FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG Citra Ayuh Darty * Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang Jalan R. A. Abusamah No.2663, Sukajaya, Sukarami, Suka Bangun, Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan budimulia_03@yahoo.com ABSTRAK Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu. Belajar merupakan proses yang penting dalam pendidikan, bahkan tidak jarang hasil akhir dari pendidikan ditentukan oleh proses belajar mengajar. Di Program Studi DIII Kebidanan MH Thamrin hasil evaluasi belajar mata kuliah anatomi mengalami penurunan tahun akademik 2009/2010 dari 160 mahasiswa 100% tidak lulus sebelum dilakukan remedial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan hasi evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariant dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariant dengan menggunakan uji chi square. Tehnik pengumpulan data dengan metode dokumentasi dan penyebaran kuisioner terhadap 79 mahasiswa semester III tingkat II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 79 mahasiswa yang lulus sebanyak 19 mahasiswa (24,1%), dan tidak lulus sebanyak 60 mahasiswa (75,9%). Dari hasil analisis bivariant terhadap 5 variabel independent didapakan 3 variabel yang behubungan dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi yaitu lingkungan, sarana dan fasilitas, serta guru/dosen sedangkan variabel motivasi dan minat tidak berhubungan dengan hasil evaluasi belajar. Saran perlu adanya perbaikan terhadap mutu proses pendidikan menyediakan sarana dan fasilitas yang lengkap, yang dapat menunjang mahasiswa dalam belajar, menciptakan kondisi lingkungan belajar yang nyaman sehingga mahasiswa dapat menerima pelajaran dengan baik,serta guru /dosen hendaknya mampu menerapkan metode yang tepat untuk menyampaikan materi sehingga apa yang disampaikan kepada mahasiswa dapat diterima dengan baik. Kata kunci : Faktor faktor yang berhubungan dengan hasil evaluasi belajar PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan juga merupakan kunci keberhasilan dalam pembangunan. Berhasil tidaknya pembangunan nasional ditentukan oleh kualitas manusia itu sendiri. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar dalam persaingan di era globalisasi sekarang ini. Oleh karena itu pendidikan dituntut mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi. Masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini adalah mutu dan kualitas pendidikan yang sangat rendah. Dampak dari rendahnya kualitas pendidikan adalah rendahnya mutu sumber daya manusia, sehingga menimbulkan rendahnya produktivitas dan rendahnya daya saing. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 18

2 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, dalam sistem pendidikan tinggi. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini melalui proses belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. (Djamarah,2008) Belajar mengajar merupakan proses yang penting dalam pendidikan, bahkan tidak jarang hasil akhir dari pendidikan di tentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajarannya, namun selain guru sebagai pemegang peran utama banyak faktor faktor lain yang menentukan keberhasilan keberhasilan dalam proses belajar. Menurut Noehi dalam Djamarah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar meliputi faktor eksternal yang berasal luar diri manusia dan faktor internal yang berasal dari dalam diri manusia. faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, Sedangkan Fakor internal terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, dan motivasi yang merupakan suatu proses. Sedangkan hasil dari proses atau output adalah menyangkut hasil evaluasi belajar yang akan menentukan prestasi belajar. Evaluasi belajar adalah suatu proses untuk menentukan sampai sejauh mana tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa dalam hubungannya dengan keseluruhan proses belajar mengajar saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan Purwanto, (2009). Program Studi Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mohammad Husni Thamrin adalah salah satu lembaga pendidikan swasta yang menyelenggarakan Program Diploma III Kebidanan yang mempunyai tugas utama menghasilkan tenagatenaga bidan profesional. Dalam kurikulum proses pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Program Studi Kebidanan ada beberapa mata kuliah di antaranya Mata kuliah Berkehidupan Bersama (MBB), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata kuliah Perilaku Berkarya (MPB), Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 19

3 Mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya. Mata kuliah anatomi merupakan salah satu mata kuliah keilmuan dan keterampilan yang merupakan dasar atau penunjang untuk mengikuti mata kuliah kebidanan lain, karena mata kuliah anatomi mempunyai hubungan dengan semua cabang ilmu yang berkaitan dengan belajar struktur tubuh, sehingga memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami hubungan system tubuh manusia yang berkaitan dengan proses pembelajaran lainnya, sehingga jika kurang memahami mata kuliah anatomi maka biasanya akan mengalami kesulitan untuk proses belajar selanjutnya. Di Program Studi DIII Kebidanan STIKes MH. Thamrin, belum pernah dilakukan evaluasi hasil belajar mata kuliah anatomi. Hasil evaluasi belajar mata kuliah anatomi mengalami penurunan. Pada tahun akademik 2009/2010 dari 160 mahasiswa 100% tidak lulus sebelum dilakukan remedial, tahun akademik 2008/2009 dari 143 mahasiswa hanya 24 mahasiswa (16,7%) yang lulus dengan nilai terendah 22 dan nilai tertinggi 72. Dalam kaitan pentingnya mata kuliah anatomi di Program studi kebidanan dan untuk meningkatkan hasil evaluasi belajar mahasiswa maka perlu diketahui penyebab rendahnya hasil belajar mata kuliah anatomi. Berdasakan uraian latar belakang maka penulis tertarik untuk meneliti faktor faktor yang berhubungan dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi di Program Studi Kebidanan MH. Thamrin Tahun Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan hasil evalusi belajar mata kuliah Anatomi di Program Studi Kebidanan MH. Thamrin pada tahun Sementara tujuan khususnya adalah untuk mengetahui a. Gambaran variabel hasil evaluasi belajar anatomi, lingkungan, sarana dan fasilitas, guru, motivasi dan minat di Program Studi DIII Kebidanan STIKes MH. Thamrin pada tahun b. Hubungan antara lingkungan, sarana dan fasilitas, guru/dosen, motivasi, serta minat dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah Anatomi di Program Studi DIII Kebidanan STIKes MH. Thamrin pada tahun METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu data yang diteliti di jelaskan atau di deskripsikan kemudian dianalisa dan dicari hubungan antar variable independen dan variabel dependen. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel dependen, dan variable independen diukur atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu bersamaan. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat II semester III di Prodi DIII Kebidanan STIKES MH.Thamrin pada tahun 2015 yang berjumlah 164 mahasiswa yang terbagi dalam kelas A (42 mahasiswa), kelas B (39 mahasiswa), kelas C (41 mahasiswa), kelas D (42 mahasiswa). Pengambilan sampel secara accidental sampling yaitu dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 orang mahasiswa kelas C dan kelas D karena kelas A dan B sedang berada di lahan praktek. Menurut Lameshow dalam Notoatmojo. S, 2010) untuk Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 20

4 mengetahui besaran sampel yang sesuai maka digunakan uji hipotesis beda dua proporsi. (P1-P2) Teknik Pengolahan dan Analisa Data Setelah data yang diharapkan terkumpul dilakukan pengolahan data dengan tahapan Editing, Coding, Entry data, Cleaning dan Tabulasi. Penelitian ini menggunakan dua analisa dengan bantuan sofware SPSS versi 18.0 yaitu : a. Analisa univariat. Analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel faktor-faktor yang berhubungan (lingkungan, sarana dan fasilitas, guru/dosen, motivasi dan minat) dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi dari hasil penelitian. Analisis univariant disajikan dengan membuat tabel distribusi dan persentase dari tiap variabel. b. Analisa Bivariat. Analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi menggunakan tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (lingkungan, sarana dan fasilitas, guru/dosen, motivasi, dan minat) dan variabel terikat (hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi). Analisis hubungan yang dipakai adalah uji ChiSquare (X2). HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat Lingkungan Tabel-1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkungan di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang tahun 2015 Lingkungan Frekuensi % Baik 28 35,4 Buruk 51 64,6 Berdasarkan data diatas menunjukan hasil dari 79 responden yang menyatakan lingkungan baik sebanyak 28 mahasiswa (35,4%) dan 51 mahasiswa (64,6%) menyatakan lingkungan buruk. Sarana dan fasilitas Tabel-2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sarana dan Fasilitas di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang tahun 2015 Sarana dan Fasilitas Frekuensi % Baik 31 39,2 Buruk 48 60,8 Berdasarkan data diatas menunjukan hasil dari 79 responden yang menyatakan sarana dan fasilitas baik sebanyak 31 mahasiswa (39,2%) dan 48 mahasiswa (60,8%) menyatakan sarana dan fasilitas buruk. Guru/ Dosen Tabel-3. Distribusi Frekuensi Rresponden Berdasarkan Guru/Dosen di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang tahun 2015 Guru/ Dosen Frekuensi % Baik 37 46,8 Kurang baik 42 53,2 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 21

5 Berdasarkan data diatas menunjukan hasil dari 79 responden yang menyatakan pengajaran dosen baik sebanyak 37 mahasiswa (46,8%) dan 42 mahasiswa (53,2%) menyatakan pengajaran dosen kurang baik. Motivasi Tabel-4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang, 2015 Motivasi Frekuensi % Tinggi Rendah Berdasarkan data diatas menunjukan hasil dari 79 responden yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 34 mahasiswa (43%) dan 45 mahasiswa (57%) memiliki motivasi rendah. Minat Tabel-5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Minat di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang, 2015 Minat Frekuensi % Tinggi 36 45,6 Rendah 43 54,4 Berdasarkan data diatas menunjukan hasil dari 79 responden yang memiliki minat tinggi sebanyak 36 mahasiswa (45,6%) dan sebagian besar 43 mahasiswa (54,4%) menujukkan minat rendah. Hasil Evaluasi Belajar Mata Kuliah Anatomi Tabel-6. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Hasil Evaluasi Belajar terhadap Mata Kuliah Anatomi di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang Tahun 2015 Hasil evaluasi belajar mata kulian anatomi Frekuensi % Lulus 19 24,1 Tidak lulus 60 75,9 Berdasarkan data diatas menunjukan hasil dari 79 responden yang lulus pada mata kuliah anatomi sebanyak 19 mahasiswa (24,1%) dan sebagian besar 60 mahasiswa (75,9%) tidak lulus pada mata kuliah anatomi. 2. Analisa Bivariat Hubungan antara lingkungan dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Tabel-7. Hubungan antara Lingkungan dengan Hasil Evaluasi Belajar terhadap Mata Kuliah Anatomi di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang Tahun 2015 Hasil evaluasi Total P- Value OR Lingkungan Lulus Tidak lulus ( CI 95%) f % f % f % 4,714 Baik 12 42, , buruk 7 13, , ,009 1,579-14,074 Total 19 24, , Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden yang lulus menyatakan lingkungan baik lebih besar sebanyak 12 mahasiswa (42,9%), dibandingkan dengan yang menyatakan lingkungan buruk sebanyak 7 mahasiswa (13,7%), sebaliknya responden yang tidak lulus yang menyatakan lingkungan baik lebih sedikit berjumlah 16 (26,7%), dibandingkan dengan mahasiswa yang menyatakan lingkungannya buruk sebanyak 44 mahasiswa (86,3%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p=0,009 berarti p<0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 22

6 membuktikan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat bahwa lingkungan buruk memiliki peluang 4,714 untuk mendapatkan hasil evaluasi tidak lulus dibandingkan dengan lingkungan baik dengan Confidence Interval antara 1,579-14,074. Hubungan antara sarana dan fasilitas dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Tabel-8. Hubungan antara Sarana dan Fasilitas dengan Hasil Evaluasi Belajar terhadap Mata Kuliah Anatomi di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang Tahun 2015 Sarana dan fasilitas Hasil evaluasi Total P- Value OR Lulus Tidak lulus ( CI 95%) f % f % f % Baik 14 45, , Buruk 5 10, , ,001 2,208-22,713 Total 19 24, , Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden lulus yang menyatakan sarana dan fasilitasnya baik lebih besar sebanyak 14 mahasiswa (45,2%), dibandingkan dengan yang menyatakan sarana dan fasilitas nya buruk sebanyak 5 mahasiswa (10,4%), sebaliknya responden yang tidak lulus menyatakan sarana dan fasilitas baik lebih sedikit sebanyak 17 (54,8%) mahasiswa dibandingkan dengan mahasiswa menyatakan sarana dan fasilitas buruk sebanyak 43 mahasiswa ( 89,6%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p=0,001 berarti p<0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara sarana dan fasilitas dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa sarana dan fasilitas buruk memiliki peluang 7,082 untuk mendapatkan hasil evaluasi tidak lulus dibandingkan dengan sarana dan fasilitas baik dengan Confidence Interval antara 2,208-22,713. Hubungan antara guru/ dosen dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Tabel-9. Hubungan antara Guru / Dosen dengan Hasil Evaluasi Belajar terhadap Mata Kuliah Anatomidi Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang Tahun 2015 Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden lulus menyatakan guru /dosen baik lebih besar sebanyak 14 mahasiswa (37,8%) dibandingkan dengan yang menyatakan dosen kurang baik sebanyak 5 mahasiswa (11,9%) sebaliknya dari responden yang tidak lulus yang menyatakan dosen baik lebih sedikit yaitu 23 mahasiswa (62,2%) dibandingkan yang menyatakan dosen kurang baik sebanyak 37 mahasiswa (88,1%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p = 0,015 berarti p<0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara guru /dosen dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa guru/dosen kurang baik memiliki peluang 4,054 untuk mendapatkan hasil evaluasi tidak lulus dibandingkan dengan guru/dosen baik dengan Confidence Interval antara 1,432-14,170. 7,082 Guru / Dosen Hasil evaluasi Total P- Value OR Lulus Tidak lulus ( CI 95%) f % f % f % Baik 14 37, , ,054 Kurang baik 5 11, , ,015 1,432- Total 19 24, , ,170 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 23

7 Hubungan antara motivasi dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Tabel-10. Hubungan antara Motivasi dengan Hasil Evaluasi Belajar terhadap Mata KuliahAnatomi di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang Tahun 2015 Motivasi Hasil evaluasi Total P- Value OR Lulus Tidak lulus ( CI 95%) f % f % f % Tinggi 8 23, , Rendah 11 24, , Total 19 24, , Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden lulus motivasinya tinggi sebanyak 8 mahasiswa (23,5%) dibandingkan dengan yang memiliki motivasi rendah sebanyak 11 mahasiswa (24,4%) sedangkan responden yang tidak lulus yang memiliki motivasi tinggi lebih besar sebanyak 26 mahasiswa (76,5%), dibandingkan dengan yang motivasinya rendah sebanyak 34 mahasiswa (75,6%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p=1,0 berarti p>0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho gagal ditolak. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa motivasi rendah memiliki peluang 0,951 untuk mendapatkan hasil evaluasi tidak lulus dibandingkan motivasi tinggi dengan Confidence Interval antara 0,335-2,702. Hubungan antara minat dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Tabel-11. Hubungan antara Minat dengan Hasil Evaluasi Belajar terhadap Mata Kuliah Anatomi di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang Tahun 2015 Minat Hasil evaluasi Total P- Value OR Lulus Tidak lulus f % f % f % Tinggi 10 27, , Rendah 9 20, , Total 19 24, , Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden yang lulus yang memiliki minat tinggi lebih besar sebanyak 10 mahasiswa (27,8%) dibandingkan dengan yang memiliki minat rendah sebanyak 9 mahasiswa (20,9%), sebaliknya responden yang tidak lulus yang memiliki minat tinggi lebih sedikit sebanyak 26 (72,2%), dibandingkan dengan minat rendah sebanyak 34( 79,1%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p = 0,65 berarti p>0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho gagal ditolak. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara minat dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa minat rendah memiliki peluang 1,453 untuk mendapatkan hasil evaluasi tidak lulus dibandingkan minat tinggi dengan Confidence Interval antara 0,516-4,091. PEMBAHASAN Gambaran hasi evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi Hasil penelitian mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anantomi di Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang menunjukan bahwa dari 79 responden yang lulus 19 mahasiswa (24,1%), dan yang tidak lulus sebanyak 60 mahasiswa (75,9%). Ini menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak lulus. Hal ini kemungkinan 1,0 0,65 0,951 0,335-2,702 ( CI 95%) 1,453 0,516-4,091 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 24

8 bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hasil evaluasi belajar. Menurut Noehi dalam Djamarah (2008), faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar diantaranya factor ekstern diantaranya yaitu lingkungan, sarana dan fasilitas, guru /dosen dan faktor intern yaitu keadaan fisiologis dan psikologis termasuk motivasi, minat, bakat dan kecerdasan. Hubungan antara lingkungan dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Pada tabel d.7 didapatkan hasil bahwa responden yang lulus menyatakan lingkungan baik lebih besar sebanyak 12 mahasiswa (42,9%), dibandingkan dengan yang menyatakan lingkungan buruk sebanyak 7 mahasiswa (13,7%), sebaliknya responden yang tidak lulus yang menyatakan lingkungan baik lebih sedikit berjumlah 16 (13,7%), dibandingkan dengan mahasiswa yang menyatakan lingkungannya buruk sebanyak 44 mahasiswa (86,3%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p = 0,009 berarti p <0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa lingkungan baik memiliki peluang 4,714 untuk mendapatkan hasil evaluasi lulus dibandingkan dengan lingkungan buruk. Hubungan antara sarana dan fasilitas dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Pada tabel d.8 didapatkan hasil bahwa responden lulus yang menyatakan sarana dan fasilitasnya baik lebih besar sebanyak 14 mahasiswa (45,2%) dibandingkan dengan yang menyatakan sarana dan fasilitas nya buruk sebanyak 5 mahasiswa (10,4%), sebaliknya responden yang tidak lulus menyatakan sarana dan fasilitas baik lebih sedikit sebanyak 17 (54,8%) mahasiswa dibandingkan dengan mahasiswa menyatakan sarana dan fasilitas buruk sebanyak 43 mahasiswa (89,6%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p = 0,001 berarti p<0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara sarana dan fasilitas dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa sarana dan fasilitas baik memiliki peluang 7,082 untuk mendapatkan hasil evaluasi lulus dibandingkan dengan sarana dan fasilitas buruk. Hubungan antara Guru / dosen dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Pada tabel d.9 didapatkan hasil bahwa responden lulus menyatakan guru /dosen baik lebih besar sebanyak 14 mahasiswa (37,8%) dibandingkan dengan yang menyatakan dosen kurang baik sebanyak 5 mahasiswa (11,9%) sebaliknya dari responden yang tidak lulus yang menyatakan dosen baik lebih sedikit yaitu 23 mahasiswa (62,2%) dibandingkan yang menyatakan dosen kurang baik sebanyak 37 mahasiswa (61%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p=0,015 berarti p<0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara guru/dosen dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa guru/dosen baik memiliki peluang 4,054 untuk mendapatkan hasil evaluasi lulus dibandingkan dengan guru / dosen kurang baik. Hubungan antara motivasi dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Berdasarkan tabel d.10 didapatkan hasil bahwa responden lulus yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 8 mahasiswa (23,5%) dibandingkan dengan yang memiliki motivasi rendah sebanyak 11 mahasiswa (24,4%) sedangkan responden yang tidak Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 25

9 lulus yang memiliki motivasi tinggi lebih sedikit sebanyak 26 mahasiswa (76,5%) dibandingkan dengan yang motivasinya rendah sebanyak 34 mahasiswa (75,6%). Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p=1,0 berarti p>0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho gagal ditolak. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa motivasi tinggi memiliki peluang 0,951 untuk mendapatkan hasil evaluasi lulus dibandingkan motivasi rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi dan mahasiswa yang mempunyai motivasi rendah secara signifikan tidak berbeda jauh. Ini menunjukan bahwa motivasi tidak ada kaitanya dengan hasil belajar, hal ini kemungkinan disebabkan adanya faktor lain yang lebih dominan. Pernyataan ini didukung oleh Purwanto (2009), bahwa didalam proses belajar mengajar faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian hasil (output) adalah faktor instrumental input yaitu faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan terdiri dari kurikulum, bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas serta manajemen yang berlaku, dibanding dengan raw input yaitu siswa yang memilki karakteristik tertentu baik keadaan fisiologis maupun psikologis termasuk motivasinya. Pernyataan ini tidak sesuai dengan pendapat Suciati dalam Richard (2007), yang menyatakan bahwa motivasi berprestasi mempunyai kontribusi terhadap prestasi belajar. Ini berarti bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh motivasi. Hubungan antara minat dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Berdasarkan table d.11 didapatkan hasil bahwa responden yang lulus yang memiliki minat tinggi lebih besar sebanyak 10 mahasiswa (27,8%) dibandingkan dengan yang memiliki minat rendah sebanyak 9 mahasiswa (20,9%), sebaliknya responden yang tidak lulus yang memiliki minat tinggi lebih sedikit sebanyak 26 (72,2%) dibandingkan dengan minat rendah sebanyak 34 (79,1%). Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa minat tinggi memiliki peluang 1,453 untuk mendapatkan hasil evaluasi lulus dibandingkan minat rendah. Hasil uji statistik (Chi Square) didapatkan nilai p = 0,65 berarti p>0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho gagal ditolak. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara minat dengan hasil evaluasi belajar terhadap mata kuliah anatomi. Hal ini dimungkinkan ada faktor yang lebih dominan. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Purwanto (2010), yang menyatakan bahwa faktor yang lebih berperan dan sangat menentukan dalam pencapaian hasil belajar adalah faktor instrumental yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana dan fasilitas serta manajemen dibandingkan dengan minat, namun penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Nurkholis (2006), yang menyatakan bahwa semakin tinggi minat pada diri siswa untuk belajar akan diikuti dengan prestasi yang dicapai begitupula sebaliknya. KESIMPULAN 1. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi hasil dan proses belajar terhadap mata kuliah anatomi meliputi faktor lingkungan, sarana dan fasilitas, guru atau dosen, motivasi dan minat 2. Hasil evaluasi belajar mata kuliah anatomi di Prodi D IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan dari 79 mahasiswa yang lulus sebanyak 24,1% dan sebagian besar tidak lulus sebanyak 75,9%. 3. Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan, sarana dan fasilitas,serta guru /dosen terhadap hasil evaluasi belajar mata kuliah anatomi. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 26

10 4. Tidak ada hubungan antara motivasi dan minat terhadap hasil evaluasi belajar mata kuliah anatomi. DAFTAR PUSTAKA Djamarah,Syaiful,Bahri Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Djamarah,Syaiful,Bahri Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Esti, Sri W. 2009, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia Widisarana Indonesia. Machfoedz,Ircham Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.Yogyakarta: Fitramaya Munadi, Yudhi Media Pembelajaran. GP Press Notoatmodjo, Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurkholis, Agus Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa kelas VIII MTs Nursalam.Semarang: Skripsi, Universitas Negeri Semarang. Purwanto, Ngalim Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Putri, Aulia kurnianing.2010.hubungan Lingkungan Belajar di Institusi Pendidikan dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasisiwa Program DIII Kebidanan STIKes Aisyiyah. Surakarta:Skripsi.Universitas Sebelas Maret. Richard, Suhatmy. (2008).Hubungan Motivasi Prestasi dan Kemampuan Awal dengan Hasil Belajar PPL Mahasiswa STIKIP Purnama. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sugiyono,2015.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Setiadi, Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sardiman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Sagala,Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Usman, Uzer Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen Yuliana.2009.Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa Program Keahlian akuntansi di SMK Bhakti Mulia.Skripsi. Sekilas Tentang Penulis : * Citra Ayuh Darty, SST, M.Kes adalah dosen pada Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih Palembang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Evaluasi Belajar... 27

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK

*Korespondensi Penulis. Telp: ,   ISSN: ABSTRAK HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PADA MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Sismeri Dona 1, Ravenalla Abdurrahman A.S.P.S

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN LINGKUNGAN KAMPUS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Ummy Safinah M 201410104019 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN

PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Dinamika Kesehatan Vol.5 No.02.Desember 2014 PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN * Dwi Sogi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa, karena pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Hasil Belajar

ABSTRAK. Kata Kunci : Hasil Belajar FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN TAHUN AKADEMIK 2013-2014 DI STIKES MITRA RIA HUSADA TAHUN 2015 Lailatunnikmah

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 Marinawati¹, Gustien²* ¹STIKes Prima Prodi Kebidanan 2

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik cross sectional. Yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional, dimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal paling penting untuk menunjang kemajuan bangsa di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting untuk menunjang kemajuan suatu bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari penyelenggaraan pendidikan yang diadakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH Yulisa 1*) 1 Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, Aceh *

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Siti Difta Rahmatika

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X DI SMA PPMI ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Vol.18 No. 2 Halaman Juni-Desember 2015 ISSN :

Jurnal Teknologi Vol.18 No. 2 Halaman Juni-Desember 2015 ISSN : HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II (PERSALINAN) MAHASISWA D4 BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS NASIONAL Andi Julia Rifiana 1), Nur arifah Hakim 2)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN PEMBIMBING AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II D- III KEBIDANAN STIKES RANAH MINANG PADANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PERAN PEMBIMBING AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II D- III KEBIDANAN STIKES RANAH MINANG PADANG TAHUN 2014 HUBUNGAN PERAN PEMBIMBING AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II D- III KEBIDANAN STIKES RANAH MINANG PADANG TAHUN 2014 Oleh: Afrida Sriyani dan Ririn Rosadi STIKes RANAH MINANG PADANG Abstract

Lebih terperinci

dalam suatu pendapat yang perumusanya bermacam-macam.

dalam suatu pendapat yang perumusanya bermacam-macam. HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN IV SEMESTER IV MAHASISWAPRODI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Pipit Tri Indrian PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasaran utamanya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI TINJAU DARI MOTIVASI DAN DUKUNGAN ORANGTUA PADA SISWA KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015 HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JALUR UMUM PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG Endang Astiriyani Jurusan Kebidanan POLTEKKES Kemenkes Tasikmalaya email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT III PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT III PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT III PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH Cut Efriana 1 1 Tenaga pengajar pada STIKes U Budiyah Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi majunya sumber daya manusia, agar terbentuk generasi generasi masa depan yang lebih baik. Proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan yang dapat mengubah watak, perilaku, dan dapat mengubah seseorang dari yang tidak tahu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat stategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODUL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Widi Nusitawati, Ari Kurniarum & Suwanti Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menghadapkan kita pada tuntutan akan pentingnya suatu kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi pendidikan yang dimiliki.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ASKEB II PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT 2 DI STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ASKEB II PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT 2 DI STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ASKEB II PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT 2 DI STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA Oleh: NOVIANI NIM. MA0712018 ABSTRAK Motivasi belajar merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan, karena secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan, karena secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan, karena secara langsung akan berpengaruh tehadap hidup dan kehidupan umat manusia. Pendidikan secara hakiki menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK JALUR ANVULEN DI STIKES ASIYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK JALUR ANVULEN DI STIKES ASIYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 2 HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK JALUR ANVULEN DI STIKES ASIYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: DZUL ISTIQOMAH HASYIM NIM : 201110104187

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN AKADEMIK

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN AKADEMIK HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN AKADEMIK 2013/2014 Dadang Kusbiantoro.......ABSTRAK....... Motivasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN PEMBIMBING AKADEMIK (PA) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D-IV) STIKES JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI

HUBUNGAN PERAN PEMBIMBING AKADEMIK (PA) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D-IV) STIKES JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI Penelitian HUBUNGAN PERAN PEMBIMBING AKADEMIK (PA) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D-IV) STIKES JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI Hartika Lindawati Rambe... ABSTRAK Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Sebagai negara berkembang, Indonesia dituntut untuk siap berkompetisi dengan negara-negara lain di dunia dalam segala aspek kehidupan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu ilmu yang mendidik yang harus ada dan dimiliki setiap manusia, agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti (Notoadmodjo, 2002). Dalam

Lebih terperinci

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA ARTIKEL/JURNAL HUBUNGAN MINAT BACA SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VIISMP NEGERI 30 MUARO JAMBI OLEH ROBIATUL AINI RRA1109069 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal maupun informal untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NISA RIZKI NURFITA 201210104311

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu dari tiga aspek penting dalam kehidupan selain kesehatan dan ekonomi.fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia karena dalam kehidupannya manusia senantiasa berada dalam proses belajar. Menurut Winkel

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Dalam penelitian mengenai perilaku pacaran pada remaja di SMA PATRIOT Bekasi, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan

Lebih terperinci

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 22-30 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS MAHAMAHASISWA (PBAM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA DASAR MAHASISWA PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di dalam perkembangan bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan tolak ukur maju atau tidaknya suatu bangsa serta perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar yang bertujuan mengembangkan setiap aspek pribadi manusia sehingga terbentuk manusia seutuhnya. Dalam undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SIKLUS AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X SMKN 1 KOTA JAMBI

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SIKLUS AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X SMKN 1 KOTA JAMBI HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SIKLUS AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X SMKN 1 KOTA JAMBI Hermita, Ekawarna dan Muhammad Arif Liputo FKIP Universitas

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS XI DI SMK GAJAH MADA O1 MARGOYOSO PATI TAHUN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 2 Desember 2014

Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 2 Desember 2014 HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR, MOTIVASI, LINGKUNGAN FISIK KAMPUS DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT III PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES MEDIKA CIKARANG TAHUN 2014 Eviana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi JSEE - Vol. III, No. 1 April 015 ISSN : 35-6719 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TINDAKAN, PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI DI KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN 174 EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN Henro N. M. Faizal 1, Wowo S. Kuswana 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa program pembangunan salah

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A PRESTASI BELAJAR TEORI AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014 Heni 1* 1 STIKES YPIB Majalengka heniediani@gmail.com Abstrak Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan diadakan untuk mengembangkan kemampuan setiap individu yang terlibat di dalamnya agar menjadi manusia yang berkembang dan bertanggung jawab dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi kehidupan manusia, khususnya bangsa Indonesia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat ini berkembang cukup maju dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional melalui pendidikan, pembangunan merupakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K 1 Hubungan persepsi siswa tentang kinerja guru, lingkungan fisik kelas dan sikap kemandirian siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun ajaran 2005/2006 Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting pada zaman sekarang ini. Tanpa adanya pendidikan suatu bangsa dan negara tentunya akan sangat tertinggal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI No. 7/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan lembaga pendidikan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses pembinaan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A MOTIVASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KLEGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tempat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi telah memberikan manfaat yang lebih banyak bagi kehidupan manusia serta telah mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi,

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012 OVA SATYA Mahasiswi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh INTISARI Berdasarkan data membuktikan ada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : PENGARUH MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KALIWIRO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini zaman semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan adanya globalisasi. Globalisasi berarti tiap negara bebas untuk mengembangkan usaha di negara

Lebih terperinci