

18 Meminta pendapat klien tentang hal yang dipikirkan dan dirasakan perawat. Dengan demikian parawat dapat memberi umpan balik dengan memberi informasi. 8. ldentifikasi Tema. Latar belakang yang dialami klien, yang muncul selama percakapan. Digunakan untuk meningkatkan pengertian dan mengekspresikan masalah klien. 9. Diam (silence). Memberikan kesempatan pada klien untuk berbicara dan memotivasi klien untuk bicara. 10. Memberi Informasi. Memberi fakta atau informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien. 11. Saran. Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah klien sebaiknya digunakan pada fase kerja. Agar hubungan perawat dan klien lebih efektif dibagi dalam empat fase 1. Fase pra Interaksi. Dimulai sebelum kontak dengan klien perawat perlu mengkaji kesiapan diri untuk berinteraksi dengan klien. Tugas pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang klien dan menentukan kontak pertama. 2. Perkenalan. Dimulai saat pertemuan pertama dengan klien. Tugas perawat adalah: a. menggali persepsi, perasaan, pikiran dan tindakan klien. b. mengidentifikasi masalah klien. c. menetapkan tujuan bersama klien.

19 3. Fase Kerja. Bersama klien menggali ancaman yang mungkin timbul dan meningkatkan kesadaran diri. Perawat membantu klien mengatasi masalah klien dengan memberi informasi atau saran. 4. Masa Terminasi. Pada fase ini hubungan intim perawat - klien telah terbina baik. Sehingga sulit untuk memutuskan hubungan. Keduanya merasa kehilangan. Oleh karena itu perlu dikaji dan dipersiapkan kemungkinan respons emosi yang mungkin timbul. Terminasi yang dipersiapkan degan baik akan memberikan pengalaman yang positif untuk klien. Sedangkan terminasi yang tiba-tiba membuat klien kehilangan dan kecewa. R. Darmanto (1997), mengutarakan pelayanan keperawatan adalah pemberian bantuan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia secara bio- psiko-sosio-spiritual yang mencakup 13 komponen yaitu : (1) memenuhi kebutuhan oksigen, (2) memenuhi kebutuhan nutrisi, dan keseimbangan cairan /elektrolit, (3) memenuhi kebutuhan eliminasi, (4) memenuhi kebutuhan keamanan, (5) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan, (6) memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur, (7) memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani /ambulasi, (8) memenuhi kebutuhan spiritual, (9) memenuhi kebutuhan komunikasi, (10) memenuhi kebutuhan emosional, (11) mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis tubuh, (12) memenuhi kebutuhan pengobatan dan proses penyembuhan, (13)memenuhi kebutuhan penyuluhan dan rehabilitasi. J. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka untuk meneliti gambaran kepuasan pasien tentang komunikasi terapeutik perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit PKU

20 Muhammadiyah Temanggung digunakan dasar pelayanan keperawatan rumah sakit yang mengacu pada R. Darmanto (1997). 1. Memenuhi kebutuhan oksigen, 2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, dan keseimbangan cairan /elektrolit, 3. Memenuhi kebutuhan eliminasi, 4. Memenuhi kebutuhan keamanan, 5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan, 6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur, 7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani /ambulasi, 8. Memenuhi kebutuhan spiritual, 9. Memenuhi kebutuhan komunikasi, 10. Memenuhi kebutuhan emosional, 11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis tubuh, 12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan proses penyembuhan, 13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan dan rehabilitasi. Kepuasan Pasien 1. Tidak puas 2. Kurang Puas 3. Puas 4. Sangat Puas Faktor yang mempengaruhi kepuasan : 1. Perkembangan 2. Persepsi 3. Nilai 4. Latar belakang sosial budaya 5. Emosi 6. Pengetahuan / pendidikan 7. Peran 8. Tatanan interaksi

21 Kepuasan timbul karena adanya suatu stimulasi (pelayanan keperawatan) dimana dalam pelayanan keperawatan terdapat kebutuhan komunikasi. Gambar 1 : Kerangka teori gambaran kepuasan pasien tentang komunikasi teurapetik perawat K. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Komunikasi teurapetik perawat Kepuasan Pasien 1. Tidak puas 2. Kurang Puas 3. Puas 4. Sangat Puas Gambar 2. Kerangka Konsep gambaran kepuasan pasien tentang komunikasi teurapetik perawat. L. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1. Variabel yang diteliti adalah variabel tunggal yaitu kepuasan pasien tentang komunikasi terapeutik perawat 2. Definisi operasional. Kepuasan adalah kesesuaian antara keinginan dan yang didapatkan pasien tentang komunikasi terapeutik perawat yang meliputi ketrampilan, kemampuan, dan sumber

22 mengatasi masalah di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Temanggung dengan menggunkan cara ukur skala likert dengan kriteria hasil Rendah Sedang Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien Dalam konteks teori consumer behaviour, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman pasien setelah mendapatkan pelayanan rumah sakit. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam

Lebih terperinci

Interaksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang.

Interaksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang. JENNI M PURBA Perawat profesional harus mempunyai keterampilan intelektual, teknikal & interpersonal, yang tercermin dalam perilaku caring dalam berkomunikasi dengan orang lain (Johnson, 1989). Keterampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian motivasi Walgito (2004), mendefinisikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan merupakan kesesuaian antara harapan pasien tentang pelayanan yang tersedia dengan persepsi pelayanan yang diterima. Jika harapan terlampaui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Komunikasi Terapeutik a. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi dari pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 MODUL KOMUNIKASI INTERPERSONAL MATA KULIAH KEPERAWATAN PALIATIF NSA525 KOMUNIKASI PADA PASIEN PALIATIF I Disusun Oleh YULIATI.,SKp.,MM.,M.Kep UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 1 / 10 KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB 2. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti. kata communico yang artinya membagi (Nasir dkk., 2011).

BAB 2. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti. kata communico yang artinya membagi (Nasir dkk., 2011). BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI. Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Disusun Oleh :

MAKALAH KOMUNIKASI. Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Disusun Oleh : MAKALAH KOMUNIKASI Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi Disusun Oleh : 1. Retno Dwi S. 115030200111073 2. Dhea Indira Ard 115030200111076 3. Chalifah

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK A. PENGERTIAN Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama anatara perawat dan klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. B. TUJUAN Tujuan Komunikasi Terapeutik : 1. Membantu pasien

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA. By Ady Fraditha S,Kep, Ns

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA. By Ady Fraditha S,Kep, Ns KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA By Ady Fraditha S,Kep, Ns Pendahuluan Sebelum berinteraksi dengan pasien dengan gangguan jiwa, ada sebaiknya perawat harus mengetahui prinsip - prinsip dalam

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF. By : Lastry. P, SST

KOMUNIKASI EFEKTIF. By : Lastry. P, SST KOMUNIKASI EFEKTIF By : Lastry. P, SST Pengertian Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yg terlibat dalam komunikasi. Tujuan : memberi kemudahan dalam memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Komunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Komunikasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Keterampilan Komunikasi a. Pengertian Keterampilan Komunikasi Keterampilan komunikasi adalah pengetahuan seseorang yang digunakan dalam teknik komunikasi verbal,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN. JENNY MARLINDAWANI PURBA, SKp. PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN. JENNY MARLINDAWANI PURBA, SKp. PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN JENNY MARLINDAWANI PURBA, SKp. PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Komunikasi a. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan sistem simbolik linguistik, seperti sistem simbol verbal/kata-kata, verbal dan non-verbal digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mutu pelayanan kesehatan dalam memenuhi harapan harapan pasien yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mutu pelayanan kesehatan dalam memenuhi harapan harapan pasien yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan pasien merupakan tujuan pelayanan kesehatan. Manfaat pelayanan terbaik bagi pelanggan adalah pelanggan puas dan interaksi positif. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang diharapkan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang diharapkan, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan 1. Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang diharapkan, jika kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti

KOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti KOMUNIKASI MANAJEMEN Oleh : Elisabeth Herwanti Tujuan Umum Mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang relevan dengan kegiatan komunikasi manajemen Tujuan Khusus Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Empati 1. Definisi Empati adalah kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain, bahwa kita telah memahami bagaimana perasaan orang lain tersebut, dan apa yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Komunikasi Terapeutik a. Pengertian komunikasi terapeutik Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communicatio yang artinya pemberitahuan atau pertukaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

A. Mata Kuliah Nursing Theorist

A. Mata Kuliah Nursing Theorist A. Mata Kuliah Nursing Theorist B. Capaian Pembelajaran Praktikum Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu: 1. Menganalisis komunikasi terapeutik dan helping relationship dalamkonteks hubungan

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan jalan utama untuk mengekspresikan maksud dari pikiran seseorang. Salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Persepsi 1.1 Defenisi Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan yang dialaminya (Suliswati, 2005). Persepsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian kecerdasan emosional Kecerdasan emosional, secara sederhana dipahami sebagai kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri dan orang

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi yang diberikan perawat bertujuan memberi terapi maka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi yang diberikan perawat bertujuan memberi terapi maka BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Komunikasi Terapeutik 1.1. Defenisi Komunikasi Terapeutik Komunikasi dalam keperawatan merupakan alat mengimplementasikan proses keperawatan. Komunikasi ditujukan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan Menurut Azwar (1996) yang dikutip Purwanto (2009), mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanda-tanda (alamiah atau universal) berupa simbol-simbol (berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanda-tanda (alamiah atau universal) berupa simbol-simbol (berdasarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal) berupa simbol-simbol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses sosial karena melalui komunikasi seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen dalam komunikasi diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kepuasan Ibu Nifas 1. Definisi Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2.1.1.1. Pengertian perawat Menurut Depkes RI (2007), perawat adalah seorang yang telah dipersiapkan melalui pendidikan untuk turut serta merawat

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seni dari penyembuhan (Anas, 2014). Maka di sini diartikan. penyembuhan/ pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seni dari penyembuhan (Anas, 2014). Maka di sini diartikan. penyembuhan/ pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian komunikasi terapeutik Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan (Anas, 2014). Maka di sini diartikan

Lebih terperinci

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n Proses Komunikasi O u t l I n e T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n T P U Diharapkan mampu ampu menjelaskan dan menerapkan konsep-konsep dasar dalam komunikasi, jenis dan teknik komunikasi,

Lebih terperinci

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan 1. Pengertian Kepuasan Pasien Tingkat kepuasan adalah perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dengan demikian apabila dikaitkan dengan pelanggan, maka

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Mutu Pelayanan 1. Pengertian mutu pelayanan Pengertian mutu pelayanan kesehatan bersifat multi dimensional yaitu mutu menurut pemakai pelayanan kesehatan dan menurut penyelenggara

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI KUSTIADI BASUKI SENIN,22MEI 2017 PERTEMUAN 10 Pendahuluan Organisasi adalah sekelompok masyarakat kecil yang bekejasama untuk mencapai tujuan. Komunikasi adalah perekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami komunikasi non verbal (Santrock, 2007 cit. Dalimunthe, 2008). interaksi (Eggen, 2004 cit. Dalimunthe, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami komunikasi non verbal (Santrock, 2007 cit. Dalimunthe, 2008). interaksi (Eggen, 2004 cit. Dalimunthe, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Keterampilan Komunikasi Keterampilan komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan dalam berbicara, mendengar dan mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PBL (Problem Based Learning) 1. Definisi PBL PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORITIK 1. Kepuasan a. Pengertian Kepuasan Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Menurut Parasuraman et. al.,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN 46 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA YANG ANAKNYA DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD DR PIRNGADI MEDAN PENELITI : MUHAMMAD ADIUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini melelui panca indera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dalam keperawatan, dari konsep keperawatan individu menjadi keperawatan paripurna serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat dengan klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien (Panduan

Lebih terperinci

PENTINGNYA KOMUNIKASI

PENTINGNYA KOMUNIKASI KOMUNIKASI Peran Komunikasi Pengertian Komunikasi Proses Komunikasi Kontinum Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi Media Komunikasi Komunikasi Nonverbal Komunikasi Antar Pribadi PENTINGNYA KOMUNIKASI Barnard

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK Label: Perkuliahan Bentuk hambatan komunikasi Terapeutik Ada 5 jenis: a. Resistens b. Transferens c. Kontertransferens d. Pelanggaran batas e. Pemberian hadiah 1. Resistens

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Komunikasi Terapeutik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Komunikasi Terapeutik a. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Nasir (2009) Komunikasi adalah proses penyesuaian dan adaptasi antara dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA Fiora Ladesvita*, Nabella Khoerunnisa** *Dosen Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Jakarta **Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akui oleh Pemerintah Republik Indonesia. pelayanan terhadap pasien (Nursalam, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akui oleh Pemerintah Republik Indonesia. pelayanan terhadap pasien (Nursalam, 2001). 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawat 1. Pengertian Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan masa pendidikan keperawatan di dalam negeri maupun di luar negeri yang di akui oleh Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BALACIUS DEDI PELATIHAN PEMB KLINIK PPN Agustus 2016

BALACIUS DEDI PELATIHAN PEMB KLINIK PPN Agustus 2016 BALACIUS DEDI PELATIHAN PEMB KLINIK PPN 14 02 Agustus 2016 KASUS 1 REZA GAHA, MAHASISWA S1 KEPERAWATAN, SEDANG PRAKTIK KLINIK NP 6. DIA DATANG KE RUANG FILIFUS TERLAMBAT 30 MENIT, DENGAN ALASAN MACET.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, artinya memberitahukan, menyampaikan. Communicatio, artinya hal memberitahukan; pemberitahuan;

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsiv

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu diharapkan dapat memuaskan pasien, maka dari itu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR RIYAN HIDAYATULLAH riyanhidayat28@gmail.com Dasar Hukum (Pembelajaran) UU No. 20/2003 Sisdiknas, Pasal 1 (20): Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian mutu Mutu merupakan keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen, baik berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perawat Pengertian Perawat Perawat atau nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. menurut Harlley (1997) dalam Fahri (2010),

Lebih terperinci

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan perawatan umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya

Lebih terperinci

Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar

Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar Afid Burhanuddin, M.Pd. Komunikasi? Proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB III MERENCANAKAN PESAN-PESAN BISNIS

BAB III MERENCANAKAN PESAN-PESAN BISNIS BAB III MERENCANAKAN PESAN-PESAN BISNIS Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu: 1. Mendiskripsikan tiga langkah proses menulis. 2. Menjelaskan alasan pentingnya mendefinisikan tujuan dan membuat daftar

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Proses Komunikasi Proses Komunikasi secara Primer Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan 1. Pengertian Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Berkomunikasi Secara Nonverbal Pendahuluan Music piano TOSANDO.mp4 Analisis

Lebih terperinci

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Kecakapan Non Verbal Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Komunikasi Non-Verbal O O O Komunikasi interpersonal tidak hanya melibatkan arti kata secara eksplisit pada informasi atau pesan yang disampaikan, tetapi

Lebih terperinci