Aspek Dalam Mengelola. Barang Milik Negara. Abstrak

Transkripsi

1 4 Oleh Aspek Dalam Mengelola Barang Milik Drs. Herri Waloejo, Widyaiswara Utama Pusdiklat KNPK Abstrak Dalam rangka mengelola Barang Milik (BMN) yang nilainya sebesar Rp 1,694,57 triliun berdasarkan LBMN per 31 Desember 2011 (Audited) tersebut diperlukan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) didukung oleh pemerintahan yang bersih (Clean Government). Pengelolaan BMN tersebut diarahkan untuk mewujudkan amanat UUD 1945 amandemennya pada pasal 33 ayat 3 bahwa bumi air kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat pada pasal 23 ayat 1 bahwa Anggaran Pendapatan Belanja (APBN) sebagai wujud dari Pengelolaan Keuangan (BMN Bagian dari Keuangan ) ditetapkan setiap tahun dengan Ung-Ung dilaksanakan secara terbuka bertanggung jawab untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan Good Governance Clean Government dalam pengelolaan BMN, maka sangat perlu didukung oleh 4 (empat) aspek pengelolaan BMN yang ideal yaitu aspek sistem, dengan melalui serangkaian beberapa kebijakan publik dalam bentuk berbagai peraturan perung-ungan, aspek organisasi/kelembagaan, yang mendukung dalam pengelolaan BMN tersebut, aspek sumber daya manusia, yang mempunyai peranan sebagai the man behind the gun aspek sarana prasarana, yang tidak kalah pentingnya dalam memperlancar pelayanan kepada masyarakat, keempat aspek tersebut harus saling mendukung bersinergi satu sama lain Halaman 1 dari 8

2 Pendahuluan Jumlah Barang Milik dari tahun ke tahun terus meningkat baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Barang Milik (BMN) tersebut digunakan untuk penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan maupun untuk tujuan pembangunan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat. Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang diharuskan secara periodik menyusun Laporan Barang Milik (LBMN) berupa Laporan Barang Milik Semesteran (LBMNS) Laporan Barang Milik Tahunan (LBMNT). LBMN tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan neraca pemerintah, yang merupakan salah satu laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban anggaran, yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Catatan atas Laporan Keuangan. Berdasarkan LBMN per 31 Desember 2011 (audited) menunjukkan bahwa nilai Barang Milik adalah sebesar Rp ,00 yang terdiri dari BMN intrakomptabel sebesar Rp ,00 BMN ekstrakomptabel sebesar Rp ,00. Nilai Barang Milik tersebut nantinya akan bertambah dengan aya realisasi pengadaan barang jasa melalui APBN Tahun Anggaran Tahun 2012 baik melalui belanja barang sebesar Rp138, 5 triliun maupun belanja modal sebesar Rp168,1 triliun. Pengelolaan BMN Ruang lingkup pengelolaan BMN sesuai dengan Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik /Daerah, meliputi perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, pemindahtanganan, penilaian, penatausahaan, pengamanan, pemeliharaan, pembinaan, pengawasan pengendalian, dengann tujuan seluruh kegiatan tersebut dapat mewujudkan akuntabilitas dalam pengelolaan Barang Milik. Untuk mengelola Barang Milik yang begitu besar nilainya yaitu sebesar Rp1.694,57 triliun tersebut tentu saja diperlukan tata kelola atas Barang Milik yang ideal. Tataa kelola tersebut meliputi beberapa aspek, yaitu aspek sistem, aspek organisasi, aspek sumber daya manusia aspek sarana prasarana (teknologi informasi) yang Halaman 2 dari 8

3 Untuk mengelola Barang Milik yang begitu besar nilainya yaitu sebesar Rp1.694,57 triliun tersebut tentu saja diperlukan tata kelola atas Barang Milik yang ideal. diarahkan untuk mewujudkan amanat dari Ung-Ung Dasar 1945 amandemennya pada pasal 33 ayat 3 yaitu bahwa bumi air kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Untuk menuju kondisi yang demikian diperlukan waktu yang panjang kesungguhan dari aparatur negara yang mengelola negara melalui beberapa kali Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). (the man behind the gun), (d) aspek sarana prasarana, yang tidak kalah pentingnya. Selain itu perlu didukung oleh pemerintahan yang bersih (clean government) tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), yang antara lain pengelolaan aset berdasarkan praktik- praktik terbaik (best practice) yaitu transparansi, akuntabilitas, profesionalitas, proporsionalitas, objektif, konsisten, acceptable. Keempat aspek tersebut harus saling mendukung bersinergi satu sama lain. 4 (Empat) Aspek Untuk mewujudkan pengelolaan Barang Milik yang ideal diperlukan serangkaian perubahan-perubahan yang berkelanjutan dalam berbagai aspek yaitu (a) aspek sistem, melalui serangkaian kebijakan-kebijakan publik yang bermanfaat dalam bentuk peraturan perung- barang ungan tentang pengelolaan milik, (b) aspek organisasi/ kelembagaan, yang mendukung dalam pengelolaan Barang Milik tersebut, (c) aspek sumber daya manusia, yang mempunyai peranan penentu sangat penting dalam mengelola Barang Milik Aspek Sistem Reformasi Keuangan ditandai dengan lahirnya Ung Ung 17 Tahun 2003 tentang Keuangan, Ung Ung 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan, Ung-Ung 15 Tahun 2004 Halaman 3 dari 8

4 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan. Dari ketiga ung-ung tersebut, reformasi untuk pengelolaan BMN ditandai dengan lahirnya Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik /Daerah yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah 38 tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik /Daerah, beberapa peraturan teknis, seperti Peraturan Menteri Keuangan 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan Pemindah tanganan Barang Milik, masalah sewa Barang Milik telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan 33/PMK.06/ tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa sehingga Tata Cara Pelaksanaan Sewa pada PMK 96/PMK.06/2007 dinyatakan tidak berlaku. Selanjutnya untuk penilaian Barang Milik telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan 179/PMK.06/2009 tentang Penilaian Barang Milik untuk penatausahaan Barang Milik telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik, Peraturan Menteri Keuangan 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan Kodefikasi Barang Milik serta 171/PMK.06/2007 tentang Sistem Akuntansi Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan 233/PMK.05/2011. Untuk mempercepat pengambilan keputusan terkait pengelolaan BMN, diterbitkan Keputusan Menteri Keuangan 31/KM.06/2008 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Pengelolaan Barang Milik Kepada Kepala Kantor Wilayah Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Lelang di Lingkungan Jenderal Kekayaan untuk atas nama Menteri Keuangan menandatangani surat /atau keputusan Menteri Keuangan. Dengan diberlakukannya kebijakan tersebut di atas, maka permasalahan dalam pengelolaan Barang Milik sedikit demi sedikit dapat diatasi meskipun secara keseluruhan belum sempurna sampai dengan sekarang ini secara bertahap Menteri Keuangan selaku pengelola barang telah banyak membuat kebijakan di big pengelolaan barang milik negara. Halaman 4 dari 8

5 disempurnakan dengan Peraturan Presiden 66 Tahun 2006 tentang Perubahan ke empat atas Peraturan Presiden 10 Tahun 2005, dengan demikian Pengelolaan olaan Barang Milik ditangani pada tingkat eselon perubahan-perubahan perubahan I. Selanjutnya dari Departemen Keuangan menjadi Keuangan diatur dalam Peraturan Presiden Pres 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Aspek Organisasi/Kelembagaan elembagaan Sebelum Tahun 1990, berdasarkan Keppres 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen, pengelolaan BMN ditangani oleh salah satu Sub Kekayaan Neg pada Jenderal Moneter Dalam Negeri. Kemudian pada awal Tahun 1990 terjadi reorganisasi Departemen Keuangan, Jenderal Moneter Dalam Negeri Negeri Jenderal menjadi Moneter, kemudian Moneter Luar Jenderal Subdit bdit Kekayaan berpindah masuk ke Peraturan Presiden 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi serta Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Eselon I. Kemudian perubahan-perubahan perubahan organisasi tersebut diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan Keuang dalam PMK tentang Organisasi 100/PMK.01/2008 Tata Kerja Departemen Keuangan terakhir dengan PMK 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi Tata Kerja Keuangan. jajaran Jenderal Anggaran. Pada Tahun 1995 Subdit Kekayaan ditingkatkan menjadi 10 Tahun Peraturan 2005 Presiden tentang Unit Organisasi anisasi Tugas eselon I Departemen Keuangan Kekayaan dibentuk Aparatur pengelolaan Kekayaan. Berdasarkan Aspek sumber daya manusia, Jenderal kemudian yang Barang menangani Milik semestinya memiliki nilai (value). ( Untuk Keuangan, sumber daya manusianya diharapkan berlandaskan pada 5 (lima) nilai kementerian keuangan. NilaiNila nilai ementerian Keuangan adalah norma Halaman 5 dari 8

6 yang dijadikan sebagai panduan moral memegang teguh kode etik prinsipprinsip dalam alam berpikir, berkata, berperilaku, prinsip moral. seluruh engandung makna 2. Profesionalisme. Mengandung pegawai egawai di Keuangan. Nilai Nilai- bahwa Pimpinan seluruh Pegawai nilai dalam bertindak ndak bagi didefinisikan dengan pimpinan secara perilaku erilaku Keuangan jelas Utama telah disertai dengan tuntas akurat atas dasar dapat kompetensi terbaik penuh tanggung supaya memberikan petunjuk yang g nyata dalam kehidupan setiap pegawai baik secara individu dividu maupun unit bekerja harus melakukannya jawab komitmen yang tinggi. 3. Sinergi. Mengandung engandung makna bahwa organisasi. Pimpinan seluruh Pegawai harus Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan memiliki komitmen untuk membangun memastikan hubungan kerja sama 312/KMK.01/2011 Nilai Nilai-Nilai Keuangan terdiri atas internal yang produktif serta kemitraan 1. Integritas. Mengandung engandung makna bahwa yang harmonis dengan para pemangku Pimpinan seluruh Pegawai harus kepentingan untuk menghasilkan karya berpikir, yang bermanfaat berkualitas. berkata, berperilaku, bertindak dengan baik benar serta 4. Pelayanan. Mengandung engandung makna bahwa Pimpinan seluruh Pegawai dalam memberikan pelayanan di lingkungan Keuangan melakukannya untuk memenuhi menuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat mudah. 5. Kesempurnaan. Mengandung engandung makna bahwa Pimpinan seluruh Pegawai senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala big untuk menjadi memberikan rikan yang terbaik. Halaman 6 dari 8

7 Di samping nilai-nilai Keuangan tersebut di atas, dalam mengelola Barang Milik a diperlukan juga nilai-nilai peninggalan leluhur kita seperti Ki Hajar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, yang berarti bahwa seorang apabila di depan harus memberi tela, di tengah memberi motivasi di belakang mengikuti mengawasi. Kemudian Sri Mangku Negoro I memberikan azas Rumongso Handarbeni, Rumongsi Hangrukebi Ngulat Saliro Hangrosowani yang artinya harus merasa memiliki, merasa ikut mengamankan memelihara serta berani bertanggung jawab sesuai dengan hak kewajibannya. Aspek sarana prasarana Dalam hal perencanaann kebutuhan barang milik yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan 226/PMK.06/2011 tanggal 19 Desember 2011 Standar Barang Standar Kebutuhan Barang Milik tanah /atau bangunan dalam Peraturan Menteri Keuangan 248/PMK.06/2011 tanggal 23 Desember 2011 segkan untuk pengelolaan Barang Milik yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan /Lembaga tugas fungsi terutama berupa tanah /atau bangunan telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 250/PMK.06/2011. berupa yang dituangkan Halaman 7 dari 8

8 Referensi: Peraturan-peraturan mengenai Pengelolaan Barang Milik a. Ung-Ung 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan b. Ung-Ung 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan c. Ung-Ung 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan d. Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik /Daerah e. Peraturan Pemerintah 38 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik /Daerah f. Peraturan Menteri Keuangan 96/PMK.06/2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan Dan Pemindah Tanganan Barang Milik g. Keputusan Menteri Keuangan 31/KM.06/2006 Tentang Pelimpahan sebagian wewenang pengelolaan BMN kepada Kepala Kantor Wilayah Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Lelang dilingkungan Jenderal Kekayaan untuk atas nama Menteri Keuangan Menandatangani Surat /atau Keputusan Menteri Keuangan. h. Keputusan Menteri Keuangan 312/KMK.01/2011 mengenai Nilai-nilai Keuangan i. Peraturan Menteri Keuangan 226/PMK.06/ 2011 tentang perencanaan kebutuhan Barang Milik j. Peraturan Menteri Keuangan 248/PMK.06/ 2011 tentang standar barang standar kebutuhan Barang Milik berupa tanah /atau bangunan k. Peraturan Menteri Keuangan 250/PMK.06/2011 tentang tata cara pengelolaan Barang Milik yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas fungsi / Lembaga l. Ikhtisar Laporan Barang Milik Tahun 2011 (Audited) oleh Jenderal Kekayaan, Keuangan Halaman 8 dari 8