ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian. Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI
|
|
- Liani Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELAKSANAAN ASURANSI JIWA DENGAN TAMBAHAN RISIKO PENYAKIT KRITIS DI ALLIANZ LIFE INDONESIA VICTORY AGENCY PADANG ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI BAGIAN HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2013
2 PELAKSANAAN ASURANSI JIWA DENGAN TAMBAHAN RISIKO PENYAKIT KRITIS DI ALLIANZ LIFE INDONESIA VICTORY AGENCY PADANG Willy Fitri Pratami 1, Yansalzisatry 1, Yofiza Media 2 1 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta willyfitripratami@yahoo.com 1 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Abstract In everyday life, people are always facing an uncertain situation or condition. This uncertain condition will raise a sense of insecutity This uncertain circumstance can be said as the risk. With this risk, then there will be a method to avoid the risk, that is Allianz insurance. The promblems are : (1) How is the implementation of life insurance at Allianz Life Indonesia? (2) How is the implementation filing insurance claims at Allianz Life Indonesia? (3) what obstacles are faced during the submission of the claim?. The methode of this research is using a sociojuridical approach, using research material sourced from primary data and secondary data, and the techniques of data collection which are used are interviews and document research. From the research that I did it can be concluded that (1) An agreement of insurance was born since there was an agreement between the insuredand the insurer regarding the selected product, and then what happened next is filling form of SPAJ. A side from the primary insurance, the insured also gets additional insurance for critical illness. The amount of premium and age will determine the amount of the sum for the insured. (2) in filling a claim for death cases, it must be filed no later than 2 (two) months, while in claiming for critical illness cases, it has to be file at least 30 days since being diagnosed as critical illness. (3) the obstacles in filling a claim are the documents which are submitted are incomplete, dishonesty in filling SPAJ from, and the insured does not understand his/her right and his/her obligations. Key words: Incurance, Life, Disease, Critical. 1
3 Pendahuluan Pada hakikatnya, setiap kegiatan manusia di dunia ini betapapun sederhananya selalu mengandung berbagai kemungkinan, baik yang positif maupun yang negatif, adakalanya beruntung dan adakalanya mengalami kerugian. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kegiatan manusia itu selalu mengandung suatu keadaan yang tidak pasti. Keadaan yang tidak pasti itulah yang dapat dikatakan dengan risiko. Dengan adanya risiko, maka dibentuklah suatu metode yang baik untuk pengalihan resiko. Salah satu metode yang paling baik untuk pengalihan risiko itu tidak lain adalah dengan cara mentransfernya atau mengalihkannya kepada pihak lain yang bersedia untuk menerimanya. Namun pengalihan risiko tersebut tidak bisa terjadi begitu saja. Hal ini harus dibuatkan dalam suatu perjanjian. Satu-satunya perjanjian yang memungkinkan untuk pengalihan risiko ini adalah perjanjian asuransi. Perjanjian asuransi itu lahir semenjak adanya kata sepakat antara kedua belah pihak (konsensuil) yang diatur dalam Pasal 257 KUHD. Asuransi jiwa termasuk kedalam golongan asuransi yang tidak sesungguhnya (Sommenverzekering). Asuransi jiwa secara umum adalah suatu perjanjian dimana satu pihak mengikatkan dirinya untuk membayar sejumlah uang secara sekaligus atau periodik, sedangkan pihak lain mengikatkan dirinya untuk membayar sejumlah uang (santunan) dan pembayaran uang itu adalah tergantung pada mati atau hidupnya seseorang tertentu atau lebih. Dalam asuransi jiwa, terdapat hak dan kewajiban dari perusahaan asuransi jiwa. Kewajiban perusahaan asuransi jiwa pada umunya adalah membayarkan uang santunan apabila tertanggung meninggal dunia sebelum jangka waktu perjanjian berakhir, dan apabila jangka waktu perjanjian telah berakhir dan tidak terjadi peristiwa tidak tentu (evenemen) maka penanggung hanya berkewajiban membayarkan sejumlah uang yang jumlahnya telah ditetapkan pada awal perjanjian. Namun di dalam perusahaan asuransi Allianz terdapat beberapa perbedaan dengan perusahaan asuransi jiwa pada umumnya. Adapun perbedaan itu adalah 1) Premi yang dibayarkan pada perusahaan asuransi jiwa umumnya hanyalah premi untuk proteksi saja. Sedangkan premi yang dibayarkan di perusahaan asuransi Allianz yaitu premi untuk proteksi dan premi untuk investasi. 2) Pada perusahaan asuransi jiwa umumnya, jika tidak terjadi peristiwa tidak tentu maka tertanggung akan mendapatkan sejumlah uang yang jumlahnya telah ditetapkan pada awal perjanjian. 2
4 Sedangkan di perusahaan asuransi Allianz, jika tidak terjadi peristiwa tidak tentu maka tertanggung hanya memperoleh pengembalian uang tabungan atau investasi saja sedangkan uang pertanggungan tidak dapat. 3) Di perusahaan asuransi jiwa pada umumnya hanya memberikan proteksi atau perlindungan terhadap jiwa saja. Namun di perusahaan asuransi Allianz tidak hanya memberikan proteksi atau perlindungan terhadap jiwa saja tetapi juga ditambah dengan proteksi atau perlindungan terhadap risiko lainnya. Salah satu risiko tersebut adalah risiko tambahan penyakit kritis. Berdasarkan uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pelaksanaan asuransi jiwa dengan tambahan risiko penyakit kritis di Allianz Life Indonesia Victory Agency Padang. Metodologi Dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan jenis penelitian yuridis sosiologis yaitu penelitian yang melakukan pendekatan masalah melalui penelitian hukum dengan melihat norma hukum yang berlaku dan menghubungkannya dengan fakta yang ada dalam masyarakat. Di samping itu penelitian perpustakaan juga dilakukan untuk mendapatkan data sekunder. Penulisan skripsi ini bersifat deskriptif karena penelitian ini menggambarkan secara lengkap dan terperinci tentang bagaimana pelaksanaan asuransi jiwa dengan tambahan risiko penyakit kritis di Allianz Life Indonesia Victory Agency Padang. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian lapangan melalui wawancara dengan responden dan informan. Di samping itu, data sekunder juga diperlukan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan ini adalah wawancara dan studi dokumen. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan dengan responden dan juga informan. Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari bahan kepustakaan atau literatur-literatur yang ada terdiri dari perundang-undangan, buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan berkas yang berkaitan dengan pengajuan klaim di Allianz Life Indonesia Victori Agency Padang. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yaitu analisis data dengan mulai pemahaman terhadap masalah yang akan diteliti, setelah itu ditarik kesimpulan yang menggambarkan hasil penelitian dan diuraikan dalam bentuk kalimat. Hasil dan Pembahasan 3
5 Adapun pelaksanaan asuransi jiwa tersebut adalah: 1. Pihak asuransi Allianz Life Indonesia atau agen asuransi terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada peserta asuransi mengenai apa itu asuransi, apa manfaat yang diperoleh apabila menjadi peserta asuransi dan besarnya premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi. 2. Setelah itu premi dibayar dan barulah dilakukan pengisian Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ). Besarnya uang pertanggungan (UP) yang diinginkan oleh tertanggung serta umur dari tertanggung akan mempengarhi besarnya premi yang akan dibayar oleh tertanggung. Dalam asuransi Allianz ini, lamanya masa pertanggungan adalah sampai tertanggung berumur 100 tahun. Walaupun demikian, tertanggung dapat mengajukan cuti premi pada saat usia polis lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Untuk pembayaran premi tahun berikutnya dapat diambil dari dana investasi. Namun polis yang dimiliki tertanggung masih tetap berlaku sepanjang nilai investasi tertanggung cukup untuk membayar biaya-biaya. Setelah 10 tahun berlalu, tertanggung diperbolehkan untuk mengajukan SPAJ untuk yang kedua kalinya sebagai anggota asuransi yang baru walaupun tertanggung telah memiliki 1 polis sebelumnya. 3. Untuk tertanggung yang berusia lebih dari 55 tahun maka dilakukan cek kesehatan di tempat yang telah ditunjuk oleh perusahaan asuransi Allianz. 4. Hasil cek kesehatan tersebut akan dikirim bersamaan dengan SPAJ ke kantor pusat di Jakarta untuk dilakukan penilaian oleh bagian underwriting perusahaan untuk dijadikan pertimbangan apakah SPAJ tersebut diterima atau ditolak. 5. Jika SPAJ tersebut diterima, maka kantor pusat akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada peserta asuransi bahwa SPAJ tersebut telah disetujui. Surat pemberitahuan tersebut dapat dijadikan sebagai bukti sementara bagi pemegang polis. 6. Akan tetapi apabila SPAJ yang diajukan oleh calon peserta asuransi ditolak oleh perusahaan asuransi. Maka pihak perusahaan akan mengembalikan sejumlah 4
6 uang (premi) yang telah dibayar oleh peserta asuransi. Untuk pembayaran premi tersebut, dilakukan pada saat tertanggung memperlihatkan SPAJ yang ditolak kepada agen perusahaan asuransi. 7. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu polis akan langsung dikirim ke alamat tertanggung. Jika dalam masa asuransi tertanggung mengalami sakit kritis maka tertanggung berhak mengajukan klaim paling lambat 30 (tiga puluh) hari semenjak didiagnosa penyakit kritis oleh dokter dengan melengkapi semua persyaratan yang diperlukan seperti polis asli, surat keterangan sakit kritis untuk pertama kalinya, bukti tanda pengenal, dan dokumen lain yang diperlukan. Jika klaim yang diajukan disetujui maka penanggung akan melakukan pembayaran klaim paling lambat 14 (empat belas) hari kerja. Adapun manfaat yang diperoleh dari pengajuan klaim sakit kritis adalah berupa pembayaran santunan sakit krits sesuai yang telah diperjanjikan dan pembebasan pembayaran premi dimana pembayaran tersebut akan digantikan oleh perusahaan asuransi Allianz sampai tertanggung berumur 65 tahun. Untuk tertanggung yang meninggal dunia, maka ahli waris atau orang yang ditunjuk di dalam polis berhak mengajukan klaim meninggal dunia paling lambat 2 (dua) bulan semenjak tanggal kematian dengan melampirkan syarat-syarat yang diperlukan seperti polis asli, surat keterangan kematian dari kelurahan, surat keterangan kematian dari kepolisian, tanda pengenal diri, dan bukti lain yang diperlukan. Jika klaim disetujui oleh perusahaan asuransi maka pembayaran klaim akan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja. Selain itu ahli waris akan mendapatkan manfaat asuransi berupa pembayaran uang santunan meninggal dunia ditambah dengan nilai investasi yang ada pada saat itu. Untuk tertanggung yang masih hidup sampai akhir perjanjian maka penanggung hanya akan membayarkan sejumlah nilai investasi yang ada pada saat itu. Proses pembayaran klaimnya akan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah semua syarat dilengkapi. Klaim yang diajukan oleh tertanggung tidak selamanya berjalan lancar. Terkadang menemukan beberapa kendala-kendala. Adapun kendala yang dihadapi selama pengajuan klaim tersebut yaitu untuk klaim yang tidak dibayarkan hal ini bisa disebabkan karena tertanggung tidak jujur dalam pengisian SPAJ sehingga apabila terjadi klaim sakit kritis ataupun klaim meninggal dunia sebelum umur polis 5
7 genap 1 (satu) tahun maka klaim yang diajukan oleh tertanggung tersebut tidak dibayarkan oleh perusahaan asuransi Allianz alasannya yaitu tertanggung tidak jujur pada saat pengisian SPAJ terutama mengenai penyakit yang dialaminya. Maka pihak penanggung dapat membatalkan perjanjian pertanggungan tersebut dengan anggapan bahwa tertanggung telah mengisi SPAJ secara tidak benar dan sebagai sanksinya asuransi dinyatakan batal bahkan uang premi yang telah dibayarkan kepada penanggung tidak dapat dikembalikan selain itu apabila tertanggung mengajukan klaim baik klaim sakit kritis ataupun klaim meninggal dunia, maka uang pertanggungannya tidak akan dibayarkan oleh sipenanggung. Selain itu juga bisa disebabkan karena pemegang polis tidak mengerti dengan hak dan kewajibannya sehingga mereka menuntut untuk mendapatkan haknya (berupa pembayaran uang santunan) terkadang mereka tidak memenuhi kewajibannya (pembayaran premi). Apabila hal ini terjadi maka penanggung akan lepas dari tanggung jawabnya untuk membayarkan uang santunan apabila dikemudian hari terjadi peristiwa tidak tentu (evenemen). Lain halnya untuk klaim yang telat dibayarkan. Hal ini bisa disebabkan karena dokumen yang diajukan oleh tertanggung tidak lengkap. Misalnya saja seperti pengurusan surat keterangan dokter (apabila sakit kritis) untuk mengetahui sebab kematian tertanggung atau mengurus surat keterangan dari kepolisian yang pengurusannya berbelit-belit sehingga dapat memperlambat pembayaran manfaat dari klaim yang diajukan. Selain itu juga bisa disebabkan karena ahli waris yang akan menerima uang pertanggungan tersebut tidak ada. Misalnya saja seperti ahli waris atau orang yang ditunjuk telah meninggal terlebih dahulu dan pada saat ahli waris meninggal dunia tertanggung belum mengganti keterangan yang terdapat didalam polis atau ahli waris dengan pemegang polis meninggal dunia secara bersamaan akibat kecelakaan. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas maka Penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Asuransi jiwa baru dapat terlaksana apabila ada kata sepakat antara kedua belah pihak yaitu pihak tertanggung dan pihak penanggung mengenai produk asuransi yang dipilih oleh tertanggung. Selain dari asuransi pokok, tertanggung juga dapat menikmati asuransi tambahan yaitu tambahan terhadap 49 macam penyakit kritis. Besarnya uang pertangungan (UP) yang 6
8 diterima oleh tertanggung tergantung kepada besarnya premi dan umur tertanggung ketika masuk asuransi. Setalah itu barulah penanggung meminta kepada tertanggung untuk mengisi surat permintaan asuransi jiwa (SPAJ) serta melakukan pemeriksaan kesehatan bagi tertanggung apabila umurnya lebih dari 55 tahun. Hasil pemeriksaan kesehatan tersebut barulah dikirim ke kantor pusat di Jakarta untuk dijadikan pertimbangan. Apabila SPAJ diterima maka polis akan segera dikeluarkan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu. 2. Dalam hal pengajuan klaim meninggal dunia, pemegang polis atau ahli waris wajib berhak mengajukan klaim paling lambat 2 (dua) bulan semenjak tanggal kematian dengan melapirkan syarat yang diperlukan. Untuk pembayaran manfaat asuransinya akan diproses selama 14 (empat belas) hari kerja. Adapun manfaat asuransinya berupa pembayaran sejumlah uang pertanggungan meninggal dunia ditambah nilai investasi yang ada pada saat itu. Untuk tertanggung yang masih hidup diakhir perjanjian, maka tertanggung dapat mengajukan klaim dengan melengkapi syarat yang telah ditentukan barulah tertanggung dapat menikmati manfaat asuransi berupa pembayaran nilai investasi saja. Untuk pengajuan klaim sakit kritis, tertangggung dapat mengajukan klaim paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja semenjak didiagnosa penyakit kritis dengan proses pembayarannya adalah 14 (empat belas) hari kerja. Adapun manfaat asuransinya berupa pembayaran santunan penyakit kritis ditambah dengan pembebasan pembayaran premi sampai umur 65 tahun. 3. Kendala yang dihadapi itu terbagi atas 2 (dua) yaitu : a. Klaim yang tidak dibayarkan, hal ini disebabkan karena pemegang polis atau ahli waris tidak mengerti dengan hak dan kewajibannya dan tertangung tidak jujur dalam pengisian SPAJ. b. Klaim asuransi yang telat dibayarkan, hal ini disebabkan karena dokumen yang diajukan tidak lengkap atau ahli waris yang akan menerima sejumlah uang 7
9 pertanggungan tersebut tidak ada. A. Buku-buku Daftar Pustaka Abbas Salim, 1993, Dasar-dasar Asuransi, PT. Rajo Grafindo Persada, Jakarta. Abdulkadir Muhammad, 1999, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung , 2006, Hukum Asuransi Indonesia Cetakan Keempat, Citra Aditya Bakti, Bandung Djoko Prakoso, dan I. Ketut Murtika, 1989, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1975, Hukum Pertanggungan : Pokok-pokok Pertanggungan kerugian, Kebakaran dan Jiwa, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta , 1990, Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta H.M.N Purwosutjipto, 1996, Perlindungan Pokok Hukum Dagang Indonesia dan Hukum Pertanggungan, Djambatan, Jakarta Man Suparman Sastrawidjaja, 2003, Aspek-aspek Hukum Asuransi dan Surat-surat Berharga, Alumni bandung, hlm 82 Sri Rejeki Hartono, 1999, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta B. Peraturan Perundang- undangan Kitab Undang-undang Hukum Perdata Kitab Undang-undang Hukum Dagang Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian C. Sumber Lain Ardella, 2010, Klaim dan Asuransi Jiwa, /klaim-dan-asuransijiwa.html, Diakses pada tanggal 10 Maret 2013, jam WIB Anonim, 2012, Pengertian Asuransi Umum, 12/03/pengertian-asuransiumum.html, Diakses pada tanggal 15 April 2013, jam WIB Anonim, 2012, Lembaga Keuangan Bukan Bank, 8
10 t.com/2013/05/lembagakeuangan-bukan-bank.html, Diakses pada tanggal 30 Juni 2013, jam WIB 9
PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA
PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA Oleh I Made Wahyudi Anantha Ngakan Ketut Dunia A.A.Ketut Sukranatha Hukum Bisnis Fakultas Hukum
Lebih terperinciPERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)
PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR) Oleh Anak Agung Gede Agung Ngakan Ketut Dunia I Ketut Markeling Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
HAK SUBROGASI PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP KERUGIAN YANG DITIMBULKAN OLEH PIHAK KETIGA DALAM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA PADANG ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada saat ini diperlukan adanya perlindungan, salah satu nya dengan adanya perlindungan asuransi. Hal itu terjadi karena dampak dari adanya
Lebih terperinciDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KECELAKAAN DIRI UNTUK KEPENTINGAN PIHAK KETIGA ANTARA PT. JASA RAHARJA PUTERA CABANG PADANG DENGAN DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA (DISPORA) SEBAGAI PENGELOLA KOLAM RENANG TERATAI
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI
PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI JIWA PENERIMA KREDIT SKRIPSI Diajukan guna memenuhi
Lebih terperinciManfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak
Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential Ratna Syamsiar Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung Abstrak PT Prudential Life Assurance memberikan perlindungan bagi
Lebih terperinciPEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA
PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA Oleh I Made Aditya Mantara Putra I Gusti Nyoman Agung I Made Dedy Priyanto
Lebih terperinciPERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG
PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG Oleh: Gusti Ayu Putu Damayanti I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciKEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh
KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh I Gede Pinajeng I Ketut Sudiarta Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI 2.1 Asas Subrogasi 2.1.1 Pengertian asas subrogasi Subrogasi ini terkandung dalam ketentuan Pasal 284 Kitab Undang- Undang Hukum Dagang
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA Oleh: Darmadi Charisma Putra I Ketut Markeling I Made Dedy Priyanto Hukum Bisnis Universitas Udayana
Lebih terperinciKeywords : protection, Insurance, compensation
PERLINDUNGAN HUKUM DARI PT ASURANSI KERUGIAN JASARAHARJA PUTERA TERHADAP WISATAWAN YANG MENGALAMI KECELAKAAN DI BALI Oleh : A.A Sg Istri Cahya Sri Widari I Ketut Markeling I Made Dedy Priyanto Bagian Hukum
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011
PELAKSANAAN ASURANSI DEMAM BERDARAH DALAM BENTUK VOUCHER PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA (ACA) CABANG PADANG. SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Oleh : WIDI
Lebih terperinciUPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU. Komang Ayu Devi Natasia
UPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU Komang Ayu Devi Natasia I Gst. Nyoman Agung & A.A. Ketut Sukranatha PK Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan berkesinambungan secara bertahap untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN PADA PT. ASURANSI BUMIPUTERA MUDA SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN PADA PT. ASURANSI BUMIPUTERA MUDA SURAKARTA Oleh : SIGIT SETYAWAN NIM : C 100080077 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciWANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG ASURANSI JIWA
WANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG ASURANSI JIWA Oleh : Dewa Ayu Widiastuti Meranggi A.A. Sagung Ari Atu Dewi Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR ABSTRAKSI Oleh: Kadek Hita Kartika Sari I Gusti Nyoman Agung I Ketut Markeling Hukum Bisnis
Lebih terperinciDIMAS WILANTORO NIM: C.
TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN PADA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN BERDASAKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG DANA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk mendapatkan derajat kesehatan pada masyarakat yang tinggi dewasa ini diupayakan oleh pemerintah maupun swasta. Salah satu langkah yang ditempuh adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan bagian dari masyarakat. Dalam kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, kehidupan
Lebih terperinciPOLIS ASURANSI JIWA YANG DIGADAIKAN SEBAGAI JAMINAN PINJAMAN PADA PERUSAHAAN SEQUIS LIFE
POLIS ASURANSI JIWA YANG DIGADAIKAN SEBAGAI JAMINAN PINJAMAN PADA PERUSAHAAN SEQUIS LIFE DI DENPASAR Oleh Putu Joni Kusuma Atmaja I Ketut Sudjana Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK
Lebih terperinciKata Kunci: Nasabah, Unit Link Assurance dan Kelakaan/Musibah.
PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM PADA PRODUK ASURANSI BERKAITAN (UNIT LINK ASSURANCE) ANTARA ASURANSI JIWA, PROTEKSI DAN INVESTASI (Studi Pada PT. Prudential Life Assurance Denpasar) Oleh: Pondang Agustawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA
PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Hukum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD
17 BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD A. Pengertian Asuransi Dalam ketentuan Pasal 1774 KUHPerdata yang sudah dikemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya jumlah populasi manusia semakin meningkatkan kebutuhan. Untuk itu mereka melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam rangka pembangunan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Hukum Penanggung atas Penolakan Klaim Asuransi Jiwa. Tertanggung sudah sesual dengan peraturan perundang-undangan
61 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Tanggung Jawab Hukum Penanggung atas Penolakan Klaim Asuransi Jiwa Tertanggung sudah sesual dengan peraturan perundang-undangan perasuransian. Penolakan klaim asuransi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak Indonesia merdeka dari Belanda pada tahun 1945 hingga sekarang, banyak hal telah terjadi dan berubah seiring dengan perkembangan zaman. Bangsa Indonesia menjadi
Lebih terperinciPEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG*
PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG* Oleh : Rika Basa Sabatini** Ida Bagus Putra Atmadja*** A.A Sagung Wiratni Darmadi**** Bagian Hukum Bisnis
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN Oleh : Gede Wisnu Yoga Mandala I Wayan Suarbha Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat terlepas dari resiko yang sewaktu-waktu datang. Resiko tersebut dapat berupa cacat tubuh atau mungkin juga karena kematian yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap keputusan yang diambil manusia dalam menjalani kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami, yang
Lebih terperinciJURNAL HUKUM PENERAPAN PRINSIP UTMOST GOOD FAITH PADA PIHAK TERTANGGUNG DALAM POLIS ASURANSI JIWA TERKAIT PENGAJUAN KLAIM ASURANSI
JURNAL HUKUM PENERAPAN PRINSIP UTMOST GOOD FAITH PADA PIHAK TERTANGGUNG DALAM POLIS ASURANSI JIWA TERKAIT PENGAJUAN KLAIM ASURANSI ( Studi Kasus di PT. Prudential Life Assurance Cabang Yogyakarta ) Diajukan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL
TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Oleh: FEBRI
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM. sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu Pasal 302 sampai
BAB II PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM A. Pengertian Asuransi Jiwa Dalam KUHDagang yang mengatur tentang asuransi jiwa, pengaturannya sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diiringi pembangunan disegala bidang yang meliputi aspek ekonomi, politik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini Pembangunan Nasional Indonesia yang dilakukan bangsa Indonesia begitu pesat, hal ini dimaksudkan mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
Lebih terperincisebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1792 Bab XVI Buku III Kitab
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan pertanggungan atau perusahaan asuransi adalah suatu badan hukum yang sanggup mengambil alih risiko seseorang berdasarkan perjanjian pertanggungan. 1 Selain
Lebih terperinciSKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG
SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: HARRAHMAWATI FITRIA 07140029 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia selalu terdapat kejadian kejadian yang tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu terdapat kejadian kejadian yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Kejadian yang tidak dapat diperkirakan yang dapat menimpa manusia
Lebih terperinciANALISIS HUKUM PEMBERATAN RISIKO DALAM ASURANSI JIWA PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 BANDAR LAMPUNG
123 ANALISIS HUKUM PEMBERATAN RISIKO DALAM ASURANSI JIWA PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 BANDAR LAMPUNG Oleh: Sri Zanariah Dosen Tetap Yayasan Pada Fakultas Hukum Universitas Saburai ABSTRAK Terjadinya
Lebih terperinciOleh : NURUL LAKSMITA HARYANTI C
PRINSIP IKTIKAD BAIK DALAM PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata I pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Oleh : NURUL LAKSMITA HARYANTI C 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya memiliki harta kekayaan sebagai hasil jerih payahnya dalam bekerja. Harta kekayaan tersebut bisa berupa rumah, perhiasan, ataupun kendaraan
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM REGULER MANDIRI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011
PELAKSANAAN ASURANSI KECELAKAAN PENUMPANG BUS KOTA DI KOTA PADANG SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG
TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG Oleh Made Gede Niky Sari Sumantri I Made Dedy Priyanto I Wayan Wiryawan Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciPENYELESAIAN KLAIM PRULINK (PRUDENTIAL UNIT LINK) DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE SURAKARTA
PENYELESAIAN KLAIM PRULINK (PRUDENTIAL UNIT LINK) DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Peransuransian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Asuransi di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangatlah pesat setelah pemerintah mengeluarkan regulasi pada tahun 1980 diperkuat keluarnya Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola dasar Pembangunan Nasional meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar juga ditandaskan bahwa pembangunan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... ii. LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DEPAN... i HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... ii LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...... iii HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iv KATA PENGANTAR... v
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih dan modern tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini mempermudah masyarakat untuk mengalihkan risiko yang kemungkinan. kemudian hari kepada lembaga pengasuransian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan sifatnya yang hakiki dari manusia dan kehidupan dunia ini, maka kehidupan manusia itu selalu mengalami masa pasang dan surut. Hal ini disebabkan oleh sifatnya
Lebih terperinciLex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017
KEPASTIAN HUKUM PEMBAYARAN POLIS ASURANSI NASABAH YANG SUDAH JATUH TEMPO PADA PERUSAHAAN ASURANSI BERDASARKAN UU NO. 40 TAHUN 2014 1 Oleh : Febri Repi 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA
TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciSUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI
SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI Oleh Fery Bernando Sebayang I Nyoman Wita Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Sales Returns
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Asuransi atau Pertanggungan menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (K.U.H.D) Republik Indonesia pasal 246 adalah Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dan kegiatan manusia, pada hakikatnya mengandung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan dan kegiatan manusia, pada hakikatnya mengandung berbagai hal yang menunjukkan sifat hakiki dari kehidupan itu sendiri. Sifat hakiki yang di maksud disini
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, -------------, 2005, Asuransi dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo Persada, Abdul Halim Barkatullah,
Lebih terperinciOleh : Ayu Cholisna 1
KAJIAN TENTANG KEDUDUKKAN HUKUM TERTANGGUNG DALAM ASURANSI RANGKAP (Studi Kasus Tentang Tertanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Dalam Kecelakaan Lalu-Lintas) Oleh : Ayu Cholisna 1 ABSTRAK Sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa macam bahaya yang mengancam kehidupan manusia disebabkan oleh peristiwa yang timbul secara
Lebih terperinciKEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN
KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN Oleh : I Gede Hery Yoga Sastrawan Putu Tuni Cakabawa Landra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Pertanggungan adalah perjanjian
Lebih terperinciJurnal Panorama Hukum
PEMAKNAAN PRINSIP KEPENTINGAN DALAM HUKUM ASURANSI DI INDONESIA Retno Wulansari 1 Email: retnowulansari19@gmail.com Abstract The insurable interest principle in Indonesia s insurance system is governed
Lebih terperinciPENYELESAIAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI KEMATIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL TERHADAP AHLI WARIS PADA PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG DENPASAR
PENYELESAIAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI KEMATIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL TERHADAP AHLI WARIS PADA PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG DENPASAR Oleh I Gede Adis Suta Sanjaya Ngakan Ketut Dunia A.A. Ketut Sukranatha
Lebih terperinciPENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN
PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN Oleh: Ni Luh Putu Astriani I Nyoman Mudana Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT Scientific work is titled
Lebih terperinciOleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK KETIGA DALAM PERJANJIAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RENT A CAR DI KOTA DENPASAR (Studi Kasus pada PT. Asuransi Wahana Tata dan PT. Asuransi Astra Buana) Oleh : Ni Putu Eni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat alamiah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat alamiah yang mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat di ramalkan lebih dahulu secara tepat, sehingga dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang manusia dalam suatu masyarakat, sering menderita kerugian akibat suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya dicuri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemakaian kedua istilah ini mengikuti istilah dalam bahasa Belanda, yaitu assurantie
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian Asuransi Di Indonesia, selain istilah asuransi digunakan juga istilah pertanggungan. Pemakaian kedua istilah ini mengikuti istilah
Lebih terperinciPENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT
PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT Oleh I Made Bagus Suardana Made Maharta Yasa Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para pihak
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perjanjian Asuransi Jiwa Syariah 1. Terjadinya Perjanjian Asuransi Jiwa Syariah Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perasuransian mempunyai peran yang besar dan penting dalam pembangunan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perasuransian mempunyai peran yang besar dan penting dalam pembangunan dewasa ini, terutama dalam usaha menyerap modal swasta melalui premi asuransi yang didapat dari para
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada hakikatnya setiap kegiatan manusia selalu menghadapi berbagai macam kemungkinan atau dengan kata lain setiap manusia selalu menghadapi ketidakpastian
Lebih terperinciILUSTRASI. Premi Dasar Berkala 3,000,000. Premi Top Up Berkala. Uang Pertanggungan. 500,000,000 FASILITAS ARMS Nama Pemegang Polis: Bijak
DATA CALON TERTANGGUNG / PEMEGANG POLIS RINCIAN PREMI INVESTASI Nama Tertanggung Bijak Premi Dasar Berkala 3,000,000 Generali Money Market II 0% Jenis Kelamin Pria Premi Top Up Berkala 0 Generali Equity
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi 1. Pengertian Asuransi Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh R Sukardono diterjemahkan dengan pertanggungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang dilakukan baik menggunakan sarana pengangkutan laut maupun melalui
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas beragam suku bangsa dan terdiri dari beribu ribu pulau. Untuk memudahkan hubungan atau interaksi antar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar
BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh gambaran yang lengkap terhadap masalah yang diteliti, digunakan metode-metode tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode penelitian tersebut dipergunakan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORI. 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya. a. Pengertian Asuransi
1 BAB III TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya a. Pengertian Asuransi Dalam kamus Hukum kata Asuransi berasal dari Assurantie yang berarti asuransi,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dalam perjanjian asuransi Surety Bond khususnya di dalam formulir
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dalam perjanjian asuransi Surety Bond khususnya di dalam formulir Jaminan Pelaksanaan Surety Bond ( Performance Bond ) memuat klausula mengenai ganti kerugian antara pihak
Lebih terperinciPROSEDUR PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI JIWA PADA AJB BUMIPUTERA 1912 SYARIAH CABANG MEDAN
PROSEDUR PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI JIWA PADA AJB BUMIPUTERA 1912 SYARIAH CABANG MEDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh RENI ANGRAINI PULUNGAN NIM.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibidang asuransi. Mulai sejak zaman sebelum masehi yaitu pada masa kekaisaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sudah mengalami perkembangan yang begitu signifikan dibidang asuransi. Mulai sejak zaman sebelum masehi yaitu pada masa kekaisaran Yunani kuno yang dipimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain yang bersedia untuk menerima dan menanggung kerugian yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia yang lahir di dunia pasti akan menghadapi suatu ancaman kerugian atau suatu ancaman kehilangan yang sudah menjadi suatu masalah bagi setiap umat sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,
Lebih terperinciPELAKSANAAN ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT ANDA (Ajisaka) PADA PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN KREDIT ARTIKEL
PELAKSANAAN ASURANSI JIWA SANTUNAN KREDIT ANDA (Ajisaka) PADA PT. BRINGIN LIFE SYARIAH PADANG SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN KREDIT ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciKEABSAHAN SEBUAH PERJANJIAN BERDASARKAN DARI KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA
KEABSAHAN SEBUAH PERJANJIAN BERDASARKAN DARI KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA Oleh : Ni Luh Putu Eka Wijayanti Pembimbing Akademik: I Ketut Sudiartha Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikurangi dan dibagi kepada pihak lain yang bersedia ikut menanggung risiko
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya selalu menjumpai risiko. Oleh karena itu, manusia mencari jalan dan upaya agar risiko yang seharusnya ia tanggung sendiri itu dapat
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT Oleh : I Gusti Agung Ayu Laksmi Astri I Dewa Made Suartha Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Jurnal ini berjudul
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pasal 1 sub (1) UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, dinyatakan bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan adalah
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta
TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Program Ekstensi Universitas Udayana
Lebih terperinciSKRIPSI (FILING A LIFE INSURANCE CLAIM WHEN THE INSURED DIES WHILE THE PREMIUM PAYMENT LAPSE AT MUTUAL LIFE INSURANCE BUMIPUTERA 1912 BRANCH JEMBER)
SKRIPSI PENGAJUAN KLAIM ASURANSI JIWA APABILA TERTANGGUNG MENINGGAL DUNIA DALAM KEADAAN PEMBAYARAN PREMI TIDAK LANCAR (LAPSE) PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG JEMBER (FILING A LIFE
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN
56 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah termuat dalam Bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa agen PO. Safari Dharma Raya telah melakukan wanprestasi
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)
AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA) Oleh Putu Parama Adhi Wibawa I Ketut Artadi Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Engagement is a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat mulai khawatir akan adanya suatu risiko yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini masyarakat mulai khawatir akan adanya suatu risiko yang mungkin dapat menimpanya pada saat-saat tertentu. Sehingga banyak beredar di masyarakat
Lebih terperinciKAJIAN HUKUM TERHADAP AKTUALISASI ASAS INDEMNITAS DALAM POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA PT. ASURANSI RAMAYANA Tbk.
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 5 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 KAJIAN HUKUM TERHADAP AKTUALISASI ASAS INDEMNITAS DALAM POLIS STANDAR ASURANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Surety Bond memiliki konsep sebagai penyedia jaminan, merupakan
BAB I PENDAHULUAN Surety Bond memiliki konsep sebagai penyedia jaminan, merupakan alternatif lain dari Bank Garansi. Surety Bond diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi ditujukan untuk membantu pengusaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi
29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Asuransi Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi terlibat dua pihak, yaitu orang yang satu sanggup menanggung atau menjamin,
Lebih terperinciPRINSIP ITIKAD BAIK BERDASARKAN PASAL 251 KUHD DALAM ASURANSI KERUGIAN
241 PRINSIP ITIKAD BAIK BERDASARKAN PASAL 251 KUHD DALAM ASURANSI KERUGIAN Oleh: Eti Purwiyantiningsih Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Abstract Everybody has their own risk with
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kondisi teori-teori yang mendukung di dalam mengkaji masalah wanprestasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.URAIAN TEORI Di dalam pembahasan penulisan skripsi ini tentunya dibutuhkan suatu kondisi teori-teori yang mendukung di dalam mengkaji masalah wanprestasi perjanjian asuransi.
Lebih terperinciPRINSIP ITIKAD BAIK BERDASARKAN PASAL 251 KUHD DALAM ASURANSI KERUGIAN
241 PRINSIP ITIKAD BAIK BERDASARKAN PASAL 251 KUHD DALAM ASURANSI KERUGIAN Oleh: Eti Purwiyantiningsih Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Abstract Everybody has their own risk with
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308
8 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perjanjian Asuransi Jiwa 1. Dasar Hukum dan Pengertian Asuransi Jiwa Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302 - pasal 308 KUHD. Jadi hanya 7 (tujuh)
Lebih terperinci