Volume 9, Nomor 2, Desember 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Volume 9, Nomor 2, Desember 2016"

Transkripsi

1 Volume 9, Nomor 2, Desember 2016 Analisis Prosedur Pembayaran Jasa Medis Guna Menunjang Mutu Pelayanan Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi Pemodelan Dan Simulasi Citra Untuk Penghitungan Jumlah Sel Darah Merah Candra Mecca Sufyana, Rena Amalika Asyari Analisis Hubungan Pemahaman Akreditasi Rumah Sakit, Karakteristik Dan Kinerja Perekam Medis Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dina Sonia Pengaruh Ketepatan, Pembuatan Rujukan Bpjs Dan Kompetensi Petugas Rekam Medis Terhadap Efisiensi Pelayanan Rawat Jalan Di Klinik Prima Husada Ika Kartisyah Sistem Informasi Retensi Rekam Medis Di Rumah Sakit Tk.IV Sariningsih Bandung Meira Hidayati Analisis Ketepatan Kodifikasi Diagnosis Penyakit Pada Rekam Medis Rawat Inap Guna Menunjang Reimbursement JKN Di Rumah Sakit Umum Daerah Cililin Sali Setiatin, Arief Permana POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG JURNAL ILMIAH VOL.9 NO.2 Hal. 168 DES 2016 ISSN

2 JURNAL ILMIAH MEDIS DAN KESEHATAN POLITEKNIK PIKSI GANESHA PENGANTAR JURNAL ILMIAH MEDIS DAN KESEHATAN Politeknik Piksi Ganesha ini terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan ilmiah dalam bentuk hasil penelitian, kajian analisis, aplikasi teori dan pembahasan tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan Informasi Medis, Kesehatan dan masalah Kesehatan Populer. Penerbitan jurnal ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas dan penyebarluasan kajian sekaligus sebagai wahana komunikasi ilmiah diantara cendekiawan, dosen, mahasiswa dan pemerhati kajian tersebut di atas. Penasehat DR. H. K. Prihartono AH, Drs., S.Sos., S.Kom., MM Pimpinan Redaksi Wahyudi, SH., MH. Kes Reviewer dr. Evi Novitasari Emylia Fiskasari, S.Si., MM., APT Santy Christinawati, SS., M.Hum (Bahasa) Mitra Bestari Akasah, S.Sos., MM Aris Susanto, S.ST., MM Administrasi Naskah Ria Khoirunnisa, S.Si., M.Si Tedy Hidayat, S.ST., MM Alamat Redaksi/Penerbit POLITEKNIK PIKSI GANESHA Jalan Jend. Gatot Subroto no.301 Bandung Telp Fax

3 JURNAL ILMIAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MEDIS DAN KESEHATAN POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG VOL. 9 NO. 2 DESEMBER 2016 ISSN PENGANTAR REDAKSI Para pembaca yang terhormat, Puja dan puji syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Politeknik Piksi Ganesha Bandung telah menerbitkan Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Ilmu Medis dan Kesehatan Volume 9 Nomor 2 ke hadapan para pembaca. Jurnal Ilmiah ini memuat hasil tulisan karya ilmiah dosendosen konsentrasi Ilmu Medis dan Kesehatan dan juga dari institusi lainnya. Jurnal Ilmiah ini memuat karya ilmiah yang membahas tentang ANALISIS PROSEDUR PEMBAYARAN JASA MEDIS GUNA MENUNJANG MUTU PELAYANAN DOKTER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT oleh Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi, PEMODELAN DAN SIMULASI CITRA UNTUK PENGHITUNGAN JUMLAH SEL DARAH MERAH oleh Candra Mecca Sufyana, Rena Amalika Asyari, ANALISIS HUBUNGAN PEMAHAMAN AKREDITASI RUMAH SAKIT, KARAKTERISTIK DAN KINERJA PEREKAM MEDIS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG oleh Dina Sonia, PENGARUH KETEPATAN DIAGNOSA, PEMBUATAN RUJUKAN BPJS DAN KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP EFISIENSI PELAYANAN RAWAT JALAN DI KLINIK PRIMA HUSADA BANDUNG oleh Ika Kartisyah, SISTEM INFORMASI RETENSI REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.IV SARININGSIH BANDUNG oleh Meira Hidayati, ANALISIS KETEPATAN KODIFIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT PADA REKAM MEDIS RAWAT INAP GUNA MENUNJANG REIMBURSEMENT JKN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILILIN oleh Sali Setiatin, Arief Permana. Semoga dengan terbitnya Jurnal Ilmiah ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran serta perkembangan keilmuan, terutama di bidang biomedis dan kesehatan. Bandung, Desember 2016

4 DAFTAR ISI JURNAL ILMIAH ILMU MEDIS DAN KESEHATAN ANALISIS PROSEDUR PEMBAYARAN JASA MEDIS GUNA MENUNJANG MUTU PELAYANAN DOKTER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT 1 Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi PEMODELAN DAN SIMULASI CITRA UNTUK PENGHITUNGAN JUMLAH SEL DARAH MERAH 13 Candra Mecca Sufyana, Rena Amalika Asyari ANALISIS HUBUNGAN PEMAHAMAN AKREDITASI RUMAH SAKIT, KARAKTERISTIK DAN KINERJA PEREKAM MEDIS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG 23 Dina Sonia PENGARUH KETEPATAN DIAGNOSA, PEMBUATAN RUJUKAN BPJS DAN KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP EFISIENSI PELAYANAN RAWAT JALAN DI KLINIK PRIMA HUSADA BANDUNG 35 Ika Kartisyah SISTEM INFORMASI RETENSI REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.IV SARININGSIH BANDUNG 46 Meira Hidayati ANALISIS KETEPATAN KODIFIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT PADA REKAM MEDIS RAWAT INAP GUNA MENUNJANG REIMBURSEMENT JKN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILILIN 57 Sali Setiatin, Arief Permana

5 Selingkung Jurnal Merdis dan Kesehatan POLITEKNIK PIKSI GANESHA Berdasarkan rapat pengelola Jurnal POLITEKNIK PIKSI GANESHA pada tanggal 4 November 2016 menyepakati gaya selingkung Jurnal Medis dan Kesehatan dengan ketentuan sbb : Judul. Judul naskah hendaknya dibuat seringkas mungkin, dan mencerminkan isi naskah secara keseluruhan. Data Penulis Tuliskan nama para penulis (nama lengkap tanpa gelar atau jabatan lainnya), Fakultas/Departemen,dan Universitas/Institusinya. Abstrak. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris apabila tulisan dalam Bahasa Indonesia sedangkan apabila tulisan menggunakan bahasa Inggris abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak berisikan rumus atau referensi. Abstrak harus meringkas permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil utama, dan kesimpulan. Panjang abstrak maksimum 200 kata. Kata kunci: terdiri dari maksimal 5 kata, tiap kata dipisahkan dengan titik koma (;). Naskah. Naskah ditulis dengan sistematika yang terstruktur, konsisten, dan lugas. Naskah ditulis dengan menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar atau bahasa Inggris dengan tata bahasa (grammar) yang benar. Adapun format penulisan sebagai berikut; 1. Naskah ditulis pada kertas ukuran A4 (210x297mm), dengan marjin kiri 3, kanan 3, atas 3, dan bawah 2 cm. 2. Naskah di tulis dalam format satu kolom untuk isi, sedangkan judul dan abstrak dalam satu halaman. 3. Halaman naskah terdiri dari 1013 halaman. 4. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman 12 petunjuk judul, dan 10pt untuk abstrak dan isi naskah, naskah ditulis dalam spasi satu. 5. Naskah minimal berisi bagian sebagai berikut: A. Pendahuluan B. Kajian Pustaka C. Metode Penelitian D. Pembahasan E. Kesimpulan F. Daftar Pustaka Rumus. Setiap rumus diletakkan di tengah halaman dan diberi nomor pemunculan di sisi kanan dengan menggunakan angka arab di dalam kurung..(1) Tabel. Huruf yang digunakan Times New Roman 10pt untuk isi tabel, judul tabel, dan sumber. Tabel diberi nomor menggunakan angka arab, dengan menggunakan garis horisontal tanpa garis vertikal untuk memisahkan kolom. Nomor dan judultabel diletakkan diatas, sumber diletakan di bawah sejajar dengan garis tabel paling kiri. Judul tabel di Bold. Tabel 1. Jumlah Pengunjung

6 Tahun Jumlah Pencapaian % % % % Sumber: Bagian Penjualan, 2013 Gambar. Gambar meliputi grafik, diagram, dan bentuk gambar lainnya. Gambar diberi nomor dengan menggunakan angka arab disertai judul gambar dengan ukuran huruf 10pt Times New Roman.Nomor dan judul gambar di Bold dan diletakkan di bawah gambar dengan posisi di tengah (center). Sumber diletakkan di bagian bawah judul gambar Gambar 1. Jumlah Produk Per Kota Periode Sumber: BagianPenjualan, 2013 Daftar Pustaka. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama belakang mulai dari penulis pertama. Unsurunsur daftar pustaka meliputi: nama pengarang, tahun terbit publikasi, judul publikasi, tempat terbit, dan penerbit. Judul buku atau jurnal ditulis miring (italic) sementara judul artikel pada jurnal ditulis dengan huruf tegak. Apabila terdapat lebih dari satu artikel rujukan yang ditulis oleh penulis yang sama, maka diurutkan berdasarkan tahun penerbitan terbaru. Seluruh pustaka yang tercantum dalam daftar pustaka harus dirujuk atausesuaidalam isi naskah, demikian pula sebaliknya. Jurnal Alfanura, F., Arai. T., danputro. U.S. (2010). System Dynamics Modelling for EGovernment Implementation: a Case Study in Bandung City, Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi, Vol9 No 2, hal: Buku Husnan S, 2000, Dasardasar Manajemen Kauangan, Edisi keempat, Yogyakarta, UPP AMP YKPN Dasardasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi keempat. Yogyakarta. UPP AMP YKPN. Internet Howard, N. (1995). Confrontation Analysis: How to Win Operations Other than War. CCRP Publication. Washington DC: Departement of Defence. Available at [diunduhpadatanggal 20 Oktober 2011]

7 ANALISIS KETEPATAN KODIFIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT PADA REKAM MEDIS RAWAT INAP GUNA MENUNJANG REIMBURSEMENT JKN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILILIN Sali Setiatin 1, Arief Permana 2 1 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha Bandung salisetiatin@gmail.com 2 Mahasiswa Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha Bandung ariefshakty@gmail.com ABSTRACT The study aimed to determine the analysis of condition accuracy of diseases diagnosis of medical records inpatients supporting reimbursement JKN at Rumah Sakit Umum Daerah cililin. The research method used a quantitative research method with descriptive approach.data collection techniques used observasions, interviews, and literature that had relevance to the subject matter closely. From research conducted, it found several problems : Indistinctness doctor s diagnosis writing writing the final diagnosis was not based on ICD10, incompleted some medical record documen ( writing Diagnosis) on Reimbursement process. The result was shown that 59 sheet ( 73,75% ) precise code and 21 sheet ( 26,25 % ) not precise code of 80 samples in 410 populations. The suggestion given were by : 1 ) Socialiszation of the procedure requres the doctor to record a diagnosis according to ICD10, 2 ) Participation coder to coaching ( Training and Education Program ) especially about Disease s Diagnosis codification, 3 ) Socialiszation of the completeness Medical Record;s documen supporting JKN reimbursement to all Health Practitioner. Keywords : Disease s Diagnosis Codification, Accuracy, JKN Reimbursement A. PENDAHULUAN/INTRODUCTION Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Tahun 1948 dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 pada Pasal 28, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada pasal 34 ditegaskan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan Fasilitas Pelayanan Umum yang Layak.Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Rumah Sakit merupakan bagian penting dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.selain untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dalam menghadapi persaingan yang ketat di era Globalisasi ini, Rumah sakit dituntut untuk terus dapat melakukan terobosan inovasi sehingga mampu tetap eksis dan Survive.Salah satu Kiatnya adalah dengan terus memberikan pelayanan optimal yang bersifat Penyembuhan (Kuratif) dan Pemulihan (Rehabilitatif) yang diselenggarakan secara serasi dan terpadu dengan pelayanan yang bersifat Promosi Kesehatan (Promotif) dan Pencegahan (Preventif). Disamping itu,peningkatan mutu pelayanan kesehatan harus dilakukan secara berkesinambungan dan dilakukan oleh seuruh bagian rumah sakit secara paripurna. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi peningkatan pelayanan, antara lain dengan terlaksananya penyelenggaraan rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. 57

8 Sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan dan di pertegas di Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1996 Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran, maka peningkatan pelayanan rumah sakit harus ditingkatkan dan pengolahan data rumah sakit begitu Kompleks, maka munculah kebutuhan berbagai jenis tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan yang berperan dalam administrasi dan pengolahan data yaitu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Salah satu dari kegiatan dalam pengolahan data rekam medis yaitu kegiatan pengkodean Penyakit.kegiatan ini biasa disebut coding, kegiatan ini merupakan kegiatan pengolahan data rekam medis untuk memberikan kode huruf atau angka maupun kombinasi huruf dan angka yang mewakili komponen data. (Dirjen Yanmed 2006:59), yang disesuaikan berdasarkan ICD10 sebelum dimasukan dalam pelaporan data rekam medis di rumah sakit baik intern maupun ekstern. Kecepatan dan ketepatan coding dari suatu diagnosis sangat bergantung kepada pelaksana yang menangani rekam medis.untuk itu, rekam medis sebagai data pusat rumah sakit sangat memberikan andil dalam menunjang pelayanan kesehatan yang didukung oleh Coder yang profesional yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan ICD10, sehingga terciptanya informasi yang akurat. Dalam era JKN ini seorang coder rekam medis dan dokter harus bener benar paham tentang penggunaan ICD10.Karena apabila terjadi kesalahan kode diagnostik dalam input data, dapat menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar. Kode Diagnostik yang menjadi salah satu variabel perhitungan biaya pelayanan di rumah sakit menghadapi tantangan akibat berlakunya sistem Indonesian Case Base Gropus ( INA CBG s ).Sistem tersebut mengelompokkan ragam penyakit kedalam kelompok tertentu, dapat menciptakan kesulitan dalam sistem pengkodean diagnosis sehingga berdampak pada perhitungan biaya rumah sakit. Maka peran perekam medis cukup besar sehingga perlu memiliki strategi untuk memahami ICD10 dan ICD9CM. Rumah Sakit Umum Daerah Cililin dengan kategori rumah sakit kelas D adalah rumah sakit rujukan di wilayah Bandung Barat yang senantiasa berkembang meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan RSUD di Kabupaten Bandung Barat sesuai dengan visinya yaitu Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Bandung Barat..Agar dapat merealisasikan komitmen tersebut, maka dalam penyelenggaraan pelayanannya, semua unit di rumah sakit harus berjalan dengan optimal terlebih lagi unit rekam medis agar terciptanya hasil kerja yang efektif dan efisien. Tempat dilakukannya penelitian ini yaitu di RSUD Cililin, pelaksanaan pengkodean disana sudah berjalan cukup baik namun masih ada beberapa hal yang menjadi kendala dan harus diperbaiki. Dalam pelaksanaan pengkodean penyakit terdapat diantaranya beberapa masalah dalam prosedur pengisian kode penyakit, diantaranya penulisan diagnosis yang diberikan dokter menggunakan istilah yang tidak baku dan singkatan yang hanya diketahui oleh dokter itu sendiri, dan adanya tulisan dokter yang tidak dimengerti bahkan tidak terbaca sama sekali. B. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Rekam Medis Menurut Dirjen Yanmed (2006:11) Rekam medis diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamneses, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang di rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008: Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan 58

9 dan dokumentasi tentang identifikasi pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sesuai dengan penjelasan pasal 46 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Dirjen Yanmed, 2006:11) Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dan yang dimaksud dengan petugas adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien. 2.2 Konsep Kodifikasi dan Rawat Inap a. Pengertian Kodifikasi Klasifikasi penyakit didefinisikan suatu sistem penggolongan (kategori) dimana kesatuan penyakit disusun berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kode Klasifikasi penyakit oleh WHO bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala, dan faktor yang mempengaruhi kesehatan (Dirjen Yanmed 2006:59), oleh karena itu WHO mengharuskan negara anggotanya termasuk indonesia menggunkan klasifikasi penyakit revisi 10 (ICD10, International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems). ICD10 menggunakan kode kombinasi, yaitu menggunakan abjad dan angka. b. LangkahLangkah Menentukan Kode Penyakit Mengkode diagnosa agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi manajemen dari riset bidang kesehatan merupakan kegiatan Kodifikasi dalam rekam medis.untuk meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas harus membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat.hal yang perlu dilakukan saat akan menentukan kodifikasi diagnosa penyakit adalah sebagai berikut: Langkahlangkah menentukan kode diagnosa 1. Tentukan tipe pernyataan yg akan di kode, buka ICD 10 vol 3. Bila pernyataan merupakan istilah penyakit atau cidera atau kondisi lain yang terdapat pada Bab IXIX (ICD10 Vol 1), maka gunakan pernyataan tersebut sebagai leadterm untuk digunakan sebagai panduan menelusuri istilah yang dicari pada ICD10 Vol 3 seksi 1. bila pernyataan adalah penyebab luar dari cidera yang ada di Bab XX (ICD10 Vol 1) lihat dan cari kodenya pada ICD10 Vol 3 seksi Leadterm (sering disebut kata kunci) untuk penyakit & cidera biasanya merupakan kata benda yg memaparkan kondisi patologisnya. sebaiknya jangan menggunakan istilah kata benda anatomi, kata sifat atau kata keterangan sebagai leadterm. 3. Baca dengan teliti & ikuti petunjuk catatan yang muncul di bawah istilah yg akan dipilih pada ICD10 Vol 3 4. Baca istilah yang terdapat pd tanda ( ) sesudah leadterm, (kata dalam tanda kurung merupakan modifier, tidak akan mengurangi kode. Istilah lain yang ada di bawah leadterm (di awali tanda minus) dapat mempengaruhi nomor kode, sehingga semua katakkata diagnostik yang ada harus diperhitungkan. 5. Ikuti secara hatihati setiap rujukan silang dan perintah see dan see also yang terdapat pada indeks. 59

10 6. Lihat daftar tabulasi ICD10 Vol 1 untuk mencari nomor kode yang paling tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter keempat itu ada di dalam ICD10 Vol 1 dan merupakan posisi tambahan yang tidak ada dalam ICD10 Volume3. Perhatikan juga perintah untuk membubuhi kode tambahan serta aturan cara penulisan dan pemanfaatannya dalam pengembangan indeks penyakit dan dalam sistem pelaporan morbiditas dan mortalitas. 7. Ikuti pedoman inclusion dan exclusion pada kode yang dipilih atau bagian bawah suatu bab, blok, kategori, dan subkategori. 8. Tentukan kode yang dipilih. 9. Lakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data diagnosis yang dikode untuk memastikan kesesuaiannya dengan pernyataan dokter tentang diagnosis utama di berbagai lembar formulir rekam medis pasien, guna menunjang aspek legal rekam medis. c. Pengertian Rawat Inap Menurut Crosby (dalam Nasution,2005) rawat inap adalah kegiatan penderita yang berkelanjutan ke rumah sakit untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berlangsung lebih dari 24 jam. Instalasi Rawat inap (Opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. 2.3 Konsep Ketepatan Ketepatan merupakan suatu ukuran dimana segala sesuatu dilaksanakan secara benar menurut kriteria yang berhubungan dengan subjek atau objek yang diukur tersebut. Maka pengertian ketepatan menurut kamus lengkap bahasa indonesia (2005:1179) adalah: Ketepatan adalah keadaan tepat, keakuratan, ketelitian, kejelian. Namun istilah ketapatan sering diartikan juga sebagai Validitas.Seperti yang diungkapkan Anastasi (Surapranata, 2006:50) bahwa Validitas (Ketepatan) adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur 2.4 Konsep Reimbursement JKN A. Pengertian Reimbursement Sistem penggantian biaya kesehatan oleh pihak perusahaan berdasar layanan kesehatan yang dikeluarkan terhadap seorang pasien. Metode ini pada dasarnya mirip dengan fee for service, hanya saja dana yang dikeluarkan bukan berasal dari pasien, namun dari pihak perusahaan yang menanggung biaya kesehatan pasien, namun berbeda dengan kapitasi karena metode ini melihat jumlah kunjungan dan jenis layanan yang diberikan oleh provider. Dengan Kata Lain Reimbursement menurut (Surat Dirjen Pajak :SE 53/PJ/2009) Sistem penggantian biaya kesehatan oleh pihak perusahaan berdasar layanan kesehatan yang dikeluarkan terhadap seorang pasien. Metode 60

11 ini pada dasarnya mirip dengan fee for service, hanya saja dana yang dikeluarkan bukan berasal dari pasien, namun dari pihak perusahaan yang menanggung biaya kesehatan pasien. B. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Perpres No.12 Tahun 2013) C. METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.metode penelitian tradisional, metode ini disebut metode ilmiah atau scientific, karena telah memenuhi kaidahkaidah ilmiah, yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. (Sugiyono,2011:7) 3.2 Teknik Pengumpulan Data a. Studi Pustaka Metode yang dimaksud untuk menggambarkan data yang diperoleh dari lapangan penelitian dengan cara menguraikan dan menarik kesimpulan dari data apa adanya ditinjau dari berbagai aspek (Nasuha, 2007 :33). b. Observasi Menurut (Notoatmodjo, 2011:131), observasi atau pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa cesara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. c. Wawancara Menurut (Notoatmodjo, 2011:139), wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian atau bercakapcakap berhadapan muka dengan orang tersebut ( face to face).. d. Dokumrntasi Mengumpulkan datadata yang diperlukan pada saat penelitian berlangsung. Mulai dari yang tertulis seperti resume medis rawat inap, buku register rawat inap, Standar Prosedur Operasional ( SPO ) dan buku pedoman penyelenggaraan rekam medis. D. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Pelaksanaan Ketepatan Kodifikasi Tabel 1Tabel Analisis Ketepatan Kodifikasi Penyakit Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Cililin Coding Petugas Audit Coding Petugas Ceklis Ketepatan No No. Rekam Medis Pelaksanaan Penyakit Oleh Petugas Medis Kurang Keterangan Tambaha n 61

12 Dengue Fever G3 P2 A0 Gravida mg dengan KPD Ascites e.c CHF + Efusi Pleura ISK A90 N39 A90 N39.0 O42.9 O42.9 DC + Hipoalbum in G1 P0 A0 Parturient aterm Kala I Fase Aktif G1 P0 A0 Gravida 35 mgg dg KPD PTI (3435 mg ) SGA P.Spontan + BBLR + Ibu KPD I50.0 J90 A15 I50.0 J90 I51.9 E88.0 O80.9 O63.0 O42.9 O42.9 P07.1 O Susp. DHF dyspepsia A91 K PTI SGA (27 mmgg) P.Spontan + Ibu KPD BBLSR O42.9 P07.1 P05.1 O80.9 P07.1 O42.9 Z03.8 A91 P05.1 O80.9 O42.9 K30 P07.1 Kurang Karakter Keempat Kode Tidak Kode Tidak Kode Kurang Kode Kurang Kode Kurang Molahidatido sa O01.9 O TI AGA SC a/i Sungsang O64.9 O32.1 O82.9 Kode Tidak TB Paru G2 P1 A0 part mg kala I Fase Aktif dg PEB O14.9 G1 P0 A0 Parturient aterm Kala I Fase Aktif CAP Asma Bronchiale DHF Diare akut dengan dehidrasi 16 No DHF Pelaksanaan Penyakit Oleh Petugas No. Medis Rekam Medis Typhoid Fever Susp. TB Paru + Synd. Dyspepsia O63.0 O14.1 O80.9 O63.0 A15 A16.9 P23.9 J45.9 A91 A91 A09 A09 A91 A91 Coding Petugas Audit Coding Petugas A01.0 A01.0 Z03.0 K30 Z03.0 K30 Ceklis Ketepatan Kurang Kode Kurang Kode Tidak Kode Tidak Keterangan Tonsilofari ngitis syndrome dyspepsi J06.8 k30 J06.8 K30 62

13 Pneumonia Susp. DBD P2 A1 dg AB Inkomplit Pneumonia + TB Paru Dengue Fever Typhoid Fever Asma Bronchial DHF Diare akut dengan dehidrasi CAP GEA non dehidrasi Respirator y Failure ec Syok Suspek Septic Meningitis J18.9 Z03.8 A91 J18.9 Z03.8 A91 O03.4 O03.4 J18 J18.9 A16.9 A90 A01.0 A90 A01.0 J45.9 J45.9 A91 A91 A09 E86 A09 E86 J18.9 J18.9 A09 A09 J96.9 Z03.8 G03.9 J96.9 Z03.8 G03.9 Kode Kurang ISPA ec Viral Inf J06.9 B34.9 J06.9 B Infeksi Bakteri Pneumonia Diare Akut DHF Demam Typoid A49.9 A49.9 J18.9 A09 J18.9 A09 A91 A91 A01.0 A Pneumonia Dermatitis Seborroik Susp TB CAP A DHF 38 No No. Rekam Medis Dengue Fever Pelaksanaan Penyakit Oleh Petugas Medis J18.9 L21.9 J18.9 L21.9 Z30.9 A16.9 A91 A91 A90 A90 Coding Petugas Audit Coding Petugas P23.9 Ceklis Ketepatan Kurang Kode Tidak tepat + Kode Tidak Tidak Keterangan Diabetic Foot DHF DM Tipe II HT gr II OA Tifoid Fever E11 E11.5 E11,5 A91 I10 A91 I10 M15.4 A90 A01.0 Kurang Karakter Keempat Kurang Kode Tidak 63

14 Infeksi Bakteri Kejang Demam Komplek GEA dg dehidrasi sedang Stroke ec Infark Henoch Schlein Purpura R56 A49.9 R56.0 A09 A09 E86 I64 I63.9 D69.0 D69.0 Kode Tidak Kurang Kode Tidak Obs Penurunan kesadaran ec Susp. Stroke ec PIS Meningitis SOL Metabolic encelopathy I64 R90.0 G03.9 G93.4 I64 R90.0 G03.9 G DHF Asma Bronchial ISPA Tifoid Fever + Dengue Fever HT Gr I Synd Dispepsia J45.9 J06.9 J45.9 J06.9 A01.0 A90 A01.0 A90 A91 I10 K30 A91 I10 K BPH + Vesikolithi asis ISK SOL Morbili No No. Rekam Medis Tifoid Fever Gastropati erosiva ec NSAID Tonsilitis Kronis Hipertofi HT gt II OA Typhoid Toxic Syndrome HHD Dyspepsi HT Gr II Hemateme sis melena e.c Gastropati NSAID HT stg I obs Hemplegi Sinistra Susp SOL Pelaksanaan Penyakit Oleh Petugas Medis Pneumonia N32.4 N40 N21.0 N39.0 R90.0 R90.0 A01.0 A01.0 B05.9 J35.1 B05.9 J35.1 A08.1 I10 M05.4 A08.1 I10 M05.4 A01.0 A01.0 K30 I11.9 I10 K30 I11.9 I10 A08.1 I10 A08.1 I10 R90 G81.9 Coding Petugas Audit Coding Petugas Ceklis Ketepatan J18.9 J18.9 Kurang Kode Tidak Kode Tidak Keterangan Gastropati erosiva ec NSAID Ulcus Pepticum e.c NSAID Anemia K25.9 K27.9 D64.9 K25.9 K27.9 D Dengue Fever A90 A90 64

15 DHF Grade I Pneumonia Paratypoid Fever Candidiasis Oral A91 A01.4 A91 A01.4 J18.9 B37.0 J18.9 B Respirator y Failure Stroke PIS D HT Emergency Pneumonia DHF Sepsis CAP Susp. TB Demam Dengue Demam Typoid Stroke Infark Typoid Fever Typoid Fever + DHF Hipoglike mia e.c OAD + CKD N28.9 CHF + Acute on CKD + Edema Paru Gastropati NSAID Bronkitis Morbili DHF J96.0 I61.9 I10 J96.9 I61.9 I10 J18.0 J18.0 A91 A91 A41.9 A41.9 J18.9 Z03.0 J18.9 Z30.9 A90 A01.0 A90 A01.0 I63.9 I63.9 A01.0 A01.0 A01.0 A91 I50.0 J90.0 A01.0 A91 M15.4 N18.9 I50.0 J90.0 A08.1 A08.1 J40 B05.9 J40 B05.9 A91 A91 Kode Tidak DHF Grade II Typoid Hemoroid A91 A01.0 I84.9 A91 A01.0 I Typoid Fever DF TB Paru DF Pneumonia A01.0 A90 A16.9 A01.0 A90 A16.9 A90 A90 J18.9 J Jumlah Sumber : Analisis Penulis Berdasarkan tabel1 dan hasil perhitungan pada bulan Maret tahun 2016 dari sampel 80 yang diambil secara random, dapat diketahui bahwa ketidak tepatan kodifikasi sebanyak 21 lembar (26,25%) dan 59 lembar ( 73,75 %) kode tepat. Gambar 1 Diagram Jumlah Ketepatan Kodifikasi Rekam Medis Rawat Inap Bulan Maret tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Cililin 65

16 Tidak tepat 10 0 Sumber : Analisis Penulis Gambar 2 Diagram Presentase Ketepatan Kodifikasi Rekam Medis Rawat Inap Bulan Maret tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Cililin Tidak 26% 74% Sumber : Analisis Penulis B. Hubungan Ketepatan Kodifikasi Diagnosis Penyakit Dengan Reimbursement JKN Dalam proses Reimbursement, Besaran tagihan per diagnosis telah disepakati oleh pihak BPJS dan ditetapkan oleh pemerintah sebelum tagihan rumah sakit tersebut dikeluarkan, maka dari itu Rumah Sakit maupun pihak BPJS tidak lagi merinci tagihan dengan merinci pelayanan apa saja yang telah diberikan kepada seorang pasien. Rumah Sakit mendapatkan pembayaran sesuai dengan biaya yang ditetapkan oleh BPJS. Besaran biaya ini sangat ditentukan oleh diagnosa akhir, oleh karena itu ketepatan koding sangat berperan dalam menentukanbesaran biaya yang didapatkan oleh rumah sakit. ketentuan umum dalam proses reimbursment diantaranya : 66

17 1. Fasilitas kesehatan mengajukan kalim setiap bulan secara reguler paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, kecuali kapitasi tidak perlu diajukan klaim oleh Fasilitas Kesehatan 2. BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap di Kantor cabang / Kantor Operasional Kabupaten / Kota BPJS Kesehatan. 3. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap tingkat lanjutan dibayar dengan paket INA CBGs tanpa pengenaan iuran biaya kepada perserta. 4. Tarif paket INA CBGs sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan, baik biaya administrasi, jasa pelayanan, sarana, alat / bahan habis pakai, obat, akomodasi dan lainlain. 5. Klaim diajukan secara kolektif oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy (luaran aplikasi INA CBGs Kementrian Kesehatan yang berlaku) dan hardcopy ( berkas pendukung klaim) 6. Tagihan Klaim di fasilitas kesehatan lanjytan menjadi sah setelah mendapat persetujuan dan ditanda tangani Direktur / Kepala Fasilitas Kesehatan Lanjutan dan Petugas Verifikator BPJS Kesehatan. 7. Klaim diajukan ke Kantor Cabang / Kantor Operasional Kabupaten / Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi antara lain, sebagai berikut : a. Rekapitulasi pelayanan b. Berkas Pendukung masingmasing pasien yang terdiri dari : 1) Surat Eligibiltas Peserta ( SEP ) 2) Surat Perintah Rawat Inap 3) Resume Medis yang ditandatangi oleh Dokter Penanggung Jawab ( DPJP ) 4) Bukti Pelayanan lain yang ditandatangani oleh DPJP, misalnya : a) Laporan Operasi b) Protokol Terapi dan Regimen ( jadwal pemberian obat atau obat khusus c) Perincian tagihan Rumah Sakit ( manual atau automatic billing ) d) Berkas pendukung lain yang diperlukan C. Permasalahan Terkait Dengan Pelaksanaan Kodifikasi Diagnosis Penyakit dalam Menunjang Reimbursement JKN 1. Ketidak Jelasan diagnosa yang dituliskan oleh dokter 2. Penulisan diagnosa akhir yang tidak berdasarkan ICD10 3. Ketidaklengkapannya beberapa berkas rekam medis (penulisan diagnosa) D. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Cililin, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Kodifikasi diagnosa penyakit pada rekam medisrawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Cililin masih ditemukan pelaksanaan kodifikasinya yang belum tepat. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan 21 lembar (26,25%) kode tidak tepat dan59 lembar (73,75 %) kode tepat dari 80 sampel dalam 410 populasi yang diteliti. 2. Dalam Proses Reimbursement JKNketepatan kodifikasi sangat berperan dalam menentukanbesaran biaya yang didapatkan oleh rumah sakit. 67

18 3. Terdapat beberapa permasalahan terkait dengan Pelaksanaan kodifikasi diagnosa penyakit rawat inapdalam menunjang Reimbursement JKN seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. b. Saran Adapun saran yang penulis berikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Cililin khususnya mengenai kegiatan Reimbursement JKN adalah sebagai berikut: 1. Mensosialisasikan prosedur yang mewajibkan dokter untuk mengisi diagnosa berdasarkan buku ICD10 2. Mengadakan pelatihan (DIKLAT) khusus tentang kodifikasi penyakit bagi petugas coding 3. Mensosialisasikan kelengkapan berkas Rekam Medis dalam menunjang Reimbursement JKNkepada semua tenaga kesehatan yang terlibatpihak rumah sakit E. DAFTAR PUSTAKA Hatta, Gemala, (2013), Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di sarana Pelayanan Kesehatan,Edisi Revisi 2, Jakarta: Universitas Indonesia, Huffman, Edna K. (1994). Health Information Management,edited by Jennifer Cover, Part I translation by Ekardius Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono, Martoyo. (2010).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Alfabeta. Bandung. Sujarweni, V. Wiratna.(2014).Metodologi Penelitian.Pustaka Baru Press.Yogyakarta. World Health Organization, (2005).International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems Tenth Revision Vo.1, geneva World Health Organization, (2005).International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems Tenth Revision Vo.2, geneva World Health Organization, (2005).International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems Tenth Revision Vo1.3, Geneva Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis Surat Keputusan Menteri kesehatan RI No 50/MENKES/SK/I/1998 tentang penggunaan Kode ICD10 Surat Edararan Dirjen Pajak No: SE53/PJ/2009Tentang Reimbursement Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Republik Indonesia, (2006), Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II, Depkes, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta. 68

19 FORMULIR BERLANGGANAN 1. Nama : Alamat : Telepon/HP : Menyatakan bersedia untuk berlangganan Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Ilmu Medis dan Kesehatan Politeknik Piksi Ganesha Bandung mulai edisi... dan bersedia membayar biaya cetak and ongkos kirim sebesar... per eksemplar. Pemohon, (...) Formulir berlangganan dapat dikirim lewat pos/fax/ ke: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Ilmu Linguistik dan Pengajaran Bahasa Politeknik Piksi Ganesha Bandung Alamat : Jl. Jend. Gatot Subroto No.301 Bandung Telepon : Telp Fax jurnalilmiah_piksi@yahoo.com

20

Volume 9, Nomor 2, Desember 2016

Volume 9, Nomor 2, Desember 2016 Volume 9, Nomor 2, Desember 2016 Analisis Prosedur Pembayaran Jasa Medis Guna Menunjang Mutu Pelayanan Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Volume 9, Nomor 2, Desember 2016

Volume 9, Nomor 2, Desember 2016 Volume 9, Nomor 2, Desember 2016 Analisis Prosedur Pembayaran Jasa Medis Guna Menunjang Mutu Pelayanan Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN KEGAWATDARURATAN DAN PROSEDUR PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN GAWAT DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base Groups) digunakan untuk proses

Lebih terperinci

Volume 7, Nomor 2, Desember 2015

Volume 7, Nomor 2, Desember 2015 Volume 7, Nomor 2, Desember 2015 Analisis Proses Rekrutmen Dan Seleksi Tenaga Keperawatan Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung Anita Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menghimpun beberapa negara di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2014. Masyarakat mulai menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan tercapainya derajat kesehatan yang bermutu tinggi dan merata, melalui upaya-upaya dalam tatanan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Atik Dwi Noviyanti 1, Dewi Lena Suryani K 2, Sri Mulyono 2 Mahasiswa Apikes Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010 Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010 Yuniana Eka Pratiwi Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar Yuniana_EP@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan pelayanan kesehatan, rekam medis menjadi salah satu faktor pendukung terpenting. Dalam Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (pasal 28H UUD 1945). Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan tujuan memperbaiki kesehatan seluruh lapisan masyarakat dengan meliputi pelayanan

Lebih terperinci

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar ANALISIS KELENGKAPAN KODE TOPOGRAPHY DAN KODE MORPHOLOGY PADA DIAGNOSIS CARCINOMA CERVIX BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD Dr. MOEWARDI TRIWULAN IV TAHUN 2012 Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan perkembangan pelayanan kesehatan, pemerintah sedang menggalakkan pelaksanaan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk diperhatikan. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan secara maksimal, sarana pelayanan kesehatan harus

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78 ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PPOK EKSASERBASI AKUT BERDASARKAN ICD 10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SRAGEN TRIWULAN II TAHUN 2011 Siti Nurul Kasanah 1, Rano Indradi Sudra 2 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam membantu pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah habis jika dibicarakan (Mahardhika dkk, 2011). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mutlak dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan baik individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu negara bertanggung jawab mengatur agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro TINJAUAN SPESIFISITAS PENULISAN DIAGNOSIS PADA SURAT ELIGIBILITAS PESERTA (SEP) PASIEN BPJS RAWAT INAP BULAN AGUSTUS DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2015 Molek Dua na Ahlulia*), Dyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi setiap individu untuk menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang perizinan rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT Danik Lestari 1, Nuryati 2 1,2 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada email: daniqq_27@yahoo.co.id, nur3yati@yahoo.com

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN Madiun, 11 Maret 2014 KARTU YANG BERLAKU 1. Kartu Askes eksisting ( eks Askes Sosial ) 2. Kartu JPK Jamsostek ( eks Jamsostek ) 3. Kartu Jamkesmas

Lebih terperinci

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011 AKURASI KODE DIAGNOSIS UTAMA PADA RM 1 DOKUMEN REKAM MEDIS RUANG KARMEL DAN KARAKTERISTIK PETUGAS KODING RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS PERIODE DESEMBER 2009 Hetty Rahayu*), Dyah Ernawati**),

Lebih terperinci

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 aprilia dwi a 1, Harjanti 2, Bambang W 3 mahasiswa apikes mitra

Lebih terperinci

Volume 9, Nomor 2, Desember 2016

Volume 9, Nomor 2, Desember 2016 Volume 9, Nomor 2, Desember 2016 Analisis Prosedur Pembayaran Jasa Medis Guna Menunjang Mutu Pelayanan Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat Anita Putri Wijayanti, Nadia Ilahi

Lebih terperinci

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN KUNING PEKANBARU

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN KUNING PEKANBARU KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN KUNING PEKANBARU Tri Purnama Sari 1 2 Abstract coding properly. Keywords: Accuracy, ICD-10 codes, and Diagnosis Hepatitis Abstrak Kegiatan dan tindakan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL Oleh : Linda Handayuni Dosen Prodi D-3 RMIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk diperhatikan. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan secara maksimal, sarana pelayanan kesehatan harus

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN Karunia Hapsari 1, Moch. Arief TQ 2, Tri Lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen APIKES Mitra

Lebih terperinci

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA TYPHOID FEVER BERDASARKAN ICD-10 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA TYPHOID FEVER BERDASARKAN ICD-10 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011 ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA TYPHOID FEVER BERDASARKAN ICD-10 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011 Septina Multisari, Sri Sugiarsi, Nurifa atul Masudah Awaliah APIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu fungsi yang paling penting dari sebuah rumah sakit adalah menyediakan perawatan berkualitas tinggi terhadap pasien. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN Risqi Vidia Astuti (Prodi D3 PMIK STIKes Buana Husada Ponorogo) ABSTRAK Pendahuluan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah sakit menyediakan pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat darurat, berfungsi sebagai pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam Medis menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi-organisasi termasuk organisasi pemerintah di Indonesia pada era informasi saat ini, mulai memikirkan berbagai cara untuk melakukan berbagai perubahan agar

Lebih terperinci

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT 345 ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT ANALYSIS OF MEDICAL RECORD FILLING COMPLETENESS AND RETURNING IN HOSPITAL INPATIENT UNIT Winarti, Stefanu Supriyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paradigma yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa kompetensi pertama dari seorang petugas

Lebih terperinci

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG Retno Dwi Vika Ayu*), Dyah Ernawati**) *) Asri Medical Center Yogyakarta

Lebih terperinci

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009 Kean Kode Diagnosa Utama... - Eko A, Lily K, Dyah E KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009 Eko Arifianto

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN PENGGUNAAN DANA PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat yang didirikan untuk menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis, dan perawatan lanjutan untuk diagnosis dan perawatan tenaga medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. fasilitas kesehatan padat teknologi dan padat pakar.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. fasilitas kesehatan padat teknologi dan padat pakar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013 Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013 Rinto Rivanto 1, Nur Saputri 1 1 Program Studi D3 Manajemen Pelayanan Rumah Sakit STIKes MH. Thamrin Alamat korespondensi: Jln.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

Lebih terperinci

SKRIPSI. HUBUNGAN KUALIFIKASI CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 DI RSPAU dr S HARDJOLUKITO YOGYAKARTA 2015

SKRIPSI. HUBUNGAN KUALIFIKASI CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 DI RSPAU dr S HARDJOLUKITO YOGYAKARTA 2015 SKRIPSI HUBUNGAN KUALIFIKASI CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 DI RSPAU dr S HARDJOLUKITO YOGYAKARTA 2015 Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Jurnal Riset Kesehatan KEAKURATAN PENENTUAN KODE UNDERLYING CAUSE OF DEATH BERDASARKAN MEDICAL MORTALITY DATA SYSTEM DI RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2016

Jurnal Riset Kesehatan KEAKURATAN PENENTUAN KODE UNDERLYING CAUSE OF DEATH BERDASARKAN MEDICAL MORTALITY DATA SYSTEM DI RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2016 Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 45-49 Jurnal Riset Kesehatan http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk KEAKURATAN PENENTUAN KODE UNDERLYING CAUSE OF DEATH BERDASARKAN MEDICAL MORTALITY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi

Lebih terperinci

Volume 7, Nomor 2, Desember 2015

Volume 7, Nomor 2, Desember 2015 Volume 7, Nomor 2, Desember 2015 Analisis Proses Rekrutmen Dan Seleksi Tenaga Keperawatan Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit Umum Daerah Soreang Kabupaten Bandung Anita Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama dari rumah sakit adalah memberikan perawatan dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat inap maupun pasien rawat darurat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi menjadi sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis dalam bentuk manual ataupun elektronik menjadi sumber dari informasi medis yang menggambarkan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014 GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014 Dina Febriana 1, Purnawan Junadi 2 1. Program Studi Manajemen Rumah Sakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) Rumah Sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017 TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017 Rachmat Ipango 1. Tia Larastika Miu 1 1 Jurusan Rekam Medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang di kembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan.sebuah rumah sakit baik

Lebih terperinci

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan membawa konsekuensi bagi rumah sakit untuk meningkatkan Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ) kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ) kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ) Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat, bahwa puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi pada saat ini, kesehatan merupakan suatu unsur yang paling penting di dalam kehidupan manusia. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini.

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecah masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk mendukung

Lebih terperinci

LelimafiSetiyani, Tri Lestari, Putu Suriyasa APIKES Mitra Husada Karanganyar

LelimafiSetiyani, Tri Lestari, Putu Suriyasa APIKES Mitra Husada Karanganyar TINJAUAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT CRONIC RENAL FAILURE END STAGEBERDASARKAN ICD 10 DI RSUD DR. MOEWARDI BULAN JANUARI TAHUN 2013 LelimafiSetiyani, Tri Lestari, Putu Suriyasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis Rekam Medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat

Lebih terperinci

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Dr. Moch Bachtiar Budianto,Sp.B (K) Onk RSUD Dr SAIFUL ANWAR MALANG PEMBAHASAN REGULASI ALUR PELAYANAN PERMASALAHAN REGULASI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

Lebih terperinci

Tri Purnama Sari. : Kendala Petugas Rekam Medis, Kode Penyakit, BPJS ABSTRACT

Tri Purnama Sari. : Kendala Petugas Rekam Medis, Kode Penyakit, BPJS ABSTRACT KENDALA PETUGAS REKAM MEDIS DALAM PENENTUAN KODE PENYAKIT TERHADAP KLAIM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ERIA BUNDA PEKANBARU Tri Purnama Sari KORESPONDENSI STIKES

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company. 83 DAFTAR PUSTAKA Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan oleh pemerintah guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi penduduk Indonesia agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter praktek swasta, balai pengobatan, klinik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun 2016 RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN LENGKAP DAN SPESIFIK KETEPATAN KODING INA-CBG YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Permenkes Nomor 269/Menkes/per/III tahun 2008 tentang Rekam Medis, terdapat 7 kompetensi pokok Rekam Medis yaitu Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI no 44 tahun 2009, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Andreas Surya Pratama Abstract Based on the initial survey that has been conducted

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY PASIEN RAWAT INAP DI RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY PASIEN RAWAT INAP DI RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY PASIEN RAWAT INAP DI RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : HAMID J410 111 013 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP BERBASIS ELEKTRONIK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP BERBASIS ELEKTRONIK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP BERBASIS ELEKTRONIK Sali Setiatin 1, Yuda Syahidin 2 1 Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha, 2 Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengodean dilakukan oleh seorang profesional perekam medis dengan menggunakan standar klasifikasi

LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengodean dilakukan oleh seorang profesional perekam medis dengan menggunakan standar klasifikasi KESESUAIAN HASIL PENENTUAN PENYEBAB KEMATIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ATURAN DALAM ICD-10 DI RUMAH SAKIT UMUM DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 Faqih Addin Saputra 1, Rano Indradi Sudra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien melalui pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK Peminjaman dokumen rekam medis di rumah sakit digunakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN UPTD PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II Jalan Raya Timur km 15 Banaran Sambungmacan Sragen Telp (0351) 671294, Kode pos 57253 KEPUTUSAN KEPALA UPTD

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR Sofiana Kusniya Hanik 1, Rano Indradi Sudra 2, Rohmadi 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen

Lebih terperinci