BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 42 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Sistem Distribusi Elektrikal Saluran listrik dari sumber pembangkit tenaga listrik sampai transformator terakhir, sering disebut juga sabagai saluran transmisi, sedangkan dari transformator terakhir, sampai konsumen terakhir disebut saluran distribusi atau saluran primer. Gambar 4.1 Pendistribusian Tegangan Dari Pembangkit sampai ke konsumen. Yang dimaksud dengan sistem distribusi elektrikal disini adalah suatu sistem yang didesain dan dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok beban, dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup kompleks, dimulai dari instalasi sumber / source sampai instalasi beban/load). Sesuai dengan batasan, sistem distribusi elektrikal yang dibahas adalah instalasi

2 43 listrik dalam gedung, dengan pasokan tegangan menegah dari sumber PLN dengan sumber cadangan dari genset. Gambar 4.2 Diagram Skematik Elektrikal 4.2 MVDP (Main Voltage Distribusi Panel) Instalasi tegangan menengah (20 kv) menggunakan penghantar N2XSEFGBY ( 3 x 300 ) mm2 yang merupakan jaringan (kabel) penyalur tegangan menengah dari gardu distribusi PLN ke kubikel incoming MVDP (Main Voltage Distribudi Panel). MVDP (Main Voltage Distribusi Panel) yang di gunakan di sini pabrikan dari Schneider. dari 4 unit kubikel outgoing MVDP masing-masing ke sisi primer transformer, yang meliputi : a. Kubikel outgoing 1 ke sisi primer transformer 1 (2500 kva) dengan penghantar N2XSY (3 x 1 x 70) mm2. b. Kubikel outgoing 2 ke sisi primer transformer 2 (2500 kva) dengan penghantar N2XSY (3 x 1 x 70) mm2.

3 44 c. Kubikel outgoing 3 ke sisi primer transformer 3 (2000 kva) dengan penghantar N2XSY (3 x 1 x 70) mm2. d. Kubikel outgoing 4 ke sisi primer transformer 4 (2000 kva) dengan penghantar N2XSY (3 x 1 x 70) mm2. Untuk jalur instalasi pengkabelan dari masing-masing kubikel outgoing MVDP ke transformer mengunakan rak kabel / kabel laader, yang di pasang di bawah plat lantai sisi atas panel agar instalasi pengkabelan aman dan terlihat rapi. Gambar 4.3 Pemasangan Kabel Ladder 4.3 Transfomer Sesuai kebutuhan dari gedung Apartement MENTENG PARK JAKARTA, Menggunkan Transformator yang berfungsi untuk merubah / Menurunkan tegangan dari tegangan menengah (20 kv) menjadi tegangan rendah (220/380 volt) karena menyesuaikan kebutuhan peralatan yang ada di dalam gedung tersebut. Di unit transformer tersebut dilengkapi pula dengan pengaman DGPT yaitu sensor pengaman bila terjadi Suhu berlebihan pada Transformator, gas yang berlebihan dan tekanan oli yang berlebihan. Sensor ini terintegrasi dengan Cubicle TM.

4 45 Transformer yang dipergunakan adalah Product PT. Trafoindo Prima Perkasa dengan Type Oil Immersed/Full Hermattically Sealed High Volatage 20 kv Low Voltage 400 V. Insulation Class HV/LV adalah 24kV/1kV, Applied Test Voltage HV/LV adalah 50 kv Vector Group Dyn 5 dan Proteksi DGPT 2 / DMCR Relay. Transformer yang dipergunakan di Gedung MENTENG PARK JAKARTA terdiri dari : a. Trafo 2500 kva sebanyak 1 Unit, untuk melayani Tower Pengoperasian Transformer A. Periksalah tahanan isolasi antara kumparan primer dan sekunder dengan titik pertanahan (grounding), dan antara kedua kumparan primer dan sekunder tersebut dengan menggunakan megger. Sebelum dimegger, bersihkanlah bushing dengan lap. Jika hasil megger terlampau rendah, ikutilah langkah-langkah berikut ini: 1. Bersihkanlah bushing dan terminalnya dengan baik. Gunakan cairan pembersih jika perlu. 2. Keringkan bushing dan terminal tersebut dengan angin panas/kering. A. Tap Changer Trafo 1. Dengan menggunakan ohm-meter, periksa kesempurnaan kontak dari masing-masing sadapan (tapping). 2. Periksalah masing-masing posisi sadapan (tapping), yang ditandai dengan angka 1 hingga 5. Masing-masing menunjukkan tingkat tegangan sesuai dengan yang tercantum di name plate trafo. Posisi sadapan harus disesuaikan dengan tegangan kerja yang diinginkan. 3. Untuk merubah posisi sadapan, cara pengoperasian tap changer adalah sebagai berikut:

5 46 a. Buka kunci tap changer dengan mengendorkan sekrup pengamannya (warna merah). b. Angkat sekrup utama (warna hitam), dan putar ke posisi yang diinginkan. c. Turunkan kembali sekrup utama dan pastikan posisinya telah pas. d. Kunci kembali tap changer dengan mengencangkan sekrup pengamannya (warna merah). Note: Trafo anda mungkin dilengkapi dengan tap changer yang modelnya berbeda. Jika butuh panduan dalam mengoperasikan tap changer, harap hubungi PT. Trafoindo Prima Perkasa. 4. Dalam hal sisi primer yang bertegangan ganda, maka terdapat 2 buah tap changer. Untuk pengaturan tegangan sadapan yang diinginkan, gunakan tap changer dengan 5 posisi tegangan sadapan. Untuk pengaturan tegangan kerja yang diinginkan, gunakan tap changer dengan 2 posisi tegangan kerja. 5. Untuk memastikan bahwa posisi sadapan sudah sesuai (yaitu: adanya rasio yang sesuai antara tegangan primer dan tegangan sekunder), periksalah rasio tersebut dengan jalan memberi tegangan 380V atau 220V pada sisi tegangan tinggi dan ukurlah tegangan pada sisi tegangan rendah. Rasio yang terukur akan membuktikan sesuai tidaknya posisi sadapan tersebut. 6. Bila dua atau lebih trafo akan dipararel, perhatikanlah hal-hal di bawah ini: a. Vector group kedua trafo harus sama b.rasio tegangan harus sama c. Polaritas dan rotasi harus sama d.impendasi tegangan harus sama

6 47 7. Periksalah kondisi dan setting HH fuse/oil Circuit Breaker/LBS pada sisi tegangan primer, dan periksa kondisi circuit breaker/nfb/mccb/n fuse di sisi tegangan rendah. B. Instalasi Penyambungan Trafo 1. Jika trafo ditempatkan di dalam ruangan, perhatikan hal-hal berikut: a. Hindari trafo dari tetesan/curahan air. b. Sediakan ruang dan sarana untuk pemasangan, perbaikan dan pemindahan. c. Sediakan cukup ruang di atas trafo, minimal setinggi trafo tersebut, sehingga memungkinkan mengangkat core-coil keluar trafo untuk keperluan pemeriksaan. d. Harus ada ventilasi yang cukup. Suhu di dalam ruang tersebut dilarang melebihi 40 C. e. Trafo harus diletakkan pada posisi rata. 2. Penyambungan kabel-kabel terminal trafo harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang sesuai, untuk menghindari timbulnya panas dan kontak tak sempurna dengan terminal-terminal trafo tersebut. Baut dan mur pada sepatu kabel harus dikencangkan dengan sempurna*. Perhatikan wiring diagram dan connection diagram yang tercantum pada name plate. Perhatikan torque pada kekencangan baut: a. Kekencangan baut & mur 10mm dianjurkan 35 Nm b. Kekencangan baut & mur 12mm dianjurkan 55 Nm c. Kekencangan baut & mur 16mm dianjurkan 65 Nm d. Kekencangan baut & mur 20mm dianjurkan 80 Nm 3. Tanki trafo harus dihubungkan ke tanah dengan baik 4. Switching in-rush current (arus) yang terjadi dalam trafo berkisar antara 3 hingga dengan 5 kali arus nominal trafo. Untuk mengurangi switching

7 48 in-rush current ini, hindari penempatan trafo di mana terdapat medan magnet yang besar, misalnya jika di bawah trafo terdapat kabel dengan arus besar. Jika penempatan trafo tidak mungkin dihindari dari medan magnet, 5. letakkan plat stainless steel di antara trafo dan medan magnet demi menyekat medan magnet tersebut. 6. Setelah dialirkan tegangan penuh, trafo sebaiknya diawasi selama beberapa jam setelah dibebani. Setelah beberapa hari, periksa suhu dan tinggi oli Perawatan / pemeliharaan Traforsmer Agar selalu beroperasi dengan baik, trafo anda sebaiknya selalu dirawat dengan teratur. Harus ada perhatian khusus jika trafo beroperasi dengan beban penuh dan/atau di kondisi-kondisi tertentu yang berbahaya. A. Pemeliharaan Berkala 1 Tahun Harus diadakan perawatan tahunan, yang mencakup: 1. Pemeriksaan bagian luar a. Periksa kondisi tanki trafo, termasuk semua baut, mur, dan bagian yang dilas. Pastikan tidak ada kebocoran. b. Periksa sambungan kabel/konduktor pada terminal-terminal dan pentanahan. c. Periksa keadaan silica gel dalam breather. Sedikitnya ¾ dari silicagel harus masih berwarna biru. Jika kurang dari itu, silica

8 49 gel harus diganti seluruhnya atau diaktifkan kembali (Lihat Item 6.2). d. Periksa tinggi permukaan oli, pastikan masih berada di atas batas yang ditunjukkan di oil level indicator/gauge. e. Jika dilengkapi dengan nitrogen, periksa tekanan nitrogen tersebut, seharusnya di antara +2 PSI dan +3 PSI. 2. Pembersihan a. Bersihkan isolator terminal dengan kain pembersihan yang kering. b. Bersihkan tanki dan radiator trafo. Gunakan angin atau udara bertekanan untuk menghembuskan debu dari radiator. Jika sulit dibersihkan, gunakan cairan pembersih dan keringkan kembali dengan angin. c. Jika ditemukan bagian yang berkarat, hapus karat dengan amplas dan segera cat kembali. 3. Pemeriksaan Perlengkapan Trafo a. Periksa apakah perlengkapan-perlengkapan trafo masih bekerja dengan baik. b. Jika dilengkapi dengan relay pengaman, periksa kondisi dari contact point.

9 50 Gambar 4.4 Instalasi Busduct Alumunium 4.4 Panel Kontrol Genset (P-KG) ( Synchronize ) 3 x 1450 KVA & 1 x 1250 KVA 380/220 V. Panel Kontrol Genset (P-KG) 3 x 1450 KVA & 1 x 1250 KVA dengan rating tegangan rendah (380/220 V). terdiri dari 8 kubikel yang meliputi 4 kubikel incoming (nomor kubikel 2, 4, 6 dan 8) dan 4 kubikel outgoing (nomor kubikel 1, 3, 5 dan 7). Incoming P-KG menggunakan penghantar sebagai berikut : a. Dari Generator set 1 (1450 kva) ke incoming P-CG dengan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Agar dapat dioperasikan secara otomatis dan manual untuk menghubungkan atau melepas genset dari jaringan beban, dengan penghantar Busduct 2500A / Alumunium, 4 Conductor. b. Dari Generator set 2 (1450 kva) ke incoming P-CG dengan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Agar dapat dioperasikan secara otomatis dan manual untuk menghubungkan atau melepas genset dari jaringan beban, dengan penghantar Busduct 2500A / Alumunium, 4 Conductor. c. Dari Generator set 3 (1450 kva) ke incoming P-CG dengan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Agar dapat dioperasikan secara otomatis dan manual untuk menghubungkan atau

10 51 melepas genset dari jaringan beban, dengan penghantar Busduct 2500A / Alumunium, 4 Conductor. d. Dari Generator set 4 (1250 kva) ke incoming P-CG dengan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Agar dapat dioperasikan secara otomatis dan manual untuk menghubungkan atau melepas genset dari jaringan beban, dengan penghantar Busduct 2500A / Alumunium, 4 Conductor kubikel panel kontrol genset (P-KG)/ Synchronize Kubikel panel kontrol genset (P-KG) ini terdiri dari kubikel incoming dan kubikle outgoing yang meliputi : kubikel Incoming Panel kontrol Genset kubicle incoming panel kontrol menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Di setiab incoming Agar dapat dioperasikan secara otomatis dan manual untuk menghubungkan atau melepas genset dari jaringan beban, menggunakan penghantar Busduct 2500A / Alumunium, 4 Conductor. menerima tenggangan dari genset 1, genset 2, genset 3 dan genset 4. Pada sisi depan kubikel ini terdapat alat monitoring antara lain : 1) kubikel no.2, no.4, no.6 dan no.8 a. 3 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T. b. 3 bh lampu indikator OFF, ON dan Trip. c. 2 bh lampu indikator Earth Fault dan Emergency Stop. d. 1 bh lampu indikator battery charger. e. 2 bh Push botton Reset dan Alarm Stop. f. 1 bh alat ukur Ampere meter DC untuk mengetahui arus yang terpakai. g. 1 bh alat ukur Volt meter DC untuk mengetahui tegangan pada beban.

11 52 h. 1 bh tombol Emergency stop. i. 1 bh Multifuntion Generator Protection untuk pusat pengendali proses synchrone antara genset dan fungsi-fungsi proteksinya. j. 1 bh Digital meter untuk memonitoring parameter elektrik (voltase phasa R,S,T, arus phasa R,S,T, KW, HZ, COSpy, dll) k. Nama Panel Dan Pada sisi dalam kubikel ini terdapat alat monitoring antara lain : 2) kubikel no.2, no.4, no.6 dan no.8 a. 1 bh ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Agar dapat dioperasikan secara otomatis dan manual untuk menghubungkan atau melepas genset dari jaringan beban. b. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. c. Battery Charge 24V DC-5A untuk pengisian battery pada saat genset standby. d. Control relay dan time relay. e. CT 2500/5A 30VA Class.1. f. Cylindrical Fuse link 2A. g. Busbar tembaga. h. Earth fault relay. i. Buzzer ( Alarm sirene 24V DC ). j. Kabel Kontrol Kubikel Outgoing Panel Kontrol Genset Kubikel Outgoing panel Kontrol genset berfungsi untuk melalukan pengaturan/load management sharing dari keempat unit Genset, Dari panel P-KG ini kemudian output sumber Genset dikirim ke Panel-panel distribusi gedung. Yang meliputi : 1) Dari PKG ke P-C.O.S 3 ( DP Chiller 2) menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 8(3x1x500)mm2 + (4x1x500)mm2

12 53 2) Dari PKG ke LV-MDP TZU CHI SCHOOL menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 6(3x1x500)mm2 + (4x1x500)mm2. 3) Dari PKG ke PP-INTAKE FAN GENSET menggunakan pengaman MCCB 4P ( A) 50KA/380V. dengan penghantar NA2XY 4x1x50 mm2. 4) Dari PKG ke P-C.O.S 2 (DP Chiller 1) menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 8(3x1x500)mm2 + (4x1x500)mm2. 5) Dari PKG ke DP-Gedung menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 10(3x1x500)mm2 + (5x1x500)mm2. 6) Dari PKG ke P-C.O.S 1 ( DP Equipment ) menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 10(3x1x500)mm2 + (5x1x500)mm2. Pada sisi depan kubikel incoming terdapat alat monitoring antara lain : 1) kubikel no.1 a. 3 bh lampu indikator OFF, ON dan Trip. b. 3 bh push botton OFF, Reset dan Trip c. 1 bh selektor switch (Operation Mode MAN - OFF-AUTO) d. 1 bh Digital meter untuk memonitoring parameter elektrik (voltase phasa R,S,T, arus phasa R,S,T, KW, HZ, COSpy, dll) e. Nama panel. 2) kubikel no.3 a. 3 bh lampu indikator OFF, ON dan Trip. b. 1 bh lampu indikator signal Fan. c. 3 bh push botton OFF, Reset dan Trip. d. 1 bh selektor switch (Operation Mode MAN - OFF-AUTO) e. 1 bh Digital meter untuk memonitoring parameter elektrik (voltase phasa R,S,T, arus phasa R,S,T, KW, HZ, COSpy, dll). f. Nama panel. 3) kubikel no.5

13 54 a. 6 bh lampu indikator masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh ON dan 2b Trip. b. 6 bh push botton masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh Reset dan 2 bh Trip. c. 2 bh selektor switch (Operation Mode MAN - OFF-AUTO) d. 1 bh selektor switch (visual Synchron SW. G 1-OFF-G2-OFF-G3- OFF-G4). e. 2 bh Digital meter untuk memonitoring parameter elektrik (voltase phasa R,S,T, arus phasa R,S,T, KW, HZ, COSpy, dll). f. 1 bh Meter sychronoscope c/w sync relay. g. 3 bh nama panel. 4) kubikel no.7 a. 3 bh lampu indikator OFF, ON dan Trip. b. 3 bh push botton OFF, Reset dan Trip c. 1 bh selektor switch (Operation Mode MAN - OFF-AUTO) d. 1 bh Digital meter untuk memonitoring parameter elektrik (voltase phasa R,S,T, arus phasa R,S,T, KW, HZ, COSpy, dll). e. Nama panel. Dan Pada sisi dalam kubikel ini terdapat alat monitoring antara lain : 1) kubikel no.1 a. 1 bh ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. ke P- C.O.S 3 ( DP Chiller 2). b. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. c. Control relay dan time relay. d. CT 2500/5A 30VA Class.1. e. Cylindrical Fuse link 2A. f. Kabel Kontrol. g. Busbar tembaga. 2) kubikel no.3 a. 1 bh ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. ke LV- MDP TZU CHI SCHOOL.

14 55 b. 1 bh MCCB 4P ( A) 50KA/380V. Ke PP-INTAKE FAN GENSET. c. 2 bh MCCB 4P (40-50A) 50KA/380V.sebagai Spare ( cadangan ). d. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. e. Control relay dan time relay. f. CT 2500/5A 30VA Class.1. g. Cylindrical Fuse link 2A. h. Kabel Kontrol. i. Busbar tembaga. 3) kubikel no.5 a. ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. ke P-C.O.S 2 (DP Chiller 1). b. ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. ke DP- Gedung. c. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. d. Control relay dan time relay. e. CT 4000/5A 30VA Class.1 f. CT 3000/5A 30VA Class.1. g. Cylindrical Fuse link 2A. h. Kabel Kontrol. i. Busbar tembaga. 4) kubikel no.7 a. ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. ke P-C.O.S 1 ( DP Equipment ). b. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. c. Control relay dan time relay. d. CT 4000/5A 30VA Class.1 e. Cylindrical Fuse link 2A. f. Kabel Kontrol. g. Busbar tembaga.

15 Pengoperasian Panel Kontrol Genset ( P-KG) Synchronize. Pengoperasian Panel Kontrol Genset telah di setting sesuai permintaan kebutuhan design sistem yang dibuat oleh pihak perencana gedung dan permintaan dari pihak pemakai / pemilik gedung. Dalam pengoperasian panel control genset ada 2 pengoperasian yaitu : 1) Pengoperasian secara Automatis Sistem kerja panel kontrol genset ini adalah Automatic Star/stop engine, automatic synchrone dan automatic On/Off breaker, automatic load share dan automatic load manajement. Yaitu pada mode auto ketika power PLN mengalami pemadaman, maka semua genset akan star, selanjutnya proses sinkronisasi berhasil maka ke 4 genset akan parallel dengan indikasi (CB Gen On) di sisi panel genset.sistem ini akan terus berlangsung sampai pada rentang waktu yang di tentukan setelah load management akan menbaca kondisi beban, jika beban total terpakai tidak lebih dari 1160 KVA dari kapasitas daya genset, maka genset 1 akan mengambil bedan dan genset yang lain akan dipadamkan. Tetapi jika beban total lebih dari 1160 KVA maka genset 2 akan hidup dan melakukan load sharing beban, bila beban total lebih dari 2320 KVA makan maka genset 3 akan hidup dan melakukan load sharing beban dan bila beban di atas 3320 KVA maka genset 4 akan melakukan load sharing beban. maka Ke 4 genset tersebut load sharing beban terung berlangsung sampai power PLN kembali normal lagi. 2) Pengoperasian secara manual pengoperasian secara manual yaitu dengan cara posisi selector Switch ke posisi Manual kemudian tekan tombol ON untuk menghidupkan Genset. Dan untuk mematikan tekan Tombol Off. (untuk memposisikan Panel PKG ke posisi Off kontrol baik Auto maupun Manual maka posisikan Selector Switch ke posisi Off ). 4.5 CB BOX TERMINAL CB BOX terminal di sini berfungsi sebagai panel suplay listrik dari genset rental, panel ini digunakan apabila ada pemadaman listrik dari PLN

16 57 dan tidak bisa menggunakanya genset gedung karena ada kerusakan/trobel. CB Box terminal terdiri dari 3 kubikel yang meliputi kubikel incoming dan 2 kubikel outgoing Kubikel incoming CB-Box Terminal Incoming CB Box terminal menerima tegangan dari genset rental dengan menggunakan pengaman ACB 3P ( A) 85KA/380V dan penghantar NA2XY 6(3x1x500)mm2 + (4x1x500)mm2. Pada sisi depan kubikel incoming terdapat alat monitoring antara lain : 1) kubikel no.1 a. 3 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T. b. Nama panel. Dan Pada sisi dalam kubikel incoming terdapat alat monitoring antara lain : 1) kubikel no.1 a. ACB 3P ( A) 85KA/380V. b. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. c. Cylindrical Fuse link 2A. d. 1 bh MCB 1P 6A 6KA/220V. e. Busbar Tembaga. f. Kabel kontrol Kubikel Outgoing CB-Box Terminal Outgoing CB-Box terminal ini mensupply sebagia panel daya dan panel kontrol gedung. Yang meliputi: a) Dari CB-Box terminal ke P-C.O.S 1 ( DP Equipment ) menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 65KA/380V dengan penghantar NA2XY 4(3x1x500)mm2 + (2x1x500)mm2. b) Dari CB-Box terminal ke P-C.O.S 2 ( DP Chiller 1 ) menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 65KA/380V dengan penghantar NA2XY 4(3x1x500)mm2 + (2x1x500)mm2.

17 58 c) Dari CB-Box terminal ke P-C.O.S 2 ( DP Chiller 2 ) menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 65KA/380V. dengan penghantar NA2XY 4(3x1x500)mm2 + (2x1x500)mm2. Pada sisi dalam kubikel outgoing terdapat alat monitoring antara lain : 1) kubikel no.2 a. 6 bh lampu indikator masing-masing 2 bh ON, 2 bh OFF dan 2bh TRIP. b. Nama panel 2) kubikel no.3 c. 6 bh lampu indikator masing-masing 2 bh ON, 2 bh OFF dan 2bh TRIP. d. Nama panel. Dan Pada sisi dalam kubikel outgoing terdapat alat monitoring antara lain : 1) kubikel no.2 a. 2 bh ACB 4P ( A) 65KA/380V. ke P-C.O.S 1 ( DP Equipment ) dan ke P-C.O.S 2 ( DP Chiller 1 ) b. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. c. Busbar Tembaga. d. Kabel kontrol. 2) kubikel no.3 a. 2 bh ACB 4P ( A) 65KA/380V. ke P-C.O.S 2 ( DP Chiller 2 ) dengan menggunakan penghantar NA2XY 4(3x1x500)mm2 + (2x1x500)mm2 dan spare ( cadangan ). b. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. c. Busbar Tembaga. d. Kabel kontrol. 4.6 Panel Change Over Switch ( P - COS ) Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi sebagai pemindah sambungan ( bukan pemutus arus ) yang memindahkan sambuangan busbar dari titik bertegangan ke titik tidak bertegangan. Sama seperti CB, COS juga dilengkapi dengan sistem proteksi terhadap lompatan listrik pada saat

18 59 pemeidahan kotak, mengingat adanya muatan sisa pada saat pemindahan kontak, mengingat adanya muatan sisa pada jaringan instalasi di sisi down streamnya. Saklar ini berupa saklar putar multi ruang yang mengkombinasikan saklar pemutus daya. Saklar ini adalah saklar multifungsi yang mengikuti standar DIN VDE & IEC, dimana dapat mengalihkan hubung singkat dan dapat di gunakan sebagai pemutus pemutus arus 100x ukuran arus normal. Tabel 4.1 Nomenklatur Kabel No Kode Arti Contoh 1 A Selubung atau lapisan pelindungan luar NKRA, NAKBA bahan serat (misalnya goni/jute). 2 AA Selubung atau lapisan perlindungan luar dua lapis dari bahan serat (jute). NAHKZAA, NKZAA 3 B Perisai dari pita baja ganda NYBY, NEKBA Selubung dari timah hitam NYBUY 4 C Penghantar konsentris tembaga NYCY Selubung penghantar dibawah selubung luar NHSSHCou 5 CE Penghantar konsentris pada masingmasing inti, dalam hal kabel berinti NYCEY

19 60 banyak 6 CW Penghantar konsentris pada masingmasing inti, yang dipasang secara berlawanan arah untuk kabel tegangan nominal 0,6/1 kv 1,2 kv) NYCWY 7 D Spiral anti tekanan Pita penguat nonmagnetis NIKLDEY 8 E Kabel dengan masing-masing intinya berselubung logam NEKBA 9 F Perisai Kawat Baja pipih NYFGbY 10 G Spiral dari kawat baja pipih NYKRG Isolasi karet/epr NGA Selubung isolasi dari karet NGG 11 2G Isolasi karet butil dengan daya tahan lebih tinggi terhadap panas N2GAU 12 Gb Spiral pita baja (mengikuti F atau R) NYRGbY, N2XSEYFGbY 13 H Lapisan penghantar diatas isolasi, untuk membatasi medan listrik NHKBA, NHKRA 14 N Kabel standar penghantar tembaga NYA, NYY

20 61 15 NA Kabel standar penghantar alumunium NAYFGbY, NAKBA, NA2XY 16 NI Kabel bertekanan gas NIKLDEY 17 S - perisai dari tembaga - pelindung listrik dari pita tembaga yang dibulatkan pada semua inti kabel bersamasama N2XSY 18 SE Pelindung listrik dari pita tembaga yang menyelubungi masing-masing inti kabel N2XSEY 19 2X Selubung isolasi dari XLPE NF2X, N2XSY 20 Y Selubung isolasi dari PVC NYA 21 Z Perisai dari kawat-kawat baja yang masingmasing mempunyai bentuk Z NKZAA 22 RR Dua lapisan perisai dari kawat-kawat bajabulat NKRRGbY 4.7 DP Gedung dan DP Equipment (Distribusi Panel) DP-Gedung dan DP-Equipment di sini berfungsi sebagai penyalur tegangan rendah yang mencabangkan antara incoming PLN dan incoming Genset ke sebagian panel daya dan panel kontrol gedung (outgoing). Panel ini terdiri dari 8 kubikel yang meliputi 3 kubikel incoming (nomor kubikel 2, 6 dan 7) dan 5 kubikel outgoing (nomor kubikel 1, 3, 4, 5,7), yang berfungsi memisahkan incoming PLN dan GENSET. Walaupun outgoing keduanya

21 62 bertemu dalam Rel/Busbar yang sama, akan tetapi pada pengaturannya dalam keadaan otomatis atau manual tidak memungkinkan untuk penggunaan 2 sumber secara bersamaan. Dikarenakan adanya sistem interlock antara kedua breaker incoming tersebut. Interlock tersebut berfungsi sebagai pengaman panel dari masuknya 2 sumber tegangan yang tidak sinkron, yang apabila bertemu dapat menimbulkan short circuit Kubikel panel DP-Gedung dan DP-Equipment (distribusi panel) Panel Dp-gedung dan Dp-equipment ini mendapatkan tegangan dari PLN dan cadangan tegangan dari genset gedung untuk mensupply tegangan ke panel daya dan panel kontrol didalam gedung yang meliputi : Kubikel incoming DP-Gedung dan DP-Equipment Kubikel incoming DP-Gedung menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar Busduct 4000A / Alumunium, 4 Conductor dari sisi sekunder Trafo 2 dan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 10(3x1x500)mm2 + (5x1x500)mm2 dari Panel kontrol genset (P-KG). Kubikel incoming DP-Equipment menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar Busduct 4000A / Alumunium, 4 Conductor dari sisi sekunder Trafo 1 dan pengaman ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 10(3x1x500)mm2 + (5x1x500)mm2 dari PKG dan pengaman ACB 4P ( A) 65KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 4(3x1x500)mm2 + (2x1x500)mm2 dari CB-Box terminal. Pada sisi depan kubikel ini terdapat alat monitoring antara lain : 1) Kubikel no.2 dan 6 a. 6 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T.

22 63 b. 6 bh lampu indikator masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh ON dan 2bh Trip. c. 6 bh push botton masing masing 2 bh OFF, 2 bh Reset dan 2bh ON. d. 1 bh selektor switch (Transref Mode MAN - AUTO). e. 2 bh Digital Meter untuk memonitoring parameter elektrik (voltase phasa R,S,T, arus phasa R,S,T, KW, HZ, COSpy, dll). f. Nama panel. 2) Kubikel no.7 a. 6 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T. b. 6 bh lampu indikator masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh ON dan 2bh Trip. c. 6 bh push botton masing masing 2 bh OFF, 2 bh Reset dan 2bh ON. d. Nama panel. Dan Pada sisi dalam kubikel incoming terdapat alat monitoring antara lain : 1) Kubikel no.2 a. 1 bh ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Untuk incoming dari PLN. b. 1 bh ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Untuk incoming dari panel kontrol genset (PKG). c. 6 bh Cylindrical Fuse Link 2A. d. CT 4000/5A 30VA Class.1 e. Undert / Over Voltage Relay. f. 1 bh Flourecent Lamp 10W/220V g. Time Relay. h. Control Relay. i. Door Switch. j. Kabel kontrol. k. Busbur. 2) kubikel no.6 a. 1 bh ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Untuk incoming dari PLN.

23 64 b. ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Untuk incoming dari P-C.O.S 1. c. 6 bh Cylindrical Fuse Link 2A. d. CT 4000/5A 30VA Class.1 e. Undert / Over Voltage Relay. f. 1 bh Flourecent Lamp 10W/220V g. Time Relay. h. Control Relay. i. Door Switch. j. Kabel kontrol. k. Busbur. 3) Kubikel no.7 a. ACB 4P ( A) 85KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Incoming dari PKG. b. ACB 4P ( A) 65KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Incoming dari CB-Box terminal. c. 6 bh Cylindrical Fuse Link 2A. d. 1 bh Flourecent Lamp 10W/220V e. Time Relay. f. Control Relay. g. Door Switch. h. Kabel kontrol. i. Busbur kubikel outgoing DP-Gedung dan DP-Equipment Kubikel outgoing DP-Gedung dan DP-Equipment ini mensupply sebagia panel daya dan panel kontrol gedung. Yang meliputi: a) Dari Dp-Gedung ke LV-MDP Kantor menggunakan pengaman ACB 3P ( A) 50KA/380V. Dengan penghantar NA2XY 6(3x1x500)mm2 + (3x1x500)mm2.

24 65 b) Dari Dp-Gedung ke LV-MDP Gedung Utama menggunakan pengaman ACB 3P ( A) 50KA/380V. Dengan penghantar NA2XY 5(3x1x500)mm2 + (3x1x500)mm2. c) Dari Dp-Gedung ke PP-Aux Heater menggunakan pengaman MCCB 3P ( A) 50KA/380V. Dengan penghantar NA2XY 4(1x1x500)mm2. d) Dari Dp-Gedung ke P-ATS Studio menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 70KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Dengan penghantar couple busbar CU-2(160x10mm)/RST & CU-160x10mm/N, dipasang secara paraller di dalam panel. e) Dari Dp-Equipment ke LV-MDP Da~ai TV menggunakan pengaman ACB 3P ( A) 65KA/380V. Dengan penghantar NA2XY 4(3x1x500)mm2 + (2x1x500)mm2. f) Dari Dp-Equipment ke PP-Cap Da~ai TV (400 kvar) menggunakan pengaman ACB 3P ( A) 65KA/380V. Dengan penghantar NA2XY 2(3x1x500)mm2. g) Dari Dp-Equipment ke P-ATS Studio menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 70KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Dengan penghantar couple busbar CU-2(160x10mm)/RST & CU- 160x10mm/N, dipasang secara paraller di dalam panel. h) Dari P-ATS studio ke LV-MDP Studio menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 70KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Dengan penghantar NA2XY 5(3x1x500)mm2 + (3x1x500)mm2. i) Dari P-ATS studio ke PP-Cap Studio menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 65KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Dengan penghantar NA2XY 2(3x1x500)mm2. Pada sisi depan kubikel ini terdapat alat monitoring antara lain : 1) Kubikel no.1 a. 6 bh lampu indikator masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh ON dan 2bh Trip. b. Nama panel. 2) Kubikel no.3

25 66 a. 3 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T. b. bh lampu indikator masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh ON dan 2bh Trip. c. 6 bh push botton masing masing 2 bh OFF, 2 bh Reset dan 2bh ON. d. 1 bh selektor switch (Transref Mode MAN - AUTO). e. Nama panel. 3) Kubikel no.4 dan no.5 a. 3 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T. b. 6 bh lampu indikator masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh ON dan 2bh Trip. c. 6 bh push botton masing masing 2 bh OFF, 2 bh Reset dan 2bh ON. d. Nama panel. a. Kubikel no.8 e. 3 bh lampu indikator masing-masing untuk OFF, ON dan Trip. f. Nama panel. Pada sisi dalam kubikel terdapat alat monitoring antara lain. 1) Kubikel no.1 a. 1 bh ACB 3P ( A) 50KA/380V. Ke LV-MDP Gedung Utama. b. ACB 3P ( A) 50KA/380V. Ke LV-MDP Kantor. c. 1 bh Flourecent Lamp 10 W/220 V. d. Cylindrical Fuse link 2A. e. Kabel Kontrol. f. Busbar tembaga. 2) Kubikel no.3 a. 1 bh ACB 4P ( A) 70KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Untuk incoming dari DP-Gedung. b. 1 bh ACB 3P ( A) 70KA/380V ke LV-MDP Studio. c. Cylindrical Fuse link 2A. d. CT 2000/5A 15VA Class.1

26 67 e. 1 bh selektor switch (Transref Mode MAN - AUTO). f. 1 bh Flourecent Lamp 10W/220V g. Time Relay. h. Control Relay. i. Door Switch. j. Kabel kontrol. k. Busbur. 3) Kubikel no.4 a. 1 bh ACB 4P ( A) 70KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. Untuk incoming dari DP-Equipment. b. 1 bh ACB 3P ( A) 65KA/380V. Ke PP-Cap Studio. c. 1 bh Flourecent Lamp 10W/220V. d. Cylindrical Fuse link 2A. e. Time Relay. f. Control Relay. g. Door Switch. h. Kabel kontrol. i. Busbur. 4) Kubikel no.5 a. 1 bh ACB 3P ( A) 65KA/380V. Ke LV-MDP Da~ai Tv. b. 1 bh ACB 3P ( A) 65KA/380V. Ke PP-Cap Da~ai Tv. c. 1 bh Flourecent Lamp 10W/220V d. CT 2000/5A 15VA Class.1 e. Cylindrical Fuse link 2A. f. Door Switch. g. Kabel kontrol. h. Busbur. 5) Kubikel no.8 a. 1 bh MCCB 3P ( A) 50KA/380V. PP-Aux Heater. b. Busbur. c. Door Switch. d. Cylindrical Fuse link 2A.

27 68 e. 1 bh Flourecent Lamp 10W/220V 4.8 PP-ATS (Automatic Transfer Switch) Pemakaian ATS (Automatic Transfer Switch) pada instalasi dalam gedung dimaksud untuk mengantisipasi pada saat PLN dalam mensuplai listrik (mengalami pemadaman), maka dalam hal ini genset yang akan menggantikan perana dari PLN untuk mensuplai sumber daya listrik, disini peranan ATS adalah memindahkan secara otomatis distribusi dari PLN ke genset, sehingga genset tersebut dapat menggantikan peranan dari PLN untuk mensuplai sumber daya listrik pada gedung/lokasi tersebut. Selanjutnya apabila PLN kembali normal, maka fungsi ATS secara otomatis memindahkan distribusi daya listrik dari genset ke PLN. 4.9 PP-Capasitor Bank Secara garis besar, fungsi dari Panel Capasitor bank adalah untuk memperbaiki Cos Phi pada suatu lingkungan/area tertentu. Perlunya dilakukan perbaikan Cos Phi tersebut adalah dimaksudkan untuk salah satunya menghindari biaya yang timbul akibat dari pemakaian kelebihan KVARH ( berkaitan erat dengan baik-buruknya nilai Cos Phi), karenanya PLN akan membebankan biaya akibat dari kelebihan pemakaian KVARH pada pelanggan, jika rata-rata factor dayanya (Cos Phi) kurang dari 0,85. Cos Phi tersebut dapat diukur dengan sebuah alat ukur, sehingga dapat diketahui nilainya yang nantinya dapat diambil sebuah keputusan untuk perlu tidaknya pemasangan Panel Capasitor bank pada area gedung. Pada umumnya untuk sebuah gedung perkantoran, industri dan pabrik yang di dalamnya tentunya banyak mengoperasionalkan mesin-mesin yang mengunakan motor listrik, dimana hal tersebut akan berakibat nilai Cos Phi nya sangat rendah (buruk), sehingga diperlukan pemasangan sebuah Panel Capasitor Bank PP-ATS Fire

28 69 PP-Ats Fire di sini berfungsi sebagai penyalur tegangan rendah yang mencabangkan antara incoming PLN dan incoming Genset ke sebagian panel daya gedung (outgoing). Panel PP-Ats Fire ini terdiri dari 2 kubikel yang meliputi 2 kubikel incoming (nomor kubikel 1 dan 2) dan 1 kubikel outgoing (nomor kubikel 2). yang berfungsi memisahkan incoming PLN dan GENSET. Walaupun outgoing keduanya bertemu dalam Rel/Busbar yang sama, akan tetapi pada pengaturannya dalam keadaan otomatis atau manual tidak memungkinkan untuk penggunaan 2 sumber secara bersamaan. Dikarenakan adanya sistem interlock antara kedua breaker incoming tersebut. Interlock tersebut berfungsi sebagai pengaman panel dari masuknya 2 sumber tegangan yang tidak sinkron, yang apabila bertemu dapat menimbulkan short circuit Kubikel Incoming PP-Ats Fire Kubikel incoming PP-Ats Fire menggunakan pengaman ACB 4P ( A) 65KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 2(3x1x500)mm2 + (1x1x500)mm2 dari incoming DP-Equipment (PLN) dan pengaman ACB 4P ( A) 65KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. dengan penghantar NA2XY 2(3x1x500)mm2 + (1x1x500)mm2 dari incoming DP- Equipment (Genset). Pada sisi depan kubikel ini terdapat terdapat alat monitoring antara lain : 1) Kubikel no.1 a. 3 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T. b. 3 bh lampu indikator masing-masing untuk OFF, ON dan Trip. c. 3 bh push botton masing masing OFF, Reset dan ON. d. 1 bh selektor switch (Transref Mode MAN - AUTO). e. Nama panel. 2) Kubikel no.2 a. Nama panel. b. 3 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T.

29 70 c. 6 bh lampu indikator masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh ON dan 2bh Trip. d. 3 bh push botton masing masing OFF, Reset dan ON. Pada sisi dalam kubikel ini terdapat terdapat alat monitoring antara lain : 1) Kubikel no.1 a. ACB 4P ( A) 65KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux. b. MCB 1P 6A 6KA/220V c. Under / Over Voltage Relay. d. Flourencent Lamp10W/220V e. Cylindrical Fuse link 2A. f. Control Relay. g. Door Switch. h. Time Relay. i. Kabel kontrol j. Busbar 2) Kubikel no.2 a. ACB 4P ( A) 65KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux.SW b. ACB 3P ( A) 65KA/380V c. Flourencent Lamp10W/220V d. Cylindrical Fuse link 2A. e. Door Switch. f. Time Relay. g. Kabel kontrol h. Busbar Kubikel Outgoing PP-Ats Fire Kubikel outgoing PP-Ats Fire ini mensupply sebagia panel daya dan panel kontrol. Yang meliputi: a) Dari PP-Ats Fire ke LV-MDP Fire menggunakan pengaman ACB 3P ( A) 65KA/380V. Dengan penghantar FRC 2(3x1x240)mm2 + (1x1x240)mm2.

30 71 Pada sisi depan kubikel ini terdapat terdapat alat monitoring antara lain : 1) Kubikel no.2 a. 3 bh lampu indikator yang menyatakan ada tegangan pada phasa R, phasa S dan phasa T. b. 6 bh lampu indikator masing-masing untuk 2 bh OFF, 2 bh ON dan 2bh Trip. c. 3 bh push botton masing masing OFF, Reset dan ON. Pada sisi dalam kubikel ini terdapat terdapat alat monitoring antara lain : 1) Kubikel no.2 a. ACB 4P ( A) 65KA/380V c/w Motor, Uvt, Aux.SW b. ACB 3P ( A) 65KA/380V c. Flourencent Lamp10W/220V d. Cylindrical Fuse link 2A. e. Time Relay. f. Door Switch. g. Kabel kontrol h. Busbar Tabel 4.2 Lambang Huruf Untuk Instrumen Ukur No Lambang Keterangan 1 A Ampere 2 V Volt 3 VA Volt Ampere 4 Var Var 5 W Watt 6 Wh Watt-Jam 7 Vah Volt-Ampere-Jam 8 Varh Volt-Ampere Reaktif Jam 9 Ω Ohm

31 72 10 Hz Hertz 11 h Jam 12 min Menit 13 s Detik 14 n Jumlah Putaran permenit 15 Cos φ Faktor Daya 16 φ Sudut Fase 17 λ Panjang Gelombang 18 f Frekuensi 19 t Waktu 20 tº Suhu 21 Z Impedans

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Distribusi Elektrikal Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

BAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH BAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH 2.1 Umum Rancangan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensif untuk keberhasilan sistem dan untuk menentukan keefektifan dalam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS 4.1 Genset Sebagai Back Up PLN Genset adalah merupakan sumber energy listrik yang bias digunakan pada peralatan yang memerlukan energy listrik. Pada

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan

Lebih terperinci

PEKERJAAN PANEL. INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP

PEKERJAAN PANEL. INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP URAIAN PEKERJAAN PEKERJAAN PANEL INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP Pengadaan dan pemasangan MDP,dengan komponen panel, sbb : Mgs 3P, 63 A MCCB 3P, 320 A MCCB

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN.

BAB IV PEMBAHASAN. 24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Mengoperasikan Genset Prosedur operasi dari keseluruhan Genset adalah sebagai berikut: A. Mula-mula periksa pada masing-masing Genset apakah sudah siap dalam keadaan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa)

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) 4.1. Penentuan dimensi core Transformator Distribusi 20 / 0,4 kv dengan Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 4.1 Umum Dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik yang smakin hari semakin meningkat maka pasokan listrik harus meningkat pula Tingkat kehandalan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR 2.1.FUNGSI ALAT GROUND FAULT DETECTOR (GFD) Ground Fault Detector (GFD) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya arus lebih atau gangguan hubung singkat

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

makalah tentang kubikel 20 kv

makalah tentang kubikel 20 kv makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hal ini akan dilakukan mengacu pada prosedur yang tepat dan direkomendasikan berdasarkan service manual, panduan instalasi dan operasi dari modul deepsea dan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE

BAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE BAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE 4.1 Proses Sinkronisasi Genset Pada proses sinkronisasi manual, deteksi awal sinkronisasi dilakukan dengan mengmati dan mengatur

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 36 BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 3.1.Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL Audit Elektrikal adalah pekerjaan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kelistrikan secara sistim, jaringan dan juga penggunaannya, sehingga didapat pengetahuan mengenai kualitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA Khairul Hidayat 1, Yani Ridal 2, Arzul 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI 3.1 Generator dan Transformator Unit Generator Suatu alat listrik yang merubah energi gerak berupa putaran dari turbin yang dipasang seporos dengan generator, kemudian

Lebih terperinci

Sistem Listrik Idustri

Sistem Listrik Idustri Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan Dengan perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, maka kebutuhan tentang kelistrikan menjadi suatu keharusan, salah satunya unsur menjadi

Lebih terperinci

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung Proposal Proyek Akhir 2007 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 2007 PERANCANGAN UNIT RANGKAIAN INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA Nama Mahasiswa : Hidayah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK Perancangan distribusi energi listrik adalah dengan menetapkan dan menggambarkan diagram satu

Lebih terperinci

Solar PV System Users Maintenance Guide

Solar PV System Users Maintenance Guide Solar PV System Users Maintenance Guide Solar Surya Indonesia Komplek Ruko GreenVile Blok A No 1-2 Jl. Green Vile Raya, Duri Kepa Jakarta Barat 11510 Telp: 021-566.2831 Pedoman Pemilik Solar PV System

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000). Jakarta. [2] Mohammad Hasan Basri. 2008. Rancang Bangun Diagram Satu Garis Rencana Sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Kerja Paralel Transformator Tiga Fasa Untuk memperoleh sistem tenaga listrik yang stabil, beberapa transformator dioperasikan kerja paralel, tujuannya untuk menghasilkan tenaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable

Lebih terperinci

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN :

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : TES TERTULIS LEVEL : KODE UNIT : KTL.PH.20.121.02 JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK 2.1 GEDUNG PENCAKAR LANGIT (SKYSCRAPER BUILDING)) Perkembangan kepadatan penduduk di suatu tempat memang memerlukan banyak tempat untuk beraktifitas. Dan secara logika

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Bangunan Gardu Pada sistem distribusi kita ketahui terdiri dari beberapa macam gardu distribusi yang digunakan oleh PLN : Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 3.1 Sistem Proteksi Kelistrikan pada Motor Control Center (MCC) Sistem proteksi kelistrikan pada motor control center

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

Pengujian Transformator

Pengujian Transformator Pengujian Transformator Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN 50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu : - Pengujian Rutin Pengujian

Lebih terperinci

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci