BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Diagram Alur Berpikir Gambar 3.1 Diagram Alur Berpikir Diagram diatas menggambarkan aliran atau pola pikir untuk menyelesaikan penyulisan skripsi, berikut dideskripsikan sebagai berikut: 1. Pada bagian mulai, berarti memulai penelitian atau penyusunan skripsi. Penelitian berdasarkan petunjuk penulisan skripsi. 55

2 56 2. Pada bagian kedua, memulai mencari perusahaan untuk objek penelitian sebagai objek dari pengembangan penulisan skripsi ini. 3. Pada bagian ketiga, setelah diterima proposal (ajuan) untuk sebagai tempat objek penelitian terhadap jaringan, maka dilakukan tahap berikutnya, tetapi kalau tidak kembali lagi pada tahap kedua. 4. Pada tahap ini dilakukan tahap atau metodologi analisis, melalui tahapan seperti wawancara dengan staff IT yang berwenang pada divisi IT, perihal keluhan apa saja yang dihadapi user, kebutuhan yang dibutuhkan user, dan melakukan observasi yaitu pengamatan langsung melihat dan mempelajari sistem jaringan yang berjalan. 5. Pada tahap 5 setelah tahap keempat dilakukan sehingga timbulah permasalahan, yang digunakan sebagai acuan untuk usulan masalah. 6. Melakukan diskusi dengan staff IT untuk menghasilkan suatu usulan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan perusahaan. 7. Pada tahap keenam untuk mendukung penelitian yang dikembangkan, maka memakai studi literature seperti dari jurnal atau thesis dan text book. 8. Hasil usulan permasalahan telah disetujui berdasarkan permasalahan, kebutuhan, dan didung dari tori yang bersangkutan, sehingga menghasilkan usulan permasalahan, jika tidak lakukan kembali ke tahapan enam dan tujuh, untuk menemukan hasil. 9. Melakukan perancangan meliputi tahapan rancangan infrastruktur topologi jaringan, melakukan perubahan ip pada router ip address dan kordinasi dengan pihak provider atas perubahan tersebut, lalu mengkonfigurasi Load Balancing pada perangkat router Load Balance terhadap Failover.

3 Setelah perancangan sesuai dengan yang diinginkan perusahaan, tanpa mengubah total sistem yang berjalan maka dilakukan tahapan berikut, jika tidak lakukan sampai menemukan hasil. 11. Melakukan penerapan jaringan sesuai dengan rancangan topologi yang akan dibuat. 12. Melakukan uji coba sesuai dengan tahapan sebelumnya. 13. Jika tidak memuaskan user, maka dilakukan penerapan kembali, apabila terjadi kesalahan, jika hasilnya sudah memuaskan user dan meyakinkan user terhadap usulan tersebut, maka selesai penulisan skripsi ini. 14. Setelah selesai, melakukan dokumentasi berupa karya ilmiah atau skripsi ini. 3.2 Profil Perusahaan Riwayat Perusahaan PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau yang lebih dikenal oleh masyarakat peserta yaitu PT. Taspen (persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara yang mendapat kepercayaan dari Pemerintah untuk mengelola Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun dan Dana Tabungan Hari Tua (THT). Sebagaimana ditetapkan dalam peraturan pemerintah Nomor 25 tahun 1981 dan 26 tahun 1981 dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri pada saat memasuki Usia Pensiun. PT. Taspen (persero) didirikan berdasarkan hasil konferensi di Jakarta pada tanggal Juli 1960 yang diikuti oleh seluruh kepala urusan kepegawaian dari seluruh Departemen yang ada di Indonesia. Dalam konferensi tersebut, para peserta menyadari bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah sebagai Unsur Aparatur Negara dan

4 58 Abdi Masyarakat dipandang penting dalam melaksanakan tugas-tugas Pemerintahan guna tercapainya Pembangunan Nasional.Oleh karenanya ketenangan dalam bekerja merupakan salah satu factor keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil konferensi tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor : 380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan kesejahteraan pegawai negeri. Keputusan Menteri Pertama tersebut di atas ditingkatkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1963 yaitu tentang Pembelanjaan dan Kesejahteraan Pegawai Negeri dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963 tentang Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri untuk melaksanakan Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1963 tentang Pendirian Perusahaan Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN TASPEN) tanggal 17 April Dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 9 tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Perusahaan Negara, PN TASPEN diubah menjadi PERUM TASPEN yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : KEP.749/MK/V/II/1970. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1981, badan hokum PERUM TASPEN diubah menjadi PT. TASPEN (PERSERO) sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar PT. Taspen (Persero) Nomor 3 tahun 1982 tanggal 4 Januari 1982 yang mengalami beberapa kali perubahan antara lain dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S H, Nomor : 53 tanggal 17 Maret 1988 dan telah diperbaiki dengan Akta Nomor : 10 tahun 1998 tanggal 2 Juli 1998 dihadapan Zulkifli Harahap, S.H, pengganti

5 59 Notaris Imas Fatimah, S.H. Perubahan Anggaran Dasar dimaksud dalam rangka penyesuaian terhadap Undang-undang Nomor : 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang menetapkan tambahan modal dasar yang disetor semula sebesar Rp miliar ditingkatkan menjadi sebesar Rp miliar untuk memenuhi modal disetor 25% dari modal dasar sebesar Rp miliar. Perubahan ini memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor : C HT tahun 1998 tanggal 17 September 1998 dan telah dimuat dalam Berita Negara RI Nomor : 31 tahun 1999, Tambahan Berita Negara RI Nomor : 2207 tahun Berdasarkan persetujuan Pemegang Saham dengan Nomor : KEP- 17/D1.MBU/2008, dilakukan perubahan Anggaran Dasar yang merupakan penyesuaian modal dasar yang disetor dari Rp miliar ditingkatkan menjadi Rp 100 miliar untuk memenuhi modal disetor 25% dari modal dasar sebesar Rp 400 miliar. Berkas Anggaran Dasar telah disampaikan ke Menteri Hukum dan HAM dengan Akta Notaris Nomor : 06 tanggal 26 November 2008 dan telah mendapatkan persetujuan pada tanggal 9 Januari 2009 melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU AH Tahun 2009 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Berdasarkan Keputusan Direksi nomor KD-09/DIR/UP.6/2012 tanggal 24 September Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2012 Kantor PT TASPEN Jakarta dipimpin oleh Nelson dan dalam tugasnya beliau didampingi oleh Wakil Kepala kantor Jakarta Kristiyanto. Sejak adanya peraturan Direksi nomor PD-11/DIR/2012 tanggal 8 Agustus 2012 perihal Struktur organisasi Kantor

6 60 PT Taspen, dalam tugas operasionalnya Kepala dan Wakil Kepala kantor di Jakarta dibantu tiga Kepala Bidang yaitu : Bidang Pelayanan, Bidang Personalia dan Umum serta Bidang Keuangan, dan enam Kepala Seksi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan Struktur Organisasi Jakarta. PT. Taspen memiliki 6 Kantor Cabang Utama Yang Tersebar di Indonesia seperti KCU Bali, KCU Bandung, KCU Makassar, KCU Semarang, KCU Medan dan KCU Surabaya Untuk Wilayah Jawa sendiri, kantor pusat berada di Jakarta. DKI Jakarta bertindak sebagai kantor pusat atas Kantor-Kantor Cabang di Wilayah Jawa Barat dan Banten, yaitu: 1. Kantor Cabang Bogor 2. Kantor Cabang Cirebon 3. Kantor Cabang Tasikmalaya 4. Kantor Cabang Serang/Banten Produk yang dikelola oleh kantor pusat DKI Jakarta adalah Program Pembayaran Pensiun dan Program Tabungan Hari Tua (THT) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk didalamnya Asuransi Kematian serta program THT dan Multi Guna Sejahtera untuk BUMN Visi dan Misi Visi Menjadi pengelola dana pensiun dan dana THT serta jaminan social lainnya yang terpercaya.

7 61 Makna Visi : 1. Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya." Ruang lingkup usaha Taspen adalah menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk asuransi kematian), Dana Pensiun (termasuk Uang Duka Wafat), program kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial lainnya. 2. "Terpercaya." Taspen menjadi pilihan peserta dan stakeholder lainnya dengan kinerja yang bersih dan sehat. 3. Bersih Taspen beroperasi dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). 4. Sehat Adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun non keuangan Misi Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta stakeholder lainnya secara professional dan akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi.

8 62 Makna Misi : 1. "Manfaat dan pelayanan yang semakin baik.." Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan secara optimal. 2. "Profesional" Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan 5 Tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi) didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi. 3. "Akuntabel" Taspen dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. "Integritas" Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan. 5. "Etika" Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan manusiawi.

9 Struktur Organisasi Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Taspen Adapun tugas dan fungsi masung-masing bagian adalah sebagai berikut: Kepala Kantor Pusat 1. Pelaksanaan delegasi wewenang dari kantor pusat dan kantor cabang. 2. Pembinaan Program Kemitraan dan Bina Lingkunngan di unit kerjanya. Kepala Bidang Sistem Informasi 1. Pengoperasian system dan teknologi informasi yang telah dikembangkan oleh Kantor Pusat. 2. Pengelolaan asset TI yang terdistribusi. 3. Pengolahan data KCU/KC di wilayahnya.

10 64 Fungsional Pengendali 1. Penelitian dan analisa atas penyimpangan operasional untuk memberikan saran perbaikan. 2. Evaluasi atas penerapan prinsip GCG dan Risk Manajemen. Kepala Bidang Pelayanan 1. Perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan. 2. Pengelolaan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data peserta Taspen. 3. Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan pemasaran atas produk Taspen. Kepala Seksi Personalia 1. Penyelenggaraan kegiatan administrasi Personalia KU/KCU serta penetapan pemberian fasilitas bagi karyawan dan keluarganya. 2. Penyimpanan dan pemeliharaan keakuratan serta kerahasiaan data Karyawan. 3. Penyusunan daftar gaji dan kompensasi lainnya serta pajak penghasilan. Kepala Seksi Umum 1. Penyelenggaraan kegiatan Kesekretarian, Kehumasan dan Kearsipan di Kantor Cabang dan Pusat. 2. Penyelenggaraan tertib administrasi aktiva Kantor Cabang dan Pusat. Kepala Bidang Keuangan 1. Perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan di KU/KCU. 2. Perencanaan dan pengendalian anggaran di KU/KCU. 3. Penyelenggaraan kegiatan pembendaharaan di KU/KCU. 4. Kepala Seksi Kas.

11 65 Kepala Seksi Kas 1. Perencanaan dan pengendalian anggaran KU/KCU. 2. Perencanaan dan pengendalian penerimaan dan pengeluaran KU/KCU. 3. Penyimpanan uang dan surat-surat berharga. Kepala Seksi Administrasi Keuangan 1. Penyusunan laporan keuangan dan laporan manajemen KU/KCU 2. Penyelenggaraan administrasi aktiva tetap KU/KCU. 3. Penagihan Premi KU/KCU. Kepala Seksi Data Peserta dan Pemasaran 1. Administrasi dan pemeliharaan data peserta Program Taspen. 2. Analisis dan pengendalian data peserta Program Taspen. 3. Penetapan besarnya tagihan premi peserta Program Taspen. Kepala Seksi Penetapan Klim 1. Pengesahan kebenaran pengajuan klim manfaat Program Taspen. 2. Penyelenggaraan perhitungan hak peserta sesuaidengan ketentuan yang Berlaku. 3. Pelayanan pembayaran klim Pensiun dan Asuransi. 4. Penetapan besarnya klim manfaat Program Taspen. Kepala Bidang Personalia dan Umum 1. Pengelolaan kegiatan pengadaan barang dan jasa serta pendistribusian ke unit-unit kerja dilingkungan KU/KCU sesuai kebutuhan unit kerja. 2. Koordinasi dan evaluasi pengelolaan fasilitas kerja di KU/KCU. 3. Evaluasi rekaan dalam kurun waktu 1 tahun anggaran.

12 66 Fungsional Database Administrator 1. Pengelolaan back-up recovery data di KU/KCU. 2. Pengecekan integritas data di KU/KCU. 3. Penyelenggaraan operasional layanan dukungan TI di KU/KCU. 4. Pengelolaan performansi kapasitas layanan dukungan TI di KU/KCU. Fungsional Sistem Administrator : 1. Pemeliharaan terhadap system computer yang digunakan di KU/KCU. 2. Penyelesaian masalah yang berhubungan dengan system computer yang digunakan di KCU/KC. 3. Penyelenggaraan operasional layanan dukungan TI di KU/KCU. 4. Pengelolaan perfor,ansi kapasitas layanan dukungan TI di KU/KCU. Fungsional Network Administrator : 1. Pemeliharaan terhadap jaringan computer yang digunakan di KU/KCU. 2. Penyelesaian masalah yang berhubungan dengan jaringan computer yang digunakan di KU/KCU. 3. Penyelenggaraan operasional layanan dukungan TI di KU/KCU. 4. Pengelolaan performance kapasitas layanan dukungan TI di KU/KCU. Organisasi PT Taspen (Persero) didukung oleh 45 Kantor Cabang Utama/Kantor Cabang dan 3 Kantor Cabang Pembantu dengan klasifikasi sebagai berikut : 1. Kantor Cabang Utama : 6 kantor 2. Kantor Cabang tipe A : 7 kantor 3. Kantor Cabang tipe B : 14 kantor 4. Kantor Cabang tipe C : 18 kantor 5. Kantor Cabang Pembantu : 3 kantor

13 Kegiatan Perusahaan Program Tabungan Hari Tua (THT) : Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981, Taspen mengelola THT yang merupakan Program Asuransi terdiri dari Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pension ditambah dengan Asuransi Kematian. Asuransi Dwiguna adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan kepada peserta pada saat mencapai usia pension atau bagi ahli warisnya apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Asuransi Kematian (Askem) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi peserta apabila Isteri/Suami/Anak meninggal dunia atau bagi ahli warisnya apabila peserta meninggal dunia. Askem anak diberikan apabila belum berusia 21 tahun atau 25 tahun yang masih sekolah dan belum menikah, Askem merupakan manfaat tambahan yang diberikan tanpa dipungut iuran. Pengelola dan penyelenggaraan Program THT dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.491 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Program dan Pengelolaan Kekayaan Tabungan Hari Tua oleh PT TASPEN (PERSERO). Kepesertaan Program THT dimulai sejak yang bersangkutan diangkat sebagai Pegawai/ Pejabat Negara sampai dengan pegawai/ pejabat Negara tersebut berhenti.

14 Program Pensiun : Pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh penerima pension setiap bulan sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas Pemerintah. Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 56 tahun 1974 tentang Pembagian Penggunaan Cara Pemotongan. Penyetoran dan Besarnya iuran-iuran yang Dipungut dari Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun dilakukan pemotongan iuran pensiun Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara. Pemotongan iuran pensiun tersebut pada awalnya ditempatkan pada Bank-bank Pemerintah yang ditentukan oleh Menteri Keuangan. Dengan ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981 sebagai tindak lanjutnya Dana Pensiun PNS dialihkan kepada PT Taspen (Persero) berdasarkan surat Menteri Keuangan Nomor : S- 244/MK.011/1985 tanggal 21 Pebruari Pengadministrasian dan pelaporan dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 20/PMK.01/2007 tentang Pengadministrasian, Pelaporan, dan Pengawasan Penitipan Dana Iuran Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara. Sejak tahun 1987 Pemerintah mengalihkan penyelenggaraan pembayaran pension PNS untuk wilayah Bali, NTB, NTT melalui surat Menteri Keuangan Nomor : 822/MK.03/1986 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : tanggal 13 Oktober 1986, dan pembayaran pensiun PNS secara Nasional baru dilakukan PT Taspen (Persero) sejak April 1990.

15 69 Penyelenggaraan pembayaran pensiun dilakukan berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai sesuai dengan UU tersebut sumber dana pembayaran pensiun berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam perkembangannya pembayaran pensiun PNS selain dari APBN juga bersumber dari sharing Dana Pensiun PNS berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan, namun sejak tahun 2009 sepenuhnya (100%) berasal dari APBN. Taspen mempunyai 45 kantor cabang dan 3 kantor cabang pembanntu yang tersebar diseluruh Indonesia, dengan karyawan yang melayani 6.8 juta peserta aktif dan pensiunan. Dalam melayani konsumennya Taspen bekerjasama dengan mitra bayar Perbankan dan Posindo yang menyediakan titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia Nilai-Nilai Perusahaan Nilai-Nilai Perusahaan : 1. Tumbuh : Taspen mengembankan diri dan mampu mengikuti tuntutan perubahan yang terjadi, baik karena tuntutan lingkungan internal maupun eksternal. 2. Etika : Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, santun, rendah hati, sabar dan manusiawi.

16 70 3. Profesional : Taspen bekerja dengan profesional berdasarkan Target Mutu Pelayanan Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat dan Tepat Administrasi. 4. Akuntabilitas : Taspen dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Integritas : Taspen senantiasa konsisten dalam memegang Amanah dan melaksanakan janjinya sebagaimana yang dituangkan dalam Visi dan Misi Perusahaan. Nilai-nilai Taspen yang TEPAT (Tumbuh, Etika, Profesional, Akuntabilitas, Integritas) diimplementasikan dengan melaksanakan Paradigma Taspen dalam kehidupan operasional sehari-hari berupa : 1. Kami ada karena peserta, Kepuasan peserta dipenuhi melalui optimalisasi nilai manfaat dan pelayanan yang prima. 2. Karyawan adalah aset perusahaan dituntuk kepemimpinannya hingga mampu menjadi panutan dan motivator, serta selalu proaktif dalam membimbing dan mengembangkan karyawan. 3. Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah. Penilaian dan kompensasi terhadap karyawan diberikan atas dasar kompetensi dan kinerja, bukan atas dasar senioritas.

17 71 4. Pengelolaan perusahaan mengacu pada Best Practice. Keputusan bisnis serta pemecahan masalah diambil dengan cepat berdasarkan data/fakta yang akurat. 5. Teknologi merupakan tuntutan harus dibangun dan dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif. 6. Perusahaan hidup dari iuran. Dana harus dihimpun dan dikelola secara optimal untuk peningkatan nilai manfaat. 7. Pertumbuhan usaha mutlak diperlukan. Hubungan dilaksanakan secara berkesinambungan untuk memenuhi tuntutan para pihak yang berkepentingan (Stakeholders), termasuk membangun hubungan yang efektif dengan masyarakat dan lingkungan. 3.3 Sistem Yang Berjalan PT Taspen (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program asuransi sosial pegawai negeri sipil dan pejabat negara, memiliki kegiatan operasional online aplikasi tabungan hari tua, aplikasi pensiun, aplikasi keuangan, aplikasi arsip, aplikasi surat menyurat yang diakses oleh user di semua kantor cabang secara online, sehingga proses bisnis dan operasional perusahaan dapat berjalan lancar. Topologi jaringan yang digunakan PT Taspen secara garis besar dapat digolongkan sebagai topologi star. Seluruh lalu lintas dan komunikasi data dari seluruh kantor cabang akan menuju ke server kantor pusat (C e n t r a l i z e d ) yang berada di Jakarta sebagai data center. Berikut adalah gambaran sistem jaringan yang sedang berjalan pada PT. Taspen

18 72 Gambar 3.3 Topologi Network PT Taspen Pada topologi di atas kantor pusat terhubung ke kantor cabang melalui jaringan leased line (penyewaan jaringan) Multi Protocol Label Switching (MPLS) yang menghubungkan 48 kantor cabang di seluruh Indonesia. PT Taspen menyewa Jaringan Multi Protocol Label Switching (MPLS) untuk melayani jaringan aplikasi dari Aplikasi Core Bisnis (ACB), System Aplication and Product (SAP), Document Management System (DMS). Sumber internet yang digunakan pada kantor pusat berasal dari Internet Service Provider (ISP) yaitu PT. Telkom untuk melayani aplikasi ACB dan untuk melayani SAP, dan

19 73 DMS oleh PT. LintasArta yang masing-masing jalur memiliki bandwidth 10 mbps, sedangkan pada kantor cabang memiliki 128 kbps, 256 kbps, dan 152 kbps tergantung pada jenis kantor cabangnya. Untuk Data Recovery Center (DRC) PT. Taspen menyewa jaringan leased line (penyewaan jaringan) dari 2 pihak provider yang sama memakai jaringan Metro Ethernet untuk terhubung antara Data Center di kantor pusat dan Data Recovery Center (DRC) yang berada di kantor cabang utama Bali. Adapun device atau peralatan yang dipakai pada jaringan WAN adalah: Tabel 3.1 Tabel Perangkat Pada Jaringan MPLS NO ITEMS QTY DESCRIPTION Router link PT. LintasArta untuk jaringan 1 Router series C MPLS 2 Router series C Router link PT. Telkom untuk jaringan MPLS Peralatan modem 3 Telkom 1 Modem Milik PT. Telkom Peralatan modem radio 4 link LintasArta 1 Modem Milik PT. LintasArta Untuk Komunikasi jaringan Local Area Network (LAN) PT Taspen, semua divisi baik dari divisi sisinfo bertugas atau berwewenang dalam Teknologi Informasi di perusahaan, divisi pelayanan bertugas untuk melayani peserta pensiun setiap bulannya, divisi keuangan bertugas menghitung anggaran baik anggaran peserta pensiun, lansia (lanjut usia), dan anggaran perusahaan, divisi personalia atau persum bertugas untuk mengkordinir karyawan dan penerimaan tenaga kerja baru, dan divisi ardok yang bertugas untuk mengurus dokumen dan arsip-arsip. Divisi tersebut berada pada lantai yang berbeda yang terhubung menggunakan jasa internet dari PT. Telkom dan PT. LintasArta untuk kegiatan online aplikasi operasional perusahaan. Setiap komputer tersambung dengan switch yang tersambung ke Data Center.

20 74 Perusahaan PT Taspen memiliki gedung A, gedung B, dan gedung C, Data Center terdapat pada gedung A, sehingga gedung B dan C, terhubung pada gedung A di kantor pusat Gedung A Pada gedung A di kantor pusat, diperuntukkan untuk Data Center yang dihubungkan melalui router milik provider yang terhubung melalui jaringan leased line (penyewan jaringan) Multi Protokol Label Switching (MPLS) yang dapat terhubung pada kantor cabang, dan untuk Data Recovery Center (DRC) dihubungkan dengan layanan jaringan Metro Ethernet yang terhubung ke kantor pusat. Dua provider tersebut bisa diperuntukkan untuk jaringan cadangan dan untuk mengantisipasi apabila salah satu provider baik PT.Telkom dan PT. LintasArta mengalami kegagalan atau down dan perpindahannya dilakukan secara manual yang dilakukan oleh pihak provider itu sendiri, sehingga aplikasi online dilalui oleh satu jalur milik provider yang aktif. Dari topologi jaringan diatas kabel yang digunakan adalah Unshielded Twisted Pair (UTP) CAT 6 dengan RJ 45. Unshield Twisted Pair (UTP) digunakan di dalam jaringan Lokal Area Network (LAN) perusahaan. Untuk Data Center ke Data Recovery Center (DRC) memakai kabel fiber optick menggunakan jaringan layanan Metro Ethernet yang disediakan oleh provider. Empat unit catalyst series 3560G terhubung pada Data Center, yang dihubungkan lagi dengan 8 switch series C2960, masing-masing switch terhubung kepada end user atau workstation yang berjumlah 62 user pada setiap divisi dan di setiap lantai gedung dan terbagi lagi untuk

21 75 melayani server farm yaitu kumpulan server untuk kegiatan operasional perusahaan seperti server ACB, server SAP, dan server DMS. Pada server edge untuk tersambung ke internet seperti server Domain Name System (DNS), server WebMail, dan server Proxy atau bisa disebut juga DeMilitary Zone (DMZ). Tabel 3.2 Tabel Perangkat Keras Pada Gedung A NO ITEMS QTY 1 switch catalyst 3560G 4 2 switch catalyst C Adapun device atau peralatan untuk Data Center dan DRC yang dipakai adalah: Tabel 3.3 Tabel Perangkat Keras Pada Data Center PT. Taspen NO ITEMS QTY DESCRIPTION 1 N7K-C7009-BUN2-R 1 Untuk Data Center di kantor pusat Untuk Data Center Recovery di kantor cabang 2 N7K-C7009-BUN2-R 1 Bali Gedung B Pada gedung B di kantor pusat, terhubung dengan gedung A menggunakan kabel fiber optick ke Data Center di gedung A PT Taspen. Dua unit catalyst 3560G terhubung pada 6 switch 2960 yang tersambung masing-masing kepada end user atau workstation pada divisi berbeda. Tabel 3.4 Tabel Perangkat Keras Pada Gedung B NO ITEMS QTY 1 switch catalyst 3560G 2 2 switch catalyst C2960 6

22 Gedung C Pada gedung C di kantor pusat diperuntukkan untuk gedung berisi peralatan atau device-device kantor, gedung ini terhubung dengan gedung A menggunakan kabel fiber optick ke Data Center di gedung A PT Taspen. Satu unit catalyst 3560G terhubung pada 13 unit switch 2960 yang tersambung masing-masing kepada end user atau workstation pada divisi berbeda, tetapi sebagian device diperuntukkan untuk cadangan bila pada kantor cabang terjadi keluhan seperti rusaknya device. Tabel 3.5 Tabel Perangkat Keras Pada Gedung C NO ITEMS QTY 1 switch catalyst 3560G 1 2 switch catalyst C Analisis Masalah Identifikasi Masalah Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu perusahaan, PT. Taspen sebagai perusahaan yang menawarkan program jasa jaminan pensiun yang semakin tahun ke tahun bertambah dan berkembang dalam waktu dekat, bermaksud melakukan inovasi dengan tujuan meningkatkan efisiensi waktu kerja sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap peserta pensiun dan meningkatkan imej perusahaan sebagai pengurus jaminan pensiun. Seiring dengan perkembangan teknologi yang maju, kebutuhan akan akses internet juga semakin meningkat. Bahkan banyak pihak yang memiliki ketergantungan terhadap akses internet di dalam pekerjaannya.

23 77 Identifikasi permasalahan dilakukan dengan berbagai tahap, yaitu dirumuskan dalam bentuk wawancara yang berfokus pada apa yang akan diteliti seperti mengenai apa saja yang dikeluhkan oleh perusahaan, beserta apa saja kebutuhan dan keadaan sistem yang berjalan pada perusahaan, dan dilakukan observasi secara langsung dan adakan eksploratif (menemukan fakta/prinsip/produk yang baru dari suatu pengetahuan) secara singkat pada sistem yang berjalan. Sehingga berdasarkan analisis sistem yang sedang berjalan pada PT. Taspen, dapat diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi oleh PT. Taspen adalah : 1. Timbulnya keluhan dari user kantor cabang yaitu terputusnya salah satu link sehingga tidak dapat melakukan transmisi data peserta, transaksi beserta dokumentasi kepensiunan dari pusat ataupun sebaliknya, maka yang terjadi adalah semua device yang mempunyai gateway yang menuju jalur dari salah satu provider terputus tersebut tidak bisa mengirimkan datanya, salah satu jaringan yang sering terputus adalah jaringan PT. Telkom yang melayani data dari aplikasi core bisnis perusahaan. 2. Solusi sementara yang diberikan oleh pihak provider dari salah satu link internet yang aktif untuk take over bila link yang down maka di alihkan ke link yang masih aktif, sehingga transfer data peserta, transaksi beserta dokumentasi kepensiunan yang besar dari aplikasi ACB, SAP, dan DMS di lalui oleh satu link milik LintasArta, sehingga membebani jalur link untuk melayani aplikasi SAP, dan DMS, dikarenakan seluruh aplikasi operasional

24 78 perusahaan berjalan pada satu link yang aktif, akan tetapi bila terjadi kejadian ini terus berulang dan diatasi secara manual dimana pihak user di kantor pusat harus menghubungi pihak provider yang jelas sangat merepotkan bagi user atau karyawan di kantor pusat untuk mengatasinya. 3. Bagi perusahaan sangat dirugikan oleh pihak provider karena penangan perbaikan jaringan yang memakan waktu lama dan tidak bisa ditebak sewaktu-waktu bila terjadi putus jaringan, sehingga tidak sesuai dengan layanan yang dijanjikan oleh pihak provider dimana pelanggan dapat mengimplementasikan aplikasinya baik berupa aplikasi operasional perusahaan yang critical seperti ACB, SAP, dan DMS pada satu jaringan privat IP MPLS yang disediakan Kebutuhan Perusahaan Melihat permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka PT. Taspen membutuhkan solusi bagaimana untuk menjaga kestabilan koneksi internet suatu jaringan perusahaan yang menggunakaan multi link provider dimana perusahaan membutuhkan auto back-up link secara otomatis dimana pemindahan link koneksi internet bisa dialihkan ke link internet yang aktif secara otomatis, sehingga user tidak mengetahui bila salah satu link tiba - tiba mati atau terputus pada saat melayani peserta pensiun dan saat aplikasi operasional perusahaan berjalan pada satu link yang aktif maka data peserta, transaksi beserta dokumentasi peserta pensiun dapat didistribusikan secara seimbang tanpa membebani jalur link yang aktif ketika terjadi putus

25 79 jaringan sewaktu-waktu Usulan Pemecahan Masalah Setelah dilakukan identifikasi permasalahan, dilakukanlah diskusi guna mendapatkan usulan masalah dengan mengutip masalah yang timbul dalam diskusi tersebut, dengan didukung pada sumber seperti teori, jurnal, dan thesis sebagai acuan dari usulan pemecahan masalah tersebut. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, sehingga PT. Taspen menerapkan sistem Load Balancing terhadap 2 ISP (Telkom dan LintasArta) yang dapat diterapkan pada jalur back-up link (failover), karena teknik ini dapat mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih link jaringan secara seimbang tanpa membebani salah satu link yang aktif. Sistem load balancing dirancang untuk menstabilkan beban jalur pada jalur ke dua 2 Internet Service Provider (ISP), sehingga pengaturan bandwidth dapat merata, semua jalur gateway dapat dioptimalkan, dan dapat menghindari traffic yang padat. Di dalam sistem load balancing itu sendiri terdapat teknik failover, yaitu apabila salah satu dari kedua ISP yang di load balancing terputus, maka secara otomatis akan auto back-up link (failover) ke ISP lainnya sehingga terhubung secara aktif-aktif. Solusi tersebut dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek seperti keadaan dimana perusahaan tersebut menggunakan multi link provider yaitu dari pihak PT. Telkom (primary) melayani jalur aplikasi ACB, sedangkan PT. LintasArta (secondary) melayani jalur untuk aplikasi DMS, dan SAP, perusahaan membutuhkan pembagian link, sehingga tidak membebani salah satu link

26 80 dari provider terputus, dan perusahaan menginginkan bila salah satu link terputus sudah secara auto back-up link pada link yang masih aktif. Sehingga usulan perancangan infrastruktur topologi jaringan yang akan dibuat, harus sesuai dengan persetujuan perusahaan dan sesuai dengan tujuannnya. Dalam keadaaan topologi awal, PT Taspen belum memiliki router yang mendukung untuk teknik Per-Packet Load Balancing, router (series 2611) yang terhubung dengan link LintasArta, dan router (series 3725) terhubung dengan link Telkom router yang berada di perusahaan masih diperuntukkan untuk jalur link modem oleh 2 provider di kanrtor pusat, router tersebut digunakan untuk media transfer data dari aplikasi berbasis online, untuk bisa berkomunikasi antar kantor pusat dan kantor cabang melalui modem 2 provider untuk jalur leased line (penyewaan jaringan) MPLS, dalam kasus ini pihak provider hanya bisa mengarahkan apabila link terputus sudah bisa diarahkan ke link yang aktif dengan dynamic routing, tetapi ini memerlukan penambahan jalur link yang diperuntukkan untuk standby dan juga menambah cost dari penyewaan jalur link tambahan, tapi kendalanya ialah jalur link yang diperuntukkan untuk jalur standby hanya dipakai bila tidak terjadi kejadian seperti link terputus, sehingga sumber dayanya dikatakan mubazier karena pemakaiannya yang jarang maka bandwidth yang menuju jalur standby tersebut tidak terpakai dan hanya diperuntukkan untuk jalur standby bila salah satu link terputus, sehingga perusahaan membutuhkan penambahan komponen atau peralatan router Load Balancing Network untuk dapat mendukung teknik Per-Packet Load Balancing pada dua jalur link provider tersebut.

B AB 1 PENDAHULUAN. pegawai negeri sipil, data-data transaksi, beserta dokumen-dokumen peserta

B AB 1 PENDAHULUAN. pegawai negeri sipil, data-data transaksi, beserta dokumen-dokumen peserta B AB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Taspen (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program asuransi sosial pegawai negeri

Lebih terperinci

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang. BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT.TASPEN(PERSERO) Kantor Cabang Utama(KCU) Bandung berkedudukan di Jl. PH.H Mustofa no 78 Bandung.Cakupan kerja KCU Bandung adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SERANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SERANG BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SERANG A. Sejarah berdirinya PT. TASPEN (Persero) PT. TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan pemerintah untuk

Lebih terperinci

Prosedur Pengajuan Klaim Gaji Pensiun Pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor

Prosedur Pengajuan Klaim Gaji Pensiun Pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor Prosedur Pengajuan Klaim Gaji Pensiun Pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor Nama : Muhamad Raynaldi Npm : 46213076 Pembimbing :Dr. Budi Santoso, SE. MM BAB I ( PENDAHULUAN ) Latar Belakang Jaminan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama kurang lebih tujuh bulan, yaitu mulai bulan November 2009 sampai dengan Mei 2010. 2. Tempat

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 19 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah PT. TASPEN (Persero) PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT. Taspen (Persero) merupakan suatu Badan

Lebih terperinci

BAB II PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN. menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri

BAB II PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN. menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri BAB II PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen atau Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri adalah badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Taspen (PERSERO) PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang sering disingkat menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan jaringan komputer pada suatu perusahaan menjadi sangat penting karena memberikan kemudahan manusia dalam berbagai hal pekerjaan. Kumpulan jaringan

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa diruntut sejak masa sebelum

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa diruntut sejak masa sebelum BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Taspen (Persero) Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa diruntut sejak masa sebelum kolonialisme Belanda. Pada tahun 1887 pemerintah Belanda menerbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia perekonomian saat ini sangat mempengaruhi pola pikir individu untuk bekerja lebih giat guna mendapatkan penghasilan yang sebesar-besarnya.

Lebih terperinci

PROSEDUR PENCATATAN PREMI THT (TABUNGAN HARI TUA) PNS PADA PT. TASPEN(PERSERO) KCU (KANTOR CABANG UTAMA) JAKARTA

PROSEDUR PENCATATAN PREMI THT (TABUNGAN HARI TUA) PNS PADA PT. TASPEN(PERSERO) KCU (KANTOR CABANG UTAMA) JAKARTA PROSEDUR PENCATATAN PREMI THT (TABUNGAN HARI TUA) PNS PADA PT. TASPEN(PERSERO) KCU (KANTOR CABANG UTAMA) JAKARTA Nama NPM : 46211491 Kelas : Rufidayanti Istiqomah : 3DA02 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah BAB I PENDAHULUAN Humas merupakan disiplin ilmu yang berasal dari ilmu komunikasi. Ilmu komunikasi menurut para ahli adalah proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT TASPEN (PERSERO) Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960. BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting berikut ini: 1. Perseroan pada awal berdirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap penduduk diberikan kesempatan untuk terlibat dengan proses pembangunan ekonomi Negara/ daerah

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Setiap orang mendambakan kehidupan yang layak, hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik memulai wirausaha atau menjadi pegawai sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Ketergantungan pengguna terhadap internet selain dapat menunjang pekerjaan, juga dapat menghambat kinerja mereka di perusahaan. Jaringan internet yang disediakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN PER- PACKET LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PT. TASPEN PERSERO

ANALISIS DAN PERANCANGAN PER- PACKET LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PT. TASPEN PERSERO ANALISIS DAN PERANCANGAN PER- PACKET LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PT. TASPEN PERSERO Cakra Sukma Balya Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia, cakra.chucky@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi 31 III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Pembayaran Dana Pensiun untuk PNS pada dasarnya adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. PT Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT TASPEN (Persero) PT Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK. 06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK. 06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK. 06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Departemen Kehutanan Pada PELITA I, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu, kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di

Lebih terperinci

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO I. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka perusahaan tempat kami bekerja sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komitmen PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komitmen PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komitmen PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri atau lebih dikenal dengan PT.TASPEN (Persero) adalah Pengelolaan Dana Pensiun, termasuk Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN.

BAB 1. PENDAHULUAN. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan layanan data dengan kecepatan tinggi memerlukan suatu jaringan yang mempunyai kehandalan, efisiensi dan mampu memberikan kepuasaan akan layanan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Perusahaan minyak goreng ini berdiri pada tahun 1950 dengan nama NV. A yang berlokasi di L, Jakarta. Produk minyak goreng yang pertama kali

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI

SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI BKN,BKD dan INSTANSI VERTIKAL Propinsi/Kabupaten/Kota se-jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 1 Surakarta, 08 Nopember 2011 SOSIALISASI KETASPENAN PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI

BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI Pegawai negeri maupun meliter Republik Indonesia telah lama mengikuti program jaminan sosial, bahkan untuk program pensiun sudah diadakan sejak zaman Hindia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load balancing adalah proses pendistribusian beban terhadap sebuah servis yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada permintaan dari pemakai.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 3.1.1 Landasan Hukum Surat Menteri PAN No. B/768/M.PAN/4/2005 tanggal 27 April 2005, menyetujui Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah melayani dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat, sehingga aparat pemerintah memiliki tanggung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah berdirinya PT Taspen PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI atau yang sering disebut dengan PT.TASPEN merupakan badan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat DEPKOMINFO RI Sejarah berdirinya Departemen Komunikasi dan Informatika RI ( DEPKOMINFO RI ) sebagai departemen baru, berdasarkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN JKK DAN JKM APARATUR SIPIL NEGARA

PENYELENGGARAAN JKK DAN JKM APARATUR SIPIL NEGARA PENYELENGGARAAN JKK DAN JKM APARATUR SIPIL NEGARA Jakarta, 25 Februari 2016 INOVASI LAYANAN PERUSAHAAN Mobil Layanan Layanan 1 Jam Pembayaran Taperum Klim Otomatis 2017 Untuk Seluruh Peserta INOVASI LAYANAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini informasi berperan sangat penting dalam kehidupan di era globalisasi. Setiap aktivitas dan kehidupan kita sangat didasarkan oleh informasi. Peranan informasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini telah dilakukan observasi untuk mengetahui masalah ataupun keluhan yang dihadapi oleh customer maupun PT. Legreen itu sendiri. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan A. Sejarah Perusahaan Bank Tabungan Pensiunan Nasional terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga keuangan dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini menimbulkan iklim persaingan sangat ketat. Perusahaan harus mampu menciptakan kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Lingkup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Lingkup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan komunikasi saat ini sangat penting seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi komunikasi data yang semakin canggih. Teknologi komunikasi data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif. yang bersifat global menyebabkan terjadinya perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif. yang bersifat global menyebabkan terjadinya perubahan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam hal teknologi seperti laptop, komputer, smartphone, internet, dan lainnya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Gambaran Umum Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Gambaran Umum Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Profil Instansi Pemerintah 3.1.1 Gambaran Umum Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia merupakan instansi pemerintahan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Sistem jaringan komputer yang sedang berjalan pada Cisnet RT/RW Net saat ini terkoneksi dengan tiga

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU Pada bab ini akan membahas tentang topologi baru sebagai solusi pemecahan masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat akan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakilnya Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persatuan dan kesatuan dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. persatuan dan kesatuan dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pemerintahan, menjaga persatuan dan kesatuan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN VPN SITE TO SITE 2 LINK ISP DENGAN PERANGKAT SSG PADA CUSTOMER DARI PT. ARTHA MITRA INTERDATA

ANALISA DAN PERANCANGAN VPN SITE TO SITE 2 LINK ISP DENGAN PERANGKAT SSG PADA CUSTOMER DARI PT. ARTHA MITRA INTERDATA ANALISA DAN PERANCANGAN VPN SITE TO SITE 2 LINK ISP DENGAN PERANGKAT SSG PADA CUSTOMER DARI PT. ARTHA MITRA INTERDATA Yudo Prasetiyo Bina Nusantara University, Jakarta, DKI Jakarta, 11480, Indonesia Muhammad

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : 1 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika

Lebih terperinci

MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY. Abstrak

MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY. Abstrak MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY Indra Priyandono ipriyandono@bundamulia.ac.id Program Studi Sistem Informasi Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN TOPOLOGI UNTUK MENINGKATKAN REALIBILITY JARINGAN MENGGUNAKAN OSPF DAN GLBP PADA CORE SWITCH DI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERANCANGAN TOPOLOGI UNTUK MENINGKATKAN REALIBILITY JARINGAN MENGGUNAKAN OSPF DAN GLBP PADA CORE SWITCH DI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PERANCANGAN TOPOLOGI UNTUK MENINGKATKAN REALIBILITY JARINGAN MENGGUNAKAN OSPF DAN GLBP PADA CORE SWITCH DI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Ahmad Syaikhoni Alexius Martin Dahlan Martadiredja BINUS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan program Tabungan Hari Tua pegawai negeri ditetapkan dalam peraturan pemerintah No.9 tahun 1963 tentang pembelanjaan pegawai negeri dan peraturan pemerintah

Lebih terperinci

Prosedur Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Bogor

Prosedur Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Bogor Prosedur Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Bogor Nama : Paranita Octavani Freddy NPM : 46213827 Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE, MM BAB I PENDHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan publik yang prima bagi masyarakatnya sesuai yang telah diamanatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan publik yang prima bagi masyarakatnya sesuai yang telah diamanatkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah memiliki peranan yang sangat penting untuk menyediakan layanan publik yang prima bagi masyarakatnya sesuai yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang. Dalam

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia didirikan di Purwokerto, Jawa tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp enspaarbank

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Landasan Hukum Keberadaan Perusahaan. Landasan Hukum perseroan terbaru menggunakan Anggaran Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Landasan Hukum Keberadaan Perusahaan. Landasan Hukum perseroan terbaru menggunakan Anggaran Dasar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Landasan Hukum Keberadaan Perusahaan Landasan Hukum perseroan terbaru menggunakan Anggaran Dasar Perseroan dengan Akta No. 28 Tanggal 11 Desember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan salah satu unsur yang sudah tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia zaman sekarang. Setiap harinya berbagai perkembangan dan penemuan baru di

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer merupakan salah satu infrastruktur yang harus ada pada sebuah perusahaan. Baik perusahaan skala kecil, menengah, hingga yang besar membutuhkan jaringan

Lebih terperinci

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam sektor perhubungan.

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. (Persero) Cabang Kota Pekanbaru Dalam Mewujudkan Visi Misi Perusahaan.

BAB III PENYAJIAN DATA. (Persero) Cabang Kota Pekanbaru Dalam Mewujudkan Visi Misi Perusahaan. BAB III PENYAJIAN DATA Setelah data terkumpul sesuai dengan hasil wawancara, observasi serta didukung dokumen yang ada. Selanjutnya penulis sajikan pada bab ini yaitu hubungan dengan permasalahan bagaimana

Lebih terperinci

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya M enyatukan dan Memadukan Sumber Daya Keunggulan kompetitif BCA lebih dari keterpaduan kekuatan basis nasabah yang besar, jaringan layanan yang luas maupun keragaman jasa dan produk perbankannya. Disamping

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi

Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750 Achmad Muharyadi 23109113 Latar Belakang Mikrotik merupakan salah satu system operasi yang berbasis linux. Dibandingkan dengan distro

Lebih terperinci

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero) t r a n s p a r a n s i ii PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) NOMOR PD 11/DIR/2013 KEP.02/DK TASPEN/2013 TENTANG PEDOMAN GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentu saja dapat meningkatkan kebutuhan perangkat switch yang lebih banyak dan

BAB I PENDAHULUAN. tentu saja dapat meningkatkan kebutuhan perangkat switch yang lebih banyak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer pada saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat dan menyentuh hampir segala aspek kehidupan manusia. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Teknik Pengkabelan Twisted Pair Pengkabelan Twisted Pair menggunakan sebuah konektor Registered Jack (RJ). Adapun konektor RJ untuk kabel UTP CAT5/5 enchanced adalah RJ-45. Hal-hal

Lebih terperinci

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian L1 Lampiran Wawancara Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian Pusyantis BPPT. Tanya : Selamat siang Pak Chaerul Jawab : Selamat siang Tanya : Kami mahasiswa dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Layanan data kini menjadi sumber keuntungan terbesar penyedia layanan komunikasi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan tingginya pengguna internet menurut Kementerian

Lebih terperinci

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah... A. Star B. Bus C. WAN D. Wireless E. Client-server 1. Ciri-ciri jaringan komputer adalah sebagai berikut ini, kecuali... A. Berbagi pakai perangkat keras (hardware) B. Berbagi pakai perangkat lunak (software) C. Berbagi user (brainware) D. Berbagi saluran

Lebih terperinci

Tapi pasar ini berkembang pesat karena aplikasi web, SaaS, dan server co-lokasi.

Tapi pasar ini berkembang pesat karena aplikasi web, SaaS, dan server co-lokasi. Peplink adalah penyedia router terdepan yang menjamin kelangsungan bisnis dengan menyediakan reliability Internet 100%. Menyediakan lineup yang lengkap untuk semua tingkat pelanggan. Dalam lingkungan bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENGATURAN POLICY JARINGAN KOMPUTER PADA GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER (TNCC) MABES POLRI

ANALISIS DAN PENGATURAN POLICY JARINGAN KOMPUTER PADA GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER (TNCC) MABES POLRI ANALISIS DAN PENGATURAN POLICY JARINGAN KOMPUTER PADA GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER (TNCC) MABES POLRI Dicky Ady Satriya Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Al Fouli Haramain Binus University,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Kerja Praktek 3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Kerja Praktek 3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Kerja Praktek Kegiatan kerja praktek dilakukan selama 1 bulan di PT INTI Bandung pada Divisi Sistem dan Teknologi Informasi mulai dari tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT Taspen (PERSERO). Perhitungan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.02/2013

Lebih terperinci

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Sindung Hadwi Widi Sasono, Thomas Agung Setiawan, Lutfi Nur Niswati Jurusan

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai (Lembaran Negara Republik Ind

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai (Lembaran Negara Republik Ind No.1809, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Biaya. Penyelenggaraan. Pembayaran Pensiun. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 211/PMK.02/2015 TENTANG BIAYA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pemanfaatan jaringan di kantor di Departemen Pekerjaan Umum Bidang Sosial Ekonomi Dan Lingkungan

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pemanfaatan jaringan di kantor di Departemen Pekerjaan Umum Bidang Sosial Ekonomi Dan Lingkungan BAB III PEMBAHASAN Perkembangan teknologi dan informasi memberikan kemudahan dalam proses pengolahan informasi baik mencari, mengirim dan menerima informasi dalam waktu yang seefektif dan seefisien mungkin.

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING JARINGAN LOKAL PADA CV. SUKSES MAKMUR MANDIRI PALEMBANG

DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING JARINGAN LOKAL PADA CV. SUKSES MAKMUR MANDIRI PALEMBANG DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING JARINGAN LOKAL PADA CV. SUKSES MAKMUR MANDIRI PALEMBANG Imam Maghribi Mursal Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak CV. Sukses Makmur Mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sekilas Tentang Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada tanggal 30 September 1955, didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang oleh. karenanya sangat diperlukan anak bangsa yang cerdas, pandai dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang oleh. karenanya sangat diperlukan anak bangsa yang cerdas, pandai dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang oleh karenanya sangat diperlukan anak bangsa yang cerdas, pandai dan mengetahui perkembangan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari ke tiga

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari ke tiga BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas Perusahaan Masalah pelayanan tidak terlepas dari interaksi antara pelanggan, petugas pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN UNTUK IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

Jaringan LAN padawarnet MAGNET. Npm : Jurusan : Manajemen Informatika

Jaringan LAN padawarnet MAGNET. Npm : Jurusan : Manajemen Informatika Perancangan dan Pembuatan Jaringan LAN padawarnet MAGNET Nama : Yusup Npm : 35109909 Jurusan : Manajemen Informatika Latar Belakang Masalah Seiring majunya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari informasi, artikel, pengetahuan terbaru atau bahkan hanya untuk chating. Layananlayanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, ada beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu : 1. Merancang dua topologi jaringan, yaitu topologi jaringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protocol komunikasi melalui media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, kini industri asuransi mulai dilirik oleh masyarakat. Kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi membuat teknologi begitu pesat berkembang. Dengan berkembangannya teknologi mempengaruhi kepada meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembahasan dimulai dari latar belakang penulisan, ruang lingkup yang akan dibahas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembahasan dimulai dari latar belakang penulisan, ruang lingkup yang akan dibahas BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum penulisan skripsi ini. Pembahasan dimulai dari latar belakang penulisan, ruang lingkup yang akan dibahas dalam penulisan skripsi, serta

Lebih terperinci