BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Pustaka. dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
|
|
- Yenny Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang dibagikan kepada pemegang saham perusahaan. Jumlah dividen yang dibagikan diusulkan oleh dewan direksi dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Weygandt (2005 : 597) dividend is : "a distribution by a corporation to its stockholders on a pro rata (proportional basis)". ("suatu distibusi atau pembagian yang dilakukan oleh perusahaan kepada pemegang saham secara proporsional"). Sedangkan pengertian dividen menurut Pratomo & Nugraha (2004:262) yaitu: Dividen merupakan bagian laba yang dibayarkan oleh Emiten kepada pihak pemegang saham sebagai pembagian keuntungan. Berdasar beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan bagian keuntungan perusahaan yang menjadi hak pemegang saham sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki, atau dibagikan sesuai dengan proporsional. a. Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2011), Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang 8
2 9 saham sebagai dividen laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang (Sartono, 2011). Dalam mendesain dan mengimplementasikan kebijakan tersebut, terdapat trade-off yang harus diperhatikan. Jika perusahaan meningkatkan dividen, pemegang saham atau pemilik perusahaan akan memperoleh cash flows namun pertumbuhan perusahaan berpotensi menurun karena cash flows tersebut semestinya dapat digunakan untuk reinvestasi. Di sisi lain, jika perusahaan mengurangi dividen, partumbuhan perusahaan mungkin akan meningkat namun pemegang saham akan menerima cash flows yang lebih sedikit sehingga secara sekilas kemakmuran pemegang saham juga terpengaruh. Penurunan nilai nominal dividen dapat membawa konsekuensi positif dan negatif bagi harga saham perusahaan, tergantung dari sudut pandang dan keadaan perusahaan (Sartono, 2011; Brigham dan Houston, 1998; Jogiyanto, 2011). Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat tiga konsep tentang kebijakan dividen, yaitu (Brigham dan Houston, 2008): 1) Irrelevance theory. Teori ini menganggap bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi, peningkatan atau penurunan dividen oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan.
3 10 2) Bird-in-the-hand theory. Teori ini berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena kas di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga saham perusahaan akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan. Dengan demikian, semakin tinggi dividen yang dibagikan, semakin tinggi pula nilai perusahaan. 3) Tax preference theory. Menurut teori ini, investor tidak terlalu menyukai dividen karena dividen tidaklah tax deductible. 2. Kandungan Informasi Dividen Manajemen memiliki informasi mengenai pendapatan masa depan perusahaan disbanding public (yang termasuk pemegang saham perusahaan). Situasi informasi asimetrik ini menunjukan bahwa manajer akan berusaha untuk menyampaikan informasi adalah dengan mengumumkan perubahan dividen perusahaan. Pengumuman dividen ini disebut alat pemberi signal (signaling device). Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Menurut teori sinyal, dividen dipakai sebagai suatu signal oleh perusahaan. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat
4 11 di mana dividen yang meningkat tersebut bisa dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. Hal sebaliknya akan terjadi jika perusahaan merasa prospek di masa mendatang menurun, perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya. Pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. 3. Prosedur Pembagian Dividen Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang saham. Pembagian dividen dapat dilakukan secara kuartalan ataupun tahunan, tergantung kebijaksanaan yang ditetapkan oleh masingmasing perusahaan. Adapun prosedur pembagian dividen yang aktual menurut (Brigham dan Houston, 1998) adalah pada tanggal pengumuman, tanggal pencatatan pemegang saham, tanggal ex-dividend dan tanggal pembayaran dividen. Adapun penjelasan berikut ini merupakan contoh atau ilustrasi pembagian dividen menurut Brigham dan Houston (1998), sebagai berikut: a. Tanggal pengumuman Adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembagian dividen. Misalnya pada tanggal 14 November 2010 direksi PT. ABC mengadakan pertemuan dan mengumumkan pembagian dividen kuartalan tetap sebesar Rp 40 per saham untuk dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 8 Desember 2010 dengan pembayaran dilakukan pada tanggal 2 Januari b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)
5 12 Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan. Setelah berakhirnya jam kerja pada tanggal pencatatan pemegang saham (8 Desember 2010), perusahaan menutup buku transfer sahamnya dan menyusun daftar pemegang saham mulai tanggal itu. Apabila PT ABC memberitahukan penjualan dan transfer beberapa saham sebelum pukul 5 sore pada tanggal 8 Desember, maka pemilik saham yang baru akan menerima dividen. Jika pemberitahuan yang diterima pada atau sesudah tanggal 9 Desember, pemilik saham lama menerima cek dividen. c. Tanggal ex-dividend (Ex-dividend date) Adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Untuk mencegah timbulnya konflik, industri pasar modal telah menetapkan suatu konvensi yang mengumumkan bahwa hak atas dividen tetap menyertai saham hingga empat hari kegiatan bisnis sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Pada hari keempat sebelum tanggal tersebut, hak atas dividen tidak lagi menyertai saham. Dalam hal ini tanggal ex-dividen adalah 4 hari sebelum tanggal 8 Desember, yaitu tanggal 4 Desember d. Tanggal Pembayaran Dividen (Dividend Payment)
6 13 Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen. Dalam hal ini perusahaan akan mengirimkan ceknya kepada pemegang saham tercatat pada tanggal 2 Januari Investment Opportunity Set (IOS) Karakteristik perusahaan yang mengalami pertumbuhan dapat diukur antara lain dengan peningkatan penjualan, pembuatan produk baru atau diversifikasi produk, perluasan pasar, ekspansi atau peningkatan kapasitas, penambahan aset, mengakuisisi perusahaan lain, investasi jangka panjang, dan lain-lain. Nilai pilihan investasi sangat tergantung pada nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Kesempatan investasi tidak selalu berujud secara fisik tetapi dapat berupa suatu kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh apabila perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian suatu brand name, maka perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap celah keunggulan dan kelemahan brand name tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang besar di masa yang akan datang. Smith & Watts dan Kester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jogiyanto (2012), menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan employment setiap perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber daya manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan adanya variasi dalam set kesempatan investasi antar perusahaan yang terdiri atas variasi
7 14 dalam kesempatan investasi yang prospektif serta ekspektasi distribusi hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan dalam rangka menghadapi perusahaan pesaing yang hendak memasuki pasar serta variasi pilihan-pilihan strategi perusahaan dalam rangka memperoleh keunggulan kompetitif mengakibatkan IOS sangat bervariasi secara cross-sectional antar perusahaan (Gaver & Gaver dalam Jogiyanto, 2012). 5. Return Menurut Jogiyanto (1998), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi dan diharapkan akan terjadi pada masa mendatang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi berdasarkan data histories. Return realisasi sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko dimasa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 1998). 6. Return tidak normal (Abnormal Return) Return tidak normal (abnormal return) adalah selisih return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh
8 15 investor). Penelitian abnormal return umumnya merupakan suatu studi peristiwa abnormal return yang mungkin dapat diperoleh dari suatu sekuritas disekitar pengumuman suatu peristiwa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return, yaitu (Jogiyanto, 1998): a. Model Disesuaikan Rata-rata Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk data harian, dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan. b. Model Pasar (Market Model) Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu; (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). c. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model)
9 16 Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi,karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. B. Hipotesis 1. Penelitian Tentang Kandungan Informasi Dividen Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kandungan informasi dalam kebijakan dividen berikut dikutip dari Jogiyanto (1998) antara lain: Temuan Gonedes (1978) dikonfirmasi oleh Brooks (1996) yang meneliti pengumuman dividen pada tahun 1988 dan menguji perubahan asimetri informasi, relative spread dan volume perdagangan untuk melihat perubahan antara periode sebelum dan sesudah pengumuman dividen. Hasil Penelitian Brooks (1996) menemukan asimetri informasi yang terjadi tidak mengalami perubahan yang signifikan, begitu juga relative spread dan volume perdagangan. Penelitian selanjutnya mengenai kandungan informasi dividen, terutama pada penelitian terakhir banyak yang mendukung kandungan informasi dividen. Aharony dan Swary (1980) mengamati sampel penelitian yang terdiri dari 149 perusahaan dalam kurun waktu 1 Januari 1963 sampai dengan 31 Desember 1976 yang terdaftar di NYSE. Hasil penelitian
10 17 menunjukkan ada reaksi pasar yang signifikan pada sehari sebelum dan hari pengumuman dividen, baik untuk perubahan dividen meningkat maupun menurun. Brickly (1983) menguji kandungan informasi specially designated dividend yang diumumkan di NYSE dan AMEX pada periode dan terdapat 165 pengumuman. Hasil penelitiannya menemukan adanya reaksi pasar yang signifikan positif pada hari ke-0 dan +1. Hal ini menunjukkan specially designated dividend juga mengandung informasi yang berguna bagi investor. DeAngelo dan DeAngelo (1990) melakukan pengujian secara khusus terhadap perusahaan yang melakukan pemotongan dividen. Hasil penelitiannya menunjukkan pemotongan dividen merupakan pertanda perusahaan tersebut dalam kondisi distress. Hal ini sejalan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa penurunan pembayaran dividen berarti sinyal mengenai kinerja perusahaan yang menurun. Firth (1994) menyatakan bahwa perubahan dividen mempunyai kandungan informasi yang berguna. Pendapatnya didasarkan atas penelitiannya terhadap 649 observasi selama periode Hasilnya menunjukkan bahwa reaksi pasar terjadi secara signifikan pada dua hari periode jendela yang diamati. Efek pengumuman dividen oleh reporter juga mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan dalam industri sejenis
11 18 (perusahaan non reporter). Jadi ada transfer informasi intra industri pada saat pengumuman dividen. Benartzi et al. (1997) melakukan pengujian dengan menggunakan metode buy and hold strategy terhadap data harian dan data bulanan. Sampel yang diteliti terdiri dari 255 pengumuman dividen menurun dan 4249 pengumuman dividen meningkat selama periode Hasilnya menunjukkan untuk jangka pendek yaitu 3 hari sekitar pengumuman (t-1, t-0 dan t+1) terdapat reaksi pasar yang signifikan yang mengkonfirmasi kandungan informasi dividen. Sedangkan untuk jangka panjang menunjukkan ada excess return signifikan yang terjadi setahun setelah pengumuman dividen. Jadi perusahaan yang menaikkan (menurunkan) pembagian dividen, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, mengalami excess return yang meningkat (menurun). Benartzi et al (1997) juga menunjukkan bahwa investor akan bereaksi lebih kuat terhadap pengumuman dividen menurun (-2,11%) dibandingkan pengumuman dividen meningkat (0,81%). Di Indonesia, terdapat beberapa penelitian yang berhasil membuktikan kandungan informasi dividen, antara lain adalah Suparmono (2000), Sujoko (1999) serta Setiawan dan Hartono (2002). Suparmono (2000) menguji pengumuman dividen yang terjadi selama periode Sampel penelitian terdiri dari 182 perusahaan yang mengumumkan pembayaran dividen meningkat dan 158 perusahaan yang mengumumkan pembayaran dividen menurun. Temuannya menunjukkan ada reaksi pasar yang signifikan
12 19 pada t-5 dan t-0 untuk dividen meningkat dan pada t-0 untuk dividen menurun. Sujoko (1999) melakukan pengujian terhadap pengumuman dividen meningkat selama periode Hasilnya menunjukkan bahwa selama 3 hari yaitu, sehari sebelum pengumuman, hari pengumuman dan sehari setelah pengumuman dividen meningkat terdapat reaksi pasar yang signifikan positif. Setiawan dan Hartono (2002) berhasil mengkonfirmasi Sujoko (1999) dan Suparmono (2000) tentang adanya kandungan informasi pengumuman dividen. Perbedaannya adalah bahwa Sujoko (1999) dan Suparmono (2000) menunjukkan terdapat kebocoran informasi dan reaksi yang berkepanjangan, sehingga pasar bereaksi signifikan pada hari sebelum dan sesudah pengumuman dividen. Sementara Setiawan dan Hartono (2002) menyatakan bahwa pasar bereaksi hanya pada hari pengumuman dividen dan tidak ada kebocoran informasi dan reaksi pasar yang berkepanjangan. Atas dasar itulah maka kemudian peneliti menghipotesisikan bahwa : a. Ada reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen. b. Ada perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen. 2. Penelitian Tentang Pengujian Ketepatan Reaksi Pasar pada Pengumuman Dividen
13 20 Penelitian-penelitian berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang dikutip dari Jogiyanto (1998) antara lain: Lintner (1956) berargumen bahwa kenaikan dividen merupakan sinyal dari manajemen mengenai kepercayaan mereka bahwa laba akan mengalami peningkatan secara permanen di masa depan. Pemberian sinyal ini membutuhkan cost, maka hanya perusahaan berprospek yang mampu menanggungnya. Apabila sinyal tersebut diberikan oleh perusahaan yang tidak berprospek, maka perusahaan tersebut tidak akan mampu menanggung signalling cost dan akan mengalami kesulitan likuiditas, yang pada gilirannya justru akan merugikan investor. Oleh karena itu, investor harus mampu membedakan antara perusahaan berprospek dan tidak berprospek supaya tidak dibodohi oleh emiten. Apabila kenaikan dividen tersebut berasal dari perusahaan yang berprospek ekonomis, maka pasar akan bereaksi positif. Akan tetapi, apabila perusahaan yang mengumumkan kenaikan dividen tersebut merupakan perusahaan tidak berprospek, maka pasar akan bereaksi negatif. Apabila investor hanya memperhitungkan kenaikan dividen saja tanpa memperhatikan apakah sinyal tersebut valid atau tidak, sehingga merespon secara positif pengumuman dividen yang diberikan baik oleh perusahaan berprospek maupun tidak berprospek, maka investor tersebut adalah investor yang naïve atau investor yang tidak canggih (unsophisticated investor).
14 21 Fama (1970) menyatakan bahwa efisiensi pasar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: bentuk lemah, bentuk setengah kuat dan bentuk kuat. Efisiensi pasar setengah kuat menurut Fama (1970) menekankan pada ketersediaan informasi dan fully reflect. Definisi ini tepat untuk mengamati respon pasar terhadap pengumuman yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, seperti: pengumuman laba dan arus kas. Pengumuman laba yang meningkat merupakan kabar baik yang menandakan kinerja perusahaan bagus, sedangkan pengumuman laba menurun berarti kabar buruk yang menandakan kinerja perusahaan menurun. Pasar dapat menyerap informasi ini dengan cepat, kemudian bereaksi positif (negatif) terhadap kabar baik (buruk). Pengukuran efisiensi pasar bentuk setengah kuat seperti ini sangat tergantung kepada seberapa luas informasi tersebut tersebar. Konsep efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut Fama (1970) dikembangkan lebih lanjut oleh Hartono (1998) dengan memperhitungkan kecanggihan pelaku pasar.menurut Hartono (1998) konsep Fama mengenai efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang menekankan ketersediaan informasi merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi. Akan tetapi, untuk menghadapi informasi yang menghendaki pengolahan lebih lanjut, seperti: pengumuman dividen dan merjer, maka definisi Fama (1970) dapat dikembangkan lagi. Hartono (1998) menyatakan bahwa investor harus canggih dalammengolah informasi, sehingga mampu bereaksi secara tepat. Dalam kasus pengumuman dividen, investor harus dapat membedakan antara
15 22 sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang mempunyai prospek dan yang tidak mempunyai prospek. Hartono (1998) menyatakan bahwa definisi pasar yang mencakup ketersediaan informasi dan ketepatan reaksi pasar merupakan pasar bentuk setengah kuat secara keputusan (decisionaly efficient market). Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan tingkatannya lebih tinggi daripada pasar efisien bentuk setengah kuat secara informasi. Penelitian mengenai pasar efisien bentuk setengah kuat secara keputusan masih jarang dilakukan. Sujoko (1999) melakukan penelitian terhadap Dividend Signalling Theory di BEI,selama periode Penelitiannya menggunakan nilai pasar asset dibagi nilai buku sebagai proksi perusahaan berprospek atau tidak sehingga diperoleh 96 perusahaan yang bertumbuh dan mengumumkan kenaikan dividen dari 54 perusahaan yang tidak bertumbuh, tetapi mengumumkan kenaikan dividen. Hasil penelitiannya menunjukkan investor merespon positif kedua sub sampel ini. Berarti, investor di Indonesia tidak memperhitungkan apakah perusahaan yang mengumumkan kenaikan dividen adalah perusahaan yang bertumbuh atau tidak. Setiawan dan Hartono (2002) melakukan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dalam merespon pengumuman dividen meningkat menyimpulkan bahwa pasar modal di Indonesia periode belum efisien setengah kuat secara keputusan. Investor tidak mampu
16 23 membedakan antara sinyal yang valid (yang berasal dari perusahaan bertumbuh) dan sinyal yang tidak valid (yang berasal dari perusahaan tidak bertumbuh), karena dari hasil pengujian terhadap ketepatan reaksi pasar menunjukkan bahwa investor bereaksi positif baik terhadap pengumuman dividen meningkat yang dinyatakan oleh perusahaan bertumbuh maupun oleh perusahaan tidak bertumbuh. Berdasar uraian diatas maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut : a. Ada reaksi pasar terhadap pengumuman dividen yang diberikan oleh perusahaan yang bertumbuh. b. Ada reaksi pasar terhadap pengumuman dividen yang diberikan oleh perusahaan yang tidak bertumbuh. c. Ada perbedaan reaksi pasar yang diberikan oleh perusahaan bertumbuh dan perusahaan yang tidak bertumbuh terhadap pengumuman dividen. C. Kerangka Pemikiran Untuk menguji reaksi pasar terhadap suatu peristiwa serta pengujian kandungan informasi dari suatu pengumuman, maka peneliti menggunakan event studi. Perhitungan abnormal return menggunakan model pasar selama periode pengamatan 21 hari (10 hari seblum dan 10 hari sesudah) dengan menggunakan alat statistik untuk melihat signifikansi abnormal return yang terjadi dan perbedaan rata - rata abnormal return yang terjadi sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa dengan tingkat signifikansi 5%. Jika
17 24 pengumuman tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar. Reaksi pasar akan tercermin dari adanya perubahan harga saham perusahaan yang tercatat di BEI. Reaksi ini akan diukur dengan menggunakan return sebagai perubahan harga saham dan abnormal return sebagai tolak ukurnya. Berdasarkan hal tersebut maka suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan keuntungan diatas normal terhadap harga saham. Pengujian tentang ketepatan reaksi pasar pada pengumuman dividen meningkat atau pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dibagi menjadi 2, yaitu: pengujian pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan manufaktur bertumbuh dan pengujian pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan manufaktur tidak bertumbuh. Untuk mengklasifikasikan perusahan manufaktur bertumbuh dan tidak bertumbuh digunakan variabel IOS yaitu perbandingan antara nilai pasar dengan nilai buku saham (atau rasio MVE/BE). Perusahaan dikategorikan bertumbuh, jika MVE/BE 1 dan dikategorikan tidak bertumbuh, jika MVE/BE <1. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih kategori perusahaan bertumbuh dan dikategorikan tidak bertumbuh adalah sebagai berikut: 1. Terdaftar di BEI selama jangka waktu dan berupa perusahaan Manufaktur.
18 25 2. Perusahaan tersebut secara periodik mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya dan memiliki kelengkapan data selama periode pengamatan. 3. Sampel yang dipilih masuk kategori aktif diperdagangkan pada kurun waktu pengamatan, berdasarkan surat edaran BEI No. SE. 03/BEI/ II.I/ Selalu memperoleh laba. 5. Tidak memiliki ekuitas negatif. Untuk menguji dan menganalisis reaksi pasar dari masing-masing peristiwa, tahapan yang dilakukan adalah: 1. Menghitung abnormal return selama event period. Mengestimasi expected return selama estimation period 2. Menghitung cumulative abnormal return harian tiap-tiap saham selama event period. 3. Menghitung rata-rata abnormal seluruh saham pada hari ke-t Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat secara keputusan apabila investor merespon positif pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan bertumbuh dan merespon negatif pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan tidak bertumbuh. Untuk menguji hipotesis 1, 3 dan 4 digunakan uji beda rata-rata, yaitu: one samplet-test dan untuk menguji hipotesis 2 dan 5 digunakan uji Paried Sample Test. One sample t-test ini digunakan untuk menguji apakah secara statistik terdapat abnormal return (positif atau negatif) di sekitar tanggal
19 26 pengumuman dividen. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian ini adalah 0,95 atau á = 0,05. SEBELUM PENGUMUMAN H-3 PERUSAHAAN BERTUMBUH H-1 REAKSI PASAR TDP PENGUMUMAN DEVIDEN H-2 REAKSI PASAR H-5 SETELAH PENGUMUMAN H-4 PERUSAHAAN TDK BERTUMBUH Gambar 1 Kerangka Teori Penelitian Sumber: Jogiyanto (1998) Disesuaikan dengan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dividen 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Dividen Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan tingkat cash flows pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dana yang dimiliki setiap orang dapat ditanamkan ke dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dana yang dimiliki setiap orang dapat ditanamkan ke dalam berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan valuta
Lebih terperinciANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN PADAPERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN PADAPERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) HENY KURNIANINGSIH ABSTRAKSI Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Tabel 2.1. Gambar Kecepatan Penyesuaian Harga... 32
DAFTAR GAMBAR Tabel 2.1. Gambar Kecepatan Penyesuaian Harga... 32 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi berdampak pada peningkatan persaingan di suatu pasar termasuk juga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi
Lebih terperinciPENGARUH KECANGGIHAN INVESTOR TERHADAP KETEPATAN REAKSI PASAR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT
PENGARUH KECANGGIHAN INVESTOR TERHADAP KETEPATAN REAKSI PASAR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT Marfuah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia E-mail: marfuah@fe.uii.ac.id Abstract The
Lebih terperinciBAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS
BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kebijakan Dividen Dalam investasi saham, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh investor yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kas maupun dalam bentuk lainnya. Dividen merupakan konsekuensi yang muncul
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dividen Ross et al. (2008) mendefinisikan dividen sebagai bagian dari laba (earning) yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemiliknya, baik dalam bentuk kas maupun dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misalnya isu efisiensi pasar. Efisiensi bentuk pasar terbagi menjadi tiga bagian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang sangat pesat saat ini, telah memotivasi para peneliti untuk melakukan penelitian yang tekait dengan pasar modal, misalnya isu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal dan Bursa Efek Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dividen 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Baridwan, 2004). Hanafi (2004)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah perbedaan antara penelitian terdahulu dan sekarang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pasar yang efisien, informasi yang masuk ke pasar akan tercermin pada hargaharga surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. saham yang dimiliki. Selanjutnya menurut Tangkilisan dan Hassel (2003),
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Selanjutnya menurut Tangkilisan dan Hassel (2003), Dividen adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru
Lebih terperinciPENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA KEPUTUSAN AKIBAT PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DI BURSA EFEK JAKARTA ABSTRAK
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA KEPUTUSAN AKIBAT PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DI BURSA EFEK JAKARTA Oleh GITA DANUPRANATA* NUR AFIANINGSIH** ABSTRAK A. LATAR BELAKANG Pasar modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal harus bersifat
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan
9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Merger dan Akuisisi. Kondisi perekonomian dengan persaingannya untuk mempertahankan bisnis perusahaan mendorong semakin aktifnya transaksi di pasar modal, sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan
8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Pasar Modal Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan perusahaan yang
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal
A. Landasan Teori 1.Pasar Modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang sering diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,
Lebih terperinciANALISIS REAKSI INVESTOR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN. Edfan Darlis dan Zirman
ANALISIS REAKSI INVESTOR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN Edfan Darlis dan Zirman Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 ABSTRAKSI Penelitian
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
22 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Basyori (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Return Saham. Sedangkan sampel penelitian ini perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, para investor juga menggunakan pasar modal sebagai sarana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Teoritis 2.1.1 Deviden Deviden secara umum diartikan sebagai pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Besarnya deviden dan tata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Signal Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
Lebih terperinciPENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT TERHADAP PERISTIWA PENGUMUMAN DIVIDEN TUNAI MENURUN DI BEJ
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No.1 Januari 2008, hal. 56 65 Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT TERHADAP PERISTIWA PENGUMUMAN DIVIDEN TUNAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia terbilang cukup pesat. Hal ini membuat para pelaku bisnis lebih mengembangkan usahanya melalui pasar modal. Para pelaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian 4. 1. 1 Event Study Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam hal ini adalah pengumuman pembagian saham. Pengumuan pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba perusahaan pun dapat menjadi salah satu indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi
Lebih terperinciANALISIS KECANGGIHAN INVESTOR TERHADAP KETEPATAN REAKSI PASAR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT
ANALISIS KECANGGIHAN INVESTOR TERHADAP KETEPATAN REAKSI PASAR DALAM MERESPON PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT Ajat Sudrajat Lela Hindasah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta email:lel_umy@yahoo.com ABSTRACT
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode
III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dari skala kecil dan besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia investasi saham di Indonesia sudah sangat berkembang tiap tahunnya, dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dari skala kecil dan besar.
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald
1 BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
Lebih terperinciI. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang
1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1. Signalling theory Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pasar modal, ada dua pihak yang memiliki kepentingan yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hipotesis Pasar Efisien Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pengertian pasar efisien adalah pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan memperoleh dana untuk kegiatan operasi dan ekspansi perusahaan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, para investor membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Tedahulu Penelitian mengenai pasar modal akibat adanya suatu peristiwa non-ekonomi telah banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan Wardani
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan
12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menanamkan modal baik dalam uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan memperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Informasi bersifat informatif apabila memiliki kriteria kelengkapan, relevansi dan tepat waktu sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai
Lebih terperinci1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar
1BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah efektifitas aksi korporasi. Sebuah aksi korporasi yang efektif akan memberikan sinyal kandungan informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang tercatat di BEI, perusahaan ini termasuk dalam kelompok emiten terbesar yaitu sebanyak 30 persen dari seluruh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling theory) menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional sebagai wahana investasi bagi masyarakat dan sebagai wahana pembiayaan bagi perusahaan dengan menjual
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. modalnya kepada perusahaan tersebut. Nilai perusahaan memberikan gambaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Meningkatkan nilai perusahaan merupakan tujuan dari setiap perusahaan karena semakin tinggi nilai perusahaan maka akan diikuti dengan tingginya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu tempat di mana para investor menanamkan dananya dalam berbagai bentuk investasi. Selain itu pasar modal juga alternatif yang sangat diminati
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dan pedoman untuk penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Nurhayati
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 1.1 Landasan Teori Penelitian pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen terhadap membutuhkan kajian teori sebagai berikut: 2.1.1 Signalling Theory Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir pasar modal di Indonesia berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang diperdagangkan dan semakin tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang di negara ini, dari skala kecil sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan bertujuan memaksimumkan nilai perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan tercermin dari harga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Landasan Teori. 1. Dividen. pemegang saham yang disesuaikan dengan saham yang dimilikinya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Dividen Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang menjadi hak bagi pemegang saham yang disesuaikan dengan saham yang dimilikinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien adalah bahwa informasi tersedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemodal ke perusahaan yang kekurangan dana. Perusahaan membutuhkan dana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal menjadi komponen penting dalam perekonomian di dunia dan juga di Indonesia. Pasar modal memiliki fungsi dan peran sebagai sarana alokasi dana pemodal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stakeholders) yang dibagikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik jangka pendek maupun jangka panjang agar dapat terus bertahan dan mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Memasuki Era pasar bebas, persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang ada akan menjadi semakin ketat. Hal ini mendorong pemilik/manajemen perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, banyak sekali yang dapat diperoleh investor baik yang tersedia di publik maupun pribadi (privat). Salah satu yang ada adalah pengumuman stock split
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pertumbuhan pasar saham. Menurut Husnan (2012) menyatakan bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Pertumbuhan suatu perusahaan akan lebih mudah terlihat dari adanya penilaian tinggi pihak eksternal perusahaan terhadap aset perusahaan ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar modal. Perusahaan memperoleh dana dengan menjual saham kepada publik di pasar modal.investor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa
Lebih terperinciABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT
ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT Oleh: Yogo Heru Prayitno 1) E-mail: yogo.heru@widyatama.ac.id 1) Universitas Widyatama Bandung ABSTRACT The researcher observed the announcement
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split) Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan saham merupakan
Lebih terperinci