BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, ada beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu : 1. Merancang dua topologi jaringan, yaitu topologi jaringan 1 dan 2. Pada kedua topologi jaringan tersebut menggunakan perangkat Cisco ASA Firewall, Router Cisco 1841, Router Cisco 2600, Router Cisco 2811, Switch Catalyst 3750G, switch un-managed serta server. Perbedaan perangkat pada topologi jaringan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Perbedaan Perangkat Topologi 1 dan 2 Topologi Jaringan 1 Topologi Jaringan 2 Jumlah User 223 user 432 user Tipe kabel backbone cat 5e cat 6 Switch Catalyst buah 2 buah Switch Cisco 3560G 4 buah Switch Un-managed 13 buah 18 buah Arsitektur Jaringan LAN Bus Star 2. Melakukan simulasi pada kedua topologi jaringan tersebut dan menjalankannya selama 5 jam. 3. Menganalisa hasil simulasi tersebut dengan melihat kepada parameter delay, load utillization dan throughput. 21

2 22 4. Membandingkan kedua topologi jaringan tersebut untuk menentukan performa jaringan mana yang lebih optimal. 3.2 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengoptimalkan performa jaringan dalam hal ini meminimalkan delay dari user pada saat akses ke server, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan user, yaitu tidak lagi merasakan lamban dalam melakukan akses ke server yang akhirnya akan membantu dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 3.3 Hipotesis Kesimpulan atau anggapan sementara dari penelitian ini yaitu topologi jaringan 2 memiliki performa yang baik jika dibandingkan dengan topologi 1. Melihat perubahan yang dilakukan pada topologi jaringan 2 (jumlah user, tipe kabel, perangkat serta arsitektur jaringan), tentu akan mempercepat user dalam mengakses ke server tidak seperti pada topologi jaringan sebelumnya. 3.4 Jaringan Kantor Pusat Perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan ini mempunyai banyak user di kantor pusat. Untuk penataan ip address-nya dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen 64 dan segmen 65 untuk topologi 1. Sedangkan untuk topologi 2, pengalamatan ip address-nya dibagi menjadi 22

3 23 beberapa segmen. Jumlah user dan switch yang digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.2 User dan Switch Pada Topologi 1 Network Network ID Subnet Mask Jumlah User Jumlah Switch Segmen Segmen Tabel 3.3 User dan Switch Pada Topologi 2 Lantai Network Network ID Subnet Mask Jumlah User Jumlah Switch Segmen Segmen Lantai Segmen Segmen Segmen Segmen Lantai Segmen Segmen Segmen Segmen Lantai Segmen Segmen Segmen Segmen Segmen Lantai Segmen Segmen Segmen

4 User dan Switch Kantor Cabang Setelah melihat jumlah user dan switch yang berada dikantor pusat, berikut adalah jumlah user dan switch serta pengalamatan ip address yang berada di tiap kantor cabang perusahaan. Tabel 3.4 User dan Switch Kantor Cabang Nama Cabang Network ID Subnet Mask Jumlah User Jumlah Switch Mangga Besar Medan BSD Semarang Pantai Indah Kapuk Plaza Indonesia Bandung Depok Kemanggisan Istana Plaza Pacific Place Kelapa Gading Senayan City Surabaya Banjarmasin Batam Pontianak Tebet Pabrik Cikarang KK & HH Cikarang U5J Lippo Cikarang

5 Aplikasi dan Perangkat Jaringan Setelah melihat jumlah user dan switch yang digunakan pada kantor pusat dan kantor cabang. Berikut adalah aplikasi dan perangkat jaringan yang digunakan kantor pusat dan kantor cabang. Tabel 3.5 Aplikasi Kantor Pusat Aplikasi IP Address Tipe Kabel 1 Tipe Kabel Setelah Relokasi Aplikasi Axapta Cat 5e Cat 6 Database Axapta Cat 5e Cat 6 Aplikasi Qpro Cat 5e Cat 6 Database Qpro Cat 5e Cat 6 Erasoft Cat 5e Cat 6 BSC Cat 5e Cat 6 Absensi Cat 5e Cat 6 Axapta Remote Cat 5e Cat 6 Axapta Remote Cat 5e Cat 6 Active Directory Cat 5e Cat 6 OCS Cat 5e Cat 6 Server Cat 5e Cat 6 Aplikasi Andal Cat 5e Cat 6 Database Andal Cat 5e Cat 6 Proxy ISA Server Cat 5e Cat 6 Proxy Wingate Server Cat 5e Cat 6 Proxy Wingate Server Cat 5e Cat 6 25

6 26 Tabel 3.6 Perangkat Jaringan Kantor Pusat Tipe Perangkat IP Address Tipe Kabel 1 Tipe Kabel Setelah Relokasi Router Cisco Cat 5e Cat 6 Cisco ASA Firewall Cat 5e Cat 6 Router Cisco Cat 5e Cat 6 Router Cisco Cat 5e Cat 6 Core Switch 3750 G Cat 5e Cat 6 Tabel 3.7 Aplikasi dan Perangkat Jaringan Kantor Cabang Nama Cabang Nama Aplikasi IP Address Tipe Perangkat IP Address Mangga Server Qpro Router Cisco Besar Server Qpro Server Qpro Router Cisco Medan Server Qpro Server EY BSD Server Qpro Router Cisco Server Qpro Semarang Server Qpro Router Cisco Server Qpro Pantai Indah Server Qpro Router Cisco Kapuk Server Qpro Server Qpro Router Cisco Plaza Server Qpro Indonesia Server EY Bandung Depok Server Qpro Router Cisco Server Qpro Server Qpro Router Cisco

7 27 Server Qpro Server Qpro Router Cisco Istana Plaza Server Qpro Server EY Server Qpro Router Cisco Pacific Server Qpro Place Server EY Server Qpro Router Cisco Kelapa Server Qpro Gading Server EY Senayan Server Qpro Router Cisco City 1841 Server Qpro Router Cisco Surabaya Server Qpro Server EY Banjarmasin Server Qpro Router Cisco Server Qpro Batam Server Qpro Router Cisco Server Qpro Server Qpro Router Cisco Pontianak Server Qpro Server EY Tebet Server Qpro Router Cisco Server Qpro Server Billing & Router Cisco Pabrik Cikarang Access Server DHCP & KK & HH Antivirus Pabrik Cikarang U5J Server DHCP & Antivirus Router Cisco

8 28 Lippo Cikarang Server Qpro Router Cisco Server Qpro Server EY Karakteristik Server Setiap user yang berada di kantor pusat maupun kantor cabang mengakses ke server yang berada di kantor pusat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut adalah keterangannya : Tabel 3.8 Akses Server Kantor Pusat Nama Kantor Server Jumlah User Proxy ISA Semua user yang berada di kantor pusat Aplikasi Axapta Database Axapta Aplikasi Qpro 89 user Database Qpro Aplikasi Andal 10 user Database Andal 10 user Alfresco 12 user Kantor Pusat Erasoft 8 user BSC 12 user Absensi 5 user Active Directory Semua user yang berada di kantor pusat dan kantor cabang OCS Semua user yang berada di kantor pusat dan kantor cabang 28

9 29 Server Semua user yang berada di kantor pusat dan kantor cabang Axapta Remote 1 1 user Aplikasi Qpro Database Qpro 3 user Aplikasi Andal Kantor Cabang Database Andal 1 user Absensi 1 user Aplikasi Axapta 2 user, kecuali untuk kantor cabang Cikarang KK & HH dan U5J Mangga Besar Proxy Wingate 14 user Medan Proxy Wingate 27 user BSD Proxy Wingate 22 user Semarang Proxy Wingate 15 user Pantai Indah Kapuk Proxy Wingate 10 user Plaza Bandung Proxy Wingate 23 user Depok Proxy Wingate 13 user Kemanggisan Proxy Wingate 37 user Istana Plaza Proxy Wingate 6 user Pacific Place Proxy Wingate 12 user Kelapa Gading Proxy Wingate 36 user Senayan City Proxy Wingate 4 user Surabaya Proxy Wingate 36 user Banjarmasin Proxy Wingate 4 user Batam Proxy Wingate 4 user Pontianak Proxy Wingate 15 user Tebet Proxy Wingate 4 user Pabrik Cikarang KK & Proxy Wingate 61 user HH Aplikasi Axapta 30 user 29

10 30 Cikarang U5J Proxy Wingate 21 user Aplikasi Axapta 15 user Lippo Cikarang Proxy Wingate 12 user 3.8 Topologi Jaringan 1 Pada topologi jaringan 1, untuk layanan internet-nya, perusahaan menggunakan dua provider. Provider A yang menyediakan bandwidth sebesar 2 Mbps (Local) dan Provider B yang menyediakan bandwidth 1 Mbps. Selain itu, perusahaan juga menyewa layanan internet MPLS dan Frame Relay untuk digunakan di kantor pusat sebesar 1 Mbps dan 768 kbps. Sedangkan koneksi dari masing-masing kantor cabang ke kantor pusat menggunakan layanan MPLS dan Frame Relay dengan bandwidth sebesar 64 kbps. Pada kantor pusat, menggunakan tipe kabel Cat 5e untuk backbone jaringannya. Untuk pengalamatan ip address-nya menggunakan network /24 dan /24 yang mempunyai kapasitas hingga 254 user. 30

11 31 Gambar 3.1 Topologi Jaringan 1 Dari sisi topologi LAN menggunakan arsitektur Bus yang mana kabel jaringan terhubung ke tiap-tiap workstation secara linier. Di kantor pusat, workstation atau pengguna berada di lantai 1 dan 2. Tiap lantai menggunakan beberapa switch sesuai dengan jumlah workstation sehingga tiap penambahan workstation yang melebihi kapasitas dari switch akan ikut menambahkan switch dengan cara melakukan stack antar switch. Hal ini menyebabkan terjadinya collision dan beban yang tinggi pada network tersebut serta jika kabel yang menghubungkan antar switch terputus akan mempengaruhi keseluruhan LAN. 31

12 32 Gambar 3.2 User Di Lantai 1 User yang berada di lantai 1 adalah user dengan network /24, yang terhubung ke Switch Catalyst 3750 dan ke network dengan segmen yang sama di lantai 2. Gambar 3.3 User di Lantai 2 32

13 33 Di lantai 2, user terbagi menjadi dua network yaitu /24 dan /24. Untuk network /24 terhubung ke Switch Catalyst 3750G sedangkan pada network /24 terhubung ke switch yang berada di lantai Topologi Jaringan 2 Pada topologi jaringan 2, untuk layanan internet-nya, perusahaan menggunakan satu provider dengan alokasi bandwidth sebesar 2 Mbps. Selain itu, perusahaan juga menyewa layanan internet MPLS dan Frame Relay untuk digunakan di kantor pusat yang masing-masing sebesar 2 Mbps dan 512 kbps. Sedangkan koneksi dari kantor cabang ke kantor pusat menggunakan layanan MPLS dan Frame Relay dengan bandwidth sebesar 64 kbps. Pada kantor pusat, sudah menggunakan tipe kabel cat 6 untuk menghubungkan router dengan server. Pemilihan kabel cat 6 ini dikarenakan backbone jaringan berjalan dalam satuan Gigabit, cat 6 bisa mencapai frekuensi 200 Mhz (Todd, 2000). Untuk pengalamatan ip address-nya menggunakan metode VLSM, yang mana lebih efisien dalam menggunakan alamat ip address yang di alokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host tiap subnet (Neumann, 2009). Dari sisi topologi LAN, perusahaan menggunakan arsitektur Star yang mana kabel tiap workstation terhubung ke switch sentral. Di kantor pusat, workstation tersebar di lantai 14 sampai lantai 17, dimana tiap lantai terdapat 5 network yang berbeda dengan pengalamatan ip address yang 33

14 34 berbeda pula. Hal ini tentu akan memudahkan administrator jaringan dalam melakukan troubleshoot apabila terjadi permasalahan dalam jaringan. Gambar 3.4 Topologi Jaringan 2 Pada topologi jaringan 2, terdapat 2 buah Switch Catalyst 3750 G yang di-stack satu sama lain. Dari Switch Catalyst 3750G tersebut terhubung ke Router Cisco 2811, Router Cisco 2600, Server Farm, 34

15 35 Firewall dan user yang berada di lantai Pada topologi jaringan ini, pertumbuhan user diperkirakan mencapai 90% dari jumlah user pada topologi jaringan sebelumnya yaitu dari semula 223 user menjadi 432 user. Gambar 3.5 User Di Lantai 14 Dari Switch Catalyst 3750G terhubung ke Switch 3560G yang berada di lantai 14. Di lantai ini, terbagi menjadi 5 network yang berbeda yaitu network /27, /27, /27, /27 dan /27 dengan kapasitas maksimal 30 user untuk tiap network yang berada di lantai 14. Gambar 3.6 User Di Lantai 15 35

16 36 Dari Switch Catalyst 3750G terhubung ke Switch 3560G yang berada di lantai 15. Di lantai ini, terbagi menjadi 3network yang berbeda yaitu network /27, /27 dan /27 dengan kapasitas maksimal 30 user untuk tiap network yang berada di lantai 15. Gambar 3.7 User Di Lantai 16 Dari Switch Catalyst 3750G terhubung ke Switch 3560G yang berada di lantai 16. Di lantai ini, terbagi menjadi 5 network yang berbeda yaitu network /27, /27, /27, /27 dan /27 dengan kapasitas maksimal 30 user untuk tiap network yang berada di lantai 16. Gambar 3.8 User Di Lantai 17 36

17 37 Dari Switch Catalyst 3750G terhubung ke Switch 3560G yang berada di lantai 17. Di lantai ini, terbagi menjadi 5 network yang berbeda yaitu network /27, /27, /27, /27 dan /27 dengan kapasitas maksimal 30 user untuk tiap network yang berada di lantai Topologi Jaringan Kantor Cabang Setelah melihat topologi jaringan kantor pusat, berikut adalah topologi jaringan kantor cabang. Gambar 3.9 Topologi Jaringan Mangga Besar 37

18 38 Kantor cabang Mangga Besar mempunyai 14 user, 2 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.10 Topologi Jaringan Medan Kantor cabang Medan mempunyai 27 user, 5 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 38

19 39 Gambar 3.11 Topologi Jaringan BSD Kantor cabang BSD mempunyai 22 user, 2 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.12 Topologi Jaringan Semarang 39

20 40 Kantor cabang Semarang mempunyai 15 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.13 Topologi Jaringan Pantai Indah Kapuk Kantor cabang Pantai Indah Kapuk mempunyai 10 user, 2 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 40

21 41 Gambar 3.14 Topologi Jaringan Plaza Indonesia Kantor cabang Plaza Indonesia mempunyai 5 user, 3 server, 1 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.15 Topologi Jaringan Bandung 41

22 42 Kantor cabang Bandung mempunyai 23 user, 2 server, 2 switch serta 1 Router Cisco 800. Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan Frame Relay ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.16 Topologi Jaringan Depok Kantor cabang Depok mempunyai 13 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 42

23 43 Gambar 3.17 Topologi Jaringan Kemanggisan Kantor cabang Kemanggisan mempunyai 37 user, 7 server, 3 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.18 Topologi Jaringan Pacific Place 43

24 44 Kantor cabang Pacific Place mempunyai 12 user, 3 server, 1 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.19 Topologi Jaringan Kelapa Gading Kantor cabang Kelapa Gading mempunyai 36 user, 7 server, 5 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 44

25 45 Gambar 3.20 Topologi Jaringan Senayan City Kantor cabang Senayan City mempunyai 4 user, 1 server, 1 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.21 Topologi Jaringan Surabaya 45

26 46 Kantor cabang Surabaya mempunyai 36 user, 5 server, 2 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.22 Topologi Jaringan Banjarmasin Kantor cabang Banjarmasin mempunyai 4 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.23 Topologi Jaringan Batam 46

27 47 Kantor cabang Batam mempunyai 4 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.24 Topologi Jaringan Pontianak Kantor cabang Pontianak mempunyai 15 user, 3 server, 2 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. 47

28 48 Gambar 3.25 Topologi Jaringan Tebet Kantor cabang Tebet mempunyai 4 user, 2 server, 1 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.26 Topologi Jaringan Cikarang KK & HH 48

29 49 Kantor cabang Cikarang KK & HH mempunyai 61 user, 1 server, 6 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 512 kbps. Gambar 3.27 Topologi Jaringan Cikarang U5J Kantor cabang Cikarang U5J mempunyai 21 user, 1 server, 1 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps. Gambar 3.28 Topologi Jaringan Lippo Cikarang 49

30 50 Kantor cabang Lippo Cikarag mempunyai 12 user, 3 server, 1 switch serta 1 Router Cisco Untuk koneksi ke kantor pusat, menggunakan layanan MPLS ke kantor pusat dengan alokasi bandwidth 64 kbps Perancangan dan Simulasi Perancangan dan simulasi dilakukan dengan menggunakan software OPNET Modeler Dimana diakukan perancangan jaringan untuk kedua topologi tersebut, yaitu topologi 1 dan 2. Setelah itu dilakukan simulasi yang nantinya hasil dari kedua simulasi tersebut akan dibandingkan untuk melihat performa jaringan yang lebih optimal Topologi Jaringan 1 Pada topologi ini, kami merancang sesuai dengan topologi 1 di perusahaan tersebut. Pada topologi jaringan di bawah ini terlihat bahwa perangkat Router Cisco 1841 atau router internet terhubung ke dua Provider untuk layanan internet-nya. Firewall diletakan diantara Router Cisco 1841 dan Core Switch Catalyst 3750, dari Core Switch Catalyst 3750 terhubung ke Server Farm, Lantai 1, Lantai 2, Router Cisco 2600 serta Router Cisco Tipe kabel yang digunakan untuk backbone jaringan adalah tip e cat 5e. Untuk koneksi dari kantor pusat ke kantor cabang menggunakan layanan MPLS dan Frame Relay, dimana untuk MPLS menggunakan Router Cisco 2811 sedangkan untuk Frame Relay menggunakan Router Cisco

31 51 Gambar 3.29 Perancangan Jaringan Topologi Jaringan 2 Pada rancangan ini, telah terjadi perubahan secara signifikan. Dimana telah dilakukan perubahan tipe kabel dari semula tipe kabel cat 5e menjadi tipe kabel cat 6 untuk koneksi backbone jaringan. Selain itu juga terdapat penambahan perangkat jaringan yaitu Core Switch Catalyst 3750 dan Switch Catalyst 3560G. Di sisi Server Farm dari yang semula menggunakan 1 switch untuk menghubungkan ke masing-masing server menjadi 2 switch. Begitu pun juga di sisi user, pada topologi jaringan 1, user berada di lantai 1 dan lantai 2 sedangkan pada topologi jaringan 2, user berada di lantai 14 sampai dengan lantai 17, dimana tiap-tiap lantai menggunakan Cisco Catalyst 3560G dan terdiri dari beberapa segmen network yang berbeda untuk user. 51

32 52 Gambar 3.30 Perancangan Jaringan Implementasi Simulasi Skenario Skenario simulasi yang digunakan untuk melakukan analisa dari perancangan topologi yang telah dibuat adalah dengan menjalankan simulasi software OPNET Modeler 14.0, dimana user bertransaksi data ke server secara serentak dalam kurun waktu 5 jam Mengkonfigurasi Node-Node Jaringan Konfigurasi ini bertujuan untuk mengatur aplikasi-aplikasi apa saja yang akan digunakan dalam simulasi, node mana saja 52

33 53 yang dapat melayani suatu aplikasi tertentu, mengatur profile masing-masing node. Profile mendefinisikan perilaku atau kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh masing-masing node. Kemudian mengatur konfigurasi untuk topologi jaringan 1 dan 2. Pada langkah konfigurasi ini, pertama-tama diperlukan 2 node konfigurasi baru. Node-node ini tidak terhubung dengan node-node lain yang ada. Node-node tersebut adalah 1. Application Definition 2. Profile Definition Gambar 3.31 Application Definition dan Profile Definition Konfigurasi Aplikasi Untuk mengkonfigurasi aplikasi-aplikasi apa saja yang akan digunakan dalam simulasi klik kanan pada node Application Definition kemudian pilih Edit Attributes. Lalu akan keluar kotak dialog Attributes, klik pada baris Application Definitions kolom Value kemudian pilih edit, lalu akan muncuk kotak dialog Application Definitions Table. 53

34 54 Gambar 3.32 Attribute Application Definition Dalam simulasi ini, aplikasi yang digunakan adalah Database Access, , File Transfer, Telnet Session dan Web Browsing, penggunaan aplikasi tersebut tergantung dari fungsi masing-masing server. Gambar 3.33 Tabel Database Pada Description Database Accesss tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. 54

35 55 Gambar 3.34 Tabel Pada Description tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. Gambar 3.35 Tabel FTP Pada Description File Transfer tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. 55

36 56 Gambar 3.36 Tabel Telnet Session / Remote Login Pada Description Telnet Session tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas. Gambar 3.37 Tabel Web Browsing Pada Description Web Browsing tambahkan satu baris pada bagian tersebut dimana attribute-nya seperti pada gambar di atas Konfigurasi Layanan Aplikasi Selanjutnya melakukan konfigurasi untuk layanan aplikasi yang digunakan pada masing-masing server. Berikut adalah 56

37 57 mengaktifkan layanan aplikasi pada server Active Directory. Klik kanan pada node Active Directory kemudian pilih Edit Attributes, edit Application: Supported Services dan pilih aplikasi yang akan digunakan. Gambar 3.38 Aplikasi Pada Server Active Directory Aplikasi yang digunakan pada server Active Directory adalah aplikasi Database Access, , File Transfer, Telnet Session dan Web Browsing. Gambar 3.39 Aplikasi Pada Server Proxy Wingate 57

38 58 Aplikasi yang digunakan pada server Proxy Wingate adalah aplikasi Database Access dan Web Browsing. Gambar 3.40 Aplikasi Pada Server Proxy ISA Aplikasi yang digunakan pada server Proxy ISA adalah aplikasi Database Access File dan Web Browsing. Gambar 3.41 Aplikasi Pada Server Axapta 58

39 59 Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Axapta adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.42 Aplikasi Pada Server Andal Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Andal adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.43 Aplikasi Pada Server Qpro 59

40 60 Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Qpro adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.44 Aplikasi Pada Server Alfresco Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Alfresco adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.45 Aplikasi Pada Server Erasoft 60

41 61 Aplikasi yang digunakan pada server Erasoft adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.46 Aplikasi Pada Server BSC Aplikasi yang digunakan pada server BSC adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.47 Aplikasi Pada Server Absensi 61

42 62 Aplikasi yang digunakan pada server Absensi adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.48 Aplikasi Pada Server Axapta Remote 1 Aplikasi yang digunakan pada server Axapta Remote 1 adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.49 Aplikasi Pada Server Axapta Remote 2 62

43 63 Aplikasi yang digunakan pada server Aplikasi Axapta Remote 2 adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.50 Aplikasi Pada Server OCS Aplikasi yang digunakan pada server OCS adalah aplikasi File Transfer dan Telnet Session. Gambar 3.51 Aplikasi Pada Server 63

44 64 Aplikasi yang digunakan pada server Server adalah aplikasi File Transfer, Database Access dan . Gambar 3.52 Aplikasi Pada Server Database Axapta Aplikasi yang digunakan pada server Database Axapta adalah aplikasi File Transfer dan Database Access. Gambar 3.53 Aplikasi Pada Server Database Qpro 64

45 65 Aplikasi yang digunakan pada server Database Qpro adalah aplikasi File Transfer dan Database Access. Gambar 3.54 Aplikasi Pada Server Database Andal Aplikasi yang digunakan pada server Database Andal adalah aplikasi File Transfer dan Database Access Konfigurasi Profile Config Profile Config adalah node yang berisikan profile profile yang akan digunakan node lain, yang mana pada setiap profile mengandung satu atau beberapa aplikasi. Pada jaringan ini, setiap server menggunakan profile tersendiri, yang mana terdiri dari aplikasi Database Access, , File Transfer, Telnet Session dan Web Browsing. 65

46 66 Gambar 3.55 Attribute Profile Definition Pada gambar diatas, terlihat setiap server mempunyai profile tersendiri sehingga terdapat 17 profile, yang mana terdiri dari profile Proxy Wingate Server, Proxy ISA Server, App_Axapta, App_Andal, App_Qpro, Alfresco, Erasoft, BSC, Absensi, Axapta_Remote_1, Axapta_Remote_2, Active Directory, OCS, Server, DB_Axapta, DB_Qpro dan DB_Andal. Gambar 3.56 Profile Config Pada Server Active Directory 66

47 67 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Active Directory bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.57 Profile Config Pada Server Proxy Wingate Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Proxy Wingate bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.58 Profile Config Pada Server Proxy ISA 67

48 68 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Proxy ISA bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.59 Profile Config Pada Server Axapta Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Axapta bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.60 Profile Config Pada Server Andal 68

49 69 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Andal bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.61 Profile Config Pada Server Qpro Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Qpro bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.62 Profile Config Pada Server Alfresco 69

50 70 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Alfresco bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.63 Profile Config Pada Server Erasoft Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Erasoft bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.64 Profile Config Pada Server BSC 70

51 71 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server BSC bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.65 Profile Config Pada Server Absensi Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Absensi bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.66 Profile Config Pada Server Axapta Remote 1 71

52 72 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Axapta Remote 1 bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.67 Profile Config Pada Server Axapta Remote 2 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Axapta Remote 2 bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.68 Profile Config Pada Server OCS 72

53 73 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server OCS bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.69 Profile Config Pada Server Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada Server bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.70 Profile Config Pada Server Database Axapta 73

54 74 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Database Axapta bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.71 Profile Config Pada Server Database Qpro Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Database Qpro bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)). Gambar 3.72 Profile Config Pada Server Database Andal 74

55 75 Pada gambar diatas, untuk Profile Config pada server Database Andal bagian Start Time Offset (second) di set random dari 0 hingga 300 detik (uniform (0,300)) Memilih Statistik Statistik-statistik yang akan diambil dalam simulasi ini adalah : 1. Delay. 2. Load 3. CPU Utilization 4. Throughput Untuk memilih statistik-statistik tersebut, klik kanan pada lembar kerja OPNET, kemudian pilih Choose Individual Statistics. Untuk Delay terdapat pada Global Statistics > Ethernet > Delay (ses). Untuk CPU Utilization terdapat pada Node Statistics > CPU > Utilization (%). Untuk throughput terdapat pada Link Statistics > point-to-point > throughput Menjalankan Simulasi Untuk menjalankan simulasi, bisa dengan menekan tombol run yang ada pada toolbar atau bisa juga dengan menekan tombol ctrl + shift + R. Jika menekan tombol run pada toolbar, maka akan muncul tampilan sebagai berikut : 75

56 76 Gambar 3.73 Menjalankan Simulasi Simulasi akan dijalankan selama 5 jam, maka pada kolom durasi diisi lima jam, sedangkan atribut lainnya tidak perlu dirubah, setelah itu di set lalu tekan tombol run untuk memulai simulasi. 76

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai simulasi serta hasil evaluasi dari simulasi yang telah dilakukan. Dalam bab ini akan menjelaskan langkah langkah instalasi program yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, akan dibuat jaringan yang terintegrasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan 115 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diusulkan, maka penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 92 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Dengan keterbatasan waktu, tempat, dan biaya yang ada, serta jaringan kantorkantor PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk yang berlokasi di Jakarta, Samarinda, Tanjung Harapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut. BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. komputer antar kantor-kantor PT. Alcatel-Lucent Indonesia yang letaknya berjauhan

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. komputer antar kantor-kantor PT. Alcatel-Lucent Indonesia yang letaknya berjauhan 52 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Dengan keterbatasan waktu, tempat, serta biaya yang ada, serta jaringan komputer antar kantor-kantor PT. Alcatel-Lucent Indonesia yang letaknya berjauhan maka tidak memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING. Sistem yang kami pakai untuk membangun simulasi ini adalah: Operating System : Windows 7 Ultimate Edition

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING. Sistem yang kami pakai untuk membangun simulasi ini adalah: Operating System : Windows 7 Ultimate Edition 80 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING 4.1 Implementasi Simulasi Sistem yang kami pakai untuk membangun simulasi ini adalah: Operating System : Windows 7 Ultimate Edition Modeler : OPNET Modeler 14.0 Educational

Lebih terperinci

Tabel Pengaturan Router Name Router Model CS_2620_2s_fe_slip2

Tabel Pengaturan Router Name Router Model CS_2620_2s_fe_slip2 138 Tabel 4.121 Pengaturan Router Name Router Model CS_2620_2s_fe_slip2 2. Link Router Switch_1 Menggunakan kabel UTP dengan lebar pita yang digunakan sebesar 100 Mbps (upload/download). Tabel 4.122 Pengaturan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Pada bab ini akan menjelaskan metode yang diterapkan dalam skripsi ini. Metode yang digunakan adalah metode Network Development Life Cycle (NDLC), yaitu Analysis, Design,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI 4.1 Simulasi OPNET Untuk memberikan bukti mengenai BGP, kami melakukan simulasi dengan menggunakan OPNET. 4.1.1 Menentukan Skenario Simulasi. Tujuan penentuan skenario

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator untuk menjalankan rancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 3.43 Topologi Subnet 23. Tabel 3.38 Point-to-Point utilization Radio 91 Switch 3. Gambar 3.44 Topologi Subnet 24

Gambar 3.43 Topologi Subnet 23. Tabel 3.38 Point-to-Point utilization Radio 91 Switch 3. Gambar 3.44 Topologi Subnet 24 100 Gambar 3.43 Topologi Subnet 23 Tabel 3.38 Point-to-Point utilization Radio 91 Switch 3 Object Name Minimum(%) Average(%) Maximum(%) Radio 91 Switch 3 0 0.41 0.88 Radio 91 Switch 3 0 0.6 0.94 Gambar

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Dengan keterbatasan waktu, tempat, dan biaya yang ada, serta terlalu banyakmya jaringan di kantor-kantor dan laboratorium BPPT yang perlu dihubungkan dengan interkoneksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung BAB III PEMBAHASAN 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung Analisa pada jaringan LAN di PT. Kereta Api Indonesia di batasi hanya pada jaringan LAN di kantor pusat PT. Kereta

Lebih terperinci

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER Mengenal LAN TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di internet. perbedaan jenis komputer

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Up 37350,00 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pembangunan Warung internet sanjaya.net terdiri dari 30 komputer dengan rincian satu komputer sebagai Billing computer berada dilantai 1 dan 29 komputer

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BERBASIS IP VPN PADA UD. TANI SUBUR

ANALISIS DAN PERANCANGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BERBASIS IP VPN PADA UD. TANI SUBUR ANALISIS DAN PERANCANGAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BERBASIS IP VPN PADA UD. TANI SUBUR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel,

BAB 2 LANDASAN TEORI. melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel, 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Topologi Topologi adalah tipe-tipe physical path yang menghubungkan unit yang melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel, 2002:50). Topologi

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kami memilih untuk menerapkan static VLAN dibandingkan dynamic VLAN.

BAB 4 RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kami memilih untuk menerapkan static VLAN dibandingkan dynamic VLAN. BAB 4 RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Pemilihan Jenis VLAN Setelah melihat kondisi jaringan di kantor pusat PT Lion Super Indo, maka kami memilih untuk menerapkan static VLAN dibandingkan dynamic

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Jaringan internet di lingkungan Universitas Bina Nusantara dibagi menjadi 3 wilayah diantaranya daerah Anggrek, Syahdan, dan Taisir. Hal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Topologi Jaringan Hotspot Perancangan arsitektur jaringan hotspot secara fisik dapat dilihat seperti Gambar 3.1. Gambar 3.1 Skema rancangan jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perencanaan internet protocol virtual private network (IP VPN) dan network management untuk efisiensi koneksi internet dengan sistem intranet menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama

Lebih terperinci

CIRI JARINGAN CIRI JARINGAN ELEMEN LAN ELEMEN LAN ETHERNET ETHERNET PENGKABELAN PENGKABELAN TOPOLOGI TOPOLOGI KONFIGURASI KONFIGURASI TRANSFER DATA

CIRI JARINGAN CIRI JARINGAN ELEMEN LAN ELEMEN LAN ETHERNET ETHERNET PENGKABELAN PENGKABELAN TOPOLOGI TOPOLOGI KONFIGURASI KONFIGURASI TRANSFER DATA Menggunakan jaringan local (LAN) untuk keperluan informasi dan komunikasi Mengenal LocalL Area Network (LAN) TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang mengatur

Lebih terperinci

LOCAL AREA NETWORK DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK UNTUK GEDUNG PERKANTORAN. Oleh : Teguh Esa Putra ( )

LOCAL AREA NETWORK DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK UNTUK GEDUNG PERKANTORAN. Oleh : Teguh Esa Putra ( ) LOCAL AREA NETWORK DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK UNTUK GEDUNG PERKANTORAN Oleh : Teguh Esa Putra (14111001) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam merancang sistem jaringan wireless yang baru untuk meningkatkan kualitas sinyal wireless di SMA Tarsisius II, Jakarta Barat diperlukan beberapa sarana

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER T. Muhammad, M. Zulfin Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl.

Lebih terperinci

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan PERSIAPAN Persiapan simulasi server HTTP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 buah workstation dan 1 server yang terhubung langsung dengan kabel --tipe

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Teknik Pengkabelan Twisted Pair Pengkabelan Twisted Pair menggunakan sebuah konektor Registered Jack (RJ). Adapun konektor RJ untuk kabel UTP CAT5/5 enchanced adalah RJ-45. Hal-hal

Lebih terperinci

PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK)

PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) 6 PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) LABORATORIUM LANJUT SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN VI PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) I. Tujuan Praktikum : Memahami dasar

Lebih terperinci

P & S ETHERNET.

P & S ETHERNET. P & S ETHERNET ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id OVERVIEW Materi Pra-UTS: 1. Hub, Bridge, & Switch 2. Ethernet 3. VLAN 4. Firewall 5. Disiplin Antrian TUJUAN Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan cara

Lebih terperinci

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC WORKSHOP INTERNET PROTOCOL (IP) 1. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan antara lain : 1. Switch 1 buah 2. Kabel cross-over (2 meter) 1 buah 3. Kabel straight-through @ 2 meter 3 buah 4. Komputer

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Berdasarkan penelitian dan analisis terhadap jaringan komputer yang sedang berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka usulan yang

Lebih terperinci

MENGENAL LAN (LOCAL AREA NETWORK)

MENGENAL LAN (LOCAL AREA NETWORK) MENGENAL LAN (LOCAL AREA NETWORK) TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di internet. Komputer-komputer yang terhubung

Lebih terperinci

LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA

LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA Terminologi LAN Dari definisi, LAN terbatas hanya pada suatu area local. LAN pertama Jarak terjauh dari titik central = 185 meter dan tidak lebih dari 30 komputer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Jaringan adalah sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisahpisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. 2.1.1 Jenis Jaringan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN SIMULATION PADA WIMAX MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5

BAB IV IMPLEMENTASI DAN SIMULATION PADA WIMAX MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5 BAB IV IMPLEMENTASI DAN SIMULATION PADA WIMAX MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5 Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi aplikasi FTP, Voice, Video dengan menggunakan parameter- parameter QoS yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep jaringan komputer pertama kali bermula pada sekitar tahun 1940-an, di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu perangkat

Lebih terperinci

TUGAS JARINGAN KOMPUTER IMPLEMENTASI VLAN DENGAN PERANGKAT JARINGAN MIKROTIK

TUGAS JARINGAN KOMPUTER IMPLEMENTASI VLAN DENGAN PERANGKAT JARINGAN MIKROTIK TUGAS JARINGAN KOMPUTER IMPLEMENTASI VLAN DENGAN PERANGKAT JARINGAN MIKROTIK DI SUSUN OLEH NAMA : NURUL AULIAH NIM : 14121003 KELAS : Pagi/21 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET

ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET ANALISA JARINGAN DAN KEAMANAN KOMPUTER BERBASIS LAN PADA SEBUAH WARNET Latar Belakang Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi ini mampu menyambungkan hampir

Lebih terperinci

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY A. Pendahuluan SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY Ditulis : I Wayang Abyong Guru TKJ SMK Negeri 1 Bangli Email : abyongid@yahoo.com, Blog : http://abyongroot.wordpress.com Pada praktikum ini

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktik yang telah di kerjakan. 3.1 PACKET TRACER Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi

Lebih terperinci

MENGENAL PROTOCOL TCP IP

MENGENAL PROTOCOL TCP IP MENGENAL PROTOCOL TCP IP Ary Mulianto ary.mulianto92@gmail.com Abstrak Pada jaringan wired LAN, protocol TCP IP adalah protocol yang banyak dipakai pada jaringan baik itu PC to PC, jaringan local berskala

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM 62 BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem yang Berjalan Di bawah ini adalah topologi awal jaringan RT / RW NET Optima dalam menjangkau pelanggannya Gambar 3.1 Topologi Jaringan Optima 62 63 Dari gambar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN VLAN PADA PT. JARINGAN INTECH INDONESIA Alisujono 0700680431

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Sistem jaringan komputer yang sedang berjalan pada Cisnet RT/RW Net saat ini terkoneksi dengan tiga

Lebih terperinci

Choirul Amri. I. Pendahuluan.

Choirul Amri. I. Pendahuluan. Konfigurasi Internet Sharing dengan WinRoute Pro Choirul Amri choirul@bsmdaemon.com http://bsmdaemon.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) JARINGAN KOMPUTER Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM :. NAMA :.. KELAS :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI 5.1 Implementasi Simulasi Kinerja jaringan Adhoc sebagian besar dipengaruhi oleh letak geografis wilayah, banyaknya faktor yang mempengaruhi membuat pengiriman data

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini telah dilakukan observasi untuk mengetahui masalah ataupun keluhan yang dihadapi oleh customer maupun PT. Legreen itu sendiri. Berikut adalah

Lebih terperinci

Network Tech Support Switch Devices

Network Tech Support Switch Devices Modul 25: Overview Switch merupakan alat jaringan yang ada pada Lapisan 2 yang menjadi pusat koneksi seperti workstation, sever, router dan yang lainnya. Seperti halnya router, switch pun dapat dikonfigurasi

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER

ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER Husain Nasser 1 husainnassr@gmail.com Timotius Witono 2 timotius@itmaranatha.org Abstract Load balancing

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM & PERANCANGAN 3.1. Analisa Masalah Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran khususnya TIK, yang memerlukan akses internet adalah penggunaan internet yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan 44 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Kebutuhan akses internet sangat berperan dalam produktifitas kineja pegawai dalam melakukan pekerjaan, namun sering dijumpai pegawai yang mengeluh karena koneksi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI JARINGAN Router NAT Dan DHCP Server OLEH : LUKMANUL HAKIM 1107008/2011 3F3,4 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh

Lebih terperinci

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut : 51 Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan perancangan penulis secara langsung, maka penulis mensimulasikan jaringan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Juniron Sitepu (1), Kasmir Tanjung (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini secara rinci akan membahas mengenai langkah-langkah yang diterapkan terhadap rancangan infrastruktur jaringan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagaimana fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco dalam menjaga avaibility jaringan komputer

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server 1. Ciri-ciri jaringan komputer adalah sebagai berikut ini, kecuali. a. Berbagi pakai perangkat keras (hardware) b. Berbagi pakai perangkat lunak (software) c. Berbagi user (brainware) d. Berbagi saluran

Lebih terperinci

Troubleshooting The Network

Troubleshooting The Network Troubleshooting The Network Documenting The Network PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI June 1, 2016 Authored by: Deantari Aji Troubleshooting The Network Documenting The Network Documenting The Network

Lebih terperinci

Cara Setting IP Address DHCP di

Cara Setting IP Address DHCP di Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda: Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda Berikut beberapa langkah mudah untuk mensetting ip address model manual ke model DHCP di komputer/laptop

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI 32 BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI 3.1 Mekanisme Analisis QoS (Quality of Service) Jaringan ASTInet Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai mekanisme analisis QoS (Quality of Service) di Head Office

Lebih terperinci

TUGAS JARINGAN KOMPUTER CAFÉ BENDOL

TUGAS JARINGAN KOMPUTER CAFÉ BENDOL TUGAS JARINGAN KOMPUTER Implemntasi VLAN dengan perangkat Jaringan Mikrotik dan Switch cisco CAFÉ BENDOL DISUSUN OLEH ADI SUDEWO 14121021 UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Metodologi desain jaringan yang disajikan dibawah ini berasal dari Cisco. Metodologi ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Prepare, Plan, Design, Implement, Operate,

Lebih terperinci

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso P267 Alamat: Sudirman TG Jakarta Tugas 5 Network Development Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso 5 Daftar Isi 5.1 Fase Requirement Gathering & Analysis Latar Belakang Perusahaan P267 merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Topologi star terdapat perangkat pengendali yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai

Lebih terperinci

TUGAS JARINGAN KOMPUTER Membuat VLAN di Cisco Paket Tracer

TUGAS JARINGAN KOMPUTER Membuat VLAN di Cisco Paket Tracer TUGAS JARINGAN KOMPUTER Membuat VLAN di Cisco Paket Tracer Disusun Oleh: FAIZAL SYAHR QOMARUDIN [14121045] PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE - 5 TOPOLOGI STAR MENGGUNAKAN HUB

PERTEMUAN KE - 5 TOPOLOGI STAR MENGGUNAKAN HUB PERTEMUAN KE - 5 TOPOLOGI STAR MENGGUNAKAN HUB 9 1. Tujuan Membuat jaringan lokal sederhana dengan menggunakan HUB, dan sejumlah komputer PC 2. Teori Singkat Hub adalah unsur paling penting dalam LAN.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : 1 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer)

.: BAB II :. Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer) .: BAB II :. (pengamatan kontrol dan gambar sistem keamanan jaringan komputer) --- Modul TKJ 15 (hal 34-37) --- Sesi 1 Fokus : Desain Sistem Keamanan Jaringan Oleh: Ariya Kusuma, A. Md. Universitas Negeri

Lebih terperinci

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Desain Topologi Jaringan Gambar.3.1 Desain Topologi Sharring File Topologi diatas digunakan saat melakukan komunikasi data digital secara peer to peer sehingga PLC ataupun

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara BAB 4 PENGUJIAN SISTEM 4.1 Persiapan Simulasi Dikarenakan untuk mengimplementasikan sistem jaringan VPN dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara langsung ke dalam sistem jaringan

Lebih terperinci

Gambar 3.28 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UNY Gambar 3.29 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UGM...

Gambar 3.28 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UNY Gambar 3.29 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UGM... xi DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Bab ini akan membahas tentang pengujian dan simulasi alat pengendali pintu dan kamera yang menggunakan perangkat yang telah di sebutkan pada bab sebelumnya. Terdapat pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan PT. Mastersystem Infotama merupakan salah satu perusahaan System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Ketergantungan pengguna terhadap internet selain dapat menunjang pekerjaan, juga dapat menghambat kinerja mereka di perusahaan. Jaringan internet yang disediakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu 1 Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap Ethernet card mempunyai alamat

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Jadwal Kerja Praktek. Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT. Inixindo Amiete

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Jadwal Kerja Praktek. Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT. Inixindo Amiete BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Jadwal Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT. Inixindo Amiete Mandiri yang beralamat di Jalan Cipaganti No.95 Bandung 40211. Adapun pelaksanaan kerja praktek dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN KONFERENSI VIDEO BERBASIS WEB MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET 8.1 PADA JARINGAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Topologi Jaringan Dilakukan test bed terhadap 3 macam jaringan, yaitu IPv4 tanpa MPLS, IPv4 dengan MPLS dan IPv6 dengan MPLS. Jaringan test bed yang digunakan merupakan simulasi

Lebih terperinci