BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN 2 JUZ DI SDIT ULUL ALBAB PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN 2 JUZ DI SDIT ULUL ALBAB PEKALONGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN 2 JUZ DI SDIT ULUL ALBAB PEKALONGAN A. Analisis Kurikulum Program Tahfidz Al-Qur an 2 Juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan. 1. Tujuan SDIT Ulul Albab merupakan sekolah swasta yang berada dibawah naungan yayasan Al-Ummah. Kurikulum program tahfidz Al-Qur an diselenggarakan oleh SDIT Ulul Albab Pekalongan guna membantu terwujudnya visi sekolah tesebut yang berbunyi Membentuk Syaksiyah Islamiyah Kamilah Mutakamilah (Kepribadian Islam yang utuh dan sempurna) yang terintegrasi dalam iman, ilmu dan amal serta unggul dalam prestasi dan berkarya. Tujuan program tahfidz Al- Qur an yang dilaksanakan oleh SDIT Ulul Albab merupakan bentuk kesadaran lembaga pendidikan dalam melestarikan Al-Qur an sejak dini, membekali siswa dengan jiwa qur ani, sehingga perilakunya sesuai dengan tuntunan dan tuntutan Al- Qur an. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Zen sebagai berikut: Program tahfidz Al-Qur an ini dilakukan dalam rangka membekali siswa agar terbiasa membaca dan menghafal Al- Qur an sejak dini. 1 1 Muhammad Zen Al Hafidz, Unit Pendidikan Al-Qur an, Koordinator Tahfidz SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 23 September

2 Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa SDIT Ulul Albab Pekalongan melaksanakan program tahfidz Al-Qur an dengan beberapa tujuan: a. Agar siswa hafal 1-2 juz (juz 29 dan 30) Al-Qur an. Hal ini perlu disadari, bahwa sekarang kemampuan membaca Al-Qur an kalangan masyarakat, khususnya bagi anak-anak masih perlu perhatian. Program ini merupakan bekal bagi anak-anak ketika menginjak usia dewasa agar dapat membaca Al-Qur an secara fasih dan tartil. b. Program tahfidz Al-Qur an di SDIT Ulul Albab bertujuan untuk mendorong, membina dan membimbing siswa untuk suka/mencintai menghafal Al-Qur an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari. c. Memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Dalam menentukan dan merumuskan tujuan kurikulum program tahfidz ini sudah sesuai dengan sumber yang dapat digunakan dalam merumuskan tujuan kurikulum, yaitu: a. Falsafah bangsa Falsafah bangsa Indonesia adalah Pancasila. Tujuan program tahfidz Al-Qur an ini mencerminkan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. b. Strategi pembangunan 84

3 Pembangunan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang merata material dan spiritual. c. Hakikat anak didik Tujuan pendidikan dan tujuan kurikulum pada dasarnya untuk anak didik. Oleh karena itu memperhatikan kepentingan anak didik dalam merumuskan dan menetapkan tujun pendidikan sangat diperlukan. d. Ilmu pengetahuan dan teknologi Ilmu pengetahuan dan tegnologi menentukan kehidupan manusia yang serba modern ini dengan ilmu dan tegnologi memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 2 Tujuan dari program tahfidz Al-Qur an ini juga sudah sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional, dan sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang dijelaskan oleh para pakar pendidikan Islam bahwa tujuan dari pendidikan bukanlah untuk mengisi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum pernah mereka ketahui, akan tetapi untuk: a. Mendidik akhlak dan jiwa mereka, b. Menanamkan rasa keutamaan (fadhilah), c. Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, d. Mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran. 3 2 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: PT. Sinar Baru Al Gensindo, Bandung), hlm

4 2. Isi/Materi Menghafal merupakan proses yang rumit dan membutuhkan konsentrasi yang mendalam, sehingga hafalan Al-Qur an berbeda dengan menghafal materi pelajaran yang dapat dihafalkan dalam jangka waktu yang relatif pendek. Program hafalan Al-Qur an di SDIT Ulul Albab hanya 2 juz, di mulai dari juz 30 dilanjutkan juz 29. Tepatnya dari surat an-naas mundur ke belakang sampai surat an-naba. Setelah itu dilanjutkan juz 29 dari surat al-mursalat sampai al-mulk. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Ustadzah Okky Ratri Nawangsari sebagai berikut: Materi hafalan yang ditargetkan hanya 2 Juz, dari kelas 1 sampai kelas VI, karena biar tidak terlalu membebani anak dan pelajaran yang lain juga tetap bisa berjalan sesuai rencana tetapi pada prakteknya banyak anak yang melebihi target sampai 4 Juz yaitu hafal juz 30, 29, 28 dan Menurut peneliti, dasar pertimbangan tersebut pada dasarnya sangat bagus, karena anak (siswa SD) berbeda dengan orang dewasa dalam menangkap materi hafalan Al-Qur an. Di samping itu, kapasitas memory anak juga cukup kecil, meskipun daya ingat yang dimiliki oleh siswa SD cukup kuat. yaitu: Hal ini sesuai dengan kriteria dalam merancang isi kurikulum 3 Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi, prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm Okky Ratri Nawangsari, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 27 September

5 a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa, artinya sejalan dengan tahap perkembangan anak. Materi pembelajaran tahfidz Al-Qur an ini sesuai dengan perkembangan anak karena surat yang dipilih relatif pendek-pendek dan mudah dihafal. b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat. Program tahfidz Al- Qur an ini sesuai dengan tuntutan hidup dalam masyarakat. Masyarakat menginginkan putra putrinya dapat membaca dan menghafalkan Al-Qur an dengan fasih dan tartil. c. Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensip, artinya mengandung aspek intelektual, moral, sosial, dan skills secara integral. d. Isi kurikulum harus berisikan bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, bukan hanya sekadar informasi yang teorinya masih samarsamar. e. Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Ini dikarenakan isi kurikulum berupa program pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru dalam menghantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. 3. Metode Metode pembelajaran tahfidz Al-Qur an yang digunakan adalah dengan cara memadukan sejumlah metode, dalam satu kali pertemuan 87

6 Pembimbing/guru diberikan kebebasan untuk menggunakan metode sesuai dengan kebutuhan pembimbing dan kebutuhan anak didik masingmasing kelompok. Sebagaimana dijelaskan pada bab 3 bahwa Metode yang digunakan pada program tahfidz Al-Qur an ini yaitu : Metode Talqin Musyafahah, Metode Takrir, Metode Talaqqi dan Metode Mandiri. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan oleh Ustadzah Eko Cahyowati sebagai berikut: Metode menghafal masing-masing siswa berbeda-beda, antara siswa kelas 1 sampai kelas VI metode yang dipakai baik guru maupun siswa tidak sama satu dengan yang lain, guru/pembimbing menyesuaikan dengan kemampuan siswa. 5 Ustadzah Ratna juga menyampaikan: Strategi yang dilakukan dalam pelajaran tahfidz di SDIT Ulul Albab memakai strategi Group Learning - Individual Learning yaitu dengan kelompok-kelompok kecil, hal ini dimaksud agar pelajaran lebih efektif dan efisien. 6 Strategi yang digunakan dalam mengajar yaitu dengan role learning yakni siswa menguasai bahan ajar dengan menghafal dan strategi Group Learning-Individual Learning yakni menuntut aktivitas belajar yang bersifat individual atau dalam kelompok-kelompok kecil. Menurut peneliti, strategi tersebut sangat cocok dengan program tahfidz Al-Qur an seusia anak SD akan lebih mudah diberikan materi dengan menghafal dari pada memahami materi. Dan dilakukan dengan 5 Eko Cahyowati, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 26 September Ratnawati, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 September

7 strategi kelompok-kelompok kecil karena proses menghafal membutuhkan waktu banyak dan jika dilakukan perkelas/kelompok besar hasil yang dicapai akan kurang maksimal. Dalam pelaksanaanya guru/pebimbing juga menggunakan Media/alat peraga guna membantu memahamkan siswa agar cepat menghafal, yang sering digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa, rekaman, lembaran mushaf yang diperbesar serta permainan-permainan yang menyenangkan dan menarik. 4. Evaluasi Evaluasi merupakan hal yang terpenting dari kegiatan (proses) menghafal Al-Qur an. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat hafalan siswa terhadap ayat-ayat yang dihafalkan. Penilaian hafalan dilakukan tidak terikat. Waktu penilaian diberikan sepenuhnya kepada guru, tetapi pihak sekolah sudah memberikan rambu-rambu aspek yang dinilai, yaitu: aspek kelancaran, tajwid, fashahah/tartil dan sikap. berikut: Hal ini telah disampaikan oleh Ustadzah Nurul Khasanah sebagai Bentuk penilaian yang dipakai dalam pelajaran tahfidz dengan melihat kelancaran hafalan anak satu persatu, dari ayat ke ayat kemudian surat ke surat sampai bisa hafal satu juz penuh. 7 Secara umum penerapan evaluasi di SDIT Ulul Albab dalam bentuk test lisan, meliputi: 7 Nurul Khasanah, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 23 September

8 a. Test kenaikan ayat, yaitu test yang dilakukan dengan disimak oleh ustadz/ustadzah pembimbing. Test kenaikan ayat ini disebut juga dengan setoran, sehingga dapat dilakukan setiap hari. b. Tes kenaikan surat, yaitu suatu test yang dilakukan setelah siswa dapat menghafal satu surat penuh. c. Sidang tahksis tahfidz, yaitu test yang dilakukan setelah siswa mampu menghafal satu juz. Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kurikulum tahfidz Al-Qur an di SDIT Ulul Albab sudah sesuai dengan komponen yang ada yaitu: 1. Tujuan pembelajaran yang jelas yaitu siswa hafal 2 juz yakni juz 30 dan juz 29, dapat mendorong siswa agar cinta Al-Qur an, dan membekali siswa untuk masuk ke jenjang SLTP. 2. Materi atau isi kurikulumnya jelas yaitu juz 30 dan juz 29. Hal ini sesuai dengan kriteria penyusunan materi atau isi kurikulum, yakni: a. Sesuai dengan tahap perkembangan anak b. sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat. c. mengandung aspek intelektual, moral, sosial, dan skills secara integral. d. berisikan bahan pelajaran yang jelas, teori dan prinsip e. dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. 3. Metode atau strategi pelaksanaan pembelajaranya dengan menggabungkan beberapa metode : 90

9 a. Metode Talqin Musyafahah b. Metode Takrir c. Metode Talaqqi d. Metode Mandiri. 4. Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan tes lisan, meliputi tes kenaikan ayat, tes kenaikan surat, dan sidang tahsis tahfidz. Aspek yang dinilai yaitu: aspek kelancaran, tajwid, fashahah/tartil dan sikap. B. Analisis Pelaksanaan Kurikulum Program Tahfidz Al-Qur an 2 Juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan. 1. Perencanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur an 2 Juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan. Bentuk kurikulum yang dipakai yaitu kurikulum sparated subject curriculum karena kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan pelajaran lainya. Penyusunan perencanaan pembelajaran oleh guru tahfidz memang jarang dilakukan, karena para guru beranggapan bahwa penyampaian materi tahfidz dilakukan setiap hari dan sudah biasa dilakukan, sehingga dengan sendirinya hal tersebut sudah menjadi sebuah kebiasaan. Biasanya guru hanya meng-copi paste tahun-tahun sebelumnya Terkadang penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi program tahunan, program semester, penyusunan silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran hanya sebagai formalitas, dalam artian hanya 91

10 menggugurkan kewajiban administrasi seorang guru, dalam aplikasinya kadang tidak sesuai dengan perencanaan. Hal ini telah disampaikan oleh ustadz Aziz sebagai berikut: seorang guru harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, bahkan guru juga perlu mempersiapkan alat atau media pendukung seperti alat peraga dan lembar kerja yang kreatif dan menyenangkan bagi siswa. 8 Menurut peneliti, perencanaan pembelajaran yang disusun oleh seorang guru dapat dijadikan pedoman yang sangat membantu guru tersebut, bukan hanya dalam rangka menyajikan materi pembelajaran, tetapi juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran yang dilaksanakan pada waktu itu, sehingga pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya dapat berjalan secara lebih baik dan optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti dalam pembuatan perencanaan perangkat pembelajaran program tahfidz di SDIT Ulul Albab Pekalongan kurang berjalan dengan baik, hal ini karena pembelajaran dilakukan setiap hari dan materi yang disampaikan dari tahun ketahun sama sehingga para guru tahfidz hanya mengcopy paste tahun-tahun kemaren. 2. Proses Pembelajaran Tahfidz Al-Qur an 2 juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan. Pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur an merupakan salah satu program khas. Dalam pelaksanaanya harus direncanakan dan 8 Abdul Aziz, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 03 Oktober

11 dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pelakanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur an di SDIT Ulul Albab Pekalongan secara umum sudah dikembangkan dengan baik melalui perencanaan yang matang dan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tahfidz Al-Qur an SDIT Ulul Albab dapat dilihat dari proses hafalan, materi (surat) yang dihafalkan, metode yang digunakan, dan evaluasi. Proses hafalan mencakup aktivitas yang dilakukan oleh pembimbing/guru dan siswa dalam kegiatan hafalan Al-Qur an, meliputi membagi siswa dalam kelompok hafalan, mengabsen siswa, melakukan setoran, dan mencatat hasil hafalan siswa. Proses penyampaian materi hafalan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur an selalu disesuaikan dengan kemampuan menangkap materi siswa. Biasanya dalam satu pertemuan guru hanya menyampaikan 2 sampai 3 ayat saja untuk materi hafalan siswa. Hal tersebut karena guru tidak mengutamakan jumlah hafalan siswa yang sangat besar tetapi guru lebih mengutamakan pada kemampuan atau kualitas hafalan siswanya. Materi hafalan yang dihafalkan sesuai dengan kondisi psikologis siswa, sehingga surat dan ayat yang dihafalkan adalah juz 29 dan 30. pada pelaksanaanya, koordinator maupun guru tahfidz SDIT Ulul Albab Peklongan tidak memberikan patokan khusus untuk materi menghafal Al-Qur an, pelaksanaan pembelajaran menghafal Al-Qur an didasarkan 93

12 pada kemampuan masing-masing siswa. Ada beberapa siswa yang sudah hafal sampai juz 28, juz 27 dan 26. Metode yang diterapkan pada hafalan merupakan metode gabungan, meliputi Metode Talqin Musyafahah, Metode Takrir, Metode Talaqqi dan Metode Mandiri. Penggunaan metode yang tepat dalam menghafal Al-Qur an memudahkan siswa untuk cepat menghafal Al- Qur an. Masing-masing siswa memiliki pengalaman yang beragam dan latar belakang yang variatif, sehingga metode yang digunakan siswa satu belum tentu sama dengan siswa lainnya. Sebenarnya tidak ada satupun metode yang tepat digunakan untuk menghafal Al-Qur an. Hal tersebut dikarenakan metode menghafal Al- Qur an yang digunakan setiap orang berbeda-beda. Setiap siswa yang menggunakan satu metode tertentu belum tentu dapat ditiru oleh siswa lainnya. Oleh karena itu, penggunaan metode menghafal Al-Qur an sepenuhnya diserahkan kepada anak itu sendiri. Metode menghafal Al- Qur an yang diterapkan oleh SDIT Ulul Albab sangat fleksibel. Siswa SDIT Ulul Albab diberi kesempatan seluas-luasnya dalam menggunakan metode menghafal Al-Qur an. Namun demikian, siswa harus menyetorkan hafalannya sesuai dengan waktu yang ditentukan. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tahfidz Al-Qur an SDIT Ulul Albab Pekalongan. Keberhasilan program tahfidz Al-Qur an bisa dilihat pada hasil akhir evaluasi. Siswa-siswi SDIT Ulul Albab sudah bisa menyelesaikan 94

13 tahfidz 2 juz. Pada tahun ini yang mengikuti wisuda tahfidz sejumlah 131 siswa, yang terdiri dari 74 siswa wisuda tahfidz juz 30, 29 siswa wisuda tahfidz juz 29, 17 siswa wisuda tahfidz juz 28, 6 siswa wisuda tahfidz juz 27, 4 siswa wisuda tahfidz juz 26 dan 1 siswa wisuda tahfidz juz 25. Ustadzah Istiqomah menyampaikan sebagai berikut: Pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur an ini sudah berjalan dengan baik, hasil yang dicapai telah memenuhi target dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum yaitu hafal 2 juz. 9 Berdasarkan uraian diatas bahwa pelaksanaan kurikulum tahfidz Al- Qur an di SDIT Ulul Albab Pekalongan berjalan dengan baik, hal ini di buktikan dengan keberhasilan siswa-siswa yang dapat menyelesaikan target sesuai rencana dengan baik. Beberapa siswa yang melebihi target, ada yang sudah hafal sampai juz 28, juz 27 dan 26. C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur an 2 Juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan. Secara umum dalam pelaksanaan krikulum program tahfidz Al-Qur an di SDIT Ulul Albab Pekalongan tidak mengalami masalah yang begitu berarti, meskipun demikian ada beberapa faktor pendukung dan ada pula faktor yang menghambat pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur an di SDIT Ulul Albab Pekalongan. 1. Faktor Pendukung 9 Istiqomah, Wakil Koordinator Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 03 Oktober

14 Beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur an di SDIT Ulul Albab Pekalongan diantaranya: minat dan motivasi siswa yang tinggi, perhatian guru, pemberian penghargaan (reward) dan adanya perangkat pembelajaran seperti silabus, jurnal pembelajaran, RPP. Hal ini seperti yang disampaikan oleh ustadzah Malikhah: Minat dan motivasi siswa, perhatian guru, pemberian penghargaan dan adanya perangkat pembelajaaran, program tahfidz Al-Qur an bisa berjalan dengan baik Faktor Penghambat Pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur an di SDIT Ulul Albab Pekalongan dapat berjalan dengan baik, tanpa ada kendala yang begitu serius. Namun ada beberapa permasalahan yang memerlukan penanganan di antaranya: a. Input siswa yang berbeda dalam hal kemampuan membaca Al-Qur an. Tidak semua siswa yang masuk di SDIT Ulul Albab mempunyai kemampuan dalam membaca Al-Qur an. Ada beberapa siswa yang belum bisa sama sekali mengenal huruf-huruf Al-Qur an, apalagi dalam menghafal Al-Qur an. Salah satu solusi dalam mengatasi hal ini adalah sekolah perlu mengadakan tes membaca dan menghafal Al- Qur an untuk calon siswa baru, hal ini perlu diadakan untuk 10 Malikhah, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 06 Oktober

15 mengetahui kemampuan siswa, sehingga memudahkan dalam pengelompokan. b. Jumlah siswa perkelompok yang terlalu banyak. Jumlah siswa untuk pelajaran tahfidz idealnya antara siswa. Kadang dalam pelaksanaanya perkelompok lebih dari 15 siswa, hal itu karena ada guru cuti atau izin tidak berangkat, sehingga pembelajaran kurang efektif. Dalam mengatasi masalah ini pihak sekolah menyediakan guru tahfidz tambahan. c. Fasilitas yang kurang memadai. SDIT Ulul Albab sudah berupaya memberikan fasilitas yang cukup, namun kegiatan pembelajaran program tahfidz Al-Qur an ini membutuhkan tempat yang banyak, karena pembelajaranya tidak dilakukan sesuai jenjang kelas tetapi disesuaikan dengan kemampuan hafalan masing-masing siswa. Diantara solusi mengatasi masalah ini adalah sekolah menyediakan ruang khusus tahfidz yang memadahi untuk pembelajaran tahfidz, sehingga tidak mengandalkan ruang kelas saja. Ustadz tamono menuturkan kepada penulis: Sarana dan prasarana di SDIT Ulul Albab sudah mencukupi, namun mash ada yang pelu diperbaiki dan disediakan, diantaranya ruang khusus tahfidz yang kurang memadai. 11 d. Perhatian orang tua yang kurang 11 Tarmono, Petugas Umum SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 15 Oktober

16 Perhatian dan kesadaran orang tua terhadap program tahfidz Al-Qur an sangat minim. Perhatian orang tua lebih banyak difokuskan terhadap mata pelajaran lain, yang dianggap memiliki manfaat serta perlu untuk mendapatkan nilai dan prestasi yang tinggi terhadap mata pelajaran tertentu sebagai bagian kurikulum Diknas. Untuk mengatasi masalah ini sekolah mengadakan pertemuan rutin dengan wali siswa, sehingga sekolah bisa menyamaikan hal-hal yang berhubungan dengan program tahfidz Al-Qur an, agar wali siswa bisa mengetahui pentingnya pembelajaran tahfidz. 98

BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembelajaran Tahfidzul Qur an di MI Al Khoiriyyah 1 Semarang yang didukung

BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembelajaran Tahfidzul Qur an di MI Al Khoiriyyah 1 Semarang yang didukung BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembelajaran Tahfidzul Qur an di MI Al Khoiriyyah 1 Semarang yang didukung oleh landasan teori, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Khusus Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang Implementasi Pembiasaan Kegiatan TPQ Dalam Pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY AL-QIRAATI AL-JUZ I VERSI AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR AN DI SDIT FAJRUL ISLAM KAMPIL WIRADESA A. Analisa Metode Thoriqotu Takriry Al-Qiraati

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah kitab umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril yang berisi perintah dan larangan yang langsung turun dari

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Qur an dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur an di MTs Negeri 2 Kota. Blitar, maka penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. Qur an dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur an di MTs Negeri 2 Kota. Blitar, maka penulis simpulkan sebagai berikut: BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang Program Ekstrakurikuler Bengkel Al- Qur an dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur an di MTs Negeri 2 Kota Blitar, maka penulis simpulkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkualitas harus berlandaskan tujuan yang jelas, sehingga dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecurangan akademik bukanlah masalah yang baru dalam pendidikan di Indonesia, sehingga fenomena kecurangan akademik dapat dikatakan telah menjadi kebiasaan di

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN A. ANALISA KASUS TUNGGAL 1. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Sukorejo a. Penerapan Metode Gabungan Tahfidz, Wahdah dan Sorogan Untuk melakukan analisis data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 A. Analisis Proses Pembelajaran Muatan Lokal di Kelas V SDN Sapuro 05 Pekalongan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan manusia yang beragam dan selalu berubah sesuai tuntutan zaman. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP

BAB V KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP BAB V KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai studi deskriptif tentang pembelajaran Al-Qur'an dengan metode tilawati pada siswa kelas VII di MTs Assakinah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Islam melalui metode mind map di SD Al Falah Surabaya dan SD Al Falah

BAB V PENUTUP. Islam melalui metode mind map di SD Al Falah Surabaya dan SD Al Falah 109 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Secara Faktual, pemahaman siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam melalui metode mind map di SD Al Falah Surabaya dan SD Al Falah Daarussalam dapat ditunjukkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Tinjauan Historis Pondok Pesantren Nurul Amin Kaliwungu Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Amin berawal dari sebuah Majlis Ta lim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE IQRO DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN DI TPA AISYIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE IQRO DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN DI TPA AISYIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE IQRO DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN DI TPA AISYIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN Pembahasan mengenai analisis data, mengacu pada data-data sebelumnya. Dalam melakukan analisis data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil 74 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil penelitian observasi, interview maupun dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa dan memodifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Al-Qur an merupakan salah satu dari mata pelajaran agama Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman Allah) baik huruf-huruf

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI Dalam menghafal Al-Qur'an, ada yang mudah dan ada yang sulit. Pengalaman spesifiknya yang terinternalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di dunia semakin maju dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka

Lebih terperinci

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama) KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH (Madrasah Tidak Berbasis Asrama) LATAR BELAKANG Adanya dikotomi antara pendidikan pesantren dan pendidikan madrasah diperlukan sebuah sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman yang semakin cepat, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan penting dalam mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Dikatakan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007), hal ), hal Depdiknas, Bunga rampai keberhasilan guru dalam pembelajaran (Jakarta: Depdiknas,

BAB I PENDAHULUAN. 2007), hal ), hal Depdiknas, Bunga rampai keberhasilan guru dalam pembelajaran (Jakarta: Depdiknas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun. Taman kanak kanak bermakna sebagai tempat yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA A. Analisis Tentang Penerapan Metode Menghafal Dan Problematika nya Dalam

Lebih terperinci

NUR ENDAH APRILIYANI,

NUR ENDAH APRILIYANI, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan formal yang terstruktur dan membentuk sebuah sistem yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang berlangsung pada saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku peserta didik. Perubahan yang sangat cepat dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi Qur ani menjadi target yang sangat digemari masyarakat dalam era globalisasi saat ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang berminat

Lebih terperinci

MENGHAFAL AL-QUR AN DALAM PENDIDIKAN FORMAL 1

MENGHAFAL AL-QUR AN DALAM PENDIDIKAN FORMAL 1 MENGHAFAL AL-QUR AN DALAM PENDIDIKAN FORMAL 1 Hafalan Sebagai Formalitas Beberapa tahun terakhir ini para orang tua diserbu beragam tawaran sekolah yang bersemangat membawa bendera Islami. Salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau kelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN A. Sejarah singkat pondok pesantren Pondok pesantren Daarul Ahsan didirikan pada tanggal 15 juli 1999, terletak di desa dangdeur, kecamatan jayanti, kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 5. Instrumen Uji Coba 139 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Yogyakarta, April 2012 Kepada: Yth. Bapak Guru Program Studi Keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri 2 Depok Sleman Di tempat

Lebih terperinci

Perkembangan menarik yang tidak kalah menggembirakan adalah munculnya gagasan gerakan tahfidz ini sampai ke sekolahsekolah/madrasah-madrasah.

Perkembangan menarik yang tidak kalah menggembirakan adalah munculnya gagasan gerakan tahfidz ini sampai ke sekolahsekolah/madrasah-madrasah. Alhamdulillah, kita layak bersyukur, akhirakhir gairahan masyarakat muslim Indonesia dalam menghafal Al-Qur an makin terasa gregetnya. Pesantren Tahfidz berkembang pesat. Rumah Tahfidz bermunculan di manamana,

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 1. Pengajaran Mikro Pengajaran mikro dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TRADISI TADARUSAN DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI SISWA CINTA AL QUR AN DI SD AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TRADISI TADARUSAN DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI SISWA CINTA AL QUR AN DI SD AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TRADISI TADARUSAN DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI SISWA CINTA AL QUR AN DI SD AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH PEKALONGAN Pada bab ini akan dipaparakan Analisis tradisi tadarusan dalam menumbuhkan motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Guru tidak hanya sebatas tugas yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan formal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan formal maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan formal maupun nonformal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan perubahan sosial. Perubahan ke arah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang berkualitas. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengacu pada berbagai macam aktifitas, mulai dari yang sifatnya produktif-material sampai kreatif-spiritual, mulai dari proses peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seseorang yang memiliki kekuatan intelektual, emosional, dan spiritual sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia. Pendidikan berfungsi menyiapkan generasi yang terdidik, mandiri dan memiliki keterampilan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini disajikan uraian bahasan sesuai hasil penelitian, sehingga

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini disajikan uraian bahasan sesuai hasil penelitian, sehingga 83 BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan uraian bahasan sesuai hasil penelitian, sehingga pada pembahasan ini peneliti akan menyatukan hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang

Lebih terperinci

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai Available online at http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam 171 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam tesis ini maka penulis dapat mengemukakan isi dari keseluruhan inti penelitian berupa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Tentang Kegiatan Membaca Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Kelas VIII di MTsN Tulungagung yang

BAB V PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Tentang Kegiatan Membaca Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Kelas VIII di MTsN Tulungagung yang BAB V PEMBAHASAN 1. Tinjauan Tentang Kegiatan Membaca Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Kelas VIII di MTsN Tulungagung Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Kegiatan Membaca Al- Qur an (Qiroatul Qur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM Keinginan seorang guru untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang pintar, berbudi

Lebih terperinci

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT 34 BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT A. Syarat-Syarat Menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur Dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

TPQ DARUL FALAH PEKUNCEN

TPQ DARUL FALAH PEKUNCEN PROPOSAL PENGAJUAN IJIN OPERASIONAL TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN TPQ DARUL FALAH PEKUNCEN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN TPQ DARUL FALAH PEKUNCEN Alamat : Jalan Mataram No. 183 Pekuncen KECAMATAN KROYA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Sekolah a. Tinjauan Historis SMP Takhassus Plus Al-Mardliyah merupakan sebuah lembaga pendidikan formal dibawah naungan yayasan pondok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan 1. Profil Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama dan Budaya, Bandung: Pustaka Setia, hal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Agama dan Budaya, Bandung: Pustaka Setia, hal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Profil Singkat SD Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin Sekolah Dasar Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin pada awalnya menyewa lokasi di

Lebih terperinci

3. Apa kendala pembelajaran Al Qur an metode Wafa di Griya Al Qur an Al Furqon Ponorogo?

3. Apa kendala pembelajaran Al Qur an metode Wafa di Griya Al Qur an Al Furqon Ponorogo? Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA SKRIPSI PEMBELAJARAN AL QUR AN BERBASIS OTAK KANAN (IMPLEMENTASI METODE WAFA DI GRIYA AL QUR AN AL FURQON PONOROGO) TAHUN 2016 1. Bagaimana implementasi pembelajaran Al Qur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan

I. PENDAHULUAN. Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan Al Qur an dan As Sunnah. Konsep operasional

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Membentuk. a. Strategi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pidato dalam

BAB VI PENUTUP. 1. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Membentuk. a. Strategi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pidato dalam 248 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Membentuk Multiple Intelligences Peserta Didik a. Strategi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pidato dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CIPP. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pada penelitian ini sasaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CIPP. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pada penelitian ini sasaran 143 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan evaluasi model CIPP. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan masalah penerapan keterampilan bertanya dasar pada proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuan secara optimal agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan di Indonesia selalu berkembang mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. a. Proses Perencanaan Pembelajaran Tahfiẓul Qur an

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. a. Proses Perencanaan Pembelajaran Tahfiẓul Qur an BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data 1. SMPIT Tahfidzil Qur an Botoran a. Proses Perencanaan Pembelajaran Tahfiẓul Qur an Perencanaan pembelajaran Tahfiẓul qur an di SMPIT Tahfidzil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MI WALISONGO PEKAJANGAN Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo Pekajangan Kecerdasan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam, Al Qur an berfungsi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam, Al Qur an berfungsi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kitab Suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, Al Qur an berfungsi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni khususnya seni tari pada saat ini sudah banyak dipelajari diberbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negri atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media,2003), hlm 6. 1 UU RI No.20 th 2003 Bab II pasal 3 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus

BAB I PENDAHULUAN. Media,2003), hlm 6. 1 UU RI No.20 th 2003 Bab II pasal 3 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PAI merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD yang mempunyai andil besar dalam mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. Hal ini sesuai dalam UU RI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Proses pembelajaran muatan lokal hampir sama dengan mapel-mapel

BAB V PENUTUP. 1. Proses pembelajaran muatan lokal hampir sama dengan mapel-mapel BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran muatan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator salah satunya, lulusan dari sekolah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS) PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS) Semester Gasal 2012/2013 suranto@uny.ac.id 1 A. Pendahuluan Selama ini pendidikan cenderung diartikan aktivitas mempersiapkan anak-anak dan pemuda untuk memasuki kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Quran merupakan ayat-ayat Allah yang berupa kalamullah yang diturunkan dengan bahasa arab, yaitu satu-satunya bahasa yang terjaga dengan baik. Hal ini semata-semata

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci