Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR, MOTIVASI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT III PRODI DIII KEBIDANAN STIKES MEDIKA CIKARANG 013/014 Narmi Djuhaemi, S.SiT, M.Kes Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKES Medika Cikarang ABSTRAK Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan mahasiswa. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, baik faktor dari dalam maupun dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesiapan belajar, motivasi belajar dan dukungan keluarga terhadap hasil belajar pada mahasiswa tingkat III Program Studi DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang tahun ajaran 013/014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini semua mahasiswa DIII Kebidanan Tingkat III STIKes Medika Cikarang tahun ajaran 013/014 yang berjumlah 83 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Populasi sebanyak 79 mahasiswa. Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Analisa data terdiri dari analisa univariat dan bivariat, dengan uji statistik menggunakan uji Kai Kuadrat. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,048 < 0,05, dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,016 < 0,05, yang berarti ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Hasil uji statistik diperoleh nilai P=0,09 < 0,05, yang artinya adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan hasil belajar. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada akademi untuk lebih memperhatikan lagi mahasiswa dalam hal kesiapan belajar dan motivasi belajar siswa dengan melakukan pendekatan, bimbingan belajar, dan motivasi penuh terhadap mahasiswa agar mahasiswa lebih berprestasi. Selain itu perlu juga membangun hubungan yang baik dengan keluarga mahasiswa dalam menunjang keberhasilan mahasiswa. Kata Kunci : Kesiapan Belajar, Motivasi, Dukungan Keluarga, Hasil Belajar 1

2 RELATION BETWEEN LEARNING READINESS, MOTIVATION, AND FAMILY SUPPORT WITH LEARNING RESULT OF DIII MIDWIFERY S STUDENT IN STIKES MEDIKA CIKARANG 013/014 ABSTRACT Learning result is one indicator of student success. Many factors that affect student learning result, both internal and external factors. The objective of this research is to know the relation between learning readiness, motivation and family support with learning result of second level of Midwifery Diploma degree on Medika Health Science Institute Cikarang academic year 013/014. The research method used in this research is a survey analytical method with Cross Sectional approach. The population in this research was all students from third level of Midwifery Diploma degree on Medika Health Science Institute year 013/014, the number of 83 students. The research technique sampling used total population as many as 79 respondents. The data of this research are primary and secondary data. Data analysis consist of univariate and bivariate analysis, using statistical testing of Chi Square test. Based on statistical testing results of independent and dependent variable obtained P value = < 0.05, it can be concluded there is a significant relation learning readiness with learning result. The correlation between motivation and learning result, obtained P value = < 0.05, which means that there is a significant relation between learning motivation and learning result. The correlation between family support and learning result of statistical testing obtained P value = 0.09 < 0.05, which means there is a significant relation between family support and learning result. According to the results of this research suggested to academic leader to pay more attention to the students learning activities in term of students learning readiness and to motivate students to improve their learning activities, to provide learning guidance and counselling and tutoring to the students, and to encourage the students to aim the high level of achievement. In addition to this suggestion, it is also important to build a good relation with students and their family in order to support student to get success in their study. Keywords: Learning Readiness, Motivation, Family Support, Learning Achievement

3 Pendahuluan Salah satu indikator tingkat pembangunan manusia dalam suatu negara adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah pencapaian rata-rata sebuah Negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan. IPM digunakan untuk mengklasifikasi apakah suatu Negara berkategori Negara maju, berkembang, atau terbelakang. 1 Dalam ruang lingkup regional ASEAN, Indonesia berada di peringkat 6 dengan nilai 0,617, negara berperingkat pertama adalah Singapura dengan nilai 0,866, selanjutnya Brunei Darussalam dengan nilai 0,833, disusul Malaysia 0,761, Thailand 0,68, dan Filipina 0,644. Indonesia hanya unggul jika dibandingkan dengan Vietnam yang memiliki nilai IPM 0,593 atau Laos dengan nilai 0,54, Kamboja 0,53, dan Myanmar dengan nilai IPM 0, Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam proses pendidikan titik beratnya terletak pada pihak anak didik yaitu akan terjadi proses belajar yang merupakan interaksi dengan pengalaman-pengalamannya. Belajar mengkibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 3 Menurut teori, faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada : faktor internal & faktor eksternal, faktor internal (fisik, psikologi, bakat, minat, motivasi, kesiapan belajar, kematangan, intelegensi, perhatian), sedangkan faktor eksternal (dukungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat). 4 Aspek kognitif dapat dipengaruhi oleh kesiapan belajar mahasiswa. Kondisi mahasiswa yang siap menerima pelajaran dari guru/dosen, akan berusaha merespon atas pertanyaanpertanyaan yang telah diberikan oleh guru/dosen. Untuk dapat memberikan jawaban yang benar tentunya siswa harus mempunyai pengetahuan dengan cara membaca dan mempelajari materi terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh guru/dosen. Kondisi siswa yang sehat akan lebih mudah untuk menerima pelajaran dari guru/dosen. Dari kesiapan belajar yang siap dari mahasiswa seperti yang diatas akan menghasilkan hasil belajar yang baik. 4 Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti yang menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa Semester III di Akademi Kebidanan PKU Muhammadiyah. 5 Dengan adanya kesiapan belajar, siswa akan termotivasi untuk mengoptimalkan hasil belajarnya. Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Teori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagi fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila dikaji mengunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologi yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku. 6 Dalam proses belajar mengajar tidak bisa terlepas dari berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi dan menunjang keberlangsungannya. Salah satu penunjang utamanya adalah adanya motivasi belajar bagi peserta didik yang terstruktur dan terkonstruk dengan baik. Pembelajaran efektif, bukan membuat mahasiswa menjadi pusing akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan. 7 Siswa yang 4

4 memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memperhatikan dan berusaha untuk mengingat atas apa yang telah diajarkan oleg guru/dosen, karena semua itu untuk mencapai cita-citanya sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik. Motivasi belajar tidak hanya dipengaruhi faktor intern dari siswa saja tetapi juga dipengaruhi faktor ekstern yaitu lingkungan keluarga & lingkungan sekolah. Perhatian orang tua terhadap anaknya akan meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Sarana yang ada disekolah mempengaruhi kelancaran kegiatan belajar mengajar dan dapat memotivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi hasil belajarnya karena siswa akan berusaha untuk mencoba mengerjakan soal-soal latihan terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru/dosen. 3 Pengaruh motivasi dalam kesuksesan didukung pula oleh penelitian Arifuddin pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri Singaraja. 8 Kemudian dalam mendapatkan hasil belajar yang baik mahasiswa juga memerlukan dukungan keluarga yaitu sebagai salah satu diantara fungsi pertalian/ikatan sosial segi fungsionalnya, mencangkup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, memberikan nasehat atau informasi dan pemberian bantuan material. Sebagai fakta sosial yang sebenarnya atau sebagai kognisi individual atau dukungan yang dirasakan. 9 Pengajaran dikatakan berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar yang dicapai siswa. Sejalan dengan itu maka hasil belajar baik yang dicapai siswa, banyak dipengaruhi oleh dukungan keluarga yang sangat mendukung dalam proses pembelajaran. 10 Berdasarkan observasi penulis yang dilakukan di awal penelitian, ditemukan nilai IPK mahasiswa tingkat III Program Studi DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang tahun ajaran 013 / 014 masih banyak ditemukan kurang dari standar kelulusan yang sudah ditentukan yaitu,75. Dengan rincian nilai IPK <,75 sebanyak 57,8% dan jumlah IPK,75 sebanyak 4, %. Kondisi seperti ini menimbulkan pemikiran dan keprihatinan penulis, khususnya terhadap hasil belajar siswa. Melihat masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Hubungan antara kesiapan belajar, motivasi belajar dan dukungan keluarga terhadap hasil belajar mahasiswa tingkat III program studi DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang Tahun Ajaran 013 / 014. Dari teori yang telah dibahas sebelumnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah fisik, psikologi, intelegensi, perhatian, minat, bakat, kesiapan dan motivasi. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor eksternal adalah dukungan keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Kerangka konsep dalam penelitian ini mengacu pada teori tersebut, yang menjadi variabel bebas atau independen adalah kesiapan belajar, motivasi dan dukungan keluarga. Sedangkan variabel terikat atau dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar mahasiswa. Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara kesiapan belajar, motivasi belajar dan dukungan keluarga terhadap hasil belajar mahasiswa tingkat III program studi DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang Tahun Ajaran 013 / 014. Metode Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan cara pendekatan, observasi atau mengumpulkan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali 5

5 saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. 11 Penelitian dilakukan di ruang kuliah mahasiswi tingkat III program DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang tahun ajaran 013/014 yang beralamat di Jl.Raya Industri, Pasir Gombong, Jababeka, Cikarang, Kab.Bekasi. Penelitian dilakukan mulai pada bulan Mei 014. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Suatu populasi menunjukan pada sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian. 1 Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa tingkat III STIKes Medika Cikarang tahun ajaran 013/014 yang berjumlah 83 mahasiswa. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Accidental sampling, yaitu jumlah sampel ditentukan oleh banyaknya sampel yang hadir pada saat penelitian berlangsung. 11 Pada saat penelitian responden yang hadir sebanyak 79 orang. Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria Inklusi maupun kriteria Eksklusi. Kriteria Inklusi adalah Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan Kriteria Eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel karena menolak menjadi subjek penelitian atau yang tidak hadir pada saat penelitian (sakit atau urusan keluarga). 1 Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data mengenai variabel yang diteliti. Data yang dikumpulkan berupa data primer observasi secara langsung kepada responden melalui kuesioner dan data sekunder berupa hasil nilai IPK tingkat III. Dalam penelitian ini penulis mengambil data primer yaitu dengan menemui langsung mahasiswa DIII Kebidanan tersebut. Setelah menemui mahasiswa tersebut untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden, dan menandatangani surat persetujuan, kemudian langsung diberi kuesioner untuk diisi oleh mahasiswa DIII Kebidanan tersebut. Dalam penelitian ini penulis juga mengambil data sekunder yaitu dengan meminta hasil nilai belajar berupa IPK mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang tingkat III ke bagian BAAK. Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, kuesioner penelitian yang telah dibuat diuji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Uji validitas adalah saat indeks yang menunjukan alat ukur ini benar-benar mengkur apa yang diukur. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suat alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat. 1 Untuk menguji validitas menggunakan Product Moment Corelation melalui bantuan komputer. Uji coba dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dan validitas pertanyaan dari kuesioner yang telah dibuat. 1 Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Kuesioner ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi dan jawaban tersebut. 11 Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk lembar 4 soal dengan skala likert, dimana responden dapat memilih jawaban dengan beberapa tingkatan jawaban. Ada 5 tingkatan yang digunakan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu- 6

6 ragu (R), Tidak Setuju(TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan melalui tahapan sebagai berikut, editing, pada tahap ini dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap data yang dikumpulkan, memeriksa kelengkapan dan kesalahan. Coding, data yang sudah di edit selanjutnya diberi kode untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengolahan data berikutnya, kemudian dalam penelitian ini diberi kode 0 jika jawaban buruk (mempunyai resiko untuk mempengaruhi hasil belajar dan kode 1 jika jawaban baik ( tidak mempunyai resiko untuk mempengaruhi hasil belajar. Scoring, langkah ini untuk menilai dari hasil jawaban dalam bentuk skor, sehingga memudahkan dalam proses entry data. Entry data, merupakan proses pemindahan data dalam media komputer agar diperoleh masukan yang siap diolah menggunakan program komputer aplikasi statistik. Tabulating, memindahkan jawaban dalam bentuk kode ke dalam master tabel dengan menggunakan komputer. Cleaning data, dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan analisa lebih lanjut. Caranyan adalah memeriksa kembali untuk memastikan bahwa data bersih dari kesalahan, baik kesalahan dalam pengkodean ataupun dalam membaca kode, dan diharapkan data tersebut benarbenar telah siap dianalisa (Hidayat, 007). 11 Untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal atau tidak normal dengan menggunakan nilai skweness dan standar errornya, bila nilai skweness dibagi standar errornya menghasilkan angka diantara (- s/d ) maka distribusinya normal sehingga menggunakan titik potong mean, sedangkan bila nilai skweness dibagi standar errornya menghasilkan - atau + maka distribusinya tidak normal sehingga menggunakan titik potong median (Hidayat, 007). 11 Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari analisa univariat dan bivariat. Analisa Univariat yaitu dengan menampilkan tabel-tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran distribusi frekuensi responden menurut variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun variabel independen. Dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 010). 1 P = 100 % Keterangan : P = Presentasi f = Frekuensi n = Responden Analisa Bivariat bertujuan untuk melihat dua variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam penelitian ini untuk melihat keterkaitan antara kesiapan belajar, motivadi dan dukungan belajar terhadap hasil belajar. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan kepercayaan 95%, menggunakan bantuan perangkat lunak, program statistik SPSS versi 17 dengan rumus (Hidayat, 007). 11 X = ( 0 E ) E Keterangan : = Jumlah X = Kai kudrat O = Observasi (frekuensi teramati dari sel dan kolom) E = Expected (frekuensi teramati dari baris dan kolom) Cara membaca hasil analisa Chi Square Bivariat, Pearson Chi Square dipakai bila tabel lebih dari x misalkan 3 x, 3 x 3, dan seterusnya. Continuty Correction dipakai bila tabel x dan tidak ada nilai Expectation (E) kurang dari 5 atau kurang dari 0% jumlah sel dalam tabel. Fisher's Exact Test dipakai bila tabel x dan dijumpai nilai Expectation (E) 7

7 kurang dari 5 atau kurang dari 0% jumlah sel dalam tabel (Hidayat, 007). 11 Interpretasi data Chi Square, jika P. value < alpha 0,05 maka HO ditolak, artinya ada hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Dan jika P. value > alpha 0,05 maka HO gagal ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dan varibel terikat (Hidayat, 007). 11 ` Hasil Tabel 1 Analisa Univariat Variabel F % Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Rendah Tinggi Kesiapan Belajar Tidak Siap Siap Motivasi Tidak termotivasi Termotivasi Dukungan Keluarga Tidak Mendukung Mendukung ,0 43,0 59,5 40,5 49,4 50,6 59,5 40,5 Pada tabel 1 dapat dilihat distribusi frekuensi dari indeks prestasi kumulatif (IPK), dapat diketahui dari total 79 mahasiswa yang menjadi responden terdapat 45 mahasiswa atau 57,0 % memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) rendah atau di bawah rata-rata, sedangkan mahasiswa yang memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tinggi atau di atas ratarata sebanyak 34 mahasiswa atau 43,0 %. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat distribusi frekuensi dari kesiapan belajar, dapat terlihat dari 79 orang mahasiswa yang menjadi responden, terdapat 47 mahasiswa atau 59,5 % ada pada kategori tidak memiliki kesiapan belajar yang baik, sedangkan mahasiswa yang memiliki kesiapan belajar yang baik sebanyak 3 mahasiswa atau 40,5 %. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat distribusi frekuensi dari motivasi belajar, dapat diketahui dari 79 orang mahasiswa yang menjadi responden, proporsi mahasiswa yang bermotivasi belajar tinggi lebih banyak dibandingkan dengan proporsi mahasiswa yang bermotivasi belajar rendah, yaitu masing-masing sebanyak 40 mahasiswa atau 50,6 % untuk mahasiswa dengan motivasi tinggi dan 39 mahasiswa atau 49,4 % untuk mahasiswa yang bermotivasi rendah. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat distribusi frekuensi dari dukungan keluarga, dapat diketahui dari 79 orang mahasiswa yang menjadi responden, terbanyak pada keluarga yang tidak mendukung sebesar 47 mahasiswa atau 59,5%, sedangkan pada keluarga yang mendukung sebanyak 3 mahasiswa atau 40,5%. Tabel Analisa Bivariat IPK Variabel Tidak IPK Lulus P Lulus Value F % F % F % Kesiapan Belajar Tidak Siap 71,9 9 8, Siap 46,8 5 53, Motivasi Belajar Tidak Termotivasi Termotivasi ,8 4, , 57, ,048,904 0,016 3,444 OR CI 95% 1,11-7,587 1,348-8,797 8

8 Dukungan Keluarga Tidak Mendukung Mendukung ,1 40, ,9 59, ,09 3,118 1,4-7,940 Berdasarkan tabel, dari 79 responden yang menjadi subjek penelitian terdapat 45 orang (57,0%) yang IPK nya <,75 (tidak lulus) dan sisanya 34 orang (43,0%) yang nilai IPK nya >,75 (lulus). Dari 45 responden yang nilai IPK nya masuk dalam katagori tidak lulus terdapat 3 orang (71,9%) menunjukkan kesiapan belajarnya tidak siap dan sisanya orang (46,8%) menunjukkan kesiapan belajarnya siap. Dari 34 responden yang nilainya IPK nya masuk dalam katagori lulus terdapat 9 orang (8,1%) menunjukkan kesiapan belajarnya tidak siap dan sisanya 5 orang (53,%) menunjukkan kesiapan belajarnya siap. Hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05 (p=0,048), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mempunyai kesiapan belajar yang selalu siap memiliki kecenderungan,904 kali lebih besar untuk memperoleh IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang baik dibandingkan responden yang mempunyai kesiapan belajar yang tidak siap. Dari 79 responden yang dianalisis terdapat 45 orang (57,0%) IPK nya <,75 (tidak lulus) dan sisanya 34 orang (43,0%) yang nilai IPK nya >,75 (lulus). Dari 45 responden yang nilai IPK nya masuk dalam katagori tidak lulus terdapat 8 orang (71,8%) menunjukkan motivasi belajarnya masih kurang dan sisanya 17 orang (4,5%) menunjukkan motivasi belajarnya baik. Dari 34 responden yang nilainya IPK nya masuk dalam katagori lulus terdapat 11 orang (8,%) menunjukkan motivasi belajarnya tidak ada dan sisanya 3 orang (57,5%) menunjukkan motivasi belajarnya ada. Hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05 (p=0,016); sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar/indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memiliki kecenderungan 3,444 kali lebih besar untuk memperoleh nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang baik dibandingkan responden yang mempunyai motivasi rendah. Dari 79 responden yang dianalisis terdapat 45 orang (57,0%) IPK nya <,75 (tidak lulus) dan sisanya 34 orang (43,0%) yang nilai IPK nya >,75 (lulus). Dari 45 responden yang nilai IPK nya masuk dalam katagori tidak lulus terdapat 3 orang (68,1%) menunjukkan dukungan keluarga tidak ada dan sisanya 13 orang (40,6%) menunjukkan dukungan keluarganya ada. Dari 34 responden yang nilainya IPK nya masuk dalam katagori lulus terdapat 15 orang (31,9%) yang dukungan keluarganya tidak ada dan sisanya 19 orang (59,4%) menunjukkan dukungan keluarganya ada. Hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05 (p=0,09) ; sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan hasil belajar (Indeks Prestasi Kumulatif). Dari hasil nilai OR dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mempunyai dukungan keluarga yang baik memiliki kecenderungan 3,118 kali lebih besar untuk memperoleh IPK (Indeks Prestasi kumulatif) yang baik 8

9 dibandingkan mahasiswa yang mempunyai dukungan keluarga kurang baik. Diskusi Kesiapan Belajar Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05 (p=0,048), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mempunyai kesiapan belajar yang selalu siap memiliki kecenderungan,904 kali lebih besar untuk memperoleh IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang baik dibandingkan responden yang mempunyai kesiapan belajar yang tidak siap. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tentang seberapa hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam aktivitas pembelajaran, baik dikelas, sekolah maupun diluar sekolah. Hasil belajar itu sendiri dipengaruhi oleh keadaan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam belajar, kualitas pengajaran yang diterima siswa dan cara pengelolaan proses interaksi kegiatan yang dilakukan oleh dosen (Islamuddin, 01). 3 Rendahnya hasil belajar mahasiswa disebabkan oleh banyak faktor. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang baik, karena pada prinsipnya setiap mahasiswa mempunyai peluang untuk mencapai kinerja akademik yang optimal. Banyak faktor yang berperan dalam prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat di dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi aspek prikologi, sedangkan faktor eksternal yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial (Slameto, 010). 4 Hasil belajar mahasiswa merupakan hal yang sangat penting sebagai indikator peningkatan dunia pendidikan karena merupakan cerminan pendidikan sebuah institusi yang pada akhirnya akan berdampak pada kualitas lulusannya. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari jasmani, psikologi dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal dukungan keluarga, sekolah/kampus, dan masyarakat. Mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon (Slameto, 010). 4 Ada orang yang mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk memberi response atau bereaksi atau berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu (Syah, 011). Tes Kesiapan adalah adalah suatu tes yang dilakukan untuk mengetahui keseluruhan kondisi seseorang (aspek kognitif, aspek afektif, serta psikomotor) dalam merespon suatu stimulus yg akan diberikan, guna tercapainya tujuan pengajaran tertentu (Adidharma, 010). 13 Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, dengan kesiapan belajar yang tidak siap maka hasil belajar yang diperoleh pun kurang, karena kesiapan belajar dapat menimbulkan dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau bersikap sesuai dengan rangsangan yang ada. Motivasi Hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05 (p=0,016); sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa mahasiswa 8

10 yang mempunyai motivasi belajar tinggi memiliki kecenderungan 3,444 kali lebih besar untuk memperoleh IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang baik dibandingkan responden yang mempunyai motivasi rendah. Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi unuk belajar. Menurut Mc. Donald yang dikutip Sardiman (011) motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 6 Motivasi adalah suatu daya penggerak / pendorong dalam diri seseorang yang erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai (Slameto, 010). 4 Dalam penelitian yang lalu oleh Damayanti (009), tentang hubungan motivasi, minat dan suasana belajar dengan indeks prestasi mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Sismadi tahun akademik 007/008, yang memiliki indeks prestasi belajar kurang sebanyak 10 mahasiswa (18,5%) dan indeks prestasi belajar baik sebanyak 44 mahasiswa (81,5%). 14 Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Hartini Siregar, 010). 15 Keadaan internal organisme manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu atau bertingkah laku secara berarah (Syah, 011). Motivasi adalah sebagai suatu pendorong yang mengubah energy dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Islamuddin, 011). 3 Penelitian tentang kesiapan dan motivasi belajar sudah banyak dilakukan, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Arifin tentang upaya peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran sosiologi. Bahwa peserta didik yang malas itu disebabkan karena tidak adanya insentif yang menarik bagi dirinya. Dan ia pun tidak merasakan perasaan yang menyenangkan dari pembelajaran. Insentif dan perasaan yang menyenangkan menjadi dorongan yang berarti bagi peserta didik. Guru biasa memberi insentif berupa pujian atau kesempatan melakukan pekerjaan lain. Pujian secara psykologis mempunyai nilai bagi siswa, dibandingkan dengan cara menegur ketika siswa tidak mau belajar dengan cara marah-marah dan berkomentar dengan meremehkan siswa. Guru harus mencari bagaimana caranya menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat pembelajaran berlangsung. 16 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi siswa, antara lain, ciptakan suasana yang menyenangkan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kembangkan kemampuan anak secara maksimal melalui pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kemampuan berfikir tingkat tinggi seperti berfikir analitis, kritis, dan pemecahan masalah. Ciptakan pembelajaran yang terbuka agar berkembang kemampuan berfikir kreatif anak. Ciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan sesuatu kemampuan belajar berkembang. Berdasarkan hasil penelitian yang disampaikan mengenai motivasi belajar antara lain penelitian Kulase Kanto menunjukan bahwa motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa dan penelitian Sukoco, sebagaimana yang dikutip oleh Hutabarat, meneliti hubungan antara motivasi belajar dengan kemampuan pengembangan ilmu kemahasiswaan, hasilnya menunjukan adanya hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan pengembangan 9

11 ilmu, hal ini diperkuat oleh Hutabarat yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna abtara motivasi belajar dengan kesiapan mengajar. Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, dengan motivasi yang rendah hasil belajar yang diperoleh pun rendah, karena motivasi dapat menimbulkan dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau bersikap sesuai dengan rangsangan yang ada. Dalam hal ini sebaiknya dosen berusaha membangkitkan motivasi belajar dengan cara menerapkan teknik pembelajaran yang bervariasi dengan tujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi mahasiswa, sehingga mendorong mahasiswa untuk menyukai pembelajaran tersebut. Dukungan Keluarga Hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05 (p=0,09) ; sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan Hasil Belajar (IPK). Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mempunyai dukungan keluarga baik memiliki kecenderungan 3,118 kali lebih besar untuk memperoleh IPK (Indeks Prestasi kumulatif) yang baik dibandingkan responden yang mempunyai dukungan keluarga tidak baik Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda beda dalam berbagai tahap tahap siklus kehidupan. Misalnya jenis jenis dan kuantitas dukungan dalam fase perkawinan (sebelum sebuah pasangan muda mendapatkan anak). Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Budiningsih, 006). 17 Dukungan sosial keluarga memacu kepada dukungan dukungan sosial yang di pandang oleh anggota keluarga sebgai sesuatu yang dapat di akses / diadakan untk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan seperti dukungan dari orang tua dan dari saudara kandung, atau dukungan keluarga eksternal (jaringan kerja keluarga itu sendiri) (Zaini, 008). 10 Dukungan keluarga juga sebagai satu diantara fungsi pertalian / ikatan segi fungsionalnya mencangkup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, memberi nasihat atau informasi, pemberian bantuan material. Sebagai fakta yang sebenarnya sebagai / kognisi individual atau dukungan yang dirasakan melawan dukungan yang diterima. Dukungan keluarga terdiri atas informasi atau nasihat verbal atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima (Sudjana, 007). 9 Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan biasa atau digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga itu sangat penting peranannya dalam proses pembelajaran sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik dengan kualitas pendidikan yang baik pula. Daftar Pustaka 1 UNDP. Human Development Report. e/search.html?q=human+development+ind ex. 011, diakses 31 Oktober 01 Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan, Pendekatan Baru. Bandung : Remaja 10

12 Rosda Karya Islamuddin, Haryu. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Belajar Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Wijayanti. Hubungan Kesiapan Belajar dan Kecemasan dengan Prestasi Belajar Mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi dan Balita pada mahasiswa Semester III di Akademi Kebidanan PKU Muhammadiyah. Tesis. Surakarta : Program Pasca Sarjana UNS Sardiman, A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Refika Aditama Arifuddin. Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMAN Singaraja. Skripsi. Denpasar : Fakultas Pendidikan Udayana Sudjana, N. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Zaini, Hisyam, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pusta Insan Madani Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Putra, Adi Dharma. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Dunia Pustaka Jaya Damayanti, Wulan. Hubungan Motivasi, Minat, Suasana Belajar dengan Hasil Belajar mahasiswa semester II AKBID Sismadi tahun 007/008. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UNPAD Siregar, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia Arifin. Upaya Peningkatan Motivasi siswa dalam pembelajaran sosiologi. Skripsi. Jakarta: Fakultas Pendidikan UNJ Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajar. Jakarta : Rineka Cipta

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 2 Desember 2014

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 2 Desember 2014 HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR, MOTIVASI, LINGKUNGAN FISIK KAMPUS DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT III PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES MEDIKA CIKARANG TAHUN 2014 Eviana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : IRA WIBOWO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : IRA WIBOWO HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN 1A MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : IRA WIBOWO 201310104239

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NISA RIZKI NURFITA 201210104311

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Desain atau pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI 1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I DAN II PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (STUDI KASUS STIT-YAPTIP PASAMAN BARAT) Nia Satrian 1 ABSTRACT

PENGARUH MOTIVASI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (STUDI KASUS STIT-YAPTIP PASAMAN BARAT) Nia Satrian 1 ABSTRACT PENGARUH MOTIVASI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (STUDI KASUS STIT-YAPTIP PASAMAN BARAT) Nia Satrian 1 ABSTRACT This study aims to determine the effect of motivation and family

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN PRESTASI MAHASISWA Menik Sri Daryanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta E-mail:meniksridaryanti@gmail.com Abstract: This study aimed to analyze the relationship between the learning

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR Ela Yunistia, Yon Rizal, Nurdin Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl.Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro This study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU Erli Zainal Quality education is determined by students' learning achievement

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 HUBUNGAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Gita Pratiwi Nugrahani 201210104296

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Di Susun Oleh : Dewi Kusumawardani Nim:

NASKAH PUBLIKASI. Di Susun Oleh : Dewi Kusumawardani Nim: HUBUNGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIV BIDAN PENDIDIK REGULAR SEMESTER I DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya 116 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana pengukuran faktor-faktor yang menimbulkan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP KEBIDANAN MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES BINAWAN

HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP KEBIDANAN MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES BINAWAN HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP KEBIDANAN MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES BINAWAN Mella Yuria RA *, Dedeh Kurniasih, Yuliana Rahmawati *Program Studi Kebidanan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

HUBUNGAN HASIL SIPENMARU, MINAT DAN MOTIVASI DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN TINGKAT III STIKES MEDIKA CIKARANG TAHUN 2014

HUBUNGAN HASIL SIPENMARU, MINAT DAN MOTIVASI DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN TINGKAT III STIKES MEDIKA CIKARANG TAHUN 2014 HUBUNGAN HASIL SIPENMARU, MINAT DAN MOTIVASI DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN TINGKAT III STIKES MEDIKA CIKARANG TAHUN 24 Lina Mardianti, SST Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Medika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini

Lebih terperinci

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011 ABSTRACT Yuni Widiastuti 1, Zulharman 2, Devi Risma 3 Student academic learning achievement

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG Citra Ayuh Darty * Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih

Lebih terperinci

SKRIPSII. Yogyakarta

SKRIPSII. Yogyakarta HUBUNGAN MINAT MENJADI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA SEMESTER VI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA SKRIPSII Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN MOTIVASI MENJADI BIDAN MAHASISWA KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN MOTIVASI MENJADI BIDAN MAHASISWA KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN MOTIVASI MENJADI BIDAN MAHASISWA KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Inggar Ratna Kusuma 1 1 Dosen Program Studi Kebidanan Diploma III Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Dukungan Sosial Keluarga HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR the correlation of family social support with learning achievement Isabella Rahmawati 1, Bhisma Murti 2, Nunuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta ANALISIS AKTOR-AKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN PERSALINAN II PADA MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 3 NASKAH

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif 22 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keywords: Learning Environment, Students Learning Motivation and Students Learning Interest

PENDAHULUAN. Keywords: Learning Environment, Students Learning Motivation and Students Learning Interest HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI Nova Asvio Mahasiswa Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015 HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JALUR UMUM PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG Endang Astiriyani Jurusan Kebidanan POLTEKKES Kemenkes Tasikmalaya email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik cross sectional. Yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari hubungan pengetahuan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR Mela Marzuki, Erlina Rupaidah, Nurdin Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro This study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan menganalisis untuk mencari hubungan antar variabel melalui pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM 1 HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU WAN NURHAMIDAH Dibawah bimbingan : Suarman Rina Selva Johan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM 1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1 PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1 Prodi D-III Kebidanan Fakultas ilmu kesehatan, Universitas pesantren tinggi Darul Ulum jombang

Lebih terperinci

*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK

*Korespondensi Penulis. Telp: ,   ISSN: ABSTRAK HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PADA MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Sismeri Dona 1, Ravenalla Abdurrahman A.S.P.S

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan survei analitik yang mana penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner, serta terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif untuk melihat hubungan antara gejala dengan gejala lain, atau variabel dengan variabel lain (Notoatmojo, 2002).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT 207 PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT Lestariningsih 1, Baqiyatus Sholichah 2 1,2 STKIP PGRI Sidoarjo e-mail: 1) lestariningsih@stkippgri-sidoarjo.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Wahyu Nofiansyah Pendidikan Matematika, STKIP Kumala Lampung Metro Email : Epsilon_bialfa@yahoo.com Abstract The purpose

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif corelasi yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik. Metode yang digunakan adalah survey, melalui wawancara dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA i HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Minat belajar sejarah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode penelitian yang digunakan adalah study komparatif yang bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian. Desain penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mahdalena, Faridha BD (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this research is: knowing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Rancangan penelitian ini adalah studi korelasi karena pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci