BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Lanny Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan sistem. Sebelum merencanakan suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian dan survei lokasi. Perencanaan instalasi listrik harus pula berdasarkan persyaratan dasar yang telah ditentukan dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi untuk keselamatan manusia atau penghuni gedung dan keamanan gedung serta peralatan-peralatan listrik didalamnya dari bahaya dan kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik secara wajar. Secara umum diketahui bahwa resiko utama pada instalasi listrik adalah akibat arus kejut dan suhu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan kebakaran bahkan dapat mengakibatkan kerusakan peralatan pada instalasi listrik. Oleh karena itu semenjak dini pra-perancangan instalasi listrik pada gedung baru harus dilengkapi proteksi dari kejut listrik, proteksi dari efek termal, proteksi dari arus lebih yang diakibatkan petir, proteksi dari tegangan kurang, pemisah dan penyaklaran. Tindakan dapat diterapkan pada seluruh instalasi atau pada subbagian instalasi yang dianggap perlu dengan mempertimbangkan biaya serendah mungkin dan menjamin tingkat keselamatan serta mutu instalasi pada gedung. 5
2 6 2.2 Syarat syarat Perencanaan Jaringan Instalasi Listrik Ada tiga syarat-syarat utama perencanaan jaringan instalasi listrik yang harus dipenuhi untuk kriteria yang baik antara lain : Flexibilitas Jaringan harus memberi kemungkinan untuk penambahan beban, tetapi harus dalam batas ekonomis. Dengan demikian jika suatu saat ada tambahan beban yang wajar maka tidak perlu dilakukan perombakan instalasi secara total, cadangan beban yang berlebihan adalah tidak ekonomis dan merupakan pemborosan Kepercayaan Jaringan instalasi harus dapat diandalkan dan dapat dipercaya, sebab pembebanan oleh peralatan listrik sering tidak dapat dikontrol. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan-bahan instalasi, kegagalan-kegagalan peralatan harus dapat diketahui secara dini agar tidak terjadi kecelakaan Keamanan Jaringan instalasi harus dirancang sesuai Peraturan Nasional yang berlaku seperti Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Peralatan-peralatan instalasi listrik harus mudah dijangkau dan bebas dari hambatan atau halangan fisik. 2.3 Pertimbangan Perencanaan Kelistrikan Keperluan Mendatang Engineering yang baik menghendaki bahwa kemungkinan pertumbuhan beban diwaktu mendatang perlu dipertimbangkan dalam perencanan tenaga listrik.
3 7 Hal ini biasanya tersedia dalam bentuk daya cadangan pada perencanaan yang ada, atau berupa pertimbangan daya dan kemampuan pada sistem. Pertumbuhan beban biasanya tidak merata diberbagai daerah dan hal ini perlu diperhitungkan Faktor Ekonomi Perlu menentukan pilihan dari kemungkinan-kemungkinan perkembangan yang ada didasarkan pada perbandingan biaya keseluruhan dari suatu periode waktu tertentu, misalnya modal, pemeliharaan, kerugian-kerugian sistem dengan nilai sistem sekarang. Seberapa jauhkah kapasitas sekarang masih mencukupi untuk masa mendatang, merupakan masalah ekonomi: biaya daya cadangan yang besar sampai tiba waktunya daya itu diperlukan, atau menggantikan satuan-satuan kecil dengan yang lebih besar pada saatnya. Ukuran-ukuran standar dari peralatan yang dipakai dengan sendirinya perlu diperhatikan. Pertimbangan ekonomis merupakan kriteria utama untuk menentukan jaringan distribusi Unjuk Kerja di Waktu Lalu Data mengenai unjuk kerja diwaktu lalu, seperti beban sistem keseluruhan, beban subsistem. Dan lain sebagainya dapat dipakai sebagai dasar untuk estimasi pertumbuhan yang diperlukan. Variasi dari periode ke periode dapat menunjukan kecenderungan-kecenderungan dari pertumbuhan. Dan masing-masing daerah memiliki ciri-ciri tersendiri dari kecenderungan pertumbuhan Untuk Kerja di Waktu Mendatang Untuk mendapat gambaran mengenai apa yang dapat terjadi diwaktu mendatang, akan bermanfaat melihat kebelakang selama satu atau dua generasi.
4 8 Alat-alat listrik yang dipakai didalam gedung dapat disusun dalam suatu daftar dari alat-alat pemakaian tenaga listrik, dan untuk memperkirakan apa yang dapat berkembang dimasa mendatang. Penggunaan yang meluas dari alat pendingin alat-alat elektronik dan komputer juga berpengaruh pada beban, diversivitas, koinsidensi, faktor daya dan faktor ultilisasi. Serta juga memerlukan pengaturan tegangan dengan batas-batas yang lebih tajam. 2.4 Distribusi Sistem Tenaga Listrik Pengertian dari Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang berfungsi membangkitkan, mentransmisikan dan mendistribusikan energi listrik dari pusat pembangkit menuju konsumen. Secara umum sistem tenaga listrik dapat dikatakan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : a. pembangkit tenaga listrik, b. penyaluran tenaga listrik dan c. distribusi tenaga listrik. Sistem tenaga listrik modern merupakan sistem yang komplek yang terdiri dari pusat pembangkit, saluran transmisi dan jaringan distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban. Untuk memenuhi tujuan operasi sistem tenaga listrik, ketiga bagian yaitu pembangkit, penyaluran dan distribusi tersebut satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan seperti terlihat pada gambar 2.1 dibawah ini :
5 9 Gambar 2.1 Diagram Sistem Tenaga Listrik Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membangkitkan tenaga listrik tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan rendah. Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan antara 6 20 kv yang kemudian, dengan bantuan transformator, tegangan tersebut dinaikkan menjadi kv. Saluran transmisi tegangan tinggi (STTT) menyalurkan tenaga listrik menuju pusat penerima, disini tegangan diturunkan menjadi tegangan - tegangan sub transmisi 70 kv. Selanjutnya dari tegangan sub transmisi melalui Saluran transmisi tegangan menengah (STTM) dan gardu distribusi (GD), tenaga listrik yang diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan menengah 20 kv. Melalui trafo distribusi yang tersebar di berbagai pusat beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan rendah 220/380 V yang akhirnya diterima konsumen. Pada gambar 2.2 dibawah ini, ditunjukkan gambar STTM atau JTM (Jaringan Tegangan Menengah), SDTR atau JTR (Jaringan Tegangan Rendah) dan Sambungan Rumah ke Pelanggan.
6 10 Gambar 2.2 Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah ke Pelanggan Sistem distribusi tenaga listrik untuk beban memiliki kondisi dan persyaratan-persyaratan tertentu, maka sarana penyampaiannya pun dikehendaki memenuhi persyaratan tertentu pula. Kondisi dan persyaratan yang dimaksudkan antara lain: a. Setiap peralatan listrik dirancang memiliki rating tegangan, frekuensi dan daya nominal tertentu. b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan. c. Pada pengoperasian peralatan listrik perlu dijamin keamanan bagi peralatan, bagi manusia pengguna dan bagi lingkungannya. Dalam upaya antisipasi ketiga hal tersebut, maka untuk sistem penyaluran tenaga listrik dituntut beberapa kriteria yaitu:
7 11 a. Diperlukan saluran daya (tenaga) yang efektif, ekonomis dan efisien. b. Diperlukan tersedianya daya (tenaga) listrik dengan kapasitas yang cukup (memenuhi), tegangan dan frekuensi yang stabil pada harga nominal tertentu, sesuai dengan desain peralatan. Singkatnya diperlukan penyediaan daya dengan kualitas yang baik. c. Diperlukan sistem pengaman yang baik, sesuai dengan persyaratan pengaman (cepat kerja, peka, efektif, andal dan ekonomis). 2.5 Tujuan Operasi Sistem Tenaga Listrik Dalam mencapai tujuan dari operasi sistem tenaga listrik maka perlu diperhatikan tiga hal berikut ini, yaitu : a. Ekonomi (economy) Ekonomi (economy) berarti listrik harus dioperasikan secara ekonomis, tetapi dengan tetap memperhatikan keandalan dan kualitasnya. b. Keandalan (security), Keandalan (security) merupakan tingkat keamanan sistem terhadap kemungkinan terjadinya gangguan. c. Kualitas (quality). Kualitas (quality) tenaga listrik yang diukur dengan kualitas tegangan dan frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap pada kisaran yang ditetapkan. Sebagai gambaran dari tujuan operasi sistem tenaga listrik dapat dilihat seperti pada gambar 2.3. dibawah ini :
8 12 Gambar 2.3 Tujuan Operasi Sistem Tenaga Listrik 2.6 Komponen Sistem Instalasi Gardu Distribusi Gardu Distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi, dan letaknya berada dekat pusat-pusat beban. Pada setiap proyek, lingkup pekerjaan listrik biasanya dibatasi sampai dengan gardu distribusi. Sebagai gambaran contoh gardu distribusi dapat dilihat seperti pada gambar 2.4 dibawah ini : Gambar 2.4 Gardu Distribusi
9 Transformator Distribusi Transformator atau transformer atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder. Pada umumnya transformator dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Transformator step up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak dari pada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh. b. Transformator step down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit dari pada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. Transformator yang digunakan untuk menurunkan tegangan dari JTR / SDTR (Saluran Distribusi Tegangan Rendah) ke pelanggan disebut transformator distribusi seperti terlihat pada gambar 2.5 dibawah ini :
10 14 Gambar 2.5 Transformator Distribusi pada Jaringan SDTR Untuk instalasi sistem tenaga listrik setelah PDTM (Panel Distribusi Tegangan Menengah) biasanya digunakan transformator step down, seperti terlihat pada gambar 2.6 dibawah ini : Outgoing Incoming Gambar 2.6 Transformator step down
11 Panel Distribusi Panel Distribusi pada bangunan kantor terdiri dari: 1. PDTM (Panel Distribusi Tegangan Menengah) 2. PDTR (Panel Distribusi Tegangan Rendah) 3. SDB (Sub Distribution Board) atau Sub Panel Distribusi 4. DB (Distribution Board) atau Panel Distribusi 5. Panel Khusus seperti Panel Elektronik, Panel AC, Panel Gondola, Panel Lift, Panel Tangga Kebakaran (emergensi), Panel Pompa, Panel Penerangan Luar, Panel STP, dan lain-lain PDTM (Panel Distribusi Tegangan Menengah) PDTM (Panel Distribusi Tegangan Menengah) adalah panel switching tegangan menengah yang berfungsi sebagi switcher dan pengendali daya Tegangan Menengah disisi pengguna. Komponen utama yang perlu diperhatikan pada PDTM antara lain : a. Main CB/LBS MV b. Fuse c. Peralatan proteksi Ditiap cubicle biasanya dilengkapi dengan sistem yang biasanya dikenal dengan protection, metering dan monitoring. Komponen ini adalah instrument transformator tegangan dan trafo arus, relai proteksi, alat ukur tegangan dan arus, relai tegangan dan lampu tanda. Jumlah cubicle pada PDTM minimal 1 cubicle incoming dan 1 cubicle outgoing, terkadang ada pula 2 cubicle outgoing atau
12 16 lebih. Pada gambar 2.7 dibawah ini, ditunjukkan PDTM yang terpasang pada proyek Dinas Teknis - Kuningan. Gambar 2.7 PDTM (Panel Distribusi Tegangan Menengah) PDTR (Panel Distribusi Tegangan Rendah) PUTR (Panel Distribusi Tegangan Rendah) digunakan sebagai switcher tegangan rendah ke masing-masing sub-panel di sisi beban dari hasil keluaran transformator step down. Biasanya pada PDTR dipasang ATS (automatic transfer swicth) yang digunakan secara otomatis untuk memindahkan supply dari PLN ke Genset atau sebaliknya, dimana pengkabelan yang dilakukan dari PDTR ke PKG (Panel Kontrol Genset). Pada PDTR juga dipasang Capasitor Bank, yang digunakan untuk memperbaiki nilai cos φ. Pada gambar 2.8 dibawah ini, merupakan gambar PDTR pada proyek Gedung Dinas Teknis - Kuningan.
13 17 Gambar 2.8 PDTR (Panel Distribusi Tegangan Rendah) Sub Panel Distribusi dan Panel Distribusi Sub Panel Distribusi dan Panel Distribusi adalah Sub Panel yang ditempatkan untuk melayani pembagian beban pada Panel Distribusi. SDB ini bertujuan untuk mempermudah maintenance jika ada kerusakan, jadi tidak perlu mematikan lantai lain jika ada masalah pada kelistrikan di lantai tersebut. Panel Distribusi adalah Panel yang ditempatkan per lantai untuk melayani pembagian beban pada lantai tersebut. Penempatan Panel Distribusi biasanya ditempatkan pada ruang panel per lantai. Dari Panel Distribusi lantai inilah baru dibagi ke beban yang akan dilayani. Pada gambar 2.9 dan 2.10 dibawah ini, ditunjukkan contoh gambar Sub Panel Distribusi dan Panel Distribusi.
14 18 Gambar 2.9 Sub Panel Distribusi Gambar 2.10 Panel Distribusi
15 Panel Khusus Panel Khusus adalah Panel-panel yang khusus digunakan sebagai pusat pembagi untuk pekerjaan penunjang di kantor diluar pekerjaan elektrikal. Adapun fungsi-fungsi panel tersebut diantaranya adalah : a. Panel Elektronik : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan Elektronik seperti Fire Alarm, Tata Suara, CCTV, MATV, Telepon dan Data. b. Panel AC : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan AC c. Panel Gondola : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan Gondola. d. Panel Lift : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan Lift. e. Panel Tangga Kebakaran (emergensi) : Panel yang mengatur daya untuk Tangga Kebakaran, apabila terjadi kebakaran dimana panel ini akan menghidupkan Pressurized fan pada saat kebakaran. f. Panel Pompa : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan Mekanikal seperti Pompa pompa pekerjaan Plumbing dan Pemadam Kebakaran. g. Panel Penerangan Luar : Panel yang mengatur daya untuk Penerangan di Luar Gedung. 2.7 Komponen Instalasi dan Proteksi dalam Panel Komponen Panel Panel distribusi terdiri atas komponen yang pada umumnya sama untuk semua jenis panel distribusi. Komponen-komponen tersebut adalah: 1. Busbar Busbar adalah batang konduktor yang terbuat dari aluminium atau tembaga berbentuk persegi panjang. Fungsi busbar adalah untuk
16 20 mempermudah wiring didalam panel dengan mengelompokkan masingmasing fasa kedalam batang busbar. Menurut standar PUIL, pengelompokkan warna busbar adalah sebagai berikut: a. Warna merah untuk fase R b. Warna kuning untuk fase S c Warna hitam untuk fase T d. Warna biru untuk fase N 2. Pengaman Salah satu faktor teknis yang perlu diperhatikan dalam penyediaan penyaluran daya listrik adalah kualitas daya. Faktor ini meliputi stabilitas tegangan, kontinuitas pelayanan, keandalan pengaman, kapasitas daya yang sesuai kebutuhan dan lain sebagainya. Dalam hal keandalan pengaman, tidak berarti penyediaan daya yang baik adalah yang tidak mengalami gangguan. Sebaliknya pengaman yang baik adalah yang langsung merespon atau trip ketika terjadi gangguan. Jenis gangguan yang paling sering terjadi dalam keadaan sistem berjalan normal adalah gangguan arus lebih atau beban lebih. Jenis gangguan lain yang sering terjadi adalah gangguan arus hubung sungkat atau short circuit. 3. Sekering (Fuse) Sekering atau fuse berfungsi untuk mengamankan sistem instalasi dari kemungkinan terjadinya arus hubung singkat atau beban lebih. Fuse bekerja berdasarkan besar arus yang melewatinya, jika besar arus yang
17 21 lewat melebihi kemampuan fuse maka fuse akan putus atau bagian dalam fuse yang menghubungkan kedua terminal langsung lebur atau meleleh. Untuk membedakan dari Circuit Breaker, sekering atau fuse memiliki ciri spesifikasi sebagai berikut: a. Bekerja langsung apabila batasan arus dalam rangkaian terlewati. b. Tidak mampu menghubungkan kembali rangkaian secara otomatis setelah terjadi gangguan. c. Bekerja pada fase tunggal. 4. Metering Metering pada umumnya terdapat pada panel-panel untuk mengetahui tegangan kerja dari sistem yang ditangani oleh suatu panel dan berapa arus yang dibutuhkan beban dari sistem tersebut. Metering yang biasa terdapat dalam panel adalah voltmeter dan amperemeter. 5. Circuit Breaker (CB) Fungsi dari circuit breaker adalah untuk memutuskan atau menghubungkan rangkaian pada saat berbeban atau tidak berbeban serta akan membuka apabila terjadi gangguan arus lebih atau arus hubung singkat. Circuit breaker dapat berfungsi sebagai saklar dalam kondisi normal maupun tidak, serta dapat memutus arus lebih dan arus hubung singkat. Circuit breaker dapat dipasang untuk dua tujuan dasar yaitu: a. Berfungsi selama kondisi pengoperasian normal, yaitu untuk menghubungkan maupun memutus rangkaian dalam keadaan
18 22 berbeban. Dengan tujuan untuk pengoperasian dan perawatan rangkaian maupun beban. b. Bekerja dalam kondisi operasional yang tidak normal, misalnya terjadi arus lebih atau arus hubung singkat. Arus lebih dan arus hubung singkat dapat merusak peralatan dan instalasi suplai daya jika dibiarkan mengalir didalam rangkaian dalam kondisi yang cukup lama. Jenis circuit breaker yang banyak digunakan untuk perlengkapan instalasi listrik yaitu: a. MCB (Miniature Circuit Breaker) Singkatan MCB adalah Mini Circuit Breaker yang memiliki fungsi sebagai alat pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika digunakan elektromagnet. Gambar 2.11 Miniature Circuit Breaker (MCB) merek schneider
19 23 b. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) Singkatan MCCB adalah Moulded Case Circuit Breaker. MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 2.12 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) merek schneider c. ACB (Air Circuit Breaker) Singkatan ACB adalah Air Circuit Breaker. ACB merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan. Pada gambar 2.10 merupakan contoh dari MCB, MCCB dan ACB yang biasa dipakai.
20 24 Gambar 2.13 Air Circuit Breaker (ACB) merek schneider 6. Kontaktor Kontaktor yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak bantu NC (Normally Close) akan membuka. Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak bantu, kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak bantu digunakan untuk rangkaian kontrol. Didalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat. Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama
21 25 kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya akan tetap pada posisi operasinya. Apabila pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan kontaktor tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka akan menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang. Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak kontakkontaknya. Pada gambar 2.13 dibawah ini, ditunjukkan contoh gambar Kontaktor. Gambar 2.14 Kontaktor Kabel Feeder dan Kabel Instalasi Penggunaan kabel dalam teknik, mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam pemilihan kabel, disarankan tidak menggunakan kabel sembarangan sebelum mengetahui kontruksi dan karakteristik kabel yang akan digunakan. Dengan memperhatikan hal tersebut, diharapkan hasil pemilihan kabel sesuai dengan kebutuhan. Kabel berdasarkan fungsinya digunakan untuk : a. Penghantar arus listrik tenaga (Power cable) b. Penghantar arus listrik data dan informasi
22 26 Ada tiga hal penting yang ada pada kabel diantaranya : a. Penghantar (Konduktor) : media untuk menghantarkan arus listrik. b. Isolator : bahan dielektrik untuk mengisolasi dari penghantar yang satu terhadap yang lain dan juga terhadap lingkungannya. c. Pelindung luar : memberikan perlindungan terhadap kerusakan mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia, api atau pengaruh pengaruh luar lainnya yang merugikan. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN. Kode pengenal kabel dapat dikenali dengan menggunakan huruf berikut : Huruf Kode N NA Y M F R Gb re rm se sm B Komponen Kabel Standar dengan penghantar tembaga Kabel Standar dengan penghantar alumunium Isolasi PVC Berselubung PVC Perisai Kawat Baja Pipih Perisai Kawat Baja Bulat Spiral Pita Baja Penghantar padat bulat Penghantar bulat kawat banyak Penghantar padat bentuk sektor Penghantar kawat bentuk sektor Selubung bahan galvanis
23 27 Macam-macam kabel: a. Kabel NYY Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap dalam tanah yang harus diberikan pelindung khusus (misalnya: duct, pipa baja, PVC, atau besi baja). Instalasi ini bisa ditempatkan diluar atau didalam bangunan baik kondisi basah atau kering. Kabel jenis ini mempunyai selubung PVC warna hitam, terdiri dari 1-4 urat dengan penampang luar mencapai 56 mm. Penggunaan kabel NYY diatur dalam PUIL 2000 pasal Gambar 2.15 Kabel NYY b. Kabel NYM Kabel ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap didalam bangunan yang penempatannya bisa didalam atau diluar plester tembok atau didalam pipa pada ruangan kering atau lembab. Kabel ini tidak diijinkan untuk dipasang diluar bangunan yang langsung terkena panas dan hujan. Tidak juga dijinkan untuk ditanam langsung didalam tanah. Penggunaan kabel NYM ini diatur dalam PUIL 2000 pasal
24 28 Gambar 2.16 Kabel NYM c. Kabel NYA Kabel ini dirancang dan direkomendasikan untuk digunakan pada instalasi dalam kotak distribusi atau rangkaian pada panel. Pemasangan kabel ini hanya untuk tempat kering dan tidak direkomendasikan untuk tempat yang basah atau langsung terkena perubahan cuaca. Gambar 2.17 Kabel NYA d. Kabel NYFGbY Kabel jenis ini banyak digunakan untuk sirkuit power distribusi, baik pada lokasi kering maupun basah/lembab. Dengan adanya pelindung kawat dan pipa baja yang digalvanisasi, kabel ini dapat ditanam langsung didalam tanah
25 29 tanpa pelindung lagi. Isolasi dibuat tanpa warna dan tiga urat dibedakan dengan non strip, strip 1 dan strip 2. Kabel ini mempunyai selubung PVC warna merah dengan penampang luar mencapai 57 mm. Gambar 2.18 Kabel NYFGbY 1. Konduktor : Tembaga yang di-anil-kan 2. Isolasi : PVC Terekstruksi 3. Filler : PVC Terekstruksi 4. Perisai : Kawat baja dan spiral pipa 5. Perisai : Lapis seng 6. Pelindung Terluar : PVC Terekstruksi e. Kabel NYAF Kabel ini bersifat fleksibel dan dirancang untuk instalasi didalam duct, pipa atau kotak distribusi. Kabel ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan tajam. Kabel dengan ukuran 1,5 mm 2 hanya diperbolehkan digunakan didalam peralatan ataupun papan pengontrol dan tidak diperbolehkan dipasang untuk instalasi tetap.
26 30 Gambar 2.19 Kabel NYAF f. Hantaran Tembaga Telanjang (BC) Untuk saluran distribusi udara yang direntangkan diantara tiang-tiang dan isolator-isolator yang khusus dirancang untuk itu. Disamping itu juga bisa digunakan untuk hantaran pentanahan (grounding). Gambar 2.20 Kabel BC g. Kabel N2XSY Kabel jenis ini digunakan untuk jaringan distribusi tegangan menengah. Dengan konduktor yang terbuat dari tembaga. Gambar 2.21 Kabel N2XSY
BAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciSKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN
SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dadi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat
Lebih terperinciBAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK
BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK 2.1 GEDUNG PENCAKAR LANGIT (SKYSCRAPER BUILDING)) Perkembangan kepadatan penduduk di suatu tempat memang memerlukan banyak tempat untuk beraktifitas. Dan secara logika
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai
Lebih terperinciBAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciKOMPONEN INSTALASI LISTRIK
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciUNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE
UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi
Lebih terperinciSTANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV
STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih
Lebih terperinciBAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH
BAB II SISTEM TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH 2.1 Umum Rancangan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensif untuk keberhasilan sistem dan untuk menentukan keefektifan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dibagian ini akan dibahas tentang fungsi Automatic Transfer Switch dan Automatic Mains Failure merupakan suatu bentuk sistem control energy listrik yang berfungsi untuk memastikan
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI.
13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti
6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan
Lebih terperinciOleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta
Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil
Lebih terperinciSKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA
SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Slamet Ariyanto
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciDTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris
DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.
SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...
Lebih terperinciLEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2
Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem
Lebih terperinciTUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat
TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI
LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kontaktor Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay. Prinsip
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah bangunan gedung, yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya. Sistem
Lebih terperinciBAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA
41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciBAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut
Lebih terperinciBAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR
BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi
Lebih terperinciPENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978
BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK Perancangan distribusi energi listrik adalah dengan menetapkan dan menggambarkan diagram satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik
Lebih terperinciBAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciKelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman
Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi
Lebih terperinciBAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Panel Utama Tegangan Menengah Panel Utama Tegangan Menengah merupakan instalasi system penyaluran tenaga listrik dengan tegangan menengah (20.000 Volt) ke pusat - pusat beban.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan gedung bertingkat yang dipusatkan pada kawasan sentra bisnis dalam kota-kota besar cukup signifikan. Pada gedung sarana umum yang dilengkapi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciMAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :
MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM
Lebih terperinciBAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN
BAB II DASARDASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN II.. Syaratsyarat Umum Dalam melakukan perencanaan suatu instalasi baik itu instalasi rumah tinggal, kantorkantor, pabrikpabrik ataupun alatalat transport,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciPeralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya
Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya PERINGATAN!! Apakah anda sudah tau peralatan instalasi listrik rumah tangga beserta fungsinya masing masing? AWASS... BAHAYA bila anda belum tau.
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA Bayu Pradana Putra Purba, Eddy Warman Konsentrasi
Lebih terperinciBahan Listrik. Bahan penghantar padat
Bahan Listrik Bahan penghantar padat Definisi Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. 3.2.Sistem Distribusi.
15 BAB III TEORI DASAR 3.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari system tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik tenaga listrik sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Namun, masih ada daerah yang masih sulit dijangkau
Lebih terperinciBagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya
SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk
Lebih terperinciPRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP
Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan
Lebih terperinciBAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
36 BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 3.1.Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya
Lebih terperinciProtection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008
Protection on Electrical Power System Hasbullah Bandung, Juni 2008 Latar Belakang Saluran tenaga listrik merupakan bagian sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan Gangguan yang terjadi dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN
BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Dasar Distribusi Tenaga Listrik Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
Lebih terperinciDASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR
SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciPROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)
1 PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) Disusun Oleh : EVARISTUS RATO NIM : 13.104.1011 Program Studi : Teknik Elektro Jurusan
Lebih terperinciREKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000
REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 Fajar Septiansyah (091321076) Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK
PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN Soehardi, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Pentanahan
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK
BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan
Lebih terperinciBAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI
BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI 4.1 UMUM Proses distribusi adalah kegiatan penyaluran dan membagi energi listrik dari pembangkit ke tingkat konsumen. Jika proses distribusi buruk
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA
32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi
BAB II PEMBAHASAN II.1. Gambaran Masalah Penggunaan proteksi dalam bidang kelistrikan mencakup segi yang luas. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi yang digunakan.
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinciCONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Menurut Kadir (2006) bahwa suatu sistem tenaga listrik yang lengkap terdiri atas empat komponen, yaitu : 1. Pembangkit tenaga listrik. 2. Sistem transmisi.
Lebih terperinciPROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO
PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO 1. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui kondisi isolasi trafo 3 fasa Untuk mengetahui apakah ada bagian yang hubung singkat atau tidak 2. Alat dan Bahan : Trafo
Lebih terperinciBAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon
BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel
Lebih terperinciPemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :
Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasokan energi listrik yang cukup merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara, sehingga penyedia energi
Lebih terperinciPEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada suatu proyek pembangunan gedung bertingkat (high rise building) terdapat tim-tim untuk mendukung suskesnya proyek pembangunan tersebut seperti tim perencana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Sebagai seorang enjinering yang handal ia akan selalu mempertimbangkan mengenai pertumbuhan beban yang akan terjadi dimasa datang didalam perencanaan tenaga listrik,
Lebih terperinciA. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan
A. SALURAN TRANSMISI Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan Berdasarkan pemasangannya, saluran transmisi dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1. saluran udara (overhead lines); saluran transmisi
Lebih terperinciBab V JARINGAN DISTRIBUSI
Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan
Lebih terperinci5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem terpadu yang terbentuk oleh hubungan-hubungan peralatan dan komponen - komponen listrik, seperti generator,
Lebih terperinciPOWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET
POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.
Lebih terperinci