BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pengertian Pengalaman Kerja Pada dasarnya pengalaman kerja merupakan pengetahuan yang diperoleh selama karyawan tersebut bekerja pada perusahaan di tempat kerjanya, semakin lama pengalaman kerja yang mereka miliki semakin banyak pengetahuan yang mereka peroleh. Menurut pendapat Siagian (2004:60) bahwa pengalaman kerja adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam perjalanan hidupnya. Menurut Manullang (2004:62) yang menyatakan lulusan yang belum punya pengalaman kerja baru dapat dikatakan siap terbang dan agar siap pakai maka perusahaan, yang merekrutnya haruslah memberikan tambahan berupa latihan, atau pendidikan khusus yang ada kaitannya dengan kemampuan dan pengetahuan yang diisyaratkan oleh jabatan yang akan dipangkunya. Hasibuan (2002:55) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja seorang pelamar hendaknya mendapat perhatian utama dalam proses seleksi, karena orang yang berpengalaman merupakan calon karyawan yang telah siap 22

2 pakai. Pengalaman dapat menujukan apa yang dikerjakan oleh calon pegawai pada saat dia melamar. Pengalaman kerja pegawai akan mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas-tugas karyawan sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang. Semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan maka semakin terampil dan semakin cepat karyawan tersebut menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja adalah keahlian atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang pada suatu bidang pekerjaan yang diperoleh dengan belajar dalam suatu kurun waktu tertentu yang tentunya dilihat dari kemampuan intelegasi, baik pengalaman yang berasal dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan Pentingnya Pengalaman Kerja Pengalaman kerja biasanya dijadikan pertimbangan dalam penerimaan calon karyawan, karena dari pengalaman kerja dapat dilihat apa yang telah dikerjakan oleh calon karyawan pada saat melamar. Umumnya perusahaanperusahaan cenderung lebih memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman, lebih disiplin, lebih cekatan, serta lebih cepat menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang ditanganinya, sehingga prestasi kerja karyawan dapat tercapai seperti yang diharapkan, hal ini sesuai dengan pendapat Rusli Syarif 23

3 (1991:98) bahwa produktivitas individu tergantung oleh kesediaan/kemauan kerja dan keterampilan kerja baik yang didapat melalui kemampuan pribadi, pengalaman atau latihan kerja yang didapat melalui kemampuan pribadi, pengalaman atau latihan kerja yang pernah dialaminya. Menurut Susilo Martoyo (2000:46) menyatakan bahwa : suatu organisasi atau perusahaan akan cenderung lebih memilih pelamar yang sudah berpengalaman dari pada yang tidak berpengalaman karena mereka yang sudah berpengalaman dipandang lebih mampu dalam pelaksanaanpelaksanaan tugas yang nantinya akan diberikan. Tentunya di samping kemampuan intelegasi yang juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya. Sebab orang-orang yang mempunyai intelegasi yang baik biasanya adalah orang yang mempunyai kecerdasan cukup baik pula. Hal ini diperkuat oleh pendapat Manullang (2004:56) menyatakan bahwa: umumnya perusahaanperusahaan lebih cenderung memilih tenaga kerja yang lebih berpengalaman selalu akan lebih pandai dari mereka yang sama sekali tidak mempunyai pengalaman. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang sudah berpengalaman akan lebih mampu melaksanakan tugas sehingga lebih produktif Pengertian Penempatan Karyawan Para karyawan yang telah selesai menjalankan program orientasi harus segera mendapat tempat pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian 24

4 yang dimilikinya. Menurut Schuler dan Jackson (1997:166) penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya, berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, prefensi dan kepribadian karyawan tersebut. Seleksi dan penempatan yang efektif meliputi pencarian kesesuaian antara kebutuhan organisasi atau perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang memenuhi syarat, serta kebutuhan calon karyawan akan pekerjaan yang diinginkannya. Menurut Rivai (2005:211) penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi pada karyawan baru. Kepada karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi penempatan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain. Dari pengertian di atas maka penempatan berarti mengalokasikan karyawan baik yang baru maupun karyawan lama pada posisi atau jabatan yang sesuai dengan kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, prefesi dan kepribadian serta minat dari karyawan tersebut Jenis-jenis Penempatan Terdapat tiga jenis penempatan menurut Rivai (2005:211) yaitu promosi, transfer, dan demosi. Berikut ini dijelaskan tiga jenis penempatan tersebut. 25

5 1) Promosi Promosi terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab atau level. Umumnya diberikan sebagai penghargaan, hadiah atau usaha dan prestasinya di masa lampau. 2) Transfer Transfer terjadi kalau seorang karyawan dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab maupun tingkatan strukturalnya. Transfer mungkin akan bermanfaat bagi karyawan karena pengalaman kerja mereka akan bertambah dan mempunyai keahlian baru dan dalam persfektif yang berbeda mereka juga akan menjadi karyawan yang lebih baik sehingga menjadi calon kuat untuk dipromosikan di masa yang akan datang. Transfer juga akan memperbaiki motivasi dan kepuasan individu, terutama ketika karyawan tersebut mengalami hambatan pada bidang tugas yang lama. Transfer juga paling tidak memberikan berbagai variasi kerja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja. 3) Demosi Demosi terjadi kalau seorang karyawan dipindahkan dari satu posisi ke posisi lainnya yang lebih rendah tingkatannya baik berupa gaji, tanggung jawab maupun tingkat strukturalnya. Demosi jarang menimbulkan hasil yang negatif bagi seorang karyawan. Biasanya hal tersebut terjadi karena masalah kedisiplinannya, kinerja yang kurang baik atau ketidaktaatan pada disiplin 26

6 kerja seperti terlalu sering tidak hadir. Permasalahan yang timbul akibat demosi yaitu karyawan mungkin akan kehilangan motivasi kerja atau menimbulkan keraguan yang lebih besar yang disebabkan oleh keputusan demosi. Di samping menimbulkan pengaruh negatif bagi moral karyawan yang lain, karyawan yang di demosi juga akan makin tidak produktif dan makin berkurang loyalitasnya Tujuan Penempatan Penempatan tidak hanya berlaku bagi para pegawai baru, akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih tugas dan mutasi. Menurut menurut Schuler dan Jackson (1997:165) beberapa tujuan yang ingin dicapai lewat penempatan yang tepat adalah sebagai berikut: 1) Memungkinkan perusahaan menerapkan strategi bisnis khususnya. 2) Memastikan bahwa investasi keuangan pada karyawan dapat kembali 3) Mengevaluasi, mempekerjakan, dan menempatkan karyawan pada jabatan yang sesuai dengan minat mereka 4) Memperlakukan pelamar secara adil dan oleh karena itu memperkecil konsekuensi negatif yang berhubungan dengan diskriminasi 5) Memperkecil kesalahan dan tuntutan dari pelanggan akibat kelalaian yang dilakukan oleh karyawan yang seharusnya tidak diterima atau dipertahankan pekerjaannya. 27

7 6) Membantu memenuhi tujuan penerimaan karyawan dan jadwal yang telah ditentukan dalam program tindakan afirmatif. Menurut Rivai (2005: 214) penempatan memiliki manfaat sebagai berikut: 1) Mengurangi ketidaksesuaian Preview terhadap pekerjaan yang realistis dapat menutup kesenjangan psikologis antara harapan pendatang baru dengan kenyataan yang ada. Perbedaan antara harapan dan kenyataan disebut ketidaksesuaian kognitif. 2) Mencegah berhentinya pekerjaan baru Berhentinya pekerjaan baru adalah mahal harganya. Di samping biaya rekrutmen dan seleksi, biaya yang terkait dengan administrasi pekerja baru pada departemen SDM, pembuatan gaji pada catatan akuntansi dan biaya pelatihan akan hilang begitu pekerjaan itu berhenti Pengertian Lingkungan Kerja Ada beberapa pendapat dari para ahli yang mengemukakan mengenai pengertian dari lingkungan kerja, antara lain menurut Nitisemito (1996:112) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan misalnya kebersihan, keamanan, musik dan sebagainya. Dalam menciptakan lingkungan kerja agar dapat meningkatkan aktivitas organisasi, maka diperlukan pengaturan lingkungan kerja seperti udara, suara, cahaya, dan 28

8 warna. Menurut Ahyari (1999:121) lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan di mana karyawan tersebut bekerja. Secara umum lingkungan kerja di dalam perusahaan merupakan lingkungan di mana karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pikirannya sehari-hari. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu perusahaan dapat menyangkut kebersihan, keamanan, udara, warna, dan lain sebagainya Arti penting lingkungan kerja Lingkungan kerja penting mendapat perhatian dari perusahaan karena dilihat dari peranannya lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Ahyari (1999:122) menyatakan bahwa lingkungan kerja yang memuaskan bagi karyawan yang bersangkutan akan meningkatkan produktivitas mereka, demikian sebaliknya lingkungan kerja yang sangat tidak memuaskan akan dapat menurunkan gairah kerja dan menurunkan tingkat produktivitas karyawan. Begitu pentingnya lingkungan kerja bagi karyawan suatu perusahaan maka sudah selayaknya pihak perusahaan memperhatikan lingkungan kerja yang ada pada perusahaan tersebut dengan tetap mengusahakan agar keadaan 29

9 lingkungan kerja dapat menciptakan suasana nyaman dan aman bagi karyawan pada perusahaan tersebut. Keadaan lingkungan kerja yang kurang terjaga kenyamanannya akan membawa dampak negatif bagi karyawan dan juga perusahaan, hal ini dapat berpengaruh menurunkan semangat karyawan untuk dapat meningkatkan prestasi kerjanya Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja Perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor dari lingkungan kerja yang mempunyai peranan penting bagi karyawan dan perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja dalam suatu perusahaan menurut Ahyari (1999:172) adalah sebagai berikut: 1) Penerangan Penerangan yaitu cukupnya sinar yang masuk di dalam ruang kerja masingmasing karyawan perusahaan. Syarat-syarat penerangan yang baik yaitu sinar yang cukup terang dan tidak menyilaukan mata dan distribusi cahaya yang merata. Menurut Assauri (1999:66) syarat-syarat penerangan yang baik adalah sebagai berikut: a. Sinar/cahaya yang cukup b. Sinar yang tidak menyilaukan c. Tidak terdapat kontras yang tajam d. Cahaya yang terang e. Sinar cahaya yang merata 30

10 f. Warna yang sesuai 2) Suhu udara. Suhu udara ruang kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi kerja karyawan. Suhu udara yang terlalu panas atau lembab akan menurunkan gairah kerja sehingga kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh karyawan semakin besar. Pengaturan suhu udara di dalam ruangan kerja dapat dilakukan dengan memiliki beberapa alternatif seperti: a. Ventilasi yang cukup pada gedung/pengaturan suhu udara b. Pemasangan kipas angin c. Pemasangan air conditioner d. Pemasangan humadiflier Agar dapat terjadi pertukaran udara secara baik di dalam ruangan, dalam rangka mengurangi panas yang timbul maka perlu diperhatikan lebar ventilasi dan penempatannya di dalam ruangan itu sendiri agar jangan sampai angin terlalu kuat sehingga menyebabkan pekerja menjadi sakit. Di samping masalah pemanasan ventilasi perlu juga diperhatikan cara pemanasan AC ini sendiri dalam hubungan dengan konstruksi gedung agar dapat berfungsi dengan baik. 3) Penyusunan warna Masalah warna pengaruhnya cukup besar terhadap para pekerja dalam melaksanakan tugasnya, karena sifat warna dapat merangsang peranan manusia. Masalah pewarnaan ini meliputi elemen dinding, langit-langit, lantai, 31

11 peralatan kerja, dan mesin-mesin. Masalah penggunaan warna harus memperhatikan faktor-faktor yaitu: a. Pemilihan warna b. Komposisi warna c. Hubungan warna yang dipakai dengan masalah penyinaran 4) Ruang gerak Ruang gerak yang disediakan oleh perusahaan hendaknya jangan terlalu sempit, tumpukan-tumpukan barang dan perkakas lainnya yang membatasi ruang gerak karyawan dapat mengakibatkan pemborosan, baik pemborosan dalam bekerja maupun dalam gerak. Jelas kiranya bahwa seseorang tidak mungkin bekerja dengan baik jika tidak tersedianya cukup tempat untuk bekerja, ruang kerja yang sempit dapat mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja dengan baik. 5) Suara dalam ruang kerja Kebisingan merupakan gangguan, dengan adanya kebisingan ini konsentrasi dalam bekerja terganggu. Hal ini menimbulkan kerugian. Suara bising dalam suatu pabrik dapat dikurangi dengan tindakan yaitu: a. Mengurangi intensitas suara dan bunyi itu pada sumber-sumbernya dengan mengadakan perubahan atau modifikasi mesin-mesin secara mekanis b. Mencegah penyebaran atau meluasnya suara ribut dengan mengalokasikan atau menutup rapat keributan-keributan itu 32

12 c. Menghindari adanya alunan suara yang memantul dengan jalan menyerap suara itu dengan bahan-bahan penyerap suara. 6) Kebersihan Kebersihan dalam perusahaan terutama pada ruang kerja sebaiknya dijaga, sebab kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan dan kejiwaan seseorang. Lingkungan kerja penuh debu, sampah, bau tidak enek jelas akan menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan bahkan dapat mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, perusahaan hendaknya menunjang dengan konstruksi yang memudahkan kerja pembersih, pemeliharaan bahan yang tidak cepat menjadi kotor dan apabila kotor mudah dibersihkan. Di samping itu, perusahaan harus menyediakan peralatan-peralatan kebersihan seperti tempat sampah pada tempat-tempat yang mudah dijangkau dan terlihat oleh karyawan. 7) Keamanan Keamanan lingkungan kerja adalah keamanan terhadap keseluruhan jiwa dan milik harta pribadi karyawan. Dengan keamanan kerja yang baik maka karyawan akan menjadi lebih tenang dan memiliki gairah yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya. Apabila keamanan kerja di dalam perusahaan tidak terjamin akan menyebabkan menurunnya semangat dan kegairahan kerja dari para karyawan. 33

13 Pengertian Prestasi Kerja Prestasi kerja adalah hasil kerja seorang karyawan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepada organisasi (perusahaan) yang didasarkan atas kecerdasan spiritual, intelegensia, emosional, dan kecerdasan mengubah kendala menjadi peluang serta keterampilan fisik yang diarahkan kepada pemanfaatan sumber daya yang disediakan organisasi atau perusahaan Gordan (2004:90). Hasibuan (2002:94) lebih luas menguraikan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Pendapat Soeprihanto (2001:7) bahwa prestasi kerja seseorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, kriteria atau mutu. Masalah mutu terkait dengan baik buruknya hasil yang dikerjakan oleh karyawan. Apabila karyawan memberikan hasil kerja atau kinerja sesuai dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka prestasi kerja karyawan memberikan hasil kerja atau kinerja yang di bawah standar target perusahaan maka prestasi kerja karyawan tersebut dikatagorikan kurang baik. Pengertian prestasi kerja menurut Ruky (2002: 15) disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan performance. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih menggambarkan pada prestasi dalam bahasa Inggris yaitu kata achievement. Tetapi karena kata tersebut berasal 34

14 dari kata to achieve yang berarti mencapai, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi pencapaian atau apa yang dicapai. Sedangkan Bernardin dan Russel (1993:378) memberikan definisi tentang prestasi kerja sebagai performance is defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period (Prestasi kerja didefinisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama tempo waktu tertentu). Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa prestasi kerja lebih menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai kontribusi pada perusahaan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan Menurut Martoyo (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan atau produktivitas kerja karyawan adalah motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, aspek-aspek ekonomi, aspek-aspek teknis, dan perilaku lainnya. Menurut Hasibuan (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan. Demikian pula menurut Lower dan Porter (1968) dalam Indra Wijaya (1989), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah motivasi dan kemampuan. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhi prestasi kerja menurut Steers (1985), yaitu (1) kemampuan, kepribadian, dan minat kerja; (2) kejelasan dan penerimaan atas penjelasan 35

15 peran seorang pekerja; dan (3) tingkat motivasi pekerjaan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi kerja di atas bahwa factor pengalaman kerja, penempatan dan lingkungan kerja sudah dibahas pada landasan teori sebelumnya Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Menurut Siagian (2007:233) bahwa penilaian prestasi kerja tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan kariernya. Sedangkan menurut Mudiarta Utama (2001:213) adalah proses melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Handoko (2000:135) mengemukakan penilaian prestasi kerja adalah suatu proses, melalui bagaimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang dilakukan oleh pimpinan atau yang diserahi wewenang dalam suatu perusahaan untuk menilai prestasi kerja individu maupun kelompok yang ada di dalamnya, tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan 36

16 kariernya yang dilakukan secara periodik dan terus menerus. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh setiap individu sehingga dapat dikembangkan untuk kepentingan karyawan itu sendiri dan perusahaan Tujuan Penilaian Prestasi Kerja Menurut Hasibuan (2002:89) tujuan dan kegunaan penilaian prestasi kerja karyawan adalah : 1) Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa. 2) Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bias sukses dalam pekerjaan. 3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan. 4) Sebagai dasar untuk mengevaluasi program pelatihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan peralatan kerja. 5) Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada dalam perusahaan. 6) Sebagai alat ukur mendorong atau membiasakan para atasan untuk mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat, kebutuhankebutuhan bawahannya. 37

17 7) Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan perfomence kerja yang baik. 8) Sebagai alat untuk bias melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya. 9) Sebagai Kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan. 10) Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel dengan demikian bias sebagai bahan pertimbangan agar bias diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian prestasi kerja sebenarnya untuk memperbaiki prestasi, mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan, penetapan gaji, kebijakan promosi, motivasi, seleksi, dan untuk mengembangkan kecakapan karyawan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja Pengalaman banyak organisasi menujukan bahwa suatu sistem penilaian prestasi kerja yang baik sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan baik bagi karyawan ataupun bagi perusahaan. Manfaat dari penilaian prestasi kerja karyawan menurut Siagian (2007:227) adalah sebagai berikut : 1) Mendorong peningkatan prestasi kerja. Dengan mengetahui hasil prestasi kerja, pihak yang terlibat dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan agar prestasi kerja para pegawai lebih meningkatkan lagi di masa-masa yang akan datang. 38

18 2) Sebagai bahan memberikan keputusan dalam memberikan imbalan. Imbalan yang diberikan oleh organisasi kepada pada anggotanya tidak hanya terbatas pada upah atau gaji yang merupakan penghasilan tetap bagi para anggota yang bersangkutan, akan tetapi juga berbagai imbalan lainnya seperti bonus pada akhir tahun. Keputusan tentang siapa yang berhak menerima berbagai imbalan tersebut dapat didasarkan antara lain pada hasil penilaian atas prestasi kerja pegawai yang bersangkutan. 3) Untuk kepentingan mutasi pegawai. Prestasi kerja seseorang di masa lalu merupakan dasar bagi pengambilan keputusan mutasi baginya di masa depan, apapun bentuk mutasi tersebut seperti promosi, alih tugas, alih wilayah maupun demosi. 4) Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan, baik yang dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan maupun untuk mengembangkan potensi karyawan yang ternyata belum sepenuhnya digali dan yang terungkap melalui penilaian prestasi kerja. 5) Membantu para pegawai menentukan rencana kariernya dan dengan bantuan bagian kepegawaian menyusun program pengembangan karier yang paling tepat, dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan dengan kepentingan organisasi. 39

19 Metode Penilaian Prestasi Kerja Menurut Siagian (2007:233) metode penilaian prestasi kerja pada dasarnya dikelompokkan atas metode masa lalu dan metode orientasi masa depan. 1) Metode penilaian prestasi kerja di masa lalu Metode ini merupakan metode penilaian prestasi kerja para pegawai secara objektif untuk satu kurun waktu tertentu di masa lalu yang hasilnya bermanfaat baik bagi organisasi maupun bagi pegawai yang bersangkutan dalam rangka pengembangan kariernya. Yang termasuk dalam metode masa lalu adalah : sekala peringkat, checklist, pilihan terarah, insiden kritikal, skala peringkat yang dikaitkan dengan perilaku, evaluasi lapangan, tes dan observasi, pendekatan-pendekatan yang bersifat komperatif. (1) Metode skala peringkat. metode ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak digunakan, di mana penilaian yang dilakukan oleh atasan untuk mengukur keberhasilan seseorang menunaikan kewajibannya, seperti kesetiaan, prakarsa, kerajinan, ketekunan, sikap, kerja sama, kepemimpinan, kejujuran, ketelitian, kecermatan, dan kerapian. (2) Checklist. Dengan metode ini bagian kepegawaian memberikan formulir isian yang mengandung identitas pegawai dan faktor-faktor yang dinilai dalam mengukur keberhasilan seseorang dengan pemberian bobot. 40

20 (3) Metode pemilihan terarah. Metode ini mengandung serangkaian pernyataan, baik yang bersifat positif maupun negatif, tentang pegawai yang dinilai. (4) Metode insiden kritikal. Dengan metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari kemudian dimasukkan ke dalam buku catatan khusus yang terdiri dari berbagai macam katagori tingkah laku bawahan. (5) Skala peringkat yang dikaitkan dengan perilaku. Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja pegawai untuk satu kurun waktu tertentu di masa lalu dengan mengkaitkan skala peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu. (6) Metode evaluasi lapangan. Penggunaan metode ini meletakkan tanggung jawab utama dalam melakukan penilaian pada para ahli penilaian yang bertugas di bagian kepegawaian. (7) Tes dan observasi. Pegawai yang dinilai diuji kemampuannya, baik melalui ujian tertulis yang menyangkut berbagai hal seperti tingkat pengetahuan tentang prosedur dan mekanisme kerja yang telah ditetapkan. (8) Pendekatan-pendekatan komperatif. Metode ini mengutamakan pembandingan prestasi kerja seseorang dengan pegawai lain yang menyelenggarakan kegiatan sejenis. 41

21 2) Metode penilaian dengan orientasi masa depan Metode ini merupakan perkembangan dari metode penilaian prestasi kerja di masa lalu dalam menilai prestasi kerja karyawan. Yang termasuk dalam metode ini adalah : penilaian diri, manajemen berdasarkan sasaran, penilaian psikologikal, pusat-pusat penilaian. (1) Penilaian diri sendiri. Dalam metode ini dilakukan pengenalan ciri-ciri positif dan negatif yang terdapat dalam diri seseorang yang merupakan dorongan kuat baginya untuk lebih meningkatkan kemampuan kerjanya. (2) Manajemen berdasarkan sasaran. Dalam metode ini karyawan langsung diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan sasaran masingmasing yang ditekankan pada pencapaian sasaran perusahaan. (3) Penilaian psikologikal. Metode ini melibatkan para ahli psikologi dalam penilaian pegawai. Hasil penilaian yang dilakukan dapat digunakan untuk mengidentifikasi pegawai tertentu untuk dapat dipromosikan. (4) Pusat-pusat penilaian. Teknik ini digunakan untuk menilai potensi para manajer tingkat menengah yang diperkirakan memiliki potensi untuk menduduki jabatan manajerial yang lebih tinggi dalam organisasi di masa depan. Untuk mengetahui prestasi kerja karyawan haruslah diperhatikan dari kumpulan sikap-sikap individu dalam hubungan dengan kelompok atau organisasi, karena prestasi kerja merupakan akibat adanya hubungan antara 42

22 individu dari kelompok kerja maupun terhadap organisasinya. Karyawan akan bertingkah laku tertentu untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin harus dapat memberikan perhatian dan menaruh minat terhadap pegawai serta harus pula memberikan perhatian dan menaruh minat terhadap pegawai serta memberikan perhatian dan pengakuan kepada mereka atas hasil-hasil yang telah dicapai. Kemampuan kerja yang baik akan menghasilkan keluaran organisasi yang lebih baik. Di mana salah satu keluaran itu tercermin dari prestasi kerja karyawan Pengaruh Pengalaman kerja, Penempatan, dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja karyawan Maju mundurnya suatu perusahaan sangat tergantung pada prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Menyadari betapa pentingnya peningkatan prestasi kerja karyawan yang akan memberikan dampak positif dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka sudah seharusnya pihak manajemen memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan yang meliputi pengalaman kerja, penempatan dan lingkungan kerja. Menurut Siagian (2004:60) bahwa pengalaman kerja adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam perjalanan hidupnya. Menurut Rivai (2005:211) penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi pada karyawan baru. Kepada karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk 43

23 sasaran fungsi penempatan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain. Nitisemito (1996:112) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan misalnya kebersihan, keamanan, musik dan sebagainya. Menurut Gordan (2004:90), Prestasi kerja adalah hasil kerja seorang karyawan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepada organisasi (perusahaan) yang didasarkan atas kecerdasan spiritual, intelegensia, emosional, dan kecerdasan mengubah kendala menjadi peluang serta keterampilan fisik yang diarahkan kepada pemanfaatan sumber daya yang disediakan organisasi atau perusahaan. Dari uraian yang telah disampaikan maka dapat diketahui bahwa pengalaman kerja, penempatan dan lingkungan kerja mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Dengan adanya pengalaman kerja diharapkan karyawan dapat bekerja lebih efektif dan efisien, penempatan yang tepat dan lingkungan kerja yang baik sehingga karyawan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan menghasilkan kualitas kerja yang terbaik, maka semakin tinggi pula prestasi kerja karyawan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja, penempatan dan lingkungan kerja merupakan faktor yang dapat mendorong karyawan untuk bekerja dengan bergairah dan semangat kerja yang tinggi, yang juga akan berpengaruh pada prestasi kerjanya. 44

24 2.3. Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya sebagai referensi oleh Manik Harikusuma (2005) yang meneliti tentang "Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyawan di Three Brothers Bungalows Legian Kuta". Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif, analisis regresi linier sederhana, analisis t-test, analisis kualitatif yaitu penjabaran secara deskriptif mengenai basil dari kuesioner tentang pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, serta basil penilaian prestasi kerja karyawan di Three Brothers Bungalows Legian Kuta. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu (X) pendidikan dan pelatihan sebagai variabel bebas dan (Y) prestasi kerja sebagai variabel terikat. Hasil regresi linier sederhana : Y= X, memberikan informasi bahwa meningkatnya prestasi kerja karyawan bagian front office dan hoise keeping di Three Brothers Bungalows, Legian Kuta dipengaruhi oleh meningkatnya pendidikan dan pelatihan. Hasil uji t-test diperoleh t-hittung sebesar 3,293 yang nilainya lebih besar dari t tabel yaitu 2,021, berada pada daerah penolakan Ho maka Ho ditolak atau Hi diterima. Berarti memang benar pendidikan dan pelatihan (X) berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan bagian front office dan house keeping (Y) di Three Brothers Bungalows, Legian Kuta. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat diuraikan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sama menggunakan variabel prestasi kerja, sedangkan perbedaannya adalah tempat, waktu pelaksanaan. 45

25 Penelitian berikutnya dilakukan oleh Deddy Budiono (2007) yang meneliti Pengaruh Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Cabang Kabupaten Bangkalan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan uji F dan uji t, serta koefisien determinasi berganda yang disertai dengan tiga asumsi klasik regresi, yaitu multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Untuk menguji validitas digunakan teknik korelasi product moment, sedangkan reliabilitas diketahui dari besarnya koefisien alpha. Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel bebas yang terdiri dari direct financial (X1), indirect financial 9X2), serta non financial (X3), rewards secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pretasi kerja karyawan (Y) sebagai variabel terikat. Ini diketahui dengan membandingkan nila F-hitung (28,163) dengan tingkat kesalahan (0,000) yang berada di bawah tingkat kesalahan yang diperkenankan (0,05). Berdasarkan uji t diketahui bahwa seluruh variabel bebas secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Hal ini diketahui dari seluruh nilai t-hitung variabel bebas mempunyai nilai yang lebih besar dari r-tabel. Koefisien regresi masing-masing variabel bebas adalah X1 : 0.409, X2 0,323, X3 : 0,206, dengan konstanta 0,264 sehingga persamaan regresi yang dihasilkan adalah: Y = 0, ,409 (X1) + 0,323 (X2) + 0,206 (X3). Dari persamaan regresi tersebut diketahui bahwa variabel direct financial memiliki pengaruh dominan terhadap prestasi kerja karyawan, hal itu dikarenakan variabel tersebut memiliki nilai 46

26 koefisien regresi terbesar yaitu: 0,409. Sementara itu nilai R2 sebesar 0,758. Nilai ini memberikan arti bahwa ketiga variabel bebas tersebut berpengaruh sebesar 75,8% terhadap variabel terikat. Sedangkan sisanya sebesar 24,2% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel di luar variabel yang diteliti. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat diuraikan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sama menggunakan variabel prestasi kerja, sedangkan perbedaannya adalah tempat, waktu pelaksanaan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Achmad Dwi Anang Fanani (2007) yang meneliti tentang Pengaruh Faktor-Faktor Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Adhibaladika Agung Surabaya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan uji F dan uji T. Penelitian menggunakan teknik sensus, dalam penelitian ini diambil 72 responden dari keseluruhan karyawan PT. Adhibaladika Agung Surabaya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel lingkungan kerja yang terdiri dari lingkungan tempat kerja (X1), perlengkapan dan fasilitas (X2), suasana kerja (X3), mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap prestasi kerja karyawan (Y). Sebagai variabel terikat ini diketahui dengan membandingkan nilai F hitung = lebih besar dari F tabel = 2.740, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas X1, X2, dan X3 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel tergantung (Y). Dari hasil analisis dengan uji t diketahui bahwa seluruh variabel bebas secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel 47

27 terikat. Hal ini diketahui dari t hitung yang lebih besar dari t tabel, t tabel diketahui sebesar Sedangkan t hitun g variabel Lingkungan tempat kerja (XI) sebesar 2,800, variabel Perlengkapan dan fasilitas (X2) sebesar 3,195 dan Suasana kerja (X3) sebesar 3,492. Koefisien regresi masing-masing variabel bebas X1= 0,266 X2 = 0,374 X3= dengan konstanta = sehingga persamaan yang dihasilkan : Y = X X X3. Dari persamaan regresi tersebut diketahui bahwa variabel perlengkapan dan fasilitas mempunyai pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja karyawan dengan nilai koefisien terbesar 0,374. Sementara nilai (R2) sebesar yang memiliki arti bahwa pengaruh semua variabel bebas terhadap perubahan varaibel terikat adalah sebesar 75.4 % dan sisanya 24.6 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat diuraikan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sama menggunakan variabel lingkungan kerja dan prestasi kerja, sedangkan perbedaannya adalah tempat, waktu pelaksanaan Rumusan Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka yang telah di kemukakan dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya, maka jawaban sementara atau hipotesis atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 48

28 1. Pengalaman kerja, penempatan dan lingkungan kerja secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bintang Bali Indah Denpasar 2. Pengalaman kerja, penempatan dan lingkungan kerja secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bintang Bali Indah Denpasar 3. Pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Bintang Bali Indah Denpasar 49

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kata to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kata to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi kerja Istilah motivasi bermula dari kata move (bahasa Latin) yang sama dengan kata to move (bahasa Inggris) yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati BAB II URAIAN TEORITIS I. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu Musyayyadah (2006) dengan skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati Deli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian dan Penilaian Prestasi Kerja a. Pengertian Prestasi Kerja Kinerja sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal dari kata job performance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerimaan Karyawan Merupakan kenyataan bahwa dalam suatu organisasi selalu terbuka kemungkinan untuk terjadinya berbagai lowongan dengan aneka ragam penyebabnya. Lowongan bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sondang Siagian (2013:169) mengemukakan Promosi adalah apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sondang Siagian (2013:169) mengemukakan Promosi adalah apabila BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Sondang Siagian (2013:169) mengemukakan Promosi adalah apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Tujuan pokok dalam penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Tujuan pokok dalam penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Kerja 2.1.1 Definisi Lingkungan Kerja Aspek yang menunjang manusia untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Werther dalam Mangkuprawira

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Agung (2006) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kompensasi Terhadap Kualitas Kerja Karyawan Pada PT Barisan Baja Perkasa Medan. Hasil penelitiannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dharma (2007) meneliti tentang pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Perencanaan Karir Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya (Rivai, 2009:369). Karir adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan perkembangan yang semakin cepat disegala bidang kegiatan telah mempengaruhi perkembangan berbagai sektor di Indonesia. Persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia manjadi investasi yang memegang

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Manajemen OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Manajemen OLEH : PENGARUH KOMPENSASI, PROMOSI JABATAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero), Tbk KANTOR CABANG KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Samsudin (2006: 22) Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory Menurut Frederick Herzberg (dalam Ardana, dkk., 2009: 34) mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi tentang pekerjaan. Mondy (2008:95) juga mengemukakan analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi tentang pekerjaan. Mondy (2008:95) juga mengemukakan analisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Pekerjaan 2.1.1 Pengertian Analisis Pekerjaan Handoko (2000:41) mengemukakan bahwa analisis pekerjaan adalah proses sistematik untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan salah satu produksi yang terpenting dalam suatu perusahaan, tanpa mereka betapa sulitnya perusahaan dalam mencapai tujuan, mereka yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sebenarnya merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembagian Kerja 2.1.1 Pengertian Pembagian Kerja Tugas merupakan suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam organisasi untuk melaksanakan pekerjaan yang telah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kinerja Kinerja adalah sikap, nilai moral, serta alasan internal maupun eksternal yang mendorong seseorang untuk bekerja atau bertindak dalam profesinya. Atau kinerja (performance)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber Daya Manusia. Dan apabila Sumber Daya Manusia itu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SAMARINDA

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4) : ISSN 0000-0000, ejournal.ipfisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Unit Pelayanan dan Jaringan Kabupaten sampang) Dhanang Bayu Pratama Bambang Swasto Sunuharyo

Lebih terperinci

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya 1.1. Pengertian Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam menciptakan suatu iklim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Lebih terperinci

Universitas Diponegoro,

Universitas Diponegoro, PENGARUH PENEMPATAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BRI (PERSERO), TBK CABANG SEMARANG PATTIMURA Elizabeth Febrianti Widianingsih 1, Saryadi 2, &

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012). B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sumber Daya Manusia a. Pengertian Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat difenisikan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam sebuah perusahaan, manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga merupakan masalah perusahaan yang paling penting. Bennet N.B. Silalahi dalam

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja didefinisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan masalah penempatan tenaga kerja Maisaroh (2007) dengan judul: Pengaruh penempatan karyawan terhadap kinerja karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu organisasi pemerintah adalah menjalankan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia agar dapat bersaing dengan negara maju. Setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang siap untuk berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini diperlukan dukungan karyawan yang cakap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja

ABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Bali Nama : Sita Auliya Permata NIM : 1315251149 ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Penempatan kerja. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat. Sebelum proses penempatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer atau seorang pimpinan sudah seharusnya lebih mengutamakan keberadaan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata Indonesia khususnya Bali merupakan salah satu pilar penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik bagi para peneliti karena memberikan beberapa manfaat baik bagi perusahaan, karyawan maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia, karena merupakan sumber untuk mencapai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia, karena merupakan sumber untuk mencapai tujuan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di dalam dunia bisnis merupakan suatu tantangan yang harus di hadapi dan untuk dapat bersaing dan tetap bertahan, perusahaan harus mempersiapkan strategi

Lebih terperinci

kebutuhan yang diinginkan sehingga melalui bekerja dan pertumbuhan pengalaman,

kebutuhan yang diinginkan sehingga melalui bekerja dan pertumbuhan pengalaman, kebutuhan yang diinginkan sehingga melalui bekerja dan pertumbuhan pengalaman, seseorang akan memperoleh kemajuan dalam hidupnya. Seseorang dapat dilihat bagaimana kinerjanya adalah dalam proses bekerja

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Andhina (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Promosi Jabatan pada Bappeda Sumatera Utara menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, kompetisi global dan perdagangan bebas menuntut sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumberdaya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang besar untuk menjalankan aktivitas

Lebih terperinci

bagian atau disebut juga aspek pembentuk lingkungan kerja. Adapun beberapa

bagian atau disebut juga aspek pembentuk lingkungan kerja. Adapun beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN LINGKUNGAN KERJA Untuk dapat menyusun perencanaan lingkungan kerja dengan baik, manajemen perusahaan harus benar-benar mengetahui unsur-unsur apa saja yang penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Achievement Motivation Theory Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan oleh David C.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha mengemukakan pengertian tentang Manajemen, walau definisi yang di kemukakan berbeda-beda namun pada dasarnya menunjukan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berharga yang dapat menentukan maju mundurnya sebuah organisasi/perusahaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sangat berharga yang dapat menentukan maju mundurnya sebuah organisasi/perusahaan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi/perusahaan, yang sudah mempunyai tujuan atau target yang telah ditentukan, ingin mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Kepuasan Kerja Karyawan Kepuasan kerja karyawan merupakan ukuran sampai seberapa jauh perusahaan dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas.

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Perekrutan Menurut Robert dan Jackson (2001) perekrutan merupakan proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dan seiring dengan majunya teknologi, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Prestasi Kerja 2.1.1 Pengertian Prestasi Kerja Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makasar. Karyawan-karyawan ini bekerja dalam lingkup tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. Makasar. Karyawan-karyawan ini bekerja dalam lingkup tugas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Trans Retail Indonesia atau disebut juga Carrefour saat ini didukung oleh kurang lebih dari 87 gerai (paserba) yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sendiri, kelompok, maupun organisasi. Banyak para cendikiawan maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sendiri, kelompok, maupun organisasi. Banyak para cendikiawan maupun BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian konflik Hampir setiap hari kita menyaksikan, membaca, dan bahkan mungkin mengalami sendiri situasi konflik dengan berbagai akibatnya baik bagi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat tercapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rekrutmen Menurut Mardianto (2014:8) diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan calon karyawan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu terus berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya pelaksanaan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Rekrutmen, Seleksi, Penempatan, Pelatihan DAFTAR ISI

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Rekrutmen, Seleksi, Penempatan, Pelatihan DAFTAR ISI Judul : Pengaruh Sasaran Audit Manajemen Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel The Laguna A Luxury Collection Resort & SPA Nusa Dua, Bali Nama : Zeykisan Perangin-Angin Nim : 1306305139 Abstrak Audit Manajemen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM menurut Mangkuprawira (2004) merupakan penerapan pendekatan SDM dimana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu (1)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini. Adapun penelitian tersebut diterangkan di bawah ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini. Adapun penelitian tersebut diterangkan di bawah ini : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang akan dipergunakan sebagai referensi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pemberian motivasi, maka pemberian motivasi terhadap karyawan sangat

BAB I PENDAHULUAN. adalah pemberian motivasi, maka pemberian motivasi terhadap karyawan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produktivitas kerja adalah bagian penting yang harus diperhatikan dalam manajemen sumber daya manusia. Manajer yang sukses harus memiliki kemampuan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Sumber Daya Manusia a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan human

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu : 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk mendapat pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, maka penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Kinerja Pengertian Penilaian Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Kinerja Pengertian Penilaian Kinerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penilaian Kinerja 2.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Rivai dan Sagala (2009) menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan kegiatan para manajer untuk membandingkan kinerja karyawan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Saman (2006), Pengaruh motivasi dan kepemimpinan terhadap disiplin kerja dalam rangka peningkataan Kinerja Pegawai pada Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Propinsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Robbins & Coulter (2011) manajemen melibatkan aktivitas aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya persaingan, kini peran konsumen menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan. Pelanggan atau konsumen sekarang dihadapkan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 30 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Adanya tuntutan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing dalam era globalisasi, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut: a. Menurut Handoko dalam Septawan (2014:5) adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Rachmawati (2010:3) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses pernecanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, pemasaran serta produknya, tetapi juga ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci