LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. OLEH : Dennis NIM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. OLEH : Dennis NIM."

Transkripsi

1 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR OLEH : Dennis NIM PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2012

2 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR OLEH : Dennis NIM PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2012

3

4 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, segala puji dan syukur berkat rahmat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini. Sebuah penghargaan yang setinggi-tingginya tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan kegiatan PKL dan penyelesaian lapora PKL ini. Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan ucapan terima kasih setulus hati kepada : 1. Bapak Huzmul Beze, S, Hut, MP selaku dosen pembimbing Praktik Kerja Lapang (PKL) 2. Ibu Dyah Widyahsasi,S, Hut, MP selaku dosen pembimbing dan Ketua Program Studi GeoInformatika 3. Bapak Waluya, SH, selaku Bagian Tata Usaha Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur 4. Bapak Nyoman Cakra, Bsc, selaku Kepala Bidang Potensi Tanah Badan Pertanahan Nasional Povinsi Kalimantan Timur 5. Bapak Darmanto, SH., MM selaku Kepala Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur 6. Bapak Agus Indra G, ST, Heru Maulana, SP, dan Arya Jaka Dwi Putra, SI selaku Pembimbing Lapangan Praktik Kerja Lapang(PKL) 7. Rekan-rekan tenaga kerja Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan timur yang telah membantu PKL kami 8. Teman teman dan seluruh pihak yang telah membantu PKL kami 9. Ayah, Ibu dan keluarga yang senantiasa berdoa untuk keberhasilan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL

5 Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan penulis dalam penguasaan materi. Penulis Kampus Sei. Keledang, 18 juni 2012

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii iv v BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapang... 1 B. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapang... 2 C. Hasil Yang Diharapkan... 2 BAB II : KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan... 4 B. Manejemen perusahaan... 8 C. Lokasi dan Waktu PKL BAB III : HASIL PERAKTEK A. Pengenalan Alat Ukur Tujuan Landasan Teori Alat dan Bahan Prosedur Kerja Hasil Kegiatan Pembahasan B. Pembuatan Peta Tujuan Landasan Teori Alat dan Bahan Prosedur Kerja Hasil Kegiatan Pembahasan BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... 22

7 DAFTAR GAMBAR No Tubuh Utama Halaman 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang(PKL) Kegiatan Centring Tata Ruang Penajam Paser Utara (PPU)... 19

8 DAFTAR GAMBAR No Tubuh Utama Halaman 1. Tripod dan Tribrach Tripod Tripod Tribrach Nivo Digital Theodolit NE Total Station DMT Pembuatan Layout dan Peta Selesai... 18

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menghubungkan dunia kampus dengan dunia professional di perlukan sebuah sarana khusus bagi mahasiswa. Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah mata kuliah yang bisa menjembatani antara dunia kampus yang penuh dengan teori dan dunia kerja. Program Studi Geoinformatika sebagai salah satu penyelenggara pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda juga tidak terlepas dari kondisi tersebut. Sehingga diperlukan pengenalan tentang kegiatan kerja di lapangan pekerjaan secara langsung dengan rangkuman khusus praktek kerja lapang (PKL). PKL bagi mahasiswa Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dimaksudkan agar mahasiswa peserta PKL dapat mengenal dan memahami setiap kegiatan atau pekerjaan yang dibebankan, sehingga akan dapat membuat suatu pola kerja yang lebih terarah dan sistematik dengan hasil pekerjaan yang lebih optimal dan bertanggung jawab. Badan Pertanahan Nasional Kalimantan Timur (BPN Kaltim) merupakan badan yang mengurus adminitrasi pertanahan di Kalimantan Timur. BPN terdiri dari 5 bidang kerja yaitu : 1. Bidang survey, pengukuran dan pemetaan. 2. Bidang hak tanah dan pendaftaran tanah. 3. Bidang pengaturan dan penataan pertanahan 4. Bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat. 5. Bidang pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan.

10 2 Kegiatan yang dilakukan oleh BPN merupakan kegiatan kegitan di bidang geospasial, kondisi ini sangat cocok bagi mahasiswa D3 GeoInformatika untuk menimba ilmu dengan latar belakang di ata maka PKL mahasiswa dilaksanakan di BPN-KALTIM. B. Maksud dan Tujuan PKL Maksud dari Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan di dunia kerja nyata khususnya dibidang geospasial. Sedangkan tujuan dari Praktek kerja lapang (PKL) adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan pada dunia kerja nyata. 2. Melengkapi syarat kelulusan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda hingga mendapat gelar Ahli Madya. 3. Mahasiswa dapat menjadikan Praktek Kerja Lapang (PKL) sebagai media penyalur lowongan kerja setelah lulus nanti. C. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL adalah 1. Mahasiswa mempunyai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu pekerjaanya serta menambah wawasan, pengalaman, dan suasana bekerja pada dunia nyata. 2. Selain itu PKL ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk melatih keterampilan dalam menggunakan alat dan praktik di bidang geospasial.

11 3 3. Mahasiswa diharapkan bisa membandingkan secara langsung perbedaan antara teori di perkuliahan dengan yang ada di lapangan beserta dapat mengatasi permasalahan dalam dunia kerja nyata. 4. Diharapkan mahasiswa setelah kelulusan langsung mendapatkan pekerjaan.

12 4 BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Latar Belakang Perusahaan Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala (Sesuai dengan Perpes No.10 Tahun 2006). Sebagaimana diketahui bahwa tahun 2009 adalah tahun terakhir pelaksanaan visi, misi dan program prioritas Presiden yang sedang mendapat mandat. Tahun 2009 sekaligus juga merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dimana RPJM Nasional ini adalah rencana pembangunan jangka menengah pertama dari 4 (empat) tahap RPJM yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahap II RPJM Nasional adalah tahun Rencana Strategis BPN RI Dalam kerangka ini, amanat konstitusi menegaskan agar politik dan kebijakan pertanahan diarahkan untuk mewujudkan tanah untuk "sebesarbesar kemakmuran rakyat". Meskipun telah diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tanah merupakan sumber kemakmuran rakyat, namun jumlah rakyat miskin Indonesia masih cukup besar (sekitar 39 juta jiwa). Hal ini terjadi karena masih terjadi ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T). Ketimpangan P4T dan ketimpangan terhadap sumber-sumber produksi lainnya menyebabkan semakin sukarnya upaya penurunan kemiskinan dan pengangguran.

13 5 Ketimpangan P4T juga dapat mendorong terjadinya kerusakan sumberdaya tanah dan lingkungan hidup, peningkatan jumlah sengketa, konflik dan perkara pertanahan. Lebih lanjut, permasalahan pertanahan ini akan berdampak terhadap rapuhnya ketahanan pangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional. Dalam rangka menjalankan amanat konstitusi tersebut dan menyelesaikan berbagai persoalan pertanahan yang ada, maka perlu dirumuskan strategi dan kebijakan pertanahan nasional yang secara fundamental mampu menciptakan struktur sosial dan tatanan politik nasional yang lebih kokoh. Hal ini dituangkan dalam Rencana Strategis BPN-RI Tahun yang merupakan wadah harmonisasi perencanaan, serta pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah di bidang pertanahan pasca penataan kembali organisasi BPN-RI secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis dengan berbagai sektor dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi BPN-RI tersebut, maka sasaran strategis yang diharapkan adalah sebagai berikut: a. Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta peningkatan ketahanan pangan (Prosperity). b. Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan P4T (Equity).

14 6 c. Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk mewujudkan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air serta melakukan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari (Social Welfare). d. Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi terciptanya keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluasluasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat (Sustainability) Renstra BPN-RI merupakan pedoman sekaligus kendali dan acuan koordinasi, bagi setiap unit kerja pada semua tingkatan organisasi BPN-RI serta sebagai instrumen dalam rangka melanjutkan, meningkatkan dan mengembangkan pembangunan pertanahan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya. Renstra BPN-RI juga digunakan sebagai pedoman sekaligus kendali dan acuan koordinasi bagi setiap unit kerja pada semua tingkatan organisasi BPN-RI. Sebagai komitmen perencanaan, Renstra BPN RI juga berfungsi sebagai alat bantu dan tolok ukur dalam menjalankan misi, kebijakan serta program nasional untuk mencapai sasaran - sasaran strategis yang telah ditetapkan. 3. Tujuan Pembangunan Pertanahan. Tujuan pembangunan bidang pertanahan yang akan dicapai tahun pada dasarnya adalah Mengelola tanah seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat.

15 7 Rincian tujuan pembangunan pertanahan tersebut menunjukkan kondisi yang harus dilanjutkan di tahun , yaitu : a. Melanjutkan Pengembangan infrastruktur pertanahan secara nasional, regional dan sektoral, yang diperlukan bagi seluruh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional RI dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia; b. Tetap berupaya mewujudkan suatu kondisi yang mampu menstimulasi, mendinamisasi dan memfasilitasi terselenggaranya survei dan pemetaan tanah secara cepat, modern dan lengkap serta tetap menjamin akurasi di seluruh wilayah Indonesia khususnya wilayah yang memiliki potensi ekonomi tinggi serta rawan masalah pertanahan; c. Melanjutkan percepatan pendaftaran tanah dan penguatan hak atas tanah melalui program legalisasi aset pertanahan dengan biaya yang lebih murah, dengan waktu yang terukur; d. Melanjutkan Penataan dan mengendalikan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah dan mengokohkan keadilan di bidang sumber daya agraria, mengurangi kemiskinan, serta membuka lapangan kerja melalui Program Pembaruan Agraria Nasional (Reforma Agraria); e. Tetap Mengupayakan pengurangan jumlah konflik, sengketa dan perkara pertanahan serta mencegah terciptanya konflik, sengketa dan perkara pertanahan baru; f. Melanjutkan peningkatan mutu pelayanan publik di bidang pertanahan agar lebih berkualitas, terukur, akurat, tepat, transparan dan akuntabel, dengan tetap menjaga kepastian hukum.

16 8 4. Agenda Kebijakan BPN RI Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPN menyelenggarakan fungsi: a. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional. b. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia. c. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship). d. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis. e. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia. f. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar. g. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan Pertanahan yang telah ditetapkan. h. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional. B. Manajemen BPN RI Provinsi Kalimantan Timur BPN KALTIM dipimpin oleh Kepala Kantor wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kaknwil Provinsi Kaltim membawahi 5 bidang yaitu 1. Bidang Survey, Pengukuran dan Pemetaan. 2. Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah. 3. Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan. 4. Pengendalain Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat 5. Bidang Pengkajian dan Penaganan Sengketa dan Konflik Pertanahan

17 9 Kakanwil Provinsi Kaltim dibantu oleh Kepala Tata Usaha. Diamana pada bidang - bidang tersebut dibantu oleh seksi sesuai bidang masing masing, 1. Bidang Survey, Pengukuran dan Pemetaan. a. Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar b. Seksi Pemetaan tematik c. Seksi Pengukuran Bidang d. Seksi Potensi Tanah 2. Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah. a. Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan b. Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum c. Seksi Pengukuran Tanah Pemerintah d. Seksi Pendaftaran, Perahlihan, Pembebanan Hak dan PPAT 3. Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan. a. Seksi Penatagunaan Tanah b. Seksi Penataan Kawasan Tertentu c. Seksi Landrefrom d. Seksi Konsolidasi Tanah 4. Pengendalain Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat a. Seksi Pengendalian Pertanahan b. Seksi Pemberdayaan Masyarakat 5. Bidang Pengkajian dan Penaganan Sengketa dan Konflik Pertanahan a. Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan b. Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan

18 10 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL Praktik Kerja Lapang (PKL) ini di Laksanakan di Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur, Jalan M.Yamin NO 14 Samarinda. Kegiatan PKL ini di laksanakan selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 1 maret 2012 sampai 30 April Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1 dibawah ini Tabel.1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL). No Kegiatan Waktu Keterangan 1 Uji Centring maret Simulasi 2 Pengenalan Alat ukur 26 maret Pengamatan 3 Penggunaan Autocad 27 maret Praktik 4 Pengenalan ArcGis april Pengamatan 5 Pengenalan peta 5 april Pengamatan 6 Pembuatan Peta 9 30 april Praktik 7 Membantu tugas administrasi BPN Kaltim Selain waktu di atas Administrasi

19 11 BAB III Hasil Praktek Kerja Lapang A. Penggunaan Alat Ukur 1. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperlancar proses Centering alat ukur. 2. Dasar Teori Pengukuran adalah proses mengukur yang dilakukan di atas permukaan bumi yang merupakan bidang lengkung dan berbentuk tidak beraturan. Dalam proses memindahkan (menggambarkan) keadaan dari permukaan bumi yang merupakan bidang lengkung menjadi peta yang merupakan bidang datar terjadi distorsi atau perubahan baik jarak maupun arah. (Ariyanto, 2009) Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut, dapat pula dipakai untuk pengukuran jarak secara optis dan pengukuran beda tinggi secara trigonometry dan tachymetry. Dengan kemajuan teknologi saat ini telah dapat dibuat theodolite tipe baru yaitu theodolite laser sehingga dapat dipakai pada tempat-tempat yang gelap, seperti dalam terowongan, tambang dalam dan lain-lain. (Ariyanto, 2009) 3. Alat dan Bahan yang Digunakan Alat dan bahan yang digunakan antara lain : a. Tripod b. Tribrach 4. Prosedur kerja penggunaan alat ukur Pada bagian ini dilakukan Centering dan pengenalan alat ukur. Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain :

20 12 a. Centering alat dimana langkah-langkahnya 1) Mempersiapkan alat ukur seperti tripod dan tribrach Gambar.1 Tripod dan Tribrach 2) Mendirikan tripod pada titik yang akan diukur. Tripod didirikan Gambar.2 Tripod 3) Memasang tribrach pada tripod menggunakan sekrup pada tripod. Sekrup Gambar.3 Tripod

21 13 4) Mencari titik ukur menggunakan tribrach dan leveling alat agar Centering. Mencari titik Gambar.4 Tribrach 5) Setelah titik didapat maka selanjutnya mencari keseimbangan alat dengan mengatur gelembung yang ada pada nivo agar berada tepat ditengah (dalam lingkaran). Gambar.5 Tribrach Gelembung ditengah Gambar.6 Nivo

22 14 b. Pemantapan Centering Alat Pada tahapan ini langkah-langkah diatas diulangi hingga mahir dan cepat. c. Penggenalan Alat Ukur Pada tahapan ini dikenalkan berbagai jenis alat ukur yaitu : Digital Theodolit NE -100 (Nikon) seri dan Total Station DTM (Nikon) seri Digital Theodolit NE -100 (Nikon) adalah sebuah entry-level Electronic Theodolite dirancang untuk semua kondisi lapangan. Dengan catatan keandalan terbukti dan kinerja jangka panjang yang akurat, Nikon Electronic theodolites memastikan tingkat kinerja yang tinggi, dirancang instrument tahan air akan situasi lapangan yang ekstrim. Fitur utama meliputi : a. Tahan Air dan debu (IPX4) b. Layar terang dengan lampu latar c. Simple user interface d. Sampai ± 46 jam operasi dengan baterai Gambar.7 DT NE-100 Spesifikasi teknis : a. Akurasi sudut pandang 10 b. Minimum reading : 10 /20 c. Telescope perbesaran : 30x Total Station Nikon DMT-352 a. Ketelitian sudut : 5 b. Pembesaran lensa : 33x c. Pembacaan sudut : 1 /5 Gambar.8 TS Nikon DMT-352

23 15 d. Internal memory : points e. Display : 2 muka f. Jarak ukur 1 prisma : M g. Jarak ukur 3 prisma : M 5. Hasil Kegiatan Hasil dari kegiatan ini adalah alat ukur tribrach siap untuk digunakan serta semakin mahir dalam melakukan Centering alat. Table.2 kegiatan Centering No Kegiatan Hasil Standar 1 Mendirikan Tripot 30 detik 30 detik 2 Memasang tribrach 20 detik 15 detik 3 Mencari titik ukur 60 detik 40 detik 4 Leveling Nivo 110 detik 90 detik Total 220 detik 175 detik 6. Pembahasan Berdasarkan hasil kegiatan PKL di BPN Kaltim ternyata simulasi centering alat ukur memerlukan waktu 220 detik. Padahal standar waktu yang diperlukan untuk leveling adalah 175 detik. Terdapat selisih waktu 45 detik antara kegiatan simulasi dengan waktu standar. Selisih waktu ini tidak bisa ditolerir apabila pengukuranya dalam luasan yang memiliki skala besar karena semakin besar luasanya maka akan semakin sering melakukan centering alat dan semakin banyak waktu yang terbuang. Hilangnya waktu proses centering yang dilakukan oleh penulis mulai dari memasang tribrach yaitu 5 detik. Kehilangan waktu berikutnya adalah pada

24 16 proses mencari titik ukur yaitu 20 detik. Padahal waktu standar yang diperlukan 40 detik sementara penulis melakukannya selama 60 detik. Kehilangan waktu terakhir terjadi pada proses leveling nivo. Waktu standar yang diperlukan 90 detik sementara penulis melakukannya 110 detik. Semua waktu yang hilang pada tahapan di atas terjadi akibat kurang mahirnya penulis dalam hal centering alat ukur. B. Pembuatan Peta 1. Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mahir membuat peta menggunakan software ArcGis. 2. Dasar Teori Menurut Diki(2009),peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus. Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi. Menurut Awaludin (2011) ArcGis Destop adalah sebuah solusi software aplikasi System Informasi Geografis (SIG) yang integral. Di dalam ArcGis desktop terdapat beberapa aplikasi Sistem Informasi Geografis yang memiliki fungsi berbeda beda. Diantaranya adalah ArcMap, ArcCatalog, dan ArcReader. ArcGis dikembangkan oleh ESRI (Environmental System

25 17 Research Institute), sebuah perusahaan yang memfokuskan diri pada solusi pemetaan digital terintegrasi. ArcGis destop adalah salah satu dari sekain banyak produk yang saling terkait dibidang pemetaaan digital yang dikembangkan oleh ESRI. ArcMap merupakan sentral dari ArcGis destop. Digunakan untuk melakukan editing, analisis, dan manajemen peta keseluruhan. ArcMap menyediakan 2 jenis tampilan, yaitu Geographic Data View dan Page Layout View. Geographic Data View adalah tampilan yang digunakan untuk melakukan editing peta secara langsung, mengatur simbol, memberikan label, dan melakukan analisis peta secara langsung. Didalam Geographic Data view terdapat Table of Content (TOC) yang berisi semua layer peta yang sudah diload ke dataframe, sehingga bisa dengan mudah mengontrol layer mana saja yang dikelola dan ditampilkan secara langsung melalui TOC. Sementara tampilan Layout view lebih focus kearah proses percetakan peta. Melalui layout view, semua element peta yang akan dicetak bisa diatur sesuai dengan yang kita inginkan. 3. Alat dan Bahan a. Seperangkat computer b. Software ArcGis c. Peta 4. Dalam kegiatan pembutan peta ini prosedur kerja yang dilakukan antara lain: a. Siapkan aplikasi ArcGis b. Buat project baru c. Tambahkan theme. d. Masukkan Peta Tata Ruang Penajam Pasir Utara ke dalam view arcgis.

26 18 e. Selanjutnya menentukan koordinat f. Lakukan georeferensi g. Buat shapefile untuk membuat polyline, polygon, atau point h. Menambahkan shapefile yang telah dibuat kedalam layer i. Lakukan digitasi j. Kelola atribut k. Layout 5. Hasil Kegiatan Hasil dari kegiatan pembuatan peta penajam paser utara bisa dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar.9 Pembuatan layout dan peta selesai.

27 19 Sedangkan Pengukuran luas wilayah di peta dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel.3 Tata ruang Penajam Paser Utara (PPU) No Kawasan Luas hasil simulasi Luas sebenarnya (Ha) (Ha) 1 Kawasan non budidaya kehutanan , , Kawasan budidaya , , kehutanan 3 Taman hutan raya , , Cagar alam teluk adang 3.783, , Pembahasan Pada pembuatan peta Penajam Paser Utara pada data tabel 2 memiliki luas keseluruhan yaitu 3.065,69 km yang terdiri atas : a. Kawasan non budidaya kehutanan seluas 1.378,23 km b. Kawasan budidaya kehutanan seluas 1.496,83 km c. Taman hutan raya seluas 152,79 km d. Cagar alam teluk adang seluas 37,84 km Namun pada peta Penajam Paser Utara milik BPN kaltim memiliki luas yaitu 3.060,82. Jadi terdapat perbedaan luas sebesar 4,87 km 2. Peta yang dibuat oleh penulis lebih besar karena proses georerencing yang tidak akurat, digitasi polygon yang kurang halus, dan peta dasar yang digunakan beresolusi kecil. Untuk mengatasi masalah diatas diperlukan adanya beberapa solusi antara lain : a. peta dasar harus beresolusi besar b. Perlu dilakukan roses georeferensing berulang ulang sampai mendapat nilai root mean square error ( RMS error)

28 20 c. perlu dilakukan editing dengan benar, sampai didapatkan nilai fitur yang sebenarnya d. perlu dilakukan digitasi secara otomatis.

29 21 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kegiatan yang dilakukan selama praktik lapang adalah Melakukan centering alat. ada kelebihan waktu pada kegiatan centering alat yang dilakukan penulis dibanding waktu setandar, hal ini terjadi karena mahasiswa belum mahir. 2. Pada kegiatan pembuatan peta mahasiswa belum mampu membuat peta Penajam Paser Utara yang akurat seperti milik BPN Kaltim, hal ini terjadi karena mahasiswa masih dalam tahap pembelajaran. B. Saran Diharapkan adanya kerja sama jangka panjang antara Badan Pertanahan Kalimantan dengan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dalam rangka mewujudkan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara berkelanjutan.

30 22 DAFTAR PUSTAKA Anonim Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. (di unduh pada tanggal_7 Mei 2011) Ariyanto Modul Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah 1. Universitas Mulawarman. Samarinda Ariyanto Dasar dasar ArcGis. Universitas Mulawarman. Samarinda Diky Peta-tematik. (diunduh pada tanggal 1 desember 2011) Awaludin Geographical Information Systems with ArcGIS 9.X (principles, techniques, apliacation, and amangement). Andi. Yogyakarta.

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN. B. Misi Yang Akan Dilaksanakan. A. Visi Pembangunan Pertanahan

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN. B. Misi Yang Akan Dilaksanakan. A. Visi Pembangunan Pertanahan Rencana Strategis (RENSTRA) BPN RI Tahun 2010-2014. II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN A. Visi Pembangunan Pertanahan R encana Strategis Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi, air dan ruang angkasa atau kekayaan alam yang terkandung di dalamnya merupakan suatu karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat Indonesia. Dan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sudah disadari bersama bahwa masalah agraria adalah masalah yang rumit dan

I. PENDAHULUAN. Sudah disadari bersama bahwa masalah agraria adalah masalah yang rumit dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sudah disadari bersama bahwa masalah agraria adalah masalah yang rumit dan peka, menyangkut berbagai aspek kehidupan. Hal ini terjadi dikarenakan masalah agraria sudah

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI UPTD PLANOLOGI KEHUTANAN SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI UPTD PLANOLOGI KEHUTANAN SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI UPTD PLANOLOGI KEHUTANAN SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR OLEH : WAHYU FEBRIYANI NIM. 090 500 148 PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i Sapta Tertib Pertanahan Daftar Isi Daftar Tabel, Grafik dan Gambar Kata Pengantar Ikhtisar Eksekutif i ii iv vii ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1

Lebih terperinci

Total Tahun

Total Tahun RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH 2010-2014 KEGIATAN PRIORITAS NASIONAL DAN KEGIATAN PRIORITAS BIDANG REFORMA AGRARIA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA (BERDASARKAN PERPRES NO.5 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM. dipimpin oleh Kepala (Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006). di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral.

BAB III TINJAUAN UMUM. dipimpin oleh Kepala (Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006). di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral. BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 24 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan lagi di Semarang

Lebih terperinci

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) SERI REGIONAL DEVELOPMENT ISSUES AND POLICIES (15) PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) 11 November 2011 1 KATA PENGANTAR Buklet nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan BPN dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan BPN dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha Berdasarkan keputusan presiden nomor 96/M/1993 tentang pembentukan Kabinet Pembangunan IV kegiatan pertanahan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN 50 TAHUN AGRARIA TANGGAL 24 SEPTEMBER 2010

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN 50 TAHUN AGRARIA TANGGAL 24 SEPTEMBER 2010 SAMBUTAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN 50 TAHUN AGRARIA TANGGAL 24 SEPTEMBER 2010 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Yang kami hormati, Para Gubernur,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden.

Bab I PENDAHULUAN. dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Organisasi Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah instansi pemerintah Non Departemen yang berkedudukan

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL SAMARINDA. Oleh FEBRIANA PRIHATINI

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL SAMARINDA. Oleh FEBRIANA PRIHATINI LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL SAMARINDA Oleh FEBRIANA PRIHATINI 100 500 200 JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Umum Kabupten Bantul a. Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah seluruhnya

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN 2015-2019 DEPUTI MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH Jakarta, 21 November 2013 Kerangka Paparan 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN) Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BADAN PERTANAHAN NASIONAL 1 PROGRAM PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL 1.444,6 1.631,8 1.862,0 2.033,3 1.1 Pengelolaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Oleh: MUKHAMAD VICKY AINIL ZACKY NIM.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Oleh: MUKHAMAD VICKY AINIL ZACKY NIM. LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: MUKHAMAD VICKY AINIL ZACKY NIM. 130 500 194 PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN) BAB II PROFIL PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN) Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian, metode pengumpulan data dan analisa yang akan digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian, metode pengumpulan data dan analisa yang akan digunakan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini akan membahas mengenai kerangka penelitian, metode pengumpulan data dan analisa yang akan digunakan untuk merumuskan strategi manajemen

Lebih terperinci

REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM

REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM GUNAWAN SASMITA DIREKTUR LANDREFORM ALIANSI PETANI INDONESIA JAKARTA 10 DESEMBER 2007 LANDASAN FILOSOFI TANAH KARUNIA TUHAN

Lebih terperinci

VISI, MISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN TANAH UNTUK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

VISI, MISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN TANAH UNTUK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT VISI, MISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN TANAH UNTUK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 37 A. VISI PEMBANGUNAN PERTANAHAN Rencana Strategis Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tahun 2010 2014

Lebih terperinci

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Omswastiastu (untuk Provinsi Bali)

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Omswastiastu (untuk Provinsi Bali) MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PADA UPACARA PERINGATAN HARI AGRARIA NASIONAL TAHUN 2017 Assalamu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Sejarah Organisasi Badan Pertanahan Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010 MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terkadang dominan dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. dan terkadang dominan dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut erat kaitannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam menjalankan pekerjaanya, suatu kantor atau instansi pemerintah sangat memerlukan sumber daya manusia yang selalu berperan aktif dan terkadang dominan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Oleh SISILIA MANGGUALI NIM.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Oleh SISILIA MANGGUALI NIM. LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SISILIA MANGGUALI NIM. 130 500 204 PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya alam anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak terhingga nilainya bagi seluruh umat manusia. Sebagai anugerah, hutan mempunyai nilai filosofi yang

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA Sekilas Tentang Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA Sekilas Tentang Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar 14 BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA 3.1. Sekilas Tentang 3.1.1. Semboyan Semboyan Kantor Pertanahan Kabupaten Karangayar yang merupakan semboyan Badan Pertanhan Nasional Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang berada di bawah dan

Lebih terperinci

bahan sajian dalam Lokakarya Nasional Background Study RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

bahan sajian dalam Lokakarya Nasional Background Study RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Hotel Akmani, Jakarta, 6 Desember 2013 bahan sajian dalam Lokakarya Nasional Background Study RPJMN 2015 2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan disajikan oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri

Lebih terperinci

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i Sapta Tertib Pertanahan Daftar Isi Daftar Tabel, Grafik dan Gambar Kata Pengantar Ikhtisar Eksekutif i ii iv vii ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV. BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Persiapan 3.1.1.Persiapan Administrasi a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas lampung kepada CV. Geoplan Nusantara b. Transkrip nilai semester

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agenda pembaruan agraria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 TAP MPR Nomor IX/MPR/2001 salah satunya adalah melaksanakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini masih menghadapi persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini masih menghadapi persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia saat ini masih menghadapi persoalan-persoalan struktural yang terwujud dalam bentuk tingginya tingkat pengangguran, tingginya tingkat kemiskinan, tingginya

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

Tanah Untuk Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat. Rencana Strategis Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tahun

Tanah Untuk Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat. Rencana Strategis Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tahun Rencana Strategis Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tahun 2010-2014 Tanah Untuk Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat TANAH UNTUK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 KATA PENGANTAR KEPALA BPN RI

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis BPN RI B. Penetapan Kinerja

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis BPN RI B. Penetapan Kinerja Daftar Isi PENGANTAR........... RINGKASAN EKSEKUTIF....... DAFTAR ISI............. i ii iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................. 1 B. Tugas dan Fungsi....... 2 C. Peran Strategis Sektor

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Tabel I. Alokasi Anggaran Tahun 2012 (dalam ribuan rupiah) KODE PROGRAM

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN Pengertian Alat Ukur Tanah Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum tingkat pelayanan publik di Indonesia saat ini masih rendah. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal yang menunjukkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN HUKUM PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL. A. Latar Belakang Lahirnya Program Pembaharuan Agraria Nasional

BAB II PENGATURAN HUKUM PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL. A. Latar Belakang Lahirnya Program Pembaharuan Agraria Nasional 24 BAB II PENGATURAN HUKUM PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL A. Latar Belakang Lahirnya Program Pembaharuan Agraria Nasional Setelah pergulatan selama 12 tahun, melalui prakarsa Menteri Pertanian Soenaryo,

Lebih terperinci

BAB 2 Perencanaan Kinerja

BAB 2 Perencanaan Kinerja BAB 2 Perencanaan Kinerja 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kean Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki keterkaitan dengan berbagai perspektif, yang beberapa diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena keterkaitannya dengan berbagai

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon Kabupaten Gresik Ali Pebriadi 3506.100.049 Latar Belakang Pemanfaatan tanah dan penggunaan

Lebih terperinci

DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur

DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur RENCANA AKSI KEGIATAN KOORDINASI DAN SUPERVISI (KORSUP) ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI KALIMANTAN TIMUR DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur

Lebih terperinci

Oleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan

Oleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan Oleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan www.wbh.or.id Penjaringan Aspirasi Masyarakat Sebagai Masukan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 di Gedung Serbaguna Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan Lukita Dinarsyah Tuwo Solo, 26 Agustus 2017 DAFTAR ISI 1. LATAR BELAKANG 2. KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI 3. PRIORITAS QUICK WIN Arah Kebijakan

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

Oleh : Muslihatul Ummah

Oleh : Muslihatul Ummah Oleh : Muslihatul Ummah 3506 100 022 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Pasal 27, Pasal 37 dan Pasal 40 dalam UUPA Program reforma agraria Banyaknya ketidak tepatan dalam proses pengukuran dan pemetaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING APLIKASI GIS UNTUK PEMBUATAN PETA INDIKATIF BATAS KAWASAN DAN WILAYAH ADMINISTRASI DIREKTORAT PENGUKURAN DASAR DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena

I. PENDAHULUAN. diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki keterkaitan dengan berbagai perspektif, yang beberapa diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena keterkaitannya dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

Pengantar Presiden - Ratas Tentang Reforma Agraria, Kantor Presiden Jakarta, 24 Agustus 2016 Rabu, 24 Agustus 2016

Pengantar Presiden - Ratas Tentang Reforma Agraria, Kantor Presiden Jakarta, 24 Agustus 2016 Rabu, 24 Agustus 2016 Pengantar Presiden - Ratas Tentang Reforma Agraria, Kantor Presiden Jakarta, 24 Agustus 2016 Rabu, 24 Agustus 2016 TRANSKRIP PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RAPAT TERBATAS KABINET KERJA TENTANG REFORMA

Lebih terperinci

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA (Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon, Gresik) Ali Pebriadi;Ir. Yuwono, MS;Ir. Roedy Rudianto, M.Si Program Studi Teknik Geomatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setelah ditetapkannya reorientasi politik dan kebijakan pertanahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur sosial dan tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menggali potensi lahan daerah kabupaten wilayah Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan investasi pada daerah tersebut.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setelah ditetapkannya reorientasi politik dan kebijakan pertanahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur sosial dan tatanan

Lebih terperinci

RAPAT DENGAR PENDAPAT BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI DENGAN KOMISI II DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI. Kamis, 8 Maret 2012

RAPAT DENGAR PENDAPAT BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI DENGAN KOMISI II DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI. Kamis, 8 Maret 2012 RAPAT DENGAR PENDAPAT BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI DENGAN KOMISI II DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI Kamis, 8 Maret 2012 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh; Selamat malam, salam sejahtera bagi kita

Lebih terperinci

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 14 Kabupaten/Kota, namun sejak tgl 25 April 2013 telah dikukuhkan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Amanat konstitusi di bidang pertanahan menuntut agar politik dan kebijakan pertanahan dapat memberikan kontribusi nyata dalam proses mewujudkan keadilan sosial bagi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

2013, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang P

2013, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.155, 2013 PERTAHANAN. Pengadaan. Pembangunan. Badan Pertanahan Nasional. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

Yth. Sdr. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; Yth. Sdr. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Yth. Sdr. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; Yth. Sdr. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA PEMBUKAAN MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016-2021 Palangkaraya, 28 September 2016 Yth. Sdr. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN SINKRONISASI PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI SULAWESI TENGAH SELASA, 01 MARET 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR,

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, 14 Maret 2013 KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA HENDARMAN SUPANDJI

PENGANTAR. Jakarta, 14 Maret 2013 KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA HENDARMAN SUPANDJI PENGANTAR Segala puja, puji, dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-nya pula maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pertanahan

Lebih terperinci

PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL

PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL TUGAS I PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Survey Digital Fakultas Teknik tahun 2013 Nama : Herwinda Rosyid NIM : 12/333809/TK/40151 HALAMAN JUDUL

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa dan masyarakat Indonesia. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tanah harus dipergunakan bagi sebesar-besar

Lebih terperinci

REVIEW HASIL CEK LAPANGAN PEMETAAN RUPABUMI INDONESIA (RBI) SKALA 1:25

REVIEW HASIL CEK LAPANGAN PEMETAAN RUPABUMI INDONESIA (RBI) SKALA 1:25 REVIEW HASIL CEK LAPANGAN PEMETAAN RUPABUMI INDONESIA (RBI) SKALA 1:25.000 BERDASARKAN PERATURAN KEPALA BIG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KETELITIAN PETA DASAR (Studi Kasus: Pekerjaan Pemetaan RBI Aceh Paket

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah merupakan suatu entitas yang memiliki fungsi dan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah merupakan suatu entitas yang memiliki fungsi dan tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan suatu entitas yang memiliki fungsi dan tujuan memberikan layanan publik kepada masyarakat dengan menjalankan peran sebagai organisasi publik

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 28/Menhut-II/2006

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 28/Menhut-II/2006 MENTERI KEHUTANAN REPUIBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 28/Menhut-II/2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pasal 43 ayat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum BAB 1 Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hubungan

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 APA ITU TOTAL STATION???? Secara sederhana

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Aetra Air Tangerang merupakan perusahaan hasil kerjasama pemerintah kabupaten Tangerang dengan pihak swasta (KPS) yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang luas wilayahnya sekitar 70% terdiri dari laut dan mempunyai lebih dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai

Lebih terperinci

VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI KEBUMEN PERIODE

VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI KEBUMEN PERIODE VISI, MISI DAN PROGRAM CALON BUPATI KEBUMEN PERIODE 2015-2019 Kata Pengantar Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua masyarakat kebumen

Lebih terperinci