Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Sei Air Hitam berdasarkan Kajian Faktor Agroekologi
|
|
- Indra Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Sei Air Hitam berdasarkan Kajian Faktor Agroekologi Production Estimation of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Air Hitam Estate Base on Agroecological Factors Munandar Irfanda 1, Edi Santosa 1* 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia Telp. & Faks agronipb@indo.net.id *Penulis untuk korespondensi: edisang@gmail.com Disetujui 14 November 2016 / Published online 8 Desember 2016 ABSTRACT The internship was conducted at Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu, Riau, from February to May The objective of this assignment was to determine agronomic and agroecological characters responsible to estimate oil palm production. The assignment composed of several works, i.e., as field worker for three weeks, as assistant foreman for three weeks, and as estate assistant companion for six weeks. Specific topic studied was evaluation of the agronomic and agroecological characters which were affected oil palm production. Result of t-parcial test indicated that there were seven variables affected oil palm production at α= 1% and α= 5% i.e., plant ages, fertilizer application, air humidity, wind speed, number of rainy day, rainfall, and water deficit. Result of multiple regression analysis showed that there were six model comparison which able to be used to estimate oil palm production in Sumatera. Keyword : agroecological parameters, oil palm production, production estimation, Sumatera ABSTRAK Kegiatan magang dilakukan di Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu, Riau, pada Februari sampai Mei Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan hubungan karakter agronomi dan agroekologi dengan peramalan produksi kelapa sawit. Kegiatan magang terdiri dari beberapa pekerjaan yaitu sebagai karyawan harian lepas selama tiga minggu, sebagai pendamping mandor selama tiga minggu, dan sebagai pendamping asisten selama enam minggu. Pengamatan khusus dilakukan sebagai kegiatan tambahan misalnya mengevaluasi karakter agronomi dan agroekologi yang mempengaruhi produksi kelapa sawit. Hasil dari uji t-parsial mengindikasikan bahwa terdapat tujuh variabel yang mempengaruhi produksi kelapa sawit pada α=1% dan α=5% yaitu umur tanaman, aplikasi pemupukan, kelembaban udara, kecepatan angin, hari hujan, curah hujan, dan defisit air. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat enam model persamaan yang dapat digunakan untuk meramalkan produksi kelapa sawit di Sumatera. Kata kunci : parameter agroekologi, peramalan produksi, produksi kelapa sawit, Sumatera 282 Munandar Irfanda dan Edi Santosa
2 PENDAHULUAN Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaqc.) merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Permintaan dunia akan minyak sawit setiap tahun meningkat rata-rata 6.5% pertahun. Menurut Setyamidjaja (2006) kelapa sawit dapat menghasilkan beberapa jenis produk industri yaitu: minyak sawit (CPO), minyak inti sawit (PKO), minyak goreng, minyak salad, sabun, gliserin, margarine dan sekian banyak lagi produk turunannya termasuk minyak bakar kendaraan bermotor yang saat ini masih belum merupakan produk utama kelapa sawit. Menurut Sunarko (2009) perkembangan luas dan produksi perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir telah meningkat dari 2.2 juta ha pada tahun 1997 manjadi 4.1 juta ha pada tahun 2007 atau meningkat 7.5% pertahun. Menurut data BPS (2010) produksi minyak kelapa sawit meningkat dari ton pada tahun 2007 menjadi ton pada tahun 2010 dengan luasan 5 juta ha. Faktor agroekologi yang spesifik seperti iklim, tanah, suhu, cahaya matahari, dan angin sangat mempengaruhi produksi kelapa sawit. Menurut Sastrosayono (2003) curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah diatas mm dan merata sepanjang tahun. Menurut Setyamidjaja (2006) lama penyinaran yang dibutuhkan oleh kelapa sawit adalah 5-7 jam/hari. Lama penyinaran terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat asimilasi, pembentukan bunga (sex ratio), dan produksi buah. Menurut Pahan (2010) tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu C. Penyerbukan kelapa sawit (anemophyli) efektif pada kecepatan angin 5-6 km/jam. Menurut Setyamidjaja (2006) kelapa sawit menghendaki kelembaban udara sekitar 80%. Menurut Aritonang (2009) peramalan produksi merupakan bagian penting bagi setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit. Peramalan memberikan dasar dalam proyeksi pendapatan, penentuan anggaran dan pengendalian biaya. Data peramalan menjadi masukan penting pada perencanaan kapasitas produksi, sarana produksi, dan penjadwalan. Namun, seringkali masalah agroekologi seperti iklim, tanah, dan sinar matahari mempengaruhi akurasi hasil peramalan produksi kelapa sawit sehingga akurasi peramalan kurang dan berdampak pada merugikan perusahaan. BAHAN DAN METODE Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2012, bertempat di perkebunan Sei Air Hitam Estate (SAHE), Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Di lokasi magang tidak terdapat kegiatan pembibitan dan tanam, sehingga magang difokuskan pada kegiatan pemeliharaan dan panen. Selama tiga minggu pertama, penulis berstatus sebagai buruh harian lepas (BHL). Kemudian tiga minggu kedua berstatus sebagai pendamping mandor dan enam minggu terakhir terakhir berstatus sebagai pendamping asisten divisi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan diskusi dan wawancara dengan karyawan, mandor dan staf kebun serta melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengutip data yang dimiliki perusahaan dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Data agroekologi dianalisis menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Sulistyo (2010). Jika hasil ramalan tidak ada yang mendekati aktual (akurasi kurang dari 85%) maka akan dikembangkan persamaan yang baru. Analisis data yang dilakukan adalah dengan melakukan uji t-parsial dan Regresi Linear Berganda (RLB) menggunakan program aplikasi Minitab 14 untuk mengetahui parameter agronomi yang berpengaruh terhadap produksi tandan buah segar kelapa sawit. Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Curah hujan rata-rata tahunan di lokangsi maga dalam kurun waktu 7 tahun terakhir ( ) adalah 2, mm/tahun dengan jumlah hari hujan pertahun rata-rata 107 hari. Menurut kelas iklim Schmidth-Ferguson, keadaan iklim setempat termasuk dalam tipe iklim A, yaitu daerah sangat basah dengan curah hujan rata-rata mm/tahun (rata-rata 7 tahun terakhir). Areal magang memiliki kondisi topografi dengan kemiringan 1-3% seluas ha. Derajat kemasaman tanah (ph) SAHE adalah Lokasi ini memiliki suhu rata-rata tahunan berkisar antara o C. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, lokasi ini tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai atau suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, lokasi ini cukup sesuai untuk pengembangan Peramalan Produksi Kelapa Sawit
3 kelapa sawit, namun harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Tanah tergolong ke dalam ordo entisol, hasil dari endapan sungai dan di klasifikasikan menjadi dua subgrup, yaitu: Humic Dystrudepts dan Typic Dystrudepts. Jumlah rata-rata populasi/ha tanaman kelapa sawit di SAHE berkisar 129 tanaman/ha Produktivitas aktual kebun berdasarkan umur tanaman mulai tahun rata-rata melebihi standar PPKS Marihat untuk kelas kesesuaian lahan S1, meskipun hasil survei tanah semi detil yang dilakukan badan riset First Resources menjelaskan bahwa kelas kesesuaian lahan SAH Estate termasuk kelas kesesuaian lahan S2. Perbandingan antara rata-rata produktivitas kelapa sawit SAH Estate berdasarkan tahun tanam dengan standar produksi PPKS Indonesia kelas S1 dan S2 disajikan pada Gambar SAHE Gambar 1. Perbandingan produksi kelapa sawit SAHE dengan produksi PPKS pada kesesuaian lahan S1 dan S2 Fluktuasi produksi kelapa sawit diduga disebabkan oleh kondisi iklim yang berfluktuatif, salah satunya adalah penyebaran curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Kondisi seperti ini tidak diharapkan oleh perusahaan karena mempersulit peramalan produksi sehingga proyeksi penerimaan dan rencana kegiatan operasional tidak sesuai dengan perkiraan yang dibuat sebelumnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang pengaruh iklim terhadap produksi kelapa sawit, menjadi sangat penting untuk memprediksi produksi tandan buah segar kelapa sawit. Curah Hujan Menurut Siregar (2006) hujan merupakan sumber air utama di perkebunan kelapa sawit. Hujan juga berpengaruh terhadap pembungaan kelapa sawit. Berdasarkan pola hujan, lokasi magang termasuk kategori tipe Moonson yang S1 S2 bersifat unimodal. Hal ini dicirikan pola hujan memiliki satu puncak musim hujan, yaitu antara bulan Januari hingga Mei. Penurunan musim hujan di SAH Estate terjadi pada bulan Juni hingga Oktober dan mulai naik lagi pada bulan November. Bulan Maret 2008 dan bulan Desember 2011 terjadi peningkatan curah hujan yang cukup ekstrem dengan curah hujan mencapai 522 mm dan 631 mm. Curah hujan tahunan yang dimiliki oleh kebun berkisar antara 1,723 3,468 mm/tahun (Tabel 1). Defisit air dihitung dengan cara metode Tailiez (Siregar et al., 2006). Metode tersebut didasarkan pada perhitungan nilai keseimbangan air (neraca air). Nilai keseimbangan air diperoleh dengan menjumlahkan curah hujan (mm) dengan cadangan awal air kemudian dikurangi evapotranspirasi. Asumsi yang digunakan adalah asumsi Evapotranspirasi bernilai 150 mm/bulan jika hari hujan 10 hari/bulan dan bernilai 120 mm/bulan jika hari hujan >10 hari/bulan. Kemampuan tanah dalam menyimpan air maksium 200 mm. Defisit air terjadi apabila nilai keseimbangan air <0 mm, sedangkan keseimbangan air dengan nilai >0 mm menunjukkan tidak terjadi defisit air. Apabila nilai keseimbangan air bernilai >200 mm, kelebihan air akan disimpan dalam tanah sebagai cadangan awal untuk bulan berikutnya dengan nilai maksimum 200 mm. Tabel 1. Defisit air pada tahun Tahun Hari hujan Curah hujan Water defisit (hari) (mm) (mm) Penyinaran Matahari Cahaya matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Menurut Sastroutomo (1990) proses fotosintesis dikendalikan oleh cahaya, yaitu cahaya akan diubah menjadi energi kimia. Kemampuan penyerapan cahaya akan berbeda-beda untuk setiap jenis tumbuhan dan ini juga dipengaruhi oleh besarnya cahaya yang diterima. Grafik penyinaran matahari di lokasi magang pada tahun dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2 penyinaran matahari berkisar antara 30-70%. Menurut Setyamidjaja (2006) lama penyinaran yang dibutuhkan oleh kelapa sawit adalah 5-7 jam/hari. 284 Munandar Irfanda dan Edi Santosa
4 Lama penyinaran mempengaruhi pertumbuhan, tingkat asimilasi, pembentukan bunga (sex ratio), dan produksi buah. 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Jan Apr Jul Okt Gambar 2. Penyinaran matahari di SAHE Kecepatan Angin, Suhu, dan Kelembaban Udara Kecepatan angin rata-rata di lokasi magang pada tahun berkisar antara 8-10 km/jam. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada kisaran suhu C dan kelembaban 85%. Suhu rata-rata pada tahun berkisar C dengan kelembaban rata-rata yaitu 74-81%. Menurut Pahan (2010). Penyerbukan kelapa sawit secara anemophyli dan efektif pada kecepatan angin 5-6 km/jam. Angin terlalu kencang dapat menyebabkan tanaman baru menjadi miring, bahkan angin terlalu besar dapat merusak perkebunan kelapa sawit. Pemupukan Tanah di lokasi magang didominasi oleh tanah aluvial yang miskin unsur hara, terutama kation kation basa seperti Ca, Fe, Mg, K dan Na. Hal ini menyebabkan tanaman memerlukan unsur hara tambahan atau pupuk agar pertumbuhan dan produktivitasnya terjaga dengan baik. Data historis pemupukan disajikan pada Tabel 2. Pemupukan kelapa sawit di kebun SAHE dalam lima tahun terakhir berjalan dengan baik dengan realisasi pemupukan rata-rata berkisar %. Pemupukan kelapa sawit yang sesuai tepat cara, tepat jenis, tepat dosis, tepat tempat dan tepat waktu (5T) dapat memaksimalkan produksi kelapa sawit. Kurangnya dosis pupuk dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan dan produksi tanaman (Poeloengan et al., 2007). Tabel 2. Historis pemupukan kelapa sawit di lokasi magang tahun Tahun Rekomendasi Realisasi Pencapaian (kg) (kg) (%) Analisis Faktor Analisis faktor dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit. Pada Analisis Faktor kali ini menggunakan metode yang dikembangkan oleh Sulistyo (2010) yaitu dengan menguji pengaruh setiap peubah terhadap hasil produksi menggunakan uji t-parsial. Peubah yang diuji meliputi curah hujan, hari hujan, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, penyinaran matahari, pemupukan, umur tanaman, dan defisit air. Hasil uji t-parsial untuk peubah yang diduga berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil uji t-parsial Peubah P-value 0 BSP 6 BSP 12 BSP 18 BSP 24 BSP Umur tanaman * Populasi Pupuk * * ** Suhu udara Kelembaban udara * Kecepatan angin Penyinaran matahari ** Hari hujan * Curah hujan * Defisit air * ** Keterangan : *) Berbeda nyata pada α= 1%, ** ) Berbeda nyata pada α= 5%, BSP : Bulan Sebelum Panen Data panen yang diperoleh oleh penulis lengkap dari tahun , tetapi data yang lain seperti data suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan penyinaran matahari hanya tersedia hingga Oleh karena itu, dasar perhitungan untuk analisis menggunakan data hingga Hasil analisis produksi duga dan akurasi peramalan disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan hasil dari keenam persamaan regresi linear berganda pada Tabel 4, didapatkan Peramalan Produksi Kelapa Sawit
5 produksi duga dan akurasi peramalan (selisih) yang mendekati produksi aktual kebun. Produksi duga hasil persamaan regresi memiliki selisih atau kesalahan yang lebih kecil dibandingkan dengan budget produksi yang dibuat oleh kebun. Seluruh hasil produksi duga dari keenam persamaan regresi pada tahun 2010 mendekati produksi aktual dibandingkan budget produksi kebun dengan kisaran selisih %. Hal ini memperlihatkan bahwa keenam model persamaan regresi tersebut dapat digunakan dalam peramalan. Tabel 4. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan menggunakan regresi linear berganda pada produksi kelapa sawit tahun 2010 Persamaan Produksi aktual Produksi duga Selisih (1) Budget produksi Selisih (2) (a) (b) (%) (c) (%) Tahun 2010 RLB I RLB II RLB III RLB IV RLB V RLB VI Tahun 2009 RLB I RLB II RLB III RLB IV RLB V RLB VI Keterangan : Produksi aktual = Hasil produksi kebun (ton/ha), produksi duga = Hasil persamaan regresi linear berganda (1-6) (ton/ha), budget produksi = estimasi kebun (ton/ha), selisih 1 = (b-a) : a x 100%, selisih 2 = (c-a) : a x 100% Berdasarkan keenam model persamaan regresi linear berganda (RLB) terdapat model persamaan regresi yang paling mendekati produksi aktual kebun yaitu model persamaan RLB III. Pada model persamaan RLB III memiliki selisih atau tingkat kesalahan 0.21% pada produksi tahun 2010 walaupun pada tahun 2009 tingkat kesalahan mencapai 11.26%. Model persamaan RLB III yaitu : Produksi = umur tanaman (0 BSP) pupuk (18 BSP) kelembaban udara (6 BSP) penyinaran matahari (18 BSP) curah hujan (6 BSP) defisit air (0 BSP) hari hujan (18 BSP) 0.32 Model persamaan regresi linear berganda (RLB) III dapat digunakan untuk meramal produksi tahunan kelapa sawit di lokasi magang dengan menjumlahkan produksi bulanan pada tahun tersebut. Kekurangan persamaan regresi linear berganda III ini adalah tidak dapat digunakan untuk meramal produksi bulanan karena nilai produksi duga bulanan yang dihasilkan belum akurat. Selain itu, data iklim yang digunakan masih menggunakan data iklim daerah Pekanbaru yaitu stasiun terdekat dengan wilayah kebun. Penggunaan persamaan regresi linear berganda III belum akurat untuk meramal produksi tanaman kelapa sawit yang rata-rata berumur 15 tahun karena produksi kelapa sawit cenderung menurun mulai umur tahun. Bentuk persamaan regresi linear berganda III mempunyai potensi untuk meramal produksi pada wilayah perkebunan di Kabupaten Rokan Hulu dengan kultur teknis yang optimal dan jenis tanah atau kondisi kelas kesesuaian lahan yang mirip dengan kebun. Potensi penggunaan model peramalan untuk wilayah lebih luas dapat dilakukan apabila wilayah tersebut mempunyai kondisi iklim yang hampir sama. KESIMPULAN Faktor iklim dan kultur teknis memegang peranan penting dalam peramalan produksi kelapa sawit. Analisis faktor produksi yang diuji meliputi curah hujan, hari hujan, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, penyinaran matahari, pemupukan, umur tanaman, dan defisit air. Peubah-peubah yang berpengaruh nyata yaitu umur tanaman, pemupukan pada 0 BSP dan 18 BSP, kelembaban udara pada 6 BSP, penyinaran matahari pada 18 BSP, curah hujan pada 6 BSP, hari hujan pada 18 BSP, dan defisit air pada 0 BSP dan 24 BSP. Bentuk persamaan regresi linear berganda III mempunyai potensi untuk meramal produksi 286 Munandar Irfanda dan Edi Santosa
6 tahunan dengan selisih atau tingkat kesalahan % pada wilayah perkebunan di Kabupaten Rokan Hulu dengan kultur teknis yang optimal dan jenis tanah atau kondisi kelas kesesuaian lahan yang mirip dengan lokasi magang. DAFTAR PUSTAKA Aritonang, R Peramalan Bisnis. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. Pahan, I Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Edisi IV. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Poeloengan, Z., Fadli, M. I., Winarna, Rahutomo, S., Sutarta, E.S Permasalahan pemupukan pada perkebunan kelapa sawit. Dalam Darmosakoro, W., Sutarta, E.S., Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sastrosayono, S Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Sastroutomo, S.S Ekologi Gulma. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Setyamidjaja, D Kelapa Sawit (Tehnik Budidaya, Panen, dan pengolahan). Yogyakarta(ID): Kanisius. Siregar, H.H., Darian, N.H., Hidayat, T.C., Darmosakoro, W., Harahap, I.Y Hujan Sebagai faktor Penting untuk Perkebunan Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sulistyo, H Identifikasi Parameter Agronomi untuk Pengembangan Taksasi Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Sunarko Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Peramalan Produksi Kelapa Sawit
Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati
Bul. Agrohorti 4 (2):132-137 (2016) Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Fertilization Management on Mature Plant Oil Palm in Kebun Tanjung Jati Monica Christina
Lebih terperinciAnalisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Riau
Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Riau Analysis of Palm Oil Productivity (Elaeis guineensis Jacq.) at Perdana Inti Sawit Perkasa I Corporation,
Lebih terperinciKAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK PERAMALAN PRODUKSI KELAPA SAWIT
KAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK PERAMALAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SEI AIR HITAM ESTATE, PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KAB. ROKAN HULU, RIAU MUNANDAR IRFANDA A24080062 DEPARTEMEN
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif
11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif
12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,
Lebih terperinciPeramalan Produksi Kelapa Sawit menggunakan Peubah Agroekologi di Kalimantan Selatan
Peramalan Produksi Kelapa Sawit menggunakan Peubah Agroekologi di Kalimantan Selatan Estimation of Oil Palm Production using Agroecological Data in South Kalimantan Edi Santosa 1*, Hari Sulistyo 1, dan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah
12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat
Lebih terperinciTabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit
41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan
Lebih terperinciPeranan Pupuk Kalsium pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan
Peranan Pupuk pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan Role of Calcium Fertilizer on Young Plant of Oil Palm (Elaeis guinensis Jacq.) Hupudio Hutomo Widodo 1, Sudradjat 1*
Lebih terperinciDAMPAK KEKERINGAN DAN GANGGUAN ASAP AKIBAT EL NINO 2015 TERHADAP PERFORMA TANAMAN KELAPA SAWIT DI BAGIAN SELATAN SUMATERA
DAMPAK KEKERINGAN DAN GANGGUAN ASAP AKIBAT EL NINO 2015 TERHADAP PERFORMA TANAMAN KELAPA SAWIT DI BAGIAN SELATAN SUMATERA Nuzul Hijri Darlan, Iput Pradiko, Muhdan Syarovy, Winarna dan Hasril H. Siregar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae
Lebih terperinciKAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP.
Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, (1) : 2-3 KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP 1 Mardiana Wahyuni, Hasan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk
62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
Latar Belakang PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan, yang menghasilkan minyak nabati paling efisien yang produknya dapat digunakan dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok
26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi
Lebih terperinciManajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau
Bul. Agrohorti 3 (2): 177-184 (2015) Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau Fertilization Management on Oil Palm Plantation at Rokan Hulu,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciManajemen Pemupukan Organik dan Anorganik Kelapa Sawit di Sekunyir Estate, Kalimantan Tengah
Manajemen Pemupukan Organik dan Anorganik Kelapa Sawit di Sekunyir Estate, Kalimantan Tengah Organic and Inorganic Fertilizing Management of Palm Oil in Sekunyir Estate, Central Borneo Gery Juliansyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 4 (5) : 559-564, Oktober 2016 ISSN : 2338-3011 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Evaluation
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah
13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan
Lebih terperinciAnalisis Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau
Analisis Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau Production Analysis of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Pelalawan, Riau Muhammad Firdaus Lubis dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PARAMETER AGRONOMI UNTUK PENGEMBANGAN TAKSASI PRODUKSI KELAPA SAWIT
IDENTIFIKASI PARAMETER AGRONOMI UNTUK PENGEMBANGAN TAKSASI PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI ANGSANA ESTATE, PT. LADANGRUMPUN SUBURABADI MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN
Lebih terperinciHubungan Angka Kerapatan Panen dan Sistem Rotasi Panen Dengan Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sumatera Utara
Bul. Agrohorti 3(1): 59 64 (2015) Hubungan Angka Kerapatan Panen dan Sistem Rotasi Panen Dengan Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sumatera Utara The Relationship of Harvesting Density
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Bukit Pinang Estate (BPE), Sungai Pinang Estate (SPE), dan Sungai Pinang Factory (SPF). Masing-masing
Lebih terperinciPengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau
Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
Lebih terperincidan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU
ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR(TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN M. Zainul Arifin SPY 1), Salmiah 2) dan Emalisa 3) 1) Alumni Fakultas
Lebih terperinciPENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT
PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal
Lebih terperinciPengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)
Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Penunasan Influence and Administration of NPK Fertilizer Production Plant Phonska Against
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
16 5.1 Hasil 5.1.1 Pola curah hujan di Riau BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Data curah hujan bulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2009 menunjukkan bahwa curah hujan di Riau menunjukkan pola yang sama dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Tanaman kelapa sawit merupakan tidak lepas dari peran perusahaan tanaman perkebunan yang sangat perkebunan besar baik milik negara
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PADA PT. HUTAHAEAN DALU-DALU KABUPATEN ROKAN HULU RIAU Parlindungan, Ikhsan Gunawan, Irma Juliani, 1 Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciII. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI
II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran
Lebih terperinciLampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar
23 Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Tanggal Uraian Kegiataan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi 01/03/2014 Penunasan 10 pokok 54 pokok 76 pokok L022 02/03/2014 Libur hari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I
Lebih terperinciPT. BINA PRATAMA SAKATO JAYA UNIT KELAPA SAWIT SOLOK SELATAN II SEI. JUJUHAN ESTATE SUMATERA BARAT
BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN HASIL KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BINA PRATAMA SAKATO JAYA UNIT KELAPA SAWIT SOLOK SELATAN II SEI. JUJUHAN ESTATE SUMATERA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPemupukan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Menghasilkan di Kebun Sembawa, Sumatera Selatan
Pemupukan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Menghasilkan di Kebun Sembawa, Sumatera Selatan Fertilization Plant Rubber (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Produce in Sembawa Estate, South Sumatra
Lebih terperinciMETODE MAGANG. Tempat dan Waktu
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama
Lebih terperinciManajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kalimantan Barat
Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kalimantan Barat Fertilizer Management on Oil Palm Plantation, West Kalimantan Ade Budiargo, Roedhy Poerwanto *, dan
Lebih terperinciKONDISI UMUM KEBUN Sejarah dan Perkembangan Letak Geografis Kebun Keadaan Iklim dan Tanah
12 KONDISI UMUM KEBUN Sejarah dan Perkembangan Angsana Estate (ASE) merupakan salah satu kebun yang dikelola oleh unit usaha PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI) dibawah naungan PT Minamas Plantation (sebelumnya
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI MAGANG
KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai
Lebih terperinciMakalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGELOLAAN KELAPA SAWIT ((Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, PEMATANG KULIM, BAKRIE
Lebih terperinciPENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT BERUMUR 5, 10 DAN 15 TAHUN DI KEBUN BEGERPANG ESTATE PT.PP
i PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT BERUMUR 5, 10 DAN 15 TAHUN DI KEBUN BEGERPANG ESTATE PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk SKRIPSI OLEH : LASTIAR NINGSIH SIMANJUNTAK
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT
ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani
Lebih terperinciANALISIS HUJAN PADA KEBUN KELAPA SAWIT DENGAN MODEL KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE) DI KEBUN RAMBUTAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA III
ANALISIS HUJAN PADA KEBUN KELAPA SAWIT DENGAN MODEL KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE) DI KEBUN RAMBUTAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Rainfall Analysis in Kebun Rambutan oil palm plantation PT Perkebunan
Lebih terperinciManajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau
Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Harvesting Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Lukut Estate, Siak, Riau Zul Adhri Harahap dan Hariyadi
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak
Lebih terperinciManajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, Serdang Bedagai, Sumatera Utara
Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, Serdang Bedagai, Sumatera Utara Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Adolina Estate, Serdang Bedagai, North
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. Letak Geografi
8 KEADAAN UMUM PT. Sari Lembah Subur (SLS) merupakan anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SLS adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit
Lebih terperinciKONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah
18 KONDISI UMUM KEBUN Letak Geografis Kebun PT. Ladangrumpun Suburabadi merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha yaitu : Angsana Estate (ASE), Gunung Sari Estate (GSE), dan Angsana Factory (ASF).
Lebih terperinciMETODE MAGANG. Tempat dan Waktu
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan
KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang dimulai pada tahun 1998
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun
12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,
Lebih terperinciTAHUN TOTAL RATAAN
Lampiran 1. Data Produksi Tandan Buah Segar (ton/bulan) Kebun Bah Jambi pada Tanaman Berumur 8, 16, dan 19 Tahun Selama 3 Tahun (2011-2013) TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 BULAN UMUR (TAHUN) UMUR (TAHUN)
Lebih terperinciManajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah
Bul. Agrohorti 4(1) : 37-45 (2016) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Hatantiring
Lebih terperinciIV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan
3.3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari dua tahap, yaitu pendugaan data suhu Cikajang dengan menggunakan persamaan Braak (Djaenuddin, 1997) dan penentuan evapotranspirasi dengan persamaan Thornthwaite
Lebih terperinciManajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah
Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Fertilization Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) on
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN
Lebih terperinciPENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT BERUMUR 5, 7 DAN 9 TAHUN DI KEBUN SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III PERSERO
PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT BERUMUR 5, 7 DAN 9 TAHUN DI KEBUN SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III PERSERO SKRIPSI Oleh BUDIWAN ABDILLAH SIRAIT / 110301018 BUDIDAYA
Lebih terperinciMANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PANTAI BUNATI ESTATE, PT. SAJANG HEULANG, MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN. Oleh ARDILLES AKBAR A34104058 DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciKAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG
KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG Andarias Makka Murni Soraya Amrizal Nazar KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil
Lebih terperinciManajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah
Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah Management of oil palm fertilization in Pelantaran Agro Estate, Center Kalimantan S. Manahan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan
Lebih terperinciI. LATAR BELAKANG MASALAH. Tanaman kelapa sawit mulai dibudayakan secara komersial pada tahun 1911.
I. LATAR BELAKANG MASALAH Tanaman kelapa sawit mulai dibudayakan secara komersial pada tahun 1911. Klasifikasi tanaman kelapa sawit berdasarkan taksonominya yaitu tergolong Kelas: Angiospermae, Subkelas:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari letak geografisnya, Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya serta tanah yang subur, sehingga pemerintah
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT
PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SIME DARBY GROUP, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN oleh HULMAN IRVAN A24052646
Lebih terperinciKAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG
KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENELITI UTAMA: DR. IR. BARIOT HAFIF, M.Sc.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah
Lebih terperinciPENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.
Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan utama di Indonesia. Kelapa sawit menjadi komoditas penting dikarenakan mampu memiliki rendemen
Lebih terperinciPEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate
48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Produksi Tandan Buah Segar 4.1.1. Kebun Rimbo Satu Afdeling IV Hasil dari sensus pokok produktif pada tiap blok sampel di masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN
54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie
Lebih terperinci20% dari basket IHK, sementara untuk bahan pangan (raw food) total sekitar 23% dari basket IHK.
Working Paper 1 1 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 Jan-11 Mar-11 May-11 Jul-11 Sep-11 Nov-11 Jan-12 Mar-12 May-12
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Tingkat (dati) I Sumatera Utara, terletak antara 1-4 Lintang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Daerah Tingkat (dati) I Sumatera Utara, terletak antara 1-4 Lintang Utara (LU) dan 98-100 Bujur Timur (BT), merupakan wilayah yang berbatasan di sebelah utara
Lebih terperinciMETODE MAGANG. Tempat dan Waktu
11 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Lala, PT Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, selama empat bulan mulai
Lebih terperinciPengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah
Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Harvest Management on oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) at East Kota Waringin, Central Kalimantan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pada bab ini, akan disajikan penjelasan mengenai analisis data dan
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, akan disajikan penjelasan mengenai analisis data dan pembahasan. Sub bab akan menjelaskan tentang bagaimana cara mengolah data dan akan dilanjutkan dengan interpretasi
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan
16 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan sebesar 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah
Lebih terperinci