BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016)."

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia terbilang cukup pesat. Hal ini membuat para pelaku bisnis lebih mengembangkan usahanya melalui pasar modal. Para pelaku bisnis sadar bahwa dengan melakukan perdagangan dipasar modal, akan didapatkan keuntungan yang baik dan sekaligus memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016). Salah satu cara perusahaan berkembang untuk mendapatkan dana adalah dengan menawarkan saham kepada publik ( go public). Karena dengan menawarkan saham-saham kepada publik, perusahaan yang sedang berkembang dapat mempublikasikan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika kinerja perusahaan itu baik maka akan tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di BEI, sehingga investor dapat melihat dan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Jika banyak investor yang tertarik untuk membeli saham maka likuiditas perdagangan akan meningkat. Sebelum melakukan investasi dalam surat berharga, seorang investor tentunya telah memperhitungkan secara seksama dengan mengetahui prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan return saham yang akan diperoleh. Return saham merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas suatu investasi. Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko minimum. Return

2 2 tersebut dapat berupa capital gain ataupun deviden untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealt para investor, termasuk didalamnya pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu kewaktu. Oleh karena itu, investor dan investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka (Hardianto, 2013). Menurut Lestari dan Sudaryono (2008) d alam pasar modal banyak informasi yang dapat diperoleh investor baik yang tersedia di publik maupun informasi pribadi (private). Informasi ini sangat bermanfaat bagi para investor dan calon investor untuk menanamkan modalnya. Salah satu informasi publik adalah adanya pengumuman pemecahan saham atau stock split. Stock split merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk mengubah jumlah lembar saham yang beredar dengan menurunkan nilai nominal per lembar saham. Stock split adalah tindakan yang diambil oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham beredar, seperti menggandakan jumlah lembar saham beredar dengan memberikan sejumlah saham baru kepada pemegang saham untuk setiap satu lembar saham yang sebelumnya di miliki (Brigham dan Houston, 2006). Aksi stock split sebenarnya hanyalah sebuah kosmetik untuk menarik investor karena tidak mengubah nilai ekonomis suatu perusahaan. Aksi tersebut dilakukan oleh manajer perusahaan untuk menata kembali harga pasar saham.

3 3 Manajer perusahaan melakukan aktivitas stock split di saat harga saham dinilai terlalu tinggi. Jika harga saham sudah terlalu tinggi, maka harga saham tidak dapat meningkatkan lagi sesuai kinerja perusahaannya dan para investor menjadi enggan untuk membelinya. Alasan perusahaan melakukan stock split adalah untuk menjaga agar sahamnya berada pada kisaran perdagangan yang optimal (optimal trading range) dan untuk membawa dan menyampaikan informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan dividen kas. Perusahaan dapat menggunakan informasi stock split tersebut untuk meyakinkan pelaku pasar modal mengenai prospek perusahaan yang mengutungkan kepada publik. Stock split mengandung biaya yang harus ditanggung. Hal ini menyebabkan hanya perusahaan yang memiliki prospek bagus saja yang mampu menanggung biaya tersebut. Sebaliknya, perusahaan yang prospeknya kurang baik, akan tetapi tetap mencoba memberikan sinyal yang tidak valid lewat stock split, maka perusahaan tersebut tidak akan mampu menanggung biaya-biaya tersebut, sehingga stock split hanya akan menurunkannya harga sekuritasnya (Purnamasari, 2013). Publikasi stock split merupakan informasi yang sangat penting bagi investor maupun calon investor. Informasi yang diperoleh dari perusahaan yang melakukan stock split, dapat digunakan oleh investor untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan portofolionya dan calon investor dapat menggunakannya untuk mempertimbangkan keputusannya apakah akan membeli atau tidak membeli saham untuk memperoleh keuntungan yang optimal dan resiko serendahrendahnya.

4 4 Terdapat dua jenis stock split yang dapat dilakukan, yakni split up dan split down/reverse split. Split up adalah peningkatan jumlah saham yang beredar dengan cara memecah selembar saham menjadi n lembar saham, sedangkan split down adalah kebalikan split up, yaitu peningkatan nilai nominal per lembar saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar (J ogiyanto, 2000). Tindakan stock split akan menimbulkan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham dalam jumlah banyak. Jadi sesungguhnya peristiwa stock split tidak memiliki nilai ekonimis (Marwata, 2000). Marwata (2001) yang meneliti stock split berdasarkan signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham berisi informasi yang ditunjukkan kepada investor mengenai prospek peningkatan return masa yang akan datang. Peningkatan return tersebut diprediksikan sebagai sinyal mengenai laba jangka pendek dan jangka panjang. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus dimasa depan. Selain return saham, likuiditas saham juga bisa menjadi tujuan stock split. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Jogiyanto, 2003). Apabila abnormal return positif maka actual atau return yang sesungguhnya lebih besar dari return yang diharapkan investor. Hal inilah yang menyebabkan para investor tertarik untuk bertransaksi di pasar saham dengan harapan mendapatkan suatu keuntungan di atas normal, akan tetapi jika sebaliknya maka pasar akan bereaksi negatif. Para

5 5 investor menarik dana yang akan digunakan untuk bertransaksi dan menunggu waktu yang teapt untuk melakukan suatu investasi sehingga para investor perlu untuk mengevaluasi dan menganalisa apakah peristiwa suatu perusahaan memiliki kandungan informasi dan menghasilkan abnormal return positif disekitar peristiwa. Terdapatnya abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split dapat digunakan sebagai indikator dari sinyal positif yang dibawa kepada pasar. Teori yang menjelaskan hubungan antara likuiditas perdagangan saham dengan motivasi perusahaan melakukan stock split adalah trading range theory. Menurut Hikamah dan Satoto (2010), trading range theory menyatakan bahwa alasan manajemen melakukan stock split akibat didorong oleh perilaku praktisi pasar yang selalu beranggapan bahwa dengan dilakukannya kebijakan stock split diharapkan dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal. Stock split dilakukan karena ada batas harga optimal saham dan untuk merangsang peningkatan daya beli oleh investor sehingga tetap banyak investor yang mau menjual-belikannya sehingga tujuan akhirnya diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Dengan adanya stock split diharapkan akan semakin memikat calon investor karena harga yang ditawarkan semakin rendah sehingga akan semakin banyak (calon) investor yang dapat bertansaksi dan membawa dampak pada likuiditas perdagangan saham. Likuiditas saham dapat diartikan sebagai ukuran jumlah transaksi suatu efek di bursa. Likuiditas menurut Rusdin (2006:62) adalah kelancaran, menunjukkan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal ( principal) investasi. Suatu asset dapat diartikan likuid dimana aset tersebut dapat dengan mudah

6 6 ditransaksikan dalam kapasitas besar dengan biaya murah, waktu singkat, serta tidak mempengaruhi harga. Jadi semakin lancar atau likuid suatu saham maka berpengaruh pada frekuensi transaksi yang semakin tinggi. Respon yang seperti itu menunjukkan tingginya minat investor dalam hal kepemilikan saham dan tentunya akan memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan return dimasa datang. Jumlah perusahaan yang melakukan stock split yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan yang Melakukan Stock Split Periode Tahun Peristiwa Stock Split Jumlah 67 Sumber : JSX, Kurniawan Prambudi Utomo (2016) membuktikan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split. Hasil sama ditemukan pada penelitian terdahulu A.A Sagung Intan Purnamasari (2013) yang melakukan penelitian pada perusahaan yang terdaftar BEI periode juga berhasil membuktikan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split. Namun berbeda dengan hasil penelitian dari Lasmanah

7 7 dan Bagja (2013) yang menemukan tidak adanya perubahan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split. Hernoyo (2013) menemukan hasil bahwa terdapat perubahan return saham sebelum dan sesudah stock split tetapi berbeda dengan penelitian dari Tantia dan Sebastian (2012) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil tidak konsisten terkait stock split yang tidak memberikan dampak ekonomis. Sebagian peneliti yang mengatakan stock split tidak berpengaruh terhdapat volume perdagangan dan abnormal return, tetapi dalam penelitian lainnya mengatakan bahwa stock split berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan dan abnormal return saham di bursa efek Indonesia. Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Lasmanah dan Bagja (2014), Manggala (2 013), Irmayani dan Wiagustini (2015) dan Tantia dan Sebastian (2012). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pelaku pasar tidak merespon atas peristiwa stock split. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Purbawati, dkk (2016), Purnamasari (2013), Manggala (2013), Utomo (2016), Damayanti, dkk (2014), Budatama dan Aryani (2014) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu pelaku pasar modal merespon secara positif terkait dengan peristiwa stock split yang dilakukan emiten.

8 8 Tabel 2.2 Research Gap Penelitian Trading Volume Activity Abnormal Return Saham Lasmanah dan Bagja Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan (2014) signifikan signifikan Budatama dan Ni ketut Ada perbedaan signifikan - Lely (2014) Irmayani dan Ni Luh - Tidak ada perbedaan Putu (2012) signifikan Janiantari dan I Dewa - Ada perbedaan signifikan Nyoman Badera (2014) Purbawati dkk (2016) Ada perbedaan signifikan Ada perbedaan signifikan Penelitian ini merupakan replikasi dari artikel penelitian dari Lasmanah dan Bagja (2014) dimana menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa stock split dan abnormal return saham yang menunjukkan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Adapun yang membedakan dengan penelitian ini yaitu periode penelitian, pada artikel pertama menggunakan periode tahun , sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian-penelitian terdahulu dimana terdapat kontroversi temuan penelitian tentang stock split. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Analisis Perbedaan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

9 9 1.2 Rumusan Masalah Latar belakang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah Stock Split? 2. Apakah ada perbedaan Abnormal Return saham sebelum dan sesudah Stock Split? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis perbedaan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah Stock Split. 2. Menganalisis perbedaan Abnormal Return saham sebelum dan sesudah Stock Split Kegunaan Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama investor sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

10 10 1. Bagi investor dan calon investor, diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam keputusan investasi, terutama investor yang saham dalam portofolionya mengalami stock split. 2. Bagi perusahaan, di harapkan mampu memberikan masukan tentang pengaruh stock split sehingga dapat mengambil keputusan jika perusahaan akan melakukan stock split. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi, khususnya penelitian mengenai dampak dari stock split.

11 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel dan definisi penelitian mempunyai peran dalam menentukan hasil penelitian. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu Trading Volume Activity dan Abnormal Return Saham Trading Volume Activity (TVA) Menurut Widayanto dan Sunarjanto (2005), Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal. Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Kegiatan perdagangan saham dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda bahwa pasar akan membaik. Dari kegiatan perdagangan saham yang terjadi maka akan meningkatkan volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham dapat dihitung menggunakan rumus : = h h h h h h

12 39 Keterangan : TVAit = Perbandingan antara TVA perusahaan i sebelum dilakukan stock split dengan TVA perusahaan i setelah stock split pada periode pengamatan i = Emiten atau nama perusahaan yang sedang diteliti t = Waktu saat dilakukan pengamatan Abnormal Return Saham Abnormal retun atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return. Normal return merupakan return ekspetasi ( return yang diharapkan investor). Dengan demikian return tidak normal ( abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspetasi. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedangkan return ekspetasi merupakan return yang harus diestimasi (jogiyanto, 2000). Abnormal return dihitung dengan rumus sebagai berikut :.. =. (. ) Dimana :. = h. = h h h (. ) = h

13 40 Penelitian Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2000) menyatakanbahwa return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Mengestimasi return ekspektasi dapat menggunakan tiga model: 1. Mean-adjusted model Mean Adjusted Model menganggap return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. ( ) = Dimana : ( ) = = t = periode estimasi Periode estimasi (estimation period) merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa ( event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window). 2. Market Model Market model dalam menghitung return ekspektasi dilakukan dengan dua tahap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan: ( ) = +. +

14 41 Dimana : ( ) = = = = = h 3. Market Adjusted Model. Market adjusted model menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi sama dengan return indeks pasar. Perhitungan abnormal return penelitian ini dengan menggunakan model yang disesuaikan pasar yaitu market model. 1. Menghitung actual return (return yang sesungguhnya), Jogiyanto dalam Ni wayan dian (2015) : = Keterangan : Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t (periode jendela peristiwa selama 11 hari. Penetapan peristiwa

15 42 penerbitan saham adalah t=0. Periode jendela peristiwa dibagi menjadi dua golongan yaitu t= -5 (hari sebelum penerbitan saham) dan t=5 (5 har i sesudah peristiwa penerbitan saham) tahun ) Pit = harga sekarang relatif Pit-1 = harga sebelumnya 2. Menghitung return pasar harian = Keterangan : Rmt = Return pasar pada waktu ke t IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t IHSGt-1= ndeks Harga Saham Gabungan hari ke-t-1 3. Perhitungan abnormal return untuk masing-masing saham emiten untuk periode 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split = Keterangan : = =

16 43 = 4. Setelah abnormal return masing-masing sasham diketahui, maka kemudian dihitung rata-rata abnormal return = Keterangan: = = = Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Nama Variabel Definisi Variabel Indikator Sumber 1 Trading Volume Activity Volume perdagangan adalah ukuran besarnya volume saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut. Jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dibagi dengan jumlah saham yang beredar Triana Diah Purbawati, Rina Arifati, dan Rita Andini (2016)

17 44 No Nama Variabel Definisi Variabel Indikator Sumber Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity/ TVA) 2 Abnormal Return Saham selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspetasi. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedangkan return ekspetasi merupakan return yang harus diestimasi Selisih antara harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya lalu dibagi dengan harga saham periode sebelumnya Jogiyanto (2000)

18 Obyek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penentuan Sampel Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di BEI periode tahun 2011 sampai Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling artinya sampel diambil dengan kriteria tertentu, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: a. Perusahaan-perusahaan go public yang melakukan stock split pada tahun dengan mencantuman nama perusahaan, tanggal pemecahan saham, dan split factor. b. Perusahaan melakukan stock split dengan jenis split up dan tidak melakukan split down/reverse stock split. c. Tidak melakukan corporate action lainnya seperti stock deviden (deviden saham), right issue, bonus share (saham bonus) atau pengumuman perusahaan yang bersifat strategis yang secara langsung dapat mempengaruhi likuiditas saham pada waktu pengumuman stock split atau pada periode sekitar pengumuman stock split. d. Perusahaan yang diteliti selama pengamatan adalah perusahaan yang memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian.

19 Jenis dan Sumber Data Jenis data penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan sudah dipublikasikan. Data penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Daftar nama perusahaan yang melakukan stock split beserta tanggal pengumuman pada tahun Data harga saham harian, yaitu harga saham pada 5 hari sebelum tanggal pengumuman, pada saat pengumuman, dan 5 hari sesudah pengumuman stock split. 3. Data volume perdagangan saham dan jumlah saham yang beredar 5 hari sebelum tanggal pengumuman, pada saat pengumuman, dan 5 hari sesudah pengumuman stock split. 3.4 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan sebagai landasan dalam proses analisis, maka teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik pendokumentasian. Teknik dokumentasi ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari data sekunder serta mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan stock split, seperti nama emiten yang melakukan stock split, tanggal pengumuman stock split, kode saham emiten, harga saham emiten selama event window, dan nilai nominal saham emiten sebelum maupun sesudah pemecahan saham, volume, value, dan frekuensi saham emiten selama event

20 47 window, serta data yang berhubungan dengan karakteristik masing-masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian maupun data pendukung lain. Data diperoleh dari semua perusahaan yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Data tersebut diperoleh dari situs BEI yaitu dan Metode Analisis Data Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata-rata. Pengujian dengan cara ini menggunakan metodologi studi peristiwa ( event study). Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata rata (t-test) Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah proses pengumpulan, penyajian, peringkasan berbagai karakteristik data untuk memberikan gambaran yang dilihat dari nilai rata rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Adapun tahap-tahap dalam pengujian sebagai berikut : a) Mengidentifikasi tanggal publikasi pemecahan saham, tanggal publikasi yang dimaksud adalah tanggal pencatatan di BEI ketika saham sudah dapat diperdagangkan hal ini dilakukan untuk mempermudah penetapan hari ke 0 sebagai hari peristiwa terjadinya pemecahan saham. b) Menentukan event periode, yaitu periode waktu disekitar event time (ketika event benar benar terjadi). Event periode yang dipilih dalam penelitian ini adalah selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum pemecahan saham, saat terjadi

21 48 stock split dan 5 hari setelah pemecahan saham. Penentuan event window ini mengacu pada penelitian Janiantari dan I Dewa Nyoman Badera (2014), Irmayani dan Ni Luh Putu Wiagustini (2015), Budatama dan Ni Kt. Lely (2014) dan Damayanti dkk (2014) Event Date Event Window Gambar 3.1 Periode Pengamatan c) Membuat perbandingan secara statistik rata-rata dari masing masing variabel penelitian seperti TVA dan mengukur abnormal return Uji Normalitas Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji metode kolmogorov-smirnov test. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05 sebaliknya jika nilai probabilitas 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

22 Uji Beda Uji beda dilakukan untuk membuktikan apakah pemecahan saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Trading Volume Activity dan abnormal return pada sebelum dan sesudah pemecahan saham. 1) Paired Sample t Test Paired Sample t Test digunakan jika data berdistribusi secara normal. Dasar pengambilan keputusan adalah berdasar nilai probabilitas sebagai berikut : Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak Jika probabilitas 0,05 maka Ha diterima 2) Wilcoxon Signed Ranks Test Apabila data berdistribusi tidak normal maka pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian non-parametik yaitu uji wilcoxon signed ranks test. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagaiberikut : Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak Jika probabilitas 0,05 maka Ha diterima

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan 9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber pembiayaan dana usaha di Indonesia, sedangkan disisi lain, pasar modal merupakan wahana investasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Informasi bersifat informatif apabila memiliki kriteria kelengkapan, relevansi dan tepat waktu sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-ekperimental, dengan jenis deskriptif, dan komparatif. Dilihat dari pengendalian variabel, penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang datanya diperoleh melalui www.idx.co.id. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan yang go public di bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan kebijakan stock split. B. Jenis Data Data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal 3.1 Objek Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split di BEI pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, para investor membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu informasi keuangan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi para pemakai laporan keuangan karena informasi itu sendiri menggambarkan bagaimana keadaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, jumlah saham yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, jumlah saham yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Sacara spesifik data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperbaiki iklim investasi adalah salah satu strategi pemerintah dalam rangka upaya meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu bentuk perhatian pemerintah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan yang mulai berkembang sangat membutuhkan tambahan modal. Salah satu cara untuk memperoleh tambahan modal dengan menawarkan saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dimana bisa diperjualbelikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Studi Penelitian ini menggunakan metode event study, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur reaksi harga saham terhadap suatu peristiwa yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return dan trading

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return dan trading BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Pada bab ini akan disajikan mengenai data yang berhasil dikumpulkan. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kondisi penduduk, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, sosial budaya, dan tentunya kondisi

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu instrument investasi di pasar modal yang diterbitkan oleh perusahaan. Saham yang ditawarkan perusahaan dalam bursa akan memudahkan

Lebih terperinci

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ZAINUL BACHTIAR B 200 090 031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR) Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar Modal di Indonesia mulai aktif sejak 1977, pada awalnya di Indonesia terdapat dua bursa saham yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi perusahaan go public dituntut untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan suatu sarana bagi perekonomian yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar modal untuk menghimpun dana. Pasar modal juga merupakan mediator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang. Seiring fungsinya yang semakin vital yaitu pasar modal menjadi instrument penting dalam sistem

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013) Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat

Lebih terperinci

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN STOCK SPLIT OLEH PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK. TAHUN 2013 (Studi Pada Perusahaan di Sektor Peternakan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2013) I Putu Gede Brahmaputra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Kondisi pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai fungsi ekonomi yaitu sebagai penyedia fasilitas yang mempertemukan dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang

Lebih terperinci

Enggar Trijunanto. Kata Kunci : Pemecahan Saham (Stock Split), Abnormal Return Saham, Volume Perdagangan Saham

Enggar Trijunanto. Kata Kunci : Pemecahan Saham (Stock Split), Abnormal Return Saham, Volume Perdagangan Saham ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2015 Enggar Trijunanto ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha yang meningkat pesat dan diiringi persaingan usaha yang semakin kompetitif mengakibatkan banyak perusahaan yang membutuhkan tambahan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan untuk investasi, pembelanjaan jangka panjang serta keputusan menentukan jumlah dividen yang harus dibagikan kepada para investor sering menjadi masalah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa yang terjadi di pasar modal, hal ini merupakan sebuah refleksi dari para investor yang aktif

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2015 Cindy Hadiwijaya Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bidang keuangan, event study digunakan untuk meneliti dampak suatu peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Seperti yang tercermin dalam judul, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti mencoba untuk menjelaskan apakah ada

Lebih terperinci

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT Oleh: Yogo Heru Prayitno 1) E-mail: yogo.heru@widyatama.ac.id 1) Universitas Widyatama Bandung ABSTRACT The researcher observed the announcement

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA Siti Murtopingah Rina Mudjiyanti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This study is to analysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai dana berlebih (investor). Pasar modal di Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni data yang berupa angka-angka. Sedangkan menurut dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dalam upaya menambah dana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dalam upaya menambah dana kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecendrungan tata ekonomi dunia semakin diwarnai dan ditentukan oleh perkembangan pasar modal. Pasar modal ini sendiri sebagai indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar 1BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah efektifitas aksi korporasi. Sebuah aksi korporasi yang efektif akan memberikan sinyal kandungan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE 2008-2012 Wening Asriningsih Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: wening.asri@yahoo.com Abstrak: Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian event study. Event study digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan go public

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan go public III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan go public di BEI selama periode tahun pengamatan dari tanggal 1 Januari 2008

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dari skala kecil dan besar.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dari skala kecil dan besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia investasi saham di Indonesia sudah sangat berkembang tiap tahunnya, dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri dari skala kecil dan besar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan selama 2 tahun, yaitu tahun 2011-2012, karena penelitian ini menggunakan data sekunder maka data penelitian diambil

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study merupakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga berdasarkan dimensi waktunya (Mudrajat Kuncoro, 2009:84)

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga berdasarkan dimensi waktunya (Mudrajat Kuncoro, 2009:84) BAB III METODE PENELITIAN 3. Rancangan Penelitian Dalam membuat perencanaan penelitian ada beberapa perspektif yang perlu dipertimbangkan, yaitu : jenis penelitian berkaitan dengan jenis penelitian, tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan wadah alternatif penghimpunan dana sebelum perbankan. Dimana di dalam pasar modal memungkinkan pemilihan sekuritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and supply) terhadap jumlah lembaran saham, jika harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued)

Lebih terperinci

Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN BERTUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH (Studi Kasus Pada Bursa Efek Indonesia 2010-2014) Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI

Lebih terperinci

Oleh: Fretty Asih Rumanti dan Moerdiyanto ABSTRAK

Oleh: Fretty Asih Rumanti dan Moerdiyanto ABSTRAK PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2010 ABSTRAK Oleh: Fretty Asih Rumanti dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah memperoleh penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini investasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini investasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini investasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar dan berpartisipasi dalam Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpublikasi yang bermanfaat sebagai sumber dan pembanding. Berikut merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpublikasi yang bermanfaat sebagai sumber dan pembanding. Berikut merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk bebrapa penelitian terdahulu yang diambil dari jurnal terpublikasi yang bermanfaat sebagai sumber dan pembanding. Berikut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan zaman saat ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang dan penambahan financial assets pada saat yang sama sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL). Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir pasar modal di Indonesia berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang diperdagangkan dan semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split) Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan saham merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Selain itu, pasar modal juga merupakan salah satu perantara

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modal merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan operasionalnya. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana atau modal untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu pengumuman di pasar modal yang memiliki kandungan informasi akan memperoleh reaksi dari para investor bila informasi tersebut membawa sinyal yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir ini, semakin banyak peristiwa pemecahan saham (stock split) di pasar modal yang dilakukan oleh para emiten di BEJ. Stock split

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya

BAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu tempat di mana para investor menanamkan dananya dalam berbagai bentuk investasi. Selain itu pasar modal juga alternatif yang sangat diminati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN No. 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel untuk menghindari counfounding factors. Perusahaan sampel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan ramainya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan ramainya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini memiliki

Lebih terperinci