ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013
|
|
- Yuliani Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013 Tri Kurniawan* L. Meily Kurniawidjaja** Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang analisis sistem proteksi aktif, proteksi pasif, dan sistem tanggap darurat kebakaran di Gedung Vokasi UI. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, dan sistem tanggap darurat kebakaran dengan mengacu standar Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Standar National Fire Protection Association, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui observasi dan telaah dokumen yang berada di Gedung Vokasi UI. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, dan sistem tanggap darurat kebakaran belum seluruhnya memenuhi standar. ABSTRACT This research Analyze application of active and passive protection system and emergency response system of fire at Vokasi UI Building. The purpose of this research is to understand about the compatibility of those system compare with Keputusan Menteri Pekerjaan Umum and National Fire Protection Association, active and passive protection system and emeregency response system of fire. This research use descriptive method through observation and document review. The conclusion of this research is the active and passive protection system and emergency response of fire at Vokasi UI Building has not fully complied the standard. Keywords: Active protection system, passive protection system, emergency response system, NFPA, Keputusan Mentri Pekerjaan Umum PENDAHULUAN Menurut laporan United State Fire Administration (USFA) menyebutkan bahwa antara tahun rata-rata angka kejadian kebakaran adalah kebakaran gedung dengan estimasi kerugian tiap tahun mencapai $ Ratarata orang Amerika tewas dan orang lainnya mengalami cidera akibat dari
2 kejadian pada kebakaran gedung. ( s/ index.shtm ). Pembangunan gedung di Indonesia seharusnya memperhatikan segi keselamatan bagi penghuni gedung dan masyarakat yang berada di lingkungan sekitar gedung. Salah satunya terhadap aspek keselamatan dari bahaya kebakaran gedung. Bahaya kebakaran menurut Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap, dan gas yang ditimbulkan. Gedung Vokasi UI merupakan salah satu Gedung yang baru didirikan pada tahun 2008, Kampus Vokasi UI terletak di lingkungan kampus Universitas Indonesia yang tepatnya ada di bagian selatan kampus di daerah kukusan kelurahan (kukel). Pada tanggal 21 maret 2013 peneliti melakukan observasi di gedung vokasi dengan cara melakukan wawancara non formal dengan pihak fasilitator gedung vokasi. Hasil wawancara menunjukan masalah sistem proteksi dan tanggap darurat kebakaran, seperti pompa sumber air ternyata mengalami kerusakan dan tidak berfungsi sudah 1 tahun terakhir, otomatis membuat sprinkle di dalam gedung tidak berfungsi serta hydrant yang ada di lingkungan tidak bekerja dengan baik serta alarm kebakaran yang rusak karena terjadi korsleting. Hal yang lainnya adalah tidak adanya tim tanggap darurat dari pihak gedung dan disana tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keadaan darurat. Pernah ada bantuan dari mahasiswa dalam membuat jalur evakuasi namun kurang memadai karena masih belum efektif dan belum adanya pelatihan yang mencakup keseluruhan petugas dan mahasiswa yang berada di lokasi gedung vokasi. TINJAUAN TEORITIS Penelitian ini dilakukan untuk meninjau sistem proteksi kebakaran (aktif, pasif dan tanggap darurat) yang di miliki oleh Gedung Vokasi UI yang kemudian akan dianalisis tiga faktor dominan. Teori penelitian ini mengacu pada NFPA dan Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 (Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan). Sistem proteksi kebakaran adalah setiap perangkat alarm kebakaran atau sistem perangkat APAR atau kombinasinya yang di desain dan di aplikasikan untuk mendeteksi, mengontrol atau memadamkan kebakaran dan juga memperingati pekerja atau
3 departemen kebakaran bahwa kebakaran telah terjadi. METODE PENELITIAN Tabel 1. Kerangka Konsep INPUT PROSES OUTPUT 1. Sistem proteksi aktif Detektor Alarm Sprinkler Hidrant APAR 2. Sistem proteksi pasif Jalan keluar darurat Tanda petunjuk keluar Pintu darurat Peneran gan darurat Tempat berhimp un 3. Sistem tanggap darurat Penyesuaian dan pengamatan terhadap sistem proteksi yang ada dengan mengacu kepada : - NFPA 10 (APAR) - NFPA 13 (sprinkle) - NFPA 14 (Hidrant) - NFPA 72 (alarm and detector) - NFPA 101 (keadaan darurat) - Kepmen PU No. 10/KPTS/20 00 (Ketentuan Teknis Pengamana n terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan. Penerapan sistem proteksi aktif, proteksi pasif, dan sistem tanggap darurat kebakaran sesuai dengan standar yang digunakan dan di ambil 3 faktor yang dibahas secara rinci. Desain penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui observasi lapangan serta melakukan telaah dokumen yang tersedia diperusahaan guna menilai sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang ada di PT. PPLi dibandingkan dengan NFPA 10, 13, 14, 72, 101, dan Kepmen PU No.10/KPTS/2000. Unit yang diteliti meliputi komponen kelengkapan sistem proteksi aktif, yaitu detektor, alarm, sprinkler, hidran dan APAR, sistem proteksi pasif, yaitu jalan keluar darurat dan tempat berhimpun serta sistem tanggap darurat. Data primer dikumpulkan melalui teknik wawancara dan observasi dengan menggunakan instrument berupa checklist. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari dokumen perusahaan yang terkait dengan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Penelitian dilakukan di Gedung Vokasi UI yang berlokasi di Kampus Universitas Indonesia Gedung Vokasi, Depok 16425, pada bulan April Juni Data-data yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan dan analisa untuk dibandingkan dengan standar internasinal
4 maupun standar nasional. Acuan yang digunakan peneliti sebagai pembanding adalah NFPA 10, 13, 14, 72, 101, dan Kepmen PU No.10/KPTS/2000. Data dalam penelitian ini baik data primer maupun data sekunder dari hasil analisa disajikan dalam bentuk teks, tabel dan gambar hasil dokumentasi di lapangan. cadangan listrik tepatnya di daerah parkiran motor. masalah ini timbul berdasarkan observasi dan wawancara terhadap pihak fasilitas adalah karena terjadi kebocoran di mesin pompa air tersebut. bisa di lihat gambar dibawah ini : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengambil beberapa permasalahan dan membahas secara rinci beberapa faktor yang terkait dengan sistem proteksi aktif dan pasif serta tanggap darurat yang ada di Gedung Vokasi UI, antara lain : 1. Sumber air sebagai pasokan air untuk instalasi hydrant dan sprinkler. 2. Jalur evakuasi keadaan darurat dan tanda petunjuk keluar 3. Titik kumpul atau tempat berhimpun (Assembly Point) 1. Sumber air sebagai pasokan air untuk instalasi hydrant dan sprinkler Permasalahan yang ada di Gedung Vokasi UI adalah tidak berfungsinya Sumber Air yang berada tepat di samping ruangan Gambar 1. Mesin Pompa Air Selain terjadinya kebocoran peniliti juga melihat masih ada kekurangan yang terdapat di ruangan sumber air ini seperti tidak berjalan nya mesin cadangan yang berfungsi sebagai energi listrik cadangan bila terjadi mati listrik dan mesin ini seharusnya memompa air dari sumber air ke berbagai alat sistem proteksi seperti hydrant dan sprinkle. peneliti mendapatkan hal ini ketika
5 mewawancarai salah satu pihak fasilitas Gedung Vokasi UI. Hal lainnya yang dapat peniliti ambil adalah tidak adanya cadangan akumulator (aki / accu), diruangan ini hanya terdapat 1 (satu) accu yg telah terpasang di mesin listrik. Berdasarkan observasi dan wawancara ruangan sebagai tempat sumber air ini masih banyak kekurangan namun beberapa hal yang sudah baik yaitu tanda panel dan warna pipa telah sesuai dengan standar NFPA dan Kepmen. Dalam wawancara ini pihak fasilitas telah memanggil teknisi untuk memperbaiki pompa agar dapat berfungsi dengan baik dan melakukan perawatan secara berkala. 2. Jalur evakuasi keadaan darurat dan tanda petunjuk keluar Setelah melakukan observasi dan wawancara peneliti melihat adanya hal yang dapat menjadi masalah dalam sistem evakuasi keadaan darurat salah satunya adalah kondisi tangga darurat yang berada di lantai 6 Gedung Vokasi. Tangga ini dalam keadaan kurang baik karena tangga ini memliki keretakan yang cukup signifikan dan bisa menjadi masalah jika terjadi keadaan darurat. gambar dibawah ini adalah tangga yang dimaksud. Gambar 2. Tangga Darurat Pembahasan yang dilakukan peneliti yaitu membantu membuat tanda petunjuk keluar agar memudahkan proses evakuasi. tanda petunjuk keluar ini di letakkan sesuai dengan standar pengamanan, maksudnya tanda petunjuk ini dapat mudah terlihat oleh semua orang dan mudah dimengerti serta dapat terlihat jika dalam keadaan gelap. Penandaan jalur evakuasi berjumlah 27 buah. Penandaan tersebut dipasang di sepanjang jalur menuju titik berkumpul ( assembly point ) yang telah ditentukan. Penandaan tersebut bertujuan untuk memudahkan evakuasi dalam mencari titik berkumpul ( assembly point ). Pemasangan pada dinding tiang bangunan setinggi ratarata tinggi mata orang berdiri. Hal ini dimaksudkan agar orang dapat secara jelas melihat tanda jalur evakuasi saat terjadi bencana. Warna yang digunakan ialah warna dasar hijau dan warna tanda panah putih dengan dikelilingi warna putih di sepanjang
6 anak panah untuk memperjelas tanda serta tulisan evakuasi berwarna putih. Tinggi tulisan pada penandaan arah evakuasi yaitu 25 mm. Hal ini memenuhi standar penulisan pada penandaan yaitu minimal 20 mm dan warna kontras. (Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor:10/kpts/2000). Panjang dan lebar penandaan untuk yang dipasang di bangunan gedung yaitu 10 x 30 dan dapat terlihat jelas pada jarak 5 m. Penempatan Stiker Jalur evakuasi ini di tempatkan di tiap lantai sampai ke arah pintu darurat, di Gedung Vokasi ini terdapat 6 lantai. tiap lantai peneliti memasang 3-4 stiker jalur evakuasi, tampak stiker yang telah di pasang seperti dibawah ini : Gambar 3. Jalur Evakuasi Berdasarkan Standar Keselamatan Pintu Darurat tidak boleh dalam keadaan terkunci dan mudah dibuka keluar searah jalur evakuasi menuju titik kumpul serta dicat dengan warna mencolok dan berbeda dengan bagian bangunan yang lain. beberapa hal dibawah ini adalah syarat yang harus dipenuhi dalam hal jalur evakuasi : Tangga Darurat dirancang tahan api, minimal selama 1 jam. Jalur Evakuasi bersifat permanen, menyatu dengan bangunan gedung. Jalur Evakuasi harus memiliki akses langsung ke jalan atau ruang terbuka yang aman. Jalur Evakuasi dilengkapi Penanda yang jelas dan mudah terlihat. Penanda / Safety Sign dapat menyala di kegelapan (glow in the dark). Jalur Evakuasi dilengkapi penerangan yang cukup. Jalur Evakuasi bebas dari benda yang mudah terbakar atau benda yang dapat membahayakan. Jalur Evakuasi bersih dari orang atau barang yang dapat menghalangi gerak. Jalur Evakuasi tidak melewati ruang yang dapat dikunci.
7 Jalur Evakuasi memiliki lebar minimal 71.1 cm dan tinggi langit-langit minimal 230 cm. Pintu Darurat dapat dibuka ke luar, searah Jalur Evakuasi menuju Titik Kumpul. Pintu Darurat bisa dibuka dengan mudah, bahkan dalam keadaan panik. Pintu Darurat dilengkapi dengan penutup pintu otomatis. Pintu Darurat dicat dengan warna mencolok dan berbeda dengan bagian bangunan yang lain. 3. Titik kumpul atau tempat berhimpun (Assembly Point) Tempat berhimpun atau Titik Kumpul adalah tempat di area sekitar atau diluar lokasi yang dijadikan sebagai tempat berhimpun atau berkumpul setelah proses evakuasi dan dilakukan perhitungan saat terjadi kebakaran. Tempat berhimpun darurat harus aman dari bahaya kebakaran dan lainnya. Tempat ini pula merupakan lokasi akhir yang dituju sebagaimana digambarkan dalam route evakuasi (NFPA 101). Dalam hal ini Gedung Vokasi UI belum memiliki Titik Kumpul atau Tempat Berhimpun hal ini dapat menjadi permasalahan yang cukup penting. dengan ini peneliti mencoba membantu untuk membuatkan tanda Titik kumpul di lahan yang menurut standar dapat dijadikan titik untuk berhimpun. Sesuai dengan Standar NFPA tempat berhimpun memiliki syarat sebagai berikut : berjarak cukup jauh dan aman dari jatuhan dan bahaya lainnya lokasinya memiliki akses menuju tempat yang lebih aman serta tidak menghalangi kendaraan penanggulang keadaan bahaya bebas dari kemungkinan adanya bahaya lain diuji secara periodik dengan situasi aktual, namun dilengkapi dengan perhitungan empiris Dalam Pembuatan Tempat berkumpul atau Assembly Point ini Peneliti menggunakan penandaan tempat berkumpul menggunakan bahan yang terbuat dari Acrylic. Bahan tersebut terlihat jelas baik pada siang maupun malam hari. Pada malam hari, bahan Acrylic dapat memancarkan cahaya sehingga terlihat terang saat gelap. Bahan ini mengandung flour sense (zat kapur) yang dapat menyerap cahaya dan memancarkannya kembali saat gelap. penunjuk tempat berkumpul ini berukuran
8 40x60 cm dengan ukuran besi sebagai penyanggah yaitu 3 meter. plang yang dibuat tampak seperti dibawah ini : Gambar 4. Titik Berkumpul Berdasarkan Standar NFPA pemasangan assembly point di luar gedung diambil tempat yang memiliki lapangan luas dan tidak terhalang oleh apapun mudah dilihat dari arah pintu darurat serta warna mencolok sehingga memudahkan evakuasi. hal ini gedung vokasi telah memenuhi standar NFPA. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif dan sistem tanggap darurat kebakaran di Gedung Vokasi UI Tahun 2013, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sistem manajemen kebakaran yang tedapat di gedung vokasi berupa proteksi aktif dan pasif serta tanggap darurat kebakaran. 2. Sarana proteksi aktif yang terdapat pada Gedung Vokasi UI terdiri dari detektor, alarm, sprinkler, APAR, dan hidran. 3. Jenis detektor yang terdapat pada Gedung Vokasi UI terdiri dari detektor panas dan detektor asap yang berada pada setiap bangunan Gedung Vokasi UI. Detektor yang terdapat pada Gedung Vokasi UI yang sebagian besar komponen penilaiannya sudah sesuai dengan acuan yang dipakai yaitu NFPA dan Kepmen PU No.10/KTPS/ Alarm, sprinkler, APAR dan hidran yang terdapat pada Gedung Vokasi UI sebagian besar komponen penilaiannya sudah baik dengan acuan yang dipakai yaitu NFPA dan Kepmen PU No.10/KTPS/ Sarana proteksi pasif yang terdapat pada Gedung Vokasi UI terdiri dari jalan keluar darurat, tanda petunjuk keluar, pintu darurat, penerangan darurat dan tempat berhimpun. 6. Jalan keluar darurat dan tanda petunjuk keluar yang terdapat pada Gedung Vokasi UI sebagian besar komponen penilaiannya sudah
9 baik dengan acuan yang dipakai yaitu NFPA dan Kepmen PU No.10/KTPS/ Pintu darurat, penerangan darurat, tempat berhimpun yang terdapat pada Gedung Vokasi UI komponen penilaiannya belum sesuai dengan acuan yang dipakai yaitu NFPA dan Kepmen PU No.10/KTPS/2000 karena pintu darurat dalam keadaan terkunci dan terhalang oleh benda seperti karpet, sedangkan penerangan darurat tidak memiliki cadangan lampu dan belum memiliki tempat berhimpun. 8. Sistem tanggap darurat yang terdapat pada Gedung Vokasi UI belum sesuai dengan acuan yang dipakai yaitu NFPA dan Kepmen PU No.10/KTPS/2000 karena tidak terdapat organisasi tanggap darurat serta prosedur tanggap darurat. SARAN 1. Melakukan perawatan terhadap detektor, sprinkler dan hidran agar semua sarana dalam kondisi bersih. 2. Melakukan pengecekan berkala pada detektor, sprinkler dan hidran. 3. Harus mempunyai energi cadangan untuk alarm, jika terjadi bahaya kebakaran maka alarm dapat tetap menyala walaupun energi yang berasal dari PLN terhenti. 4. Melakukan uji operasional dan kelengkapan komponen hidran setiap satu tahun sekali 5. Memeriksa APAR secara berkala dengan waktu tidak lebih dari satu tahun 6. Diberi sign jika APAR tertutup oleh benda atau barang-barang. 7. Pada APAR yang berada diluar ruangan agar diberi pelindung pada APAR supaya APAR sewaktu digunakan dapat berkerja dengan baik. 8. Pintu darurat seharusnya tidak dalam keadaan terkunci, agar sewaktu terjadi bahaya kebakaran tidak menghalangi penghuni untuk evakuasi. 9. Pintu darurat harus dilengkapi dengan self closing door. 10. Tata letak penerangan darurat agar lebih ditempatkan pada tempat yang strategis dan menggunakan bohlam berwarna kuning yang berdasarkan standar. 11. Membuat Tim Tanggap Darurat untuk setiap lantai gedung.
10 12. Melakukan koordinasi dengan pihak pemadam kebakaran setempat agar ketika terjadi kebakaran dapat segera bertindak cepat. 13. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terjadwal dan rutin. 14. Melakukan program latihan penanggulangan kebakaran dan evakuasi secara periodik, minimal satu tahun sekali. contohnya fire drill 15. Menentukan pola atau skenario jalur evakuasi setiap lantai yang artinya setiap lantai memiliki pola jalur evakuasi menuju titik kumpul. 16. Menentukan waktu minimal yang ditempuh untuk melakukan evakuasi, contohnya adalah semua korban harus di evakuasi 1 jam setelah terdengar bunyi sirine dari alarm kebakaran. 17. Setiap fasilitas manajemen kebakaran harus dimengerti oleh semua pihak yang terkait dengan tanggap darurat. contohnya adalah penggunaan APAR, jalur evakuasi dan letak tempat titik berkumpul. KEPUSTAKAAN 1. Cooling, David. A Fire Prevention and Protection, New Jersey: Prentice Hall. 2. Depnaker RI Training K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran, Jakarta. 3. Hendra. 2000, Pengertian Dasar/Definisi K3 (Occupational Health and Safety) aterial/introtok3.pdf, 12 mei ILO Proses Terbentuknya Segitiga Api 5. ISO :2011 Graphical symbols Safety colours and safety signs, United Kingdom. 6. Jusus, R.M.S Rancangan dan Tanggap Darurat (Emergency Palnning and Respone), Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/ Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan, Jakarta. 8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 11/KPTS/ Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan, Jakarta. 9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 02/KPTS/ Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan
11 Kebakaran pada Bangunan Gedung, Jakarta. 10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 186/Men/ Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, Jakarta. 11. Kurniawidjaja, Meily Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI- Press 12. National Fire Protection Association Standard For Portable Fire Extinguishers, Massachusetts. 13. National Fire Protection Association Standard Installation Of Sprinkler, Massachusetts. 14. National Fire Protection Association Standard For The Installation Of Standpipe and Hose System, Massachusetts. 15. National Fire Protection Association National Fire Alarm Code, Massachusetts. 16. National Fire Protection Association Life Safety Codes, Massachusetts. 17. SNI , SNI Pompa, Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran. I_POMPA.PDF, di akses pada tanggal 1 juni 2013
128 Universitas Indonesia
BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung
Lebih terperinciKONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION
STANDAR APAR MENURUT NFPA 10/ No. Per 04/Men/1980 Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Tedapat label penempatan APAR Penempatan APAR mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah digunakan pada saat
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Pertanyaan : 1. Apakah RSUP H Adam Malik mempunyai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai penerapan emergency preparedness & response yang dapat penulis bahas sebagai berikut : A. Emergency
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS iv KATA PENGANTAR v ABSTRACT vii ABSTRAK viii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu dan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan ini diiringi pula dengan berkembangnya dunia industri yang semakin maju. Pemanfaatan
Lebih terperincikondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen
Lebih terperinciTUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO
TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO 6506 040 032 Latar Belakang PT. Philips Indonesia merupakan pabrik lampu yang dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur
Lebih terperinciANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG
ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Minati Karimah, Bina Kurniawan, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KEBAKARAN DALAM PEMENUHAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2014
ANALISIS RISIKO KEBAKARAN DALAM PEMENUHAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2014 Clara Amaliaresi Liardi 1, Supriyono Asfawi 2, Nurjanah 2 1 Alumni Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.
BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian terhadap evaluasi sistem penanggulangan kebakaran di kapal penumpang KM Lambelu, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan
Lebih terperinciAUDIT SARANA PRASARANA PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG FAKULTAS X UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2006
MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 12, NO. 1, APRIL 2008: 55-60 55 AUDIT SARANA PRASARANA PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG FAKULTAS X UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2006 Fatma Lestari,
Lebih terperinciAjeng Wulan Apriyanti 1 Ridwan Zahdi Sjaaf 2
KAJIAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF, SARANA PENYELAMATAN JIWA SERTA MANAJEMEN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI DIREKTORAT PENGEMBANGAN MUTU BARANG (PMB), KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2013 Ajeng Wulan Apriyanti
Lebih terperinciLampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA INSTALASI SARANA DAN PRASARANA ANALISIS SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT(ICU)RSUP
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah.keselamatan dan kesehatan
Lebih terperinciSISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I
Pertemuan ke-12 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 1 (Sistem deteksi kebakaran, fire alarm, fire escape) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran
Lebih terperinci5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1
Bagian PROTEK.KEB 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 2 Phenomena kebakaran 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 3 Lapis I Pet. Peran Kebakaran Lapis II Fire Men FIRE
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 2 ISSN (E) : 2540-7589 IDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan industri digunakan berbagai tingkat teknologi sederhana atau tradisional sampai teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
EVALUASI SARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG PUSKESMAS KECAMATAN Y DAN Z TAHUN 2013 Helga Rosianna S *, Fatma Lestari** Abstrak Sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu bencana/musibah yang akibatkan oleh api dan dapat terja mana saja dan kapan saja. Kebakaran yang akibatkan oleh ledakan atau ledakan yang akibatkan
Lebih terperinciGAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH DASAR A DAN SEKOLAH DASAR B BANTEN TAHUN 2013
GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH DASAR A DAN SEKOLAH DASAR B BANTEN TAHUN 2013 Overview of Fire Safety at A Elementary School and B Elementary School, Banten in 2013 Nama : Surya Awaludin Pembimbing
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK disegala kebutuhannya, IPTEK berkembang dengan pesat hampir di seluruh negara. Dari negara maju sampai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA
TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA 41114110046 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinci- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di sana-sini masih banyak terjadi.
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 TESIS.
ANALISA SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 TESIS Oleh RIZKY R. HARAHAP 127032258/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciNama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Tinjauan Pelaksanaan Program Tanggap Darurat Kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Tahun 2013 Nama : Bekerja di
Lebih terperinciEvaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang Moch Fathoni Setiawan, Andi Purnomo, Eko Budi Santoso Lab. Struktur dan Teknologi Bangunan, Sains
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berdirinya
Lebih terperinciTINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR SEKTOR DAN PUSAT LISTRIK PAYA PASIR PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN TAHUN
TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR SEKTOR DAN PUSAT LISTRIK PAYA PASIR PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN TAHUN 2013 Novtalin Hutasoit 1, Kalsum 2, Umi Salmah 3 1
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)
PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hotel UNY yang beralamat di Jl Karangmalang Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Lokasi Hotel UNY dapat dikatakan sangat strategis
Lebih terperinciMANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR
MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR Mohamad Hakam Prodi : Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat dan signifikan yang mendorong perusahaan meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN
BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Data Gedung 6.1.1 Data Umum a. Nama bangunan : PT. X Jakarta. b. Alamat : Kawasan Komersial Cilandak, Jalan Cilandak KKO, Jakarta Selatan 12560. c. Luas bangunan : Bangunan utama
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA
7/6/010 Perencanaan Emergency Response Plan dan Penempatan APAR pada Gedung Direktorat PPNS-ITS PPNSPPNS-ITS -ITS Oleh: Rr. Ayunda Mahardini 6506.040.01 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Gedung Direktorat
Lebih terperinciEVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) ABSTRAK
EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) 1 Ir. Rian Trikomara I, MT, 1 Drs. Mardani Sebayang, MT, 2 Rifaatul Mahmudah* 1 Dosen
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Penilaian
Lampiran 1 Hasil Penilaian FORMULIR ISIAN DATA ANGUNAN Tanggal : 12 s.d. 16 September 2017 Pemeriksa : Akhid Gunawan Tanda Tangan : DATA ANGUNAN Nama bangunan : Hotel UNY Alamat : Jl arangmalang aturtunggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API
EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API Mahaenca Cio Kaban NRP : 9721067 NIRM : 41077011970302 Pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir, MT.
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN
SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN Oleh: AGUS PRATAMA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Fakultas Kesehatan Masyarakat terdiri dari 6 gedung, yaitu gedung A, B, C, D, F dan G. Setiap gedung terdiri dari 3 lantai kecuali gedung G yang terdiri dari 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran gedung bertingkat di Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Kebakaran merupakan suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU
IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, Tbk SEMARANG
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT. INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, Tbk SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Winda Listyana R0013108
Lebih terperinciDESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA.
DESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA Dr. Manlian Ronald Adventus Simanjuntak, MT Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciMAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU
MAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU Zulfikar 1), Hendra Taufik 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas riau
Lebih terperinciWALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah perairan dan lautan. Banyak aktifitas yang dilakukan dengan mengandalkan perhubungan melalui
Lebih terperinciDAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 2. Keselamatan & Kenyamanan Metoda Uji 1. Metode Pengujian Jalar
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN OBJEK VITAL DAN FASILITAS PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang
Lebih terperinciAri Wibisono
EVALUASI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) DAN EMERGENCY RESPONSE PLAN (ERP) BERDASARKAN NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIATION DALAM UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI PT. MacGREGOR PLIMSOLL INDONESIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa penelitian yang terkait dengan kebakaran gedung diantaranya. Pertama penelitian oleh Erna Kurniawati pada tahun 2012 yang berjudul Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran pada
Lebih terperinciSistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang
Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang Atika Rossydina Putri Prabawati 1 dan Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciWALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR
Lebih terperinciPERANCANGAN SARANA PENYELAMAT DIRI DAN KEBUTUHAN APAR PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN
PERANCANGAN SARANA PENYELAMAT DIRI DAN KEBUTUHAN APAR PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN Agus Pratama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Balikpapan Jl. Belitung Darat
Lebih terperinciBranch Exchange) dengan Hunting System.
JARINGAN EKSTERNAL TELEPON KAWASAN Sistem komunikasi: PABX (Private Automatic Branch Exchange) dengan Hunting System. Jaringan sambungan dari PT TELKOM masuk ke Terminal Box Telkom (TB-TEL) di Ruang Operator
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada era globalisasi sekarang ini, semua negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan bersaing satu sama lain dalam hal teknologi. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran
BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk
Lebih terperinciWALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk menghindari
Lebih terperinciPENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )
PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA Oleh: Inggi Irawan (6505 040 0) Latar Belakang TATA adalah suatu perusahaan yang bertindak di bidang konstruksi.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung
A III LANDASAN TEORI A. Evaluasi Sistem Proteksi ebakaran Gedung Evaluasi terhadap sistem proteksi kebakaran dapat dilakukan dengan menggunakan suatu jenis pedoman. Salah satu pedoman yang bisa dipakai
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS TENTANG KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT.APAC INTI CORPORA SEMARANG 2014
STUDI ANALISIS TENTANG KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT.APAC INTI CORPORA SEMARANG 2014 Rosalia Dina Febriani Astuti 1, M.G Catur Yuantari 2 1 Alumni Fakultas
Lebih terperinciPERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
Materi 7 PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes PENGANTAR Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan untuk penanggulangan bahaya kebakaran
Lebih terperinciTINJAUAN PENCEGAHAN KEBAKARAN PADA GEDUNG PARKIR DAN HOTEL BTC JL. DR DJUNJUNAN NO
TINJAUAN PENCEGAHAN KEBAKARAN PADA GEDUNG PARKIR DAN HOTEL BTC JL. DR DJUNJUNAN NO. 143-149 OBSERVATION OF PREVENT FIRES AT BTC PARKING BUILDING AND HOTEL ST. DR DJUNJUNAN NO. 143-149 Laporan ini disusun
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB
STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB Berlandasakan pada Surat Keputusan Kepala UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Nomor
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.
Lebih terperinciPerancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia
Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia Yoel Glorius 1, Togar W. S. Panjaitan 2 Abstract: PT E-T-A is a German based company and has designed several emergency response systems as its
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi dan Sarana Penyelamatan Kebakaran Pada PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero) Semarang Tahun 2015
1 Analisis Tingkat Pemenuhan Sarana Proteksi dan Sarana Penyelamatan Kebakaran Pada PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero) Semarang Tahun 2015 Supriyono Asfawi *), Rosita Linda Pertiwi**) *) Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI Halaman SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR....ii ABSTRAK...iii PRAKATA...iv DAFTAR ISI.....vi DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN.....ix DAFTAR GAMBAR....x DAFTAR
Lebih terperinci6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional
6 PEMBAHASAN 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta Unit pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana (Damkar-PB) Pos Jaga Muara Baru dan TB.Mina Antasena mempunyai hubungan
Lebih terperincigedung bioskop berbeda tingkat kerawanannya dibandingkan dengan perumahan. Jika
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerawanan Kebakaran Ada 5 (lima) penyebab kerawanan kebakaran. Pertama, dari segi konstruksi bangunan.meliputi: bahan bangunan, jenis partisi, instalasi, serta penempatan barang.
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa ancaman
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Egress System merupakan sistem evakuasi diri yang pada kajian ini dikhususkan mengenai sistem evakuasi terhadap bahaya kebakaran dengan objek studi Melinda Hospital.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Istilah dan Definisi 2.1.1 Bangunan Gedung Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DAN RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM
BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM API RINGAN. Tabel 3.1 Jumlah Hidran, Sprinkler dan Pemadam Api Ringan No Uraian Elevasi (m) Luas Bersih
Lebih terperinciTika Prasetyani, Sjahrul Meizar Nasri
Evaluasi Penerapan Keselamatan Kebakaran Gedung Menggunakan Computerized Fire Safety Evaluation System (Cfses) Di Sekretariat Wakil Presiden Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Lebih terperinciBAB VI HASIL PENELITIAN
45 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1. Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Tabel dibawah ini merupakan identifikasi bahaya kebakaran di dan diklasifikasikan menurut SNI 03-3989-2000. Tabel 6.1 Identifikasi
Lebih terperinciPEMBUATAN SOFTWARE SIMULASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI ARENA 5
PEMBUATAN SOFTWARE SIMULASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI ARENA 5 ASEP MOCHAMAD ZULPIKAR 6506040053 LATAR BELAKANG Skenario tanggap darurat
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Totok Aji Nugroho R
IMPLEMENTASI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN DI PT. DHL SUPPLY CHAIN INDONESIA PROJECT P&G KARAWANG JAWA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa bencana kebakaran
Lebih terperinciAUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PT. X JAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PT. X JAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI RATRI FATMAWATI 0706218091 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA EKSTENSI DEPOK JUNI 2009 UNIVERSITAS
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN (STUDI KASUS : RUSUNAWA UNDIP) Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang 50131
ISSN : 0853-2877 Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran MODUL vol Pada 16 No Bangunan 1 Januari Rumah Juni 2016 Susun EVALUASI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN (STUDI KASUS : RUSUNAWA UNDIP)
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK RUMAH SAKIT ST.BORROMEUS
EVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK RUMAH SAKIT ST.BORROMEUS Edison NRP : 0121083 Pembimbing : Ir. Johanes Lim Dwi A.,MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN KENDAL
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecil menjadi kawan, besar menjadi lawan. Ungkapan yang sering kita dengar tersebut menggambarkan bahwa api mempunyai manfaat yang banyak tetapi juga dapat mendatangkan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )
TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS Disusun Oleh : Ricki Paulus Umbora ( 6506 040 025 ) PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Nomor : 384 / KPTS / M / 2004 Tanggal : 18 Oktober 2004
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
Lebih terperinciTabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecepatan perubahan skala dan perkembangan
Lebih terperinci