BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambar SDN Grogol Selatan 13

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambar SDN Grogol Selatan 13"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Profil SDN Grogol Selatan 13 Gambar SDN Grogol Selatan 13 SDN Grogol Selatan 13 adalah sekolah dasar negeri yang terletak di jakarta selatan, tepatnya di jalan komplek hankam cidodol jakarta selatan dengan kode pos SDN Grogol selatan ini di bangun pada tahun 1976, kemudian direnovasi pada tahun 2009 dan digunakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada tahun

2 56 SDN Grogol Selatan memiliki luas tanah 1880 m 2 dan memiliki luas bangunan 1163 m 2. Sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yaitu rumah dinas penjaga, taman hias, kebun sekolah, lapangan upacara, lapangan olahraga, mushola, laboratorium, perpustakan, ruang komputer, kantin, ruang guru dan ruang kelas. SDN Grogol Selatan 13 memiliki Akreditasi A dan dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Cicih Sulastri. Sekolah ini memiliki jumlah guru sebanyak 20 orang, siswa laki-laki 234 orang, dan siswa perempuan 233 orang. SDN Grogol selatan telah mencetak prestasi sekolah dengan adanya siswa berprestasi yang mengikuti berbagai ajang perlombaan. Siswa yang berprestasi salah satunya adalah siswa kelas VI dengan mengikuti ajang perlombaan seperti lomba Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juara 1 tingkat kecamatan kebayoran lama, lomba Matematika juara 2 tingkat kecamatan kebayoran lama, dan juara 2 Bahasa Indonesia juara 2 tingkat kecamatan kebayoran lama Jakarta Selatan. Dengan adanya hasil belajar siswa dengan mencetak prestasi maka SDN Grogol Selatan 13 memiliki Akreditasi A. SDN Grogol Selatan 13 juga telah mencetak prestasi dan penghargaan dari guru berprestasi yang telah mendidik siswanya, sehingga dapat mencetak prestasi di sekolah khususnya siswa kelas VI. Guru yang berprestasi adalah guru kelas VI bernama Bapak Salim A.Ma.Pd yang telah mencetak prestasi dan mendapatkan penghargaan dari masa pekerjaannya sebagai seorang guru. Prestasi yang diraihnya yaitu pada tahun 1997 dengan penghargaan satya lencana karya satya X dan mendapat instansi sebagai gubernur. Pada tahun 2002 ia telah mendapat penghargaan satya lencana karya satya XX dan mendapat instansi sebagai gubernur.

3 57 Pada tahun 2012 adalah penghargaan terakhir satya lencana karya satya dan mendapat instansi sebagai presiden Struktur Organisasi SDN Grogol Selatan 13 Kepala Sekolah Dewan Guru Tata Usaha Siswa Penjaga Sekolah Sumber dari Guru (Bapak Salim A.Ma.Pd) SDN Grogol Selatan sekolah.data.kemdikbud.go.id/chome/profil/f06ee494-2bf5-e011-ac23-9fc26b9220db

4 Visi dan Misi SDN Grogol Selatan Visi SDN Grogol Selatan 13 Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, trampil, mandiri, dan berkarakter melalui kegiatan ekstrakulikuler Misi SDN Grogol Selatan Mengamalkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengamalan ajaran agama. 2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni berdasarkan minat, bakat, dan potensi peserta didik. 4. Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan, ekstrakulikuler, dan pengembangan diri yang berkesinambungan. 5. Menjalin kerja sama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga lain yang terkait Tujuan Sekolah Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:

5 59 1. Mengembangkan budaya sekolah yang religious melalui kegiatan keagamaan. 2. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan pada semua mata pelajaran. 3. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas dan di luar kelas melalui kegiatan ekstrakulikuler yang berbasis pendidikan karakter bangsa. 4. Menumbuhkan karakter peserta didik untuk mencintai lingkungan yang bersih, indah, dan sehat. 5. Menjalin kerjasama dengan warga sekolah dan lembaga lain dalam merealisasikan program sekolah. 6. Memanfaatkan dan memelihara fasilitas yang mendukung proses pembelajaran berbasis TIK. 7. Mengelola sekolah berbasis manajmen berbasis sekolah yang transparansi dan akuntabel sehingga tercipta sekolah yang mandiri. 8. Menyiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni SLTP Narasumber Dalam Penelitian Dari hasil penelitian, peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang suatu komunikasi instruksional guru dengan murid dalam mencetak prestasi di SDN Grogol Selatan 13 khususnya pada siswa kelas VI. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam dengan narasumber sebagai bentuk

6 60 pencarian data dan observasi langsung di lapangan yang kemudian peneliti analisis. Jumlah narasumber yang dijadikan data penelitian antara lain : 1. Bapak Salim A.Ma.Pd, sebagai guru kelas VI SDN Grogol Selatan Mutiara Irfani (12 Tahun), sebagai siswa kelas VI berprestasi. 3. Siti Sholeha (12 Tahun), sebagai siswa kelas VI berprestasi. 4. Dekha Rohansyah (12 Tahun), sebagai siswa kelas VI berpestasi. Agar penelitian ini lebih objektif dan akurat maka peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan observasi dilapangan untuk melihat secara langsung bagaimana komunikasi instruksional bisa berlangsung antara guru dengan murid kelas VI dalam mencetak prestasi di sekolah Karakteristik Narasumber Penelitian A. Karakteristik Guru Kelas VI SDN Grogol Selatan 13 Gambar A Guru Kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd Sedang Mengajar Di Kelas

7 61 Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak sekolah, guru yang mengajar di SDN Grogol Selatan 13 bernama Bapak Salim A.Ma.Pd yang telah mengajar selama 34 tahun. Pendidikan terakhir beliau mendapat gelar sarjana D2 (Diploma 2) selama tiga tahun, kemudian beliau menjadi seorang pegawai negeri sipil atau guru. SDN Grogol Selatan 13 telah mencetak prestasi dan penghargaan terhadap guru dan siswa yang berprestasi, salah satunya adalah guru kelas VI bernama Bapak Salim A.Ma.Pd yang telah mencetak prestasi dan mendapatkan penghargaan dari masa pekerjaannya sebagai seorang guru. Prestasi yang diraihnya yaitu pada tahun 1997 dengan penghargaan satya lencana karya satya X dan mendapat instansi sebagai gubernur. Pada tahun 2002 ia telah mendapat penghargaan satya lencana karya satya XX dan mendapat instansi sebagai gubernur. Pada tahun 2012 adalah penghargaan terakhir satya lencana karya satya dan mendapat instansi sebagai presiden. Selama beliau mengajar di SDN Grogol Selatan 13, ia telah memberikan motivasi, pengajaran, pelajaran, pembelajaran terhadap peserta didiknya yang dapat menghasilkan muridnya berprestasi di sekolah. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi instruksional guru dan murid di SDN Grogol Selatan 13 dalam mencetak prestasi di sekolah khususnya pada siswa kelas VI Ibid.

8 62 B. Karakteristik Siswa-siswi Berprestasi Kelas VI SDN Grogol Selatan 13 Mutiara Irfani (12 Tahun) Mutiara Irfani adalah seorang siswa kelas VI yang berprestasi di SDN Grogol Selatan 13. Dia mengikuti lomba Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan mendapatkan juara I tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan. Pada saat peneliti melakukan wawancara kepada siswa tersebut dia memiliki sifat yang ramah, baik, dan terbuka. Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas, dia sangat memperhatikan dan memahami saat guru menerangkan materi pelajaran yang sedang diajarkan. Tidak hanya itu saja mutiara irfani adalah siswa yang selalu berhasil mendapatkan nilai yang baik dari hasil mengerjakan soal-soal latihan dari gurunya. Untuk itu dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada siswa tersebut agar hasil belajarnya dapat mencetak prestasi di sekolah. Dalam hal ini mutiara irfani adalah siswa yang cerdas dia selalu mendapatkan nilai rapor yang baik. Lomba kejuaran umum telah banyak dia ikuti salah satunya adalah lomba IPA tingkat kecamatan kebayoran lama.

9 63 Siti Sholeha (12 Tahun) Siti Sholeha adalah siswa kelas VI di SDN Grogol Selatan 13, dia adalah siswa berprestasi yang mengikuti lomba matematika juara II tingkat kecamatan kebayoran lama. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa tersebut, ia memiliki sifat yang pemalu namun sangat ramah. Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas, siswa tersebut sedang mencatat apa yang dijelaskan guru dan melakukan tanya jawab seputar pelajaran yang ia tidak pahami dan tidak mengerti. Siti sholeha mempelajari rumus matematika dan mencari rumus yang gampang melalui media massa internet. Cara belajar siswa ini untuk memperoleh prestasi yang ingin ia lakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini siti sholeha adalah siswa kelas VI yang mendapat nilai hasil belajar atau rapornya selalu bagus. Dia memiliki tekad kuat dan semangat belajar yang tinggi agar menghasilkan prestasi, soal-soal yang diberikan guru dikerjakan dengan baik dan dia adalah siswa yang aktif di dalam kelas karena selalu bertanya

10 64 mengenai materi pelajaran yang dia tidak ketahui jawabannya, sehingga ada pendekatan antara guru dengan siswanya. Dekha Rohansyah (12 Tahun) Dekha Rohansyah adalah siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13, ia telah mengikuti perlombaan bahasa indonesia dan mendapatkan juara II tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan. Pada saat peneliti melakukan observasi dan wawancara, dia memiliki sifat yang pemalu, dan ramah. Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas, peneliti melihat siswa tersebut sering bertanya tentang mata pelajaran yang tidak tahu, kemudian siswa ini juga sangat aktif di dalam kelasnya, mencatat apa yang dijelaskan oleh gurunya, guru juga memberikan soal-soal latihan dan dia mengerjakan dengan baik. Dia juga termasuk siswa yang suka mencari tahu apa yang dia tidak ketahui melalui media massa yaitu internet. Hal ini membuktikan bahwa cara belajar siswa yang kondusif untuk mendapatkan hasil belajar yang baik serta nilai yang baik sehingga dapat mencetak prestasi di sekolah. Dalam hal ini dekha rohansyah adalah siswa yang berpestasi dan selalu mendapatkan ranking dan nilai rapor yang baik. Walaupun di dalam kelas dia

11 65 adalah siswa yang sangat aktif dan suka bercanda tapi prestasinya sangat membanggakan gurunya. 4.3 Hasil Penelitian Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian mengenai komunikasi instruksional guru dan murid dalam menghasilkan prestasi pada siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung di lapangan yang kemudian peneliti analisis. Narasumber yang peneliti pilih sebanyak 4 orang yaitu guru dan ketiga siswa berprestasi di SDN Grogol Selatan Hasil Wawancara dan Gambar Observasi Guru dan Siswa/i Berprestasi 1. Suasana Aktivitas Belajar Mengajar di Kelas Gambar 1 Ruang Kelas VI dan Suasana Belajar

12 66 Kelas tempat peneliti melakukan observasi adalah kelas VI yang terletak di lantai tiga. Ruangan ini terletak di pojok kiri bersebelahan dengan SDN Grogol Selatan 14. Kondisi ruangan ini cukup nyaman dan kondusif untuk digunakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), selain cukup luas untuk menampung 32 siswa, fasilitas yang ada di kelas juga cukup mendukung seperti kursi, meja, papan tulis, papan mading, foto presiden, LCD, kalender, globe, penggaris, spidol, meja dan kursi guru, vas bunga, taplak meja, lemari, dan lainnya yang nyaman sehingga mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran yang tertib dan nyaman. Jumlah siswa kelas VI SD untuk ajaran 2016/2017 adalah 32 orang, yang terdiri atas 18 orang siswa perempuan dan 14 orang siswa perempuan. Di dalam kelas VI ini ada siswa yang berprestasi yang diajarkan oleh guru bernama Bapak Salim A.Ma.Pd mereka adalah Mutiara Irfani (12 Tahun), Dekha Rohansyah (12 Tahun), dan Siti Sholeha (12 Tahun). Dalam melakukan observasi di lapangan, peneliti memandang bahwa siswa dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan kondusif, mereka

13 67 mendengarkan dan memahami apa yang diajarkan oleh guru terhadap peserta didiknya. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa dilatih untuk tanya jawab seputar pelajaran yang ada di buku mereka, dilatih untuk maju kedepan dan menjelaskan tentang materi yang diberikan oleh guru, siswa juga diberikan catatan pelajaran yang penting untuk dipelajari kemudian dipahami. Tidak hanya itu saja, guru juga berperan penting dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Salah satu yang dilakukan guru kelas VI terhadap anak didiknya adalah menonton film tentang ilmu pengetahuan alam agar mereka memahami dan mempelajarinya. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Salim A.Ma.Pd selaku guru kelas VI yang menyatakan bahwa:.belajar dengan suasana yang kondusif agar materi tersampaikan dengan baik. Saya mengajar dengan menyetel film tentang ilmu pengetahuan, Enggak hanya itu saja, saya juga ngajar seminggu saya kasih pertanyaan ke masing-masing murid saya, pertanyaan ini berguna untuk apakah mereka mengerti dengan apa yang saya ajarkan atau tidak, saya juga memberikan materi pelajaran yang sering keluar disoal-soal ujian. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung itu dengan cara kurikulum dan silabus yang berlaku. Ini adalah cara mengajar saya agar mereka dapat berprestasi. Seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak Salim A.Ma.Pd selaku guru kelas VI, bahwa beliau mengajar dengan cara yang berbeda dengan memberikan sebuah tontonan film tentang ilmu pengetahuan sehingga siswa dapat menyerap ilmu yang diberikan guru terhadap muridnya. Dalam keseharian belajar mengajar dengan cara pandang peneliti, peneliti melihat kenyamanan yang diberikan guru terhadap muridnya dalam memberikan instruksi pada saat proses belajar mengajar

14 68 berlangsung. Bahkan tak sedikit dari mereka yang memberanikan diri maju kedepan kelas dan memberikan argumentasi tentang apa yang dipelajarinya. Peneliti merasa tertarik untuk menjadikan siswa dan guru tersebut sebagai subjek penelitian dengan alasan bahwa banyaknya prestasi yang diraih oleh siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13 dalam berbagai ajang dan perlombaan yang diikuti. Contohnya adalah lomba ilmu pengetahuan alam juara 1 tingkat kecamatan kebayoran lama, bahasa Indonesia juara 2 tingkat kecamatan kebayoran lama, dan matematika juara 2 tingkat kecamatan kebayoran lama. Penilaian ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman peneliti selama melaksanakan observasi serta hasil wawancara dengan seorang guru kelas VI. 2. Penerapan TIU Dan TIK Guru Dan Murid Dalam Menghasilkan Prestasi TIU adalah Teknik Instruksional Umum dan TIK adalah Teknik Instruksional Khusus yang dituliskan guru untuk menerapkannya dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti memandang cara penerapan TIU dan TIK dituliskan dalam sebuah buku perancangan pengajaran, kemudian TIK dan TIU diterapkan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Seperti yang telah diungkapkan Bapak Salim A.Ma.Pd selaku guru kelas VI di SDN Grogol Selatan 13. TIU atau Teknik Instruksional Umum yang saya tuliskan dalam pelajaran IPA yaitu siswa mengetahui proses pembelajaran IPA tentang makhluk hidup. TIK atau Teknik Instruksional Khusunya adalah siswa dapat menjelaskan cara perkembangbiakan pada hewan, siswa dapat menunjukkan cara perkembangbiakan pada

15 69 tumbuhan, dan siswa dapat menentukan hasil perkembangbiakan pada hewan. TIU dalam pelajaran Matematika yaitu siswa memahami tentang volume bangun ruang dan untuk TIKnya adalah siswa dapat menentukan volume bangun ruang kubus, siswa dapat membedakan volume balok dengan silinder, siswa dapat menentukan volume pada prisma tegak segitiga, dan siswa dapat menentukan volume bangun ruang kubus pada limas. Itulah TIK dan TIU yang saya tuliskan kemudian saya terapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. TIK dan TIU yang dituliskan oleh guru kemudian diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah salah satu komunikasi instruksional dengan cara menerapkan teknik instruksional khusus dan teknik instruksional umum. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan bisa dikaitkan langsung dengan komunikasi antarpersonal yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secra verbal maupun non verbal. 3. Inovasi Cara Pengajaran Yang Dilakukan Agar Siswa Dapat Mencetak Prestasi Pengajaran disini adalah seorang guru yang mengajar muridnya dalam menghasilkan prestasi di sekolahnya. Pembelajarannya ditunjukkan kepada siswa sebagai yang diajarkan guru. Peneliti memandang dari hasil observasi dan wawancara bahwa cara pengajaran yang dilakukan guru kelas VI di dalam kelas setiap harinya berbedabeda, cara pengajaran guru terhadap murid dari hasil observasi adalah guru melatih keberanian siswa untuk maju kedepan kelas dan memberikan penjelasan serta

16 70 instruksi, apakah siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau tidak. Seperti halnya penjelasan Bapak Salim A.Ma.Pd yaitu:. saya latih tanya jawab seminggu tiga kali, kemudian saya berikan latihan dari soal yang sulit sampai yang mudah kemudian kita diskusikan bersama, saya juga menyuruh mereka untuk membuka internet jika mereka membutuhkan sesuatu hal yang mereka tidak ketahui seputar pelajaran, terus juga saya menyetel film ilmu pengetahuan alam dikelas agar siswa dapat menyerapnya, saya menguji keberanian siswa untuk maju kedepan dan menjelaskan mata pelajaran yang sudah saya ajarkan, saya memberikan catatan penting agar mereka membaca dan memahaminya. Sehingga hasil belajar dapat memperoleh prestasi.. Itulah penuturan yang disampaikan oleh guru kelas VI dalam proses belajar mengajar dan dapat mencetak prestasi untuk anak muridnya di tingkat kecamatan kebayoran lama. 4. Cara Siswa Menyerap Proses Belajar Mengajar Untuk Mencetak Prestasi Prestasi Belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang anak belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak tersebut. 50 Peneliti memandang pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa tersebut memperhatikan dan memahami apa yang diajarkan oleh guru dan apa yang 50

17 71 disampaikan seputar materi yang diberikan guru kepada anak didiknya. Kemudian siswa diajarkan untuk memberanikan diri maju kedepan kelas untuk dilatih tanya jawab. Hal ini diungkapkan oleh Mutiara Irfani (12 Tahun) siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13 yang berprestasi lomba IPA juara 1.. dengerin guru bicara seperti dia menjelaskan suatu pelajaran IPA terus aku dengerin, terus memahaminya, jika aku tidak mengerti maka aku bertanya kepada guru tersebut. Terus dikelas juga ada film tentang ilmu pengetahuan ini hal menarik dalam belajar, kalau ada latihan aku mengerjakan sendiri sebisa aku dan semampu aku, kalau aku enggak bisa baru aku bertanya.. Kemudian hal ini juga diungkapkan oleh Siti Sholeha (12 Tahun) sebagai siswa kelas VI yang berprestasi lomba Matematika juara 2. selalu dengerin guru saat mengajar agar aku paham apa yang dijelaskan guru di dalam kelas seperti menjelaskan rumus limas dan mencari luas bangun prisma tegak, itu aku harus mendengarkan dan memahaminya kalau perlu di catat, bertanya jika tidak paham, terus selalu mencari tahu apa yang tidak tahu. Hal ini juga diungkapkan oleh Dekha Rohansyah (12 Tahun) sebagai siswa kelas VI berprestasi lomba Bahasa Indonesia juara 2. kalau lagi belajar aku duduk paling depan mendengarkan apa yang diterangkan oleh guru, kemudian aku mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, aku bertanya saat tidak tahu tentang pelajaran, kemudian aku belajar giat. Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut memiliki kedekatan dengan seorang guru, dan guru tersebut memberikan instruksi sesuai

18 72 dengan kebutuhan atau penjelasan seputar ilmu pengetahuan kepada siswa tersebut. Sehingga apa yang diajarkan guru kepada anak didiknya dapat menghasilkan prestasi disekolahnya. 5. Cara Belajar Siswa/i Yang Berprestasi Siswa yang berprestasi memiliki ciri belajar dengan tekun, menurut kepada orang tua, berani mencoba hal baru, tidak takut akan salah selama dia berada di jalan yang benar, belajar dan bisa menghargai orang lain, tidak memaksakan kehendaknya sendiri, mempunyai pola pikir yang berkembang dan terbuka terhadap masukan-masukan, dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang baru yang belum jelas baik atau salahnya. 51 Peneliti memandang cara belajar siswa yang berprestasi dengan berbagai cara. Seperti pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung mereka membuat catatan khusus untuk dipelajari dan dibaca serta dipahami lagi agar dapat mengerti, mereka juga ada pendekatan kepada guru yang memberikan instruksi pengajaran secara kondusif. Pendekatan dilakukan dengan berbagai cara, seperti yang peneliti lihat yaitu mereka bertanya, kemudian guru memberi arahan dan saling bertukar pikiran. Hal ini di ungkapkan oleh Mutiara Irfani (12 Tahun) sebagai siswa berprestasi di SDN Grogol Selatan 13. aku belajar dengan rajin, terus aku selalu membaca buku, latihan soal-soal yang ada di buku, kalau aku enggak tahu aku baru 51

19 73 bertanya sama guru aku, aku juga selalu minta doa kepada kedua orang tua aku, kalau aku engga tau apa yang dimaksud dengan apa yang aku pelajari, aku cari di internet, karna kan guru juga bilang seperti itu, terus aku juga memotivasi diri aku untuk selalu belajar, belajar, dan belajar. Jawaban juga diungkapkan oleh siswa kelas VI Siti Sholeha (12 Tahun) sebagai siswa berprestasi di SDN Grogol Selatan 13. kalau aku supaya pintar dan berprestasi aku selalu mengutamakan belajar aku, setiap malam aku belajar, jika tidak ada PR aku membaca buku, aku mengisi soal-soal dari buku detik-detik dan juga lainnya. Jika aku tidak tahu seputar pelajaran yang tidak aku pahami aku bertanya sama guru aku, karna dia yang selalu memotivasi muridnya untuk selalu bertanya agar menjadi tahu, hasilnya aku bisa mendapatkan nilai di rapor aku yang bagus dan mendapatkan ranking serta kejuaran di berbagai lomba, salah satunya lomba matematika. Hal ini juga diungkapkan oleh siswa kelas VI Dekha Rohansyah (12 Tahun) sebagai siswa berprestasi. aku selalu belajar agar aku pintar, orang tua aku dan guru juga selalu memberi ilmu dan pengetahuan serta informasi yang baik, dalam belajar aku juga hafalin rumus matematika, membaca buku ilmu pengetahuan, kalau belajar dirumah aku mencari tahu melalui internet karna banyak yang bisa dipelajari, terus aku juga suka membuat puisi, pelajaran yang paling aku suka bahasa Indonesia, makanya aku berprestasi di pelajaran itu. Dari jawaban-jawaban diatas bahwa siswa yang berprestasi memiliki cara tersendiri dalam hal belajar. Mereka selalu mengutamakan belajar dan bertanya jika ada materi pelajaran yang mereka tidak ketahui. Mereka dalam hal belajar juga mengkaitkan dengan media massa sebagai salah satu cara memecahkan masalah dalam seputar pelajaran yang mereka tidak ketahui.

20 Hasil Wawancara dan Observasi Guru Dalam Menerapkan Proses Komunikasi Instruksional 1. Spesifikasi Isi dan Tujuan Instruksional Spesifikasi isi dan tujuan instruksional disini adalah variabel komunikasinya dalam penambahan suatu informasi. Informasi disini disampaikan oleh guru untuk anak muridnya. Untuk terciptanya siswa yang berprestasi guru mempersiapkan suatu hal dalam proses pengajaran sebelum melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Peneliti memandang dari hasil observasi bahwa guru dengan murid saling bertukar pikiran dan tanya jawab seputar materi pelajaran. Dalam hal ini pendekatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dapat dikaitkan dengan komunikasi antar pribadi. Hal ini diungkapkan oleh guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tujuan instruksional dalam pengajaran untuk memperoleh prestasi, dimana saya mengajarkan suatu pelajaran pada siswa yang bertanya kepada saya, hal yang dilakukan siswa dalam berani bertanya itu dapat meningkatkan pengetahuannya.. Tujuan instruksional yang dilakukan guru terhadap muridnya dapat membuktikan bahwa dengan cara pendekatan terhadap guru dan mau bertanya adalah salah satu siswa yang aktif dalam hal belajar, sehingga proses ini dapat

21 75 dilakukan dengan hal tersebut, sehingga siswa yang bertanya membuktikan hasil belajarnya dengan memperoleh prestasi di sekolahnya. 2. Penafsiran Perilaku Mula Pada penafsiran perilaku mula guru harus memahami dan mengetahui situasi dan kondisi terhadap anak didiknya serta memahami karakternya dari masing-masing siswanya. Menentukan tujuan belajar apakah mampu atau tidak untuk mencapai tujuan belajar dalam memperoleh prestasi. Peneliti memandang bahwa dalam proses belajar mengajar dikelas guru melakukan pendekatan terhadap siswanya agar mereka memiliki rasa yang nyaman dalam hal belajar, kemudian peneliti juga memandang guru selalu memberikan arahan dan motivasi. Hal ini diungkapkan oleh guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd..menerapkan terlebih dahulu suasana yang kondusif dan nyaman, dengan begitu saya dapat mendekatkan diri, mengetahui karakter kepada anak didik saya. Kemudian saya dapat memotivasi mereka untuk belajar lebih giat agar menghasilkan prestasi. Proses instruksioanl pada penafsiran perilaku mula disini adalah guru memberikan arahan dalan belajar untuk memperoleh prestasi pada siswanya dilakukan dengan pendekatan guru dengan siswa dan memahami karakter masingmasing siswanya.

22 76 3. Penetapan Strategi Instruksional Strategi Instruksional pada kasus pengajaran, antara lain penugasan yang dilakukan oleh guru kepada anak didiknya untuk mempelajari sumber-sumber bahan pelajaran. Peneliti memandang bahwa pengajaran yang dilakukan guru kepada siswanya dalam proses instruksional dalam strateginya itu adalah memberikan pengajaran dengan rasa yang tulus dan memberikan kasih saying kepada anak didiknya, tidak hanya itu saja guru dalam mengajar juga memberikan tanya jawab kepada siswanya satu per satu agar melatih mereka untuk terus belajar dan belajar. Hal ini diungkapkan oleh guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd. strategi dalam pengajaran untuk memperoleh prestasi itu harus sabar dalam mengajar, perbanyak ilmu, memberikan kasih sayang, melatih tanya jawab, memberikan tugas, dan masih banyak lainnya. Penetapan strategi instruksional yang dilakukan guru kelas VI SDN Grogol Selatan 13 dengan cara yang sangat baik, sehingga siswa dapat mencetak prestasinya dalam penerapan strategi pengajaran seperti hasil jawaban dari wawancara peneliti terhadap narasumber. 4. Organisasi Satuan-satuan Instruksional Organisasi satuan-satuan instruksional disini adalah pola persiapan untuk kegiatan belajar mengajar. Manfaatnya adalah sebagai pedoman guru dalam melakukan kegiatannya memberikan ide dan arahan kepada siswanya.

23 77 Peneliti memandang bahwa penerapan pengajaran yang dilakukan guru kelas VI melalui TIK (Teknik Instruksional Khusus) dan TIU (Teknik Instruksional Umum) yang telah dijabarkan di dalam buku pengajaran kemudian diterapkan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini diungkapkan oleh guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd. Organisasi satuan seperti TIK dan TIU, kemudian menyampaikan materi yang ada di buku, menyetel film pengetahuan, memberikan soal latihan dan pastinya tanya jawab, hal ini selalu saya lakukan agar siswa saya berprestasi di sekolah. Organisasi satuan instruksional yang dilaukan guru kelas VI melalui kurikulum dan silabus yang berlaku serta menerapkan pengajaran sesuai dengan TIK dan TIU. 5. Umpan Balik Umpan balik disini adalah guru memberikan pengajaran dengan sebaik mungkin untuk anak didiknya agar mereka mendapatkan prestasi. Melalui umpan balik ini kegiatan instruksional dalam mengajar akan dapat dinilai, apakah berhasil atau sebaliknya. Peneliti memandang bahwa umpan balik yang diajarkan guru kepada anak muridnya dalam komunikasi instruksional agar dapat memperoleh prestasi dibuktikan dengan keberhasilan seorang guru yang mengajar dengan metode pengajaran TIK dan TIU. Hal ini anak didiknya memperoleh prestasi kejuaran lomba IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia, Juara I dan Juara II Tingkat

24 78 Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Hal ini diungkapkan guru kelas VI Bapak Salim A.Ma.Pd. Umpan balik dalam pengajaran yang saya lakukan agar memperoleh siswa yang berprestasi Alhamdulillah saya berhasil, anak didik saya telah menjuarai mata pelajaran pokok disekolah, dengan pengajaran yang saya lakukan sesuai dengan apa yang saya terapkan. Umpan balik dari proses komunikasi instruksional yang terakhir membuktikan bahwa seorang guru kelas VI dalam memberikan instruksi pengajaran dan metode pengajaran telah berhasil membuat ketiga siswanya berprestasi di ajang perlombaan mata pelajaraan umum yaitu IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia dan memperoleh juara I dan juara II tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan Pembahasan Dari aktivitas yang dilakukan siswa kelas VI SDN Grogol Selatan 13, peneliti menjumpai bahwa pelaksanaan komunikasi instruksional terjadi pada kegiatan belajar mengajar antara guru dengan murid. Pada pembahasan ini penulias akan membahas hasil dari penelitian berdasarkan fokus penelitian, sehingga dapat mengetahui dan menganalisis komunikasi instruksional yang terjadi antara guru dan murid dalam mencetak prestasi khususnya pada siswa kelas VI.

25 79 1. Analisis Tahapan Proses Pelaksanaan Komunikasi Inatruksional di SDN Grogol Selatan 13 antara guru dan murid kelas VI dalam mencetak prestasi. Data yang berhasil diperoleh selanjtnya dianalisis sesuai dengan rangkaian proses komunikasi instruksional yang dikemukakan oleh Hurt, Scott, dan Croscey yang dikutip dari buku Komunikasi Instruksional (Yusuf, 2010:70). a. Spesifikasi Isi dan Tujuan Instruksional SDN Grogol Selatan 13 adalah sekolah yang terletak di jakarta selatan, SDN ini juga banyak meraih prestasi dan penghargaan pada guru dan muridnya. Salah satu kelas yang berprestasi adalah kelas VI da nada tiga siswa yang berprestasi di kelas tersebut. Siswa kelas VI yang berprestasi diajarkan oleh Bapak Salim A.Ma.Pd selaku guru kelas VI SDN Grogol Selatan 13. Penjabaran isi dan tujuan instruksional dilakukan oleh guru melalui pendekatan komunikasi antar pribadi. Mengajarkan suatu pelajaran terhadap siswa yang bertanya dan pada saat KBM berlangsung, memberikan motivasi belajar agar siswa dapat mencetak prestasi disekolahnya. b. Penaksiran Perilaku Mula (Assessment Of Entering Behavior) Sebelum memulai pelaksanaan kegiatan instruksional, guru melakukan penaksiran perilaku mula dengan memahami situasi dan kondisi siswanya. Memang siswa kelas VI di SDN Grogol Selatan memiliki karakter yang

26 80 berbeda-beda. Oleh karena itu guru harus memahami situasi dan kondisi awal mereka terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan instruksional, guru pun harus mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal yang dimiliki oleh siswanya. Pada proses belajar mengajar, penaksiran perilaku mula dilakukan guru dengan terlebih dahulu melakukan perkenalan secara personal kepada masing-masing siswanya. Ketika sudah mengenal karakter mereka masing-masing, baru guru mulai memberikan motivasi dari tujuan mereka belajar agar dapat memperoleh prestasi. Semakin banyak komunikator mengetahui kondisi sasarannya, semakin besar pula kemungkinan perilaku komunikasi sesuai dengan harapan, karena pesan bisa diterima dengan mudah oleh pihak sasaran. Dengan begitu, proses instruksional yang dikehendaki pun bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. c. Penetapan Strategi Instruksional strategi instruksional dalam pembelajaran suatu pelajaran sekolah kepada siswa dilakukan dengan pendekatan komunikasi antar pribadi, yaitu dengan cara mengenal mereka satu persatu secara personal. Sebelum memberikan instruksi pada pengajaran, guru selalu meluangkan waktu untuk memberikan siswanya motivasi. Siswa kelas VI memiliki rasa minder dan sensitive yang tinggi, guru memberikan instruksi dengan cara memberikan perhatian dan kasih saying, sehingga membuat siswa merasa nyamaan disaat guru memulai pelajaran yang akan diajarkan. Guru mengajarkan

27 81 suatu pelajaran kepada siswa dengan dilatih tanya jawab satu per satu. Dengan metode memegang satu per satu, ini dianggap guru adalah cara yang cukup efektif dan tepat dalam memberikan ilmu kepada siswanya. Hal ini dikarenakan agar siswanya dapat memahami suatu pelajaran yang telah diajarkan oleh guru tersebut. d. Organisasi Satuan-Satuan Instruksional Pada pembelajaran suatu pelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan, perorganisasian pesan yang disampaikan dilakukan dengan secara bertahap. Semua ini tergantung pada isi pesan yang ingin disampaikan. Misalnya saja, untuk siswa yang ingin menambah ilmu. Guru akan memberikan pengetahuan melalui TIK dan TIU, kemudian menjelaskan materi sesuai dengan apa yang ada di buku, melakukan tanya jawab ke masing-masing siswanya, dan memberikan soal latihan agar siswa dapat berlatih mengerjakan soal latihan yang diberikan guru terhadap siswanya. Tidak hanya itu saja guru juga menyampaikan materi pembelajaran melalui media yaitu dengan menonton film tentang ilmu pengetahuan alam. e. Umpan Balik umpan balik yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar dengan komunikasi instruksional di SDN Grogol Selatan 13 khususnya pada siswa kelas VI sifatnya langsung. Hal ini dikarenakan kegiatan instruksional dilakukan secara tatap muka sehingga guru bisa langsung mengetahui

28 82 umpan baliknya dari siswa kelas VI. Umpan balik dapat berupa respon secara verbal atau non verbal dan berupa tindakan berupa pengulangan apa yang sudah diajarkan oleh guru. Biasanya guru mengajukan pertanyaan dari materi pelajaran yang sudah diajarkan. Umpan balik yang diberikan siswa kepada gurunya adalah dengan hasil belajar yang baik dan mencetak prestasi di sekolah pada kejuaraan umum. 2. Pendekatan Komunikasi Antar Pribadi Dalam Pelaksanaan Instruksional Dalam mendukung pelaksanaan intruksioanl, guru kelas VI SDN Grogol Selatan 13 juga melakukan pendekatan antarpersonal atau antarpribadi kepada siswa-siswanya. Pendekatan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk memahami kemampuan siswa-siswanya secara personal, sehingga pesan-pesan yang berupa instruksi pengajaran bisa diterima dengan baik oleh siswa-siswanya. Pendekatan komunikasi antarpribadi ini dimaksudkan untuk mengelola pesan yang berupa pembelajaran dan pelajaran terhadap masing-masing siswa yaitu dengan memberikan seputar tanya jawab tentang ilmu pengetahuan. Ada empat perspektif dalam studi komunikasi antarpribadi yaitu:

29 83 a. Perpektif relasional atau kualitatif yaitu dimana peran guru dan siswa secara bersama membagi dan menciptakan pemahaman suatu pelajaran di sekolah secara bersama. b. Perspektif situasional kontekstual yaitu komunikasi yang terjadi antara guru secara personal dengan siswa dalam memberikan instruksi terhadap pembelajaran suatu materi pelajaran sekolah. c. Perspektif kuantitatif yaitu proses komunikasi secara interaksional antara dua orang yang biasanya dilakukan oleh guru dalam memberikan intruksi dengan satu per satu siswa dalam mengajarkan dan memberikan tanya jawab tentang materi yang sudah diajarkan. d. Perspektif fungsional atau strategis yaitu komunikasi yang sudah diarahkan untuk tujuan-tujuan dalam berkomunikasi secara antar personal. Perihal ini terpaut dengan pembelajaran materi pelajaran antara guru dengan siswanya dalam mengarahkan instruksi berupa materi pelajaran yang umum. 3. Communication Pragmatics / Interactional View Data yang berhasil diperoleh dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti sesuai dengan penelitian yaitu menurut pandangan interaksional dalam komunikasi antarpersona juga dikenal dengan teori pragmatic yang dikembangkan oleh Watzlavick, Beavin, dan Jackson, sebab proses komunikasi ini sangat bergantung kepada situasi tertentu yang ada. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru terhadap siswanya di SDN

30 84 Grogol Selatan 13 dalam memberikan instruksional melalui pendekatan komunikasi antarpribadi sesuai dengan teori pragmatik yaitu teori ini bisa digunakan untuk menjelaskan kasus-kasus yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, kelembagaan informasi, atau dimana pun peristiwa komunikasi itu berlangsung, terutama jika sudah dikontekskan dalam suasana pendidikan dan instruksional. Selain teori, teori ini juga bisa digunakan untuk memberi arahan dan saran-saran tertentu oleh seseorang kepada orang lain dalam suasana keakraban, edukasi, personal, dan mungkin saja bersifat pribadi dan rahasia. Komunikasi instruksional guru dan murid di SDN Grogol Selatan 13 dalam mencetak prestasi khususnya pada siswa kelas VI membuahkan hasil yang baik. Guru menerapkan sistem proses instruksional dalam kegiatan belajar mengajar dan juga menerapkan TIU (Teknik Instruksional Umum) dan TIK (Teknik Instruksional Khusus) dalam mengajar di kelas. Dari segi pengajaran yang dilakukan guru terhadap muridnya membuahkan hasil yang efektif sehingga siswa memperoleh prestasinya di sekolah. Pengajaran yang dilakukan guru oleh muridnya juga dilakukan pada komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi yang dilakukan guru dengan murid berupa tanya jawab seputar materi yang telah diajarkan. Hal ini dapat meningkatkan belajar siswa sehingga menghasilkan prestasinya di sekolah. Siswa yang berprestasi di SDN Grogol Selatan 13 adalah Mutiara Irfani yang mengikuti lomba IPA juara I tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan, Siti Sholeha

31 85 yang mengikuti lomba Matematika juara II tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan dan Dekha Rohansyah juara II lomba bahasa Indonesia tingkat kecamatan kebayoran lama jakarta selatan.

89 DAFTAR PUSTAKA A.M, Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali. A.M, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bungin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu merupakan pikiran bersama antara komunikator dan komunikan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu merupakan pikiran bersama antara komunikator dan komunikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterlampilan, dan lain-lain melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Untuk itu maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI. 1. Kondisi Fisik Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI. 1. Kondisi Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang terintegrasi untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa program pendidikan sebagai calon guru atau tenaga kependidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling berinteraksi, dan dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan suatu komunikasi yang baik diantara

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SDN Kebun Bunga 6 Banjarmasin SDN Kebun Bunga 6 Banjarmasin adalah suatu lembaga pendidikan sekolah dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju sekarang ini, bangsa Indonesia berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2010

BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2010 BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2 A. Deskripsi Kondisi Awal Kedisiplinan Siswa di MI Muhammadiyah Karangasem Utara Batang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang memperoleh pandangan yang luas sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan 1. Sejarah Berdiri Seiring dengan tekad dan perjuangan Nahdlotul Ulama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

Madrasah Ibtidaiyah Babussalam Banjarmasin berlokasi di jalan setia. RT.37 RW. 4 Kelurahan Pemurus Dalam Kecematan Banjarmasin Selatan

Madrasah Ibtidaiyah Babussalam Banjarmasin berlokasi di jalan setia. RT.37 RW. 4 Kelurahan Pemurus Dalam Kecematan Banjarmasin Selatan BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Letak Geografis Lokasi Penelitian 1. Sejarah berdirinya MI Babussalam Banjarmasin Madrasah Ibtidaiyah Babussalam Banjarmasin berlokasi di jalan setia RT.37 RW. 4 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai mahluk sosial, adalah perilaku berkomunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak geografis MIN Pelaihari Ditinjau dari segi geografisnya MIN Pelaihari berbatasan dengan : a. Sebelah timur dengan jalan Samudera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Jlamprang 2 Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 35 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) dimasa depan disadari akan semakin berat. Hal ini merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. siswa di MTs Syekh Subakir Nglegok Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN. siswa di MTs Syekh Subakir Nglegok Blitar 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Strategi reflektif pembelajaran guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Syekh Subakir Nglegok Blitar Strategi pembelajaran refleksi siswa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Fokus Masalah Banyak orang beranggapan bahwa berkomunikasi/berpidato adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Tetapi ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang mendesak dan menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan Pekapuran A RT. 18 No. 84 Kelurahan Karang Mekar Kecamatan Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA 47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Diskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Gumelar Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo pada tanggal 1 sampai

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PROPOSAL PERMOHONAN PENGADAAN GEDUNG SEKOLAH 1 UNIT TAHUN ANGGARAN 2018

PROPOSAL PERMOHONAN PENGADAAN GEDUNG SEKOLAH 1 UNIT TAHUN ANGGARAN 2018 PROPOSAL PERMOHONAN PENGADAAN GEDUNG SEKOLAH 1 UNIT TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH DASAR NEGERI 002 BATU ENGAU TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN PASER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Pagerharjo 02 terletak di Desa Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati yang dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN MI MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri dan Letak Geogerafis MI Muhajirin Palembang. 1. Sejarah Berdirinya MI Muhajirin Palembang

BAB III KEADAAN MI MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri dan Letak Geogerafis MI Muhajirin Palembang. 1. Sejarah Berdirinya MI Muhajirin Palembang 49 BAB III KEADAAN MI MUHAJIRIN PALEMBANG A. Sejarah Berdiri dan Letak Geogerafis MI Muhajirin Palembang 1. Sejarah Berdirinya MI Muhajirin Palembang Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang didirikan oleh

Lebih terperinci

Hasil Wawancara dengan Siswa. 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas?

Hasil Wawancara dengan Siswa. 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas? Hasil Wawancara dengan Siswa Nama : Kendy Mayo Kelas : XI IPS 2 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas? Jawab : menerangkan dengan menggunakan LCD, ada tanya jawab.

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Praktik mengajar merupakan kegiatan pokok pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dimana mahasiswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS IMPLEMENTASI PRODISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN DI MAN 1 PONOROGO

BAB V ANALISIS IMPLEMENTASI PRODISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN DI MAN 1 PONOROGO BAB V ANALISIS IMPLEMENTASI PRODISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN DI MAN 1 PONOROGO A. Analisis Pelaksanaan Prodistik di MAN 1 Ponorogo Prodistik adalah Program Pendidikan Terapan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Organisasi 3.1.1 Sejarah Organisasi Sekolah Dasar (SD) Tarsisius II berlokasi di kompleks persekolahan Unit Tarsisius II di Jl. Batusari Raya No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah berstandar internasional dan menjadi contoh bagi sekolah dasar negeri lainnya, guru lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah institusi pendidikan yang menjadi wadah dan berlangsungya proses pendidikan, memiliki sistem yang komplek dan dinamis dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai modal dasar bagi manusia untuk menjalani kehidupan dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat penting, tanpa pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Dasar Negeri Ngrukeman teletak di desa Ngrukeman, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam pasal 3 UU RI no. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Program Studi Manajemen Sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas pendidikan masyarakat di negara tersebut, karena dengan pendidikan dapat mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG INSTRUMEN KULIAH KERJA LAPANGAN-I (MAGANG I) Semester Ganjil 2016/2017 A. BUDAYA MADRASAH/SEKOLAH Nama : NIM Instansi Teknik : : : Observasi/wawancara/dokumentasi No. Pernyataan Ya Tidak Deskripsi 1. Visi,misi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong.

segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencerdaskan, memajukan suatu bangsa dan meningkatkan kualitas SDM adalah pendidikan. Dalam hal ini peningkatan SDM merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Pendidikan mengatur siswa untuk menjadi manusia seutuhnya. Mampu menjadi makhluk yang secara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Aula Bangkal

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Aula Bangkal BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Aula Bangkal MTs. Miftahul Aula Kelurahan Bangkal Kota Banjarbaru terletak di Jalan Kaluku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan, Pelaksanaan, dan Refleksi 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar segi empat (persegi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam esensi pendidikan sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam esensi pendidikan sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan menduduki posisi penting dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang

BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang didirikan oleh Bapak Ahmad Ramson, B.Sc pada tahun

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi kepada muridnya. Karena seorang guru bahasa sunda harus menyampaikan pesan yang disengaja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik diberbagai bidang, salah satunya yaitu kualitas pendidikan. Maju mundurnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah persaingan dibidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan disegala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua masalah pokok, yakni 1) bagaimana mengadaptasikan dengan benar kurikulum dan metode pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta SMP N 15 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama yang terletak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan zaman yang menuntut perubahan dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

PROPOSAL PERMOHONAN PENGURUKAN HALAMAN SEKOLAH TAHUN ANGGARAN 2018

PROPOSAL PERMOHONAN PENGURUKAN HALAMAN SEKOLAH TAHUN ANGGARAN 2018 PROPOSA PERMOHONAN PENGURUKAN HAAMAN SEKOAH TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SDN 020 PASIR BEENGKONG TAHUN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK

FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS DAN OBSERVASI PESERTA DIDIK NPma. 1 untukmahasiswa NAMA MAHASISWA : Agus Purnomo PUKUL : 09.30-11.00 NO. MAHASISWA :11520244027 TEMPAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan proses belajar mengajar diperlukan usaha untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu, juga diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuaan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang terwujud dalam sumber daya

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data Setelah peneliti melakukan penelitian di MTs Negeri 2 Tulungagung dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, dapat dipaparkan hasil penelitian

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Analisis kondisi fisik sekolah SMP Negeri 2 Gamping di bagian barat kota Yogyakarta, tepatnya di Trihanggo, Gamping, Sleman. Sekolah ini merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Kebutuhan akan pendidikan yang baik yang mampu meningkatkan kualitas bangsa semakin

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 1 MATA DIMBA, KEC. WAWONII TIMUR LAUT, KAB. KONAWE KEPULAUAN Peneliti:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN 67 BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN A. Analisis Proses Penanaman Nilai Kejujuran Melalui Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Mahasiswa sebelum melaksanakan program PPL, terlebih dahulu melakukan beberapa rangkaian kegiatan observasi, baik itu melalui pengamatan terhadap situasi dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki misi yaitu sekolah merupakan pengembangan prestasi dan kreatif siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki misi yaitu sekolah merupakan pengembangan prestasi dan kreatif siswa 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Tunas Harapan merupakan salah satu TK yang berada di kecamatan Tilango tepatnya di Desa Tualango. TK ini memiliki visi yaitu

Lebih terperinci

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian SD N 2 Bacin Kecamatan Bae Kabupaten Kudus terletak di desa Bacin. SD ini terdiri dari 6 ruang kelas, satu ruang guru, satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Visi Misi 1. Observasi Kondisi Fisik dan Non Fisik a. Kondisi Fisik Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Visi Misi 1. Observasi Kondisi Fisik dan Non Fisik a. Kondisi Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi SMK Negeri 4 Yogyakarta adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri. SMK Negeri 4 Yogyakarta memiliki Visi Menjadi lembaga pendidikan yang unggul, mandiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sesuatu yang penting dan sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Di Indonesia masalah pendidikan menjadi hal yang paling utama yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, yang menjabarkan tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Mahasiswa PPL selum melaksanakan praktik mengajar di kelas, terlebih dahulu melaksanakan beberapa persiapan yang dapat mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas, diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas, diarahkan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas, diarahkan pada pemberian pengalaman bagi para siswa, sehingga secara kultural dan pribadi akan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan global semakin ketat, sejalan dengan telah berlangsungnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan global semakin ketat, sejalan dengan telah berlangsungnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, persaingan global semakin ketat, sejalan dengan telah berlangsungnya MEA di tahun 2016 dimana orang-orang dengan kewarganegaraan asing dapat bekerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT 8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif

Lebih terperinci