BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. membantu melakukan pengujian pada power supply unit (PSU), heatsink fan (HSF)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. membantu melakukan pengujian pada power supply unit (PSU), heatsink fan (HSF)"

Transkripsi

1 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1.SPESIFIKASI SISTEM SPESIFIKASI THERMAL CHAMBER Thermal chamber yang dibangun pada ujian skripsi ini dibangun untuk membantu melakukan pengujian pada power supply unit (PSU), heatsink fan (HSF) dan VGA card. Thermal chamber ini memiliki spesifikasi sebagai berikut : Thermal Chamber dapat menjaga suhu ruangan dari suhu 30 derajat Celcius hingga 60 derajat Celcius dengan kelipatan 10 derajat Celcius. Pemanasan ruangan menggunakan 2 unit lampu heater OSRAM Siccatherm 375 Watt. Untuk pembuatan kotak thermal chamber menggunakan bahan kayu setebal 10 mm. Ruangan thermal chamber memiliki ukuran volume dalam sebesar 400mm x 400 mm x 400 mm Sistem kontrol menggunakan mikrokontroler AVR ATMEGA 16 Memiliki 2 unit sensor LM35 untuk pengukuran suhu panas ruangan Dapat mengirim data-data sensor dan mikrokontroler menggunakan USART (RS232), pembacaan data yang dikirim menggunakan program MSCOM2 1

2 2. Gambar 4.1 Thermal Chamber SPESIFIKASI PC LOADER PC Loader yang akan digunakan untuk memberikan beban daya sebesar watt pada power supply unit (PSU) yang akan diuji. PC Loader ini memiliki konfigurasi spesifikasi sebagai berikut : Processor : Intel Core i7 i930 Motherboard : MSI BigBang Xpower X58 VGA card : Nvidia GTX 590 RAM: Kingston 6 GB Kit PC 12800C9 Storage : Kingston SSD 90GB SATA III Untuk mencapai beban daya watt dan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan stabil, PC LOADER ini dikonfigurasikan dengan pengaturan BIOS sebagai berikut :

3 3 Intel Core i Mhz (22x 160Mhz) 4C/8T RAM 6 GB Kit CL Vcore : 1,325V VDIMM : 1,65V VTT: 1,25V VIOH: 1,2V EIST : Enable InterTurboBoost : Enable C1e/C3/C6 State : Disable Gambar 4.2 PC Loader

4 SPESIFIKASI TEST BED UNTUK PENGUJIAN HEATSINK FAN ( HSF ) Untuk melakukan pengujian pada heatsink fan dibutuhkan sistem test bed yang ikut dimasukan ke dalam thermal chamber, dimana heatsink fan akan diuji kemampuannya untuk mendinginkan prosesor yang ada di dalam sistem test bed. Test bed untuk pengujian HSF ini memiliki spesifikasi sebagai : Processor : Intel Core i7 i930 Motherboard : MSI BigBang Xpower X58 VGA card : Nvidia GT7300 RAM: Kingston 6 GB Kit PC 12800C9 Storage : Kingston SSD 90GB SATA III Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan stabil, test bed pengujian cooler ini dikonfigurasikan dengan settingan BIOS sebagai berikut : Intel Core i Mhz (22x 133Mhz) 4C/8T RAM 6 GB Kit CL Vcore : 1,2 V (default) VDIMM : 1,65V VTT: 1,2V (default)

5 5 VIOH: 1,1V (default) EIST : Enable InterTurboBoost : Enable C1e/C3/C6 State : Disable Gambar 4.3 PC Test Bed HSF SPESIFIKASI TEST BED PENGUJIAN VGA CARD Untuk melakukan pengujian pada VGA card juga dibutuhkan sistem test bed yang ikut dimasukan ke dalam thermal chamber, dimana VGA card ini akan diuji kemampuan sistem pendinginnya dan sifat chip GPU miliknya terhadap perubahan

6 6 suhu udara. Test bed untuk pengujian VGA card ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: Processor : Intel Core i7 i930 Cooler CPU : Noctua NH-D14 Motherboard : MSI BigBang Xpower X58 RAM: Kingston 6 GB Kit PC 12800C9 Storage : Kingston SSD 90GB SATA III Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan stabil, test bed VGA card ini dikonfigurasikan dengan settingan BIOS sebagai berikut : Intel Core i Mhz (22x 133Mhz) 4C/8T RAM 6 GB Kit CL Vcore : 1,2 V (default) VDIMM : 1,65V VTT: 1,2V (default) VIOH: 1,1V (default) EIST : Enable InterTurboBoost : Enable C1e/C3/C6 State : Disable

7 7 Gambar 4.4 PC Test Bed VGA Card 4.2.Uji Coba System UJI THERMAL CHAMBER Pada pengujian sistem Thermal chamber sendiri bertujuan untuk mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan agar thermal chamber ini mencapai kondisi steady-state ketika sedang memanaskan dan mengatur suhu ruang didalam thermal chamber sesuai dengan suhu yang diinginkan. Berikut prosedur pengujian thermal chamber : Memasang kabel serial RS232 pada kontroller thermal chamber dan menghubungkannya pada port serial PC.

8 8 Menghidupkan kontroller thermal chamber dan mengatur suhu udara luar dan dalam thermal chamber pada suhu 25 derajat Celcius secara manual. Menyalakan program Terminal V.1.9b untuk membaca data yang diterima pada port serial PC, dan melakukan logging pada data yang diterima. Pada saat logging dimulai, kontroller thermal chamber langsung diatur agar memanaskan thermal chamber hingga mencapai suhu yang ditargetkan. Melakukan logging hingga kondisi suhu thermal chamber mengalami steadystate sesuai dengan suhu yang ditargetkan PENGUJIAN POWER SUPPLY UNIT (PSU) Pengambilan data pada pengujian PSU dengan menggunakan thermal chamber ini mengikuti prosedur sebagai berikut : Memasukan PSU unit ke dalam thermal chamber sedangkan unit PC Loader untuk memberikan beban diletak diluar. Memasang Power Meter pada Input listrik AC PSU. Memasang Multimeter digital pada Output 12V dan 5V PSU. Mengatur suhu thermal chamber yang diinginkan dan menghidupkan PSU dan PC Loader.

9 9 Melakukan pengukuran pada Input daya VA, Watt dan Power Factor (PF) dan Output tegangan 12V dan 5V pada saat suhu thermal chamber mencapai kondisi steady-state Menjalankan software 3Dmark 11 GT1 LOOP untuk stressing agar memberi beban Watt pada PSU yang diuji, Input daya VA, Watt dan Power Factor (PF) dan Output tegangan 12V dan 5V pada saat benchmark streesing sudah berjalan selama 3 menit ( 6 x looping) Pada pengujian power supply unit (PSU) pada thermal chamber ini akan diuji 4 unit PSU sebagai berikut : Thortech 1000W Corsair HX-1000 Corsair AX-1200 Enermax Revo PENGUJIAN HEATSINK FAN( HSF ) Pada pengujian HSF bertujuan untuk menguji performa HSF dalam mendinginkan prosesor yang ada pada sistem test bed dan juga untuk melihat perubahan kemampuan pendinginan cooling terhadap perubahan suhu ruangan. Selain itu juga mencari performa dan penggunaan tegangan maksimum yang dapat digunakan oleh prosesor core i7 i930 ketika menggunakan HSF yang diuji.

10 10 Pengambilan data pada pengujian dengan menggunakan HSF ini mengikuti prosedur sebagai berikut : Bersihkan permukaan prosesor dan base HSF dengan Artic Clean Thermal paste diberikan pada permukaan base HSF dan diratakan Gambar 4.5 Thermal paste Pada Base HSF Setelah memberi Thermal paste HSF, lgs dipasang pada Sistem test bed pengujian HSF. Memasukan platform test bed yang sudah dipasang dengan HSF yang diuji ke dalam thermal Chamber sedangkan unit PSU dan SSD diletak diluar.

11 11 Gambar 4.6 Konfigurasi Sistem Pengujian PSU Mengatur suhu thermal chamber yang diinginkan dan mennyalakan sistem test bed. Menunggu suhu thermal chamber sudah dalam keadaan steady-state dan menghidupkan software detection CPU-Z untuk memastikan konfigurasi test bed sudah benar sesuai dengan konfigurasi BIOS motherboard yang sudah diatur sebelumnya. Menjalankan software Wprime 1024M untuk stressing, dan mencatat data panas prosesor dengan logging program CoreTemp. Menjalan software Wprime 32M untuk mencari data performa dan tegangan maksimum. Pada pengujian cooling heatsink Fan (HSF) pada thermal chamber ini akan diuji 3 unit HSF sebagai berikut :

12 12 Intel Stock Cooling Noctua NH-D14 Noctua NH-C PENGUJIAN VGA CARD Pada pengujian VGA card bertujuan untuk menguji performa maksimum / clock speed maksimum GPU yang ada pada VGA card dan juga menguji kemampuan cooling VGA card yang terpasang pada sistem VGA card. Serta juga melihat perubahan kemampuan performa maksimum dan kemampuan cooling VGA card pada perubahan suhu ruang yang lebih panas. Pengambilan data pada pengujian dengan menggunakan VGA card ini mengikuti prosedur sebagai berikut : Memasukan platform test bed ke dalam thermal Chamber beserta VGA card yang akan diuji, sedangkan unit PSU dan SSD diletak diluar. Mengatur suhu thermal chamber yang diinginkan dan menghidupkan sistem test bed. Menunggu suhu thermal chamber sudah dalam keadaan steady-state dan menghidupkan software pengukuran CPU-Z, GPU-Z dan MSI Afterburner. Menjalankan software 3D mark 11 untuk melakukan benchmark penuh. Mencatat suhu Idle dan load dari software MSI Afterburner.

13 13 Menaikan kecepatan core clock GPU yang ada di VGA card dengan menggunakan software MSI Afterburner. Melakukan benchmark ulang 3Dmark 11 hingga mencapai kecepatan / performa maksimum. Pada pengujian VGA card pada thermal chamber ini akan diuji 3 unit VGA card sebagai berikut : MSI Nvidia Geforce GTX 460 Hawk Nvidia Geforce GTX 590 AMD Radeon HD 6970

14 DATA DATA PENGUJIAN THERMAL CHAMBER DATA PENGUJIAN ADC THERMAL CHAMBER Berikut data pengujian ADC pada mikrokontroler AVR ATM 16 yang digunakan pada kontroller Thermal Chamber ini. Tabel 4.1. Data Pengujian DAC Mikrokontroler AVR ATMEGA 16 Dari tabel di atas, terlihat ADC mikrokontroler AVR ATM 16 ini mampu bekerja dengan cukup akurat, dimana ADC ini memiliki persentase error kurang dari 1%. Error pada DAC pun mulai terjadi pada saat mengkonversi tegangan 1500mV ke atas. Sedangkan untuk konversi 1000mV ke bawah, error yang terjadi mencapai 0% atau tidak ada error.

15 DATA PENGUJIAN PEMANASAN THERMAL CHAMBER Berikut data pengujian pemanasan thermal chamber dimana data ini akan merepresentasikan seberapa cepat kemampuan thermal chamber ini dalam mencapai keadaan suhu steady-state. Gambar 4.7 Kurva Pengujian Suhu Thermal Chamber C Pada pengujian pemanasan suhu dari 25 derajat Celcius hingga 30 derajat Celcius, Thermal chamber ini mampu mencapai keadaan steady-state dalam waktu 33 detik dengan range suhu derajat Celcius.

16 16 Gambar 4.8 Kurva Pengujian Suhu Thermal Chamber C Pada pengujian pemanasan suhu dari 25 derajat Celcius hingga 40 derajat Celcius, Thermal chamber ini mampu mencapai keadaan steady-state dalam waktu 65 detik dengan range suhu derajat Celcius.

17 17 Gambar 4.9 Kurva Pengujian Suhu Thermal Chamber C Pada pengujian pemanasan suhu dari 25 derajat Celcius hingga 50 derajat Celcius, Thermal chamber ini mampu mencapai keadaan steady-state dalam waktu 101 detik dengan range suhu derajat Celcius. Pada kondisi pemanasan hingga 50 derajat Celcius ini, data analog yang dikirim oleh sensor LM35 ini menjadi lebih fluktuatif dan sering terjadi sedikit overshoot.

18 18 Gambar 4.10 Kurva Pengujian Suhu Thermal Chamber C Pada pengujian pemanasan suhu dari 25 derajat Celcius hingga 60 derajat Celcius, Thermal chamber ini mampu mencapai keadaan steady-state dalam waktu 175 detik dengan range suhu derajat Celcius. Pada kondisi pemanasan hingga 60 derajat Celcius ini, data analog yang dikirim oleh sensor LM35 ini menjadi fluktuatif dan cendrung tidak stabil,karena overshoot dan undershot data analog semakin sering terjadi.

19 DATA PENGUJIAN POWER SUPPLY UNIT (PSU) Berikut data dari pengujian PSU dengan menggunakan thermal chamber : Gambar 4.11 Kurva Output 12V PSU Saat Sistem Idle Pada pengujian ouput 12V dalam keadaan sistem idle, keempat PSU ini menunjukan perubahaan tegangan Output yang tergolong kecil pada setiap perubahan suhu ruangan dari suhu 25 derajat hingga 60 derajat Celcius, dimana dari 3 PSU (Thortech 1000W, Corsair HX-1000, Enermax Revo ) yang cenderung mengalami penurunan tegangan sebesar 0,01 V hingga 0,03 V, kecuali untuk PSU Corsair AX1200 malah memiliki kencerungan peningkatan tegangan sebesar 0,04 V, dari dalam keadaan suhu ruangan 25 derajat hingga 60 derajat.

20 20 Gambar 4.12 Kurva Output 12V PSU Saat Sistem Load Pada pengujian Output 12V dalam keadaan diberi beban, keempat PSU inipun menunjukan perubahaan tegangan Output yang tergolong kecil pada setiap perubahan suhu ruangan dari suhu 25 derajat hingga 60 derajat Celcius. Jika diperhatikan lagi tidak banyak perubahan sifat dari dari 3 PSU yang ada juga cenderung mengalami penurunan tegangan sebesar 0,01 V hingga 0,03 V, kecuali untuk PSU Corsair AX1200 pada pengujian dengan beban 500watt inipun juga memiliki kecenderungan peningkatan tegangan sebesar 0,04 V, dari dalam keadaan suhu ruangan 25 derajat hingga 60 derajat.

21 21 Gambar 4.13 Kurva Output 5V PSU Saat Sistem Idle Gambar 4.14 Kurva Output 5V PSU Saat Sistem Load

22 22 Pada pengujian Output 5V dalam keadaan sistem idle dan load, keempat PSU ini menunjukan perubahaan tegangan Output pada setiap perubahan suhu ruangan dari suhu 25 derajat hingga 60 derajat Celcius, walaupun perubahan tegangan Output 5 V, dari keempat PSU ini tergolong sangat kecil hanya berkisar 0,0.1-0,03V. Hanya saja pada Output tegangan 5V, keempat PSU ini cenderung mengalami peningkatan tegangan Output. Gambar 4.15 Kurva Daya Input PSU Idle dalam Satuan Watt Gambar 4.16 Kurva Daya Input PSU Load dalam Satuan Watt Pada pengujian konsumsi daya dalam satuan watt (tanpa memperhatikan PF / / Power Factor ). Pada setiap perubahan suhu ruangan, hal ini terlihat dari ke-empat PSU yang diuji pada pengujian dari suhu 25 derajat Celcius hingga 60 derajat Celcius cenderung mengalami penurunan efisiensi, dimana hal ini terlihat dari daya watt yang

23 23 dikonsumsi mengalami peningkatan berkisar 2-5 watt, sedangkan PC Loader masih dalam konfigurasi yang sama. Pada pengujian konsumsi daya dalam satuan watt ini terlihat PSU Corsair AX-1200 memiliki efisiensi daya yang paling baik, sedangkan PSU Enermax memiliki efisiensi daya yang paling boros. Gambar 4.17 Kurva Power Factor (PF) Pada Saat PSU Idle Pada nilai pengujian power factor (PF) pada saat kondisi idle, dari keempat PSU yang diuji tidak mengalami perubahan nilai PF dari pengujian suhu ruangan 25 derajat Celcius hingga 60 derajat Celcius, kecuali untu PSU Enermax revo terjadi sedikit perubahan nilai PF berkisar 1-2%. Gambar 4.18 Kurva Power Factor (PF) Pada Saat PSU Idle

24 24 Pada nilai pengujian power factor (PF) pada saat kondisi load, dari keempat PSU yang diuji hanya mengalami perubahan nilai PF yang cukup tinggi berkisar 2~10%. Sedangkan perubahan nilai PF dari ke-empat PSU yang diuji terhadap suhu, hanya mengalami sedikit perubahan sebesar 1% saja, baik dari pengujian suhu ruangan 25 derajat Celcius hingga 60 derajat Celcius Gambar 4.19 Kurva Daya Input PSU Idle dalam Satuan VA

25 25 Gambar 4.20 Kurva Daya Input PSU Idle dalam Satuan VA Pada pengujian konsumsi daya dalam satuan VA (dengan memperhatikan PF / Power Factor ). Pada setiap perubahan suhu ruangan, hal ini terlihat dari ke-empat PSU yang diuji pada pengujian dari suhu 25 derajat Celcius hingga 60 derajat Celcius juga cenderung mengalami penurunan efisiensi sama seperti pada pengujian daya Watt. Hanya saja disini terlihat, PSU Enermax Revo yang sebelumnya memiliki konsumsi daya terbesar dalam watt, menjadi PSU yang memiliki konsumsi daya VA yang terendah dalam keadaan Idle, sedangkan untuk konsumsi daya VA dalam keadaan load, Enermax Revo bersaing cukup ketat dengan PSU Corsair HX1000. Sedangkan untuk pengujian daya VA, Corsair AX 1200 menjadi PSU yang paling banyak mengkonsumsi daya pada saat sistem Idle, akan tetapi pada saat sistem diberi beban PSU Corsair AX-1200 memiliki konsumsi daya VA yang terendah.

26 DATA PENGUJIAN HSF Berikut data dari pengujian HSF dengan menggunakan thermal chamber : Gambar 4.21 Kurva Pengujian Performance HSF

27 27 Hasil kurva Gambar 4.21 menunjukan HSF Noctua NH-C14 dan NH-D14 memiliki performa yang saling berdekatan, dan jauh lebih baik daripada HSF bawaan dari Intel ( Intel Stock Cooling). Pada pengujian suhu sistem idle dari suhu ruangan 30 derajat Celcius hingga 40 derajat Celcius, ketiga HSF ini memperlihat peningkatan suhu prosesor derajat Celcius. Pada pengujian suhu sistem diberi beban/load dari suhu ruangan 30 derajat Celcius hingga 40 derajat Celcius, terlihat HSF Stock cooling intel sudah tidak mampu manahan suhu prosesor pada pengujian suhu ruangan 40 derajat Celcius, dimana suhu prosesor ini meningkat 22 derajat Celcius dan mencapai 97 derajat Celcius. Sedangkan untuk 2 HSF NH-D14 dan NH-C14 masih mampu menahan suhu prosesor pada suhu berkisar 78~79 derajat Celcius, dengan kenaikan suhu sebesar 24 derajat Celcius, lebih tinggi 2 derajat Celcius dibandingkan kenaikan suhu prosesor pada penggunaan HSF Intel Stock cooling.

28 28 Gambar 4.22 Kurva Pengujian Maximum Clock Speed Prosesor Dengan penggunaan HSF NH-D14, clock speed prosesor core i7 i930 dapat dicapai hingga 4400 mhz sedangkan untuk NH-C14 mampu mencapai 4345 Mhz dan Intel Stock Cooling mampu mencapai 4005 Mhz pada pengujian dengan suhu ruangan 30 derajat Celcius. Pada pengujian dengan suhu ruangan 40 derajat Celcius, clock speed yang prosesor yang dapat dicapai dengan menggunakan HSF intel Stock cooling berkurang cukup signifikan sebesar 374 Mhz. Sedangkan untuk penggunaan HSF NH-D14 dan NH-C14 penurunan clock speed tidak begitu signifikan, dimana NH-D14 mengalami penurunan 99 Mhz dan NH-C14 mengalami penurunan sebesar 110 MHz.

29 29 Gambar 4.23 Kurva Pengujian Performa Prosesor Dengan penggunaan HSF NH-D14, clock speed prosesor coire i7 i930 dapat dicapai hingga 4400 mhz dan mampu menyelesaikan benchamark Wprime 32M dalam waktu 5,694 detik sedangkan untuk NH-C14 mampu menyelesaikan 5,787 detik benchmark dan dengan penggunaan HSF Intel Stock Cooling benchmark yang dapat diselesaikan dengan waktu Pada pengujian dengan suhu ruangan 40 derajat Celcius, clock speed yang prosesor yang dapat dicapai dari ketiga HSF menjadi berkurang sehingga benchmark dari prosesor yang menggunakan ketiga HSF ini juga berkurang. Dimana pada prosesor core i7 i930 yang menggunakan HSF NH-D14 mengalami perlambatan sebesar 203ms, NH-C14 sebesar 141ms dan Intel Stock cooling sebesar 562ms.

30 30 Gambar 4.24 Kurva Pengujian Maximum Voltage Prosesor Yang Bisa Digunakan. Pada pengujian pada suhu ruangan 30 derajat Celcius HSF NH-D14 mampu menahan panas yang dihasilkan oleh prosesor core i7 i930 yang diberi tegangan 1,496v. Sedangkan untuk penggunaan HSF NH-C14 tegangan prosesor yang dapat digunakan hanya 1,464 V dan untuk penggunaan HSF Intel Stock Cooling sendiri hanya bisa bertahan pada tegangan 1,37 V. Pada pengujian dengan suhu ruangan 40 derajat Celcius, kemampuan HSF untuk menghandle tegangan prosesor-pun berkurang, dimana dari ketiga HSF ini mengalami penurunan kemampuan menahan tegangan sebesar 40mV.

31 DATA PENGUJIAN VGA CARD Tabel 4.2 Data pengujian VGA CARD Pada pengujian VGA card MSI GTX 460 Hawk memiliki sistem pendinginan yang cukup baik dimana memiliki perbedaan suhu idle dengan suhu load saling berdekatan sebesar 12 derajat Celcius saja. Tetapi kemampuan pendingin HSF MSI GTX 460 Hawk ini turun cukup drastis ketika diberi suhu ruangan 40 derajat Celcius, dimana pada suhu ruangan ini suhu GPU pada VGA card ini meningkat 19 derajat Celcius. Sedangkan untuk performa clock speed pada VGA card GTX 460 hawk ini hanya turun berkisar 15 Mhz saja, ketika diuji pada suhu ruangan 40 derajat Celcius. Pada pengujian VGA card Geforce GTX 590 ini memiliki sistem pendinginan yang tidak begitu baik dimana memiliki perbedaan suhu idle dengan suhu load yang jauh sebesar 34 derajat Celcius. Tetapi kemampuan pendingin HSF GTX 590 ini tidak banyak berubah ketika diberi suhu ruangan 40 derajat Celcius, dimana pada suhu ruangan ini suhu GPU pada VGA card ini hanya meningkat 8 derajat Celcius.

32 32 Sedangkan untuk performa clock speed pada VGA card GTX 590 ini hanya turun berkisar 25 Mhz saja, ketika diuji pada suhu ruangan 40 derajat Celcius. Pada pengujian VGA card AMD Radeon HD6970 ini memiliki sistem pendinginan yang tidak begitu baik dimana memiliki perbedaan suhu idle dengan suhu load yang jauh sebesar 30 derajat Celcius. Tetapi kemampuan pendingin HSF HD6970 ini turun cukup banyak ketika diberi suhu ruangan 40 derajat Celcius, dimana pada suhu ruangan ini suhu GPU pada VGA card ini meningkat 14 derajat Celcius. Sedangkan untuk performa clock speed pada VGA card Radeon HD 5970 ini turun cukup banyak sebesar 55 Mhz, ketika diuji pada suhu ruangan 40 derajat Celcius. Dari perbandingan suhu dan performa clock speed GPU yang terdapat pada data 3 VGA card diatas, menunjukan VGA Card dari AMD Radeon memilik sensitifitas yang lebih tinggi terhadap panas dibanding dengan 2 VGA card lainnya, seperti MSI GTX 460 Hawk Dan Nvidia Geforce GTX 590 yang sama-sama mengunakan chip GPU arsitektur NVidia Fermi.

33 EVALUASI SISTEM THERMAL CHAMBER Evaluasi sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem thermal chamber yang sudah dirancang telah bekerja dengan baik dan benar. Evaluasi sistem thermal chamber ini dilakukan dengan menggunakan data-data dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Secara umum keseluruhan sistem thermal chamber dapat berfungsi dengan baik. Kemampuan keseluruhan dari sistem Thermal Chamber ini adalah : Mampu mengatur suhu ruangan di dalam thermal chamber dari suhu 30 derajat Celcius hingga 60 derajat Celcius dengan peningkatan per 10 derajat Celcius Mampu menahan udara panas yang ada didalam thermal chamber Mampu mengirimkan data-data setiap 1 detik melalui port serial RS232 untuk melakukan logging pada sistem PC. Kelemahan dari sitem Thermal Chamber ini adalah: Sistem thermal chamber ini mampu menjaga suhu ruangan pada suhu 30 derajat Celcius dengan baik jika suhu ruangan diluar thermal chamber berada pada suhu 25 derajat Celcius atau kurang. Sensor suhu LM35 tergolong sensor suhu yang kurang akurat sehingga harus cukup sering dikalibrasi ulang untuk penggunaannya.

34 34 Sensor suhu LM35 yang digunakan pada thermal chamber ini mengalami fluktuasi pada suhu 50 derajat Celcius dan semakin buruk pada suhu 60 derajat Celcius, dikarenakan overshoot dari relai semakin sering terjadi. Penggunaan Rilai untuk menghidupkan dan mematikan lampu heater, sehingga terjadi hentakan overshoot pada ADC mikrokontroler AVR ATM 16 yang digunakan. Hal ini yang menyebabkan, thermal chamber ini menggunakan kelipatan 10 derajat Celcius untuk pengaturan suhunya. Desain thermal chamber yang memfokuskan kedapnya ruangan, proses pendinginan suhu ruangan dari 35 derajat Celcius ke 25 derajat Celcius memakan waktu cukup lama.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMAL CHAMBER UNTUK PENGUJIAN REVIEW KOMPONEN HARDWARE PC

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMAL CHAMBER UNTUK PENGUJIAN REVIEW KOMPONEN HARDWARE PC PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMAL CHAMBER UNTUK PENGUJIAN REVIEW KOMPONEN HARDWARE PC Hendra Wijaya Danny Kusuma Wiedjaja Atmadja, S.Kom, M.Kom Universitas Bina Nusantara Jln Kebon Jeruk Raya 27, Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun kalangan industri kecil dan para peneliti / ilmuwan berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun kalangan industri kecil dan para peneliti / ilmuwan berlomba-lomba untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini perkembangan dunia teknologi berkembang dengan sangat pesat, baik dunia PC hardware, notebook dan gadget. Perusahaan / vendor-vendor besar maupun kalangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Merupakan salah satu alat simulasi enviromental chamber, dimana thermal

BAB 2 LANDASAN TEORI. Merupakan salah satu alat simulasi enviromental chamber, dimana thermal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Thermal Chamber Merupakan salah satu alat simulasi enviromental chamber, dimana thermal chamber lebih berfokus pada simulasi perubahan suhu. Thermal chamber ini berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis BAB 5 Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis 5.1. Aplikasi Display Controller Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan menggunakan aplikasi program Visual C# untuk menampilkan grafik, dan mengambil data

Lebih terperinci

VGA Terbaru dan Tercanggih di Jagat Raya, Nvidia GeForce GTX 780 Ti

VGA Terbaru dan Tercanggih di Jagat Raya, Nvidia GeForce GTX 780 Ti VGA Terbaru dan Tercanggih di Jagat Raya, Nvidia GeForce GTX 780 Ti Faisal Aditya Ichaladitya93@gmail.com Abstrak VGA adalah perangkat berarti bagi gamers maupun editor karena perangkat tersebut nyawa

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem dapat diuraikan menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang akan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

AMD Indonesia - Ryzen Overclocking Tournament (ROCK TOUR) 2017 MB Reference Setting - GIGABYTE By: Alva Jonathan Lucky_n00b

AMD Indonesia - Ryzen Overclocking Tournament (ROCK TOUR) 2017 MB Reference Setting - GIGABYTE By: Alva Jonathan Lucky_n00b AMD Indonesia - Ryzen Overclocking Tournament (ROCK TOUR) 2017 MB Reference Setting - GIGABYTE By: Alva Jonathan Lucky_n00b Keterangan: Setting yang terdapat pada dokumen ini hanya bertujuan memberikan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER. NVIDIA SLI (Scalable Link Interface) Disusun Oleh: Nim : Nama : Ikhlas Adi Putra Kelas : 21/Pagi

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER. NVIDIA SLI (Scalable Link Interface) Disusun Oleh: Nim : Nama : Ikhlas Adi Putra Kelas : 21/Pagi ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER NVIDIA SLI (Scalable Link Interface) Disusun Oleh: Nim : 13111025 Nama : Ikhlas Adi Putra Kelas : 21/Pagi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

AMD Indonesia - Ryzen Overclocking Tournament (ROCK TOUR) 2017 MB Reference Setting - ASUS By: Alva Jonathan Lucky_n00b

AMD Indonesia - Ryzen Overclocking Tournament (ROCK TOUR) 2017 MB Reference Setting - ASUS By: Alva Jonathan Lucky_n00b AMD Indonesia - Ryzen Overclocking Tournament (ROCK TOUR) 2017 MB Reference Setting - ASUS By: Alva Jonathan Lucky_n00b Keterangan: Setting yang terdapat pada dokumen ini hanya bertujuan memberikan informasi

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA OVERCLOCK PROCESSOR INTEL CORE I7 2600K PADA CHIPSET MOTHERBOARD P67

ANALISIS KINERJA OVERCLOCK PROCESSOR INTEL CORE I7 2600K PADA CHIPSET MOTHERBOARD P67 ANALISIS KINERJA OVERCLOCK PROCESSOR INTEL CORE I7 2600K PADA CHIPSET MOTHERBOARD P67 M. Lutfi 1), Herman Prasetyo 2) Teknik Informatika STMIK BINA PATRIA Magelang Jl Raden Saleh no2 Magelang 56116 Email

Lebih terperinci

ACRYLIC DAN PLAT TEMBAGA UNTUK PEMBUATAN PENDINGIN (WATERBLOCK) PADA PROCESSOR PC NASKAH PUBLIKASI

ACRYLIC DAN PLAT TEMBAGA UNTUK PEMBUATAN PENDINGIN (WATERBLOCK) PADA PROCESSOR PC NASKAH PUBLIKASI ACRYLIC DAN PLAT TEMBAGA UNTUK PEMBUATAN PENDINGIN (WATERBLOCK) PADA PROCESSOR PC NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Samsugandhi Mega Mukti 07.12.2200 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

Air Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler [ ]

Air Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler [ ] Rancang Bangun Pemanas Air Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Muhammad Fat-han Rizqullah [ 44110694 ] Pendahuluan Di era serba praktis saat ini water heater sudah menjadi barang yang jamak ditemui

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan 63 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA 4.1 Tujuan Pengukuran yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem yang dibuat, maka pada bab ini dilakukan pengujian sistem. Kemudian akan dilakukan analisis berdasarkan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Instalasi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler. Sebelum melakukan instalasi, hubungkan

Lebih terperinci

MATRIX-HD7970-P-3GD5. ASUS ROG MATRIX 7970: Pemecah rekor overclocking dunia dan mendongkrak kekuatan gaming

MATRIX-HD7970-P-3GD5. ASUS ROG MATRIX 7970: Pemecah rekor overclocking dunia dan mendongkrak kekuatan gaming MATRIX-HD7970-P-3GD5 ASUS ROG MATRIX 7970: Pemecah rekor overclocking dunia dan mendongkrak kekuatan gaming Pilihan unggul dan teroveclock ke frekuensi 1100MHz, 175MHz lebih tinggi dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version 1. Power Supply Obyektif : Teknologi Switcher Standarisasi Power Supply Advance Power Management Konservasi Energy Problem Apabila ada sebuah komponen yang sangat vital terhadap beroperasinya komputer,

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN KEBUTUHAN POWER SUPPLY PADA PERANGKAT KOMPUTER BERBASIS ANDROID

PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN KEBUTUHAN POWER SUPPLY PADA PERANGKAT KOMPUTER BERBASIS ANDROID PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN KEBUTUHAN POWER SUPPLY PADA PERANGKAT KOMPUTER BERBASIS ANDROID Ahmad Tauhid Khaharuddin 1, Diana 2, Fatmasari 3 Mahasiswa Universitas Bina Darma 1 Dosen Universitas Bina Darma

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler

Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler Heri Mulyono 1, Yuan Novandhya Yudistira 2 1,2 Program Studi Sistem Komputer STMIK Jayanusa Padang herimulyonoaja@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Instalasi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler. Sebelum melakukan instalasi, hubungkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA CPU INTEL DUAL CORE E5300 OVERCLOCK DENGAN COOLER STANDAR DAN COOLER MASTER HYPER 212+ PADA MOTHERBOARD GA-EP41-UD3L NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KINERJA CPU INTEL DUAL CORE E5300 OVERCLOCK DENGAN COOLER STANDAR DAN COOLER MASTER HYPER 212+ PADA MOTHERBOARD GA-EP41-UD3L NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA CPU INTEL DUAL CORE E5300 OVERCLOCK DENGAN COOLER STANDAR DAN COOLER MASTER HYPER 212+ PADA MOTHERBOARD GA-EP41-UD3L NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Fahmi Ardani 09.11.2930 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 83 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Turbin Angin Turbin angin yang telah dirancang, dibuat, dan dirakit perlu diuji untuk mengetahui kinerja turbin angin tersebut. Pengujian yang dilakukan

Lebih terperinci

Pada saat pertama kali penggunaan atau ketika alat pemutus daya siaga digunakan pada perangkat elektronik yang berbeda maka dibutuhkan kalibrasi

Pada saat pertama kali penggunaan atau ketika alat pemutus daya siaga digunakan pada perangkat elektronik yang berbeda maka dibutuhkan kalibrasi 48 BAB 4 HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Prinsip Kerja Alat Hasil yang diperoleh dari perancangan ini yaitu sebuah prototip alat Pemutus Daya Siaga Otomatis. Alat ini berfungsi untuk memutus peralatan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

Bab 5. Pengujian Sistem

Bab 5. Pengujian Sistem Bab 5. Pengujian Sistem Pada bab berikut berisi langkah-langkah Pengujian Sistem Maximum Power Point Tracking Panel Surya Gama Solar 50P-36 dengan Buck Converter LM2596. Saat pengujian sistem terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengujian beserta analisa yang dilakukan pada bab ini antara lain :

BAB IV PEMBAHASAN. Pengujian beserta analisa yang dilakukan pada bab ini antara lain : BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang telah yang dibuat. Program pengujian ini akan disimulasikan di suatu sistem yang sesuai. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Perancangan Perangkat Keras Hasil perancangan alat penetas telur berbasis Mikrokontroler ATMega8535 ini terbagi atas pabrikasi box rangkaian dan pabrikasi rangkaian

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015 SISTEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER AT8535 Rifa Turaina 1 ABSTRACT The influence of sunlight in Indonesia is hot enough it can sometimes cause the air temperature in Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sarana Simulasi Uji coba dilakukan untuk membuktikan apakah sistem jaringan yang sudah dirancang dapat berjalan dengan baik. Namun, dikarenakan pihak kantor PT Synergy Adhi

Lebih terperinci

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Troubleshooting Motherboard Fungsi motherboard Trace dan bus Daftar jenis bus dalam komputer Definisi Chipset Fungsi Northbridge dan Southbridge Lima pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR 3.1 INSTALASI ALAT PENGUJIAN berikut: Instalasi alat pengujian yang dilakukan terlampir dengan gambar sebagai Gambar 3.1 Skema instalasi alat penguji Urutan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR

BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR 1 BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Instalasi Interface Instalasi rangkaian seluruhnya merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke mikrokontroller. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Perbandingan desain

Tabel 4.1 Perbandingan desain BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemilihan Desain Perbandingan desain dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan desain rancangan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Tabel 4.1 Perbandingan desain Desain Q m P Panjang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

Pengertian Hardware dan Pengenalan Jenisnya

Pengertian Hardware dan Pengenalan Jenisnya Pengertian Hardware dan Pengenalan Jenisnya PENGERTIAN HARDWARE Perangkat keras komputer (hardware) adalah semua bagian fisik komputer, dan dibedakan dengan data yang berada di dalamnya atau yang beroperasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA SISTEM 4.1 Pengambilan Data Sensor Pengambilan data dilakukan dengann membandingkan suhu sensor ( yang sudah di program kedalam Mikrokontroller dengan output keluaran

Lebih terperinci

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien dapat bekerja tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar USART bekerja dengan baik dan sempurna, maka error harus diperkecil sekaligus dihilangkan. Cara menghilangkan error tersebut digunakan frekuensi

Lebih terperinci

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter PROCEEDING PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS (Sub Judul:MONITORING SISTIM PENGKONDISIAN UDARA DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK) Dengan meningkatnya dan semakin kompleknya persoalan penggunaan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai langkah-langkah praktek untuk melakukan penerapan terhadap perancangan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Implementasi

Lebih terperinci

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 Denny Wijanarko 1, Harik Eko Prasetyo 2 1); 2) Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. 1email: dennywijanarko@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi perangkat keras serta perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan mesin pendingin minuman dan makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 22 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Pembahasan perangkat keras

Lebih terperinci

BEBERAPA BAGIAN YANG SERING MENYEBABKAN KEGAGALAN KARENA OVERCLOCK.

BEBERAPA BAGIAN YANG SERING MENYEBABKAN KEGAGALAN KARENA OVERCLOCK. PERSIAPAN DAN TAHAPAN OVERCLOCK. Karena overclock adalah kegiatan trial and error atau coba coba. Tahap paling awal adalah anda harus mengetahui dimana tempat untuk melakukan reset BIOS bila computer terkunci

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kecepatan Coolpad Menggunakan Sistem Kontrol Logika Fuzzy

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kecepatan Coolpad Menggunakan Sistem Kontrol Logika Fuzzy Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kecepatan Coolpad Menggunakan Sistem Kontrol Logika Fuzzy Benny Singgih Santoso 1,Hendik Eko Hadi Suharyanto 2, Renny Rakhmawati 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3. 1 Perancangan Alat Pada tugas akhir ini penulis merancang alat untuk mengukur ph dengan menggunakan mikroprosesor Arduino dan dapat dibawa dengan perangkat handphone

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan metode eksperimen murni. Pada penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM 3.1. Analisis Sistem Sistem kendali yang akan di bangun adalah sistem keamanan yang digunakan untuk mengontrol kunci rumah menggunakan smartphone dengan format SMS tertentu sebagai

Lebih terperinci

Tweak Memory untuk Overclock

Tweak Memory untuk Overclock Page 1 : Intro page 2: Compare speed & result Tweak Memory untuk Overclock Perbandingan kecepatan memory dan procesor overclock Pada test dibawah ini hasil test untuk benchmark 3Dmark 03 dan 05. Kecepatan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Secara umum, sistem ini tersusun dari beberapa bagian seperti yang terlihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem 33 34 Modul Utama Pada Modul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasikan beserta analisis dari hasil pengujian. Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI SISTEM KOMPUTER

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI SISTEM KOMPUTER LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI SISTEM KOMPUTER Makalah Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Organisasi Sistem Komputer Tahun Akademik 2007/2008 Oleh : HAMDAN RAMDHANI (10060206006) NUNIEK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BINUANG Jalan Oscar, RT 5/RW 2, Desa Pualam Sari, Kec. Binuang, Kab. Tapin 71183 email : smknsatubinuang@yahoo.com ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting 61 BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian sistem pengendali kenaikan suhu udara dengan kendali PID menggunakan PLC LG MASTER-K120S dan modul ekspansi PLC

Lebih terperinci

Nama Kelompok: Purnomo ( ) Ika Yuniarti ( ) Andi Annas H ( )

Nama Kelompok: Purnomo ( ) Ika Yuniarti ( ) Andi Annas H ( ) Nama Kelompok: Purnomo (10111001) Ika Yuniarti (10111025) Andi Annas H (10111066) Komputer adalah yang dirancang untuk pengguna tunggal. PC awalnya diperkenalkan oleh IBM pada 1981. Pada generasi-generasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN TIMBANGAN DIGITAL DENGAN PC SEBAGAI MEDIA DATABASE INFORMASI INVENTORI BUAH

PERANCANGAN TIMBANGAN DIGITAL DENGAN PC SEBAGAI MEDIA DATABASE INFORMASI INVENTORI BUAH PERANCANGAN TIMBANGAN DIGITAL DENGAN PC SEBAGAI MEDIA DATABASE INFORMASI INVENTORI BUAH ARRAHMAN SEPUTRA A. 2207 030 068 OLEH : ANGGA DWI AMIRIL 2207 030 073 DOSEN PEMBIMBING Rachmad Setiawan, ST, MT NIP.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci