PROPOSAL. Penelitian: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. April 2016
|
|
- Vera Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROPOSAL Penelitian: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia Pusat Penelitian HIV & AIDS Unika Atma Jaya April 2016 Pusat Penelitian HIV & AIDS Unika Atma Jaya Jl. Jenderal Sudirman 51 Jakarta Telp/Fax: (021) Website: www. arc-atmajaya.org
2 Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia I. Latar Belakang Berbagai permasalahan sosial yang timbul di beberapa tahun terakhir diikuti pula dengan berkembangnya penggunaan beberapa platform media sosial untuk berbagai kepentingan advokasi. Perubahan sosial yang terjadi mendorong berbagai pihak pembuat kebijakan untuk lebih mempertimbangkan penggunaan ilmu pengetahuan dan ide-ide kreatif untuk membuat kebijakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat atau "citizen-centric" (Ferro, Loukis, Charalabidis, & Osella, 2013). Beberapa penelitian juga membahas bagaimana para pembuat kebijakan mulai menggunakan berbagai praktik sederhana melalui penggunaan media sosial dengan tujuan untuk melihat interaksi masyarakat dan pada akhirnya menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan (Bertot, et al., 2012; Charalabidis et al., 2012; Ferro et al., 2013; Gal-Tzur et al., 2014) Media advokasi adalah strategi penggunaan media untuk meningkatkan inistiatif kebijakan publik. Hal ini mengakar dari advokasi komunitas dan memiliki tujuan untuk mempromosikan kebijakan publik yang lebih sehat, yang tadinya fokus pada personal menjadi sosial, yang tadinya hanya pada tataran praktik menjadi ke arah kebijakan (Wallack, 1994). Praktik-praktik penggunaan media sosial mulai banyak digunakan tidak hanya oleh pemerintah atau pembuat kebijakan melainkan juga di tataran organisasi masyarakat sipil. Guo & Saxton (2014) menyatakan bahwa organisasi nonprofit menggunakan media sosial untuk tujuan membantu upaya-upaya advokasi dengan cara menjangkau tokoh-tokoh komunitas melalui jejaring yang ada dan dengan memobilisasi jaringan yang ada untuk suatu rencana aksi bersama. Hal ini juga didukung oleh berbagai studi yang mengeksplorasi penggunaan media sosial dalam kegiatan advokasi yang dilakukan organisasi masyarakat sipil (OMS) (Bortree & Seltzer, 2009; Edwards & Hoefer, 2010; Greenberg & MacAulay, 2009). Advokasi secara harafiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau pengadilan dan digunakan ketika seseorang yang sedang tersangkut perkara atau pelanggaran hukum untuk dapat memperoleh keadilan yang sesungguh-sungguhnya. Kegiatan advokasi ini kemudian tidak hanya digunakan dalam bidang hukum saja namun dalam berbagai bidang lainnya. Kegiatan advokasi biasanya meliputi kegiatan edukasi publik, mempengaruhi opini publik, mengadakan penelitian untuk menginterpretasikan masalah dan merekomendasikan solusi, mobilisasi publik, merencanakan agenda kebijakan, kegiatan melobi, implementasi kebijakan, monitor dan umpan balik. Kegiatan advokasi dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, termasuk OMS walaupun tanpa inisiasi dari pemerintah. Advokasi kebijakan dapat diartikan sebagai berbagai aktivitas yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak-pihak tertentu untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijakan (Gen & Wright, 2012).
3 Di Indonesia, penggunaan internet dan media sosial oleh OMS dalam berbagai kegiatan advokasi juga mengalami peningkatan khususnya dalam 5 tahun terakhir. Beberapa OMS secara sengaja didirikan untuk tujuan advokasi publik berbasis ICT. Sebut saja change.org yang melakukan advokasi publik dengan cara membuat petisi mengenai suatu isu yang disebarkan melalui untuk kemudian menjadi pembahasan di masyarakat dan ditujukan pada pemangku yang berwenang dan pada akhirnya mengarah pada perubahan kebijakan. Salah satu usaha petisi yang berhasil diusung oleh lembaga ini adalah tentang penghentian penggunaan bom dalam penangkapan ikan di Mentawai. Terkait isu HIV, Indonesia AIDS Coalition (IAC) pada tahun 2010 membuat kampanye melalui akun Twitter ODHAberhaksehat dengan tujuan meningkatkan kepedulian masyarakat luas terkait isu HIV serta penjangkauan dan dukungan bagi ODHA. IAC juga mulai mengembangkan teknologi lain seperti AIDS Digital dan imonitor yang dapat digunakan untuk meningkatkan dukungan bagi ODHA. Contoh lainnya ada gueberani.com yang menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter dan BBM chat untuk memperluas cakupan program termasuk meningkatkan akses layanan VCT dan kesehatan lainnya untuk kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di DKI Jakarta. Selain melakukan kegiatan service delivery dan monitoring berbagai kegiatan untuk komunitas dan kelompok marginal, OMS juga melakukan rangkaian kegiatan advokasi. Advokasi dilakukan melalui berbagai kegiatan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan masyarakat khususnya terkait program-program yang dijalankan baik oleh pemerintah maupun OMS itu sendiri. Ada begitu banyak OMS di Indonesia yang saat ini menjalankan program penanggulangan HIV dan AIDS melalui beberapa kegiatan yang menyasar ke kelompok yang rentan dengan penularan HIV. Spicer et al. (2011) menyatakan bahwa ada banyak penelitian membuktikan bahwa kegiatan advokasi yang dijalankan OMS turut mempengaruhi kebijakan kesehatan dan bahwa kapasitas OMS memiliki pengaruh yang penting yang meliputi kepemimpinan, jejaring kerja, kredibilitas, serta informasi dan sumber daya. Beberapa studi telah mencoba membahas mengenai kapasitas OMS dalam kegiatan advokasi untuk kelompok rentan (Biradavolu et al., 2009; Doyle & Patel, 2008; Price, 2003), namun hanya sedikit sekali studi yang fokus pada isu kebijakan HIV (Halmshaw & Hawkins, 2004). Bahkan, penelitian terkait kegiatan advokasi OMS HIV khususnya terkait penggunaan ICT ini masih sangat terbatas di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pemanfaatan media sosial dalam kegiatan advokasi yang dijalankan oleh OMS HIV di Indonesia. Demikian juga penelitian ini juga akan mendalami berbagai aspek yang mempengaruhi kegiatan advokasi yang dijalankan OMS baik yang lahir berbasis ICT maupun yang menjalani kegiatan advokasi secara tradisional. Semakin meningkatnya penggunaan ICT dalam kegiatan advokasi oleh OMS mendorong pentingnya pemahaman dan analisa mengenai bagaimana advokasi yang dilakukan OMS dapat mempengaruhi proses pembuatan kebijakan kesehatan di Indonesia.
4 II. Tujuan Penelitian II.A. Tujuan Umum Mengidentifikasi pemanfaatan media sosial untuk mendukung advokasi kebijakan yang dijalankan oleh OMS HIV di Indonesia. II.B. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi kegiatan advokasi yang dilakukan oleh OMS yang bergerak dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. 2. Mendokumentasikan proses advokasi kebijakan yang telah dilakukan oleh OMS yang bergerak dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS sejak dari pengembangan agenda kebijakan hingga tersusun dan dilaksanakannya kebijakan tersebut. 3. Mengidentifikasi penggunaan media sosial untuk mendukung kegiatan OMS yang selama ini dilakukan (dalam kegiatan layanan, pendidikan dan advokasi). 4. Mengidentifikasi persepsi OMS terhadap pemanfaatan media sosial untuk mendukung upaya advokasi yang dilakukan. 5. Menyediakan praktek-praktek yang baik dalam pemanfaatan media sosial dalam advokasi kebijakan yang dilakukan oleh OMS secara umum. III. Kerangka Konseptual Dalam memahami proses advokasi kebijakan yang dijalankan oleh OMS dalam penanggulangan HIV maka penelitian ini mengadaptasi model advokasi kebijakan yang disusun oleh Gen & Wright (2012) yang dijelaskan dengan gambar sebagai berikut: Input Kegiatan Hasil Kerangka teori advokasi kebijakan ini terdiri dari 3 kategori utama yaitu: 1. Input Dalam hal ini input yang dimaksud adalah kompetensi yang sangat dibutuhkan untuk melakukan kegiatan advokasi. Kompetensi yang dimaksud antara lain: a. Kemandirian
5 Hal ini meliputi potensi-potensi yang dimiliki lembaga. Kemandirian dilihat dari bagaimana lembaga menghidupi dan memastikan keberadaannya di masa mendatang dengan berbagai strategi untuk menjawab tantangan-tantangan organisasi ke depan. Kemandirian yang dimaksud adalah kebebasan lembaga dari kepentingan pihak-pihak lain untuk memperjuangkan kepentingan konstituennya. b. Jaringan Hal ini meliputi kemampuan untuk mengorganisasikan aksi bersama dan strategi kerjasama dengan organisasi lain, memiliki hubungan baik dengan organisasi lain, baik berupa kerjasama maupun partisipasi masyarakat luas. c. Keahlian khusus Hal ini mencakup kapasitas organisasi termasuk pengetahuan dan keahlian dan kompetensi dalam menjalankan program-program lembaga. d. Sumber daya material Hal ini merupakan input penting dalam kegiatan advokasi, meliputi sumber daya manusia, komitmen, sumber daya lainnya, dan pendanaan. 2. Kegiatan Merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam kegiatan advokasi yaitu mencakup: a. Mobilisasi dan pelibatan publik, termasuk penjangkauan, mengorganisir komunitas b. Membangun koalisi, termasuk melobi, membangun hubungan kerjasama c. Kampanye pesan advokasi, informasi, termasuk penelitian, analisis kebijakan, labeling, edukasi, presentasi dan briefing dan advokasi media d. Usaha pembaharuan e. Mempertahankan agenda advokasi f. Pemantauan kebijakan 3. Outcome/hasil yang terdiri dari 3 tingkatan yaitu: a. Proximal outcomes (jarak dekat dan lebih langsung), mencakup aspek: i. Perubahan dalam pandangan publik 1. Perubahan dalam kepedulian, kepercayaan, sikap, nilai dan perilaku 2. Penguatan dukungan, peningkatan partisipasi publik ii. Perubahan pandangan dalam pembuat kebijakan b. Distal outcomes, mencakup adopsi kebijakan dan perubahan pelaksanaan c. Impact (perubahan yang diharapkan), mencakup perubahan dalam populasi target dan perubahan layanan dan sistem. IV. Metode Penelitian IV.A. Desain Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pemanfaatan media sosial dalam kegiatan advokasi kebijakan yang dijalankan oleh OMS HIV di Indonesia. Untuk itu penelitian ini akan menggunakan pendekatan mixed-methods dimana pendekatan kualitatif akan digunakan untuk menggali berbagai informasi untuk menggambarkan secara lebih
6 mendalam tentang proses penggunaan media sosial dan upaya advokasi kebijakan yang dilakukan oleh LSM atau OMS baik yang bergerak dalam bidang HIV dan AIDS maupun tidak. Pendekatan kuantitatif dalam hal ini metode survei juga akan digunakan untuk melihat secara luas penggunaan media sosial bagi OMS dalam bidang HIV dan AIDS untuk mendukung kegiatannya baik dalam bidang pendidikan masyarakat, penyediaan layanan dan upaya advokasi. Sebagai upaya untuk membagun pemahaman yang lebih mendalam tentang advokasi oleh OMS dan penggunaan media sosial oleh OMS maka sebelum dilakukannya pengumpulan data akan dilakukan terlebih dahulu kajian pustaka baik dari sumber jurnal ilmiah atau laporan-laporan kegiatan advokasi yang diproduksi oleh OMS atau lembaga lain yang mendukung OMS. IV.B. Responden penelitian Target populasi dari penelitian ini adalah OMS di Indonesia yang melakukan kegiatan advokasi kebijakan baik yang bergerak dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS maupun yang tidak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh penggunaan media sosial dalam advokasi kebijakan yang dilakukan OMS-OMS tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive dimana peneliti telah menentukan responden dan OMS sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. OMS yang bergerak dalam bidang HIV dan AIDS di enam kota di Indonesia dengan kategori sebagai berikut: a. Kelompok komunitas populasi kunci b. Principal Recipients (PR) dari Global Fund (GF) c. OMS yang melakukan kegiatan advokasi kebijakan di enam kota Indonesia 2. OMS yang bukan bergerak dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS dan melakukan kegiatan advokasi terkait isu-isu yang diusungnya serta keberadaannya diketahui oleh OMS lain di daerahnya. 3. OMS berbasis ICT yang bukan bergerak dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS tetapi telah diketahui menggunakan media sosial sebagai media advokasinya yang akan digunakan untuk menggali praktek-praktek advokasi yang telah dilakukannya. IV.C. Lokasi Penelitian Berdasarkan hal tersebut, maka lokasi penelitian untuk penelitian ini adalah tingkat nasional, sementara untuk penggalian praktek-praktek yang baik tentang penggunaan media sosial dalam advokasi akan dilakukan di enam kota yaitu Kota Jakarta, Kota Medan, Kota Bandung, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya dan Kota Denpasar. Pemilihan kota-kota ini sebagai fokus untuk penggalian praktek yang baik karena gerapan-gerakan advokasi kebijakan banyak dilakukan di kota-kota tersebut. IV.C. Metode Pengumpulan data Beberapa metode pengumpulan data akan digunakan untuk memperoleh informasiinformasi yang relevan dengan tujuan penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Web Survey
7 Penelitian ini akan menggunakan Web Survey yaitu sebuah metode pengumpulan data kuantatif menggunakan survei berbasis website. Dengan metode ini, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara mengirimkan atau pesan berisi link/tautan yang berisi kuesioner (dalam bentuk HTML) kepada responden yang dituju. Dalam penelitian ini link tersebut akan dikirimkan kepada OMS yang bergerak dalam bidang HIV dan AIDS di Indonesia. Dengan Web Survey maka informasi yang dikumpulkan dapat lebih cepat diperoleh karena dapat langsung diisi dan dikirimkan kembali sesaat setelah responden selesai merespon survei tersebut. Untuk mengadministrasikan hal ini maka penelitian ini akan menggunakan survey monkey. b. Kelompok Diskusi Terarah Pengumpulan data primer akan dilakukan untuk memetakan situasi penggunaan media sosial di wilayah penelitian. Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara kelompok diskusi terarah dan wawancara. Kelomok diskusi terarah akan dilakukan kepada OMS yang bergerak dalam bidang HIV dan AIDS (baik yang berbasis ICT maupun tradisional) di masing-masing kota dengan menggunakan pedoman yang menggali mengenai jenis, proses dan aksesibilitas penggunaan media sosial dalam kegiatan advokasi yang mereka jalankan. Demikian juga dikembangkan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk menggali kegiatan advokasi yang dilakukan lembaga dengan kerangka teori advokasi kebijakan meliputi input, activities dan outcomes. Kriteria informan yang diharapkan dapat mewakili lembaga dalam kelompok diskusi terarah, yaitu: Direktur/Program Manajer/Staf Advokasi/Staf IT. c. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam akan dilakukan untuk memperoleh informasi terkait praktikpraktik yang baik dalam penggunaan media sosial dalam kegiatan advokasi yang dilakukan oleh OMS yang bergerak di isu lain (selain HIV) di masing-masing kota dan OMS berbasis ICT di kota Jakarta. Adapun kriteria informan yang akan diwawancarai secara mendalam adalah sebagai berikut: 1. Direktur OMS yang melakukan kegiatan advokasi menggunakan media sosial atau 2. Staf advokasi OMS yang melakukan kegiatan advokasi menggunakan media sosial. II.E. Analisis data Data survei yang merupakan data kuantitatif akan dianalisis dengan menggunakan tabulasi frekuensi untuk setiap variabel yang menjadi fokus penelitian ini. Demikian juga untuk mengetahui perbedaan karakteristik yang bermakna dari responden terkait dengan variabel-variabel tertentu akan digunakan X 2 (kai kuadrat). Data kualitatif akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis thematic yang relevan dengan tujuan penelitian yang ditemukan dalam wawancara, kajian pustaka atau diskusi kelompok terarah. Triangulasi akan dilakukan dengan membandingkan informasi yang diperoleh dari wawancara satu dengan wawancara yang lain di dalam satu daerah. Jika memungkinkan, triangulasi juga akan dilakukan dengan membandingkan atara temuan data primer dengan sekunder. Kategori thema awal dikembangkan berdasarkan kerangka
8 kerja yang diadaptasi dari Gen & Wright (2012) tentang model advokasi kebijakan. Tematema lanjutan akan dikembangkan berdasarkan kecenderungan isu yang dominan yang muncul dari hasil wawancara. II.F. Waktu pelaksanaan penelitian No Kegiatan 1 Tahap persiapan (perijinan, x x x perencanaan) 2 Pembuatan instrumen x x penelitian 3 Komisi etik x x 4 Kajian pustaka x x x x x 5 Pelatihan untuk enumerator x x Bulan Mei Juni Juli Pengumpulan data x x x x 7 Analisa data x x x x x 9 Penulisan laporan penelitian x x x x
9 Referensi Bertot, J. C., Jaeger, P. T., & Hansen, D. (2012). The impact of polices on government social media usage: Issues, challenges, and recommendations. Government Information Quarterly, 29(1), Charalabidis, Y., & Loukis, E. (2012). Participative Public Policy Making Through Multiple Social Media Platforms Utilization. International Journal of Electronic Government Research, 8(3), Ferro, E., Loukis, E. N., Charalabidis, Y., & Osella, M. (2013). Policy making 2.0: From theory to practice. Government Information Quarterly, 30(4), Gal-Tzur, A., Grant-Muller, S. M., Minkov, E., & Nocera, S. (2014). The Impact of Social Media Usage on Transport Policy: Issues, Challenges and Recommendations. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 111, Gen, S. & Wright A.C. (2012) A Framework for Policy Advocacy. Western Political Science Association Annual Meeting (pp. 1-43). Portland, United States: Western Political Science Association. Guo, C., & Saxton, G. D. (2014). Tweeting social change: How social media are changing nonprofit advocacy. Nonprofit and Voluntary Sector Quarterly, 43(1), Wallack, L. (1994). Media advocacy: a strategy for empowering people and communities. Journal of Public Health Policy, 15(4),
LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.
LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk terlibat dalam penelitian Pemanfaatan Media
Lebih terperinciLEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.
LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk terlibat dalam penelitian Pemanfaatan Media
Lebih terperinciJudul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia
Judul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia Pengantar Penelitian ini berjudul "Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia",
Lebih terperinciPanduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti
Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan. 2. Pastikan anda sudah mempelajari CSO/CBO
Lebih terperinciPenjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun
Catatan Kebijakan # 3 Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Stigma terhadap penggunaan narkoba di masyarakat selama ini telah membatasi para pengguna narkoba untuk memanfaatkan layananlayanan
Lebih terperinciLaporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia
Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia
Lebih terperinciKategori: Tokoh Annex 2
LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Penelitian Operasional: Fisibilitas dan Akseptabilitas Program Pencegahan Penularan HIV pada Pengguna Crystal Meth di DKI Jakarta UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk
Lebih terperinciKerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia.
Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia. Latar Belakang Perkembangan HIV-AIDS di Indonesia Triwulan
Lebih terperinciPESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL
POLICY BRIEF 03 PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL Layanan HIV dan AIDS yang Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB)
Lebih terperinci1 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m S t a k e h o l d e r N a s i o n a l
Wawancara Mendalam dengan Pemerintah/Mitra Pembangunan Internasional/Jaringan Nasional I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dan saran yang terkait dengan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Peneliti akan menjelaskan
Lebih terperinciUntuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!
Policy Brief Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit! Pesan Pokok Perluasan cakupan perawatan HIV hingga saat ini masih terbatas karena adanya berbagai hambatan baik dari
Lebih terperinciHealth for All NOW! Aditya Wardhana Indonesia AIDS Coalition Alumni IPHU
Health for All NOW! Aditya Wardhana Indonesia AIDS Coalition Alumni IPHU People Health Assembly 1 "I am here to show solidarity with fellow activists. There is a need to create a critical mass of people
Lebih terperinciCall for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)
Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) A. LATAR BELAKANG Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan pada tahun 2012 di Indonesia
Lebih terperinciCall for Proposal SUB-RECIPIENT (SR) NASIONAL COMMUNITY SYSTEM STRENGTHENING (CSS) DAN REMOVING LEGAL BARIER (RLB)
Call for Proposal SUB-RECIPIENT (SR) NASIONAL COMMUNITY SYSTEM STRENGTHENING (CSS) DAN REMOVING LEGAL BARIER (RLB) A. LATAR BELAKANG Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan pada tahun 2012 di Indonesia
Lebih terperinciIKATAN PEREMPUAN POSITIF INDONESIA - IPPI Jaringan Nasional Perempuan yang hidup dengan HIV dan AIDS
LAPORAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MENGENAI KERENTANAN PEREMPUAN TERHADAP KEKERASAN DAN PENULARAN HIV BAGI KONSELOR I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pencegahan dan penanggulangan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM
KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM Jakarta, 16 Januari 2016 Sebagai bagian dari upaya pengendalian HIV-AIDS di Indonesia, pemerintah melalui Country
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor
Lebih terperinci1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN
1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1.1 Pengadilan telah mengumumkan visi, misi (tujuan), dan detil bagaimana memenuhi nilai dasar (seperti : aksesibilitas, aktualitas, dan keadilan). 1.2 Pimpinan
Lebih terperinciPedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu
Lampiran 1 Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu 1. PENDAHULUAN 1.1. Pertimbangan Umum Penggunaan dan ketergantungan napza adalah
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian audit komunikasi pada umumnya merupakan jenis penelitian terapan yang menggunakan strategi penelitian ganda (multiple research strategies), istilah
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM
KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM Jakarta, 11 Februari 2016 Sebagai bagian dari upaya pengendalian HIV-AIDS di Indonesia, pemerintah melalui Country
Lebih terperinciTerm of Reference LEMBAGA KESEHATAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA
Term of Reference Call for Letter of Interest (LoI) Untuk Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM LEMBAGA KESEHATAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA Jakarta, 11 Februari 2016
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN Workshop Penyusunan Protokol Penelitian Tahap I. Pemetaan Kebijakan AIDS dan Sistem Kesehatan di Tingkat Nasional dan Daerah
KERANGKA ACUAN Workshop Penyusunan Protokol Tahap I. Pemetaan Kebijakan AIDS dan Sistem Kesehatan di Tingkat Nasional dan Daerah I. LATAR BELAKANG Kebijakan kelembagaan penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia
Lebih terperinciPengaruh Global Health Initiative Terhadap Keberadaan dan Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam Pengendalian HIV di Indonesia
Pengaruh Global Health Initiative Terhadap Keberadaan dan Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam Pengendalian HIV di Pengaruh Global Health Initiative Terhadap Keberadaan dan Peran Organisasi Masyarakat
Lebih terperinciPerlindungan Sosial yang Sensitif
Perlindungan Sosial yang Sensitif terhadap HIV : Masa Lalu, Sekarang dan Masa Depan Ignatius Praptoraharjo, PhD Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Situasi HIV
Lebih terperinciKebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia
Kebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia Kerjasama: Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM & Pemerintah Australia Latar Belakang Pro dan kontra tentang
Lebih terperinciIsu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia
Isu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia Budi Utomo HIV Cooperation Program for Indonesia Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang 4-7 September 2013 Topik bahasan Memahami kebijakan
Lebih terperinciRingkasan Proyek TUJUAN MITRA UTAMA JANGKA WAKTU. 3 tahun (2014 September 2017) Regional International Domestic Workers Federation (IDWF) DONOR
PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga guna Menghapus Pekerja Rumah Tangga Anak Ringkasan Proyek National Mengurangi pekerja rumah tangga anak (PRTA) secara signifikan dengan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pemerintahan yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciProgram SUM di Konferensi AIDS Nasional Indonesia Lokakarya Peningkatan Keterampilan untuk Memperkenalkan Perangkat Penilaian Baru
Technical Brief 8 Oktober 2011 Program SUM di Konferensi AIDS Nasional Indonesia Lokakarya Peningkatan Keterampilan untuk Memperkenalkan Perangkat Penilaian Baru Tanya Jawab Q: Bagaimana RETA dapat digunakan
Lebih terperinciPenanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana
CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS
Lebih terperinciUNDANGAN MENGAJUKAN PROPOSAL
UNDANGAN MENGAJUKAN PROPOSAL Program CSO Funding Facility Strengthening Disaster Risk Reduction (DRR) and Promoting Community Resilience in Aceh, Indonesia IOM Indonesia KEPADA: Lembaga Swadaya Masyarakat
Lebih terperinciBAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 9.I Kesimpulan Hasil penelitian ini menjawab beberapa hal, sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian tesis ini,
BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 9.I Kesimpulan Hasil penelitian ini menjawab beberapa hal, sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian tesis ini, yaitu: 1. Tahapan dan Bentuk Gerakan Lingkungan di
Lebih terperinciOPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF. Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif
OPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif Transformasi Industri Ekstraktif Melalui Open Data Indonesia, bangsa yang dulunya masih
Lebih terperincig. Apakah saat ini ada mekanisme untuk memantau perkembangan kasus HIV dan AIDS di wilayah ini? Kalau iya, dalam bentuk apa pemantauan ini dilakukan?
Panduan Kunjungan Lapangan Desk Review Riset Kebijakan dan Penyusunan Program HIV/AIDS Dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia PKMK FK UGM AusAID I. Panduan Wawancara Pertanyaan Umum: 1) Apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sangat cepat membawa dampak yang begitu besar terhadap pemanfaatan dan implementasi dari Teknologi itu sendiri.
Lebih terperinciLatar Belakang Semua Keluarga Ikut KB
Latar Belakang Penyuluh KB mempunyai tugas sebagai penggerak keluarga/masyarakat dalam program KB visi program Semua Keluarga Ikut KB Perlu dilakukan KIE yang efektif para pengambil keputusan Pelaksanaan
Lebih terperinciDELPHI II Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya
DELPHI II Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya Terimakasih telah bersedia berpartisipasi dalam survei Delphi terkait
Lebih terperinciADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah
ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah Petunjuk Umum: Baca dan tandatangani pernyataan patuh pada Etika Akademik Pilihan Ganda 1. Berilah tanda silang pada lembar jawaban dengan memilih
Lebih terperinciPenilaian Kapasitas Organisasi
Penilaian Kapasitas Organisasi Lembar Penilaian Nama Organisasi: Alamat: Visi dan Misi: Aktivitas Utama: Tanggal Penilaian: Penilai: Skala Pemeringkatan 0 Tidak dapat diterapkan atau tidak tersedia cukup
Lebih terperinciKerangka Acuan Rekrutmen/Pemilihan Sub Sub-Recipient
Kerangka Acuan Rekrutmen/Pemilihan Sub Sub-Recipient Latar Belakang Sebagai bagian dari upaya pengendalian HIV-AIDS di Indonesia, pemerintah melalui Country Coordinating Mechanism Global Fund for AIDS,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Rutan Kelas I Surakarta, Rutan Kelas IIB Wonogiri, Lapas Kelas IIA Sragen dan Lapas Kelas IIB Klaten.
Lebih terperinciSurvei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya
Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya Terimakasih telah bersedia berpartisipasi dalam survei Delphi terkait pengembangan
Lebih terperinciOptimalisasi Media Sosial Pemerintah
Optimalisasi Media Sosial Pemerintah Dalam Rangka Diseminasi Informasi Ismail Cawidu Kapus Informasi & Humas Kominfo Disampakan dalam acara Forum Humas Kementerian Perdagangan Jakarta, 22 Desember 2015
Lebih terperinciCall for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG
Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG Kementerian Kesehatan (Kemenkes), berdasarkan hasil pemodelan matematika AIDS Epidemic Modeling (AEM), memperkirakan pada tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat, khususnya Kebijakan dan Manajemen Kesehatan dan bidang. Obstetri Ginekologi, khususnya Obstetri Sosial.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, khususnya Kebijakan dan Manajemen Kesehatan dan bidang Obstetri Ginekologi,
Lebih terperinciLaporan Tahunan. Sloka Institute 2010
Laporan Tahunan Sloka Institute 2010 Pengantar Tahun 2010 membawa harapan baru bagi keterbukaan informasi di Indonesia. Sejak tanggal 1 Mei 2010 lalu, Undangundang No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Lebih terperinciPROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur
PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur Kasih Plus... Merupakan sebuah Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS yang menjadi Penggagas untuk Kelompok Dukungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Agar eksistensinya dapat terjaga, organisasi harus mendapat dukungan dari publiknya, dimana dukungan
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN
PENGARUH STIGMA DAN DISKRIMINASI ODHA TERHADAP PEMANFAATAN VCT DI DISTRIK SORONG TIMUR KOTA SORONG Sariana Pangaribuan (STIKes Papua, Sorong) E-mail: sarianapangaribuan@yahoo.co.id ABSTRAK Voluntary Counselling
Lebih terperinciterm of reference Kursus Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS dalam Sistem Kesehatan Nasional
term of reference Kursus Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS dalam Sistem Kesehatan Nasional Angkatan ke 3 Periode Februari April Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM Department
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kualitatif sesuai dengan kerangka analisis yang diajukan penulis yang kemudian dipakai untuk mendesain penelitian
Lebih terperinciAIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM
AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM Latar Belakang Respon penanggulangan HIV dan AIDS yang ada saat ini belum cukup membantu pencapaian target untuk penanggulangan HIV dan AIDS
Lebih terperinciPemerintahan Terbuka Via Alat Pengaduan. Festival HAM Bojonegoro: 30 November 2016
Mencari Model Pemerintahan Terbuka Via Alat Pengaduan Festival HAM Bojonegoro: 30 November 2016 Struktur Presentasi Latar belakang & metodologi Temuan penelitian Rflkid Refleksi dan rekomendasi 11/22/2016
Lebih terperinciRENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK
RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK Sebagai para pemimpin partai politik, kami memiliki komitmen atas perkembangan demokratik yang bersemangat dan atas partai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang melibatkan penyebaran informasi diantara politisi, media baru dan masyarakat (Norris, 2004: 1).
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN OPERASIONAL:
PROPOSAL PENELITIAN OPERASIONAL: Kelayakan Integrasi Penemuan Kasus TB Secara Aktif pada kelompok Populasi Kunci ke dalam Kegiatan Outreach Program HIV Pusat Penelitian HIV & AIDS Unika Atma Jaya Jl. Jenderal
Lebih terperinciNEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM
KERANGKA ACUAN Letter Of Interest dan Concept Note Untuk Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM Dibawah Sub Recipient (SR) Persaudaraan Korban Napza Indonesia (PKNI) Melalui
Lebih terperinciLatar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia
Lecture Series Inisiasi Dini Terapi Antiretroviral untuk Pencegahan dan Pengobatan Oleh Pusat Penelitian HIV & AIDS Atma Jaya Jakarta, 25 Februari 2014 Pembicara: 1) Yudi (Kotex, perwakilan komunitas)
Lebih terperinciPokok Bahasan Latar Belakang Tujuan Peta Distribusi Penasun dan Lokasi SCP Metodologi Temuan: Kesimpulan Rekomendasi Lampiran
SCP Penasun 2010 1 Pokok Bahasan Latar Belakang Tujuan Peta Distribusi Penasun dan Lokasi SCP Metodologi Temuan: 1. Karakteristik Responden 2. Perilaku Akses ASS dan Perilaku Menyuntik 3. Perilaku Seksual
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor
BAB 5 KESIMPULAN Sebagaimana dirumuskan pada Bab 1, tesis ini bertugas untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan pokok. Pertanyaan pertama mengenai kemungkinan adanya variasi karakter kapasitas politik
Lebih terperinciMETODE PARTISIPATIF DALAM PENELITIAN KOMUNITAS ELLYA SUSILOWATI
METODE PARTISIPATIF DALAM PENELITIAN KOMUNITAS ELLYA SUSILOWATI LATAR BELAKANG Evidence based practice intervensi pekerjaan sosial Menempatkan komunitas termarginalkan, powerless, sulit menyuarakan hak
Lebih terperinciKerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia
Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan
Lebih terperinci2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,
Lebih terperinciSecara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:
PERENCANAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS YANG INDEPENDEN PADA SEKTOR RELAWAN Pada tahun 1992, Dewan Perencanaan Sosial Halton bekerjasama dengan organisasi perencanaan sosial yang lain menciptakan Jaringan
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciSebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial
Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial Rangkuman Makalah Diskusi Mengenai Keberlanjutan Sosial Maret 2016 Kota Sydney Rangkuman Sebuah kota untuk semua: semua orang berkembang
Lebih terperinciGLOBAL ADVOCACY PLATFORM
GLOBAL ADVOCACY PLATFORM 2 PENDAHULUAN Platform advokasi global (The Global Advocacy Platform) dibentuk untuk mendukung upaya advokasi yang dilakukan oleh IIA, chapter, sukarelawan, anggota, pemangku kepentingan
Lebih terperinciA d v o k a s i K e s e h a t a n F a k u l t a s K e s e h a t a n M a s y a r a k a t U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a S E S I 2
A d v o k a s i K e s e h a t a n F a k u l t a s K e s e h a t a n M a s y a r a k a t U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a S E S I 2 Fasilitator : Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH Program Sarjana
Lebih terperinciEtika Profesi Public Relations
Modul ke: Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:
Lebih terperinciWhat is di Gital Marketing
Digital Marketing Standart Kompetensi Mampu Mengenal Konsep Digital Marketing dan Manfaat Bagi Indvidu Maupun Perusahaan. Mampu untuk Membedakan Digital Marketing Tradisional & Modern What is di Gital
Lebih terperinci31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan tempat dilatarbelakangi oleh tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh pemahaman
Lebih terperinci1. Lobi politik (political lobiying)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang
Lebih terperinciPROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization
PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia International Labour Organization 2 Saya yakin Konvensi ini dapat memberikan panduan kepada pemerintah
Lebih terperinciJakarta, 25 Maret 2015 MEMBANGUN KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN DAN LSM DALAM PROGRAM CSR UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT
Jakarta, 25 Maret 2015 MEMBANGUN KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN DAN LSM DALAM PROGRAM CSR UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT MENAKAR CSR: MEMETAKAN POTENSI PENDANAAN CSR DAN PELUANG KOLABORASI DENGAN CSO_ (Riset
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)
RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI) TENTANG FOINI Freedom of Information Network Indonesia (FOINI) merupakan jaringan organisasi masyarakat sipil dan individu yang intensif
Lebih terperinciTerm of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan
Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan 1. LATAR BELAKANG Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, bekerja sama dengan Pulse Lab Jakarta, Knowledge Sector Initiative, dan
Lebih terperinciBETI, DALLY, DEDEH, DEVI, FITRIA, GINANJAR, JUNAEDI, LIDYA, RANI
BETI, DALLY, DEDEH, DEVI, FITRIA, GINANJAR, JUNAEDI, LIDYA, RANI Advokasi Tenaga Kesehatan lini pertama Konstan Mayoritas Kontinyu Koordinatif The Baccalaureate Degree in Nursing as Minimal Preparation
Lebih terperinciSTRATEGI DALAM PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN STRATEGI DALAM PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN Oleh : Andreas W. Sukur PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Content List/ Outline Study Strategi global
Lebih terperinciKOMISI ETIK Lembaga Penelitian Unika Atma Jaya FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN
KOMISI ETIK Lembaga Penelitian Unika Atma Jaya FORMULIR PERMOHONAN PERSETUJUAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN A. Umum : 1. Judul Penelitian Penggunaan Crystal-Meth dan perilaku beresiko terkait HIV di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu Februari sampai dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu Februari sampai dengan April 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dinas Bina Marga Kota
Lebih terperinciPengantar. Draft Usulan Proses Penulisan Lesson Learnt
Pengantar Draft Usulan Proses Penulisan Lesson Learnt Pendekatan yang Digunakan The Most Significant Change (MSC) merupakan salah satu cara melakukan monitoring dan evaluasi secara partisipatif dalam melihat
Lebih terperinci9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA
9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA Yayasan Aliansi Remaja Independen (ARI), sebuah lembaga non-profit yang dibentuk dan dijalankan oleh orang muda di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 2 A. LATAR BELAKANG... 2 B. TUJUAN... 3 C. KERANGKA PERSEPSI MASYARAKAT... 3 D. SISTEMATIKA LAPORAN... 5 BAB II METODOLOGI... 6 A. PENGUMPULAN DATA... 6 1. Populasi... 6
Lebih terperinciHASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH
HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH Upaya Penyelamatan Perempuan & Anak dari Kematian Sia-Sia Karena HIV & AIDS Bahan masukan RPJMD Propinsi Jawa Tengah TAHUN 2013-2018
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) PROVINSI JAWA TENGAH DAN SEKRETARIAT KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY
Lebih terperinciPenguatan Sektor Komunitas
Penguatan Sektor Komunitas Kursus Kebijakan Penanggulangan AIDS III, PKMK UGM 2016 Sistematika Pengertian Sektor Komunitas (CS) Siapa Sektor Komunitas? Beda SK, Civil Society, LSM Mengapa CS dibutuhkan/penting?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi semakin berkembang. Salah satu teknologi yang berkembang paling pesat adalah internet. Seperti yang
Lebih terperinciPengantar: Kebijakan Berbasis Bukti
Pengantar: Kebijakan Berbasis Bukti 1 Kebijakan Publik dan Penelitian Sosial Proses Kebijakan: Anggapan bahwa proses kebijakan merupakan suatu chaos tujuan dan kecelakaan. Sama sekali bukan persoalan pelaksanaan
Lebih terperinciASK Laporan Analisis Kebijakan
A. Informasi Wawancara Laporan Analisis Kebijakan Provinsi Kota/Kabupaten Jenis Kelamin Informan Nama Informan Nama Lembaga Nama Pewawancara 1. DKI Jakarta 2. DI Yogyakarta 3. Jawa Timur Surabaya 1. Laki-laki
Lebih terperinciPartisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa. Novita Anggraeni
Aksi Sosial: Bentuk Aksi Kolektif Masyarakat Sebagai Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa Novita Anggraeni novitaanggraeni.51@gmail.com novi@pattiro.org Latar Belakang Ø Masyarakat sebagai penerima
Lebih terperinciKebijakan Privasi (Privacy Policy)
Halaman 1 Kebijakan Privasi (Privacy Policy) Tanggal perubahan terakhir: 18 Mei 2017 Mitrateladan.org merupakan layanan yang memberikan informasi secara umum dan khusus kepada anggota, dan menjadi aset
Lebih terperinciINTERNET DASAR DEFINISI INTERNET
INTERNET DASAR Modul Pelatihan dan Pendampingan Rumah Kreatif BUMN DEFINISI INTERNET Internet adalah jaringan besar yang saling berhubungan dari jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan orangorang
Lebih terperinciPERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP FUNGSI KOMISI PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAERAH
PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP FUNGSI KOMISI PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAERAH Amirudin 1, Ridad Agoes 2, Irvan Afriandi 3 1 Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Perencanaan
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciKebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2017 Page 0 PENDAHULUAN Mengingat komunikasi dengan pemegang saham dan komunitas pasar
Lebih terperinci