KESESUAIAN TANAH TERHADAP HASIL TANAMAN KAKAO (KOPI COKLAT) DI NAGARI SIBAKUR KECAMATAN TANJUNG GADANG KABUPATEN SIJUNJUNG
|
|
- Ratna Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KESESUAIAN TANAH TERHADAP HASIL TANAMAN KAKAO (KOPI COKLAT) DI NAGARI SIBAKUR KECAMATAN TANJUNG GADANG KABUPATEN SIJUNJUNG JURNAL Diajukan Sebagai Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) DARMIYUS YULITA NIM : Pembimbing I Pembimbing II Drs. Dasrizal, MP Leni Zahara, S.Pd, MP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)PGRI SUMATRA BARAT PADANG 2013
2 Land Suitability toward the result of Cacao crop (Chocolate Coffee) In Nagari Sibakur Tanjung Gadang district of Sijunjung regency By: Darmiyus Yulita 1 ), Dasrizal 2 ), Leni Zahara 3) 1 ) Student Education Geography STKIP PGRI West Sumatra 2,3 ) Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT The researched was conducted with the purposes of 1) determine the effect of land suitable for cocoa crops (coffee, chocolate). 2) determine the ones where the land suitable for cocoa crops (coffee, chocolate) in Nagari Sibakur. And samples taken only 4 units of land onlysampling technique based on determination same sample point, which represents the population of the study area. Reason retrieval with this method because they on the same land unit has assumed the same characteristics as well, so that the same unit of land form mentioned can represent by land units. Data analysis was the quantitative descriptive analysis in the form of tables of comparison between soil characteristics (texture, effective soil depth, drainage, soil ph, organic matter, and slope) compared with the level of suitability of land for cocoa plants.the results showed that: There were 1) differences in the texture of the ground effect, effective soil depth, drainage, ph, organic matter and slope. At every land unit that is in Nagari Sibakur, there are inhibiting factor and supporting factors to resultfor cocoa crop 2) The presence of the suitability of land for crop diversity cocoa (chocolate coffee) in Nagari Tanjung Gadang district of Sijunjung regency. Land units with very suitable conditions for cocoa crops (coffee brown) are in units of the natural levee landform plains (V2) with land units V2.II.kc.g.Pod, (V3) slope foothills V3.III.kc.g. Pod, fluvial plains (F2) F2.II.kc.Pkcs.Pod, (F3) F3.III.kc.Pkcs.Pod alluvial terraces. Key words: Crop Cocoa (Chocolate Kapi), Land Unit and Land Suitability
3 PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki daratan yang cukup luas. Indonesia itu, iklim dan tingkat kesuburan tanah sebagian besar masih dalam kondisi bagus, namun semua itu belum mampu di manfaatkan secara optimal, sehingga kesejahteraan rakyat masih rendah. Lahan yang luas dan subur seharusnya dapat dijadikan sebagai sektor unggulan dalam bidang pertanian dengan cara yang baik dan arif. Pembangunan pertanian yang dilaksanakan tidak hanya berorientasi pada komoditi tanaman saja, dalam usaha mengoptimalkan penggunaan lahan yang berwawasan lingkungan dan meningkatkan produktifitas lahan pertanian, maka perlu dilakukan berbagai usaha terutama yang berkaitan dengan manusia, setor pertanian masih memiliki peluang untuk ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya asalkan ada kemauan dari petani. Tanaman kakao atau cokelat telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1560, tetapi baru menjadi komoditi yang sangat penting sejak tahun Jenis yang pertama sekali ditanam di Indonesia Criollo, yaitu di daerah Sulawesi Utara yang berasal dari Venezuela. Pada tahun 1888 diperkenalkan bahan tanaman Java Criollo asal Venezuela yang bahan dasarnya adalah kakao asal Sulawesi Utara tersebut, sebagai bahan tanaman tertua untuk mendapatkan bahan tanaman unggul. Sebelumnya pada tahun 1880, juga diperkenalkan bahan tanaman jenis forestero asal Venezuela untuk maksud yang sama. Perkebunan kakao mengalami perkembangan sangat pesat sejak awal tahun 1880-an dan pada tahun 2012, produksi kakao di Indonesia tercatat sebanyak ton pertahun yang sebagian besar perkebunan di kelola oleh pertanian rakyat. Pada tahun 2010 hasil tanaman kakao di Indonesia sebanyak 773,703 ton. Tahun 2011 hasil tanaman kakao di Indonesia makin bertambah tercatat sebanyak ton dan pada tahun 2012 hasil kakao tercatat sebanyak ton. Secara keseluruhan selama rentang waktu tingkat hasil tanaman kakao meningkat 5% setiap tahunnya. Pemerintah Pusat sudah mencanangkan Sumatera Barat sebagai sentra produksi kakao di Kawasan Indonesia Barat. Untuk itu, Pemerintah Sumatera Barat telah mentargetkan areal pertanaman kakao seluas hektar pada tahun 2010 produksi rata-rata kakao petani hanya 600 kg/ha/tahun, pada 2011 menjadi 900 kg/ha/tahun, dan selama 2012 ditargetkan sekitar 1,2 ton/ha/tahun. Keunggulan Sumatera Barat untuk pengembangan kakao didukung kesesuaian agroekosistem, tingginya minat masyarakat berbuddaya kakao, dan luasnya areal perkebunan kelapa sebagai tanaman pelindung permanen. Bagi tanaman kakao, pelindung merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan produktivitas yang optimal. Penerapan teknologi budidaya tanaman kakao pada gawang perkebunan kelapa secara tepat dan intensif akan menghasilkan biji
4 kering >2 ton/ha/tahun dan umur panen bisa mencapai >30 tahun. Topografi lahan di Kabupaten Sijunjung bervariasi dengan kemiringan lahan 15 sampai 40% dengan tanah podzolik merah kuning, keadaan lahan dan jenis tanah ditambah cenderung lebih banyak musim kering dalam setahun membuat usaha pertanian intensif kurang cocok di usahakan di kabupaten sijunjung, selain itu keadaan topografi yang kurang menguntungkan (berbukit, bergelombang) serta banyaknya kantong-kantong perbukitan terpencil mengakibatkan infrastuktur lebih tinggi dibanding dengan daerah lain yang mempunyai topografi wilayah datar. Nagari Sibakur tanaman kakao merupakan salah satu komoditas yang diusahakan sebagai usaha oleh petani. Pada setiap 1 hektare (Ha) lahan bibit kakao di tanam sebanyak ± 200 batang, dan hasil panennya menghasilkan sekitar ± 23 kg perminggu. Satu hari hasil panen tanaman kakao ± 2 kg sampai dengan 3 kg perhari. Dalam 1 tahun hasil panen tanaman kakao 300 kg pertahun. Hasil ini sungguh jauh dari yang diharapkan, dimana optimalnya produksi tanaman kakao 2-4 ton/ ha ( Siregar, dkk, 2006 ). Berdasarkan observasi awal yang penelitian lakukan di lapangan tanaman kakao yang tumbuh di daerah Nagari Sibakur kurang baik dan menghasilkan buah yang di buktikan dengan adanya beberapa tanaman kakao yang tidak bisa buahnya menjadi besar atau kerdil. Ini di duga karena di sebabkan oleh tekstur tanah, drainase, kedalamn efektif tanah, ph tanah dan kemiringan lereng Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kesesuaain Tanah Terhadap Hasil Tanaman Kakao (kopi coklat) di Nagari Sibakur Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala-gejala, fakta-fakta dan sifat pada daerah penelitan, menerangkan variable-variabel yang telah di ajukan dengan maksud gambaran mengenai keadaan yang ada pada daerah penelitian a. Batas Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan yang menjadi area dalam penelitian ini adalah seluruh satuan lahan yang ada terdapat di Nagari Sibakur. b. Penentukan Titik Sampel Titik sampel ditunjuk berdasarkan satuan lahan yang dapat mewakili populasi daerah penelitian.
5 Tabel.III.3: Sampel Penelitian Pada Satuan Lahan No Satuan Lahan Keterangan 1 V2.II.kc.g.Pod Tanggul alam 2 F2.II.kc.Pkcs.Pod Teras aluvial 3 V3.III.kc.g.Pod Lereng kaki vulkanik 4 F3.III.kc.Pkcs.Pod Perbukitan vulkanik Sumber : Peta sampel penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Daerah Penelitian Daerah penelitian secara astronomis terletak antara ' 12" dan ' 12" Lintang Selatan dan ' 31" dan ' 31" Bujur Timur. Nagari Sibakur Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sjunjung, memiliki batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan kenagarian pulasan - Sebelah Selatan berbatasan dengan kenagarian langki - Sebelah Barat berbatsan dengan kenagarian langki - Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan lubuk tarok Nagari sibakur mempunyai luas 11,800 Km 2. Memiliki 3 jorong yaitu: jorong Lubuk Talang, jorong Bancah Sibakur dan Jorong Koto Sibakur. Secara umum daerah penelitian memiliki topografi yang kasar. Wilayahnya sangat bervariasi antara daratan dan perbukitan. B. PEMBAHASAN Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dan hasil penelitian di atas, maka sub bab ini akan dikemukakan pembahasan penelitian sebagai berikut: Karakteristik tanah (tekstur, kedalaman efektif tanah, drainase, Ph tanah, bahan organik dan kemiringan lereng) untuk tanaman kakao (kopi coklat) pada satuan lahan yang terdapat di Nagari Sibakur. Berdasarkan analisis tekstur tanah diperoleh dari hasil uji laboratorium seperti yang tersaji pada tabel IV.3 diatas, Tanah yang memiliki tekstur tanah berpasir liat dan liat tergolong pada kategori lahan yang baik F2.II.kc.Pcks.Pod dan agak jelek pada lahan V2.II.kc.g.Pod, V3.III.kc.Pkcs.Pod, F3.III.kc.Pkcs.Pod untuk tanaman kakao berdasarkan kriteria kelas tekstur menurut (Soetanto dalam Aji, 1996). Tanah yang bersifat agak halus meliputi liat dan liat berpasir kurang sesuai untuk tanaman kakao terdapat pada satuan lahan V2.II.kc.g.Pod, F2.II kc.pkcs.pod, V3.III.Kc.g.Pod, F3.III.kc.Pcks.Pod. Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan tentang kedalaman tanah pada tabel IV.4. diatas maka dapat diketahui bahwa kedalaman tanah pada masing-masing sampel penelitian dikategorikan baik pada satuan lahan
6 V2.II.kc.g.Pod, V3.III.kc.g.Pod, F2.II.kc.Pkcs.Pod, F3.III.kc.Pkcs.Pod. menurut (hermon dan khairani, 2009). Kedalaman efektif tanah yang sesuai untuk tanaman kakao berkisar antara cm terdapat pada satuan lahan F2.II.kc.Pkcs.Pod, F3.III.kc.Pkcs.Pod. V2.II.kc.g.Pod, V3.III.kc.g.Pod, Berdasarkan pengamatan profil tanah pada tabel IV.5 diatas maka dapat diketahui bahwa drainase tanah pada masing-masing sampel penelitian yaitu cepat - sangat cepat dan sedang cepat terdapat pada satuan lahan V2.II.kc.g.Pod, F2.II.kc.Pkcs.Pod, V3.III.kc.g.Pod, F3.III.kc.Pkcs.Pod. tergolong pada kategori lahan yang sangat baik dan baik untuk tanaman kakao, berdasarkan kriteria dan kelas drainase menurut (Soetanto dalam Aji, 1996). Drainase cukup sesuai untuk tanaman kakao dikategorikan baik pada satuan lahan V2.II.kc.g.Pod, F2.II.kc.Pkcs.Pod, V3.III.kc.g.Pod, F3.III.kc.Pkcs.Pod. Berdasarkan hasil pengukuran ph tanah yang diperoleh dari analisis laboratorium untuk masing-masing satuan lahan penelitian seperti yang tersaji pada tabel IV.6 diatas diperoleh phnya yaitu 5,50%, 5,61%, 5,10%, 5,27% tergolong pada kategori sedang diperoleh dari rentangan ph antara 5,0-6,0% untuk tanaman kakao, berdasarkan kelas dan kriteria menurut (Hardjowigono dan Widiatmaka, 2001). Tanah yang bersifat masam kurang sesuia untuk tanaman kakao yang terdapat pada satuan lahan V2.II.kc.g.Pod, F2.II.kc.Pkcs.Pod, V3.III.kc.g.Pod, F3.III.kc.Pkcs.Pod. Berdasarkan hasil pengukuran bahan organik dalam tanah yang diperoleh dari analisis laboratorium untuk masing-masing satuan lahan penelitian seperti yang tersaji pada tabel IV.7 diatas yaitu 2,487%, 6,850%, 2,873%, dan 2,108%, dikategorikan sangat baik dengan rentangan kandungan bahan organik besar dari >3,4% untuk tanaman kakao, berdasarkan kelas dan kriteria menurut (Soetanto dalam Aji, 1996). Bahan organik sangat sesuai untuk tanaman kakao terdapat pada satuan lahanv2.ii.kc.g.pod, F2.II.kc.Pcks.Pod dan V3.III.kc.g.Pod, F3.III.kc.Pkcs.Pod. Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan dan hasil pencocokan dengan peta lereng seperti yang tersaji pada tabel IV.8 lahan dengan kemiringan lereng % tergolong agak jelek dan jelek untuk tanaman kakao berdasarkan kelas kemiringan lereng menurut (Soet anto dalam Aji, 1996). Kemiringan lereng kurang sesuai untuk tanamana kakao yang terdapat pada satuan lahan V2.II.kc.g.Pod, F2.II kc.pkcs.pod, V3.III.Kc.g.Pod, F3.III.kc.Pcks.Pod. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
7 maka dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik tanah berdasarkan tekstur tanah ditemukan dalam kategorikan kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kakao yaitu agak jelek dan baik 63,74 pada kelas tekstur tanah terdapat tanah yang liat dan liat berpasir. 2. Karakteristik tanah kedalaman tanah berdasarkan kedalaman efektif di temukan dikategorikan sesuai untuk pertumbuhan tanaman kakao, kedalaman tanah berkisar antara 100 cm 130 cm terdiri dari katergori yaitu baik yaitu 100 cm 150 cm. 3. Karakteristik tanah berdasarkan drainase ditemukan di kategorikan sesuai untuk pertumbuhan tanaman kakao drainase berkisar cepat-sangat cepat dan sedang-cepat 4. Karakteristik tanah berdasarkan reaksi tanah ( ph) ditemukan dikategorikan kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kakao, reaksi tanah ( ph) berkisar ,61 yang berkisar baik 7,0-7,5 dan agak jelek 7,6 8,0 5. Karakteristik tanah berdasarkan bahan organik ditemukan dikategorikan sesuai untuk pertumbuhan tanaman kakao pada bahan organik kadar dan kandungan bahan organik dalam tanah sangat baik pada kriteria Karekteristik tanah berdasarkan kemiringan lereng ditemukan dikategorikan kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kakao, kemiringan lereng agak jelek dengan kriteria agak miring atau bergelombang. SARAN 1. Hendaknya para petani kakao dalam memilih lahan yang akan di Tanami untuk kakao dapat memperhatikan faktor-faktor yang mendukung dan faktor-faktor yang menghambat tanaman kakao. perkembangan 2. Untuk lahan yang memiliki kemiringan lereng >15% dapat ditanami kakao dengan membuat teras(terasering). 3. Saran untuk pemerintah didaerah penelitian agar memberi penyuluhan kepada para petani untuk menanani tanaman kakao pada satuan lahan dengan kategori sesuai, dan agak sesuai, tidak
8 sesuai yang belum ditanammi kakao. 4. Berdasarkan faktor-faktor penghambat yang terdapat di derah penelitian hendaknya Dinas Pertanian dapat mengarahkan kepada para petani agar melakukan pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman kakao, dan memehami budi daya tanaman kakao. DAFTAR PUSTAKA Danil Syaputra (2012). Studi Tentang Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kentang ( Solanum Tuberosum)DiKecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci.(skripsi) Hermon,Dedi.(2006). Buku Ajar Geografi Tanah. Padang: Jurusan Geografi FIS Kristanto, Aji Panduan Budidaya Kakao.Agromedia Pustaka, Jakarta.
By: Tilawati*Dasrizal**Aslan Sari Thesiwati.** ABSTRACT
Suitability of Land Plants For yam ( Pachyrrizus erosus L. ) In District Koto Padang Tangah By: Tilawati*Dasrizal**Aslan Sari Thesiwati.** * Geografi Departement of Students Education STKIP PGRI West Sumatra
Lebih terperinciBy: Rio Nopiardi*Dasrizal**Aslan Sari Thesiwati.** ABSTRACT
Land Suitability for Crop Curly Red Chili ( capsicum annum. L ) in Solok district Gumanti valley By: Rio Nopiardi*Dasrizal**Aslan Sari Thesiwati.** * Geografi Departement of Students Education STKIP PGRI
Lebih terperinciSTUDI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN TOMAT DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK. Oleh :
STUDI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN TOMAT DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK Oleh : *Sari Yunita **Dr. Dedi Hermon, Mp ***Aslan Sari Thesiwati, M.Si *Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN II. 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TANAH PADA LAHAN TANAMAN JAGUNG HIBRIDA PIONEER 23 DI KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN
STUDI KARAKTERISTIK TANAH PADA LAHAN TANAMAN JAGUNG HIBRIDA PIONEER 23 DI KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN JURNAL RIZA FITRIANI NIM. 10030031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN TANAH UNTUK TANAMAN JERUK NIPIS DI KENAGARIAN SULIT AIR KECAMATAN X KOTO DI ATAS KABUPATEN SOLOK SKRIPSI
ANALISIS KESESUAIAN TANAH UNTUK TANAMAN JERUK NIPIS DI KENAGARIAN SULIT AIR KECAMATAN X KOTO DI ATAS KABUPATEN SOLOK SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciKONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL
KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan
Lebih terperinciPERUBAHAN KARAKTERISTIK TANAH AKIBAT ALIH FUNGSI LAHAN GAMBUT MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA PETANI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS
1 PERUBAHAN KARAKTERISTIK TANAH AKIBAT ALIH FUNGSI LAHAN GAMBUT MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA PETANI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS Jumila *, Drs. Dasrizal, MP**, Elsa, M.Pd ** *) the geography
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciSTUDI KESESUIAN LAHAN TANAMAN ALPOKAT (Persea Americana Mill) DI KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPETEN SOLOK
STUDI KESESUIAN LAHAN TANAMAN ALPOKAT (Persea Americana Mill) DI KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPETEN SOLOK JURNAL SRI PUTRI YULIANTY NIM.09030074 PROGRAM STUDI PEDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciillryw Elvi Zuriyani,lV.Si s':
STUDI KEHMUPAN PETANI PADI SAWAH SETELAH KOI{I{ERSI LAIIAN PERTANIAN MENJADI PERUMAHAN DI KELURAHAN LUBUK MINTURTTN KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG JURNAL odajufigrrscfiog*isahfi So*tqwatil*$*{aryeta{efr
Lebih terperinciDAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C TERHADAP LAHAN DI BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL
DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C TERHADAP LAHAN DI BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Wartinah NIM. 10030211 Pembimbing I Pembimbing II Yeni Erita, M. Pd
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL SOFTI NUR RAHMAH NIM. 08030137 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Helfia Edial, MT
Lebih terperinciTIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL
0 TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata I) SAKRI EFENDI
Lebih terperinciThe Study of Soil Characteristics At Sycamore Rice Planting In Sangir Region, Solok Selatan Regency ABSTRACT
The Study of Soil Characteristics At Sycamore Rice Planting In Sangir Region, Solok Selatan Regency By *Zulkifli, Dedi Hermon, ** Aslan Sari Thesiwati ** **,the geography education student of STKIP PGRI
Lebih terperinciMarginal Land Suitability Study At Hillside Pomarak For Plant Cocoa (Theobroma cacao) in Nagari Kinari Bukit Sundi District of Solok District.
1 Marginal Land Suitability Study At Hillside Pomarak For Plant Cocoa (Theobroma cacao) in Nagari Kinari Bukit Sundi District of Solok District By: Salmira Yasri*, Helfia Ideal**, Aslan Sari Thesiwati**
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi alam dan luas areal lahan pertanian yang memadai untuk bercocok tanam.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia
Lebih terperinciLand Degradation Due Oil Palm Plantations in Plasma Tigo Area Bukik Nilam Village Aua Kuniang Sub District Pasaman District Pasaman Barat Region
0 1 Land Degradation Due Oil Palm Plantations in Plasma Tigo Area Bukik Nilam Village Aua Kuniang Sub District Pasaman District Pasaman Barat Region By: Fitria 1 Dasrizal 2 Rozana Eka Putri 3 1.The geography
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jenis tanah yang subur. Berdasarkan karakteristik geografisnya Indonesia selain disebut sebagai negara
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: GITA FITRIA 12090014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berfungsi sebagai sumber devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas andalan bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani dan
Lebih terperinciTINGKAT KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK SIAM (Citrus Microcarpa) DI KENAGARIAN AIA GADANG KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT.
TINGKAT KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK SIAM (Citrus Microcarpa) DI KENAGARIAN AIA GADANG KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh : Rima 1 Dasrizal 2 Elvi Zuriyani 3 1 Mahasiswa Pendidikan
Lebih terperinciTINGKAT BAHAYA EROSI PADA LAHAN PERTANIAN DI KENAGARIAN AIE DINGIN KABUPATEN SOLOK
TINGKAT BAHAYA EROSI PADA LAHAN PERTANIAN DI KENAGARIAN AIE DINGIN KABUPATEN SOLOK JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) Oleh YUSMA YENI NPM.
Lebih terperinciCANDRA SETIADI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH
EVALUASI KADAR AIR TANAH, BAHAN ORGANIK DAN LIAT SERTA KAITANNYA TERHADAP INDEKS PLASTISITAS TANAH PADA BEBERAPA VEGETASI DI KECAMATAN PAMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI OLEH: CANDRA SETIADI
Lebih terperinciStudy of Rice Cultivation Planted In Elliptical Silukah Sycamore District Sijunjung Regency Sijunjung. By:
Study of Rice Cultivation Planted In Elliptical Silukah Sycamore District Sijunjung Regency Sijunjung By: Desmi Fitria, 1 Slamet Rianto, M.Pd, 2 Iswandi U, M.Si, 3 1.the geography education student of
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA The Evaluation of Land Suitability Onion (Allium ascalonicum L.) in Muara Subdistrict
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat memiliki potensi cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi perkebunan. Beberapa
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG DAS SEMPADAN BATANG LENGAYANG DI NAGARI KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
STUDI TENTANG PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG DAS SEMPADAN BATANG LENGAYANG DI NAGARI KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Dewi Wulandari*Helfia Edial**Elvi Zuriyani** *Mahasiswa
Lebih terperinciKESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA HIBRIDA DI PESISIR SELATAN DESA SIDOHARJO KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN
KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA HIBRIDA DI PESISIR SELATAN DESA SIDOHARJO KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN THE SUITABILITY OF HYBRID COCONUT CROP IN SOUTHERN COASTAL SIDOHARJO VILLAGE PURING DISTRICT
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERKEBUNAN
KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Kebun Pada awalnya PT Rumpun Sari Antan I adalah milik perusahaan asing asal Inggris yaitu NV Handel Mij Ja Wattie & Co. Ltd. yang berkantor di Tanah Abang, Jakarta. Tanaman
Lebih terperinciEvaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta
1 Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April 2016 Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta Oleh : N.Nurhaeni, D.Sugandi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI KABUPATEN KARAWANG
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI KABUPATEN KARAWANG Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Geografi Fakultas
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan
68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao memegang peranan penting dalam hal pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Komoditas ini memberikan kontribusi terhadap pendapatan devisa negara, pengadaan lapangan
Lebih terperinciKAJIAN HUBUNGAN KEMIRINGAN LERENG DENGAN BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS
KAJIAN HUBUNGAN KEMIRINGAN LERENG DENGAN BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Disusun Oleh: NETTY
Lebih terperinciPEMETAAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU SIMBELIN DAS ALAS KABUPATEN DAIRI
PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU SIMBELIN DAS ALAS KABUPATEN DAIRI SKRIPSI Oleh: MEILAN ANGGELIA HUTASOIT 061201019/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN MANGGA GEDONG GINCU DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA
1 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN MANGGA GEDONG GINCU DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA Prayoga Reksawibawa, Darsihardjo
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kualitas Lahan Kualitas lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah iklim, topografi, media perakaran dan kandungan hara sebagaimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian di Pulau Jawa dihadapkan pada masalah konversi lahan untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh karena itu, tantangan
Lebih terperinciPerkembangan Potensi Lahan Kering Masam
Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI
Lebih terperinciARDIAN HALOMOAN SIPAHUTAR PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KAJIAN SIFAT KIMIA DAN FISIKA TANAH YANG MEMPENGARUHI SEBARAN AKAR KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA DI TANAH INCEPTISOL KECAMATAN LINTONG NIHUTA ARDIAN HALOMOAN SIPAHUTAR
Lebih terperinciKata kunci : Kesesuaian lahan, Padi gogo, Lahan kering.
ABSTRAK EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI GOGO PADA LAHAN KERING DI UATULARI, DISTRITO VIQUEQUE-TIMOR LESTE Pertambahan penduduk dengan pola konsumsi pangan masyarakat Timor Leste sangat tergantung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan tanaman holtikultura yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia yang digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki kandungan zat yang bermanfaat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi hortikultura. Prioritas dari komoditas holtikultura tersebut adalah tanaman buah. Subsektor
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874
Lebih terperinciSTUDI TINGKAT EROSIVITAS DAN ERODIBILITAS DAS AIR HAJI KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh:
1 STUDI TINGKAT EROSIVITAS DAN ERODIBILITAS DAS AIR HAJI KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Zulhan Efendi ˡDr. Dedi Hermon, M.P. ²Azhari Syarief, S.Pd. M.Si.³ 2,3 Staf Pengajar Pendidikan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciKata kunci: lahan kering, kedelai
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KERING UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI DI DESA PUCUNG, KECAMATAN GIRISUBO, KABUPATEN GUNUNGKIDUL DRY LAND SUITABILITY EVALUATION FOR CULTIVATION OF SOYBEAN IN PUCUNG VILLAGE, GIRISUBO
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH PADA DAERAH BUFFER ZONE DAN RESORT SEI BETUNG DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KECAMATAN BESITANG
ANALISIS SIFAT FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH PADA DAERAH BUFFER ZONE DAN RESORT SEI BETUNG DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KECAMATAN BESITANG SKRIPSI OLEH : AGUSTIA LIDYA NINGSIH 070303023 ILMU TANAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologi Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan yang menyusun permukaan bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO PUBLIKASI KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Derajat S-1 Program Studi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH JAYAGUST HARIANSYAH K.A JUNIOR SINAGA ILMU TANAH
ANALISIS PENGARUH TEKSTUR DAN C-ORGANIK TANAH TERHADAP PRODUKSI TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI KECAMATAN PEGAJAHAN, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI OLEH JAYAGUST HARIANSYAH K.A JUNIOR
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN TEBU DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN HELVETIA SKRIPSI DIAN NOVITA SARI SINAGA
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN TEBU DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN HELVETIA SKRIPSI DIAN NOVITA SARI SINAGA DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 IDENTIFIKASI
Lebih terperinciPEMETAANC-ORGANIK DAN TEKSTUR TANAH PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI. Oleh :
PEMETAANC-ORGANIK DAN TEKSTUR TANAH PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI Oleh : KHAIRANI ULFA 120301002 AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peranan pertanian antara lain adalah : (1) sektor pertanian masih menyumbang sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp, merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara
GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3
39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciStudi Tentang Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat
Studi Tentang Kesesuaian Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Oleh : Ayusni 1, Dedi Hermon 2) Yuherman 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman ini sangat perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terkenal dengan negara agraris dimana mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini didukung oleh kesuburan lahan pertanian karena
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 4 (5) : 559-564, Oktober 2016 ISSN : 2338-3011 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Evaluation
Lebih terperinciSTUDI TINGKAT KUALITAS TANAH DISEKITAR TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH DI JORONG BRASTAGI KENAGARIAN UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT.
STUDI TINGKAT KUALITAS TANAH DISEKITAR TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH DI JORONG BRASTAGI KENAGARIAN UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Ainul Watni 1 Erna Juita 2 Farida 3 1 Mahasiswa Pendidikan Geografi
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan
KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua
Lebih terperinciBAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehingga dalam pengelolaan harus sesuai dengan kemampuan agar tidak menurunkan produktivitas
Lebih terperinciThe Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman
The Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Pasaman By : Maryati*Drs. Dasrizal, MP **Rozana Eka Putri, S.Pd.,M.Si** Geography Education College Student of STKIP PGRI West Sumatra*
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO
ANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Geografi Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
KAJIAN JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu dalam penyediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lahan adalah wilayah dipermukaan bumi, meliputi semua benda penyusun biosfer baik yang berada di atas maupun di bawahnya, yang bersifat tetap atau siklis (Mahi,
Lebih terperinciSurvey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo
Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Survey and mapping nutriens status of P at sub-district of Kabanjahe Regensi of Karo Rino Ginting S, Mukhlis*,Gantar Sitanggang Program
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi
Lebih terperinciEVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN MANGGA (Mangifera indica L) DI KENAGARIAN KOTO TANGAH KECAMATAN TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH DATAR
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN MANGGA (Mangifera indica L) DI KENAGARIAN KOTO TANGAH KECAMATAN TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH DATAR Oleh: ERONIZEN 063035 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
Lebih terperinci3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah
1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat
Lebih terperinciKAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG
KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG Andarias Makka Murni Soraya Amrizal Nazar KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SIFAT KIMIA DAN FISIK SUB GRUP TANAH ULTISOL DI WILAYAH SUMATERA UTARA
KARAKTERISTIK SIFAT KIMIA DAN FISIK SUB GRUP TANAH ULTISOL DI WILAYAH SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: Ewin Syahputra 110301042 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG
ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG Rina Sukesi 1, Dedi Hermon 2, Endah Purwaningsih 2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Lebih terperinci