BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kata to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kata to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Motivasi Kerja Pengertian Motivasi kerja Istilah motivasi bermula dari kata move (bahasa Latin) yang sama dengan kata to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley dan Yulk dalam As ad (1991: 95) menyatakan, motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dari motif ini dapat diuraikan tentang perbedaan keinginan dengan kebutuhan. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Kegairahan kerja adalah kemauan dan kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan orang mau bekerja keras karena kebutuhan yang tidak disadari berbentuk material, non material, kebutuhan fisik maupun rohani. Bekerja adalah aktivitas manusa baik fisik maupun mental pada dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan tertentu yaitu mendapatkan kepuasan. Ini tidak berarti semua aktivitas adalah bekerja, hal ini tergantung pada motivasi yang mendasari dilakukannya aktivitas tersebut (As ad, 1991: 98). Menyadari akan pentingnya pengaruh motivasi terhadap perilaku manusia. Beberapa ahli telah mengadakan berbagai penelitian tentang motivasi. Penelitian yang dilakukan telah menghasilkan berbagai pengertian tentang motivasi. As ad (1991: 97) 12

2 menjelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja oleh sebab itu motivasi dalam psikologi hanya disebut pendorong semangat kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang karyawan ikut menentukan besar kecil kinerjanya. Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk mengambil suatu tindakan, sebab orang itu ingin berbuat demikian. Jika seseorang ditekan, mereka hanya bereaksi terhadap tekanan dan mereka bertindak karena mereka harus melakukannya. Namun jika mereka dimotivasi, mereka akan membuat pilihan positif untuk melakukan sesuatu sebab mereka memahami tindakan ini akan memberikan manfaat kepada mereka sendiri maupun perusahaan tempat mereka bekerja. Dari beberapa kutipan diatas dapat dipertegas bahwa motivasi merupakan suatu pendorong yang mempengaruhi perilaku manusia dalam melakukan suatu pekerjaan Jenis-jenis motivasi Menurut Heidjrachman dan Husnan (2002: 204) pada dasarnya motivasi dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut. 1) Motivasi positif Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi karyawan agar menjalankan sesuatu yang perusahaan inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah atau imbalan dalam wujud pemberian tambahan uang ataupun tambahan penghargaan. 13

3 2) Motivasi negatif Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi karyawan agar mau melakukan sesuatu yang perusahaan inginkan, tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan. Misalnya jika karyawan tidak melakukan sesuatu yang perusahaan inginkan maka perusahaan akan memberitahukan bahwa karyawan mungkin akan kehilangan sesuatu seperti uang atau jabatannya Bentuk-bentuk motivasi Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersama ini dapat digolongkan kedalam dua bentuk. Menurut Sudarmo (1999: 47) dua bentuk motivasi tersebut adalah sebagai berikut. 1) Motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif. 2) Motivasi non finansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial atau uang akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan, manusiawi dan lain sebagainya Teknik-teknik Motivasi Menurut Sarwoto (1998: 155) teknik-teknik motivasi dapat dikelompokkan dalam dua golongan yaitu : 1) Motivasi tidak langsung merupakan berbagai kegiatan dalam manajemen yang secara implisit mengarahkan pada inciting internal motives serta pemuasan 14

4 kebutuhan individu dalam organisasi. Berbagai kegiatan ini terutama berwujud usaha yang mengarah kepada : (1) Sinkronisasi aspirasi individu dengan tujuan organisasi. (2) Pembinaan kondisi organisasi ke arah kondisi yang favorable untuk berprestasi. 2) Motivasi langsung adalah penggerak kemauan pekerja yang secara langsung dan sengaja diarahkan kepada internal motives (motivasi dalam diri) pekerja dengan jalan memberikan insentif. Motivasi langsung maupun tidak langsung merupakan hal yang sangat penting dalam rangka menggerakkan kemauan kerja. Dari segi biaya serta tenaga yang diperlukan, maka motivasi langsung relatif lebih banyak memerlukan biaya dan tenaga daripada motivasi tidak langsung, sehingga pada umumnya motivasi langsung baru dilaksanakan apabila motivasi tidak langsung hasilnya kurang maksimal Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Menurut As ad (1991) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja antara lain. 1) Penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya Kegiatan yang dilaksanakan oleh manajer sumber daya manusia dalam suatu perusahaan untuk menentukan lokasi dan posisi seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Penempatan karyawan pada posisi yang tepat bukan saja menjadi idaman perusahaan, tetapi juga menjadi keinginan karyawan. Dengan penempatan yang tepat sesuai dengan keahliannya maka karyawan 15

5 akan mengetahui ruang lingkup kerjanya sehingga akan memotivasi karyawan menggunakan kemampuan dan keahliannya untuk menghasilkan yang terbaik bagi dirinya sendiri maupun bagi perusahaan. 2) Pemberian balas jasa Pemberian balas jasa yang adil serta dapat memenuhi kebutuhan hidup karyawan, maka secara tidak langsung akan dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk tetap bertahan dan setia terhadap perusahaan. Jika balas jasa yang dirasakan kurang memuaskan karyawan, maka karyawan tersebut akan berusaha mencari perusahaan lain yang dapat memberikan balas jasa yang lebih tinggi. 3) Lingkungan kerja Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh para karyawan untuk dapat bekerja secara optimal. Oleh karena itu lingkungan kerja harus didesain sedemikian rupa agar tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. 4) Keamanan karyawan Rasa aman akan menimbulkan ketenangan yang akan mendorong motivasi kerja karyawan, sehingga membuat karyawan melaksanakan pekerjaan tanpa ada perasaan khawatir terhadap apa yang akan dilakukannya. Dari keempat faktor yang mempengaruhi motivasi karyawan, hanya faktor insentif finansial, penempatan karyawan dan lingkungan kerja yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan PT. BPR Bank Padma Denpasar, karena 16

6 dari ketiga faktor tersebut mempunyai masalah yang perlu dipecahkan sehingga mempengaruhi motivasi kerja karyawan pada PT. BPR Bank Padma Denpasar Unsur-unsur Utama Motivasi Menurut Gorda (2004: 138) unsur utama motivasi adalah kewajiban utama pimpinan perusahaan di dalam mengendalikan perilaku sumber daya manusia di perusahaannya adalah (1) harus memahami motif (motive) yang terpendam dalam diri karyawan, (2) apa yang menjadi harapan (expectation) atas kesediaan bekerja sama serta melaksanakan suatu kegiatan tertentu di perusahaan dan (3) insentif (incentive) yang diperlukan untuk mengefektifkan motif dan harapan pada diri karyaan itu sendiri. Adapun unsur-unsur utama dari motivasi tersebut adalah : 1) Motif Motif (motive) karyawan adalah suatu dorongan berupa alat penggerak yang ada dalam diri karyawan untuk melakukan kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Alat penggerak kegiatan (perilaku) karyawan hampir dapat dipastikan dan ditentukan oleh kebutuhan yang paling mendesak. Secara umum kebutuhan karyawan itu dibedakan dalam dua jenis, yaitu kebutuhan material dan kebutuhan non material. Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki motif yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan serta tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing individu, menurut Maslow berdasarkan konsep hirarki kebutuhan artinya golongan kebutuhan yang 17

7 memiliki potensi dan desakan urgensinya lebih kuat ditempatkan pada deretan paling atas. Jadi manusia akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai dengan waktu, adapun kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi sebagai berikut. (1) Kebutuhan fisiologis Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, papan, pakaian, udara untuk bernafas dan sebagainya. (2) Kebutuhan akan rasa aman Ketika kebutuhan-kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan ini termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan serta merasa terjamin. Pada waktu seseorang telah mempunyai pendapatan cukup untuk dapat memenuhi semua kebutuhan kejiwaan seperti membeli makanan dan perumahan, perhatian akan diarahkan kepada penyediaan jaminan melalui pengambilan polis asuransi, mendaftarkan diri masuk perserikatan pekerja dan sebagainya. (3) Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial Ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan antar manusia, cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini didasari melalui hubungan antar pribadi yang mendalam tetapi juga yang akan dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, kebutuhan mendapatkan uang untuk 18

8 memelihara gaya hidup pekerjaan dengan dasar hubungan kemitraan sosial yang ditimbulkan. (4) Kebutuhan akan penghargaan Percaya diri dan harga diri merupakan kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, hal ini berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai serta pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar. (5) Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hirarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seorang ingin mencapai potensi sepenuhnya. Tahap terakhir ini mungkin akan tercapai hanya oleh beberapa orang. 2) Harapan Harapan adalah kemungkinan dan keyakinan seseorang bahwa dengan melaksanakan aktivitas tertentu akan menghasilkan prestasi kerja sebagai sumbangan yang berarti terhadap pencapaian tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah baik tujuan individu maupun tujuan perusahaan, atau dengan kata lain bahwa usaha-usaha yang mengarah ke prestasi kerja yang tinggi akan mendatangkan hasil-hasil yang menguntungkan baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan sendiri. Harapan erat hubungannya dengan prestasi kerja seseorang. Harapan yang berkembang dikalangan karyawan yang mampu mendorong perilaku karyawan ke arah prestasi yang tinggi antara lain. 19

9 (1) Harapan akan adanya pimpinan yang baik. (2) Harapan akan adanya perlakuan yang baik dan tidak ada diskriminasi. (3) Harapan akan adanya penghargaan dari pimpinan atas prestasi kerjanya. (4) Harapan akan adanya jaminan dan keamanan kerja. (5) Harapan tidak adanya perasaan takut diberhentikan dari pekerjaan. (6) Harapan akan adanya kesempatan penggunaan potensi dan pengembangan diri. 3) Insentif Insentif adalah sarana pendorong atau perangsang yang sengaja diberikan oleh pimpinan perusahaan kepada karyawan dengan harapan karyawan yang bersangkutan lebih meningkatkan prestasi kerjanya untuk memberi sumbangan yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.2 Insentif Finansial Pengertian Insentif Menurut Hasibuan (1999: 200) insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu berdasarkan prestasi kerja, agar karyawan terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Selain itu Gorda (2004: ) insentif adalah sarana pendorong atau perangsang yang sengaja diberikan oleh pimpinan perusahaan kepada karyawan, dengan harapan karyawan yang bersangkutan lebih meningkatkan prestasi kerjanya untuk memberi sumbangan yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sarwoto (1998: 144) insentif sebagai suatu sarana motivasi dapat 20

10 diberi batasan perangsang ataupun pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa insentif merupakan bagian dari motivasi yang sengaja diberikan pimpinan kepada karyawan perusahaan dengan tujuan untuk merangsang minat dan mendorong karyawan agar dapat bekerja dengan maksimal dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan perusahaan Jenis, Unsur dan Faktor-faktor Insentif 1) Jenis-jenis Insentif Menurut Manullang (2000: 199) insentif dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu : 1. Finansial insentif atau dorongan yang bersifat keuangan bukan saja meliputi upah atau gaji yang pantas, juga termasuk di dalamnya kemungkinan memperoleh bagian dalam keuntungan perusahaan dan kesejahteraan yang meliputi pemeliharan kesehatan, rekreasi dan jaminan hari tua. 2. Non finansial insentif atau dorongan yang tidak bersifat keuangan terdiri dari dua elemen, yaitu : a. Keadaan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi tempat kerja, jam kerja, tugas dan rekan-rekan kerja. 21

11 b. Sikap pimpinan terhadap keinginan-keinginan masing-masing karyawan seperti jaminan pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan, liburan-liburan dan hubungan dengan atasan. 3. Sosial insentif, dimaksudkan sikap dan tingkah laku anggota-anggota organisasi lainnya terhadap karyawan yang bersangkutan. Sosial insentif ini juga dianggap sebagai insentif non finansial. 2) Unsur-unsur Insentif Menurut Hasibuan (1999: 24) unsur-unsur insentif terdiri atas. a. Insentif Material adalah motivasi yang bersifat material sebagai imbalan prestasi yang diberikan. Yang termasuk dalam insentif material adalah upaya dalam bentuk uang, barang-barang dan sejenis lainnya. b. Insentif Non Material adalah daya perangsang yang terdiri dari penempatan yang tetap, latihan secara sistematis, promosi obyektif, pekerjaan yang terjamin, program penghargaan, bintang jasa, perlakuan wajar dan jenis lainnya. 3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Insentif Menurut Handoko (2000: ) faktor-faktor yang mempengaruhi insentif adalah permintaan dan penawaran tenaga kerja, serikat karyawan, produktivitas, kesediaan untuk membayar, berbagai kebijaksanaan pengupahan dan penggajian serta insentif dan kendala-kendala. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi besarnya insentif finansial yang diberikan oleh perusahaan atau yang biasa diterima oleh setiap karyawan. 22

12 2.2.3 Pengertian Insentif Finansial Menurut Sarwoto (1998: 156) insentif finansial adalah suatu balas jasa yang diberikan kepada para pekerja untuk pekerjaan yang dilakukan yang berupa uang dan jaminan sosial. Selain itu Manullang (1998: 141) insentif finansial atau dorongan yang bersifat keuangan bukan saja meliputi upah atau gaji yang pantas, melainkan termasuk juga kedalamnya kemungkinan memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan dan soal-soal kesejahteraan yang meliputi pemeliharaan kesehatan, reaksi, jaminan hari tua dan sebagainya yang merupakan dorongan yang utama. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Insentif Finansial merupakan balas jasa atau daya pendorong utama, yang bersifat keuangan yang diberikan dalam bentuk upah atau gaji yang pantas, sebagian dari keuntungan perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang berhubungan dengan perusahaan seperti pemeliharaan kesehatan, rekreasi, jaminan hari tua dan sebagainya Bentuk-bentuk Insentif Finansial Bentuk-bentuk insentif finansial yang umumnya diberikan kepada karyawan adalah berupa upah, bonus dan komisi. Menurut Martoyo (1998: 124) pengupahan menurut prestasi kerja adalah langsung mengakibatkan besarnya upah dengan prestasi kerja yang telah ditunjukkan oleh karyawan yang bersangkutan. Berarti besarnya upah tersebut tergantung pada banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu kerja karyawan. Cara ini dapat mendorong karyawan yang 23

13 kurang produktif dalam menyelesaikan pekerjaannya, sebaliknya hal ini menguntungkan bagi karyawan yang dapat bekerja dengan semangat. Mengenai bentuk insentif finansial yang lain, Siagian (2004: 268) menyatakan bahwa bentuk insentif finansial terdiri dari : 1) Placework Salah satu teknik yang lumrah digunakan untuk mendorong para karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya adalah dengan jalan memberikan insentif finansial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan karyawan yang dinyatakan dalam unit produksi. 2) Bonus Insentif dalam bentuk bonus diberikan karyawan yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui. 3) Komisi Pemberian komisi adalah pemberian yang dilakukan atas dasar penjualan. Sistem pendistribusiannya dapat dilakukan dengan berbagai macam pula, tapi biasanya mencakup pendistribusian berupa sebagian laba bersih yang disetorkan ke dalam daftar pendapatan tiap-tiap karyawan termasuk didalamnya kompensasi yang ditangguhkan adalah bantuan hari tua, pensiunan dan pembayaran kontraktual Manfaat dan Tujuan Pemberian Insentif Finansial Menurut Gibson (1995: 156) manfaat utama dari pemberian insentif finansial adalah mendorong karyawan menjadi senang dan bersemangat dalam 24

14 melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi. Handoko (2000: 156) menyatakan tujuan pemberian insentif finansial adalah sebagai berikut. 1) Memperoleh personalia yang qualified; insentif dan upah perlu ditetapkan untuk menarik para pelamar. Karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam mendapatkan tenaga kerja, tingkat pengupahan harus sesuai dengan kondisi penawaran dan permintaan tenaga kerja, kadang-kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik pelamar cakap yang sudah bekerja di berbagai perusahaan-perusahaan lain. 2) Mempertahankan karyawan yang sudah ada sekarang; bila tingkat insentif tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar kompetitif dengan perusahaan lain. 3) Perilaku yang diinginkan; insentif hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi menjamin keadilan; administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat insentif. 4) Menghargai kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku lain yang dapat dihargai melalui rencana insentif yang efektif. 25

15 5) Menghargai biaya; suatu program insentif yang rasional membuat orang untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia pada tingkat biayabiaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematika organisasi dapat membayar kurang (under pay). 6) Memenuhi peraturan-peraturan legal; aspek-aspek personalia lainnya, administrasi konsepsi menghadapi batasan-batasan legal. Program yang baik mempertahankan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturanperaturan perusahaan yang mengatur insentif. Berdasarkan tujuan pemberian insentif di atas, maka pemberian insentif finansial tidak saja berguna bagi karyawan yang bersangkutan tapi juga berguna bagi semua orang dalam perusahaan. 2.3 Penempatan Karyawan Pengertian penempatan karyawan Para karyawan yang telah selesai menjalankan program orientasi harus segera mendapat tempat pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian yang dimilikinya. Menurut Schuler dan Jackson (1997: 166) penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, prefensi dan kepribadian karyawan tersebut. Seleksi dan penempatan yang efektif meliputi pencarian kesesuaian antara kebutuhan perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang memenuhi syarat serta kebutuhan calon karyawan akan pekerjaan yang diinginkannya. Rivai (2005: 211) penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi 26

16 pada karyawan baru. Kepada karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sasaran fungsi penempatan dalam arti mempertahankan pada posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain. Dari pengertian diatas maka penempatan berarti mengalokasikan karyawan baik karyawan yang baru maupun karyawan yang lama pada posisi atau jabatan yang sesuai dengan kebutuhan jabatan dan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, kepribadian serta minat dari karyawan tersebut Jenis-jenis penempatan karyawan Menurut Rivai (2005: 211) terdapat tiga jenis penempatan, antara lain. 1) Promosi Promosi terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran tanggung jawab atau level. Umumnya diberikan sebagai penghargaan atas usaha dan prestasinya dimasa lampau. 2) Transfer Transfer terjadi jika seorang karyawan dipindahkan dari bidang tugas ke bidang tugas lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab maupun tingkatan strukturnya. Transfer mungkin akan bermanfaat bagi karyawan karena pengalaman kerja mereka akan bertambah dan mempunyai keahlian yang baru dan dalam perspektif yang berbeda juga akan menjadi karyawan yang lebih baik sehingga menjadi calon kuat untuk dipromosikan di masa yang akan datang. Transfer juga akan memperbaiki motivasi dan kepuasan individu, terutama ketika karyawan tersebut 27

17 mengalami hambatan pada bidang tugas yang lama. Transfer juga paling tidak memberikan berbagai variasi kerja. 3) Demosi Demosi terjadi jika seseorang karyawan dipindahkan dari satu posisi ke posisi lainnya yang lebih rendah tingkatannya baik berupa gaji, tanggung jawab maupun tingkat strukturalnya. Demosi bisa menimbulkan hasil yang negatif bagi seorang karyawan. Biasanya hal tersebut terjadi karena masalah kinerja yang kurang baik serta tingkat absensi yang tinggi. Permasalahan yang timbul akibat demosi yaitu karyawan mungkin akan kehilangan motivasi kerja atau menimbulkan keraguan yang lebih besar yang disebabkan oleh keputusan demosi Tujuan penempatan karyawan Penempatan tidak hanya berfokus bagi para karyawan baru, akan tetapi berlaku pula bagi para karyawan yang lama yang mengalami alih tangan dan mutasi. Menurut Schuler dan Jackson (1997: 165) beberapa tujuan yang ingin dicapai lewat penempatan yang tepat adalah sebagai berikut. 1) Memungkinkan perusahaan menerapkan strategi bisnis khususnya. 2) Memastikan bahwa investasi keuangan pada karyawan dapat kembali. 3) Mengevaluasi, mempekerjakan, dan menempatkan karyawan pada jabatan yang sesuai dengan minat mereka. 4) Memperlakukan pelamar secara adil dan oleh karena itu memperkecil konsekuensi negatif yang berhubungan dengan diskriminasi. 28

18 5) Memperkecil kesalahan dan tuntutan dari pelanggan akibat kelalaian yang dilakukan oleh karyawan yang seharusnya tidak diterima atau dipertahankan pekerjaannya. 6) Membantu memenuhi tujuan penerimaan karyawan dan jadwal yang telah ditentukan dalam program tindakan ofirmatif. Menurut Rivai (2005: 214) penempatan memiliki manfaat sebagai berikut. 1) Mengurangi ketidaksesuaian Preview terhadap pekerjaan yang realitis dapat menutup kesenjangan psikologis antara harapan pendatang baru dengan kenyataan yang ada. Perbedaan antara harapan dan kenyataan disebut ketidaksamaan kognitif. 2) Mencegah berhentinya pekerjaan baru Berhentinya pekerjaan baru adalah modal harganya. Di samping biaya rekruitmen dan seleksi, biaya yang terkait dengan administrasi pekerja baru pada departemen SDM, pembuatan gaji pada catatan akuntansi dan biaya pelatihan akan hilang begitu pekerja itu berhenti. 2.4 Lingkungan Kerja Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja dalam perusahaan sangatlah penting untuk diperhatikan karena hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan hasil yang baik (optimal) apabila ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai. Menurut Nitisemito (2000: 110) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di ruangan sekitar pekerja yang secara nyata dapat mempengaruhi 29

19 dirinya di dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya pewarnaan, kebersihan, pertukaran udara, penerangan, musik, keamanan dan kebisingan. Assauri (2004: 121) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah lingkungan dimana para karyawan tersebut bekerja. Secara umum lingkungan kerja di dalam suatu perusahaan ini merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehari-sehari. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli dapat dinyatakan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat kerja karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya Arti Penting Lingkungan Kerja Lingkungan kerja penting mendapat perhatian dari perusahaan karena dilihat dari peranannya dilingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh tidak kecil terhadap sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Nitisemito (2000: 109) mengatakan lingkungan kerja bukan saja berpengaruh terhadap kinerja dan gairah kerja dalam menjalankan tugas, tetapi pengaruhnya cukup besar lebih lanjut Nitisemito (2000: 132) mengatakan lingkungan kerja yang buruk dapat menimbulkan suasana kerja yang kurang menyenangkan yang berarti menambah kelelahan dan kebosanan dalam bekerja. Menurut Ahyari (1999: 122) lingkungan kerja yang memuaskan bagi karyawan yang bersangkutan akan meningkatkan produktivitas mereka dalam bekerja, demikian sebaliknya lingkungan kerja yang sangat tidak memuaskan akan dapat menurunkan gairah kerja dan menurunkan produktivitas karyawan. 30

20 Begitu pentingnya lingkungan kerja bagi karyawan suatu perusahaan maka sudah selayaknya pihak perusahaan memperhatikan lingkungan kerja yang ada pada perusahaan dengan tetap mengusahakan agar keadaan lingkungan kerja lebih kondusif sehingga mampu menciptakan suasana nyaman dan dapat meningkatkan gairah kerja karyawan Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2001: 21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut. 1) Lingkungan kerja Fisik Menurut Sedarmayanti (2001: 21) Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : (1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya). (2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah yang tepenting adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai. 31

21 2) Lingkungan Kerja Non Fisik Menurut Sedarmayanti (2001: 31) lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan Indikator-Indikator Lingkungan Kerja Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak indikator yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja. Adapun indikator lingkungan kerja fisik terdiri dari : 1) Pewarnaan ; menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia ( Sedarmayanti, 2001: 28) 32

22 2) Penerangan ; cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Assauri (2004: 149) mengatakan bahwa penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk di dalam ruang kerja masing-masing karyawan perusahaan. Penerangan merupakan salah satu faktor lingkungan kerja yang sangat besar manfaatnya. Dengan adanya tingkat penerangan yang cukup di dalam ruang kerja, karyawan akan terdorong untuk bekerja lebih baik. Menurut Assauri (2004: 150) keuntungan dari sistem penerangan yang baik adalah terdapatnya perbaikan kualitas para karyawan, tingkat kecelakaan yang terjadi dapat berkurang, terdapatnya peningkatan kerja para karyawan, terdapatnya kemudahan pengamatan dan pengawasan, tingkat perputaran karyawan akan berkurang, kerusakan barang dalam proses berkurang, terdapatnya kenaikan tingkat produksi dan biaya produksi dapat ditekan. 3) Suhu udara ; temperatur udara atau suhu udara pada ruang kerja para karyawan perusahaan akan ikut mempengaruhi kinerja dan kenyamanan kerja para karyawan perusahaan yang bersangkutan. Suhu udara ini termasuk salah satu kondisi kerja yang akan dapat dipersiapkan oleh manajemen perusahaan di dalam rangka upaya untuk mendorong kenaikan kinerja karyawan yang bekerja di dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut Assauri (2004: 168). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk pengaturan udara seperti yang diungkapkan oleh Assauri (2004: 172) antara lain ventilasi-ventilasi yang cukup pada gedung, pemasangan AC. Lebih lanjut Mahmudi (2005: 106) 33

23 mengemukakan keuntungan-keuntungan dari udara yang baik adalah sebagai berikut: motivasi kerja yang lebih tinggi, mutu pekerjaan yang lebih tinggi, kesenangan dan keselamatan karyawan bertambah, kesan yang menyenangkan bagi tamu-tamu. 4) Kebersihan ; setiap perusahaan hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan sebab selain mempengaruhi kesehatan, dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Bagi orang yang normal lingkungan kerja yang bersih pasti akan menimbulkan rasa senang, ini dapat mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih bersemangat dan lebih bergairah. Kebersihan lingkungan bukan saja berarti kebersihan tempat kerja, tetapi jauh lebih luas. Misalnya kamar kecil yang berbau tidak enak akan menimbulkan rasa yang kurang menyenangkan bagi karyawan yang menggunakannya. Untuk menjaga kebersihan ini pada umumnya diperlukan petugas khusus, yang membutuhkan pula pertimbangan biaya. Akan tetapi kebersihan bukan semata-mata kewajiban dari para petugas khusus tersebut. Setiap karyawan harus ikut bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat mereka bekerja Nitisemito (2000: 114). 5) Ruang Gerak ; agar karyawan perusahaan yang bersangkutan ini dapat leluasa bergerak dengan baik, maka ruang gerak para karyawan perusahaan tersebut perlu diberikan di dalam besar ruangan yang memadai. Terlalu sempitnya ruang gerak yang disediakan oleh perusahaan untuk para karyawan tersebut, akan dapat mengakibatkan para karyawan perusahaan ini tidak dapat bekerja 34

24 dengan baik sehingga kinerja karyawan dan semangat kerjanya menjadi menurun. 6) Keamanan kerja ; rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan ketenangan akan mendorong motivasi dan kegairahan kerja karyawan. Rasa aman ini pada umumnya adalah rasa aman menghadapi masa depan. Tetapi yang dimaksud disini adalah keamanan dalam lingkungan kerja, terutama keamanan terhadap milik pribadi karyawan (Nitisemito, 2000: 115). Sedarmayanti (2001: 30) mengatakan bahwa guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu faktor keamanan perlu diwujudkan keberadaanya. 7) Kebisingan ; Assauri (2004: 176) mengatakan bahwa tujuan utama dari pengaturan dan pengendalian suara bising di dalam ruang kerja para karyawan perusahaan tersebut adalah untuk menjaga kepekaan pendengaran para karyawan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Assauri (2004: 177) beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengaturan dan pengendalian suara bising yang terdapat dalam perusahaan tersebut antara lain adalah pengendalian sumber suara, isolasi dari suara, penggunaan peredam suara, penggunaan sistem akustik, pemakaian alat perlindungan. Sedangkan indikator lingkungan kerja non fisik terdiri dari : (1) Suasana sosial (komunikasi) (2) Pergaulan antar personil 35

25 (3) Peraturan kerja (tata tertib) (4) Kebijakan perusahaan. 2.5 Pengaruh Insentif Finansial, Penempatan Karyawan, dan Lingkungan kerja Terhadap Motivasi Kerja karyawan Berdasarkan apa yang telah diuraikan, maka dapat dikatakan bahwa antara insentif finansial, penempatan karyawan, dan lingkungan kerja mempunyai hubungan yang erat terhadap motivasi kerja karyawan. Dalam hal ini dengan pemberian balas jasa berupa gaji/upah serta tunjanan-tunjangan yang adil dan memadai sebagai hasil kerja keras karyawan, yang nantinya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Maka secara tidak langsung akan meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk tetap bertahan dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Selain itu, penempatan karyawan secara tepat sesuai dengan minat, bakat, keahlian, kemampuan, pengetahuan, pendidikan dan tingkat kebutuhan jabatan akan memotivasi karyawan untuk menggunakan segenap potensi yang ada pada dirinya secara maksimal guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Disamping itu lingkungan kerja yang nyaman dan memuaskan bagi karyawan dari segi pewarnaan, kebersihan, penerangan, pertukaran udara, musik, keamanan dan tingkat kebisingan sangat dibutuhkan oleh karyawan untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga karyawan dapat termotivasi untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik. 36

26 2.6 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1) Kurnia (2008) dengan judul Pengaruh Insentif Finansial dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa dengan analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan y = 0, ,595 X1 + 0,287 X2 yang memberikan informasi bahwa insentif finansial dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan. Dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh R 2 sebesar 0,715 hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas yaitu insentif finansial dan lingkungan kerja terhadap variabel terikat yaitu motivasi kerja dalam hal ini sebesar 71,5 persen dari variasi (naik turunnya) motivasi kerja karyawan secara simultan oleh insentif finansial dan lingkungan kerja. Sedangkan sisanya sebesar 28,5 persen disebabkan oleh faktor-faktor lain di luar model ini. Dari hasil uji F-test diperoleh hasil Fhitung sebesar 74,132 dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga Fhitung (74,132) > Ftabel (3,15) yang berarti insentif finansial dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Dari hasil uji t-test untuk masing-masing variabel bebas maka untuk variabel insentif finansial thitung (7,188) > ttabel (1,671) dan untuk variabel lingkungan kerja thitung (4,084) > ttabel (1,671) berarti secara parsial insentif finansial dan lingkungan kerja bepengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel bebas yaitu insentif finansial dan 37

27 lingkungan kerja, variabel terikat yaitu motivasi kerja, teknik analisis yang dipergunakan yaitu regresi linear berganda, uji F test dan uji T test serta dimensi waktu penelitian. Perbedaannya terletak pada jumlah variabel bebas yang diteliti serta tempat penelitiannya yaitu bertempat di PT. BPR Bank Padma Denpasar. 2) Hariadi (2006) dengan judul Pengaruh Insentif Finansial dan Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Perusahaan Electronic City di Bali. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa dengan analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan y = 1, ,701 X1 + 0,294 X2 yang memberikan informasi bahwa insentif finansial dan penilaian kinerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan. Dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh R 2 sebesar 0,958 hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas yaitu insentif finansial dan penilaian kinerja terhadap variabel terikat yaitu motivasi kerja dalam hal ini sebesar 95,8 persen dari variasi (naik turunnya) motivasi kerja karyawan secara simultan oleh insentif finansial dan penilaian kinerja. Sedangkan sisanya sebesar 4,2 persen disebabkan oleh faktor-faktor lain di luar model ini. Dari hasil uji F-test diperoleh hasil Fhitung sebesar 341,275 dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga Fhitung (341,275) > Ftabel (3,32) yang berarti insentif finansial dan penilaian kinerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Dari hasil uji t-test untuk masing-masing variabel bebas maka untuk variabel insentif finansial thitung (7,955) > ttabel (1,697) dan untuk variabel penilaian 38

28 kinerja thitung (3,128) > ttabel (1,697) berarti secara parsial insentif finansial dan penilaian kinerja bepengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel bebas yaitu insentif finansial,variabel terikat yaitu motivasi kerja, teknik analisis yang dipergunakan yaitu regresi linear berganda, uji F-test dan uji t- test. Perbedaannya terletak pada jumlah variabel bebas yang diteliti, dimensi waktu penelitian sekarang tahun 2008 serta tempat penelitiannya yaitu bertempat di PT. BPR Bank Padma Denpasar. 3) Jurnal yang ditulis oleh Sariningsih (2007) dengan judul Pengaruh Penempatan Karyawan Terhadap Motivasi Kerja Pada Direktorat Sumber Daya Manusia PT. POS Indonesia (Persero) Bandung. Dari hasil penelitian ini diperoleh persamaan regresi, selanjutnya hasil uji F-test menunjukkan bahwa Fhitung (17,12) > Ftabel (4,21). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penempatan karyawan dengan motivasi kerja. Dalam penempatan karyawan selain kesesuaian dengan pengalaman, pengetahuan dan pendidikan, perlu mempertimbangkan ketrampilan karyawan seperti ketrampilan berkomunikasi sehingga menciptakan hubungan yang baik antara karyawan dengan atasan. Perlu memperhatikan kebutuhan akan prestasi serta memberikan respon terhadap ide serta gagasan dari karyawan, memberikan tantangan dalam bekerja dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan bakat serta kemampuan. Selain itu untuk kebutuhan afiliasi dengan selalu menjaga hubungan baik, memberikan perhatian yang tulus serta membuat suatu tim kerja akan dapat mempermudah 39

29 perusahaan dalam memecahkan masalah. Persamaan penelitian ini dengan jurnal yang dibahas terletak pada variabel bebas yang diteliti yaitu penempatan karyawan dan varibel terikat yaitu motivasi kerja. Sedangkan perbedaannya terletak pada jumlah variabel bebas yang diteliti, tahun penelitian dan tempat penelitian. 2.7 Rumusan Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah diuraikan, maka hipotesis atau jawaban sementara yang dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Insentif finansial dan penempatan karyawan serta lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. BPR Bank Padma Denpasar. 2) Insentif finansial dan penempatan karyawan serta lingkungan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. BPR Bank Padma Denpasar. 3) Variabel insentif finansial mempunyai pengaruh dominan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. BPR Bank Padma Denpasar. 40

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia manjadi investasi yang memegang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata to move (Bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata to move (Bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Motivasi kerja 2.1.1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi bermula dari kata move (bahasa inggris) yang sama dengan kata to move (Bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan.

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang semakin ketat menjadikan setiap organisasi harus menghadapi tantangan yang menuntut sumber daya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pengalaman Kerja Pada dasarnya pengalaman kerja merupakan pengetahuan yang diperoleh selama karyawan tersebut bekerja pada perusahaan di tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Prestasi Kerja 2.1.1 Pengertian Prestasi Kerja Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012). B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sumber Daya Manusia a. Pengertian Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat difenisikan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory Menurut Frederick Herzberg (dalam Ardana, dkk., 2009: 34) mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dharma (2007) meneliti tentang pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2. 1. Manajemen Secara Umum Keberhasilan suatu produk sangat ditunjang dengan bagaimana organisasi melakukan manajemennya dengan baik. Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retensi Perawat 1. Pengertian Retensi adalah tindakan penahan dimana ini merupakan kemampuan untuk melanjutkan kerja individu yang berkualitas, yaitu perawat dan/penyedia layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kompensasi dan Jenis-Jenis Kompensasi 1. Pengertian Kompensasi Seseorang yang telah ikut bekerjasama dalam suatu perusahaan/organisasi sering disebut sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien dan efektif apabila dalam seluruh proses manajemen tersebut terjadi interaksi positif

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG ABSTRAK Kompensasi yang rendah menyebabkan berbagai permasalahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan terdapat sumber daya sebagai potensi penggerak aktivitasnya. Sumber daya ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat perlu mendapat perhatian, karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) tahun 2014. Hasil penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA 0 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang siap untuk berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini diperlukan dukungan karyawan yang cakap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha mengalokasikan sumber daya secara penuh demi tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu hal yang harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Robbins & Coulter (2011) manajemen melibatkan aktivitas aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Menurut Irfan (2000), skripsi yang berjudul Pengaruh pemberian kompensasi terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja pada PT. PLN (Persero) Wilayah II

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, motivasi sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi tidak langsung dan kompensasi langsung. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran karyawan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya organisasional yang berharga untuk mencapai kinerja tinggi secara berkelanjutan oleh karena itu bakat seseorang tidak boleh di sia-sia

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU Robertus Robet Robertus_robet@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Untuk upaya mendapatkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AQUA TIRTA INVESTAMA SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AQUA TIRTA INVESTAMA SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AQUA TIRTA INVESTAMA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, termasuk didalamnya sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kepuasan kerja Luthans (2006: 142) mengatakan kepuasan kerja adalah situasi emosional yang positif dari individu yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Agung (2006) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kompensasi Terhadap Kualitas Kerja Karyawan Pada PT Barisan Baja Perkasa Medan. Hasil penelitiannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Menurut Samsudin (2010: 281) mengemukakan bahwa motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Unit Pelayanan dan Jaringan Kabupaten sampang) Dhanang Bayu Pratama Bambang Swasto Sunuharyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi memiliki defenisi yang beragam oleh parah pakar. Hasibuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi memiliki defenisi yang beragam oleh parah pakar. Hasibuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Kompensasi Kompensasi memiliki defenisi yang beragam oleh parah pakar. Hasibuan (2012:118) menyatakan Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua perusahaan apapun jenisnya, mempunyai misi yang biasanya tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa diemban oleh sumber

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI Oleh : FAJAR BHASKARA B 100 060 122 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan salah satu aset

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan salah satu aset 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki oleh perusahaan. Kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 30 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Adanya tuntutan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing dalam era globalisasi, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.2 Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk menunjukan dari sudut mana

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu organisasi pemerintah adalah menjalankan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia agar dapat bersaing dengan negara maju. Setiap

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Koko Sujatmoko (2007), melakukan penelitian dengan judul pengaruh insentif terhadap prestasi kerja karyawan pada departemen operasional Dunkin Donuts cabang

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SAMARINDA

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4) : ISSN 0000-0000, ejournal.ipfisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia adalah penggerak dari seluruh sarana perusahaan yang tersedia. Sumber

I. PENDAHULUAN. manusia adalah penggerak dari seluruh sarana perusahaan yang tersedia. Sumber 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan. dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan. dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan (jasa), dan insentif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Rachmawati (2010:3) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses pernecanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompensasi Salah satu tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu memastikan organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia adalah penggerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kompensasi Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2009) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada organisasi.

Lebih terperinci

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Loyalitas Kerja a. Pengertian Loyalitas Kerja Hasibuan (2005), mengemukakan bahwa loyalitas atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian

Lebih terperinci

Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda. X1-0,514-1,327 0,242 Tidak. X2-0,403-1,039 0,346 Tidak

Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda. X1-0,514-1,327 0,242 Tidak. X2-0,403-1,039 0,346 Tidak Berdasarkan hasil pengolahan data responden dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dapat di ringkas bahwa variabel dependen pada nilai analisis regresi linier berganda adalah Y sedangkan variabel independen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, perilaku dan penentu terwujudnya tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk lebih memahami manajemen Sumber daya Manusia, sebaliknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari kata to

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. sesuatu dalam pencapaiaan tujuan yang telah ditetapkan (Manulan, 1981)

BAB II LANDASAN PUSTAKA. sesuatu dalam pencapaiaan tujuan yang telah ditetapkan (Manulan, 1981) BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi Motivasi kerja adalah suatu proses kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan atau berbuat sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan terdapat sumber daya sebagai potensi penggerak aktivitasnya. Sumber daya ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Dalam menghadapi kehidupan serba modern dengan teknologi yang canggih, peranan karyawan sebagai sumber tenaga kerja dalam suatu unit organisasi sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin global dan ketat, perusahaan dituntut untuk mengelola usahanya dengan baik sehingga perusahaan mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu BAB II Tinjauan Pustaka A. Penelitian Terdahulu Untuk mendukung penelitian ini maka peneliti menyajikan data pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sondang Siagian (2013:169) mengemukakan Promosi adalah apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sondang Siagian (2013:169) mengemukakan Promosi adalah apabila BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Sondang Siagian (2013:169) mengemukakan Promosi adalah apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang terus menerus berkembang dari waktu ke waktu membuat kemajuan dalam segala hal. Salah satunya merupakan kemajuan dalam dunia usaha. Kemajuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era industrialisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat sehingga menuntut perusahaan di berbagai kalangan industri terutama dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Dalam Mulyadi (2015: 2) manajemen dapat didefinisikan adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pendayagunakan sumber daya manusia dengan sumber daya alam, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Kerja 2.1.1 Definisi Lingkungan Kerja Aspek yang menunjang manusia untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh diabaikan oleh suatu perusahaan adalah sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh diabaikan oleh suatu perusahaan adalah sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, salah satu faktor yang harus diperhatikan dan tidak boleh diabaikan oleh suatu perusahaan adalah sumber daya manusia yaitu orang atau individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Tanpa adanya pekerjaan yang akan dikerjakan maka tidak akan terjadi hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Tanpa adanya pekerjaan yang akan dikerjakan maka tidak akan terjadi hubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Desain Pekerjaan Pekerjaan dapat diibaratkan sebagai jembatan penghubung antara karyawan dengan perusahaan. Tanpa adanya pekerjaan yang akan dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata Indonesia khususnya Bali merupakan salah satu pilar penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut: a. Menurut Handoko dalam Septawan (2014:5) adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan Sistim Penilaian Kinerja Dalam Memotivasi Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan modernisasi ekonomi. Globalisasi terkait erat dengan investasi

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan modernisasi ekonomi. Globalisasi terkait erat dengan investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi disamakan artinya dengan kemajuan, pengajaran, kemakmuran, dan modernisasi ekonomi. Globalisasi terkait erat dengan investasi dan alih teknologi.

Lebih terperinci