POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH
|
|
- Ratna Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH Bahwa Peserta telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Pengelola akan membayar santunan atau penggantian biaya kepada Peserta atau Pemegang Polis atau Ahli Waris sebagaimana disebutkan dalam Ikhtisar Polis, berdasarkan pada syarat dan kondisi yang dicetak, dicantumkan, dilekatkan dan atau dibuat endorsemen pada Polis ini. PASAL 1. JAMINAN ASURANSI Polis ini akan memberikan jaminan asuransi / santunan kepada Peserta sebesar yang tertera dalam Ikhtisar Polis, jika Peserta terdiagnosis penyakit Demam Berdarah Dengue yang terjadi selama berlakunya Polis ini. Penyakit Demam Berdarah Dengue tersebut harus dibuktikan pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan penurunan trombosit. Masa tunggu (waiting period) adalah 10 (sepuluh) hari kalender sejak awal periode Polis (inception). Selama masa tunggu, jaminan asuransi yang tercantum dalam Polis ini tidak berlaku. Santunan diberikan maksimum sebesar nilai yang tercantum dalam Ikhtisar Polis dan akan dibayarkan kepada Peserta, Pemegang Polis atau Ahli Warisnya yang sah. PASAL 2. DEFINISI Menyimpang dari arti yang berbeda yang mungkin diberikan oleh peraturan hukum yang berlaku, untuk keperluan Polis ini, semua istilah yang dicetak miring diartikan sebagaimana diuraikan berikut ini : 1. Asuransi syariah adalah usaha saling tolong menolong (ta awuni) dan melindungi (takafuli) di antara para Peserta melalui pembentukan kumpulan dana (Dana Tabarru ) yang dikelola sesuai prinsip syariah untuk menghadapi risiko tertentu. 2. Akad adalah perjanjian tertulis yang memuat kesepakatan tertentu, beserta hak dan kewajiban para pihak sesuai prinsip syariah. 3. Perusahaan adalah Perusahaan Asuransi yang menyelenggarakan seluruh atau sebagian usahanya berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tercantum dalam ikhtisar polis. 4. Peserta adalah orang atau badan yang menjadi peserta program asuransi dengan prinsip syariah. 5. Akad Tabarru adalah akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari satu peserta kepada Dana Tabarru untuk tujuan tolong menolong di antara para peserta, yang tidak bersifat dan bukan untuk tujuan komersial. 6. Akad Tijarah adalah akad antara peserta secara kolektif atau secara individual dan perusahaan dengan tujuan komersial. 7. Akad Wakalah bil Ujrah adalah akad tijarah yang memberikan kuasa kepada Perusahaan sebagai wakil peserta untuk mengelola Dana Tabarru dan atau Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa ujrah (fee). 8. Akad Mudharabah adalah akad tijarah yang memberkan kuasa kepada Perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi Dana Tabarru, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati sebelumnya. 9. Iuran Tabarru adalah bagian dari Kontribusi yang dimasukkan ke dalam Dana Tabarru untuk membayar Santunan Asuransi. 10. Kontribusi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh Peserta kepada Perusahaan untuk dikelola sebagai Dana Tabarru dan ujrah sesuai dengan akad. 11. Santunan/klaim adalah sejumlah dana yang diberikan kepada pihak yang mengalami musibah atau pihak lain yang berhak. 12. Dana Tabarru adalah kumpulan dana yang berasal dari kontribusi Peserta, yang mekanisme penggunaannya sesuai dengan akad Tabarru yang disepakati. 13. Ujrah adalah dana yang dihibahkan oleh Peserta kepada Perusahaan sebagai imbalan atas pengelolaan dana dan/atau kegiatan lainnya yang dilakukan oleh Perusahaan. 1 P a g e
2 14. Surplus Underwritingadalah selisih lebih total kontribusi Peserta ke dalam Dana Tabarru setelah dikurangi pembayaran santunan/klaim, kontribusi reasuransi dan penyisihan (cadangan) teknis, dalam satu periode tertentu. 15. Qardh adalah pinjaman dana dari Perusahaan kepada Dana Tabarru untuk menanggulangi ketidakcukupan kekayaan Dana Tabarru, untuk membayar santunan/klaim kepada Peserta. 16. Kontribusi berarti sejumlah uang yang harus dibayar oleh Peserta sebagai imbalan atas jasa pertanggungan atau asuransi yang diberikan oleh Adira, dan belum termasuk biaya materai dan biaya pembuatan Polis dan/atau Sertifikat Polis. 17. Demam Berdarah Dengue atau disingkat DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia. Atas dasar keterangan, data, dan informasi lainnya yang Peserta sampaikan baik langsung maupun tidak langsung, dan atas dasar pembayaran kontribusi yang telah Pengelola terima, Pengelola akan memberikan manfaat atau santunan yang telah diatur dalam ikhtisar dan Polis ini, sepanjang sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan baik sebagian maupun keseluruhan dari Polis ini. Permohonan asuransi, keterangan tertulis, ringkasan manfaat asuransi, lampiran atau endorsement merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Polis. BAB II AKAD 1. Peserta memberi kuasa pada Pengelola untuk mengelola keuangan dan operasional asuransi dengan menggunakan Akad Wakalah Bil Ujrah, dengan kedudukan Peserta sebagai pihak yang memberi perwakilan (Muwakkil) dan Pengelola sebagai pihak yang menerima perwakilan (Wakil). 2. Sesama Peserta menggunakan akad Tabarru` untuk membagi risiko (risk sharing) terhadap Peserta yang mengalami musibah sesuai dengan kondisi dan persyaratan polis. 3. Atas tanggung jawab tersebut Pengelola berhak menerima Ujrah (fee) dari dana kontribusi Peserta dan sisanya dialokasikan ke dalam dana Tabarru`. 4. Dana Tabarru` yang terkumpul akan digunakan untuk membayar klaim Asuransi, dan pengelolaan reasuransi, serta akan diinvestasikan di instrument keuangan syariah. 5. Ujrah yang diterima oleh Pengelola akan digunakan untuk pengelolaan Asuransi dan diinvestasikan di instrument keuangan syariah. Hasil investasi akan dibukukan sebagai Ujrah atau pendapatan Pengelola. 6. Besarnya komposisi Dana Tabarru` dan Ujrah yang digunakan atas tanggung jawab tersebut sebesar 50: Apabila pada akhir periode asuransi terdapat kelebihan (surplus) underwriting, maka kelebihan tersebut akan didistribusikan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Peserta mendapatkan pengembalian sebesar 30% (tiga puluh persen) b. Pengelola mendapatkan 30% (tiga puluh persen) c. Disimpan sebagai dana cadangan pada dana Tabarru" sebesar 40% (empat puluh persen) 8. Apabila pada akhir periode asuransi terdapat keuntungan Investasi dana tabarru`, maka keuntungan tersebut menjadi hak kolektif Peserta akan dibukukan kedalam dana Tabarru`. 9. Peserta berhak mendapatkan pembagian Surplus Underwriting dana tabarru` apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Peserta tidak pernah menerima Manfaat Asuransi/klaim atau tidak sedang mengajukan klaim. b. Peserta tidak membatalkan polis c. Peserta telah melunasi kontribusi asuransi 10. Dana pengembalian pada poin 9 (sembilan) yang dibagikan pada Peserta dapat digunakan sebagai pengurang kontribusi perpanjangan atau ditransfer ke rekening Peserta jika nilainya lebih dari Rp ,00 (dua puluh ribu rupiah). Jika kurang dari nilai tersebut dan tidak digunakan sebagai pengurang kontribusi perpanjangan atau tidak ada konfirmasi dari Peserta dalam waktu enam bulan setelah pemberitahuan maka dana pengembalian tersebut akan dimasukkan ke dalam dana Tabarru`. 2 P a g e
3 11. Jika terjadi defisit dana Tabarru`, maka Pengelola akan menanggulangi defisit tersebut dalam bentuk Qardh (pinjaman) dan pengembalian dana Qardh kepada Pengelola akan ditutup dari dana Tabarru` pada periode selanjutnya setelah terdapat surplus pada dana Tabarru` dimaksud. 12. Hasil investasi dana Tabarru` dan Laba Usaha Ujrah sebagaimana termaktub pada poin 6 dan 7, akan diakui setelah dikeluarkan Zakat sebesar 2,5%. 13. Apabila terjadi pembatalan asuransi sebelum masa asuransi berakhir, maka Peserta berhak mendapatkan pengembalian Kontribusi yang telah diberikan peserta pada saat penutupan secara prorata hari dengan syarat Peserta tidak pernah atau tidak sedang mengajukan klaim yang nilainya melebihi jumlah kontribusi yang diberikan Peserta tersebut. PASAL 4. PERSYARATAN 1. Polis ini berlaku bagi Peserta yang berusia 6 (enam) bulan sampai dengan usia 65 (enam puluh lima) tahun. 2. Pertanggungan ini berlaku di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. PASAL 5. TATA CARA PENGAJUAN KLAIM Dalam hal terjadi suatu kerugian yang dijamin dalam Polis ini, maka : 1. Peserta atau wakilnya atau keluarganya yang sah wajib memberitahukan kepada Pengelola secara tertulis/ dengan menghubungi Hotline Penangung dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak tanggal terdiagnosis DBD. 2. Dokumen klaim yang harus dilengkapi : Formulir laporan pengajuan klaim yang telah diisi dengan lengkap; Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP); Asli atau fotocopy surat keterangan dari Dokter yang menyatakan bahwa Peserta menderita DBD; Asli atau fotocopy hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan jumlah trombosit Peserta kurang dari ; dan Asli atau fotocopy Polis dan/atau tanda bukti asuransi yang sah. Dalam hal Peserta meninggal dunia, maka santunan diberikan kepada Ahli waris yang sah menurut hukum. 3. Bila kewajiban-kewajiban yang tersebut diatas tidak dipenuhi oleh Peserta atau wakilnya yang sah, maka Pengelola berhak untuk menolak pemberian santunan atau penggantian kepada Peserta. PASAL 6. PEMBAYARAN KLAIM Pengelola wajib menyelesaikan pembayaran klaim dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak adanya kesepakatan tertulis antara Pengelola dan Peserta mengenai jumlah klaim yang harus dibayar. PASAL 7. PEMBAYARAN KONTRIBUSI 1. Merupakan syarat dari tanggung jawab Pengelola atas jaminan asuransi berdasarkan Polis ini, setiap Premi terhutang harus sudah dibayar lunas dan secara nyata telah diterima seluruhnya oleh Pengelola: 1.1 jika jangka waktu pertanggungan tersebut 30 (tiga puluh) hari kalender atau lebih, maka pelunasan pembayaran Premi harus dilakukan dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari kalender dihitung dari tanggal mulai berlakunya Polis; 1.2 jika jangka waktu pertanggungan tersebut kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender, pelunasan pembayaran Premi harus dilakukan dalam tenggang waktu sesuai dengan yang diperjanjikan antara Pengelola dan Peserta. 3 P a g e
4 2. Pembayaran Premi dapat dilakukan dengan cara tunai, cek, bilyet giro, transfer atau dengan cara lain yang disepakati antara Pengelola dan Peserta. Pengelola dianggap telah menerima pembayaran Premi, pada saat : 2.1. diterimanya pembayaran tunai; atau 2.2. Kontribusi bersangkutan sudah masuk ke rekening Bank milik Pengelola; atau 2.3. Pengelola telah menyepakati pelunasan Premi bersangkutan secara tertulis. 3. Apabila jumlah Premi sebagaimana dimaksud di atas tidak dibayar sesuai cara dan dalam jangka waktu yang ditetapkan Pasal ini, maka Pertanggungan ini batal dengan sendirinya terhitung mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut dan Pengelola dibebaskan dari semua tanggung jawab sejak tanggal dimaksud, tanpa mengurangi jaminan pertanggungan yang telah menjadi tanggung jawab Pengelola sebelum tanggal itu, dan dengan tidak mengurangi kewajiban pihak Peserta atas pembayaran Kontribusi untuk: 3.1. jangka waktu pertanggungan tersebut 30 (tiga puluh) hari kalender atau lebih, sebesar 20% (dua puluh persen) dari Kontribusi tahunan, 3.2. jangka waktu pertanggungan tersebut kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender, sebesar jumlah Premi yang tercantum dalam pertanggungan, kecuali jika diperjanjikan lain. PASAL 8. PENGHENTIAN POLIS Polis akan berakhir dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Berakhirnya jangka waktu Polis. 2. Pembatalan Polis. Pengelola dan Peserta masing-masing berhak setiap waktu menghentikan Polis ini dengan memberitahukan alasannya. Pemberitahuan penghentian tersebut dilakukan secara tertulis dengan surat tercatat atau cara lain yang dapat dibuktikan dengan bukti pengiriman oleh pihak yang menghendaki penghentian Polis kepada pihak lainnya di alamat terakhir yang diketahui. Peserta dapat mengajukan pembatalan Polis dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak Polis mulai berlaku dan kontribusi dikembalikan kepada Peserta. Untuk pembatalan ini Peserta akan dikenakan biaya administrasi pembatalan sebesar Rp (dua puluh lima ribu rupiah). Jika permohonan pembatalan dilakukan lewat dari 7 (tujuh) hari sejak tanggal mulai berlakunya Polis, maka kontribusi yang telah dibayarkan tidak dapat dikembalikan. 3. Jika Peserta meninggal dunia. 4. Jika Peserta telah memperoleh manfaat asuransi di Polis ini. 5. Jika Peserta dikenakan tahanan / hukuman penjara. 6. Peserta dan Pengelola sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata Indonesia sejauh suatu penetapan pengadilan diperlukan untuk mengakhiri Polis ini. PASAL 9. PERSELISIHAN 1. Apabila timbul perselisihan antara Perusahaan dan Peserta sebagai akibat dari penafsiran atas tanggung jawab dan/atau besarnya ganti rugi dari Polis ini, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui perdamaian atau musyawarah dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak timbulnya perselisihan yang dihitung sejak Peserta menyatakan secara tertulis ketidaksepakatan atas hal yang diperselisihkan. 2. Apabila penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah sebagaimana diatur pada butir 1 diatas tidak dapat dicapai, Peserta dapat meminta Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) untuk bertindak sebagai mediator dalam upaya mencapai penyelesaian perselisihan tersebut sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di BMAI. 4 P a g e
5 3. Apabila penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah sebagaimana diatur pada butir 1 diatas tidak dapat dicapai, Peserta tidak menempuh mediasi melalui BMAI tetapi keputusan ajudikasi BMAI tidak dapat diterima oleh Peserta, maka Perusahaan memberikan kebebasan kepada Peserta untuk memilih salah satu pilihan penyelesaian sengketa sebagaimana diatur dibawah ini : A. Arbitrase Dengan ini dinyatakan dan disepakati bahwa Peserta dan Perusahaan akan melakukan penyelesaian sengketa melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) sebagai berikut : a.1. a.2. a.3. a.4. a.5. B. Pengadilan Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) terdiri dari 3 (tiga) orang Arbiter. Peserta dan Perusahaan masing-masing menunjuk seorang Arbiter dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya pemberitahuan, yang kemudian kedua Arbiter tersebut memilih dan menunjuk Arbiter ketiga dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah Arbiter yang kedua ditunjuk. Arbiter ketiga menjadi ketua Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS). Dalam hal terjadi ketidaksepakatan dalam penunjukkan Arbiter ketiga, Peserta dan atau Perusahaan dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama yang daerah hokum termohon bertempat tinggal untuk menunjukan ketua Arbiter. Pemeriksaan atas sengketa harus diselesaikan dalam waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak Badan Arbitrase Nasional (BASYARNAS) terbentuk.dengan persetujuan para pihak dan apabila dianggap perlu oleh Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS), jangka waktu pemeriksaan sengketa dapat diperpanjang. Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat Peserta dan Perusahaan.Dalam hal Peserta dan atau Perusahaan tidak melaksanakan putusan Arbitrase secara sukarela, putusan dilaksanakan berdasarkan perintah ketua Pengadilan Negeri yang berwenang atas permohonan salah satu pihak yang bersengketa. Untuk hal-hal yang belum diatur dalam pasal ini berlaku ketentuan yang diatur dalam undang-undang tentang arbitrase, yang untuk saat ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 1999 tanggal 12 Agustus 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Dengan ini dinyatakan dan disepakati bahwa Peserta dan Perusahaan akan melakukan penyelesaian sengketa melalui: b.1. Pengadilan Agama di wilayah Republik Indonesia, atau b.2. Pengadilan Negeri yang memiliki yurisdiksi atas domisili Pemegang Polis (Peserta) di wilayah Republik Indonesia sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan kaidah syariah. 4. Dalam hal keputusan ajudikasi BMAI tidak disepakati oleh Peserta, namun Peserta tidak melakukan upaya penyelesaian melalui arbitrase atau pengadilan dalam waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak tanggal dikeluarkannya keputusan ajudikasi secara tertulis oleh BMAI tersebut, maka hak Peserta atas ganti rugi berdasarkan Polis ini hilang dengan sendirinya. PASAL 10. PENUTUP Untuk hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Polis ini, berlaku ketentuan Kitab Undang- Undang Hukum Dagang dan atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 5 P a g e
POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH
POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Penanggung akan membayar santunan atau
Lebih terperinciSALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,
Lebih terperinci01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya
Lebih terperinciFATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU
Lampiran 1 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH DAN REASURANSI SYARIAH MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH
Lebih terperinciPOLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA
POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA Bahwa Tertanggung melalui Pemegang Polis yang disebutkan dalam ikhtisar polis ini telah mengajukan kepada Penanggung suatu permohonan tertulis yang dilengkapi dengan keterangan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil
BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI 3.1 Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Asuransi Mikro Asuransi adalah perjanjian timbal balik yang menimbulkan
Lebih terperinciSharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan
62 BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 81/DSN- MUI/III/2011 TERHADAP MEKANISME PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PEMBAYARAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciPT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)
L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning Bukittinggi Sejak berdirinya Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning bersaing dengan Bank
Lebih terperinciAsuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013
Insurance Goes To Campus Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Asuransi Syariah Oleh: Subchan Al Rasjid Sharia Division Sharia - Marketing Manager PT. BNI Life Insurance Pengertian Asuransi-text
Lebih terperinciLAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN
LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO
**** Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)
L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI DAN
Lebih terperinciPOLIS STANDAR ASURANSI PENGIRIMAN UANG INDONESIA
POLIS STANDAR ASURANSI PENGIRIMAN UANG INDONESIA Bahwa dengan pertimbangan Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPOLIS STANDAR ASURANSI PENYIMPANAN UANG INDONESIA
POLIS STANDAR ASURANSI PENYIMPANAN UANG INDONESIA Bahwa dengan pertimbangan Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSyarat dan Ketentuan Umum PermataKTA
Syarat dan Ketentuan Umum PermataKTA Syarat dan Ketentuan Umum (selanjutnya disebut SKU ) merupakan perjanjian yang sah dan mengikat Nasabah dan Bank. Nasabah dan Bank sepakat untuk mengikatkan diri pada
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM POLIS TM POWER LINK (REGULER PREMIUM)
KETENTUAN UMUM POLIS TM POWER LINK (REGULER PREMIUM) Ketentuan Umum ini merupakan satu kesatuan dari Polis yang telah disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk peraturan Otoritas
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya
Lebih terperinciPROGRAM KEANGGOTAAN TECPROTEC
PROGRAM KEANGGOTAAN TECPROTEC (Untuk Kerusakan Yang Tidak Disengaja dan Masuknya Cairan) SERTIFIKAT ASURANSI PT Asuransi Asoka Mas Plaza Indosurya Lt. 12 Jl. M.H. Thamrin No. 8-9 Jakarta 10230, Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,
Lebih terperinciRingkasan Produk Kartu Kredit Citi Non Visa Infinite
Ringkasan Produk Kartu Kredit Citi Non Visa Infinite Nama Produk TravelPro Penanggung PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia Alamat Penanggung Untuk Bantuan Darurat 24 Jam : +65 6535 5833 Untuk Pertanyaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
72 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Pengajuan Anggota Polis Pada AJB Bumiputera Syariah 1912 cabang Sidoarjo Dalam setiap kegiatan asuransi diperlukan suatu perjanjian yang jelas agar tidak
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 422/KMK.06/2003 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING
BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING A. Persyaratan Pembukaan Rekening Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Lubuk Sikaping
Lebih terperinciPRUlink syariah assurance account
Nama Peserta Utama Yang Diasuransikan BUDI Berikutnya 25 A. Rencana Masa Pembayaran yang dikehendaki Nasabah adalah 1 tahun* an Pada B. Asumsi Nilai Tunai di masa yang akan datang ** 1 2 3 4 5 6 7 TOTAL
Lebih terperinciSyarat serta dokumen yang dibutuhkan:
provalue Syarat serta dokumen yang dibutuhkan: Bukti pembelian asli diperlukan saat melakukan klaim. Excess Nil. Unit refurbish mungkin saja digunakan sebagai unit pengganti. Pemeriksaan kondisi Ponsel
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang
52 BAB IV ANALISIS A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang syariah di Semarang Berikut ini akan dijelaskan pengelolaan dana tabarru yang terdapat pada AJB Bumiputera Unit Syariah
Lebih terperinciPRUlink syariah assurance account
Nama Peserta Utama Yang Diasuransikan BUDI Berikutnya 25 A. Rencana Masa Pembayaran yang dikehendaki Nasabah adalah 10 tahun* an Pada B. Asumsi Nilai Tunai di masa yang akan datang ** 1 2 3 4 5 6 7 TOTAL
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya)
1 Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya) Analysis Implementation 0f Sharia Pension Insurance Accounting (Case Study on Bringin
Lebih terperinciAKAD/PERJANJIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH
Halaman 1/15 Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yang bertanda tangan dibawah ini: PERJANJIAN ANTARA PT DANA SYARIAH INDONESIA DAN Nomor. I. PT Dana Syariah Indonesia, berkedudukan
Lebih terperinciPERJANJIAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI UNIT PENYERTAAN Nomor: SP- /BK/KSEI/mmyy
PERJANJIAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI UNIT PENYERTAAN Nomor: SP- /BK/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2017 TENTANG PRODUK ASURANSI MIKRO DAN SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2017 TENTANG PRODUK ASURANSI MIKRO DAN SALURAN
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para pihak
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perjanjian Asuransi Jiwa Syariah 1. Terjadinya Perjanjian Asuransi Jiwa Syariah Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 72 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil
158 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Kantor
Lebih terperinciPOLIS STANDAR ASURANSI KEBONGKARAN INDONESIA
POLIS STANDAR ASURANSI KEBONGKARAN INDONESIA Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Penanggung akan memberikan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA; Menimbang
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : PER- 08 /BL/2011 TENTANG BENTUK DAN
Lebih terperinciPERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS
PERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS Antara Penanam Modal BFC Wikusama Dengan Putra Anggara PERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS Antara Penanam Modal BFC-Wikusama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta. Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera syariah, dalam akad dijelaskan
Lebih terperinciPOLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA
POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN PREMIER HERITAGE
Premier Heritage merupakan produk asuransi jiwa tradisional yang diterbitkan oleh PT. AIA FINANCIAL yang merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia yang terdaftar di dan diawasi
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR
RINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR Manulife Education Protector adalah produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (AJMI) sebagai Penanggung
Lebih terperinciPRUlink syariah assurance account
Nama Peserta Utama Yang Diasuransikan BUDI Berikutnya 25 A. Rencana Masa Pembayaran yang dikehendaki Nasabah adalah 3 tahun* an Pada Awal 1 2 3 4 5 6 7 RINGKASAN ILUSTRASI INI BUKAN SEBUAH KONTRAK ASURANSI
Lebih terperinciLAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN
LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH *
215 ANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH * Destri Budi Nugraheni ** Departemen Hukum Islam Fakulatas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jalan Sosio Yustisia,
Lebih terperinciUnsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru
Asuransi Syariah (Ta min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan
Lebih terperinciKETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR Ketentuan dan Persyaratan Khusus Pembukaan Rekening Investor ini (berikut semua lampiran, perubahan dan atau pembaharuannya selanjutnya disebut
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH
Destri Budi Nugraheni dan Haniah Ilhami Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Jl. Socio Justicia No.1 Bulaksumur, Sleman Yogyakarta PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Wawancara
L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan
Lebih terperinciPERJANJIAN IKATAN DINAS MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK NOMOR:
PERJANJIAN IKATAN DINAS MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK NOMOR: 02700.0213 Pada hari ini Senin tanggal sepuluh bulan Agustus tahun dua ribu lima belas bertempat di Jakarta yang
Lebih terperinciPERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy
PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bagian ini penulis akan menyajikan kesesuaian praktik akad asuransi
140 BAB V PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan menyajikan kesesuaian praktik akad asuransi syariah pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Kantor Unit Pemasaran Tulungagung dengan
Lebih terperinciSyarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti
Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti sebagai berikut: a. "Angsuran" adalah besar pembayaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah sebagai Produk Tabungan Rencana Pada Bank Mega Syariah Cabang Semarang Salah satu produk yang dikembangkan di Bank Mega Syariah Cabang
Lebih terperinciPOLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia )
POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang usaha (bisnis) pengelolaan atau penanggulangan risiko, pada hakikatnya bertujuan
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT
SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat ( Syarat dan Ketentuan Umum ) ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL III - 1 III - 2 Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM III-9 BAB II TATACARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Lebih terperinciSeminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.
Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH M Jusuf Wibisana Ketua IAI-Kompartemen Akuntan Syariah Jakarta 16.08.2017 DISCLAIMER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi syariah merupakan prinsip perjanjian berdasarkan hukum islam antara perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT
Living, Breathing Asia SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Dana Bantuan Sahabat telah disetujui. Harap membaca Syarat
Lebih terperinciBAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM
BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM A. Aplikasi Reasuransi pada Tabungan Investasi di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo PT Bank Syariah Bukopin
Lebih terperinciKETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR Ketentuan dan Persyaratan Khusus Pembukaan Rekening Investor ini (berikut semua lampiran, perubahan dan atau pembaharuannya selanjutnya disebut
Lebih terperinciKETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR
KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR Ketentuan dan Persyaratan Khusus Pembukaan Rekening Investor ini (berikut semua lampiran, perubahan dan atau pembaharuannya selanjutnya disebut
Lebih terperinciBAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL
BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE
Ultimate Harvest Assurance merupakan produk asuransi tradisional dari PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Ultimate Harvest Assurance. Harap dibaca
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU Link Assurance Account) PRU Link Assurance Account (PAA) adalah produk unit link yang ditawarkan
Lebih terperinciPROGRAM KEANGGOTAAN TECPROTEC
PROGRAM KEANGGOTAAN TECPROTEC (Untuk Kerusakan Yang Tidak Disengaja, Masuknya Cairan dan Perampokan) SERTIFIKAT ASURANSI PT Asuransi FPG Indonesia Chase Plaza Tower 4th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 21,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.154, 2015 KESRA. Jaminan Sosial. Kecelakaan Kerja. Kematian. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714). PERATURAN
Lebih terperinciPerjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy
Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUISLINQ VALUE PROTECTOR
Sequislinq Value Protector merupakan produk asuransi Unit Link yang diterbitkan oleh PT. Jiwa Sequis Life (selanjutnya Penanggung ) dan Produk ini sudah dicatatkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Berikut
Lebih terperinciPROGRAM KEANGGOTAAN TECPROTEC
PROGRAM KEANGGOTAAN TECPROTEC (Untuk Kerusakan Yang Tidak Disengaja dan Masuknya Cairan) SERTIFIKAT ASURANSI PT Asuransi FPG Indonesia Chase Plaza Tower 4th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 21, Jakarta 12920,
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT
PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/12.2014 TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT PENGURUS BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa perbedaan pendapat
Lebih terperinciKEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA
KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciSyarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth
Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum untuk Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth 1. Definisi Syarat dan Ketentuan Umum ANGSURAN adalah suatu
Lebih terperinciPersyaratan dan Ketentuan Pasal 1. DEFINISI
Persyaratan dan Ketentuan Dengan menggunakan kartu, berarti Anda telah memahami, menerima, dan terikat pada ketentuan dan syarat yang tercantum berikut ini. Pasal 1. DEFINISI 1.1 BANK MEGA CARD CENTER
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciRingkasan Informasi Produk
Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah
Lebih terperinciSYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT
SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah Dana Bantuan Sahabat yang sebelumnya adalah Nasabah aktif ANZ Personal Loan pada saat produk
Lebih terperinci