Oleh : Muslihatul Ummah
|
|
- Hartono Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Oleh : Muslihatul Ummah
2 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Pasal 27, Pasal 37 dan Pasal 40 dalam UUPA Program reforma agraria Banyaknya ketidak tepatan dalam proses pengukuran dan pemetaan
3 apakah dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dalam program reforma agraria sesuai dengan standarisasi teknis pengukuran dan pemetaan Badan Pertanahan Negara Republik Indonesia.
4 1) Wilayah kajian Desa Bogorame Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Jawa Tengah 2) Data yang digunakan adalah data gambar ukur, peta dasar teknik Kabupaten Rembang, peta situasi lokasi desa Bogorame, dan peta bidang tanah desa Bogorame. 3) Studi pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dalam program reforma agraria dikaitkan dengan standarisasi teknis. 4) Standarisasi yang akan dikaji adalah pengukuran poligon, pengukuran bidang tanah, pemetaan, hitungan luas, tenaga pelaksana dan komputer grafis.
5 Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pelaksanaan Reforma Agraria. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dalam program reforma agraria. Untuk mengetahui apakah pengukuran dan pemetaan yang dilaksanakan sesuai dengan standarisasi teknis. Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk dapat meminimalisasi kesalahan terjadinya pengukuran dan pemetaan dalam program reforma agrarian dengan standarisasi teknis
6 Desa Bogorame Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Jawa Tengah
7 Identifikasi dan perumusan masalah Pengukuran dan Pemetaan Reforma Agraria Studi literatur mengenai pengukuran dan pemetaan reforma agraria serta standarisasinya baik dari BPN maupun dari sumber-sumber lain Pengumpulan data dari Kantor Pertanahan Kabupaten Rembang yang berupa informasi-informasi tentang pengukuran dan pemetaan dalan reforma agraria yang berupa peta yang digunakan dan hasil pengukuran Pengolahan data dengan membandingkan pengukuran dan pemetaan dalam reforma agraria sesuai dengan standarisasi teknis Analisa hasil pengolahan data Penyusunan laporan tugas akhir
8 Standarisasi Teknis (PMNA/Ka.BPN No. 3 Tahun 1997) 1. Data : 2. Informasi Tentang Pengukuran dan Pemetaan (Realisasi) Membandingkan Analisa Pengukuran Poligon Analisa Pengukuran Bidang Tanah Analisa Pemetaan Analisa Hitungan Luas Analisa Tenaga Pelaksana dan Komputer Grafis Kesimpulan
9
10 Lokasi penelitian di Desa Bogorame Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Jawa Tengah yang luasnya m2. Keadaan tanahnya merupakan tanah pertanian / tegalan yang tak terawat dan berstatus tanah Negara.
11 Peralatan yang digunakan: Theodolit digital Nikon NE 20S dengan pembacaan sudut terkecil 20 baik untuk poligon utama maupun poligon cabang. Untuk pengukuran jaraknya diukur secara optis yaitu menggunakan bak ukur.
12 Poligon Cabang Poligon Utama Bentuk Geometris
13 Dilakukan secara terrestris Metode yang digunakan metode polar dengan unsur sudut dan jarak. Peralatan : theodolit digital Nikon NE 20S dengan pembacaan sudut terkecil 20 Jarak diukur secara optis menggunakan bak ukur dan secara manual menggunakan rol meter 50 meter
14 Pengolahan data poligon dan bidang serta penggambaran menggunakan software Program Aplikasi Kadastral (P5T) - Auto Survey.
15 Pada perhitungan luas bidang di Kantor Pertanahan Kabupaten rembang menggunakan metode grafis, dimana pada pengolahan data dan penggambarannya menggunakan software Program Aplikasi Kadastral (P5T) Auto Survey dan AutoCAD 2004 dan data yang didapatkan berupa data digital. Sehingga luas bidang tanah dapat dihitung menggunakan software AutoCAD 2004.
16
17
18 Dari penelitian ini dapat disimpulkan : Kerangka Poligon yang digunakan adalah kerangka poligon terbuka tidak terikat sempurna. Dalam pengukuran titik ikat pada pengukuran Kantor Pertanahan Kabupaten Rembang menggunakan GPS handheld. Pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dalam program reforma agrarian di Kantor Pertanahan Kabupaten Rembang sebagian besar tidak sesuai dengan standarisasi teknis yang berlaku, dimana persentase pelaksanaan yang sesuai dengan spesifikasi teknis 61,54% dan yang tidak sesuai 38,46% SDM (Sumber Daya Manusia) yang di Kantor Pertanahan Kabupaten Rembang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Agraria No. 3 Tahun 1997.
19 Untuk mendapatkan pengukuran yang sesuai dengan yang diharapkan, sebaiknya dalam melaksanakan pengukuran harus mengikuti standarisasi teknis yang berlaku. Untuk menghindari permasalahan dalam pengukuran, sebaiknya pada pengukuran poligon dilakukan secara tertutup. Dalam pengukuran titik ikat sebaiknya Kantor Pertanahan Kabupaten Rembang tidak menggunakan GPS handheld melainkan menggunakan GPS Geodetik. Diperlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Agraria No. 3 Tahun 1997 di Kantor Pertanahan Kabupaten Rembang
Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA (Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon, Gresik) Ali Pebriadi;Ir. Yuwono, MS;Ir. Roedy Rudianto, M.Si Program Studi Teknik Geomatika
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon Kabupaten Gresik Ali Pebriadi 3506.100.049 Latar Belakang Pemanfaatan tanah dan penggunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan tanah dan penggunaan lahan merupakan suatu rangkaian aktifitas manusia atas daratan misalnya pemukiman, perdagangan, pertanian dan lain-lain. Setiap daerah
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Pembahasan
Bab IV Analisis dan Pembahasan IV.1 Analisis Ketelitian Citra IV.1.1 Titik Sekutu Berdasarkan hasil titik sekutu yang diperoleh dari dua variasi titik sekutu yang berbeda diperoleh nilai untuk 10 titik
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1. Latar belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang Sesuai dengan ketentuan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa Bumi, Air dan Kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kepastian hukum di bidang pertanahan, mutlak diperlukan. Karena itu dibutuhkan perangkat hukum tertulis yang mengatur tentang kepastian hak-hak masyarakat atas tanah.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP Dengan memperhatikan hasil penelitian dan analisis terhadap Tugas dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional berdasarkan Perpres No 10 Tahun 2006 dan Perpres No 20 tahun 2015 dalam hal Perumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. geospasial, yang berfungsi sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam. transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah memerlukan acuan arah dan informasi geospasial. Diperlukan peta dasar pendaftaran dan peta kerja yang dapat dijadikan
Lebih terperinciLand Bulletin LMPDP ISSN 1978-7626 9 771978 762634 Media Pengembangan Kebijakan Pertanahan Edisi 07, Mei - Juli 08 Peran Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Lahan Abadi Pertanian dan Reforma Agraria Pelaksanaan
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip April 2013
ANALISIS DISTORSI PETA BIDANG TANAH PADA PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Febrina Aji Ratnawati, Ir. Bambang Sudarsono, MS *, Ir. Sawitri Subiyanto M.Si ** Program Studi Teknik Geodesi
Lebih terperinciTugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika
Tugas 1 Survei Konstruksi Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB Krisna Andhika - 15109050 TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian 3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Rembang Kabupaten Rembang secara geografis berada di Pegunungan Kandeng Utara dibatasi oleh sebelah utara
Lebih terperinciBab III Pelaksanaan Penelitian
Bab III Pelaksanaan Penelitian Tahapan penelitian secara garis besar terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan kesimpulan. Diagram alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat
Lebih terperinciBEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin
BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA Hasanuddin Z. Abidin Jurusan Teknik Geodesi, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 e-mail : hzabidin@gd.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran atau dapat dikatakan juga bahwa pengukuran adalah
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN
BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN 3.1. Perencanaan Pekerjaan Perencanaan pekerjaan pemetaan diperlukan agar pekerjaan pemetaan yang akan dilakukan akan berhasil. Tahap pertama dalam perencanaan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA
BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA 1.1 Deskripsi Kantor Pertanahan Kabupaten Subang 1.1.1 Lokasi Dalam program latihan akademik (PLA) penelitian dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten subang, yang beralamat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan tempat dimana seseorang melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2014
KAJIAN TENTANG REDISTRIBUSI TANAH OBYEK LANDREFORM DI KABUPATEN REMBANG (Studi Kasus : Desa Bogorame Kecamatan Sulang) Handy Novprastya, Sutomo Kahar, Bambang Sudarsono *) Program Studi Teknik Geodesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi dengan bantuan komputer
Lebih terperinciPemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur
Modul 7-1 Modul 7 Pemetaan Situasi Detail 7.1. PENDAHULUAN Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horisontal dan vertikal secara
Lebih terperincidimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus
F. Uraian Materi 1. Konsep Pengukuran Topografi Pengukuran Topografi atau Pemetaan bertujuan untuk membuat peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam data spasial (persil) maupun data tekstualnya. memiliki sebagian data digital (database) pertanahan namun kwalitasnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi pertanahan saat ini menjadi kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus segera terlayani. Di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung, sistem informasi pertanahan
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. OLEH : Dennis NIM.
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR OLEH : Dennis NIM. 090 500 133 PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK
Lebih terperinciPemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten
Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-issn: 2085-3858 Article History Received February, 2016 Accepted March, 2016 Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dibumi khusunya manusia. Oleh karena itu, manusia menggunakan tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan makhluk hidup yang ada dibumi khusunya manusia. Oleh karena itu, manusia menggunakan tanah untuk bercocok tanam, tempat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENELITIAN
BAB IV ANALISIS PENELITIAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai analisis pelaksanaan penelitian sarta hasil yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada bab III. Analisis dilakukan terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada Proyek pengukuran Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Pada UPTD
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari pelaksanaan praktik kerja lapangan pada Proyek pengukuran Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Pada UPTD Purbolinggo Lampung
Lebih terperinciPENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI
PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI Ben Prayogo Hillman 1, Chatarina Nurjati 1, Yuwono 1 Program
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Profil Perusahaan PT. GEOCAL sebagaiperusahaan yang bergerakdalambidangjasateknikpemetaansertapemasokperalatan survey, yang meliputi : Surveying,
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Stasiun Gandus, Kota palembang, Sumatera Selatan yang merupakan bagian lintas layanan Palembang Betung Jambi. Peta lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Tanah dari tahun ke tahun memiliki fungsi dan nilai ekonomis yang tinggi, dapat terlihat dari semakin meningkatnya
Lebih terperinciLAPORAN EVALUASI PROGRAM DIPLOMA I PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015
LAPORAN EVALUASI PROGRAM DIPLOMA I PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTERIAN AGRARIAN DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tertib administrasi bidang tanah di Indonesia diatur dalam suatu Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Pemerintah tersebut memuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi dengan bantuan komputer
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial Kehutanan Kode MK/SKS : 201M110317 /3 Semester : 3 (tiga) Mata
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI SURVEY
17 BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI SURVEY 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan Perkembangan teknologi peralatan serta kompleksitas pekerjaan survey semakin hari semakin meningkat.
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) NAMA MATA KULIAH SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) NAMA MATA KULIAH Oleh: WAHYUNI, S.H., M.Eng PROGRAM STUDI DIPLOMA I PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL 2016 KEMENTERIAN AGRARIA DAN
Lebih terperinciPENGUKURAN KEKOTAAN. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Surveying and Mapping Study Program Dept. Of Geodetic Engineering
PENGUKURAN KEKOTAAN Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Surveying and Mapping Study Program Dept. Of Geodetic Engineering INDO GLOBAL MANDIRI UNIVERSITY PENGINDERAAN JAUH Penginderaan jauh (inderaja)
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI SURVEY
BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI SURVEY 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan Berlatar belakang dari PT.GEOCAL, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa teknik survey,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan penerapan ilmu yang selama ini telah dipelajarai mahasiswa Diploma 3 Teknik Geomatika sebagai evaluasi praktikum disemester
Lebih terperinciKISI KISI PROFESIONAL dan PEDAGOGIK UKG 2015 PPPPTK BBL MEDAN GEOMATIKA
No Kompetensi Utama KISI KISI PROFESIONAL dan PEDAGOGIK UKG 2015 PPPPTK BBL MEDAN GEOMATIKA KOMPETENSI INTI GURU STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK Indikator Esensial/
Lebih terperinciOleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik
PENGEMBANGAN PROGRAM PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P4T) SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (SIP) (STUDI KASUS :DESA MOJOMULYO DAN DESA GEMPOLSARI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH) Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang memungkinkan rute transportasi melintasi sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api dan lainlain.jembatan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Peminat perangkat GPS navigasi di Yogyakarta sudah mulai banyak, bahkan dengan harga yang relatif murah sudah dapat membeli GPS navigasi. GPS (Global
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN TOPOGRAFI DAERAH TRAWAS
KERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN TOPOGRAFI DAERAH TRAWAS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) merupakan suatu Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi, air dan ruang angkasa, serta segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah merupakan karunia yang diberikan Tuhan kepada umatmanusia, oleh karena itu
Lebih terperinci3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah
3.4 PEMBUATAN KONTUR Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Pengantar Pemetaan/ pembuatan peta adalah pengukuran secara langsung atau tidak langsung akan menghasilkan suatu gambar situasi/ permukaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Titik kontrol pada proses pembuatan peta selalu dibutuhkan sebagai acuan referensi, tujuannya agar seluruh objek yang dipetakan tersebut dapat direpresentasikan sesuai
Lebih terperinciDAFTAR HARGA ALAT SURVEY
DAFTAR HARGA ALAT SURVEY ASEP YADI CAHYADI [ 081323264262 ] [ PIN BB 747DC6D3 ] Ditujukan kepada para Customer. Untuk Mempermudah Penawaran Memuat Berbagai Alat Survey Pemetaan ( Total Station, Digital
Lebih terperinciBab III KAJIAN TEKNIS
Bab III KAJIAN TEKNIS 3.1 Persiapan Penelitian diawali dengan melaksanakan studi literatur. Studi literatur dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan: a. Konsep batas daerah b. Perundang-undangan
Lebih terperinciFauzan Murdapa. Abstrak
ANALISIS TRANSFORMASI KOORDINAT LOKAL KE KOORDINAT NASIONAL TM-3 O PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi kasus : Proyek Ajudikasi Swadaya Tanah Eks.HPK di Prop.Lampung) Fauzan Murdapa Abstrak Sesuai dengan Surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jaringan irigasi, baik secara operasi dan pemeliharaan untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air menjadi sumber utama dalam kehidupan manusia yang tidak selamanya berlimpah, terkadang ada suatu perbedaan kesetimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pesatnya perkembangan teknologi dan aplikasi perangkat bergerak saat ini tidak bisa lepas dari kebutuhan akan penyajian data secara cepat dan mudah. Semakin besar kebutuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Geomatika adalah suatu kajian keilmuan dan rekayasa yang mengacu kepada pendekatan terpadu dari kegiatan mengukur, menganalisis, mengelola, menyimpan, dan menyajikan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) ILMU UKUR TANAH SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) ILMU UKUR TANAH Oleh: Arief Syaifullah PROGRAM STUDI DIPLOMA I PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL 2016 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blank Spot 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu-lampu jalan di tiap daerah tampaknya belum tersebar secara merata. Pemerintah di masing-masing daerah di Indonesia khususnya di Propinsi DIY belum memiliki standarisasi
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Kerangka Dasar Pemetaan. Kode / SKS : C14310 / 1 SKS
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Kerangka Dasar Pemetaan Kode / SKS : C14310 / 1 SKS Penyusun: Tanjung Nugroho Agung Nugroho Bimasena PROGRAM DIPLOMA IV PERTANAHAN SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinciBab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:
Bab IV ANALISIS Analisis dilakukan terhadap hasil revisi dari Permendagri no 1 tahun 2006 beserta lampirannya berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan Geodesi, adapun analalisis yang diberikan sebagai berikut:
Lebih terperinciPENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI
PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI Pengukuran Situasi Adalah Pengukuran Untuk Membuat Peta Yang Bisa Menggambarkan Kondisi Lapangan Baik Posisi Horisontal (Koordinat X;Y) Maupun Posisi Ketinggiannya/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi dengan bantuan komputer
Lebih terperinciCivil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University KERANGKA DASAR PEMETAAN Nursyamsu Hidayat, Ph.D. THEODOLIT Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pita ukur... 2 Gambar 2. Bak ukur... 3 Gambar 3. Pembacaan rambu ukur... 4 Gambar 4. Tripod... 5 Gambar 5. Unting-unting...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv Modul III.1. Teknik Penggunaan Alat Survey... 1 A. Capaian Pembelajaran... 1 B. Sub Capaian Pembelajaran... 1 C. Pendahuluan... 1 D.
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip April 2016
ANALISIS PENGUASAAN PEMILIKAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P4T) BERBASIS BIDANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) (Studi Kasus : Kelurahan ) Benning Hafidah Kadina; Sawitri Subiyanto; Abdi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. Pada bab ini akan dibahas mengenai pembahasan hasil dari pelaksanaan praktik
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL A. Pembahasan Pada bab ini akan dibahas mengenai pembahasan hasil dari pelaksanaan praktik kerja lapangan pada Proyek Pengukuran Detail Desain Penyempurnaan Jaringan Reklamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era perkembangan zaman sekarang ini, pertumbuhan ekonomi di dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga menuntut pengelolaan perusahaan yang
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH: Praktik Pengukuran dan Pemetaan Kadastral. Kode :...
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH: Praktik Pengukuran dan Pemetaan Kadastral Kode :... Program Diploma IV Pertanahan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta 2015 1 TIM PENYUSUN Agung Nugroho
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TPLA DAN PELAKSANAAN TPLA
BAB III DESKRIPSI TPLA DAN PELAKSANAAN TPLA Pensertifikatan tanah melalui Proyek Nasional Agraria (PRONA) di Kota Tasikmalaya dengan luas wilayah 17.156,20 Ha atau 171,56 KM 2, yang meliputi 8 (delapan)
Lebih terperinciBahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station
Bahan ajar On The Job Training Penggunaan Alat Total Station Direktorat Pengukuran Dasar Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 2011 Pengukuran Poligon
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PRONA
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PRONA Pensertifikatan tanah secara massal melalui Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA) di Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2011 ini sudah mulai berjalan, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan otonomi yang dimiliki perusahaan daerah untuk mengelola air minum menghadapi masalah pemetaan. Masalah pemetaan ini disebabkan oleh pembagian wilayah dan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada BAB III ini akan dibahas mengenai pengukuran kombinasi metode GPS dan Total Station beserta data yang dihasilkan dari pengukuran GPS dan pengukuran Total Station pada
Lebih terperinciPEMETAAN LOKASI OBJEK PAJAK UNTUK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENSOR FUSION PADA PERANGKAT BERGERAK DENGAN SISTEM OPERASI ANDROID
PEMETAAN LOKASI OBJEK PAJAK UNTUK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENSOR FUSION PADA PERANGKAT BERGERAK DENGAN SISTEM OPERASI ANDROID Cipta Andrian 5106100170 Jurusan Teknik Informatika Fakultas
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya
Lebih terperinciBAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)
BAB 2 STUDI REFERENSI Penelitian ini menggunakan metode videogrametri. Konsep yang digunakan dalam metode videogrametri pada dasarnya sama dengan konsep dalam metode fotogrametri. Konsep utamanya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang terus berkembang saat ini, kebutuhan manusia akan informasi mencakup banyak hal, salah satunya adalah kebutuhan akan informasi lokasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang, manusia memerlukan alat bantu dalam melakukan observasi atau pengamatan untuk mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupannya.
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT
STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT Oleh Joni Setyawan, S.T. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur ABSTRAK Candi Borobudur sebagai sebuah peninggalan bersejarah bagi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI BAHASA PEMROGRAMAN UNTUK PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN HASIL PENGUKURAN DENGAN TS
IMPLEMENTASI BAHASA PEMROGRAMAN UNTUK PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN HASIL PENGUKURAN DENGAN TS Jasmani, Sugianto HP. Institut Teknologi Nasional Malang e-mail: jhaz@telkom.net
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 70/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM
Lebih terperinciRENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) KERANGKA DASAR PEMETAAN
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) KERANGKA DASAR PEMETAAN oleh: TANJUNG NUGROHO PROGRAM STUDI DIPLOMA I PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL 2016 RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. tanah, luasan bidang tanah, dan batas batas wilayah bidang tanah. Pentingnya
90 BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Proses mekanisme penerbitan peta bidang memiliki peran penting baik saat pengukuran ataupun proses pembuatan sertipikat tanah. Banyak pula informasi yang terdapat di dalam
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INFRASTRUKTUR KEAGRARIAAN TAHUN 2017 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatrahmat, dan ridho-nya kepada kita semua sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Infrastruktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, rangkaian kegiatan yang akan dilakukan selama PKL berlangsung, serta nama anggota kelompok dari lokasi 1, yaitu lokasi yang dipetakan
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN DOKUMEN PEMILIHAN. Nomor : 154/BA/PP1/D.I/VI/2011 Tanggal : 17 Juni 2011
BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA KEDEPUTIAN BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN Jl. Kuningan Barat I No.1 Jakarta Selatan Telp. 5207030 5202328 BERITA ACARA PENJELASAN
Lebih terperinciPeta Tunggal BPN Untuk Peningkatan Kualitas Sistem Pendaftaran Tanah (Permasalahan, Peluang dan Alternatif Solusinya)
Indonesian Journal of Geospatial Vol. 4, No.1. 2015, Hal 17-24 17 Peta Tunggal BPN Untuk Peningkatan Kualitas Sistem Pendaftaran Tanah (Permasalahan, Peluang dan Alternatif Solusinya) Oleh : Agoes S. Soedomo
Lebih terperinciMODUL MKB-4/3 SKS/ MODUL I-IX PEMBUATAN GAMBAR UKUR DAN PENGEMBALIAN BATAS TANJUNG NUGROHO
MODUL MKB-4/3 SKS/ MODUL I-IX PEMBUATAN GAMBAR UKUR DAN PENGEMBALIAN BATAS TANJUNG NUGROHO KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL 2014 Hak cipta
Lebih terperinciSeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( )
SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN (3504 100 035) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Judul Tugas akhir Penggunaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI iv. ABSTRACT..ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR TABEL...v. DAFTAR GAMBAR.vii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK i ABSTRACT..ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL...v DAFTAR GAMBAR.vii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah.1 1.2 Perumusan
Lebih terperinciTotal Tahun
RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH 2010-2014 KEGIATAN PRIORITAS NASIONAL DAN KEGIATAN PRIORITAS BIDANG REFORMA AGRARIA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA (BERDASARKAN PERPRES NO.5 TAHUN
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Identifikasi merupakan langkah strategis dalam menyukseskan suatu pekerjaan. (Supriadi, 2007). Tujuan pemerintah dalam rangka penertiban dan pendayagunaan tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada letak persebaran peserta keluarga berencana ini, akan membantu
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini teknologi semakin berkembang pesat, hampir semua kegiatan manusia sudah menerapkan teknologi komputerisasi untuk membantu kegiatan sehari-hari. Khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ayat (2) UU No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia, yang bersatu sebagai bangsa Indonesia. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka menyelesaikan sebuah jenjang pendidikan pasti ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi agar peserta didik dapat dinyatakan telah menyelesaikan jenjang tersebut.
Lebih terperinciJENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN JENIS DAN TARIF ATAS
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PELAKSANAAN PENGUKURAN PRONA
BAB III DESKRIPSI DAN PELAKSANAAN PENGUKURAN PRONA 3.1 Sejarah Singkat PROYEK NASIONAL AGRARIA ( PRONA ) Pelaksanaan Proyek Operasi Nasional Agraria atau yang lebih dikenal dengan PRONA, dimulai pada tahun
Lebih terperinci