PERANCANGAN FURNITUR PLAYGROUP DI PLANET KIDZ PRESCHOOL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN FURNITUR PLAYGROUP DI PLANET KIDZ PRESCHOOL"

Transkripsi

1 PERANCANGAN FURNITUR PLAYGROUP DI PLANET KIDZ PRESCHOOL Yosephine Glenis Ayu Mutiara Universitas Bina Nusantara (Yosephine Glenis Ayu Mutiara, Budi Setiawan, S.Sn., M.Ds., Bambang Kartono, S.Sn., M.Ds.) ABSTRAK Pendidikan anak usia dini kini sudah menjadi pertimbangan banyak kalangan untuk mengembangkan bakat anak sejak kecil. Penelitian menyebutkan bahwa terdapat bakat majemuk anak yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Bakat majemuk ini seharusnya diasah sedini mungkin melalui metode belajar yang menyenangkan. Metode belajar aktif adalah salah satu metode dengan tujuan mengembangkan bakat anak yang berbeda tersebut. Dengan metode belajar yang berbeda, maka akan berbeda pula perancangan furnitur untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Dengan adanya studi observasi dan studi literatur, perancangan diharapkan menjawab kebutuhan anak untuk menunjang kegiatan belajar. Kata Kunci : Pendidikan anak usia dini, perkembangan anak, furnitur, metode belajar aktif. ABSTRACT Nowdays, early chilhood program becomes one of people s consideration for developing their child s talent. Based on reseacrh, compound intelligence differ among children. Children s compond intelegence should be developed by fun methods. One of the methods needed is active learning. With different types of learning methods thus different furniture designs are needed to cover the needed of these active children. Hopefully this research could answer the needs of furniture needed for active learning program. Keywords : Early childhood education, child development, furniture, active learning methods. PENDAHULUAN Latar Belakang Usia 0-6 tahun disebut sebagai usia emas seorang anak atau golden age. Golden age adalah masa penting seorang anak yang tidak bisa diulang. Pada usia dini, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).

2 Pada masa usia emas anak ini, para orang tua umumnya memanfaatkan hal ini untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Pendidikan karakter ini bisa dibangun lewat pendidikan informal, nonformal, maupun pendidikan formal. Pendidikan in-formal bisa didapat di rumah, pendidikan non-formal bisa didapat di tempat kursus, sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah untuk anak usia 0-6 tahun biasa disebut dengan pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang ditempuh sebelum masuk ke jenjang pendidikan sekolah dasar. Pendidikan anak pada rentang usia 0-6tahun dikelompokkan menjadi pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat yang menggunakan program untuk anak usia 4 6 tahun. Sedangkan penyelenggaraan jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 0 <2 tahun, 2 <4 tahun, 4 6 tahun dan Program Pengasuhan untuk anak usia 0-6 tahun; Kelompok Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 2 <4 tahun dan 4 6 tahun. Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang furnitur yang dapat mendukung kegiatan belajar dengan metode belajar aktif? 2. Bagaimana merancang furnitur yang sesuai dengan fisiologi dan perkembangan motorik anak? 3. Bagaimana merancang furnitur yang sesuai dengan kebutuhan interaksi anak dalam kegiatan belajar? Tujuan & Manfaat Penelitian 1. Perancangan furnitur dapat mendukung kegiatan belajar dengan metode belajar aktif 2. Perancangan furnitur dapat sesuai dengan fisiologi dan perkembangan motorik anak 3. Perancangan furnitur sesuai dengan kebutuhan interaksi anak dalam kegiatan belajar METODE PENELITIAN Penentuan judul perancangan furnitur dikerucutkan bagi anak kelas playgroup di Planet Kidz Preschool. Anak kelas playgroup adalah anak usia 3-4tahun. Spesifikasi ini dimaksudkan agar perancangan bisa sesuai dan tepat sasaran. Pencarian data dan fakta dilakukan dengan berbagai cara: 1. Studi Literatur Studi literatur adalah bentuk pengumpulan data yang berhubungan dengan definisi, fungsi, jenis, dan kebutuhan taman kanak-kanak pada umumnya sehingga dapat membantu dalam proses perancangan selanjutnya. 2. Survei Survei dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi yang lebih lengkap mengenai kelas playgroup Planet Kidz Preschool Menteng. Data-data didapatkan melalui pengamatan mendetail di lapangan. 3. Wawancara Proses wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah Planet Kidz Preschool untuk mendapatkan informasi lebih mendalam mengenai data di Planet Kidz Preschool Menteng yang akan dijadikan sebagai tambahan data. 4. Dokumentasi Melakukan pengambilan foto dan video dari setiap ruangan yang akan digunakan sebagai data visual. Data visual membantu dalam proses analisa data. 5. Kuesioner Penyebaran kuesioner dilakukan untuk anak-anak dan orang tua/guru. Kuesioner untuk anak dalam bentuk menggambarkan apapun yang ada di pikiran mereka pada selembar kertas kosong. Kuesioner ini dipakai sebagai data untuk menentukan konsep peancangan ruangan dan furnitur.

3 Penyebaran kuesioner bagi orang tua/guru dilakukan untuk mendapatkan data keinginan orang tua terhadap perancangan furnitur anak di kelas. Dari penghimpunan data di lapangan serta literatur yang ada, akan dilakukan pengidentifikasian masalah. Dengan mengidentifikasi masalah, akan berorientasi untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Untuk dapat menyelesaikan masalah, perlu dilakukan analisa yang mendalam sehingga penyelesaian bisa tepat sasaran. Hasil dari analisa yang dilakukan adalah konsep perancangan. Konsep perancangan ini menjadi jawaban atas permasalahan yang ditemukan. HASIL DAN BAHASAN Hasil Survei Sekolah Planet Kidz Preschool adalah sebuah lembaga pendidikan pra sekolah dengan kurikulum berstandar internasional yang berbasis pada kebudayaan nasional Indonesia. Planet Kidz Preschool yang bernaung dibawah PT. Matara Edutainment menyelenggarakan program pendidikan usia dini berkualitas untuk anak usia 2-4 tahun dalam lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Melalui pendekatan Multiple Intellegences, program Planet Kidz Preschool mempunyai dua tujuan utama. Pertama, untuk membantu anak mengembangkan berbagai aspek kecerdasannya secara majemuk dengan meberikan stimulasi dari berbagai aspek kecerdasan yang dimilikinya. Kedua, membantu anak menjalani proses transisi antara rumah dan sekolah formal secara bertahap sehingga anak mandiri, percaya diri, termotivasi untuk belajar, bersosialisasi dan siap ketika ia memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Planet Kidz Preschool menyadari bahwa setiap orang memilki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard Gardner seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model kecerdasan "multiple intelligences". Maka dari itu, Planet Kidz Preschool menerapkan metode belajar aktif untuk mengembangkan kemampuan anak yang berbeda-beda sesuai dengan minat dan bakat anak. Analisa Lingkungan Bangunan yang dipakai untuk perancangan furnitur adalah bangunan sekolah Stamford Internasional School Bandung. Stamford Internasional School berada di Kota Bandung Gedung sekolah Stamford International School Bandung berada di Allegro Altura Complex, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. Akses menuju sekolah ini terbilang mudah karena terletak tidak jauh dari daerah Dago Bandung. Selain itu jalan menuju sekolah ini sudah dilengkapi dengan papan petunjuk menuju ke sekolah tersebut. Sehingga memudahkan orang untuk menuju ke sekolah tersebut. Stamford International School Bandung berada di dalam perumahan Citra Green Dago. Gedung sekolah ini berada di kawasan hutan lindung Punclut Bandung. Gedung Sekolah berada di ketinggian sekitar meter di atas permukaan laut. Lokasi sekolah yang berada di dataran tinggi memberikan udara yang sejuk dan segar bagi siswa. Analisa Pengguna Pengguna ruang kelas playgroup adalah anak berusia 3-4 tahun berjumlah 16 anak, dan 4 orang guru. Namun demikian fokus pengguna dititikberatkan pada anak, karena kegiatan belajar dilakukan untuk anak. Aktifitas anak saat datang pertama-tama adalah melepaskan sepatu dan meletakkan ke rak sepatu, kemudian meletakkan tas ke rak tas. Setelah itu anak melakukan aktifitas belajar sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah ditetapkan sekolah. Aktifitas belajar tersebut antara lain aktifitas di atas meja dan aktifitas di ruang terbuka di dalam kelas.

4 Analisa Furnitur Dari penjabaran dan analisa yang sudah dilakukan, dipilih produk yang akan dirancang adalah furnitur untuk siswa. Hal ini dikarenakan fokus perhatian dari proyek perancangan adalah siswanya, karena metode belajar aktif berhubungan langsung dengan siswa. Hal ini juga diperkuat dengan data di lapangan bahwa orang tua yang datang ke sekolah diharapkan untuk tidak menunggu, untuk melatih keberanian dan kemandirian anak. Adapun produk yang akan dirancang adalah: 1. Kursi belajar anak 2. Meja belajar anak 3. Rak buku 4. Rak penyimpanan tas 5. Rak sepatu Dirancangnya kelima produk di atas yaitu atas pertimbangan aktifitas siswa dari mulai datang hingga pulang. Furnitur tersebut merupakan furnitur yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar siswa kelas playgroup di Planet Kidz Preschool. Layout Gambar 1 Layout Furnitur Ruang Kelas Playgroup Ruang kelas playgroup dirancang dengan penempatan furnitur sesuai dengan urutan aktifitas anak dari datang hingga pulang. Rak sepatu di letakkan di koridor kelas karena sebelum masuk kelas anak-anak melepaskan sepatu terlebih dahulu. Kemudian rak tas diletakkan di dekat pintu masuk karena setelah masuk kelas, siswa meletakkan tas di rak tas. Setelah itu siswa akan mengikuti kegiatan belajar baik kegiatan di atas meja maupun kegiatan di ruang terbuka di dalam kelas.

5 Marketing Mapping Gambar 2 Marketing Mapping Keyword market mapping adalah attractive simple dan functional art look. Keyword ini dipilih agar pendekatannya sesuai dengan perancangan untuk anak. Dari positioning market mapping yang sudah dilakukan, attractive artlook menjadi kata kunci dalam perancangan furnitur belajar anak. Dalam kamus besar bahasa Indonesia melalui laman resmi nya kbbi.web.id yang diakses tanggal 30 Maret 2014, atraktif adalah mempunyai daya tarik; bersifat menyenangkan, sedangkan art look terdiri dari 2 kata, art berarti seni, dan look berarti pandangan. Sehingga art look adalah yang terlihat memiliki nilai seni. Konsep Tema Konsep interior adalah wonderland in Truffula Forest. Penentuan konsep ini dikarenakan daya imajinasi anak uasi 3-4 tahun sedang dalam masa puncaknya. Daya imjanasi ini penting dikembangkan agar merangsang perkembangan daya pikir anak. Wonderland artinya negeri ajaib atau negeri imajinatif. Truffula Forest sendiri adalah spesifik suasana wonderland yang ingin diciptakan yaitu dengan setting suasana taman yang luas atau hutan kecil yang cerah, dengan pepohonan dan semak-semak, dan binatang-binatang yang hidup rukun dan menyenangkan. Konsep Furnitur Konsep furnitur yang akan dirancang menyesuaikan dengan ruangan dimana furnitur akan ditempatkan. Seperti yang sudah dijabarkan di atas, konsep ruangan yang dirancang adalah wonderland dengan citra ruang yang imajinative, playful, dan cheerful. Maka dari itu konsep furnitur yang akan dirancang adalah animals in the forest dengan pendekatan form follow fun. Animals in the forest menggambarkan kehadiran kehidupan di alam wonderland dengan suasana hutan kecil yang imajinatif dan menyenangkan. Penggambaran ini sama dengan analogi kehadiran furnitur sebagai sarana kegiatan manusia di sebuah ruangan. Konsep kursi dan meja belajar terinspirasi dari satu binatang yang sama yaitu fawn. Fawn berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah anak rusa. Fawn bisa juga berarti berwarna kecoklatan. Anak rusa diambil sebagai inspirasi karena anak rusa cukup banyak menjadi icon dalam cerita-cerita anak. Keluarga rusa juga sangat hangat dan rukun, sesuai dengan konfigurasi penaataan meja dan kursi yang akan dirancang dengan membuat pola berkelompok, hangat dan rukun di dalam kelompoknya. Anak rusa tidak berbahaya, bukan merupakan hewan buas, dan juga bersahabat dengan hewan-hewan lainnya.

6 Konsep rak buku menggunakan insipirasi beruang. Beruang termasuk binatang yang hidup di hutan. Beruang sebenarnya bukan termasuk hewan jinak, namun demikian binatang ini menjadi icon yang dekat dengan anak karena adanya boneka beruang. Boneka beruang cukup universal, dimainkan anak kecil. Sosok beruang sendiri cukup sering muncul di cerita kartun dan dongeng. Karena inilah sosok beruang menjadi terasa seperti hewan jinak. Beruang dijadikan inspirasi karena kehadirannya dalam bentuk boneka yang biasanya menemani anak saat waktu bercerita bersama orangtua. Maka dari itu beruang dijadikan inspirasi. Konsep tempat penyimpanan tas mengambil konsep jerapah sebagai binatang inspirasi. Jerapah cukup banyak ada di film kartun yang ditonton oleh anak kecil. Tokoh jerapah yang biasa ada biasanya adalah tokoh yang baik, tidak menyerang, dan bersahabat. Jerapah juga memiliki keunikkan postur tubuh yang menarik untuk dikembangkan. Konsep tempat penyimpanan sepatu mengambil konsep binatang kelinci. Kelinci dijadikan inspirasi karena berkenaan dengan ruangan koridor tempat rak sepatu berada yaitu menggunakan konsep bukitbukit. Binatang kelinci selain juga merupakan binatang yang dekat dengan anak kecil, juga cocok untuk dimasukkan kedalam konsep interior koridor, sehingga seakan kelinci mengisi suasa bukit-bukit di koridor. Hasil Perancangan Rak Sepatu Gambar 3 Hasil Perancangan Rak Sepatu Bentuk yang diambil sebagai inspirasi dari perancangan rak sepatu adalah binatang kelinci. Binatang ini memiliki karakteristik dari telinga yang panjang. Telinga panjang ini dijadikan icon identitas rak sepatu ini. Kaki rak sepatu ini berbentuk lingkaran dengan rounded di bagian bawahnya. Bentuk ini diambil sesuai dengan anatomi bentuk kaki kelinci. Dalam satu modul rak sepatu terbagi menjadi 4 area penyimpanan sepatu. Pembagian ini atas dasar kebutuhan pembagian kelompok kecil dalam aktifitas kegiatan belajar di Planet Kidz Preschool. Di setiap area penyimpanan sepatu, sudut-sudut dibuat tidak siku melainkan diberi radius untuk memenuhi standar keamanan furnitur anak yang tidak memperbolehkan adanya sudut. Bagian atas rak penyimpanan ini berfungsi sebagai sarana duduk untuk menunjang kegiatan anak saat melepas dan menggunakan sepatu sehingga anak tidak duduk di lantai. Material yang digunakan untuk pembuatan rak sepatu ini adalah plywood dengan kualifikasi premium grade A sebagai bahan pembuatnya, kemudian dilapis polyester plywood atau melaminto. Plywood mengandung partikel debu yang berbahaya bagi anak, namun kelemahan ini bisa diselesaikan dengan menggunakan finishing yang benar. Finishing yang digunakan menggunakan top coating PU, sehingga pori-pori permukaan lapisan akan tertutup sempurna. PU juga memiliki kelebihan anti gores. Konstruksi yan digunakan untuk rak sepatu adalah konstruksi pada umumnya yaitu join sudut antar plywood menggunakan teknik butt joint dengan bantuan lem dan paku tembak.

7 Hasil Perancangan Rak Tas Gambar 4 Hasil Perancangan Rak Tas Bentuk rak penyimpanan tas terinspirasi dari bentuk jerapah. Bentuk tubuh jerapah diimplementasikan secara harafiah ke dalam bentuk rak penyimpanan dengan beberapa penyederhanaan bentuk ke dalam bentuk basic geometri. Bagian tubuh jerapah menjadi bagian penyimpanan, kaki jerapah menjadi menyokong konstruksi rak ini berdiri disamping ada konstruksi gantung di belakang rak, serta leher dan kepala jerapah sebagai elemen dekoratif untuk memperkuat esesnsi bentuk jerapah. Material yang digunakan untuk pembuatan rak tas ini adalah plywood dengan kualifikasi premium grade A sebagai bahan pembuat leher dan kepala, sedangkan area penyimpnanan menggunakan material kayu solid meranti putih. Finishing yang digunakan menggunakan top coating PU water based, sehingga pori-pori permukaan lapisan akan tertutup sempurna. PU juga memiliki kelebihan anti gores. Konstruksi yan digunakan untuk rak tas adalah konstruksi pada umumnya yaitu join sudut antar plywood menggunakan teknik butt joint dengan bantuan lem dan paku tembak. Hasil Perancangan Kursi dan Meja Belajar Gambar 4 Hasil Perancangan Kursi dan Meja Belajar Kursi anak mengangkat binatang fawn sebagai sumber inspirasi. Bentuk kaki merepresentasikan bentuk kaki fawn dengan ujung kaki yang berwarna gelap dan kaki belakang mengikuti bentuk anatomi kaki fawn, sementara sandaran kursi berbentuk penyederhanaan dari bentuk kepala fawn. Seluruh bentuk kursi tidak memiliki sudut tajam untuk mengikuti standar keamanan furnitur bagi anak. Sedangkan meja anak merupakan satu set dengan kursi anak sehingga inspirasi dan bentuknya menyesuaikan. Meja lebih mengakomodir kebutuhan pengguna yaitu sebagai sarana belajar dalam kelompok kecil dan kelompok besar. Maka dari itu meja berbentuk modular seperempat lingkaran. Kaki meja berbentuk kaki fawn, hampir sama dengan kaki kursi. Meja dengan bentuk setengah lingkaran merupakan bentuk yang paling bisa memenuhi kebutuhan kegiatan belajar untuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan gurunya. Semua sudut meja juga dirounded untuk memenuhi standar keamanan furnitur anak. Material yang digunakan adalah kayu meranti putih. Meranti putih tergolong kayu lunak dan ringan. Kayu meranti berwarna hampir putih jika masih segar dan kemudian lambat laun menjadi lebih gelap semu coklat. Meranti putih termasuk kelas awet III, IV dan termasuk kelas kuat II, III. Walaupun kayu ini tergolong kelas awet II-IV, namun selama finishing dan perawatan kursi dalam penanganan yang benar, maka keawetan kayu bisa bertahan beberapa tahun. Finishing yang digunakan menggunakan top coating PU water based, sehingga pori-pori permukaan lapisan akan tertutup sempurna. PU juga memiliki kelebihan anti gores.

8 Hasil Perancangan Rak Buku Gambar 5 Hasil Perancangan Rak Buku Bentuk yang dijadikan inspirasi sebagai rak penyimpanan buku adalah bentuk binatang beruang. Bentuk binatang ini diimplementasikan dengan membuat boneka beruang besar yang sedang memegang buku bacaan. Boneka hanya memeganng beberapa buku bacaan karena buku bacaan yang dipakai hanya beberapa buah, disesauikan dengan tema bulanan yang digunakan sekolah. Material untuk rak penyimpanan menggunakan menggunakan dasar plywood dilapis busa keras kemudian dilapis busa lembut atau dan dilapis fabric jenis yelvo. Yelvo adalah bahan kain yang memiliki tekstur yang lebih halus jika dibandingkan dengan velboa, dan kain lebih vleksibel. Boneka yang menggunakan yelvo akan lebih lembut dan halus. SIMPULAN DAN SARAN Usia 0-6 tahun adalah usia terbaik untuk mengembangkan bakat anak. Pendidikan anak usia dini yang semakin dijadikan pertimbangan bagi orangtua kini memiliki banyak metode pengajaran yang ditawarkan, salah satunya dengan metode belajar aktif. Metode belajar aktif yang dapat mendukung perkembangan anak, dari sisi fisiologi dan motorik, kemampuan verbal, sosial emosional, dan kognitif, yang mana sangat membutuhkan fasilitas yang lengkap untuk membantu perkembangan anak tersebut. Perancangan furnitur di dalam ruang kelas cukup berpengaruh pada sarana penunjang kegiatan tersebut. Berbeda kegiatannya, tentu mengakibatkan perbedaan furnitur yang dibutuhkan. Berkenaan dengan metode belajar aktif yang diterapkan, maka perancangan furnitur dengan konsep tertentu akan membuat anak bertanya dibanding dengan perancangan furnitur dengan bentuk yang umum ditemui di pasaran. Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar inilah yang kemudian secara tidak sadar sudah menjalankan metode belajar aktif yang di terapkan oleh sekolah. Dengan bertanya, anak berlatih banyak hal, mulai dari keberanian bertanya, berkomunikasi dengan guru, juga menambah wawasan dari jawaban guru. Penggunaan material, pemilihan warna, juga membuat anak bisa membedakan tekstur material dan pengetahuan warna untuk menunjang motorik dan kognitifnya. Penggunaan konsep dengan pendekatan bentuk yang ada di sekitar anak-anak, yang mudah dikenal atau familiar dengan anak anak memberikan mereka imajinasi terhadap apa yang ada disekitar mereka. Selain konsep warna dan material, aspek terutama dalam perancangan adalah aspek keselamatan dan kesehatan. Maka dari itu perancangan harus sesuai dengan ergonomi dan dengan bahan finishing yang aman bagi anak. Pengadaan sarana dan prasarana untuk anak jelas tidak sama dengan orang dewasa. Banyak faktor yang harus diperhatikan baik oleh pihak sekolah maupun oleh orang tua. Dengan adanya perancangan ini semoga pihak-pihak yang terkait dapat melihat kebutuhan dan faktor-faktor keamanan bagi anak tersebut. Faktor postur tubuh anak, material yang tepat untuk anak dan finishing yang tidak berbahaya menjadi titik fokus kebutuhan sarana prasarana. Disarankan agar orang tua dan pihak sekolah memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain faktor-faktor standar di atas, disarankan pihak sekolah berani menerapkan konsep tertentu dalam desain interior sekolah, bukan hanya sekadar bermain aman dengan bentuk-bentuk standar. Melalui bentuk yang berbeda akan menambah pengalaman dan pengetahuan berbeda bagi anak. Hal

9 ini juga bisa menjadi nilai tambah bagi sekolah dalam pertimbangan orang tua mendaftarkan anaknya untuk sekolah. REFERENSI Anggota IKAPI. (2010). Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung: Fokus Media. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. AN., M. Syarifuddin. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bekasi : CV Mitra Karya. Jacobs, Gera dan Kathy Crowley. (2008). Play, Projects, and Preschools Standards. California : Corwin Press. Silberman, Melvin L.. (2010). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nuansa Cendekia. Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Pratisti, Wiwien Dinar. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT INDEKS. Dra. Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Nurmianto, Eko. (2003). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi. Surabaya : Prima Printing Jamaludin. (2007). Pengantar Desain Mebel. Bandung: PT Kiblat Buku. Chiara, Joseph de, Julius Panero, Martin Zelnik. (1991). Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning. Singapore: McGraw Hill International Editions. Miller, Jeff Furniture Design From Drawing Board to Smart Construction. United States of America : The Taunton Press. Wiley, John Neufert Architects Data. (4th edition). United States of America: Blackwell Publishing Ltd. Iensufiie, Tikno Bisnis Furniture dan Handicraft Berkualitas Ekspor Penekanan pada Pengetahuan Dasar Cat dan Teknik Pengecatan. Jakarta: Erlangga. Ruth, Linda Cain Design Standards for Children Environments. New York: McGraw-Hill Professional Publishing Nurzuraicha, Diska. (2009). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat Rekreasi dan Pengenalan Profesi Anak di Yogyakarta. Skripsi S1. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta Sari, Sriti Mayang Peran Warna Interior terhadap Perkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak-kanak. Jurusan Desain Interior Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Retnowati, Tri Hartiti Teknik Finishing Kayu. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Ilis Koeriyah. Memahami dan Menerapkan Metode Belajar Aktif. Diakses (tanggal ) dari Early Childhood Frequently Ask Questions. Diakses (tanggal ) dari Warna dan Emosi Anak. Diakses tanggal (tanggal ) dari Tips Agar Furniture Aman Bagi Anak-Anak. Diakses (tanggal ) Sifat-sifat Kayu dan Penggunaannya. Diakses (tanggal ) dari FO_V02/VII_V02.htm dari diakses tanggal Finishing Kayu yang Ramah Lingkungan. Diakses (tanggal ) dari diakses tanggal Lokasi Kinderfield Duren Sawit. Diakses ( ) dari diakses tanggal Lokasi HighScope TB Simatupang. Diakses (tanggal 24 Maret 2013) dari diakses tanggal 24 Maret 2013

10 HighScope TB Simatupang> Diakses (tanggal ) dari diakses tanggal Lokasi Planet Kidz Preschool Menteng. Diakses (tanggal ) dari google.com/maps/planetkidzpreschool diakses tanggal 17 Maret 2014 Letak Kota Bandung di Jawa Barat. Diakses (tanggal ) dari diakses tanggal Geografi dan Demografi: Aspek Geografi. Diakses (tanggal ) dari Stamford International School (Bandung). Diakses (tanggal ) dari : Lokasi Stamford International School. Diakses (tanggal ) dari Stamford+International+School/ citragreendago.com diakses tanggal diakses Psikologi Warna. Diakses (tanggal ) dari Makalah Tentang Meranti. Diakses (tanggal 17 Juni 2014) dari Arti Warna pada Logo Perusahaan dan Pengaruh Emosionalnya pada Konsumen. Diakses (tanggal 2 Juli 2014) dari Meranti Putih. Diakses (tanggal 2 Juli 2014) dari Bahan Kulit Boneka. Diakses (tanggal ) dari RIWAYAT PENULIS Yosephine Glenis Ayu Mutiara lahir di Jakarta tanggal 6 Maret Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior pada tahun Saat ini penulis bekerja freelance di bidang interior dan furnitur.

DAFTAR PUSTAKA. Anggota IKAPI. (2010). Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung: Sistem Pendidikan Nasional. Bekasi : CV Mitra Karya.

DAFTAR PUSTAKA. Anggota IKAPI. (2010). Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung: Sistem Pendidikan Nasional. Bekasi : CV Mitra Karya. DAFTAR PUSTAKA a. Buku Anggota IKAPI. (2010). Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung: Fokus Media. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Rak Penyimpanan Sepatu Gambar 4.1 Hasil Perancangan Rak Sepatu 4.1.1 Fungsi Bentuk Bentuk yang diambil sebagai inspirasi dari perancangan rak sepatu adalah binatang kelinci. Binatang

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PLANET KIDZ PRESCHOOL

PERANCANGAN INTERIOR PLANET KIDZ PRESCHOOL PERANCANGAN INTERIOR PLANET KIDZ PRESCHOOL Anggy Sherwinda Ully Desain Interior, Universitas Bina Nusantara, anggysherwinda@gmail.com Dosen pembimbing : Trisnawati S., S.Sn., M.Ds. Silvia Meliana, S.T.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Desain Dalam mengerjakan perancangan, dilakukan beberapa metode. Metode brainstroming dilakukan dengan dosen pembimbing dan dosen lainnya serta para mahasiswa

Lebih terperinci

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Perancangan interior UB Sport Center bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya kontemporer dikemas dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU

KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU STUDI KASUS : TK ISLAM TUGASKU JL. PULOMAS JAYA NO. 2 JAKARTA TIMUR Byantara Pradhana Indrabrata 4 TB 01 21310494 PENDAHULUAN Berdasarkan

Lebih terperinci

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA Di Ajeng Nur Prameswari Jl Raya Kapin 123D, Bekasi, (021)86905542, dhy.prameswari@gmail.com Yunida Sofiana, S.Sn, MDes Agus Iswahyudi, S.Sn PENDAHULUAN Janji-janji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar kekuatan spiritual keagamaan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius. Dewasa ini kesadaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Capaian (CP) CPL - PRODI S9 Menitikberatkan pola pembelajaran yang berimbang pada P3 konsep keilmuan dan praktek di lapangan. Proses Problem based learning dalam pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar belakang Pengadaan Proyek Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Perkembangan sebuah negara dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya peningkatan ekonomi dan desakan pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat, banyak orang tua yang bekerja baik itu pria maupun wanita. Akibatnya kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak adalah salah satu jenjang pendidikan formal untuk anak usia 4-6 tahun. Santrock: 2005, menyebutkan bahwa anak usia pra-sekolah yaitu tahap

Lebih terperinci

Desain Interior Bernuansa Modern Islam pada TK dan Playgroup Kreatif Primagama Jemursari di Surabaya untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak

Desain Interior Bernuansa Modern Islam pada TK dan Playgroup Kreatif Primagama Jemursari di Surabaya untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak F28 Desain Interior Bernuansa Modern Islam pada TK dan Playgroup Kreatif Primagama Jemursari di Surabaya untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak Wahyu Adistya Rindarti dan Budiono Jurusan Desain Interior,

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA Benny Pauli Junio Lois Citra Garden 3ext Blok B14/1, kalideres Jakarta Barat 11830, +687821954308, bennylois106@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing ABSTRAK Desain interior merupakan bagian yang sangat penting dalam pembuatan bangunan tidak terkecuali juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minat dan bakat anak berkembang sesuai dengan bertambahnya umur dan tingkatan kemampuan dari masing-masing anak, namun untuk meningkatkan kemampuan diperlukan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari nilai kemanusiaannya. Melalui

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational Young Children) merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju dan berkembangnya teknologi informasi dan globalisasi membuat pola hidup masyarakat di negara maju lambat laun mulai memasuki kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan, antara lain pendidikan

Lebih terperinci

Desain Interior Kindergarten dengan Konsep Religius Wonderland berdasarkan Psikologi dan Pola Pikir pada Anak Usia Dini

Desain Interior Kindergarten dengan Konsep Religius Wonderland berdasarkan Psikologi dan Pola Pikir pada Anak Usia Dini 1 Desain Interior Kindergarten dengan Konsep Religius Wonderland berdasarkan Psikologi dan Pola Pikir pada Anak Usia Dini Ratna Andriani Nastiti dan Nanik Rachmaniyah Jurusan Desain Interior, Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH Oleh YULIA SARI NIM :2007/88541 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yag merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Plus Tempat Penitipan Anak - Baby Class / Bayi (0-1 tahun) - Toddler Class/ Balita (2-3 tahun) -

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dari waktu ke waktu menyebabkan banyaknya perubahan di kehidupan masyarakat yang terjadi, seperti halnya di dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendidikan usia dini merupakan masa yang amat penting bagi pendidikan anak-anak. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anak yang diajarnya mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti PENDIDIKAN TPA & KB Martha Christianti Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C Pendidikan TPA/ KB Eka Sapti C Anak Usia Dini? Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) PAUD? UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal tahun kehidupannya. Kualitas perkembangan anak dimasa depannya sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan perkembangan anak di kemudian hari. Secara naluri, keluarga (terutama orangtua)

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR TK BUDI MULIA DUA SETURAN YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN. Diah Septiana Angreini NIM

PERANCANGAN INTERIOR TK BUDI MULIA DUA SETURAN YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN. Diah Septiana Angreini NIM PERANCANGAN INTERIOR TK BUDI MULIA DUA SETURAN YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN Diah Septiana Angreini NIM 1211880023 Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya mendidik anak, sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa perkembangannya. Undang-undang Nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Barber Pop Denpasar Bali merupakan Barbershop terbesar pertama yang ada di Bali dengan memadukan Store dan Coffee shop didalamnya. Sebagai daya saing, Barber Pop Denpasar Bali

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi daripada furnitur dan aksesoris yang dibuat adalah untuk membantu setiap tamu untuk melakukan aktifitas meditasi, sehingga furnitur berupa sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelompok Bermain atau yang biasa disingkat dengan KB termasuk dalam pendidikan yang tidak formal dan berada dibawah TK. Waktu belajar mereka hanya beberapa jam sehari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya untuk membantu manusia mencapai kedewasaan. Upaya ini menuntut adanya proses yang harus dicapai, karena tanpa proses tersebut perubahan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai kondisi pendidikan anak usia dini secara global.kemudian ditelaah menjadi lebih terfokus ke dalam fenomena-fenomena yang sedang dialami oleh lembaga-lembaga

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BINATANG DI KELOMPOK B TK PERTIWI I KALIANYAR KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan Anak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 12 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guru mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan kognitif pada anak usia dini. Hal ini diungkapkan oleh Ketua

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang. BAB 6 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini diperoleh beberapa pola transformasi bentuk yang terjadi pada objek penelitian yaitu industri sepatu dalam hunian, presentase analisa tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang khas, dikatakan memiliki karakteristik yang khas dikarenakan mempunyai rasa ingin tahu yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI JOMPO KELAS PREMIUM DI SEMARANG

PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI JOMPO KELAS PREMIUM DI SEMARANG PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI JOMPO KELAS PREMIUM DI SEMARANG Yosephine Brenda Mathovani Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530 (021) 53696969 brenda_mathovani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian BAB II METODOLOGI A. STRATEGI DESAIN Briefing Desain Pengumpulan data Analisa Konsep Desain Proses digital Sketsa Awasl Proses Produksi penyelesaian Gambar 2.1: strategi desain Sumber : data pribadi KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERMAINAN PENJEPIT BAJU UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

IMPLEMENTASI PERMAINAN PENJEPIT BAJU UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI IMPLEMENTASI PERMAINAN PENJEPIT BAJU UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI Hanggara Budi Utomo (Universitas Nusantara PGRI Kediri) (hanggara@unpkediri.ac.id) Permasalahan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLAY GROUP DAN TPA DI YOGYAKARTA Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan Jawa

BAB I PENDAHULUAN. PLAY GROUP DAN TPA DI YOGYAKARTA Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan kognitif ini berisikan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP 42 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perancangan desain interior pada suatu bangunan menjadi hal yang esensial untuk dapat melihat siapakah klien dan apa fungsi sesungguhnya dari suatu ruang atau satu kesatuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 01 SROYO, JATEN, KARANGANYAR

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 01 SROYO, JATEN, KARANGANYAR UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 01 SROYO, JATEN, KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan diibaratkan sebagai sebuah rumah yang dapat menaungi penghuninya dari sengatan matahari dan hujan. Akan tetapi rumah tidak dapat dibangun dalam angan-angan,

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 1. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18 Mempersiapkan generasi emas Indonesia adalah kebijakan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Semua komponen diharapkan terlibat dan bekerja sama menyukseskan gerakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD Oleh: Fitta Ummaya Santi SIAPAKAH ANAK USIA USIA DINI? Latar Belakang Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan usia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu : BAB IV KONSEP PERANCANGAN 1. Tataran Lingkungan Tanggung jawab karya pada lingkungan Penggunaan material plywood pada karya ini memang terdengar relatif murah dan berkualitas. Karena pada plywood sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan ini merupakan sebuah pengantar untuk menjabarkan hal-hal yang menjadi landasan penelitian seperti latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Usia dini pada anak atau usia di bawah lima tahun adalah usia yang paling kritis atau paling menentukan dalam pembentukan karakter

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Meja kerja multifungsi ini memiliki hal penting yang terdapat pada perancangan adalah keterkaitannya dengan tataran lingkungan yang mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang dapat menunjang kualitas hidup

Lebih terperinci

INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn INTERIOR I Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn Kontrak Perkuliahan Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Interior I SKS : 4 SKS Semester : VI Kode Mata Kuliah : MKB07103 Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA AWAL PROYEK

BAB 2 DATA AWAL PROYEK 2.1 Data Umum Proyek BAB 2 DATA AWAL PROYEK Nama Proyek : Perpustakaan Umum di Kota Bandung Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Bandung Sumber Dana : Pemerintah Kota Bandung Lokasi : Taman Maluku Bandung

Lebih terperinci

PERANCANGAN FURNITUR PADA SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK TK DON BOSCO 1 DI KELAPA GADING, JAKARTA

PERANCANGAN FURNITUR PADA SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK TK DON BOSCO 1 DI KELAPA GADING, JAKARTA PERANCANGAN FURNITUR PADA SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK TK DON BOSCO 1 DI KELAPA GADING, JAKARTA Julie Giovanni Bonardi Jurusan Desain Interior, School of Design, Binus University Jl. K.H. Syahdan no. 9, Kemanggisan-Palmerah,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 63 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Sebagai restaurant, gallery, art shop dan open studio yang telah berkembang di Yogyakarta, Kedai Kebun Forum memiliki peranan penting dalam membuka wacana baru tentang seni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu hingga sekarang, musik menjadi sesuatu yang universal, sesuatu yang dikenal luas oleh masyarakat di seluruh dunia. Sepanjang sejarah peradaban manusia,

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci