BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan (Konsep Sejenis) a. Tulisan Terdahulu Banyak tema tentang perempuan yang diangkat dengan berbagai penafsiran, serta cara memvisualisasikan ke dalam karya seni. Selain itu, banyak pula tulisan-tulisan yang menyertai karya seni, baik karya sendiri maupun untuk mengulas karya orang lain. Beberapa tulisan terdahulu yang membahas tentang tema perempuan di antaranya adalah (1) tulisan berjudul Wanita Jawa oleh Ambar Adrianto pada Jurnal Jantra Volume 1 Nomor 2, (2) tulisan berjudul Citra Wanita Hendra Gunawan oleh Ariesa Pandanwangi pada Jurnal Imaji Volume 4 Nomor 3, dan (3) tulisan berjudul Ketubuhan Perempuan oleh Luciana Wiyono pada Jurnal Imaji Volume 4 Nomor 3. a.1 Wanita Jawa Tulisan berjudul Wanita Jawa yang ditulis oleh Ambar Adrianto berisi tentang pandangan mengenai Wanita Jawa saat ini yang menunjukkan adanya kombinasi antara sifat mereka jaman dulu serta sifat-sifat lainnya yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman pendidikan dan tersediannya berbagai kesempatan dalam masyarakat saat ini. Muryantoro memandang Wanita Jawa tidak hanya setia, bakti, 4

2 5 sabar, tetapi juga cerdas dan kritis, berinisiatif, dan kreatif. (Adrianto, 2006: 114) Ketika menghadapi permasalahan yang menyangkut hubungannya dengan orang lain, Wanita Jawa cenderung lebih bersikap mengalah demi menjaga hubungan harmonis dengan orang yang bersangkutan. Namun bukan merupakan kelemahan melainkan sifat kekuatan, karena memiliki kesediaan besar untuk menyesuaikan dan menerima berbagai kejadian yang kurang menguntungkan kehidupannya. (Adrianto, 2006: 146) a.2 Citra Wanita Hendra Gunawan Tulisan berjudul Citra Wanita Hendra Gunawan ditulis oleh Ariesa Pandanwangi berisi analisis bahasa rupa terhadap karya lukis Hendra Gunawan. Keistimewaan dibalik lukisan Hendra Gunawan adalah penggambaran yang menarik dan khas, baik dari segi bentuk maupun konsepnya. Melalui bentuk tubuh wanita yang terdapat dalam sebagian besar karya Hendra banyak mengomunikasikan citra wanita sesuai dengan interpretasi pribadi seniman. (Pandanwangi, 2008: 87) Cara penggambaran yang khas dari Hendra Gunawan dalam menggambarkan obyek adalah melalui pembesaran bagian-bagian yang dianggap penting dan menjadi pusat cerita. Sebagian besar karya Hendra selalu mencitrakan wanita sebagai sosok yang kuat, hal tersebut dapat dilihat dari penggambaran sepasang kaki telanjang dan diperbesar yang secara tidak langsung menggambarkan kekuatan. Sedangkan bagian tubuh lain yaitu dada diperbesar, pinggang diperkecil, pinggul kembali

3 6 diperbesar menggambarkan citra wanita yang subur dan bertanggung jawab merawat dan membesarkan anak. (Pandanwangi, 2008: 96-97) a.3 Ketubuhan Perempuan Jurnal berjudul Ketubuhan Perempuan ditulis oleh Luciana Wiyono, jurnal tersebut berisi tentang pemaknaan tubuh perempuan yang dijadikan sebagai tema dalam penciptaan karya seni. Luciana menekankan wanita dengan ciri feminitas, namun karena kemajuan teknologi telah mengubah perilaku serta fungsi tubuh wanita yaitu wanita cenderung berperilaku seperti laki-laki ketika melakukan pekerjaannya. Meskipun sebenarnya wanita berhak secara utuh untuk menentukan peran tubuh mereka dalam kehidupannya. (Wiyono, 2009: 162) Pada karya-karya Luciana menampakan makna ketubuhan perempuan sesuai dengan konteks lingkungan dan budaya yang melingkupinya. Perempuan sebagai sosok yang feminis, yaitu lembut, halus, lemah gemulai, namun dalam situasi tertentu dapat pula bersifat maskulin. Konsep tersebut dituangkannya menggunakan mix-media, yaitu dengan penggunaan resin cair serta fiber berupa plastik bening. (Wiyono, 2009: 167) Berdasarkan uraian di atas, ketiga konsep mengenai perempuan dijadikan sebagai sumber rujukan dalam tema ini. Pada dasarnya antara konsep penulis dan ketiga konsep yang diangkat tersebut sama-sama memandang wanita saat ini sebagai sosok yang memiliki kekuatan. Namun

4 7 dalam konsep karya tugas akhir ini tidak sekedar memandang perempuan sebagai suatu kekuatan, akan tetapi juga menampakkan keindahan perempuan yang terpancar melalui ekspresinya. b. Perempuan dan Keindahan Manusia telah dianugerahi Tuhan dengan nikmat kesenangan akan suatu keindahan dan kecantikan. Berbicara mengenai keindahan dan kecantikan manusia, sering kali dikaitkan dengan perempuan. Sebab perempuan memiliki kecantikan dan naluri yang cenderung senang menampakkan kecantikan dari diri mereka, sehingga mendapatkan perhatian yang lebih besar daripada laki-laki. Hal pokok yang menjadi daya tarik pada perempuan adalah sesuatu yang sudah melekat pada dirinya, yaitu bentuk badan dan wajah. Namun pada dasarnya kecantikan perempuan sangat relatif serta berbeda baik antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya maupun antar individu. (Shihab, 2005: 65-67) Lewat kajian di atas, dapat dipahami bahwa keindahan manusia sering kali dikaitkan dengan kecantikan perempuan. Setiap detail dari bentuk tubuh yang dimiliki perempuan selalu menampakkan keindahan sehingga menjadi suatu daya tarik yang dapat memikat orang-orang di sekitarnya. Akan tetapi, setiap budaya maupun individu memiliki acuan tersendiri untuk menilai kecantikan tersebut. Penilaian ini sangat bergantung pada latar belakang budaya serta seberapa tinggi penghargaan terhadap perempuan itu sendiri.

5 8 c. Paham Feminisme Banyak peristiwa dalam kehidupan keseharian yang menyudutkan kaum perempuan membentuknya menjadi sosok pasif dan penurut, sehingga perempuan sering kali dipandang lemah serta bodoh. Posisi perempuan yang kurang kuat di masyarakat banyak berpengaruh terhadap prilakunya, karena harus menyesuaikan diri dengan keinginan laki-laki yang berkuasa. Seiring berkembangnya zaman, lahir psikologi feminis merupakan kritik untuk memprotes hak istimewa dan kekuasaan yang hanya diberikan pada kaum laki-laki. (Nurhayati, 2012: 19) Berdasarkan hasil penelitian Wolley terhadap sejumlah mahasiswa perempuan dan laki-laki, kemampuan indrawi dan motoris yang dimiliki perempuan setara dengan laki-laki. Penelitian selanjutnya menemukan bahwa secara keseluruhan ukuran antara otak perempuan lebih kecil dari laki-laki. Namun secara spesifik ukuran otak frontal lobes perempuan lebih kecil dari pria, sedangkan parietal lobes perempuan lebih besar. Hasil penelitian terhadap struktur otak manusia tersebut, menjelaskan bahwa kemampuan intelektual manusia berhubungan dengan pariental lobes bukan frontal lobes. Hasil penelitian ini akhirnya dapat mematahkan anggapan bahwa perempuan lebih bodoh dibandingkan laki-laki. (Nurhayati, 2012: 21) Selama ini masih banyak anggapan bahwa perempuan lebih rendah atau tidak sederajat dengan laki-laki. Hal tersebut sering kali menyudutkan posisi perempuan dan memaksanya menjadi sosok yang dianggap lemah, bodoh, dan derajatnya lebih rendah dari pada laki-laki. Padahal sebenarnya perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki, hanya saja selama

6 9 ini kaum perempuan belum mendapatkan kesempatan dan kebebasan yang lebih untuk mengasah kemampuannya. d. Bahasa Non-Verbal Bahasa non-verbal adalah istilah umum yang digunakan mengindikasikan komunikasi melalui isyarat, postur, sinyal, serta tanda tubuh lainnya baik sadar maupun tidak sadar. Bahasa tubuh mengomunikasikan informasi yang tidak terucapkan mengenai identitas, hubungan, pikiran, suasana hati, motivasi dan sikap seseorang. Bahasa ini memiliki peran yang sangat penting dalam hubungan antarpribadi. (Danesi, 2004: 61) Bahasa non-verbal berupa mengedipkan mata, wajah memerah, marah, terkejut, jijik, senang serta emosi-emosi dasar lainnya sering kali terjadi tanpa sadar namun sinyal ini dapat dipahami oleh orang-orang di berbagai budaya. Isyarat tertawa, menangis dan mengangkat bahu adalah contoh sinyal campuran yang mungkin berasal dari tindakan lahiriah namun aturan budaya membentuk pemilihan waktu dan penggunaannya. Sedangkan isyarat acungan jempol atau kedipan mata merupakan sinyal yang dipelajari. (Marcel Danesi, 2004: 62) Berdasarkan uraian tersebut, bahasa non-verbal merupakan suatu bentuk komunikasi berupa isyarat ekspresi wajah maupun gerak tubuh yang dapat dimengerti orang lain tanpa adanya kata-kata.

7 10 2. Referensi (Kajian Teoritis Seni Rupa) a. Seni Grafis Seni grafis berasal dari kata graphein (bahasa Yunani) yang berarti menulis atau menggambar. Seni grafis merupakan pengolahan gambar yang melalui proses cetak manual dengan menggunakan material tertentu. (Susanto, 2012: 165) Cetak dalam adalah suatu teknik cetak dengan posisi garis atau bidang yang menerima tinta berada lebih rendah dari permukaan cetak. proses pencetakan harus melalui tekanan yang kuat, sehingga tinta dapat dipindahkan ke permukaan kertas. Torehan yang dibuat pada plat cetak dapat dibentuk dengan digores secara langsung (drypoint atau mezzotint), bisa juga dengan bantuan bahan kimiawi berupa larutan asam (etching dan aquatint). (Rusmadi, 2007: 19). Plat Tinta Repro Gambar 2.3 Proses Cetak Dalam Sumber: Buku Seni Cetak Cukil Kayu Dwi Marianto, 1988: 16 Cetak dalam adalah salah satu teknik seni grafis dengan media acuan plat yang kemudian ditorehkan langsung dengan jarum atau melalui proses pengasaman, sehingga terbentuk cekungan pada plat yang merupakan tempat tinta cetak. (Mikke Susanto, 2012: 194)

8 11 Monoprint merupakan salah satu dari sekian jenis seni cetak yang dibuatsecara unik dengan aplikasi warna, alternatif, atau pencampuran teknik dalamsatu cetakan saja. (Susanto, 2012:264) Berdasarkan pemahaman, seni grafis dapat diartikan sebagai bagian dari seni rupa yang mana dalam proses penciptaannya menggunakan teknik cetak. Salah satu teknik dalam seni grafis yaitu drypoint, merupakan bagian dari cetak dalam dengan menggunakan plat sebagai acuan cetak, sedangkan proses penggarapannya dengan digores secara langsung. b. Komponen Karya Seni Karya seni yang bernilai harus memiliki komponen-komponen yang baik pula, komponen tersebut bisa ditampakkan karya namun bisa juga terkandung di dalam karya. Beberapa komponen yang terdapat dalam karya seni adalah subject metter atau tema, bentuk, dan isi. 1. Subject Matter atau Tema Tema merupakan gagasan berdasarkan pada wacana kebudayaan serta menjadi ciri utama keragaman dalam sebuah kurun waktu. Tema dalam karya seni berarti gagasan yang menjadi dasar penciptaan sebuah karya seni. (Sachari, 2002: 129) 2. Bentuk Bentuk merupakan totalitas atau keseluruhan dari unsur seni yang diwujudkan penciptaan suatu karya seni. Bentuk bisa juga diartikan sebagai organisasi dari segenaap unsur yang mewujudkan suatu karya

9 12 seni. Adapun unsur-unsur yang dimaksud meliputi: garis, shape, gelap terang, dan warna. (Mulyadi, 1998: 26) 3. Isi Isi merupakan arti yang bernilai daripada bentuk dan seringkali dinyatakan sebagai bentuk emosi. Apabila ada suatu usaha untuk menghayati atau menganalisa mengapa bentuk dari suatu karya seni menimbulkan emosi, maka sebenarnya kita sedang berhadapan dengan isi atau arti. (Mulyadi, 1998: 16) Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa komponen tema bentuk dan isi memiliki pengertian yang berbeda. Namun, sebagai suatu komponen penciptaan karya seni ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. c. Unsur-Unsur Rupa Karya seni rupa mengacu pada suatu bentuk visual yang merupakan susunan atau komposisi dari unsur-unsur rupa. Unsur-unsur rupa yang membentuk suatu karya seni adalah unsur garis, unsur shape (bangun), unsur tekstur, dan unsur warna. 1. Garis Garis adalah perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis memiliki dimensi memanjang juga punya arah, bisa panjang, pendek, halus, tebal, berombak melengkung, maupun lurus. Garis memiliki ukuran yang bersifat nisbi, yakni ukuran yang panjang-pendek, tinggi-rendah, besar-kecil, tebal-tipis. Sedangkan arah garis ada tiga:

10 13 horizontal, vertikal, diagonal, meskipun garis bisa melengkung, bergerigi maupun acak (Susanto, 2012: 148). Garis dimulai dari sebuah titik, merupakan jejak yang ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakkan atau merapatkan titik-titik yang berhimpit. Garis juga merupakan goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang. (Hakim, 1978: 42) Garis merupakan titik-titik yang saling berhubungan. Keberadaan garis dalam karya seni dapat memunculkan makna atau karakter tersendiri. Garis juga dapat dijadikan sebagai kekuatan karakter dalam karya dan menjadi ciri khas antara seniman satu dengan seniman lain. 2. Bidang Bidang adalah suatu bentuk raut pipih, datar sejajar dengan dimensi panjang dan lebar serta menutup permukaan. Bidang dapat diartikan sebagai bentuk yang menempati ruang, dan bentuk bidang sebagai ruangnya sendiri disebut dwimatra (Sanyoto, 2010: 103) Bidang adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh garis. Secara umum bidang dikenal dalam dua jenis, bidang yaitu bidang geometris dan organis. Bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan, segi empat, segitiga dan segi-segi lainnya, sedangkan bidang organis dengan bentuk bebas yang terdiri dari berbagai macam bentuk yang tidak terbatas (Bahari, 2008:100). Bidang merupakan daerah yang terbentuk akibat adanya batasan garis, tekstur, warna, atau gelap terang. Bidang dalam seni dua dimensi dibagi menjadi dua yaitu bidang geometris dan bidang organis. Bidang

11 14 geometri merupakan bidang yang terukur misalnya bulat, segi tiga, ataupun tabung. Kemudian bidang organis merupakan bidang yang terbentuk secara bebas dan tidak terpaku ukuran. 3. Tekstur Tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan yang dapat terasa kasar, halus, licin, keras, ataupun lunak. Terdapat dua jenis tekstur yaitu tekstur raba dan tekstur lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang bersifat nyata, yaitu dapat ditangkap melalui indera penglihat maupun peraba. Sedangkan tekstur lihat adalah tekstur yang bersifat semu, karena tekstur akan nampak saat dilihat namun tidak terasa ketika diraba. (Sanyoto, 2009: 120) Tekstur merupakan kesan halus dan kasarnya, atau perbedaan tinggi rendahnya suatu permukaan suatu lukisan atau gambar. Pengertian tekstur juga dapat diartikan sebagai rona visual yang menegaskan karakter suatu benda yang dilukis atau digambar. Ada dua macam jenis tekstur yaitu tekstur nyata, yaitu nilai permukaanya nyata atau cocok antara tampak dengan nilai rabanya, dan tekstur semu yang muncul karena penguasaan teknik gelap terang namun tidak terasa ketika diraba. (Bahari, 2008: ). Tekstur dalam seni rupa merupakan nilai raba dari suatu permukaan karya seni. Unsur tekstur terbagi menjadi dua macam yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata adalah tekstur yang dapat ditangkap oleh indera penglihat maupun indra peraba. Sedangkan

12 15 tekstur semu terbentuk karena penguasaan teknik, sehingga hanya dapat ditangkap oleh indera penglihat. 4. Warna Warna merupakan pantulan cahaya yang menimpa pada suatu benda, tanpa adanya cahaya maka tidak akan terjadi warna. Sama halnya pada karya seni, tanpa adanya cahaya maka karya tersebut tidak akan menampakan warna. (Sanyoto. 2009:12). Setiap warna memiliki dampak visual serta makna yang berbeda terhadap manusia. Secara umum, makna positif dan makna negatif pada warna yaitu: Warna Makna Positif Makna Negatif Merah Kekuatan, cinta, energi, darah, kehangatan, persahabatan, api, kegairahan, kecepatan,peringatan. Kuning Kehangatan, keceriaan, semangat, keseimbangan, kecerahan, keinginan. Biru Kepercayaan, air, setia, damai, kesejukan, loyalitas, percaya diri, keamanan, kehebatan, harmoni, kelembutan, kasih, kebijaksanaan, kebenaran, perdamaian. Hitam Kokoh, anggun, kuat, misteri, mewah, modern, keseriusan, Putih Disiplin, suci, bersih, kebaikan, kemurnian, kerendahan hati, kepolosan, kesederhanaan. Nafsu, agresi, kesombongan, ambisi, peperangan, kemrahan. Homoseksualitas, naif, kelemahan, kekurangan Sedih, dingin, depresi. Penyesalan, kematian, ketakutan, kesedihan, pemberontakan. Hampa, kematian, menyerah, penakut. Gambar 2.5 Tabel Makna Positif dan Makna Negatif Warna Sumber: Buku Pengenalan Teori Warna Eko Nugroho. 2008:18 Warna merupakan pantulan cahaya dari suatu benda yang terarah menuju ke arah indera penglihat atau mata. Warna dalam seni rupa

13 16 merupakan salah satu unsur yang penting, karena pengolahan warna yang tepat dapat menjadi daya tarik serta memunculkan karakter khas pada suatu karya seni. d. Prinsip-Prinsip Rupa Penyusunan atau komposisi dari unsut-unsur estetik merupakan prinsip pengorganisasian unsur dalam karya. Kehadiran prinsip rupa dalam penyusunan suatu karya akan memberikan hasil yang memuaskan dan dapat dinikmati. Terdapat beberapa prinsip-prinsip daalam penyusunan unsur dalam karya yaitu keselarasan, kesatuan, aksentuasi, keseimbangan dan proporsi. 1. Keselarasan dan Irama Harmoni tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki keserasian merujuk pada pemberdayagunaan ide-ide dan potensi-potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan yang ideal (Susanto. 2012:175). Irama atau ritme adalah gerak pengulangan atau gerak mengalir yang ajeg, teratur, dan terus-menerus. Ajeg yang dimaksud dalam hal ini bisa keajegan dalam kesamaan-kesaamaan, keajegan dalam perubahanperubahan, atau bisa keajegan dalam kontras/pertentangan yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus seperti sebuah aliran. (ssanyoto, 2010: 157) Harmoni merupakan kesesuaian penyusunan unsur-unsur dalam penciptaan karya seni. Sedangkan irama merupakan pengulangan-

14 17 pengulangan yang dilakukan secara teratur sehingga memunculkan kesan seperti sebuah aliran. Apabila prinsip harmoni sudah terpenuhi dalam suatu karya, maka akan nampak kesan yang hidup pada karya tersebut ketika dinikmati. 2. Kesatuan Kesatuan atau keutuhan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa. Kesatuan dapat juga disebut keutuhan seluruh bagian-bagian atau semua unsur menjadi satu kesatuan. Tanpa adanya satu kesatuan, sebuah karya seni tidak sempurna atau tidak enak untuk dilihat. Prinsip kesatuan sesungguhnya "adanya saling hubungan" antar unsur yang disusun di dalam karya seni. (Sanyoto, 2009: 213). Mengacu pada teori di atas, dapat dipahami bahwa kesatuan adalah hubungan serta kesesuaian antara unsur karya satu dengan yang lainnya, sehingga terwujud suatu karya seni yang memiliki nilai keutuhan. Jika satu atau beberapa unsur dalam susunan sudah saling berhubungan, maka kesatuan telah dapat tercapai. 3. Keseimbangan (Balance) Keseimbangan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa yang berarti setara. Karya seni harus memiliki keseimbangan agar tidak terkesan tidak berat sebelah. (Sanyoto, 2009: 237) Keseimbangan dalam seni rupa adalah suatu keadaan dimana karya seni nampak setara, tidak belah sebelah, sehingga enak ketika dipandang. Terdapat dua macam keseimbangan yaitu keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris.

15 18 4. Aksentuasi dan Dominasi Dominasi berasal dari kata Inggris domination yang artinya penjajah. Pengertian dominasi dalam seni rupa merupakan keunggulan, keistimewaan, keunikan, dan penyimpangan agar menarik perhatian. (Sanyoto, 2010: 225). Aksentuasi dan dominasi dalam seni rupa merupakan sesuatu yang mencolok dalam suatu karya, sehingga dapat menarik perhatian. Prinsip ini dapat dilakukan melalui repetisi, kontras, atau susunan. 5. Proporsi Proporsi berasal dari kata Inggris proportion yang artinya perbandingan. Proporsi ideal adalah suatu ukuran perbandingan dari penciptaan karya seni yang dibuat atas dasar kaidah-kaidah perbandingan yang paling dianggap sesuai sehingga menghasilkan karya seni yang menarik. (Sanyoto, 2009: 251) Proporsi merupakan suatu perbandingan antar satu bagian dengan keseluruhan bagian. Proporsi ideal berarti kesesuaian perbandingan suatu bagian dengan keseluruhan bagian sehingga karya nampak pas. B. Sumber Ide Banyak seniman yang telah melahirkan karya-karya luar biasa, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Keberhasilan seniman dalam menciptakan karya seni, secara tidak langsung telah memberi motivasi dan inspirasi saat berkarya. Berikut beberapa sumber referensi dalam penciptaan karya tugas akhir ini adalah:

16 19 1. Lukisan berjudul Mona Lisa, 2. Karya berjudul Donkey, dan 3. Karya grafis berjudul The Four Horsemen of the Apocalypse 1. Lukisan Mona Lisa Karya Leonardo da Vinci Lukisan Mona Lisa adalah lukisan cat minyak di atas kayu poplar yang dibuat oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-16. Lukisan ini merupakan salah satu lukisan paling terkenal di dunia yang menjadi pusat perhatian, studi, parodi dan mitologi. Gambar 2.5 Lukisan Mona Lisa Leonardo da Vinci Sumber: 20/09/2015, PM Lukisan ini menggambarkan seorang perempuan yang menatap pengunjung dengan ekspresi senyuman yang misterius. Keistimewaan yang menjadi daya tarik pada lukisan berjudul Mona Lisa adalah penggambaran ekspresi yang khas dari seniman. Ekspresi senyuman figur perempuan digambarkan dengan begitu misterius, menimbulkan rasa penasaran serta

17 20 menimbulkan banyak presepsi mengenai ekspresi figur lukisan tersebut sehingga tertarik untuk mengamatinya lebih jauh lagi. 2. Karya Gabriel Moreno Berjudul Donkey Karya berjudul Donkey dibuat oleh seniman asal Andalusian bernama Gabriel Moreno pada tahun Karya ini dibuat dengan teknik drawing dari pensil dikombinasikan dengan brush. Karya berjudul Donkey menggambarkan figur perempuan yang memegang putung rokok bertopeng keledai. Gambar 2.6 Karya Donkey Gabriel Moreno Sumber: 29/11/2015, AM Keistimewaan yang terdapat pada karya berjudul Donkey adalah penggambaran figur perempuan yang berkarakter kuat dan garang, berbeda dengan pandangan perempuan selama ini. Karya ini didominasi dengan unsur garis-garis tegas yang sangat kuat serta menampilkan penekanan garis hitam

18 21 dipadu dengan efek warna yang terkesan mentah dan kontras namun tetap seimbang. 3. The Four Horsemen of the Apocalypse Albrecht Durer Karya Albrecht Durer berjudul The Four Horsemen of the Apocalypse menggambarkan empat penunggang kuda yang gagah berani sedang mengangkat senjata untuk berperang. Pada latar belakang terlihat sesosok malaikat bersayap yang sedang terbang menyaksikan kejadian ini. Gambar 2.7 Karya The Four Horsemen of the Apocalypse Albrecht Durer Sumber: 01/12/2015, AM Keistimewaan dari karya berjudul The Four Horsemen of the Apocalypse adalah penguasaan teknik dengan baik dari seniman dalam menggambarkan berbagai ekspresi wajah serta penampakkan gelap terang sehingga memunculkan volume. Selain itu ketelitian seniman dalam pengolahan unsur garis sangat detail, memunculkan kesan yang relistik pada karya tersebut.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penciptaan 1. Pengertian Seni Pengertian mengenai seni, salah satunya adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman batin itu disajikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tikus termasuk dalam mamalia kecil, memiliki setidaknya 28 famili. Tikus dimasukkan dalam Ordo Rodentia yang artinya Hewan Pengerat. Ada sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Kegiatan Belajar 1 Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Rupadasar 2D Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Ilmu yang mempelajari Nirmana Ilmu yang mengajarkan unsur elemen yang ada pada sebuah karya seni/desain. Ilmu yang mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Istilah sadō atau chanoyu mengundang banyak pertanyaan seperti apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu secara harafiah yaitu air

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA 2017 Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul Kakak dan Adik (1978) ini merupakan

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN 3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam desain

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII E dan VIII F /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Corel draw Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel sendiri adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa, Kanada. Versi

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Buaya merupakan binatang yang hidup di air. Keberadaan buaya sudah tidak asing lagi oleh manusia, bahkan sudah banyak tempat penangkaran buaya. Buaya

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis BAB III A. Implementasi Teoritis Penciptaan karya seni merupakan usaha untuk merealisasikan suatu keinginan, pikiran, perasaan dan sebuah harapan tertentu yang ada dalam batin seniman yang diwujudkan melalui

Lebih terperinci

2014 GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

2014 GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni selalu berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia sejak saat adanya peradaban manusia dan akan terus berkembang sampai masa yang akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Photoshop Photoshop merupakan salah satu software yang paling banyak dipakai dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM 1 of 5 11/5/2010 7:37 AM Meski nirmana dipahami sebagai sebuah bentuk yang tidak berbentuk. Dalam konteks desain komunikasi visual, nirmana memegang peranan penting perihal bagaimana menata dan menyusun

Lebih terperinci

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Masa anak-anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Masa anak-anak BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Masa anak-anak 1. Pengertian anak-anak Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah lukisan Tetet Cahyati yang bertema Bandung merupakan lukisan ekspresivisme-abstrak yang bersumber gagasan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan (Konsep Sejenis) a. Tulisan Terdahulu Seniman yang baik selalu menghasilkan karya-karya yang mempunyai ciri khas dengan simbol-simbol pribadi yang bermakna.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Ikan Lele

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Ikan Lele BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ikan Lele 1. Pengertian Ikan lele banyak ditemukan di Benua Afrika dan Asia Tenggara. Komoditas perikanan ini terdapat diperairan umum yang berair tawar. Penyebaran lele di Asia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII G dan VIII H /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa Konsep Seni Rupa Aug 14, '08 2:21 PM untuk 1. Konsep Seni Rupa meliputi: Hakikat Seni Rupa, Aspek-aspek Karya Seni Rupa dan Ragam Seni Rupa. 2. Dalam pengertian luas, seni rupa dapat dipahami sebagai produk

Lebih terperinci

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR Dalam desain, terdapat beberapa sistem tanda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah desain komunikasi visual lingkungan, berupa Sign

Lebih terperinci

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. SENI SEBAGAI KEINDAHAN Seni: segala keindahan yang diciptakan manusia Balinesse Beauty Kakak dan Adik, 1978 BASUKI ABDULLAH ALIRAN

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Promosi dan Multimedia Interaktif Dalam pembuatan interaktif promosi DIV Komputer Multimedia STMIK STIKOM Surabaya, penulis memerlukan sebuah definisi promosi dan multimedia

Lebih terperinci

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoristis Penulis mengangkat Ikan Lele sebagai tema dalam seni grafis, karena ikan lele adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI Seni dalam Pendidikan Pendidikan melalui Seni (Education through Art) SENI DALAM

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize Nirmana Dwimatra Suatu kaidah susunan (organisasi) dari unsur-unsur pendukungnya untuk menciptakan suatu kesatuan bentuk ciptaan dalam batasan dua dimensional PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI Kesatuan/unity Keselarasan/harmony

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1.Nozzle Nozzle merupakan perangkat yang tidak kalah penting dalam pemadaman, fungsi nozzle ini adalah mempermudah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Rancangan poster puzzle magnet ini memilik keterkaitan dengan lingkungan fisik, dimana bahan yang digunakan aman digunakan untuk anak-anak. Selain keterkaitan

Lebih terperinci

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis A. Garis / Line Garis atau line adalah suatu goresan, batas limit dari suatu benda, massa, ruang, warna, dan sebagainya. Dari pengertian diatas, garis dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar :

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar : 1 pasangan KD, 1 UKB, 1 RPP UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB sb 1.1.02) Arti kode UKB 1.1.02: UKB ini ada di semester 1 urutan KD ke 2 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 208 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Merujuk uraian pada bab-bab yang terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perwujudan ragam hias kumudawati pada langit-langit pendhapa

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses keadaan berada atau berlangsung. Manusia modern menganggap waktu adalah hal yang berharga, setiap aktifitas

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

Penerapan karakter huruf pada media [ POSTER ]

Penerapan karakter huruf pada media [ POSTER ] Penerapan karakter huruf pada media [ POSTER ] Adalah sebuah karya desain komposisi gambar dan huruf yang dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian sehingga dapat menyampaikan suatu informasi secara

Lebih terperinci

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang unsur unsur tata letak yang akan menjiwai rancangan desain komunikasi visual, agar hasil rancangan dapat berkualitas dan secara visual sedap dipandang.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA. serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi

BAB IV ANALISIS KARYA. serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi BAB IV ANALISIS KARYA Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi perempuan sejumlah 14 karya. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam penyampaian pesan kepada benak konsumen.

Lebih terperinci

Dasar Dasar Desain 1

Dasar Dasar Desain 1 MODUL PERKULIAHAN Dasar Dasar Desain 1 Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan dan

Lebih terperinci

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd Email: deddyaward_99@yahoo.co.id Pengenalan Nirmana Apa itu nirmana? (Defenisi) (1) Nirmana kurang lebih berarti kosong alias tidak

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

Sabtu, 1 Desember 2012

Sabtu, 1 Desember 2012 BlanKonf #4 Desain Grafis Sabtu, 1 Desember 2012 princeofgiri@di.blankon.in @princeofgiri Komponen Desain Grafis Garis Bentuk (Shape) Warna Ilustrasi / Gambar Huruf (Teks) / Tipografi Ruang (Space) Garis

Lebih terperinci

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Kuda adalah hewan yang sangat berguna dalam keseharian sebagian besar manusia, baik itu tenaga, daging bahkan susunya, sejak dahulu memang kuda sudah diandalkan

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Objek karya seni sangat bermacam-macam, ini sangat tergantung pada ketertarikan seniman tersebut dalam memilih objek.bukan hal kebetulan bahwa penulis sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Corel Draw Mernurut Rahmat Widiyanto dalam bukunya Teknik Profesional CorelDraw, definisi dari Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran

Lebih terperinci

DESAIN GRAFIS. Salah satu kriteria penting dari sebuah antar muka adalah tampilan yang menarik.

DESAIN GRAFIS. Salah satu kriteria penting dari sebuah antar muka adalah tampilan yang menarik. 1 DESAIN GRAFIS Salah satu kriteria penting dari sebuah antar muka adalah tampilan yang menarik. Perancang tampilan selain harus mempunyai jiwa seni yang memadai, juga harus mengerti selera pengguna secara

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci