BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI Sejarah Singkat Direktorat Jendral Kekayaan Negara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI Sejarah Singkat Direktorat Jendral Kekayaan Negara"

Transkripsi

1 BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI 2.1. Sejarah Singkat Direktorat Jendral Kekayaan Negara Sejarah Kantor Wilayah Direktorat Jendral Kekayaan Negara Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) tidak mampu menangani penyerahan piutang negara yang berasal dari kredit investasi. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus penyelesaian piutang negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, sedangkan PUPN yang merupakan panitia interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang negara. Sebagai penjabaran Keppres tersebut, maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976 tentang susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan piutang Negara dilaksanakan oleh SatuanTugas (Satgas) BUPN. Untuk mempercepat proses pelunasan piutang negara macet, diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN, sehingga terbentuklah organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Sebagai tindak lanjut, Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan piutang Negara dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N), sedangkan 7

2 8 tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang Negara (KLN). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001 tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) yang fungsi operasionalnya dilaksanakan oleh Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN). Reformasi Birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan pada tahun 2006 menjadikan fungsi pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang digabungkan dengan fungsi pengelolaan kekayaan negara pada Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), sehingga berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia, DJPLN berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), dan KP2LN berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dengan tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian. Penertiban Barang Milik Negara (BMN) yang terdiri dari kegiatan inventarisasi, penilaian dan pemetaan permasalahan BMN mengawali tugas DJKN dalam pengelolaan kekayaan negara, dilanjutkan dengan koreksi nilai neraca pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL). Dari kegiatan ini, LKPP yang sebelumnya mendapat opini disclaimer dari BPK RI, telah meraih opini wajar dengan

3 9 pengecualian. Pada periode pelaporan 2012, sebanyak 50 dari 93 kementerian/lembaga meraih opini wajar tanpa pengecualian. Mengingat fungsi pengelolaan aset negara yang merupakan pos terbesar neraca pada LKPP, dan sebagai kontributor perkembangan perekonomian nasional, saat ini DJKN tengah melaksanakan transformasi kelembagaan sebagai bagian dari Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Transformasi kelembagaan di DJKN ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempertajam fungsi DJKN (DirektoratJendral Kekayaan Negara) yang terkait dengan manajemen aset dan special mission pengelolaan kekayaan negara. 2. Visi dan Misi DJKN (Direktorat Jendral Kekayaan Negara) VISI Direktorat Jendral Kekayaan Negara Menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat MISI Direktorat Jendral Kekayaan Negara 1. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan efektivitas pengelolaan kekayaan negara. 2. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum. 3. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi pemerintah 4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai keperluan.

4 10 5. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. 6. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat. Tugas dan Fungsi DJKN (Direktorat Jendral Kekayaan Negara) Tugas Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang. Fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,dan lelang; b. pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan negara d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara,danlelang. e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) adalah salah satu eselon satu di Kementerian Keuangan yang mempunyai visi menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

5 11 Tugas: Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Fungsi: 1. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; 3. Penyusunan standardisasi, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang; 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. Image DJKN adalah suatu Direktorat Jenderal yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara danlelang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) PUPN adalah panitia interdepartemental yang mengurus piutang negara yang berasal dari instansi pemerintah atau badan-badan yang dikuasai oleh negara.

6 12 Anggota PUPN berasal dari Kantor Departemen Keuangan, Kepolisian, Kejaksaan, Bank Indonesia, dan Pemerintah Daerah. PUPN Pusat berkedudukan di Jakarta sedangkan PUPN Cabang mempunyai kedudukan di setiap Kantor Operasional. Hubungan PUPN Dengan DJKN PUPN Mempunyai wewenang mengurus piutang negara berdasarkan Undang- Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960.Pelaksanaan produk hukum (putusan) wewenang PUPN dilakukan oleh DJKN yang mempunyai kantor operasional yang dikoordinasi Kantor Wilayah Struktur Organisasi Struktur OrganisasiKantor Wilayah Direktorat Jendral Kekayaan Negara Provinsi Sumatera Utara. Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewnang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang tekah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan.yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam perusahaan. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat

7 13 tercapai. Suatu perusahaan terdiri dari beberapa unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini: KANTOR WILAYAH BAGIAN UMUM KPKNL BIDANG PKN BIDANG PENILAIAN BIDANG PIUTANG NEGARA BIDANG LELANG BIDANG KEPATUHAN INTERNAL HUKUM, DAN INFORMASI KPKNL SUB BAGIANUMUM SEKSIPK N SEKSI PELAYANAN PENILAIAN SEKSI PIUTANG NEGARA SEKSI PENILAIA N LELANG SEKSI HUKUM DAN INFORMASI SEKSI KEPATUHAN INTERNAL Sumber: Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (2015) Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kepala Bidang Dan Kepala Seksi

8 14 1. Pimpinan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Direktur Jenderal Kekayaan Negara Sekretaris Jenderal Kekayaan Negara Direktur BMN Direktur KND Direktur PNKNL Direktur PKNSI Direktur Penilaian Direktur Lelang Direktur Hukum danhumas Direktur Kekayaan Negara : Sonny Loho : Dodi Iskandar : Chalimah Puthastuti : Dedi Syarif Usman : Soepomo : Encep Sudarman : Meirual Nur : Purnma T.Sianturi : Tavianto Nogroho : Moechtar 2. Bidang Lelang Kepala Bidang Lelang Staff Bidang LelangWilayah Medan Staff Bidang LelangWilayah P.Sidempuan Staff Bidang LelangWilayah Siantar Staff Bidang LelangWilayah Sibolga Staff Administrasi : Nyoman Hermawan :Pujosuma :Pujosuma : Hammam Tawaqal : Roster Hutagalung : Helena 3. Bidang Penilaian Kepala Bidang Penilaian : Hamidah Armaini Staff Bidang PenilaianWilayah Medan : Aji Darmawan Staff Bidang PenilaianWilayah MedanP.sidempuan : Gindo Panjaitan Staff Bidang Penilaian Wilayah Siantar : Juliawan Staff Bidang LelangWilayah Sibolga : Halimah 4. Bidang Piutang Negara Kepala Bidang Piutang Negara Staff Bidang Piutang Wilayah Medan Staff Bidang Piutang Wilayah P.Sidempuan Staff Bidang Piutang Wilayah Siantar Staff Bidang Piutang Wilayah Sibolga Staff Administrasi Piutang : Iswandi : Poltak.Manurung : Siswandi : Hermawan : Sandian Tobing : Baharuddin 5. Bidang Pengelola Kekayaan Negara Kepala Bidang Pengelola Kekayaan Negara :Halomoan S Staff Bidang P.Kekayaan Negara Wil. Medan : Sulistiyawati Staff Bidang P.Kekayaan Negara W.P.Sidempuan : Lumban Ginting

9 15 Staff Bidang P.Kekayaan Negara Wil. Siantar Staff Bidang P.Kekayaan Negara Wil. Sibolga Staff Administrasi : Miftasanti : Andi Tobing : Sarah 6. Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi Kepala Bidang KIHI Staff Bidang KIHI Wilayah Medan Staff Bidang KIHI Wilayah P.Sidempuan Staff Bidang KIHI Wilayah Siantar Staff Bidang KIHI Wilayah Sibolga : Tanto Hendrawan : Syarifuddin : Dahlan Dalimunthe : Denny suwandi : Janna Handina 2.3. Deskripsi Tugas Berikut ini adalah deskripsi pekerjaan dari setiap unit pada bagian Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Medan : A. Direktur Jendral Kekayaan Negara 1) Bertanggung jawab kepada General Manager 2) Mengomandoi: a. Direktur Bidang BMN b. Direktur Bidang KND c. DirekturPNKNL d. DirekturPKNSI e. DirekturLelang f. DirekturKekayaan Negara g. DirekturHukum dan Humas 3) Tujuan: Menjadi pengelola kekayaan negara yang professional dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4) Peran: a. Mengendalikan pelaksanaan program.

10 16 b. Mengendalikan kegiatan operasi dan pemeliharaan. c. Mengendalikan kegiatan penerimaan. d. Mengendalikan kegiatan administrasi umum. B. Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan 1) Bertanggung jawab kepada Manager Area Medan. 2) Mengomandoi: a. Staff pengendalian operasi. b. SR Staff / Staff Operasional dan Pemeliharaan. 3) Tujuan: Melaksanakan sistem kinerja yang optimal 4) Peran: a. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksaan,pemeliharaan di Kantor wilayah Direktorat Jendral Kekayaan Negara. C. Kepala Seksi Administrasi dan Layanan Umum 1) Bertanggung jawab kepada Manager Wilayah Medan. 2) Mengomandoi: a. Staff Bidang Administrasi dan Layanan Umum 3) Tujuan: Mengelola transaksi keuangan 4) Peran: a. Melaksanakan penyediaan pemeliharaan sarana atau prasarana kantor. b. Melaksanakan penyediaan, pemeliharaan,serta pengaturan akomodasi c. Melaksanakan administrasi SDM. d. Melaksanakan administrasi dan layanan umum D. Staff Bidang Administrasi

11 17 1) Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Administrasi Layanan Umum. 2) Tujuan: Melaksanakan pembayaran dan pemeliharaan dana serta pencatatannya secara akurat dan tepat waktu untuk mendukung kegiatan operasional. 3) Peran: a. Menginput data ke oracle dan menghitung saldo kas pagi dan sore hari. b. Mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran pada buku kas. c. Melakukan penarikan dan penyetoran uang di bank. d. Melakukan entry uang jaminan pelanggan rumah tangga pada bidang yang dilelang. E. Staff Bidang Administrasi dan Layanan Umum 1) Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Administrasi LayananUmum. 2) Tujuan: Melaksanakan layanan di kantor area Medan untuk mendukung pekerjaan secara efektif dan efisien. 3) Peran: a. Mengidentifikasi kebutuhan dan menyediakan sarana dan prasarana. b. Mengantur pemakaian kendaraan opersional dan mencatat pemakaian. c. Mengidentifikasi kebutuhan dan melaksanakan pemeliharaan. d. Melaksanakan inspeksi secara berkala atas asset tanah dan bangunan. D. Budaya Organisasi Budaya Direktorta Jendral Kekayaan Negara adalah Lembaga Pemerintah yang kepanjangan dari Profesionalisme, Continuous, Improvement,Integrity,Safety, dan Excellent Service yaitu:

12 18 A. Professionalisme (profesional) 1. Kompeten di Bidangnya. a. Memberikan hasil kerja terbaik dengan didukung kompetensi yang memadai. b. Senantiasa meningkatkan kompetensi diri sesuai tuntutan pekerjaan c. Berani menyampaikan gagasan/pandangan konstruktif sesuai dengan keahlian yang dimiliki. 2. Bertanggung Jawab. Setiap Insan Direktorat Jendral Kekayaan Negaraberperilaku : a. Selalu bekerja tuntas serta bertanggung jawab atas tindakan. b. Berani mengambil keputusan sesuai tanggung jawab dan wewenang. c. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien. B. Continuous Improvement (penyempurnaan terus-menerus) 1. Kreatif dan Inovatif. a. Mampu mengantisipasi adanya peluang dan perubahan lingkungan. b. Mampu mengidentifikasi dan mengembangkan peluang. 2. Adaptif Terhadap Perubahan.

13 19 a. Mampu melihat manfaat perubahan baik bagi diri sendiri, unit kerjaperusahaan. b. Berkomitmen untuk beradaptasi terhadap perubahan. c. Berinisiatif untuk melaksanakan perubahan yang memiliki nilai tambah. C. Integrity (integritas) 1. Jujur, Terbuka dan Berpikir Positif. a. Selalu berkata dan bertindak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (sesungguhnya). b. Selalu mengutamakan kepentingan dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan benturan kepentingan. c. Selalu terbuka terhadap masukan, pendapat dan kritik. 2. Disiplin dan Konsisten. a. Selalu mematuhi kebijakan, sistem, prosedur dan ketentuan lainnya yang berlaku. b. Teguh dalam memegang prinsip sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku. c. Melaksanakan komitmen yang sudah disepakati. D. Safety (keselamatan kerja) 1. Mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

14 20 a. Selalu mematuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja. b. Senantiasa memelihara seluruh sumber daya perusahaan dalam rangka menjaga kelangsungan sistem, keselamatan dan kesehatan kerja. c. Mengambil tindakan preventif untuk memastikan tingkat keselamatan dan kesehatankerja. 2. Peduli lingkungan Sosial dan Alam. a. Peka dan peduli terhadap situasi dan kondisi perubahan lingkungan. b. Selalu berperan aktif dan berkontribusi terhadap perbaikan lingkungan alam dan lingkungan sosial di sekitar wilayah operasi. E. Excellent Service (pelayanan prima) 1. Mengutamakan Kepuasan Pelanggan. a. Memahami betul kebutuhan dan harapan pelanggan. b. Selalu melayani dengan tulus, ramah dan santun. c. Selalu memberikan pelayanan terbaik bahkan melampaui harapan. 2. Proaktif dan Cepat Tanggap. a. Selalu proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan spesifik pelanggan dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan.

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA A. Sejarah Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) tidak mampu menangani

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. piutang Negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang Panitia

BAB II PROFIL INSTANSI. piutang Negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang Panitia BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia panitia urusan piutang Negara (PUPN) tidak mampu menangani penyerahan piutang Negara yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara

BAB II PROFIL DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara BAB II PROFIL DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara A. Sejarah Ringkas DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara Pada tahun 1971 struktur

Lebih terperinci

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Kawil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Kawil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Kawil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara. Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA (DJKN)

BAB II KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA (DJKN) BAB II KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA (DJKN) A. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) A.1. Sejarah dan Perkembangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) adalah suatu Direktorat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah VIII Direktorat Jenderal

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah VIII Direktorat Jenderal BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah VIII Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Bandung Sejak setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah telah menggulirkan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) SERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) SERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) SERANG A. Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Kekayan Negara dan Lelang (KPKNL) Serang Pada tahun 1971 struktur organisasi dan

Lebih terperinci

BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit bagi para

BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit bagi para BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah menggulirkan program pengucuran atau pemberian pinjaman dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanakan pemerintahan di Indonesia menggunakan sistem pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh Presiden. Presiden

Lebih terperinci

BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit bagi para

BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit bagi para BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah menggulirkan program pengucuran atau pemberian pinjaman dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) merupakan salah satu unit eselon I pada Kementerian Keuangan yang memiliki tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

Jakarta V. Yang diteliti oleh peneliti tersebut adalah pembentukan dan. (PT. PPA) dan Tim Koordinasi Penyelesaian Penanganan Tugas-tugas TP-

Jakarta V. Yang diteliti oleh peneliti tersebut adalah pembentukan dan. (PT. PPA) dan Tim Koordinasi Penyelesaian Penanganan Tugas-tugas TP- 12 Jakarta V. Yang diteliti oleh peneliti tersebut adalah pembentukan dan optimalisasi lembaga-lembaga yang dibentuk oleh pemerintah pasca berakhirnya masa tugas Badan Penyehatan Perbankan Nasional dalam

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket Undang-undang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket Undang-undang yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2006 merupakan babak baru dalam sejarah pengelolaan kekayaan Negara Republik Indonesia pada umumnya dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) pada khususnya,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPPN Bandar Lampung Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar Lampung yang merupakan ujung tombak pelayanan publik yang dimiliki

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KMK.08/2002 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KMK.08/2002 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KMK.08/2002 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa perubahan Struktur Organisasi Badan Urusan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPKNL BANDUNG. Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 yang diubah terakhir dengan PMK Nomor:

BAB II GAMBARAN UMUM KPKNL BANDUNG. Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 yang diubah terakhir dengan PMK Nomor: BAB II GAMBARAN UMUM KPKNL BANDUNG 2.1 Sejarah KPKNL Bandung KPKNL Bandung terbentuk sejak tahun 2006 sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 yang diubah terakhir dengan PMK Nomor: 170/PMK.01/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Keuangan merupakan instansi pemerintah yang mempunyai peranan vital di dalam negara Indonesia untuk membantu melakukan pembangunan perekonomian. Peranan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1976 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA DAN BADAN URUSAN PIUTANG NEGARA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1976 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA DAN BADAN URUSAN PIUTANG NEGARA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1976 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA DAN BADAN URUSAN PIUTANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : Bahwa lebih meningkatkan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang membawahi bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang membawahi bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang membawahi bidang bidang dan urusannya masing masing dalam pemerintahan yang dituntut oleh kepala negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi akan berjalan lancar apabila disertai dengan administrasi yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi akan berjalan lancar apabila disertai dengan administrasi yang baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia sejarah pengelola keuangan pemerintahan sudah ada sejak masa lampau. Sebagai bagian dari suatu pemerintahan, Kementerian Keuangan merupakan instansi

Lebih terperinci

Barang Milik Negara. Aspek Dalam Mengelola. Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK

Barang Milik Negara. Aspek Dalam Mengelola. Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK 4 Oleh Aspek Dalam Mengelola Barang Milik Negara Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Jumlah Barang Milik Negara dari tahun ke tahun terus meningkat baik secara kuantitatif maupun secara

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu No.1185, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penilaian Kembali BMN. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.06/2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KEMBALI

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG JEMBER

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG JEMBER KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG JEMBER BAHAN SOSIALISASI PERATURAN DIRJEN KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER 07/KN/2009

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN PROSEDUR PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA (BMN) DENGAN TINDAK LANJUT PENJUALAN BMN PADA KEMENTERIAN/LEMBAGA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan 14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

Lebih terperinci

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bab IV Studi Kasus Sebelum melakukan perancangan, akan dipaparkan profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan beserta visi, misi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, strategi bisnis, strategi TI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi keuangan masa lalu perusahaan yang dinyatakan dalam satuan mata uang serta

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sampai disitu, seorang sekretaris juga harus mampu melatih dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sampai disitu, seorang sekretaris juga harus mampu melatih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, fungsi dan peranan sekretaris semakin dibutuhkan oleh organisasi swasta maupun pemerintah. Seorang sekretaris harus dituntut mempunyai keterampilan,

Lebih terperinci

21 Universitas Indonesia

21 Universitas Indonesia BAB 3 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN KEUANGAN DAN BALANCED SCORECARD TEMA BELANJA NEGARA 3.1. Tugas, Fungsi, dan Peran Strategis Departemen Keuangan Republik Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta pada awalnya dibentuk dengan nama Kantor Bendahara

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR co TAHUN 2011 TENTANG

SURAT EDARAN NOMOR co TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) Yth. 1. Yth. Sekretaris Utama BPPT 2. Yth. Deputi Kepala BPPT Bidang TIRBR 3. Yth. Deputi Kepala BPPT Bidang TPSA. 4. Yth. Deputi Kepala BPPT Bidang TAB.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk PT. Bank Negara Indonesia (Persero) berdiri sejak tahun 1946, Bank BNI menjadi Bank pertama milik negara yang lahir setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang berada di bawah dan

Lebih terperinci

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI A. Sejarah Singkat Kantor Camat Medan Denai Berdasarkan PP. 35 tahun 1992 tanggal 13 Juli 1992 dan diresmikan Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dapat tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Dengan kehadiran Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Pendahuluan. Profil KPKNL Dumai 1

Pendahuluan. Profil KPKNL Dumai 1 PROFIL KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR WILAYAH DJKN RIAU, SUMATERA BARAT DAN KEPULAUAN RIAU KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI Pendahuluan

Lebih terperinci

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Jakarta, 31 Agustus 2004 1 PARADIGMA BARU Penegasan fungsi pejabat perbendaharaan negara; Pemisahan kewenangan administratif dan kewenangan

Lebih terperinci

4 Barang Milik Negara

4 Barang Milik Negara 4 Aspek Dalam Mengelola Oleh Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Abstrak Dalam rangka mengelola (BMN) nilainya sebesar Rp 1,694,57 triliun berdasarkan LBMN per 31 Desember 2011 (Audited)

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tanggung jawab penyelesaian masalah ini tidak hanya bertumpu pada satu

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tanggung jawab penyelesaian masalah ini tidak hanya bertumpu pada satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelesaian piutang negara macet merupakan salah satu aspek penting dari pengelolaan keuangan negara yang memerlukan perhatian khusus agar dapat terselenggara efektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENULISAN. Untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini BAB III METODE PENULISAN 3.1. Sumber Data Untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) metode pengumpulan data yaitu: a. Data Primer adalah data yang

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 1 COVER DEPAN Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 3 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Selayang Pandang DJPK 4 Buku Profil DJPK NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN Integritas Berpikir,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kantor Pejabat Lelang Kelas II H. Khalidin, SH. MH

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kantor Pejabat Lelang Kelas II H. Khalidin, SH. MH BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kantor Pejabat Lelang Kelas II H. Khalidin, SH. MH 1. Letak Kantor Pejabat Lelang Kelas II H. Khalidin, SH. MH Secara organisasi, sejarah lelang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM. Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta

BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM. Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan

Lebih terperinci

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI A. Sejarah Ringkas Berdasarkan PP. 35 tahun 1992 tanggal 13 Juli 1992 dan diresmikan Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Audited) Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang telah diketahui bahwa opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan Keuangan Kementerian Luar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR REVIU LAPORAN KEUANGAN OLEH INSPEKTORAT

KATA PENGANTAR REVIU LAPORAN KEUANGAN OLEH INSPEKTORAT KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA A. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hingga mewujudkan suatu negara. Negara tersebut memiliki kekayaan alam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hingga mewujudkan suatu negara. Negara tersebut memiliki kekayaan alam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu Negara yang merupakan cakupan serangkaian wilayah yang telah ditentukan secara teori dan praktikal pastinya terdiri dari kekayaan alam, manusiawi dan struktur

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Sekretariat Daerah Provinsi Banten 1. Visi Sebagai lokomotif dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan, posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpula Data Metode yang penulis gunakan untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini

Lebih terperinci

PENILAIAN KELAYAKAN USAHA ATAS KERJASAMA PEMANFAATAN ASET TETAP MILIK NEGARA

PENILAIAN KELAYAKAN USAHA ATAS KERJASAMA PEMANFAATAN ASET TETAP MILIK NEGARA PENILAIAN KELAYAKAN USAHA ATAS KERJASAMA PEMANFAATAN ASET TETAP MILIK NEGARA Nela Diny Azka, Marliyati Politeknik Negeri Semarang, Jl Prof Soedharto SH Tembalang Semarang miss_marliyati@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TATA NILAI, BUDAYA KERJA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG SALINAN PERATURAN NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.834, 2016 KEMENSEKNEG. Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Aspek Dalam Mengelola. Barang Milik Negara. Abstrak

Aspek Dalam Mengelola. Barang Milik Negara. Abstrak 4 Oleh Aspek Dalam Mengelola Barang Milik Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Abstrak Dalam rangka mengelola Barang Milik (BMN) yang nilainya sebesar Rp 1,694,57 triliun berdasarkan LBMN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung melaksanakan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, baik tingkat Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN A. Capaian IKU No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5 6 7 Pelaksanaan Belanja Negara Yang Efektif

Lebih terperinci

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan 4.1 Visi dan Misi BKD Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai salah satu instansi dari Pemerintah Kota, dalam menetapkan visinya tentu

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG TATA CARA REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi, dan akuntabilitas pemerintahan di Indonesia selama beberapa dekade

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1. Visi "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi Banten menuju tata kelola pemerintahan yang baik". Penjabaran dari visi

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KODE 006 01 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEJAKSAAN

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci