STUDI TENTANG PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG DAS SEMPADAN BATANG LENGAYANG DI NAGARI KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
|
|
- Devi Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 STUDI TENTANG PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG DAS SEMPADAN BATANG LENGAYANG DI NAGARI KAMBANG UTARA KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Dewi Wulandari*Helfia Edial**Elvi Zuriyani** *Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat **Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui penggunaan lahan, bentuk lereng, serta menganalisis karakteristik tanah (tekstur, struktur, permeabilitas) pada sempadan Batang Lengayang di Nagari Kambang Utara selatan. Metode penelitian ini adalah deskriptif. Penentuan sampel ditentukan berdasarkan pada daerah yang terkena erosi. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana sampel diambil secara ditunjuk, sehingga di dapatkan dua daerah yang akan menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1. Struktur tanah pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi adalah tiang/lempeng dengan kategori baik sedangkan daerah Kampung Baru yang terkena erosi memiliki struktur granular dengan kategori sedang. 2. Tekstur tanah pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi memiliki tekstur liat dengan kategori baik. Sedangkan pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi memiliki tekstur pasir berliat dengan kategori buruk. 3. permeabilitas tanah pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi memiliki permeabilitas 0,51cm/jam dengan kategori baik. Sedangkan pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi memiliki permeabilitas 12,86cm/jam dengan kategori buruk. 4. Penggunaan lahan pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi adalah belukar/kebun campuran dengan kategori penggunaan lahannya adalah sedang. Dan pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi adalah belukar/kebun campuran dengan kategori penggunaan lahannya adalah sedang. 5. Bentuk lereng pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi adalah kompleks dengan kategori buruk. Dan pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi adalah kompleks dengan kategori bentuk lerengnya adalah buruk. Maka penggunaan lahan di Sempadan Batang Kecamatan Lengayang Kabupaten pesisir selatan. Dikategorikan atas dua kategori yaitu kategori penggunaan lahan di sempadan Batang Lengayang adalah baik, terdapat pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi sedangkan kategori buruk terdapat pada Kampung Baru yang terkena erosi. Kata Kunci : Penggunaan Lahan, Karakteristik Tanah, Bentuk Lereng Tebing, Sempadan Batang Lengayang
3 STUDY ON LAND USE ALONG THE BORDER RODS WATERSHED LENGAYANG IN KAMBANG UTARA OF LENGAYANG DISTRICT PESISIR SELATAN By: Dewi Wulandari*Helfia Edial**Elvi Zuriyani** * Geography Department of Students Education STKIP PGRI West Sumatera ** Guest Lecturer Of Geography Department Of STKIP PGRI Sumbar ABSTRACT This research was conducted with the aim of knowing the land use, slope shape, and analyze soil characteristics (texture, structure, permeability) on the border rods Lengayang in kambang utara of Lengayang District pesisir selatan. This research method is descriptive. Determination of the sample is determined based on the affected areas of erosion. Soil sampling conducted by purposive sampling technique, where the samples were collected by designated, so that in the two areas will get a sample. The results showed that: 1. The structure of the soil in the area of Padang Panjang II eroded is the pole / plate with good category while Kampung Baru area affected by erosion has a granular structure with medium category. 2. The soil texture in the area of Padang Panjang II has eroded clay texture with good category. While the Kampung Baru area affected by erosion has clayey sand texture with bad category. 3. The permeability of the soil in the area of Padang Panjang II eroded permeability 0,51cm / h with either category. While the Kampung Baru area affected by erosion has permeability 12,86cm / hour with bad category. 4. Land use in the area of Padang Panjang II eroded is the shrub / mixed farms with land use category is moderate. And in areas affected by erosion Kampung Baru is shrub / mixed farms with land use category is moderate. 5. The shape of the slopes in the area of Padang Panjang II eroded is complex with bad category. And at Kampung Baru area affected by erosion is a complex category slope is bad form. Then the land use in the Border Trunk Lengayang In North Kambang Nagari Lengayang District Subdistrict south coast. Classified into two categories, the use of land in the border Trunk Lengayang is good, there is the area of Padang Panjang II eroded while the bad category contained in Kampung Baru eroded. Key Word : Land Use, analyze soil characteristics, slope shape,the Border Rods Watershed Lengayang
4 I. PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus dalam widyaningsih (2008) mendefinsikan sumber daya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya. Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu (1) pengunaan lahan pertanian dan (2) penggunaan lahan bukan pertanian, (Vink dalam Utoyo,2012). Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi. Pemanfaatan dan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya serta tanpa mengindahkan prinsip prinsip konservasi lahan kini kian marak terjadi disepanjang aliran sungai di berbagai wilayah Indonesia. Seperti telah diketahui bahwa segala aktifitas deforestasi atau pengurangan areal tegakan hutan yang dilakukan daerah hulu suatu daerah aliran sungai (DAS) tanpa mengidahkan prinsip prinsip konservasi dapat berdampak buruk pada kawasan hilir. kegiatan alih fungsi lahan dari kawasan lindung menjadi kawasan budidaya berdampak pada terjadinya erosi karena terjadinya pembukaan permukaan tanah dan juga karena keberadaan aktifitas aktifitas pendukungnya seperti pembuatan jalan untuk akses wilayah. akibat selanjutnya terjadinya transport sedimen yang menjadi penyebab pendangkalan sungai (Asdak, 2002). Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-batas topografi secara alami sedemikian rupa sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam DAS tersebut akan mengalir melalui titik tertentu (titik pengukuran di sungai) dalam DAS tersebut. Dalam Bahasa Inggris pengertian DAS sering diidentikan dengan watershed, catchment area atau river basin. Pengaturan tata guna tanah di daerah aliran sungai, ditujukan untuk mengatur penggunaan lahan, Pada dasarnya pengaturan pengunaan lahan didaerah aliran sungai dimaksudkan untuk; (1) untuk memperbaiki kondisi hidrologis DAS, sehingga tidak menimbulkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. (2) untuk menekan laju erosi daerah aliran sungai yang berlebihan, sehingga dapat menekan laju sedimantasi pada alur sungai dibagian hilir. Sedangkan untuk mencegah adanya laju erosi didaerah aliran sungai yang tinggi perlu adanya cara pengelolaan yang tepat, untuk masing masing kawasan. Pengelolaan tersebut dapat meliputi, sistem pengelolaan, pola tanam dan jenis tanaman yang disesuaikan jenis tanah, kemampuan tanah, elevasi dan kemiringan lahan. Batang Lengayang merupakan sungai yang terletak di Nagari Kambang Utara Selatan, kerusakan yang dialami rusak parah pada daerah ini khususnya pada daerah Padang Panjang II Nagari Kambang Utara, kerusakan yang ditimbulkan oleh erosi, dimana penggunaan lahan di sepanjang sempadan sungai merupakan jalan yang dimana jalan ini menghubungkan nagari ini kenagari tetangga Kambang Barat. Selain jalan, pengunaan lahan disempadan Batang Lengayang ini terdapat beberapa kebun campuran, kebun sawit dan kebun pisang, pada tempat terjadi erosi sebagaian badan jalanya telah terban masuk ke Batang Lengayang yang melintas di pinggir ruas jalan ini. Bahkan disaat musim hujan, air sungai yang meluap itu mengakibatkan tebing sungai yang terkikis semakin meluas. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam dengan judul
5 Studi Tentang Penggunaan Lahan Sepanjang DAS Sempadan Batang Selatan. A. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahannya dapat diidentifikasi menyangkut: 1. Karakteristik tanah di Sempadan Batang Lengayang Nagari Kambang Utara Selatan? 2. Penggunaan lahan pada masing-masing karakteristik tanah di Sempadan Batang Selatan? 3. Jenis tanaman di Sempadan Batang Selatan? 4. Pola tanam di Sempadan Batang Selatan? 5. Kondisi lereng tebing pada masingmasing penggunan lahan di Sempadan Batang Lengayang Di Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan? B. Batasan Masalah berdasarkan identifikasi yang telah dikemukakan maka dapat dibatasi sebagai berikut: 1. Karakteristik tanah di Sempadan Batang Lengayang Nagari Kambang Utara Selatan. 2. Penggunaan lahan pada masing-masing karakteristik tanah di Sempadan Batang Selatan. 3. Kondisi lereng tebing pada masingmasing penggunaan lahan di Sempadan Batang Lengayang Di Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik tanah di Sempadan Batang Lengayang Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan? 2. Bagaimana penggunaan lahan pada masing-masing karakteristik tanah di Sempadan Batang Lengayang Di Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan? 3. Bagaimana Kondisi lereng tebing pada masing-masing penggunaan lahan di Sempadan Batang Lengayang Di Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah seperti yang telah dijelaskan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis data tentang: 1. Karakteristik tanah di Sempadan Batang Lengayang Nagari Kambang Utara Selatan. 2. Penggunaan lahan pada masing-masing karakteristik tanah di Sempadan Batang Selatan. 3. Kondisi lereng tebing pada masingmasing penggunaan lahan di Sempadan Batang Lengayang Di Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seabagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Geografi STKIP PGRI Padang Sumatera Barat. 2. Sebagai informasi kapada masyarakat agar dapat melestarikan hutan dan lingkungan sekitar supaya tidak terjadi erosi Dikecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, serta dapat dijadikan masukan sebagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan bagi mereka yang melakukan aktivitas didaerah rawan akan bencana. 3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah tentang bahaya erosi di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
6 II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena yang terjadi. Penentuan titik sampel untuk mengambil data karakteristik tanah, jenis penggunaan lahan serta kondisi lereng tebing pada lokasi penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu secara ditentukan sendiri, sehingga di dapatkan dua daerah yang akan menjadi sampel penelitian yaitu Kampung Padang Panjang II Dan Kampung Baru daerah ini merupakan yang terkena erosi. A. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 1. Jenis Data a. Data Primer Data primer yang langsung diperoleh dilapangan dan analisa laboratorium. Dalam hal ini dapat dianalisa dan diamati adalah data primer, dapat diperoleh dari kondisi fisik tanah (Tekstur, struktur, permeabilitas tanah), Serta kondisi lereng tebing dan jenis penggunaan lahan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data sumber acuan dan analisis yang diperoleh dari perpustakaan dan instansi terkait yang termasuk data sekunder adalah : Data peta administrasi, peta DAS, peta geologi, peta topografi, Peta penggunaan lahan, dan peta lokasi penelitian. 2. Cara Pengumpulan Data a. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di daerah penelitian ini di lihat dari tutupan lahan yang ada di atas tanah tersebut (pengamatan dilapangan). b. Bentuk lereng Bentuk lereng di daerah penelitian ini didapatkan melalui pengamatan di lapangan. c. Tekstur Tekstur tanah menunjukan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah di daerah penelitian ini di dapatkan dengan cara tanah yang ditunjukan sebagai titik sampel penelitian dimasukan kedalam kantong plastik dan di analisis di laboratorium tanah. d. Struktur Struktur tanah di daerah penelitian ini di dapatkan melalui pengamatan di lapangan yaitu tanah tersebut di kepal sampai membentuk gumpalan sehingga struktur tanah pada daerah penelitian ini bisa di ketahui. e. Permeabilitas Permeabilitas di daerah penelitian ini didapatkan dengan cara analisis di laboratorium. B. Teknik Analisis Data Analisis untuk menentukan tingkat katakteristik tanah digunakan formula yang dikemukakan oleh Dibyosaputro (1999) dalam Hermon (2009), yaitu: I = c b k Catatan: I = Besar julat interval kelas c = Jumlah harkat tertinggi (20) b = Jumlah harkat terendah (5) k = Jumlah kelas yang diinginkan (3) Dari persamaan diatas, maka besar jarak untuk masing-masing kelas Pengunaan Lahan di Sempadan Sungai I = 20 5 = 15 = Catatan: jumlah karakteristik fisik 5 variabel jumlah harkat terendah 5 (b) jumlah harkat tertinggi 20 (c) Hasil perhitungan interval penggunaan lahan tercantum dalam tabel berikut: Tabel III.7: Interval Pengunaan Lahan di Sempadan Sungai Kelas Interval Kategori Penggunaan Lahan I 5-10 Baik II Sedang III Buruk Sumber : Pengelolaan Data Sekunder, 2015 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Tanah berdasarkan hasil analisis karakteristik tanah yang diperoleh di lapangan yaitu, a. Struktur Tanah Berdasarkan survey lapangan pada 2 titik sampel, diperoleh 2 sampel struktur tanah yaitu tiang/ lempeng dengan harkat
7 2 kategorinya baik terdapat pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi sedangkan granular dengan harkat 3 dan kategori sedang terdapat pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi. b. Analisis tekstur tanah yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, tanah yang memiliki liat dengan harkat 1 dan kategori baik terdapat pada pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi sedangkan daerah Kampung Baru yang terkena erosi memiliki tektur tanah pasir berliat dengan harkat 4 dan kategori buruk. c. Berdasarkan analisis permeabilitas tanah yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, permeabilitas tanah pada daerah penelitian padang panjang II yaitu 0,51 cm/jam dengan harkat 1 dan kategori baik, sedangkan kampung baru yaitu 12,86 cm/jam dengan harkat 3 dan kategori buruk. 2. Penggunaan Lahan Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan penggunaan lahan pada setiap daerah sampel penelitian yaitu belukar/kebun campuran dengan harkat 2 dan kategori sedang terdapat pada daerah Padang Panajang II yang terkena erosi dan Kampung Baru yang terkena erosi. 3. Bentuk Lereng Tebing Berdasarkan pengamatan dilapangan bentuk lereng pada setiap daerah sampel penelitian terdapat satu bentuk lereng yaitu kompleks dengan harkat 4 dan kategori buruk terdapat pada daerah Padang Panajang II yang terkena erosi dan terdapat pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi. Berdasarkan hasil temuan srtuktur, tekstur, permebilitas, penggunaan lahan dan bentuk lereng maka penggunaan lahan di Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang Kabupaten pesisir selatan, dari pengharkatan dua (2) titik lokasi penelitian yang telah diuraikan diatas. Sedangkan gambaran umum masing-masing titik lokasi penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: a. Padang Panjang II yang terkena erosi Struktur tanah tiang/lempeng, tekstur liat, permeabilitas 0,51 cm/jam, pengunaan lahan belukar/kebun campuran dan bentuk lereng kompleks. Berdasarkan hasil pengharkatan terhadap 5 fariabel maka jumlah nilai yang diperoleh adalah 10 dengan penggunaan lahan tergolong pada kelas I (baik). b. Kampung Baru yang terkena erosi Struktur tanah granular, tekstur pasir berliat, permeabilitas 12,86 cm/jam, pengunaan lahan belukar/kebun campuran dan bentuk lereng kompleks. Berdasarkan hasil pengharkatan terhadap 5 fariabel maka jumlah nilai yang diperoleh adalah 16 dengan penggunaan lahan tergolong pada kelas III (buruk). IV. KESIMPULAN Dari hasil penelitian tentang penggunaan lahan di Kecamatan Lengayang Nagari Kambang Utara, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik Tanah a. Struktur tanah tiang/ lempeng dengan kategori baik terdapat pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi sedangkan granular dengan kategori sedang daerah Kampung Baru yang terkena erosi. b. Tekstur tanah yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, tanah yang memiliki liat dengan kategori baik terdapat pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi dan pasir berliat dengan kategori buruk pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi. c. Permeabilitas tanah yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, yaitu 0,51 cm/jam dengan kategori baik terdapat pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi dan 12,86 cm/jam dengan kategori buruk pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi. 2. Penggunaan lahan pada setiap daerah sampel penelitian yaitu belukar/kebun campuran dengan kategori sedang terdapat pada daerah Padang Panajang II yang terkena erosi dan Kampung Baru yang terkena erosi. 3. Bentuk lereng pada setiap daerah sampel penelitian terdapat satu bentuk yaitu kompleks dengan kategori buruk terdapat pada daerah Padang Panajang II yang terkena erosi dan pada daerah Kampung Baru yang terkena erosi. Penggunaan Lahan pada lahan di Nagari Kambang Utara Kecamatan Lengayang. Tedapat dua kategori yaitu kategori penggunaan lahannya adalah baik pada daerah Padang Panjang II yang terkena erosi
8 sedangkan kategori buruk pada Kampung Baru yang terkena erosi V. SARAN 1. Sebaikanya Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melakukan upaya tegas untuk melakukan konsolidasi lahan yang seharusnya menjadi daerah aliran sungai agar fungsi sempadan sungai yang merupakan kawasan lindung akan tetap terjaga kelestarianya dan terciptanya pola pemanfaatan ruang yang sesuai dengan tujuanya. 2. Sebaiknya masyarakat yang menempati sepanjang sempadan daerah aliran Batang lengayang agar mematuhi peraturan yang ada. 3. Dengan adanya penelitian ini dapat sebagai pedoman penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini. VI. DAFTAR PUSTAKA Asdak, chay. (2002). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Widyaningsih, I,W. (2008). Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Di SUB DAS Keduang Ditinjau dari Aspek Hidrologi. jurnal PIPS
STUDI TINGKAT EROSIVITAS DAN ERODIBILITAS DAS AIR HAJI KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh:
1 STUDI TINGKAT EROSIVITAS DAN ERODIBILITAS DAS AIR HAJI KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Zulhan Efendi ˡDr. Dedi Hermon, M.P. ²Azhari Syarief, S.Pd. M.Si.³ 2,3 Staf Pengajar Pendidikan
Lebih terperinciTINGKAT BAHAYA EROSI PADA LAHAN PERTANIAN DI KENAGARIAN AIE DINGIN KABUPATEN SOLOK
TINGKAT BAHAYA EROSI PADA LAHAN PERTANIAN DI KENAGARIAN AIE DINGIN KABUPATEN SOLOK JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) Oleh YUSMA YENI NPM.
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TANAH PADA LAHAN TANAMAN JAGUNG HIBRIDA PIONEER 23 DI KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN
STUDI KARAKTERISTIK TANAH PADA LAHAN TANAMAN JAGUNG HIBRIDA PIONEER 23 DI KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN JURNAL RIZA FITRIANI NIM. 10030031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciDAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C TERHADAP LAHAN DI BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL
DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C TERHADAP LAHAN DI BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciSTUDI TENTANG TINGKAT EROSI TEBING SUNGAI DI ALIRAN BATANG PALANGAI KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh :
STUDI TENTANG TINGKAT EROSI TEBING SUNGAI DI ALIRAN BATANG PALANGAI KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh : Elmi Yanti *Erna Juita, S.Pd, M.Si**Farida, M.Sc** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciBy: Rio Nopiardi*Dasrizal**Aslan Sari Thesiwati.** ABSTRACT
Land Suitability for Crop Curly Red Chili ( capsicum annum. L ) in Solok district Gumanti valley By: Rio Nopiardi*Dasrizal**Aslan Sari Thesiwati.** * Geografi Departement of Students Education STKIP PGRI
Lebih terperinciPendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang
Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang Estimation of Actual Erosion by USLE Method Approach Vegetation, Slope
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT
PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT Ria Rosdiana Hutagaol 1 dan Sigit Hardwinarto 2 1 Faperta Jurusan Kehutanan Universitas
Lebih terperinciOleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**, Farida**
1 1 Studi Tentang Laju Infiltrasi Lubang Resapan Biopori (LRB) Pada Beberapa Jenis Penggunaan Lahan di Kelurahan Gunung Pangilun Kecamatan Padang Utara Kota Padang Oleh: Irawan Yulva Dinata*, Erna Juita**,
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU BIANG (KAWASAN HULU DAS WAMPU)
KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU BIANG (KAWASAN HULU DAS WAMPU) SKRIPSI Oleh HARRY PRANATA BARUS DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai dan Permasalahannya Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak
Lebih terperinciBATANG LEMBANG FLOW CHANGES IN BUKIT SUNDI DISTRICT OF SOLOK REGENCY. By : ABSTRACT
0 1 BATANG LEMBANG FLOW CHANGES IN BUKIT SUNDI DISTRICT OF SOLOK REGENCY By : Muhammad Irfan 1 Heldia Edial 2 Yeni Erita 3 1.The geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 The lecturer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah resapan, daerah penyimpanan air, penampung air hujan dan pengaliran air. Yaitu daerah dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang meliputi semua benda penyusun biosfer (atmosfer, tanah dan batuan induk, topografi, air, tumbuhtumbuhan dan binatang),
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG
Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) berfungsi sebagai penampung air hujan, daerah resapan, daerah penyimpanan air, penangkap air hujan dan pengaliran air. Wilayahnya meliputi
Lebih terperinciOKTOBERI PRATAMA NIM :
SIFAT FISIKA DAN ERODIBILITAS TANAH PADA SETIAP KEMIRINGAN LERENG DIKENAGARIAN KOTO HILALANG KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK JURNAL OKTOBERI PRATAMA NIM : 10030236 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada sifat-sifat arus tetapi juga pada sifat-sifat sedimen itu sendiri. Sifat-sifat di dalam proses
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) TANAH ANDEPTS PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN KACANG TANAH DI KEBUN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU
KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) TANAH ANDEPTS PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN KACANG TANAH DI KEBUN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU DELIMA LAILAN SARI NASUTION 060308013 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciKAJIAN JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
KAJIAN JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang seringkali terjadi. Banjir dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alamnya untuk pembangunan. Pada negara berkembang pembangunan untuk mengejar ketertinggalan dari
Lebih terperinciTila Novita*, Erna Juita, S.Pd. M.Si**,Rozana Eka Putri, S.Pd.M.Si**
1 CLIFFS EROSION IMPACTS RIVER (STREAMBANK EROSION) LAND USE CHANGES ON THE FRONT STEM KINALI IN JORONG STYLE VILLAGE KINALI DISTRICT KINALI WEST PASAMAN Tila Novita*, Erna Juita, S.Pd. M.Si**,Rozana Eka
Lebih terperinciLand Degradation Due Oil Palm Plantations in Plasma Tigo Area Bukik Nilam Village Aua Kuniang Sub District Pasaman District Pasaman Barat Region
0 1 Land Degradation Due Oil Palm Plantations in Plasma Tigo Area Bukik Nilam Village Aua Kuniang Sub District Pasaman District Pasaman Barat Region By: Fitria 1 Dasrizal 2 Rozana Eka Putri 3 1.The geography
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat manusia. Pengertian lahan dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998), yaitu : Lahan merupakan
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret 2016 - Agustus 2016 73 ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG Galih Damar Pandulu PS. Teknik Sipil, Fak. Teknik,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi hidrologis di Sub Daerah Aliran Ci Karo, maka penulis dapat menarik
Lebih terperinciIDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT
IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH : RAHMADI RABUN DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
Lebih terperinciBy: Tilawati*Dasrizal**Aslan Sari Thesiwati.** ABSTRACT
Suitability of Land Plants For yam ( Pachyrrizus erosus L. ) In District Koto Padang Tangah By: Tilawati*Dasrizal**Aslan Sari Thesiwati.** * Geografi Departement of Students Education STKIP PGRI West Sumatra
Lebih terperinciDAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU
DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU Oleh NUR ANITA SETYAWATI, 0706265705 Gambaran Umum DAS SIAK Sungai Siak adalah sungai yang paling dalam di Indonesia, yaitu dengan kedalaman sekitar 20-30 meter. Dengan Panjang
Lebih terperinciPERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini
PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini Abstract Key words PENDAHULUAN Air merupakan sumberdaya
Lebih terperinciMODEL PENANGGULANGAN BANJIR. Oleh: Dede Sugandi*)
MODEL PENANGGULANGAN BANJIR Oleh: Dede Sugandi*) ABSTRAK Banjir dan genangan merupakan masalah tahunan dan memberikan pengaruh besar terhadap kondisi masyarakat baik secara social, ekonomi maupun lingkungan.
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret-Agustus 2015 9 ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG Galih Damar Pandulu PS. Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumber daya alam merupakan suatu bentuk kekayaan alam yang pemanfaatannya bersifat terbatas dan berfungsi sebagai penunjang kesejahteraan makhluk hidup khususnya manusia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Menurut Lillesand dan Kiefer (1997) penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu. Penggunaan lahan juga diartikan sebagai setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan memperbaiki kualitas lingkungan. besar sementara wilayah kawasan lindung dan konservasi menjadi berkurang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan lingkungan mempunyai hubungan timbal balik. Di dalam pembangunan, manusia merupakan konsumen yang berperan aktif dalam proses pemanfaatan sumber daya
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN TANAH UNTUK TANAMAN JERUK NIPIS DI KENAGARIAN SULIT AIR KECAMATAN X KOTO DI ATAS KABUPATEN SOLOK SKRIPSI
ANALISIS KESESUAIAN TANAH UNTUK TANAMAN JERUK NIPIS DI KENAGARIAN SULIT AIR KECAMATAN X KOTO DI ATAS KABUPATEN SOLOK SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kegiatan memperbaiki, memelihara, dan melindungi keadaan DAS, agar dapat menghasilkan barang dan jasa khususnya, baik
Lebih terperinciSTUDI TINGKAT EROSI DAERAH ALIRAN SUNGAI LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh : Sepka Marnil*,Helfia Edial**,Erna Juita** ABSTRAK
STUDI TINGKAT EROSI DAERAH ALIRAN SUNGAI LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh : Sepka Marnil*,Helfia Edial**,Erna Juita** *,Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah satu bagian dari
Lebih terperinciMENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa
JIMT Vol. 0 No. Juni 203 (Hal. ) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL PERUBAHAN SEMPADAN SUB DAS PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG ABSTRACT
1 ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN SEMPADAN SUB DAS PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG Husnul Chotimah 1, Erna Juita 2, Afrital Rezki 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin 2004). Erosi merupakan tiga proses
Lebih terperinciThe Impact Of Obsidian Mines To The Danger Of Erosion In Nagari Koto Iii Malintang The District Iv Koto Aur Aur Malintang Padang Pariaman.
The Impact Of Obsidian Mines To The Danger Of Erosion In Nagari Koto Iii Malintang The District Iv Koto Aur Aur Malintang Padang Pariaman By: Alfauzi*Drs. Helfia Edial, MT**Afrital Rezki, S.Pd, M.Si**
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali
Lebih terperinciUPAYA MASYARAKAT DALAM MENGATASI BENCANA BANJIR BANDANG DI KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL
0 UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGATASI BENCANA BANJIR BANDANG DI KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN II. 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang
Lebih terperinciThe Damage Level of Erosion in land measurement in Area of Batang Hari River in Nagari Lolo Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Solok.
The Damage Level of Erosion in land measurement in Area of Batang Hari River in Nagari Lolo Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Solok Rudi Siswanto*Widya Prari Keslan**Nefilinda** *Education Of Geography
Lebih terperinciPEMETAAN TINGKAT KERAWANAN TANAH LONGSOR JALUR SOLO- SELO-BOROBUDUR DI KECAMATAN CEPOGO DAN KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
PEMETAAN TINGKAT KERAWANAN TANAH LONGSOR JALUR SOLO- SELO-BOROBUDUR DI KECAMATAN CEPOGO DAN KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI Oleh Muhammad Luqman Taufiq 10405244004 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan sumber daya alam yang strategis bagi segala pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian,
Lebih terperinciKeyword : Characters of soil physic, The changing in land use, The changing of vegetation coverage, The extent of land damage
1 ANALISIS KERUSAKAN LAHAN PADA PENAMBANGAN EMAS DI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG Desliyan Popira Herman 1 Rozaka Eka Putri 2 Elsa 2 1.Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan, perikanan,
Lebih terperinciPENENTUAN BESARNYA LAJU INFILTRASI AIR OLEH TANAH DENGAN METODE SINGLE RING INFILTROMETER. ABSTRACT
PENENTUAN BESARNYA LAJU INFILTRASI AIR OLEH TANAH DENGAN METODE SINGLE RING INFILTROMETER Widia Wati 1, Juandi 2, G. Moriza 3 1Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2Dosen Jurusan Fisika 3Staf Dinas Pertambangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Daerah aliran sungai (DAS) merupakan kesatuan hidrologi yang kompleks dan terdiri dari berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut terdiri atas manusia, iklim, tanah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Solehudin, 2015 Kajian Tingkat Bahaya Erosi Permukaandi Sub Daerah Aliran Sungai Cirompang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah manusia yang menghuni permukaan bumi kian hari kian meningkat, tetapi kondisi tersebut berlaku sebaliknya dengan habitat hidup manusia, yaitu lahan.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode USLE Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas Penelitian Pertanian,
Lebih terperinciAli Achmad 1, Suwarno 2, Esti Sarjanti 2.
ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 5, No.1, March 2016 (31-36) website: http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/geoedukasi/index 2016 Geography Education UMP and The Indonesian
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM LOKASI
6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan berpengaruh pada pemanfaatan sumberdaya lahan dalam jumlah besar untuk memenuhi ketersediaan kebutuhan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI DAERAH RESAPAN AIR HUJAN DI SUB DAS METRO MALANG JAWA TIMUR
ANALISIS POTENSI DAERAH RESAPAN AIR HUJAN DI SUB DAS METRO MALANG JAWA TIMUR Bagus Setiabudi Wiwoho Jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya No. 6 Malang 65145, e-mail: wiwoho_um@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air permukaan (water surface) sangat potensial untuk kepentingan kehidupan. Potensi sumber daya air sangat tergantung/berhubungan erat dengan kebutuhan, misalnya untuk
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN PANGAN (UBI KAYU) DI KEBUN PERCOBAAN USU KWALA BEKALA
KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN PANGAN (UBI KAYU) DI KEBUN PERCOBAAN USU KWALA BEKALA SKRIPSI Oleh: HOLONG MUNTE 060308042 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciEROSI DAN SEDIMENTASI
EROSI DAN SEDIMENTASI I. PENDAHULUAN Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hujan adalah jatuhnya air hujan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam wujud cair maupun es. Hujan merupakan faktor utama dalam pengendalian daur hidrologi di suatu
Lebih terperinciPEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DI SEPANJANG JALUR TRANSPORTASI DARAT PADANG ARO MENUJU PADANG AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK SELATAN
PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DI SEPANJANG JALUR TRANSPORTASI DARAT PADANG ARO MENUJU PADANG AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK SELATAN Oleh: Andrio Eka Pratama, 1 Helfia Edial, 2 Farida 2 1 Mahasiswa Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan bagian bentang alam (landscape) yang mencakup komponen fisik yang terdiri dari iklim, topografi (relief), hidrologi dan keadaan vegetasi alami (natural
Lebih terperinciANALISIS KOEFISIEN ALIRAN PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANSBY-WILLIAMS DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI BABURA PROVINSI SUMATERA UTARA
ANALISIS KOEFISIEN ALIRAN PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANSBY-WILLIAMS DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI BABURA PROVINSI SUMATERA UTARA Anik Juli Dwi Astuti 1, Eni Yuniastuti 1, Dwi Wahyuni Nurwihastuti
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ
APLIKASI TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK ESTIMASI KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN SUB DAS PADANG JANIAH DAN PADANG KARUAH PADA DAS BATANG KURANJI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG
Lebih terperinciSTUDY OF EROSION HAZARD ON DEGRADATION OF AGRICULTURAL LAND IN PONDOK PARIAN LUNANG VILLAGE DISTRICT OF LUNANG PESISIR SELATAN REGION.
0 STUDY OF EROSION HAZARD ON DEGRADATION OF AGRICULTURAL LAND IN PONDOK PARIAN LUNANG VILLAGE DISTRICT OF LUNANG PESISIR SELATAN REGION Oleh : Idia Lola 1 Erna Juita 2 Farida 3 ¹The geography education
Lebih terperinciRd. Indah Nirtha NNPS. Program Studi Teknik Lingkungn Fakultas Teknis Universitas Lambung Mangkurat
EnviroScienteae 10 (2014) 27-32 ISSN 1978-8096 STUDI TINGKAT BAHAYA EROSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AIR (TSS DAN TDS) DAS SEJORONG, KECAMATAN SEKONGKANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun
Lebih terperinciSTUDI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN TOMAT DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK. Oleh :
STUDI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN TOMAT DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK Oleh : *Sari Yunita **Dr. Dedi Hermon, Mp ***Aslan Sari Thesiwati, M.Si *Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciGeo Image 1 (10) (2012) Geo Image.
Geo Image 1 (10) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage KESESUAIAN LAHAN UNTUK TEMPAT PERKEMAHAN DI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Ali Mahmudi, Erni Suharini, Sriyono
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan
Lebih terperincimampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan
Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang utama memegang posisi penting dalam kelestarian lingkungan. Kemerosotan kemampuan tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya laju erosi dari
Lebih terperinciJIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM
ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM Wardatul Jannah & Itratip Wenk_84@yahoo.co.id, itratip80@gmail.com Dosen Teknik Lingkungan Universitas Nahdatul Ulama (UNU) NTB Abstrak;
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani Abstrak Daerah penelitian adalah DAS Deli yang meliputi tujuh subdas dan mempunyai luas
Lebih terperinciKAJIAN SELEKTIVITAS EROSI PADA LAHAN BUDIDAYA PADI GOGO DIDESA LAU DAMAK KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH :
KAJIAN SELEKTIVITAS EROSI PADA LAHAN BUDIDAYA PADI GOGO DIDESA LAU DAMAK KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH : RIKA TAMIKA/ 100301140 AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Indonesia banyak sekali terdapat gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Gunung berapi teraktif di Indonesia sekarang ini adalah Gunung
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Citra Landsat Tahun 1990, 2001 dan 2010 Interpretasi citra landsat dilakukan dengan melihat karakteristik
24 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Citra Landsat Tahun 1990, 2001 dan 2010 Interpretasi citra landsat dilakukan dengan melihat karakteristik dasar kenampakan masing-masing penutupan/penggunaan
Lebih terperinciPENDUGAAN EROSI TANAH DIEMPAT KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN BERDASARKAN METODE ULSE
PENDUGAAN EROSI TANAH DIEMPAT KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN BERDASARKAN METODE ULSE SKRIPSI Oleh: MARDINA JUWITA OKTAFIA BUTAR BUTAR 080303038 DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dan air merupakan sumberdaya alam utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Sebagai sumberdaya yang banyak digunakan, tanah dapat mengalami
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT EROSI TANAH KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL
EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Geografi Diajukan Oleh: Irma
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi
TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Lahan Kritis Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : a. Lahan yang tidak mampu secara efektif sebagai unsur produksi pertanian, sebagai media pengatur tata air, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan makhluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Embung merupakan bangunan air yang menampung, mengalirkan air menuju hilir embung. Embung menerima sedimen yang terjadi akibat erosi lahan dari wilayah tangkapan airnya
Lebih terperinciStadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Stadia Sungai Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Dalam Bahasa Indonesia, kita hanya mengenal satu kata sungai. Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal kata stream dan river.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah dataran yang dibatasi oleh punggung bukit yang berfungsi sebagai daerah resapan, penyimpanan air hujan dan juga sebagai pengaliran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami peremajaan secara berkesinambungan (Alibasyah, 1996).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erosi tanah (soil erosion) adalah proses penghanyutan tanah dan merupakan gejala alam yang wajar dan terus berlangsung selama ada aliran permukaan. Erosi semacam itu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 39/Menhut-II/2009,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 39/Menhut-II/2009, DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
Lebih terperinciBAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI
BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI Pengetahuan tentang faktor penentu kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi akan memperkaya wawasan dan memperkuat landasan dari pengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erosi merupakan proses penghancuran dan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh tenaga erosi (presipitasi, angin) (Kusumandari, 2011). Erosi secara umum dapat disebabkan
Lebih terperinciPOTENSI DAS DELI DALAM MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN BERDASARKAN EVALUASI KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN ABSTRAK
1 POTENSI DAS DELI DALAM MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN BERDASARKAN EVALUASI KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi DAS Deli berdasarkan evaluasi kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan sumberdaya alam terutama air dan tanah oleh masyarakat kian hari kian meningkat sebagai akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Kebutuhan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Sungai Sragi terletak pada perbatasan antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Pemalang. Di bagian hulu sungai, terdapat percabangan membentuk dua alur sungai yaitu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas batas topografi secara alami sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam
Lebih terperinciRINGKASAN DISERTASI. Oleh : Sayid Syarief Fathillah NIM 06/240605/SPN/00217
PENILAIAN TINGKAT BAHAYA EROSI, SEDIMENTASI, DAN KEMAMPUAN SERTA KESESUAIAN LAHAN KELAPA SAWIT UNTUK PENATAGUNAAN LAHAN DAS TENGGARONG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA RINGKASAN DISERTASI Oleh : Sayid Syarief
Lebih terperinci