BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Landasan Teori. 1. Dividen. pemegang saham yang disesuaikan dengan saham yang dimilikinya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Landasan Teori. 1. Dividen. pemegang saham yang disesuaikan dengan saham yang dimilikinya"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Dividen Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang menjadi hak bagi pemegang saham yang disesuaikan dengan saham yang dimilikinya (Kurnianingsih, 2014). Pembagian dividen dapat meningkatkan pendapatan investor selain dari capital gain. Pembagian dividen dapat dilakukan baik secara kuartal maupun tahunan tergantung oleh kebijakan dari perusahaan. Prosedurprosedur dalam pembagian dividen sebagai berikut (Sularso, 2003). a. Tanggal Pengumuman (Declaration Date) Adalah tanggal di mana perusahaan mengumumkan pernyataan yang berisi rencana dalam pembagian dividen. b. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (Holder of Record Date) Adalah tanggal di mana perusahaan mendaftarkan para pemegang saham sebagai pemilik saham pada tanggal tersebut, dalam hal untuk mendapatkan hak menerima dividen dari perusahaan. c. Tanggal Ex-Dividend (Ex-dividend Date) Adalah tanggal di mana saat hak dividen tidak lagi berlaku bagi para pemegang saham. d. Tanggal Pembayaran Dividen (Dividend Payment) Adalah tanggal di mana saat perusahaan mengirimkan cek dividen kepada para pemegang saham. 11

2 Pembagian dividen akan mengakibatkan adanya perbedaan tanggapan antara para investor di dalam pasar modal yang dindikasikan dengan perubahan harga saham dan volume perdagangan saham dimulai dari declaration date sampai dengan dividend payment. 2. Perubahan Dividen Informasi yang terkandung dalam dividen dapat dilihat dari nilai perubahan pada dividen yang terbagi dalam kategori, meliputi: (1) dividen tetap, (2) dividen naik, (3) dividen turun, (4) dividen omisi, dan (5) dividen inisiasi. Kenaikan nilai dividen dan nilai dividen yang tetap dianggap sebagai informasi yang baik (good news) sehingga pasar akan bereaksi positif, sedangkan untuk penurunan nilai dividen dianggap sebagai informasi yang buruk (bad news) sehingga pasar bereaksi negatif (Kurnianingsih, 2014). Perusahaan yang menetapkan kebijakan membayar dividen pertama kali atau dividen inisiasi merupakan sinyal positif dan pasar cenderung akan bereaksi positif, sedangkan kebijakan perusahaan untuk menghapus pembayaran dividen pertama kalinya atau dividen omisi cenderung merupakan sinyal kurang baik sehingga pasar akan bereaksi negatif. 12

3 3. Return Saham Return saham merupakan hasil yang diperoleh investor atau tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pasar modal. Return sesungguhnya adalah return yang terjadi pada saat waktu t (tanggal transaksi) yang merupakan selisih antara harga waktu sekarang dengan harga waktu sebelumnya, sedangkan return expected adalah return yang bersifat belum terjadi dan merupakan return harapan investor pada masa akan datang yang terlebih dahulu harus diestimasi. Untuk mengestimasikan return expected menggunakan model market adjusted model. Market adjusted model atau model kesesuaian pasar beranggapan bahwa penduga yang terbaik dalam estimasi return (event period) pada suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat itu. Menurut Kurnianingsih (2014), abnormal return dapat diartikan selisih return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi (return yang diharapkankan oleh investor). Abnormal return dapat terjadi karena suatu kejadian tertentu misalnya hari libur nasional, stock split, dividen dan lain-lain, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi pasar dapat diukur dengan perubahan harga saham (abnormal return). 4. Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan atau likuiditas saham merupakan banyaknya jumlah lembar saham yang diperdagangkan dalam satu hari perdagangan. Volume perdagangan saham sangat penting bagi investor dan perusahaan. Investor menganggap likuiditas saham yang tinggi akan sangat menguntungkan karena saham tersebut mudah ditransaksikan sehingga berpeluang untuk mendapatkan 13

4 capital gain, sedangkan bagi perusahaan pentingnya likuiditas saham agar terhindar dari delisting pasar modal apabila likuditas saham perusahaan rendah atau kurang aktif dalam perdagangan. Stimulus pengumuman yang berisis informasi dapat berdampak pada pada reaksi pasar yang tercermin dalam volume saham perusahaan (Kurnianingsih, 2014). Reaksi pasar dapat dilihat melalui volume perdagangan saham yang diukur menggunakan indikator trading volume activity. 5. Teori Signalling Bandi (2009) menyatakan bahwa investor memandang bahwa dividen penting sehingga investor bereaksi terhadap tingkat pembayaran dividen perusahaan yang dapat diartikan bahwa di dalam dividen terkandung suatu informasi yang penting bagi investor dalam menentukan keputusan berinvestasi. Informasi tersebut dapat dilihat dari nilai dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Kenaikan nilai dividen dan nilai dividen yang tetap dianggap sebagai informasi yang baik (good news) sehingga pasar akan bereaksi positif, sedangkan untuk penurunan nilai dividen dianggap sebagai informasi yang buruk (bad news) sehingga pasar akan merespon negative (Kurnianingsih, 2014).Perusahaan yang menetapkan kebijakan membayar dividen pertama kali atau dividen inisiasi merupakan sinyal positif dan pasar cenderung akan bereaksi positif, sedangkan kebijakan perusahaan untuk menghapus pembayaran dividen pertama kalinya atau dividen omisi cenderung merupakan sinyal kurang baik 14

5 sehingga pasar akan bereaksi negatif. Perubahan dalam nilai dividen akan mempengaruhi reaksi pasar dalam berinvestasi. 6. Hubungan antara Perubahan Dividen dan Teori Signalling Pengumuman dividen bertujuan untuk memberikan informasi mengenai prospek perusahaan masa mendatang dengan memberikan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Perusahaan melakukan pengumuman pembagian dividen kepada investor, investor akan terlebih dahulu menilai informasi yang terkandung dalam dividen tersebut. Investor dalam menilai dividen dengan cara membandingkan nilai dividen sekarang dengan nilai dividen pada periode sebelumnya. Investor memandang bahwa dividen adalah penting, sehingga investor bereaksi terhadap tingkat pembayaran dividen perusahaan (Bandi, 2009). Teori signaling, informasi yang terkandung dalam dividen sangat berarti bagi investor sehingga dapat mempengaruhi return saham dan volume perdagangan saham. Reaksi investor tersebut tercermin dalam perubahan harga saham dengan pengujiannya menggunakan indikator abnormal return dan volume perdagangan saham dengan pengujiannya menggunakan indikator trading volume activity. Informasi pengumuman perubahan pada nilai dalam dividen akan menyampaikan informasi yang berharga ke pasar. Perubahan nilai dividen, meliputi: (1) dividen tetap, (2) dividen naik, (3) dividen turun, (4) dividen inisiasi, dan (5) dividen omisi. Kenaikan nilai dividen dan nilai dividen yang tetap dianggap sebagai informasi yang baik (good news) sehingga pasar akan bereaksi positif, sedangkan untuk penurunan nilai dividen dianggap sebagai 15

6 informasi yang buruk (bad news) sehingga pasar bereaksi negatif (Kurnianingsih, 2014). Perusahaan yang menetapkan kebijakan membayar dividen pertama kali atau dividen inisiasi merupakan sinyal positif dan pasar cenderung akan bereaksi positif, sedangkan kebijakan perusahaan untuk menghapus pembayaran dividen pertama kalinya atau dividen omisi cenderung merupakan sinyal kurang baik sehingga pasar akan bereaksi negatif. 7. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pasar bereaksi terhadap perubahan dividen telah dilakukan sebagai berikut (lampiran 3, 4, dan 5). 1. Penelitian Desmond (2006) dan Heryana (2013) menyatakan bahwa pengumuman dividen tidak mengandung informasi sehingga pasar tidak bereaksi, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2014) yang menyatakan bahwa pengumuman dividen memiliki kandungan informasi sehingga pasar bereaksi. 2. Penelitian Dasilas (2011) menyatakan bahwa terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen tetap dengan indikator harga saham yang konstan, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Abdullah (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang membagikan dividen tetap tidak signifikan terhadap harga saham. 3. Penelitian Dasilas (2011) menyatakan bahwa ada reaksi pasar terhadap nilai dividen tetap dengan indikator volume perdagangan yang konstan. 16

7 4. Penelitian Abdullah (2008) menyatakan perusahaan yang membagikan dividen naik tidak signifikan terhadap harga saham, tetapi penelitian tersebut bertolak belakang dengan Dasilas (2011) menyatakan bahwa ada reaksi pasar yang positif terhadap peningkatan nilai dividen dengan indikator harga saham. 5. Penelitian Azka (2013) menyatakan bahwa pada dividen naik tidak adanya perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan setelah pengumuman kenaikan dividend per share yang berarti pengumuman dividen naik tidak mengandung informasi yang penting sehingga pasar bereaksi negatif, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Dasilas (2011) menyatakan bahwa ada reaksi pasar yang positif terhadap peningkatan nilai dividen dengan indikator volume perdagangan. 6. Penelitian Yahyaee, Pham, dan Walter (2010) menyatakan bahwa dividen turun mengalami reaksi yang signifikan terhadap turunnya harga saham. 7. Penelitian yang dilakukan Puspito (1998) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan pada pengumuman pembagian dividen turun selama 21 hari, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Dasilas (2005) menyatakan bahwa ada reaksi pasar yang negatif terhadap penurunan nilai dividen dengan indikator volume perdagangan. 8. Penelitian Sare, Kumah, dan Salakpi (2014) menyatakan pengumuman dividen inisiasi disambut positif oleh investor dengan indikator abnormal return, sedangkan menurut Astuti (2012) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan 17

8 rata-rata harga saham (abnormal return) sebelum dan sesudah inisiasi dividen yang dapat diartikan bahwa tidak ada reaksi pasar terhadap dividen inisiasi. 9. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2012) menyatakan bahwa pada dividen inisiasi terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen dengan indikator trading volume activity, sedangkan menurut Bukit dan Hartono (2000) menyatakan bahwa pengumuman pembayaran dividen (dividen inisiasi) dengan indikator trading volume activity pasar tidak bereaksi. 10. Penelitian Bukit (2000) menyatakan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap dividen omisi dengan abnormal return, sedangkan menurut Michaely, Thaler, dan Womack (1994) menyatakan bahwa terdapat reaksi harga saham pada dividen omisi. 11. Penelitian Michaely, Thaler, dan Womack (1994) yang menyatakan abnormal volume perdagangan berpengaruh positif terhadap dividen omisi, sedangkan menurut Bukit dan Hartono (2000) menyatakan pasar tidak bereaksi terhadap penghapusan dividen pertama kali dengan indikator volume perdagangan. B. Pengembangan Hipotesis Pengembangan hipotesis berfokus pada latar belakang masalah, landasan teori dan penelitian terdahulu disertai dengan pengembangannya. Menurut Kurnianingsih (2014) dalam tesisnya di Magister Manajemen UNS menyatakan pembagian dividen mengandung suatu informasi sehingga pasar bereaksi, tetapi penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Heryana (2013) yang dalam tesisnya di Magister Manajemen UGM mengatakan bahwa pembagian 18

9 dividen tidak memiliki kandungan informasi sehingga pasar tidak bereaksi. Penelitian ini berdasarkan adanya hasil research gap. Pengembangan hipotesis penelitian selanjutnya, penelitian ini akan membagi dividen dalam beberapa kategori meliputi: (1) dividen tetap, (2) dividen naik, (3) dividen turun, (4) dividen inisiasi, dan (5) dividen omisi, sedangkan untuk melakukan pengujian adanya reaksi pasar menggunakan indikator rata-rata abnormal return dan ratarata trading volume activity. Penelitian ini juga akan menguji tentang kebenaran dari teori signalling, apakah penelitian ini mendukung pada teori tersebut atau tidak. 1. Dividen Tetap dengan Pendekatan Teori Signalling Menurut Dasilas (2014) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen tetap dengan indikator harga saham yang konstan, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan Abdullah (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang membagikan dividen tetap tidak signifikan terhadap harga saham. Teori signalling yang mengatakan bahwa nilai dividen tetap dianggap sebagai informasi baik (good news) dan merupakan sinyal positif yang membuat pasar bereaksi positif. Hipotesis pertama dalam penelitian ini berdasarkan adanya research gap, teori signaling, jurnal Dasilas (2011), dan untuk mencari bukti mengenai adanya reaksi pasar terhadap dividen tetap dengan indikator rata-rata abnormal return, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini sebagai berikut. H 110: pasar bereaksi terhadap dividen tetap dengan indikator rata-rata abnormal return. 19

10 Dasilas (2011) menyatakan bahwa ada reaksi pasar terhadap nilai dividen tetap dengan indikator volume perdagangan yang konstan. Teori signalling yang mengatakan bahwa nilai dividen tetap sebagai informasi baik (good news) yang merupakan sinyal positif sehingga pasar akan bereaksi positif dengan terjadinya perubahan pada volume perdagangan saham perusahaan. Peneliti menetapkan hipotesis kedua yang berfokus jurnal penelitian Dasilas (2011), teori signalling, dan mencari bukti mengenai adanya reaksi pasar terhadap dividen tetap dengan indikator rata-rata trading volume activity, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini sebagai berikut. H 210: pasar bereaksi terhadap dividen tetap dengan indikator rata-rata trading volume activity. 2. Dividen Naik dengan Pendekatan Teori Signalling Menurut Dasilas (2011) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen naik dengan indikator harga saham (abnormal return), tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Abdullah (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang membagikan dividen naik tidak signifikan terhadap harga saham yang dapat diartikan bahwa tidak ada reaksi pasar terhadap dividen naik. Teori signalling mengatakan bahwa kenaikan nilai dividen dianggap sebagai informasi baik (good news) dan merupakan sinyal positif sehingga pasar akan bereaksi positif. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini didasarkan pada jurnal penelitian Dasilas (2011), adanya research gap, dan untuk mencari bukti tentang adanya reaksi pasar 20

11 terhadap dividen naik dengan indikator rata-rata abnormal return, dan teori signaling, sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini sebagai berikut. H 120: pasar bereaksi terhadap dividen naik dengan indikator rata-rata abnormal return. Menurut Azka (2013) mengatakan bahwa pada dividen naik tidak menyebabkan adanya perbedaan trading volume activity sebelum dan setelah pengumuman dividen naik yang berarti pengumuman dividen naik tidak mengandung informasi yang penting sehingga pasar tidak bereaksi, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Dasilas (2011) menyatakan ada reaksi pasar yang positif terhadap peningkatan nilai dividen dengan indikator volume perdagangan. Teori signalling mengatakan bahwa kenaikan nilai dividen dianggap sebagai informasi baik (good news) dan merupakan sinyal positif sehingga pasar akan bereaksi positif. Hipotesis keempat penelitian ini berdasarkan adanya research gap, jurnal penelitian Dasilas (2011), mencari bukti tentang adanya reaksi pasar terhadap dividen naik dengan indikator rata-rata trading volume activity dan teori signaling, sehingga hipotesis keempat dalam penelitian ini sebagai berikut. H 220: pasar bereaksi terhadap dividen naik dengan indikator rata-rata trading volume activity. 21

12 3. Dividen Turun dengan Pendekatan Teori Signalling Menurut Yahyaee, Pham, dan Walter (2010) dan Dasilas (2011) menyatakan bahwa dividen turun mengalami reaksi yang signifikan terhadap turunnya harga saham. Teori signalling mengatakan bahwa penurunan nilai dividen dianggap sebagai informasi buruk (bad news) dan merupakan sinyal negatif sehingga pasar akan bereaksi negatif. Hipotesis kelima penelitian ini berdasarkan jurnal penelitian Dasilas (2011), mencari bukti tentang adanya reaksi pasar terhadap dividen turun dengan indikator rata-rata abnormal return, dan teori signalling, sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini sebagai berikut. H 130: pasar bereaksi terhadap dividen turun dengan indikator rata-rata abnormal return. Menurut Puspito (1998) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan pada pengumuman pembagian dividen turun selama 21 hari, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Dasilas (2005) menyatakan bahwa ada reaksi pasar yang negatif terhadap penurunan nilai dividen dengan indikator volume perdagangan. Teori signalling mengatakan bahwa penurunan nilai dividen dianggap sebagai informasi buruk (bad news) dan merupakan sinyal negatif sehingga pasar akan bereaksi negatif. Hipotesis keenam dalam penelitian ini berdasarkan research gap, untuk mencari bukti tentang adanya reaksi pasar terhadap dividen turun dengan indikator rata-rata trading volume activity, teori signalling, dan jurnal penelitian Dasilas (2011) sehingga hipotesis keenam dalam penelitian ini sebagai berikut. 22

13 H 230: pasar bereaksi terhadap dividen turun dengan indikator rata-rata trading volume activity. 4. Dividen Inisiasi dengan Pendekatan Teori Signalling Menurut Sare, Kumah, dan Salakpi (2014) menyatakan pengumuman dividen inisiasi disambut positif oleh investor dengan indikator abnormal return, sedangkan menurut Astuti (2012) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata harga saham (abnormal return) sebelum dan sesudah inisiasi dividen yang dapat diartikan bahwa tidak ada reaksi pasar terhadap dividen inisiasi. Hipotesis ketujuh dalam penelitian ini berdasarkan research gap, jurnal penelitian Sare, Kumah, dan Salakpi (2014), dan mencari bukti tentang adanya reaksi pasar terhadap dividen inisiasi dengan indikator rata-rata abnormal return, dan teori signalling, sehingga hipotesis ketujuh dalam penelitian ini sebagai berikut. H 140: pasar bereaksi terhadap dividen inisiasi dengan indikator rata-rata abnormal return. Menurut Astuti (2012) mengatakan bahwa pada dividen inisiasi terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen dengan indikator trading volume activity, tetapi penelitian tersebut bertolak belakang dengan Bukit dan Hartono (2000) menyatakan bahwa pengumuman pembayaran dividen (dividen inisiasi) dengan indikator trading volume activity pasar tidak bereaksi. Teori signalling mengatakan bahwa dividen inisiasi dianggap sebagai informasi baik (good news) dan merupakan sinyal positif sehingga pasar akan bereaksi positif. Hipotesis kedelapan penelitian ini berdasarkan research gap, jurnal penelitian 23

14 Balachandran, Duong, Theobald, dan Zhou (2015), mencari bukti tentang adanya reaksi pasar terhadap dividen inisiasi dengan indikator rata-rata trading volume activity, dan teori signaling, sehingga hipotesis kedelapan dalam penelitian ini sebagai berikut. H 240: terdapat reaksi pasar terhadap dividen inisiasi dengan indikator rata-rata trading volume activity. 5. Dividen Omisi dengan Pendekatan Teori Signalling Menurut Bukit (2000) menyatakan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap dividen omisi dengan abnormal return, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Michaely, Thaler, dan Womack (1994) menyatakan bahwa terdapat reaksi harga saham pada dividen omisi. Teori signalling mengatakan bahwa dividen omisi dianggap sebagai informasi buruk (bad news) dan merupakan sinyal negatif sehingga pasar akan bereaksi negatif. Hipotesis kesembilan penelitian ini berdasarkan research gap, jurnal penelitian Michaely, Thaler, dan Womack (1994), mencari bukti tentang adanya reaksi pasar terhadap dividen omisi dengan indikator rata-rata abnormal return, dan teori signaling, sehingga hipotesis kesembilan dalam penelitian ini sebagai berikut. H 150: pasar bereaksi terhadap dividen omisi dengan indikator rata-rata abnormal return. Menurut Michaely, Thaler, dan Womack (1994) yang menyatakan abnormal volume perdagangan berpengaruh positif terhadap dividen omisi, tetapi hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian Bukit dan Hartono 24

15 (2000) menyatakan pasar tidak bereaksi terhadap penghapusan dividen pertama kali dengan indikator volume perdagangan. Teori signalling yang mengatakan bahwa dividen omisi dianggap sebagai informasi buruk (bad news) dan merupakan sinyal negatif sehingga pasar akan bereaksi negatif. Hipotesis kesepuluh dalam penelitian ini berdasarkan research gap, teori signalling, dan jurnal penelitian Michaely, Thaler, dan Womack (1994), dan mencari bukti tentang adanya reaksi pasar terhadap dividen omisi dengan indikator rata-rata trading volume activity, sehingga hipotesis kesepuluh dalam penelitian ini sebagai berikut. H 250: pasar bereaksi terhadap dividen omisi dengan indikator rata-rata trading volume activity. C. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir penelitian ini berdasarkan landasan teori, penelitian sebelumnya, dan pengembangan hipotesis, maka kerangka pemikiran penelitian ini secara umum adanya reaksi pasar dalam merespon event pengumuman pembagian dividen. Perusahaan mengkomunikasikan prospek perusahaan kepada pasar melalui kebijakan dividennya (Bandi, 2009). Pengumuman dividen memiliki suatu nilai ekonomi atau tidak memiliki nilai, dapat dilihat dari reaksi pasar dengan menggunakan indikator perubahan harga saham (abnormal return) dan perubahan volume perdagangan saham (trading volume activity) di sekitar event tersebut. Reaksi investor terhadap dividen akan bermacam-macam sesuai dengan perubahan nilai yang terjadi, berdasarkan pada teori signaling. Perubahan 25

16 dividen, meliputi: (1) dividen tetap, (2) dividen naik, (3) dividen turun, (4) dividen inisiasi, dan (5) dividen omisi. Kenaikan nilai dividen dan nilai dividen yang tetap dianggap sebagai informasi yang baik (good news) sehingga pasar akan bereaksi positif, sedangkan untuk penurunan nilai dividen dianggap sebagai informasi yang buruk (bad news) sehingga pasar merespon negatif (Kurnianingsih, 2014). Perusahaan yang menetapkan kebijakan membayar dividen pertama kali atau dividen inisiasi merupakan sinyal positif dan pasar cenderung akan bereaksi positif, sedangkan kebijakan perusahaan untuk menghapus pembayaran dividen pertama kalinya atau dividen omisi cenderung merupakan sinyal kurang baik sehingga pasar akan bereaksi negatif, sehingga kerangka pemikiran penelitian ini tampak pada gambar berikut ini. 1. Dividen Tetap Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran Penelitian Dividen Tetap Dividen Tetap H 110 H 210 Abnormal Return (rata-rata abnormal return) Trading Volume Activity (rata-rata trading volume activity) Sumber: Researcher s Conceptualization, Dasilas (2011) Gambar 2.1 merupakan kerangka pemikiran dividen tetap yang menunjukkan pengaruh dividen tetap terhadap reaksi pasar yang diukur dengan indikator ratarata abnormal return dan rata-rata trading volume activity. 26

17 2. Dividen Naik Gambar 2.2: Kerangka Pemikiran Penelitian Dividen Naik Abnormal Return Dividen Naik H 120 H 220 (rata-rata abnormal return) Trading Volume Activity (rata-rata trading volume activity) Sumber: Researcher s Conceptualization, Dasilas (2011) Gambar 2.2 merupakan kerangka pemikiran dividen naik yang menunjukkan pengaruh dividen naik terhadap reaksi pasar yang diukur dengan indikator ratarata abnormal return dan rata-rata trading volume activity. 3. Dividen Turun Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran Penelitian Dividen Turun Abnormal Return Dividen Turun H 130 H 230 (rata-rata abnormal return) Trading Volume Activity (rata-rata trading volume activity) Sumber: Researcher s Conceptualization, Dasilas (2011) Gambar 2.3 merupakan kerangka pemikiran dividen turun yang menunjukkan pengaruh dividen turun terhadap reaksi pasar yang diukur dengan indikator ratarata abnormal return dan rata-rata trading volume activity. 27

18 4. Dividen Inisiasi Gambar 2.4: Kerangka Pemikiran Penelitian Dividen Inisiasi Abnormal Return Dividen Inisiasi H 140 H 240 (rata-rata abnormal return) Trading Volume Activity (rata-rata trading volume activity) Sumber: Researcher s Conceptualization, Balachandran, Duong, Theobald, dan Zhou (2015) dan Sare, Kumah, dan Salakpi (2014) Gambar 2.4 merupakan kerangka pemikiran dividen inisiasi yang menunjukkan pengaruh dividen inisiasi terhadap reaksi pasar yang diukur dengan indikator ratarata abnormal return dan rata-rata trading volume activity. 5. Dividen Omisi Gambar 2.5: Kerangka Pemikiran Penelitian Dividen Omisi Dividen Omisi H 150 H 250 Abnormal Return (rata-rata abnormal return) Trading Volume Activity (rata-rata trading volume activity) Sumber: Researcher s Conceptualization, Michaely, Thaler, dan Womack (1994) 28

19 Gambar 2.5 merupakan kerangka pemikiran dividen omisi yang menunjukkan pengaruh dividen omisi terhadap reaksi pasar yang diukur dengan indikator ratarata abnormal return dan rata-rata trading volume activity. 29

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor (sumber: http://www.idx.co.id, 2010). Sembilan sektor tersebut, meliputi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi di pasar modal yang dijadikan para investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi adalah pengumuman dividen. Informasi ini terkait dengan prediksi manajemen

Lebih terperinci

REAKSI PASAR TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN DENGAN INDIKATOR ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY

REAKSI PASAR TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN DENGAN INDIKATOR ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY REAKSI PASAR TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN DENGAN INDIKATOR ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY Adhe Raka Setiawan & Bandi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia Email: adhe.raka@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kinerja perusahaan. Pasar juga bisa bereaksi terhadap informasi atas

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kinerja perusahaan. Pasar juga bisa bereaksi terhadap informasi atas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Reaksi pasar yang ditunjukkan dengan perubahan harga saham tidak hanya disebabkan oleh kinerja perusahaan. Pasar juga bisa bereaksi terhadap informasi atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bidang keuangan, event study digunakan untuk meneliti dampak suatu peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperbaiki iklim investasi adalah salah satu strategi pemerintah dalam rangka upaya meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu bentuk perhatian pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Investor selalu mempertimbangkan berbagai informasi yang ada untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Investor selalu mempertimbangkan berbagai informasi yang ada untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Investor selalu mempertimbangkan berbagai informasi yang ada untuk mengambil suatu keputusan investasi. Banyak informasi yang dapat digunakan oleh investor dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan perusahaan yang

BAB V PENUTUP. 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan perusahaan yang BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE 2006-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat memenuhi kebutuhan modal bagi dunia usaha agar tetap eksis dalam perekonomian global. Pasar modal menyediakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu negara karena

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu negara karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal yang maju dan berkembang pesat merupakan impian banyak negara. Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Pengaruh lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Dividen Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan tingkat cash flows pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barometer kondisi perekonomian suatu negara. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar

BAB I PENDAHULUAN. barometer kondisi perekonomian suatu negara. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian. Bahkan pasar modal dapat juga dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap investasi terdapat dua kemungkinan yang diperoleh investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan laba atau profit dimana dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek) seperti saham dan obligasi. Pengembangan pasar modal merupakan komponen yang sangat penting dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang di negara ini, dari skala kecil sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu instrument investasi di pasar modal yang diterbitkan oleh perusahaan. Saham yang ditawarkan perusahaan dalam bursa akan memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. saham yang dimiliki. Selanjutnya menurut Tangkilisan dan Hassel (2003),

II. TINJAUAN PUSTAKA. saham yang dimiliki. Selanjutnya menurut Tangkilisan dan Hassel (2003), II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Selanjutnya menurut Tangkilisan dan Hassel (2003), Dividen adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

Lebih terperinci

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar 1BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah efektifitas aksi korporasi. Sebuah aksi korporasi yang efektif akan memberikan sinyal kandungan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan bertujuan memaksimumkan nilai perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan tercermin dari harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal harus bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah perbedaan antara penelitian terdahulu dan sekarang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, para investor juga menggunakan pasar modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pasar modal, ada dua pihak yang memiliki kepentingan yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal atau Capital market merupakan pasar yang. memperdagangkan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal atau Capital market merupakan pasar yang. memperdagangkan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau Capital market merupakan pasar yang memperdagangkan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, para investor membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah rencana PT Astra International Tbk (ASII) membagikan dividen, pergerakan saham ASII pagi ini (11/9) terbilang fluktuatif. Data RTI menunjukkan, pada pukul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi,

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Saham Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham

BAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dividen 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Baridwan, 2004). Hanafi (2004)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama saham masih dimiliki sedangkan capital gain merupakan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. selama saham masih dimiliki sedangkan capital gain merupakan pendapatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Aktivitas yang ada di pasar modal pada suatu negara merupakan salah satu informasi yang menunjukkan adanya kemajuan negara tersebut terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Pustaka. dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Pustaka. dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang dibagikan kepada pemegang saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional sebagai wahana investasi bagi masyarakat dan sebagai wahana pembiayaan bagi perusahaan dengan menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (return) yang maksimal dengan risiko tertentu. Adanya pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (return) yang maksimal dengan risiko tertentu. Adanya pasar modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada pihak yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dalam tesis ini menggunakan metode event study untuk menganalisis pengaruh pengumuman perubahan deviden terhadap return saham,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa menjadi acuan untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa menjadi acuan untuk melihat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa menjadi acuan untuk melihat bagaimana dinamisnya bisnis di negara yang bersangkutan dalam menggerakkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modal merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan operasionalnya. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan 9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang

Lebih terperinci

DAMPAK PENGUMUMAN PERUBAHAN DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM

DAMPAK PENGUMUMAN PERUBAHAN DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM DAMPAK PENGUMUMAN PERUBAHAN DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIABILITAS TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar di BEI) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan. sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan. sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya banyak dipicu oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Pada pendekatan teori keagenan, hal yang dititkberatkan menurut Mamduh (2004) ialah konflik kepentingan antara pemegang saham dan pemegang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber sumber seperti uang dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber sumber seperti uang dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengeluaran dana saat ini dimana pengembaliannya terjadi di waktu yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE 2008-2012 Wening Asriningsih Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: wening.asri@yahoo.com Abstrak: Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Teoritis 2.1.1 Deviden Deviden secara umum diartikan sebagai pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Besarnya deviden dan tata

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji teori residual dengan melihat reaksi pasar terhadap pengumuman pembagian dividen. Teori residual menekankan bahwa dividen

Lebih terperinci

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat BAB I PENDAHULUAN Return saham di pasar modal merupakan satu indikator yang penting untuk mengetahui tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan yang menarik, artinya perusahaan tersebut menawarkan sejumlah keuntungan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Kondisi pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor. Di lain sisi, investor membutuhkan return berupa dividen dan

BAB I PENDAHULUAN. investor. Di lain sisi, investor membutuhkan return berupa dividen dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembiayaan merupakan salah satu fungsi penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan membutuhkan investasi dari investor. Di lain sisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber pembiayaan dana usaha di Indonesia, sedangkan disisi lain, pasar modal merupakan wahana investasi

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kebijakan Dividen Dalam investasi saham, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh investor yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu pengumuman di pasar modal yang memiliki kandungan informasi akan memperoleh reaksi dari para investor bila informasi tersebut membawa sinyal yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia terbilang cukup pesat. Hal ini membuat para pelaku bisnis lebih mengembangkan usahanya melalui pasar modal. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga berdasarkan dimensi waktunya (Mudrajat Kuncoro, 2009:84)

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga berdasarkan dimensi waktunya (Mudrajat Kuncoro, 2009:84) BAB III METODE PENELITIAN 3. Rancangan Penelitian Dalam membuat perencanaan penelitian ada beberapa perspektif yang perlu dipertimbangkan, yaitu : jenis penelitian berkaitan dengan jenis penelitian, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan memperjual-belikan instrumen keuangan jangka panjang, seperti surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan suatu sarana bagi perekonomian yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar modal untuk menghimpun dana. Pasar modal juga merupakan mediator

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir pasar modal di Indonesia berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang diperdagangkan dan semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Menurut Kurnia (2008), pengumuman dividen dan pengumuman laba pada periode

Lebih terperinci

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia Ni Putu Desy Ratna Dewi 1 I Made Sukartha 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: niputudesy47@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. invetasi keuangan jangka panjang seperti, saham, obligasi, instrumen-instrumen

BAB I PENDAHULUAN. invetasi keuangan jangka panjang seperti, saham, obligasi, instrumen-instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat untuk memperjualbelikan berbagai invetasi keuangan jangka panjang seperti, saham, obligasi, instrumen-instrumen derivatif, dan lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemodal ke perusahaan yang kekurangan dana. Perusahaan membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemodal ke perusahaan yang kekurangan dana. Perusahaan membutuhkan dana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal menjadi komponen penting dalam perekonomian di dunia dan juga di Indonesia. Pasar modal memiliki fungsi dan peran sebagai sarana alokasi dana pemodal

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar

Lebih terperinci

Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 7 Bab II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 2.1 Perubahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Sesuai dengan Surat Keputusan No. KEP-00071/BEI/11-2013 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND INITIATION DAN DIVIDEND OMISSION

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND INITIATION DAN DIVIDEND OMISSION JDA Vol. 4, No. 1, Maret 2012, pp. 27-35 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEND INITIATION DAN DIVIDEND OMISSION Subkhan Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu informasi yang menunjukkan adanya kemajuan negara tersebut dalam hal keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. satu informasi yang menunjukkan adanya kemajuan negara tersebut dalam hal keuangan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan aktivitas pasar modal yang ada di suatu negara merupakan salah satu informasi yang menunjukkan adanya kemajuan negara tersebut dalam hal keuangan. Investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Tedahulu Penelitian mengenai pasar modal akibat adanya suatu peristiwa non-ekonomi telah banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan Wardani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah memperoleh penghasilan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 22 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Basyori (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Return Saham. Sedangkan sampel penelitian ini perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat, membuat perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat, membuat perusahaan selalu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat, membuat perusahaan selalu bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu cara pengelolaan dana untuk memberikan keuntungan bagi investor dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang telah diperkirakan

Lebih terperinci