(EFFECT OF DENTURE CLEANSERS TOWARDS CANDIDA ALBICANS FROM POLISHED AND UNPOLISHED HEAT POLYMERIZED DENTURE ACRYLIC RESIN) Eddy Dahar, David Chandra

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(EFFECT OF DENTURE CLEANSERS TOWARDS CANDIDA ALBICANS FROM POLISHED AND UNPOLISHED HEAT POLYMERIZED DENTURE ACRYLIC RESIN) Eddy Dahar, David Chandra"

Transkripsi

1 75 PENGARUH BAHAN PEMBERSIH GIGI TIRUAN TERHADAP JUMLAH CANDIDA ALBICANS PADA BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS YANG DIPOLES DAN TIDAK DIPOLES (EFFECT OF DENTURE CLEANSERS TOWARDS CANDIDA ALBICANS FROM POLISHED AND UNPOLISHED HEAT POLYMERIZED DENTURE ACRYLIC RESIN) Eddy Dahar, David Chandra Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan 2155 Abstract Denture cleanser is required to maintain the hygiene of the dentures and different surface roughness of dentures such as polished and unpolished surface can a effect the adhesion of Candida albicans. The aim of this research was to know the effect of denture cleansers towards Candida albicans from polished and unpolished heat polymerized denture acrylic resin. This research used 54 heat polymerized acrylic resin plates with the size of plates 1 x 1 x 1mm. The subjects were incubated in Candida albicans suspension for 24 hours at 37 C, they were divided into 6 groups which were separated into two main groups such as polished and unpolished acrylic resin plates. Each main group was immersed in sodium hypochlorite.5% for 1 minutes, alkaline peroxide for 5 minutes, and without immersion for control group. Each group consisted of 9 acrylic resin plates. After that, acrylic resin plates were put in 1 ml of NaCl.9% and then vortex for 3 seconds. A total of.1ml of the solution were planted in Sabouraud Dextrose Agar. Candida albicans was counted in colony forming units per 1 ml. Data was analyzed by using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests. The result showed that there was a significant difference of effect caused by sodium hypochlorite.5% and alkaline peroxide towards Candida albicans between polished and unpolished heat polymerized denture acrylic resin (p<.5). In conclusion, immersion of heat polymerized denture acrylic resin with sodium hypochlorite.5% for 1 minutes can reduce almost 1% of adhered Candida albicans on polished and unpolished heat polymerized denture acrylic resin. Key words: denture cleanser, Candida albicans, acrylic resin Abstrak Pembersih gigi tiruan diperlukan untuk menjaga kebersihan gigi tiruan dan perbedaan kekasaran pada permukaan gigi tiruan yang dipoles dan tidak dipoles dapat mempengaruhi perlekatan Candida albicans. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan pembersih gigi tiruan terhadap jumlah resin akrilik polimerisasi panas yang dipoles dan tidak dipoles. Penelitian ini menggunakan 54 lempeng resin akrilik polimerisasi panas dengan ukuran 1x1x1mm. Subjek penelitian diinkubasi dalam suspensi Candida albicans selama 24 jam pada suhu 37 C. Subjek penelitian dibagi menjadi 6 kelompok yang terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu permukaan yang dipoles dan tidak dipoles. Setiap kelompok utama dibagi lagi berdasarkan kelompok yang direndam dalam sodium,5% selama 1 menit, alkali peroksida selama 5 menit dan tanpa perendaman sebagai kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 9 lempeng resin akrilik. Setelah diberi perlakuan, lempeng tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang beriisi NaCl,9% 1 ml dan digetarkan dengan vortex selama 3 detik, kemudian,1 ml dari larutan tersebut dibenihkan ke dalam Sabouraud Dextrose Agar. Jumlah Candida albicans dihitung dalam colony forming units per 1ml. Data dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan akibat pengaruh penggunaan sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah resin akrilik polimerisasi panas yang dipoles dan tidak dipoles (p<,5). Sebagai kesimpulan, perendaman bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas pada larutan sodium,5% selama 1 menit dapat mengurangi hampir 1% perlekatan Candida

2 76 dentika Dental Journal, Vol 18, No. 1, 214: albicans pada permukaan resin akrilik polimerisasi panas yang dipoles dan tidak dipoles. Kata kunci: pembersih gigi tiruan, Candida albicans, resin akrilik PENDAHULUAN Kehilangan gigi merupakan kondisi yang sering dijumpai seiiring dengan bertambahnya umur. Menurut hasil penelitian Riskesdas dari Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI, 1,6% dari penduduk Indonesia menderita kehilangan seluruh gigi. Kehilangan gigi tersebut dapat diatasi dengan pembuatan gigi tiruan. 1 Bahan untuk membuat basis gigi tiruan yang paling sering digunakan adalah resin akrilik polimerisasi panas (RAPP) karena bahan ini memiliki sifat tidak toksik, tidak mengiritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik baik, mudah dimanipulasi, mudah direparasi dan perubahan dimensi yang kecil, akan tetapi bahan ini memiliki sifat fisis, sifat kemis dan biologis yang dapat mempengaruhi perlekatan Candida albicans. 2,3 Kekasaran permukaan basis gigi tiruan RAPP yang dipoles dan tidak dipoles merupakan sifat fisis yang dapat mempengaruhi perlekatan Candida albicans, sedangkan sifat kemis dan biologis basis gigi tiruan RAPP tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyerapan air dan mengakibatkan terjadi-nya pembentukan Candida albicans. 3,4 Candida albicans yang melekat pada permukaan basis gigi tiruan RAPP dapat mengakibatkan terjadinya denture stomatitis pada pemakai gigi tiruan tersebut. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya denture stomatitis adalah dengan memelihara kebersihan gigi tiruan. 5,6 Pemeliharaan kebersihan gigi tiruan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara mekanis, kemis dan gabungan mekanis dan kemis. Pada umumnya cara kemis merupakan metode yang paling baik digunakan untuk pasien usia lanjut dalam membersihkan gigi tiruan karena kondisi fungsi motoriknya yang menurun. 7-9 Pembersihan gigi tiruan secara kemis dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan alkali peroksida atau alkali. peroksida merupakan bahan pembersih gigi tiruan berbentuk tablet yang digunakan dengan cara melarutkannya ke dalam air sehingga membentuk alkali hidrogen peroksida yang berfungsi untuk mengoksidasi dan menurunkan tegangan permukaan. Salah satu contoh golongan alkali peroksida adalah Polident. adalah jenis larutan yang bersifat bakterisidal dan fungsidal serta efektif dalam menghilangkan stain dan melarutkan musin. Salah satu contoh golongan alkali adalah sodium. 1 Belum diketahui sejauh mana pengaruh bahan pembersih gigi tiruan tersebut terhadap perlekatan Candida albicans pada permukaan basis gigi dan tidak dipoles, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh bahan pembersih gigi tiruan terhadap jumlah dan tidak dipoles. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah koloni RAPP yang dipoles dan tidak dipoles. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris. Pembuatan sampel dilakukan di Unit UJI Laboratorium Dental dan Laboratorium Prostodonsia FKG USU, sedangkan pengujian sampel dilakukan pada Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU pada bulan September sampai November tahun 212. Sampel dibuat berbentuk empat persegi dengan ukuran 1x1x1mm yang terbuat dari bahan RAPP (merek QC-2,England). 11 Sampel dibuat dalam 6 kelompok yang mana setiap kelompok terdiri atas 9 sampel. Untuk mendapatkan sampel kelompok basis gigi, dilakukan dengan cara menanam model malam ukuran 1x1x1mm yang diapit diantara glass slab ke dalam kuvet dengan menggunakan bahan dental stone (merek Snowrock). Setiap kuvet berisi 9 sampel. Setelah dental stone mengeras, malam dibuang dengan cara dituangi air panas, selanjutnya mold diisi dengan adonan RAPP dengan perbandingan 23mg bubuk: 1ml cairan lalu dilakukan proses kuring meng-gunakan waterbath dengan suhu awal 7 C selama 9 menit kemudian dinaikkan menjadi 1 C selama 3 menit. Sampel dibuat sebanyak 27 buah yang nantinya akan dibagi menjadi 3 kelompok. 3,4,12,13 Untuk mendapatkan sampel kelompok basis gigi tiruan RAPP yang tidak dipoles, dilakukan dengan cara langsung menanam model malam ke dalam kuvet menggunakan bahan dental stone (tanpa diapit glass slab). Sampel dibuat sebanyak 27 buah yang nantinya akan dibagi menjadi 3 kelompok. 3,12 (Gambar 1)

3 Dahar: Pengaruh bahan pembersih gigi tiruan terhadap jumlah candida albicans pada bahan basis gigi tiruan 77 HASIL A Gambar 1. A. Sampel yang dipoles, B. Sampel yang tidak dipoles Selanjutnya, sampel yang diperoleh disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 C selama 1 jam, kemudian direndam dalam saliva steril selama 1 jam untuk mengkondisikan sampel sesuai dengan kondisi yang ada di rongga mulut. Tiap sampel tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi suspensi Candida albicans sesuai dengan standard Mac Farland (1x1 8 CFU/ml) selama 24 jam pada suhu 37 C. Selanjunya, sampel direndam dalam masingmasing tabung reaksi yang berisi bahan pembersih. Untuk kelompok basis gigi tiruan RAPP yang dipoles terdiri atas 3 kelompok (kelompok 1,2,3), kelompok 1 direndam dalam sodium,5% selama 1 menit, kelompok 2 direndam dalam alkali peroksida selama 5 menit dan kelompok 3 tanpa perendaman (). Untuk kelompok basis gigi tiruan RAPP yang tidak dipoles terdiri atas 3 kelompok (kelompok 4,5,6), perendaman dilakukan dengan cara yang sama seperti pada kelompok basis gigi. Lempeng uji dikeluarkan dari tabung reaksi, bilas dengan Phosphatase Buffered Saline sebanyak dua kali, lalu dimasukkan ke dalam 1 ml NaCl,9% dan digetarkan dengan vortex selama 3 detik. Selanjutnya,,1ml hasil vortex dibenihkan pada Sabouraud Dextrose Agar, lalu diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37 C. Setelah itu, koloni Candida albicans dihitung dalam satuan CFU/ml.(Gambar 2) Hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Homogenity of Variances, Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dengan derajat kemaknaan,5. Gambar 2. Koloni Candida albicans B Nilai rata-rata dan standard deviasi jumlah koloni RAPP yang dipoles dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nilai rata-rata dan standard deviasi jumlah No sampel Ratarata (X) Standard Deviasi (SD),5% 1 x 1 1 x 1 3 x 1,56 x 1 1,14 x 1 Jumlah koloni Candida albicans (CFU/ml) Peroksida 37 x 1 34 x 1 4 x 1 3 x 1 7 x 1 12 x 1 37 x 1 35 x 1 36 x 1 22,78 x 1 15,667 x 1 Kontrol 527 x x 1 34 x x x 1 59 x 1 47 x x x 1 461,56 x 1 63,922 x 1 Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Homogenity of Variances. Dari hasil analisis didapatkan data tidak terdistribusi normal sehingga untuk mengetahui pengaruh bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah koloni Candida albicans pada bahan basis gigi digunakan uji Kruskal-Wallis Tabel 2. Hasil uji Kruskal-Wallis pada bahan basis gigi Kelompok Hipoklorit,5% Peroksida Jumlah n X ± SD p 9 56 ± 11, ± 1566,7 Kontrol ± 6392,2, Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya pengaruh bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah koloni Candida albicans pada bahan basis gigi tiruan RAPP yang dipoles.(tabel 2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh bahan pembersih sodium,5% dan alkali perok-

4 78 dentika Dental Journal, Vol 18, No. 1, 214: sida terhadap jumlah koloni Candida albicans pada bahan basis gigi digunakan uji Mann-Whitney. Tabel 3. Hasil uji Mann-Whitney pada bahan basis gigi Bahan Pembersih Perbedaan Rata-rata p,5% dan -461, peroksida dan ,,5% dan -2222, Hasil uji Mann-Whitney pada Tabel 3 menunjukkan ada perbedaan pengaruh yang signifikan pada bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah koloni Candida albicans pada bahan basis gigi. Nilai rata-rata dan standard deviasi jumlah koloni RAPP yang tidak dipoles dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai rata-rata dan standard deviasi jumlah tiruan RAPP yang tidak dipoles No sampel Rata-rata Standard Deviasi Jumlah Koloni Candida albicans (CFU/ml) Kontrol peroksida,5% 18 x 1 5 x 1 2,56 x 1 6,23 x 1 4 x 1 55 x 1 5 x 1 42 x 1 35 x 1 66 x x 1 44 x 1 42 x 1 63,11 x 1 49,949 x x x x x x x x x x 1 717,22 x 1 19,93 x 1 Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Homogenity of Variances. Hasil analisis diperoleh data tidak terdistribusi normal sehingga untuk mengetahui pengaruh bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah koloni Candida albicans pada bahan basis gigi tiruan RAPP yang tidak dipoles digunakan uji Kruskal-Wallis.(Tabel 5) Hasil uji Kruskal-Wallis (Tabel 5) menunjukkan adanya pengaruh bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah tiruan RAPP yang tidak dipoles. Tabel 5. Hasil uji Kruskal-Wallis untuk basis gigi tiruan RAPP yang tidak dipoles Kelompok,5% peroksida Jumlah Koloni Candida albicans n X ± SD p ± 62, ± 4994, ± 1993, Untuk mengetahui perbedaan pengaruh bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah koloni Candida albicans pada bahan basis gigi tiruan RAPP yang tidak dipoles digunakan uji Mann-Whitney. Tabel 6. Hasil uji Mann-Whitney pada bahan basis gigi tiruan RAPP yang tidak dipoles Bahan Pembersih Perbedaan rata-rata p,5% dan , peroksida dan ,,5% dan -655, Hasil uji Mann-Whitney (Tabel 6) menunjukkan ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida terhadap jumlah koloni Candida albicans pada bahan basis gigi tiruan RAPP yang tidak dipoles. PEMBAHASAN Jumlah koloni Candida albicans yang bervariasi pada bahan basis gigi dan tidak dipoles bervariasi pada tiap-tiap kelompok, mungkin disebabkan adanya perbedaan kualitas sampel. Pembuatan sampel dilakukan tidak sekaligus sehingga sampel yang dihasilkan kemungkinan tidak homogen, adanya perbedaan kekasaran permukaan pada tepi sampel yang timbul akibat perapihan sampel. Disamping itu, perbedaan jumlah koloni Candida albicans juga mungkin disebabkan oleh karena suspensi Candida albicans yang diperoleh tidak persis sama antara satu dengan yang lain. Pembuatan suspensi Candida albicans sebaiknya menggunakan spectrophotometry. Jumlah koloni Candida albicans pada kelompok sodium,5% lebih rendah dibandingkan kelompok, kemungkinan disebabkan oleh

5 Dahar: Pengaruh bahan pembersih gigi tiruan terhadap jumlah candida albicans pada bahan basis gigi tiruan 79 karena sodium,5% mengandung senyawa sodium hidroksida, asam hipoklorus, klorin dan kloramine. Senyawa tersebut dapat bertindak dalam melarutkan dan menghancurkan dinding sel mikroorganisme, serta menghambat metabolisme dan perkembangan sel mikroorganisme. 14 Pada penelitian ini juga terlihat jumlah koloni Candida albicans pada sampel yang direndam dalam alkali peroksida lebih rendah dibandingkan kelompok. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena alkali peroksida (Polident) mengandung senyawa asam sitrat, sodium bikarbonat, sodium perborat monohidrat, potassium peroximonosulfat, sodium polifosfat, dan everlace yang berfungsi menghancurkan dan mengoksidasi dinding sel mikroorganisme. 1,15 Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara bahan pembersih sodium,5% dibandingkan alkali peroksida terhadap jumlah koloni RAPP yang dipoles maupun yang tidak dipoles, yang mana terlihat sodium,5% sangat efektif dalam mengurangi jumlah koloni Candida albicans. Hal ini mungkin karena mekanisme kerja sodium lebih efektif bersifat melarutkan, menghambat metabolisme serta perkembangan sel mikroorganisme. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Henrique M, dkk. Menyatakan bahwa bahan pembersih yang mengandung komposisi utama sodium memiliki kemampuan desinfektan yang lebih efektif dibanding bahan pembersih alkali peroksida. 1,14-6 Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan pembersih sodium,5% dan alkali peroksida dapat mengurangi secara signifikan jumlah koloni Candida albicans pada bahan basis gigi dan tidak dipoles, akan tetapi penggunaan sodium,5% selama 1 menit lebih dianjurkan oleh karena lebih efektif dalam mengurangi jumlah dan tidak dipoles, selain itu disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh bahan pembersih tersebut terhadap jumlah koloni Candida albicans pada gigi tiruan penderita denture stomatitis. Daftar Pustaka 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta 27: Rahman EF. Efektivitas ekstrak daun dewa (Gynura pseudochina) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat dasar gigi tiruan resin akrilik. Majalah Sultan Agung 21; 48(123): McCabe JF, Walls AWG. Applied dental materials. 9th ed. Oxford: Blackwell, 28: Al-Wahab ZN. Adhesion of Candida albicans to denture base and denture liners with different surface roughness: an in-vitro study. Smile Dent J 211; 6(4): Hadzic S, Dedic A, Gojkov-Vukelic M, Pasic E, Ozegovic L, Beslagic E. Influence of candida infection on denture stomatitis. Acta Medica Academica 29; 38: Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Dehli: Jaypee, 27: 4-7, 222-4, Zarb GA, Bolender CL, Eckert SE, Fenton AH, Jacob RF, Mericske-Stern R. Prosthodontic treatment for edentulous patients: complete dentures and implant-supported prostheses. 12 th ed., St. Louis: Mosby Elsevier, Lee HE, Li CY, Chang HW, Yang YH, Wu JH. Effects of different denture cleaning methods to remove Candida albicans from acrylic resin denture base material. J Dent Sci 211; 6: Ural C, Sanal FA, Cengiz S. Effect of different denture cleansers on surface roughness of denture base materials. CDR 211; 35(2): Chittaranjan B, Taruna, Sudhir, Bharath. Material and methods for cleaning the dentures. IJDA 211; 3(1): Jafari AA, Falah-Tafti A, Lofti-Kamran MH, Zahraeii A, Kazemi A. Vinegar as a removing agent of Candida albicans from acrylic resin plates. Jundishapur J Microbiol 212; 5(2): Dhamande MM, Pakhan AJ, Thombare RU, Ghodpage SL. Evaluation of efficacy of commercial denture cleansing agents to reduce the fungal biofilm activity from heat polymerized denture acrylic resin; an in vitro study. Contemporary Clinical Dentistry 212; 3(2): Kassab NH, Mustafa EA, Hasan RH. Antifungal effect: comparison of commercial denture cleansers and microwave energy. Al-Rafidain Dent J 29; 9(1): Estrela C, Estrela CRA, Barbin EL, Spano JE, Machesan MA, Pecora JD. Mechanism of action of sodium hypochlorite. Braz Dent J 22; 13(2): Paventi J. Ingredients in denture cleaners. (12 Mei 21).<< ingredients-denture-cleaners/>>. (25 Juli 212). 16. Montagner H, Montagner F, Braun KO, Peres PEC, Gomes BPFDA. In vitro antifungal action of different substances over microwaved-cured acrylic resins. J Appl Oral Sci 29; 17(5):

PENGARUH PERENDAMAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM VINEGAR APEL DAN SODIUM HIPOKLORIT TERHADAP JUMLAH Candida albicans

PENGARUH PERENDAMAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM VINEGAR APEL DAN SODIUM HIPOKLORIT TERHADAP JUMLAH Candida albicans PENGARUH PERENDAMAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM VINEGAR APEL DAN SODIUM HIPOKLORIT TERHADAP JUMLAH Candida albicans SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK KULIT LEMON (Citrus limon Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA LANDASAN GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT CURED

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK KULIT LEMON (Citrus limon Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA LANDASAN GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT CURED ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK KULIT LEMON (Citrus limon Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA LANDASAN GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT CURED Maria Clara Angelina, 2014. Pembimbing I : Dahlia Sutanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) adalah gigi tiruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) adalah gigi tiruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) adalah gigi tiruan yang menggantikan sebagian gigi asli yang hilang dan dapat dilepas dan dipasang sendiri

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis penelitian Analitik eksperimen laboratoris 4.2 Populasi Sampel yang dibuat sesuai kriteria 4.3 Sampel penelitian a. Bentuk dan ukuran Lempeng akrilik berbentuk persegi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan post-test only control group design. B. Sampel Penelitian Sampel pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dan dengan desain penelitian post-test only control group. B. Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal 700 sebelum masehi, desain gigitiruan telah dibuat dengan menggunakan gading dan tulang. Hal ini membuktikan bahwa gigitiruan telah ada sejak ribuan tahun

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN PEMBERSIH ENZIM DAN ENERGI MICROWAVE TERHADAP JUMLAH Candida albicans PADA BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS

PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN PEMBERSIH ENZIM DAN ENERGI MICROWAVE TERHADAP JUMLAH Candida albicans PADA BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN PEMBERSIH ENZIM DAN ENERGI MICROWAVE TERHADAP JUMLAH Candida albicans PADA BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Basis gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan yang berada di atas linggir sisa yang bersandar pada jaringan lunak rongga mulut, sekaligus berperan sebagai tempat

Lebih terperinci

Andhika Ambo*, Arlina Nurhapsari**, Erwid Fatchur Rahman** PENDAHULUAN

Andhika Ambo*, Arlina Nurhapsari**, Erwid Fatchur Rahman** PENDAHULUAN 62 PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BIJI ADAS (Foeniculum vulgare mill.) SEBAGAI DENTURE CLEANSER TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA PLAT AKRILIK PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BIJI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigitiruan adalah alat untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK KAYU MANIS TERHADAP JUMLAH Candida albicans

PENGARUH PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK KAYU MANIS TERHADAP JUMLAH Candida albicans PENGARUH PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK KAYU MANIS TERHADAP JUMLAH Candida albicans SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBEDAAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT CURED SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN

ABSTRAK PERBEDAAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT CURED SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN ABSTRAK PERBEDAAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT CURED SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN Melissa K., 2014. Pembimbing I : Pembimbing II : Angela Evelyna, drg., M.Kes

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai Perbedaan Ekstrak Kulit Salak Pondoh (Salacca zalacca) dan Sodium Hipoklorit 0,5% dalam Menghambat Pertumbuhan Candida albicans pada

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA 1. Rahmawan D. Gigi Tiruan. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, 2010: 5. 2. Siregar RR. Pengaruh Penambahan Serat Kaca Potongan Kecil Dengan Ukuran Berbeda Terhadap Kekuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9%

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 menyatakan bahwa kehilangan seluruh gigi pada usia 25-34 tahun 0,1%, usia 35-44

Lebih terperinci

Deskripsi KOMPOSISI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) DAN PENGGUNAANNYA

Deskripsi KOMPOSISI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) DAN PENGGUNAANNYA 1 Deskripsi KOMPOSISI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) DAN PENGGUNAANNYA 5Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan komposisi ekstrak daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

Lebih terperinci

The Effect of Immersion Time in Denture Cleanser to The

The Effect of Immersion Time in Denture Cleanser to The The Effect of Immersion Time in Denture Cleanser to The Transverse Strength of Heat-Cured Acrylic Resin Marsha Anjani, Mia Damiyanti, Siti Triaminingsih Corresponding address : Department of Dental Material,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia seseorang akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu, keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat mempengaruhi perubahan-perubahan

Lebih terperinci

The Effect of Brushing with Dentifrices Containing Various Abrasive

The Effect of Brushing with Dentifrices Containing Various Abrasive The Effect of Brushing with Dentifrices Containing Various Abrasive Materials for Roughness Surface of Acrylic Resin I Putu Arya Ramadhan, Mia Damiyanti, Siti Triaminingsih Corresponding address : Department

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta PENGARUH PERENDAMAN PLAT GTSL RESIN AKRILIK HEAT CURED PADA PASTA GIGI DENGAN DAN TANPA EKSTRAK ETHANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) KONSENTRASI 35% TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans (KAJIAN In

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gigitiruan adalah alat untuk menggantikan fungsi jaringan rongga mulut yaitu dengan mempertahankan efisiensi pengunyahan, meningkatkan fungsi bicara dan estetis dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehilangan gigi merupakan hal yang normal dari proses menua, dan dapat dianggap sebagai suatu penyakit biasa. Meningkatnya usia dengan penyakit gigi dan mulut serta

Lebih terperinci

Corresponding address : Department of Dental Material, Faculty of Dentistry, University of

Corresponding address : Department of Dental Material, Faculty of Dentistry, University of Surface Roughness Characterization of Veined and Non-veined Heat-Cured Acrylic Resin Nurisna Hasanah *, Siti Triaminingsih **, Niti Matram ** * Academic Programs of Faculty of Dentistry, University of

Lebih terperinci

M. Zulkarnain. Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara

M. Zulkarnain. Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara Pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan sodium hipoklorit dan vinegar cuka putih terhadap kekasaran permukaan dan stabilitas warna ISSN 2302-5271 M. Zulkarnain

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEK ANTICANDIDA CHLORHEXIDINE 2% (CHX) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS

PERBANDINGAN EFEK ANTICANDIDA CHLORHEXIDINE 2% (CHX) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK ANTICANDIDA CHLORHEXIDINE 2% (CHX) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS DENGAN SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA MELALUI METODE DIRECT EXPOSURE TEST Latar Belakang : kegagalan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak diganti dapat menimbulkan gangguan pada fungsi sistem stomatognatik

BAB I PENDAHULUAN. tidak diganti dapat menimbulkan gangguan pada fungsi sistem stomatognatik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehilangan gigi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang terutama disebabkan oleh karies dan penyakit periodontal. Gigi yang hilang dan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang buruk, kelainan berbicara apabila gigi yang hilang adalah gigi depan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang buruk, kelainan berbicara apabila gigi yang hilang adalah gigi depan, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada beberapa orang kehilangan satu atau lebih gigi merupakan hal yang wajar seiring bertambahnya usia. Kehilangan gigi dan tidak digantikan maka akan muncul beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik yang dilakukan secara in vitro.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik yang dilakukan secara in vitro. 18 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik yang dilakukan secara in vitro. 4.2 Sampel Penelitian dan Bahan Uji Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia 1 Perendaman dalam larutan pembersih peroksida alkali menurunkan kekuatan transversa lempeng akrilik lempeng resin akrilik Immersing in alkalin peroxide solution decreased the transverse strength of acrylic

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomis, fisiologis maupun fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomis, fisiologis maupun fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehilangan gigi pada seseorang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan anatomis, fisiologis maupun fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan trauma psikologis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama resin akrilik kuring panas memenuhi syarat sebagai bahan basis gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama resin akrilik kuring panas memenuhi syarat sebagai bahan basis gigi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resin akrilik telah banyak digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan lepasan sejak pertengahan tahun 1940. Sampai saat ini resin akrilik masih menjadi pilihan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN BAHAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BONGGOL NANAS

PENGARUH PERENDAMAN BAHAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BONGGOL NANAS Lampiran 1 Kerangka Konsep Skripsi PENGARUH PERENDAMAN BAHAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BONGGOL NANAS Queen DAN REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017 ABSTRACT

Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017 ABSTRACT PERBEDAAN PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK PADA TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN EFFERVESCENT DAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH KOLONI JAMUR CANDIDA ALBICANS Roza Restu Pambudi 1), Ratna Sulistyorini

Lebih terperinci

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Resin akrilik yang dipakai di kedokteran gigi adalah jenis ester terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam fungsi pengunyahan, berbicara, maupun segi estetik.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam fungsi pengunyahan, berbicara, maupun segi estetik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting keberadaannya dalam fungsi pengunyahan, berbicara, maupun segi estetik. Dalam berbagai keadaan dan alasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gigitiruan dan sebagai pendukung jaringan lunak di sekitar gigi. 1,2 Basis gigitiruan

BAB 1 PENDAHULUAN. gigitiruan dan sebagai pendukung jaringan lunak di sekitar gigi. 1,2 Basis gigitiruan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Basis gigitiruan merupakan bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak rongga mulut, sekaligus berperan sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyebab utama terjadinya kehilangan gigi. Faktor bukan penyakit yaitu sosiodemografi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyebab utama terjadinya kehilangan gigi. Faktor bukan penyakit yaitu sosiodemografi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehilangan gigi merupakan keadaan satu atau lebih gigi yang hilang atau lepas dari soketnya. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor penyakit dan bukan penyakit. Faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. retensi. Alat ortodonsi lepasan merupakan alat yang dapat dilepas dan dibersihkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. retensi. Alat ortodonsi lepasan merupakan alat yang dapat dilepas dan dibersihkan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Perawatan ortodontik merupakan perawatan untuk menjaga atau mengembalikan gigi dan rahang ke posisi yang baik dan benar. Salah satu perawatan ortodontik yang dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: irigasi saluran akar, EDTA, etsa (H3PO4 37%), kekerasan dentin saluran akar. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: irigasi saluran akar, EDTA, etsa (H3PO4 37%), kekerasan dentin saluran akar. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan irigasi yang biasa digunakan saat pembersihan dan preparasi saluran akar yaitu sodium hipoklorit (NaOCL), kloroheksidin, dan ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA), bahan tersebut berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan lepasan adalah protesis yang menggantikan sebagian ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan lepasan adalah protesis yang menggantikan sebagian ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan lepasan adalah protesis yang menggantikan sebagian ataupun seluruh gigi asli yang hilang dan jaringan di sekitarnya. Tujuan dari pembuatan gigi tiruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya usia. Hilangnya gigi akan mengakibatkan perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya usia. Hilangnya gigi akan mengakibatkan perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus kehilangan gigi semakin banyak terjadi pada seseorang seiring bertambahnya usia. Hilangnya gigi akan mengakibatkan perubahan-perubahan anatomis, fisiologis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan dan plak, terutama pada daerah sayap bukal atau bagian-bagian yang sukar dibersihkan (David dan MacGregor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia (patogen). Penyakit infeksi jamur bisa mengenai kulit dan selaput lendir sampai ke jaringan

Lebih terperinci

UJI KEKUATAN TEKAN PLAT RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI

UJI KEKUATAN TEKAN PLAT RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. No. MEI 0 ISSN 0-9 UJI KEKUATAN TEKAN PLAT RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI Valentino James Rommy Rawung ), Vonny N.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian ini yaitu Ilmu Farmakologi, Ilmu Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 3.2 Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekompakan dengan jaringan mulut (Anusavice, 2004). banyak unit. Polimer ada dua jenis yaitu polimer alami dan polimer sintetik.

BAB I PENDAHULUAN. kekompakan dengan jaringan mulut (Anusavice, 2004). banyak unit. Polimer ada dua jenis yaitu polimer alami dan polimer sintetik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi tiruan adalah sebagai protesa gigi lepasan yang berfungsi untuk mengantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur yang menyertai dari suatu lengkung rahang

Lebih terperinci

Tingkat kepuasan pengguna gigitiruan terhadap bahan pembersih gigitiruan

Tingkat kepuasan pengguna gigitiruan terhadap bahan pembersih gigitiruan Tingkat kepuasan pengguna gigitiruan terhadap bahan pembersih gigitiruan 1 Reisintiya, 2 Eri H. Jubhari 1 Mahasiwa tahap profesi 2 Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin Makassar,

Lebih terperinci

KEKUATAN IMPAK RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGITIRUAN

KEKUATAN IMPAK RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGITIRUAN KEKUATAN IMPAK RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGITIRUAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris 3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik polimerisasi

Lebih terperinci

PENGARUH DESINFEKSI GIGITIRUAN DENGAN ENERGI MICROWAVE

PENGARUH DESINFEKSI GIGITIRUAN DENGAN ENERGI MICROWAVE PENGARUH DESINFEKSI GIGITIRUAN DENGAN ENERGI MICROWAVE DAN LARUTAN KUMUR KLORHEKSIDIN TERHADAP JUMLAH Candida albicans PADA PEMAKAI GIGITIRUAN PENUH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS TESIS Oleh : PUTRI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik, terpengaruh oleh cairan oral, dan mengalami perubahan dimensi selama proses pembuatan dan

Lebih terperinci

EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH. (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP CACING. Ascaris suum Goeze SECARA IN VITRO

EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH. (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP CACING. Ascaris suum Goeze SECARA IN VITRO EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP CACING Ascaris suum Goeze SECARA IN VITRO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kelainan oklusi dan posisi gigi-gigi dengan rencana perawatan yang cermat dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kelainan oklusi dan posisi gigi-gigi dengan rencana perawatan yang cermat dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan ortodonti adalah perawatan yang bertujuan untuk memperbaiki kelainan oklusi dan posisi gigi-gigi dengan rencana perawatan yang cermat dan akurat (Foster, 1997).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin akrilik digunakan di bidang kedokteran gigi mulai tahun 1946. Sebanyak 98% dari semua basis gigi tiruan dibuat dari polimer atau kopolimer metil metakrilat. Polimer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak yang tidak meliputi anasir gigitiruan. 1 Resin akrilik sampai saat ini masih merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

Lebih terperinci

Kata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka

Kata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka ABSTRAK Luka di dalam rongga mulut dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan pembedahan. Proses penyembuhan luka dapat secara alami, dan dapat dipercepat dengan bantuan obat-obatan, dalam bidang kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BUAH LERAK 0,01% TERHADAP KEKUATAN IMPAK

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BUAH LERAK 0,01% TERHADAP KEKUATAN IMPAK 274 dentika Dental Journal, Vol 18, No. 3, 2015: 274-279 PENGARUH WAKTU PERENDAMAN BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DALAM EKSTRAK BUAH LERAK 0,01% TERHADAP KEKUATAN IMPAK (EFFECTS OF SOAKING

Lebih terperinci

PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30%

PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30% PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30% SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

Kata kunci : Lactobacillus acidophilus, Yoghurt, Candida albicans.

Kata kunci : Lactobacillus acidophilus, Yoghurt, Candida albicans. ABSTRAK Kandidiasis merupakan infeksi jamur oportunistik yang sering terjadi pada rongga mulut, dan dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman pada pasien yang berobat ke dokter gigi. Candida albicans (C.albicans)

Lebih terperinci

Uji daya hambat rebusan daun pepaya (carica papaya) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat resin akrilik polimerisasi panas

Uji daya hambat rebusan daun pepaya (carica papaya) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat resin akrilik polimerisasi panas Uji daya hambat rebusan daun pepaya (carica papaya) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat resin akrilik polimerisasi panas 1 Nurul A. Suni 2 Vonny N. S. Wowor 2 Michael A. Leman 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

STUDI PELEPASAN MONOMER SISA DARI RESIN AKRILIK HEAT CURED SETELAH PERENDAMAN DALAM AKUADES. Viona Diansari, Sri Fitriyani, Fazliyanda Maria Haridhi

STUDI PELEPASAN MONOMER SISA DARI RESIN AKRILIK HEAT CURED SETELAH PERENDAMAN DALAM AKUADES. Viona Diansari, Sri Fitriyani, Fazliyanda Maria Haridhi STUDI PELEPASAN MONOMER SISA DARI RESIN AKRILIK HEAT CURED SETELAH PERENDAMAN DALAM AKUADES Viona Diansari, Sri Fitriyani, Fazliyanda Maria Haridhi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan di Kedokteran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan di Kedokteran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan di Kedokteran Gigi terutama dalam pembuatan basis gigi tiruan. Salah satu jenis resin akrilik yang sering

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN EKSTRAK BUAH MORINDA CITRIFOLIA

PERBANDINGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN EKSTRAK BUAH MORINDA CITRIFOLIA ABSTRAK PERBANDINGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN EKSTRAK BUAH MORINDA CITRIFOLIA L. (MENGKUDU) SECARA ORAL PADA MUKOSA LABIAL TIKUS WISTAR Luka adalah hal yang wajar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun guna memenuhi persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi

SKRIPSI. Disusun guna memenuhi persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana Kedokteran Gigi PENGARUH PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK DALAM LARUTAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans SKRIPSI Disusun guna memenuhi persyaratan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji Bakteri uji

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN GIGITIRUAN LEPASAN TERHADAP PERTUMBUHAN

PENGARUH PEMAKAIAN GIGITIRUAN LEPASAN TERHADAP PERTUMBUHAN Lampiran 1 Kerangka Konsep Skripsi PENGARUH PEMAKAIAN GIGITIRUAN LEPASAN TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA PASIEN KLINIK PROSTODONSIA RSGMP FKG USU PERIODE JANUARI-FEBRUARI 2010 Perawatan Prostodonsia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT BERDASARKAN VARIASI SUHU AIR (REVISI)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT BERDASARKAN VARIASI SUHU AIR (REVISI) LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik Kelompok : SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT BERDASARKAN VARIASI SUHU AIR (REVISI) : B5b Tgl. Praktikum : 11 Maret 2014 Pembimbing : Titien Hary Agustantina, drg.,

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SIKAT GIGI BIASA DAN KHUSUS DALAM MENURUNKAN JUMLAH BAKTERI AEROB PADA PEMAKAI ALAT ORTODONTI CEKAT

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SIKAT GIGI BIASA DAN KHUSUS DALAM MENURUNKAN JUMLAH BAKTERI AEROB PADA PEMAKAI ALAT ORTODONTI CEKAT ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SIKAT GIGI BIASA DAN KHUSUS DALAM MENURUNKAN JUMLAH BAKTERI AEROB PADA PEMAKAI ALAT ORTODONTI CEKAT Megawati Tandjung, 2003; Pembimbing I : Johan Lucianus, dr,msc. Pembimbing

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEKUATAN TRANSVERSA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT-CURED

PERBEDAAN KEKUATAN TRANSVERSA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT-CURED PERBEDAAN KEKUATAN TRANSVERSA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT-CURED DENGAN NILON TERMOPLASTIK DALAM RENDAMAN SODIUM HIPOKLORIT 0,5 % SEBAGAI DENTURE CLEANSER SKRIPSI Oleh Pinayungan Yektining Rahajeng

Lebih terperinci

EKSTRAK BIJI BUAH PINANG ( ARECA CATECHU L. ) DAPAT MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KOLONI CANDIDA ALBICANS SECARA IN VITRO PADA RESIN AKRILIK HEAT CURED

EKSTRAK BIJI BUAH PINANG ( ARECA CATECHU L. ) DAPAT MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KOLONI CANDIDA ALBICANS SECARA IN VITRO PADA RESIN AKRILIK HEAT CURED Tesis EKSTRAK BIJI BUAH PINANG ( ARECA CATECHU L. ) DAPAT MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KOLONI CANDIDA ALBICANS SECARA IN VITRO PADA RESIN AKRILIK HEAT CURED NI KADEK SUGIANITRI NIM 0990761047 PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK DALAM PERASAN BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans SKRIPSI

PENGARUH PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK DALAM PERASAN BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans SKRIPSI PENGARUH PERENDAMAN PLAT RESIN AKRILIK DALAM PERASAN BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans SKRIPSI Disusun Oleh : Reinita Fajril Septiana J 52011 0006 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT- CURED SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN CUKA APEL

PERUBAHAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT- CURED SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN CUKA APEL PERUBAHAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT- CURED SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN CUKA APEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh:

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data Sampel dalam penelitian ini adalah usapan (swab) dari lesi mukosa mulut subyek

Lebih terperinci

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon 43 Lampiran 1. Kerangka Teori Resin akrilik Pengertian Klasifikasi Polimerisasi kimia Polimerisasi panas Polimerisasi sinar Komposisi Waterbath Manipulasi microwave Metil metakrilat Kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon. ABSTRAK Flora normal rongga mulut yang tidak seimbang dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut, salah satu upaya pengendaliannya adalah berkumur dengan larutan baking soda (Sodium bicarbonate). Larutan

Lebih terperinci

Pengaruh perendaman plat resin akrilik dalam larutan kopi dengan berbagai kekentalan terhadap perubahan volume larutan kopi

Pengaruh perendaman plat resin akrilik dalam larutan kopi dengan berbagai kekentalan terhadap perubahan volume larutan kopi Pengaruh perendaman plat resin akrilik dalam larutan kopi dengan berbagai kekentalan terhadap perubahan volume larutan kopi 1 Rachel S.Togatorop 2 Jimmy F.Rumampuk 3 Vonny N.S. Wowor 1 Kandidat skripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cetakan negatif dari jaringan rongga mulut. Hasil cetakan digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. cetakan negatif dari jaringan rongga mulut. Hasil cetakan digunakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan cetak dalam bidang kedokteran gigi digunakan untuk mendapatkan cetakan negatif dari jaringan rongga mulut. Hasil cetakan digunakan untuk membuat model studi dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data C. albicans strain ATCC 10231 yang diperoleh dari Departemen Parasitologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan di kedokteran gigi adalah hydrocolloid irreversible atau alginat

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan di kedokteran gigi adalah hydrocolloid irreversible atau alginat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan cetak dalam kedokteran gigi bervariasi jenisnya yaitu bahan cetak yang bersifat elastis dan non-elastis. Salah satu bahan cetak elastis yang banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories. 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Post test with control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik Polimerisasi Panas Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin jenis poli(metil) metakrilat yang polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. 14 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. group design. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan merupakan

Lebih terperinci

COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA

COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA COMPRESSIVE STRENGTH RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PENAMBAHAN SERAT KACA 1 % DENGAN METODE BERBEDA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK GRAPTOPHYLLUM PICTUM TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA PLAT GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK

PENGARUH EKSTRAK GRAPTOPHYLLUM PICTUM TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA PLAT GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (3):187-191 http//www.fkg.ui.edu Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ISSN 1693-9697 PENGARUH EKSTRAK GRAPTOPHYLLUM PICTUM TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cetak dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. cetak dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian bahan cetak di kedokteran gigi digunakan untuk mendapatkan cetakan negatif dari rongga mulut. Hasil dari cetakan akan digunakan dalam pembuatan model studi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Subjek Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah C. albicans yang diperoleh dari usapan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : Recovery From Deformation Material Cetak Alginat

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : Recovery From Deformation Material Cetak Alginat LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik : Recovery From Deformation Material Cetak Alginat Group : A5b Tgl, Praktikum : 08 Mei 2012 Pembimbing : Prof. Dr. Anita Yuliati, drg., MKes Penyusun: No. Nama NIM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Daniati Tri Erikawati NIM

SKRIPSI. Oleh : Daniati Tri Erikawati NIM PERBANDINGAN DESINFEKTAN SODIUM HIPOKLORIT 0,5% DAN EKSTRAK JAHE MERAH 100% SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH GIGI TIRUAN TERHADAP PERUBAHAN WARNA PADA RESIN AKRILIK HEAT CURED SKRIPSI Oleh : Daniati Tri Erikawati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawatan kelainan oklusal yang akan berpengaruh pada fungsi oklusi yang stabil,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawatan kelainan oklusal yang akan berpengaruh pada fungsi oklusi yang stabil, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Ortodonsi merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan pertumbuhan wajah, dengan perkembangan gigi dan oklusi, dan perawatan kelainan oklusal

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. botrytis DC) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS KOLON PADA MENCIT MODEL KOLITIS

ABSTRAK. EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. botrytis DC) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS KOLON PADA MENCIT MODEL KOLITIS ABSTRAK EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. botrytis DC) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS KOLON PADA MENCIT MODEL KOLITIS Krizia Callista, 2010. Pembimbing: Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014

ABSTRAK. EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014 ABSTRAK EFEK ANTIFUNGAL MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO TAHUN 2014 Lannawati Setiadi, 2014. Pembimbing: Roro Wahyudianingsih, dr., SpPA.

Lebih terperinci

Kata kunci : obat kumur yang mengandung alkohol, obat kumur non-alkohol, perubahan warna, komposit nanofiller.

Kata kunci : obat kumur yang mengandung alkohol, obat kumur non-alkohol, perubahan warna, komposit nanofiller. ABSTRAK Penggunaan obat kumur sedang berkembang di masyarakat, pemakaian obat kumur berfungsi untuk menghilangkan bakteri pada rongga mulut, mengurangi bau mulut serta mencegah karies dan penyakit periodontal.

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR ALKALI FOSFATASE PLASMA DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl 4 ) Adiatma

Lebih terperinci