PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENCEGAH KONFLIK HORIZONTAL SESAMA PENGUNGSI ERUPSI SINABUNG DI POSKO PENGUNGSIAN DI BERASTAGI KABUPATEN KARO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENCEGAH KONFLIK HORIZONTAL SESAMA PENGUNGSI ERUPSI SINABUNG DI POSKO PENGUNGSIAN DI BERASTAGI KABUPATEN KARO"

Transkripsi

1 PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENCEGAH KONFLIK HORIZONTAL SESAMA PENGUNGSI ERUPSI SINABUNG DI POSKO PENGUNGSIAN DI BERASTAGI KABUPATEN KARO Oleh : Setiamenda Ginting,M.Si Abstrak Gunung berapi Sinabung di dataran tinggi Karo pertengahan Agustus 2010 meletus, dan pada September 2013 meletus kembali, dan berlangsung hingga kini., menyebabkan ribuan penduduk dari 21 Desa dan 5 desa radius bahaya 5 km yaitu Desa Sigarang garang, Simacem, Bakerah,Naman Teran, dan Sukameriah harus diungsikan ke beberapa posko pengungsian., Gereja, Mesjid, dan posko lainnya. Kehidupan yang sangat berat dan persoalan tanah dan rumah mereka harus ditinggalkan selama-lamanya membuat para pengungsi beresiko terjadi koflik sosial. Komunikasi sangat diharapkan untuk membuat mereka tenang dan dapat beraktifitas secara normal, Permasalahan yang sering terjadi adalah konflik sosial yang karena cenderung emosional, perasaan saling mencurigai, perbedaan atau diskriminasi dll. Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mencegah terjadinya konflik horizontal yang terjadi antara sesama pengungsi..2. Mengurangi kesenjangan komunikasi karena adanya perbedaan asal daerah, kebiasaan, tingkat sosial ekonomi. 3.Tersusunnya rencana pemerintah kabupaten dalam mengantisipasi terjadinya konflik. Lokasi Penelitian dilakukan di Posko Pengungsi di Berastagi. Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian diperoleh bahwa peranan komunikasi didalam mencegah konflik horizontal sesama pengungsi erupsi sinabung sudah terkordinasi walaupun belum sepenuhnya efektif. Hasil penelitian ini akan menjadi terobosan bagi pemerintah dalam mengurangi beban pemerintah dalam mencegah terjadinya konflik horizontal di tengah masyarakat. Kata kunci : Peranan Komunikasi, Mencegah Konflik Horizontal 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Gunung berapi Sinabung yang berada di dataran Tinggi Karo sudah lama tidak meletus sejak tahun 1600, tetapi pada pertengahan Agustus 2010, meletus dan kemudian pada September 2013 meletus kembali berlangsung hingga kini, mengeluarkan muntahan awan panas dan lahar dingin yang menyebabkan korban jiwa dan ribuan penduduk dari 21 Desa dan 5 desa radius bahaya 5 km yaitu Desa Sigaranggarang,Simacem, Bakerah,Naman Teran, dan Sukameriah harus diungsikan ke 1

2 tempat yang aman yang sudah disiapkan oleh pemerintah Kabupaten Karo, BNPB,ataupun Gereja, Mesjid, dan posko lainnya yang tersebar di Kota Kabanjahe, Berastagi, TigaBinanga, Perbesi, bahkan ada yang diluar dari Kabupaten Karo mis : Desa Telagah di Kabupaten Langkat. Keadaan tersebut membuat kehidupan masyarakat yang terkena dampak erupsi semakin terpuruk dari segi soaial ekonomi, ribuan hektar lahan pertanian menjadi rusak kena semburan vulkanik sinabung, perekonomian menjadi merosot tajam,dan menimbulkan konflik soaial, dan terjadi konflik secara horizontal. Situasi tinggal di tempat pengungsian sungguh membuat perasaan pengungsi sangat tidak nyaman, bercampur dengan warga yang berasal dari daerah yang berbeda, agama berbeda, dan ada juga suku berbeda. Tempat tinggal yang sangat padat,berdesak desakan dan keluarga yang sudah tidak dapat lagi berkumpul bersama, dan mendapatkan makanan dari dapur umum yang sudah dijatah sesuai aturan posko pengungsian,kebutuhan MCK juga yang terbatas membuat sesama pengungsi sering terjadi perselisihan,pendidikan anak menjadi terganggu. Jumlah pengungsi yang ada di pengungsian di tanah karo ada lebih kurang jiwa yang disebar ke sejumlah Posko pengungsian 34 posko/lokasi dan tiap posko dihuni lebih kurang 800 orang. Ditengah gelombang kehidupan yang sangat berat dan persoalan relokasi tempat tinggal yang belum jelas, dan persoalan tanah dan rumah mereka harus ditinggalkan selama-lamanya membuat para pengungsi sering mudah emosi kepada dirinya dan kepada orang lain. Komunikasi sangat diharapkan untuk membuat mereka tenang dan dapat beraktifitas secara normal. Rencana pemulangan 2443 pengungsi dari desa Sukanalu dan Sigarang garang kecamatan Namanteran yang dijadwalkan 12 Pebruari 2015 terancam batal karena erupsi Sinabung terus terjadi.informasi dari pemerintah yang belum ada kepastian membuat pikiran pengungsi menjadi khwatir. 2

3 Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain, ingin mengetahui apa rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi. Kleinjan, E yang dikutip oleh Cangara, H ( 2004 ) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas, sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu komunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat karena tanpa komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Komunikasi sebagai pemersatu masyarakat sangat diperlukan agar konlik tidak sampaiberkepanjangan Issue Strategis : Adanya persoalan tanah yang dimiliki harus ditinggalkan, dan janji relokasi yang belum jelas karena belum semua data warga pengungsi mendapat tanah dan rumah, walaupun pemerintah sudah berusaha untuk membangun daerah relokasi yaitu daerah Siosar yang terjadi pada dirinya dan pada diri orang lain, dan lingkungan sekitarnya. Kecamatan Merek Kabupaten Karo. menimbulkan prasangka sosial atau stereotipe masyarakat, emosional pengungsi kadang-kadang tidak terkendali, maka muncul pula ketidak-percayaan masyarakat kepada pemerintah kurang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup mereka dan kelanjutan pendidikan anak-anak mereka. 1.2 Tujuan Umum Mengetahui Peranan Komunikasi didalam mencegah terjadinya konflik horizontal sesama pengungsi di Posko pengungsian erupsi gunung Sinabung di Berastagi Kab.Karo Tujuan Khusus 1).Mencegah terjadinya konflik sosial yang terjadi antara sesama pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Posko pengungsian di Berastagi dan tidak terjadi gangguan integritas berbangsa dan bernegara.2) Mengurangi kesenjangan komunikasi sesama pengungsi karena adanya perbedaan asal daerah, kebiasaan, 3

4 tingkat sosial ekonomi.3) Tersusunnya rencana pemerintah kabupaten dalam mengantisipasi terjadinya konflik sesama pengungsi,sehingga tidak menimbulkan konflik horizontal. 1.3 Pendekatan Pemecahan Masalah a) Melakukan upaya sosialisasi nilainilai demokrasi dan kebangsaan ; c) Peningkatan kapasitas masyarakat sipil dalam penyelesaian konflik dan pemulihan wilayah pasca konflik, artinya dengan melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat sipil seperti tokoh-tokoh nasional, LSM-LSM dan unsur-unsur lainnya dalam masyarakat sipil d ) Pemerintah perlu mendukung penuh dalam memfasiltasi penyelesaian dan pencegahan konflik e ) Penguatan kerjasama dan saling pemahaman dengan negara-negara tetangga maupun masyarakat internasional dalam mengatasi disintegrasi wilayah NKRI f ) Membangun kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat dan media untuk mendorong penerapan kode etik jurnalistik dalam pemberitaan konflik; karena sering kali media massa disini mengumbar berita- terhadap seluruh lapisan masyarakat yang berasal dari berbagai suku, agama dan budaya yang beragampeningkatan koordinasi dan komunikasi dari berbagai pihak dalam penyelesaian konflik baik pihak-pihak yang berkonflik maupun bagi pihak yang menjadi penengah konflik berita tentang konflik secara berlebihan bahkan tidak jarang justru menyesatkan dan hal ini justru dapat memicu munculnya konflik-konflik baru di daerah lainnya. g ) Rehabilitasi adalah suatu proses untuk membantu masyarakat yang terkena berncana termasuk sarana dan prasarana agar segera berfungsi kembali, memulihkan tata keh kehidupan serta kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana berdasarkan azas ke mandirian agar kembali mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik.( azwadblack.blogspot.com/2009) 4

5 2.Metode Penelitian 2.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dan dalam mendeskripsikan/menggambarkan masalah peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. dengan tujuan untuk mengetahui Peranan Komunikasi didalam mencegah konflik horizontal sesama pengungsi erupsi gunung sinabung di posko pengungsian Gereja GBKP Jl.KotacaneKabanjahe 3.Hasil dan Pembahasan Pada September 2013 Sinabung meletus kembali, letusan mengeluarkan muntahan awan panas dan lahar dingin yang menyebabkan ribuan penduduk dari 21 Desa dan 5 desa radius bahaya 5 km yaitu Desa Sigarang garang, Simacem, Bakerah,Naman Teran, dan Sukameriah harus diungsikan ke tempat yang aman yang sudah Gunung Sinabung berjarak sekitar 30 km dari Kota Kabanjahe Ibukota Kabupaten Karo. Hampir semua penduduk yang tinggal di daerah tersebut adalah suku Karo,walaupun sebagian kecil ada juga pendatang dari suku lain misalnya tapanuli, simalungun, jawa dll. Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah petani dengan bercocok tanam tanaman hijau yaitu, jeruk, tomat, wartel, kol, cabe, markisa, kentang, dll. Erupsi Sinabung yang pertama terjadi di pertengahan Agustus 2010 dimana dari kawah gunung sinabung mengeluarkan debu dan awan panas yang sangat mengganggu kesehatan dan bahkan nyawa manusia. disiapkan oleh pemerintah Kabupaten Karo, BNPB,ataupun Gereja, Mesjid, dan posko lainnya yang tersebar di Kota Kabanjahe, Berastagi,TigaBinanga, Perbesi, bahkan ada yang diluar dari Kabupaten Karo mis : Desa Telagah di Kabupaten Langkat.sebanyak 33 posko pengungsian.seperti tabel dibawah ini : 5

6 Tabel 1. Data Lokasi Posko Pengungsian Erupsi Sinabung Kabupaten Karo 26 februari 2014 NO. Nama Posko Jlh Pengungsi JLH KK Kesehatan Pendidikan Sarana Prasaran a 1 LosdDesa Tigabinanga 933 org 269 Terlayani Aman Aman 2 Losd Desa Perbesi 249 org 83 Terlayani Aman Aman 3 Gereja GBKP Rg.Tanjung 206 org 82 Terlayani Aman Aman Mbelang 4 Lap.Futsal Sumbul 303 org 100 Terlayani Aman Aman 5 Losd Desa Surbakti/Gudang 535 org 204 Terlayani Aman Aman Jeruk 6 GPDI Simp.IV 187 org 65 Terlayani Aman Aman 7 Klasis GBKP K.Jahe 443 org 186 Terlayani Aman Aman 8 GBKP Kota K.Jahe 1123 org 393 Terlayani Aman Aman 9 Zentrum Kabanjahe 414 org 146 Terlayani Aman Aman 10 GBKP Asr.Kodim 207 org 68 Terlayani Aman Aman 11 Kantor Asap 198 org 80 Terlayani Aman Aman 12 Paroki G.Katolik Jl.Irian 986 org 283 Terlayani Aman Aman 13 GBKP Jl.Kotacane 736 org 204 Terlayani Aman Aman 14 GBKP Simp.VI 533 org 166 Terlayani Aman Aman 15 Paroki G.Katolik 219 org 58 Terlayani Aman Aman 16 Gedung KNPI 669 org 214 Terlayani Aman Aman 17 GBKP Simp Katepul 292 org 102 Terlayani Aman Aman 18 Losd Katepul 238 org 67 Terlayani Aman Aman 19 Mesjid Agung K.Jahe 765 org 226 Terlayani Aman Aman 20 UKA K.Jahe org 306 Terlayani Aman Aman 21 UKA K.Jahe org 344 Terlayani Aman Aman 22 Islamic Centre 399 org 115 Terlayani Aman Aman 23 Ora et Labora 198 org 55 Terlayani Aman Aman 24 KWK Berastagi 684 org 181 Kacau Aman Aman 25 Klasis GBKP B.Tagi 806 org 239 Terlayani Aman Aman 26 GBKP Kota Berastagi 199 org 57 Terlayani Aman Aman 27 Mesjid Istihrar 570 org 175 Terlayani Aman Aman 28 Jamburtaras Berastagi 190 org 64 Terlayani Aman Aman 29 Losd Desa Telagah 725 org 225 Terlayani Aman Aman 30 Gereja Adven Sumbul 60 orang 18 Terlayani Aman Aman 31 Mesjid Taqwa Muhamadyah 27 org 7 Terlayani Aman Aman K.Jahe 32 Rumah Kabanjahe 96 org 28 Terlayani Aman Aman 33 Gudang Jagung Konco 543borg 188 Terlayani Aman Aman Jumlah org Sumber : Posko Tanggap Darurat Pebruari 2014 Pada 1 Pebruari 2015 dimana status sinabung dianggap sudah mulai reda erupsi sudah jarang terjadi maka beberapa penduduk desa 6

7 dikembalikan ke desa masing masing yaitu desa Sigarang garang, Sukanalu sebanyak jiwa, dan sebagian sudah di relokasi ke Desa Siosar yang sudah disiapkan pemerintah rumah lebih kurang 500 unit yang menjadi hak milik mereka, dan mendapatkan tanah untuk lahan pertanian se luas 0,5 ha sebagai hak pakai. Pada pertengahan Desember 2015 setelah tiga bulan pulang ke desa, erupsi kembali terjadi sehingga mengharuskan mereka kembali ke pengungsian sampai saat ini dan ditempat kan di 9 ( sembilan ) lokasi pengungsian.seperti tabel dibawah ini Tabel 2 Data Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung Kab.Karo Tgl 23 Maret 2016 N O. Nama Posko 1 Paroki G.Katolik Kabanjahe 2 Gedung Serba Guna KNPI Kabanjahe 3 GBKP Ndokum Siroga 4 Gedung Serba Guna GBKP K.Jahe 5 Gudang Jeruk Surbakti/TK Surbakti 6 BPPT Jambur Tongkoh 7 Jambur Korpri 8 Gudang Konco 9 GPDI Ndokum Siroga Alamat JL.Irian K.Jahe JL.Pahlawan K.Jahe Desa Ndokum Siroga JL.Mariam Ginting K.Jahe Desa Surbakti Jlh Pen gun gsi JLH KK Asal Pengungsi Desa Tiga Pancur Desa Sukanalu Desa Pintu Besi Desa Sigarang Garang P.Jawab posko Kep.Bapeluh( Sarjana Purba ) Ka.Dispora(R obert Perangin angin S.Pd, M.Si ) Kep.Dishub( Lesta Karokaro) Ka.DKI dan PDE ( Drs.Agustin M.Si ) Desa Jeraya Camat Simpang Tongkoh Desa Kuta Rayat Jl.Jamin Ginting Berastagi Desa Jandi Meriah Simpang Empat Desa Kuta Gugung dan Dusun Lau Kawar Desa Mardingding Desa Kuta Tengah Empat(Drs.Ed dy Ridwan Ginting MM) Camat Dolat Rayat (Asmona Peranginangin SH) Sekcam Berastagi Camat Tiganderket Camat Simpang Empat(Drs.Ed Kordinator Bastanta Purba Bali Ukur Ginting Dina Sinaga Sekdes Pintu Besi Zulkarnaen Tarigan Kades Jeraya/Sekdes Jeraya Pj.Kades Rayat Kades Gurusinga Kuta Camat Tiga Nderket Kades Kuta Tengah 7

8 JUMLAH dy Ridwan Ginting MM) Sumber Data : Media Centre Penanganan Tanggap Darurat Bencana ErupsiSinabung Kab.Karo jam wib Informan dalam penelitian ini adalah Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo, dan Kordinator Pengungsi dari Posko Pengungsian Gedung KNPI Kabanjahe, 2 ( dua ) orang Relawan posko pengungsian KWK Berastagi, Kordinator Posko Pengungsian Desa Tongkoh, dan 2( dua ) orang pengungsi dari masing masing posko Komunikasi / Informasi Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara dengan ke tujuh informan adalah informasi. Informasi yang diterima oleh pengungsi didapatkan melalui Vulkanologi yang disampaikan kepada Camat dan diteruskan kepada kepala desa masing masing. Setiap kepala desa wajib mengumumkan kepada semua warga agar segera mengungsi karena gunung sinabung sudah ada tandatanda mau meletus. Informasi yang sudah disampaikan itu disebar keseluruh pelosok desa dan berkumpul di balai desa karena bus atau pengangkutan sudah disiapkan. Walaupun demikian tetap juga warga merasa bingung tidak tau apa yang harus dilakukan, apa yang perlu dibawa, bagaimana dengan harta benda yang harus ditinggalkan, oleh sebab itu kebanyakan tidak sempat membawa apa apa selain pakaian di badan asalkan anak anak dan keluarga bisa berkumpul bersama dan selamat. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 sebagai berikut :...Informasi yang kita sampaikan berdasarkan apa yang sudah didapat dari vulkanologi bu, status gunung sinabung dalam status awas, meletus mengeluarkan awan panas yang sangat berbahaya maka hal tersebut kita sampaikan ke tiap desa, dan kepada tiap kepala desa kita berikan HT sebanyak 70 buah 8

9 agar setiap saat situasi atau perkembangan sinabung dapat diketahui.. Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa informasi yang disampaikan kepada pengungsi sudah dilaksanakan sesuai dengan apa yang dinstrukasikan oleh vulkanologi walaupun masih ada juga warga yang merasa kurang jelas, karena panik, dan kejadiannya pada malam hari. Demikian juga sesuai dengan yang disampaikan I5 dengan pernyataan sebagai berikut :....kami memang semua panik bu, gak tau apa yang harus kami bawa karena tiba tiba ada pengumuman dari kepala desa harus segera mengungsi dan berkumpul di balai desa sehingga saya tidak ada bawa apapun kecuali hanya pakaian di badan, yang penting anak dan keluargaku semua selamat Dari pernyataan informan I5 diatas dapat diketahui bahwa setelah disampaikan tentang status gunung sinabung hal ini membuat warga menjadi lebih cemas, dan bingung karena tidak tau sampai kapan mereka mengungsi dan posko lokasi pengungsian pun masih belum jelas keberadaanya dan harta, rumah dll bagaimana keamanannya di desa. Informasi yang dilakukan mengenai pemberian bantuan dilakukan oleh relawan adalah seperti yang disampaikan oleh Informan I3 sbb :... Kami menginformasikannya ada waktu pagi pagi hari sebelum mereka berangkat kerja,atau malam hari keruanganruangan menginformasikannya, kalau ump tidak jelas kepada ketua kelompoknya, setiap kampung, dan setiap ketua kelompoknya kami suruh menginformasikannya. Tapi untuk lebih jelasnya kami keruanganya. Tetapi masalah pendistribusian bantuan sering juga menimbulkan konflik diantara sesama pengungsi karena sering ada kecurigaan antara sesama pengungsi.... Kalau masalah bantuan, barangkali karena jumlah mereka banyak ada 750 orang, dan 9

10 sementara orang2 kasi bantuan tikar misalnya hanya seratus. Mereka mau memiliki itu tikar dibagikan. Itu yang sering menjadi keributan, karena merasa sering kami di posko itu merasa keberatan karena kami simpan, curiga, dipikir kami simpan... Demikian juga mengenai informasi tentang sampai kapan pengungsi berada di pengungsian belum dapat dipastikan, karena situasi gunung sinabung juga sampai saat ini masih tetap terjadi erupsi. Dari bagian vulkanologi belum dapat memastikan hal tersebut karena situasi sinabung tetap terjadi erupsi ini bisa terlihat dari pantauan pusat vulkanologi sinabung. Seperti yang disampaikan oleh informan I1 dibawah ini :... mengenai sampai kapan mereka berada di pengungsian belum bisa dipastikan bu, karena situasi gunung sinabung yang sampai saat ini masih tetap erupsi dan pemulangan pengungsi ke desa asal belum dapat dilakukan walaupun sekitar 370 KK sudah di relokasi ke desa Siosar.Dan mengenai kepemilikan rumah sudah menjadi hak milik dan diberikan sertifikat, tapi kalau untuk lahan pertanian yang diberikan 0,5 ha/kk itu masih sebatas hak pakai saja... Kordinasi yang dilakukan dengan semua pihak terkait tetap dilakukan bahwa setiap 3 jam sekali data tetap di up date yang di terima dari bagian vulkanologi, dan segera di sampaikan kepada semua posko pengungsian melalui ketua posko dan juga mengenai status sinabung. Informasi ini juga tetap dimasukkan kedalam website sinabung : atau mediacentresinabung@karokab.go.id agar bisa dibaca semua orang juga diberitakan di media cetak dan TV. Kordinasi dengan BNPB, BPBD, dan pemerintah Pusat dan pemerintah daerah tetap terkordinasi, melalui rapat rutin dan juga laporan dalam penanggulangan dan penyaluran bantuan. Seperti yang diperoleh hasil wawancara dari informan I1.... Kita tetap kordionasi bu, BPBD dengan pemerintah baik di Pusat maupun daerah, juga misalnya 10

11 mengenai bantuan makanan, penempatan posko, rehabilitasi, karena sampai saat ini bantuan makanan untuk para pengungsi tetap datang dari BNPB, selain ada juga dari pihak instansi swasta, gereja, mesjid, BUMN dll Struktur /Ukuran Kelompok Adapun posko pengungsian bagi warga terkena dampak erupsi sinabung ditentukan oleh BPBD Kab.Karo kerja sama dengan relawan, dan pemerintah setempat juga organisasi lain seperti gereja, mesjid, gedung milik pemerintah, dll.seperti yang tertulis di tabel 1. Kehidupan di posko yang penuh sesak dan padat dimana dalam satu posko dihuni oleh sekitar 736 orang ( GBKP Jl Kotacane bulan Feb.2014 ), dan KWK Berastagi sekitar 684 orang ( Feb, 2014 ) bercampur dewasa dan anak-anak, juga laki laki dan perempuan, membuat semua pengungsi jauh dari rasa nyaman karena fasilitas MCK, yaitu air dan tempat tidur sungguh sangat prihatin karena tidur diatas lantai yang hanya beralaskan tikar walaupun sebagian ada yang menggunakan kasur tipis, dan lembaran selimut, tentu membuat sedih dan menambah beban pikiran pengungsi dan juga bercampur dari desa lainyang mempunyai kebiasaan berbeda,sehingga membuat mudah sekali terjadi konflik sosial seperti yang disampaikan oleh informan I4... mengenai masalah pasti ada bu, karena keberagaman, tempat, berbagai latar belakang, jadi masalah masalah yang terjadi, salah paham, ejek mengejek, pertikaian sindir menyindir pernah ada yang berkelahi, ejek mengejek, korban namanya B. Bangun di keroyok oleh satu desa juga dia dikeroyok sehingga sampai berurusan sama polisi, sesudah itu kita damaikan, hanya, masalah ejek mengejek, tata krama, komunikasi. hanya masalah sepele. Demikian juga yang disampaikan oleh informan I3, bahwa sering terjadi perselisihan diantara sesama pengungsi hanya karena masalah sepele 11

12 ... Di posko KWK ada 5 kampung : Naman teran, Sukanalu, Sigarang garang, Kuta rayat dan Kebayaken. jadi untuk 2 kampung berasal Sukanalu dan Naman teran, Sigarang garang sering disini memang kecil apanya, mereka memang sering bikin keributan,ditempat ini karena persoalan makan, anak-anak, yang ada di tempat ini justru pernah kami diadukan ke sinode dan BPBD, dan masalah bantuan2 juga.. Dari beberapa pernyataan diatas dapat diketahui bahwa konflik sering terjadi di beberapa posko pengungsi antara sesama pengungsi karena masalah anak-anak, masalah makanan, dan pembagian bantuan yang diterima. Juga seperti yang disampaikan informan I2... Sesama pengungsi sering terjadi perselisihan ataupun konflik hanya karena masalah sepele misalnya tentang makan, sebenarnya pengungsi tersebut sudah makan, tapi dia bilang belum makan aku katanya... Hal tersebut tentunya membuat pengungsi lain bisa tidak mendapat jatah makan karena dengan jumlah yang begitu banyak dan tidak mempunyai aturan makan tentulah dapat menimbulkan konflik sesama. Dari hasil wawancara dengan informan I5 dan I6 di posko pengungsian KNPI Kabanjahe, keduanya berasal dari pengungsi Posko GBKP jl.kotacane dari Desa asal Naman Teran bahwa :... Kami sudah pernah dipulangkan bu, pada bulan pebruari 2015 karena dianggap situasi sinabung sudah aman, tapi pada bulan september 2015 kami disuruh kembali ke pengungsian dan sekarang kami di posko KNPI ini bersatu dari satu desa yaitu desa sukanalu, tapi kami belum tau sampai kapan Variabel Pribadi Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan 12

13 individu yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh informan I7 yang mengatakan bahwa dari sesama pengungsi pernah terjadi konflik dari desa yang berbeda. 4.Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :Peranan Komunikasi didalam mencegah terjadinya konflik horizontal sesama pengungsi di Posko pengungsian erupsi gunung Sinabung di Berastagi Kab.Karo. sudah terlaksana dilakukan oleh BPBD, selalu kordinasi dengan Bagian Vulkanologi, kerjasama dengan TNI dan Masyarakat. Yang selalu disampaikan ketiap tiap Posko pengungsian,walaupun belum sepenuhnya efektif karena sampai saat ini informasi tentang sampai kapan pengungsi berada di pengungsian belum ada kepastian karena gunung sinabung juga sampai saat ini masih tetap erupsi dan mengeluarkan lahar dingin yang dapat membahayakan penduduk sekitar sinabung. Zona merah sebagai larangan untuk dimasuki terutama daerah yang berjarak kurang dari 5km dari sinabung sering juga menjadi pemicu konflik antara pengungsi dengan Penjaga yaitu TNI, atau Polri karena sering dilanggar untuk dimasuki oleh warga. DAFTAR PUSTAKA Azwadblack.blogspot.com ( 2009) Cangara, H. ( 1998 ). Pengantar Ilmu Komunikasi, Rajawali Press. Jakarta. Jalaluddin Rakhmat, ( 1986 ) Teori- Teori Komunikasi dan Filsafat Komunikasi, Remaja Karya. Bandung. Liliweri, Allo ( 1991 ) Komunikasi Antar Pribadi : Penerbit ; PT Citra Aditya Bakti. Bandung Mulyana, Deddy. (2010 ), Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja, Rosdakarya. Bandung. Marheni Fajar, ( 2009 ), Ilmu Komunikasi Teori & Praktek, Graha Ilmu, Edisi pertama. Yogyakarta. Nursalam & S.Pariani ( 2001 ), Metodologi Penelitian, : Sagung Seto. Jakarta. Onong Uchjana Effendy, ( 2003 ), Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi : penerbit PT.Citra Aditya Bakti : Bandung Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja 13

14 Rosda Karya 2005, cetakan19, Bandung. Rachmat Kriyanto, ( 2006 ), Teknik Praktis Riset Komunikasi Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Riyanto, Theo, Martinus Th.( 2008.) Kelompok Kerja yang Efektif, Kanisius, - Dian Rakyat.Jakarta. Ramli, Soehatman, ( 2010 ) Pedoman Praktis Manajemen Bencana Yogyakarta. Siagian,Sondang.P(2002),Teori Pengembangan Organisasi, Bumi Aksara,, cet. IV. Jakarta. Winardi J. ( 2006,) Manajemen Perubahan, Kencana Prenada Media Group, cet. II. Jakarta.,( 2004 ) Manajemen Perilaku Organisasi, Kencana Prenada Media Group, Cet. II. Jakarta. -Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D Alfabeta. Bandung. Penelitian Tinambunan, ( 2012 ) Fungsi Komunikasi Antar Budaya Dalam Mengurangi Konflik Horizontal dan Sengketa Tanah Pada Petani Kelapa Sawit di Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau. Ihromi,( 1996), Antropologi Budaya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Widaghdo, dkk, (2009), Ilmu Budaya Dasar, Bumi Aksara, Jakarta Sandi Pakaya. ( 2014). Penelitian tentang :Managemen Komunikasi dalam Penanggulangan Bencana. 14

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng. menjadi negara yang rawan terhadap bencana alam.

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng. menjadi negara yang rawan terhadap bencana alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia. Karena letaknya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan alamnya, tetapi merupakan salah satu Negara yang rawan bencana karena berada dipertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Indo Australia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan peningkatan urbanisasi, deforestasi, dan degradasi lingkungan. Hal itu didukung oleh iklim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah negara Indonesia memiliki kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ini anak sangat aktif sehingga sering merasa kelelahan. Ketika anak

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ini anak sangat aktif sehingga sering merasa kelelahan. Ketika anak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Aktivitas pada masa anak-anak dipenuhi dengan kegiatan bermain. Pada periode ini anak sangat aktif sehingga sering merasa kelelahan. Ketika anak tersebut kelelahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. geografis Indonesia yang demikian menempatkan Indonesia di posisi silang,

BAB I PENDAHULUAN. geografis Indonesia yang demikian menempatkan Indonesia di posisi silang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya, Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia serta diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (1992), bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karo BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karo pada akhir September 2013 yang lalu. Bencana alam yang terjadi yaitu bencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung merapi cukup banyak yang tersebar di seluruh penjuru nusantara meliputi Sumatera, Jawa, dan Irian Jaya. Di Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya kabar mengenai negara-negara maupun daerah-daerah yang terkena bencana

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya kabar mengenai negara-negara maupun daerah-daerah yang terkena bencana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya kabar mengenai negara-negara maupun daerah-daerah yang terkena bencana alam menghiasi surat kabar maupun berita-berita yang ada di televisi, bencana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Gambaran Umum Kabupaten Karo Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendadak kembali aktif pada tahun 2010 setelah 400 tahun tidak meletus. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. mendadak kembali aktif pada tahun 2010 setelah 400 tahun tidak meletus. Hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara mendadak kembali aktif pada tahun 2010 setelah 400 tahun tidak meletus. Hingga tahun 2013 tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan alamnya, tetapi merupakan salah satu negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan lempeng-lempeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia meliputi subsektor tanaman, bahan makanan,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia meliputi subsektor tanaman, bahan makanan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang pembangunan juga sebagi sumber mata pencaharian penduduknya. Sektor pertanian di

Lebih terperinci

B U P A T I K A R O PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

B U P A T I K A R O PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG B U P A T I K A R O PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PENETAPAN PEMILIH DAN PENDAFTARAN CALON KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA BAGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangannya terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dan setiap individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, dijelaskan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Artinya sebagian besar penduduknya

Lebih terperinci

POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG

POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG LAPORAN HARIAN Kamis, 27 Februari 2014, pukul 18.00 WIB A. KONDISI MUTAKHIR GUNUNGAPI Pengamatan kondisi gunungapi Sinabung

Lebih terperinci

SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung?

SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung? SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI 1. Bagaimana proses pembentukan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Karo? 2. Apa saja program BPBD Kabupaten Karo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di duniakarena posisi geografis Indonesia terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu Eurasia,

Lebih terperinci

POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG

POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG 1. KONDISI MUTAKHIR GUNUNG SINABUNG LAPORAN HARIAN Kamis, 13 Februari 2014, pukul 18.00 WIB Pengamatan kondisi gunungapi Sinabung

Lebih terperinci

POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG

POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG 1. KONDISI MUTAKHIR GUNUNG SINABUNG LAPORAN HARIAN Senin, 17 Februari 2014, pukul 18.00 WIB Pengamatan kondisi gunungapi Sinabung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang berada pada lingkaran cincin api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Terjadinya bencana alam di suatu wilayah merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan karena bencana alam merupakan suatu gejala alam yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata pendakian Gunung Sinabung yang memberikan pesona alam tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. wisata pendakian Gunung Sinabung yang memberikan pesona alam tersendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir sepanjang waktu Gunung Sinabung memberikan manfaat bagi alam dan makhluk yang ada di sekitarnya. Lereng dan wilayah sekitar Gunung Sinabung terkenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rawan akan bencana alam. Hal ini terjadi karena faktor alam itu sendiri. Secara geografis, Indonesia berada di antara

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2017

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2017 BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENGGUNAAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Adolesen (remaja) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga. harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga. harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

Lebih terperinci

PENANGANAN BENCANA SINABUNG

PENANGANAN BENCANA SINABUNG PENANGANAN BENCANA SINABUNG UU NO. 24 THN 2007 PENANGGULANGAN BENCANA Psl 6 Tanggung jawab Pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi: pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik material

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang individu maupun kelompok dalam memperoleh suatu tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang individu maupun kelompok dalam memperoleh suatu tujuan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi merupakan suatu cara atau suatu sistem yang dimana seorang individu maupun kelompok dalam memperoleh suatu tujuan yang diinginkan sesuai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sekitar kaki Gunung Sinabung, terutama Desa Guru Kinayan,

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sekitar kaki Gunung Sinabung, terutama Desa Guru Kinayan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Gunung Sinabung dengan koordinat puncak 3 o 10 LU, 98 o 23 BT, adalah gunung berapi aktif di dataran tinggi Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Ketinggian Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhenti mengganggu salah satu wilayah Indonesia, yakni daerah Kabupaten Karo. Gunung

BAB I PENDAHULUAN. berhenti mengganggu salah satu wilayah Indonesia, yakni daerah Kabupaten Karo. Gunung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terhitung sejak tahun 2010 sampai pada tahun 2015 ada satu bencana yang tidak berhenti mengganggu salah satu wilayah Indonesia, yakni daerah Kabupaten Karo. Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Sinabung tidak pernah meletus sejak 400 tahun yang lalu yaitu tahun

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Sinabung tidak pernah meletus sejak 400 tahun yang lalu yaitu tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunung Sinabung tidak pernah meletus sejak 400 tahun yang lalu yaitu tahun 1600 tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010 dan tercatat dua

Lebih terperinci

POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG

POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG POSKO SATUAN TUGAS NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI SINABUNG LAPORAN HARIAN Kamis 30 Januari 2014, pukul 18.00 WIB 1. KONDISI MUTAKHIR GUNUNG SINABUNG Berdasar laporan PVMBG pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak memperhitungkan segala kemungkinan atas ulahnya tersebut. 3-lempeng-tektonik-besar.html diakses pada 24 Januari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. tidak memperhitungkan segala kemungkinan atas ulahnya tersebut. 3-lempeng-tektonik-besar.html diakses pada 24 Januari 2016) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir disetiap wilayah di belahan bumi ini pernah terjadi bencana alam, bencana itu sendiri dapat terjadi karena proses alam yang berasal dari perut bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalur subduksi yang merupakan zone kegempaan dan rangkaian gunung api aktif

BAB I PENDAHULUAN. jalur subduksi yang merupakan zone kegempaan dan rangkaian gunung api aktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Posisi geografis Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera, jalur subduksi yang merupakan zone kegempaan dan rangkaian gunung api aktif sehingga selain

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENGGUNAAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya berbagai bencana alam yang melanda berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya berbagai bencana alam yang melanda berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rawan akan bencana alam. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya berbagai bencana alam yang melanda berbagai wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri dapat memberikan keuntungan seperti meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri dapat memberikan keuntungan seperti meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu industri yang berkembang beberapa tahun terakhir ini. Industri pariwisata banyak dikembangkan dibelahan dunia karena pariwisata itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gunung Sinabung yang kian lama kian meningkatkan aktivitas vulkaniknya mengakibatkan warga disekitar gunung sinabung mau tidak mau harus mengungsikan

Lebih terperinci

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 47 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden dalam penelitian ini adalah usia anak bersekolah yang masih bersekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat rentan terhadap ancaman berbagai jenis bencana, misalnya bencana yang terjadi di Sulawesi

Lebih terperinci

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN KARO

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN KARO PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN KARO Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG SOSIAL EKONOMI DI WILAYAH PASCABENCANA

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG SOSIAL EKONOMI DI WILAYAH PASCABENCANA LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG SOSIAL EKONOMI DI WILAYAH PASCABENCANA LOKASI: KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMATERA UTARA Nomor : Lap. /D-III/RR.03/01/2016

Lebih terperinci

Arahan Presiden RI pd Peninjauan Korban Gunung Sinabung, Tgl 23 Jan 2014, di Sumut Kamis, 23 Januari 2014

Arahan Presiden RI pd Peninjauan Korban Gunung Sinabung, Tgl 23 Jan 2014, di Sumut Kamis, 23 Januari 2014 Arahan Presiden RI pd Peninjauan Korban Gunung Sinabung, Tgl 23 Jan 2014, di Sumut Kamis, 23 Januari 2014 ARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENINJAUAN KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI KABANJAHE,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah negara yang kaya akan gunung api dan merupakan salah satu negara yang terpenting dalam menghadapi masalah gunung api. Tidak kurang dari 30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter diatas permukaan laut. secara geografis terletak pada posisi 7 32.5 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. grup di media sosial (Facebook)yaitu Bapak Usaha Bangun Barus akan gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. grup di media sosial (Facebook)yaitu Bapak Usaha Bangun Barus akan gagalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yayasan GEBU KARO (Gerakan Seribu Karo) tidak lahir dengan sendirinya. Yayasan Gebu Karo terbentuk berawal dari keprihatinan salah seorang member grup di media sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Posisi Strategis Komoditas Sayuran Komoditas hortikultura, khususnya sayuran dan buah-buahan mempunyai beberapa peranan strategis, yaitu: (1) sumber bahan

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

Manajemen Komunikasi Bencana Gunung Sinabung 2010 Saat Tanggap Darurat

Manajemen Komunikasi Bencana Gunung Sinabung 2010 Saat Tanggap Darurat Manajemen Komunikasi Bencana Gunung Sinabung 2010 Saat Tanggap Darurat Puji Lestari, Icha Dwi Putri Br Sembiring Agung Prabowo, Arif Wibawa, Retno Hendariningrum Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

Saya yang bernama Nanda Nugraha P. Lubis, mahasiswa tingkat akhir Departemen

Saya yang bernama Nanda Nugraha P. Lubis, mahasiswa tingkat akhir Departemen Kuesioner Penelitian No Responden:... Dengan Hormat, Saya yang bernama Nanda Nugraha P. Lubis, mahasiswa tingkat akhir Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fisip USU sedang mengadakan penelitian, dalam

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1 1. Serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan yang mendatangkan kerugian harta benda sampai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT KODE UNIT : O.842340.046.01 JUDUL UNIT : Mengelolapelayanan shelter DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk Manajer Hunian / shelter.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANGKAT, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BOGOR Diundangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenampakan alam di permukaan bumi meliputi wilayah perairan dan daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta hilangnya pekerjaan masyarakat. Aset natural, finansial, fisik, manusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. serta hilangnya pekerjaan masyarakat. Aset natural, finansial, fisik, manusia, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bencana alam dapat memberikan dampak dalam penurunan ekonomi lokal serta hilangnya pekerjaan masyarakat. Aset natural, finansial, fisik, manusia, dan sosial dapat terdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah gunung berapi yang masih aktif

Lebih terperinci

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman.

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman. No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13,TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

PENGKAJIAN TEMPAT PENGUNGSIAN AKIBAT PENINGKATAN AKTIVITAS GUNUNG AGUNG

PENGKAJIAN TEMPAT PENGUNGSIAN AKIBAT PENINGKATAN AKTIVITAS GUNUNG AGUNG LATAR BELAKANG Setelah lebih dari 50 tahun berada dalam kondisi yang relatif stabil, pada September 2017 Gunung Agung menunjukkan peningkatan aktivitas seismik maupun vulkanik. Hal ini berujung pada penetapan

Lebih terperinci

Post Disaster Management Sebuah Pembelajaran dari Desa Sekoci, Besitang, Langkat

Post Disaster Management Sebuah Pembelajaran dari Desa Sekoci, Besitang, Langkat Post Disaster Management Sebuah Pembelajaran dari Desa Sekoci, Besitang, Langkat BENCANA sejak awal adalah sesuatu yang tak bisa ditebak. Itu adalah salah satu wujud keesaan Tuhan dalam perspektif religiusitas.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh jalur api (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Australia. Letak wilayah

Lebih terperinci

P O KJ A II P B J DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017

P O KJ A II P B J DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017 P O KJ A II P B J DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN KABUPATEN KARO TAHUN ANGGARAN 2017 JL. LETJEND GINTING NO. 17 KABANJAHE TELP. (0628) 20130 PENGUMUMAN PELELANGAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor: 50 /Pokja-II/ULP/2017

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, PEMERINTAH KOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

DAMPAK ERUPSI GUNUNG SINABUNG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOM PETANI DI DESA SUKA MERIAH KECAMATAN PAYUNG KABUPATEN KARO

DAMPAK ERUPSI GUNUNG SINABUNG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOM PETANI DI DESA SUKA MERIAH KECAMATAN PAYUNG KABUPATEN KARO DAMPAK ERUPSI GUNUNG SINABUNG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOM PETANI DI DESA SUKA MERIAH KECAMATAN PAYUNG KABUPATEN KARO ROSWITA HAFNI 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Suamtera Utara Email

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

STRATEGI PENERAPAN PENANGGULANGAN MASALAH PENDIDIKAN PADAKORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG. ( Studi Kasus di Dinas Pendidikan Kabupaten Karo)

STRATEGI PENERAPAN PENANGGULANGAN MASALAH PENDIDIKAN PADAKORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG. ( Studi Kasus di Dinas Pendidikan Kabupaten Karo) STRATEGI PENERAPAN PENANGGULANGAN MASALAH PENDIDIKAN PADAKORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG ( Studi Kasus di Dinas Pendidikan Kabupaten Karo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memproleh

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Lebih terperinci