IMPLEMENTASI SIX SIGMA UNTUK MENURUNKAN JUMLAH PRODUK CACAT PINHOLE PADA BELT DRIVE VARIABLE SPEED

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI SIX SIGMA UNTUK MENURUNKAN JUMLAH PRODUK CACAT PINHOLE PADA BELT DRIVE VARIABLE SPEED"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI SIX SIGMA UNTUK MENURUNKAN JUMLAH PRODUK CACAT PINHOLE PADA BELT DRIVE VARIABLE SPEED Khamaludin Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Islam Syekh Yusuf Jl. Maulana Yusuf N.10 Babakan Kota Tangerang Banten gynandiris@gmail.com 57 ABSTRAK Kualitas merupakan satu hal yang harus selalu menjadi perhatian perusahaan manufaktur maupun jasa. Perbaikan kualitas harus selalu dilakukan dalam pemenuhan kepuasan konsumen. Seiring berjalannya proses produksi, perusahaan manufaktur akan dihadapkan pada permasalahan kualitas produk yang cenderung menurun karena produk yang dihasilkan tidak seluruhnya memenuhi spesifikasi produk yang telah ditetapkan yang dapat diakibatkan karena faktor manusia, metode proses, mesin, bahan baku ataupun lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya cacat produk pinhole pada belt drive variable speed. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi lapangan, wawancara dan studi dokumen laporan produksi kemudian mengolah dan menganalisanya menggunakan diagram tulang ikan, desain eksperimen metode DMAIC six sigma dengan bantuan pengolah data minitab. Hasil penelitian menunjukan bahwa cacat pinhole disebabkan karena 3 faktor utama. Selain itu, dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan DMAIC six sigma, jumlah produk cacat semakin berkurang. Penelitian ini juga memberikan saran perbaikan yang efektif untuk mengatasi cacat produk pinhole. Kata Kunci : Cacat Produk; DMAIC; Kualitas; Minitab; Six Sigma ABSTRACT Quality is one thing that should always be a concern of companies manufacturing and services. Quality improvement should always be done in fulfillment of customer satisfaction. Over production processes, manufacturing companies will be faced with the problems of product quality tends to decline because the products are not entirely meet the specifications defined products that can be caused due to human factors, methods of processes, machines, raw materials or the environment. This study aims to analyze the factors that cause the occurrence of product defects pinhole on a variable belt drive. This study was conducted by field observations, interviews and document production reports then process and analyze it using fishbone diagrams, experimental design, six sigma DMAIC method with the help of minitab data processor. The results showed that pinhole defects caused by three main factors. In addition, this research also shows that the six sigma DMAIC diminishing the number of defective products. This study also suggested improvements are effective to address product defects pinhole. Keywords : Defect Product, DMAIC, Quality, Minitab, Six Sigma 1. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas merupakan salah satu faktor utama dalam usaha untuk mencapai kesuksesan sebuah bisnis. Juran (1998) berpendapat bahwa kualitas produk merupakan kecocokan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Sementara menurut Crosby dalam Goetsch dan Davis (2010) mengatakan bahwa kualitas merupakan sesuatu yang

2 58 sesuai dengan yang disyaratkan atau yang telah distandarkan. Feigenbaum dalam Besterfield et al. (2003) mengatakan bahwa kualitas merupakan sesuatu yang mampu memberikan kepuasan pada konsumen. Kesuksesan bisnis dapat diukur dari besarnya keuntungan yang dapat diukur dari besarnya tingkat penjualan dengan cara menurunkan biaya produksi ataupun dengan cara meningkatkan harga jual. Namun langkah untuk menaikkan harga jual tentunya akan dihindari oleh para pengusaha. Pengusaha lebih tertarik dan rasional bila peningkatan keuntungan diperoleh dengan cara menurunkan biaya produksi dan tetap meningkatkan kualitas produksinya. Heizer dan Render (2004) menyatakan bahwa ada dua cara upaya meningkatkan kualitas agar medapatkan keuntungan yang semakin meningkat yaitu pertama dengan meningkatkan keuntungan penjualan dengan cara memperbaiki respon dari pelanggan, menetapkan harga lebih tinggi dan memperbaiki reputasi perusahaan, cara kedua dengan menurunkan biaya melalui peningkatan produktifitas, menurunkan biaya pengerjaan ulang dan limbah serta mengurangkan biaya garansi. PT. Bando Indonesia sebagai sebuah perusahaan swasta produsen belt drive variable speed menunjukkan perkembangan yang positif dengan rata-rata produksi belt drive variable speed mencapai rata-rata unit setiap bulannya pada tahun Namun, seiring berjalannya proses produksi, produk yang dihasilkan tidak seluruhnya memenuhi spesisikasi produk yang telah ditetapkan perusahaan. Selama tahun 2014 menunjukkan bahwa rata-rata produk cacat setiap bulannya mencapai unit, dimana 27,93% nya merupakan cacat pinhole. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikatakan bahwa spesifikasi kualitas tidak terpenuhi dengan indikasi adanya cacat produk yang terjadi pada belt drive variable speed. Permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas cacat pinhole produk belt drive variable speed? dan Bagaimana upaya perbaikan kualitas untuk mengatasi terjadinya cacat pinhole pada produk belt drive variable speed melalui tahapan DMAIC metode six sigma?. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya penurunan kualitas cacat pinhole pada belt drive variable speed dan memberikan usulan perbaikan kualitas untuk mencegah terjadinya cacat pinhole. Agar pembahasan lebih fokus, penelitian ini membatasi hanya pada produk belt drive variable speed dengan jenis cacat produksi yang dominan berdasarkan hasil pengecekan Quality Control yaitu cacat pinhole. Adapun langkah-langkah solusi yang digunakan menggunakan DMAIC six sigma. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sarana implementasi teoritis dan keilmuan untuk penelitian sejenis berikutnya dan sebagai sarana praktis usulan perbaikan kepada perusahaan dalam memperbaiki kualitas produk. Ada banyak metode perbaikan kualitas untuk meningkatkan kualitas produk, salah satunya dengan metode DMAIC six sigma. Menurut Brue (2005) berpendapat bahwa six sigma merupakan salah satu metode untuk meningkatkan produktifitas dan keuntungan. Six sigma merupakan penerapan metode dari beberapa alat penyelesaian statistik yang ada dalam mengidentifikasi dan mengukur pemborosan serta memberikan langkah-langkah perbaikan yang terstruktur dan efektif. Terkait langkah-langkah six sigma, Gitlow dan Levine (2005) mengatakan bahwa aktifitas six sigma mempunyai lima tahapan yang biasa dikenal dengan DMAIC (Define- Measure-Analyze-Improve-Control). Penelitian dengan metode six sigma sudah banyak dilakukan sebelumnya. Gijo, Scaria dan Anthony (2011) menyimpulkan bahwa dengan metode DMAIC berhasil menurunkan defect proses grinding pada perusahaan manufaktur part autmobile di India dari 16,6% menjadi 1,19%. Adapun Sastry, Devi dan Reddy (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan dengan metode six sigma mampu menurunkan reject produksi terutama reject pasta di perusahaan Amara Raja Batteries dari 3,09% menjadi 2,26%. Sedangkan Gupta, Gupta dan Gupta (2012) menjelaskan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa dengan Design of Experiment (DOE) metode six sigma mampu meningkatkan sigma level dari 3,61 menjadi 4,52 pada bagian injection molding di sebuah perusahaan otomotif.

3 59 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu Januari hingga Maret 2015 di PT. Bando Indnesia yang berlokasi di kota Tangerang, Banten. Adapun variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini ada dua jenis yaitu pengendalian produk cacat sebagai variabel utama dan pengukuran produk cacat sebagai sub-variabelnya. Dalam upaya memperoleh data yang memberikan gambaran permasalahan secara keseluruhan digunakan metode pengumpulan data penelitian sebagai berikut : a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan operator dan supervisor produksi di lapangan. Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai faktor-faktor apa saja yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya masalah cacat pinhole. b. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui tahapan proses produksi termasuk parameterparameternya. c. Kajian dokumen Teknik kajian dokumen dilakukan untuk memperoleh data pendukung. Dokumen perusahaan dari departemen Quality Control (QC) bagian finishing yang dikaji adalah data produksi, total produksi cacat pinhole selama tahun 2014 sebagai data awal penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah semua produk belt drive variable speed. Sedangkan sampel penelitiannya adalah produk belt drive variable speed yang mengalami cacat pinhole. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah probability sampling dengan simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan karena anggota populasi adalah sejenis (homogen). Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu metode penelitian yang di dalamnya dilakukan perhitungan dan pemakaian tools statistika untuk mendapatkan hasil. Perhitungan dan tools statistika (perangkat lunak minitab) yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Tahapan Define Diagram pareto digunakan untuk menampilkan data cacat pinhole terhadap cacat lain pada belt drive variable speed selama periode tahun b. Tahapan Measure Pada tahapan ini teknik analisa yang digunakan adalah Capability Analysis (DPU, Z lt dan Z st) dan Four Block Diagram untuk memeriksa kondisi kapabilitas proses saat ini (sebelum melakukan perbaikan). c. Tahapan Analyze Pada tahapan ini menggunakan diagram tulang ikan untuk analisa faktor penyebab timbulnya masalah cacat produk pinhole dan Hypothesis Testing (2 proportion Test) untuk menganalisa vital faktor atau bukan vital faktor penyebab masalah. d. Tahapan Improve Pada tahapan ini digunakan dua teknik analisa yaitu Analyze Factorial Design (Main Effect Plot, Interaction Plot dan Cube Plot) digunakan saat melakukan Design of Experiment (DOE) untuk menemukan nilai variabel penelitian yang tepat dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. e. Tahapan Control Diagram p-chart digunakan pada tahapan ini untuk memetakan hasil proses pada sampel pengontrolan.

4 60 3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Define Hal-hal yang terkait dengan tahapan ini adalah : a. Voice of Custmer (VOC) Mengacu pada dokumen customers requirement berupa drawing product yang diterima saat perusahaan melakukan verifkasi desain diperoleh informasi bahwa yang diinginkan pelanggan terhadap belt drive variable speed adalah saat digunakan belt drive variable speed ini mampu bekerja dengan baik dan dapat menjamin keselamatan manusia serta lingkungannya, yang kemudian diterjemahkan oleh perusahaan menjadi sesuatu dalam bentuk nyata sebagai persyaratan produk harus lulus ketika dilakukan pengujian oleh departemen Quality Control (QC) melalui pengujian secara visual dan pengujian mechanical properties produk. b. Voice of Business (VOB) Voice of Business perusahaan adalah Zero Defect artinya berusaha maksimal agar tidak menghasilkan produk cacat dengan cara tidak menerima, tidak membuat dan tidak meneruskan produk cacat. c. Data pengecekan produk cacat Berdasarkan diagram pareto cacat produk selama 2014 berikut diketahui bahwa urutan tertinggi masalah produk cacat adalah jenis cacat pinhole yang mencapai 27,93%. Gambar 1. Diagram Pareto Produk Cacat Belt Drive Variable Speed Periode Tahun 2014 d. Critical to Quality (CTQ) Critical to Quality (CTQ) yang diambil dalam penelitian ini mengacu pada data hasil pengecekan visual yaitu cacat pinhole. Adapun contoh cacat pinhole ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Cacat Pinhole Produk Belt Drive Variable Speed e. Diagram SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer) Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai proses produksi belt drive variable speed di bagian Building Machine dari awal sampai akhir termasuk faktor-faktor yang terlibat di dalamnya maka dibuatlah diagram SIPOC yang dapat dilihat pada Lampiran 1.

5 61 f. Cost of Poor Quality (COPQ) Hal penting yang harus dilakukan ketika akan melakukan perbaikan kualitas adalah melakukan perhitungan mengenai besarnya biaya kerugian yang terjadi akibat ketidaksesuaian kualitas itu sendiri. Hal demikian dikenal dengan istilah COPQ (Cost of Poor Quality) yaitu biaya yang muncul karena kualitas yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau harapan pelanggan. Pada Tabel 1 di bawah ini adalah data perhitungan COPQ akibat ketidaksesuaian yang terjadi akibat cacat pinhole. Tabel 1. Data Kerugian Akibat Cacat Pinhole Belt Drive Variable Speed Bulan Jumla h Harga Produk Kerugian (Rp) Pinhol e (Rp) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb er Oktober Novembe r Desembe r Total Rata-rata 873, Sumber : Hasil Olah Data dan Informasi Harga dari Departemen Sales Marketing B. Tahapan Measure Menghitung kapabilitas kondisi saat ini : Data yang digunakan : Jumlah produk cacat pinhole periode Januari 2014 = 549 unit Jumlah produksi selama periode Januari 2014 = unit Jumlah Opportunity = 3 DPU = Jumlah produk cacat / Jumlah Produksi = 549/ = 0, Y RT = e -DPU = 2,7183-0, = 0, Y NA = (Y RT) 1/opp = (0,998269) 1/3 = 0, Dengan menggunakan minitab, Y NA = 0, diperoleh Zlt = 3,25 Zst (sigma level) = Zlt + 1,5 = 3,25 + 1,5 = 4,75 Nilai Zst (sigma level) selama periode 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.

6 62 Tabel 2. Sigma Level Periode 2014 Bulan Zst (sigma level ) Januari 4,75 Februari 4,65 Maret 4,73 April 4,73 Mei 4,80 Juni 4,74 Juli 4,72 Agustus 4,62 September 4,62 Oktober 4,56 November 4,61 Desember 4,62 Rata-rata 4,68 Sumber : Hasil Olah Data Produksi Four Block Diagram Selanjutnya dengan membuat 4 block diagram dari hasil yang diperoleh tersebut maka diketahui bahwa kondisi proses saat ini berada pada nilai Zst 4,68 yang artinya saat melakukan proses, kontrol dan teknologi yang berhubungan dengan proses telah dilakukan belum cukup baik, karena cacat pinhole masih punya peluang bertambah, untuk itu perlu adanya perbaikan teknologi untuk meningkatkan level sigmanya, sehingga cacat pinhole pencapaian tiap bulannya semakin sedikit. Gambar 3. Four Block Diagram Kondisi Sebelum Perbaikan C. Tahapan Analyze Setelah tahap measure dilakukan maka hal yang sudah diketahui adalah kondisi proses pada saat ini (saat sebelum dilakukan perbaikan) dan target perbaikan yang ditetapkan. Analyze bertujuan untuk mengetahui vital faktor dengan cara menguji semua faktor penyebab terjadinya malah yang diperoleh dari brainstorming melalui Hypothesis Testing. a. Menentukan Faktor Penyebab Brainstorming dilakukan dengan cara mengumpulkan para supervisor dan operator produksi dari bagian produksi belt drive variable speed dan quality control. Ide-ide yang

7 63 telah terkumpul kemudian dipilih sehingga diperoleh faktor-faktor penyebab yang paling masuk akal. Berikut adalah beberapa kemungkinan faktor penyebab terjadinya masalah cacat pinhole belt drive variable speed yang dituangkan ke dalam fishbone diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Kondisi kerja shift berbeda Pengawasan tidak optimal Metode Lingkungan Penekan an handroll hanya 1x Manusia Masa kerja operator berbeda Material UCR kurang lengket Sambung an UCR tidak rapat UCR diproses > Material 3 hari Mesin sebelumn ya Skill operator berbeda roll lunak Kekerasan 40 o shore A Gambar 4. Root Cause Analyze Fishbone Diagram Cacat Pinhole b. Pengujian Faktor Penyebab (Hypothesis Testing) Semua kemungkinan faktor-faktor penyebab timbulnya masalah diperoleh maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian faktor penyebab (hypothesis testing). Tujuan pengujian ini adalah untuk mengevaluasi faktor vital yaitu apakah faktor-faktor yang diperoleh benar-benar merupakan penyebab dari permasalahan yang terjadi. Two Proporsion Test Two proporsion test bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi antara dua sampel dari populasi. Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Kekerasan stecher Faktor Penyebab "X" Potential P-value Kesimpulan Cacat pinhole rata-rata 873,25 pcs/bulan Manusia X 1 = masa kerja operator 0,095 Bukan Faktor Vital Material X 2 = Material UCR 0,001 Faktor Vital Metode X 3 = Penekanan handroll 0,001 Faktor Vital Mesin X 4 = Kekerasan stacher roll 0,015 Faktor Vital Lingkungan X 5 = Waktu kerja shift 0,698 Bukan Faktor Vital Sumber : Hasil Olah Data D. Tahapan Improve Improvement atau perbaikan merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan dimana tahap ini bertujuan untuk menentukan objek yang akan diperbaiki karena merupakan faktor vital. Untuk melakukan perbaikan, cara yang ditempuh adalah dengan mengimplementasikan Design of Experiment (DOE), dimana target dari DOE adalah mendapatkan nilai hasil yang optimal dari faktor-faktor vital yang terlibat di dalamnya. Mengacu pada hasil hypothesis testing maka DOE yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

8 64 factor (n) = 3 (Material UCR, Penekanan handroll, Kekerasan stecher roll) level (k) = 2 yang mana nilainya untuk setiap faktor adalah : Material UCR = 2 hari dan 3 hari Penekanan handroll = 1 kali penekanan dan 2 kali penekanan Kekerasan stecher roll = 40 shore A dan 60 shore A Repetition (r) = 2 Dengan melakukan desain untuk keseluruhan factor (full factorial design) maka jumlah eksperimen yang dilakukan adalah : r x k n = 2 x 2 3 = 2 x 8 = 16 Tabel 4. Data Design of Experiment (DOE) Material UCR Penekanan Handroll Kekerasan Stecher Roll Jumlah Cacat Pinhole Data hasil eksperimen tersebut diolah ke dalam perangkat lunak minitab diperoleh gafik residual plot untuk cacat pinhole ditunjukkan pada Gambar 5 dan analisis faktor desainnya pada Lampiran 2. Gambar 5. Residual Plots untuk Cacat Pinhole Selanjutnya dilakukan pengolahan data kembali dengan perangkat lunak minitab untuk mengetahui : a. Main effect (pengaruh utama) yaitu perubahan proporsi cacat pinhole yang disebabkan oleh perubahan level pada ketiga faktor.

9 65 b. Interaction effect yaitu perubahan proporsi cacat pinhole yang disebabkan oleh interaksi antar faktor. c. Cube plot yaitu proporsi cacat pinhole yang dicapai yang disebabkan oleh interaksi antar faktor. Dengan melakukan pengolahan data factorial plot pada perangkat lunak minitab tersebut diperoleh hasil seperti yang tertera pada Gambar 6, 7 dan 8 berikut ini : Gambar 6. Main Effect Plot (Data Means) untuk Cacat Pinhole Gambar 7. Interaction Plot (Data Means) untuk Cacat Pinhole Gambar 8. Cube Plot (Data Means) Untuk Cacat Pinhole Setelah melakukan perbaikan dilakukan perhitungan nilai Zst (sigma level) pada bulan Februari 2015 adalah sebesar 4,87.

10 66 Gambar 9. Four Block Diagram Kondisi Setelah Perbaikan E. Tahapan Control Control merupakan aktifitas tahap akhir dalam metode analisis DMAIC yang bertujuan memberikan suatu standarisasi dalam menstabilkan hasil improvement yang optimal. Pada tahapan ini parameter proses yang telah diperoleh dipastikan implementasinya saat produksi melakukan proses. Data jumlah produksi dan cacat pinhole yang dihasilkan setelah melakukan perbaikan selama bulan Februari 2015 ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Data Cacat Pinhole Setelah Perbaikan Periode : Februari 2015 Tanggal Produksi Pinhole Tanggal Produksi Pinhole Jumlah Sumber : Data Produksi Data tersebut kemudian dituangkan ke dalam control chart p-chart dengan menggunakan perangkat lunak minitab sehingga diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada Gambar 10.

11 67 Gambar 10 P-Chart Cacat Pinhole Periode Februari 2015 Tinjauan Data Proses Sebelum dan Sesudah Perbaikan Pada Tabel 6 merupakan tinjauan data proses sebelum dan sesudah perbaikan melalui tahapan DMAIC six sigma. Tabel 6. Data Proses Sebelum dan Sesudah Perbaikan Keterangan DPU Cacat Pinhole Zst (Sigma Level) Sebelum Perbaikan 0, ,68 Sesudah Perbaikan 0, ,87 Sumber : Hasil lah Data Terjadinya peningkatan sigma level tersebut berdampak pada menurunnya biaya yang harus dibuang karena produk tidak dapat dijual ke pelanggan sebesar seperti tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Biaya Akibat Cacat Pinhole Sebelum dan Sesudah Perbaikan Keterangan Jumlah Pinhole Harga Produk Kerugian (Rp) (Rp) Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan Selisih Pada penelitian ini ditemukan tiga faktor utama yang menjadi faktor vital penyebab terjadinya cacat pinhole pada belt drive variable speed yaitu material UCR, penekanan menggunakan handroll, dan kekerasan stecher roll pada mesin building machine. Pada fishbone diagram ketiga faktor tersebut ada pada faktor material, metode, dan mesin. Faktor vital diperoleh melalui pengujian hypothesis two propotion testing yang dilakukan pada semua faktor penyebab yaitu faktor manusia, material, metode, mesin, dan lingkungan. Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah mendapatkan faktor vital penyebab cacat pinhole belt drive variable speed adalah dengan melakukan Design of Experiment (DOE) pada keseluruhan faktor penyebab (full factorial design) yang bertujuan untuk mengetahui nilai kuantitatif pada ketiga faktor, dimana interaksi ketiganya menghasilkan cacat pinhole yang paling optimal (paling sedikit). Dengan melakukan pengulangan percobaan sebanyak dua kali pada kombinasi dua level untuk setiap faktornya, maka diperoleh hasil cacat pinhole yang paling sedikit. Jumlah cacat pinhole paling sedikit diperoleh pada kondisi interaksi material UCR maksimal 2 hari proses sebelumnya, penekanan menggunakan handroll pada sambungan UCR sebanyak dua kali dan kekerasan stecher roll sebesar 60 shore A, sehingga setelah nilai tersebut diimplementasikan saat proses produksi belt drive variable speed di bagian building machine, hasil yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan kualitas dengan menurunnya jumlah cacat pinhole pada belt drive variable

12 68 speed yang ditandai dengan posisi proses pada 4 block diagram bergeser semakin ke kanan (Good Control and Good Technology). Bergesernya posisi proses pada 4 block diagram tersebut ditandai dengan naiknya level sigma dari 4,68 menjadi 4,87. Dengan peningkatan level sigma tersebut, setelah dilakukan perbaikan perusahaan mampu menghemat biaya sebesar Rp ,00 pada bulan Februari SIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Penyebab terjadinya cacat pinhole pada belt drive variable speed ada 3 yaitu pertama faktor material, UCR yang digunakan waktu prosesnya lebih dari 3 hari sebelumnya, yang kedua faktor metode, penekanan menggunakan handroll pada sambungan UCR dilakukan hanya satu kali, yang ketiga adalah faktor mesin, kekerasan stecher roll yang digunakan 40 shore A. 2. Tindakan perbaikan kualitas untuk menurunkan jumlah produk cacat pinhole adalah dengan penggunaan material UCR maksimal 2 hari proses sebelumnya, melakukan penekanan menggunakan handroll pada sambungan UCR sebanyak 2 kali dan penggunaaan stecher roll yang mempunyai kekerasan 60 shore A. 5. SARAN 1. Harus selalu dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cacat pinhole pada produk belt drive variable speed. 2. Proses produksi harus mengikuti parameter hasil dari tindakan perbaikan yang telah dilakukan melalui Design of Experiment (DOE). 3. Kerja sama antar departemen sangat diperlukan dalam menunjang pemenuhan bahan baku seperti dengan departemen Preparation terkait dengan pemenuhan material UCR ataupun dengan departemen Logistik terkait penyediaan stecher roll. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Besterfield, D., Michna, C., Besterfield, G., & Besterfield, M. (2003). Total Quality Management. New Jersey: Pearson Education International. [2] Brue, Greg. (2005). Six Sigma for Managers. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc. [3] Evans, J. R., & Lindsay, W. M. (2005). An Introduction to Six Sigma & Process Improvement. USA: Thomson Corporation. [4] Gijo, E., V. Scaria., & J. Antony, J. (2011). Application of Six Sigma Methodology to Reduce Defects of a Grinding Process. Quality and Reliability Engineering Internationa, 10(2), [5] Gitlow, H. S., & Levine, D. M., (2005). Six Sigma for Green Belt and Champions. New York: Pearson Education, Inc. [6] Goetsch, D., & Davis, S. (2010). Quality Management for Organizational Excellence Introduction to Total Quality. New York: Pearson Education, Inc. [7] Gupta, S., Gupta, A., & Gupta, P. (2012). Implementation of Six Sigma to Control Rejection Rates in an Automotive Company. International Journal of Management & Behavioral Sciences (IJMBS), 2(1),

13 69 [8] Heizer, J., & Render, B. (2004). Operation Management. New York: Pearson Education, Inc. [9] Juran, J. M., & Godfrey, A., B. (1998). Juran s Quality Handbook. New York: McGraw- Hill Companies, Inc. [10] Park, S. (2003). Six Sigma for Quality and Productivity Promotion. Published by the Asian Productivity Organization. [11] Sastry, M, N, P., Devi, M, D., & Reddy, E, S. (2011). Application of Six Sigma for Process Improvement and Variation Reduction of Automotive Batteries. Science Insight : An International Journal, 1(2),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI Oleh: FAJAR NUARI NPM:1032010032 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak.

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak. PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Theresia Sihombing *), Ratna Purwaningsih Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DMAIC UNTUK UKURAN PANJANG PRODUK BUSHING DI PT.INDOKARLO PERKASA

PENERAPAN METODE DMAIC UNTUK UKURAN PANJANG PRODUK BUSHING DI PT.INDOKARLO PERKASA PENERAPAN METODE DMAIC DALAM PENINGKATAN ACCEPTANCE RATE UNTUK UKURAN PANJANG PRODUK BUSHING DI PT.INDOKARLO PERKASA TUGAS AKHIR Oleh FERDIAN HARTOYO 1100001641 YUDHA YUDHISTIRA 1100001843 ANDRY CHANDRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

PENDEKATAN SIX SIGMA-TAGUCHI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK (Studi Kasus PT. Asaputex Jaya Spinning Mill Tegal)

PENDEKATAN SIX SIGMA-TAGUCHI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK (Studi Kasus PT. Asaputex Jaya Spinning Mill Tegal) PENDEKATAN SIX SIGMA-TAGUCHI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK (Studi Kasus PT. Asaputex Jaya Spinning Mill Tegal) SKRIPSI Disusun oleh : NESVI INTAN OKTAJAYANTI NIM. 24010211140087 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

ANALISIS KECACATAN PRODUK KEMASAN DENGAN METODE DMAIC DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK SKRIPSI

ANALISIS KECACATAN PRODUK KEMASAN DENGAN METODE DMAIC DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK SKRIPSI ANALISIS KECACATAN PRODUK KEMASAN DENGAN METODE DMAIC DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK SKRIPSI Oleh : RIDO HAKIKY 0832010048 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Barly Joy Collection merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang manufaktur pakaian. Adapun produk yang dihasilkan adalah baju dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ABSTRAK Six Sigma adalah sebuah disiplin kualitas yang memfokuskan diri pada produk dan pelayanan yang lebih baik untuk menciptakan sebuah kebudayaan yang menyempurnakan permintaan sebagai target setiap

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI.

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI. ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI Oleh : EVI MARINA P 0832010023 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : NAILATIS SHOFIA JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

SKRIPSI. Disusun oleh : NAILATIS SHOFIA JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG KAJIAN SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PADA BAGIAN PENGECEKAN PRODUK DVD PLAYERS PT X SKRIPSI Disusun oleh : NAILATIS SHOFIA 24010210141039 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes Abstract Quality is the most important element in today's business world competition. A company that

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian dari langkahlangkah penelitian, penelitian pendahuluan, identifikasi masalah, studi pustaka yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik dibutuhkan suatu metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis yang harus dilakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : Muhammad Nugroho Karim Amrullah JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

SKRIPSI. Disusun oleh : Muhammad Nugroho Karim Amrullah JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Penerapan Six Sigma dalam Rancangan Percobaan Faktorial untuk Menentukan Setting Mesin Produksi Air Mineral SKRIPSI Disusun oleh : Muhammad Nugroho Karim Amrullah 24010211130044 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) TUGAS AKHIR RI 1592 MENGURANGI JUMLAH CACAT DAN BIAYA KERUGIAN PADA PRODUK GENTENG WW ROYAL ABU-ABU DENGAN PENDEKATAN DMAIC DAN FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) NOVEMIA PRANING H NRP 2502

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC Cyrilla Indri Parwati 1) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

MENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA

MENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA MENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA Sachbudi Abbas Ras, Aripin Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE DMAIC DAN KAIZEN DI PT. SEMESTA RAYA ABADI JAYA, GRESIK SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE DMAIC DAN KAIZEN DI PT. SEMESTA RAYA ABADI JAYA, GRESIK SKRIPSI ANALISIS KUALITAS PRODUK GELAS KACA CROWN DENGAN METODE DMAIC DAN KAIZEN DI PT. SEMESTA RAYA ABADI JAYA, GRESIK SKRIPSI Oleh : EDWYN DWI DEFRIANTO NPM : 1032010034 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA Tuti Sarma Sinaga 1 1 Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan Masuk: 6 Juni 2015, revisi masuk: 4 Juli 2015, diterima:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi PENERAPAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN DESIGN OF EXPERIMENT (DOE) PADA PROSES PEMOTONGAN MATERIAL DI PT. BASUKI

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK CARPET DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. CLASSIC PRIMA CARPET SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PRODUK CARPET DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. CLASSIC PRIMA CARPET SKRIPSI ANALISIS KUALITAS PRODUK CARPET DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. CLASSIC PRIMA CARPET SKRIPSI OLEH : ARIF JUNAIDI NPM : 0732010163 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang membuat persaingan konveksi pakaian semakin ketat. Setiap perusahaan harus terus meningkatkan kualitas produknya untuk dapat terus

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA. ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BIHUN JAGUNG DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BIHUN JAGUNG DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BIHUN JAGUNG DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT SUBAFOOD PANGAN JAYA TANGERANG Tugas Akhir Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

ANALISIS SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH DEFECT PADA PRODUKSI SABLON DIGITAL MUG SOOUVE STORE

ANALISIS SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH DEFECT PADA PRODUKSI SABLON DIGITAL MUG SOOUVE STORE ANALISIS SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH DEFECT PADA PRODUKSI SABLON DIGITAL MUG SOOUVE STORE TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Yusrina Amny 1132003046 PROGRAM

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah merupakan tahap untuk menemukan root cause, memberikan ide dan melakukan perbaikan terhadap cacat yang terjadi dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Six Sigma, DMAIC, FMEA

ABSTRACT. Keywords: Six Sigma, DMAIC, FMEA Title Name Supervisor : Penerapan Metode Six Sigma Dalam Analisi Kualitas Produk (Studi Kasus Produk Batik Handprint Pada PT X di Bali) : Tri Alit Tresna Putra : 1. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si. 2. I

Lebih terperinci

Meningkatkan Kualitas Pada Proses Pengisian Pulsa Elektrik Dengan Menggunakan Metode Six Sigma RESEARCH

Meningkatkan Kualitas Pada Proses Pengisian Pulsa Elektrik Dengan Menggunakan Metode Six Sigma RESEARCH Meningkatkan Kualitas Pada Proses Pengisian Pulsa Elektrik Dengan Menggunakan Metode Six Sigma RESEARCH JOHNNY HARJONO (0700723304) BINUS BUSINESS SCHOOL PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BUSINESS MANAGEMENT

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO SKRIPSI Disusun oleh : SABRINA DWI C 0632010035 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Permintaan konsumen terhadap industri otomotif, khususnya mobil di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Permintaan konsumen terhadap industri otomotif, khususnya mobil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permintaan konsumen terhadap industri otomotif, khususnya mobil di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Maka, dari itu produsen mobil berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI PRODUK DEFECT PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET)

PENERAPAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI PRODUK DEFECT PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2900 PENERAPAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI PRODUK DEFECT PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.

ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT. ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.XYZ) Priyanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang CV. KIRANYATA Teknik yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta No. B5, adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur teknik dan jasa industri. Mulai kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian berhasil,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian berhasil, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metode Penelitian Metode dalam suatu penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA Heru Prastiyo, Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Program Studi Teknik Industri Universitas Stikubank Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Lebih terperinci

Journal of Industrial and Manufacture Engineering

Journal of Industrial and Manufacture Engineering JIME, Vol. 1(1) Mei (2017) p-issn : 2549-6328 e-issn : 2549-6336 Journal of Industrial and Manufacture Engineering Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jime Analisa Pengendalian Kualitas Mutu

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

UPAYA MEMINIMALISASI CACAT PRODUK. KEMASAN CUP AIR MINERAL 240 ml (STUDI KASUS PERUSAHAAN AIR MINUM)

UPAYA MEMINIMALISASI CACAT PRODUK. KEMASAN CUP AIR MINERAL 240 ml (STUDI KASUS PERUSAHAAN AIR MINUM) IMPLEMENTASI METODE LEAN SIX SIGMA SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI CACAT PRODUK KEMASAN CUP AIR MINERAL 240 ml (STUDI KASUS PERUSAHAAN AIR MINUM) Disusun oleh : ARI FAKHRUS SANNY 24010210120038 Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Secara umum, metodologi penelitan diartika sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Yang dimaksud sebagai cara ilmiah

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI LAMPU PIJAR DI PT. LUCOLITE CEMERLANG BERDASARKAN METODE SIX SIGMA SKRIPSI ISSETIARINI AYU WIDIASTUTI PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, di samping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh karena itu setiap perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam perusahaan industri manufaktur. Tingkat efektifitas dan efisiensi berproduksi dituntut memiliki nilai yang tinggi.

Lebih terperinci