BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Pendekatan dengan menggunakan metode komparatif mengenai ergonomi sebagai landasan dalam penelitian yang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun, pada setiap penelitian terdapat perbedaan lokasi dan fokus penelitian. Pendekatan dalam penelitian ini mengambil sampel dari beberapa jurnal yang mengadaptasi apa yang menjadi permasalahan utama yaitu ergonomi, metode serta hasil dalam penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya adalah Mulyono (2013); Triyanta (2013); Aminah (2013); Siswoyo (2015); dan Pratiwi (2015). Pada penelitian Mulyono (2013) dan Triyanta (2013) memfokuskan penelitian mereka pada kenyamanan posisi duduk dan kenyamanan ruang kerja. Mulyono (2013) melakukan wawancara dengan pengukuran anthropometri dan BMI (Body Mass Index) terhadap seratus orang mahasiswa pada tiga kelas yang terpilih. Triyanta (2013) mengukur persepsi pengguna ruang dengan kuisioner. Triyanta (2013) membagikan seluruh kuisioner pada karyawan-karyawan pada 6 orang sampel dengan total populasi 9 orang. Mulyono (2013) dan Pratiwi (2015) menggunakan metode pendekatan deskriptif berbeda dengan Siswoyo (2015) yang menggunakan komparatif kuantitatif. Dan Aminah (2013) menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dalam penelitiannya. Pada penelitian Siswoyo (2015), Aminah (2013) dan Pratiwi (2015), mengukur seberapa nyaman sebuah ruang bagi penggunanya. Siswoyo (2015) mengukur pada sebuah panti sosial lalu menjabarkan ukuran seperti tempat tidur, kamar mandi dan sirkulasi untuk orang lanjut usia dan Aminah (2013) mengukur kursi dan meja pada ruang kelas FT Unnes lalu Pratiwi (2015) pada sebuah perpustakaan sekolah lalu menjabarkan ukuran perabot perpustakaan seperti meja, kursi dan rak buku. Mereka bertiga mengukur dimensi perabot secara langsung satu persatu. Ketiganya menggunakan metode komparatif yaitu merangkum ukuran-ukuran tersebut dalam sebuah Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30

2 matriks dan membandingkan ukuran di lapangan dengan standar-standar yang telah ada. Berdasarkan pendekatan di atas, maka penelitian ini mengambil cara pengukuran lapangan langsung atau observasi ruang wudhu. Observasi diolah dan dijabarkan dengan membuat tabel matriks yang berisi perbandingan ukuran di lapangan dengan standar. Metode yang akan di pakai pada penelitian ini adalah metode kuantitatif karena menyangkut angka-angka (standar ergonomi). Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptifkomparatif, yaitu hasil analisis penelitian dibandingkan dengan standar ergonomi kemudian dibandingkan dengan objek lainnya Tahapan Penelitian Komparasi ruang wudhu merupakan proses penilaian dengan cara pengukuran dan analisis ruang wudhu yang hasilnya akan di bandingkan dengan objek lainnya kemudian digunakan untuk program berikutnya. Gambar 3.1. Kerangka tahapan penelitian Sumber: Analisa Pribadi 1. Tahap pra-penelitian Pada tahap ini peneliti melakukan studi literatur untuk mengetahui penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tema yang akan diambil Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31

3 kemudian mengidentifikasi rumusan masalah dan menentukan tujuan penelitian. 2. Tahap Pengumpulan Data Awal Pada tahap awal ini peneliti melakukan observasi tempat penelitian/survei lapangan untuk memperoleh gambaran secara umum lokasi terkait dengan ruang wudhu namun belum mendapatkan data yang spesifik. 3. Tahap Perancangan Penelitian Pada tahap ini peneliti mencoba mengembangkan strategi penelitian dengan menentukan metode yang dipakai, menentukan batasan penelitian, dan menentukan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan menggunakan form observasi dikaitkan dengan faktor-faktor komparasi ruang wudhu. 4. Tahap Mengumpulkan Data Pada tahap ini peneliti mencari dan mengumpulkan data standar komparasi ergonomi ruang dikutip dari buku dan literatur sebagai acuan. Standar yang dipakai adalah Standar Perancangan Ruang Wudhu dan Tata Ruang Masjid oleh Suparwoko (2016), Human Dimension oleh Julius Panero dan melakukan observasi. 5. Tahap Analisis Data Merupakan tahapan menganalisis hasil obsevasi dan pengolahan data. Hasil yang didapat dikaitkan dengan standar yang diperoleh pada saat tahap mengumpulkan data. 6. Tahap Menyajikan Informasi Menampilkan dan menyajikan hasil penelitian dengan bacaan visual dan mudah dipahami, yaitu analisis disertai gambar hasil dokumentasi maupun sketsa sebagai pendukungnya. Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 32

4 3.3. Sampling Penelitian Kriteria Objek Penelitian Masjid Jami Al-Karim Pesanggrahan dan Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro berlokasi di komplek perumahan, keduanya memiliki dua jenis tempat wudhu, yaitu tempat wudhu berdiri dan tempat wudhu duduk. Selain itu kedua Masjid ini juga sering mengadakan kajian yang lumayan ramai oleh jamaah. Gambar 3.2. Jadwal kajian Masjid ash shaff Sumber: Dokumentasi pribadi Deskripsi Umum a) Masjid Jami Al-Karim Pesanggrahan DKI Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia, memiliki banyak masalah didalamnya termasuk kepadatan penduduknya yang mayoritas seorang muslim. Hal tersebut pasti membutuhan rumah ibadah/masjid yang layak dan nyaman bagi penggunanya. Komplek Bumi Bintaro Permai merupakan komplek yang terletak di daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 33

5 Gambar 3.3. Masjid Jami Al-Karim Sumber: Dokumentasi Pribadi Masjid Jami Al-Karim berlokasi di area komplek bumi bintaro permai di Jl. Bintaro Puspita II, Bintaro, Pesanggrahan, RT.5/RW.8, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Walaupun berada diarea komplek Masjid yang terdiri dari dua lantai ini dipakai juga oleh warga sekitar non komplek. Gambar 3.4. Peta Jakarta selatan dan kecamatan Pesanggrahan Sumber: jakarta.go.id Masjid ini menghadap kearah barat daya mempunyai luas lahan 1710 m2. Mempunyai ruang sholat 2 lantai, ruang marbot, ruang wudhu, toilet yang berada di sisi sebelah kanan Masjid, menara Masjid, dan ruang yayasan yang berada di sebelah belakang Masjid. Dibagian depan dan samping kiri merupakan area parkir. Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 34

6 Gambar 3.5. Denah Skematik Masjid Al Karim Sumber: Analisa dan dokumentasi pribadi b) Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro Gambar 3.6. Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro Sumber: Dokumentasi pribadi Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro terletak di jalan emerald, Bintaro jaya sektor 9, Parigi, Pondok aren, Tangerang Selatan Terdiri dari 3 lantai ( 1 ruang basement dan ruang sholat 2 lantai ) Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 35

7 Gambar 3.7. Peta Tangerang selatan dan kecamatan Pondok aren Sumber: 2.bp.blogspot.com dan polsekpondokaren.wordpress.com Masjid ini berada di kawasan bintaro jaya tepatnya di cluster emerald. Menghadap ke barat / jalan raya. Gambar 3.8. Lokasi site Masjid Ash Shaff Sumber: Data lapangan Masjid Ash Shaff merupakan Masjid yang di desain oleh Ridwan kamil, dengan mengadopsi bentuk yang simpel namun tetap terlihat mewah dan indah. Masjid ini tak hanya memiliki ruang sholat saja namun juga ruang-ruang pendukung yaitu lahan parkir, kolam ikan dan menara Masjid yang berada di area depan. Juga memiliki fasilitas ruang pertemuan yang berada di basement. Dan juga memiliki koperasi dan ruang security. Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 36

8 Data Fisik a) Masjid Jami Al-Karim Pesanggrahan A A B C D E G F Legenda A = batas suci / teras B = ruang wudhu laki-laki C = ruang wudhu berdiri D = ruang wudhu duduk E = ruang wudhu perempuan F = toilet laki-laki G = toilet perempuan Gambar 3.9. Situasi Masjid Jami Al-Karim Sumber: Analisa pribadi Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 37

9 Gambar Tampak depan Masjid Jami Al-Karim Sumber: Pribadi Gambar Denah ruang wudhu skematik Masjid al Karim Sumber: Pribadi Lokasi yang di teliti adalah ruang wudhu laki-laki di Masjid Jami Al-Karim. Bagian yang akan diteliti adalah tinggi tempat duduk untuk berwudhu, tinggi keran, jarak antar keran, posisi perletakkan keran, dan lainnya yang sesuai pada standar ergonomi yang telah ada. Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 38

10 Gambar Ruang Wudhu Duduk Sumber: Dokumentasi Pribadi Pada tempat wudhu di Masjid Jami Al-Karim, ruang dibuat dalam bentuk bilik, dan terdapat empat bilik, dua sebagai tempat wudhu duduk dan dua untuk ruang wudhu difabel dengan jumlah keran yang sama. Di sisi seberangnya, terdapat tempat wudhu berdiri yang hanya tersedia bagi tujuh orang. Gambar Ruang Wudhu Berdiri Sumber: Dokumentasi Pribadi Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 39

11 b) Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro B C D F G E I H A Legenda A = batas suci / teras B = ruang wudhu laki-laki C = ruang wudhu berdiri D = ruang wudhu duduk E = ruang wudhu perempuan F = toilet laki-laki G = toilet perempuan H = Koridor I = Locker Gambar Situasi Masjid Ash shaff Sumber: Data lapangan dan dokumentasi pribadi Pada Masjid ini juga yang di teliti adalah ruang wudhu laki-laki. Bagian yang akan diteliti adalah tinggi tempat duduk untuk berwudhu, tinggi keran, jarak antar Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 40

12 keran, posisi perletakkan keran, dan lainnya yang sesuai pada standar ergonomi yang telah ada. Gambar Denah ruang wudhu indoor dan outdoor Masjid Ash Shaff Sumber: Data lapangan Gambar Potongan A Sumber: Data Pribadi Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 41

13 Gambar Potongan B Sumber: Data Lapangan Pada Masjid Ash Shaff memiliki ruang wudhu indoor maupun outdoor, ruang wudhu outdoor berada di depan sebelah kanan Masjid dan ruang wudhu indoor berada di sebelah kiri Masjid yang di hubungkan dengan koridor seperti terlihat berikut ini. Gambar Koridor menuju ruang wudhu indoor Masjid Ash Syaff Sumber: Dokumentasi Pribadi Tempat wudhu perempuan berada di sebelah tempat wudhu laki-laki. Tidak ada tempat wudhu perempuan yang di luar (outdoor). Pencapaian ke ruang wudhu Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 42

14 perempuan sama dengan pencapaian ruang wudhu laki-laki yaitu melalui koridor namun terpisah oleh dinding. Gambar Ruang wudhu indoor berdiri dan duduk Masjid Ash Shaff Sumber: Dokumentasi Pribadi Toilet laki-laki berada di sebelah ruang wudhu indoor terdapat 6 buah urinoer, 1 buah wastafel, dan 4 buah wc yang terpisah dengan ruang wudhu. Pemisah antara ruang wudhu dan toilet adalah sebuah kolam kecil untuk kaki. Gambar Wastafel, Urinoer, dan WC Sumber: Dokumentasi pribadi Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 43

15 Populasi dan Sampel Penelitian ini difokuskan pada ruang wudhu laki-laki, maka populasi untuk penelitian ini adalah semua laki-laki yang berwudhu pada Masjid Jami Al-Karim dan Masjid Ash Shaff. Penelitian ini menggunakan instrumen pengamatan langsung / observasi, oleh karena itu tidak memerlukan adanya sampel Instrumen Penelitian Pengamatan Langsung (Observasi) Pengamatan langsung adalah kegiatan yang dilakukan peneliti sendiri, yaitu mengumpulkan mendokumentasi maupun mengukur lokasi titik-titik penting dengan menggunakan roll meter secara langsung. Kemudian dibandingkan dengan ukuran ergonomi ruang wudhu mengacu pada ukuran standar-standar yang telah ditetapkan. Diantara faktor-faktornya adalah : a. Interior Ruang Wudhu Berdiri Tinggi keran Jarak antar keran Kebutuhan tinggi ruang Kebutuhan lebar ruang b. Interior Ruang Wudhu Duduk Tinggi keran Jarak antar keran Kebutuhan tinggi ruang Kebutuhan lebar ruang Tinggi dudukan Lebar dudukan Panjang dudukan Jarak antar dudukan Jarak dudukan ke tembok c. Sirkulasi Horizontal Lebar koridor Jarak antar dinding Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 44

16 Lebar teras Tinggi pintu Lebar pintu d. Sirkulasi Vertikal Tinggi pijakan tangga Lebar pijakan tangga e. Pencahayaan Luas bukaan Cahaya masuk f. Penghawaan Luas Ventilasi Tinggi lantai ke jendela g. Material Keramik teras Keramik koridor Keramik ruang wudhu Keramik dudukan 3.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penlitian ini dengan dua cara yaitu observasi/pengukuran lapangan secara langsung sesuai dengan variabel dan sub variabel yang sudah tertera (data primer) yaitu pada Masjid Jami Al-Karim Pesanggrahan dan Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro dan pengumpulan data yang sudah tersedia (data sekunder) yaitu standar-standar ergonomi maupun standarstandar lain yang berkaitan dengan kenyamanan pengguna. Dikarenakan peneliti hanya menggunakan instrumen observasi. Aspek yang diteliti adalah kenyamanan ergonomi ruang wudhu berdiri dan ruang wudhu duduk pada Masjid Jami Al-Karim Pesanggrahan dan Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro. Observasi Observasi kedua Masjid tersebut dilakukan pada jam sepi yaitu pada pagi hingga siang hari antara pukul WIB WIB. Pengukuran dilakukan secara bertahap, dimulai dengan bagian luar ruang wudhu, meliputi koridor sekitar ruang wudhu, sirkulasi vertikal dan kemudian pada interior ruang wudhu laki-laki berdiri Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 45

17 maupun duduk. Kemudian observasi dilakukan pada bagian faktor kenyamanan lainnya seperti, pencahayaan, penghawaan dan material. Waktu tersebut dipilih karena ruang wudhu sepi, jadi peneliti lebih leluasa mengukur ruang wudhu tersebut tanpa mengganggu jamaah yang akan berwudhu. Berikut adalah lembar instrumen observasi : Tabel 3.1. Lembar instrumen VARIABEL SUB- VARIABEL KRITERIA KENYAMANAN RUANG WUDHU PERSYARATAN E R G O N O M I Interior (R. Wudhu Berdiri) Interior (R. Wudhu Duduk) Sirkulasi Horizontal a. tinggi keran - gerakan membasuh tangan b. jarak antar keran - gerakan berkumur, c. kebutuhan tinggi ruang membasuh hidung - memenuhi standar - tidak terlalu dekat - tidak terlalu pendek d. kebutuhan lebar ruang dan muka - tidak sempit a. tinggi keran - gerakan mengusap kepala, membasuh lengan, dan telinga - gerakan membasuh kaki Suparwoko (2016) dan Panero (2003) - gerakan membasuh tangan b. jarak antar keran - gerakan berkumur, c. kebutuhan tinggi ruang membasuh hidung - memenuhi standar - tidak terlalu dekat - tidak terlalu pendek d. kebutuhan lebar ruang dan muka - tidak sempit e. tinggi dudukan - gerakan mengusap kepala, f. lebar dudukan membasuh lengan, g. panjang dudukan dan telinga h. jarak antar dudukan i. jarak dudukan ke tembok - gerakan membasuh kaki Suparwoko (2016) dan Panero (2003) a. lebar koridor - berjalan saat ramai b. jarak antar dinding c. lebar teras d. tinggi pintu e. lebar pintu f. tinggi gagang pintu - berjalan setelah wudhu - memenuhi standar - lebar koridor minimal 120 cm Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 46

18 Sirkulasi Vertikal Pencahayaan a. lebar pijakan tangga Permen PU No. 30/PRT/M/2006 b. tinggi pijakan tangga - jalan menuju ruang wudhu Permen PU No. 30/PRT/M/2006 a. luas bukaan - kenyamanan cahaya b. lama cahaya masuk - memenuhi standar - tidak terlalu tinggi - memenuhi standar - minimal 10 % bukaan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/KTSP/M/2002 Penghawaan a. luas ventilasi - kenyamanan udara - memenuhi standar - minimal 5% bukaan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/KTSP/M/2002 Material a. keramik teras - lantai pijakan - memenuhi standar b. keramik koridor - tidak licin c. keramik ruang wudhu d. keramik dudukan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 12/SE/M/ Metode Analisa Data Analisis Interval Metode analisis data yang akan dipakai adalah dengan deskriptifkomparatif atau dengan membandingkan dengan standar ergonomi yang ada kemudian membandingkan dengan objek lainnya lalu menuangkan dalam bentuk tabel matriks dan memberi skala penilaian. Dajan (1998) dalam Fitriani (2013) mengungkapkan bahwa interval merupakan kisaran jawaban responden yang diperoleh melalui selisih nilai maksimal dengan minimum dibandingkan jumlah kelas, yaitu : Interval = nilai maksimum nilai minimum jumlah kelas jumlah kelas Pada aspek teknis menggunakan pengukuran skala penilaian dilakukan pada observasi menggunakan rating scale, yaitu: 3 = diatas standar 2 = standar 1 = dibawah standar Maka nilai interval terkait adalah : Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 47

19 Interval = = 0,67 Dengan rating scale diatas maka akan memperoleh hasil sebagai berikut: 2,33-3,00 1,66 - < 2,33 1,00 - < 1,66 : Sangat Baik : Baik : Kurang Baik Program Studi Teknik Arsitektur - Universitas Mercu Buana 48

BAB III: METODE PENELITIAN

BAB III: METODE PENELITIAN BAB III: METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Metode Penelitian Banyak pendekatan-pendekatan yang telah diambil dalam penelitian mengenai ergonomi sebuah ruang. Pendekatan dalam penelitian ini mengambil dari

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bersuci berasal dari kata bahasa Arab at-thaharah yang berarti suci dan bersih. Jadi, masalah thaharah terkait dengan masalah kesucian dan kebersihan. Hal

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis Sebuah perancangan ruang yang baik dibutuhkan pendekatan ergonomi untuk mencapai kenyamanan penggunanya. Hal ini membuat para peneliti untuk meneliti tentang

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Semakin berkurangnya lahan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung untuk membuat rumah-rumah tinggal, menjadikan beberapa perusahaan mendirikan alternatif hunian lain seperti apartemen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak yang disingkat TK, merupakan jenjang pendidikan usia dini (yakni usia 3-6 tahun) dalam bentuk pendidikan formal yang merupakan tahap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penting yang dapat menentukan tingkat kemampuan akademik mahasiswa di ranah pendidikan tinggi yaitu lingkungan kelas. Lingkungan kelas dapat berupa

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk di kota-kota besar memang seringkali menyebabkan masyarakatnya yang merupakan warga asli ataupun pendatang sulit untuk mencari tempat tinggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang industri skala kecil dan menengah merupakan dasar dari perkembangan perekonomian, karena banyak masyarakat yang bergerak di industri kecil

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam acara resmi atau keluarga, makanan menjadi sarana yang melengkapi. Penyajian makanan untuk acara tertentu tidak sama dengan di restoran atau di rumah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII Alur Pemikiran Desain (1) TRIANGGULASI DATA DATA LAP OBYEK LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH & BATASAN MASALAH TUJUAN & SASARAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, PANDUAN DESAIN DAN SARAN. adalah perbandingan besaran ruang antara halte existing dan halte ergonomi:

BAB VI KESIMPULAN, PANDUAN DESAIN DAN SARAN. adalah perbandingan besaran ruang antara halte existing dan halte ergonomi: BAB VI KESIMPULAN, PANDUAN DESAIN DAN SARAN VI.1 KESIMPULAN Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data, analisis yang telah dibahas pada sub-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan beberapa

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fasilitas umum yang menunjang bagi umat islam meliputi pembagian area masjid pada umumnya masjid merupakan sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jamaah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minat dan bakat anak berkembang sesuai dengan bertambahnya umur dan tingkatan kemampuan dari masing-masing anak, namun untuk meningkatkan kemampuan diperlukan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel merupakan suatu tempat atau akomodasi bagi orang yang berada di luar daerah atau mancanegara. Kota Bandung merupakan kota pariwisata yang banyak menerima

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian di Indonesia pada saat ini telah membuat perusahaan semakin bersaing satu sama lain. Terutama di era globalisasi ini,

Lebih terperinci

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti 1. PENDAHULUAN Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti itu, maka kehidupan sosialnya pun berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

Bab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 : Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini jaringan internet sudah banyak digunakan oleh manusia, khususnya di lingkungan mahasiswa. Melalui jaringan internet, manusia

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1. Data Pengguna Dan Klien Kegiatan pengelola masjid selain sebagai pengelola bangunan masjid juga mengelola gedung serba guna, pengumpulan zakat, membawahi perpustakaan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 1.1 Property size, KDB, KLB A. KDB koefisien dasar bangunan (KDB) menengah (20% - 50%) 50% x 9850m 2 = 4925 m 2, sedangkan luas bangunan yang adalah 4356,3 m 2 B. KLB

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Keadaan fasilitas fisik aktual belum sesuai apabila dilihat dari segi ergonomi untuk meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, meja kasir, dan mix 4 fun.

Lebih terperinci

BAB VI : DESAIN RANCANGAN

BAB VI : DESAIN RANCANGAN BAB VI : DESAIN RANCANGAN A. Heritage Terkait dengan tema perancangan Prambanan Heritage Hotel dan Konvensi yang menitik beratkan Prambanan sebagai peninggalan sejarah maka untuk memberikan kesan heritage

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Dalam perencanaan dan perancangan RSUD Jakarta Selatan harus memperhatikan beberapa macam kondisi fisik wilayah secara spesifik

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Asrama Mahasiswa Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah bangunan tempat tinggal bagi orang orang yang bersifat homogen. Misalnya, asrama mahasiswa, asrama

Lebih terperinci

b e r n u a n s a h i jau

b e r n u a n s a h i jau 01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial untuk membantu anakanak yang sudah tidak memiliki orang tua. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (2011),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia semakin mengerti pentingnya arti pendidikan. Hal ini ditandai dengan banyaknya mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masjid merupakan sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jamaah dalam jumlah banyak, namun seiring berjalannya waktu Masjid memiliki fungsi lain yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, sedangkan di era krisis global saat ini kebutuhan hidup melambung tinggi termasuk

Lebih terperinci

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

Teknis Menggambar Desain Interior

Teknis Menggambar Desain Interior TEKNIK MEMBUAT GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR Pentingnya gambar teknik bagi orang yang bekerja di bidang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi pengarang. Gambar teknik merupakan suatu media

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S The Via And The Vué Apartment Surabaya Dyah Tri S 3107 100 509 Apartemen sebagai pemenuhan kebutuhan manusia akan hunian sebagai tempat untuk berteduh, untuk tinggal dan melakukan kegiatan harus memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Dalam proses penelitian yang berjudul Evaluasi Kinerja Ruang Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Bandung (studi kasus laboratorium komputer), metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN BAB VI DESAIN PERANCANGAN 6.1 Perancangan Terkait dengan tema perancangan Prambanan Heritage Hotel dan Konvensi sebagai bangunan sebagai lanskap candi Prambanan dan tidak menonjolkan karakter bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG Oleh: Bitania Dyah Mustikaningrum, Abdul Malik, Sri Hartuti Wahyuningrum Sebagai pusat perdagangan, industri, serta sebagai pintu gerbang perekonomian Jawa Tengah, Semarang

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sirkulasi Sirkulasi menurut Kim W Todd mempunyai pengertian gerakan dari orangorang atau benda-benda yang diperlukan oleh orang-orang melalui

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1. Pemilik, Jenis dan pelayanan Rumah Sakit a. Pemilik : Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta b. Nama Rumah Sakit : RS Jakarta Selatan c. Kelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan kognitif pada anak usia dini. Hal ini diungkapkan oleh Ketua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat bermain atau pun pagelaran festival (tempat terbuka) merupakan tempat yang sangat menyenangkan. Biasanya orang yang datang sangat banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. DESKRIPSI PROYEK Pemilihan lokasi proyek berada di Jln Gudang air No. 14 C Kampung Dukuh, Jakarta Timur, karena lokasi tersebut sesuai Implementasi kebijakan provinsi DKI

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ruang kuliah yang digunakan untuk sarana penunjang dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa adalah sarana yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Penilaian Fasilitas 1.1. Penilaian Fasilitas dalam Kamar Tidur a. Lemari Pakaian Menurut data anthropometri, ukuran panjang

Lebih terperinci

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam perencanaan dan perancangan lingkungan binaan, mulai dari lingkup makro hingga lingkup mikro. Dalam arti yang lebih sempit, arsitektur

Lebih terperinci

TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK

TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK Eka Agus Sugito 1 )., Syafaruddin As 2 ).,Siti Nurlaily 2 ) madridgito@gmail.com

Lebih terperinci

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR. ARC HIT EC T U RE Lokasi rumah yang berada di tepi telaga, relatif jarang ditemukan untuk rumah tinggal di Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Tangerang. Inilah yang menjadi keunggulan rumah karya Arsitek

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Wibowo (2010), dalam Analisis Kelayakan Sarana Transportasi Khususnya Trotoar, yang mengambil lokasi penelitian di Pasar pakem, Sleman, Yogyakarta, membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI DATA Penelitian evaluasi kenyamanan termal dilaksanakan di Sekolah Menengah yang berlokasi di 7Jalan Raden Dewi Sartika Nomor 96 Kota Bandung. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Sebagian besar manusia menghabiskan lima puluh persen dari hidup mereka dengan melakukan berbagai kegiatan di dalam lingkungan indoor. (Sundstrom dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini banyak gereja yang didirikan. Gereja digunakan sebagai sarana untuk memperdalam rohani dan menjalin hubungan dengan sang pencipta maupun sesama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana

Lebih terperinci

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA Tugas Akhir Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana teknik

Lebih terperinci

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang)

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang) Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang) Astried Kusumaningrum dan Indyah Martiningrum Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.

Lebih terperinci

KARYA DESAIN MASJID ASH-SHIDDIIQI YOGYAKARTA. Harry Kurniawan, ST, M.Sc

KARYA DESAIN MASJID ASH-SHIDDIIQI YOGYAKARTA. Harry Kurniawan, ST, M.Sc KARYA DESAIN MASJID ASH-SHIDDIIQI YOGYAKARTA Harry Kurniawan, ST, M.Sc Yogyakarta 2015 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI PENGANTAR DATA PROYEK ISU PERMASALAHAN PERSPEKTIF TEORITIK KONSEP DESAIN DESAIN/APLIKASI

Lebih terperinci

Standar Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Standar Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Standar Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Disampaikan dalam: Seminar Kesehatan Pengembangan Sinergitas Layanan Kesehatan Inklusi yang Tangguh

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Keadaan fasilitas fisik aktual dari Catering Dienarsih adalah sebagai berikut : Lemari penyimpanan peralatan masih belum mencukupi kebutuhan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan pariwisata yang berdiri di Kota Bandung, membuat semakin banyak restoran yang berdiri di Kota Bandung. Hal ini membuat

Lebih terperinci

TA Sekolah Alam Gunungpati

TA Sekolah Alam Gunungpati BAB 5 PROGRAM RUANG DAN KONSEP PERANCANGAN 5.1. Program Ruang Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan besaran ruang adalah melalui jenis dan fungsi ruang, jumlah pengguna, jenis aktivitas, fasilitas

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Alur Kerja Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Kegiatan III - 1 3.2 Pelaksanaan Survey Lalu Lintas 3.2.1 Definisi Survey Lalu Lintas Survey lalu lintas merupakan kegiatan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci