BAB I PENDAHULUAN. Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket Undang-undang yang telah
|
|
- Fanny Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2006 merupakan babak baru dalam sejarah pengelolaan kekayaan Negara Republik Indonesia pada umumnya dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) pada khususnya, karena pada tahun 2006 tersebut terbit Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket Undang-undang yang telah lahir sebelumnya yaitu Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, telah dibentuk pula satu unit organisasi setingkat eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas dan fungsi (tusi) melakukan pengelolaan kekayaan Negara yakni Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). 1 Sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Keuangan Republik Indonesia tanggal 8 Juni 2006, dibentuklah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menggantikan Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN). Dalam 1 Media Kekayan Negara, Roadmap Strategic Assets Management, Edisi No. 09 Tahun III/2012, hal. 16 1
2 organisasi yang baru ini terdapat tugas dan fungsi baru yaitu pengelolaan kekayaan Negara yang sebelumnya ditangani oleh Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dengan adanya paradigma baru pengelolaan kekayaan Negara yang ditandai dengan reformasi hukum di bidang pengelolaan kekayaan Negara, yaitu dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Miik Negara/Daerah, menjadikan berubahnya peran Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dari aset administrator menjadi asset manager. 2 DJKN dalam lima tahun pertama sejak dibentuk tahun 2006, focus melaksanakan kegiatan penertiban Barang Milik Negara (BMN) melalui kegiatan inventarisasi dan penilaian (IP). Sebagian besar sumber daya berupa anggaran maupun Sumber Daya Manusia (SDM) baik di kantor Pusat, Kantor Wilayah (KW) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) diarahkan untuk menyelesaikan program nasional yang tidak hanya menjadi taruhan keberhasian DJKN tetapi juga merupakan program Kementerian Keuangan bahkan Pemerintah Republik Indonesia. Meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai kekurangan, manfaat utama dari kegiatan IP BMN bagi DJKN bukan hanya menghasilkan meningkatnya opini Badan Pemeriksa Keuangan 2 Annual Report Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Tahun 2013, hal
3 (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat menjadi qualified opinion tetapi juga bermanfaat bagi tersedianya suatu data BMN yang tersebar di sekitar 2000 Satuan Kerja Pemerintah. IP BMN memberikan gambaran yang strategis bagi pimpinan DJKN di Kantor Pusat dan membuka tirai bagi pengelola aset dan penilai di KW dan KPKNL untuk melihat kondisi sesungguhnya dari BMN yang dikelola. Pride DJKN yang sesungguhnya adalah terletak pada pencapaiannya dalam mewujudkan pengelolaan kekayaan Negara yang optimal serta menjadikan nilai kekayaan Negara sebagai acuan dalam berbagai keperluan 3. DJKN menjalankan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan di bidang Pengelolaan Kekayaan Negara, dengan melakukan berbagai kegiatan untuk mewujudkan penataan dan pengelolaan aset Negara yang tertib, akuntabel dan transparan. Ini merupakan tantangan yang berat mengingat nilai Barang Milik Negara (BMN) dari tahun ke tahun selalu meningkat secara signifikan. Itu berarti, ruang lingkup, tanggungjawab serta permasalahan yang harus dihadapi DJKN pun semakin meningkat. Pada 31 Desember 2005, nilai BMN adalah Rp, 237,78 triliun yang tersebar di 71 Kementerian/Lembaga (K/L) dan pada 31 Desember 2011 meningkat menjadi Rp ,57 triliun yang tersebar di 87 K/L. Dilihat dari kenaikan belanja modal maka setiap tahun diperkirakan BMN yang tersebar di Kementerian/Lembaga (K/L) memiliki kenaikan rata-rata sebesar Rp. 84,25 triliun dari tahun-tahun sebelumnya. Jumlah belanja modal yang pada APBN tahun 3 Media Kekayaan Negara, Pengelolaan BMN Rusak Berat, Edisi No. 13 Tahun IV/2013, hal
4 anggaran 2005 hanya berkisar diangka Rp ,80 triliun, di tahun 2012 menjadi Rp triliun atau lima kali lipat lebih besar daripada belanja modal pada tahun anggaran Sesuai dengan fakta ini kiranya memang perlu upaya lebih keras bagi DJKN dalam mengelola BMN yang kecenderungannya naik setiap tahun 4 Tahun 2007, DJKN meletakkan pondasi dimulainya penertiban BMN dengan membuat Roadmap Strategic Asset Management yang dipertajam dalam tiga periode sebagai berikut: 5 1. Periode penertiban dan pembenahan ( ). Dalam periode ini ada lima hal yang menjadi focus penertiban dan pembenahan a. melengkapi atribut organisasi Pengelola; b. penyiapan peraturan dan kebijakan; c. penertiban BMN; d. penyempurnaan SPI tata kelola BMN; e. penatausahaan andal dan akuntabel. 2. Periode utilisasi dan persiapan ( ). Periode utilisasi ini dititik beratkan pada enam hal sebagai berikut a. utilisasi dalam rangka optimalisasi pengelolaan aset Negara; b. penuntasan tindak lanjut hasil penertiban BMN dan hasil pemeriksaan BPK RI; 4 Media Kekayaan Negara, Roadmap Strategic Assets Management, Edisi No. 09 Tahun III/2012, hal. 7 5 Ibid, hal.9 4
5 c. penyiapan aset planning; d. penatausahaan BMN menuju aktual basis; e. penyelesaian aset eks DK/TP; f. identifikasi dan pendataan sertifikat tanah BMN. 3. Periode optimalisasi (mulai 2013). Pada periode ini ditetapkan empat hal yang menjadi tujuan utama a. integrasi perencanaan anggaran dan perencanaan BMN; b. optimalisasi pengelolaan aset Negara; c. sertipikasi tanah BMN; d. penatausahaan berbasis aktual. Utilisasi kekayaan Negara adalah optimalisasi pendayagunaan kekayaan Negara melalui penetapan status penggunaan Barang Milik Negara, penetapan status Barang Milik Negara karena hibah masuk dan hibah keluar, penetapan status yang berasal dari aset eks tegahan Ditjen Bea dan Cukai, nilai barang Milik Negara yang dilakukan pemanfaatan (sewa, Kerja Sama Pemanfaatan (KSP), Bangun Guna Serah (BGS)/Bangun Serah Guna (BSG)), dan nilai Barang Milik Negara yang ditetapkan status penggunaannya untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga yang bersangkutan. Pada tahun 2013 dari target utilisasi sebesar Rp. 105 triliun yang ditetapkan, realisasi nilai kekayaan Negara yang diutilisasi adalah sebesar Rp. 5
6 115,72 triliun atau 110,21% dari target. Realisasi sebesar Rp. 115,72 triliun diperoleh dari penetapan utilisasi kekayaan Negara pada. 6 NO UNIT REALISASI SUMBER UTILISASI 1. Direktorat PKN-SI Rp. 76,80 T Penetapan status penggunaan BMN,hibah, pemanfaatan 2. Direktorat Penilaian Rp. 20,07 T Penyampaian Daftar Nominasi Aset (DNA) untuk penerbitan SBSN 3. Direktorat KND Rp. 12,08 T Sewa aset Pertamina, penetapan BPYBDS 4. Direktorat PN-KNL Rp. 0,75 T Penetapan status dan sewa aset eks KKKS 5. Kantor Wilayah Rp. 6,02 T Penetapan status penggunaan BMN, hibah, pemanfaatan Tahun 2014, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Miik Negara/Daerah, dianggap sudah tidak sesuai dengn perkembangan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah maka diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Miik Negara/Daerah dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan 24 April Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 27 6 Annual Report Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, hal
7 Tahun 2014 ini maka Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/aerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Miik Negara/Daerah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Latar belakang dari penyempurnaan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 antara lain karena adanya dinamika pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) terkait dengan sewa, kerjasama pemanfaatan dan BMN luar negeri yang harus diperlakukan secara khusus. Selain itu adanya multitafsir terhadap ketentuan dalam PP Nomor 6 Tahun 2006 terkait Badan Layanan Umum (BLU), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan kasus-kasus yang muncul dalam pengelolaan BMN/D serta adanya temuan pemeriksaan BPK yang menuntut pemerintah untuk menyempurnakan PP Nomor 6 Tahun Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, mendefinisikan pengelolaan Barang Milik Negara mulai dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemidahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Menteri Keuangan sebagai Pengelola Barang menetapkan BMN yang harus diserahkan oleh Pengguna Barang karena tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang/atau Kuasa 7 Media Kekayaan Negara, Public-Private Partnership, Edisi No. 17 Tahun V/2014 7
8 Pengguna Barang dan tidak dimanfaatkan oleh Pihak Lain. Tindak lanjut pengelolaan atas penyerahan BMN tersebut meliputi Penetapan status penggunaan, pemanfaatan, atau pemindahtanganan. Dalam rangka menyikapi perkembangan kondisi dan produk tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan untuk meningkatkan iklim investasi serta melaksanakan ketentuan pasal 41 PP 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/D maka ditetapkanlah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan BMN. Kemudian dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pengelolaan barang milik Negara berupa pemanfaatan barang milik Negara dalam bentuk sewa perlu diselenggarakan secara tepat, efisien, efektif dan optimal dengan tetap menjunjung tinggi tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.06/2014 tentang Tata cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara. Salah satu tahapan dalam prosedur pemanfaatan sewa barang milik Negara yang harus dipenuhi adalah pelaksanaan penilaian atas obyek barang milik Negara yang dimintakan permohonan persetujuan sewa barang milik Negara oleh pengguna barang milik Negara kepada pengelola barang milik Negara. Dalam proses penilaian ini tentunya dibutuhkan seorang Penilai untuk melaksanakan penilaian atas obyek barang milik Negara tersebut. Penilai Internal di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selanjutnya disebut Penilai Direktorat Jenderal dalam melaksanakan tugas penilaian Barang Milik Negara berpedoman 8
9 pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.06/2009 tentang Penilaian Barang Milik Negara. Penilai Internal di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selanjutnya disebut Penilai Direktorat Jenderal diangkat oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara berdasarkan kriteria dan persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.06/2014 tentang Penilai Internal. Penilai Direktorat Jenderal yang embrionya telah terbentuk sejak berdirinya Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) pada tahun 1976 selalu memiliki peran yang penting dalam kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Penilai yang saat itu diistilahkan sebagai Penaksir memiliki peran yang vital dalam proses pengurusan piutang Negara antara lain dalam penilaian barang jaminan. Selanjutnya pada era DJKN dengan tugas dan fungsi yang lebih luas yaitu pengelolaan kekayaan Negara, menuntut peningkatan peran penilai dalam setiap siklus pengelolaan kekayaan Negara. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara telah melakukan beberapa langkah kegiatan untuk meningkatkan kompetensi Penilai Internal DJKN supaya memenuhi standar yang ditetapkan oleh Kantor Pusat antara lain dengan penyempurnaan peraturan, diklat dan quality assurance. Namun dalam menjalankan tugas dan fungsi penilaian terhadap pemanfaatan sewa barang milik negara, masih terdapat beberapa permasalahan, baik permasalahan yang berkaitan dengan SDM, pelaksanaan penilaian, dan pengelolaan barang milik Negara. Berdasarkan data hasil quality assurance periode terhadap para penilaia internal DJKN, peserta yang dinyatakan tidak memenuhi standar 9
10 kompetensi tersebar di semua wilayah dan kantor pusat. Untuk wilayah Jawa Barat 56 penilai internal dinyatakan perlu peningkatan dan 28 penilai internal kurang. Khusus untuk pemanfaatan BMN dikhawatirkan hasil tsb akan mencerminkan kualitas penilaian di lapangan. Melalui penelitian ini peneliti ingin turut memberikan sumbang sih (walaupun hanya kecil) terkait dengan peran Penilai Direktorat Jenderal supaya kedepan peran Penilai Direktorat Jenderal semakin berkembang seiring dengan perkembangan pengelolaan barang milik Negara Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan peran Penilai Internal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dalam proses penyewaan Barang Milik Negara? 2. Kendala/hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian Barang Milik Negara yang disewakan? Keaslian Penelitian Karya tulis ini berjudul: Peran Penilai Internal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Dalam Proses Pemanfaatan Sewa Barang Milik Negara Di Lingkungan Kementerian Keuangan adalah berdasarkan hasil buah pemikiran peneliti sendiri. Sepengetahuan peneliti belum ada karya tulis yang sama yang mengulas pokok permasalahan seperti yang peneliti angkat. 10
11 Dari hasil penelusuran peneliti terhadap berbagai sumber penelitian ilmiah, peneliti hanya menemukam 2 (dua) penelitian tentang Penilaian Barang Milik Negara Berikut deskripsi hasil dari masing-masing penelitian. No. Judul Penelitian Jenis Penelitian Narasumber Hasil Penelitian 1. Analisis Penilaian Tesis Universitas Hasil Analisis Barang Milik Gajah Mada Penilaian sebesar Negara Pada Kantor Pelayanan Pajak Di (Perpustakaan Pusat UGM) 78,30 persen menunjukkan hasil Wilayah Kerja yang sangat baik Kanwil V Direktorat dan pelaksanaan Jenderal Kekayan penilaian sudah Negara Bandar dilaksnakandengan Lampung Tahun peraturan dan 2008 pedoman yang ada untuk menghasilkan nilai wajar dan untuk pelaporan hasilnya sebesar 34,80 persen untuk 11
12 pelayanan suah dijalankan dengan baik 2. Analisis Tesis Universitas Penelitian Inventarisasi dan Gajah mada menemukan Penilaian Aset (Perpustakaan ketidak telitian Negara (Studi pada Pusat UGM) dalam proses Kantor Pelayanan inventarisasi Kekayaan Negara dimana dalam dan Lelang) Tahun 2009 melakukan pendataan, kertas kerja inventarisasi (KKI) tidak diisi dengan lengkap, pengkodean yang tidak diperhatikan dengan pencatatan pendataan baik, hasil yang masih dilakukan secara manual, ada kesulitan dalam 12
13 menemukan data pembanding untuk menentukan nilai pasar tanah guna penilaian nilai pasar wajar, serta laporan dan perhitungan penilaian tiiidak yang sesuai dengan kodefikasi Barang Milik Negara. Perbandingan antara karya-karya yang telah ada di atas dengan penelitian peneliti dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Karya pertama adalah Analisis Penilaian Barang Milik Negara Pada Kantor Pelayanan Pajak Di Wilayah Kerja Kanwil V Direktorat Jenderal Kekayan Negara Bandar Lampung Tahun 2008 menitik beratkan pada pelaksanaan penilaian sudah dilaknakan sesuai dengan peraturan dan pedoman yang ada untuk menghasilkan nilai wajar dan untuk pelaporan hasilnya sebesar 34,80 persen untuk pelayanan suah dijalankan dengan baik 13
14 2. Karya kedua Analisis Inventarisasi dan Penilaian Aset Negara (Studi pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Tahun 2009 Penelitian menemukan ketidak telitian dalam proses inventarisasi dimana dalam melakukan pendataan, kertas kerja inventarisasi (KKI) tidak diisi dengan lengkap, pengkodean yang tidak diperhatikan dengan baik, pencatatan hasil pendataan yang masih dilakukan secara manual, ada kesulitan dalam menemukan data pembanding untuk menentukan nilai pasar tanah guna penilaian nilai pasar wajar, serta laporan dan perhitungan penilaian yang tiiidak sesuai dengan kodefikasi Barang Milik Negara. Dibandingkan dengan kedua karya yang telah ada di atas, penelitian dan pokok permasalahan yang diteliti, dibahas dan dianalisa oleh peneliti adalah berbeda dan bersifat melengkapi karya-karya terrdahulu. Peneliti mambahas Peran Penilai Internal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Dalam Proses Pemanfaatan Sewa Barang Milik Negara Di Lingkungan Kementerian Keuangan. Peneliti yakin penelitian ini memiliki sdut pandang yang berbeda. Dengan demikian keaslian penulisan karya tulis ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis 14
15 Sebagai pengembangan studi ilmiah dan memberikan kontribusi pemikiran terhadap khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi kepustakaan ilmu hukum khususnya dengan mencoba memberikan gambaran mengenai: a. Perkembangan ilmu hukum khususnya Hukum Investasi b. Memberikan gambaran mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan peran penilai internal dalam pelaksanaan penilaian pemanfaatan BMN khususnya sewa. 2. Manfaat Praktis a. Untuk mengembangkan pola pikir dan pemahaman serta mengetahui kemampuan penulis menerapkan ilmu yang diperoleh. b. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul serta berusaha untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas dan tepat. Tujuan dalam suatu penelitian menunjukkan suatu kualitas dan nilai penelitian tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan peran Penilai Internal dalam pelaksanaan penilaian pemanfaatan barang milik Negara khususnya sewa. 15
16 2. Menggali kendala/hambatan yang timbul dalam pelaksanaan penilaian pemanfaatan barang milik Negara. 16
FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi keuangan negara bergulir, yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanakan pemerintahan di Indonesia menggunakan sistem pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh Presiden. Presiden
Lebih terperinciOptimalisasi Peran Strategis Aset Tetap dan Pengendalian atas Proses Normalisasi Data Barang Milik Negara bagi APBN
Optimalisasi Peran Strategis Aset Tetap dan Pengendalian atas Proses Normalisasi Data Barang Milik Negara bagi APBN ABSTRAK Berdasarkan hasil pemeriksaan LKPP Tahun 2011, 2012 dan 2013 telah mengungkapkan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG JEMBER
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG JEMBER BAHAN SOSIALISASI PERATURAN DIRJEN KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER 07/KN/2009
Lebih terperinciBAB II PROFIL DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara
BAB II PROFIL DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara A. Sejarah Ringkas DJKN (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) Sumatera Utara Pada tahun 1971 struktur
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG
1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era industri migas dikelompokkan menjadi tiga era yaitu era kolonial belanda, era awal kemerdekaan, dan era industri migas modern. Era kolonial Belanda ditandai
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi akan berjalan lancar apabila disertai dengan administrasi yang baik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia sejarah pengelola keuangan pemerintahan sudah ada sejak masa lampau. Sebagai bagian dari suatu pemerintahan, Kementerian Keuangan merupakan instansi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah VIII Direktorat Jenderal
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah VIII Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Bandung Sejak setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah telah menggulirkan
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI BARANG RAMPASAN NEGARA DAN BARANG GRATIFIKASI DENGAN
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG
SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET EKS KEPABEANAN DAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET EKS KEPABEANAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya reformasi birokrasi pemerintahan maka seluruh hal-hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya reformasi birokrasi pemerintahan maka seluruh hal-hal yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintah dituntut untuk dapat menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. maupun non komersial, karena aset memegang peranan penting dalam
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Keberadaan aset tidak bisa diabaikan dalam sebuah organisasi komersial maupun non komersial, karena aset memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah organisasi.
Lebih terperinciFORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN pbase.com I. PENDAHULUAN Pada tahun 2003 dan 2004, pemerintah telah menetapkan paket undang-undang
Lebih terperinciPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIVERSITAS GADJAH MADA
PELAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIVERSITAS GADJAH MADA Dasar Hukum Keuangan Negara UU 17/2003 UU 1/2004 UU 2/2012 Perbendaharaan Negara Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum Pengelolaan BMN/D
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.909, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Pengelolaan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aset merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, organisasi, atau institusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, organisasi, atau institusi pemerintah untuk mendukung kegiatan operasional dalam proses pencapaian tujuannya,
Lebih terperinciBAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Kawil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera
BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Kawil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara. Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya
Lebih terperinciIndonesia Tahun 2005 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4515); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciFORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014
FORMULIR RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 04 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KEUANGAN I. VISI No 0 II. MISI No 0 0 03 04 05 06 III. SASARAN STRATEGIS No 0 Tingkat pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Keuangan merupakan instansi pemerintah yang mempunyai peranan vital di dalam negara Indonesia untuk membantu melakukan pembangunan perekonomian. Peranan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 of 14 8/26/2010 12:01 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada sebuah pemerintahan akan saling terkait fungsinya guna memperjuangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beragam instansi pemerintah dengan tugas dan wewenang masing-masing. Meski begitu, seluruh instansi pemerintah yang berada pada sebuah pemerintahan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1288, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Milik Negara. Eks BRR. Pengelolaan. Pelaksanaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 211/PMK.06/2012
Lebih terperinci50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN
50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN Setelah diuraikan mengenai Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara dalam kerangka Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat beserta kebijakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PNBP DAN TANTANGAN KEDEPAN
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN DAN TANTANGAN KEDEPAN JAKARTA, 30 NOVEMBER 2017 Landasan Filosofis Pengelolaan Tujuan negara dalam
Lebih terperinciBAB II PROFIL INSTANSI. piutang Negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang Panitia
BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia panitia urusan piutang Negara (PUPN) tidak mampu menangani penyerahan piutang Negara yang berasal dari
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGGUNA BARANG KEPADA KEPALA BIRO KEUANGAN DAN BMN, SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL, SEKRETARIS BADAN,
Lebih terperinciPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik negara / aset negara yang ditandai dengan keluarkannya PP No. 6 /2006 yang merupakan peraturan turunan UU No. 1
Lebih terperinci2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu
No.1185, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penilaian Kembali BMN. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.06/2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KEMBALI
Lebih terperinciFORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KEUANGAN I. VISI. Uraian Misi II.
FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 23 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KEUANGAN I. VISI II. MISI No No 02 03 04 05 06 III. SASARAN STRATEGIS No 02 03 04 05 06 07 08
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG
SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.45/Menhut-II/2008 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.45/Menhut-II/2008 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinci1 of 5 21/12/ :57
1 of 5 21/12/2015 12:57 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 211/PMK.06/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 134/PMK.06/2009
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN
Lebih terperinciDomain Menteri Keuangan Dalam Konteks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara dan Beberapa Permasalahannya
Domain Menteri Keuangan Dalam Konteks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara dan Beberapa Permasalahannya Oleh Drs. Herri Waloejo Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Abstrak Berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciFORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016
FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1.Kementerian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. VISI : Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang membawahi bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang membawahi bidang bidang dan urusannya masing masing dalam pemerintahan yang dituntut oleh kepala negara
Lebih terperinci2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta
No.458, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pengelolaan. BMN. BRR NAD-Nias. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
Lebih terperinciDomain Menteri Keuangan Dalam Kont eks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara d an Beberapa Permasalahannya
Domain Menteri Keuangan Dalam Kont eks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara d an Beberapa Permasalahannya Oleh Drs. Herri Waloejo Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Sebagaimana diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit bagi para
BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah menggulirkan program pengucuran atau pemberian pinjaman dana
Lebih terperinciBAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus
BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA A. Sejarah Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) tidak mampu menangani
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di tingkat pusat maupun daerah mendorong dilakukannya perbaikan kinerja. Pemerintah sebagai
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Revisi dari Divisi Hukum pada Biro Hukum PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang
Lebih terperinciDEFINISI. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
BIMBINGAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN, PENGADAAN, PENYALURAN, INVENTARISASI, PENYIMPANAN DAN PERAWATAN SERTA PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA PENGADILAN BARANG MILIK NEGARA KPKNL SURABAYA DEFINISI
Lebih terperinciPENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK
PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK Abdul Rifa'i Sholeh Kepala Auditorat 1.C pada Auditorat Keuangan Negara 1 BPKRI Tata Kelola Pembangunan Planning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi keuangan masa lalu perusahaan yang dinyatakan dalam satuan mata uang serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. telah memunculkan optimisme baru, best practices dalam penataan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik negara/aset negara telah memunculkan optimisme baru, best practices dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENGALIHAN ASET DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014
ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENGALIHAN ASET DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU NO. 3 TAHUN 014 Direktorat Barang Milik Negara, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Jakarta, 4 April 016 1 Dasar Hukum 1. UU No. 1 Tahun
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KPKNL BANDUNG. Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 yang diubah terakhir dengan PMK Nomor:
BAB II GAMBARAN UMUM KPKNL BANDUNG 2.1 Sejarah KPKNL Bandung KPKNL Bandung terbentuk sejak tahun 2006 sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 yang diubah terakhir dengan PMK Nomor: 170/PMK.01/2012
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA EKS BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
Lebih terperinci1 of 5 18/12/ :47
1 of 5 18/12/2015 15:47 Menimbang MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinciSALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARAA PENGELOLAAN ASET PADAA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGANN BEBAS DAN
Lebih terperinciMENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONES!A SALIN AN
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONES!A SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71/PMK.06/2016 TENT ANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) merupakan salah satu unit eselon I pada Kementerian Keuangan yang memiliki tugas merumuskan serta melaksanakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.460, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Penghapusan. Barang Milik Negara. Provinsi Sumatera Barat. Provinsi Jambi.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.460, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Penghapusan. Barang Milik Negara. Provinsi Sumatera Barat. Provinsi Jambi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194 /PMK.06/2009
Lebih terperinciLAPORAN CAPAIAN KINERJA
LAPORAN CAPAIAN KINERJA UNIT ESELON I : DJKN PERIODE PELAPORAN : SEMESTER I TAHUN No. Realisasi Gap Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Q2 Smt I Y- Nilai kekayaan negara 31,00 39,26 105,00 13,62 28,63 28,63-17,38-10,63-76,37
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.06/2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.06/2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 73 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN KEMBALI BARANG MILIK NEGARA/DAERAH
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN KEMBALI BARANG MILIK NEGARA/DAERAH 1 Dasar Hukum PP 27/2014 Pasal 52: Dalam kondisi tertentu,
Lebih terperinciInstrumen Pengawasan
Instrumen Pengawasan Oleh DEWAN PENGAWAS Dari Aspek Keuangan, Aset, dan Layanan DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PEMBINAAN PK BLU Batu, 29 Oktober 2014 1 1. BLU merupakan instansi pemerintah
Lebih terperinciDr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum. Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Dr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum. Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai kewajiban dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan lebih rinci lagi dituangkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. APBN. Pengelolaan Barang. Kontraktor / Kerjasama.
No.270, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. APBN. Pengelolaan Barang. Kontraktor / Kerjasama. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.06/2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.06/2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN SEBELUM TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REVIU LAPORAN KEUANGAN OLEH INSPEKTORAT
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Optimalisasi serta peningkatan efektivitas dan efisiensi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semangat otonomi daerah dan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinci/* dtss */ sistem informasi manajemen aset negara knpk, 27 april direktorat pknsi djkn kementerian keuangan
/* dtss */ sistem informasi manajemen aset negara knpk, 27 april 2016 direktorat pknsi djkn kementerian keuangan siklus pengelolaan bmn SIMAK BMN SIMAN Pengelolaan BMN Lainnya pengertian siman dan dasar
Lebih terperinciBMN YANG SELAIN DARI APBN
BMN YANG SELAIN DARI APBN Oleh: Rahmad Guntoro,S.E,M.M *) Abstrak: Dua sumber perolehan Barang Milik Negara (BMN) adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan perolehan lainnya yang sah. Dalam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG INVENTARISASI DAN PELAPORAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN
Lebih terperinciBAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA. program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit bagi para
BAB II KANWIL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah menggulirkan program pengucuran atau pemberian pinjaman dana
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk
BAB I PENDAHULUAN Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian dan kontribusi penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah selesai. Dari hasil pemeriksaan BPK pada tahun sampai tahun 2014 ditemukan banyak penyimpangan-penyimpangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan pemerintahan di Indonesia merupakan masalah yang tidak pernah selesai. Dari hasil pemeriksaan BPK pada tahun 2009 sampai tahun 2014 ditemukan banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah umumnya bersifat infrastruktur atau prasarana,
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.269, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Barang Milik Negara. Eks BRR. NAD. Nias. Sumut. Pengelolaan. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBarang Milik Negara. Aspek Dalam Mengelola. Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK
4 Oleh Aspek Dalam Mengelola Barang Milik Negara Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Jumlah Barang Milik Negara dari tahun ke tahun terus meningkat baik secara kuantitatif maupun secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari kekayan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Negara yang seluruh atau sebagaian besar modalnya berasal dari kekayan negara
Lebih terperinciBiro Umum Sekretariat Jenderal Kemdikbud Tahun 2012
Biro Umum Sekretariat Jenderal Kemdikbud Tahun 2012 1 Dasar Hukum UU 17/2003 Perbendaharaan Negara Keuangan Negara UU 1/2004 Pengelolaan BMN/D PP 6/2006 PERPRES 54/2010 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Lebih terperinci