PELAKSANAAN ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT ANDA (Ajisaka) PADA PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN KREDIT ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT ANDA (Ajisaka) PADA PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN KREDIT ARTIKEL"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT ANDA (Ajisaka) PADA PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN KREDIT ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: DEBI SURYA INDARI O94 Bagian Hukum Perdata FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016 No. Reg: 150/Pdt-02/VI-2016 i

2 ii

3 PELAKSANAAN ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT ANDA (Ajisaka) PADA PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN KREDIT THE IMPLEMENTATION OF ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT (Ajisaka) IN PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG AS A DEBT BAIL IN CREDIT PACT Debi Surya Indari 1, Yansalzisatry 1, Elyana Novira 1 Program Study of Law, Faculty of Law, Bung Hatta University debisuryaindari21@yahoo.co.id ABSTRACT In giving a credit, a bank is not only asking the material but also life insurance bail, that work together with insurance company, one of them is PT. BRIngin Life Syariah. The research problems were: 1) How was the payment of Asuransi Jiwa Santunan Kredit Anda (Ajisaka) premium with permanent JUP and the decrease of JUP in credit pact of PT. BRIngin Life Syariah? 2) How was the type of compensation that Ajisaka give with permanent JUP and The decrease of JUP when the debtor die? The type of this research was sociological juridical, primary data was getting in location and interview. Analysis the primary data was qualitative. The result of the research were: 1) The payment of Ajisaka premi was done in the beginning of credit bail, took from the credit amount that gave to endured or debtor. The amount of premi settled by PT. BRIngin Life Syariah that appropriate with rate premi and based on endured age, the period of insurance and JUP.2) The type of compensation from Ajisaka consists of 2 (two) part: Ajisaka with permanent JUP, the compensation was giving in the amount of beginning debt, half of compensation used to paid the debt, the residue of compensation was giving to heir, and Ajisaka with permanent JUP, the compensation that giving was the credit residue. Key word: Pact, Credit, life insurance Pendahuluan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan di dalam Pasal 1 angka 2 menyebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 menyatakan fungsi utama dari perbankan adalah penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat, salah satunya dalam bentuk kredit. 1

4 Kredit diberikan oleh bank didasarkan atas rasa percaya bahwa si debitor (penerima kredit) akan mengembalikan pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu antara kreditor (pemberi kredit) dalam hal ini adalah pihak bank dan debitor dalam hal ini adalah orang atau badan hukum. Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, dan untuk mengurangi risiko tersebut maka diperlukan agunan/jaminan. Berdasarkan penjelasan dalam Pasal 8 Undang-Undang Perbankan ditegaskan bahwa setiap bank harus memperhatikan prinsip-prinsip perkreditan yang sehat dan harus yakin akan kemampuan debitor untuk melunasi utangnya. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, bank harus melakukan penilaian dengan seksama atas watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha debitor. Jadi, agunan/jaminan merupakan salah satu unsur dalam pemberian kredit dan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh bank, sebab agunan/jaminan berfungsi meyakinkan bahwa utang akan tetap dilunasi bila debitor cidera janji/tidak membayar utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian dengan menggunakan jaminan sebagai pelunasan. Selain risiko debitor cidera janji ada risiko lain yaitu debitor meninggal dunia. Menurut Pasal 1100 KUHPerdata Para ahli waris yang telah bersedia menerima warisan, harus ikut memikul pembayaran utang, hibah wasiat dan beban-beban lain, seimbang dengan apa yang diterima masingmasing dari warisan itu. Walaupun sudah ditentukan dan jelas pihak yang dapat ditagih atas pelunasan utang yang ditinggalkan oleh pewaris (debitor), pihak bank (kreditor) tidak begitu saja langsung percaya, karena mungkin ahli waris juga tidak mampu untuk membayar. Oleh karena itu bank pada saat sekarang ini meminta kepada debitor untuk mengasuransikan jiwanya, dengan itu bank bekerjasama dengan perusahaan asuransi, agar risiko atas meninggalnya debitor dapat dialihkan kepada perusahaan asuransi. Asuransi jenis ini di kenal dengan asuransi jiwa kredit. Dalam asuransi jiwa kredit pada umumnya, prestasi dari penanggung adalah terhadap sisa kredit 2

5 tertanggung 1. Namun, pada Asuransi Jiwa Santunan Kredit Anda (Ajisaka) ada 2 (dua) bentuk Jumlah Uang Pertanggungannya (JUP), yaitu: 1. Asuransi jiwa kredit dengan JUP tetap. Dalam asuransi jiwa kredit ini, jika tertanggung meninggal dunia pada masa pembayaran kredit, maka penanggung wajib membayarkan uang pertanggungan sejumlah besarnya pinjaman. 2. Asuransi jiwa kredit dengan JUP menurun. Dalam asuransi jiwa kredit ini, jika tertanggung meninggal dunia dalam masa pembayaran kredit, maka penanggung wajib membayarkan uang pertanggungan hanya sebesar sisa pinjaman. Pada praktiknya PT. BRIngin Life Syariah tidak hanya bekerja sama dengan lembaga perbankan tetapi juga dengan koperasi dan lembaga keuangan lainnya, yang menggunakan produk Ajisaka dengan JUP tetap dan JUP menurun. Penelitian ini akan melihat bagaimana pelaksanaan Ajisaka baik dengan JUP tetap maupun JUP 1 H.M.N. Purwosutjipto, 1996, Pengertian Pook Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta, hlm menurun pada PT. BRIngin Life Syariah, dengan judul: PELAKSANAAN ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT ANDA (Ajisaka) PADA PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN KREDIT Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis melihat adanya beberapa masalah berkaitan dengan pelaksanaan Asuransi Jiwa Santunan Kredit Anda (Ajisaka) sebagai jaminan utang dalam perjanjian kredit, yaitu: 1. Bagaimanakah pembayaran premi Asuransi Jiwa Santunan Kredit Anda (Ajisaka) dengan JUP tetap dan JUP menurun dalam perjanjian kredit pada PT. BRIngin Life Syariah? 2. Bagaimanakah bentuk pemberian santunan Ajisaka dengan JUP tetap dan JUP menurun apabila debitor meninggal dunia? Berdasarkan batasan masalah yang akan dikaji oleh peneliti maka dapat ditarik tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pembayaran premi Asuransi Jiwa Santunan 3

6 Kredit Anda (Ajisaka) dengan JUP tetap dan JUP menurun dalam perjanjian kredit pada PT. BRIngin Life Syariah. 2. Untuk mengetahui bentuk pemberian santunan Ajisaka dengan JUP tetap dan JUP menurun apabila debitor meninggal dunia. Metodologi Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yuridis sosiologis (Socio Legal Research). Penelitian yuridis sosiologis atau non doktrinal yaitu penelitian berupa studistudi empiris untuk menemukan teoriteori mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum di dalam masyarakat. 2 Di samping itu dilakukan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) sumber data, yaitu: 1. Data Primer Data primer yaitu suatu data yang didapatkan dari hasil penelitian lapangan yang diperoleh secara langsung dari informan. Dalam hal ini dilakukan wawancara dengan Ibu Lusi 2 Bambang Sunggono, 2013, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 42. Arlin selaku Care Taker KTU pada PT. BRIngin Life Syariah, Bapak Widodo selaku Manager pada Lumbung Pitih Nagari( LPN) Multi Usaha Mulia Bhakti, Ibu Miska Hartini selaku Manager Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) BMT Jasa Madani. Alasan peneliti mengambil penelitian di LPN Multi Usaha Mulia Bhakti dan Kospin BMT Jasa Madani, adalah karena klaim yang diterima oleh PT. BRIngin Life Syariah pada tahun yang bentuk JUP tetap hanya ada di LPN Multi Usaha Mulia Bhakti dan JUP menurun hanya ada di Kospin BMT Jasa Madani. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan yang terdiri dari: a. Bahan Hukum Primer 1) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD); 2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata); 3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian; 4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, 4

7 yang disingkat menjadi Undang-Undang Perbankan. 5) Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. 6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 124/ PMK. 010/ 2008 tentang Penyelenggaraan Lini Usaha Asuransi Kredit dan Suretyship. 7) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/35/DPNP tanggal 23 Desember 2010 perihal Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Yang Melakukan Aktivitas Kerjasama Pemasaran Dengan Perusahaan Asuransi (Bancassurance). 8) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko Untuk Risiko Kredit Dengan Menggunakan Pendekatan Standar. b. Bahan Hukum Sekunder 1) Hasil penelitian; 2) Buku-buku teks; 3) Dokumen dari PT. BRIngin Life Syariah Padang. Ada dua kegiatan utama yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu: 1. Wawancara Wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan informan. Wawancara dilakukan dengan mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu secara semi terstruktur, yang tidak tertutup kemungkinan pada saat wawancara berlangsung ada pertanyaan baru yang timbul untuk mendukung kesempurnaan data. 2. Studi dokumen Studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, buku-buku kepustakaan dan literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, serta bahan-bahan yang lain yaitu berupa data atau dokumen dari PT. BRIngin Life Syariah. Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dianalisis dengan analisis kualitatif, yaitu mengelompokkan data menurut aspekaspek yang diteliti dan diambil kesimpulan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. 5

8 Hasil Penelitian dan Pembahasan dengan Ibu Lusi Arlin pada tanggal 23 Maret 2016, PT. BRIngin Life Syariah merupakan perusahaan asuransi yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan kesehatan. Produk asuransi yang dipasarkan kepada masyarakat adalah asuransi individu dan asuransi kumpulan. Dalam memasarkan produk asuransi kumpulan PT. BRIngin Life Syariah menjalin kerjasama dengan bank, koperasi dan lembaga keuangan lainnya. Untuk menawarkan kerjasama tersebut PT. BRIngin Life Syariah melalui marketing memberikan proposal kepada bank, koperasi atau lembaga keuangan yang ingin di ajak kerjasama. Inti dari proposal tersebut adalah lembaga keuangan akan mencarikan nasabah untuk PT. BRIngin Life Syariah dengan cara mengansuransikan orang-orang yang meminjam uang ke lembaga keuangan kepada PT. BRIngin Life Syariah dan kewajiban dari PT. BRIngin Life Syariah adalah memberikan fee 10% dari premi yang dibayarkan debitor. Apabila lembaga keuangan tersebut tertarik dengan kerjasama, maka lembaga keuangan tersebut akan mengirimkan SPAJK (Surat Permintaan Asuransi Jiwa Kumpulan) dan syarat-syarat lain yang diperlukan PT. BRIngin Life Syariah, seperti akta pendirian lembaga keuangan, akta penunjukan pimpinan, akta pendaftaran lembaga keuangan, dan daftar peserta minimal 1 orang. Setelah dianalisa dan disetujui oleh kantor pusat PT. BRIngin Life Syariah, maka akan terbit Akad Penutupan Ajisaka dan Polis Ajisaka. Polis berlaku selama 5 (lima) tahun, setelah 5 (lima) tahun polis dapat diperbaharui. Lembaga keuangan yang menyetujui kerjasama tersebut bertindak sebagai pemegang polis. Diantara pemegang polis yang bekerja sama dengan PT. BRIngin Life Syariah adalah LPN Multi Usaha Mulia Bhakti dan Kospin BMT Jasa Madani. Polis Ajisaka dan Akad Penutupan Ajisaka merupakan perjanjian pokok, sedangkan permohonan asuransi dan pernyataan kesehatan yang di isi oleh debitor adalah perjanjian tambahan/ikutan dari perjanjian pokok. Perjanjian Ajisaka ini merupakan perjanjian asuransi untuk kepentingan pihak ketiga, karena LPN Multi Usaha Mulia Bhakti dan Kospin BMT Jasa 6

9 Madani merupakan pihak yang menutup perjanjian asuransi, dan debitor merupakan pihak ketiga yang jiwanya diasuransikan untuk melindungi kredit. dengan Bapak Widodo pada tanggal 4 April 2016, apabila ada debitor yang berutang di LPN Multi Usaha Mulia Bhakti, maka LPN Multi Usaha Mulia Bhakti mewajibkan kepada debitor untuk menggunakan Ajisaka. Tetapi ada beberapa orang yang keberatan untuk menggunakan Ajisaka ini dengan alasan potongan premi dan berlapisnya jaminan, karena selain jaminan kebendaan juga diminta jaminan asuransi. Apabila debitor keberatan/tidak setuju untuk menggunakan Ajisaka, maka permohonan kredit tidak diterima oleh LPN Multi Usaha Mulia Bhakti. Bagi debitor yang setuju menggunakan Ajisaka, debitor disuruh memilih antara Ajisaka dengan JUP tetap atau JUP menurun. Kemudian debitor mengisi dan melengkapi syarat-syarat yang ditentukan PT. BRIngin Life Syariah. Syarat-syarat yang harus dilengkapi dan di isi debitor, meliputi: 1. Surat permohonan Asuransi dan pernyataan kesehatan, yang disediakan PT. BRIngin Life Syariah 2. Foto copy KTP/SIM 3. Bukti trasfer premi Syarat-syarat tersebut kemudian diserahkan kepada PT. BRIngin Life Syariah melalui pemegang polis. dengan Ibu Miska Hartini pada tanggal 11 April 2016, hal yang sama tentang prosedur perjanjian kredit yang diasuransikan dengan Ajisaka juga berlaku pada Kospin BMT Jasa Madani. dengan Bapak Widodo maupun dengan Ibu Miska Hartini, alasan LPN Multi Usaha Mulia Bhakti dan Kospin BMT Jasa Madani menggunakan produk Ajisaka adalah untuk melindungi kredit, apabila debitor meninggal dunia. Selain itu dengan menggunakan Ajisaka kedua belah pihak, yaitu LPN Multi Usaha Mulia Bhakti/Kospin BMT Jasa Madani dan ahli waris juga diuntungkan, keuntungan yang di dapat LPN Multi Usaha Mulia Bhakti/Kospin BMT Jasa Madani adalah apabila debitor meninggal kredit tidak macet, sedangkan keuntungan bagi ahli waris adalah utang lunas, dan jaminan di kembalikan kepada ahli waris serta ahli 7

10 waris tidak terbebani oleh utang yang ditinggalkan oleh debitor. Premi adalah prestasi dari pihak tertanggung kepada penanggung, atas pengalihan risiko kepada penanggung. Besarnya premi Ajisaka ditentukan oleh PT. BRIngin Life Syariah sesuai dengan premi rate yang didasarkan pada usia tertanggung, masa asuransi dan Jumlah Uang Pertanggungan (JUP), dibayarkan secara sekaligus pada awal perjanjian kredit, dipotong dari jumlah kredit awal yang diberikan kepada debitor/tertanggung. dengan Ibu Lusi Arlin pada tanggal 23 Maret 2016, untuk pembayaran premi Ajisaka dengan JUP tetap lebih besar dari pada JUP menurun, karena santunan yang diberikan kepada tertanggung pada Ajisaka dengan JUP tetap adalah sebesar kredit awal, dimana sebagian digunakan untuk melunasi utang dan sisa santunan diberikan kepada ahli waris, sedangkan pada Ajisaka dengan JUP menurun, santunan yang diberikan adalah sebesar sisa kredit. dengan Ibu Lusi Arlin pada tanggal 24 Maret 2016, pemberian santunan oleh PT. BRIngin Life Syariah bisa dilakukan apabila ada pemberitahuan oleh ahli waris kepada pemegang polis bahwa debitor telah meningggal dunia. Berdasarkan pemberitahuan oleh ahli waris tersebut, pemegang polis kemudian akan mengkonfirmasi kepada ahli waris untuk melengkapi persyaratan dalam pengajuan klaim yang telah ditentukan oleh PT. BRIngin Life Syariah, yaitu: 1. Asli salinan surat keterangan kematian yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang 2. Form pengajuan klaim (disediakan oleh PT. BRIngin Life Syariah) 3. Asli surat keterangan dokter untuk klaim meninggal di rumah sakit 4. Asli surat keterangan dari kepolisian untuk klaim meningggal akibat kecelakaan 5. Salinan KTP debitor dan ahli waris 6. Salinan Kartu Keluarga (KK) 7. Asli bukti kepesertaan 8. Surat keterangan pemakaman 9. Salinan bukti pinjaman/rekening koran dan saldo terakhir kredit 10. Form pertanyaan yang harus di isi oleh ahli waris (disediakan oleh PT. BRIngin Life Syariah), serta keterangan/dokumen tambahan yang diperlukan untuk setiap pengajuan klaim. 8

11 Pengajuan klaim Asuransi Jiwa Santunan Kredit Anda (Ajisaka) ini dilakukan oleh pemegang polis paling lambat 3 (tiga) bulan sejak terjadinya musibah meninggal dunia. Apabila klaim dilakukan setelah lewat jangka waktunya, maka klaim ditolak. Setelah pengajuan permohonan klaim diterima oleh PT. BRIngin Life Syariah, maka PT. BRIngin Life Syariah akan memeriksa kelengkapan syarat-syarat pengajuan klaim tersebut sudah lengkap atau belum. Apabila syarat-syarat untuk mengajukan klaim belum lengkap maka klaim belum dapat diterima atau ditunda, atas penundaan klaim tersebut PT. BRIngin Life Syariah mengkonfirmasi kepada pemegang polis dengan mengirimkan surat kepada pemegang polis dengan mencantumkan apa saja syarat-syarat yang harus dilengkapai. dengan Ibu Lusi Arlin pada tanggal 23 Maret 2016, ada beberapa klaim yang ditolak oleh PT. BRIngin Life Syariah, alasan klaim ditolak karena debitor berbohong sebelum menjadi peserta Ajisaka ia menyatakan bahwa dirinya sehat tetapi ternyata debitor sebelumya sudah menderita sakit yang parah. Tetapi, untuk klaim Ajisaka yang ditolak PT. BRIngin Life Syariah dapat dikategorikan sangat sedikit. dengan Ibu Lusi Arlin pada tanggal 25 Maret 2106, apabila terjadi penolakan klaim oleh PT. BRIngin Life Syariah, maka masalah kredit bukan menjadi wewenang dari PT. BRIngin Life Syariah, melainkan menjadi urusan antara debitor dengan pemegang polis. Untuk klaim yang diterima oleh PT. BRIngin Life Syariah maka pihak PT. BRIngin Life Syariah membuat surat penerimaan klaim yang disampaikan ke pemegang polis selanjutnya PT. BRIngin Life Syariah akan mentrasfer uang santunan ke rekening pemegang polis. dengan Ibu Lusi Arlin pada tanggal 25 Maret 2016, apabila sampai masa asuransi debitor/tertanggung tidak meninggal dunia, maka perjanjian Ajisaka berakhir dengan sendirinya, dan premi tidak dikembalikan kepada debitor. dengan Bapak Widodo pada tanggal 4 April 2016, untuk santunan Ajisaka dengan JUP tetap, maka jumlah santunan yag diterima sebesar kredit awal, yang sebagian digunakan untuk 9

12 melunasi utang debitor yang meninggal dunia dan sebagian dari sisa santunan tersebut diserahkan kepada ahli waris. Dengan diterimanya santunan dari PT. BRIngin Life Syariah maka utang dari debitor lunas, maka jaminan yang berupa sertifikat hak milik (SHM), bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB), dan jaminan lainnya diserahkan kepada ahli waris. dengan Ibu Miska Hartini pada tanggal 11 April 2016, untuk santunan Ajisaka dengan JUP menurun yang sudah diterima sebesar sisa kredit, digunakan untuk melunasi utang debitor yang meninggal dunia. Dengan diterimanya santunan tersebut maka jaminan diserahkan kepada ahli waris. Contoh klaim Ajisaka dengan JUP tetap yang diterima oleh PT. BRIngin Life Syariah: 1. LPN Multi Usaha Mulia Bhakti selaku pemegang polis pada tanggal 8 Februari 2013 mengajukan klaim kepada PT. BRIngin Life Syariah atas nasabah/debitor peserta Ajisaka dengan JUP tetap atas nama Ibu Kartini (Almh), yang meninggal dunia karena sakit dalam masa kredit. Ibu Kartini berutang kepada LPN Multi Usaha Mulia Bhakti sebanyak Rp ,-(tiga puluh juta rupiah). Karena syaratsyarat untuk mengajukan klaim sudah dipenuhi sesuai ketentuan dari PT. BRIngin Life Syariah, jadi klaim atas meninggalnya Ibu Kartini diterima oleh PT. BRIngin Life Syariah dengan membayarkan sejumlah kredit awal yaitu Rp ,-(tiga puluh juta rupiah) melalui LPN Multi Usaha Mulia Bhakti. 2. LPN Multi Usaha Mulia Bhakti selaku pemegang polis pada tanggal 2 Juni 2014 mengajukan klaim kepada PT. BRIngin Life Syariah atas nasabah/debitor peserta Ajisaka dengan JUP tetap atas nama Bapak Nuryono (Alm), yang meninggal dunia karena sakit dalam masa kredit. Bapak Nuryono berutang kepada LPN Multi Usaha Mulia Bhakti sebanyak Rp ,- (dua juta rupiah). Karena syaratsyarat untuk mengajukan klaim sudah dipenuhi sesuai ketentuan dari PT. BRIngin Life Syariah, jadi klaim atas meninggalnya Bapak Nuryono diterima oleh PT. BRIngin Life Syariah dengan membayarkan sejumlah kredit awal yaitu Rp ,-(dua juta rupiah) 10

13 melalui LPN Multi Usaha Mulia Bhakti. dengan Bapak Widodo pada tanggal 4 April 2016, santunan yang diterima oleh LPN Multi Usaha Mulia Bhakti sebesar kredit awal, sebagian digunakan untuk melunasi utang debitor, dan sisa santunan diberikan kepada ahli waris. Contoh klaim Ajisaka dengan JUP menurun yang diterima oleh PT. BRIngin Life Syariah: 1. Kospin BMT Jasa Madani selaku pemegang polis pada tanggal 24 Sepetember 2014 mengajukan klaim kepada PT. BRIngin Life Syariah atas nasabah/debitor peserta Ajisaka dengan JUP menurun atas nama Bapak Jono(Alm), yang meninggal dunia karena sakit dalam masa kredit. Bapak Jono berutang kepada Kospin BMT Jasa Madani sebanyak Rp ,-(tiga belas juta rupiah), dengan masa asuransi 3 tahun. Karena syarat-syarat untuk mengajukan klaim sudah dipenuhi sesuai ketentuan dari PT. BRIngin Life Syariah, jadi klaim atas meninggalnya Bapak Jono diterima oleh PT. BRIngin Life Syariah dengan jumlah klaim yang disetujui yaitu Rp ,-(sepuluh juta empat ratus tujuh dua puluh ribu dua ratus dua puluh tiga rupiah) melalui Kospin BMT Jasa Madani. Bapak Jono (Alm) mempunyai utang kepada Kospin BMT Jasa Madani sebesar Rp ,- ( tiga belas juta rupiah), dengan masa kredit 3 tahun (36 bulan). Setelah angsuran baru berjalan selama 6 bulan ditambah tunggakan 1 kali Bapak Jono meninggal dunia karena sakit. Kredit tersebut diasuransikan dengan Ajisaka JUP menurun. Cara menghitung santunan Ajisaka dengan JUP menurun: JUP awal (Jumlah uang Pertanggungan awal) - dengan penurunan JUP =Rp (7xRp /36) =Rp ( 7 x Rp ) =Rp Rp =Rp Kesimpulan Berdasarkan uraian dari penelitian yang dituliskan oleh penulis, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Pembayaran premi asuransi jiwa santunan kredit anda (Ajisaka) dilakukan sekaligus pada awal 11

14 perjanjian kredit, dipotong dari jumlah kredit yang diberikan kepada debitor atau tertanggung. Besarnya premi ditentukan oleh PT. BRIngin Life Syariah sesuai dengan premi rate yang didasarkan pada usia tertanggung, masa asuransi dan Jumlah Uang Pertanggungan (JUP). Pembayaran premi Ajisaka dengan JUP tetap lebih besar daripada JUP menurun, karena santunan yang diberikan kepada tertanggung pada Ajisaka dengan JUP tetap adalah sebesar kredit awal, sedangkan pada Ajisaka dengan JUP menurun, santunan yang diberikan kepada tertanggung adalah sebesar sisa kredit. 2. Pemberian santunan oleh PT. BRIngin Life Syariah bisa dilakukan apabila ada pemberitahuan oleh ahli waris kepada pemegang polis bahwa debitor telah meningggal dunia. Bentuk pemberian santunan Ajisaka dibagi atas 2 (dua), yaitu: a. Ajisaka dengan JUP tetap, santunan diberikan oleh PT. BRIngin Life Syariah sebesar kredit awal. Sebagian santunan digunakan untuk melunasi utang dan sisa santunan diberikan kepada ahli waris. b. Ajisaka dengan JUP menurun, santunan yang diberikan oleh PT. BRIngin Life Syariah sebesar sisa kredit. Dari semua uraian di atas, maka penulis menyarankan kepada pihak yang bertindak sebagai pemegang polis, yaitu LPN Multi Usaha Mulia Bhakti dan Kospin BMT Jasa Madani lebih menjelaskan kegunaan dari asuransi jiwa santunan kredit anda (Ajisaka) kepada tertanggung/debitor sehingga tidak timbul kesalah pahaman tentang berlapisnya jaminan dan potongan premi. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Yansalzisatry, S.H., M.Hum selaku pembimbing I dan Ibu Elyana Novira, S.H., M.H selaku pembimbing II yang telah sabar membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis dengan sepenuh hati dalam pembuatan skripsi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dwi Astuti Palupi, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 12

15 2. Ibu Nurbeti, S.H., M.H selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 3. Bapak Adri, S.H., M.H selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 4. Ibu Deswita Rosra, S.H., M.H selaku Pembimbing Akademik. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, serta karyawan dan karyawati Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. 6. Ibu Lusi Arlin selaku Care Taker KTU PT. BRIngin Life Syariah yang bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian. 7. Bapak Widodo selaku Manager LPN Multi Usaha Mulia Bhakti yang telah bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Miska Hartini selaku Manager Kospin BMT Jasa Madani yang telah bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian. Daftar Pustaka Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Agus Yudha Hernoko, 2010, Hukum Perjanjian, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Bambang Sunggono, 2013, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1980, Hukum Pertanggungan (Pokok-pokok Pertanggungan Kerugian, Kebakaran Dan Jiwa), Universitas Gajah Mada, Jakarta. H.M.N Purwosutjipto, 1996, Pengertian Pook Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta. Kasmir, 2004, Dasar-dasar Perbankan, Grafindo Persada, Jakarta. Munir Fuady, 1995, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktik, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Neng Yani Nurhayani, 2015, Hukum Perdata, CV. Pustaka setia, Bandung. R. Ali Rido, 1986, Hukum Dagang: Aspek-aspek Hukum Asuransi Udara, Asuransi Jiwa, dan Perkembangan Perseroan Terbatas, Remadja Karya, Bandung. R. Soeroso, 2011, Perjanjian Di Bawah Tangan Pedoman Praktis Pembuatan Dan Aplikasi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Sentosa Sembiring, 2014, Hukum Asuransi, Nuansa Aulia, Bandung. Sri Rejeki Hartono, 2001, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta. 13

16 Subekti, 2005, Hukum Perjanjian, Cetakan Ke-21, Intemasa, Jakarta. Zainal Asikin, 2013, Hukum Dagang, Rajawali Pers, Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransia 14

17 15

TANGGUNG JAWAB PT. PEGADAIAN CABANG ULAK KARANG KOTA PADANG TERHDAP HILANGNYA BARANG JAMINAN ARTIKEL

TANGGUNG JAWAB PT. PEGADAIAN CABANG ULAK KARANG KOTA PADANG TERHDAP HILANGNYA BARANG JAMINAN ARTIKEL TANGGUNG JAWAB PT. PEGADAIAN CABANG ULAK KARANG KOTA PADANG TERHDAP HILANGNYA BARANG JAMINAN ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: SUCI TRIMAR YUNITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan berkesinambungan secara bertahap untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI JIWA PENERIMA KREDIT SKRIPSI Diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL

TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Oleh: FEBRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini memaksa setiap orang untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan perumahan dan pemukiman merupakan upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup, memberi arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya jumlah populasi manusia semakin meningkatkan kebutuhan. Untuk itu mereka melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia modern seperti sekarang ini, banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis, atau memenuhi kebutuhan keluarga (sandang,pangan,dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR * PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR * Oleh Swandewi ** I Made Sarjana *** I Nyoman Darmadha **** Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan memegang peranan penting untuk menyukseskan program pembangunan nasional dalam rangka mencapai pemerataan pendapatan, menciptakan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN SKRIPSI Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Disusun Oleh : AGUSRA RAHMAT BP. 07.940.030

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat perlu melakukan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi tidak semua masyarakat mempunyai modal yang cukup untuk membuka atau mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba, baik yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PERLAKUAN BANK MUAMALAT INDONESIA TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM MUSNAHNYA BARANG JAMINAN DEBITUR OLEH PIHAK ASURANSI Sigit Somadiyono, SH.

PERLAKUAN BANK MUAMALAT INDONESIA TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM MUSNAHNYA BARANG JAMINAN DEBITUR OLEH PIHAK ASURANSI Sigit Somadiyono, SH. PERLAKUAN BANK MUAMALAT INDONESIA TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM MUSNAHNYA BARANG JAMINAN DEBITUR OLEH PIHAK ASURANSI Sigit Somadiyono, SH., MH 1 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap perlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing lagi di masyarakat dan lembaga jaminan memiliki peran penting dalam rangka pembangunan perekonomian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN COVER ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN COVER ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN COVER ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG BOYOLALI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KECELAKAAN DIRI UNTUK KEPENTINGAN PIHAK KETIGA ANTARA PT. JASA RAHARJA PUTERA CABANG PADANG DENGAN DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA (DISPORA) SEBAGAI PENGELOLA KOLAM RENANG TERATAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan ini tak ada seorangpun yang dapat memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan baik dan sempurna. Meskipun telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering kita mendapati perbuatan hukum peminjaman uang antara dua orang atau lebih. Perjanjian yang terjalin antara dua orang atau

Lebih terperinci

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian. Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian. Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI PELAKSANAAN ASURANSI JIWA DENGAN TAMBAHAN RISIKO PENYAKIT KRITIS DI ALLIANZ LIFE INDONESIA VICTORY AGENCY PADANG ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Lebih terperinci

kredit dari dana-dana yang di peroleh melalui perjanjian kredit. dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

kredit dari dana-dana yang di peroleh melalui perjanjian kredit. dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman yang serba cepat ini banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis atau memenuhi kebutuhan keluarga ( sandang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk mendapatkan derajat kesehatan pada masyarakat yang tinggi dewasa ini diupayakan oleh pemerintah maupun swasta. Salah satu langkah yang ditempuh adalah

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI INHEALTH CREDIT LIFE*) Inhealth Credit Life (Asuransi Jiwa Berjangka). PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia.

RINGKASAN INFORMASI INHEALTH CREDIT LIFE*) Inhealth Credit Life (Asuransi Jiwa Berjangka). PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia. RINGKASAN INFORMASI INHEALTH CREDIT LIFE*) 1. Ringkasan Produk : 1.1 Nama produk 1.2 Jenis Produk 1.3 Nama Penerbit 1.4 Tertanggung 1.5 Masa Pertanggungan Inhealth Credit Life (Asuransi Jiwa Berjangka).

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum HAK SUBROGASI PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP KERUGIAN YANG DITIMBULKAN OLEH PIHAK KETIGA DALAM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PADANG ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO A. Aplikasi Akad Mura>bah}ah pada Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Cabang Larangan

Lebih terperinci

CHECK LIST PERSYARATAN DOKUMEN KLAIM

CHECK LIST PERSYARATAN DOKUMEN KLAIM (). JENIS PRODUK JENIS KLAIM : PROTECTO CREDIT LIFE (AJK) : MENINGGAL DUNIA SAKIT (Meninggal di Rumah) Surat Pengajuan Klaim oleh Pemegang Polis dan Cabang dibubuhi Cap/Stempel 2 Isi Formulir Klaim Kematian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemakaian kedua istilah ini mengikuti istilah dalam bahasa Belanda, yaitu assurantie

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemakaian kedua istilah ini mengikuti istilah dalam bahasa Belanda, yaitu assurantie BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian Asuransi Di Indonesia, selain istilah asuransi digunakan juga istilah pertanggungan. Pemakaian kedua istilah ini mengikuti istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki peran penting dalam negara Indonesia, yaitu sebagai

I. PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki peran penting dalam negara Indonesia, yaitu sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan memiliki peran penting dalam negara Indonesia, yaitu sebagai pendukung pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning Bukittinggi Sejak berdirinya Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning bersaing dengan Bank

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abbas Salim, Asuransi Dan Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta, 2003, Hal. 01

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abbas Salim, Asuransi Dan Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta, 2003, Hal. 01 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk

Lebih terperinci

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR) PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR) Oleh Anak Agung Gede Agung Ngakan Ketut Dunia I Ketut Markeling Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama, masyarakat mengenal uang sebagai alat pembiayaan yang sah. Dapat kita ketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia, kegiatan bisnis bank umum menjadi semakin canggih dan beraneka ragam. Berbagai macam kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan masyarakat yang akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit merupakan suatu istilah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemberian Kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya. Seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN JAMINAN FIDUSIA PADA AKAD MURABAHAH DI BANK NAGARI SYARIAH PADANG. SKRIPSI No. Reg : 234/PKII/X/2011

PELAKSANAAN JAMINAN FIDUSIA PADA AKAD MURABAHAH DI BANK NAGARI SYARIAH PADANG. SKRIPSI No. Reg : 234/PKII/X/2011 PELAKSANAAN JAMINAN FIDUSIA PADA AKAD MURABAHAH DI BANK NAGARI SYARIAH PADANG SKRIPSI No. Reg : 234/PKII/X/2011 Diajukan guna untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Oleh : ALEXSANDER

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA Oleh I Made Wahyudi Anantha Ngakan Ketut Dunia A.A.Ketut Sukranatha Hukum Bisnis Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam-meminjam uang atau istilah yang lebih dikenal sebagai utang-piutang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan bermasyarakat yang telah mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu usaha untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik daripada apa yang telah dicapai, artinya bahwa pembangunan merupakan perubahan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, setiap manusia hingga perusahaan pada setiap harinya selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat manusia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang 1 A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari keperluan akan dana guna menggerakkan roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Disatu sisi ada masyarakat yang kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi, juga terjadi dalam dunia perekonomian, bahkan perkembangan kebutuhan masyarakat semakin tidak

Lebih terperinci

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential Ratna Syamsiar Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung Abstrak PT Prudential Life Assurance memberikan perlindungan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembagunan di bidang ekonomi, merupakan bagian dari pembangunan nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING A. Persyaratan Pembukaan Rekening Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Lubuk Sikaping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan timbul karna kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, manusia selalu dihadapkan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang memiliki kegiatan pokok menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung. sebagai barang yang digunakan untuk menjamin jumlah nilai pembiayaan

BAB V PEMBAHASAN. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung. sebagai barang yang digunakan untuk menjamin jumlah nilai pembiayaan 1 BAB V PEMBAHASAN A. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat BMT Istiqomah Unit II Plosokandang selaku kreditur dalam mencatatkan objek jaminan di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI 2.1 Asas Subrogasi 2.1.1 Pengertian asas subrogasi Subrogasi ini terkandung dalam ketentuan Pasal 284 Kitab Undang- Undang Hukum Dagang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia kodratnya adalah zoon politicon, yang merupakan makhluk sosial. Artinya bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan nasional di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi diantaranya dalam peningkatan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung. DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, -------------, 2005, Asuransi dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo Persada, Abdul Halim Barkatullah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat dilakukan secara sendiri tanpa orang lain. Setiap orang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang populasi manusianya berkembang sangat pesat. Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat tajam pada setiap tahun akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia adalah negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di segala bidang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia setiap hari selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Karena setiap manusia pasti selalu berkeinginan untuk dapat hidup layak dan berkecukupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat, bangsa Indonesia telah melakukan pembangunan untuk mewujudkan tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarat yang

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH Bahwa Peserta telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Pengelola akan membayar santunan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D101 07 022 ABSTRAK Perjanjian kredit merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemberian kredit. Tanpa perjanjian kredit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut biasanya berhubungan dengan takdir dan nasib manusia itu sendiri yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PD BPR Bank Purworejo 1. Profil PD BPR Bank Purworejo PD BPR Bank Purworejo adalah Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang seluruh modalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia, khususnya dunia perbankan saat ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat baik, walaupun kegiatan bisnis bank umum sempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum (rechtstaat) dimana

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum (rechtstaat) dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum (rechtstaat) dimana prinsip negara hukum adalah menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang bertujuan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Program Ekstensi Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: perbankan. Perbankan merupakan industri jasa yang penting dalam menunjang

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: perbankan. Perbankan merupakan industri jasa yang penting dalam menunjang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: Peranan bank sangatlah penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA Oleh I Made Aditya Mantara Putra I Gusti Nyoman Agung I Made Dedy Priyanto

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nopmor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan mendefinisikan: Bank sebagai badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada saat ini diperlukan adanya perlindungan, salah satu nya dengan adanya perlindungan asuransi. Hal itu terjadi karena dampak dari adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Hal ini dikarenakan manusia diberikan

Lebih terperinci

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1792 Bab XVI Buku III Kitab

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1792 Bab XVI Buku III Kitab BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan pertanggungan atau perusahaan asuransi adalah suatu badan hukum yang sanggup mengambil alih risiko seseorang berdasarkan perjanjian pertanggungan. 1 Selain

Lebih terperinci

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi yang semakin meningkat mengakibatkan keterkaitan yang erat antara sektor riil dan sektor moneter, di mana kebijakan-kebijakan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Bank membantu pemerintah dalam menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya pembangunan berkelanjutan dewasa ini, meningkat pula kebutuhan akan pendanaan oleh masyarakat. Salah satu cara untuk mendapatkan dana

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA

SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL

GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa II. Tinjauan Pustaka A. Bank Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa pengertian bank telah dikemukakan baik oleh para ahli maupun menurut ketentuan undangundang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bank dikenal sebagai sebuah tempat dimana kita menyimpan uang kita, tempat yang sangat identik dengan kata menabung. Orang tua kita selalu mengajari kita

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK Oleh : Ni Putu Riza Ayu Anggraini I Ketut Sudiarta Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian kredit bagi bank merupakan kegiatan yang utama, karena pendapatan terbesar dari bank berasal dari sektor kredit baik dalam bentuk bunga, provisi, ataupun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Hukum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling, BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT A. Pengertian Hukum Jaminan Kredit Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling, zekerheidsrechten atau security of law. Dalam Keputusan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI PD BPR BANK BOYOLALI A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah lembaga pembiayaan mungkin belum sepopuler dengan istilah lembaga keuangan dan lembaga perbankan. Belum akrabnya dengan istilah ini bisa jadi karena dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembangunan disegala bidang ekonomi oleh masyarakat memerlukan dana yang cukup besar. Dana tersebut salah satunya berasal dari kredit dan kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia lain. Hanya saja

Lebih terperinci

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Lebih terperinci