Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific"

Transkripsi

1 Jurnal Teknik Arsitektur Mercu Buana Januari 05 Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific Nur Octaviani Purnama Sari dan Joni Hardi Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana nuroctaviani.ps@gmail.com ABSTRACT : Buildings should have security requirements, especially against fire and other disasters. This study aims to determine the condition of the track meets the security aspect worth functions under the provisions of Decree no.0 / kpts / 000 and SNI The object of this case study observations conducted at Wisma Barito Pacific. Method of data collection was done by means of direct observation refers to the standard, subsequently conducted a questionnaire for employees to know the perception of the occupants of the building and conduct interviews with the managers of the building. evacuation route contained in the Barito Pacific guesthouse is divided into two zones, namely horizontal and vertical zones including corridors / exit access, emergency exits, signage, where assemble / assembly and emergency stairs Keywords: evacuation path, decent functionality, vertical zone, horizontal zone ABSTRAK : Bangunan gedung seharusnya memiliki persyaratan keamanan khususnya terhadap bahaya kebakaran dan bencana lainnya. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi jalur tersebut memenuhi aspek keamanan layak fungsi berdasarkan ketentuan kepmen no.0/kpts/000 dan SNI Objek pengamatan studi kasus ini dilakukan di Wisma Barito Pacific. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan langsung yang mengacu pada standart, selanjutnya melakukan kuesioner kepada karyawan untuk mengetahui persepsi dari penghuni bangunan dan melakukan wawancara terhadap pengelola gedung. jalur evakuasi yang terdapat pada wisma barito pacific terbagi dua yaitu zona horizontal dan zona vertical diantaranya koridor/akses exit, pintu darurat, signage, tempat berhimpun/berkumpul dan tangga darurat. Kata kunci: Jalur evakuasi, layak fungsi, zona vertical, zona horizontal

2 . PENDAHULUAN. Latar Belakang Kebakaran di gedung tinggi sering berakibat fatal akibat sulitnya upaya pemadaman dari luar gedung dan dalam gedung. Pemadaman dalam gedung sangat berpengaruh pada desain layout ruang karena merupakan sirkulasi untuk evakuasi pada saat terjadi kebakaran.beberapa kejadian kebakaran pada bangunan tinggi baik bangunan komersil) mestinya menjadi pelajaran penting dalam penyiapan Fire Safety Management. Dalam merancang bangunan tinggi, disamping aspek arsitektural seorang arsitek perlu mempertimbangkan berbagai aspek lainnya, seperti structural, mekanikal, elektrikal dan biaya bangunan (Juwana;005, p.). Bangunan gedung sebagai sebuah aset/properti yang dimanfaatkan untuk tempat beraktifitas dan melakukan segala kegiatan, seharusnya memiliki syarat keamanan, khususnya terhadap bahaya kebakaran, dan harus dapat menjamin keamanan penghuni selama berada di dalamnya agar dapat melakukan kegiatan dan meningkatkan produktivitas serta kualitas hidupnya. Untuk mengamankan sebuahbangunan gedung dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran, perlu upaya melaksanakan ketentuan dan persyaratan teknis dalam mengatur dan mengendalikan bangunan gedung, termasuk dalam rangka proses perizinan, pelaksanaan,pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan gedung, termasuk pemeriksaan kelayakan fungsi dan keandalan bangunan terhadap bahaya kebakaran.. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah jalur evakuasi di Wisma Barito Pasific layak bagi karyawannya?.3 Tujuan Mengevaluasi jalur evakuasi pada Wisma Barito Pasific unntuk mengetahui apakah kondisi jalur evakuasi pada kantor tersebut memenuhi aspek keamanan layak fungsi.. LOKASI STUDI Bangunan dalam penelitian ini adalah Kantor Wisma Barito Pacific yang berlokasi di Jl. Letjen S.Parman. Zona sirkulasi terbagi yaitu zona vertical dan zona horizontal. Zona vertikal yaitu tangga darurat dan pada zona horizontal yaitu koridor, akses exit, Pintu Kebakaran, signage/petunjuk arah dan tempat berhimpun/berkumpul. Alasan pemilihan lokasi : Wisma Barito Pasific merupakan bangunan yang lama didirikan pada tahun 980an dan kualitas kelayakan bangunan tersebut akan disesuaikan oleh standart keputusan menteri tahun 000. Terletak dilokasi yang strategis dan merupakan bangunan tinggi. Tingkat populasi dari bangunan tersebut tinggi.

3 Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, tingkat rawan kebakaran untuk daerah Jakarta barat termasuk tinggi (>5 kejadian). Gambar Bar chart kejadian kebakaran pertahun Sumber : Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Gambar Bar chart korban meninggal pertahun Sumber : Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD 3. METODE Terdapat dua metode dalam penelitian ini, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisa data. Berikut ini adalah penjabaran dari metode penelitian tersebut: 3. Metode Pengumpulan Data. Observasi Dalam kasus penelitian ini peneliti turut melakukan observasi langsung ke dalam objek yang akan diteliti. Observasi/pengamatan yang akan dilakukan untuk memperoleh data tentang jalur evakuasi, diantaranya koridor/akses exit, pintu kebakaran, signage, tempat berhimpun atau berkumpul dan tangga kebakaran. Observasi yang dilakukan megacu pada standart yaitu kepmen no.0/kpts/000 dan SNI

4 . Wawancara Metode wawancara tersebut diajukan kepada pengelola kantor dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelayakan jalur evakuasi dikantor tersebut. Metode ini untuk memperjelas data dalam pelaksaan observasi jika mengalami kejanggalan dalam penelitian. Metode wawancara yang digunakan yaitu secara terstruktur, peneliti menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. 3. Kuesioner Pada penelitian digunakan kuesioner yang berfungsi sebagai instrument untuk mengumpulkan data primer mengenai persepsi responden dalam penelitian mengenai studi kelayakan jalur evakuai di wisma barito pasific terhadap keselamatan karyawan. Dalam kuesioner di cantumkan umur dan jenis kelamin agar hasilnya dapat ditagorikan. Dengan menggunakan skala likert, untuk keperluan analisis secara kuantitatif maka jawaban itu diberi skor, misalnya: Skor 5, untuk SL = Sangat layak Skor, untuk L Skor 3, untuk R = Layak = Ragu-ragu Skor, untuk KL = Kurang layak Skor, untuk SKL = Sangat kurang layak Interval NilaiMaxim al nilai min imum jumlahkelas 3. Metode Analisis Data. Uji Validitas Uji validitas dapat diketahui dengan membandingkan antara r hitung dengan signifikasi 0,05 atau 5%. Apabila r hitung < 0,05 = valid dan r hitung >0,05 = tidak valid.. Uji Reabilitas Suatu variable dikatakan reliable, apabila Hasil a > 0,60 maka hasilnya adalah reliable dan Hasil a < 0,60 maka hasilnya adalah tidak reliable.. ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa dan pembahasan yang dilakukan adalah dengan observasi untuk menentukan permasalahan yang ada di jalur evakuasi karena mempengaruhi kepada factor keselamatan karyawan. Setelah observasi, peneliti menyebarkan kuesioner untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap kelayakan jalur evakuasi di wisma barito pacific. Berikut adalah pembahasan dari hasil observasi dan kuesioner :

5 . Akses exit Tabel Data Observasi Akses Exit dengan Perbandingan Standart No. Standart * Lapangan keterangan Terdapat sarana jalan keluar akses penyelamatan berupa koridor Lebar minimum jalan kelauar,8-, m dengan jarak bebas minimum, m Jumlah jalan keluar terdapat lebih dari dan letaknya berjauhan Sarana evakuasi harus mudah terlihat dan di capai oleh penghuni bangunan pada saat terjadi kebakaran Tidak ada penghalang diakses jalan keluar Jarak ke tangga darurat maksimal 30 m Lebar koridor,6 m untuk koridor service dan untuk koridor utama,5 m. Terdapat akses yang letaknya berjauhan Sarama mudah dicapai dan mudah terlihat Tidak ada penghalang Jarak ke tangga darurat sekitar 5 m Memenuhi* Memenuhi* Sumber: hasil data observasi dan *) Kepmen No.0/KPTS/000. Pintu Kebakaran Tabel Data obsservasi pintu kebakaran dengan perbandingan standart No. Standart * ** Lapangan keterangan 3 Terdapat minimal buah pintu Tangga darurat Ukuran pintu Lebar min 80 cm, Tinggi 0 cm Jarak max pintu 5 m Pintu pada lantai dasar terhubung Keluar bangunan Tersedia buah pintu disetiap lantainya Pintu darurat lebar 80 cm, tinggi 0 cm Jarak antar pintu sekitar 5 m * Pintu darurat ada yang terhubung langsung keluar bangunan dan ada yang tidak 5. Menutup secara otomatis Menutup secara otomatis Memnuhi * Sumber : Hasil data observasi di Wisma Barito Pasific, *) SNI dan **) Kepmen No.0/KPTS/000.3 Petunjuk Arah/Signage Tabel 3 Data Observasi Signage dengan perbandingan standart No. Standart * Lapangan keterangan Terdapat signage menuju arah keluar Rambu dipasang di tempat yang mudah terlihat atau didekat pintu signage arah keluar dan petunjuk EXIT petunjuk arah keluar yang di letakkan di koridor dan didepan pintu dibagian koridor tidak terdapat 5

6 keluar tangga darurat signage exit 3 Rambu mudah terlihat dan berwarna kontras dan diberi penerangan dari sumber daya listrik darurat Rambu tangga darurat berwarna latar belakang hijau sehingga mudah terlihat dan ditambah dengan penerangan. Sumber : Hasil data observasi di Wisma Barito Pasificdan *) Kepmen No.0/KPTS/000. Tempat Berhimpun/ Berkumpul Tabel Data observasi tempat berhimpun dengan perbandingan standart No. Standart * ** Lapangan keterangan Tersedia tempat berhimpun setelah evakuasi dan memiliki space perorang 35x35 cm Tersedia petunjuk arah untuk titik berhimpun. Tersedia tempat berhimpun berupa lahan kosong di belakang kantor. Terdapat signage untuk titik berkumpul (master point) * Sumber : Hasil data observasi di PT.Griya Idola *) PU 6/PRT/M/008 **) Kepmen No.0/KPTS/000.5 Tangga Kebakaran Tabel 5 Data observasi tangga kebakaran dengan perbandingan standart No. Tinjauan Standart * Lapangan Keterangan Fisik Dimensi lebar min 0 cm 0 cm Tidak memenuhi letak 3 Fungsi Bahan Dinding lebar pijakan (G),5 cm 30 cm Memenuhi Tinggi Pijakan (R) 7,5 cm 8,5 cm Anak tangga Beton 0 cm Lantai Tidak licin keramik 0/0 Railing Besi carbon steel ⅟" 5 cm dan 5 cm dinding Tebal min tahan api beton mudah dicapai dengan jarak antar tangga jarak 30 m. sekitar 5 m hanya untuk evakuasi disaat hanya untuk keadaan darurat evakuasi persyaratan Memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan Sumber : Hasil data observasi di Wisma Barito Pasific& *) kepmen No. 0/KPTS/000 6

7 .6 Penerangan Darurat Tabel 6 Data Observasi penerangan darurat dengan standart No. Standart * Lapangan keterangan Tersedia sumber listrik dari genset. Lampu darurat berwarna berwarna kuning atau orange dengan kekuatan 0 lux. sarana penerangan darurat yaitu genset yang berada di basement. lampu darurat dengan kekuatan 0 lux, akan tetapi berwarna putih. Sumber : Hasil data observasi di Wisma Barito Pasific dan *) Kepmen No.0/KPTS/000.7 Hasil Observasi dan Kuesioner Tabel 7 Tabel hasil observasi No. Elemen Skor Koridor/akses exit lebar koridor 3 Y Statistics tinggi koridor N Valid jarak tempuh terjauh 3 Missing 0 Pintu kebakaran Mean 3.08 lebar pintu 3 Median 3.00 tinggi pintu 3 Mode 3 3 signage Std. Deviation.669 tangga kebakaran Range dimensi Minimum bahan 3 Maximum ketinggian ruang 3 Sum 37 railing tangga Percentiles letak lampu darurat lokasi tempat berkumpul Jumlah 37 nilai max nilai min Ratingscale jumlah int erval 0,75 Diperoleh kategori skor : 3,5,00 = Sangat Layak,50 - <3,5 = Layak 7

8 ,75 - <,50 = Tidak layak <,75 = Sangat Tidak Layak Maka dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa Wisma Barito Pasific memiliki jalur evakuasi terhadap keselamatan karyawan yang layak. Tabel 8 Hasil Kuesioner Wisma Barito Pasific Statistics Kelayak an Jalur Evakuas i N Valid Missing Mean ,85 Median Mode Std. Deviation Range Minimum 3 3 Maximum Sum nilai max nilai min Ratingscale jumlah int erval 5 5 0,80 Diperoleh kategori skor : 3,5,00 = Sangat Layak,50 - <3,5 = Layak Persepsi x 3,85 5 3,08,75 - <,50 = Tidak layak <,75 = Sangat Tidak Layak Maka dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa penghuni bangunan Wisma Barito Pasific memiliki persepsi bahwa jalur evakuasi tersebut masih layak. 8

9 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5. Kesimpulan Jalur Evakuasi /koridor Berdasarkan hasil observasi yang ada dilapangan dengan mengacu pada standar ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan (Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.0/KPTS/000), maka dapat disimpulkan jalur evakuasi telah memenuhi standart diantaranya pada aspek dimensi lebar dan tinggi koridor, jarak ke tangga darurat 5 m, tempat dua jalan keluar. Berdasarkan persepsi dari karyawan wisma barito paific menyatakan bahwa jalur evakuasi atau koridor aman untuk dilalui saat evakuasi bencana. Pintu darurat Berdasarkan hasil observasi dilapangan dengan mengacu ketentuan kepmen no.0/kpts/000 dan SNI menyatakan bahwa pintu darurat sudah memenuhi standart diantaranya pada aspek dimensi pintu, pintu menutup secara otomatis, bahan yang digunakan pada pintu darurat, jarak maximal pintu darurat 5 m, kondisi pintu pada lantai dasar langsung terhubung keluar bangunan, terdapat system proteksi aktif diantaranya shaft smoke exhaust, pengeras suara. Berdasarkan persepsi dari karyawan menyatakan bahwa kondisi pintu darurat aman digunakan saat terjadi evakuasi bencana. Petunjuk Arah Keluar (Signage) Berdasarkan hasil observasi dengan mengacu pada ketentuan kepmen no.0/kpts/000 menyatakan petunjuk arah memenuhi standart berdasarkan aspek : signage mudah terlihat dan berwarna kontras, dipasang didekat pintu keluar, terdapat signage menuju arah keluar. Akan tetapi peletakan signage pada area koridor masih kurang karena peletakan signage exit hanya terdapat pada bagian pintu darurat. Berdasarkan hasil persepsi karyawan menyatakan netral untuk pernyataan signage tersebut. Tempat berhimpun / berkumpul Tersedianya tempat berhimpun / berkumpul saat evakuasi bencana dan memiliki luas yang sesuai standart. Berdasarkan hasil persepsi karyawan menyatakan bahwa titik berkumpul aman untuk evakuasi bencana. Tangga darurat Berdasarkan standart yang ada yaitu kepmen no.0/kpts/000 dimensi lebar tangga darurat adalah 0 cm, sedangkan pada studi kasus ini tangga darurat hanya mencapai 0 cm.. apabila dilihat memang memiliki perbedaan yang tipis dengan standart yang ditentukan namun dalam hal 9

10 ini berkurangnya ruang sirkulasi bagi penghuni bangunan saat melakukan evakuasi bencana dan hal ini dapat meningkatkan resiko bagi pengguna. Berdasarkan hasil persepsi karyawan menyatakan bahwa kondisi tangga darurat cenderung menjawab netral. 5. Rekomendasi Beradarkan hasil kesimpulan tersebut, maka saran yang disampaikan adalah : Pada bagian koridor ruang diberikan petunjuk arah exit atau jalur evakuasi Pihak pegelola gedung perlu bertindak tegas karena mempengaruhi oleh factor keselamatan karyawan di wisma barito pacific. Perlu adanya pinjauan kembali dari pihak IPB (Izin penggunaan bangunan) terhadap jalur evakuasi di kantor tersebut khususnya pada bagian tangga darurat, karena factor keselamatan karyawan kurang diperhatikan. Hal ini tertera pada regulasi keselamatan penghuni gedung UU no.8 tahun 00 pasal 6 ayat yaitu persyaratan bangunan gedung meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. DAFTAR PUSTAKA Badan penanggulangan bencana kebakaran (0), Jakarta. Diunduh 7 januari 05 Juwana, J.S. (005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Erlangga, Jakarta diunduh 3 juli 0 Kepmen PU no. 0/KPTS/000.Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Diunduh 5 oktober 0 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.6/PRT/M/008. Persyaratan teknis system proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan. Diunduh 8 November 0. PERDA Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.No.8 Thn 008.pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Diunduh 5 Juli 0 SNI , Tata Cara Pemasangan Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung. Diunduh 3 juli 0 Undang-undang no. 8 Tahun 00 pasal 6 ayat. Bangunan Gedung. Diunduh 5 Juli 0. 0

LAMPIRAN. Proposal Penelitian Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific

LAMPIRAN. Proposal Penelitian Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific LAMPIRAN Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 88 Tanggal : STUDI EVALUASI JALUR EVAKUASI TERHADAP KESELAMATAN KARYAWAN PADA WISMA BARITO PASIFIC Kepada Bapak/Ibu ditempat diharapkan bantuannya

Lebih terperinci

128 Universitas Indonesia

128 Universitas Indonesia BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung

Lebih terperinci

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2016] EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Pertanyaan : 1. Apakah RSUP H Adam Malik mempunyai

Lebih terperinci

Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang

Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang Moch Fathoni Setiawan, Andi Purnomo, Eko Budi Santoso Lab. Struktur dan Teknologi Bangunan, Sains

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen

Lebih terperinci

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( ) PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA Oleh: Inggi Irawan (6505 040 0) Latar Belakang TATA adalah suatu perusahaan yang bertindak di bidang konstruksi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3

Lebih terperinci

EVALUASI TANGGA KEBAKARAN SEBAGAI SARANA EVAKUASI KEBAKARAN ( STUDI KASUS UMB TOWER )

EVALUASI TANGGA KEBAKARAN SEBAGAI SARANA EVAKUASI KEBAKARAN ( STUDI KASUS UMB TOWER ) LAPORAN PENELITIAN EVALUASI TANGGA KEBAKARAN SEBAGAI SARANA EVAKUASI KEBAKARAN ( STUDI KASUS UMB TOWER ) PENELITI: ARYO INDRA NUGROHO (NIM: 41209010031) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN

Lebih terperinci

STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya)

STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya) DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), Vol. 39, No. 1, July 2012, 15-22 ISSN 0126-219X STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat

Lebih terperinci

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S The Via And The Vué Apartment Surabaya Dyah Tri S 3107 100 509 Apartemen sebagai pemenuhan kebutuhan manusia akan hunian sebagai tempat untuk berteduh, untuk tinggal dan melakukan kegiatan harus memiliki

Lebih terperinci

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang Atika Rossydina Putri Prabawati 1 dan Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP KELAYAKAN SARANA EMERGENCY EXIT PADA BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

KAJIAN TERHADAP KELAYAKAN SARANA EMERGENCY EXIT PADA BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA KAJIAN TERHADAP KELAYAKAN SARANA EMERGENCY EXIT PADA BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA Sumardjito (Dosen Jurusan Pendidikan Sipil dan Perencanaan) ABSTRAK Kajian ini membahas kelayakan evakuasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk

Lebih terperinci

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN Materi 7 PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes PENGANTAR Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan untuk penanggulangan bahaya kebakaran

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1. Deskripsi studi kasus Universitas Mercu Buana didirikan pada 22 Oktober 1985. Sampai saat ini, telah mempunyai 4 kampus yang terdiri dari kampus utama yang dinamakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO 6506 040 032 Latar Belakang PT. Philips Indonesia merupakan pabrik lampu yang dalam proses

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Minati Karimah, Bina Kurniawan, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai penerapan emergency preparedness & response yang dapat penulis bahas sebagai berikut : A. Emergency

Lebih terperinci

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat mengkritisi issue issue yang terkait dengan

Lebih terperinci

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013 ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013 Tri Kurniawan* L. Meily Kurniawidjaja** Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat

Lebih terperinci

Kajian Desain Sirkulasi Ruang Dalam sebagai Sarana Evakuasi pada Kondisi Bahaya Kebakaran di Bandung Supermal dan Trans Studio Bandung

Kajian Desain Sirkulasi Ruang Dalam sebagai Sarana Evakuasi pada Kondisi Bahaya Kebakaran di Bandung Supermal dan Trans Studio Bandung Kajian Desain Sirkulasi Ruang Dalam sebagai Sarana Evakuasi pada Kondisi Bahaya Kebakaran di Bandung Supermal dan Trans Studio Bandung Theresia Pynkyawati, Azwar Amir, La Ode Abdullah Al Syafaat Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KEBAKARAN DALAM PEMENUHAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2014

ANALISIS RISIKO KEBAKARAN DALAM PEMENUHAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2014 ANALISIS RISIKO KEBAKARAN DALAM PEMENUHAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2014 Clara Amaliaresi Liardi 1, Supriyono Asfawi 2, Nurjanah 2 1 Alumni Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Pertemuan ke-12 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 1 (Sistem deteksi kebakaran, fire alarm, fire escape) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan

Lebih terperinci

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN Lukman Handoko, Sritomo Wignjosoebroto, Sri Gunani

Lebih terperinci

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecepatan perubahan skala dan perkembangan

Lebih terperinci

MODEL MANAJEMEN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

MODEL MANAJEMEN PENGURANGAN RISIKO BENCANA ISSN 2302-0253 7 Pages pp. 65-71 MODEL MANAJEMEN PENGURANGAN RISIKO BENCANA Cut Vivi Elvida 1, T. Budi Aulia 2, Irin Caisarina 3 1) Magister Teknik Sipil Program Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA INSTALASI SARANA DAN PRASARANA ANALISIS SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT(ICU)RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan bencana yang dapat disebabkan oleh faktor manusia, faktor teknis maupun faktor alam yang tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya. Kebakaran disebabkan

Lebih terperinci

Evaluasi Fire Protection pada Apartemen Soekarno Hatta Malang

Evaluasi Fire Protection pada Apartemen Soekarno Hatta Malang Evaluasi Fire Protection pada Apartemen Soekarno Hatta Malang Anisa Setya Ayu Gunawan 1 dan Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran gedung bertingkat di Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Kebakaran merupakan suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur

Lebih terperinci

Usulan Perancangan Jalur Evakuasi dan Display Dengan Pendekatan Pengukuran Jarak

Usulan Perancangan Jalur Evakuasi dan Display Dengan Pendekatan Pengukuran Jarak Usulan Perancangan Jalur Evakuasi dan Display Dengan Pendekatan Pengukuran Jarak Ahmad Nurul Khakim 1,Lovely Lady 2,Ani Umyati 3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman Km.3 Cilegon,

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB Berlandasakan pada Surat Keputusan Kepala UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Nomor

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN Oleh: AGUS PRATAMA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN YANG DITINJAU DARI TANGGA DARURAT PADA PUSAT PERBELANJAAN MESRA INDAH MALL SAMARINDA

ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN YANG DITINJAU DARI TANGGA DARURAT PADA PUSAT PERBELANJAAN MESRA INDAH MALL SAMARINDA ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN YANG DITINJAU DARI TANGGA DARURAT PADA PUSAT PERBELANJAAN MESRA INDAH MALL SAMARINDA Muhammad Septian Hadi, Baju Widjasena, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN SARANA PENYELAMAT DIRI DAN KEBUTUHAN APAR PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

PERANCANGAN SARANA PENYELAMAT DIRI DAN KEBUTUHAN APAR PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN PERANCANGAN SARANA PENYELAMAT DIRI DAN KEBUTUHAN APAR PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN Agus Pratama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Balikpapan Jl. Belitung Darat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran

Lebih terperinci

EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) ABSTRAK

EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) ABSTRAK EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) 1 Ir. Rian Trikomara I, MT, 1 Drs. Mardani Sebayang, MT, 2 Rifaatul Mahmudah* 1 Dosen

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

AUDIT SARANA PRASARANA PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG FAKULTAS X UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2006

AUDIT SARANA PRASARANA PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG FAKULTAS X UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2006 MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 12, NO. 1, APRIL 2008: 55-60 55 AUDIT SARANA PRASARANA PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG FAKULTAS X UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2006 Fatma Lestari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai aset negara yang sangat melimpah, baik aset sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun aset milik negara yang di kelola oleh pemerintah, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut catatan sejarah, berawal dari tsunami yang melanda Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 yang telah menelan korban ratusan ribu jiwa. Dan tsunami yang melanda

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Angket Uji Coba Instrumen Kepada: Yth. Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FIS, UNY

Lampiran 1. Angket Uji Coba Instrumen Kepada: Yth. Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FIS, UNY LAMPIRAN 6 7 Lampiran. Angket Uji Coba Instrumen Kepada: Yth. Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FIS, UNY Dengan homat, Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir Skripsi, maka peneliti mohon bantuan teman-teman

Lebih terperinci

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Pendekatan dengan menggunakan metode komparatif mengenai ergonomi sebagai landasan dalam penelitian yang telah banyak dilakukan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Proyek Konstruksi Menurut Gould (2002), proyek konstruksi juga dapat didefenisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Proyek Konstruksi Menurut Gould (2002), proyek konstruksi juga dapat didefenisikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proyek Konstruksi Menurut Gould (2002), proyek konstruksi juga dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan uan untuk mendirikan ikan suatu bangunan nan yang membutuhkan

Lebih terperinci

Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia

Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia Yoel Glorius 1, Togar W. S. Panjaitan 2 Abstract: PT E-T-A is a German based company and has designed several emergency response systems as its

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PRAKATA ABSTRAKSI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PRAKATA ABSTRAKSI ABSTRAKSI Kebutuhan akan rasa aman merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam setiap aspek kehidupan manusia termasuk rasa aman dari bahaya kebakaran. Egress system merupakan perencanaan metode

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA 41114110046 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PERSEPSI RISIKO TENTANG KEBAKARAN PADA PEKERJA DI PT. INDONESIA TORAY SYNTHETICS TAHUN 2016

KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PERSEPSI RISIKO TENTANG KEBAKARAN PADA PEKERJA DI PT. INDONESIA TORAY SYNTHETICS TAHUN 2016 LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PERSEPSI RISIKO TENTANG KEBAKARAN PADA PEKERJA DI PT. INDONESIA TORAY SYNTHETICS TAHUN 2016 MENGGUNAKAN PARADIGMA PSIKOMETRI Kepada Yth, Responden Perkenalkan saya

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Fakultas Kesehatan Masyarakat terdiri dari 6 gedung, yaitu gedung A, B, C, D, F dan G. Setiap gedung terdiri dari 3 lantai kecuali gedung G yang terdiri dari 4

Lebih terperinci

Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room

Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room e-bulletin edisi V 2010 Kata Sambutan Salam Hangat, Dalam kesempatan ini

Lebih terperinci

gedung bioskop berbeda tingkat kerawanannya dibandingkan dengan perumahan. Jika

gedung bioskop berbeda tingkat kerawanannya dibandingkan dengan perumahan. Jika BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerawanan Kebakaran Ada 5 (lima) penyebab kerawanan kebakaran. Pertama, dari segi konstruksi bangunan.meliputi: bahan bangunan, jenis partisi, instalasi, serta penempatan barang.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN A1. A2. A3. A4. A5. PETUNJUK PENGISIAN : BERILAH TANDA SILANG (X) JAWABAN YANG SESUAI DENGAN PILIHAN ANDA PADA PERTANYAAN YANG MENYEDIAKAN BEBERAPA PILIHAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013 PERENCANAAN TANGGAP DARURAT DI GEDUNG PERKANTORAN PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Priyo Agus Setiawan 1, Politeknik Perkapalan Negeri

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TENTANG KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT.APAC INTI CORPORA SEMARANG 2014

STUDI ANALISIS TENTANG KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT.APAC INTI CORPORA SEMARANG 2014 STUDI ANALISIS TENTANG KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT.APAC INTI CORPORA SEMARANG 2014 Rosalia Dina Febriani Astuti 1, M.G Catur Yuantari 2 1 Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung

BAB III LANDASAN TEORI. A. Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung A III LANDASAN TEORI A. Evaluasi Sistem Proteksi ebakaran Gedung Evaluasi terhadap sistem proteksi kebakaran dapat dilakukan dengan menggunakan suatu jenis pedoman. Salah satu pedoman yang bisa dipakai

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Penilaian

Lampiran 1 Hasil Penilaian Lampiran 1 Hasil Penilaian FORMULIR ISIAN DATA ANGUNAN Tanggal : 12 s.d. 16 September 2017 Pemeriksa : Akhid Gunawan Tanda Tangan : DATA ANGUNAN Nama bangunan : Hotel UNY Alamat : Jl arangmalang aturtunggal

Lebih terperinci

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah

Lebih terperinci

POLA PERILAKU ANAK PADA JALUR SIRKULASI HORISONTAL & VERTIKAL DI RUSUNAWA CIBEUREUM CIMAHI

POLA PERILAKU ANAK PADA JALUR SIRKULASI HORISONTAL & VERTIKAL DI RUSUNAWA CIBEUREUM CIMAHI Pola Perilaku Anak pada Jalur Sirkulasi Horisontal dan Vertikal di Rusunawa Cibeureum Cimahi POLA PERILAKU ANAK PADA JALUR SIRKULASI HORISONTAL & VERTIKAL DI RUSUNAWA CIBEUREUM CIMAHI Meta Riany, Dewi

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran

Lebih terperinci

PEMBUATAN SOFTWARE SIMULASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI ARENA 5

PEMBUATAN SOFTWARE SIMULASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI ARENA 5 PEMBUATAN SOFTWARE SIMULASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI ARENA 5 ASEP MOCHAMAD ZULPIKAR 6506040053 LATAR BELAKANG Skenario tanggap darurat

Lebih terperinci

GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH DASAR A DAN SEKOLAH DASAR B BANTEN TAHUN 2013

GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH DASAR A DAN SEKOLAH DASAR B BANTEN TAHUN 2013 GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH DASAR A DAN SEKOLAH DASAR B BANTEN TAHUN 2013 Overview of Fire Safety at A Elementary School and B Elementary School, Banten in 2013 Nama : Surya Awaludin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berdirinya

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu dan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan ini diiringi pula dengan berkembangnya dunia industri yang semakin maju. Pemanfaatan

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health Unnes Journal of Public Health 6 (2) (2017) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph ANALISIS KESELAMATAN GEDUNG BARU F5 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEBAGAI UPAYA TANGGAP

Lebih terperinci

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN Materi 8 EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes 1. Mengatur Rencana Evakuasi Penilaian tata letak ruang (lay out) dari bangunan. Mengatasi

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi dan Sarana Penyelamatan Kebakaran Pada PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero) Semarang Tahun 2015

Analisis Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi dan Sarana Penyelamatan Kebakaran Pada PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero) Semarang Tahun 2015 1 Analisis Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi dan Sarana Penyelamatan Kebakaran Pada PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero) Semarang Tahun 2015 Supriyono Asfawi *), Rosita Linda Pertiwi**) *) Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan... DAFTAR ISI PROYEK AKHIR SARJANA... i KATA PENGANTAR... ii LEMBAR PENGESAHAN....iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

LEMBAGA SITE PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II A MALANG T E M A METAMORFOSIS KONSEP K O N S E P

LEMBAGA SITE PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II A MALANG T E M A METAMORFOSIS KONSEP K O N S E P KONSEP Tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana wanita yang berusia 21 tahun keatas atau sudah menikah, agar dapat hidup normal kembali di tengah masyarakat. KELAS II A ini berkapasitas 304 orang.

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN

PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN Yulia Setiani Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru yuliasetiani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Data Gedung 6.1.1 Data Umum a. Nama bangunan : PT. X Jakarta. b. Alamat : Kawasan Komersial Cilandak, Jalan Cilandak KKO, Jakarta Selatan 12560. c. Luas bangunan : Bangunan utama

Lebih terperinci

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN SEBAGAI UPAYA KEWASPADAAN TERHADAP KEADAAN DARURAT KEBAKARAN DI PT

IMPLEMENTASI SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN SEBAGAI UPAYA KEWASPADAAN TERHADAP KEADAAN DARURAT KEBAKARAN DI PT IMPLEMENTASI SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN SEBAGAI UPAYA KEWASPADAAN TERHADAP KEADAAN DARURAT KEBAKARAN DI PT.COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA 7/6/010 Perencanaan Emergency Response Plan dan Penempatan APAR pada Gedung Direktorat PPNS-ITS PPNSPPNS-ITS -ITS Oleh: Rr. Ayunda Mahardini 6506.040.01 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Gedung Direktorat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

STUDI PEMILIHAN BAHAN PENGHAMBAT KEBAKARAN PASIF UNTUK SEBUAH GEDUNG BERDASARKAN SNI

STUDI PEMILIHAN BAHAN PENGHAMBAT KEBAKARAN PASIF UNTUK SEBUAH GEDUNG BERDASARKAN SNI STUDI PEMILIHAN BAHAN PENGHAMBAT KEBAKARAN PASIF UNTUK SEBUAH GEDUNG BERDASARKAN SNI 03-1736-2000 Sentosa Limanto Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua manusia itu membutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang yang dapat dijadikan sandaran hidup. Area public yang diharuskan dapat membuat seluruh manusia nyaman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS SARANA PROTEKSI AKTIF DAN SARANA PENYELAMATAN JIWA DALAM ANTISIPASI BENCANA KEBAKARAN PADA RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS SARANA PROTEKSI AKTIF DAN SARANA PENYELAMATAN JIWA DALAM ANTISIPASI BENCANA KEBAKARAN PADA RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ANALISIS SARANA PROTEKSI AKTIF DAN SARANA PENYELAMATAN JIWA DALAM ANTISIPASI BENCANA KEBAKARAN PADA RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Taufiq Zulfikar *), Supriyono Asfawi **) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA EVALUASI SARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG PUSKESMAS KECAMATAN Y DAN Z TAHUN 2013 Helga Rosianna S *, Fatma Lestari** Abstrak Sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Bekasi Hospital and Medical Training Center. Dengan penekanan bangunan Green Building

TUGAS AKHIR. Bekasi Hospital and Medical Training Center. Dengan penekanan bangunan Green Building TUGAS AKHIR Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur Strata 1 (S-1) Disusun oleh : Nama : NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PENCEGAHAN KEBAKARAN PADA GEDUNG PARKIR DAN HOTEL BTC JL. DR DJUNJUNAN NO

TINJAUAN PENCEGAHAN KEBAKARAN PADA GEDUNG PARKIR DAN HOTEL BTC JL. DR DJUNJUNAN NO TINJAUAN PENCEGAHAN KEBAKARAN PADA GEDUNG PARKIR DAN HOTEL BTC JL. DR DJUNJUNAN NO. 143-149 OBSERVATION OF PREVENT FIRES AT BTC PARKING BUILDING AND HOTEL ST. DR DJUNJUNAN NO. 143-149 Laporan ini disusun

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 2. Keselamatan & Kenyamanan Metoda Uji 1. Metode Pengujian Jalar

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Egress System merupakan sistem evakuasi diri yang pada kajian ini dikhususkan mengenai sistem evakuasi terhadap bahaya kebakaran dengan objek studi Melinda Hospital.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan maupun tempat hunian seperti hotel, apartemen, dan home stay.

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan maupun tempat hunian seperti hotel, apartemen, dan home stay. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki prospek untuk menarik para investor dalam investasi properti. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya pembangunan

Lebih terperinci