DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL ANALISIS... viii. DAFTAR TABEL LAMPIRAN... ix. DAFTAR TABEL POKOK PDRB...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL ANALISIS... viii. DAFTAR TABEL LAMPIRAN... ix. DAFTAR TABEL POKOK PDRB..."

Transkripsi

1

2 Daftar Isi DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL ANALISIS... viii DAFTAR TABEL LAMPIRAN... ix DAFTAR TABEL POKOK PDRB...x DAFTAR GRAFIK... xi PENJELASAN TEKNIS... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Cakupan Penelitian... 5 BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Manfaat PDRB Konsep dan Definisi Pendekatan Penyusunan PDRB PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan Laju Pertumbuhan Ekonomi Struktur Ekonomi PDRB Perkapita Pendapatan Regional Pendapatan Perkapita Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha iii

3 Daftar Isi Hal Metode Penghitungan PDRB Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Penyajian Angka Indeks Indeks Perkembangan Indeks Berantai Indeks Implisit Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Regional Bruto Pengertian SNA Manfaat Tahun Dasar Implikasi Perubahan Tahun Dasar Alasan Tahun 2010 dugunakan sebagai tahun dasar Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar BAB III RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Kehutanan dan Penebangan Kayu Perikanan Pertambangan dan Penggalian Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya iv Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

4 Daftar Isi Hal Industri Pengolahan Industri Pengolahan Batu Bara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Industri Makanan dan Minuman Industri Pengolahan Tembakau Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan, dan Reproduksi Media Rekam Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik Industri Barang Galian Bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan Industri Furnitur Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan Pengadaan Listrik dan Gas Ketenagalistrikan Pengadaan Gas dan Produksi Es Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha v

5 Daftar Isi Hal Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Angkutan Rel Angkutan Darat Angkutan Laut Angkutan Sungai, Danau, dan Penyebrangan Angkutan Udara Jasa Penunjang, Pergudangan dan Pos dan Kurir Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Penyediaan Akomodasi Penyediaan Makan dan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Jasa Perantara Keuangan Asuransi dan Dana Pensiun Jasa Keuangan Lainnya Jasa Penunjang Keuangan Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan vi Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

6 Daftar Isi Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya Hal. BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN Gambaran Umum Struktur Ekonomi Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Perkapita BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/Kota Struktur Perekonomian Regional Laju Pertumbuhan Ekonomi Regional PDRB Perkapita Regional Perbandingan LPE dan PDRB Perkapita TABEL-TABEL LAMPIRAN Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha vii

7 Daftar Tabel Analisis DAFTAR TABEL ANALISIS Hal Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Triliun Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010, Tahun (Triliun Rupiah) Peranan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kategori di Jawa Barat Tahun (Persen) Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kategori Tahun (Persen) Sumber Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kategori Tahun (Persen) PDRB Perkapita Jawa Barat dan Laju Pertumbuhannya Tahun (Persen) Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun (Triliun rupiah) Ranking Peranan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Peranannya Menurut Kabupaten/Kota yang Memiliki Migas Tahun Peranan Nilai Tambah Bruto (NTB) Menurut Kategori Terhadap PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014 (persen) Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun (Persen)... Pengelompokan LPE Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun PDRB Per Kapita dan Laju Pertumbuhannya Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun Pengelompokkan PDRB Per Kapita ADHB Tahun 2010 dan Pengelompokkan PDRB Per Kapita ADHK Tahun 2010 dan viii Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat Tahun

8 Daftar Tabel Lampiran DAFTAR TABEL LAMPIRAN 1.A. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat A Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat A PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun A PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun A Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun A Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun A Perbandingan Peranan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun A Perbandingan Peranan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun A. Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. Perbandingan Peranan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. Perbandingan Peranan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun B. Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun Hal. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha ix

9 Daftar Tabel Pokok PDRB DAFTAR TABEL POKOK PDRB Hal. Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor Kabupaten Sukabumi Kabupaten Cianjur Kabupaten Bandung Kabupaten Garut Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Ciamis Kabupaten Kuningan Kabupaten Cirebon Kabupaten Majalengka Kabupaten Sumedang Kabupaten Indramayu Kabupaten Subang Kabupaten Purwakarta Kabupaten Karawang Kabupaten Bekasi Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Pangandaran Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar x Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat Tahun

10 Daftar Grafik DAFTAR GRAFIK Hal Arus Lingkar Perekonomian Peranan NTB Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2014 (Persen) Peranan NTB Kategori Industri Pengolahan Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2014 (Persen) Peranan NTB Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2014 (Persen) Plot Kuadran LPE dan PDRB Per Kapita ADHB Kabupaten/Kota Tahun 2014 (Termasuk Migas) Plot Kuadran LPE dan PDRB Per Kapita ADHB Kabupaten/Kota Tahun 2014 (Tanpa Migas) Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat Tahun xi

11 Penjelasan Teknis PENJELASAN TEKNIS 1. Penghitungan statistik neraca nasional yang digunakan di sini mengikuti buku petunjuk yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa yang dikenal sebagai Sistem Neraca Nasional. Namun, penerapan statistik neraca nasional tersebut telah disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi Indonesia. 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB digunakan 2 pendekatan, yaitu produksi dan penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut. 3. Penyajian PDRB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh lapangan usaha yang mencakup kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya. 4. Produk Domestik Regional Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Disebut sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam publikasi di sini digunakan harga tahun 2010 sebagai dasar penilaian. 5. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan tersebut dihitung dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke-n terhadap nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan dengan 100 xii Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

12 Penjelasan Teknis persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya. 6. Harga Berlaku adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun sedang berjalan. 7. Harga Konstan adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tetap di satu tahun dasar. 8. Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang digunakan sebagai dasar penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data dengan indikator rinci mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha xiii

13 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi memerlukan bermacam data sebagai dasar berpijak dalam menentukan strategi kebijakan. Hal tersebut dilakukan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan yang telah diambil pada masa-masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Berbagai data kuantitatif diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain, arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat disertai dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Pembangunan di segala bidang dan telah menjangkau seluruh pelosok tanah air t e rmas uk J awa Ba ra t memerlukan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sesuai dengan batasbatas wilayah administrasi pemerintahan untuk perencanaan pembangunan khususnya bidang ekonomi sekaligus mengevaluasi hasilnya. Apabila diperhatikan, transaksi ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok produsen dan kelompok konsumen. Kelompok produsen menggunakan faktor produksi yang berasal dari kelompok konsumen dan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Kelompok konsumen memiliki faktor produksi seperti tanah, tenaga, modal, dan kewiraswastaaan yang diberikan pada perusahaan dan menerima balas jasanya berupa sewa tanah, upah dan gaji, bunga modal, dan keuntungan. Balas jasa yang diterima ini disebut nilai tambah, yang Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

14 Pendahuluan selanjutnya digunakan oleh konsumen untuk membeli barang dan jasa dari produsen untuk dikonsumsi. Transaksi dari kedua kelompok tersebut, yang satu merupakan pemakai barang dan jasa, dan yang lain merupakan produsennya berkesinambungan sehingga membentuk siklus perekonomian yang dapat membesar dan mengecil. Untuk melihat perputaran perekonomian yang sederhana antara kelompok perusahaan dan kelompok rumahtangga di dalam suatu perekonomian yang tertutup atau di dalam suatu daerah yang tidak melaksanakan transaksi dengan daerah lain dapat digambarkan melalui Gambar 1 berikut. Grafik 1.1. Arus Lingkar Perekonomian a. Faktor-faktor Produksi (Tanah, Tenaga, Modal, Kewiraswastaan) b. Barang dan jasa (Arus Barang) Rumahtangga Dunia Usaha c. Pengeluaran konsumsi (Arus Uang) d. Balas jasa faktor produksi (Upah, bunga, sewa tanah dan keuntungan Keterangan : a) menunjukkan arus penyediaan faktor produksi; b) menunjukkan arus barang dan jasa yang dibeli konsumen c) menunjukkan arus uang yang dikeluarkan konsumen untuk konsumsi d) menunjukkan arus balas jasa faktor produksi; Gambar yang sederhana tersebut menunjukkan bahwa aliran barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan akan sama dengan aliran uang yang diterima oleh rumahtangga, dan juga sama dengan besarnya nilai uang yang dibelanjakan oleh rumahtangga. 2 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

15 Pendahuluan Dalam kenyataannya, barang dan jasa yang digunakan baik untuk konsumsi maupun untuk pembentukan modal, tidak semua berasal dari dalam negeri tetapi sebagian dari luar negeri; sebaliknya barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri tidak semuanya digunakan di dalam negeri tetapi sebagian digunakan di luar negeri, di mana hal ini akan dicerminkan dalam perekonomian terbuka 1 ). Dalam hal pendapatan regional, pengertian luar negeri juga termasuk luar daerah (luar provinsi atau luar kabupaten/kota tertentu). Demikian juga uang, sebagai balas jasa faktor produksi, kemungkinan juga tidak habis dikonsumsi. Oleh karena itu, dengan perekonomian terbuka serta adanya saving dan investasi, dapat digambarkan melalui diagram alur (circular- flow) seperti Gambar 1, namun tentunya dengan alur yang lebih rumit. Dengan melihat siklus ekonomi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Regional adalah sebagai berikut: (a) Apabila ditinjau dari segi produksi disebut Produk Regional (Regional Product), merupakan jumlah nilai tambah (produk neto = output dikura ngi input antara) yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah dalam jangka waktu yang tertentu (satu tahun); (b) Apabila ditinjau dari segi pendapatan disebut Pendapatan Regional (Regional Income), merupakan jumlah pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah dalam jangka waktu yang tertentu (satu tahun); (c) atau apabila ditinjau dari segi pengeluaran, disebut Pengeluaran Regional (Regional Expenditure), merupakan jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumahtangga, lembaga swasta nirlaba, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor neto suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

16 Pendahuluan Dalam kenyataannya, pendapatan yang dihasilkan oleh masyarakat suatu daerah belum tentu akan dinikmati/digunakan oleh masyarakat tersebut. Begitupun sebaliknya, ada pendapatan yang dinikmati oleh masyarakat daerah tersebut yang berasal dari daerah lainnya. Sehubungan dengan itu, maka timbullah aliran pendapatan (net factor income from abroad) dari satu daerah ke daerah lainnya. Produktivitas suatu daerah dicerminkan oleh produk domestik, sedangkan tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari sudut penggunaannya setelah diperhitungkan aliran pendapatan yang keluar masuk daerah tersebut Maksud dan Tujuan Perencanaan pembangunan dalam mewujudkan visi Provinsi Jawa Barat Dengan Iman dan Taqwa, Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia dan salah satu misinya meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan berbasis potensi daerah tentunya harus didukung oleh sinergitas koordinasi dan kerjasama seluruh wilayah kabupaten/kotanya. Terarahnya pembangunan dan pengembangan wilayah secara komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan sebagai suatu kesatuan sosial, ekonomi, dan budaya dimungkinkan dengan memperhatikan berbagai macam potensi, karakteristik, dan daya dukung sumber daya baik manusia maupun alam. Adapun maksud dan tujuan penyusunan kompilasi dan analisis PDRB kabupaten/kota tahun ini adalah: 1. Menyediakan kompilasi data PDRB kabupaten/kota tahun Menganalisis struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, dan PDRB per kapita kabupaten/kota tahun Membandingkan kinerja perekonomian kabupaten/kota dengan perekonomian Jawa Barat. 4 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

17 Pendahuluan 1.3. Cakupan Penelitian Penyusunan kompilasi dan analisis PDRB kabupaten/kota tahun ini memiliki tiga cakupan penelitian, yaitu cakupan waktu, wilayah, dan materi penelitian. Cakupan waktu penelitian yang digunakan dalam penyusunan publikasi ini adalah selama tiga tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dengan menggunakan tahun dasar Sementara itu, cakupan wilayah penelitian yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota yang ada di provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 18 kabupaten dan 9 kota yaitu: KABUPATEN KOTA 1. Bogor 10. Majalengka 19. Bogor 2. Sukabumi 11. Sumedang 20. Sukabumi 3. Cianjur 12. Indramayu 21. Bandung 4. Bandung 13. Subang 22. Cirebon 5. Garut 14. Purwakarta 23. Bekasi 6. Tasikmalaya 15. Karawang 24. Depok 7. Ciamis 16. Bekasi 25. Cimahi 8. Kuningan 17. Bandung Barat 26. Tasikmalaya 9. Cirebon 18. Pangandaran 27. Banjar Untuk mempersingkat penulisan, maka wilayah kabupaten hanya ditulis nama wilayahnya saja (misalnya Bogor yang berarti Kabupaten Bogor). Sedangkan untuk wilayah kota, akan didahului dengan kota dan nama wilayahnya (misalnya Kota Bogor). Adapun materi penelitian dalam penyusunan kompilasi dan analisis PDRB kabupaten/kota tahun ini adalah data PDRB menurut lapangan usaha yang terdiri dari 17 Kategori yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

18 Pendahuluan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estate; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya. 6 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

19 Metodologi BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (riil). PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.. Dalam publikasi ini, tahun dasar yang digunakan untuk menghitung PDRB atas dasar harga konstan adalah tahun Manfaat PDRB 1. PDRB atas dasar harga konstan (PDRB riil) dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja perekonomian baik secara sektoral maupun kinerja perekonomian secara keseluruhan di suatu wilayah tertentu dalam satu kurun waktu tertentu. Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). 2. PDRB atas dasar harga berlaku (PDRB nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan di suatu wilayah dalam satu kurun waktu tertentu. Distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian yang menggambarkan peranan masing- Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

20 Metodologi masing sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-sektor ekonomi yang berperan besar menunjukkan basis kegiatan ekonomi yang mendominasi perekonomian wilayah tersebut. 3. PDRB atas dasar harga berlaku bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, maka akan didapatkan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku yang digunakan sebagai pendekatan (proxy) untuk menunjukkan rata-rata pendapatan per satu orang penduduk secara nominal. Sementara itu apabila PDRB atas dasar harga konstan dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, maka akan didapatkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan yang berguna untuk mengetahui rata-rata pendapatan per satu orang penduduk secara riil (tanpa memperhitungkan faktor fluktuasi harga) Konsep dan Definisi Pendekatan Penyusunan PDRB PDRB dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu : a. Pendekatan Produksi (Production Approach) PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam suatu wilayah pada suatu periode tertentu (biasanya setahun). Unit- unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 17 lapangan usaha (kategori) yaitu: 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Pengadaan Listrik dan Gas; 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; 6. Konstruksi; 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; 8. Transportasi dan Pergudangan; 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; 10. Informasi dan Komunikasi; 11. Jasa Keuangan dan Asuransi; 12. Real Estate; 13. Jasa Perusahaan; 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; 15. Jasa Pendidikan; 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; 17. Jasa lainnya. 8 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

21 Metodologi b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji (balas jasa tenaga kerja), sewa tanah (balas jasa tanah), bunga modal (balas jasa modal) dan keuntungan (balas jasa kewiraswastaan/enterpreneurship); semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi). c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari: (1) pengeluaran konsumsi rumahtangga; (2) pengeluan konsumsi LNPRT; (3) pengeluaran konsumsi pemerintah; (4) pembentukan modal tetap bruto; (5) perubahan inventori; dan (6) ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan, baik pada saat menilai produksi, biaya antara, maupun komponen nilai tambah PDRB Atas Dasar Harga Konstan PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar, baik pada saat menilai produksi, biaya antara, maupun komponen nilai tambah Laju Pertumbuhan Ekonomi Besarnya persentase kenaikan PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun berjalan terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun sebelumnya Struktur Ekonomi Besarnya persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku suatu sektor terhadap total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

22 Metodologi PDRB per Kapita PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun Pendapatan Regional PDRB ditambah dengan balas jasa faktor produksi milik penduduk wilayah tersebut (yang berasal dari luar) dikurangi dengan balas jasa faktor produksi yang mengalir keluar Pendapatan per Kapita Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi antara pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Namun demikian sampai saat ini, penghitungan PDRB melalui pendekatan pendapatan masih sulit dilakukan karena belum tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar propinsi (baik masuk maupun keluar). Oleh karena keterbatasan tersebut, maka publikasi ini masih menggunakan pendekatan PDRB per kapita Metode Penghitungan PDRB Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilakukan dengan dua metode yaitu: a. Metode Langsung Metode langsung dapat dilakukan dengan pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sama. b. Metode Tidak Langsung Dalam metode ini, nilai tambah di suatu wilayah diperoleh dengan mengalokasikan nilai tambah suatu kegiatan ekonomi nasional ke dalam masing-masing kegiatan ekonomi pada tingkat regional menggunakan indikator yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap kegiatan ekonomi tersebut. 10 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

23 Metodologi Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Ada empat cara yang digunakan untuk menghitung nilai tambah bruto (NTB) atas dasar harga konstan 2010, yaitu : a. Revaluasi Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan Selanjutnya NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara. Dalam prakteknya, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan karena mencakup komponen input yang sangat banyak. Selain itu, data harga yang tersedia juga tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu, biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar. b. Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2010 dengan indeks produksi. Indeks produksi yang digunakan sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masingmasing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi, misalnya tenaga kerja, jumlah perusahaan, dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap penghitungan output atas dasar harga konstan. Kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

24 Metodologi c. Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku pada masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan sebagainya. Indeks-indeks harga di atas dapat pula digunakan sebagai inflator dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. d. Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda, komponen yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya. Sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Dalam kenyataannya, sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara. Hal tersebut dikarenakan komponennya terlalu banyak dan indeks harga yang belum tersedia secara baik. Oleh karena itu, dalam penghitungan PDRB atas dasar harga konstan, metode deflasi berganda ini belum banyak digunakan. Penghitungan komponen penggunaan PDRB atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara di atas. Namun mengingat keterbatasan data yang tersedia, maka digunakan metode deflasi maupun ekstrapolasi. 12 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

25 Metodologi 2.5. Penyajian Angka Indeks Untuk mempermudah analisis maka selain penyajian PDRB dalam bentuk angka absolut, juga disajikan dalam bentuk angka indeks. Adapun secara rinci, angka indeks tersebut adalah sebagai berikut: Indeks Perkembangan Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan PDRB dari tahun ke tahun yang dibandingkan dengan tahun dasar. Indeks tersebut di rumuskan sebagai berikut: IP PDRB PDRB it i0 100% dimana IP = Indeks Perkembangan i = Sektor 1, 2,..., 17 t = Tahun ke-t 0 = Tahun dasar Indeks Berantai Indeks ini menunjukkan tingkat pertumbuhan PDRB untuk masing-masing tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Indeks berantai diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB pada masing-masing tahun dengan nilai PDRB pada tahun sebelumnya dikalikan 100. Indeks berantai dirumuskan sebagai berikut: : IB PDRB PDRB it i t 1 100% dimana IB = Indeks Berantai i = Sektor 1, 2,..., 17 t = Tahun ke-t t-1 = Tahun ke-(t-1) Indeks Implisit Indeks ini merupakan indikator tingkat perkembangan harga. Indeks Implisit diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan kemudian dikalikan dengan 100. Indeks Implisit dapat dirumuskan sebagai berikut: IH PDRBhb PDRBhk it it 100 % dimana: IH = Indeks Implisit i = Sektor 1, 2,..., 17 t = Tahun ke-t hb = Harga berlaku hk = Harga konstan Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

26 Metodologi 2.6. Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Regional Bruto Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan Pengertian SNA 2008 SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsipprinsip ekonomi. Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur item tertentu seperti PDRB. SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang aktivitas pelaku ekonomi dalam hal produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan analisis, pengambilan keputusan, dan pembuatan kebijakan. Dengan menggunakan Kerangka SNA, fenomena ekonomi dapat dengan lebih baik dijelaskan dan dipahami Manfaat Perubahan Tahun Dasar Manfaat perubahan tahun dasar PDRB antara lain : 14 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

27 Metodologi Menginformasikan perekonomian regional yang terkini seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi; Meningkatkan kualitas data PDRB; Menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara internasional Implikasi Perubahan Tahun Dasar Pergeseran harga tahun dasar akan memberikan beberapa dampak antara lain: Meningkatkan nominal PDRB, yang pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran kelompok pendapatan suatu daerah dari pendapatan rendah, menjadi menengah, atau tinggi dan pergeseran struktur perekonomian; Akan merubah besaran indikator makro seperti rasio pajak, rasio hutang, rasio investasi dan saving, nilai neraca berjalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi; Akan menyebabkan perubahan pada input data untuk modeling dan forecasting Alasan Tahun 2010 digunakan sebagai tahun dasar Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 karena beberapa alasan berikut: Perekonomian Indonesia tahun 2010 relatif stabil; Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang informasi dan teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru; Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun 1 ; Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan, sumber data dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008; 1 SNA1993, para 16.76: constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten years without rebasing Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

28 Metodologi Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) dan Indeks harga produsen (Producers Price Index /PPI); Tersedianya kerangka kerja SUT yang menggambarkan keseimbangan aliran produksi dan konsumsi (barang dan jasa) dan penciptaan pendapatan dari aktivitas produksi tersebut Implementasi SNA 2008 dalam PDRB tahun dasar 2010 Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya dan 44 diantaranya merupakan revisi utama. Beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan PDRB tahun dasar 2010 diantaranya: Konsep dan Cakupan: Perlakuan Work-in Progress (WIP) pada Cultivated Biological Resources (CBR): Merupakan penyertaan pertumbuhan aset alam hasil budidaya manusia yang belum di panen sebagai bagian dari output lapangan usaha yang bersangkutan seperti: nilai tegakan padi yang belum di panen, nilai sapi perah yang belum menghasilkan, nilai pohon kelapa sawit atau karet yang belum berbuah/dipanen. Metodologi : Perbaikan metode penghitungan output bank dari Imputed Bank Services Charge (IBSC) menjadi Financial Intermediation Services Indirectly Measured (FISIM) Valuasi : Nilai tambah lapangan usaha dinilai dengan Harga Dasar (Basic Price). Merupakan harga keekonomian barang dan jasa ditingkat produsen sebelum adanya intervensi pemerintah seperti pajak dan subsidi atas produk. Valuasi ini hanya untuk penghitungan PDB, sedangkan PDRB menggunakan harga produsen. Klasifikasi : Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Internasional Standard Classification (ISIC rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua 16 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

29 Metodologi klasifikasi tersebut sebagai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) dan Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia 2010 (KBKI 2010). Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode dari SNA sebelumnya dan SNA 2008 antara lain dijelaskan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Konsep dan Metode Perhitungan PDRB Variabel Konsep Lama Konsep Baru 1. Output pertanian Hanya mencakup output pada saat panen Output saat panen ditambah nilai hewan dan tumbuhan yang belum 2. Metode penghitungan output bank komersial. Menggunakan metode Imputed Bank Services Charge (IBSC). menghasilkan Menggunakan metode Financial Intermediary Services Indirectly Measured (FISIM) 3. Biaya eksplorasi mineral dan pembuatan produk original Dicatat sebagai konsumsi antara Dicatat sebagai output dan dikapitalisasi sebagai PMTB Perubahan Klasifikasi dari PDRB Tahun Dasar 2000 ke PDRB Tahun Dasar 2010 Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (2000=100) menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDRB tahun dasar 2010 (2010=100) menggunakan KBLI Perbandingan keduanya pada tingkat paling agregat dapat dilihat pada tabel berikut : Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

30 Metodologi Tabel 1.2. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian B. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan C. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air F. Konstruksi G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real estat, dan jasa perusahaan H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan 9. Jasa-jasa L. Real Estat M,N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa Lainnya Sementara klasifikasi PDRB menurut pengeluaran tahun dasar 2010 secara garis besar tidak banyak mengalami perubahan seperti tabel berikut : Tabel 1.3. Perbandingan Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4. Perubahan Inventori 5. Perubahan Inventori 5. Ekspor 6. Ekspor 6. Impor 7. Impor 18 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

31 Uraian Sektoral BAB III RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN Uraian lapangan usaha yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing kategori dan subkategori lapangan usaha, cara-cara perhitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010, serta sumber datanya. Uraian lapangan usaha yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing kategori dan subkategori lapangan usaha, cara-cara perhitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010, serta sumber datanya. 3.1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kategori ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan merupakan benda-benda atau barang-barang biologis (hidup) yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau untuk dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten) seperti pada kegiatan usaha tanaman pangan Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Subkategori ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual Tanaman Pangan Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll). Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam subkategori tanaman semusim, dengan wujud produksi pada saat Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

32 Uraian Sektoral panen atau wujud produksi baku lainnya yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi basah. Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Subdit Statistik Tanaman Pangan BPS. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman pangan dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman pangan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) yang dilakukan oleh Subdit Statistik Tanaman Pangan BPS Tanaman Hortikultura Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman hortikultura semusim meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali penanaman. Sedangkan tanaman hortikultura tahunan meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur lebih dari satu tahun dan dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen untuk satu kali penanaman. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. Data produksi komoditas hortikultura diperoleh dari Subdit Statistik Hortikultura, BPS. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman hortikultura dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman hortikultura diperoleh dari hasil Sensus Pertanian. 20 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

33 Uraian Sektoral Tanaman Perkebunan Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, danlain-lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya. Data produksi komoditas perkebunan diperoleh dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman perkebunan dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman perkebunan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian Peternakan Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Subkategori ini juga mencakup pembudidayaan ternak maupun unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk menghasilkan susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dsb. Data produksi komoditas peternakan diperoleh dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Data harga berupa harga produsen Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

34 Uraian Sektoral diperoleh dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok peternakan dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan peternakan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Peternakan (Ternak Besar dan Kecil, Ternak Unggas, dan Sapi Perah) yang dilakukan oleh Subdit Statistik Peternakan BPS Jasa Pertanian dan Perburuan Kegiatan jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan jasa pertanian adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus yang diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat pertanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan jasa. Kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar mencakup usaha perburuan dan penangkapan satwa liar dalam rangka pengendalian populasi dan pelestarian. Termasuk usaha pengawetan dan penyamakan kulit dari furskin, reptil, dan kulit unggas hasil perburuan dan penangkapan. Termasuk perburuan dan penangkapan binatang dengan perangkap untuk umum, penangkapan binatang (mati atau hidup) untuk makanan, bulu, kulit atau untuk penelitian, untuk ditempatkan dalam kebun binatang atau sebagai hewan peliharaan, produksi kulit bulu binatang, reptil atau kulit burung dari kegiatan perburuan atau penangkapan. Sedangkan kegiatan penangkaran satwa liar mencakup usaha penangkaran, pembesaran, penelitian untuk pelestarian satwa liar, baik satwa liar darat dan satwa liar laut seperti mamalia laut, misalnya duyung, singa laut dan anjing laut. 22 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

35 Uraian Sektoral Output jasa pertanian diperoleh dengan pendekatan imputasi dengan memperhatikan proporsi pengeluaran untuk jasa pertanian terhadap output yang dihasilkan oleh suatu kegiatan pertanian pada periode tertentu. Output kegiatan pertanian diperoleh dari Subdit Neraca Barang BPS. Sedangkan proporsi pengeluaran untuk jasa pertanian terhadap output diperoleh dari hasil Sensus Pertanian, Survei Struktur Ongkos Usaha Tani, dan Survei Perusahaan Peternakan yang dilakukan oleh BPS. Sedangkan untuk kegiatan perburuan dan penangkapan satwa liar diestimasi menggunakan pendapatan devisa dari penjualan satwa liar yang datanya diperoleh dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kehutanan dan Penebangan Kayu Subkategori ini meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu, dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dilakukan atas dasar kontrak. Data produksi kayu bulat dan hasil hutan lainnya berasal dari Perum Perhutani, Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Subdit Statistik Kehutanan BPS. Data harga produsen diperoleh dari Subdit Statistik Kehutanan BPS. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan kehutanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Kehutanan yang dilakukan oleh Subdit Statistik Kehutanan BPS. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

36 Uraian Sektoral Perikanan Subkategori ini meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak. Data produksi komoditas perikanan diperoleh dari Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok perikanan dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan perikanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Perikanan yang dilakukan oleh Subdit Statistik Perikanan BPS. Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan nilai tambah Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan adalah melalui pendekatan produksi. Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan ketersediaan data produksi dan harga untuk masingmasing komoditi pertanian. Menurut sifatnya, output dibedakan atas dua jenis, yaitu output utama dan output ikutan. Disamping itu, komoditi lainnya yang belum dicakup diperkirakan melalui besaran persentase pelengkap yang diperoleh dari berbagai survei khusus. Penghitungan output pada kategori ini tidak hanya mencakup output utama dan ikutan pada saat penen tetapi juga ditambahkan output yang diadopsi dari implementasi SNA Untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas yang dapat diambil hasilnya berulang kali, outputnya juga mencakup biaya perawatan yang dikeluarkan selama periode tertentu yang dinamakan dengan Cultivated Biological Resources (CBR). Sedangkan untuk kegiatan yang menghasilkan komoditas semusim atau yang diambil hasilnya hanya sekali, outputnya juga mencakup biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang belum dipanen (standing 24 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

37 Uraian Sektoral crops) di akhir periode dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang belum dipanen (standing crops) di awal periode yang disebut sebagai Work-in-Progress (WIP). Sehingga total output pada kategori ini merupakan penjumlahan dari nilai output utama, output ikutan, dan CBR atau WIP ditambah dengan nilai pelengkapnya. Nilai Tambah Bruto (NTB) suatu subkategori diperoleh dari penjumlahan NTB tiaptiap kegiatan usaha yang menghasilkan komoditas tertentu. NTB ini didapat dari pengurangan nilai output atas harga dasar dengan seluruh pengeluaran konsumsi antara. Estimasi NTB atas dasar harga konstan 2010 menggunakan metode revaluasi, yaitu mengalikan produksi di tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar (tahun 2010) untuk mengestimasi output konstan tahun berjalan. 3.2 Pertambangan dan Penggalian Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam Kategori Pertambangan dan Penggalian, dikelompokkan dalam empat subkategori, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta pertambangan dan penggalian lainnya Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Subkategori Pertambangan migas dan panas bumi meliputi kegiatan produksi minyak bumi mentah, pertambangan dan pengambilan minyak dari serpihan minyak dan pasir minyak dan produksi gas alam serta pencarian cairan hidrokarbon. Subkategori ini juga mencakup kegiatan operasi dan/atau pengembangan lokasi penambangan minyak, gas alam, dan panas bumi. Pendekatan penghitungan yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing periode penghitungan. Sedangkan NTB atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi. Data produksi untuk pertambangan migas diperoleh dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Data Harga/Indikator Harga juga diperoleh dari Ditjen Migas, ESDM, Statistik PLN, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

38 Uraian Sektoral dan Indeks Harga Produsen (IHP) Gas dan Panas Bumi sebagai penggerak harga gas alam dan panas bumi setiap triwulan; Data Struktur Biaya diperoleh dari Laporan Keuangan Perusahaan, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Statistik Pertambangan Migas BPS. Data harga minyak mentah menggunakan Indonesia Crude Price (ICP), harga gas bumi pada tahun 2010 yang digerakkan berdasarkan IHP Gas dan Panas bumi. Harga uap panas bumi menggunakan harga panas bumi yang terdapat pada publikasi tahunan Statistik PLN dan digerakkan dengan IHP gas dan panas bumi untuk mendapatkan harga triwulanan Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Batubara mencakup usaha operasi penambangan, pengeboran berbagai kualitas batubara seperti antrasit, bituminous dan subbituminous baik pertambangan di permukaan tanah atau bawah tanah, termasuk pertambangan dengan cara pencairan. Operasi pertambangan tersebut meliputi penggalian, penghancuran, pencucian, penyaringan dan pencampuran serta pemadatan meningkatkan kualitas atau memudahkan pengangkutan dan penyimpanan/ penampungan. Termasuk pencarian batubara dari kumpulan tepung bara. Pertambangan Lignit mencakup penambangan di permukaan tanah termasuk penambangan dengan metode pencairan dan kegiatan lain untuk meningkatkan kualitas dan memudahkan pengangkutan dan penyimpanan. Untuk memperoleh output batubara dan lignit digunakan metode pendekatan produksi. Untuk memperoleh NTB atas dasar harga berlaku dan konstan 2010 digunakan dengan cara yang sama seperti pada subkategori pertambangan migas yaitu revaluasi. Data produksi batubara dan lignit serta Harga Batubara Acuan (HBA) diperoleh dari Ditjen Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM; Statistik Pertambangan Non Migas - BPS serta beberapa data dari BPS Provinsi /Kabupaten/Kotamadya; Dinas Pendapatan Daerah Pertambangan Bijih Logam Sub kategori ini mencakup pertambangan dan pengolahan bijih logam yang tidak mengandung besi, seperti bijih thorium dan uranium, aluminium, tembaga, timah, seng, timah hitam, mangan, krom, nikel kobalt dan lain. Termasuk bijih logam mulia lainnya. 26 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

39 Uraian Sektoral Kelompok bijih logam mulia lainya mencakup pembersihan dan pemurnian yang tidak dapat dipisahkan secara administratif dari usaha pertambangan bijih logam lainnya. Beberapa jenis produknya, antara lain: pertambangan pasir besi dan bijih besi dan peningkatan mutu dan proses aglomerasi bijih besi, pertambangan dan pengolahan bijih logam yang tidak mengandung besi, seperti bijih thorium dan uranium, alumunium (bauksit), tembaga, timah, seng, timah hitam, mangaan, krom, nikel kobalt dan lain-lain; serta pertambangan bijih logam mulia, seperti emas, platina, perak dan logam mulia lainnya. Penghitungan output bijih logam menggunakan metode pendekatan produksi dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan deflator Indeks Harga Produsen (IHP) tembaga dan emas Pertambangan dan Penggalian Lainnya Subkategori ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komoditi penggalian selain tersebut di atas. Termasuk dalam subkategori ini adalah komoditi garam hasil penggalian. Output dan produksi barang-barang galian terdapat pada publikasi Statistik penggalian tahunan. Sementara itu PDB triwulan di estimasi menggunakan data produksi bahan galian dari Survei Khusus yang dilakukan Direktorat Neraca Produksi (DNP). 3.3 Industri Pengolahan Kategori Industri Pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri pengolahan lainnya Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari barang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan digambarkan sebagai pabrik, mesin atau peralatan yang khusus digerakkan dengan mesin dan tangan. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

40 Uraian Sektoral Termasuk kategori industri pengolahan adalah perubahan bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama dimana produk tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi Subkategori ini mencakup kegiatan perubahan minyak, gas bumi dan batubara menjadi produk yang bermanfaat seperti: pengilangan minyak dan gas bumi, di mana meliputi pemisahan minyak bumi menjadi produk komponen melalui teknis seperti pemecahan dan penyulingan. Produk khas yang dihasilkan: kokas, butane, propane, petrol, gas hidrokarbon dan metan, gasoline, minyak tanah, gas etane, propane dan butane sebagai produk penyulingan minyak. Termasuk disini adalah pengoperasian tungku batubara, produksi batubara dan semi batubara, gas batubara, ter, lignit dan kokas. KBLI 2009: kode Industri Makanan dan Minuman Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori, yaitu Industri Makanan dan Industri Minuman. Industri makanan mencakup pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi makanan dan juga mencakup produk setengah jadi yang tidak secara langsung menjadi produk makanan. Industri Minuman mencakup pembuatan minuman beralkohol maupun tidak beralkohol, air minum mineral, bir dan anggur, dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling. Kegiatan ini tidak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman dengan bahan baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk the dengan kadar kafein yang tinggi. KBLI 2009: kode 10 dan Industri Pengolahan Tembakau Subkategori ini meliputi pengolahan tembakau atau produk pengganti tembakau, rokok, cerutu, cangklong, snuff, chewing dan pemotongan serta pengeringan tembakau tetapi tidak mencakup penanaman atau pengolahan awal tembakau. Beberapa produk 28 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

41 Uraian Sektoral yang dihasilkan rokok dan cerutu, tembakau pipa, tembakau sedot (snuff), rokok kretek, rokok putih dan lain-lain. KBLI 2009: kode Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori yaitu Industri Tekstil dan Industri Pakaian Jadi. Industri tekstil mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian, pembuatan barang-barang tekstil bukan pakaian (seperti: sprei, taplak meja, gordein, selimut, permadani, tali temali, dan lainlain). Industri pakaian jadi mencakup semua pekerjaan menjahit dari semua bahan dan semua jenis pakaian dan aksesoris, tidak ada perbedaan dalam pembuatan antara baju anak-anak dan orang dewasa, atau pakaian tradisional dan modern. Subkategori ini juga mencakup pembuatan industri bulu binatang (pakaian dari bulu binatang dan kulit yang berbulu). Contoh produk yang dihasilkan: kain tenun ikat, benang, kain, batik, rajutan, pakaian jadi, pakaian sesuai pesanan, dan lain-lain. KBLI 2009: kode 13 dan Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki Subkategori ini mencakup pengolahan dan pencelupan kulit berbulu dan proses perubahan dari kulit jangat menjadi kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan pengeringan serta pengolahan kulit menjadi produk yang siap pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan pembuatan alas kaki. Subkategori ini juga mencakup pembuatan produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit tiruan), seperti alas kaki dari bahan karet, koper dari tekstil, dan lain-lain. KBLI 2009: kode Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman Subkategori ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk konstruksi dan juga mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian sampai pembentukan dan perakitan barang-barang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seperti kontainer kayu. Terkecuali penggergajian, Subkategori ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada produk spesifik yang Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

42 Uraian Sektoral dihasilkan. Subkategori ini tidak mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan perabot kayu dan sejenisnya. Contohnya: pemotongan kayu gelondongan menjadi balok, kaso, papan, pengolahan rotan, kayu lapis, barang-barang bangunan dari kayu, kerajinan dari kayu, alat dapur dari kayu, rotan dan bambu. KBLI 2009: kode Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan, dan Reproduksi Media Rekam Subkategori ini merupakan gabungan dari dua subkategori yaitu Industri Kertas dan Barang dari Kertas, dan Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman. Industri Kertas dan Barang dari Kertas mencakup pembuatan bubur kayu, kertas, dan produk kertas olahan Pembuatan dari produk-produk tersebut merupakan satu rangkaian dengan tiga kegiatan utama. Kegiatan pertama pembuatan bubur kertas, lalu yang kedua pembuatan kertas yang menjadi lembaran-lembaran dan yang ketiga barang dari kertas dengan berbagai tehnik pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan laminasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan selagi pencetakan bukanlah merupakan hal yang utama. Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman mencakup pencetakan barang-barang dan kegiatan pendukung yang berkaitan dan tidak terpisahkan dengan Industri Pencetakan; proses pencetakan termasuk bermacam-macam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari piringan atau layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. KBLI 2009: kode 17 dan Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional Subkategori ini terdiri dari dua industri yaitu Industri Kimia dan Industri Farmasi dan Obat Tradisional. Industri Kimia mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah dengan proses kimia dan pembentukan produk. Ciri produk kimia dasar yaitu yang membentuk kelompok industri pertama dari hasil produk antara dan produk akhir yang dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia dasar yang merupakan kelompok-kelompok industri lainnya. Industri Farmasi dan Obat Tradisional mencakup pembuatan produk farmasi dasar dan preparat farmasi. Subkategori ini mencakup antara lain preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnostik, preparat medis, obat 30 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

43 Uraian Sektoral tradisional atau jamu dan produk botanikal untuk keperluan farmasi. KBLI 2009: kode 20 dan Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik Subkategori ini mencakup pembuatan barang plastik dan karet dengan penggunaan bahan baku karet dan plastik dalam proses pembuatannya. Misalnya; pembuatan karet alam, pembuatan ban karet untuk semua jenis kendaraan dan peralatan, pengolahan dasar plastik atau daur ulang. Namun demikian tidak berarti bahwa semua barang dari bahan baku karet dan plastik termasuk di subkategori ini, misalnya industri alas kaki dari karet, industri lem, industri matras, industri permainan dari karet, termasuk kolam renang mainan anak-anak. KBLI 2009: kode Industri Barang Galian Bukan Logam Kegiatan ini mencakup pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan unsur tunggal suatu mineral murni, seperti gelas dan produk gelas, produk keramik dan tanah liat bakar, semen dan plester. Industri pemotongan dan pengasahan batu serta pengolahan produk mineral lainnya juga termasuk disini. KBLI 2009: kode Industri Logam Dasar Subkategori ini mencakup kegiatan peleburan dan penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun tidak dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan bermacam teknik metalurgi. Contoh produk: industri besi dan baja dasar, penggilingan baja, pipa, sambungan pipa dari baja, logam mulia, logam dasar bukan besi dan lain-lain. KBLI 2009 : kode Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik Subkategori ini mencakup pembuatan produk logam "murni" (seperti suku cadang, container/wadah dan struktur), pada umumnya mempunyai fungsi statis atau tidak bergerak, pembuatan perlengkapan senjata dan amunisi, pembuatan komputer, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

44 Uraian Sektoral perlengkapan komputer, peralatan komunikasi, dan barang-barang elektronik sejenis, termasuk pembuatan komponennya, pembuatan produk yang membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga listrik. KBLI 2009: kode 25, 26 dan Industri Mesin dan Perlengkapan Kegiatan yang tercakup dalam Subkategori Industri Mesin dan Perlengkapan adalah pembuatan mesin dan peralatan yang dapat bekerja bebas baik secara mekanik atau yang berhubungan dengan pengolahan bahan-bahan, termasuk komponen mekaniknya. yang menghasilkan dan menggunakan tenaga dan komponen utama yang dihasilkan secara khusus. Subkategori ini juga mencakup pembuatan mesin untuk keperluan khusus untuk angkutan penumpang atau barang dalam dasar pembatasan, peralatan tangan, peralatan tetap atau bergerak tanpa memperhatikan apakah peralatan tersebut dibuat untuk keperluan industri, pekerjaan sipil, dan bangunan, pertanian dan rumah tangga. KBLI 2009: kode Industri Alat Angkutan Subkategori ini mencakup Industri kendaraan bermotor dan semi trailer serta Industri alat angkutan lainnya. Cakupan dari subkategori ini adalah pembuatan kendaraan bermotor untuk angkutan penumpang atau barang, alat angkutan lain seperti pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta api dan lokomotif, pesawat udara dan pesawat angkasa. Subkategori ini juga mencakup pembuatan berbagai suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer. KBLI 2009: kode 29 dan Industri Furnitur Industri Furnitur mencakup pembuatan mebeller dan produk yang berkaitan yang terbuat dari berbagai bahan kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan pembuatan mebeller adalah metode standar, yaitu pembentukan bahan dan perakitan komponen, termasuk pemotongan, pencetakan dan pelapisan. Perancangan produk baik untuk 32 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

45 Uraian Sektoral estetika dan kualitas fungsi adalah aspek yang penting dalam proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi kegiatan yang khusus. KBLI 2009: kode Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan Subkategori ini mencakup pembuatan berbagai macam barang yang belum dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini. Subkategori ini merupakan gabungan dari industri pengolahan lainnya dan jasa reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan. Subkategori ini bersifat residual, proses produksi, bahan input dan penggunaan barangbarang yang dihasilkan dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran umum. Subkategori ini tidak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan peralatan komputer dan komunikasi serta perbaikan dan pemeliharaan barang-barang rumah tangga. Tetapi mencakup perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatan khusus barang-barang yang dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin, peralatan dan produk lainnya. KBLI 2009: kode 32 dan 33. Sumber data Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi terdiri dari: Data produksi Pengilangan Migas diperoleh dari, Ditjen Migas, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Data produksi/indikator produksi Industri Batubara diperoleh dari Direktorat Statistik Industri-BPS. Data harga produk pengilangan minyak bumi diperoleh dari Ditjen Migas, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, harga LNG diperoleh dari harga ekspor LNG dari Direktorat Statistik Distribusi-BPS, kurs ekspor dari Direktorat Neraca Pengeluaran - BPS, sedangkan indikator harga untuk Industri Batubara diperoleh dari Direktorat Statistik Harga-BPS. Data struktur biaya diperoleh dari Publikasi Statistik Pertambangan Migas-BPS. Sumber data Industri Makanan dan Minuman sampai dengan Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan terdiri dari: Produksi/Indikator Produksi yang dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Indeks produksi Industri Besar Sedang (IBS) dan indeks produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) diperoleh dari Direktorat Statistik Industri - BPS. Data Harga/Indikator Harga diperoleh dari Direktorat Statistik Harga - BPS. Data Struktur Biaya diperkirakan dari Hasil Survei Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

46 Uraian Sektoral Tahunan IBS dan Hasil Survei Tahunan IMK - BPS ditambah dengan berbagai Survei Khusus yang dilakukan DNP. Pendekatan penghitungan untuk kegiatan Industri Pengolahan Migas menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku adalah merupakan perkalian antara produksi dengan harga untuk masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan digunakan cara revaluasi, yaitu produksi pada masing-masing tahun dikalikan dengan harga pada tahun dasar NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisisih antara output atas dasar harga berlaku dengan konsumsi antara untuk masing-masing tahun, sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih output atas dasar harga konstan dengan konsumsi antara atas dasar harga konstan. Pendekatan estimasi untuk Industri Batubara sampai dengan Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan Peralatan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga konstan menggunakan pendekatan ekstrapolasi yaitu perkalian antara output tahun dasar dengan indeks produksi untuk masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga berlaku dihitung dari output atas dasar harga konstan dikalikan indeks harga pada masing-masing tahun. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisih antara output atas dasar harga berlaku dengan konsumsi antara untuk masing-masing tahun, sedangkan untuk NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari output atas dasar harga konstan dikurangi dengan konsumsi antara atas dasar harga konstan Dalam penghitungan NTB Industri pengolahan subkategori ini, tabel SUT 2010 menjadi acuan sebagai tahun dasar Pengadaan Listrik dan Gas Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air panas, udara dingin dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur tidak dapat ditentukan dengan pasti, termasuk kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas dan air panas serta pendinginan udara dan air untuk tujuan produksi es. Produksi es untuk kebutuhan 34 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

47 Uraian Sektoral makanan/minuman dan tujuan non makanan. Kategori ini juga mencakup pengoperasian mesin dan gas yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap panas dan AC Ketenagalistrikan Subkategori ini mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen, baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan swasta (Non-PLN), seperti pembangkitan listrik oleh perusahaan milik Pemerintah Daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang dibangkitkan atau diproduksi meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan distribusi, dan listrik yang dicuri. Metode penghitungan dengan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga dasar per unit produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga dasar per unit produksi pada tahun Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB. Data yang diperlukan data produksi dan harga. Data produksi berupa listrik terjual dan listrik dibangkitkan baik oleh PLN maupun non-pln. Sama seperti data produksi, harga juga mencakup harga penjualan dan harga pembangkitan, Baik data produksi maupun data harga, diambil dari PT. PLN setiap triwulan dan juga statistik PLN yang terbit setiap tahun. Selain itu juga diperlukan data subsidi listrik dari Kementerian Keuangan Pengadaan Gas dan Produksi Es Subkategori ini menghasilkan Gas Alam, Gas Buatan, Uap/Air Panas, Udara Dingin dan Produksi Es. Subkategori ini mencakup pembuatan gas dan pendistribusian gas alam atau gas buatan ke konsumen melalui suatu sistem saluran pipa, dan kegiatan penjualan Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

48 Uraian Sektoral gas. Subkategori ini juga mencakup penyediaan gas melalui berbagai proses, pengangkutan, pendistribusian dan penyediaan semua jenis bahan bakar gas, penjualan gas kepada konsumen melalui saluran pipa. Termasuk penyaluran, distribusi dan pengadaan semua jenis bahan bakar gas melalui sistim saluran, perdagangan gas kepada konsumen melalui saluran, kegiatan agen gas yang mengurus perdagangan gas melalui sistim distribusi gas yang dioperasikan oleh pihak lain dan pengoperasian pengubahan komoditas dan kapasitas pengangkutan bahan bakar gas. Kegiatan Pengadaan Uap/Air Panas, Udara Dingin dan Produksi Es mencakup kegiatan produksi, pengumpulan dan pendistribusian uap dan air panas untuk pemanas, energi dan tujuan lain, produksi dan distribusi pendinginan udara, pendinginan air untuk tujuan pendinginan dan produksi es, termasuk es untuk kebutuhan makanan/ minuman dan tujuan non makanan. Metode penghitungan seri 2010 dengan menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB. Sumber data produksi dan harga gas kota diperoleh dari PT PGN (Persero). Data produksi dilaporkan langsung oleh PT. PGN setiap tiga bulan. Sementara data harga dikutip dari laporan keuangan PT. PGN yang terbit setiap tiga bulanan. Untuk data harga, terdapat jeda satu triwulan sehingga harus diestimasi untuk triwulan terakhir. 3.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai bentuk limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau bukan baik rumah tangga ataupun industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengelolaan limbah sampah atau kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam 36 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

49 Uraian Sektoral proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk kategori ini, karena kegiatan ini sering kali dilakukan dalam hubungannya dengan atau oleh unit yang terlibat dalam pengelolaan limbah/kotoran. Metode penghitungan Nilai Tambah Bruto untuk pengadaan air tahun dasar 2010 menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun. Dan untuk data harga yang tidak tersedia pada tahun terakhir diperkirakan dengan kenaikan laju IHK komponen bahan bakar, penerangan dan air bersih. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun Selanjutnya untuk memperoleh NTB baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 adalah dengan mengalikan output pada masing-masing tahun dengan rasio NTB. Penghitungan pengelolaan Sampah/Limbah dengan pendekatan pendapatan. Dalam lembar kerja pengelolaan, pembuangan dan pembersihan sampah dilakukan oleh Pemerintah dan swasta. Kegiatan yang dilakukan pemerintah menggunakan APBN/APBD. Sumber Data Produksi adalah BPS - Subdit. Statistik Pertambangan dan Energi, APBD (Kemenkeu); data Output Sampah diperoleh dari Subdit. Statistik IBS - BPS; Data Harga diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen - BPS; Data Struktur Biaya diperoleh dari Hasil Survei Tahunan Air Bersih BPS. 3.6 Konstruksi Kategori Konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung dan bangunan sipil, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

50 Uraian Sektoral Hasil kegiatan konstruksi antara lain: Konstruksi gedung tempat tinggal; Konstruksi gedung bukan tempat tinggal; Konstruksi bangunan sipil, misal: jalan, tol, jembatan, landasan pesawat terbang, jalan rel dan jembatan kereta api, terowongan, bendungan, waduk, menara air, jaringan irigasi, drainase, sanitasi, tanggul pengendali banjir, terminal, stasiun, parkir, dermaga, pergudangan, pelabuhan, bandara, dan sejenisnya; Konstruksi bangunan elektrik dan telekomunikasi: pembangkit tenaga listrik; transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi, dan sebagainya; Instalasi gedung dan bangunan sipil: instalasi listrik termasuk alat pendingin dan pemanas ruangan, instalasi gas, instalasi air bersih dan air limbah serta saluran drainase, dan sejenisnya; Pengerukan: meliputi pengerukan sungai, rawa, danau dan alur pelayaran, kolam dan kanal pelabuhan baik bersifat pekerjaan ringan, sedang maupun berat; Penyiapan lahan untuk pekerjaan konstruksi, termasuk pembongkaran dan penghancuran gedung atau bangunan lainnya serta pembersihannya; Penyelesaian konstruksi sipil seperti pemasangan kaca dan aluminium; pengerjaan lantai, dinding dan plafon gedung; pengecatan; pengerjaan interior dan dekorasi dalam penyelesaian akhir; pengerjaan eksterior dan pertamanan pada gedung dan bangunan sipil lainnya; Penyewaan alat konstruksi dengan operatornya seperti derek lori, molen, buldoser, alat pencampur beton, mesin pancang, dan sejenisnya. Metode yang digunakan untuk memperkirakan Ouput harga berlaku adalah metode ekstrapolasi dengan indeks konstruksi harga berlaku sebagai ekstrapolatornya. Untuk mendapatkan Output harga konstan, Output harga berlaku dideflasi dengan menggunakan IHPB konstruksi sebagai deflator. Sementara konsumsi antara didapat dengan menggunakan metode commodity flow beberapa komoditas utama dari konsumsi antara, misalnya produksi semen, kayu, juga bahan galian. NTB berlaku didapat dari nilai output berlaku dikurangi dengan biaya antara berlaku. Sementara NTB konstan didapat dari mengalikan output konstan dengan rasio NTB tahun dasar Sumber data indikator produksi kayu log, bambu dan produk industri bukan migas dari Subdirektorat Neraca Barang-BPS; produksi aspal dari Statistik Perminyakan Indonesia (SPI) Ditjen Migas-Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM); ekspor semen dari Subdirektorat Statistik Ekspor-BPS dan Asosiasi Semen Indonesia (ASI); impor 38 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

51 Uraian Sektoral semen dan bahan bangunan SITC 3 digit dari Subdirektorat Statistik Impor-BPS. Indikator harga berupa IHPB bahan bangunan dari Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar-BPS. Indeks konstruksi dari publikasi Statistik Konstruksi, Subdirektorat Statistik Konstruksi-BPS. 3.7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor. Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan yang terkait dengan perdagangan, seperti penyortiran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, penggudangan, baik dengan pendingin maupun tidak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian, pemotongan lembaran kayu atau logam. Pedagang besar seringkali secara fisik mengumpulkan, menyortir, dan memisahkan kualitas barang dalam ukuran besar, membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang lebih kecil. Sedangkan pedagang eceran melakukan penjualan kembali barang-barang (tanpa perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang dijualnya, tetapi beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

52 Uraian Sektoral Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Subkategori ini mencakup semua kegiatan (kecuali industri dan penyewaan) yang berhubungan dengan mobil dan motor, termasuk lori dan truk, sebagaimana perdagangan besar dan eceran, perawatan dan pemeliharaan mobil dan motor baru maupun bekas. Termasuk perdagangan besar dan eceran suku cadang dan aksesori mobil dan motor, juga mencakup kegiatan agen komisi yang terdapat dalam perdagangan besar dan eceran kendaraan Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor Subkategori ini mencakup kegiatan ekonomi di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran dan merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan selain produk mobil dan sepeda motor. Perdagangan besar nasional dan internasional atas usaha sendiri atau atas dasar balas jasa atau kontrak (perdagangan komisi) juga merupakan cakupan dalam subkategori ini. Output lapangan usaha perdagangan adalah margin perdagangan, yaitu nilai jual dikurangi nilai beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi biaya angkutan yang dikeluarkan oleh pedagang. Output perdagangan (berlaku/konstan) dihitung menggunakan metode tidak langsung, yaitu menggunakan metode pendekatan arus barang commodity flow approach. Marjin perdagangan diperoleh dengan mengalikan rasio marjin perdagangan dengan output barang yang dihasilkan oleh industri penghasil barang domestik ditambah impor barang dari luar negeri. Kemudian output atau marjin perdagangan tersebut dikalikan dengan rasio nilai tambah untuk memperoleh nilai tambah perdagangan. Sedangkan reparasi mobil dan sepeda motor dihitung dengan pendekatan produksi, dengan indikator produksinya adalah jumlah kendaraan. Untuk mendapatkan nilai tambah konstannya nilai tambah berlaku yang diperoleh di-deflate menggunakan IHK umum (BPS). Sumber data yang digunakan dalam kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor adalah data output barang dari industri domestik (dari Subdit Neraca Barang dan Neraca Jasa, BPS), Statistik Transportasi (BPS), Impor barang 40 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

53 Uraian Sektoral (BPS), Indeks Harga Konsumen (BPS) dan survei lainnya yang dilakukan oleh Direktorat Neraca Produksi BPS. 3.8 Transportasi dan Pergudangan Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan. Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri atas: angkutan rel; angkutan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; angkutan udara; pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti: terminal, pelabuhan, pergudangan, dan lain-lain Angkutan Rel Angkutan Rel untuk penumpang dan atau barang yang menggunakan jalan rel kereta melalui antar kota, dalam kota dan pengoperasian gerbong tidur atau gerbong makan kereta api yang sepenuhnya dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Metode estimasi yang digunakan yaitu pendekatan produksi. Indikator produksi adalah jumlah penumpang dan barang yang diangkut atau jumlah km-penumpang dan km-ton barang. Output dan NTB atas dasar harga berlaku diolah dari laporan keuangan PT. KAI. Sedangkan data indikator harga menggunakan IHK jasa angkutan jalan rel dari Subdit Statistik Harga Konsumen, BPS. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi yaitu dengan menggunakan jumlah penumpang dan barang sebagai ekstrapolatornya. NTB atas dasar harga konstan 2010 diperoleh berdasarkan perkalian antara output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

54 Uraian Sektoral Angkutan Darat Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya, baik bermotor maupun tidak bermotor. Termasuk pula kegiatan charter/sewa kendaraan baik dengan atau tanpa pengemudi; serta jasa angkutan dengan saluran pipa untuk mengangkut minyak mentah, gas alam, produk minyak, kimia dan air. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara indikator produksi (jumlah kendaran wajib uji) dengan indikator harga (rata-rata output untuk masing-masing jenis alat angkutan). Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks jumlah kendaraan sebagai ekstrapolatornya. NTB dihitung berdasarkan perkalian antara rasio NTB dengan outputnya. Indikator produksi berupa jumlah kendaraan/armada wajib uji (taksi, angkot, bis, dan truk) diperoleh dari Subdirektorat Info Lantas POLRI. Data untuk penghitungan struktur output dan rasio NTB diperoleh dari laporan keuangan PT Perusahaan Pengangkutan Djakarta (Perum PPD), PT Djawatan Angkoetan Motor RI (Perum DAMRI) dan beberapa perusahaan angkutan darat go public dari Bursa Efek Indonesia. Sedangkan data indikator harga menggunakan IHK jasa angkutan jalan dari Subdit Statistik Harga Konsumen, BPS Angkutan Laut Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam dan ke luar daerah domestik. Tidak termasuk kegiatan pelayaran laut yang diusahakan oleh perusahaan lain yang berada dalam satu kesatuan usaha, di mana kegiatan pelayaran ini sifatnya hanya menunjang kegiatan induknya dan data yang tersedia sulit untuk dipisahkan. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya. Output atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan metode ekstrapolasi, yaitu indeks produksi jumlah penumpang dan indeks muat barang sebagai 42 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

55 Uraian Sektoral ekstrapolatornya. Sedangkan NTB diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan outputnya. Indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang diangkut dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I-IV. Sedangkan indikator harga berupa rata-rata output per penumpang dan rata-rata output per barang diperoleh dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) dan PT Djakarta Lloyd, serta IHK jasa angkutan laut dari Subdit Statistik Harga Konsumen, BPS. Dalam penghitungan rasio NTB digunakan data laporan rugi/laba perusahaan BUMN dan beberapa perusahaan go public angkutan laut dari Bursa Efek Indonesia Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kendaraan dengan menggunakan kapal/angkutan sungai dan danau baik bermotor maupun tidak bermotor, serta kegiatan penyeberangan dengan alat angkut kapal ferry. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harga yang terdiri dari angkutan sungai, danau serta penyeberangan. Output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi rata-rata tertimbang jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut. Selanjutnya, NTB diperoleh berdasarkan perkalian antara rasio NTB dengan outputnya. Data indikator produksi berupa jumlah penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut diperoleh dari publikasi tahunan Statistik Perhubungan, Kementrian Perhubungan. Sedangkan indikator harga berupa rata-rata output per penumpang, ratarata output per barang dan rata-rata output per kendaraan diperoleh dari PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, serta IHK jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan dari Subdit Statistik Harga Konsumen, BPS. Dalam penghitungan rasio NTB digunakan data laporan rugi/laba PT. ASDP Indonesia. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

56 Uraian Sektoral Angkutan Udara Kegiatan ini meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan pesawat udara yang diusahakan oleh perusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi.indikator produksi yang digunakan adalah jumlah penumpang dan jumlah barang yang diangkut, atau jumlah km-penumpang dan ton-km barang yang diangkut. Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik domestik maupun internasional.output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode ekstrapolasi, dan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi jumlah penumpang dan jumlah barang yang diangkut. Sedangkan NTB diperoleh dengan mengalikan rasio NTB dengan outputnya untuk masing-masing harga tersebut. Data indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang diangkut diperoleh dari PT Angkasa Pura I (Kawasan Tengah dan Timur Indonesia) dan PT Angkasa Pura II (Kawasan Barat Indonesia). Sedangkan indikator harga berupa rata-rata output per penumpang/km-penumpang dan rata-rata output per barang/km-ton barang diperoleh dari laporan perusahaan penerbangan nasional, PT Garuda Indonesia Airlines dan PT Merpati Nusantara Air-lines; serta IHK jasa angkutan udara dari Subdit Statistik Harga Konsumen, BPS Jasa Penunjang Angkutan, Pergudangan dan Pos dan Kurir Mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, yaitu jasa-jasa pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal & parkir), jasa pelayanan bongkar muat barang darat dan laut, keagenan penumpang, jasa ekspedisi, jalan tol, pergudangan, jasa pengujian kelayakan angkutan darat dan laut, jasa penunjang lainnya, pos dan jasa kurir. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Nilai output dan NTB atas dasar harga berlaku dari hasil pengolahan data pendapatan dan pengeluaran/biaya dari laporan rugi/laba perusahaan BUMN dan beberapa perusahaan 44 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

57 Uraian Sektoral go public. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan metode deflasi, yaitu dengan membagi nilai output atas dasar berlaku dengan indeks harga tahun dasar Nilai NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar Sumber data utama untuk kegiatan jasa penunjang angkutan diperoleh dari badan usaha milik negara, seperti : PT Angkasa Pura I & II, PT Pelabuhan Indonesia I-IV, PT Jasa Marga, PT Varuna Tirta Prakasya, PT Bhanda Ghara Reksa, PT PBM Adhiguna Putera, PT KBN, dan beberapa perusahaan go public dari Bursa Efek Indonesia. Sedangkan indikator harga berupa IHK sarana penunjang transpor dari Subdit Statistik Harga Konsumen, BPS. 3.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan untuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran Penyediaan Akomodasi Subkategori ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung atau pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya (seperti asrama atau rumah kost dengan makan maupun tidak dengan makan). Penyediaan akomodasi dapat hanya menyediakan fasilitas akomodasi saja atau dengan makanan dan minuman dan/atau fasilitas rekreasi. Yang dimaksud akomodasi jangka pendek seperti hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen, motel, dan sejenisnya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang menginap selama kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan manajemen dengan penginapan, alasan penggabungan ini karena datanya sulit dipisahkan. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

58 Uraian Sektoral NTB subkategori akomodasi diperoleh dengan menggunakan pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah malam kamar terjual dan indikator harganya adalah rata-rata tarif per malam kamar. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator harganya. Sedangkan NTB atas dasar harga konstan diperoleh berdasarkan perkalian output dengan rasio NTB. Output dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode revaluasi. Data produksi menggunakan data malam kamar terjual dari Subdit Statistik Pariwisata, BPS. Indikator harga menggunakan data tarif dari Survei Hotel Tahunan yang dilakukan oleh Subdit Statistik Pariwisata, BPS Penyediaan Makan dan Minum Kegiatan subkategori ini mencakup pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional, restoran self service atau restoran take away, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk dikonsumsi segera berdasarkan pemesanan. Pendekatan yang digunakan untuk menghitung outputnya yaitu melalui pendekatan produksi. Indikator produksinya berupa jumlah penduduk pertengahan tahun. Dan indikator harganya berupa pengeluaran rata-rata per kapita atas makan minum jadi di luar rumah. Hasil perkalian kedua indikator tersebut diperoleh output atas dasar harga berlaku. Sedangkan, output atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan metode deflasi, dengan IHK kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok sebagai deflator. Dan NTB atas dasar harga berlaku maupun konstan diperoleh berdasarkan perkalian output dengan rasio NTB. Data indikator produksi sub kategori penyediaan makan dan minum bersumber dari Proyeksi Penduduk Indonesia Sensus Penduduk BPS. Sedangkan data indikator harga diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan IHK makanan jadi, minuman dan rokok dari publikasi Indikator Ekonomi - BPS. 46 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

59 Uraian Sektoral 3.10 Informasi dan Komunikasi Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Kategori terdiri dari beberapa industri yaitu Penerbitan, Produksi Gambar Bergerak, Video, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik, Penyiaran dan Pemograman (Radio dan Televisi), Telekomunikasi, Pemograman, Konsultasi Komputer dan Teknologi Informasi. Kegiatan industri penerbitan mencakup penerbitan buku, brosur, leaflet, kamus, ensiklopedia, atlas, peta dan grafik, penerbitan surat kabar, jurnal dan majalah atau tabloid, termasuk penerbitan piranti lunak. Semua bentuk penerbitan (cetakan, elektronik atau audio, pada internet, sebagai produk multimedia seperti cd rom buku referensi dan lain-lain). Kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan musik ini mencakup pembuatan gambar bergerak baik pada film, video tape atau disk untuk diputar dalam bioskop atau untuk siaran televisi, kegiatan penunjang seperti editing, cutting, dubbing film dan lain-lain, pendistribusian dan pemutaran gambar bergerak dan produksi film lainnya untuk industri lain. Pembelian dan penjualan hak distribusi gambar bergerak dan produksi film lainnya. Selain itu juga mencakup kegiatan perekaman suara, yaitu produksi perekaman master suara asli, merilis, mempromosikan dan mendistribusikannya, penerbitan musik seperti kegiatan jasa perekaman suara dalam studio atau tempat lain. Kegiatan industri penyiaran dan pemrograman (radio dan televisi) ini mencakup pembuatan isi siaran atau perolehan hak untuk menyalurkannya dan kemudian menyiarkannya, seperti radio, televisi dan program hiburan, berita, perbincangan dan sejenisnya. Juga termasuk penyiaran data, khususnya yang terintegrasi dengan penyiaran radio atau TV. Kegiatan industri telekomunikasi ini mencakup kegiatan penyediaan telekomunikasi dan kegiatan jasa yaitu pemancar suara, data, naskah, bunyi dan video. Fasilitas transmisi yang melakukan kegiatan ini dapat berdasar pada teknologi tunggal atau kombinasi dari Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

60 Uraian Sektoral berbagai teknologi. Umumnya kegiatan ini adalah transmisi dari isi, tanpa terlibat dalam proses pembuatannya. Kegiatan industri pemograman, konsultasi komputer dan teknologi informasi ini mencakup kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang teknologi informasi, seperti penulisan, modifikasi, pengujian dan pendukung piranti lunak; perencanaan dan perancangan sistem komputer yang mengintegrasikan perangkat keras komputer, piranti lunak komputer dan teknologi komunikasi; manajemen dan pengoperasian sistem komputer klien dan/atau fasilitas pengolahan data di tempat klien serta kegiatan profesional lainnya dan kegiatan yang berhubungan dengan teknis komputer. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku didapat dari nilai produksi/pendapatan hasil olahan survei industri besar dan sedang, serta laporan keuangan perusahaan-perusahaan go public bergerak di industri informasi dan telekomunikasi, sedangkan NTB atas dasar harga berlaku didapat dari penjumlahan upah dan gaji, laba/rugi, penyusutan, dan komponen-komponen lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan metode deflasi, dan NTB atas dasar harga konstan didapat dari perkalian antara output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar Sumber data utama untuk kegiatan informasi diperoleh dari Subdit Statistik Industri Besar dan Sedang dan Subdit Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi BPS, perusahaan go public dibidang televisi dan teknologi informasi, Direktorat Pembinaan Kesenian dan perfilman, Dirjen Ekraf Seni dan Budaya Kemenparekraf, sedangkan kegiatan telekomunikasi diperoleh dari perusahaan telekomunikasi go public seperti: PT Telkom dan anak perusahaannya, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel); PT Indosat dan anak perusahaannya, Excel Axiata; PT. Bakrie Telecom; dan PT. Smartfren Telecom, Sedangkan indikator harga berupa indeks harga seperti: IHP percetakan dan penerbitan dari Subdit Statistik Harga Produsen-BPS; IHK umum dan IHK jasa komunikasi dari Subdit Statistik Harga Konsumen-BPS. 48 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

61 Uraian Sektoral 3.11 Jasa Keuangan dan Asuransi Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan pemegang asset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan sejenis Jasa Perantara Keuangan Kegiatan ini mencakup kegiatan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit/pinjaman dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, seperti: menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka pendek/menengah dan panjang. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok Jasa Perantara Keuangan sedangkan memberikan jasa lainnya hanya kegiatan pendukung, seperti: mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, mendiskonto surat wesel/kertas dagang/surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat menyimpan barang berharga, dan sebagainya. Kegiatan tersebut antara lain bank sentral, perbankan konvensional maupun syariah, bank swasta nasional, bank campuran dan asing, dan bank perkreditan rakyat, juga koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam, baitul maal wantanwil dan jasa perantara moneter lainnya. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi untuk bank komersial (termasuk BPR) dan pendekatan pengeluaran untuk bank sentral (Bank Indonesia). Output atas dasar harga berlaku dari usaha bank komersial adalah jumlah penerimaan atas jasa pelayanan bank yang diberikan kepada pemakainya, seperti biaya administrasi atas transaksi dengan bank, dan imputasi jasa implisit bank yang diukur dengan menggunakan metode FISIM, juga pendapatan lainnya yang diperoleh karena melakukan kegiatan pendukung, seperti: mengirim uang, membeli dan menjual suratsurat berharga. Output bank sentral (Bank Indonesia) dihitung adalah jumlah atas biayabiaya yang dikeluarkan, termasuk konsumsi antara, pengeluaran untuk upah/gaji pegawai, pajak, dan penyusutan. Sedangkan output KSP, BMT dan Jasa Moneter lainnya diperoleh dengan mengalikan rata-rata pendapatan usaha dengan masing-masing jumlah Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

62 Uraian Sektoral usahanya. Penghitungan NTB atas dasar harga konstan 2010 dilakukan dengan menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah IHK Umum dan Indeks Implisit PDB tanpa Jasa Perantara Keuangan. Data output dan NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia Asuransi dan Dana Pensiun Asuransi dan dana pensiun mencakup penjaminan tunjangan hari tua serta polis asuransi, dimana premi tersebut diinvestasikan untuk digunakan terhadap klaim yang akan datang. - Asuransi dan Reasuransi Asuransi dan reasuransi adalah salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung resiko-resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan terhadap barang atau orang, termasuk tunjangan hari tua. Pihak tertanggung dapat menerima biaya atas hancur/rusaknya barang atau karena terjadinya kematian pihak tertanggung. Subkategori ini mencakup kegiatan asuransi jiwa, asuransi non jiwa dan reasuransi, baik konvensional maupun dengan prinsip syariah. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan asuransi dan reasuransi merupakan penjumlahan dari hasil underwriting, hasil investasi, dan pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. NTB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan asuransi dan reasuransi diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen, BPS. - Dana Pensiun Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola program yang menjanjikan manfaat pensiun. Manfaat pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara berkala atau sekaligus pada masa pensiun sebagai santunan hari tua/uang pension. Dana pensiun 50 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

63 Uraian Sektoral dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan dana pensiun merupakan hasil pengolahan laporan keuangan kegiatan tersebut. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan dana pensiun diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS Jasa Keuangan Lainnya Jasa keuangan lainnya meliputi mencakup kegiatan leasing, kegiatan pemberian pinjaman oleh lembaga yang tidak tercakup dalam perantara keuangan, serta kegiatan pendistribusian dana bukan dalam bentuk pinjaman. Subkategori ini mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi, pegadaian, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit, modal ventura, anjak piutang, dan jasa keuangan lainnya. - Pegadaian Pegadaian mencakup usaha penyediaan fasilitas pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Kredit atau pinjaman yang diberikan didasarkan pada nilai jaminan barang bergerak yang diserahkan, dengan tidak memperhatikan penggunaan dana pinjaman yang diberikan. Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan pegadaian merupakan hasil pengolahan laporan keuangan PT Pegadaian yang terdiri dari pendapatan sewa modal, pendapatan administrasi, dan pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto baik atas dasar Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

64 Uraian Sektoral harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan pegadaian diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Pegadaian, dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS. - Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan mencakup kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi, pembiayaan konsumen, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan anjak piutang, dan pembiayaan leasing lainnya. Sewa guna usaha dengan hak opsi mencakup kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk finance lease untuk digunakan oleh penyewa (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Pembiayaan konsumen mencakup usaha pembiayaan melalui pengadaan barang dan jasa berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala. Pembiayaan kartu kredit mencakup usaha pembiayaan dalam transaksi pembelian barang dan jasa para pemegang kartu kredit. Pembiayaan anjak piutang mencakup usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang suatu perusahaan. Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan lembaga pembiayaan merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan pembiayaan. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan lembaga pembiayaan diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS. - Modal Ventura Modal ventura mencakup kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. 52 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

65 Uraian Sektoral Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan modal ventura. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan modal ventura diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS Jasa Penunjang Keuangan Jasa penunjang keuangan meliputi kegiatan yang menyediakan jasa yang berhubungan erat dengan aktivitas jasa keuangan, asuransi, dan dana pensiun. Subkategori ini mencakup kegiatan administrasi pasar uang (bursa efek), manager investasi, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, wali amanat, jasa penukaran mata uang, jasa broker asuransi dan reasuransi, dan kegiatan penunjang jasa keuangan, asuransi dan dana pensiun lainnya. - Administrasi Pasar Uang (Bursa Efek) Administrasi pasar uang (bursa efek) mencakup usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana perdagangan efek. Kegiatannya mencakup operasi dan pengawasan pasar uang, seperti bursa kontrak komoditas, bursa surat berharga, serta bursa saham. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan administrasi pasar uang (bursa efek) merupakan hasil pengolahan laporan keuangan PT Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari pendapatan jasa transaksi efek, jasa pencatatan, jasa informasi, dan pendapatan lainnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

66 Uraian Sektoral sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan administrasi pasar uang (bursa efek) diperoleh dari PT BEI, dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS. - Manager Investasi Manager investasi mencakup usaha mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Metode estimasi untuk output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan manager investasi. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan manager investasi diperoleh dari Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS. - Lembaga Kliring dan Penjaminan Lembaga kliring dan penjaminan mencakup usaha menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien. Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (PT KPEI). Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan lembaga kliring dan penjaminan diperoleh dari PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (PT KPEI). Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS. 54 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

67 Uraian Sektoral - Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Lembaga penyimpanan dan penyelesaian mencakup usaha menyelenggarakan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain, serta penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisien. Metode estimasi yang digunakan dalam menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI). Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan lembaga penyimpanan dan penyelesaian diperoleh dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI). Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS. - Wali Amanat Wali amanat (trustee) mencakup kegiatan usaha pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi. Metode estimasi untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan wali amanat. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan wali amanat diperoleh dari Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS. - Jasa Penukaran Mata Uang Jasa penukaran mata uang (money changer) mencakup usaha jasa penukaran berbagai jenis mata uang, termasuk pelayanan penjualan mata uang. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

68 Uraian Sektoral Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan jasa penukaran mata uang. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan jasa penukaran mata uang diperoleh dari Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS. - Jasa Broker Asuransi dan Reasuransi Jasa broker asuransi dan reasuransi mencakup usaha yang memberikan jasa dalam rangka pelaksanaan penutupan objek asuransi milik tertanggung kepada perusahaanperusahaan asuransi dan reasuransi sebagai penanggung. Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung output atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output dari kegiatan ini merupakan hasil pengolahan laporan keuangan perusahaan broker asuransi dan reasuransi. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) umum digunakan sebagai deflator. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa laporan keuangan kegiatan jasa broker asuransi dan reasuransi diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Subdirektorat Statistik Keuangan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS Real Estat Kategori ini meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau perantara dalam penjualan atau pembelian real estat serta penyediaan jasa real estat lainnya bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik orang lainyang dilakukan atas dasar balas jasa 56 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

69 Uraian Sektoral kontrak. Kategori ini juga mencakup kegiatan pembangunan gedung, pemeliharaan atau penyewaan bangunan. Real estat adalah property berupa tanah dan bangunan. Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, pajak dan pemeliharaan rumah dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per m 2. NTB diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan outputnya. NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dan sebagai ekstrapolatornya indeks luas bangunan. Sumber data usaha persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh berdasarkan hasil Susenas dan Sensus Penduduk, BPS. Sedangkan data produksi usaha persewaan bukan tempat tinggal diperoleh dari hasil penelitian asosiasi. Struktur input pada usaha persewaan bangunan tempat tinggal dan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh dari hasil Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ), BPS Jasa Perusahaan Kategori Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua) kategori, yakni kategori M dan kategori N. Kategori M mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknik yang membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tersedia untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk kategori M antara lain: jasa hukum dan akuntansi, jasa arsitektur dan teknik sipil, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, periklanan dan penelitian pasar, serta jasa professional, ilmiah dan teknis lainnya. Kategori N mencakup berbagai kegiatan yang mendukung operasional usaha secara umum. Kegiatan yang termasuk kategori N antara lain: jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyelenggaraan tur dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan pertamanan, jasa administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa penunjang usaha lainnya. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

70 Uraian Sektoral - Jasa Hukum Jasa hukum mencakup usaha jasa pengacara/penasihat hukum, notaris, lembaga bantuan hukum, serta jasa hukum lainnya. -Jasa Akuntansi, Pembukuan dan Pemeriksa Jasa akuntansi, pembukuan dan pemeriksaan mencakup usaha jasa pembukuan, penyusunan, dan analisis laporan keuangan, persiapan atau pemeriksaan laporan keuangan dan pengujian laporan serta sertifikasi keakuratannya, termasuk juga jasa konsultasi perpajakan. -Jasa Arsitek dan Teknik Sipil Serta Konsultasi Teknis Lainnya Jasa arsitek dan teknik sipil serta konsultasi teknis mencakup usaha jasa konsultasi arsitek, seperti jasa arsitektur perancangan gedung dan drafting, jasa arsitektur perencanaan perkotaan, jasa arsitektur pemugaran bangunan bersejarah, serta jasa inspeksi gedung atau bangunan. -Periklanan Periklanan mencakup usaha jasa bantuan penasihat, kreatif, produksi bahan periklanan, perencanaan dan pembelian media, termasuk juga kegiatan menciptakan dan menempatkan iklan di surat kabar, majalah/tabloid, radio, televisi, internet, dan media lainnya. -Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Mesin dan Peralatan Konstruksi dan Teknik Sipil Jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil mencakup usaha jasa persewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan konstruksi dan teknik sipil termasuk perlengkapannya tanpa operatornya. -Jasa Penyaluran Tenaga Kerja Jasa penyaluran tenaga kerja mencakup usaha jasa penampungan dan penyaluran para tuna karya yang siap pakai, seperti agen penyalur jasa tenaga kerja Indonesia, agen penyalur pembantu rumah tangga, dan lainnya. 58 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

71 Uraian Sektoral -Jasa Kebersihan Umum Bangunan Jasa kebersihan umum bangunan mencakup usaha jasa kebersihan bermacam jenis gedung, seperti gedung perkantoran, pabrik, pertokoan, balai pertemuan, dan gedung sekolah. Metode estimasi yang digunakan untuk menghitung output kategori jasa perusahaan atas dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Output diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode revaluasi. Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan diperoleh dari hasil perkalian output dan rasio NTB. Sumber data berupa jumlah tenaga kerja diperoleh dari Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS. Sedangkan untuk IHK umum diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Kategori ini mencakup kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan. Kategori ini juga mencakup perundangundangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya, seperti halnya administrasi program berdasarkan peraturan perundangundangan, kegiatan legislative, perpajakan, pertahanan Negara, keamanan dan keselamatan Negara, pelayanan imigrasi, hubungan luar negeri dan administrasi program pemerintah, serta jaminan social wajib. Kegiatan yang diklasifikasikan di kategori lain dalam KBLI tidak termasuk pada kategori ini., meskipun dilakukan oleh Badan pemerintahan. Sebagai contoh administrasi sistim sekolah, (peraturan, pemeriksaan, dan kurikulum) termasuk pada kategori ini, tetapi pengajaran itu sendiri masuk kategori Pendidikan (P) dan rumah sakit penjara atau militer diklasifikasikan pada kategori Q. NTB administrasi pemerintahan atas dasar harga berlaku merupakan penjumlahan seluruh belanja pegawai dari kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintahan lainnya ditambah dengan penyusutan. Perkiraan NTB atas dasar harga Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

72 Uraian Sektoral konstan 2010 dihitung dengan cara ekstrapolasi. Dan indeks tertimbang jumlah pegawai negeri sipil menurut golongan kepangkatan sebagai ekstrapolatornya. Data bersumber dari Realisasi APBN. Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan; Realisasi anggaran belanja rutin dan belanja pembangunan; Statistik Keuangan Pemerintah daerah (K1, K2, K3), BPS; Realisasi APBD, Biro Keuangan Pemerintah Daerah;Jumlah pegawai negeri sipil, Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Jasa Pendidikan Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan olahraga, hiburan dan penunjang pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio dan televise, internet dan surat menyurat. Tingkat pendidikan dikelompokan seperti kegiatan pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi dan pendidikan lain, mencakup juga jasa penunjang pendidikan dan pendidikan anak usia dini. Penghitungan NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan pengeluaran, dan untuk Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan pendekatan produksi. Untuk NTB Jasa Pendidikan Pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan pendekatan deflasi, sedangkan Jasa Pendidikan Swasta menggunakan pendekatan revaluasi. Data diperoleh dari Realisasi APBN/APBD; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan; Kementerian Agama; Berbagai Survei Khusus yang dilakukan oleh Direktorat Neraca Produksi dan Pengeluaran BPS; Subdirektorat Statistik Harga Konsumen BPS Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial 60 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

73 Uraian Sektoral yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional. Kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencakup: Jasa Rumah Sakit; Jasa Klinik; Jasa Rumah Sakit Lainnya; Praktik Dokter; Jasa Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Paramedis; Jasa Pelayanan Kesehatan Tradisional; Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan; Jasa Angkutan Khusus Pengangkutan Orang Sakit (Medical Evacuation); Jasa Kesehatan Hewan; Jasa Kegiatan Sosial. Metode penghitungan untuk jasa pemerintah atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan pengeluaran, sedangkan swasta menggunakan pendekatan produksi. NTB jasa kesehatan dan kegiatan sosial pemerintah atas dasar harga konstan 2010 menggunakan pendekatan deflasi, sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta menggunakan pendekatan revaluasi. Data diperoleh dari Realisasi APBN/APBD; Kementerian Kesehatan; Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas); Berbagai Survei Khusus yang dilakukan Direktorat Neraca Produksi dan Direktorat Neraca Pengeluaran BPS; Subdirektorat Statistik Harga Konsumen Jasa Lainnya Kategori Jasa Lainnya merupakan gabungan 4 kategori pada KBLI Kategori ini mempunyai kegiatan yang cukup luas yang meliputi: Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa Reparasi Komputer Dan Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah Tangga; Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang Menghasilkan Barang dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri untuk memenuhi kebutuhan; Jasa Swasta Lainnya termasuk Kegiatan Badan Internasional, seperti PBB dan perwakilan PBB, Badan Regional, IMF, OECD, dan lain-lain. -Kesenian, Hiburan dan Rekreasi Jasa Kesenian, Hiburan dan Rekreasi berkategori R meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan hiburan, kesenian, dan kreativitas, termasuk perpustakaan, arsip, museum, kegiatan kebudayaan lainnya, kegiatan perjudian dan pertaruhan, serta kegiatan olahraga dan rekreasi lainnya. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

74 Uraian Sektoral Output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan metode pendekatan produksi, yaitu output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Output panggung hiburan/kesenian dihitung berdasarkan pajak tontonan yang diterima pemerintah. Output untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan rata-rata output per indikatornya. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi/ ekstrapolasi dengan deflator/ekstrapolatornya adalah IHK rekreasi dan olahraga/indeks indikator produksi yang sesuai. Sumber data produksi Jasa Kesenian, Hiburan dan Rekreasi diperoleh dari beberapa sumber, yaitu Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), dan data penunjang intern BPS (Ketenagakerjaan, Susenas, Sensus Ekonomi, Statistik Harga Konsumen, dan Survei-survei Khusus yang dilakukan oleh Direktorat Neraca Produksi dan Direktorat Neraca Pengeluaran). -Kegiatan Jasa Lainnya Kegiatan ini berkategori S yang mencakup kegiatan dari keanggotaan organisasi, jasa reparasi komputer dan barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga, serta berbagai kegiatan jasa perorangan lainnya. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian antara masing-masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rasio NTB dengan output. Sedangkan untuk memperoleh output dan NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dimana deflatornya adalah IHK Umum. Data diperoleh dari internal BPS (Sensus Ekonomi, Subdit Statistik Demografi, Susenas, and Subdirektorat Statistik Harga Konsumen). 62 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

75 Uraian Sektoral -Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan yang Menghasilkan Barang dan Jasa oleh Rumah Tangga yang Digunakan Sendiri untuk Memenuhi Kebutuhan Kegiatan ini berkategori T mencakup kegiatan yang memanfaatkan jasa perorangan untuk melayani rumah tangga yang didalamnya termasuk jasa pekerja domestik (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir, dan sejenisnya), dan Kegiatan Yang Menghasilkan Barang Dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri Untuk Memenuhi Kebutuhan (didalamnya termasuk kegiatan pertanian, industri, penggalian, konstruksi, dan pengadaan air). Output atas dasar harga berlaku untuk jasa perorangan yang melayani rumah tangga/ jasa pekerja domestik (pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir, dan sejenisnya) diperoleh dari perkalian antara pengeluaran perkapita untuk jasa pekerja domestik dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan NTB-nya sama dengan output yang dihasilkan karena konsumsi antara pekerja jasa domestik merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga majikan. Output dan NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan hasil survei intern BPS (SKTIR). Sedangkan output pengadaan air diperoleh dengan pendekatan rumah tangga yang menggunakan pompa dan sumur, baik sumur terlindung maupun tidak terlindung. Sementara itu, output dan NTB atas dasar harga konstan, baik untuk kegiatan pekerja domestik maupun kegiatan menghasilkan barang dan jasa untuk digunakan sendiri oleh rumah tangga diperoleh dengan menggunakan metode deflasi dengan deflatornya laju IHK umum. Sumber data kategori ini diperoleh dari intern BPS, yaitu, Susenas, Sensus Penduduk, Subdirektorat Pertambangan, Energi dan Konstruksi (Publikasi Statistik Air Bersih), dan Survei Khusus yang dilakukan oleh Direktorat Neraca Pengeluaran. -Kegiatan Badan Internasional dan Ekstra Internasional Lainnya Kategori U yang mencakup kegiatan badan internasional, seperti PBB dan perwakilannya, Badan Regional dan lain-lain, termasuk The Internasional Moneter Fund, The World Bank, The World Health Organization (WHO), the Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), the Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan lain-lain. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

76 Uraian Sektoral Output dan NTB berlaku diperoleh dengan pendekatan biaya yang didapatkan dari laporan keuangan badan internasional dan ekstra internasional lainnya. Sementara, untuk output konstan diperoleh dengan metode deflasi dengan deflator laju IHK umum. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan badan internasional dan ekstra internasional lainnya yang berkantor pusat di Indonesia dan Subdirektorat Statistik Harga Konsumen. 64 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

77 Kondisi Perekonomian Jawa Barat BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat, berdasarkan sejarah, merupakan provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Indonesia. Secara geografis, Jawa Barat terletak pada posisi Lintang Selatan dan BujurTimur, dengan batas wilayah: sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta; sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah; sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia; dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten. Luas wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas ,32 Ha, dengan garis pantai sepanjang 755,83 km. Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari Barat hingga Timur Pulau Jawa. Kinerja perekonomian dapat terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi (LPE) yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Grafik 4.1 berikut menunjukkan bahwa perekonomian Jawa Barat pada tahun 2014 mengalami perlambatan pertumbuhan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun 2013, LPE Jawa Barat mencapai 6,34 persen sedangkan pada tahun 2014, LPE Jawa Barat sebesar 5,06 persen. Hal tersebut juga sejalan dengan perekonomian Indonesia dimana LPE mengalami perlambatan pertumbuhan dari 5,58 persen pada tahun 2013 menjadi 5,02 persen pada tahun Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

78 Kondisi Perekonomian Jawa Barat Grafik 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat dan Indonesia Tahun (Persen) Catatan: Selama tahun , Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2012 nilainya mencapai 1.128,25 triliun rupiah, meningkat menjadi 1.258,91 triliun rupiah pada tahun 2013, dan kembali meningkat pada tahun 2014 yang mencapai 1.385,96 triliun rupiah (tabel 4.1). Demikian pula halnya dengan PDRB Jawa Barat atas dasar harga konstan 2010 yang juga mengalami peningkatan dari 1.028,41 triliun rupiah pada tahun 2012, menjadi 1.093,59 triliun rupiah tahun 2013, dan meningkat kembali menjadi sebesar 1.148,95 triliun rupiah pada tahun 2014 (tabel 4.2). 66 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

79 Kondisi Perekonomian Jawa Barat Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Triliun Rupiah) Kategori *) 2014 **) [1] [2] [3] [4] 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 100,78 113,95 120,94 2. Pertambangan dan Penggalian 36,86 34,83 33,66 3. Industri Pengolahan 487,76 544,18 604,37 4. Pengadaan Listrik dan Gas 7,78 8,80 10,91 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,84 0,96 1,02 6. Konstruksi 88,02 99,10 112,61 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 179,46 199,72 211,37 8. Transportasi dan Pergudangan 47,42 56,70 66,35 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 26,49 30,03 33, Informasi dan Komunikasi 27,88 30,27 34, Jasa Keuangan dan Asuransi 27,32 32,41 35, Real Estate 12,46 13,74 14, Jasa Perusahaan 4,35 4,87 5, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 28,79 30,24 32, Jasa Pendidikan 25,56 29,60 35, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,63 7,19 8, Jasa lainnya 19,84 22,32 25,22 Catatan: PDRB 1.128, , ,96 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

80 Kondisi Perekonomian Jawa Barat Tabel 4.2 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun (Triliun Rupiah) Kategori *) 2014 **) [1] [2] [3] [4] 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 88,41 92,31 92,75 2. Pertambangan dan Penggalian 27,21 26,87 27,29 3. Industri Pengolahan 445,68 477,71 502,12 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5,57 6,04 6,30 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,79 0,85 0,90 6. Konstruksi 81,20 87,82 92,60 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 168,94 177,75 183,63 8. Transportasi dan Pergudangan 45,72 47,97 51,56 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 24,81 25,99 27, Informasi dan Komunikasi 28,09 30,65 36, Jasa Keuangan dan Asuransi 23,44 26,46 27, Real Estate 11,92 12,56 13, Jasa Perusahaan 3,96 4,27 4, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 23,90 23,57 23, Jasa Pendidikan 23,61 25,72 29, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,30 6,72 7, Jasa lainnya 18,86 20,35 22,14 PDRB 1.028, , ,95 Catatan: 68 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

81 Kondisi Perekonomian Jawa Barat 4.2. Struktur Ekonomi Karakteristik suatu wilayah akan menentukan beragamnya kegiatan perekonomian wilayah tersebut sehingga dapat memberikan corak pada struktur perekonomian suatu wilayah. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Sistem ekonomi yang terbentuk pada suatu wilayah dapat memberikan gambaran bagaimana struktur perekonomian di wilayah tersebut. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi persentase PDRB menurut kategori. Distribusi persentase PDRB menurut kategori yang dihitung menggunakan PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan masing-masing kategori dalam kontribusinya terhadap pembentukan PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase kontribusi suatu kategori, maka semakin besar pula pengaruh kategori tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu wilayah. Distribusi persentase PDRB menurut kategori juga dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap kategori dalam pembentukan PDRB sehingga akan tampak kategori-kategori yang menjadi motor penggerak pertumbuhan (kategori andalan) di wilayah yang bersangkutan. Struktur perekonomian Jawa Barat pada tahun 2014 didominasi oleh kategori industri pengolahan; kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor; kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan; dan kategori konstruksi (Tabel 4.3). Kontribusi ketiga kategori tersebut terhadap PDRB Jawa Barat mencapai 75,71 persen. Dengan kata lain, keempat kategori tersebut merupakan kategori-kategori andalan dalam pembentukan PDRB Jawa Barat. Sementara itu kategori-kategori selain keempat kategori tersebut di atas, masing-masing hanya memiliki kontribusi kurang dari 5 persen dalam pembentukan PDRB Jawa Barat. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

82 Kondisi Perekonomian Jawa Barat Tabel 4.3 Peranan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kategori di Jawa Barat Tahun (Persen) Kategori *) 2014 **) [1] [2] [3] [4] 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,93 9,05 8,73 2. Pertambangan dan Penggalian 3,27 2,77 2,43 3. Industri Pengolahan 43,23 43,23 43,61 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,69 0,70 0,79 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,07 0,08 0,07 6. Konstruksi 7,80 7,87 8,12 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,91 15,86 15,25 8. Transportasi dan Pergudangan 4,20 4,50 4,79 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,35 2,39 2, Informasi dan Komunikasi 2,47 2,40 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,42 2,57 2, Real Estate 1,10 1,09 1, Jasa Perusahaan 0,39 0,39 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,55 2,40 2, Jasa Pendidikan 2,27 2,35 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,59 0,57 0, Jasa lainnya 1,76 1,77 1,82 Catatan: PDRB 100,00 100,00 100,00 70 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

83 Kondisi Perekonomian Jawa Barat 4.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) adalah salah satu indikator makro ekonomi yang dapat menggambarkan kinerja ekonomi suatu wilayah. Secara umum, LPE tersebut diukur dengan peningkatan PDRB atas dasar harga konstan. LPE biasanya digunakan sebagai salah satu indikator dalam menyusun strategi kebijakan di bidang ekonomi. Secara umum, perekonomian Jawa Barat pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 5,06 persen, melambat bila dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2013 yang sebesar 6,34 persen (tabel 4.4). Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kategori Tahun (persen) Kategori *) 2014 **) [1] [2] [3] [4] 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,03 4,41 0,47 2. Pertambangan dan Penggalian -6,50-1,25 1,57 3. Industri Pengolahan 4,57 7,19 5,11 4. Pengadaan Listrik dan Gas 8,69 8,37 4,30 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,15 6,50 5,95 6. Konstruksi 13,21 8,15 5,45 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 11,80 5,21 3,31 8. Transportasi dan Pergudangan 9,75 4,91 7,50 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,94 4,75 6, Informasi dan Komunikasi 10,70 9,10 17, Jasa Keuangan dan Asuransi 8,67 12,88 4, Real Estate 8,41 5,41 4, Jasa Perusahaan 7,65 7,79 6, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,19-1,39 0, Jasa Pendidikan 14,62 8,93 14, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,87 6,61 15, Jasa lainnya 8,09 7,88 8,80 Catatan: PDRB 6,50 6,34 5,06 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

84 Kondisi Perekonomian Jawa Barat Pada tahun 2014, hampir semua kategori perekonomian Jawa Barat mampu tumbuh positif. Pertumbuhan paling tinggi tahun 2014 terjadi pada kategori informasi dan komunikasi (17,47 persen), disusul kemudian oleh kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial (15,78 persen), dan kategori jasa pendidikan sebesar 14,43 persen (Tabel 4.4). Apabila laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat digunakan sebagai dasar (base line) dalam melakukan evaluasi kinerja kategori-kategori ekonomi, maka kinerja menurut kategori dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kategori-kategori yang berhasil mencapai pertumbuhan di atas rata-rata ( 5,06 persen); kelompok kedua adalah kategori-kategori yang berhasil mencapai pertumbuhan positif walaupun masih di bawah pertumbuhan rata-rata (< 5,06 persen); dan kelompok ketiga adalah kategorikategori yang mengalami pertumbuhan negatif. Kategori industri pengolahan; kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; kategori konstruksi; kategori transportasi dan pergudangan ; dan kategori penyediaan akomodasi dan makan minum; kategori informasi dan komunikasi; kategori jasa perusahaan; kategori jasa pendidikan; kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial; dan kategori jasa lainnya masuk pada kelompok pertama karena berhasil mencapai pertumbuhan di atas rata-rata Jawa Barat. Kemudian yang masuk pada kelompok kedua adalah kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan; kategori pertambangan dan penggalian; kategori pengadaan listrik dan gas; kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor; kategori jasa keuangan dan asuransi; kategori real estate; dan kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Sementara itu, tidak ada kategori yang masuk pada kelompok ketiga yaitu kategori yang mengalami pertumbuhan negatif. Untuk mengetahui besarnya sumbangan pertumbuhan suatu kategori terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, maka dapat dilihat dari besaran sumber pertumbuhannya (source of growth). Tabel 4.5 berikut memperlihatkan bahwa sumber pertumbuhan terbesar selama kurun waktu disumbangkan oleh kategori industri pengolahan. Hal tersebut dapat dipahami karena kategori industri pengolahan merupakan kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Jawa Barat sehingga 72 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

85 Kondisi Perekonomian Jawa Barat pertumbuhan pada kategori tersebut juga dapat mendorong kontribusi sumber pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Tabel 4.5 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kategori Tahun (persen) Kategori *) 2014 **) [1] [2] [3] [4] 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,00 0,38 0,04 2. Pertambangan dan Penggalian -0,20-0,03 0,04 3. Industri Pengolahan 2,02 3,12 2,23 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,05 0,05 0,02 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,01 0,01 0,00 6. Konstruksi 0,98 0,64 0,44 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,85 0,86 0,54 8. Transportasi dan Pergudangan 0,42 0,22 0,33 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,17 0,11 0, Informasi dan Komunikasi 0,28 0,25 0, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,19 0,29 0, Real Estate 0,10 0,06 0, Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,10-0,03 0, Jasa Pendidikan 0,31 0,20 0, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,05 0,04 0, Jasa lainnya 0,15 0,14 0,16 PDRB 6,50 6,34 5,06 Catatan: 4.4. PDRB Perkapita Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro dari sisi ekonomi adalah pendapatan per kapita (Percapita Income). Semakin tinggi pendapatan yang diterima oleh penduduk di suatu wilayah, maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan semakin baik. Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

86 Kondisi Perekonomian Jawa Barat (transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in), maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB perkapita. Asumsi tersebut digunakan karena sulitnya untuk mendapatkan data pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk dan keluar dari suatu wilayah seperti provinsi atau kabupaten/kota. Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Jumlah penduduk yang digunakan dalam penghitungan PDRB per kapita adalah penduduk pertengahan tahun (Bulan Juni) yang didasarkan pada proyeksi hasil Sensus Penduduk (SP) tahun Tahun Tabel 4.6 PDRB Perkapita Jawa Barat dan Laju Pertumbuhannya Tahun PDRB Per Kapita ADHB (Juta Rupiah) Laju Pertumbuhan (%) PDRB Per Kapita ADHK 2010 (Juta Rupiah) Laju Pertumbuhan (%) [1] [2] [3] [4] [5] ,27 8,69 23,04 4, *) 27,77 9,87 24,12 4, **) 30,11 8,44 24,96 3,49 Catatan: Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa PDRB perkapita Jawa Barat terus mengalami peningkatan selama periode Pada tahun 2012, PDRB perkapita masyarakat Jawa Barat atas dasar harga berlaku mencapai 25,27 juta rupiah, kemudian naik menjadi 25,77 juta rupiah pada tahun 2013 dan meningkat kembali menjadi 30,11 juta rupiah pada tahun Sehingga secara nominal, PDRB per kapita tumbuh sebesar 9,87 persen pada tahun 2013 dan 8,44 persen pada tahun Perlu diketahui bahwa peningkatan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku masih belum dapat menggambarkan kenaikan daya beli masyarakat Jawa Barat secara riil. Hal tersebut disebabkan karena pada PDRB perkapita atas dasar harga berlaku masih mengandung faktor harga yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. 74 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

87 Kondisi Perekonomian Jawa Barat Untuk melihat perkembangan PDRB perkapita secara riil, maka perlu dihitung menggunakan PDRB atas dasar harga konstan Tabel 4.6 juga memperlihatkan bahwa PDRB perkapita atas dasar harga konstan adalah sebesar 23,04 juta rupiah pada tahun 2012 dan kemudian meningkat menjadi 24,12 juta rupiah pada tahun Sedangkan pada tahun 2014, PDRB perkapita Jawa Barat mencapai 24,96 juta rupiah. Dari dua kondisi tersebut di atas, maka dapat digambarkan bahwa secara riil, PDRB per kapita hanya tumbuh sebesar 4,70 persen pada tahun 2013 dan 3,49 persen pada tahun Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

88 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/Kota Perekonomian masing-masing kabupaten/kota memiliki potensi yang berbedabeda. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor sosio-geografis. Potensi ekonomi tersebut dapat digambarkan dari peranan ke-17 kategori (lapangan usaha) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada bab ini, akan diuraikan kinerja PDRB kabupaten/kota se-jawa Barat berdasarkan perbandingan indikator-indikator pokok masing-masing daerah terhadap daerah lainnya maupun terhadap provinsi. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan gambaran masing-masing posisi perekonomian kabupaten/kota. Tabel 5.1. memperlihatkan nilai PDRB atas dasar harga berlaku (termasuk migas dan tanpa migas) kabupaten/kota se-jawa Barat. Dari tabel 5.1 terlihat bahwa wilayah dengan nilai PDRB atas dasar harga berlaku (baik termasuk migas maupun tanpa migas) yang terbesar di Jawa Barat selama kurun waktu adalah Kabupaten Bekasi. Pada tahun 2014, nilai PDRB atas dasar harga berlaku (termasuk migas) di Kabupaten Bekasi mencapai 227,47 triliun rupiah. Sementara itu apabila migas dikeluarkan, maka nilai PDRB atas dasar harga berlaku (tanpa migas) Kabupaten Bekasi adalah 183,05 triliun rupiah. Selanjutnya, wilayah dengan nilai PDRB atas dasar harga berlaku (termasuk migas) terbesar kedua dan ketiga di Jawa Barat adalah Kota Bandung dan Kabupaten Karawang. Pada tahun 2014, nilai PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) Kota Bandung adalah sebesar 172,63 triliun rupiah. Dengan kata lain, nilai tambah bruto (NTB) yang tercipta di Kota Bandung selama tahun 2014 sebesar 172,63 triliun. Sedangkan Kabupaten Karawang berhasil menciptakan NTB sebesar 155,07 triliun rupiah. Apabila migas dikeluarkan, maka nilai PDRB atas dasar harga berlaku (tanpa migas) terbesar kedua dan ketiga di Jawa Barat adalah Kota Bandung dan Kabupaten Bogor. Adapun tiga wilayah yang memiliki NTB Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

89 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota terkecil pada tahun 2014 adalah Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, dan Kota Sukabumi (ketiganya tidak memiliki migas) yaitu masing-masing sebesar 3,01; 7,38; dan 8,14 triliun rupiah. Tabel 5.1 Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun (Triliun rupiah) Termasuk Migas Tanpa Migas No. Kabupaten/Kota *) 2014**) *) 2014**) 1. Bogor 1) 120,33 136,13 151,29 120,33 136,13 151,28 2. Sukabumi 1) 33,95 37,92 40,97 32,32 36,32 39,32 3. Cianjur 23,78 26,43 28,68 23,78 26,43 28,68 4. Bandung 1) 60,05 67,84 76,32 58,25 66,09 74,57 5. Garut 1) 30,36 33,69 37,09 29,58 32,87 36,27 6. Tasikmalaya 19,03 21,31 23,42 19,03 21,31 23,42 7. Ciamis 16,77 18,72 20,54 16,77 18,72 20,54 8. Kuningan 11,95 13,44 14,96 11,95 13,44 14,96 9. Cirebon 26,30 29,43 32,94 26,30 29,43 32, Majalengka 1) 15,69 17,54 19,20 15,53 17,37 19, Sumedang 18,14 20,26 22,34 18,14 20,26 22, Indramayu 1) 59,38 63,47 67,78 23,67 27,12 30, Subang 1) 23,05 24,67 26,72 19,44 21,18 23, Purwakarta 35,59 40,61 45,46 35,59 40,61 45, Karawang 1) 124,28 140,82 155,07 119,35 136,05 150, Bekasi 1) 188,18 206,36 227,47 183,05 202,61 224, Bandung Barat 24,14 27,38 30,66 24,14 27,38 30, Pangandaran 5,98 6,72 7,38 5,98 6,72 7, Kota Bogor 23,25 26,06 29,10 23,25 26,06 29, Kota Sukabumi 6,51 7,31 8,14 6,51 7,31 8, Kota Bandung 131,99 151,77 172,63 131,99 151,77 172, Kota Cirebon 12,28 13,63 15,06 12,28 13,63 15, Kota Bekasi 51,70 57,72 64,13 51,70 57,72 64, Kota Depok 33,28 38,52 43,68 33,28 38,52 43, Kota Cimahi 16,50 18,39 20,57 16,50 18,39 20, Kota Tasikmalaya 11,08 12,29 13,61 11,08 12,29 13, Kota Banjar 2,47 2,76 3,01 2,47 2,76 3,01 JUMLAH 27 KAB/KOTA 1.126, , , , , ,74 JAWA BARAT 1.128, , , , , ,35 Catatan: Perbedaan antara jumlah PDRB 27 Kab./Kota dan PDRB Jawa Barat antara lain disebabkan oleh diskrepansi statistik 1) Memiliki migas 78 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

90 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Tabel 5.2 berikut memperlihatkan perbandingan peringkat (ranking) kabupaten/kota jika ditinjau dari peranan PDRB ADHB tahun Sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya, bahwa nilai PDRB ADHB (termasuk migas) Kabupaten Bekasi adalah yang terbesar yaitu mencapai 227,47 triliun. Nilai tersebut memiliki kontribusi (peranan) sebesar 16,27 persen terhadap total PDRB. Apabila migas dikeluarkan, maka PDRB ADHB (tanpa migas) Kabupaten Bekasi berperan sebesar 16,66 persen terhadap pembentukan total PDRB di Jawa Barat. Tabel 5.2 Ranking Peranan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2014 **) Termasuk Migas Tanpa Migas Kabupaten/ Akumulasi Kabupaten/ Akumulasi Rank. Peranan Peranan Kota Peranan Kota Peranan (%) (%) (%) (%) 1. Bekasi 1) 16,27 16,27 Bekasi 1) 16,66 16,66 2. Kota Bandung 12,35 28,62 Kota Bandung 12,84 29,50 3. Karawang 1) 11,09 39,71 Bogor 1) 11,25 40,75 4. Bogor 1) 10,82 50,53 Karawang 1) 11,19 51,93 5. Bandung 1) 5,46 55,98 Bandung 1) 5,55 57,48 6. Indramayu 1) 4,85 60,83 Kota Bekasi 4,77 62,25 7. Kota Bekasi 4,59 65,42 Purwakarta 3,38 65,63 8. Purwakarta 3,25 68,67 Kota Depok 3,25 68,88 9. Kota Depok 3,12 71,79 Sukabumi 1) 2,92 71, Sukabumi 1) 2,93 74,72 Garut 1) 2,70 74, Garut 1) 2,65 77,38 Cirebon 2,45 76, Cirebon 2,36 79,73 Bandung Barat 2,28 79, Bandung Barat 2,19 81,92 Indramayu 1) 2,26 81, Kota Bogor 2,08 84,01 Kota Bogor 2,16 83, Cianjur 2,05 86,06 Cianjur 2,13 85, Subang 1) 1,91 87,97 Tasikmalaya 1,74 87, Tasikmalaya 1,67 89,64 Subang 1) 1,71 89, Sumedang 1,60 91,24 Sumedang 1,66 90, Kota Cimahi 1,47 92,71 Kota Cimahi 1,53 92, Ciamis 1,47 94,18 Ciamis 1,53 93, Majalengka 1) 1,37 95,55 Majalengka 1) 1,42 95, Kota Cirebon 1,08 96,63 Kota Cirebon 1,12 96, Kuningan 1,07 97,70 Kuningan 1,11 97, Kota Tasikmalaya 0,97 98,67 Kota Tasikmalaya 1,01 98, Kota Sukabumi 0,58 99,26 Kota Sukabumi 0,61 99, Pangandaran 0,53 99,78 Pangandaran 0,55 99, Kota Banjar 0,22 100,00 Kota Banjar 0,22 100,00 Catatan: 1) Memiliki migas Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

91 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Tabel 5.2 juga menunjukkan bahwa PDRB ADHB (termasuk migas) pada tahun 2014 dari 5 (lima) kabupaten/kota yaitu Bekasi, Kota Bandung, Karawang, Bogor, dan Bandung memiliki akumulasi peranan sebesar 55,98 persen (lebih dari setengah total PDRB Jawa Barat). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kelima kabupaten/kota tersebut memiliki kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan NTB di Jawa Barat. Hal tersebut relatif sama dengan lima kabupaten/kota yang memiliki kontribusi PDRB ADHB (tanpa migas) terbesar dengan akumulasi peranan sebesar 57,48 persen. Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa migas di Kabupaten Indramayu masih merupakan yang terbesar dibandingkan tujuh kabupaten lain yang juga memiliki migas yaitu sebesar 37,39 triliun rupiah atau memiliki peranan sebesar 69,93 persen terhadap total migas di Jawa Barat. Apabila migas di Kabupaten Indramayu tersebut dikeluarkan, maka akan berdampak secara signifikan terhadap penurunan peranan PDRB ADHB tanpa migasnya. No. Tabel 5.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Peranannya Menurut Kabupaten/Kota yang Memiliki Migas Tahun 2014 **) Kabupaten/Kota yang memiliki Migas PDRB ADHB (Triliun Rp.) Termasuk Tanpa Migas Migas Migas Peranan Migas terhadap Total Migas (%) 1. Bogor 151,29 151,28 0,00 0,00 2. Sukabumi 40,97 39,32 1,65 3,09 3. Bandung 76,32 74,57 1,75 3,27 4. Garut 37,09 36,27 0,82 1,53 5. Majalengka 19,20 19,12 0,08 0,16 6. Indramayu 67,78 30,39 37,39 69,93 7. Subang 26,72 23,02 3,70 6,91 8. Karawang 155,07 150,45 4,62 8,64 9. Bekasi 227,47 224,01 3,46 6,47 Catatan: 5.2. Struktur Perekonomian Regional Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan komposisi atau peranan kategori-kategori dalam suatu perekonomian. Kategori yang berperan besar (dominan) dalam struktur ekonomi suatu wilayah mengindikasikan bahwa kategori tersebut 80 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

92 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota merupakan kategori andalan yang berpengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Untuk mendapatkan gambaran struktur ekonomi tersebut, maka dihitung menggunakan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB). No. Tabel 5.4 Peranan Nilai Tambah Bruto (NTB) Menurut Kategori Terhadap PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014 **) Kabupaten/ Kota Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (Persen) Peranan NTB Menurut Kategori Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Jumlah 1. Bogor 1) 5,59 55,23 8,83 13,37 16,98 100,00 2. Sukabumi 23,35 14,92 10,00 20,30 31,43 100,00 3. Cianjur 34,44 5,79 8,18 18,98 32,61 100,00 4. Bandung 8,04 51,82 5,94 14,38 19,83 100,00 5. Garut 1) 39,11 7,34 5,82 20,41 27,31 100,00 6. Tasikmalaya 39,29 7,55 7,72 20,60 24,84 100,00 7. Ciamis 26,00 7,50 8,89 21,05 36,55 100,00 8. Kuningan 24,77 2,38 8,82 16,64 47,40 100,00 9. Cirebon 17,11 21,41 11,59 16,70 33,19 100, Majalengka 27,20 13,85 11,20 17,28 30,45 100, Sumedang 21,71 18,88 9,30 17,08 33,04 100, Indramayu 15,88 43,99 4,76 9,97 25,39 100, Subang 27,15 11,97 7,36 15,18 38,35 100, Purwakarta 6,72 58,96 7,32 12,60 14,40 100, Karawang 4,16 70,99 3,57 10,02 11,26 100, Bekasi 1,42 78,09 6,19 5,46 8,84 100, Bandung Barat 14,60 39,13 7,71 14,47 24,10 100, Pangandaran 30,01 4,72 8,52 20,85 35,91 100, Kota Bogor 0,83 18,53 11,27 22,25 47,11 100, Kota Sukabumi 4,00 5,42 6,51 41,11 42,95 100, Kota Bandung 0,14 21,49 9,00 27,79 41,58 100, Kota Cirebon 0,35 10,68 10,55 32,60 45,81 100, Kota Bekasi 0,64 36,04 10,08 23,00 30,23 100, Kota Depok 1,45 34,53 18,12 21,46 24,44 100, Kota Cimahi 0,26 47,41 12,74 17,50 22,09 100, Kota Tasikmalaya 5,84 14,91 14,39 23,71 41,14 100, Kota Banjar 14,07 11,18 9,79 27,96 37,00 100,00 Jawa Barat 8,73 43,61 8,12 15,25 24,29 100,00 Catatan: Lain nya Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

93 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Tabel 5.4 memperlihatkan peranan NTB menurut kategori masing-masing kabupaten/kota dan Jawa Barat terhadap masing-masing total PDRB ADHB-nya. Dari tabel tersebut, terlihat bahwa kategori yang paling dominan di Jawa Barat pada Tahun 2014 adalah kategori industri pengolahan (43,61 persen). Diikuti kemudian oleh kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (15,25 persen), kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan (8,73 persen); dan kategori konstruksi (8,12 persen). Sedangkan untuk kategori-kategori lainnya (pertambangan dan penggalian; pengadaan listrik dan gas; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; transportasi dan pergudangan; penyediaan akomodasi dan makan minum; informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real estate; jasa perusahaan; administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; jasa pendidikan; jasa kesehatan dan kegiatan sosial; serta jasa lainnya) masing-masing hanya memiliki kontribusi kurang dari lima persen. Secara kumulatif, kategori-kategori lainnya tersebut memberikan kontribusi sebesar 24,29 persen terhadap total PDRB Jawa Barat. Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa kategori andalan dalam perekonomian Jawa Barat adalah industri pengolahan. Apabila ditinjau dari peranan NTB menurut kategori masing-masing kabupaten/kota pada Tahun 2014, terlihat bahwa 11 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat didominasi oleh kategori industri pengolahan. Kabupaten/kota tersebut adalah Bogor, Bandung, Cirebon, Indramayu, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Bandung Barat, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Cimahi. Sedangkan 10 kabupaten lainnya seperti Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Subang, dan Pangandaran didominasi oleh kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan. Adapun sisanya sebanyak 6 wilayah kota seperti Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar lebih mengandalkan kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor dalam menggerakkan perekonomiannya. Grafik 5.1 berikut memperlihatkan bahwa terdapat beberapa wilayah yang memiliki kontribusi kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan di atas Jawa Barat. Kabupaten/kota tersebut adalah Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Bandung Barat, 82 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

94 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Pangandaran dan Kota Banjar. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah kabupaten pada umumnya merupakan daerah agraris pertanian. Hal yang menarik untuk dicermati adalah cukup besarnya peranan kategori pertanian di Kota Banjar yang mencapai 14,07 persen terhadap total PDRB-nya. Grafik 5.1 Peranan NTB Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2014 **) (Persen) Catatan: Grafik 5.2 berikut memperlihatkan bahwa terdapat beberapa wilayah yang memiliki peranan kategori industri pengolahan di atas Jawa Barat. Kabupaten/kota tersebut adalah Bogor, Bandung, Indramayu, Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan Kota Cimahi. Bahkan lima diantaranya memiliki peranan di atas 50 persen yaitu Bogor (55,23 persen), Bandung Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

95 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota (51,82 persen), Purwakarta (58,96 persen), Karawang (70,99 persen), dan Bekasi (78,09 persen). Grafik 5.2 Peranan NTB Kategori Industri Pengolahan Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2014 **) (Persen) Catatan: Dari Grafik 5.3 terlihat bahwa sebagian besar kabupaten/kota memiliki peranan kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor di atas Jawa Barat. Untuk wilayah kabupaten adalah Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, dan Pangandaran. Sementara itu, seluruh wilayah kota memiliki peranan kategori perdagangan, hotel, dan restoran di atas Jawa Barat. 84 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

96 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Grafik 5.3 Peranan NTB Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kabupaten/KotaTerhadap PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2014 **) (Persen) Catatan: 5.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Regional Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jawa Barat (termasuk migas) tahun , diukur dari kenaikan PDRB atas dasar harga konstan 2010 (termasuk migas). Pada tahun 2012, perekonomian Jawa Barat sebesar 6,50 persen, kemudian tumbuh melambat sebesar 6,34 persen pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 kembali mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu sebesar 5,06 persen. Tabel 5.5 memperlihatkan lima Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

97 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota wilayah dengan LPE tertinggi (termasuk migas) pada tahun 2014 adalah Kota Bandung (7,69 persen), Kota Depok (7,16 persen), Kuningan (6,28 persen), Kota Tasikmalaya (6,16 persen), dan Bogor (6,06 persen). Tabel 5.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun (Persen) Kabupaten/ Termasuk Migas Tanpa Migas No. Kota *) 2014 **) *) 2014 **) 1. Bogor 1) 6,01 6,16 6,06 6,01 6,16 6,06 2. Sukabumi 1) 6,38 5,20 5,48 6,77 5,48 5,67 3. Cianjur 5,60 4,53 5,03 5,60 4,53 5,03 4. Bandung 1) 6,28 5,89 5,88 6,59 6,18 6,08 5. Garut 1) 4,07 4,76 4,81 4,66 4,71 4,92 6. Tasikmalaya 4,02 4,36 4,76 4,02 4,36 4,76 7. Ciamis 5,41 5,26 5,03 5,41 5,26 5,03 8. Kuningan 5,71 6,12 6,28 5,71 6,12 6,28 9. Cirebon 5,46 4,96 5,04 5,46 4,96 5, Majalengka 1) 6,06 4,93 4,88 6,04 4,96 5, Sumedang 6,56 4,84 4,70 6,56 4,84 4, Indramayu 1) 3,18 2,87 4,06 6,32 5,89 6, Subang 1) 0,60 4,05 5,02 6,04 4,53 4, Purwakarta 6,83 7,05 5,54 6,83 7,05 5, Karawang 1) 4,94 7,23 4,96 5,96 7,36 5, Bekasi 1) 6,53 6,39 5,65 7,14 6,97 5, Bandung Barat 6,04 5,94 5,71 6,04 5,94 5, Pangandaran 5,18 4,98 4,12 5,18 4,98 4, Kota Bogor 6,31 5,99 5,97 6,31 5,99 5, Kota Sukabumi 5,80 5,41 5,43 5,80 5,41 5, Kota Bandung 8,53 7,82 7,69 8,53 7,82 7, Kota Cirebon 5,92 4,90 5,71 5,92 4,90 5, Kota Bekasi 6,74 6,04 5,61 6,74 6,04 5, Kota Depok 8,06 6,54 7,16 8,06 6,54 7, Kota Cimahi 6,24 5,35 5,78 6,24 5,35 5, Kota Tasikmalaya 5,80 6,17 6,16 5,80 6,17 6, Kota Banjar 5,32 5,45 4,97 5,32 5,45 4,97 Jawa Barat 6,50 6,34 5,06 7,03 6,65 5,12 Catatan: 1) Memiliki migas Sementara itu, lima wilayah dengan LPE terendah (termasuk migas) lebih didominasi oleh wilayah kabupaten. Kelima wilayah tersebut adalah Indramayu (4,06 86 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

98 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota persen), Pangandaran (4,12 persen), Sumedang (4,70 persen), Tasikmalaya (4,76 persen), dan Garut (4,81 persen). Dari kelima wilayah tersebut, hanya Kabupaten Indramayu yang memiliki migas. Apabila migas dikeluarkan, maka LPE Indramayu (tanpa migas) naik cukup signifikan yaitu 6,08 persen. Tabel 5.6 memperlihatkan sebaran kabupaten/kota berdasarkan kelompok besaran LPE termasuk migas dan tanpa migas yang terbagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama adalah wilayah yang memiliki LPE (termasuk migas) kurang dari atau sama dengan lima persen, yaitu Garut, Tasikmalaya, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Karawang, Pangandaran, dan Kota Banjar. Pada kelompok ini, terdapat tiga wilayah yang memiliki migas yaitu Majalengka, Indramayu, dan Karawang. Apabila migas tersebut dikeluarkan (tanpa migas), maka ketiga wilayah tersebut mengalami pergeseran ke kelompok LPE (tanpa migas) yang lebih tinggi yaitu Majalengka dan Karawang pada kelompok LPE 5,01 6,00 persen dan Indramayu pada kelompok LPE 6,01 7,00 persen. Tabel 5.6 Pengelompokan LPE Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2014 **) LPE 2) (persen) 5,00 5,01-6,00 Termasuk Migas Garut 1), Tasikmalaya, Majalengka 1), Sumedang, Indramayu 1), Karawang 1), Pangandaran, Kota Banjar Sukabumi 1), Cianjur, Bandung 1), Ciamis, Cirebon, Subang 1), Purwakarta, Bekasi 1), Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Cimahi, Jawa Barat Tanpa Migas Garut 1), Tasikmalaya, Sumedang, Subang 1), Pangandaran, Kota Banjar Sukabumi 1), Cianjur, Ciamis, Cirebon, Majalengka 1), Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Cimahi, Jawa Barat 6,01-7,00 Bogor 1), Kuningan, Kota Tasikmalaya Bogor 1), Bandung 1), Kuningan, Indramayu 1), Kota Tasikmalaya > 7,00 Kota Bandung, Kota Depok Kota Bandung, Kota Depok Catatan: 1) memiliki migas 2) dihitung menggunakan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

99 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Adapun wilayah-wilayah yang masuk dalam kelompok kedua yaitu rentang LPE 5,01-6,00 persen adalah sebanyak 14 kabupaten/kota dan Provinsi Jawa Barat. Kabupaten/kota tersebut adalah Sukabumi, Cianjur, Bandung, Ciamis, Cirebon, Subang, Purwakarta, Bekasi, Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bekasi, dan Kota Cimahi. Pada kelompok ini, Sukabumi, Bandung, Subang dan Bekasi memiliki migas. Apabila migas tersebut dikeluarkan, maka Sukabumi dan Bekasi masih tetap berada pada rentang LPE 5,01 6,00 persen. Sementara Subang bergeser masuk pada rentang LPE (tanpa migas) yang lebih rendah yaitu kurang dari atau sama dengan 5,00 persen. Adapun Bandung bergeser masuk pada rentang LPE (tanpa migas) yang lebih tinggi yaitu 6,01-7,00 persen. Sementara wilayah yang masuk pada rentang LPE 6,01 7,00 persen (kelompok ketiga) adalah sebanyak tiga kabupaten/kota yaitu Bogor, Kuningan, dan Kota Tasikmalaya. Sedangkan kelompok keempat merupakan kabupaten/kota dengan LPE di atas tujuh persen dimana terdapat dua kota pada kelompok ini yaitu Kota Bandung dan Kota Depok PDRB Per Kapita Regional PDRB per kapita dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan (proxy) untuk mengidentifikasi rata-rata pendapatan per kapita suatu wilayah dengan asumsi bahwa arus pendapatan yang mengalir antar propinsi maupun antar kabupaten/kota (baik masuk maupun keluar) adalah sama. Asumsi tersebut digunakan karena sampai saat ini belum tersedia data arus pendapatan yang mengalir antar provinsi/kabupaten/kota tersebut. Oleh karena keterbatasan tersebut, maka publikasi ini masih menggunakan pendekatan PDRB per kapita. PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) lebih menunjukkan rata-rata pendapatan per satu orang penduduk secara nominalnya. Sementara itu, PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan (ADHK 2010) menunjukkan rata-rata pendapatan per satu orang penduduk secara riil. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa PDRB perkapita adalah pendekatan (proxy) ukuran rata-rata pendapatan per kapita di suatu wilayah. 88 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

100 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota No. Kabupaten/ Kota Tabel 5.7 PDRB Per Kapita dan Laju Pertumbuhannya Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun PDRB Per Kapita ADHB (Juta Rupiah) Laju (%) PDRB Per Kapita ADHK 2010 (Juta Rupiah) *) **) Laju (%) *) **) 1. Bogor 23,72 26,17 28,38 8,44 20,56 21,28 22,02 3,49 Bogor 1) 23,72 26,17 28,38 8,44 20,56 21,28 22,02 3,49 2. Sukabumi 14,18 15,74 16,91 7,43 13,27 13,88 14,55 4,88 Sukabumi 1) 13,51 15,08 16,23 7,64 12,65 13,26 13,94 5,07 3. Cianjur 10,74 11,88 12,83 8,04 9,85 10,25 10,72 4,56 4. Bandung 17,98 19,92 21,99 10,39 16,31 16,94 17,60 3,90 Bandung 1) 17,44 19,41 21,49 10,73 15,86 16,51 17,19 4,09 5. Garut 12,26 13,46 14,68 9,05 11,23 11,64 12,09 3,83 Garut 1) 11,94 13,14 14,36 9,29 10,94 11,34 11,79 3,93 6. Tasikmalaya 11,13 12,39 13,55 9,38 10,05 10,43 10,87 4,24 7. Ciamis 14,60 16,20 17,67 9,07 13,24 13,86 14,47 4,43 8. Kuningan 11,53 12,89 14,26 10,59 10,58 11,16 11,79 5,65 9. Cirebon 12,66 14,06 15,62 11,08 11,49 11,96 12,47 4, Majalengka 13,47 14,99 16,33 8,93 12,28 12,83 13,39 4,36 Majalengka 1) 13,34 14,84 16,25 9,51 12,16 12,70 13,32 4, Sumedang 16,23 18,01 19,75 9,66 14,67 15,28 15,91 4, Indramayu 35,70 37,95 40,30 6,20 30,89 31,61 32,71 3,48 Indramayu 1) 14,23 16,21 18,07 11,43 12,74 13,41 14,15 5, Subang 15,57 16,48 17,66 7,15 13,90 14,31 14,87 3,89 Subang 1) 13,13 14,15 15,22 7,54 12,17 12,59 13,06 3, Purwakarta 40,20 45,23 49,96 10,46 36,07 38,07 39,65 4, Karawang 56,50 63,28 68,92 8,91 50,66 53,69 55,74 3,81 Karawang 1) 54,26 61,14 66,86 9,36 49,10 52,10 54,12 3, Bekasi 65,24 68,74 72,84 5,97 60,77 62,12 63,09 1,57 Bekasi 1) 63,46 67,49 71,74 6,29 59,54 61,20 62,22 1, Bandung Barat 15,40 17,24 19,05 10,53 13,81 14,44 15,06 4, Pangandaran 15,59 17,39 19,01 9,30 14,23 14,85 15,38 3, Kota Bogor 23,37 25,72 28,23 9,77 21,31 22,19 23,11 4, Kota Sukabumi 21,11 23,44 25,84 10,25 19,38 20,21 21,09 4, Kota Bandung 53,99 61,73 69,87 13,18 48,94 52,47 56,22 7, Kota Cirebon 41,11 45,17 49,43 9,42 37,85 39,32 41,17 4, Kota Bekasi 20,69 22,45 24,27 8,08 18,77 19,35 19,88 2, Kota Depok 17,59 19,63 21,48 9,41 16,23 16,67 17,24 3, Kota Cimahi 29,32 32,20 35,52 10,33 27,03 28,07 29,28 4, Kota Tasikmalaya 17,10 18,86 20,79 10,23 15,93 16,82 17,77 5, Kota Banjar 13,80 15,36 16,68 8,63 12,59 13,21 13,80 4,50 Jawa Barat 25,27 27,77 30,11 8,44 23,04 24,12 24,96 3,49 Jawa Barat 1) 24,05 26,59 28,95 8,86 22,08 23,19 24,01 3,54 Catatan: 1) Tanpa Migas Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

101 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa PDRB per kapita ADHB (termasuk migas) di Jawa Barat mengalami peningkatan dari 25,27 juta rupiah pada tahun 2012 menjadi 27,77 juta rupiah tahun 2013, dan meningkat kembali menjadi 30,11 juta rupiah pada tahun Secara nominal, PDRB perkapita (termasuk migas) meningkat sebesar 8,44 persen selama tahun Apabila ditinjau dari PDRB perkapita ADHK 2010 (termasuk migas), juga mengalami peningkatan meskipun dengan besaran nilai yang lebih kecil yaitu dari 23,04 juta rupiah pada tahun 2012, menjadi 24,12 juta rupiah tahun 2013, dan meningkat kembali menjadi 24,96 juta rupiah pada tahun Sehingga secara riil, PDRB perkapita (termasuk migas) hanya naik sebesar 3,49 persen selama tahun Kondisi tersebut juga relatif sama apabila migas dikeluarkan dari penghitungan, dimana PDRB per kapita ADHB (tanpa migas) di Jawa Barat meningkat dari 24,05 juta rupiah pada tahun 2012, menjadi 26,59 juta rupiah tahun 2013, dan kemudian meningkat kembali menjadi 28,95 juta rupiah pada tahun Secara nominal, PDRB perkapita (tanpa migas) meningkat sebesar 8,86 persen selama tahun Apabila ditinjau dari PDRB perkapita ADHK 2010 (tanpa migas), juga mengalami peningkatan yaitu dari 22,08 juta rupiah pada tahun 2012, menjadi 23,19 juta rupiah tahun 2013, dan meningkat kembali menjadi 24,01 juta rupiah pada tahun Secara riil, PDRB perkapita (tanpa migas) hanya naik sebesar 3,54 persen selama tahun Secara nominal, lima wilayah di Jawa Barat yang memiliki PDRB per kapita (termasuk migas) terbesar selama tahun adalah Bekasi, Kota Bandung, Karawang, Purwakarta, dan Kota Cirebon meski dengan besaran PDRB perkapita yang berbeda selama periode tiga tahun tersebut. Apabila migas dikeluarkan dari penghitungan, maka lima wilayah tersebut tetap memiliki PDRB perkapita terbesar. Perlu diketahui bahwa wilayah dengan nilai PDRB yang besar belum tentu memiliki PDRB per kapita yang tinggi dan demikian pula sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan PDRB per kapita sangat bergantung terhadap jumlah penduduk pertengahan tahun di wilayah tersebut. 90 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

102 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Sebagai contoh, Kabupaten Bekasi dan Kota Bandung memiliki nilai PDRB terbesar pertama dan kedua baik ADHB maupun ADHK 2010 di Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun masing-masing wilayah tersebut sekitar 3,12 juta dan 2,47 juta jiwa, maka Kabupaten Bekasi dan Kota Bandung tetap memiliki PDRB perkapita yang tinggi pada tahun 2014 yaitu masing-masing sebesar 72,84 dan 69,87 juta rupiah (ADHB) serta 63,09 dan 56,22 juta rupiah (ADHK 2010). Lain halnya dengan Kota Cirebon yang memiliki nilai PDRB relatif kecil. Dengan jumlah penduduk sekitar 0,30 juta jiwa, Kota Cirebon memiliki PDRB perkapita yang relatif tinggi yaitu sebesar 49,43 juta rupiah (ADHB) dan 41,17 juta rupiah (ADHK 2010). Perbandingan lain yang dapat kita amati adalah Kabupaten Bogor. Selama kurun waktu tahun , wilayah tersebut memiliki nilai PDRB ADHB terbesar keempat di Jawa Barat setelah Bekasi, Kota Bandung, dan Karawang yaitu sebesar 151,29 triliun rupiah (nilai PDRB ADHB termasuk migas dan tanpa migas memiliki nilai yang sama karena Bogor tidak memiliki migas). Meskipun demikian, namun PDRB per kapita ADHB di Kabupaten Bogor pada tahun 2014 hanya sebesar Rp 28,38 juta rupiah (di bawah Kota Cimahi). Kondisi tersebut dikarenakan jumlah penduduk Kabupaten Bogor merupakan yang terbesar di Jawa Barat, dimana pada pertengahan tahun 2014 mencapai 5,33 juta jiwa atau hampir dua kali lipat dari penduduk pertengahan tahun 2014 di Kabupaten Bekasi atau Kota Bandung. Hal menarik lainnya adalah Kabupaten Indramayu dengan nilai PDRB per kapita ADHB (termasuk migas) sebesar 40,30 triliun rupiah pada tahun 2014 (peringkat enam terbesar di Jawa Barat). Apabila migas dikeluarkan, maka PDRB per kapita ADHB (tanpa migas) Kabupaten Indramayu hanya sebesar 18,07 triliun rupiah pada tahun Hal tersebut mengindikasikan bahwa peranan migas sangat dominan di Kabupaten Indramayu sehingga dapat mendorong PDRB per kapita penduduknya secara signifikan. Sementara itu, lima wilayah dengan PDRB per kapita ADHB terendah (baik termasuk migas maupun tanpa migas) di Jawa Barat pada tahun 2014 adalah Cianjur, Tasikmalaya, Kuningan, Garut, dan Cirebon. Kelima wilayah tersebut dapat dikatakan Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

103 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota (secara kasar) memiliki rata-rata pendapatan per satu orang penduduk yang lebih rendah secara nominal dibandingkan wilayah-wilayah lainnya di Jawa Barat. Kondisi tersebut sama apabila dilihat dari PDRB perkapita ADHK 2010 pada tahun Kelompok PDRB Perkapita (Juta Rupiah) Kelompok pertama (< 10,00) Kelompok Kedua (10,00 15,00) Kelompok ketiga (>15,00) Tabel 5.8. Pengelompokkan PDRB Per Kapita ADHB Tahun 2010 dan 2014 **) (Termasuk Migas) (Tanpa Migas) **) **) Cianjur, Tasikmalaya, Kuningan Sukabumi 1), Garut 1), Ciamis, Cirebon, Majalengka 1), Sumedang, Subang 1), Bandung Barat, Pangandaran, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar Bogor 1), Bandung 1), Indramayu 1), Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi (Jawa Barat=20,97 Juta Rupiah) Catatan: 1) memiliki migas Cianjur, Garut 1), Tasikmalaya, Kuningan Bogor 1), Sukabumi 1), Bandung 1), Ciamis, Cirebon, Majalengka 1), Sumedang, Indramayu 1), Subang 1), Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Bandung Barat, Pangandaran, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar (Jawa Barat=30,11 Juta Rupiah) Cianjur, Tasikmalaya, Kuningan Sukabumi 1), Bandung 1), Garut 1), Ciamis, Cirebon, Majalengka 1), Sumedang, Indramayu 1), Subang 1), Bandung Barat, Pangandaran, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar Bogor 1), Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi (Jawa Barat=19,92 Juta Rupiah) Cianjur, Garut 1), Tasikmalaya, Kuningan Bogor 1), Sukabumi 1), Bandung 1), Ciamis, Cirebon, Majalengka 1), Sumedang, Indramayu 1), Subang 1), Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Bandung Barat, Pangandaran, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar (Jawa Barat=28,95 Juta Rupiah) 92 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

104 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Untuk mengamati perkembangan PDRB perkapita, maka digunakan perbandingan antara kondisi pada tahun 2010 dan Secara umum, PDRB perkapita Jawa Barat (termasuk migas) naik dari 20,97 juta rupiah pada tahun 2010 menjadi 30,11 juta rupiah pada tahun Sementara PDRB perkapita Jawa Barat (tanpa migas) naik dari 19,92 juta rupiah pada tahun 2010 menjadi 28,95 juta rupiah pada tahun 2014 (tabel 5.9). Apabila ditinjau berdasarkan kabupaten/kota, maka telah terjadi pergeseran PDRB perkapita kabupaten/kota secara nominal (termasuk migas) dari tahun 2010 ke tahun Hal tersebut terlihat dari sebagian besar kabupaten/kota dengan PDRB perkapita kurang dari 10,00 juta rupiah (kelompok pertama) pada tahun 2010 mengalami peningkatan PDRB perkapita ke dalam kelompok 10,00 15,00 juta rupiah (kelompok kedua) pada tahun 2014 seperti Cianjur, Tasikmalaya, dan Kuningan. Apabila migas dikeluarkan, maka pergeserannya relatif sama. Kabupaten Sukabumi, Ciamis, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Subang, Bandung Barat, Pangandaran, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar mengalami pergeseran dari kelompok kedua (10,00 15,00 juta rupiah) pada tahun 2010 ke kelompok ketiga (lebih besar dari 15,00 juta rupiah) pada tahun Apabila migas dikeluarkan, maka kondisi relative sama juga terjadi pada Kabupaten Sukabumi, Bandung, Garut, Ciamis, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Bandung Barat, Pangandaran, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar yang bergeser dari kelompok kedua (10,00 15,00 juta rupiah) pada tahun 2010 ke kelompok ketiga (lebih besar dari 15,00 juta rupiah) pada tahun Jika diamati, maka secara keseluruhan selama kurun waktu , telah terjadi perkembangan yang positif dari sisi peningkatan nominal PDRB per kapita Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Secara riil, terjadi pula pergeseran kelompok PDRB perkapita ke dalam kelompok yang lebih tinggi dari tahun 2010 ke tahun PDRB perkapita ADHK 2010 (termasuk migas) Kabupaten Cianjur, Tasikmalaya, dan Kuningan bergeser dari kelompok pertama (kurang dari 5,00 juta rupiah) ke kelompok kedua (5,00-10,00 juta rupiah) selama periode tersebut. Kabupaten Sumedang, Bandung Barat, Pangandaran, dan Kota Tasikmalaya bergeser dari kelompok kedua ke kelompok ketiga (lebih dari 10,00 juta rupiah). Kondisi tersebut juga relatif sama apabila migas dikeluarkan dari penghitungan. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

105 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Tabel 5.9. Pengelompokkan PDRB Per Kapita ADHK 2010 Tahun 2010 dan 2014 **) Kelompok PDRB Perkapita (Juta Rupiah) (Termasuk Migas) (Tanpa Migas) **) **) Kelompok pertama (<5,00) Cianjur, Tasikmalaya, Kuningan Cianjur, Tasikmalaya, Kuningan Kelompok Kedua (5,00 10,00) Sukabumi 1), Garut 1), Ciamis, Cirebon, Majalengka 1), Sumedang, Subang 1), Bandung Barat, Pangandaran, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar Sukabumi 1), Cianjur, Garut 1), Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka 1), Subang 1), Kota Banjar Sukabumi 1), Bandung 1), Garut 1), Ciamis, Cirebon, Majalengka 1), Sumedang, Indramayu 1), Subang 1), Bandung Barat, Pangandaran, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar Sukabumi 1), Cianjur, Garut 1), Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka 1), Indramayu 1), Subang 1), Kota Banjar Kelompok ketiga (> 10,00) Bogor 1), Bandung 1), Indramayu 1), Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi (Jawa Barat=20,97 Juta Rupiah) Bogor 1), Bandung 1), Sumedang, Indramayu 1), Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Bandung Barat, Pangandaran, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya (Jawa Barat=24,96 Juta Rupiah) Bogor 1), Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi (Jawa Barat=19,92 Juta Rupiah) Bogor 1), Bandung 1), Sumedang, Purwakarta, Karawang 1), Bekasi 1), Bandung Barat, Pangandaran, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya (Jawa Barat=24,01 Juta Rupiah) Catatan: 1) memiliki migas 5.5. Perbandingan LPE dan PDRB per Kapita Kinerja pembangunan masing-masing wilayah jika dilihat dari aspek ekonomi, dapat dilakukan dengan membandingkan posisi suatu kabupaten/kota terhadap Jawa 94 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

106 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Barat maupun kabupaten/kota lain. Dengan demikian, diharapkan suatu kabupaten/kota mendapatkan informasi sehingga dapat melakukan evaluasi serta menggali potensi sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan rata-rata pendapatan perkapita yang ditargetkan. Untuk lebih mempermudah dalam melihat posisi kabupaten/kota terhadap Jawa Barat, maka dilakukan pengelompokan dalam bentuk tabel kuadran. Tabel kuadran tersebut merupakan plot antara LPE dan PDRB per kapita yang terdiri dari empat kuadran. setiap kuadran dipisahkan oleh garis vertikal yang menunjukkan besaran LPE Jawa Barat dan garis horizontal yang menunjukkan besaran PDRB per kapita Jawa Barat. PDRB per kapita yang digunakan dalam tabel kuadran adalah PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB) Kuadran pertama terdiri dari kabupaten/kota yang memiliki LPE lebih tinggi dan PDRB per kapita lebih besar dibandingkan Jawa Barat. Menggunakan istilah dalam analisis tipologi Klassen, maka kabupaten/kota yang berada pada kuadran ini dapat dikategorikan sebagai daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh dari sisi perekonomian dibandingkan dengan kabupaten/kota yang berada pada kuadran lainnya. Adapun kuadran kedua terdiri dari kabupaten/kota yang memiliki PDRB per kapita lebih besar, namun dengan LPE yang lebih rendah dibandingkan Jawa Barat. Kabupaten/kota yang berada pada kuadran ini dapat dikategorikan sebagai daerah maju tapi tertekan dari sisi perekonomian. Sementara itu, kuadran ketiga terdiri dari kabupaten/kota dengan LPE dan PDRB perkapita yang lebih rendah dibandingkan Jawa Barat.Kabupaten/kota yang masuk pada kuadran ini dapat dikategorikan sebagai daerah relatif tertinggal dari sisi pertumbuhan ekonomi dan rata-rata pendapatan per penduduk. Sedangkan kuadran yang terakhir (kuadran keempat) terdiri dari kabupaten/kota yang memiliki PDRB per kapita lebih rendah, namun dengan LPE yang lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat. Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

107 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Grafik 5.4 Plot Kuadran LPE dan PDRB Per Kapita ADHB Kabupaten/Kota Tahun 2014 **) (Termasuk Migas) KUADRAN II Indramayu 1), Karawang 1) LPE Jawa Barat (5,06%) PDRB Per Kapita ADHB Jawa Barat (Rp. 30,11 Juta) KUADRAN I Purwakarta, Bekasi 1), Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Cimahi KUADRAN III Cianjur, Garut 1), Tasikmalaya, Ciamis, Cirebon, Majalengka 1), Sumedang, Subang 1), Pangandaran, Kota Banjar KUADRAN IV Bogor 1), Sukabumi 1), Bandung 1), Kuningan, Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tasikmalaya Catatan: 1) memiliki migas Grafik 5.4 memperlihatkan bahwa pada tahun 2014, terdapat empat kabupaten/kota yang memiliki LPE lebih tinggi dan PDRB perkapita lebih besar dari Jawa Barat (termasuk migas) yaitu Purwakarta, Bekasi, Kota Bandung, Kota Cirebon, dan Kota Cimahi (kuadran pertama). Kondisi tersebut menggambarkan bahwa kinerja perekonomian dan rata-rata pendapatan per satu orang penduduknya secara nominal di kabupaten/kota tersebut relatif lebih baik dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Selanjutnya pada kuadran kedua, terdapat dua kabupaten yang memiliki LPE lebih rendah namun dengan PDRB perkapita yang lebih besar. Wilayah tersebut adalah Indramayu dan Karawang. Posisi pada kuadran ini menggambarkan bahwa rata-rata pendapatan per satu orang penduduknya relatif besar namun kinerja perekonomiannya masih relatif rendah pada tahun Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

108 Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Grafik 5.5 Plot Kuadran LPE dan PDRB Per Kapita ADHB Kabupaten/Kota Tahun 2014 **) (Tanpa Migas) KUADRAN II Karawang 1) LPE Jawa Barat (5,12%) PDRB Per Kapita ADHB Jawa Barat (Rp. 28,95 Juta) KUADRAN I Purwakarta, Bekasi 1), Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Cimahi KUADRAN III Cianjur, Garut 1), Tasikmalaya, Ciamis, Cirebon, Sumedang, Subang 1), Pangandaran, Kota Banjar KUADRAN IV Bogor 1), Sukabumi 1), Bandung 1), Kuningan, Majalengka 1), Indramayu 1), Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tasikmalaya Catatan: 1) memiliki migas Sementara itu, kuadran ketiga menunjukkan daerah dengan rata-rata pendapatan per satu orang penduduk dan kinerja ekonomi yang relatif rendah dibandingkan Jawa Barat. Daerah-daerah yang berada pada kuadran III pada tahun ini terdiri dari 10 kabupaten/kota yaitu Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Subang, Pangandaran, dan Kota Banjar. Adapun kabupaten/kota yang masuk pada kuadran keempat menggambarkan daerah dengan rata-rata tingkat pendapatan per satu orang penduduk yang masih relatif rendah namun kinerja perekonomiannya cukup pesat. Posisi tersebut ditempati oleh 10 kabupaten/kota yaitu Bogor, Sukabumi, Bandung, Kuningan, Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Tasikmalaya. Apabila migas dikeluarkan, maka posisi kabupaten/kota pada masing-masing kuadran relatif sama kecuali Indramayu dan Majalengka yang masuk pada kuadran keempat (grafik 5.5). Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

109 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

110 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

111 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 1.A PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) (Juta Rupiah) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor , , ,93 2. Sukabumi , , ,09 3. Cianjur , , ,12 4. Bandung , , ,95 5. Garut , , ,67 6. Tasikmalaya , , ,20 7. Ciamis , , ,89 8. Kuningan , , ,62 9. Cirebon , , , Majalengka , , , Sumedang , , , Indramayu , , , Subang , , , Purwakarta , , , Karawang , , , Bekasi , , , Bandung Barat , , , Pangandaran , , ,16 KOTA 19. Bogor , , , Sukabumi , , , Bandung , , , Cirebon , , , Bekasi , , , Depok , , , Cimahi , , , Tasikmalaya , , , Banjar , , ,73 JUMLAH 27 KAB/KOTA , , ,53 JAWA BARAT , , ,65 Perbedaan antara jumlah PDRB 27 Kab./Kota dan PDRB Jawa Barat antara lain disebabkan oleh diskrepansi statistik Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

112 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 2.A PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) (Juta Rupiah) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor , , ,24 2. Sukabumi , , ,84 3. Cianjur , , ,38 4. Bandung , , ,00 5. Garut , , ,30 6. Tasikmalaya , , ,12 7. Ciamis , , ,38 8. Kuningan , , ,20 9. Cirebon , , , Majalengka , , , Sumedang , , , Indramayu , , , Subang , , , Purwakarta , , , Karawang , , , Bekasi , , , Bandung Barat , , , Pangandaran , , ,74 KOTA 19. Bogor , , , Sukabumi , , , Bandung , , , Cirebon , , , Bekasi , , , Depok , , , Cimahi , , , Tasikmalaya , , , Banjar , , ,96 JUMLAH 27 KAB/KOTA , , ,38 JAWA BARAT , , ,78 Perbedaan antara jumlah PDRB 27 Kab./Kota dan PDRB Jawa Barat antara lain disebabkan oleh diskrepansi statistik 104 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

113 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 3.A PDRB PERKAPITA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) ( Rupiah) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor , , ,51 2. Sukabumi , , ,23 3. Cianjur , , ,39 4. Bandung , , ,82 5. Garut , , ,65 6. Tasikmalaya , , ,54 7. Ciamis , , ,07 8. Kuningan , , ,94 9. Cirebon , , , Majalengka , , , Sumedang , , , Indramayu , , , Subang , , , Purwakarta , , , Karawang , , , Bekasi , , , Bandung Barat , , , Pangandaran , , ,44 KOTA 19. Bogor , , , Sukabumi , , , Bandung , , , Cirebon , , , Bekasi , , , Depok , , , Cimahi , , , Tasikmalaya , , , Banjar , , ,50 JAWA BARAT , , ,33 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

114 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 4.A PDRB PERKAPITA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) ( Rupiah) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor , , ,67 2. Sukabumi , , ,33 3. Cianjur , , ,00 4. Bandung , , ,41 5. Garut , , ,65 6. Tasikmalaya , , ,27 7. Ciamis , , ,79 8. Kuningan , , ,89 9. Cirebon , , , Majalengka , , , Sumedang , , , Indramayu , , , Subang , , , Purwakarta , , , Karawang , , , Bekasi , , , Bandung Barat , , , Pangandaran , , ,85 KOTA 19. Bogor , , , Sukabumi , , , Bandung , , , Cirebon , , , Bekasi , , , Depok , , , Cimahi , , , Tasikmalaya , , , Banjar , , ,21 JAWA BARAT , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

115 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 5.A LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) (Persen) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 15,17 13,14 11,13 2. Sukabumi 8,28 11,71 8,04 3. Cianjur 9,30 11,12 8,53 4. Bandung 11,51 12,98 12,50 5. Garut 8,03 10,94 10,09 6. Tasikmalaya 8,38 11,96 9,92 7. Ciamis 9,80 11,61 9,70 8. Kuningan 9,98 12,47 11,26 9. Cirebon 10,39 11,89 11, Majalengka 11,01 11,80 9, Sumedang 10,66 11,69 10, Indramayu 9,64 6,90 6, Subang 3,08 7,01 8, Purwakarta 14,05 14,11 11, Karawang 9,80 13,31 10, Bekasi 9,15 9,67 10, Bandung Barat 13,16 13,41 11, Pangandaran 9,49 12,22 9,92 KOTA 19. Bogor 11,98 12,05 11, Sukabumi 9,92 12,27 11, Bandung 14,57 14,99 13, Cirebon 9,90 10,95 10, Bekasi 12,05 11,64 11, Depok 12,46 15,72 13, Cimahi 10,52 11,42 11, Tasikmalaya 9,54 10,92 10, Banjar 9,42 11,89 9,12 JAWA BARAT 10,44 11,58 10,09 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

116 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 6.A LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) (Persen) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 6,01 6,16 6,06 2. Sukabumi 6,38 5,20 5,48 3. Cianjur 5,60 4,53 5,03 4. Bandung 6,28 5,89 5,88 5. Garut 4,07 4,76 4,81 6. Tasikmalaya 4,02 4,36 4,76 7. Ciamis 5,41 5,26 5,03 8. Kuningan 5,71 6,12 6,28 9. Cirebon 5,46 4,96 5, Majalengka 6,06 4,93 4, Sumedang 6,56 4,84 4, Indramayu 3,18 2,87 4, Subang 0,60 4,05 5, Purwakarta 6,83 7,05 5, Karawang 4,94 7,23 4, Bekasi 6,53 6,39 5, Bandung Barat 6,04 5,94 5, Pangandaran 5,18 4,98 4,12 KOTA 19. Bogor 6,31 5,99 5, Sukabumi 5,80 5,41 5, Bandung 8,53 7,82 7, Cirebon 5,92 4,90 5, Bekasi 6,74 6,04 5, Depok 8,06 6,54 7, Cimahi 6,24 5,35 5, Tasikmalaya 5,80 6,17 6, Banjar 5,32 5,45 4,97 JAWA BARAT 6,50 6,34 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

117 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 7.A PERBANDINGAN PERANAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) (Persen) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 10,69 10,79 10,82 2. Sukabumi 3,01 3,01 2,93 3. Cianjur 2,11 2,10 2,05 4. Bandung 5,33 5,38 5,46 5. Garut 2,70 2,67 2,65 6. Tasikmalaya 1,69 1,69 1,67 7. Ciamis 1,49 1,48 1,47 8. Kuningan 1,06 1,07 1,07 9. Cirebon 2,34 2,33 2, Majalengka 1,39 1,39 1, Sumedang 1,61 1,61 1, Indramayu 5,27 5,03 4, Subang 2,05 1,96 1, Purwakarta 3,16 3,22 3, Karawang 11,04 11,17 11, Bekasi 16,71 16,36 16, Bandung Barat 2,14 2,17 2, Pangandaran 0,53 0,53 0,53 KOTA 19. Bogor 2,07 2,07 2, Sukabumi 0,58 0,58 0, Bandung 11,72 12,03 12, Cirebon 1,09 1,08 1, Bekasi 4,59 4,58 4, Depok 2,96 3,05 3, Cimahi 1,47 1,46 1, Tasikmalaya 0,98 0,97 0, Banjar 0,22 0,22 0,22 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

118 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 8.A PERBANDINGAN PERANAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) (Persen) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 10,23 10,24 10,27 2. Sukabumi 3,12 3,09 3,08 3. Cianjur 2,14 2,11 2,10 4. Bandung 5,34 5,33 5,34 5. Garut 2,73 2,70 2,67 6. Tasikmalaya 1,69 1,66 1,64 7. Ciamis 1,49 1,48 1,47 8. Kuningan 1,08 1,08 1,08 9. Cirebon 2,34 2,32 2, Majalengka 1,40 1,39 1, Sumedang 1,61 1,59 1, Indramayu 5,04 4,89 4, Subang 2,02 1,98 1, Purwakarta 3,13 3,16 3, Karawang 10,93 11,05 10, Bekasi 17,20 17,25 17, Bandung Barat 2,12 2,12 2, Pangandaran 0,54 0,53 0,52 KOTA 19. Bogor 2,08 2,08 2, Sukabumi 0,59 0,58 0, Bandung 11,74 11,93 12, Cirebon 1,11 1,10 1, Bekasi 4,60 4,60 4, Depok 3,01 3,03 3, Cimahi 1,49 1,48 1, Tasikmalaya 1,01 1,01 1, Banjar 0,22 0,22 0,22 JUMLAH 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

119 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 9.A INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Termasuk Minyak Dan Gas Bumi) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 115,38 122,97 128,85 2. Sukabumi 106,85 113,46 116,22 3. Cianjur 109,01 115,89 119,75 4. Bandung 110,24 117,63 124,98 5. Garut 109,16 115,61 121,43 6. Tasikmalaya 110,69 118,75 124,60 7. Ciamis 110,25 116,90 122,10 8. Kuningan 109,02 115,54 120,95 9. Cirebon 110,23 117,50 125, Majalengka 109,67 116,85 121, Sumedang 110,61 117,83 124, Indramayu 115,54 120,06 123, Subang 111,97 115,15 118, Purwakarta 111,45 118,80 125, Karawang 111,53 117,85 123, Bekasi 107,36 110,66 115, Bandung Barat 111,51 119,38 126, Pangandaran 109,55 117,11 123,63 KOTA 19. Bogor 109,67 115,94 122, Sukabumi 108,90 116,00 122, Bandung 110,33 117,66 124, Cirebon 108,62 114,89 120, Bekasi 110,22 116,03 122, Depok 108,40 117,75 124, Cimahi 108,47 114,72 121, Tasikmalaya 107,33 112,13 116, Banjar 109,57 116,26 120,85 JAWA BARAT 109,71 115,12 120,63 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

120 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 1.B PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) (Juta Rupiah) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor , , ,02 2. Sukabumi , , ,68 3. Cianjur , , ,12 4. Bandung , , ,49 5. Garut , , ,93 6. Tasikmalaya , , ,20 7. Ciamis , , ,89 8. Kuningan , , ,62 9. Cirebon , , , Majalengka , , , Sumedang , , , Indramayu , , , Subang , , , Purwakarta , , , Karawang , , , Bekasi , , , Bandung Barat , , , Pangandaran , , ,16 KOTA 19. Bogor , , , Sukabumi , , , Bandung , , , Cirebon , , , Bekasi , , , Depok , , , Cimahi , , , Tasikmalaya , , , Banjar , , ,73 JUMLAH 27 KAB/KOTA , , ,11 JAWA BARAT , , ,82 Perbedaan antara jumlah PDRB 27 Kab./Kota dan PDRB Jawa Barat antara lain disebabkan oleh diskrepansi statistik 112 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

121 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 2.B PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) (Juta Rupiah) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor , , ,94 2. Sukabumi , , ,07 3. Cianjur , , ,38 4. Bandung , , ,85 5. Garut , , ,03 6. Tasikmalaya , , ,12 7. Ciamis , , ,38 8. Kuningan , , ,20 9. Cirebon , , , Majalengka , , , Sumedang , , , Indramayu , , , Subang , , , Purwakarta , , , Karawang , , , Bekasi , , , Bandung Barat , , , Pangandaran , , ,74 KOTA 19. Bogor , , , Sukabumi , , , Bandung , , , Cirebon , , , Bekasi , , , Depok , , , Cimahi , , , Tasikmalaya , , , Banjar , , ,96 JUMLAH 27 KAB/KOTA , , ,60 JAWA BARAT , , ,74 Perbedaan antara jumlah PDRB 27 Kab./Kota dan PDRB Jawa Barat antara lain disebabkan oleh diskrepansi statistik Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

122 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 3.B PDRB PERKAPITA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) ( Rupiah) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor , , ,89 2. Sukabumi , , ,60 3. Cianjur , , ,39 4. Bandung , , ,58 5. Garut , , ,06 6. Tasikmalaya , , ,54 7. Ciamis , , ,07 8. Kuningan , , ,94 9. Cirebon , , , Majalengka , , , Sumedang , , , Indramayu , , , Subang , , , Purwakarta , , , Karawang , , , Bekasi , , , Bandung Barat , , , Pangandaran , , ,44 KOTA 19. Bogor , , , Sukabumi , , , Bandung , , , Cirebon , , , Bekasi , , , Depok , , , Cimahi , , , Tasikmalaya , , , Banjar , , ,50 JAWA BARAT , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

123 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 4.B PDRB PERKAPITA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) ( Rupiah) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor , , ,80 2. Sukabumi , , ,71 3. Cianjur , , ,00 4. Bandung , , ,22 5. Garut , , ,30 6. Tasikmalaya , , ,27 7. Ciamis , , ,79 8. Kuningan , , ,89 9. Cirebon , , , Majalengka , , , Sumedang , , , Indramayu , , , Subang , , , Purwakarta , , , Karawang , , , Bekasi , , , Bandung Barat , , , Pangandaran , , ,85 KOTA 19. Bogor , , , Sukabumi , , , Bandung , , , Cirebon , , , Bekasi , , , Depok , , , Cimahi , , , Tasikmalaya , , , Banjar , , ,21 JAWA BARAT , , ,99 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

124 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 5.B LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) (Persen) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 15,17 13,14 11,13 2. Sukabumi 8,75 12,37 8,25 3. Cianjur 9,30 11,12 8,53 4. Bandung 11,70 13,45 12,84 5. Garut 8,68 11,15 10,33 6. Tasikmalaya 8,38 11,96 9,92 7. Ciamis 9,80 11,61 9,70 8. Kuningan 9,98 12,47 11,26 9. Cirebon 10,39 11,89 11, Majalengka 11,03 11,85 10, Sumedang 10,66 11,69 10, Indramayu 10,64 14,58 12, Subang 10,13 8,92 8, Purwakarta 14,05 14,11 11, Karawang 10,92 14,00 10, Bekasi 10,05 10,68 10, Bandung Barat 13,16 13,41 11, Pangandaran 9,49 12,22 9,92 KOTA 19. Bogor 11,98 12,05 11, Sukabumi 9,92 12,27 11, Bandung 14,57 14,99 13, Cirebon 9,90 10,95 10, Bekasi 12,05 11,64 11, Depok 12,46 15,72 13, Cimahi 10,52 11,42 11, Tasikmalaya 9,54 10,92 10, Banjar 9,42 11,89 9,12 JAWA BARAT 11,14 12,30 10, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

125 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 6.B LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) (Persen) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 6,01 6,16 6,06 2. Sukabumi 6,77 5,48 5,67 3. Cianjur 5,60 4,53 5,03 4. Bandung 6,59 6,18 6,08 5. Garut 4,66 4,71 4,92 6. Tasikmalaya 4,02 4,36 4,76 7. Ciamis 5,41 5,26 5,03 8. Kuningan 5,71 6,12 6,28 9. Cirebon 5,46 4,96 5, Majalengka 6,04 4,96 5, Sumedang 6,56 4,84 4, Indramayu 6,32 5,89 6, Subang 6,04 4,53 4, Purwakarta 6,83 7,05 5, Karawang 5,96 7,36 5, Bekasi 7,14 6,97 5, Bandung Barat 6,04 5,94 5, Pangandaran 5,18 4,98 4,12 KOTA 19. Bogor 6,31 5,99 5, Sukabumi 5,80 5,41 5, Bandung 8,53 7,82 7, Cirebon 5,92 4,90 5, Bekasi 6,74 6,04 5, Depok 8,06 6,54 7, Cimahi 6,24 5,35 5, Tasikmalaya 5,80 6,17 6, Banjar 5,32 5,45 4,97 JAWA BARAT 7,03 6,65 5,12 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

126 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 7.B PERBANDINGAN PERANAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) (Persen) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 11,22 11,26 11,25 2. Sukabumi 3,01 3,01 2,92 3. Cianjur 2,22 2,19 2,13 4. Bandung 5,43 5,47 5,55 5. Garut 2,76 2,72 2,70 6. Tasikmalaya 1,77 1,76 1,74 7. Ciamis 1,56 1,55 1,53 8. Kuningan 1,11 1,11 1,11 9. Cirebon 2,45 2,43 2, Majalengka 1,45 1,44 1, Sumedang 1,69 1,68 1, Indramayu 2,21 2,24 2, Subang 1,81 1,75 1, Purwakarta 3,32 3,36 3, Karawang 11,13 11,26 11, Bekasi 17,07 16,77 16, Bandung Barat 2,25 2,27 2, Pangandaran 0,56 0,56 0,55 KOTA 19. Bogor 2,17 2,16 2, Sukabumi 0,61 0,60 0, Bandung 12,31 12,56 12, Cirebon 1,15 1,13 1, Bekasi 4,82 4,78 4, Depok 3,10 3,19 3, Cimahi 1,54 1,52 1, Tasikmalaya 1,03 1,02 1, Banjar 0,23 0,23 0,22 JUMLAH 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

127 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 8.B PERBANDINGAN PERANAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) (Persen) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 10,69 10,67 10,68 2. Sukabumi 3,10 3,08 3,07 3. Cianjur 2,24 2,20 2,18 4. Bandung 5,43 5,42 5,43 5. Garut 2,78 2,73 2,71 6. Tasikmalaya 1,76 1,73 1,71 7. Ciamis 1,56 1,54 1,53 8. Kuningan 1,12 1,12 1,13 9. Cirebon 2,45 2,41 2, Majalengka 1,45 1,43 1, Sumedang 1,68 1,66 1, Indramayu 2,17 2,16 2, Subang 1,85 1,82 1, Purwakarta 3,27 3,29 3, Karawang 11,07 11,17 11, Bekasi 17,60 17,70 17, Bandung Barat 2,22 2,21 2, Pangandaran 0,56 0,55 0,54 KOTA 19. Bogor 2,17 2,17 2, Sukabumi 0,61 0,61 0, Bandung 12,26 12,43 12, Cirebon 1,16 1,14 1, Bekasi 4,81 4,79 4, Depok 3,15 3,15 3, Cimahi 1,56 1,54 1, Tasikmalaya 1,06 1,06 1, Banjar 0,23 0,23 0,23 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

128 Kompilasi Kabupaten/ Kota dan Provinsi TABEL 9.B INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN (Tanpa Minyak Dan Gas Bumi) KABUPATEN/KOTA *) 2014**) KABUPATEN 1. Bogor 115,38 122,97 128,85 2. Sukabumi 106,72 113,69 116,47 3. Cianjur 109,01 115,89 119,75 4. Bandung 110,01 117,54 125,03 5. Garut 109,11 115,83 121,80 6. Tasikmalaya 110,69 118,75 124,60 7. Ciamis 110,25 116,90 122,10 8. Kuningan 109,02 115,54 120,95 9. Cirebon 110,23 117,50 125, Majalengka 109,69 116,90 122, Sumedang 110,61 117,83 124, Indramayu 111,70 120,87 127, Subang 107,88 112,42 116, Purwakarta 111,45 118,80 125, Karawang 110,53 117,36 123, Bekasi 106,58 110,28 115, Bandung Barat 111,51 119,38 126, Pangandaran 109,55 117,11 123,63 KOTA 19. Bogor 109,67 115,94 122, Sukabumi 108,90 116,00 122, Bandung 110,33 117,66 124, Cirebon 108,62 114,89 120, Bekasi 110,22 116,03 122, Depok 108,40 117,75 124, Cimahi 108,47 114,72 121, Tasikmalaya 107,33 112,13 116, Banjar 109,57 116,26 120,85 JAWA BARAT 108,91 114,68 120, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

129 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

130 Provinsi Jawa Barat TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI JAWA BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,46 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,94 3. Industri Pengolahan , , ,00 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,86 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,62 6. Konstruksi , , ,14 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,17 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,14 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,73 PDRB DENGAN MIGAS , , ,65 PDRB TANPA MIGAS , , ,82 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

131 Provinsi Jawa Barat TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI JAWA BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,20 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,27 3. Industri Pengolahan , , ,80 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,64 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,79 6. Konstruksi , , ,63 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,01 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,67 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,99 PDRB DENGAN MIGAS , , ,78 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

132 Provinsi Jawa Barat TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB PROVINSI JAWA BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,93 9,05 8,73 2. Pertambangan dan Penggalian 3,27 2,77 2,43 3. Industri Pengolahan 43,23 43,23 43,61 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,69 0,70 0,79 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,07 0,08 0,07 6. Konstruksi 7,80 7,87 8,12 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,91 15,86 15,25 8. Transportasi dan Pergudangan 4,20 4,50 4,79 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,35 2,39 2, Informasi dan Komunikasi 2,47 2,40 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,42 2,57 2, Real Estate 1,10 1,09 1, Jasa Perusahaan 0,39 0,39 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,55 2,40 2, Jasa Pendidikan 2,27 2,35 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,59 0,57 0, Jasa lainnya 1,76 1,77 1,82 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

133 Provinsi Jawa Barat TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB PROVINSI JAWA BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,60 8,44 8,07 2. Pertambangan dan Penggalian 2,65 2,46 2,38 3. Industri Pengolahan 43,34 43,68 43,70 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,54 0,55 0,55 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,08 0,08 6. Konstruksi 7,90 8,03 8,06 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,43 16,25 15,98 8. Transportasi dan Pergudangan 4,45 4,39 4,49 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,41 2,38 2, Informasi dan Komunikasi 2,73 2,80 3, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,28 2,42 2, Real Estate 1,16 1,15 1, Jasa Perusahaan 0,38 0,39 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,32 2,16 2, Jasa Pendidikan 2,30 2,35 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,61 0,61 0, Jasa lainnya 1,83 1,86 1,93 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

134 Provinsi Jawa Barat TABEL 5. LAJU PDRB PROVINSI JAWA BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,59 13,06 6,13 2. Pertambangan dan Penggalian (5,07) (5,52) (3,36) 3. Industri Pengolahan 8,75 11,57 11,06 4. Pengadaan Listrik dan Gas 20,54 13,20 23,92 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8,48 14,07 6,72 6. Konstruksi 19,14 12,59 13,62 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,62 11,29 5,83 8. Transportasi dan Pergudangan 11,87 19,57 17,01 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11,73 13,33 12, Informasi dan Komunikasi 10,36 8,58 12, Jasa Keuangan dan Asuransi 19,94 18,64 9, Real Estate 10,02 10,30 5, Jasa Perusahaan 12,29 12,01 11, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13,63 5,03 6, Jasa Pendidikan 20,56 15,80 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,30 8,53 20, Jasa lainnya 10,63 12,50 12,99 PDRB DENGAN MIGAS 10,44 11,58 10,09 PDRB TANPA MIGAS 11,14 12,30 10,51 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

135 Provinsi Jawa Barat TABEL 6. LAJU PDRB PROVINSI JAWA BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,03 4,41 0,47 2. Pertambangan dan Penggalian (6,50) (1,25) 1,57 3. Industri Pengolahan 4,57 7,19 5,11 4. Pengadaan Listrik dan Gas 8,69 8,37 4,30 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,15 6,50 5,95 6. Konstruksi 13,21 8,15 5,45 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 11,80 5,21 3,31 8. Transportasi dan Pergudangan 9,75 4,91 7,50 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,94 4,75 6, Informasi dan Komunikasi 10,70 9,10 17, Jasa Keuangan dan Asuransi 8,67 12,88 4, Real Estate 8,41 5,41 4, Jasa Perusahaan 7,65 7,79 6, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,19 (1,39) 0, Jasa Pendidikan 14,62 8,93 14, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,87 6,61 15, Jasa lainnya 8,09 7,88 8,80 PDRB DENGAN MIGAS 6,50 6,34 5,06 PDRB TANPA MIGAS 7,03 6,65 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

136 Provinsi Jawa Barat TABEL 7. IMPLISIT PDRB PROVINSI JAWA BARAT MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 114,00 123,44 130,39 2. Pertambangan dan Penggalian 135,46 129,61 123,32 3. Industri Pengolahan 109,44 113,91 120,36 4. Pengadaan Listrik dan Gas 139,57 145,79 173,22 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 105,45 112,95 113,77 6. Konstruksi 108,41 112,85 121,60 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 106,23 112,36 115,11 8. Transportasi dan Pergudangan 103,72 118,21 128,67 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 106,81 115,56 122, Informasi dan Komunikasi 99,23 98,75 94, Jasa Keuangan dan Asuransi 116,55 122,50 129, Real Estate 104,53 109,38 110, Jasa Perusahaan 109,93 114,23 119, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 120,47 128,32 135, Jasa Pendidikan 108,26 115,09 120, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 105,16 107,05 111, Jasa lainnya 105,19 109,69 113,92 PDRB DENGAN MIGAS 109,71 115,12 120,63 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

137 Provinsi Jawa Barat TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

138 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

139 Kabupaten Bogor TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOGOR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,41 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,16 3. Industri Pengolahan , , ,79 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,06 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,37 6. Konstruksi , , ,37 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,64 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,95 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,91 PDRB DENGAN MIGAS , , ,93 PDRB TANPA MIGAS , , ,02 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

140 Kabupaten Bogor TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOGOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,61 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,15 3. Industri Pengolahan , , ,26 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,67 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,49 6. Konstruksi , , ,09 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,92 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,73 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,73 PDRB DENGAN MIGAS , , ,24 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

141 Kabupaten Bogor TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BOGOR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,22 5,64 5,59 2. Pertambangan dan Penggalian 3,26 3,02 3,01 3. Industri Pengolahan 57,25 55,60 55,23 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,13 0,14 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,10 0,10 0,10 6. Konstruksi 7,94 8,51 8,83 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12,81 13,80 13,37 8. Transportasi dan Pergudangan 2,74 2,76 3,12 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,42 2,49 2, Informasi dan Komunikasi 1,52 1,48 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,47 0,48 0, Real Estate 0,79 0,81 0, Jasa Perusahaan 0,18 0,18 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,79 1,62 1, Jasa Pendidikan 1,43 1,46 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,38 0,38 0, Jasa lainnya 1,55 1,52 1,56 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

142 Kabupaten Bogor TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BOGOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,40 5,51 5,36 2. Pertambangan dan Penggalian 3,26 3,16 3,07 3. Industri Pengolahan 56,60 55,61 55,20 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,19 0,19 0,18 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,11 0,11 0,11 6. Konstruksi 7,97 8,33 8,71 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12,57 13,02 12,89 8. Transportasi dan Pergudangan 2,77 2,90 2,95 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,33 2,41 2, Informasi dan Komunikasi 1,77 1,83 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,49 0,51 0, Real Estate 0,82 0,82 0, Jasa Perusahaan 0,19 0,19 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,88 1,74 1, Jasa Pendidikan 1,58 1,62 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,42 0,42 0, Jasa lainnya 1,62 1,65 1,70 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

143 Kabupaten Bogor TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN BOGOR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,06 22,32 10,11 2. Pertambangan dan Penggalian 3,19 4,83 10,66 3. Industri Pengolahan 15,79 9,88 10,38 4. Pengadaan Listrik dan Gas 3,70 (2,77) 12,07 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9,11 11,91 4,12 6. Konstruksi 21,25 21,32 15,23 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 18,35 21,93 7,70 8. Transportasi dan Pergudangan 15,57 13,78 25,76 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 16,75 16,70 12, Informasi dan Komunikasi 9,79 10,64 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 15,48 16,55 6, Real Estate 13,03 15,24 10, Jasa Perusahaan 9,84 12,46 10, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 9,97 2,43 6, Jasa Pendidikan 16,13 16,10 18, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,10 11,62 20, Jasa lainnya 11,36 10,59 13,90 PDRB DENGAN MIGAS 15,17 13,14 11,13 PDRB TANPA MIGAS 15,17 13,14 11,13 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

144 Kabupaten Bogor TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN BOGOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,51 8,24 3,20 2. Pertambangan dan Penggalian (3,35) 2,88 2,88 3. Industri Pengolahan 5,01 4,29 5,27 4. Pengadaan Listrik dan Gas 8,98 3,92 4,88 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,89 3,75 3,25 6. Konstruksi 13,22 10,85 10,94 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,60 9,94 5,04 8. Transportasi dan Pergudangan 6,32 10,80 8,17 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,30 9,50 5, Informasi dan Komunikasi 10,41 9,57 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 7,37 10,54 3, Real Estate 6,28 5,83 7, Jasa Perusahaan 8,46 8,08 6, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 9,49 (2,12) 0, Jasa Pendidikan 13,84 8,83 14, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,79 6,68 20, Jasa lainnya 6,54 8,03 9,35 PDRB DENGAN MIGAS 6,01 6,16 6,06 PDRB TANPA MIGAS 6,01 6,16 6, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

145 Kabupaten Bogor TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN BOGOR MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 111,48 125,98 134,42 2. Pertambangan dan Penggalian 115,14 117,33 126,20 3. Industri Pengolahan 116,69 122,95 128,92 4. Pengadaan Listrik dan Gas 95,42 89,27 95,39 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 105,05 113,32 114,26 6. Konstruksi 114,88 125,73 130,59 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 117,55 130,36 133,67 8. Transportasi dan Pergudangan 113,94 117,01 136,04 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 119,62 127,48 135, Informasi dan Komunikasi 98,93 99,89 99, Jasa Keuangan dan Asuransi 110,05 116,04 119, Real Estate 111,04 120,91 124, Jasa Perusahaan 108,30 112,69 117, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 109,70 114,80 122, Jasa Pendidikan 104,31 111,28 114, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 106,27 111,20 111, Jasa lainnya 110,77 113,39 118,11 PDRB DENGAN MIGAS 115,38 122,97 128,85 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

146 Kabupaten Bogor TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN BOGOR TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,93 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,24 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,51 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,67 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 129,48 146,49 162,79 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,22 119,13 126,34 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 105,39 108,06 110,75 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 122,86 135,56 147,00 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,48 110,24 114,08 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 115,17 113,14 111,13 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,01 106,16 106,06 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 102,62 102,54 102,48 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 112,24 110,33 108,44 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,30 103,52 103,49 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 115,38 122,97 128, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

147 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

148 Kabupaten Sukabumi TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SUKABUMI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,94 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,96 3. Industri Pengolahan , , ,84 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,96 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9.170, , ,30 6. Konstruksi , , ,97 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,27 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,09 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,73 PDRB DENGAN MIGAS , , ,09 PDRB TANPA MIGAS , , ,68 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

149 Kabupaten Sukabumi TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SUKABUMI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,55 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,18 3. Industri Pengolahan , , ,61 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,82 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8.486, , ,56 6. Konstruksi , , ,12 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,61 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,60 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,12 PDRB DENGAN MIGAS , , ,84 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

150 Kabupaten Sukabumi TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN SUKABUMI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 23,97 22,85 23,35 2. Pertambangan dan Penggalian 9,08 8,40 8,08 3. Industri Pengolahan 15,32 15,32 14,92 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,10 0,08 0,08 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 9,49 10,11 10,00 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 18,99 20,51 20,30 8. Transportasi dan Pergudangan 6,10 6,06 5,82 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,47 2,41 2, Informasi dan Komunikasi 2,27 2,21 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,68 0,70 0, Real Estate 1,48 1,46 1, Jasa Perusahaan 0,31 0,31 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,78 3,59 3, Jasa Pendidikan 3,59 3,60 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,83 0,84 0, Jasa lainnya 1,52 1,52 1,69 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

151 Kabupaten Sukabumi TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN SUKABUMI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 22,70 22,07 22,04 2. Pertambangan dan Penggalian 8,94 8,60 8,34 3. Industri Pengolahan 15,10 15,15 14,96 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,11 0,11 0,10 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 10,27 10,68 10,70 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 20,07 20,50 20,45 8. Transportasi dan Pergudangan 6,17 6,15 6,22 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,48 2,49 2, Informasi dan Komunikasi 2,40 2,47 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,67 0,70 0, Real Estate 1,55 1,61 1, Jasa Perusahaan 0,30 0,31 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,33 3,08 2, Jasa Pendidikan 3,60 3,67 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,78 0, Jasa lainnya 1,56 1,60 1,65 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

152 Kabupaten Sukabumi TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN SUKABUMI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,67 6,47 10,43 2. Pertambangan dan Penggalian 1,26 3,30 3,93 3. Industri Pengolahan 9,62 11,71 5,28 4. Pengadaan Listrik dan Gas 1,13 (8,93) 10,82 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,91 11,17 5,78 6. Konstruksi 8,24 18,98 6,85 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,57 20,67 6,92 8. Transportasi dan Pergudangan 12,21 10,93 3,77 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,48 9,15 6, Informasi dan Komunikasi 10,21 9,00 14, Jasa Keuangan dan Asuransi 14,83 15,91 4, Real Estate 12,69 10,51 6, Jasa Perusahaan 11,49 10,41 11, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 10,17 6,17 9, Jasa Pendidikan 19,18 12,09 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,80 13,31 21, Jasa lainnya 13,89 11,28 20,17 PDRB DENGAN MIGAS 8,28 11,71 8,04 PDRB TANPA MIGAS 8,75 12,37 8,25 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

153 Kabupaten Sukabumi TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN SUKABUMI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,59 2,29 5,37 2. Pertambangan dan Penggalian (0,47) 1,29 2,19 3. Industri Pengolahan 4,64 5,58 4,10 4. Pengadaan Listrik dan Gas 4,25 4,41 3,12 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,24 5,71 5,13 6. Konstruksi 11,46 9,48 5,60 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,43 7,49 5,20 8. Transportasi dan Pergudangan 9,69 4,73 6,74 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,11 5,71 5, Informasi dan Komunikasi 10,22 8,44 16, Jasa Keuangan dan Asuransi 9,19 9,90 1, Real Estate 11,42 9,48 5, Jasa Perusahaan 6,22 7,58 4, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,74 (2,63) 0, Jasa Pendidikan 12,28 7,13 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,18 9,50 15, Jasa lainnya 9,85 8,35 8,82 PDRB DENGAN MIGAS 6,38 5,20 5,48 PDRB TANPA MIGAS 6,77 5,48 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

154 Kabupaten Sukabumi TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN SUKABUMI MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 112,86 117,48 123,12 2. Pertambangan dan Penggalian 108,62 110,77 112,65 3. Industri Pengolahan 108,39 114,67 115,97 4. Pengadaan Listrik dan Gas 99,22 86,55 93,01 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 108,05 113,64 114,34 6. Konstruksi 98,77 107,34 108,61 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 101,11 113,51 115,36 8. Transportasi dan Pergudangan 105,55 111,81 108,69 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 106,41 109,87 110, Informasi dan Komunikasi 101,11 101,64 99, Jasa Keuangan dan Asuransi 107,42 113,30 116, Real Estate 102,22 103,18 103, Jasa Perusahaan 110,23 113,13 120, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 121,33 132,29 144, Jasa Pendidikan 106,55 111,49 118, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 118,56 122,68 129, Jasa lainnya 104,73 107,56 118,78 PDRB DENGAN MIGAS 106,85 113,46 116,22 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

155 Kabupaten Sukabumi TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN SUKABUMI TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,09 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,84 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,23 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,33 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 118,69 132,58 143,24 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,07 116,85 123,25 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,47 102,12 102,70 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 116,96 129,83 139,48 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,46 114,43 120,01 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 108,28 111,71 108,04 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,38 105,20 105,48 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,70 100,64 100,57 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 107,52 111,00 107,43 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,63 104,54 104,88 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 106,85 113,46 116, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

156 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

157 Kabupaten Cianjur TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIANJUR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,61 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,48 3. Industri Pengolahan , , ,81 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,64 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7.061, , ,57 6. Konstruksi , , ,87 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,58 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,54 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,26 PDRB DENGAN MIGAS , , ,12 PDRB TANPA MIGAS , , ,12 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

158 Kabupaten Cianjur TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIANJUR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,43 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,74 3. Industri Pengolahan , , ,36 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,85 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.819, , ,15 6. Konstruksi , , ,44 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,72 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,61 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,28 PDRB DENGAN MIGAS , , ,38 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

159 Kabupaten Cianjur TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN CIANJUR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 35,21 35,15 34,44 2. Pertambangan dan Penggalian 0,29 0,30 0,30 3. Industri Pengolahan 6,08 5,95 5,79 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,07 0,07 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 8,28 7,96 8,18 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 18,69 19,08 18,98 8. Transportasi dan Pergudangan 7,72 7,95 8,24 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,51 5,49 5, Informasi dan Komunikasi 2,71 2,67 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,14 2,26 2, Real Estate 2,04 1,97 1, Jasa Perusahaan 0,65 0,66 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,01 2,88 2, Jasa Pendidikan 3,57 3,61 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,60 0,62 0, Jasa lainnya 3,38 3,36 3,36 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

160 Kabupaten Cianjur TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN CIANJUR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 34,70 34,07 32,90 2. Pertambangan dan Penggalian 0,30 0,30 0,30 3. Industri Pengolahan 5,84 5,82 5,73 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,09 0,10 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 8,47 8,28 8,49 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 18,11 18,39 18,62 8. Transportasi dan Pergudangan 8,10 8,14 8,29 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,61 5,70 5, Informasi dan Komunikasi 2,91 2,92 3, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,16 2,30 2, Real Estate 2,07 2,07 2, Jasa Perusahaan 0,65 0,66 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,95 2,87 2, Jasa Pendidikan 3,84 4,04 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,64 0,67 0, Jasa lainnya 3,52 3,64 3,67 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

161 Kabupaten Cianjur TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN CIANJUR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,38 10,90 6,35 2. Pertambangan dan Penggalian 2,21 12,65 8,30 3. Industri Pengolahan 8,25 8,80 5,59 4. Pengadaan Listrik dan Gas 6,38 (13,51) 21,64 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8,44 16,82 10,39 6. Konstruksi 14,67 6,77 11,55 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,18 13,48 7,95 8. Transportasi dan Pergudangan 9,07 14,55 12,40 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,71 10,71 11, Informasi dan Komunikasi 14,77 9,57 13, Jasa Keuangan dan Asuransi 7,93 17,38 9, Real Estate 8,50 7,02 6, Jasa Perusahaan 16,75 11,64 9, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,07 6,32 5, Jasa Pendidikan 11,65 12,48 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,60 13,78 24, Jasa lainnya 6,31 10,47 8,63 PDRB DENGAN MIGAS 9,30 11,12 8,53 PDRB TANPA MIGAS 9,30 11,12 8,53 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

162 Kabupaten Cianjur TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN CIANJUR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,22 2,65 1,42 2. Pertambangan dan Penggalian 0,65 4,27 5,86 3. Industri Pengolahan 3,95 4,04 3,41 4. Pengadaan Listrik dan Gas 3,69 5,65 13,83 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,38 6,31 10,08 6. Konstruksi 12,62 2,21 7,70 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,90 6,15 6,31 8. Transportasi dan Pergudangan 7,28 5,10 6,94 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,20 6,28 6, Informasi dan Komunikasi 12,66 5,05 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 4,25 11,17 4, Real Estate 4,54 4,31 2, Jasa Perusahaan 12,44 5,70 4, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,33 1,55 0, Jasa Pendidikan 10,84 9,89 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,31 9,78 20, Jasa lainnya 4,66 8,01 6,02 PDRB DENGAN MIGAS 5,60 4,53 5,03 PDRB TANPA MIGAS 5,60 4,53 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

163 Kabupaten Cianjur TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN CIANJUR MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 110,64 119,54 125,34 2. Pertambangan dan Penggalian 105,42 113,89 116,51 3. Industri Pengolahan 113,39 118,57 121,07 4. Pengadaan Listrik dan Gas 104,32 85,40 91,26 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 103,55 113,78 114,10 6. Konstruksi 106,63 111,39 115,37 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 112,46 120,22 122,08 8. Transportasi dan Pergudangan 103,89 113,23 119,01 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 107,17 111,64 116, Informasi dan Komunikasi 101,66 106,03 101, Jasa Keuangan dan Asuransi 107,68 113,69 119, Real Estate 107,31 110,09 114, Jasa Perusahaan 108,95 115,07 120, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 110,97 116,18 122, Jasa Pendidikan 101,29 103,68 105, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 103,15 106,91 110, Jasa lainnya 104,62 107,01 109,64 PDRB DENGAN MIGAS 109,01 115,89 119,75 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

164 Kabupaten Cianjur TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN CIANJUR TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,12 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,38 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,39 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,00 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 120,74 134,17 145,62 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,76 115,78 121,61 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,24 101,76 102,22 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 119,27 131,85 142,45 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,41 113,78 118,96 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,30 111,12 108,53 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,60 104,53 105,03 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,59 100,52 100,45 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 108,67 110,55 108,04 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,98 103,99 104,56 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 109,01 115,89 119, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

165 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

166 Kabupaten Bandung TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,82 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,57 3. Industri Pengolahan , , ,42 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,94 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,11 6. Konstruksi , , ,82 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,34 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,01 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,22 PDRB DENGAN MIGAS , , ,95 PDRB TANPA MIGAS , , ,49 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

167 Kabupaten Bandung TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,61 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,93 3. Industri Pengolahan , , ,88 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,40 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,89 6. Konstruksi , , ,13 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,75 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,31 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,14 PDRB DENGAN MIGAS , , ,00 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

168 Kabupaten Bandung TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,87 8,64 8,04 2. Pertambangan dan Penggalian 3,05 2,64 2,34 3. Industri Pengolahan 49,77 50,80 51,82 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,13 0,11 0,10 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 6,04 5,82 5,94 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,40 14,68 14,38 8. Transportasi dan Pergudangan 3,48 3,36 3,58 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,50 2,43 2, Informasi dan Komunikasi 1,35 1,37 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,65 0,67 0, Real Estate 1,20 1,13 1, Jasa Perusahaan 0,44 0,42 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,56 2,41 2, Jasa Pendidikan 2,79 2,81 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,69 0,71 0, Jasa lainnya 2,05 1,97 1,97 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

169 Kabupaten Bandung TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,61 8,40 7,77 2. Pertambangan dan Penggalian 2,84 2,56 2,38 3. Industri Pengolahan 50,64 50,68 51,06 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,15 0,15 0,14 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 0,04 6. Konstruksi 5,95 6,11 6,30 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,97 14,24 14,22 8. Transportasi dan Pergudangan 3,55 3,52 3,67 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,42 2,41 2, Informasi dan Komunikasi 1,52 1,61 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,69 0,71 0, Real Estate 1,21 1,17 1, Jasa Perusahaan 0,44 0,44 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,36 2,31 2, Jasa Pendidikan 2,88 2,89 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,66 0,70 0, Jasa lainnya 2,08 2,04 2,04 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

170 Kabupaten Bandung TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,43 10,05 4,64 2. Pertambangan dan Penggalian 5,54 (2,23) (0,23) 3. Industri Pengolahan 9,52 15,34 14,74 4. Pengadaan Listrik dan Gas 10,48 (6,76) 1,02 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 15,18 7,07 3,05 6. Konstruksi 17,60 8,84 14,76 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,28 15,24 10,21 8. Transportasi dan Pergudangan 13,68 9,19 19,84 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 20,31 9,90 11, Informasi dan Komunikasi 7,54 14,49 12, Jasa Keuangan dan Asuransi 12,13 15,34 8, Real Estate 13,77 6,02 8, Jasa Perusahaan 13,39 8,22 10, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13,74 6,37 6, Jasa Pendidikan 15,90 13,66 15, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 18,14 16,20 14, Jasa lainnya 15,86 8,69 12,87 PDRB DENGAN MIGAS 11,51 12,98 12,50 PDRB TANPA MIGAS 11,70 13,45 12,84 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

171 Kabupaten Bandung TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,93 3,26 (2,09) 2. Pertambangan dan Penggalian (3,48) (4,43) (1,78) 3. Industri Pengolahan 5,90 5,98 6,66 4. Pengadaan Listrik dan Gas 14,09 8,26 (2,48) 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11,59 5,48 2,85 6. Konstruksi 8,39 8,70 9,17 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,86 7,98 5,66 8. Transportasi dan Pergudangan 10,16 5,11 10,33 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11,43 5,47 4, Informasi dan Komunikasi 9,37 12,65 17, Jasa Keuangan dan Asuransi 8,99 9,65 3, Real Estate 8,39 2,33 5, Jasa Perusahaan 6,92 7,02 4, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,02 3,63 3, Jasa Pendidikan 12,34 6,23 8, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,62 12,75 7, Jasa lainnya 9,23 3,80 5,76 PDRB DENGAN MIGAS 6,28 5,89 5,88 PDRB TANPA MIGAS 6,59 6,18 6, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

172 Kabupaten Bandung TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN BANDUNG MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 113,52 120,99 129,30 2. Pertambangan dan Penggalian 118,25 120,97 122,88 3. Industri Pengolahan 108,34 117,91 126,84 4. Pengadaan Listrik dan Gas 99,66 85,84 88,92 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 104,37 105,94 106,15 6. Konstruksi 111,85 112,00 117,74 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 113,61 121,25 126,47 8. Transportasi dan Pergudangan 108,02 112,22 121,90 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 113,91 118,71 126, Informasi dan Komunikasi 98,04 99,64 95, Jasa Keuangan dan Asuransi 104,44 109,85 115, Real Estate 109,54 113,49 116, Jasa Perusahaan 111,33 112,58 118, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 119,35 122,51 125, Jasa Pendidikan 106,96 114,44 121, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 115,98 119,53 127, Jasa lainnya 108,45 113,55 121,18 PDRB DENGAN MIGAS 110,24 117,63 124,98 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

173 Kabupaten Bandung TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN BANDUNG TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,95 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,00 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,82 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,41 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 123,98 140,08 157,59 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,46 119,09 126,09 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 104,20 106,25 108,28 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 118,98 131,84 145,54 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,93 112,08 116,45 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 111,51 112,98 112,50 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,28 105,89 105,88 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 102,04 101,97 101,91 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 109,27 110,80 110,39 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,15 103,84 103,90 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 110,24 117,63 124, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

174 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

175 Kabupaten Garut TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GARUT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,16 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,04 3. Industri Pengolahan , , ,02 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,59 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,52 6. Konstruksi , , ,58 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,83 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,85 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,94 PDRB DENGAN MIGAS , , ,67 PDRB TANPA MIGAS , , ,93 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

176 Kabupaten Garut TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN GARUT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,24 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,97 3. Industri Pengolahan , , ,75 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,92 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,22 6. Konstruksi , , ,32 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,25 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,30 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,50 PDRB DENGAN MIGAS , , ,30 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

177 Kabupaten Garut TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN GARUT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 38,80 38,94 39,11 2. Pertambangan dan Penggalian 2,91 2,72 2,51 3. Industri Pengolahan 7,26 7,24 7,34 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,04 0,05 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05 0,05 6. Konstruksi 5,73 5,81 5,82 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 20,64 20,86 20,41 8. Transportasi dan Pergudangan 3,30 3,35 3,49 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,35 3,31 3, Informasi dan Komunikasi 1,92 1,89 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,52 2,62 2, Real Estate 1,62 1,64 1, Jasa Perusahaan 0,48 0,48 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,17 3,82 3, Jasa Pendidikan 3,80 3,87 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,62 0,58 0, Jasa lainnya 2,77 2,76 2,74 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

178 Kabupaten Garut TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN GARUT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 38,16 37,60 36,55 2. Pertambangan dan Penggalian 2,84 2,89 2,79 3. Industri Pengolahan 7,29 7,40 7,51 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,06 0,06 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05 0,05 6. Konstruksi 5,83 5,98 6,03 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 20,94 21,09 21,36 8. Transportasi dan Pergudangan 3,48 3,46 3,57 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,37 3,36 3, Informasi dan Komunikasi 2,10 2,19 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,48 2,58 2, Real Estate 1,66 1,71 1, Jasa Perusahaan 0,50 0,51 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,85 3,57 3, Jasa Pendidikan 3,80 3,94 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,64 0,63 0, Jasa lainnya 2,95 2,98 3,08 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

179 Kabupaten Garut TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN GARUT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,76 11,34 10,57 2. Pertambangan dan Penggalian (9,94) 3,96 1,39 3. Industri Pengolahan 6,88 10,62 11,68 4. Pengadaan Listrik dan Gas 3,42 (10,54) 16,55 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9,99 12,04 5,74 6. Konstruksi 12,39 12,62 10,17 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 11,20 12,13 7,70 8. Transportasi dan Pergudangan 7,15 12,78 14,71 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 12,19 9,51 9, Informasi dan Komunikasi 1,57 9,15 11, Jasa Keuangan dan Asuransi 15,07 14,99 14, Real Estate 11,31 12,64 9, Jasa Perusahaan 8,44 10,01 9, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13,22 1,56 8, Jasa Pendidikan 17,66 13,11 16, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,97 3,63 9, Jasa lainnya 8,17 10,74 9,21 PDRB DENGAN MIGAS 8,03 10,94 10,09 PDRB TANPA MIGAS 8,68 11,15 10,33 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

180 Kabupaten Garut TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN GARUT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,51 3,23 1,87 2. Pertambangan dan Penggalian (12,95) 6,58 1,21 3. Industri Pengolahan 3,39 6,35 6,36 4. Pengadaan Listrik dan Gas 3,02 5,31 4,81 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,76 5,29 5,01 6. Konstruksi 8,56 7,42 5,86 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,22 5,52 6,15 8. Transportasi dan Pergudangan 4,48 4,17 8,09 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,62 4,55 5, Informasi dan Komunikasi 1,53 9,22 15, Jasa Keuangan dan Asuransi 7,12 9,12 8, Real Estate 8,57 7,43 7, Jasa Perusahaan 4,31 6,43 5, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 10,07 (2,99) 0, Jasa Pendidikan 10,28 8,65 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,99 3,36 6, Jasa lainnya 6,45 5,81 8,25 PDRB DENGAN MIGAS 4,07 4,76 4,81 PDRB TANPA MIGAS 4,66 4,71 4, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

181 Kabupaten Garut TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN GARUT MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 111,00 119,72 129,95 2. Pertambangan dan Penggalian 111,55 108,81 109,00 3. Industri Pengolahan 108,70 113,05 118,71 4. Pengadaan Listrik dan Gas 97,85 83,12 92,43 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 106,24 113,05 113,85 6. Konstruksi 107,30 112,49 117,07 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 107,60 114,34 116,02 8. Transportasi dan Pergudangan 103,47 112,02 118,87 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108,70 113,85 118, Informasi dan Komunikasi 99,97 99,91 96, Jasa Keuangan dan Asuransi 111,04 117,02 123, Real Estate 106,25 111,40 113, Jasa Perusahaan 106,11 109,68 113, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 118,24 123,79 133, Jasa Pendidikan 109,05 113,52 117, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,25 107,54 110, Jasa lainnya 102,42 107,19 108,14 PDRB DENGAN MIGAS 109,16 115,61 121,43 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

182 Kabupaten Garut TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN GARUT TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,67 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,30 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,65 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,65 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 119,24 132,29 145,63 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,23 114,42 119,93 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 102,26 103,31 104,29 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 116,60 128,05 139,64 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,81 110,76 115,00 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 108,03 110,94 110,09 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,07 104,76 104,81 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,09 101,02 100,95 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 106,86 109,82 109,05 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,95 103,70 103,83 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 109,16 115,61 121, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

183 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

184 Kabupaten Tasikmalaya TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TASIKMALAYA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,75 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,70 3. Industri Pengolahan , , ,09 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,14 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3.455, , ,51 6. Konstruksi , , ,50 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,72 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,38 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,50 PDRB DENGAN MIGAS , , ,20 PDRB TANPA MIGAS , , ,20 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

185 Kabupaten Tasikmalaya TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TASIKMALAYA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,42 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,89 3. Industri Pengolahan , , ,42 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,05 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3.296, , ,16 6. Konstruksi , , ,33 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,09 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,06 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,00 PDRB DENGAN MIGAS , , ,12 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

186 Kabupaten Tasikmalaya TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN TASIKMALAYA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 40,26 39,69 39,29 2. Pertambangan dan Penggalian 0,32 0,31 0,30 3. Industri Pengolahan 6,94 7,13 7,55 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,05 0,06 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 6. Konstruksi 7,95 7,75 7,72 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 20,47 20,94 20,60 8. Transportasi dan Pergudangan 3,09 3,72 3,80 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,39 1,35 1, Informasi dan Komunikasi 3,05 2,68 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,86 2,93 2, Real Estate 1,53 1,35 1, Jasa Perusahaan 0,36 0,37 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,38 5,10 4, Jasa Pendidikan 4,39 4,77 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,48 0,48 0, Jasa lainnya 1,43 1,38 1,35 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

187 Kabupaten Tasikmalaya TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN TASIKMALAYA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 39,85 38,96 37,41 2. Pertambangan dan Penggalian 0,34 0,33 0,31 3. Industri Pengolahan 6,97 7,15 7,38 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,09 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 6. Konstruksi 8,28 8,29 8,46 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 19,76 20,32 20,71 8. Transportasi dan Pergudangan 3,41 3,25 3,12 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,43 1,44 1, Informasi dan Komunikasi 3,18 3,23 3, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,89 3,00 3, Real Estate 1,62 1,50 1, Jasa Perusahaan 0,39 0,39 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,08 4,94 4, Jasa Pendidikan 4,66 5,01 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,50 0,52 0, Jasa lainnya 1,56 1,57 1,55 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

188 Kabupaten Tasikmalaya TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN TASIKMALAYA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,26 10,37 8,82 2. Pertambangan dan Penggalian (3,54) 8,19 7,18 3. Industri Pengolahan 13,38 14,94 16,50 4. Pengadaan Listrik dan Gas 6,17 (1,53) 26,37 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,37 9,16 3,21 6. Konstruksi 3,14 9,06 9,59 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,91 14,48 8,13 8. Transportasi dan Pergudangan 2,19 34,69 12,35 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,41 8,61 4, Informasi dan Komunikasi 18,34 (1,68) 19, Jasa Keuangan dan Asuransi 17,12 14,40 9, Real Estate 10,70 (0,78) 7, Jasa Perusahaan 7,62 12,85 14, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 9,67 6,03 5, Jasa Pendidikan 14,67 21,71 17, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16,16 9,89 23, Jasa lainnya 17,55 8,33 7,80 PDRB DENGAN MIGAS 8,38 11,96 9,92 PDRB TANPA MIGAS 8,38 11,96 9,92 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

189 Kabupaten Tasikmalaya TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN TASIKMALAYA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,16) 2,03 0,59 2. Pertambangan dan Penggalian (4,49) 1,59 (3,09) 3. Industri Pengolahan 7,40 7,13 8,08 4. Pengadaan Listrik dan Gas 6,17 14,96 22,87 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,35 3,78 2,62 6. Konstruksi 2,72 4,49 6,91 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,76 7,32 6,76 8. Transportasi dan Pergudangan 6,65 (0,65) 0,71 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,17 5,05 2, Informasi dan Komunikasi 10,67 6,23 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 11,08 8,53 4, Real Estate 8,74 (3,32) 2, Jasa Perusahaan 4,93 6,10 8, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,54 1,33 2, Jasa Pendidikan 13,47 12,25 16, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,70 9,03 20, Jasa lainnya 16,96 4,57 3,23 PDRB DENGAN MIGAS 4,02 4,36 4,76 PDRB TANPA MIGAS 4,02 4,36 4, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

190 Kabupaten Tasikmalaya TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN TASIKMALAYA MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 111,83 120,97 130,86 2. Pertambangan dan Penggalian 103,19 109,89 121,54 3. Industri Pengolahan 110,26 118,29 127,51 4. Pengadaan Listrik dan Gas 101,15 86,64 89,11 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 104,82 110,26 110,89 6. Konstruksi 106,27 110,91 113,69 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 114,70 122,35 123,92 8. Transportasi dan Pergudangan 100,38 136,08 151,81 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 107,82 111,47 113, Informasi dan Komunikasi 106,31 98,40 99, Jasa Keuangan dan Asuransi 109,84 115,78 121, Real Estate 104,60 107,35 112, Jasa Perusahaan 104,03 110,65 116, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 117,23 122,67 125, Jasa Pendidikan 104,39 113,19 113, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 106,73 107,57 110, Jasa lainnya 100,97 104,60 109,24 PDRB DENGAN MIGAS 110,69 118,75 124,60 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

191 Kabupaten Tasikmalaya TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,20 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,12 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,54 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,27 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 120,04 134,39 147,72 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,44 113,17 118,55 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,34 101,92 102,42 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 118,45 131,86 144,23 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,01 111,04 115,75 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 108,38 111,96 109,92 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,02 104,36 104,76 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,64 100,57 100,49 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 107,69 111,33 109,38 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,37 103,77 104,24 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 110,69 118,75 124, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

192 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

193 Kabupaten Ciamis TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIAMIS ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,92 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,96 3. Industri Pengolahan , , ,85 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,35 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.357, , ,03 6. Konstruksi , , ,63 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,40 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,88 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,17 PDRB DENGAN MIGAS , , ,89 PDRB TANPA MIGAS , , ,89 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

194 Kabupaten Ciamis TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIAMIS ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,59 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,56 3. Industri Pengolahan , , ,26 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,61 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5.815, , ,32 6. Konstruksi , , ,35 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,91 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,33 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,46 PDRB DENGAN MIGAS , , ,38 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

195 Kabupaten Ciamis TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN CIAMIS ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 26,94 27,10 26,00 2. Pertambangan dan Penggalian 0,24 0,24 0,24 3. Industri Pengolahan 7,22 7,30 7,50 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,07 0,07 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 0,03 6. Konstruksi 9,37 9,02 8,89 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 20,32 21,00 21,05 8. Transportasi dan Pergudangan 10,93 10,70 11,50 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,97 3,93 4, Informasi dan Komunikasi 3,07 2,83 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,50 3,66 3, Real Estate 3,25 3,17 3, Jasa Perusahaan 0,82 0,85 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,14 3,77 3, Jasa Pendidikan 3,80 3,96 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,77 0,79 0, Jasa lainnya 1,54 1,60 1,64 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

196 Kabupaten Ciamis TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN CIAMIS ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 25,73 25,09 23,38 2. Pertambangan dan Penggalian 0,24 0,23 0,23 3. Industri Pengolahan 7,21 7,55 7,81 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,07 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 0,04 6. Konstruksi 9,58 9,44 9,33 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 20,72 21,09 21,63 8. Transportasi dan Pergudangan 11,08 10,82 11,48 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,91 3,97 4, Informasi dan Komunikasi 3,32 3,25 3, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,58 3,78 3, Real Estate 3,19 3,19 3, Jasa Perusahaan 0,82 0,84 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,44 4,18 3, Jasa Pendidikan 3,82 4,05 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,79 0, Jasa lainnya 1,52 1,61 1,72 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

197 Kabupaten Ciamis TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN CIAMIS ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,30 12,26 5,27 2. Pertambangan dan Penggalian 6,97 9,38 9,89 3. Industri Pengolahan 11,82 12,82 12,81 4. Pengadaan Listrik dan Gas 18,81 (4,50) 12,28 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,82 6,91 1,76 6. Konstruksi 7,74 7,52 8,09 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12,87 15,32 9,97 8. Transportasi dan Pergudangan 9,07 9,28 17,91 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 16,45 10,45 14, Informasi dan Komunikasi 13,75 2,91 13, Jasa Keuangan dan Asuransi 12,70 16,67 7, Real Estate 11,54 8,66 9, Jasa Perusahaan 12,97 14,82 13, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,53 1,52 (1,57) 15. Jasa Pendidikan 14,01 16,38 16, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 14,59 14,21 15, Jasa lainnya 19,32 15,68 12,33 PDRB DENGAN MIGAS 9,80 11,61 9,70 PDRB TANPA MIGAS 9,80 11,61 9,70 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

198 Kabupaten Ciamis TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN CIAMIS ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,27 2,67 (2,15) 2. Pertambangan dan Penggalian 2,03 2,02 2,03 3. Industri Pengolahan 6,56 10,22 8,65 4. Pengadaan Listrik dan Gas 10,75 6,85 0,22 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,20 1,19 1,18 6. Konstruksi 3,77 3,76 3,71 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,32 7,17 7,71 8. Transportasi dan Pergudangan 6,02 2,79 11,44 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,23 6,81 6, Informasi dan Komunikasi 11,19 3,08 15, Jasa Keuangan dan Asuransi 8,62 10,93 1, Real Estate 6,16 5,27 4, Jasa Perusahaan 7,74 8,05 9, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,93 (0,96) (4,08) 15. Jasa Pendidikan 10,63 11,56 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,93 13,14 14, Jasa lainnya 11,93 12,03 12,23 PDRB DENGAN MIGAS 5,41 5,26 5,03 PDRB TANPA MIGAS 5,41 5,26 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

199 Kabupaten Ciamis TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN CIAMIS MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 115,45 126,23 135,82 2. Pertambangan dan Penggalian 110,46 118,43 127,56 3. Industri Pengolahan 110,43 113,03 117,36 4. Pengadaan Listrik dan Gas 112,01 100,12 112,17 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 109,32 115,49 116,15 6. Konstruksi 107,78 111,70 116,41 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 108,14 116,37 118,81 8. Transportasi dan Pergudangan 108,74 115,60 122,31 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 111,91 115,73 123, Informasi dan Komunikasi 102,00 101,84 99, Jasa Keuangan dan Asuransi 107,71 113,27 120, Real Estate 112,49 116,11 122, Jasa Perusahaan 110,94 117,88 121, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 102,72 105,29 108, Jasa Pendidikan 109,72 114,46 119, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 114,76 115,85 116, Jasa lainnya 112,26 115,92 116,02 PDRB DENGAN MIGAS 110,25 116,90 122,10 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

200 Kabupaten Ciamis TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,89 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,38 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,07 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,79 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 122,28 136,48 149,72 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,92 116,75 122,62 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,15 101,74 102,32 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 120,89 134,15 146,32 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,66 114,76 119,84 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,80 111,61 109,70 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,41 105,26 105,03 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,57 100,58 100,57 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 109,17 110,96 109,07 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,81 104,65 104,43 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 110,25 116,90 122, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

201 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

202 Kabupaten Kuningan TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,20 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,18 3. Industri Pengolahan , , ,42 4. Pengadaan Listrik dan Gas 9.743, , ,74 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,45 6. Konstruksi , , ,55 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,10 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,35 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,56 PDRB DENGAN MIGAS , , ,62 PDRB TANPA MIGAS , , ,62 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

203 Kabupaten Kuningan TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,16 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,84 3. Industri Pengolahan , , ,42 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,54 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9.975, , ,20 6. Konstruksi , , ,08 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,67 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,54 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,00 PDRB DENGAN MIGAS , , ,20 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

204 Kabupaten Kuningan TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN KUNINGAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 26,40 25,78 24,77 2. Pertambangan dan Penggalian 1,99 1,91 1,91 3. Industri Pengolahan 2,43 2,41 2,38 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,07 0,07 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,09 0,09 0,08 6. Konstruksi 8,60 8,60 8,82 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,68 17,37 16,64 8. Transportasi dan Pergudangan 12,60 13,14 14,03 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,73 1,73 1, Informasi dan Komunikasi 3,55 3,41 3, Jasa Keuangan dan Asuransi 5,27 5,28 5, Real Estate 3,01 2,96 2, Jasa Perusahaan 0,41 0,40 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,84 4,60 4, Jasa Pendidikan 7,10 8,04 9, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,30 1,30 1, Jasa lainnya 2,91 2,90 2,93 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

205 Kabupaten Kuningan TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN KUNINGAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 25,14 24,29 23,23 2. Pertambangan dan Penggalian 1,91 1,86 1,83 3. Industri Pengolahan 2,38 2,43 2,42 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,10 0,10 0,10 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,09 0,09 0,09 6. Konstruksi 8,64 8,82 8,85 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 18,20 18,01 17,69 8. Transportasi dan Pergudangan 13,48 13,47 13,71 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,76 1,74 1, Informasi dan Komunikasi 3,91 4,00 4, Jasa Keuangan dan Asuransi 4,99 5,06 5, Real Estate 3,14 3,12 3, Jasa Perusahaan 0,41 0,41 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,41 4,18 3, Jasa Pendidikan 6,91 7,79 8, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,37 1,40 1, Jasa lainnya 3,16 3,22 3,36 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

206 Kabupaten Kuningan TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN KUNINGAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,32 9,84 6,87 2. Pertambangan dan Penggalian 9,55 8,06 11,19 3. Industri Pengolahan 4,70 11,29 9,83 4. Pengadaan Listrik dan Gas (1,57) (4,21) 18,04 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8,25 13,39 6,49 6. Konstruksi 14,27 12,53 14,09 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,90 10,52 6,54 8. Transportasi dan Pergudangan 7,60 17,29 18,80 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,89 12,84 11, Informasi dan Komunikasi 8,41 8,03 4, Jasa Keuangan dan Asuransi 17,78 12,81 12, Real Estate 10,52 10,63 5, Jasa Perusahaan 11,29 10,91 10, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,96 6,75 10, Jasa Pendidikan 24,48 27,27 24, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,77 11,84 12, Jasa lainnya 8,79 12,01 12,36 PDRB DENGAN MIGAS 9,98 12,47 11,26 PDRB TANPA MIGAS 9,98 12,47 11,26 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

207 Kabupaten Kuningan TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN KUNINGAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,29 2,50 1,64 2. Pertambangan dan Penggalian 2,88 3,24 4,66 3. Industri Pengolahan 0,19 8,56 5,61 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5,60 6,07 4,50 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,00 6,36 5,82 6. Konstruksi 8,62 8,34 6,58 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,24 5,02 4,38 8. Transportasi dan Pergudangan 6,93 6,02 8,22 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,28 4,67 5, Informasi dan Komunikasi 8,77 8,59 9, Jasa Keuangan dan Asuransi 7,76 7,57 6, Real Estate 8,86 5,70 4, Jasa Perusahaan 7,17 7,30 6, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,73 0,57 1, Jasa Pendidikan 16,27 19,59 21, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,59 9,18 8, Jasa lainnya 8,48 8,10 10,80 PDRB DENGAN MIGAS 5,71 6,12 6,28 PDRB TANPA MIGAS 5,71 6,12 6, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

208 Kabupaten Kuningan TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN KUNINGAN MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 114,46 122,65 128,96 2. Pertambangan dan Penggalian 113,19 118,48 125,87 3. Industri Pengolahan 111,41 114,21 118,77 4. Pengadaan Listrik dan Gas 88,96 80,34 90,75 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 105,28 112,24 112,95 6. Konstruksi 108,44 112,64 120,57 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 105,94 111,48 113,79 8. Transportasi dan Pergudangan 101,93 112,76 123,79 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 106,82 115,16 121, Informasi dan Komunikasi 99,18 98,68 94, Jasa Keuangan dan Asuransi 115,09 120,70 126, Real Estate 104,73 109,61 110, Jasa Perusahaan 109,09 112,76 116, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 119,67 127,03 139, Jasa Pendidikan 112,00 119,19 122, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 104,04 106,58 110, Jasa lainnya 100,43 104,06 105,52 PDRB DENGAN MIGAS 109,02 115,54 120,95 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

209 Kabupaten Kuningan TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,62 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,20 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,94 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,89 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 121,71 136,89 152,30 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,64 118,48 125,92 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,23 101,84 102,46 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 120,23 134,41 148,65 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,29 116,33 122,90 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,98 112,47 111,26 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,71 106,12 106,28 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,61 100,61 100,60 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 109,31 111,79 110,59 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,06 105,48 105,65 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 109,02 115,54 120, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

210 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

211 Kabupaten Cirebon TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIREBON ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,46 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,53 3. Industri Pengolahan , , ,51 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,49 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,62 6. Konstruksi , , ,29 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,25 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,58 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,16 PDRB DENGAN MIGAS , , ,62 PDRB TANPA MIGAS , , ,62 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

212 Kabupaten Cirebon TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN CIREBON ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,65 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,35 3. Industri Pengolahan , , ,11 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,42 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,38 6. Konstruksi , , ,68 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,21 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,70 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,22 PDRB DENGAN MIGAS , , ,72 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

213 Kabupaten Cirebon TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN CIREBON ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 17,74 17,54 17,11 2. Pertambangan dan Penggalian 1,66 1,61 1,61 3. Industri Pengolahan 21,31 21,22 21,41 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,15 0,14 0,14 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,08 0,07 6. Konstruksi 11,52 11,57 11,59 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,78 17,21 16,70 8. Transportasi dan Pergudangan 6,61 6,61 7,27 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,61 3,61 3, Informasi dan Komunikasi 2,24 2,18 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,02 3,10 3, Real Estate 2,29 2,32 2, Jasa Perusahaan 0,75 0,74 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,50 3,27 3, Jasa Pendidikan 4,02 4,22 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,63 1,59 1, Jasa lainnya 3,08 2,99 2,97 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

214 Kabupaten Cirebon TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN CIREBON ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 17,62 17,24 16,25 2. Pertambangan dan Penggalian 1,63 1,64 1,63 3. Industri Pengolahan 20,52 20,56 20,53 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,16 0,16 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,08 0,08 6. Konstruksi 11,59 11,81 11,82 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,63 16,46 16,49 8. Transportasi dan Pergudangan 6,85 6,85 7,07 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,69 3,70 3, Informasi dan Komunikasi 2,42 2,45 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,14 3,23 3, Real Estate 2,31 2,26 2, Jasa Perusahaan 0,76 0,78 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,36 3,15 3, Jasa Pendidikan 4,17 4,45 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,70 1,77 1, Jasa lainnya 3,37 3,42 3,54 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

215 Kabupaten Cirebon TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN CIREBON ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,64 10,63 9,20 2. Pertambangan dan Penggalian 8,56 8,89 11,52 3. Industri Pengolahan 7,76 11,43 12,96 4. Pengadaan Listrik dan Gas 10,42 4,01 14,47 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11,30 10,20 4,50 6. Konstruksi 17,31 12,39 12,12 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,74 14,78 8,61 8. Transportasi dan Pergudangan 12,84 11,92 23,02 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,96 11,94 12, Informasi dan Komunikasi 6,06 8,90 17, Jasa Keuangan dan Asuransi 12,73 14,77 12, Real Estate 10,44 12,97 9, Jasa Perusahaan 12,23 10,02 10, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 14,42 4,40 7, Jasa Pendidikan 20,76 17,45 14, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,87 9,05 18, Jasa lainnya 7,33 8,53 11,06 PDRB DENGAN MIGAS 10,39 11,89 11,96 PDRB TANPA MIGAS 10,39 11,89 11,96 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

216 Kabupaten Cirebon TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN CIREBON ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,08 2,70 (1,00) 2. Pertambangan dan Penggalian 0,15 5,17 4,33 3. Industri Pengolahan 1,81 5,16 4,89 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5,74 8,03 5,48 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,64 6,52 4,28 6. Konstruksi 13,31 7,00 5,15 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4,51 3,86 5,26 8. Transportasi dan Pergudangan 9,94 4,97 8,49 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,10 5,37 5, Informasi dan Komunikasi 3,97 6,15 12, Jasa Keuangan dan Asuransi 8,89 8,07 6, Real Estate 5,55 2,78 5, Jasa Perusahaan 7,18 6,80 8, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 9,49 (1,72) 1, Jasa Pendidikan 15,69 12,02 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,46 8,96 15, Jasa lainnya 7,23 6,62 8,69 PDRB DENGAN MIGAS 5,46 4,96 5,04 PDRB TANPA MIGAS 5,46 4,96 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

217 Kabupaten Cirebon TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN CIREBON MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 111,01 119,59 131,90 2. Pertambangan dan Penggalian 111,75 115,71 123,68 3. Industri Pengolahan 114,46 121,28 130,62 4. Pengadaan Listrik dan Gas 106,62 102,65 111,40 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 107,75 111,47 111,72 6. Konstruksi 109,56 115,09 122,72 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 111,21 122,90 126,81 8. Transportasi dan Pergudangan 106,43 113,48 128,68 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 107,87 114,60 122, Informasi dan Komunikasi 101,88 104,52 108, Jasa Keuangan dan Asuransi 105,99 112,56 118, Real Estate 109,47 120,33 125, Jasa Perusahaan 108,98 112,25 114, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 114,85 122,01 129, Jasa Pendidikan 106,17 111,32 113, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 105,78 105,86 108, Jasa lainnya 100,99 102,80 105,04 PDRB DENGAN MIGAS 110,23 117,50 125,24 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

218 Kabupaten Cirebon TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN CIREBON TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,62 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,72 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,71 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,70 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 122,33 136,89 153,25 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,98 116,49 122,37 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,59 102,39 103,20 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 120,42 133,69 148,50 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,25 113,77 118,58 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 110,39 111,89 111,96 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,46 104,96 105,04 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,79 100,79 100,79 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 109,52 111,01 111,08 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,64 104,14 104,22 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 110,23 117,50 125, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

219 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

220 Kabupaten Majalengka TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAJALENGKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,89 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,05 3. Industri Pengolahan , , ,90 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,03 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8.122, , ,12 6. Konstruksi , , ,33 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,12 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,75 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,36 PDRB DENGAN MIGAS , , ,75 PDRB TANPA MIGAS , , ,81 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

221 Kabupaten Majalengka TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAJALENGKA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,95 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,73 3. Industri Pengolahan , , ,86 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,91 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7.703, , ,58 6. Konstruksi , , ,06 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,93 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,66 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,52 PDRB DENGAN MIGAS , , ,62 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

222 Kabupaten Majalengka TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN MAJALENGKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 27,73 28,15 27,20 2. Pertambangan dan Penggalian 3,19 3,07 2,37 3. Industri Pengolahan 13,08 12,90 13,85 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,06 0,06 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,05 0,05 6. Konstruksi 10,94 10,95 11,20 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,40 17,47 17,28 8. Transportasi dan Pergudangan 3,59 3,66 3,78 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,14 3,10 3, Informasi dan Komunikasi 2,97 2,82 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,72 2,76 2, Real Estate 1,30 1,26 1, Jasa Perusahaan 0,34 0,33 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,55 4,20 3, Jasa Pendidikan 5,55 5,84 6, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,87 0,88 0, Jasa lainnya 2,51 2,49 2,47 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

223 Kabupaten Majalengka TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN MAJALENGKA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 26,62 26,09 25,09 2. Pertambangan dan Penggalian 3,26 3,20 2,60 3. Industri Pengolahan 13,07 13,08 13,54 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,08 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,06 0,06 6. Konstruksi 11,26 11,58 12,00 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,69 17,92 18,21 8. Transportasi dan Pergudangan 3,88 3,82 3,77 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,27 3,30 3, Informasi dan Komunikasi 3,23 3,27 3, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,90 2,99 2, Real Estate 1,35 1,35 1, Jasa Perusahaan 0,35 0,35 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,26 3,96 3, Jasa Pendidikan 5,19 5,35 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,89 0,91 1, Jasa lainnya 2,66 2,68 2,79 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

224 Kabupaten Majalengka TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN MAJALENGKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,49 13,49 5,78 2. Pertambangan dan Penggalian 5,24 7,82 (15,50) 3. Industri Pengolahan 6,65 10,22 17,58 4. Pengadaan Listrik dan Gas 9,31 (13,22) 12,34 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 12,14 14,56 5,73 6. Konstruksi 26,23 11,90 11,97 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,28 12,25 8,32 8. Transportasi dan Pergudangan 3,43 14,27 12,89 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,06 10,32 7, Informasi dan Komunikasi 5,73 6,08 11, Jasa Keuangan dan Asuransi 6,41 13,26 7, Real Estate 7,04 8,82 7, Jasa Perusahaan 7,09 10,49 8, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,39 3,21 3, Jasa Pendidikan 23,87 17,69 23, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,79 13,57 15, Jasa lainnya 7,64 10,84 8,98 PDRB DENGAN MIGAS 11,01 11,80 9,47 PDRB TANPA MIGAS 11,03 11,85 10,05 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

225 Kabupaten Majalengka TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN MAJALENGKA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,78 2,84 0,87 2. Pertambangan dan Penggalian 2,52 3,28 (15,05) 3. Industri Pengolahan 2,47 4,98 8,59 4. Pengadaan Listrik dan Gas 7,74 7,30 4,93 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9,47 9,58 4,84 6. Konstruksi 22,41 7,96 8,69 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,06 6,26 6,57 8. Transportasi dan Pergudangan 2,99 3,36 3,28 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,25 5,89 6, Informasi dan Komunikasi 3,30 6,11 13, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,64 8,32 1, Real Estate 4,19 4,92 5, Jasa Perusahaan 4,53 5,79 4, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,69 (2,47) (2,89) 15. Jasa Pendidikan 13,56 8,25 11, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,54 7,86 15, Jasa lainnya 6,02 6,07 8,81 PDRB DENGAN MIGAS 6,06 4,93 4,88 PDRB TANPA MIGAS 6,04 4,96 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

226 Kabupaten Majalengka TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN MAJALENGKA MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 114,27 126,10 132,24 2. Pertambangan dan Penggalian 107,31 112,02 111,44 3. Industri Pengolahan 109,77 115,24 124,79 4. Pengadaan Listrik dan Gas 104,29 84,35 90,31 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 105,45 110,24 111,17 6. Konstruksi 106,62 110,51 113,84 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 107,83 113,90 115,76 8. Transportasi dan Pergudangan 101,29 111,98 122,40 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 105,48 109,89 111, Informasi dan Komunikasi 100,80 100,78 99, Jasa Keuangan dan Asuransi 103,08 107,78 113, Real Estate 105,66 109,59 112, Jasa Perusahaan 105,11 109,78 113, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 117,11 123,94 132, Jasa Pendidikan 117,36 127,60 141, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 106,98 112,65 112, Jasa lainnya 103,53 108,18 108,34 PDRB DENGAN MIGAS 109,67 116,85 121,97 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

227 Kabupaten Majalengka TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,75 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,62 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,72 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,74 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 121,80 136,17 149,06 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,06 116,53 122,22 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,00 101,50 102,00 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 120,59 134,16 146,13 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,96 114,81 119,82 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 111,01 111,80 109,47 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,06 104,93 104,88 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,50 100,50 100,50 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 110,45 111,25 108,93 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,53 104,41 104,36 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 109,67 116,85 121, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

228 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

229 Kabupaten Sumedang TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SUMEDANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,07 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,16 3. Industri Pengolahan , , ,76 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,89 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5.076, , ,12 6. Konstruksi , , ,70 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,26 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,06 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,87 PDRB DENGAN MIGAS , , ,44 PDRB TANPA MIGAS , , ,44 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

230 Kabupaten Sumedang TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SUMEDANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,41 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,76 3. Industri Pengolahan , , ,75 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,22 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4.772, , ,69 6. Konstruksi , , ,70 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,97 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,33 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,92 PDRB DENGAN MIGAS , , ,68 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

231 Kabupaten Sumedang TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN SUMEDANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 22,57 22,55 21,71 2. Pertambangan dan Penggalian 0,11 0,11 0,11 3. Industri Pengolahan 18,42 18,27 18,88 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,33 0,28 0,30 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 9,31 9,25 9,30 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,68 17,63 17,08 8. Transportasi dan Pergudangan 4,24 4,52 4,72 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,18 4,27 4, Informasi dan Komunikasi 2,67 2,65 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,79 4,06 4, Real Estate 1,66 1,64 1, Jasa Perusahaan 0,08 0,08 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7,65 7,11 6, Jasa Pendidikan 4,79 5,10 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,92 0,89 1, Jasa lainnya 1,56 1,55 1,61 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

232 Kabupaten Sumedang TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN SUMEDANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 21,54 21,14 20,34 2. Pertambangan dan Penggalian 0,11 0,11 0,11 3. Industri Pengolahan 18,17 18,10 18,07 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,42 0,43 0,43 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 9,49 9,63 9,55 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 18,41 18,32 18,32 8. Transportasi dan Pergudangan 4,57 4,59 4,62 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,31 4,31 4, Informasi dan Komunikasi 2,97 3,17 3, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,58 3,82 3, Real Estate 1,74 1,75 1, Jasa Perusahaan 0,07 0,08 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,90 6,46 6, Jasa Pendidikan 5,02 5,33 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,98 1,01 1, Jasa lainnya 1,68 1,73 1,82 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

233 Kabupaten Sumedang TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN SUMEDANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,71 11,60 6,14 2. Pertambangan dan Penggalian 10,41 9,69 9,70 3. Industri Pengolahan 4,72 10,76 13,95 4. Pengadaan Listrik dan Gas (0,18) (4,89) 17,35 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,92 11,21 3,76 6. Konstruksi 30,90 10,92 10,88 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,76 11,37 6,82 8. Transportasi dan Pergudangan 7,06 19,13 15,16 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,31 14,14 12, Informasi dan Komunikasi 11,91 11,01 15, Jasa Keuangan dan Asuransi 19,38 19,52 10, Real Estate 8,08 10,89 6, Jasa Perusahaan 11,61 10,95 11, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 14,05 3,79 5, Jasa Pendidikan 23,26 18,83 20, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,76 7,85 26, Jasa lainnya 9,01 11,05 14,65 PDRB DENGAN MIGAS 10,66 11,69 10,28 PDRB TANPA MIGAS 10,66 11,69 10,28 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

234 Kabupaten Sumedang TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN SUMEDANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,62 2,86 0,74 2. Pertambangan dan Penggalian 2,79 2,85 2,16 3. Industri Pengolahan 2,40 4,44 4,49 4. Pengadaan Listrik dan Gas 8,20 6,72 5,73 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,12 3,25 3,36 6. Konstruksi 25,12 6,38 3,87 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,10 4,31 4,70 8. Transportasi dan Pergudangan 6,21 5,32 5,34 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,69 4,96 6, Informasi dan Komunikasi 12,19 11,89 19, Jasa Keuangan dan Asuransi 7,53 11,86 4, Real Estate 6,03 5,72 5, Jasa Perusahaan 6,33 6,76 5, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,72 (1,88) (2,68) 15. Jasa Pendidikan 18,25 11,49 15, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,53 7,57 21, Jasa lainnya 6,85 7,53 10,51 PDRB DENGAN MIGAS 6,56 4,84 4,70 PDRB TANPA MIGAS 6,56 4,84 4, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

235 Kabupaten Sumedang TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN SUMEDANG MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 115,88 125,73 132,46 2. Pertambangan dan Penggalian 114,34 121,94 130,95 3. Industri Pengolahan 112,13 118,92 129,69 4. Pengadaan Listrik dan Gas 86,75 77,31 85,81 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 106,39 114,59 115,03 6. Konstruksi 108,60 113,24 120,88 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 106,22 113,42 115,72 8. Transportasi dan Pergudangan 102,50 115,95 126,75 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 107,33 116,71 123, Informasi dan Komunikasi 99,42 98,64 95, Jasa Keuangan dan Asuransi 117,26 125,28 132, Real Estate 105,29 110,43 111, Jasa Perusahaan 111,77 116,16 122, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 122,72 129,80 140, Jasa Pendidikan 105,68 112,64 117, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 103,84 104,11 108, Jasa lainnya 102,15 105,50 109,45 PDRB DENGAN MIGAS 110,61 117,83 124,11 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

236 Kabupaten Sumedang TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,44 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,68 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,82 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,65 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 123,51 137,95 152,14 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,67 117,07 122,58 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,48 102,14 102,72 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 121,71 135,06 148,11 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,04 114,62 119,34 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 110,66 111,69 110,28 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,56 104,84 104,70 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,71 100,64 100,57 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 109,89 110,97 109,66 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,81 104,17 104,11 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 110,61 117,83 124, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

237 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

238 Kabupaten Indramayu TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN INDRAMAYU ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,37 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,13 3. Industri Pengolahan , , ,36 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,94 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,72 6. Konstruksi , , ,98 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,93 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,72 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,66 PDRB DENGAN MIGAS , , ,78 PDRB TANPA MIGAS , , ,61 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

239 Kabupaten Indramayu TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN INDRAMAYU ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,91 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,24 3. Industri Pengolahan , , ,20 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,43 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,89 6. Konstruksi , , ,66 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,78 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,46 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,06 PDRB DENGAN MIGAS , , ,54 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

240 Kabupaten Indramayu TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN INDRAMAYU ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14,71 15,76 15,88 2. Pertambangan dan Penggalian 19,84 18,09 15,87 3. Industri Pengolahan 44,52 43,63 43,99 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,04 0,04 0,04 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,06 0,07 0,07 6. Konstruksi 3,60 3,90 4,76 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,87 9,64 9,97 8. Transportasi dan Pergudangan 1,63 1,87 1,99 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,15 1,21 1, Informasi dan Komunikasi 0,43 0,43 0, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,83 0,88 0, Real Estate 0,36 0,37 0, Jasa Perusahaan 0,17 0,18 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,87 1,88 1, Jasa Pendidikan 1,31 1,43 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,31 0,32 0, Jasa lainnya 0,31 0,32 0,33 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

241 Kabupaten Indramayu TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN INDRAMAYU ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14,54 14,78 14,51 2. Pertambangan dan Penggalian 16,39 16,50 16,17 3. Industri Pengolahan 46,94 45,75 45,32 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,04 0,04 0,04 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,06 0,07 0,07 6. Konstruksi 4,01 4,15 4,28 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,00 9,45 9,85 8. Transportasi dan Pergudangan 1,84 1,94 2,09 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,20 1,23 1, Informasi dan Komunikasi 0,50 0,52 0, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,89 0,93 0, Real Estate 0,38 0,39 0, Jasa Perusahaan 0,19 0,19 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,98 1,92 1, Jasa Pendidikan 1,40 1,49 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,31 0,32 0, Jasa lainnya 0,33 0,33 0,34 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

242 Kabupaten Indramayu TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN INDRAMAYU ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,56 14,50 7,63 2. Pertambangan dan Penggalian 18,23 (2,53) (6,32) 3. Industri Pengolahan 5,27 4,75 7,69 4. Pengadaan Listrik dan Gas 6,50 5,55 12,98 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 17,75 20,85 10,98 6. Konstruksi 4,14 15,68 30,44 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,71 16,23 10,46 8. Transportasi dan Pergudangan 7,04 22,74 13,73 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 17,17 11,94 15, Informasi dan Komunikasi 7,77 6,78 12, Jasa Keuangan dan Asuransi 13,20 13,14 11, Real Estate 10,69 11,20 8, Jasa Perusahaan 11,01 11,42 10, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,10 7,40 11, Jasa Pendidikan 19,00 17,21 15, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,85 9,90 15, Jasa lainnya 10,71 9,54 9,67 PDRB DENGAN MIGAS 9,64 6,90 6,79 PDRB TANPA MIGAS 10,64 14,58 12,05 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

243 Kabupaten Indramayu TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN INDRAMAYU ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,65 4,61 2,17 2. Pertambangan dan Penggalian 10,02 3,55 1,97 3. Industri Pengolahan (1,17) 0,27 3,07 4. Pengadaan Listrik dan Gas 6,88 5,67 5,91 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11,05 11,07 10,85 6. Konstruksi 9,05 6,27 7,43 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,94 8,03 8,43 8. Transportasi dan Pergudangan 7,03 8,27 12,06 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,00 5,49 7, Informasi dan Komunikasi 8,23 6,46 14, Jasa Keuangan dan Asuransi 9,07 7,37 7, Real Estate 5,46 6,48 6, Jasa Perusahaan 7,63 5,06 5, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,58 (0,34) 7, Jasa Pendidikan 16,74 9,74 11, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,63 5,79 13, Jasa lainnya 4,00 4,17 6,79 PDRB DENGAN MIGAS 3,18 2,87 4,06 PDRB TANPA MIGAS 6,32 5,89 6, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

244 Kabupaten Indramayu TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN INDRAMAYU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 116,95 128,01 134,86 2. Pertambangan dan Penggalian 139,83 131,63 120,92 3. Industri Pengolahan 109,58 114,47 119,61 4. Pengadaan Listrik dan Gas 101,22 101,10 107,85 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 114,58 124,67 124,82 6. Konstruksi 103,65 112,82 136,98 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 113,81 122,46 124,74 8. Transportasi dan Pergudangan 102,08 115,72 117,45 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 110,87 117,64 125, Informasi dan Komunikasi 99,07 99,37 97, Jasa Keuangan dan Asuransi 108,08 113,89 118, Real Estate 109,54 114,40 116, Jasa Perusahaan 107,14 113,63 118, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 109,06 117,52 122, Jasa Pendidikan 108,01 115,35 119, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 115,98 120,48 123, Jasa lainnya 108,84 114,45 117,54 PDRB DENGAN MIGAS 115,54 120,06 123,21 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

245 Kabupaten Indramayu TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,78 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,54 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,97 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,19 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 124,06 132,62 141,63 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,37 110,46 114,94 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,12 101,68 102,25 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 122,69 130,42 138,51 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,19 108,63 112,42 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,64 106,90 106,79 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,18 102,87 104,06 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,56 100,56 100,56 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 109,03 106,30 106,20 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,61 102,30 103,48 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 115,54 120,06 123, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

246 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

247 Kabupaten Subang TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SUBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,07 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,84 3. Industri Pengolahan , , ,70 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,62 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,76 6. Konstruksi , , ,79 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,80 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,30 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,26 PDRB DENGAN MIGAS , , ,87 PDRB TANPA MIGAS , , ,28 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

248 Kabupaten Subang TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SUBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,99 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,04 3. Industri Pengolahan , , ,14 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,50 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,47 6. Konstruksi , , ,08 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,51 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,95 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan 9.398, , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,27 PDRB DENGAN MIGAS , , ,85 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

249 Kabupaten Subang TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN SUBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 28,26 27,94 27,15 2. Pertambangan dan Penggalian 15,67 14,16 13,85 3. Industri Pengolahan 11,18 11,60 11,97 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,05 0,05 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,09 0,08 0,08 6. Konstruksi 7,31 7,49 7,36 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,04 14,67 15,18 8. Transportasi dan Pergudangan 3,41 3,39 3,31 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,46 3,45 3, Informasi dan Komunikasi 2,31 2,25 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,81 4,11 4, Real Estate 1,03 1,04 1, Jasa Perusahaan 0,04 0,05 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,26 4,31 4, Jasa Pendidikan 2,44 2,75 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,59 0,61 0, Jasa lainnya 2,02 2,02 2,04 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

250 Kabupaten Subang TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN SUBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 29,38 28,51 27,44 2. Pertambangan dan Penggalian 12,48 12,07 12,19 3. Industri Pengolahan 11,26 11,44 11,33 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,07 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,09 0,09 0,09 6. Konstruksi 7,40 7,56 7,65 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,79 15,30 15,78 8. Transportasi dan Pergudangan 3,69 3,67 3,62 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,64 3,61 3, Informasi dan Komunikasi 2,66 2,71 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 4,02 4,23 4, Real Estate 1,05 1,03 1, Jasa Perusahaan 0,05 0,05 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,11 3,91 3, Jasa Pendidikan 2,51 2,88 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,61 0,63 0, Jasa lainnya 2,20 2,24 2,29 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

251 Kabupaten Subang TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN SUBANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,47 5,81 5,22 2. Pertambangan dan Penggalian (23,34) (3,28) 5,91 3. Industri Pengolahan 12,79 11,03 11,68 4. Pengadaan Listrik dan Gas 3,66 (5,04) 9,82 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,45 5,35 2,25 6. Konstruksi 32,53 9,70 6,39 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,18 11,84 12,06 8. Transportasi dan Pergudangan 6,34 6,47 5,73 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,41 6,51 8, Informasi dan Komunikasi 5,22 4,14 11, Jasa Keuangan dan Asuransi 13,25 15,25 9, Real Estate 9,93 8,36 4, Jasa Perusahaan 9,96 12,79 (2,81) 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 12,40 8,38 10, Jasa Pendidikan 19,21 20,45 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,02 10,24 13, Jasa lainnya 10,21 7,09 9,10 PDRB DENGAN MIGAS 3,08 7,01 8,31 PDRB TANPA MIGAS 10,13 8,92 8,70 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

252 Kabupaten Subang TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN SUBANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,47) 0,96 1,08 2. Pertambangan dan Penggalian (26,01) 0,67 6,04 3. Industri Pengolahan 7,23 5,71 4,07 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5,28 5,22 5,32 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,35 2,73 1,43 6. Konstruksi 23,75 6,28 6,25 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,58 7,64 8,35 8. Transportasi dan Pergudangan 4,43 3,41 3,39 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,80 3,25 4, Informasi dan Komunikasi 7,57 6,32 15, Jasa Keuangan dan Asuransi 7,92 9,39 2, Real Estate 3,57 1,68 2, Jasa Perusahaan 2,87 7,42 (1,94) 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,34 (0,93) 4, Jasa Pendidikan 16,11 19,60 17, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,52 7,23 13, Jasa lainnya 6,90 5,97 7,49 PDRB DENGAN MIGAS 0,60 4,05 5,02 PDRB TANPA MIGAS 6,04 4,53 4, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

253 Kabupaten Subang TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN SUBANG MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 107,68 112,86 117,49 2. Pertambangan dan Penggalian 140,61 135,09 134,92 3. Industri Pengolahan 111,25 116,85 125,39 4. Pengadaan Listrik dan Gas 100,24 90,47 94,33 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 103,17 105,80 106,66 6. Konstruksi 110,59 114,14 114,29 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 106,32 110,47 114,25 8. Transportasi dan Pergudangan 103,38 106,44 108,84 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 106,62 109,99 114, Informasi dan Komunikasi 97,41 95,41 92, Jasa Keuangan dan Asuransi 106,25 111,95 118, Real Estate 109,70 116,91 118, Jasa Perusahaan 108,57 113,99 112, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 116,18 127,10 134, Jasa Pendidikan 108,94 109,71 111, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,63 110,65 110, Jasa lainnya 102,91 104,00 105,55 PDRB DENGAN MIGAS 111,97 115,15 118,76 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

254 Kabupaten Subang TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN SUBANG TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,87 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,85 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,76 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,59 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 116,33 124,48 134,82 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,89 108,10 113,52 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 102,17 103,29 104,41 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 113,85 120,51 129,13 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,68 104,66 108,73 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 103,08 107,01 108,31 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,60 104,05 105,02 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,08 101,09 101,08 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 101,98 105,85 107,15 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,53 102,92 103,89 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 111,97 115,15 118, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

255 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

256 Kabupaten Purwakarta TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PURWAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,84 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,00 3. Industri Pengolahan , , ,75 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,99 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9.936, , ,75 6. Konstruksi , , ,29 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,15 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,38 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,35 PDRB DENGAN MIGAS , , ,13 PDRB TANPA MIGAS , , ,13 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

257 Kabupaten Purwakarta TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PURWAKARTA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,47 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,76 3. Industri Pengolahan , , ,23 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,67 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9.171, , ,38 6. Konstruksi , , ,64 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,55 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,87 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,46 PDRB DENGAN MIGAS , , ,38 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

258 Kabupaten Purwakarta TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN PURWAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,30 6,93 6,72 2. Pertambangan dan Penggalian 0,09 0,09 0,09 3. Industri Pengolahan 58,43 58,63 58,96 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,58 0,49 0,51 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 7,20 7,33 7,32 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12,96 13,05 12,60 8. Transportasi dan Pergudangan 2,01 2,05 2,16 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,07 1,01 0, Informasi dan Komunikasi 1,25 1,24 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 1,96 2,08 2, Real Estate 1,29 1,26 1, Jasa Perusahaan 0,38 0,38 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,60 1,46 1, Jasa Pendidikan 1,67 1,76 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,34 0,35 0, Jasa lainnya 1,83 1,87 1,91 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

259 Kabupaten Purwakarta TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN PURWAKARTA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,24 6,77 6,39 2. Pertambangan dan Penggalian 0,09 0,09 0,09 3. Industri Pengolahan 58,70 59,24 59,36 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,66 0,63 0,61 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,03 6. Konstruksi 6,88 6,91 6,97 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12,75 12,64 12,48 8. Transportasi dan Pergudangan 2,13 2,08 2,12 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,11 1,08 1, Informasi dan Komunikasi 1,39 1,40 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 1,96 2,09 2, Real Estate 1,29 1,27 1, Jasa Perusahaan 0,39 0,39 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,51 1,38 1, Jasa Pendidikan 1,68 1,77 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,35 0,36 0, Jasa lainnya 1,85 1,87 1,95 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

260 Kabupaten Purwakarta TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN PURWAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,24 8,24 8,58 2. Pertambangan dan Penggalian 5,21 9,73 7,68 3. Industri Pengolahan 13,35 14,50 12,56 4. Pengadaan Listrik dan Gas (0,40) (3,79) 17,22 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11,43 13,96 6,63 6. Konstruksi 31,32 16,15 11,83 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,91 14,92 8,09 8. Transportasi dan Pergudangan 2,98 16,45 17,79 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,81 8,21 9, Informasi dan Komunikasi 8,91 12,72 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 20,61 20,97 14, Real Estate 14,64 12,22 11, Jasa Perusahaan 8,46 13,89 17, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 9,74 3,69 3, Jasa Pendidikan 19,39 20,31 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,81 14,72 22, Jasa lainnya 14,52 16,45 13,94 PDRB DENGAN MIGAS 14,05 14,11 11,94 PDRB TANPA MIGAS 14,05 14,11 11,94 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

261 Kabupaten Purwakarta TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN PURWAKARTA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,40) 0,07 (0,37) 2. Pertambangan dan Penggalian (0,11) 2,78 2,01 3. Industri Pengolahan 5,98 8,03 5,77 4. Pengadaan Listrik dan Gas 4,47 1,73 3,59 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,25 4,41 5,89 6. Konstruksi 21,59 7,55 6,51 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,74 6,16 4,20 8. Transportasi dan Pergudangan 1,97 4,45 7,76 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,93 4,85 6, Informasi dan Komunikasi 8,34 8,28 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 14,23 14,05 5, Real Estate 8,83 5,71 5, Jasa Perusahaan 5,08 7,36 7, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,15 (2,12) (5,05) 15. Jasa Pendidikan 10,35 13,10 15, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,29 9,25 18, Jasa lainnya 8,45 8,30 10,14 PDRB DENGAN MIGAS 6,83 7,05 5,54 PDRB TANPA MIGAS 6,83 7,05 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

262 Kabupaten Purwakarta TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN PURWAKARTA MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 112,37 121,54 132,45 2. Pertambangan dan Penggalian 112,14 119,72 126,38 3. Industri Pengolahan 110,94 117,58 125,14 4. Pengadaan Listrik dan Gas 98,25 92,93 105,16 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 108,33 118,24 119,07 6. Konstruksi 116,68 126,00 132,30 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 113,31 122,65 127,23 8. Transportasi dan Pergudangan 105,12 117,20 128,12 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 107,78 111,24 114, Informasi dan Komunikasi 100,87 105,00 105, Jasa Keuangan dan Asuransi 111,05 117,79 128, Real Estate 111,31 118,17 124, Jasa Perusahaan 108,96 115,59 126, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 118,52 125,55 137, Jasa Pendidikan 110,57 117,62 122, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 109,54 115,03 118, Jasa lainnya 110,70 119,02 123,13 PDRB DENGAN MIGAS 111,45 118,80 125,99 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

263 Kabupaten Purwakarta TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,13 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,38 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,87 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,89 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 127,04 144,96 162,26 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,98 122,02 128,79 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 103,05 104,52 105,92 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 123,28 138,70 153,20 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,61 116,75 121,60 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 114,05 114,11 111,94 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,83 107,05 105,54 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,47 101,42 101,34 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 112,40 112,50 110,46 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,29 105,55 104,15 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 111,45 118,80 125, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

264 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

265 Kabupaten Karawang TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARAWANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,26 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,08 3. Industri Pengolahan , , ,57 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,94 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,77 6. Konstruksi , , ,88 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,72 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,78 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,76 PDRB DENGAN MIGAS , , ,87 PDRB TANPA MIGAS , , ,75 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

266 Kabupaten Karawang TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARAWANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,53 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,01 3. Industri Pengolahan , , ,15 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,66 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,73 6. Konstruksi , , ,11 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,99 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,95 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,95 PDRB DENGAN MIGAS , , ,92 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

267 Kabupaten Karawang TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN KARAWANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,22 4,38 4,16 2. Pertambangan dan Penggalian 3,95 3,36 2,96 3. Industri Pengolahan 70,20 70,75 70,99 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,99 0,97 1,09 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,06 0,06 0,06 6. Konstruksi 3,29 3,21 3,57 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,16 10,28 10,02 8. Transportasi dan Pergudangan 1,60 1,49 1,54 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,86 0,83 0, Informasi dan Komunikasi 0,76 0,73 0, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,97 1,02 1, Real Estate 0,22 0,21 0, Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,11 1,04 1, Jasa Pendidikan 0,62 0,69 0, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,25 0,23 0, Jasa lainnya 0,72 0,73 0,70 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

268 Kabupaten Karawang TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN KARAWANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,99 3,88 3,71 2. Pertambangan dan Penggalian 3,06 2,95 2,87 3. Industri Pengolahan 71,14 71,38 71,10 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,86 0,83 0,84 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,06 0,06 0,06 6. Konstruksi 3,38 3,34 3,65 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,21 10,33 10,27 8. Transportasi dan Pergudangan 1,69 1,62 1,67 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,89 0,90 0, Informasi dan Komunikasi 0,83 0,84 0, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,99 1,02 1, Real Estate 0,23 0,23 0, Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,00 0,92 0, Jasa Pendidikan 0,61 0,65 0, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,25 0,24 0, Jasa lainnya 0,77 0,77 0,77 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

269 Kabupaten Karawang TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN KARAWANG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,35 17,75 4,45 2. Pertambangan dan Penggalian (11,97) (3,44) (3,25) 3. Industri Pengolahan 11,42 14,20 10,50 4. Pengadaan Listrik dan Gas 20,42 11,04 23,79 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9,86 14,80 3,76 6. Konstruksi 15,35 10,55 22,59 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,93 14,65 7,30 8. Transportasi dan Pergudangan 10,01 5,36 14,25 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,90 10,64 9, Informasi dan Komunikasi 6,60 8,80 17, Jasa Keuangan dan Asuransi 8,42 18,30 13, Real Estate 5,74 8,54 5, Jasa Perusahaan 12,89 10,34 9, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 14,13 5,59 12, Jasa Pendidikan 26,14 24,65 18, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,63 4,07 12, Jasa lainnya 13,59 14,18 6,34 PDRB DENGAN MIGAS 9,80 13,31 10,12 PDRB TANPA MIGAS 10,92 14,00 10,58 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

270 Kabupaten Karawang TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN KARAWANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (4,22) 4,07 0,41 2. Pertambangan dan Penggalian (19,46) 3,17 2,03 3. Industri Pengolahan 6,79 7,59 4,55 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5,09 3,90 6,04 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,00 10,45 3,54 6. Konstruksi 10,38 6,03 14,58 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,85 8,45 4,33 8. Transportasi dan Pergudangan 7,23 2,63 8,39 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,91 8,09 6, Informasi dan Komunikasi 3,56 9,38 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,88 10,79 9, Real Estate 5,94 8,44 3, Jasa Perusahaan 7,41 5,13 4, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,92 (1,13) 2, Jasa Pendidikan 15,71 14,83 17, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,99 2,88 8, Jasa lainnya 10,15 7,49 6,07 PDRB DENGAN MIGAS 4,94 7,23 4,96 PDRB TANPA MIGAS 5,96 7,36 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

271 Kabupaten Karawang TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN KARAWANG MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 117,76 133,25 138,60 2. Pertambangan dan Penggalian 143,65 134,43 127,48 3. Industri Pengolahan 110,05 116,81 123,46 4. Pengadaan Listrik dan Gas 128,43 137,26 160,24 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 107,97 112,22 112,47 6. Konstruksi 108,47 113,09 121,00 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 110,93 117,26 120,60 8. Transportasi dan Pergudangan 105,70 108,50 114,37 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 106,67 109,18 112, Informasi dan Komunikasi 102,61 102,07 101, Jasa Keuangan dan Asuransi 109,75 117,19 121, Real Estate 105,92 106,02 107, Jasa Perusahaan 110,75 116,24 121, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 124,00 132,42 144, Jasa Pendidikan 114,17 123,94 125, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 110,81 112,10 116, Jasa lainnya 105,55 112,12 112,40 PDRB DENGAN MIGAS 111,53 117,85 123,64 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

272 Kabupaten Karawang TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN KARAWANG TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,87 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,92 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,89 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,53 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 124,72 141,32 155,63 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,83 119,91 125,87 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 102,57 103,79 104,94 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 121,59 136,17 148,30 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,02 115,54 119,94 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,80 113,31 110,12 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,94 107,23 104,96 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,25 101,18 101,11 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 108,45 111,99 108,91 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,65 105,98 103,81 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 111,53 117,85 123, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

273 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

274 Kabupaten Bekasi TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BEKASI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,51 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,09 3. Industri Pengolahan , , ,18 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,06 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,66 6. Konstruksi , , ,88 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,86 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,91 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,40 PDRB DENGAN MIGAS , , ,60 PDRB TANPA MIGAS , , ,52 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

275 Kabupaten Bekasi TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BEKASI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,08 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,04 3. Industri Pengolahan , , ,37 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,90 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,37 6. Konstruksi , , ,88 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,68 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,43 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,30 PDRB DENGAN MIGAS , , ,08 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

276 Kabupaten Bekasi TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BEKASI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,50 1,54 1,42 2. Pertambangan dan Penggalian 2,71 1,80 1,50 3. Industri Pengolahan 77,49 77,90 78,09 4. Pengadaan Listrik dan Gas 1,28 1,35 1,53 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 6. Konstruksi 5,64 6,01 6,19 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,84 5,76 5,46 8. Transportasi dan Pergudangan 0,89 0,93 1,00 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,45 0,45 0, Informasi dan Komunikasi 0,75 0,73 0, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,81 0,90 0, Real Estate 0,39 0,39 0, Jasa Perusahaan 0,11 0,11 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,89 0,79 0, Jasa Pendidikan 0,59 0,65 0, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,16 0,16 0, Jasa lainnya 0,48 0,50 0,52 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

277 Kabupaten Bekasi TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BEKASI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,42 1,39 1,28 2. Pertambangan dan Penggalian 2,00 1,46 1,37 3. Industri Pengolahan 78,64 78,92 79,02 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,84 0,86 0,85 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 6. Konstruksi 5,54 5,88 5,94 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,04 5,97 5,82 8. Transportasi dan Pergudangan 0,92 0,91 0,95 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,46 0,45 0, Informasi dan Komunikasi 0,80 0,80 0, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,75 0,80 0, Real Estate 0,40 0,39 0, Jasa Perusahaan 0,11 0,11 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,81 0,74 0, Jasa Pendidikan 0,59 0,62 0, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,17 0,17 0, Jasa lainnya 0,49 0,49 0,52 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

278 Kabupaten Bekasi TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN BEKASI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,24 12,38 1,45 2. Pertambangan dan Penggalian (15,71) (26,93) (8,06) 3. Industri Pengolahan 8,70 10,24 10,50 4. Pengadaan Listrik dan Gas 23,29 15,78 24,87 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,55 12,99 4,52 6. Konstruksi 23,31 16,85 13,64 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,37 8,12 4,44 8. Transportasi dan Pergudangan 11,95 15,40 18,83 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,07 9,01 10, Informasi dan Komunikasi 13,20 6,82 20, Jasa Keuangan dan Asuransi 14,92 21,74 9, Real Estate 11,02 11,04 6, Jasa Perusahaan 11,28 11,79 11, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13,15 (2,28) (1,29) 15. Jasa Pendidikan 25,34 20,53 25, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,82 9,19 20, Jasa lainnya 11,80 13,56 15,73 PDRB DENGAN MIGAS 9,15 9,67 10,23 PDRB TANPA MIGAS 10,05 10,68 10,56 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

279 Kabupaten Bekasi TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN BEKASI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (3,81) 4,74 (2,73) 2. Pertambangan dan Penggalian (16,86) (22,20) (1,39) 3. Industri Pengolahan 6,23 6,76 5,80 4. Pengadaan Listrik dan Gas 6,48 8,23 5,10 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,89 6,26 3,42 6. Konstruksi 16,47 12,80 6,79 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 11,80 5,22 2,87 8. Transportasi dan Pergudangan 11,13 4,64 10,22 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,76 4,34 6, Informasi dan Komunikasi 12,30 7,53 19, Jasa Keuangan dan Asuransi 5,33 13,15 4, Real Estate 8,39 5,40 4, Jasa Perusahaan 7,59 7,74 6, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 9,16 (3,19) (5,48) 15. Jasa Pendidikan 19,46 12,58 23, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,06 8,98 16, Jasa lainnya 8,64 8,26 10,98 PDRB DENGAN MIGAS 6,53 6,39 5,65 PDRB TANPA MIGAS 7,14 6,97 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

280 Kabupaten Bekasi TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN BEKASI MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 114,06 122,39 127,65 2. Pertambangan dan Penggalian 145,16 136,33 127,11 3. Industri Pengolahan 105,79 109,24 114,10 4. Pengadaan Listrik dan Gas 163,16 174,52 207,36 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 106,11 112,84 114,04 6. Konstruksi 109,19 113,11 120,37 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 103,81 106,66 108,29 8. Transportasi dan Pergudangan 102,75 113,31 122,16 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 105,97 110,71 115, Informasi dan Komunikasi 100,56 99,89 100, Jasa Keuangan dan Asuransi 115,70 124,49 130, Real Estate 105,82 111,48 113, Jasa Perusahaan 109,59 113,70 118, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 117,38 118,49 123, Jasa Pendidikan 107,38 114,97 116, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 104,51 104,70 108, Jasa lainnya 106,10 111,30 116,06 PDRB DENGAN MIGAS 107,36 110,66 115,46 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

281 Kabupaten Bekasi TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN BEKASI TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,60 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,08 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,12 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,83 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 121,92 133,70 147,37 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,56 120,82 127,65 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 108,56 112,99 117,53 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 112,30 118,32 125,39 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,61 106,92 108,60 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,15 109,67 110,23 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,53 106,39 105,65 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 104,16 104,08 104,02 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 104,79 105,36 105,97 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,28 102,21 101,57 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 107,36 110,66 115, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

282 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

283 Kabupaten Bandung Barat TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANDUNG BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,61 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,94 3. Industri Pengolahan , , ,79 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,48 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9.056, , ,87 6. Konstruksi , , ,15 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,32 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,95 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,95 PDRB DENGAN MIGAS , , ,89 PDRB TANPA MIGAS , , ,89 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

284 Kabupaten Bandung Barat TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANDUNG BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,76 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,00 3. Industri Pengolahan , , ,39 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,95 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8.375, , ,59 6. Konstruksi , , ,17 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,91 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,35 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,30 PDRB DENGAN MIGAS , , ,64 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

285 Kabupaten Bandung Barat TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BANDUNG BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14,90 14,73 14,60 2. Pertambangan dan Penggalian 1,43 1,40 1,36 3. Industri Pengolahan 39,31 38,93 39,13 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,66 0,56 0,58 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 0,04 6. Konstruksi 7,36 7,59 7,71 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,19 14,67 14,47 8. Transportasi dan Pergudangan 4,76 4,89 4,97 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,58 4,52 4, Informasi dan Komunikasi 1,78 1,71 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,75 0,82 0, Real Estate 1,77 1,76 1, Jasa Perusahaan 0,41 0,42 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,49 3,39 3, Jasa Pendidikan 3,21 3,18 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,43 0,43 0, Jasa lainnya 0,95 0,97 0,99 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

286 Kabupaten Bandung Barat TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BANDUNG BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14,75 14,49 14,13 2. Pertambangan dan Penggalian 1,42 1,35 1,32 3. Industri Pengolahan 39,70 39,58 39,60 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,79 0,79 0,79 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 0,04 6. Konstruksi 6,93 7,06 7,22 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,94 14,19 14,42 8. Transportasi dan Pergudangan 5,05 4,97 4,90 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,62 4,69 4, Informasi dan Komunikasi 1,90 1,94 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,76 0,80 0, Real Estate 1,77 1,77 1, Jasa Perusahaan 0,42 0,43 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,36 3,18 2, Jasa Pendidikan 3,16 3,30 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,44 0,45 0, Jasa lainnya 0,95 0,97 0,99 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

287 Kabupaten Bandung Barat TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN BANDUNG BARAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,63 12,15 10,96 2. Pertambangan dan Penggalian 8,62 10,93 8,91 3. Industri Pengolahan 13,60 12,33 12,52 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,50 (3,57) 15,53 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 10,66 16,83 2,68 6. Konstruksi 19,68 17,09 13,65 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,09 17,27 10,46 8. Transportasi dan Pergudangan 4,94 16,45 13,85 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 14,42 12,08 13, Informasi dan Komunikasi 9,45 8,60 11, Jasa Keuangan dan Asuransi 15,14 23,65 9, Real Estate 10,43 12,50 11, Jasa Perusahaan 13,16 14,23 12, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 10,70 10,00 5, Jasa Pendidikan 21,68 12,42 15, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 14,58 15,24 15, Jasa lainnya 12,30 15,95 14,27 PDRB DENGAN MIGAS 13,16 13,41 11,97 PDRB TANPA MIGAS 13,16 13,41 11,97 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

288 Kabupaten Bandung Barat TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN BANDUNG BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,95 4,06 3,09 2. Pertambangan dan Penggalian 1,75 0,64 3,26 3. Industri Pengolahan 6,26 5,62 5,76 4. Pengadaan Listrik dan Gas 7,02 6,83 5,65 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,71 6,84 1,21 6. Konstruksi 9,25 7,92 8,03 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,24 7,84 7,44 8. Transportasi dan Pergudangan 4,21 4,21 4,15 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,89 7,61 7, Informasi dan Komunikasi 5,83 8,18 9, Jasa Keuangan dan Asuransi 9,09 11,43 6, Real Estate 4,83 5,97 5, Jasa Perusahaan 6,96 7,01 6, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,83 0,20 (1,05) 15. Jasa Pendidikan 11,18 10,47 8, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,03 9,75 8, Jasa lainnya 9,16 7,84 8,27 PDRB DENGAN MIGAS 6,04 5,94 5,71 PDRB TANPA MIGAS 6,04 5,94 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

289 Kabupaten Bandung Barat TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN BANDUNG BARAT MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 112,64 121,40 130,67 2. Pertambangan dan Penggalian 111,77 123,20 129,93 3. Industri Pengolahan 110,43 117,44 124,95 4. Pengadaan Listrik dan Gas 93,37 84,28 92,16 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 108,13 118,24 119,96 6. Konstruksi 118,35 128,40 135,09 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 113,51 123,42 126,90 8. Transportasi dan Pergudangan 105,02 117,35 128,28 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 110,50 115,08 121, Informasi dan Komunikasi 104,49 104,90 106, Jasa Keuangan dan Asuransi 111,00 123,17 126, Real Estate 111,31 118,17 124, Jasa Perusahaan 108,90 116,25 122, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 115,74 127,06 135, Jasa Pendidikan 113,18 115,18 122, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 109,54 115,03 122, Jasa lainnya 110,70 119,02 125,62 PDRB DENGAN MIGAS 111,51 119,38 126,46 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

290 Kabupaten Bandung Barat TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,89 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,64 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,40 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,74 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 124,96 141,72 158,68 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,06 118,71 125,48 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 102,98 104,38 105,74 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 121,34 135,77 150,06 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,82 113,73 118,67 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 113,16 113,41 111,97 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,04 105,94 105,71 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,44 101,36 101,30 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 111,55 111,89 110,53 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,53 104,51 104,34 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 111,51 119,38 126, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

291 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

292 Kabupaten Pangandaran TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PANGANDARAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,63 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,61 3. Industri Pengolahan , , ,17 4. Pengadaan Listrik dan Gas 4.613, , ,49 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 778,72 821,04 848,88 6. Konstruksi , , ,67 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,44 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,61 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,33 PDRB DENGAN MIGAS , , ,16 PDRB TANPA MIGAS , , ,16 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

293 Kabupaten Pangandaran TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PANGANDARAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,54 2. Pertambangan dan Penggalian , , ,08 3. Industri Pengolahan , , ,20 4. Pengadaan Listrik dan Gas 4.225, , ,06 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 715,22 724,47 733,31 6. Konstruksi , , ,29 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,53 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,36 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,49 PDRB DENGAN MIGAS , , ,74 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

294 Kabupaten Pangandaran TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN PANGANDARAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 30,88 30,78 30,01 2. Pertambangan dan Penggalian 0,83 0,81 0,80 3. Industri Pengolahan 4,53 4,59 4,72 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,06 0,07 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,01 0,01 0,01 6. Konstruksi 8,91 8,60 8,52 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 21,53 21,04 20,85 8. Transportasi dan Pergudangan 9,17 9,85 10,81 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,53 7,82 7, Informasi dan Komunikasi 1,51 1,43 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 1,94 1,98 1, Real Estate 2,77 2,66 2, Jasa Perusahaan 0,84 0,87 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,67 3,42 3, Jasa Pendidikan 4,20 4,56 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,19 0,18 0, Jasa lainnya 1,40 1,34 1,32 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

295 Kabupaten Pangandaran TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN PANGANDARAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 29,89 29,02 27,31 2. Pertambangan dan Penggalian 0,84 0,81 0,80 3. Industri Pengolahan 4,43 4,65 4,74 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,08 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,01 0,01 0,01 6. Konstruksi 9,10 9,04 9,05 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 22,30 22,39 23,01 8. Transportasi dan Pergudangan 9,22 9,65 10,17 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,40 7,55 7, Informasi dan Komunikasi 1,56 1,58 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 1,92 2,01 1, Real Estate 2,77 2,76 2, Jasa Perusahaan 0,85 0,87 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,80 3,47 3, Jasa Pendidikan 4,15 4,40 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,19 0,19 0, Jasa lainnya 1,49 1,51 1,57 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

296 Kabupaten Pangandaran TABEL 5. LAJU PDRB KABUPATEN PANGANDARAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,20 11,86 7,15 2. Pertambangan dan Penggalian 6,31 9,43 9,89 3. Industri Pengolahan 8,51 13,62 13,13 4. Pengadaan Listrik dan Gas 11,02 (8,07) 17,46 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,52 5,43 3,39 6. Konstruksi 8,09 8,32 8,84 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,84 9,62 8,95 8. Transportasi dan Pergudangan 5,50 20,51 20,61 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 16,83 16,53 11, Informasi dan Komunikasi 10,48 6,25 8, Jasa Keuangan dan Asuransi 13,24 15,01 7, Real Estate 12,38 7,89 8, Jasa Perusahaan 12,36 15,23 16, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,82 4,60 0, Jasa Pendidikan 22,26 21,82 15, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,90 7,38 14, Jasa lainnya 13,19 7,28 8,50 PDRB DENGAN MIGAS 9,49 12,22 9,92 PDRB TANPA MIGAS 9,49 12,22 9,92 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

297 Kabupaten Pangandaran TABEL 6. LAJU PDRB KABUPATEN PANGANDARAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,36 1,92 (2,02) 2. Pertambangan dan Penggalian 2,01 2,00 1,96 3. Industri Pengolahan 3,66 10,27 6,18 4. Pengadaan Listrik dan Gas 7,44 5,65 5,68 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,90 1,29 1,22 6. Konstruksi 4,32 4,25 4,26 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 11,82 5,38 6,99 8. Transportasi dan Pergudangan (0,81) 9,81 9,81 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,47 7,09 7, Informasi dan Komunikasi 6,27 6,45 11, Jasa Keuangan dan Asuransi 8,00 10,14 2, Real Estate 5,59 4,50 4, Jasa Perusahaan 7,84 7,72 8, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,93 (3,94) (3,77) 15. Jasa Pendidikan 18,57 11,32 11, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,58 5,51 11, Jasa lainnya 10,67 6,51 8,33 PDRB DENGAN MIGAS 5,18 4,98 4,12 PDRB TANPA MIGAS 5,18 4,98 4, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

298 Kabupaten Pangandaran TABEL 7. IMPLISIT PDRB KABUPATEN BANDUNG BARAT MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 113,18 124,21 135,84 2. Pertambangan dan Penggalian 108,14 116,01 125,04 3. Industri Pengolahan 112,05 115,45 123,01 4. Pengadaan Listrik dan Gas 109,18 94,99 105,58 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 108,88 113,33 115,76 6. Konstruksi 107,25 111,44 116,33 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 105,77 110,03 112,04 8. Transportasi dan Pergudangan 108,92 119,55 131,30 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 111,41 121,23 125, Informasi dan Komunikasi 106,27 106,07 103, Jasa Keuangan dan Asuransi 110,78 115,68 120, Real Estate 109,38 112,92 117, Jasa Perusahaan 108,56 116,13 124, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 106,03 115,46 120, Jasa Pendidikan 110,82 121,28 125, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 108,93 110,86 114, Jasa lainnya 103,41 104,16 104,33 PDRB DENGAN MIGAS 109,55 117,11 123,63 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

299 Kabupaten Pangandaran TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,16 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,74 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,44 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,85 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 120,22 134,91 148,29 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,74 115,20 119,95 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,16 101,74 102,32 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 118,84 132,60 144,93 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,48 113,23 117,23 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,49 112,22 109,92 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,18 104,98 104,12 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,57 100,58 100,57 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 108,86 111,58 109,30 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,58 104,38 103,53 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 109,55 117,11 123, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

300 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

301 Kota Bogor TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BOGOR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,71 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,47 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,41 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,37 6. Konstruksi , , ,82 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,46 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,52 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,40 PDRB DENGAN MIGAS , , ,90 PDRB TANPA MIGAS , , ,90 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

302 Kota Bogor TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BOGOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,88 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,82 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,18 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,03 6. Konstruksi , , ,52 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,86 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,22 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,83 PDRB DENGAN MIGAS , , ,76 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

303 Kota Bogor TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KOTA BOGOR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,95 0,89 0,83 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 19,23 18,57 18,53 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5,45 5,81 6,74 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,11 0,11 0,10 6. Konstruksi 11,27 11,38 11,27 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 22,75 22,75 22,25 8. Transportasi dan Pergudangan 10,96 11,11 10,83 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,36 4,49 4, Informasi dan Komunikasi 4,31 4,17 4, Jasa Keuangan dan Asuransi 6,55 6,93 6, Real Estate 2,20 2,23 2, Jasa Perusahaan 2,03 2,05 2, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,21 3,02 3, Jasa Pendidikan 2,48 2,54 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,06 1,04 1, Jasa lainnya 3,10 2,94 2,81 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

304 Kota Bogor TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KOTA BOGOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,00 0,96 0,93 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 19,49 19,25 19,17 4. Pengadaan Listrik dan Gas 4,39 4,36 4,30 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,11 0,11 0,11 6. Konstruksi 11,43 11,37 11,32 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 22,76 22,76 22,54 8. Transportasi dan Pergudangan 11,21 11,11 11,08 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,46 4,46 4, Informasi dan Komunikasi 4,61 4,76 5, Jasa Keuangan dan Asuransi 6,58 6,89 6, Real Estate 2,16 2,18 2, Jasa Perusahaan 1,97 2,03 2, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,92 2,79 2, Jasa Pendidikan 2,47 2,57 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,08 1,10 1, Jasa lainnya 3,37 3,29 3,27 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

305 Kota Bogor TABEL 5. LAJU PDRB KOTA BOGOR ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,48 4,70 4,38 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 7,95 8,17 11,47 4. Pengadaan Listrik dan Gas 25,31 19,52 29,45 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 13,27 12,10 5,07 6. Konstruksi 12,78 13,13 10,64 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12,08 12,05 9,26 8. Transportasi dan Pergudangan 13,71 13,53 8,87 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11,29 15,37 10, Informasi dan Komunikasi 12,26 8,40 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 11,30 18,52 9, Real Estate 13,71 13,62 12, Jasa Perusahaan 12,81 13,17 11, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13,01 5,61 11, Jasa Pendidikan 19,27 14,69 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,72 9,79 17, Jasa lainnya 5,27 6,31 6,63 PDRB DENGAN MIGAS 11,98 12,05 11,69 PDRB TANPA MIGAS 11,98 12,05 11,69 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

306 Kota Bogor TABEL 6. LAJU PDRB KOTA BOGOR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,52 2,13 2,02 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 3,11 4,69 5,53 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5,63 5,44 4,54 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,78 7,41 8,44 6. Konstruksi 7,62 5,45 5,49 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,36 5,99 4,94 8. Transportasi dan Pergudangan 10,18 5,05 5,64 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,83 6,00 5, Informasi dan Komunikasi 10,48 9,41 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 6,06 10,97 3, Real Estate 7,13 7,19 7, Jasa Perusahaan 6,08 9,47 4, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,98 1,36 2, Jasa Pendidikan 13,88 10,16 10, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,05 7,88 13, Jasa lainnya 4,23 3,52 5,20 PDRB DENGAN MIGAS 6,31 5,99 5,97 PDRB TANPA MIGAS 6,31 5,99 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

307 Kota Bogor TABEL 7. IMPLISIT PDRB KOTA BOGOR MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 104,36 106,99 109,46 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 108,25 111,85 118,15 4. Pengadaan Listrik dan Gas 136,28 154,48 191,28 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 109,88 114,68 111,11 6. Konstruksi 108,11 115,99 121,65 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 109,64 115,90 120,67 8. Transportasi dan Pergudangan 107,25 115,91 119,46 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 107,23 116,70 122, Informasi dan Komunikasi 102,37 101,43 101, Jasa Keuangan dan Asuransi 109,11 116,53 122, Real Estate 111,47 118,16 124, Jasa Perusahaan 112,94 116,76 124, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 120,62 125,68 136, Jasa Pendidikan 109,91 114,44 118, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,33 109,23 113, Jasa lainnya 100,86 103,57 104,97 PDRB DENGAN MIGAS 109,67 115,94 122,20 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

308 Kota Bogor TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KOTA BOGOR TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,90 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,76 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,18 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,97 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 123,86 138,78 155,00 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,93 119,70 126,84 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 103,86 105,73 107,58 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 119,25 131,26 144,08 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,73 113,21 117,90 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 111,98 112,05 111,69 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,31 105,99 105,97 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,87 101,80 101,75 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 109,93 110,07 109,77 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,36 104,12 104,15 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 109,67 115,94 122, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

309 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

310 Kota Sukabumi TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SUKABUMI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,58 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,86 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,92 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9.367, , ,89 6. Konstruksi , , ,18 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,04 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,19 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,51 PDRB DENGAN MIGAS , , ,03 PDRB TANPA MIGAS , , ,03 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

311 Kota Sukabumi TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SUKABUMI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,29 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,79 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,45 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8.589, , ,12 6. Konstruksi , , ,93 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,28 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,88 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,17 PDRB DENGAN MIGAS , , ,95 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

312 Kota Sukabumi TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KOTA SUKABUMI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,38 4,06 4,00 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 5,79 5,58 5,42 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,20 0,17 0,18 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,14 0,14 0,13 6. Konstruksi 5,99 6,16 6,51 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 41,99 41,81 41,11 8. Transportasi dan Pergudangan 8,50 9,31 9,82 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,52 2,54 2, Informasi dan Komunikasi 3,63 3,52 3, Jasa Keuangan dan Asuransi 9,77 10,17 9, Real Estate 1,17 1,12 1, Jasa Perusahaan 1,49 1,54 1, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,81 6,25 5, Jasa Pendidikan 3,28 3,38 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,58 1,53 1, Jasa lainnya 2,76 2,73 2,71 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

313 Kota Sukabumi TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KOTA SUKABUMI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,22 3,95 3,92 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 5,76 5,66 5,58 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,20 0,19 0,19 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,14 0,14 0,13 6. Konstruksi 6,07 6,21 6,47 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 42,45 42,69 42,78 8. Transportasi dan Pergudangan 9,20 9,11 8,96 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,47 2,55 2, Informasi dan Komunikasi 3,82 3,89 4, Jasa Keuangan dan Asuransi 9,27 9,72 9, Real Estate 1,20 1,16 1, Jasa Perusahaan 1,47 1,49 1, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,13 5,60 5, Jasa Pendidikan 3,16 3,21 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,50 1,51 1, Jasa lainnya 2,94 2,92 2,95 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

314 Kota Sukabumi TABEL 5. LAJU PDRB KOTA SUKABUMI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,24 4,02 9,89 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 10,29 8,29 8,19 4. Pengadaan Listrik dan Gas 12,78 (2,65) 16,43 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,66 9,73 0,01 6. Konstruksi 12,94 15,54 17,68 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,78 11,78 9,51 8. Transportasi dan Pergudangan 5,61 22,95 17,51 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 13,76 12,82 19, Informasi dan Komunikasi 13,18 8,73 13, Jasa Keuangan dan Asuransi 14,58 16,94 8, Real Estate 5,09 7,54 10, Jasa Perusahaan 11,85 15,94 19, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,53 3,02 4, Jasa Pendidikan 17,98 15,52 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,22 8,37 18, Jasa lainnya 8,24 11,37 10,48 PDRB DENGAN MIGAS 9,92 12,27 11,37 PDRB TANPA MIGAS 9,92 12,27 11,37 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

315 Kota Sukabumi TABEL 6. LAJU PDRB KOTA SUKABUMI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,06) (1,49) 4,66 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 6,21 3,70 3,93 4. Pengadaan Listrik dan Gas 9,39 (0,27) 3,76 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,99 0,14 (1,03) 6. Konstruksi 9,08 7,89 9,80 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,09 6,01 5,65 8. Transportasi dan Pergudangan 5,10 4,33 3,65 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,80 8,67 8, Informasi dan Komunikasi 11,14 7,45 11, Jasa Keuangan dan Asuransi 4,61 10,47 2, Real Estate 2,13 2,06 5, Jasa Perusahaan 2,97 7,05 8, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,41 (3,70) (3,52) 15. Jasa Pendidikan 12,21 7,30 10, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,74 5,70 13, Jasa lainnya 6,93 4,88 6,50 PDRB DENGAN MIGAS 5,80 5,41 5,43 PDRB TANPA MIGAS 5,80 5,41 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

316 Kota Sukabumi TABEL 7. IMPLISIT PDRB KOTA SUKABUMI MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 112,97 119,29 125,26 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 109,44 114,28 118,97 4. Pengadaan Listrik dan Gas 107,60 105,03 117,85 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 109,06 119,50 120,75 6. Konstruksi 107,47 115,09 123,35 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 107,73 113,59 117,74 8. Transportasi dan Pergudangan 100,56 118,51 134,34 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 111,18 115,42 126, Informasi dan Komunikasi 103,71 104,95 107, Jasa Keuangan dan Asuransi 114,72 121,43 128, Real Estate 105,76 111,44 117, Jasa Perusahaan 110,67 119,86 132, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 120,94 129,38 139, Jasa Pendidikan 113,25 121,93 131, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 114,67 117,57 123, Jasa lainnya 102,23 108,56 112,61 PDRB DENGAN MIGAS 108,90 116,00 122,54 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

317 Kota Sukabumi TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KOTA SUKABUMI TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,03 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,95 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,03 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,24 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 122,33 137,35 152,97 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,33 118,41 124,83 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 102,46 103,59 104,65 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 119,40 132,59 146,17 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,64 114,31 119,29 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,92 112,27 111,37 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,80 105,41 105,43 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,21 101,11 101,02 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 108,60 111,04 110,25 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,53 104,25 104,36 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 108,90 116,00 122, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

318 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

319 Kota Bandung TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,06 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,31 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,87 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,60 6. Konstruksi , , ,75 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,20 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,79 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,89 PDRB DENGAN MIGAS , , ,91 PDRB TANPA MIGAS , , ,91 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

320 Kota Bandung TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,18 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,25 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,56 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,38 6. Konstruksi , , ,81 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,42 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,63 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,84 PDRB DENGAN MIGAS , , ,12 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

321 Kota Bandung TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,15 0,14 0,14 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 23,17 21,83 21,49 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,10 0,08 0,08 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,20 0,19 0,19 6. Konstruksi 8,95 9,00 9,00 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 28,39 28,45 27,79 8. Transportasi dan Pergudangan 7,65 8,52 9,25 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,41 4,47 4, Informasi dan Komunikasi 8,79 8,97 9, Jasa Keuangan dan Asuransi 5,48 5,72 5, Real Estate 1,32 1,29 1, Jasa Perusahaan 0,75 0,76 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,40 3,15 2, Jasa Pendidikan 3,26 3,22 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,90 0,94 1, Jasa lainnya 3,11 3,26 3,37 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

322 Kota Bandung TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,14 0,14 0,13 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 23,59 22,77 22,14 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,11 0,11 0,10 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,19 0,19 0,19 6. Konstruksi 8,84 8,90 8,83 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 28,87 29,11 29,09 8. Transportasi dan Pergudangan 7,26 7,37 7,43 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,48 4,57 4, Informasi dan Komunikasi 8,95 9,42 10, Jasa Keuangan dan Asuransi 5,29 5,27 5, Real Estate 1,39 1,38 1, Jasa Perusahaan 0,71 0,73 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,33 3,09 2, Jasa Pendidikan 2,92 2,92 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,87 0,89 0, Jasa lainnya 3,03 3,14 3,25 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

323 Kota Bandung TABEL 5. LAJU PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,53 12,95 7,95 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 8,61 8,37 11,95 4. Pengadaan Listrik dan Gas 9,23 1,49 4,75 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 15,09 12,58 14,11 6. Konstruksi 21,64 15,65 13,81 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12,85 15,23 11,14 8. Transportasi dan Pergudangan 29,90 28,10 23,46 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 13,75 16,51 17, Informasi dan Komunikasi 15,99 17,30 14, Jasa Keuangan dan Asuransi 16,68 20,17 15, Real Estate 9,81 12,51 9, Jasa Perusahaan 18,90 15,92 15, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,98 6,63 7, Jasa Pendidikan 22,04 13,79 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17,59 20,05 22, Jasa lainnya 18,31 20,52 17,59 PDRB DENGAN MIGAS 14,57 14,99 13,74 PDRB TANPA MIGAS 14,57 14,99 13,74 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

324 Kota Bandung TABEL 6. LAJU PDRB KOTA BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,86 4,18 0,17 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 4,12 4,06 4,71 4. Pengadaan Listrik dan Gas 7,21 4,82 3,41 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,44 6,10 5,52 6. Konstruksi 14,37 8,54 6,80 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,75 8,71 7,62 8. Transportasi dan Pergudangan 17,90 9,39 8,56 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,53 10,18 11, Informasi dan Komunikasi 13,26 13,48 14, Jasa Keuangan dan Asuransi 7,20 7,40 7, Real Estate 7,57 6,95 5, Jasa Perusahaan 10,46 10,52 10, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,88 (0,02) 0, Jasa Pendidikan 7,49 7,61 7, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,98 10,72 10, Jasa lainnya 11,33 11,49 11,62 PDRB DENGAN MIGAS 8,53 7,82 7,69 PDRB TANPA MIGAS 8,53 7,82 7, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

325 Kota Bandung TABEL 7. IMPLISIT PDRB KOTA BANDUNG MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 111,86 121,28 130,69 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 108,33 112,82 120,61 4. Pengadaan Listrik dan Gas 96,13 93,07 94,29 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 111,25 118,05 127,65 6. Konstruksi 111,66 118,97 126,77 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 108,46 114,97 118,73 8. Transportasi dan Pergudangan 116,23 136,10 154,78 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108,75 115,00 121, Informasi dan Komunikasi 108,31 111,95 112, Jasa Keuangan dan Asuransi 114,15 127,73 136, Real Estate 104,90 110,35 113, Jasa Perusahaan 116,93 122,64 127, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 112,49 119,97 127, Jasa Pendidikan 122,97 130,03 138, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 114,03 123,64 136, Jasa lainnya 113,02 122,18 128,72 PDRB DENGAN MIGAS 110,33 117,66 124,27 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

326 Kota Bandung TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KOTA BANDUNG TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,91 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,12 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,21 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,04 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 129,21 148,57 168,99 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,11 126,27 135,98 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,35 101,92 102,43 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 127,49 145,77 164,97 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,55 123,88 132,75 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 114,57 114,99 113,74 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,53 107,82 107,69 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,64 100,57 100,50 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 113,85 114,34 113,18 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,84 107,21 107,16 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 110,33 117,66 124, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

327 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

328 Kota Cirebon TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA CIREBON ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,12 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,11 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,18 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,39 6. Konstruksi , , ,17 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,43 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,57 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,39 PDRB DENGAN MIGAS , , ,99 PDRB TANPA MIGAS , , ,99 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

329 Kota Cirebon TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA CIREBON ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,73 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,82 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,90 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,01 6. Konstruksi , , ,00 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,18 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,70 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,05 PDRB DENGAN MIGAS , , ,83 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

330 Kota Cirebon TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KOTA CIREBON ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,36 0,36 0,35 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 10,40 10,29 10,68 4. Pengadaan Listrik dan Gas 1,10 1,13 1,03 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,27 0,26 0,25 6. Konstruksi 10,62 10,41 10,55 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 33,97 33,82 32,60 8. Transportasi dan Pergudangan 10,65 10,90 11,16 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,87 5,00 5, Informasi dan Komunikasi 4,57 4,33 4, Jasa Keuangan dan Asuransi 10,33 10,95 10, Real Estate 0,94 0,93 0, Jasa Perusahaan 0,84 0,84 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,28 3,94 4, Jasa Pendidikan 2,95 3,03 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,78 1,76 1, Jasa lainnya 2,05 2,03 2,09 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

331 Kota Cirebon TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KOTA CIREBON ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,36 0,35 0,33 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 10,53 10,51 10,58 4. Pengadaan Listrik dan Gas 1,17 1,22 1,11 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,29 0,28 0,28 6. Konstruksi 10,54 10,64 10,49 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 33,73 33,32 33,06 8. Transportasi dan Pergudangan 10,77 10,53 10,38 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,76 4,81 4, Informasi dan Komunikasi 4,91 4,76 5, Jasa Keuangan dan Asuransi 10,26 10,99 10, Real Estate 0,96 0,96 0, Jasa Perusahaan 0,84 0,84 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,00 3,76 3, Jasa Pendidikan 2,97 3,07 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,84 1,87 2, Jasa lainnya 2,08 2,09 2,15 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

332 Kota Cirebon TABEL 5. LAJU PDRB KOTA CIREBON ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,79 11,03 7,90 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 7,74 9,74 14,65 4. Pengadaan Listrik dan Gas 7,24 13,60 0,38 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,22 8,73 4,51 6. Konstruksi 9,85 8,72 12,04 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,06 10,46 6,46 8. Transportasi dan Pergudangan 7,82 13,56 13,08 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 12,70 14,07 12, Informasi dan Komunikasi 11,00 5,12 12, Jasa Keuangan dan Asuransi 11,71 17,59 7, Real Estate 9,86 9,73 8, Jasa Perusahaan 8,39 11,59 12, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 9,12 2,23 14, Jasa Pendidikan 17,71 13,81 20, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,43 9,37 23, Jasa lainnya 5,99 9,98 13,48 PDRB DENGAN MIGAS 9,90 10,95 10,46 PDRB TANPA MIGAS 9,90 10,95 10,46 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

333 Kota Cirebon TABEL 6. LAJU PDRB KOTA CIREBON ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,24) 2,65 0,13 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 4,75 4,77 6,37 4. Pengadaan Listrik dan Gas 6,75 9,23 (3,37) 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,05 3,51 3,85 6. Konstruksi 4,95 5,91 4,20 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,66 3,63 4,89 8. Transportasi dan Pergudangan 4,16 2,50 4,24 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,03 5,87 6, Informasi dan Komunikasi 10,07 1,76 16, Jasa Keuangan dan Asuransi 5,70 12,41 1, Real Estate 5,79 4,55 4, Jasa Perusahaan 3,36 5,43 5, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,94 (1,31) 7, Jasa Pendidikan 11,52 8,35 11, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,76 6,90 17, Jasa lainnya 2,20 5,06 9,15 PDRB DENGAN MIGAS 5,92 4,90 5,71 PDRB TANPA MIGAS 5,92 4,90 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

334 Kota Cirebon TABEL 7. IMPLISIT PDRB KOTA CIREBON MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 109,09 118,00 127,15 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 107,35 112,43 121,19 4. Pengadaan Listrik dan Gas 102,33 106,42 110,55 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 102,36 107,53 108,22 6. Konstruksi 109,48 112,38 120,83 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 109,41 116,62 118,37 8. Transportasi dan Pergudangan 107,41 119,00 129,09 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 110,94 119,54 126, Informasi dan Komunikasi 101,28 104,62 101, Jasa Keuangan dan Asuransi 109,41 114,45 120, Real Estate 106,46 111,74 115, Jasa Perusahaan 108,60 114,95 121, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 116,16 120,33 128, Jasa Pendidikan 107,94 113,38 121, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 105,39 107,84 113, Jasa lainnya 107,02 112,03 116,47 PDRB DENGAN MIGAS 108,62 114,89 120,05 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

335 Kota Cirebon TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KOTA CIREBON TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,99 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,83 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,92 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,51 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 121,71 135,03 149,16 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,04 117,54 124,25 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,92 102,91 103,88 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 119,42 131,22 143,59 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,94 114,22 119,60 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 109,90 110,95 110,46 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,92 104,90 105,71 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 100,96 100,97 100,95 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 108,85 109,88 109,42 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,91 103,89 104,72 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 108,62 114,89 120, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

336 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

337 Kota Bekasi TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BEKASI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,79 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,11 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,56 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,43 6. Konstruksi , , ,55 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,86 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,43 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,70 PDRB DENGAN MIGAS , , ,15 PDRB TANPA MIGAS , , ,15 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

338 Kota Bekasi TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BEKASI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,85 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,68 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,20 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,40 6. Konstruksi , , ,23 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,10 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,85 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,38 PDRB DENGAN MIGAS , , ,96 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

339 Kota Bekasi TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KOTA BEKASI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,68 0,67 0,64 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 37,71 36,34 36,04 4. Pengadaan Listrik dan Gas 2,56 2,69 3,08 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,08 0,08 6. Konstruksi 8,66 9,49 10,08 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 24,05 24,15 23,00 8. Transportasi dan Pergudangan 8,76 8,93 9,34 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,33 3,39 3, Informasi dan Komunikasi 1,73 1,75 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,70 2,88 2, Real Estate 1,68 1,66 1, Jasa Perusahaan 0,40 0,41 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,33 2,21 2, Jasa Pendidikan 1,78 1,84 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,98 0,98 0, Jasa lainnya 2,59 2,53 2,56 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

340 Kota Bekasi TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KOTA BEKASI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,69 0,66 0,61 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 37,81 36,89 36,19 4. Pengadaan Listrik dan Gas 2,08 2,15 2,17 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,08 0,08 6. Konstruksi 8,51 9,41 10,15 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 24,03 23,88 23,34 8. Transportasi dan Pergudangan 9,11 8,95 9,10 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,35 3,46 3, Informasi dan Komunikasi 1,89 1,94 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,60 2,77 2, Real Estate 1,69 1,70 1, Jasa Perusahaan 0,41 0,42 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,20 2,09 1, Jasa Pendidikan 1,83 1,88 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,00 1,03 1, Jasa lainnya 2,73 2,71 2,75 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

341 Kota Bekasi TABEL 5. LAJU PDRB KOTA BEKASI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,89 10,31 6,22 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 8,33 7,58 10,22 4. Pengadaan Listrik dan Gas 27,35 17,22 27,01 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9,27 14,40 5,61 6. Konstruksi 21,86 22,42 18,05 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,00 12,08 5,84 8. Transportasi dan Pergudangan 9,21 13,91 16,13 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 12,06 13,69 14, Informasi dan Komunikasi 14,44 13,31 15, Jasa Keuangan dan Asuransi 16,93 19,19 7, Real Estate 12,11 9,93 6, Jasa Perusahaan 13,40 12,41 16, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 12,74 5,77 4, Jasa Pendidikan 18,65 15,67 20, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,58 12,24 12, Jasa lainnya 9,11 9,25 12,14 PDRB DENGAN MIGAS 12,05 11,64 11,11 PDRB TANPA MIGAS 12,05 11,64 11,11 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

342 Kota Bekasi TABEL 6. LAJU PDRB KOTA BEKASI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,79) 0,94 (2,07) 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 3,72 3,46 3,61 4. Pengadaan Listrik dan Gas 10,11 9,44 6,85 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,79 6,91 5,32 6. Konstruksi 12,09 17,18 13,93 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,54 5,39 3,22 8. Transportasi dan Pergudangan 6,69 4,13 7,39 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,20 9,57 8, Informasi dan Komunikasi 13,84 8,84 17, Jasa Keuangan dan Asuransi 7,87 12,93 2, Real Estate 8,15 6,65 5, Jasa Perusahaan 9,87 8,58 8, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,79 0,92 0, Jasa Pendidikan 13,05 9,21 13, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,88 9,27 8, Jasa lainnya 7,34 5,05 7,39 PDRB DENGAN MIGAS 6,74 6,04 5,61 PDRB TANPA MIGAS 6,74 6,04 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

343 Kota Bekasi TABEL 7. IMPLISIT PDRB KOTA BEKASI MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 108,39 118,45 128,48 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 109,92 114,29 121,58 4. Pengadaan Listrik dan Gas 135,93 145,59 173,06 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 104,99 112,34 112,66 6. Konstruksi 112,08 117,10 121,33 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 110,32 117,32 120,30 8. Transportasi dan Pergudangan 105,91 115,85 125,28 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 109,49 113,62 119, Informasi dan Komunikasi 100,87 105,00 103, Jasa Keuangan dan Asuransi 114,35 120,68 125, Real Estate 109,76 113,13 114, Jasa Perusahaan 108,96 112,80 121, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 116,94 122,57 127, Jasa Pendidikan 107,13 113,48 121, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,81 110,75 114, Jasa lainnya 104,50 108,67 113,47 PDRB DENGAN MIGAS 110,22 116,03 122,07 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

344 Kota Bekasi TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KOTA BEKASI TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,15 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,96 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,85 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,98 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 125,23 139,80 155,33 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,62 120,48 127,25 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 106,05 109,10 112,16 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 118,09 128,15 138,50 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,14 110,44 113,46 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 112,05 111,64 111,11 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,74 106,04 105,61 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 102,95 102,87 102,81 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 108,84 108,52 108,08 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,68 103,08 102,73 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 110,22 116,03 122, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

345 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

346 Kota Depok TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA DEPOK ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,85 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,71 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,39 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,66 6. Konstruksi , , ,96 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,26 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,42 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,19 PDRB DENGAN MIGAS , , ,89 PDRB TANPA MIGAS , , ,89 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

347 Kota Depok TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA DEPOK ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,89 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,39 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,58 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,28 6. Konstruksi , , ,98 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,90 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,24 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,16 PDRB DENGAN MIGAS , , ,09 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

348 Kota Depok TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KOTA DEPOK ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,48 1,47 1,45 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 36,25 34,88 34,53 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,27 0,22 0,23 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,08 0,07 6. Konstruksi 18,15 18,14 18,12 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 19,95 21,27 21,46 8. Transportasi dan Pergudangan 3,46 3,82 4,09 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,23 3,33 3, Informasi dan Komunikasi 1,79 1,67 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,72 3,96 3, Real Estate 1,61 1,61 1, Jasa Perusahaan 0,24 0,22 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,13 2,93 2, Jasa Pendidikan 2,34 2,33 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,95 0,89 0, Jasa lainnya 3,35 3,18 3,18 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

349 Kota Depok TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KOTA DEPOK ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,49 1,40 1,34 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 35,80 34,81 34,12 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,28 0,29 0,29 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,08 0,08 6. Konstruksi 18,65 18,87 18,97 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 19,88 20,57 21,08 8. Transportasi dan Pergudangan 3,55 3,45 3,34 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,99 3,07 3, Informasi dan Komunikasi 1,93 1,94 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 3,58 3,89 3, Real Estate 1,65 1,67 1, Jasa Perusahaan 0,25 0,24 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,97 2,77 2, Jasa Pendidikan 2,39 2,48 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,95 0,96 1, Jasa lainnya 3,56 3,51 3,59 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

350 Kota Depok TABEL 5. LAJU PDRB KOTA DEPOK ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,08 15,04 12,28 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 8,51 11,33 12,26 4. Pengadaan Listrik dan Gas 9,04 (4,13) 17,07 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,52 10,99 4,84 6. Konstruksi 16,43 15,68 13,27 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,32 23,39 14,39 8. Transportasi dan Pergudangan 4,87 27,65 21,43 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 22,61 19,38 15, Informasi dan Komunikasi 7,82 7,90 10, Jasa Keuangan dan Asuransi 23,73 23,18 11, Real Estate 10,44 15,45 11, Jasa Perusahaan 3,65 7,15 5, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 12,32 8,33 9, Jasa Pendidikan 14,84 15,15 19, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,12 8,29 16, Jasa lainnya 8,62 10,13 13,23 PDRB DENGAN MIGAS 12,46 15,72 13,39 PDRB TANPA MIGAS 12,46 15,72 13,39 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

351 Kota Depok TABEL 6. LAJU PDRB KOTA DEPOK ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,27 0,48 2,25 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 4,75 3,57 5,05 4. Pengadaan Listrik dan Gas 6,70 7,75 7,79 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,02 4,23 4,43 6. Konstruksi 12,61 7,81 7,69 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,50 10,26 9,78 8. Transportasi dan Pergudangan 3,05 3,60 3,64 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,46 9,52 9, Informasi dan Komunikasi 8,01 7,00 15, Jasa Keuangan dan Asuransi 12,96 15,71 5, Real Estate 6,81 8,07 7, Jasa Perusahaan 1,62 4,30 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,87 (0,65) 1, Jasa Pendidikan 12,33 10,28 12, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,61 7,19 16, Jasa lainnya 7,14 5,15 9,54 PDRB DENGAN MIGAS 8,06 6,54 7,16 PDRB TANPA MIGAS 8,06 6,54 7, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

352 Kota Depok TABEL 7. IMPLISIT PDRB KOTA DEPOK MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 107,66 123,26 135,35 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 109,76 117,99 126,09 4. Pengadaan Listrik dan Gas 103,62 92,19 100,13 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 104,71 111,51 111,94 6. Konstruksi 105,50 113,20 119,06 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 108,77 121,72 126,84 8. Transportasi dan Pergudangan 105,76 130,31 152,67 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 117,11 127,66 134, Informasi dan Komunikasi 100,59 101,43 96, Jasa Keuangan dan Asuransi 112,61 119,87 126, Real Estate 106,22 113,48 117, Jasa Perusahaan 103,81 106,65 112, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 114,38 124,71 135, Jasa Pendidikan 105,99 110,67 117, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 108,30 109,40 109, Jasa lainnya 102,00 106,83 110,42 PDRB DENGAN MIGAS 108,40 117,75 124,60 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

353 Kota Depok TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KOTA DEPOK TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,89 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,09 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,30 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,26 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 125,12 144,79 164,18 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,42 122,96 131,77 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 107,77 111,77 115,83 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 116,10 129,55 141,74 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,10 110,02 113,76 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 112,46 115,72 113,39 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,06 106,54 107,16 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 103,77 103,71 103,64 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 108,38 111,58 109,41 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,13 102,73 103,40 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 108,40 117,75 124, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

354 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

355 Kota Cimahi TABEL 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA CIMAHI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,87 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,38 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,75 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9.009, , ,57 6. Konstruksi , , ,75 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,43 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,80 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,29 PDRB DENGAN MIGAS , , ,92 PDRB TANPA MIGAS , , ,92 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

356 Kota Cimahi TABEL 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA CIMAHI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (JUTA RUPIAH) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,55 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , ,40 4. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,49 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8.850, , ,57 6. Konstruksi , , ,60 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,98 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,55 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan , , , Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa lainnya , , ,19 PDRB DENGAN MIGAS , , ,64 PDRB TANPA MIGAS , , , Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

357 Kota Cimahi TABEL 3. DISTRIBUSI PDRB KOTA CIMAHI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,24 0,25 0,26 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 48,46 47,25 47,41 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,27 0,23 0,24 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,06 0,05 6. Konstruksi 13,01 12,85 12,74 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,34 18,12 17,50 8. Transportasi dan Pergudangan 3,56 3,61 3,67 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,23 1,30 1, Informasi dan Komunikasi 4,06 4,10 4, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,64 2,94 2, Real Estate 0,89 0,90 0, Jasa Perusahaan 0,17 0,17 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,94 2,85 2, Jasa Pendidikan 2,88 3,07 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,75 0,80 0, Jasa lainnya 1,52 1,52 1,56 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

358 Kota Cimahi TABEL 4. DISTRIBUSI PDRB KOTA CIMAHI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,22 0,21 0,21 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 47,95 47,59 46,91 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,27 0,27 0,27 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,06 0,06 0,06 6. Konstruksi 13,35 13,17 13,09 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,79 17,76 17,74 8. Transportasi dan Pergudangan 3,45 3,42 3,41 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,23 1,25 1, Informasi dan Komunikasi 4,43 4,76 5, Jasa Keuangan dan Asuransi 2,69 2,95 2, Real Estate 0,90 0,90 0, Jasa Perusahaan 0,17 0,16 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,52 2,40 2, Jasa Pendidikan 2,82 2,95 3, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,68 0,70 0, Jasa lainnya 1,47 1,45 1,46 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

359 Kota Cimahi TABEL 5. LAJU PDRB KOTA CIMAHI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 11,00 14,81 15,92 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 8,70 8,64 12,27 4. Pengadaan Listrik dan Gas 10,10 (3,77) 16,96 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,59 15,57 6,24 6. Konstruksi 12,63 10,06 10,91 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,57 16,49 8,05 8. Transportasi dan Pergudangan 7,52 12,80 13,87 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,88 17,99 19, Informasi dan Komunikasi 16,21 12,64 14, Jasa Keuangan dan Asuransi 17,55 24,09 9, Real Estate 11,73 12,68 13, Jasa Perusahaan 19,03 11,21 12, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 25,90 7,85 4, Jasa Pendidikan 19,44 18,65 28, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16,52 18,50 19, Jasa lainnya 9,99 11,36 15,19 PDRB DENGAN MIGAS 10,52 11,42 11,88 PDRB TANPA MIGAS 10,52 11,42 11,88 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

360 Kota Cimahi TABEL 6. LAJU PDRB KOTA CIMAHI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,12 2,94 1,97 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 3,94 4,56 4,28 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5,30 6,24 5,54 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,97 5,41 5,83 6. Konstruksi 10,21 3,92 5,19 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,73 5,17 5,66 8. Transportasi dan Pergudangan 4,72 4,47 5,56 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,58 6,89 5, Informasi dan Komunikasi 16,57 13,19 18, Jasa Keuangan dan Asuransi 13,53 15,60 2, Real Estate 6,93 5,62 4, Jasa Perusahaan 11,44 3,41 6, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,94 (0,01) (0,44) 15. Jasa Pendidikan 13,74 10,12 20, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,24 8,11 12, Jasa lainnya 4,01 4,02 5,85 PDRB DENGAN MIGAS 6,24 5,35 5,78 PDRB TANPA MIGAS 6,24 5,35 5, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

361 Kota Cimahi TABEL 7. IMPLISIT PDRB KOTA CIMAHI MENURUT KATEGORI TAHUN (PERSEN) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 122,04 136,11 154,73 2. Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 109,62 113,90 122,62 4. Pengadaan Listrik dan Gas 108,42 98,21 108,83 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 101,80 111,61 112,04 6. Konstruksi 105,67 111,92 118,00 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 105,69 117,07 119,72 8. Transportasi dan Pergudangan 111,98 120,91 130,43 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108,36 119,62 135, Informasi dan Komunikasi 99,23 98,75 95, Jasa Keuangan dan Asuransi 106,20 114,01 121, Real Estate 107,44 114,61 124, Jasa Perusahaan 110,89 119,26 125, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 126,50 136,45 143, Jasa Pendidikan 110,90 119,49 127, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 119,34 130,80 139, Jasa lainnya 111,70 119,58 130,13 PDRB DENGAN MIGAS 108,47 114,72 121,33 Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

362 Kota Cimahi TABEL 8. ANGKA AGREGATIF PDRB, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB PER KAPITA KOTA CIMAHI TAHUN URAIAN *) 2014 **) 1. NILAI ABSOLUT a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rupiah) , , ,92 b. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) , , ,64 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rupiah) , , ,15 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan 2010 (Rupiah) , , ,64 2. INDEKS PERKEMBANGAN (2010 = 100) a. PDRB atas dasar harga berlaku 121,58 135,47 151,56 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,09 118,09 124,92 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 103,16 104,67 106,14 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 117,86 129,42 142,79 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,66 112,82 117,69 3. INDEKS BERANTAI a. PDRB atas dasar harga berlaku 110,52 111,42 111,88 b. PDRB atas dasar harga Konstan ,24 105,35 105,78 c. Jumlah penduduk pertengahan tahun 101,54 101,47 101,41 d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku 108,84 109,81 110,33 e. PDRB per kapita atas dasar harga Konstan ,63 103,83 104,32 4. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB 108,47 114,72 121, Kompilasi Dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha

363 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun

PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008. H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015

PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008. H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 PERUBAHAN TAHUN DASAR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERBASIS SNA2008 H. Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 I. PENTINGNYA PERUBAHAN TAHUN DASAR PDRB 1. Latar Belakang 2. Manfaat 3. Implikasi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB SUT INDONESIA 2010 IMPLEMENTASI SNA 2008 HASIL PENGHITUNGAN TANTANGAN PENYEMPURNAAN PDB KATA PENGANTAR Selama sepuluh tahun terakhir, banyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB SUT INDONESIA 2010 IMPLEMENTASI SNA 2008 HASIL PENGHITUNGAN TANTANGAN PENYEMPURNAAN PDB PERUBAHAN TAHUN DASAR PDB BERBASIS SNA 2008 PERUBAHAN TAHUN DASAR

Lebih terperinci

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun

Highlight PDRB Kota Magelang Tahun Highlight PDRB Kota Magelang Tahun 2015 1 DAFTAR ISI i iii v vi vii viii x 1 1 2 3 7 9 10 12 15 16 17 18 19 26 Halaman judul Sambutan Walikota Magelang Kata Pengantar Kepala Kantor Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Statistik Departemen Statistik : Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG. Triwulan IV Kategori

Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG. Triwulan IV Kategori Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG Triwulan IV 17 Kategori DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG PENJELASAN UMUM Terdapat perubahan tahun dasar dan cakupan lapangan

Lebih terperinci

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu II. METODOLOGI 2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a,

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a, KATA PENGANTAR Kondisi perekonomian makro memberikan gambaran mengenai daya saing dan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Gambaran ekonomi makro dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

Informasi lebih lanjut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Balai Pusat Data dan Analisa Pembangunan (PUSDALISBANG)

Informasi lebih lanjut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Balai Pusat Data dan Analisa Pembangunan (PUSDALISBANG) Daftar Isi Kompilasi dan Analisis PDRB Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha 2012-2013 ISSN : - Ukuran Buku / Book Size : A5 (14,8 x 21 cm) Jumlah Halaman / Total Pages : iv + 51 halaman Naskah / Manuscript

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk 17 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 5,4 PERSEN MENGUAT SETELAH MENGALAMI PERLAMBATAN SEJAK EMPAT TAHUN SEBELUMNYA No. 13/02/33/Th.IX, 5 Februari 2015 Release

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Limpahan, Rahmat dan Ridho-Nya sehingga telah tersusun Buku Statistik Ekonomi Daerah (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Triwulan IV Tahun 2013 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan IV Tahun 2013

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2005-2008 Nomor Katalog BPS : 9205.11.18 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vii + 64 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

kepri.bps.go.id

kepri.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. Katalog: 9302001.21 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KEPULAUAN RIAU MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Kepulauan Riau Province by

Lebih terperinci

TINJAUAN PEREKONOMIAN MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN/KOTA PROVINSI ACEH TAHUN 2015

TINJAUAN PEREKONOMIAN MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN/KOTA PROVINSI ACEH TAHUN 2015 i BAPPEDA Aceh - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh TINJAUAN PEREKONOMIAN MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN/KOTA PROVINSI ACEH TAHUN 2015 Banda Aceh, 2016 xii + 123 halaman 18,2 x 25,7 cm ii KATA SAMBUTAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 No. 11/02/34/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN EKONOMI DAERAH

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB II METODOLOGI Dalam penyusunan publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau dipakai konsep dan definisi yang selama ini digunakan oleh BPS di seluruh Indonesia. Konsep dan definisi tersebut

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2017 i INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Katalog BPS : 9302008.3508 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 x 29,7 cm : 112 + ix Naskah :

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA. Nomor Publikasi : Katalog BPS :

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA. Nomor Publikasi : Katalog BPS : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BALIKPAPAN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 Nomor Publikasi : 6471.1510 Katalog BPS : 9302001.6471 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 15 cm X 21 cm : 134 Halaman Naskah: Seksi

Lebih terperinci

KABUPATEN/KOTA MENURUT LAPANGAN USAHA (PDRB) 2010 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2015 KABUPATEN/KOTA MENURUT LAPANGAN USAHA 2010 2014 ISBN : No. Publikasi : 35551.1503 Katalog BPS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 26/05/Th.XIX, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017 TUMBUH 5,11

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banyuwangi 2010-2014 i PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 2356-3834 Nomor Publikasi : 35100.1403

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Malang, Oktober Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Limpahan, Rahmat dan Ridho-Nya sehingga telah tersusun Buku Statistik Ekonomi Daerah (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th.XIII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2015 TUMBUH 5,18 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

No. Katalog: 9302005.1408 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BENGKALIS MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKALIS KATA PENGANTAR Buku Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUTAI TIMUR MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2015 Nomor Publikasi : 64045.1501 Katalog BPS : 1102001.6404 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 18,2 cm X 25,7 cm : xi + 80 Halaman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

9302008.1408 No. Katalog: 9302008.1408 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BENGKALIS MENURUT LAPANGAN USAHA 2012-2016 Kabupaten Bengkalis Dalam Angka BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKALIS Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016 BADAN PUSAT STATISTIK No. 7/5/Th.XVIII, Mei 16 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-16 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-16 TUMBUH,9 PERSEN Perekonomian Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

go.id ab.b ps. ag et an k m :// ht tp PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAGETAN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010 2014 Katalog BPS : 9302008.3520 Nomor Publikasi : 35205.1505 Ukuran Buku Jumlah Halaman

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2016 Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : 19,8 X 28 cm : 126

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015 No. 13/0/33/Th.X, 5 Februari 016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 TUMBUH 5, PERSEN MENCAPAI PERTUMBUHAN TERTINGGI SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jawa Tengah

Lebih terperinci

bondowosokab.bps.go.id

bondowosokab.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BONDOWOSO MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 9302008.3511 Nomor Publikasi : 35115.1501 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : 90 Halaman

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA. Regional Economy of Kubu Raya Regency

PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA. Regional Economy of Kubu Raya Regency Kerja Sama BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA dengan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUBU RAYA Tahun Anggaran 2017 PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA Regional Economy of Kubu

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha) 2006 2009 Nomor Katalog BPS : 9302008.1118 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 20 cm x 27 cm : vi + 60 Lembar Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

BAPPEDA Aceh - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

BAPPEDA Aceh - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh BAPPEDA Aceh - Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh TINJAUAN PEREKONOMIAN MENURUT LAPANGAN USAHA PROVINSI ACEH TAHUN 2011-2015 Banda Aceh, 2016 x + 86 halaman 17,6 x 25 cm Tinjauan Perekonomian Menurut

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA karimunkab.bps.go.id

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA karimunkab.bps.go.id i PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KARIMUN MENURUT LAPANGAN USAHA 2010-2014 ISSN : - Nomor Publikasi : 21040.1501

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA CIREBON TAHUN 2011-2015 PDRB Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2011 2015 III PDRB Kota Cirebon Menurut Lapangan Usaha 2011 2015 iv DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/2/16/Th.XIX, 6 Februari 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 TUMBUH 5,3 PERSEN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-217 Ekonomi Gorontalo Triwulan III- 217 tumbuh 5,29 persen Perekonomian Gorontalo berdasarkan besaran Produk Domestik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 64/11/16/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015 TUMBUH 4,89 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT 10/02/32/Th. XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat tahun yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 55/08/35/Th.XIII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II 2015 TUMBUH 5,25 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : ht tp : //b lit ar ka b. bp s. g o. id Katalog BPS : 9302008.3505 PDRB Kabupaten Blitar Menurut Lapangan Usaha 2010-2014 i Katalog BPS: 9302008.3505 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO [PDRB] KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XIV, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2016 TUMBUH 5,34 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN I-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 54/08/35/Th.XIV, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II 2016 TUMBUH 5,62 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN II-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 No. 28/05/36/Th.X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 TUMBUH 5,15 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Banten triwulan

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO

SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO SAMBUTAN WALIKOTA PALOPO Assalamu alaikum Wr. Wb. Kebutuhan akan berbagai informasi hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan oleh publik sebagai salah satu bentuk transparansi. Karena dengan adanya informasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian

Lebih terperinci

1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN RAJA AMPAT MENURUT LAPANGAN USAHA Gross Regional Domestic Product of Raja Ampat Regency by Industrial Origin 2011-2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 27/05/94/ Th. VIII, 5 Mei 2015 PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Papua triwulan I tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 I. REALISASI INVESTASI PMA & PMDN 1. Total Realisasi Investasi PMA dan PMDN berdasarkan Laporan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 76/11/35/Th.XIII, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III- EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III TUMBUH 5,44 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN III-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 No. 27/05/36/Th.X, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 TUMBUH 5,90 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDING TRIWULAN I TAHUN 2016 Perekonomian Banten triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 10/02/73/Th. IX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 TUMBUH 7,41 PERSEN PDRB MENURUT

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 65/11/34/Th.XVII, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 5,57 PERSEN, LEBIH TINGGI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No.34/05/52/Th. IX, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2015 TUMBUH 1,21 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016 No. 09/02/14/Th. XVIII, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 2,23 PERSEN MEMBAIK DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA (0,22 PERSEN) Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK No. 45/8/Th.XIX, 7 Agustus 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-217 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN SEMESTER I-217 TUMBUH 5,19 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017 EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III- 2017 TUMBUH 6,49 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara berdasarkan besaran

Lebih terperinci

batukota.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Katalog BPS :

batukota.bps.go.id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN Katalog BPS : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BATU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010 2014 Katalog BPS : 9302005.3579 Nomor Publikasi : 3579.15.02 Ukuran Buku : 21 x 28 cm Jumlah Halaman : 89 + ix Naskah Diterbitkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB Kabupaten Way Kanan menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : KATALOG BPS : 9203.3271 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR TAHUN 2016 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BOGOR MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011-2015 ISSN : Nomor Publikasi : Katalog BPS : 9203.3271 Ukuran

Lebih terperinci

kuningankab.bps.go.id

kuningankab.bps.go.id Halaman ii PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2010 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUNINGAN Halaman iv PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUNINGAN MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian

Lebih terperinci