JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN"

Transkripsi

1 JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi HM. Pudjihardjo Siti Sunrowiyati Sandi Eka Suprajang Rony Ika Setiawan Aris Sunandes Iwan Setya Putra Tedy Asprino DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN TUNTUTAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA ANALISA PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI POP MIE PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR PERANCANGAN SISTEM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENGENDALIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG EFEKTIF LAPORAN DAN ANALISIS RASIO KEUANGAN [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) / info@stieken.ac.id [ S T I E K E S U M A N E G A R A B L I T A R ]

2 Vol.2, No. 2, Desember 2010 ISSN JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Daftar Isi: HM. Pudjihardjo Siti Sunrowiyati Sandi Eka Suprajang Rony Ika Setiawan Aris Sunandes Iwan Setya Putra Tedy Asprino DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN TUNTUTAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA (Hal ) ANALISA PENERAPAN PENGGUNAAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LAPORAN KEUANGAN (Hal ) PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN (Hal ) PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI POP MIE (Hal ) PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR (HAL ) PERANCANGAN SISTEM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENGENDALIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG EFEKTIF (HAL ) LAPORAN DAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Hal ) iii

3 PENGARUH PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT DI KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR Aris Sunandes Abstrak : Family consumption is one of the economic activities of families to meet the various needs of goods and services. This research was conducted to determine the variables income, education, occupation and family size on consumption patterns in the District of Blitar. The method used in this study multiple regression analysis with validity and reliability test data and test the assumptions of classical statistics and hypothesis testing of the F test and t test by comparing the results of calculations with statistical tables. The results of the study proved there is an influence relationship between socio-economic conditions of families, including income, education, occupation and family size simultaneously on consumption patterns in the District of Blitar. In Partial turns out there is an influence relationship between socio-economic conditions of families that include income, occupation and family size are partial to the consumption patterns in the District of Blitar. While education does not significantly influence the consumption patterns in the District of Blitar. Socioeconomic factors influence a family's most dominant effect on consumption patterns in the District of Blitar is family size. With more families or large, hence its need for basic things just to be increasing, household size may indicate of household expenses. Keyword : Family Income, consumption pattrern I. Pendahuluan A. Latar Belakang Todaro (2000) menyatakan, tantangan utama pembangunan adalah memperbaiki kualitas kehidupan. Kualitas hidup yang lebih baik memang mensyaratkan adanya pendapatan lebih tinggi, namun yang dibutuhkan bukan hanya itu. Pendapatan yang lebih tinggi itu hanya merupakan salah satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi. Banyak hal lain yang tidak kalah pentingnya juga harus diperjuangkan, yakni pendidikan yang lebih baik, peningkatan standar nutrisi (pangan), kesehatan, penanggulangan kemiskinan dan pemerataan kesempatan kerja. Lebih lanjut ia katakan pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial. Jadi, pada hakekatnya pembangunan itu harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik secara materil maupun spiritual. Perhatian pemerintah terhadap pentingnya penduduk sebagai sumber daya pembangunan semakin terasa. Penduduk tidak sekedar dilihat sebagai faktor produksi bersama-sama dengan faktor produksi lainnya dalam menghasilkan barang dan jasa, tetapi sudah dilihat sebagai produsen, konsumen, dan sumber motivasi pembangunan (Haris dan Andika, 2002). Komitmen terhadap pentingnya pembangunan keluarga dapat dilihat dari berlakunya Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Komitmen pemerintah semakin nyata terlihat dengan mulai dimasukkannya dalam GBHN tahun 1993 yaitu mengenai sektor keluarga sejahtera, yang memberikan arah terhadap pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera. Pembangunan keluarga sejahtera adalah merupakan upaya menyeluruh dan terpadu yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan antara kondisi sosial ekonomi keluarga (pendapatan, pendidikan, jenis pekerjaan dan ukuran keluarga) terhadap pola konsumsi. 2. Apakah ada pengaruh antara kondisi sosial ekonomi tersebut dengan pola konsumsi. 126

4 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kaitan antara kondisi sosial ekonomi dengan pola konsumsi. II. Tinjauan Pustaka A. Keluarga Sejahtera Undang-undang No. 10 tahun 1992 yang telah dirujuk menjadikan keluarga sebagai satuan sosial terkecil dalam masyarakat, sekaligus sebagai suatu lembaga yang amat penting dalam kehidupan manusia. Lembaga keluarga dalam budaya masyarakat kita dianggap sebagai suatu jalinan jasmani, rohani dan sosial yang mendasar dan mengakar dalam kehidupan, lembaga keluarga ini sarat dengan fungsi (Achir, 1993). Menurut Selo Sumarjan dalam Hatmaji (1993), keluarga merupakan institusi perantara (mediator) antara individu dengan masyarakat. Sehubungan dengan itu, keluarga memiliki beberapa fungsi antara lain reproduksi, ekonomi, afeksi, proteksi, sosialisasi dan keagamaan. Dengan adanya pergeseran nilai dalam keluarga tersebut mengakibatkan juga terjadi perubahan pola konsumsi barang dan jasa dalam keluarga. Keberhasilan program pemerintah dalam bidang kependudukan khusunya penurunan fertilitas nampaknya sudah mulai nyata. Keberhasilan ini antara lain berdampak pada perubahan struktur keluarga (Hatmadji, 1993). Lebih lanjut ia mengatakan, struktur keluarga sudah berubah dari keluarga berukuran besar (jumlah anak banyak) ke keluarga berukuran kecil (sedikit anak). Pada tahun 1971 rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Indonesia sebesar 5,3 orang, tahun 1980 mengalami penurunan menjadi 5,2 orang kemudian pada tahun 1990 penurunannya cukup berarti yakni dari 5,2 pada tahun 1980 menjadi 4,5 o rang pada tahun 1990 (Kasto dan Sembiring, 1996). Propinsi Sulawesi Selatan pada tahun 1980 mempunyai rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 5,3 orang, tahun 1990 mengalami penurunan menjadi 4,9 orang dan kemudian pada tahun 2000 menjadi 4,6 orang (BPS, 2001). Pada tahun 1980 rata-rata rumah tangga di huni oleh 5 sampai 6 orang anggota rumah tangga yang terdiri dari suami, isteri dan 3 sampai 4 orang anak. Namun pada tahun 2000 telah mengalami penurunan dimana rata-rata setiap rumah tangga hanya dihuni oleh 4 sampai 5 orang anggota rumah tangga, yang terdiri dari suami, isteri dan 2 sampai 3 orang anak. Penurunan rata-rata anggota rumah tangga tersebut menunjukkan diterimanya norma keluarga kecil dan menunjukkan kecenderungan pembentukan keluarga batih atau inti (nuclear family), keluarga yang terdiri dari suami, isteri dan anak. B. Perubahan Pola Konsumsi Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa ekonomi merupakan asumsi dalam teori ekonomi seseorang bertindak secara rasional dalam mencapai tujuannya dan kemudian mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuan tersebut. Haris dan Andika (2002) mengemukakan beberapa macam kebutuhan pokok manusia untuk bisa hidup secara wajar, yaitu : 1. Kebutuhan pangan atau kebutuhan akan makanan. 2. Kebutuhan sandang atau pakaian. 3. Kebutuhan papan atau tempat berteduh. 4. Kebutuhan pendidikan untuk menjadi manusia bermoral dan berbudaya. Kebutuhan tersebut di atas merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Bila kebutuhan itu kurang dapat dipenuhi secara memuaskan maka hal itu merupakan suatu indikasi bahwa kita masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kebutuhan lain seperti : kebutuhan akan perabot rumah tangga, meja, kursi, lemari, alat-alat dapur, radio, televisi dan aneka kebutuhan lainnya, disebut sebagai kebutuhan sekunder atau kebutuhan pelengkap yang ditambahkan sesuai dengan peningkatan pendapatan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup, kita membutuhkan uang atau penghasilan. Tanpa bekerja kita tak mungkin mendapatkan penghasilan. Tanpa penghasilan kita tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan hidup secara wajar. Strategi menghemat waktu, merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk mengalokasikan pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan oleh isteri/ibu kepada suami/ayah atau anak-anak. Strategi menghemat waktu termasuk pula 127

5 pengurangan kuantitas dan kualitas pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan, misalnya mengurangi waktu santai dan kegiatan sosial. Kendala waktu yang dihadapi keluarga masa depan dan strategi untuk mengatasinya akan mempengaruhi pola konsumsi keluarga tersebut, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Hal ini didukung oleh industri makanan yang memproduksi berbagai jenis makanan jadi, industri restoran dan fast food yang tumbuh pesat (Wilopo, 1998). C. Perilaku Konsumen Menurut Joesron dan Fathorrozi (2003), kebutuhan manusia relatif tidak terbatas sementara sumber daya yang tersedia sangat terbatas, hal ini mengakibatkan manusia dalam memenuhi setiap kebutuhannya akan berusaha memilih alternatif yang paling menguntungkan bagi dirinya. Lebih lanjut ia katakan bahwa timbulnya perilaku konsumen karena adanya keinginan memperoleh kepuasan yang maksimal dengan berusaha mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai keterbatasan pendapatan. Fungsi Permintaan. Permintaan merupakan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu. Sukirno (1985) menyatakan permintaan seseorang atas sesuatu barang ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah: a. Harga barang itu sediri b. Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat d. Corak ditribusi pendapatan dalam masyarakat e. Citarasa masyarakat f. Jumlah penduduk g. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang D. Ukuran Keluarga Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rumah tangga. Dalam suatu rumah tangga biasanya dikepalai oleh seorang kepala rumah tangga, yaitu orang dianggap paling bertanggungjawab atas kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga tersebut, atau orang yang ditunjuk dan dituakan sebagai kepala rumah tangga. Selain kepala rumah tangga terdapat pula anggota rumah tangga yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan kepala rumah tangga seperti isteri, anak, menantu, cucu, orang tua, mertua, famili dan lain-lain. Besarnya rumah tangga menyatakan jumlah seluruh anggota yang menjadi tanggungan dalam rumah tangga tersebut. Besaran rumah tangga dapat memberikan indikasi beban rumah tangga. Semakin tinggi besaran rumah tangga berarti semakin banyak anggota rumah tangga yang selanjutnya semakin berat beban rumah tangga tersebut untuk memenuhi kebutuhannya, terutama untuk rumah tangga dengan tingkat pendapatan rendah (BPS, 2001). Kebutuhan anggota keluarga akan makanan berbeda-beda tergantung dari struktur umur. Menurut Sediaoetama (1985), distribusi kebutuhan pangan dalam keluarga tidak merata, artinya setiap anggota keluarga tersebut mendapat jumlah makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya, menurut umur dan keadaan fisiknya. E. Jenis Pekerjaan Di Indonesia sekitar % dari seluruh energi untuk keperluan tubuh berasal dari karbohidrat. Menurut Sediaoetama (1989), semakin rendah tingkat ekonomi suatu keluarga maka semakin tinggi persentasi energi tersebut berasal dari karbohidrat, karena energi dari karbohidrat termasuk yang paling murah. Lebih lanjut dikatakan bahwa keluarga yang mengalami kemajuan dalam ekonominya, terlihat adanya pergeseran sumber energi dari karbohidrat ke protein dan lemak. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Energi tersebut dibagi menjadi dua kelompok besar menurut penggunaannya yaitu untuk kebutuhan metabolisme tubuh dan energi yang digunakan untuk melakukan pekerjaan luar (Sediaoetama, 1985). Walaupun tubuh tidak melakukan pekerjaan atau aktifitas luar seperti tidur, tetap menggunakan energi. Energi tersebut dipergunakan untuk kebutuhan metabolisme sel dalam tubuh. Energi tersebut diperlukan minimal untuk melaksanakan hayat hidup biologis. Untuk melakukan kegiatan fisik yang sama, orang dengan ukuran tubuh besar menggunakan lebih banyak energi dari pada ukuran tubuh kecil, karena untuk menggerakkan tubuh yang lebih besar diperlukan enegi yang lebih banyak. Akan 128

6 tetapi, kegiatan fisik mempengaruhi lebih banyak pengeluaran energi dari pada pengaruh ukuran tubuh (Suhardjo, 1986). Klasifikasi pekerja menurut status pekerjaan dapat dibagi atas dua kelompok yaitu sektor informal dan formal (Bakir dan Manning, 1984). Klasifikasi tenaga kerja menurut jenis pekerjaan utama dapat dibagi atas tiga jenis yaitu kelompok terampil, setengah terampil dan tidak terampil. F. Pendidikan Investasi sumber daya manusia bukan merupakan tanggung jawab salah satu sektor pembangunan tetapi bersifat multisektor seperti pendidikan, kesehatan, program kependudukan dan lain-lain. Namun demikian, di antara berbagai bentuk investasi sumber daya manusia tersebut, pendidikan dapat dikatakan sebagai katalisator utama pengembangan sumber daya manusia, dengan asumsi bahwa semakin terdidik seseorang, semakin tinggi pula kesadarannya terhadap pembentukan keluarga sejahtera. Titik singgung antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi adalah produktivitas tenaga kerja, dengan asumsi bahwa semakin tinggi mutu pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula produktivitasnya, dan semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap pendapatan keluarga (Ananta,1993). Tingkat pendidikan kepala keluarga juga berpengaruh terhadap pola konsumsi keluarga. Hasil Survei Biaya Hidup tahun 1989 mendukung keterkaitan tersebut. Hasil survei membuktikan bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga, semakin kecil persentasi pengeluaran untuk konsumsi pangan (Sumarwan 1993). G. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Kondisi sosial ekonomi keluarga (pendapatan, pendidikan, jenis pekerjaan dan ukuran keluarga) mempengaruhi pola konsumsi keluarga. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian menerangkan (explanatory research) dan penelitian deskriptif (deskriptif research). A. Waktu dan Lokasi Penelitian Suatu hal yang sangat penting dalam penelitian adalah menentukan waktu dan lokasi penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini berlangsung selama dua bulan dari bulan Agustus sampai dengan September Lokasi penelitian yang dipilih secara purposive yaitu pada Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar, dengan pertimbangan bahwa pada daerah tersebut mempunyai jumlah keluarga relatif merata menurut tahapan keluarga. B. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini yaitu semua keluarga yang ada pada Kelurahan tersebut, yaitu sebanyak Keluarga. Populasi yang homogen jarang ditemukan dalam kehidupan sosial (Gulo,1999). Lebih lanjut dikatakan, keragaman di antara anggota populasi dinyatakan dengan ukuran variance atau standar deviasi. Apabila variasi cukup besar maka pengambilan sampel secara acak tidak bisa dilakukan secara langsung, perlu mengkalisfikasikan lebih dahulu menurut keragaman. D. Definisi Operasional 1. Pendapatan Pendapatan Keluarga diukur dengan banyaknya akumulasi pendapatan semua anggota keluarga, setelah dikonpersi menjadi per bulan, jadi satuannya adalah rupiah per bulan (Rp/bulan). Pendapatan keluarga dibagi atas 3 kelompok, kelompok pendapatan terendah yaitu kurang dari Rp ,-perbulan diambil sebagai dasar pengelompokan dimana angka tersebut mendekati Upah Mimum Propinsi (UMP). Adapun kelompok pendapatan tersebut sebagai berikut : 2. Tingkat Pendidikan (Pdd) Tingkat pendidikan Kepala keluarga adalah suatu tingkatan dalam bidang pendidikan formal yang telah dicapai, dinyatakan dengan tahun sukses. Untuk analisis deskriptif, variabel ini dikelompokkan sebagai berikut : 129

7 a. SD ke bawah b. SLTP c. SLTA ke atas 3. Ukuran Keluarga (Uk) Ukuran keluarga adalah jumlah anggota yang menjadi tanggungan suatu keluarga atau banyaknya anggota keluarga. Untuk analisis statistik, variabel ini dikelompokkan menjadi : 4. Jenis pekerjaan (Jpk) a. Kelompok terampil yang teridiri dari PNS/pensiunan TNI, pegawai swasta dan wiraswasta b. Kelompok tidak terampil terdiri dari buruh, tukang becak, sopir angkot, nelayan dan tukang tempel ban 5. Pola konsumsi Untuk keperluan analisis inferensial, pola konsumsi ditransformasikan menjadi variabel indikator atau dummy variabel. a. Alokasi pengeluaran untuk kebutuhan pangan lebih besar atau sama dengan 50 % dari total pengeluaran : 1 b. Alokasi pengeluaran untuk kebutuhan pangan kurang 50 % dari total pengeluaran : 0 6. Keluarga Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang tinggal disuatu tempat dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Makan bersama dari satu dapur artinya mengurus kebutuhan hidup sehari-hari secara bersama-sama. 7. Tingkat kesejahteraan Tingkat kesejahteraan adalah suatu tingkatan yang menyatakan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara keluarga, masyarakat dan lingkungan. Dilihat dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraan, maka keluarga dikelompokkan atas 5 tahap (BKKBN 1999), yaitu : Untuk keperluan analisis statistik, tahap keluarga sejahtera dibagi atas dua kelompok yaitu a. Keluarga pra sejahtera dan KS I disebut keluarga miskin b. Keluarga lainnya ( KS II, KS III dan KS III+ ) disebut keluarga tidak miskin E. Teknik Analisis Data Memperhatikan variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini, yang tediri dari variabel kontinyu dan diskrit maka model analisis yang cocok digunakan adalah model regresi logistik (Agung, 1993), dengan formulasi sebagai berikut : Y = a + bx Y X a b : Pola Konsumsi keluarga : Pendapatan keluarga : konstanta : koefisien betta IV. PEMBAHASAN Mengacu pada hasil penelitian ternyata ada pengaruh hubungan antara kondisi sosial ekonomi keluarga yang meliputi pendapatan, pendidikan, jenis pekerjaan dan ukuran keluarga secara bersama-sama terhadap pola konsumsi di Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa semakin meningkat kondisi sosial ekonomi keluarga, maka semakin meningkat pula pola konsumsi keluarga. Didukung oleh Joesron dan Fathorrozi (2003), bahwa kebutuhan manusia relatif tidak terbatas sementara sumber daya yang tersedia sangat terbatas, hal ini mengakibatkan manusia dalam memenuhi setiap kebutuhannya akan berusaha memilih alternatif yang paling menguntungkan bagi dirinya. Lebih lanjut ia katakan bahwa timbulnya perilaku konsumen karena adanya keinginan memperoleh kepuasan yang maksimal dengan berusaha mengkonsumsi barang dan jasa sebanyakbanyaknya, tetapi mempunyai keterbatasan pendapatan. 130

8 Apabila mengacu pada hasil penelitian ternyata ada pengaruh hubungan antara kondisi sosial ekonomi keluarga yang meliputi pendapatan, jenis pekerjaan dan ukuran keluarga secara sendiri-sendiri terhadap pola konsumsi di Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar. Sedangkan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap pola konsumsi di Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar. Tingkat pendidikan kepala keluarga juga berpengaruh terhadap pola konsumsi keluarga. Hasil Survei Biaya Hidup tahun 1989 mendukung keterkaitan tersebut. Hasil survei membuktikan bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga, semakin kecil persentasi pengeluaran untuk konsumsi pangan (Sumarwan 1993). Namun sebaliknya belum tentu mereka yang mempunyai pendidikan tinggi mempunyai tingkat pola konsumsi yang tinggi pula. Jadi untuk meningkatkan pola konsumsi dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan, jenis pekerjaan dan ukuran keluarga tersebut. Faktor sosial ekonomi keluarga yang paling berpengaruh dominan terhadap pola konsumsi di Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar adalah ukuran keluarga. Dengan keluarga yang lebih banyak atau besar, maka dengan sendirinya keperluan untuk halhal pokok saja seperti sandang, pangan dan papan sudah terlihat menjadi lebih banyak dibandingkan dengan keluarga kecil. Besarnya rumah tangga menyatakan jumlah seluruh anggota yang menjadi tanggungan dalam rumah tangga tersebut. Besaran rumah tangga dapat memberikan indikasi beban rumah tangga. Semakin tinggi besaran rumah tangga berarti semakin banyak anggota rumah tangga yang selanjutnya semakin berat beban rumah tangga tersebut untuk memenuhi kebutuhannya, terutama untuk rumah tangga dengan tingkat pendapatan rendah (BPS, 2001). V. KESIMPULAN 1. Hasil penelitian ternyata ada pengaruh hubungan antara kondisi sosial ekonomi keluarga yang meliputi pendapatan, pendidikan, jenis pekerjaan dan ukuran keluarga secara bersama-sama terhadap pola konsumsi di Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Apabila mengacu pada hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa semakin meningkat kondisi sosial ekonomi keluarga, maka semakin meningkat pula pola konsumsi keluarga. 2. Hasil penelitian ternyata ada pengaruh hubungan antara kondisi sosial ekonomi keluarga yang meliputi pendapatan, jenis pekerjaan dan ukuran keluarga secara partial terhadap pola konsumsi di Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Sedangkan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap pola konsumsi di Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga justru semakin kecil pola konsumsi keluarga tersebut. 3. Faktor sosial ekonomi keluarga yang paling berpengaruh dominan terhadap pola konsumsi di Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar adalah ukuran keluarga. Dengan keluarga yang lebih banyak atau besar, maka dengan sendirinya keperluan untuk hal-hal pokok saja seperti sandang, pangan dan papan sudah terlihat menjadi lebih banyak dibandingkan dengan keluarga kecil. Besarnya rumah tangga menyatakan jumlah seluruh anggota yang menjadi tanggungan dalam rumah tangga tersebut. Besaran rumah tangga dapat memberikan indikasi beban rumah tangga. 131

9 DAFTAR PUSTAKA Abustam, M. Idrus Gerak Penduduk, Pembangunan dan Perubahan Sosial. UI- Press. Jakarta Ackley, Gardner Teori Ekonomi Makro. Terjemahan oleh Paul Sitohang Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta Agung, I.Gusti Metode Penelitian Sosial Pengertian dan Pemakaian Praktis. Jakarta Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Petunjuk Teknis Pendataan Keluarga. Jakarta Harper, Laura J. Pangan, Gizi dan Pertanian. Terjemahan oleh Suhardjo UI-Press. Jakarta. Hatmadji, Sri Harijati Transisi Keluarga di Indonesia Suatu Tinjauan Demografis. Warta Demografi. Tahun ke-23 No.5. LD.FEUI. Jakarta. Joesron, T. Suhartati dan M. Fathorrozi Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta. Sediaoetama, A. D Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta. Singarimbun dan Effendi Metode Venelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Sorjani, M Ekologi, Pengelolaan SDA dan Industrialisasi. Prisma. Jakarta. Sukarni, M Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta. Sukirno, Sadono Pengantar Teori Mikroekonomi. Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta Sumarwan Keluarga Masa Depan dan Perubahan Pola Konsumsi. Warta Demografi. Tahun ke-23 No.5. LD.FEUI. Jakarta. Suryadi, A Pendidikan, Investasi dan Pembangunan. Pusat Informatik Balitbang Dikbud. Jakarta. 132

Tahapan Keluarga Sejahtera. Jumlah

Tahapan Keluarga Sejahtera. Jumlah 23 BAB. III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian menerangkan (explanatori research) dan penelitian deskriptif (deskriptif research). Penelitian yang bersifat menerangkan

Lebih terperinci

Pada saat ini sedang terjadi pergeseran nilai di masyarakat, termasuk nilainilai yang berlaku dalam keluarga, misalnya pembagian peran di dalam

Pada saat ini sedang terjadi pergeseran nilai di masyarakat, termasuk nilainilai yang berlaku dalam keluarga, misalnya pembagian peran di dalam 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan didefinisikan secara luas sebagai suatu proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang

Lebih terperinci

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi HM. Pudjihardjo Siti Sunrowiyati Sandi Eka Suprajang Rony Ika Setiawan Aris Sunandes Iwan Setya Putra Tedy Asprino DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN

Lebih terperinci

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi HM. Pudjihardjo Siti Sunrowiyati Sandi Eka Suprajang Rony Ika Setiawan Aris Sunandes Iwan Setya Putra Tedy Asprino DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN

Lebih terperinci

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 1] Hal Juni 2010 ISSN [ S T I E K E S U M A N E G A R A B L I T A R ]

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 1] Hal Juni 2010 ISSN [ S T I E K E S U M A N E G A R A B L I T A R ] JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi HM. Pudjihardjo MENCIPTAKAN DAYA TARIK INVESTASI UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI Iwan Setya Putra PENGGUNAAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN Z- SCORE SEBAGAI

Lebih terperinci

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi HM. Pudjihardjo Siti Sunrowiyati Sandi Eka Suprajang Rony Ika Setiawan Aris Sunandes Iwan Setya Putra Tedy Asprino DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN

Lebih terperinci

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

THE EFFECT OF SULPHUR MINERS INCOME TO THE FAMILY NEEDS FULFILLMENT (Case Study In Crater Ijen Banyuwangi Regency)

THE EFFECT OF SULPHUR MINERS INCOME TO THE FAMILY NEEDS FULFILLMENT (Case Study In Crater Ijen Banyuwangi Regency) 1 PENGARUH PENDAPATAN PENAMBANG BELERANG TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK KELUARGA (Studi Kasus Pada Penambang Belerang Di Kawah Ijen Kabupaten Banyuwangi THE EFFECT OF SULPHUR MINERS INCOME TO THE FAMILY

Lebih terperinci

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong Tanrigiling Rasyid 1, Sofyan Nurdin Kasim 1, Muh. Erik Kurniawan 2 1 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal (The Relationship of Social

Lebih terperinci

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright 2000 BPHN PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA *33776 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 21 TAHUN 1994 (21/1994) Tanggal: 1 JUNI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT E-Jurnal EP Unud, 2 [5] :269-276 ISSN: 2303-0178 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT I Made Adi Wijaya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran yang penting

Lebih terperinci

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT NASABAH UPKD DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi di Desa Pagar Agung Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma)

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT NASABAH UPKD DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi di Desa Pagar Agung Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma) TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT NASABAH UPKD DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi di Desa Pagar Agung Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma) Maryono Abstract This research aimed to know the rate

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

Keywords: management control systems, leadership style, performance company

Keywords: management control systems, leadership style, performance company ABSTRACT Management control system is a series of actions and activities that occur in all activities of the organization and running continuously. Management control is not a separate system within an

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING (SAPI, BABI DAN AYAM ) DI DESA SEA I KECAMATAN PINELENG

PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING (SAPI, BABI DAN AYAM ) DI DESA SEA I KECAMATAN PINELENG PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING (SAPI, BABI DAN AYAM ) DI DESA SEA I KECAMATAN PINELENG Richie A. F. Osak*,V.V.J. Paneleween**, J. Pandey**, I. D.R. Lumenta** Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh MALINDA APTIKA RACHMAH PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN E-Jurnal EP Unud, 2 [6] : 277-283 ISSN: 2303-0178 ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN Wuri Ajeng Chintya Ida Bagus Darsana Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA BURUH INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA BURUH INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA BURUH INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi

Lebih terperinci

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI Adi Bhakti Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi adibhakti@unja.ac.id ABSTRACT This study aims

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Ahmad Ridha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Email : achmad.ridha@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu terentu. Pengeluaran konsumsi menjadi komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015 visi ini dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI (Studi Kasus: Desa Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang) 1) Haga Prana P. Bangun, 2) Salmiah, 3)

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, DAN LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA TEMPE KEDELAI DI DESA JATIGUWI KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, DAN LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA TEMPE KEDELAI DI DESA JATIGUWI KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, DAN LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA TEMPE KEDELAI DI DESA JATIGUWI KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG S K R I P S I Oleh : ENNY YOURIYAH NIM. 010810101316 FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

Pengaruh Kepemimpinan dan Team Work Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. PLN (PERSERO) Cabang Banda Aceh

Pengaruh Kepemimpinan dan Team Work Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. PLN (PERSERO) Cabang Banda Aceh Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT) Indonesian Journal for the Economics, Management and Technology. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi, 1(2), 2017,86-90 Available online at http://journal.lembagakita.org

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Reynol Loho*, B. Rorimpandey**, M. T. Massie**, N. Santa** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages dan Consumers Goods yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian adalah Desa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN 2.1 Tinjuan Pustaka Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

EKONOMI PUBLIK TEORI BARANG SWASTA KELOMPOK 1 :

EKONOMI PUBLIK TEORI BARANG SWASTA KELOMPOK 1 : Ekonomi Kesejahteraan EKONOMI PUBLIK TEORI BARANG SWASTA KELOMPOK 1 : Bangun Putra Agung (1206105019) Geo Harioseno (1206105107) I Putu Arnadi Putra (1306105001) I Gusti Ngurah Agung Anom Arimbawa (1306105002)

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI IKAN DI KOTA BENGKULU ANALYSIS OF FISH CONSUMPTION PATTERNS IN BENGKULU CITY

ANALISIS POLA KONSUMSI IKAN DI KOTA BENGKULU ANALYSIS OF FISH CONSUMPTION PATTERNS IN BENGKULU CITY ANALISIS POLA KONSUMSI IKAN DI KOTA BENGKULU ANALYSIS OF FISH CONSUMPTION PATTERNS IN BENGKULU CITY Aprianto, Nusril, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KEMISKINAN RUMAHTANGGA DI KOTA PARIAMAN. Oleh : Haris Mendra, Syamsul Amar ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KEMISKINAN RUMAHTANGGA DI KOTA PARIAMAN. Oleh : Haris Mendra, Syamsul Amar ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KEMISKINAN RUMAHTANGGA DI KOTA PARIAMAN Oleh : Haris Mendra, Syamsul Amar ABSTRAK The purpose of this research are to analysis the influence of education

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penduduk merupakan potensi sumber daya manusia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KONSUMSI RUMAH TANGGA KARYAWAN BKKBN KABUPATEN BLITAR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KONSUMSI RUMAH TANGGA KARYAWAN BKKBN KABUPATEN BLITAR ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KONSUMSI RUMAH TANGGA KARYAWAN BKKBN KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Oleh ANDRYAN BAGUS RESTU WINARSO NIM.050810101192 ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Financial Leverage, Return On Equity (ROE) dan Firm Size terhadap Tingkat Underpricing (Studi Kasus pada Perusahaan Non Keuangan yang Melakukan Initial Public

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program 22 KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan sejak tahun 2007 telah mengubah pola perilaku keluarga dari menggunakan minyak tanah menjadi menggunakan LPG. Sebagai suatu kebijakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan di bidang pendidikan. Pengembangan sumber daya manusia didasarkan pada kenyataan bahwa

Lebih terperinci

PP 27/1994, PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PP 27/1994, PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Copyright 2000 BPHN PP 27/1994, PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA *33818 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1994 (27/1994)

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 ISSN: 2303-1751 Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 e-jurnal Matematika, Vol. 1, No. 1, Agustus 2012, 99-102 ISSN: 2303-1751 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PDB INDONESIA DENGAN PERSAMAAN SIMULTAN 2SLS NI MADE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional, tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Menurut Saliem dkk dalam Ariani dan Tribastuti (2002), pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh Riza Okvi Yenni 1, Sri Maryati 2, Yolamalinda 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

Fadilah et al., Pendapatan Wanita... 1 Pendapatan Wanita yang Berprofesi Sebagai Guru Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga (Studi Kasus Pada Guru PNS Wanita di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun 2013) Fike Hikmatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional memiliki hakekat mewujudkan masyarakat aman, damai dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus berupaya melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penduduk merupakan potensi sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Khusnul Khotimah, 2014 Studi Deskripsi Kemiskinan di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Khusnul Khotimah, 2014 Studi Deskripsi Kemiskinan di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap negara di dunia adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan bisa terjadi dimana saja dan dimensi kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep usahatani Soekartawi (1995) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk merupakan kenaikan jumlah penduduk dari periode tertentu di suatu daerah, akibat jumlah kelahiran semakin yang meningkat (Badan Pusat Statistika,

Lebih terperinci

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA Artikel MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA Mardiya Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan perjuangan hidup, diakui atau tidak, perhatian kita terhadap pentingnya penduduk

Lebih terperinci

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN

JURNAL KOMPILEK. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. [Vol 2, No. 2] Hal Desember 2010 ISSN JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi HM. Pudjihardjo Siti Sunrowiyati Sandi Eka Suprajang Rony Ika Setiawan Aris Sunandes Iwan Setya Putra Tedy Asprino DINAMIKA PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN BERAS IR 64 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSINYA DI KOTA BENGKULU. Ahmad Rayendra.

KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN BERAS IR 64 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSINYA DI KOTA BENGKULU. Ahmad Rayendra. KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN BERAS IR 64 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSINYA DI KOTA BENGKULU Ahmad Rayendra Abstract The objective of this research were ; 1) to know the level of consumer

Lebih terperinci

Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi

Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi Analisis Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi Junaidi, Junaidi; Z,Zulfanetti; Hardiani, Hardiani ABSTRAK Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi ketenaga kerjaan di Provinsi Jambi yang mencakup

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (Tannia Octasari) 495 PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN 2009-2013 THE EFFECT OF ECONOMIC

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan bahwa keluarga

Lebih terperinci

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Keluarga Sejahtera Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat Menteri Negara Kependudukan BKKBN

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banyuwangi Tahun (PDRB)

Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banyuwangi Tahun (PDRB) Wahyudi et al., Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi... 67 Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banyuwangi 2010-2014 (PDRB) Analysis of

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI

PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI Muhammad Hasan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar Email : hasdiansa@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Salah satu output yang diharapkan dalam pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut Menteri Kesehatan (2000), SDM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persedian sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persedian sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Secara ekonomi kemiskinan dapat diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI Syaifuddin, Adi Bhakti, Rahma Nurjanah Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PENERAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA BADAN LAYANAN UMUM

KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PENERAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA BADAN LAYANAN UMUM KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PENERAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA BADAN LAYANAN UMUM Rini Tri Hastuti Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR 1) Alvina Novita Dewi 1), PW. Agung 2) Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja Migrasi kerja merupakan reaksi atas tekanan interaksi faktor-faktor positif, negatif dan netral (Hugo 1981). Suryana (1979) menyatakan tekanan itu berupa tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan modal dasar utama dalam pembangunan suatu negara. Penduduk yang besar dan berkualitas merupakan investasi yang berharga dengan produktifitasnya yang

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PERUSAHAAN PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PERUSAHAAN PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PERUSAHAAN PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH TANTRI EKA WARDANA 100522136 PROGRAM STUDI STRATA-1

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHASILAN KELUARGA BURUH TETAP DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NUSANTARA XII UNIT GLANTANGAN JEMBER SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHASILAN KELUARGA BURUH TETAP DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NUSANTARA XII UNIT GLANTANGAN JEMBER SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHASILAN KELUARGA BURUH TETAP DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN NUSANTARA XII UNIT GLANTANGAN JEMBER SKRIPSI Oleh : AGUNG PRIYAMBODO NIM 070810101132 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) Nur Avni Rozalia Hamida Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: JELLY SASTRA PIKA 12090038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Kasus Pada Tahun 2007 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu pemerataan (distribution of income)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi memiliki pengertian yang sangat luas. Menurut akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai suatu fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam meningkatkan kesejahteraan tersebut, salah satunya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA DI KOTA BINJAI SKRIPSI OLEH INDAH KHAIRANI NIM :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA DI KOTA BINJAI SKRIPSI OLEH INDAH KHAIRANI NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA DI KOTA BINJAI SKRIPSI OLEH INDAH KHAIRANI NIM : 070523005 Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci