Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta)"

Transkripsi

1 Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta) Dyah Ayuning Tyas Eko Saputri Surakarta has complex diversities of culture including subculture society which love Korean Pop Culture. Korean Pop culture community often holds events related to representation of Korean Pop culture which they love. This research aimed to know about representation of Korean Pop Culture in Subculture society in Surakarta, implication of ideas shown by Korean Pop Culture in Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Community in Surakarta, Symbol shown by Korean Pop Culture in subculture society in Surakarta as well as intern and extern dimension cause representation Korean Pop Culture Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Community in Surakarta.This research took place in Surakarta. Theory used in this research is Post modern Hyperreality by Jean Baudrillard. The theory defined that human are destined to live in simulation and hyperreality world spread by media. This research method used qualitative method with phenomenologist approach. The data were collected by using deep interview, obeservation, documentation and literature study. Sample were took by using purposive sampling technique. This research used triangulaton to validate the data, while data analysis used Interactive model. This research showed that representation of Korean Pop Culture in Subculture society in Surakarta was Language, dance, music and Fandom. The Implication of ideas was not equal with the original one because the community should adapt to the condition of society. The symbol was such as words, photos and information to people. Intern dimension was hobby and extern dimension came from friends and social media caused the representation of Korean Pop culture in Universe Cover Ease Entry (U-CEE) in Surakarta. Positive effect from joining the community was made many friends. Negative effect was ignoring activities in real life. Keywords: Korean Pop Culture, Community, Kpopers, Representation, Subculture A. Pendahuluan Kebudayaan adalah setiap usaha untuk memanusiakan manusia sesungguhnya, disusul dengan penjelasan tentang perkembangan definisi kebudayaan, wujud dan unsur-unsur kebudayaan, tujuan kebudayaan,

2 peranan dan fungsi kebudayaan, sifat kebudayaan, dan terakhir memahami makna peradaban (Liliweri, 2014: 1). Modernisasi yang dibarengi dengan globalisasi menciptakan banyak sekali hal baru yang memperbarui maupun menggantikan suatu budaya yang lama. Modernisasi yang berupa perkembangan teknologi dengan semakin canggihnya gadget seperti handphone, laptop dan perangkat canggih lainnya dan diiringi dengan globalisasi berupa penyebaran informasi antar negara yang semakin mudah diakses menyebabkan semakin mudahnya seseorang untuk mengetahui perkembangan yang sedang terjadi di negara lain. Salah satu akibat dari munculnya modernisasi dan globalisasi ini adalah terciptanya suatu budaya populer yang merupakan suatu kebudayaan yang muncul dan digemari oleh banyak orang yang tersebar ke penjuru dunia. Suatu kebudayaan baru yang masih asing untuk masyarakat umum menciptakan suatu keingintahuan untuk sebuah masyarakat tertentu yang selalu mengikuti perkembangan kemajuan berita. Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai suku budaya, agama dan etnis mampu bergabung dalam satu negara yakni Negara Indonesia meski terdapat banyak perbedaan diantara masyarakatnya. Budaya luar yang diproduksi secara massal dan dipasarkan ke Indonesia membawa hal baru yang menarik minat masyarakat. Budaya populer merupakan budaya yang diproduksi secara massal dan menarik minat masyarakat. Budaya Indonesia dan keanekaragaman Indonesia yang didasari dengan Pancasila

3 yang menyatukan berbagai perbedaan tidak mampu tergoyahkan oleh masuknya budaya populer yang terus menggempur Indonesia dengan perkembangan teknologi modern dan dibarengi dengan globalisasi yang melanda seluruh dunia. Budaya populer yang beberapa tahun ini sedang melanda Indonesia baru-baru ini adalah budaya populer yang berasal dari Korea. Pada mulanya adalah ketika masuknya drama Korea di TV Indonesia. Dahulu drama Korea hanya bisa dinikmati oleh penontonnya ketika tayangan tersebut ditayangkan di TV Indonesia. Namun karena dengan perkembangan jaman yang sekarang ini, drama Korea bisa langsung ditonton melalui tayangan online ataupun melalui TV kabel. Tidak hanya itu, budaya populer Korea yang masuk ke Indonesia yang sedang banyak diminati masyarakat Indonesia adalah dengan kemunculan boyband maupun girlband Korea yang sedang menjamur di negeri gingseng itu. Kemudahan teknologi memudahkan masyarakat untuk mencari dan mendapatkan berita tentang artis Korea yang penggemar Korea sukai. Kaum remaja adalah golongan masyarakat yang paling banyak mengkonsumsi budaya populer Korea. Mereka terkumpul menjadi suatu masyarakat homogen yang memiliki suatu kesamaan hobi atau kesukaan. Masyarakat subkultur budaya Korea hanya sebagian orang saja yang memiliki perasaan yang sama. Dengan awal kemunculan drama Korea ini, masyarakat subkultur budaya pop Korea mulai merambah untuk mempelajari bahasa Korea. Dengan seringnya kpopers menonton drama

4 Korea, mereka mulai ketertarikan untuk memperlajari bahasanya. Tidak hanya itu, kpopers mulai menghafalkan lagu yang muncul di dalam drama itu. Ketertarikan dengan soundtrack drama merambah ke dunia penyanyi artis Korea. kpopers mulai mencari tahu penyanyi-penyanyi Korea. Tidak hanya penyanyi Solo, penyanyi duo dan grup pun mereka hafalkan. Berawal dari ketertarikan dengan artis Korea ini menyebabkan para subkultur Korea ini mulai untuk tertarik dengan fashion, style, makeup dan semua apa yang ada di artis Korea itu. Fashion Korea sekarang sedang sangat diminati oleh para remaja karena style yang mereka pakai cenderung simple dan mudah untuk diikuti oleh kaum remaja. Wajah orang Korea yang menarik juga merupakan salah satu faktor remaja Indonesia tertarik untuk terus mengikuti perkembangan mereka. Dan juga dengan menonton tayangan drama Korea yang disuguhkan dengan pemandangan Negara Korea yang sangat indah. Di dalam drama Korea juga merupakan salah satu promo gratis untuk mempromosikan negaranya. Hal ini mengakibatkan meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Negara Korea. Tidak sedikit juga wisatawan dari Negara Indonesia. Banyak pandangan sinis dan pandangan negatif untuk para penggemar Korea ini. Bagi sebagian orang yang belum pernah melihat apa yang ada dalam budaya Korea, tidak begitu memandang bahwa budaya Korea itu menarik. Akan tetapi bagi kpopers yang sudah melihat budaya Korea, banyak hal menarik yang mereka peroleh. Apa yang membuat masyarakat begitu mudah tertarik dengan budaya Korea? Akan terdapat

5 banyak alasan untuk menjawab pertanyaan itu. Artis dan aktor yang memiliki wajah yang menarik, badan proposional, tatanan rambut yang indah, style yang keren, suara yang bagus dan masih banyak alasan lagi. Orang-orang yang jarang ditemui di Indonesia seperti itu membuat orang menjadi penasaran dan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih. Dan dalam proses pencarian tersebut, masyarakat menemukan beberapa hal yang menarik yang membuat mereka menyukainya. Dengan kemajuan teknologi dan banyaknya media sosial, dengan mudahnya kpopers dapat menemukan update terbaru seputar kegiatan idol mereka. Kpopers rela mengeluarkan uang dari dompet mereka untuk membeli album, menonton konser dan bahkan mereka juga tidak segansegan untuk membeli barang-barang yang sama dengan apa yang dipakai oleh idol mereka seperti kaos, tas, jaket, dan lain sebagainya. Hal itu dipandang sedikit berlebihan untuk orang-orang yang tidak menyukai budaya pop Korea. Kata kultur dalam subkultur menunjukkan pada keseluruhan cara hidup yang bisa dimengerti oleh para anggotanya. Kata sub mempunyai arti konotasi yang khusus dan perbedaan dari kebudayaan dominan atau mainstream. Subkultur bisa juga diartikan sebagai kebudayaan yang menyimpang dari nilai-nilai kebudayaan dominan. Apa yang mereka sukai memiliki peran yang penting dalam hidupnya. Apakah itu memiliki dampak yang positif atau bahkan memiliki dampak yang negatif. Disinilah penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam

6 bagaimana representasi budaya pop Korea dalam masyarakat subkultur di Kota Surakarta yang sebelumnya telah mampu menggeser budaya Jepang, Taiwan dan Tiongkok ini. B. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengetahui makna dari pengalaman individu yang mengalami kejadian yang sama. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga memudahkan peneliti. Sumber data yang peneliti peroleh dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara langsung dengan narasumber dan data sekunder berasal dari media online serta data-data dari pihak lain yang berhubungan dengan penelitian peneliti. Dalam tekni pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan studi pustaka sehingga dapat menghasilkan suatu data yang diharapkan. Pedoman wawancara sebelumnya dibuat untuk mempermudah penulis untuk mencari data dari informan di lapangan. Peneliti menggunakan triangulasi sumber sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data yang menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan model interaktif, yairu reduksi data, menganalisis menggunakan teori sosiologis dan penarikan kesimpulan.

7 C. Hasil dan Pembahasan Postmodern menjadi bahan pembahasan yang cukup menarik untuk membahas tentang budaya populer dikarenakan postmodern memiliki pemahaman yang lebih luas dan dinamis tentang representasi kontemporer. Dalam dunia postmodern, realitas merupakan sesuatu yang diciptakan. Ketika modernisme yang berasumsi bahwa terdapat sebuah jawaban yang benar, maka postmodern berasumsi bahwa mereka mempunyai banyak jawaban. Postmodern lebih menerima banyak jawaban. Dikatakan bahwa modernisme menghargai persatuan sedangkan postmodernisme menghargai keanekaragaman dan perbedaan. Baudrillard mengatakan bahwa hiperelaitas diproduksi menurut suatu model. Dia tidak diperoleh melainkan secara artifisial direproduksi sebagai sesuatu yang nyata sehingga hiper berarti lebih nyata dari yang nyata, kenyataan yang disentuh ulang dalam kemiripan halusinatif dengan dirinya sendiri (Barker, 2000; 303). K-Pop merupakan salah satu dari subkultur yang merupakan akibat dari postmodern. Postmodern memunculkan budaya-budaya baru dan globalisasi membantu untuk menyebarkannya ke berbagai penjuru dunia. Salah satu budaya yang muncul adalah budaya pop Korea yang akhir-akhir periode ini diproduksi secara massal dan mudah diakses oleh masyarakat. Dalam penyebarannya ke berbagai penjuru dunia, muncullah orang-orang yang menyukai budaya ini dan berkumpul menjadi satu sebagai sebuah komunitas.

8 Di Kota Surakarta terdapat satu komunitas penyuka budaya pop Korea yang diberi nama Universe Cover Ease Entry (U-CEE). Komunitas U-CEE adalah komunitas anak muda dominan pecinta K-Pop yang menyalurkan hobi menari dan menyanyi dengan genre K-Pop, J-pop, Hip Hop, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah yang komunitas U-CEE representasikan di antaranya adalah bahasa, dance, musik dan Ifandom. Bahasa Korea mereka pelajari dari drama Korea yang biasanya mereka tonton. Komunitas U-CEE yang anggotanya paling banyak memiliki kemampuan sebagai dancer menirukan tarian Korea dengan melihat dance practice yang diunggah oleh boyband maupun girlband Korea. Musik Korea ditirukan juga dari yang artis Korea nyanyikan dengan populernya boyband dan girlband Korea. Banyak dari Kpopers yang menyukai K-Pop karena musik yang dibawakan oleh boyband dan girlband Korea. Sedangkan fandom Korea berasal dari masa yang berkumpul menjadi satu nama berdasarkan artis yang mereka sukai. Fandom terbanyak berasal dari kalangan boyband dan girlband Korea yang notabene memiliki anggota yang lebih dari 3 orang. Perwujudan Gagasan Budaya Pop Korea melalui Cover Dance dalam Komunitas U-CEE tidak bisa sama dengan yang aslinya. Objek yang mereka lihat tidak sepenuhnya sama dengan mereka dari segi karakter, badan, mimik wajah dan lain sebagainya. Mereka menirukan artis idola sesuai dengan karakter mereka lalu mereka sesuaikan dengan

9 lingkungan mereka. Kostum yang dikenakan oleh anggota cover dance U- CEE ada beberapa yang mirip namun tidak sama dengan yang aslinya. Simbol Budaya Pop Korea yang Ditampilkan Masyarakat Subkultur di Kota Surakarta dengan kata, foto dan pemberitaan kepada khalayak. Anggota komunitas U-CEE memiliki kemampuan berbahasa dasar seperti penggemar budaya pop Korea yang lainnya. Mereka juga sering menyimpan foto artis Korea di dalam handphone pribadi mereka dan bahkan mereka jadikan wallpaper. Poster para artis Korea juga beberapa mereka pasang di salah satu sudut kamar mereka. Simbol yang paling diperlihatkan oleh Kpopers adalah pakaian yang mereka kenakan. Banyak Kpopers yang mengenakan kaos ataupun jaket yang memiliki simbol dari boyband dan girlband Korea yang mereka sukai. Sedangkan pemberitaan kepada khalayak sering mereka lakukan melalui acara yang diadakan oleh komunitas U-CEE yang sering mereka adakan di tempat umum seperti di mall. Selain berbagai acara yang diadakan komunitas U- CEE di mall, penggemar budaya pop Korea yang menonton acara tersebut juga sering mengenakan simbol-simbol seperti logo di pakaian yang menjadi identitas artis idola mereka. Namun tidak semua simbol tersebut dikeluarkan kembali ketika mereka keluar dari perkumpulan penggemar budaya pop Korea tersebut. Seperti halnya cover dance yang memakai baju terbuka dan rok yang pendek ketika di atas panggung, bertolak belakang dengan apa yang dia kenakan di lingkungan tempat dia menuntut ilmu yang memiliki peraturan dalam berpakaian.

10 Dimensi internal dan dimensi eksternal yang menyebabkan representasi budaya pop Korea dalam komunitas Universe Cover Ease Entry (U-Cee) di Kota Surakarta adalah mereka memiliki hobi dalam bidang menari. Di samping itu pula mereka juga memiliki ketertarikan dengan budaya Korea. Dimensi eksternal mereka bergabung di komunitas U-CEE adalah informasi dari teman yang sebelumnya sudah dahulu bergabung di dalam komunitas dan dari sosial media yang disharing oleh komunitas U-CEE mengenai keberadaan komunitas ini. Dampak positif yang didapatkan penggemar budaya pop Korea dari menyukai budaya Korea diantaranya mereka menjadi punya banyak teman yang menyukai hal yang sama, sosialisasi mereka terhadap orang lain juga semakin terlatih dengan seringnya mereka bertemu dengan orang-orang yang berbeda tiap harinya, semakin perhatian dengan teman yang sering mereka ajak bicara tiap harinya, kemampuan berbahasa mereka akan bahasa asing juga bertambah diiringi dengan pengetahuan akan kebudayaan negara asing pula. Sedangkan dampak negatif yang didapatkan oleh penggemar budaya pop Korea adalah mereka sering melupakan aktifitas dunia nyata ketika sedang asik mendengarkan lagu atau melihat tayangan Korea seperti lupa shalat dan lupa belajar, pemborosan untuk membeli kuota internet, dan melupakan budaya asli mereka sendiri yaitu budaya Indonesia. Hiperealitas melebihi realitas di dalam komunitas U-CEE ini ketika realitas yang sebenarnya dari tayangan yang mereka tonton dalam video tarian boyband atau girlband Korea adalah hanya sebatas tayangan video

11 yang mereka tonton dalam tayangan youtube. Realitas yang sebenarnya adalah ketika mereka melihat konser atau pertunjukkan mereka secara langsung. Tayangan video melalui youtube hanyalah sebatas simulasi yang tercipta dari ruang simulakrum yang sudah melalui editing beberapa kali. Dan hiperealitas yang mereka tampilkan adalah ketika anggota cover dance komunitas U-CEE meniru idola mereka dengan membawakan lagu berbahasa Korea dan tarian yang idola mereka bawakan dalam sebuah pertunjukkan atau konser. D. Kesimpulan Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta adalah bahasa Korea, dance Korea, musik Korea dan fandom Korea. Bahasa Korea mereka pelajari dari drama yang sering mereka tonton. Sedangkan dance, musik dan fandom mereka pelajari dan terpengaruhi dari boyband dan girlband yang mereka sukai. Ada dua hal berkait dengan representasi yakni, pertama: apakah seseorang, kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya, apa adanya ataukah diburukkan. Penggambaran yang tampil bisa jadi adalah penggambaran yang buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu. Hanya citra buruk saja yang ditampilkan sementara citra atau sisi yang baik luput dari penampilan. Dalam komunitas U-CEE, perwujudan gagasan yang ditampilkan tidak sama dengan yang asli namun tidak ada penggambaran yang buruk. Kedua: bagaimana representasi tersebut ditampilkan, dengan kata, kalimat,

12 aksentuasi dan bantuan foto macam apa seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan dalam program. Simbol yang paling sering ditampilkan dalam komunitas U-CEE adalah dengan pakaian yang mereka pakai selama pertunjukkan dance yang mereka tirukan dari boyband atau girlband yang mereka tirukan. dalam kehidupan sehari-harinya juga banyak dari anggota U-CEE maupun kpopers lainnya memakai pakaian atau kaos yang sama dengan logo yang idola mereka kenakan. Dimensi internal yang menyebabkan representasi budaya pop Korea dalam komunitas U-CEE adalah karena mereka memiliki hobi yang sama dalam bidang menari dan memiliki ketertarikan dengan budaya pop Korea. Sedangkan dimensi eksternalnya adalah pengaruh dari teman. Dampak positif yang paling banyak didapatkan penggemar budaya pop Korea dari menyukai budaya Korea adalah mendapatkan teman yang memiliki hobi dan ketertarikan yang sama tanpa adanya pandangan sinis. Sedangkan dampak negatifnya adalah kurangnya minat dengan budaya pop Indonesia dan terlalu seringnya beraktifitas di dunia maya. E. Daftar Pustaka Sumber Buku Abdullah, Irwan Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Barker, Chris Cultural Studies Teori & Praktik. Bantul : Kreasi Wacana Burton, Graeme Media commit dan to Budaya user Populer. Yogyakarta : Jalasutra

13 Cresswell, John W Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih Di Antara Lima Pendekatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Eriyanto Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta : LKiS Heryanto, Ariel Identitas dan Kenikmatan Politik Budaya Layar Indonesia. Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Horton, Paul dan Chester L. Hunt Sosiologi. Jakarta : Erlangga Jenks, Chris Culture Studi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Liliweri, Alo Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung : Nusa Media Luthfia, Dhyanayu K-Pop Dan Identitas Diri : Studi Kasus Pembentukan Identitas Diri Dalam Fandom di Kalangan Penggemar K-Pop di Solo, Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nastiti, Aulia Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas Online (Studi Mengenai Pembentukan Pesan dalam Media Komunitas Kartunet.com oleh Kelompok Disabilitas Tunanetra), Perpustakaan Universitas Indonesia Piliang, Yasraf Post-Realitas Realitas Kebudayaan dalam Era Post- Metafisika. Yogyakarta : Jalasutra Ritzer, George Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai

14 Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Robbie, Angela Mc Postmodernisme dan Budaya Pop. Bantul : Kreasi Wacana Strinati, Dominic Populer Culture Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Yogyakarta : Bentang Budaya Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA Jurnal Internasional Bum Jun Lee, Sunny Ham dan Dong Hoon Kim The effect of likability of Korean celebrities, dramas, and music on preterences for Korean restaurants: A mediating effect of a country image of Korea, International Journal of Hospitality Management, No.4 page Lisa M. Chuang dan Hye Eun Lee Korean wave : Enjoyment factors of Korean dramas in the U.S, International Journal of Intercultural Relations, No.37 page So Jung Lee dan Billy Bay Influence of Populer Culture on Special Interest Tourists` Destination Image, Tourism Management, No.52 page 161el9 Jurnal Nasional Amellita, Nesya Kebudayaan Populer Korea : Hallyu dan Perkembangannya Di Indonesia, Perpustakaan Universitas Indonesia

15 Arimurti, Avokanti Budaya Kaum Muda Perempuan Penggemar Boyband Korea (Sebuah Pendekatan Kriminologi Budaya), Perpustakaan Universitas Indonesia Inge, Rotua Representasi Budaya dalam Iklan Pariwisata (Analisis Semiotika pada Video Musik S.E.O.U.L dan Fly to Seoul), Perpustakaan Universitas Indonesia Izzati, Amalia Analisis Pengaruh Musik Korea Populer Terhadap Gaya Hidup Di Kalangan Remaja, Perpustakaan Universitas Indonesia Sumber Internet 2NE1 Diakses tanggal 17 Maret 2016 ELF in concert Super Junior ummu/znomyxqbe/tumblr_static_super-show-osaka-5.jpg. Diakses tanggal 17 Maret 2016 EXO-L in concert EXO a.production.liputan6.static6.com/medias/822376/big/ _ lK7nlm0.jpg. Diakses tanggal 17 Maret 2016 G-Friend to user

16 content/uploads/2015/01/image47.jpg. Diakses tanggal 17 Maret 2016 GOT7 "Girls Girls Girls" M/V Diakses tanggal 31 Maret 2016 Home youtube Diakses tanggal 20 Januari 2016 Instagram Diakses tanggal 17 Maret 2016 Instagram Diakses tanggal 17 Maret 2016 Instagram Diakses tanggal 17 Maret 2016 Instagram K-Popfangirl Diakses tanggal 26 Februari 2016 Instagram zona Diakses tanggal 26 Februari 2016 Lambang Golden Disk Award Diakses tanggal 30 Maret Lambang Mnet Asian Music Award c_awards_%28mama%29_2015.png. Diakses tanggal 30 Maret Line cooking Diakses tanggal 26 Februari 2016 Logo U-CEE, Pamflet K-Fest to user

17 Universe-Cover-Ease-Entry /. Diakses tanggal 27 Maret 2016 Profil 2NE1 E=2&ARTIDX=4. Diakses tanggal 14 Maret 2016 Profil G-Friend Diakses tanggal 17 Maret 2016 Profil Kota Surakarta Diakses tanggal 31 Maret 2016 Profil The Ark Diakses tanggal 17 Maret 2016 Profil U-CEE Entry /info/?tab=page_info. Diakses tanggal 14 Maret 2015 SMTOWN Official Youtube Diakses tanggal 20 Januari 2016 Show Me The Money 4 Diakses tanggal 30 Maret 2016 The Ark

18 I. Diakses tanggal 17 Maret 2016 TWICE( 트와이스 ) "OOH-AHH 하게 (Like OOH-AHH)" M/V Diakses tanggal 31 Maret 2016 VIP in concert Big Bang thailand rita.html. Diakses tanggal 17 Maret 2016 YG Official Youtube YGEntertainment. Diakses tanggal 20 Januari 2016 ZionT Eat Diakses tanggal 30 Maret 2016

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

REPRESENTASI BUDAYA POP KOREA DALAM MASYARAKAT SUBKULTUR. (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta)

REPRESENTASI BUDAYA POP KOREA DALAM MASYARAKAT SUBKULTUR. (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta) REPRESENTASI BUDAYA POP KOREA DALAM MASYARAKAT SUBKULTUR (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta) Oleh : Dyah Ayuning Tyas Eko Saputri D0312032 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), disebutkan bahwa debut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi Seperti yang dikatakan oleh Barker dalam buku Cultural Studies bahwa bagaimana dunia ini dikonstruksi dan direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah hallyu, pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Beijing terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu tersebut. Hal

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena Hallyu (Korean Wave) mulai berkembang dan menjadi salah satu fenomena budaya pop yang hadir, tumbuh, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini.hallyu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea menunjukkan perilaku fanatisme sebagai penggemar. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi mengikuti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini diawali oleh rasa penasaran peneliti ketika menghadiri sebuah konser boyband asal Korea Selatan yakni MBLAQ di MEIS, Ancol Jakarta pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya Korea (Hallyu Wave) saat ini masih hangat diperbincangkan di media ataupun pada penggemarnya sendiri. Hallyu Wave ini pertama popular di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis dan pengolahan data, serta hasil temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di Komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, meningkatkan perekonomian dan memperluas kekuasaan tidak perlu lagi dilakukan dengan genjatan senjata atau peperangan. Jalan lain untuk

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk berinteraksi dan hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan peradaban dan semenjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya Korea sudah terkenal secara global di dunia mulai dari drama, boyband (grup musik pria), baju khas, hingga makanan-makanan yang biasa dimakan oleh orang Korea.

Lebih terperinci

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita, Peran Media Sosial terhadap Gaya Hidup Siswa PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita 1, Dasim Budimansyah 2, Siti Nurbayani 3 1 SMA PGRI Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas persoalan-persoalan yang terkait dengan: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan Masalah, Manfaat Penelitian, dan Penegasan Istilah yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat kini merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi yang semakin canggih, sehingga budaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Ditinjau dari tujuan dan kasus yang diangkat dalam penelitian ini, maka subjek yang diambil harus memenuhi kriteria tertentu, oleh karena itu, teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Fenomena Budaya Populer Korea saat ini telah merambah ke segala penjuru baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih aktif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. Kemudian dalam waktu empat dekade sejak merdeka, negara tersebut berubah menjadi salah satu negara yang

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang,

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia hiburan, kini memanfaatkan juga berbagai media telekomunikasi, sehingga berbagai kegiatan hiburan yang tadinya hanya bisa dinikmati secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Benni Yohanes, S. Sen., M. Hum. dalam bukunya berjudul Seni Tata Rias dalam Dimensi Sosial, pada dasarnya tata rias adalah sebuah seni dalam menciptakan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bunyi yang teratur. Musik diyakini sebagai bahasa universal yang bisa memberikan kehangatan insani dan makanan ruhani bagi si pendengar (Ibrahim, 2007:95).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18),

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Pop Culture atau budaya populer mulai mendapatkan tempat tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18), budaya populer diartikan

Lebih terperinci

BAB I `PENDAHULUAN. Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada

BAB I `PENDAHULUAN. Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada BAB I `PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada kalangan anak muda selama kurang lebih sepuluh tahun. Mendunianya wabah demam Korea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Hallyu Wave merupakan istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Hallyu Wave merupakan istilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena Hallyu Wave atau demam Korea sudah berkembang dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Hallyu Wave merupakan istilah yang berarti menyebarnya

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH DAMPAK MUSIK KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA

KARYA ILMIAH DAMPAK MUSIK KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA KARYA ILMIAH DAMPAK MUSIK KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA OLEH : EVA HAIRDIANA UMAR KELAS : XII IPA C PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 1 TANAH GROGOT TAHUN AJARAN 2012 /

Lebih terperinci

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi informasi di Indonesia berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan masuknya budaya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, dapat dilihat bahwa perkembangan entertaiment di Negara Korea Selatan, berkembang dengan sangat pesat. Seperti munculnya dramadrama yang membanjiri

Lebih terperinci

Pola Interaksi Simbolik Pecinta K-Pop

Pola Interaksi Simbolik Pecinta K-Pop Pola Interaksi Simbolik Pecinta K-Pop POLA INTERAKSI SIMBOLIK PECINTA K-POP DALAM KOMUNITAS KOREAN LOVERS DI SURABAYA (KLOSS) Erin Wahyuastri Program Studi S-1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri (2003: 8) yang menyebutkan bahwa budaya adalah alat kehidupan bagi manusia. Budaya juga dikatakannya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan membuat organisasi yang mendukung ekspor dan penyebaran budaya pop. Serta menjadikan perluasan kebudayaan

Lebih terperinci

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Hallyu atau yang dikenal juga dengan Korean Wave merupakan sebuah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dunia hiburan Korea Selatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, perkembangan jaman yang semakin maju membawa kita untuk masuk ke dalam kehidupan yang tak lepas dari teknologi. Keberadaan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah K-Pop yang merupakan singkatan dari Korean Pop adalah aliran genre musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008 (dalam Jung 2011

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia dibayar. Di Eropa tempat duduk seperti ini biasanya dihuni petinggi klub, pejabat, atau konglomerat sementara suporter biasa duduk di tempat biasa. Ada pula semacam anggapan yang berlaku bahwa suporter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejarah Masuknya Hallyu ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejarah Masuknya Hallyu ke Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sejarah Masuknya Hallyu ke Indonesia Dewasa ini remaja di Indonesia sudah tidak asing dengan kata hallyu di kalangan dan lingkungannya. Kata Hallyu sendiri sebutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media sosial telah membuat remaja semakin memiliki banyak informasi terhadap merek-merek yang ditujukan untuk mereka. Kalau di masa lalu, sebagian besar adalah rekomendasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis musik K-Pop kini semakin digandrungi di Indonesia. K-Pop atau Korean Pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop adalah salah satu produk

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan

Lebih terperinci

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone)

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) ARTIKEL Oleh: DESI MULYANTI YUNIAR K8409014 FAKULTAS KEGURUAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok hingga kepada. tersebut dicari, digunakan, dikonsumsi, oleh audience.

BAB I PENDAHULUAN. antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok hingga kepada. tersebut dicari, digunakan, dikonsumsi, oleh audience. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan media massa muncul karena adanya komunikasi antar manusia yang berkembang dari awalnya komunikasi antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau Korean Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi saat ini, salah satu budaya yang masih berkembang di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean Wave" adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah berkembang menjadi sebuah fenomena global. Dalam enam dekade terakhir, negara-negara berkembang menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

SIKAP NASIONALISME DI KALANGAN PECINTA LAGU DAN PENYANYI KOREA YANG TERGABUNG DALAM KOMUNITAS KOREA POP FANDOM MALANG

SIKAP NASIONALISME DI KALANGAN PECINTA LAGU DAN PENYANYI KOREA YANG TERGABUNG DALAM KOMUNITAS KOREA POP FANDOM MALANG SIKAP NASIONALISME DI KALANGAN PECINTA LAGU DAN PENYANYI KOREA YANG TERGABUNG DALAM KOMUNITAS KOREA POP FANDOM MALANG Dian Mariani Universitas Negeri Malang E-mail: yukohafiz@yahoo.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan saat ini dapat dikatakan berhasil menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas ke dunia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada kota Surakarta mengenai implementasi City Branding Kota Solo untuk menjamin keberlangsungan slogan The

Lebih terperinci

PERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO, KABUPATEN NGAWI

PERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO, KABUPATEN NGAWI PERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO, KABUPATEN NGAWI JURNAL Oleh: YENY PUSPITO SARI K8410062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia. Televisi sebagai salah satu media eletronik dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi

Lebih terperinci

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut,

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut, BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Korea Selatan adalah salah satu negara termiskin di dunia pada tahun 1950 dan ekonominya sebagian besar tergantung pada bantuan ekonomi AS. Tetapi sekarang Korea

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengungkapkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan kualitatif ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis salon perawatan rambut dan tata rias wajah Korean Beauty. Salon ini merupakan salon perawatan rambut dan tata rias wajah yang mengusung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan bait. Selain itu,

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia Oleh Dina Fatimah Program Studi Desain Interior UNIKOM Abstrak Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu hubungan dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu hubungan dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hubungan dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari adanya komunikasi. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Media Sosial Instagram Media sosial merupakan salah satu produk hasil dari perkembangan- perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini budaya Korea Selatan sedang menjadi topik pembicaraan tidak hanya di Indonesia tetapi di berbagai negara. Khususnya karena booming musik K-POP nya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya baik dalam hal produksi ataupun berakting. Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya baik dalam hal produksi ataupun berakting. Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, film merupakan salah satu media massa yang sering digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan. Film juga merupakan media dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era digital seperti sekarang, semuanya bergantung kepada teknologi, salah satu hasil dari teknologi adalah internet, yang mengandung banyak situs di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bintang film, olahragawan, atau bahkan pelawak. Fenomena yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bintang film, olahragawan, atau bahkan pelawak. Fenomena yang paling sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap orang memiliki sosok yang diidolakan, baik penyanyi, bintang film, olahragawan, atau bahkan pelawak. Fenomena yang paling sering ditemui yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya wawasan manusia yang didukung oleh perkembangan jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran. Sejumlah besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini manusia sedang berada dalam suatu era informasi, di mana segala aspek kehidupan tidak terlepas dengan informasi. Salah satunya adalah melalui media televisi.

Lebih terperinci

JURNAL. Disusun oleh HILDA

JURNAL. Disusun oleh HILDA JURNAL PENCITRAAN DIRI DALAM MEDIA SOSIAL PATH (Studi Deskriptif pada Pelajar SMA Negeri 2 Surabaya) Disusun oleh HILDA RESHTYANTI NIM : 071211432009 DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya populer merupakan suatu budaya yang banyak diminati oleh masyarakat dan bersifat dinamis yaitu selalu berubah-ubah mengikuti pergantian zaman. Kemajuan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV)

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV) PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV) DISUSUN OLEH: ANDREW ALEXIS. N TUBAGUS ADITYA NUGRAHA Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan internet membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik sangat identik dengan anak muda sebagai salah satu pengaruh yang bisa dikaitkan dengan gaya hidup. Musik menjadi suatu media bagi banyak orang untuk berekspresi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI Primadhina NPH, Wahyu Selfiana Harta, Leni Nurul Azizah, Fadhilla Dwi Utami Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH TERPAAN SOOMPI.COM TERHADAP SIKAP KOMUNITAS JOGJA KPOP FAMILY

PENGARUH TERPAAN SOOMPI.COM TERHADAP SIKAP KOMUNITAS JOGJA KPOP FAMILY PENGARUH TERPAAN SOOMPI.COM TERHADAP SIKAP KOMUNITAS JOGJA KPOP FAMILY (Studi Deskriptif-Kuantitatif Pengaruh Terpaan Soompi.com Terhadap Sikap Komunitas Jogja Kpop Family Tentang Budaya Pop Korea) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi turut mempengaruhi setiap negara untuk berkompetisi dengan negara lainnya dalam hal meningkatkan dan mempertahankan citra positif yang terbentuk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film sebagai bagian dari media massa dalam kajian komunikasi masa modern dinilai memiliki pengaruh pada khalayaknya. Munculnya pengaruh itu sesungguhnya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini Media massa adalah sumber informasi seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki segudang kesenian dan kebudayaan yang sangat menarik untuk kita gali. Banyak sekali kebudayaan serta kesenian Indonesia yang sudah mulai punah karena

Lebih terperinci

Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen

Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen Nama : Nur Fitria Ramadhani NIM : 10.11.4197 Kelas : S1TI-2I Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen I. Abstrak Sejak jaman dahulu kala bahkan sebelum masehi, orang-orang sudah erat kaitannya

Lebih terperinci