BAB III METODE PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Desain Dalam mengerjakan perancangan, dilakukan beberapa metode. Metode brainstroming dilakukan dengan dosen pembimbing dan dosen lainnya serta para mahasiswa baik dalam jurusan desain interior maupun di luar jurusan desain interior. Brainstorming dilakukan untuk mendapatkan masukan pemikiran dari orang lain sehingga desain yang dibuat mengarah ke perancangan yang matang. Metode lain yang dilakukan adalah metode pembuatan mind map. Mind map dilakukan agar pola pikir dalam mendesain bisa lebih terarah dan terpola. Selain mind map, dibuat pula marketing mapping untuk menentukkan arah pasar dari perancangan furnitur yang dibuat, sehingga perancangan bisa mendekati dengan selera, bentuk, warna, material yang diminati oleh golongan pasar yang akan dituju. Selain itu dilakukan pula analisa permasalahan dengan pendekatan 3 faktor, yaitu lingkungan atau interior ruangan dari furnitur yang akan dirancang, aktifitas pengguna furnitur yang akan dirancang, serta analisa mengenai furnitur itu sendiri. 3.2 Pokok Permasalahan Analisa Lingkungan Analisa Makro Bangunan Bangunan yang dipakai untuk perancangan furnitur adalah bangunan sekolah Stamford Internasional School Bandung. Stamford Internasional School berada di Kota Bandung a. Data dan Analisa Geografis Kota Bandung merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat dengan luas ,65 ha. Kota Bandung berada pada koordinat LS dan

2 112 Gambar 3.1 Letak Kota Bandung di Jawa Barat (sumber: endahuluan.pdf diakses tanggal 29 Maret 2014) Kota Bandung bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang. Pada bagian selatan berbatasan dengan, Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur. Bagian Timur berbatasan dengan, Kabupaten Garut dan bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat. Menurut regionalinvestment.bkpm.go.id yang diakses tanggal 29 Maret 2014, jumlah penduduk Kota Bandung tahun 2013 adalah sebanyak jiwa.

3 113 Gambar 3.2 Perbatasan Kota Bandung (sumber: endahuluan.pdf diakses tanggal 29 Maret 2014) Secara geografis, Kota Bandung berada di area tengah Provinsi Jawa Barat dan berbatasan dengan kota-kota kecil yang sedang berkembang. Bandung juga memiliki akses tol Cipularang yang menghubungkan Bandung dengan Jakarta sebagai ibukota negara. Tol Cipularang memudahkan mobilitas penduduk Jakarta yang ingin ke Bandung dan sebaliknya. Akses tol Cipularang juga dijadikan salah satu jalan alternatif dari Jakarta menuju kota-kota di Jawa Tengah bagian selatan dan Jogjakarta. Akses yang mudah dari kota-kota besar yang ada di pulau Jawa menjadikan Kota Bandung menjadi salah satu destinasi penduduk pulau Jawa yang menempuh jalur darat. Bandung juga memiliki Bandara International Husein Sastranegara yang menjadi sarana transportasi udara.dengan demikian, secara geografis, Bandung merupakan kota yang cukup strategis untuk orang bermobilisasi.

4 114 b. Data dan Analisa Topografis Bandung terletak pada dataran tinggi pada ketinggian meter di asat permukaan laut. Bentuk bentangan alam Kota Bandung merupakan cekungan dengan morfologi perbukitan di bagian Utara dan dataran di bagian selatan. Kota Bandung termasuk dalam wilayah Daerah Pengaliran Sungai (DPS) Citarum bagian hulu. Kota Bandung dikelilingi oleh Gunung Tangkuban Perahu (Kabupaten Bandung Barat dan Subang) dan Gunung Manglayang (Kabupaten Sumedang) di sebelah utara; Gunung Bukit Jarian, Gunung Mandalawangi dan Gunung Kasur (Kabupaten Sumedang) di sebelah timur; Gunung Puntang, Gunung Malabar, Gunung Rakutak dan Gunung Bubut (Kabupaten Bandung) di sebelah selatan; dan Bukit Kidang Pananjung, Gunung Lagadar dan Gunung Bohong (Kota Cimahi) ( Pendahuluan.pdf diakses tanggal 29 Maret 2014). Keadaan topografis kota Bandung menjadikan udara di kota bandung relatif dingin. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara 1.500mm 4000mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 12 C - 24 C dengan kelembapan antara 78% ppada musim hujan dan 70% pada musim kemarau (RKPD Kab Bandung Aspek Geografis. (diakses tanggal 30 Maret 2014 dari c. Data dan Analisa Lokasi Gedung sekolah Stamford International School Bandung berada di Allegro Altura Complex, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. Akses menuju sekolah ini terbilang mudah karena terletak tidak jauh dari daerah Dago Bandung. Selain itu jalan menuju sekolah ini sudah

5 115 dilengkapi dengan papan petunjuk menuju ke sekolah tersebut. Sehingga memudahkan orang untuk menuju ke sekolah tersebut. Gambar 3.3 Lokasi Stamford International School Bandung (sumber: Stamford+International+School/ diakses 29 Maret 2014) Stamford International School Bandung berada di dalam perumahan Citra Green Dago. Gedung sekolah ini berada di kawasan hutan lindung Punclut Bandung. Gedung Sekolah berada di ketinggian sekitar meter di atas permukaan laut. Lokasi sekolah yang berada di dataran tinggi memberikan udara yang sejuk dan segar bagi siswa. Gambar 3.4 Master Plan Perumahan Citra Green Dago (sumber: citragreendago.com diakses tanggal 29 Maret 2014)

6 116 Lokasinya yang berada di perumahan elit menjadikan sekolah dengan taraf nasional plus dan international sangat cocok dengan keadaan ekonomi di sekitar sekolah. Perumahan Citra Green Dago dikategorikan sebagai perumahan elit karena harga rumah di perumahan tersebut berkisar 3,5 miliar 5,6 miliar. Harga tersebut sesuai dengan pricelist yang diakses melalui citragreendago.com pada tanggal 29 Maret 2014 untuk 3 unit yang tersisa di permuhanan tersebut. Area perumahan juga menambah nilai tersendiri bagi keamanan anak. Lokasi di dalam perumahan menjadikan aktifitas anak di sekolah terhindar dari kebisingan dan hiruk pikuk lalu lintas kendaraan pada jalan-jalan besar Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan Bangunan Stamford International School Bandung merupakan bangunan sekolah yang sebelumnya adalah Singapore International School Bandung. Setelah berganti nama, finishing fasad bangunan diubah warna dari yang semula biru menjadi oranye, kuning, putih dengan pilar kolom berwarna merah. Warna fasad ini menyesuaikan dengan warna lambang Stamford International School Bandung. Gambar 3.5 Fasad Bangunan Stamford International School Bandung (sumber: School diakses tanggal 29 Maret 2014)

7 117 Bangunan Stamford International School Bandung merupakan sebuah komplek sekolah. Untuk program belajar kindergarten hingga primary school menyatu di bangunan yang sama. Bangunan untuk kindergarten dan primary school terdiri dari 3 gedung yang saling berhubungan. Gambar 3.6 Layout Stamford International School Bandung (sumber: data pribadi, 2014) Bangunan pertama berbentuk setengah lingkaran dengan 2 lantai. Bangunan ini sebagai lobby, area administrasi. Pada bangunan setengah lingkaran ini terdapat air rmancur di tengah sebagai ornamen fasad bangunan sekaligus sebagai putaran bagi kendaraan yang ingin antar jemput. Dengan adanya area drop off dengan pola berputar seperti ini menjadikan aktifitas menjemput menjadi mudah dan tidak membahayakan bagi anak, karena anak tidak perlu keluar komplek sekolah. Di depan air mancur, terdapat pos satpam sebagai tempat pihak keamanan sekolah. Bangunan sekolah yang menghadap ke jaalan mengarah ke barat daya. Sehingga arah datang sinar matahari pagi dari serong kanan bangunan. Dan sinar matahari sore dari serong kiri.

8 118 Gambar 3.7 Arah Datang Matahari Pagi dan Jatuh Bayangan (seumber: data pribadi, 2014) Sinar matahari pagi menyinari belakang bangunan dengan bangunan paling kanan mendapat sinar matahari paling banyak. Bangunan paling kanan diperuntukkan siswa primary school program. Sinar matahari pagi juga menyinari sebagian area bermain. Gambar 3.8 Arah Datang Matahari Sore dan Jatuh Bayangan (sumber: data pribadi, 2014)

9 119 Arah barat biasanya lebih panas dari bagian yang menghadap ke arah mata angin lainnya. Sinar matahari sore mengenai beberapa bagian area lobby, bangunan tengah dan sebagian area bermain. Sinar matahari tidak terlalu dirasakan langsung oleh siswa preschool program karena jadwal kegiatan siswa yang hanya sampai jam 12 siang. Dari beberapa aspek yang sudah ditinjau, bangunan sekolah Stamford International School cocok dijadikan sekolah bagi siswa preschool. Dari banyak ruang yang ada di bangunan sekolah Stamford International School, ruang kelas siswa playgroup adalah ruangan yang menjadi lingkup perancangan. Gambar 3.9 Area Perancangan Layout Interior (sumber: data pribadi, 2014)

10 120 Gambar 3.10 Zoning Perancangan Layout Interior (sumber: data pribadi, 2014) Gambar 3.11 Grouping Perancangan Layout Furnitur (sumber: data pribadi, 2014)

11 121 Gambar 3.12 Area Ruang Kelas Playgoup (sumber: data pribadi, 2014) Gambar 3.13 Layout Furnitur Ruang Kelas Playgroup (sumber: data pribadi, 2004)

12 Analisa Pengguna Nama Sekolah Manajemen Kepala Sekolah Jumlah Murid Toddler Playgroup Kindergarten A Kindergarten B Jumlah Guru Toddler Playgroup Kindergarten A Kindergarten B Administrasi Keamanan : Planet Kidz Preschool : 2 orang : 1 orang : 36 siswa terbagi menjadi 2 sesi : 32 siswa terbagi menjadi 2 sesi : 15 siswa : 15 siswa : 6 orang : 4 orang : 2 orang : 2 orang : 2 orang : 5 orang Sirkulasi Pengguna 1. Sirkulasi Manajemen Bagan 3.1 Sirkulasi Manajemen

13 Sirkulasi Tamu Bagan 3.2 Sirkulasi Tamu 3. Sirkulasi Guru dan Karyawan Bagan 3.3 Sirkulasi Murid

14 Sirkulasi Orang Tua a. Sehari-hari Bagan 3.4 Sirkulasi Orang Tua Sehari-hari b. Saat acara tertentu Bagan 3.5 Sirkulasi Orang Tua Acara Tertentu

15 Sirkulasi Siswa Bagan 3.6 Sirkulasi Siswa Adapun dari beberapa pola sirkulasi yang ada, sirkulasi yang menjadi pokok perhatian adalah pola sirkulasi siswa. Kegiatan siswa selama di sekolah juga menjadi pertimbangan untuk perancangan sehingga rancangan sesuai dengan kegiatan siswa.

16 Aktifitas dan Fasilitas Pengguna

17 127

18 128 Tabel 3.1 Aktifitas Fasilitas Sekolah Dari aktifitas dan fasilitas yang ada di sekolah, akfitas siswa di kelas menjadi area fokus perancangan Analisa Furnitur Produk yang akan Dirancang Dari penjabaran dan analisa yang sudah dilakukan, dipilih produk yang akan dirancang adalah furnitur untuk siswa dan guru. Hal ini dikarenakan fokus perhatian dari proyek perancangan adalah siswanya, karena metode belajar aktif berhubungan langsung dengan siswa. Hal ini juga diperkuat dengan data di lapangan bahwa orang tua yang datang ke sekolah diharapkan untuk tidak menunggu, untuk melatih keberanian dan kemandirian anak. Dirancangnya sarana untuk aktifitas menunggu orang tua di lobby adalah untuk memfasilitasi apabila orang tua akan membayar uang sekolah, menjemput anak terlalu cepat, atau ketika saat tertentu dimana anak perlu ditunggu selama belajar di sekolah. Adapun produk yang akan dirancang adalah: 1. Kursi belajar anak 2. Meja belajar anak

19 Rak buku 4. Rak penyimpanan tas 5. Rak sepatu Market Mapping Bagan 3.7 Market Mapping Keyword market mapping adalah attractive simple dan functional art look. Keyword ini dipilih agar pendekatannya sesuai dengan perancangan untuk anak. Dari positioning market mapping yang sudah dilakukan, attractive artlook menjadi kata kunci dalam perancangan furnitur belajar anak. Dalam kamus besar bahasa Indonesia melalui laman resmi nya kbbi.web.id yang diakses tanggal 30 Maret 2014, atraktif adalah mempunyai daya tarik; bersifat menyenangkan, sedangkan art look terdiri dari 2 kata, art berarti seni, dan look berarti pandangan. Sehingga art look adalah yang terlihat memiliki nilai seni.

20 130 Gambar 3.14 Attractive-Art Look Mood Board Adapun penjelasan mengenai produk yang akan dirancang adalah sebagai berikut: a. style : attractive art look b. Bentuk Bentuk perancangan furnitur akan sesuai dengan konsep interior ruang kelas yaitu dengan tema alam dan konsep wonderland. Studi bentuk dilakukan dengan pendekatan form follow fun. Pedekatan ini dilakukan sebagai eksplorasi dari kegiatan yang menyenangkan dan atraktif dari anak dan dengan imajinasi anak yang sedang dalam masa puncaknya. Bentuk kursi akan dianalogikan dengan bentuk binatang. Sedangkan bentuk meja lebih berfokus pada fungsinya dan tujuannya. Bentuk meja memfasilitasi kegiatan belajar aktif dalam kelompok kecil. Rak penyimpanan juga berbentuk dengan pendekatan form follow fun dengan konsep wonderland.

21 131 c. Fungsi kursi belajar anak meja belajar anak rak buku rak penyimpanan tas rak sepatu : sarana duduk, sarana belajar, sarana kegiatan makan di kelas : sarana belajar, saran kegiatan makan di kelas : tempat penyimpanan buku cerita/majalah : tempat menyimpan tas siswa : tempat penyimpanan sepatu d. Dimensi Dari data standar ukuran yang sudah dihimpun dari studi literatur dan studi lapangan, maka dapat disimpulkan ukuran furnitur yang akan dirancanng adalah 1. Kursi anak Lebar dudukan : 32,5 cm Kedalaman dudukan : 32 cm Tinggi dudukan : 27 cm Tinggi sandaran : 27 cm 2. Meja anak (untuk 2 orang) Panjang : 80 cm Lebar : 50 cm Tinggi : 51 cm 3. Rak penyimpnan Panjang : 50 cm Lebar : 40 cm Tinggi : 100 cm e. Warna Warna yang akan digunakan dalam perancangan furnitur adalah warna natural, seperti cokelat, putih dan abu-abu.warna ini dipakai sebagai penetral warna-warna primer yang sudah digunakan dalam interior, selain itu warna ini dipilih juga berdasarkan studi psikologi anak bagi anak. Warna coklat secara

22 132 psikologis akan memciptakan rasa aman dan nyaman bagi anak, sedangkan warma putih memberikan aura kebebasan dan keterbukaan, kesucian atau kemurnian, dan lemah lembut Material dalam Perancangan Dari sekian banyak material yang biasa menjadi bahan dalam perancangan furnitur, tidak semua furnitur cocok bagi anak. Adapun furnitur yang sesuai untuk anak antara lain: 1. Kayu Kayu yang cocok bagi anak adalah kayu yang ringan. Kayu yang ringan biasanya memiliki tingkat kekerasan yang rendah atau lunak. Kelunakkan kayu ini bisa menjadi nilai tambah namun juga sekaligus menjadi nilai kurang. Nilai tambahnya adalah ketika kayu pecah, maka pecahan kayu tidak tajam sehingga aman bagi anak. Namun demikian kayu yang lunak umurnya tidak bertahan lama. Umur kayu lunak berkisar 1-3 tahun. Namun demikin keterbatasan ini cukup relevan dengan perkembangan anak. Anak dalam kurun waktu 3 tahun sudah mengalami perkembangan postur tubuh yang cukup signifikan. Dengan demikian ukuran furnitur yang sesuai dengan postur tubuhnya juga sudah berbeda. Beberapa kayu yang ringan dan lunak: a. Kayu Sengon/Albasia Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut : Jawa : jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)

23 133 Gambar 3.15 Kayu Sengon Batangan (sumber: diakses tanggal 30 Maret 2014) Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar meter dengan diameter batang sekitar cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet dan kelas kuat IV V. Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya ( diakses 30 Maret 2014). b. Kayu Pinus Kayu pinus (pine wood) adalah jenis kayu ringan dan biasanya berwarna krem mengkilap, bertekstur halus, dan lebih lunak dibanding jenis kayu lainnya. Kayu pinus baik untuk interior dalam ruangan, namun kurang cocok untuk furniture luar ruangan karena mudah rusak diserang rayap dan kurang tahan cuaca ( diakses tanggal 30 Maret 2014).

24 134 Samingan (1980) dalam Yana Rahyana (1996) menerangkan bahwa sifatsifat kayu pinus adalah kayunya termasuk kayu ringan sedang berat jenis antara 0,46 0,70, bagian yang mendukung resin 0,95, kelas kuat II-III dan kelas awet V, kayu gubal 6-8 cm berwarna putih kekuning kuningan, kayu ters berwarna lebih tua, coklat atau kemerahan, kekerasan daya kembang susut dan retak sedang, sifat pengerjaan lebih mudah patah tapi agak sulit digergaji. Batang umumnya berbentuk bulat dan lurus kulit berwarna coklat tua, kasar, berakar dalam dan menyerpih dalam kepingan panjang (dari diakses tanggal 30 Maret 2014). Gambar 3.16 Kayu Pinus (sumber: diakses tanggal 30 Maret 2014) Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat furnitur dari kayu pinus sudah memasuki tahap finishing (pewarnaan). Biasanya, proses finishing pada furnitur yang terbuat dari kayu pinus ini akan terasa lebih sulit dari pada mem-finish furnitur yang terbuat dari jenis kayu pertukangan lainnya. Kesulitan tersebut tak lain adalah proses meratakan warnanya. Kayu pinus memiliki mata dan kantong minyak yang lebih keras dibanding bagian lain dari kayu ini sehingga penyerapan bahan finishing pada bagian mata dan kantong minyak kurang maksimal yang mengakibatkan warna jadi

25 135 berbelang. (dari diakses tanggal 30 Maret 2014) c. Kayu Meranti Putih Gambar 3.17 Kayu Meranti (sumber: diakses tanggal 2 Juli 2014) Kayu Mearnti Putih adalah kayu berwarna putih dan lambat laun akan berwarna lebih gelap semu-semu coklat jika berhubungan dengan udara atau cahaya. Tekstur kayu agak kasar tapi masih lebih halus dari kayu meranti putih. Arah seratnya jarang lurus, biasanya berpadu sampai sangat berpadu atau bahkan bergelombang. Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV; sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah.selain itu untuk menjaga keawetan kayu bisa pula dengan pemilihan finishing yang tepat sehingga meranti dapat bertahan lama ( diakses tanggal 17 Juni 2014). d. Kayu Mahoni Kayu mahoni dalam bahasa botani/latin disebut Swietenia di beberapa wilayah/daerah disebut mahoni.pertumbuhannya tersebar diseluruh Pulau

26 136 Jawa.Tinggi pohon mahoni bisa mencapai 35 meter,dengan diameter bisa mencapai 125 cm.tekstur kayu agak halus,dengan arah serat berpadu kadang kadang bergelombang, Permukaan licin dan mengkilap. Gambar 3.18 Kayu Mahoni Balok (sumber: diakses tanggal 30 Maret 2014) Kayu mahoni mempunyai berat jenis berkisar 0,53 hingga 0,72, termasuk kelas kuat III hingga kelas kuat II dan termasuk kelas awet III.Kayu mahoni mempunyai penyusutan ke arah radial 0,9 % hingga 3,3 % dan ke arah tangensial 1,3 % hingga 5,7 %. Pengeringan secara alami kayu mahoni dengan tebal 2,5 cm dari kadar air awal 40 %,selama 40 hari bisa mencapai kadar air kering udara. Sedangkan dengan dapur pengering kayu mahoni dengan tebal 2,5 cm, bisa mencapai kadar air hingga 10 % denga suhu berkisar 43 C hingga 76 C dengan kelembaban nisbi berkisar 75 % hingga 33 %. Kegunaan kayu mahoni adalah untuk mebel,patung,ukiran dan kerajinan lain. ( 2/departemen-bangunan-30/542-6-jenis-kayu-untuk-membuat-mebel-yangtelah-diuji-oleh-balai-penelitian-kayu diakses tanggal 30 Maret 2014)

27 Veneer Kemungkinan penggunaan veneer hanya untuk furnitur berupa rak buku dan rak penyimpanan. Penggunaan veneer harus disertakan dengan penggunaan edging di sudut pertemuan veneer sehingga sudut rak tidak tajam dan tidak berbahaya bagi anak. Veneer yang digunakan harus veneer kualitas terbaik sehingga tidak mengandung partikel kayu berbahaya bagi kesehatan paruparu. 3. Plywood Penggunaan plywood sebenarnya sangat riskan bagi anak, karena plywood mengandung partikel debu kayu yang tidak baik bagi kesehatan paru-paru anak. Namun partikel debu kayu ini dapat dikurangi bahkan dihilangkan dengan penggunaan palywood kualias terbaik yaitu grade A. Selain itu sebelum ditempatkan di dalam kelas, furnitur dengan material plywood harus dianginkan di tempat terbuka. Plywood juga harus di-finishing dengan veneer terbaik dan pengaplikasian yang rapi Finishing dalam Perancangan Finishing yang sangat dianjurkan untuk furnitur anak adalah finishing water based. Namun sehubungan dengan material yang dianjurkan untuk anak adalah kayu lunak, yang notabene kurang kuat di daerah dingin, maka finishing yang dipakai harus bisa menutup kekurangan sifat kayu tersebut. Finishing yang bisa mengakomodir kebutuhan tersebut adalah finishing PU (Polyurethane). Finishing PU memang berbayaha saat diaplikasikan, namun akan menjadi aman setelah proses finishing selesai. Finishing PU kini juga sudah ada yang tidak menggunakan bahan formaldehyde dan menggunakan teknik water based, sehingga aman bagi anak.

28 Konsep Desain Konsep Perancangan Interior Konsep interior adalah wonderland. Penentuan konsep ini dikarenakan daya imajinasi anak uasi 3-4 tahun sedang dalam masa puncaknya. Daya imjanasi ini penting dikembangkan agar merangsang perkembangan daya pikir anak. Wonderland artinya negeri ajaib atau negeri imajinatif. Wonderland yang ingin diciptakan adalah dengan setting suasana taman yang luas atau hutan kecil yang cerah, dengan pepohonan dan semak-semak, dan binatang-binatang yang hidup rukun dan menyenangkan. Mengambil tema alam ada hubungannya perkembangan kecerdasan anak. Pada kecerdasan dikatakan sebagai kemampuan menganalisis, mengenali, mengategorikan, mengingat, atau menguasai pengetahuan mengenai lingkungan alam. Menurut Leslie Owen Wilson dalam The Eighth Intelligence: Naturalistic Intelligence (2000), kecerdasan naturalis berkaitan dengan wilayah otak kiri. Yaitu yang berhubungan dengan kepekaan terhadap pengenalan bentuk atau pola, kepekaan terhadap persepsi sensorik, serta kemampuan dalam mengklasifikasikan sesuatu atau menandai berbagai naturalis berkaitan dengan wilayah otak kiri. Yaitu yang berhubungan dengan kepekaan terhadap pengenalan bentuk atau pola, kepekaan terhadap persepsi sensorik, serta kemampuan dalam mengklasifikasikan sesuatu atau menandai berbagai kesamaan ataupun perbedaan di sekitarnya. Di sisi lain, sebenarnya kecerdasan alam juga berkaitan dengan perkembangan kemampuan otak kanan. Misal, anak yang tertarik atau senang terhadap kupu-kupu karena keindahan warna dan bentuknya. Atau para pecinta alam sangat menyukai menjelalahi pegunungan karena begitu terkesan akan keindahannya. Dengan kata lain, cerdas alam juga berarti menandakan berkembangnya kemampuan otak kanan yang notabene salah satunya berkaitan dengan seni atau keindahan.

29 139 Gambar 3.19 Konsep Perancangan Interior (sumber: dokumen pribadi, 2014) Selain itu mengambil tema hutan berhubungan dengan lokasi sekolah yang berada di daerah Dago, Bandung yang suasananya masih asri,dan memiliki banyak pepohonan sehingga dapat mendukung tema perancangan sekolah ini. Mengangkat tema alam dalam bentuk hutan tentunya harus disesuaikan dengan usia anak yang masih sangat muda yang mana pola pikirnya masih sederhana, sehingga setting hutan yang akan diolah merupakan hutan yang ceria, menyenangkan, dan simple. Bentuk yang sederhana dapat memancing anak berpikir lagi untuk membayangkan bentuk yang diinginkan. Memanjakan anak dengan imajinasinya dapat mendukung kreatifitas anak. Anak sangat dekat hubungannya dengan cerita ataupun dongeng, maka dari itu mengangkat tema film anak cocok dalam perancangan sekolah. Hutan yang akan diangkat menjadi tema adalah Truffula forest dari film The Lorax.

30 Citra Ruang Perancangan Interior Dalam perancangan ruang kelas playgroup menerapkan pencitraan ruang yang imajinative, playful, dan cheerful. Pencitraan ruang ini disesuaikan dengan sifat anak pada usia tersebut. Gambar 3.20 Citra Ruang Perancangan Interior (sumber: diakses tanggal 30 Maret 2014) Pemakaian warna yang bervariasi akan membuat sebuah ruang menjadi, playful dan cheerful. Penggunaan warna tersebut akan membantu anak dalam belajar mengenal warna, dan pengaruh psikologis untuk membangkitkan keceriaan anak. Selain itu anak dapat belajar mengenai bentuk melalui perancangan bentuk yang digunakan pada ruang tersebut. Penggunaan gambar dan bentuk makhluk hidup yang sesuai dengan tema pada interior dimaksudkan agar anak dapat merasakan suasana yang mendukung sekaligus belajar tentang lingkungan hidup terutama alam. Citra ruang ini dapat dilihat dari penerapan keselurahan ruang, seperti furniture, penggunaan warna, element interior, pencahayaan dan pemilahan material.

31 Visual References Gambar 3.21 Visual References (sumber: dokumen pribadi, 2014) Konsep Furnitur Gambar 3.22 Konsep Perancangan Furnitur (sumber: dokumen pribadi, 2014)

32 142 Konsep furnitur yang akan dirancang menyesuaikan dengan ruangan dimana furnitur akan ditempatkan. Seperti yang sudah dijabarkan di atas, konsep ruangan yang dirancang adalah wonderland dengan citra ruang yang imajinative, playful, dan cheerful. Maka dari itu konsep furnitur yang akan dirancang adalah animals in the forest dengan pendekatan form follow fun. Animals in the forest menggambarkan kehadiran kehidupan di alam wonderland dengan suasana hutan kecil yang imajinatif dan menyenangkan. Penggambaran ini sama dengan analogi kehadiran furnitur sebagai sarana kegiatan manusia di sebuah ruangan Konsep Kursi dan Meja Anak Gambar 3.23 Konsep Kursi dan Meja Anak (sumber: dokumen pribadi, 2014) Konsep kursi dan meja belajar terinspirasi dari satu binatang yang sama yaitu fawn. Fawn berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah anak rusa. Fawn bisa juga berarti berwarna kecoklatan. Anak rusa diambil sebagai inspirasi karena anak rusa cukup banyak menjadi icon dalam cerita-cerita anak. Keluarga rusa juga sangat hangat dan rukun, sesuai dengan konfigurasi penaataan meja dan kursi yang akan dirancang dengan membuat pola berkelompok, hangat dan rukun

33 143 di dalam kelompoknya. Anak rusa tidak berbahaya, bukan merupakan hewan buas, dan juga bersahabat dengan hewan-hewan lainnya Konsep Rak Buku Gambar 3.24 Konsep Penyimpanan Buku (sumber: data pribadi, 2014) Beruang termasuk binatang yang hidup di hutan. Beruang sebenarnya bukan termasuk hewan jinak, namun demikian binatang ini menjadi icon yang dekat dengan anak karena adanya boneka beruang. Boneka beruang cukup universal, dimainkan anak kecil. Sosok beruang sendiri cukup sering muncul di cerita kartun dan dongeng. Karena inilah sosok beruang menjadi terasa seperti hewan jinak. Rak buku dalam perancangan yang di maksud bukanlah rak buku dengan buku pengetahuan yang tebal, melainkan berisi buku bacaan dongeng dan buku bergambar. Beruang dijadikan inspirasi karena kehadirannya dalam bentuk boneka yang biasanya menemani anak saat waktu bercerita bersama orangtua. Maka dari itu beruang dijadikan inspirasi.

34 Konsep Rak Penyimpanan Tas Gambar 3.25 Konsep Penyimpanan Tas (sumber: data pribadi, 2014) Konsep tempat penyimpanan tas mengambil konsep jerapah sebagai binatang inspirasi. Jerapah cukup banyak ada di film kartun yang ditonton oleh anak kecil. Tokoh jerapah yang biasa ada biasanya adalah tokoh yang baik, tidak menyerang, dan bersahabat. Jerapah juga memiliki keunikkan postur tubuh yang menarik untuk dikembangkan Konsep Rak Sepatu Gambar 3.25 Konsep Tempat Penyimpanan Sepatu (sumber: data pribadi)

35 145 Konsep tempat penyimpanan sepatu mengambil konsep binatang kelinci. Kelinci dijadikan inspirasi karena berkenaan dengan ruangan koridor tempat rak septu berada yaitu menggunakan konsep bukit-bukit. Binatang kelinci selain juga merupakan binatang yang dekat dengan anak kecil, juga cocok untuk dimasukkan kedalam konsep interior koridor, sehingga seakan kelinci mengisi suasa bukit-bukit di koridor. 3.4 Kriteria Desain Kursi Anak Meja Anak Rak Penyimpanan Gaya Desain Attractive Art look Attractive Art look Attractive Art look Fungsi Sarana duduk, sarana Sarana belajar, sarana Sarana penyimpanan belajar, sarana kegiatan makan kegiatan makan Pengguna Anak (usia 3-4 tahun) Anak (usia 3-4 tahun) Anak (usia 3-4 tahun) Lingkungan Ruang kelas playgroup Ruang kelas playgroup Ruang kelas playgroup Material Kayu solid pinus Kayu solid pinus Plywood & Veneer Bentuk Analogi binatang Analogi binatang Analogi binatang Dimensi 32 x 32 x x 50 x x 40 x 100 Warna Kombinasi primer (atau turunannya) dan coklat Kombinasi primer (atau turunannya) dan coklat Kombinasi primer (atau turunannya) dan coklat Tabel 3.2 Kriteria Desain

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Rak Penyimpanan Sepatu Gambar 4.1 Hasil Perancangan Rak Sepatu 4.1.1 Fungsi Bentuk Bentuk yang diambil sebagai inspirasi dari perancangan rak sepatu adalah binatang kelinci. Binatang

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PLANET KIDZ PRESCHOOL

PERANCANGAN INTERIOR PLANET KIDZ PRESCHOOL PERANCANGAN INTERIOR PLANET KIDZ PRESCHOOL Anggy Sherwinda Ully Desain Interior, Universitas Bina Nusantara, anggysherwinda@gmail.com Dosen pembimbing : Trisnawati S., S.Sn., M.Ds. Silvia Meliana, S.T.,

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

PERANCANGAN FURNITUR PLAYGROUP DI PLANET KIDZ PRESCHOOL

PERANCANGAN FURNITUR PLAYGROUP DI PLANET KIDZ PRESCHOOL PERANCANGAN FURNITUR PLAYGROUP DI PLANET KIDZ PRESCHOOL Yosephine Glenis Ayu Mutiara Universitas Bina Nusantara josephineglenis@gmail.com (Yosephine Glenis Ayu Mutiara, Budi Setiawan, S.Sn., M.Ds., Bambang

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Perancangan Diagram 4.1 Concept Mind Map Pendidikan anak usia dini diperuntukan untuk anak 2 6 tahun dimana pada usia itu anak mulai belajar dari apa yang mereka lihat,

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Perancangan

BAB 3. Metode Perancangan BAB 3 Metode Perancangan 3.1 Metodologi Desain 3.1.1 Mind Mapping Mind mapping merupakan hasil pemikiran ide yang dimulai dari pokok permasalahan kemudian dijabarkan menjadi beberapa pokok permalasalahan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan 3.1.1 Analisa Makro Bangunan yang dipakai untuk perancangan furnitur adalah bangunan sekolah Stamford Internasional School Bandung. Stamford

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Meja dan Kursi merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal belajar dan bermain. Diantara

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN 3.1 Analisa Makro 3.1.1 Aspek lingkungan Penentuan aspek lingkungan untuk tempat pembelajaran anak usia dini harus diperhatikan, berdasarkan peraturan pemerintah harus berada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Volume Pohon Secara alami, volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Beberapa jenis volume kayu yang paling lazim dipakai sebagai dasar penaksiran,

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 1. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi daripada furnitur dan aksesoris yang dibuat adalah untuk membantu setiap tamu untuk melakukan aktifitas meditasi, sehingga furnitur berupa sarana

Lebih terperinci

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic

Lebih terperinci

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Keadaan fasilitas fisik aktual belum sesuai apabila dilihat dari segi ergonomi untuk meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, meja kasir, dan mix 4 fun.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius. Dewasa ini kesadaran

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010 hingga tanggal 20 Agustus 2010. Lokasi penelitian terletak di Padang Golf Sukarame. JL. H. Endro Suratmin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan target luas lahan yang ditanam sebesar hektar (Atmosuseno,

BAB I PENDAHULUAN. dengan target luas lahan yang ditanam sebesar hektar (Atmosuseno, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sengon merupakan salah satu tanaman cepat tumbuh yang dipilih dalam program pembangunan hutan tanaman industri (HTI) karena memiliki produktivitas yang tinggi dengan

Lebih terperinci

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing ABSTRAK Desain interior merupakan bagian yang sangat penting dalam pembuatan bangunan tidak terkecuali juga

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Perancangan rak buku yang dibuat memiliki orisinialitas sendiri berdasarkan sistematika dan pemilian warna yang contrast. Berbahan dasar multiplek, dan dilapisi

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR TK BUDI MULIA DUA SETURAN YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN. Diah Septiana Angreini NIM

PERANCANGAN INTERIOR TK BUDI MULIA DUA SETURAN YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN. Diah Septiana Angreini NIM PERANCANGAN INTERIOR TK BUDI MULIA DUA SETURAN YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN Diah Septiana Angreini NIM 1211880023 Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk desain judul The Grammar Gear, penulis menggunakan jenis huruf Optimus Princeps karena font tersebut mencerminkan petualangan, keberanian, dan keagungan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mengenai limbah hingga saat ini masih marak terjadi dimana-mana akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan pemanfaatan limbah dari produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu 14 BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Psikologi Anak Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu pada buku yang berjudul Perkembangan Anak karangan Elizabeth B. Hurlock menjelaskan,

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU

KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU STUDI KASUS : TK ISLAM TUGASKU JL. PULOMAS JAYA NO. 2 JAKARTA TIMUR Byantara Pradhana Indrabrata 4 TB 01 21310494 PENDAHULUAN Berdasarkan

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

BAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar

BAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar 5.1 Konsep Ide dasar BAB V Konsep Konsep ide dasar rancangan Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya meliputi poin-poin arsitektur perilaku, nilai-nilai keislaman, dan objek rancangan sendiri. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minat dan bakat anak berkembang sesuai dengan bertambahnya umur dan tingkatan kemampuan dari masing-masing anak, namun untuk meningkatkan kemampuan diperlukan juga

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri 1 DIKTAT PENGERINGAN KAYU Oleh: Efrida Basri I. Konsep Dasar Pengeringan Kayu Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan, [ TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika Barat). Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 24 m sedangkan diameternya

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY HOLME scompany R U A N G STANDAR D P ERANCANGAN... Ruang yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang menyediakan area-area aktivitas tersendiri yang

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Architecture. Home Diary #007 / 2014 Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III ANALISA. Lokasi masjid BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci