BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut: Data Data berasal dari bahasa Latin datum yang berarti sesuatu yang diberikan. Dalam penggunaan sehari-hari, data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan yang dimaksud di atas adalah hasil dari pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, gambar, grafik, tabel ataupun gabungan dari semuanya. Menurut KBBI online (kbbi.web.id/data), data adalah keterangan yg benar dan nyata; keterangan atau bahan nyata yg dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Menurut Rainer and Casey (2011:10), data mengarahkan pada deskripsi dasar suatu barang, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tercatat, terklasifikasi, dan tersimpan tetapi belum tersusun untuk menyampaikan makna tertentu. Data dapat berupa angka, huruf, figure, suara, atau gambar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa data adalah segala sesuatu yang diperoleh dari hasil pengamatan atau pengukuran pada kondisi yang sebenarnya, dapat berupa angka, gambar, grafik, tabel, atau kalimat yang belum memiliki makna atau arti tertentu Informasi Menurut KBBI online (kbbi.web.id/informasi), informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Menurut Whitten, Bentley and Dittman (2007:21), informasi adalah data yang telah diolah dan disusun dengan pengolahan dan keahlian dengan tujuan tertentu. Akhirnya, keahlian dengan tujuan tertentu sangat penting untuk didefinisikan orang-orang 7

2 8 menyediakan tujuan dan keahlian yang menghasilkan informasi yang benar. Menurut Rainer and Casey (2011:10), informasi mengarahkan pada data yang telah disusun agar memiliki makna dan nilai untuk penerima.penerima dapat menafsirkan makna dan menarik kesimpulan dan maksud dari informasi tersebut. Informasi yang berkualitas harus memenuhi beberapa faktor, menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2002: 16-17) faktor tersebut antara lain: Keakuratan dan teruji kebenarannya. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Kesempurnaan informasi Informasi disajikan dengan lengkap tanpa pengurangan, penambahan, dan pengubahan. Tepat waktu Infomasi harus disajikan secara tepat waktu, karena menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Relevansi Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika informasi tersebut dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Mudah dan murah Apabila cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau akan mencari alternatif substitusinya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah dan disusun sedemikian rupa sehingga memiliki suatu makna yang bermanfaat dan memiliki nilai bagi penerimanya.

3 Sistem Menurut Satzinger (2005:6), sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan dan memiliki fungsi yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut KBBI online (kbbi.web.id/sistem), sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Menurut Whitten, Bentley and Dittman (2007:6), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan dan berfungsi bersamasama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan perangkat, komponen dan prosedur yang saling berkaitan dan tersusun secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan tertentu Sistem Informasi Menurut Whitten, Bentley and Dittman (2007:6), sistem informasi adalah kumpulan orang, data, proses, tampilan informasi, dan teknologi informasi yang saling berkaitan untuk mendukung dan meningkatkan fungsi bisnis sehari-hari dan juga mendukung kebutuhan problem-solving dan decision-making bagi manajemen dan user. Menurut Satzinger (2005:7), sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling berkaitan yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyediakan sebagai hasil dari kebutuhan informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen berupa orang, data, proses, informasi dan infrastruktur teknologi informasi yang saling berkaitan satu sama lain untuk memenuhi tujuan atau hasil tertentu.

4 Proses Bisnis Menurut Monk and Wagner (2009:1), proses bisnis adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang melakukan satu macam atau lebih input dan menciptakan suatu output yang memiliki nilai bagi perusahaan. Menurut Considine, B. et al. (2010:744), proses bisnis adalah sekumpulan aktivitas yang bekerja antar satu dengan yang lain pada perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan yang biasanya didefinisikan untuk mencapai kebutuhan atau kepuaasan customer. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa proses bisnis adalah sekumpulan aktivitas baik pekerjaan atau kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain dan menghasilkan tujuan dan nilai tertentu pada perusahan Enterprise Resource Planning (ERP) Menurut Leon (2008:29), ERP adalah sekumpulan perangkat dan proses yang bertujuan untuk mengintegrasikan bagian bagian dan fungsi dalam perusahaan menjadi suatu sistem komputer. Menurut Rainer. et al. (2007:248), ERP mengintegrasikan perencanaan, manajemen, dan penggunaan semua sumber daya dari organisasi. Menurut Monk and Wagner (2009:239), ERP adalah sebuah sistem yang membantu untuk mengatur proses bisnis seperti marketing, produksi, pembelian, dan accounting dalam suatu kesatuan yang terintegrasi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ERP adalah sebuah sistem komputer terintegrasi yang mengatur berbagai modul yang ada dalam proses bisnis dan aktivitas pada perusahaan antara lain procurement, sales, finance, accounting dan human capital management.

5 Teori-teori Khusus Web-based Systems Menurut Perry (2006:799), web-based systems adalah sistem yang menggunakan internet, intranet, dan extranet. Internet adalah kumpulan jaringan yang terhubung secara worldwide. Intranet adalah jaringan pribadi yang ada di perusahaan yang menggunakan aplikasi berbasis web. Extranet adalah jaringan pribadi yang memungkinkan akses eksternal ke customer atau ke supplier menggunakan aplikasi berbasis web. Web-based systems memiliki browser yang disimpan pada client. Client tersebut dihubungkan dengan server baik dengan jaringan seperti local area network (LAN) atau wide area network (WAN), ataupun dengan koneksi jarak jauh (remote connection) Testing Menurut standar ANSI/IEEE 1059, software testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects/error/bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software. Menurut Galin (2004), software testing adalah proses formal yang dilakukan oleh tim testing terhadap suatu unit software atau beberapa unit software yang terintegrasi atau paket software yang diperiksa secara keseluruhan dengan menjalankan program pada komputer Software Testing Process Menurut Perry (2006:56), ada 7 langkah proses melakukan software testing yaitu: 1. Organizing for Testing a. Define test scope Menentukan tipe dari testing yang akan dilakukan.

6 12 b. Organize the test team Menentukan tim yang akan melakukan testing berdasarkan tipe dari testing yang telah ditentukan. c. Access development plan and status Prasyarat unutk membangun test plan yang akan digunakan untuk mengevaluasi software implementation plan. Tujuan dari Organizing for testing adalah untuk menentukan ruang lingkup testing dan menentukan siapa yang melakukan testing. 2. Developing the Test Plan a. Perform risk analysis Mengidentifikasi resiko-resiko testing. b. Write the test plan Membentuk perencanaan testing. Tujuan dari tahap ini adalah untuk merencanakan bagaimana testing dilakukan dan menentukan tujuan tujuan testing secara spesifik. 3. Verification Testing a. Test software requirements Persyaratan yang tidak lengkap, tidak akurat, dan tidak konsisten mampu menimbulkan kegagalan pada sistem. Dengan verification testing, tester harus menentukan persyaratan yang akurat dan lengkap sehingga tidak bertentangan antara satu dengan lainnya. b. Test software design Melakukan testing terhadap desain internal dan eksternal suatu sistem.

7 13 c. Test software construction Melakukan testing terhadap sistem yang dibangun dengan proses coding manual yang rentan error dan perlu diverifikasi lebih lanjut. Tujuan dari verification testing adalah memastikan apakah telah membangun sistem yang benar. 4. Validation Testing a. Perform Validation testing Melakukan testing terhadap kode dalam kondisi dinamis. b. Record test results Mendokumentasikan hasil testing tersebut. Tujuan dari validation testing adalah memastikan apakah telah membangun sistem dengan benar dan sistem bekerja sesuai dengan yang diharapkan. 5. Analyzing and Reporting Test Results a. Analyze the test results Mempelajari hasil testing dan menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. b. Develop test reports Membuat laporan testing yang dilakukan, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan apa yang telah dipelajari setelah melakukan testing dan memberi informasi beserta saran dari tester untuk pihak lain. 6. Acceptance and Operational Testing a. Perform acceptance testing Acceptance testing memungkinkan pengguna sistem untuk mengevaluasi penerapan dan

8 14 penggunaan sistem dalam melaksanakan fungsi pekerjaan sehari-hari. b. Test software installation Setelah test team memastikan sistem telah siap, kemampuan untuk menjalankan sistem di lingkungan perusahaan juga perlu di-tes. c. Test software changes Jika terjadi perubahan pada sistem, test plan juga perlu dirubah dan dampak perubahan pada sistem perlu di-tes dan dievaluasi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan bahwa sistem telah siap digunakan dan apabila terjadi perubahan sewaktu-waktu, sistem tetap dapat bekerja secara efektif dan efisien. 7. Post-Implementation Analysis Perbaikan testing dapat dicapai dengan mengevaluasi efektivitas testing pada akhir setiap proses software testing. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan apakah testing sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika belum, perubahan testing perlu dilakukan sehingga proses testing berikutnya dapat berjalan lebih efektif dan efisien Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Menurut Black (2009:32), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah teknik untuk mempelajari dan memprioritaskan kemungkinan terjadi resiko atas kegagalan dan pengurangan kualitas pada fungsi, fitur, attribute, behavior, komponen, dan interface suatu sistem. FMEA juga menyediakan pencegahan terjadinya kegagalan dan proses pelacakan atas perbaikan yang dilakukan. Berikut adalah contoh tabel FMEA:

9 15 Gambar 2.1 Contoh Tabel FMEA Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa tabel FMEA terdiri dari beberapa kolom, antara lain: System Function or Feature Merupakan poin permulaan dari analisis FMEA di mana kita menginput deskripsi singkat dari sebuah fungsi sistem. Jika entry tersebut merepresentasikan sebuah kategori, kita harus memecahnya ke dalam beberapa fungsi yang lebih spesifik atau fitur dalam baris selanjutnya. (Black, 2009: 32). Potential Failure Mode(s) Quality Risk(s) Untuk setiap fungsi atau fitur spesifik (tetapi bukan untuk kategori itu sendiri), kita harus mengidentifikasi cara bagaimana untuk mengatasi kegagalan. Quality risks yang berhubungan dengan hilangnya fungsi sistem yang spesifik. Setiap fungsi atau fitur spesifik dapat memiliki beberapa jenis kegagalan yang berbeda. (Black, 2009: 32). Potential Effect(s) of Failure Dalam kolom ini dituliskan bagaimana jenis jenis kegagalan yang dapat mempengaruhi user dalam satu atau beberapa cara. (Black, 2009: 33).

10 16 Critical? Dalam kolom ini diindikasikan apakah efek potensial memiliki konsekuensi yang kritikal bagi user. Apakah fitur atau fungsi produk tidak dapat digunakan sama sekali jika jenis kegagalan ini terjadi? (Black, 2009: 33). Severity Dalam kolom ini ditangkap efek kegagalan (segera atau tertunda) di dalam sistem. (Black, 2009: 33). Di bawah ini contoh penggunaan skala 1-5, yaitu: 1. Kehilangan data, kerusakan hardware, atau isu keamanan. 2. Kehilangan fungsi vital yang tidak ada solusinya 3. Kehilangan fungsi vital dengan adanya solusi 4. Kehilangan sebagian fungsi vital. 5. Hal-hal lain yang kurang berarti atau biasa terjadi. Potential Cause(s) of Failure Dalam kolom ini dituliskan daftar faktor-faktor yang mungkin memicu sebuah kegagalan. Contohnya error yang terjadi pada operating system, user error, atau penggunaan secara normal. (Black, 2009: 33). Priority Dalam kolom ini terdapat peringkat terhadap berbagai efek kegagalan pada user, customer, atau operator. (Black, 2009: 34). Berikut ini adalah contoh penggunaan skala 1-5, yaitu: 1. Kehilangan total dari nilai sistem. 2. Kehilangan nilai sistem yang tidak dapat diterima. 3. Pengurangan nilai sistem yang kemungkinan dapat diterima. 4. Pengurangan nilai sistem yang dapat diterima. 5. Pengurangan nilai sistem yang dapat diabaikan. Detection Method(s) Dalam kolom ini dituliskan daftar metode atau prosedur yang sedang digunakan, seperti aktivitas pembangunan atau vendor testing, yang dapat menemukan masalah sebelum masalah itu

11 17 berdampak pada user, tidak termasuk kegiatan yang dilakukan di masa mendatang (seperti membuat dan menjalankan test suite) yang dilakukan untuk menemukan masalah. (Black, 2009: 34). Likelihood Dalam kolom likelihood terdapat sebuah nomor yang merepresentasikan kerentanan sistem, yang terbagi menjadi : a) eksistensi dalam produk (berdasarkan faktor resiko teknikal seperti riwayat kompleksitas dan kecacatan yang terjadi sebelumnya); b) lepas dari proses pembangunan yang berjalan; dan c) gangguan pada operasional user. Contoh ini menggunakan skala 1 sampai 5 sebagai berikut (Black, 2009: 34) : 1. Pasti berdampak pada semua user. 2. Kemungkinan besar berdampak kepada beberapa user. 3. Mungkin berdampak pada beberapa user. 4. Pengaruh terbatas kepada sedikit user. 5. Tidak dapat dibayangkan pada penggunaan saat ini Risk Priority Number (RPN) Dalam kolom ini diberitahukan betapa pentingnya melakukan tes jenis kegagalan tertentu. Risk Priority Number adalah hasil dari severity, priority, dan likelihood. Dikarenakan contoh ini menggunakan nilai dari 1 sampai 5 pada ketiga parameter, skala RPN adalah (Black, 2009: 34). Recommended Action Berisi satu atau lebih simple action item untuk setiap efek potensial untuk mengurangi resiko yang berhubungan (yang mendorong risk priority number menuju 125). Bagi test team, aksi yang paling direkomendasikan meliputi pembuatan sebuah test case yang mempengaruhi peringkat likelihood. (Black, 2009: 34).

12 18 Who/When? Mengindikasikan siapa yang bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang direkomendasikan dan kapan mereka bertanggungjawab untuk tindakan tersebut (sebagai contoh pada fase tes yang mana). (Black, 2009: 35). References Kolom ini menyediakan referensi dan informasi lebih lanjut mengenai resiko kualitas. Biasanya hal ini meliputi spesifikasi produk, dokumen yang dibutuhkan, dan sebagainya. (Black, 2009: 35). Action Results Memungkinkan untuk mencatat pengaruh dari aksi yang telah dilakukan pada priority, severity, likelihood, dan nilai RPN. Kolom ini akan digunakan setelah testing telah dilakukan, bukan selama awal FMEA. (Black, 2009: 35) Test Plan Menurut Perry (2006:251), test plan adalah suatu dokumentasi formal atau informal untuk menjabarkan budaya perusahaan. Test plan biasanya berbentuk sepuluh lembar kertas kerja atau disesuaikan dengan besar suatu test team pada perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar test team, test plan yang dibuat akan lebih formal. Tujuan dari test plan adalah untuk mendeskripsikan seluruh testing yang perlu dicapai, bersama dengan sumber dan jadwal yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Test plan perlu menyediakan informasi mengenai software yang di-tes, tujuan dan resiko-resiko dilakukannya tes, dan tes yang akan dilakukan Test Case Menurut Perry (2006:503), test case adalah sekumpulan input untuk tes, kondisi-kondisi pelaksanaan, dan hasil yang diharapkan dari pengembangan tujuan tes tertentu.

13 19 Menurut Black (2009:91), test case adalah kondisi saat testing melaksanakan action pada sistem, tester memberikan data pada sistem yang diuji, dan sistem berada pada satu atau beberapa kondisi dengan menghasilkan output yang dapat dibandingkan dengan hasil yang diharapkan. Tindakan, data, dan hasil yang diharapkan adalah bagian utama dari dilakukannya testing dan menghasilkan test condition. Menurut Black (2009:610), test case adalah urutan langkahlangkah, sub dari langkah-langkah tersebut, dan tindakan lain yang dijalankan secara berurutan atau merupakan kombinasi dari konsekuensi yang menghasilkan kondisi tes sesuai harapan dan berguna untuk evaluasi lebih lanjut Activity Diagram Menurut Satzinger (2005:144), activity diagram ialah suatu diagram yang menggambarkan alur kerja dari kegiatan-kegiatan user yang melakukan beberapa aktivitas dan urutan aktivitas mereka Notasi Activity Diagram Tabel 2.1 Notasi Activity Diagram No. Simbol Kegunaan 1. Swimlane adalah area persegi pada activity diagram untuk mewakili kegiatan yang dilakukan oleh agen tunggal. 2. Starting activity ada simbol dimana untuk mengawali terjadinya proses bisnis. 3. Transition arrow adalah simbol untuk memberi tahu arah selanjutnya proses bisnis itu berlangsung.

14 20 4. Activity adalah simbol dalam activity diagram untuk menggambarkan proses yang sedang berlangsung. 5. Ending activity adalah simbol yang digunakan untuk mengakhiri sebuah proses bisnis yang sedang berjalan. 6. Synchronization yang digunakan dalam activity diagram untuk mengendalikan pemisahan atau penyatuan jalur berurutan. 7. Decision adalah simbol yang digunakan ketika terjadi dua kemungkinan Use Case Diagram Pengertian Use Case Diagram Menurut Satzinger (2005:213), use case diagram adalah diagram yang menunjukan hubungan interaksi user dengan sistem. Use case diagram akan menunjukan proses atau event yang terjadi. Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram (Satzinger 2005:216)

15 Notasi Use Case Diagram Tabel 2.2 Notasi Use Case Diagram Notasi Penjelasan Menunjukkan aktor yang berinteraksi dengan sistem. Actor Use Case Connector Line Proses atau kejadian yang dilakukan. Menghubungkan actor dengan use case Pembatas antara sistem dengan lingkungan luar. Boundary <<extends>> Relationship : Extends <<include>> Relationship : Include Relasi yang menunjukan use case tersebut harus atau tidak perlu dilakukan. Relasi yang menunjukan use case harus di lakukan terlebih dahulu sebelum ke use case yang lain Product Specification Product specification atau sering dikenal sebagai functional specification merupakan definisi fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. (Hambling, et al, 2010:39).

16 Technical Design Specification Technical specification merupakan technical design dari fungsi-fungsi yang telah diidentifikasikan dalam product specification. (Hambling, et al, 2010:39). 2.3 Teori yang Berkaitan dengan Topik yang Dibahas Test Execution Menurut Black (2009:62), dalam melakukan perencanaan testing bagian ini menunjukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi eksekusi testing. Contohnya, untuk menjalankan testing, seringkali dibutuhkan barang-barang dari pihak luar, biasanya dalam bentuk sumber-sumber daya utama dan sistem untuk dites. Dalam menjalankan testing ini, diperlukan pengumpulan data-data yang akan ditinjau, dianalisis, dan dilaporkan kepada tim, rekan kerja, dan manager Resources Menurut Black (2009:62), dalam bagian ini dilakukan identifikasi peserta-peserta kunci dalam usaha melaksanakan testing dan peran dari masing masing peserta Bug Menurut Black (2009:146), bug menjelaskan masalah masalah yang ada pada sistem yang diuji yang memungkinkan kegagalan terhadap ekspetasi customer dan user terhadap kualitas sebuah sistem. Sebuah bug adalah sumber potensi atas ketidakpuasan dari produk dan layanan ke customer.

17 Test Tracking Spreadsheet Menurut Black (2009:64), bagian ini berhubungan dengan sistem yang digunakan untuk mengolah dan meninjau test cases dan bugs. Peninjauan test cases mengacu kepada spreadsheets, database atau alat yang digunakan untuk mengolah seluruh test cases yang terdapat pada test suites dan bagaimana perkembangan dari testing tersebut ditinjau. Untuk memudahkan pengelolaan terhadap pelaksanaan pengujian dapat digunakan sebuah alat yang dinamakan sebagai test tracking spreadsheet (Black, 2009: 199). Penggunaan test tracking spreadsheet akan memungkinkan tester untuk melacak setiap status dari test case, mengetahui konfigurasi yang digunakan dan mengetahui siapa yang telah melaksanakan pengujian terhadap suatu test case (Black, 2009: 200). Di bawah ini adalah contoh simple dari Test Tracking Spreadsheet yang dapat dilihat di gambar 2.3.

18 24 Gambar 2.3 Contoh Simple Test Tracking Spreadsheet (Black 2009: 201) Kolom pertama dari test tracking spreadsheet tersebut berisi nama test suite/test case dari suatu pengujian. Kolom state menggambarkan status dari tiap test case. Jika kolom state ini kosong, maka mengindikasikan bahwa test case tersebut masih dalam antrian untuk dilakukan pengujian. Jika kolom ini berisi pass, maka berarti bahwa pengujian untuk test case tersebut tidak menemukan bug. Jika berisi fail, maka berarti ada bug yang ditemukan dari pengujian test case tersebut baik satu maupun lebih.

19 25 Kolom system config berisi keterangan identifikasi untuk mengetahui konfigurasi sistem yang digunakan oleh tiap test case. Kolom bug id berisi identitas dari bug yang ditemukan dari hasil pengujian test case. Kolom ini yang nantinya akan memudahkan test team untuk melacak bug tersebut dan mereferensikannya terhadap bug report yang dibuat dalam bug tracking database. Kolom by berisi inisial dari tester yang telah melakukan pengujian terhadap test case. Kolom comment berisi komentar dari tester atau informasi tambahan mengenai status dari tiap test case. Kolom roll up berisi ringkasan dari informasi mengenai status dari tiap test case. Kolom ini terbagi menjadi tiga kolom, yaitu: a) Kolom T berisi nilai 1 jika merupakan test case. b) Kolom F berisi nilai 1 jika status dari test case adalah fail. c) Kolom P berisi nilai 1 jika status dari test case adalah pass Bug Report Mengacu pada pendapat Black (2009: 146), bug report adalah dokumen teknis yang digunakan untuk mendeskripsikan berbagai gejala ataupun kegagalan yang berhubungan dengan suatu bug tertentu secara spesifik. Suatu dokumen bug report yang dirancang dengan baik dapat memberikan informasi yang tepat bagi tim manajemen proyek mengenai bug tersebut sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat (misalnya, apakah bug tersebut harus segera diperbaiki atau tidak). Selain itu, bug report juga dapat digunakan oleh para programmer atau developer untuk mengetahui informasi rinci mengenai suatu bug sehingga memudahkan penyelesaian bug tersebut. Field Bug ID berisi pengidentifikasi dari suatu bug yang dapat dijadikan referensi dari suatu test tracking spreadsheet. Field Project Name berisi informasi mengenai nama proyek dimana bug tersebut ditemukan. Field Tester berisi informasi mengenai namatester yang menemukan bug tersebut. Field Date Opened berisi informasi

20 26 mengenai tanggal bug tersebut dimasukkan ke dalam bug tracking database. Field Quality Risk Category: Detail berisi informasi mengenai kategori rinci dari quality risk yang ditentukan secara spesifik berdasarkan bug tersebut. Field Subsystem berisi informasi mengenai subsystem dimana bug tersebut ditemukan. Field Configuration berisi informasi mengenai konfigurasi yang digunakan saat melakukan pengujian. Field Severity dan Priority diisi dengan skala yang sama dengan yang telah dijelaskan pada bagian failure mode and effects analysis. Field RPN pada bug report didapat dari perkalian antara penilaian severity dan priority. Dengan demikian, range dari RPN adalah berkisar antara 1 25, dimana nilai 1 mengindikasikan bahwa bug tersebut sangat berbahaya dan nilai 25 mengindikasikan bahwa bug tersebut hanya hal sepele yang dapat diabaikan. Field summary berisi uraian singkat mengenai bug. Field steps to reproduce menyediakan suatu deskripsi yang tepat dan jelas tentang bagaimana menghasilkan kembali bug tersebut. Field isolation berisi informasi untuk menyakinkan developer atau programmer bahwa bug yang ditemukan tersebut adalah benar-benar bug. Hal ini bisa dengan menyebutkan gejala-gejala timbulnya bug tersebut dan bisa juga dengan menjelaskan dampak serta penyebab dari timbulnya bug tersebut. Field log berisi informasi rinci mengenai siklus hidup dari suatu bug mulai dari awal ketika bug tersebut di-entry ke dalam bug tracking database. Adapun gambaran siklus hidup dari bug report dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

21 27 Gambar 2.4 Bug Report Life Cycle (Black 2009: 160) State review menggambarkan status bug dimana bug telah diinput ke dalam bug tracking database dan menunggu untuk di-review oleh reviewer sebelum bug tersebut diinformasikan kepada seluruh tim proyek pengembangan. State rejected menggambarkan status dimana bug tersebut ditolak oleh reviewer karena butuh penelitian atau informasi lebih lanjut mengenai bug tersebut. State open menggambarkan status dimana bug tersebut telah di-review dan dianggap relevan dengan informasi rinci mengenai bug tersebut dan diinformasikan keberadaannya kepada seluruh tim proyek pengembangan. State assigned menggambarkan status dimana bug tersebut ditugaskan kepada developer untuk mencari informasi lanjut mengenai bug tersebut serta menyelesaikannya. State test menggambarkan status dimana bug tersebut telah selesai diperbaiki oleh developer serta harus diuji untuk memastikan bahwa bug tersebut benar-benar sudah diperbaiki. State reopened menggambarkan status dimana bug dibuka kembali untuk diperbaiki lagi oleh developer. State closed menggambarkan status dimana bug telah selesai diperbaiki dan telah dikonfirmasi kebenarannya melalui pengujian.

22 28 State deferred dapat digunakan oleh anggota tim proyek untuk menunda perbaikan bug tersebut jika mereka menilai bahwa bug tersebut memiliki prioritas yang rendah. State cancelled dapat digunakan oleh anggota tim proyek untuk membatalkan perbaikan terhadap bug tersebut karena dinilai sudah tidak relevan lagi. Field Owner pada bug report menunjukkan nama orang yang bertanggung jawab terhadap bug tersebut. Dengan adanya field ini diharapkan manajer proyek dapat dengan lebih mudah melacak atau mencari informasi yang lebih rinci lagi mengenai bug tersebut. Field Estimated Fixed berisi informasi mengenai perkiraan tanggal bug tersebut selesai diperbaiki. Field Root Cause berisi informasi mengenai akar penyebab dari terbentuknya bug tersebut. Menurut Black (2009: 171), root cause dari suatu bug secara umum dapat berupa: a) Functional Dari sisi functional, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa spesifikasi yang salah, spesifikasinya benar tetapi implementasinya salah, atau sistem berfungsi dengan benar tetapi hasil pengujian melaporkan error yang salah. b) System Dari sisi system, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa gagalnya komunikasi sistem internal, gagalnya hardware, gagalnya operating system, software architecture yang dibuat salah, atau asumsi perancangan sudah benar tetapi asumsi saat penerapannya salah. c) Process Dari sisi process, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa salahnya operasional aritmatika yang diterapkan, proses inisialisasi yang salah, control atau sequence yang salah, ataupun error dalam pemrosesan. d) Data Dari sisi data, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa tipe data yang digunakan salah, struktur data yang salah atau penyebab lainnya yang berhubungan dengan data.

23 29 e) Code Dari sisi code, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa salah pengetikan pada code. f) Documentation Dari sisi documentation, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa salahnya dokumentasi terhadap sistem. g) Standards Dari sisi standards, akar penyebab dari suatu bug dapat berupa tidak terpenuhnya standar yang seharusnya terhadap sistem tersebut. h) Other Root cause dari bug dikategorikan ke dalam other jika akar penyebab dari bug telah diketahui tetapi tidak sesuai dengan kategori yang ada. i) Duplicate Root cause yang ini digunakan jika terdapat dua ataupun lebih bug report yang mendeskripsikan bug yang sama. j) NAP Dikategorikan sebagai NAP (Not a Problem) jika bug yang dilaporkan tersebut hanya karena pemahaman yang salah oleh tester. k) Bad Unit Root cause ini digunakan jika bug tersebut terjadi kata kegagalan hardware yang tidak diduga. l) RCN RCN (Root Cause Needed) digunakan jika status dari bug tersebut sudah closed tetapi tidak ada yang mengetahui akar penyebab dari terjadinya bug tersebut. m) Unknown Root cause unknown digunakan jika tidak ada orang yang mengetahui apa yang terjadi atas bug tersebut. Field Phase Injected mendeskripsikan fase dimana bug tersebut dikenalkan, biasanya pada fase awal sebelum fase dimana bug tersebut teridentifikasi. Field Phase Detected mendeskripsikan fase dimana bug tersebut teridentifikasi.

24 30 Field Phase Removed mendeskripsikan fase dimana bug tersebut berhasil diperbaiki. Field Close Date menjelaskan tanggal dimana status dari bug tersebut menjadi closed. Field Resolution mendeskripsikan bagaimana bug tersebut diperbaiki. Dari semua bug report yang telah dimasukkan ke dalam bug tracking database maka dapat dibuatkan grafik-grafik yang mendukung sebagai laporan kepada project manager. Grafik yang dibuat beruapa Open/Closed Chart yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.5 Contoh Open/Closed Chart (Black (2009: 180) Bug Isolation and Clasification Menurut Black (2009:64), bagian ini digunakan untuk menjelaskan seberapa jauh bugs akan diisolasi dan mengklasifikasikannya pada bugs reports. Mengisolasi bugs berarti mengadakan percobaan dengan sistem yang dites dalam usaha testing untuk mendapatkan hubungan antar variabel, sebab-akibat atau sejenisnya. Mengklasifikasikan laporan bugs berarti menempatkan bugs yang ditemukan ke dalam kategori-kategori tertentu yang

25 mengindikasikan bagaimana bugs tersebut seharusnya dikomunikasikan dan diatasi Test Release Management Menurut Black (2009:65), salah satu interface utama antara proyek keseluruhan dan testing yang terjadi pada saat terdapat revisi, pembangunan dan komponen yang disampaikan kepada test team untuk melakukan testing. Dengan tidak adanya rencana yang ditetapkan jika hal ini terjadi, testing yang dilakukan dapat menyebabkan kekacauan. Untuk menangani hal ini setiap perilisan suatu program harus dapat diindentifikasi untuk memudahkan proses testing sehingga test team dapat mengidentifikasi versi mana yang mengandung bugs dan mengetahui jenis bugs yang ada. 2.4 Kerangka Pikir Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep dan hubungan tiap proses yang ada dalam penulisan ini maka digambarkan sebuah kerangka pikir yang terdapat di dalam gambar 2.6. Kerangka pikir ini berawal dari penggambaran dan penjelasan proses bisnis yang nantinya akan digunakan setelah implementasi dan pendeskripsian spesifikasi produk dan teknis dari aplikasi yang akan digunakan. Proses bisnis akan digambarkan dan dijelaskan per modul sesuai dengan ruang lingkup yang telah dijelaskan pada bab 1 sub bab ruang lingkup sedangkan aplikasinya akan dijelaskan berdasarkan 2 (dua) spesifikasi, yaitu dari product specification dan technical design specification, penjelasan aplikasi dan proses bisnis inilah yang nantinya akan menjadi persyaratan yang harus dipenuhi selama dilakukan pengujian. Dari penggambaran dan penjelasan proses bisnis dan aplikasi ini akan dilakukan analisis dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengambil keputusan mengenai system function atau feature

26 32 manakah yang akan diprioritaskan dan nantinya menjadi system function atau feature yang akan diuji. Dari hasil analisis FMEA tersebut maka dapat ditentukan dan diseleksi fitur-fitur yang mana saja yang akan menjadi prioritas dalam pengujian. Agar dapat terlihat dengan jelas fitur-fitur apa saja yang telah diseleksi, maka akan dipetakan antara fitur-fitur hasil seleksi dan scenarioscenario yang akan dijalankan dalam pengujian, kemudian dibuatlah perancangan pengujian, termasuk di dalamnya setting testing, proposed schedule of milestone, dan test configuration. Setelah itu, akan di tentukan test case sesuai dengan testing scenario yang telah disebutkan sebelumnya. Test case tersebut akan dikelompokkan dalam beberapa test suite untuk memperjelas test case mana sajakah yang harus dikerjakan oleh tester dalam proses pengujian. Sebelum mulai melakukan pengujian, test tracking spreadsheet telah dipersiapkan terlebih dahulu. Test tracking spreadsheet tidak hanya dibuat sebelum pengujian, namun test tracking spreadsheet akan terus di-update selama jalannya proses pengujian dan juga setelah proses pengujian selesai dilaksanakan. Setelah semua perencanaan pengujian selesai disiapkan, maka proses testing siap dilakukan. Dari pelaksanaan pengujian akan ditemukan bug-bug yang harus didata dan diinformasikan ke pihak yang terkait agar bug tersebut dapat diperbaiki. Oleh karena itu, diperlukan untuk membuat bug report yang mana bug report ini berisi tabel-tabel yang menampung informasi mengenai bug ID, tester, state, date opened, estimated fix, severity, priority, RPN, summary, Step to Reproduce, Isolation, dan Log. Data dalam tabel-tabel tersebut akan diolah menjadi informasi dalam bentuk grafik-grafik yang melaporkan mengenai hasil pelaksanaan pengujian yaitu berbentuk Open/Closed Chart.

27 33 Penggambaran&penjelasan Proses Bisnis dan Aplikasi yang akan digunakan Penyeleksian Ruang Lingkup dan Komponen Testing Perancangan Pengujian Penyeleksian proses yg akan diuji Membuat FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Membuat Test Case Pengelompokkan Test Suites Membuat Test Tracking Spreadsheet Melakukan Unit dan Integration Testing Membuat Bug Report Merekomendasikan Kelayakan Implementasi Gambar 2.6 Kerangka Pikir

BAB 2 LANDASAN TEORI Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Enterprise Resource Planning (ERP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem yang mengintegrasikan antara perancangan, manajemen, dan semua sumber daya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 6), sistem adalah kumpulan komponen yang saling terkait yang berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai hasil tertentu.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada saat internship dan telah dipaparkan pada bab 4 maka dapat ditarik kesimpulan atas pengujian modul Business Trip,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan sistem informasi pada sebuah perusahaan diharapkan dapat membuat kinerja perusahaan menjadi lebih efektif dan efesien. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

Review Slide. Testing & Implementasi

Review Slide. Testing & Implementasi Review Slide Testing & Implementasi 1. Software testing adalah sebuah proses untuk menyakinkan suatu kualitas dari software development, yang bertujuan untuk mengetahui apakah software tersebut sudah sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut: 2.1.1 Data Menurut Kelly Rainer dan Casey (2011:10), data mengarahkan pada deskripsi

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, perusahaan menyadari bahwa teknologi dapat berperan dalam mencapai tujuan pada bagian yang kritis seperti keunggulan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori-Teori Umum 2.1.1.1 Sistem Mengacu pada pendapat Dixit dan Raj (2007 :1), kata 'system' berasal dari kata Yunani 'system' (menggabungkan), yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori Teori Teori Umum Sistem Informasi Enterprise Resource Planning

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori Teori Teori Umum Sistem Informasi Enterprise Resource Planning BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Teori Teori Umum 2.1.1.1. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah kombinasi dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan aturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sedang berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi berimbas juga kepada dunia bisnis, di mana saat

Lebih terperinci

Testing pada Implementasi ERP HCMS modul Business Trip pada FIF Group

Testing pada Implementasi ERP HCMS modul Business Trip pada FIF Group Testing pada Implementasi ERP HCMS modul Business Trip pada FIF Group Jayatri Puspa Dewi Universitas Bina Nusantara, 081280271899, jp.dewi@yahoo.com Woro Tanting Hesti Universitas Bina Nusantara, 081318281418,

Lebih terperinci

SDLC Concepts. Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo

SDLC Concepts. Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo SDLC Concepts Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Http://yusufxyz.wordpress.com Email: muhammadyusuf@trunojoyo.ac.id IVS Task Group Produk terdiri dari : hardware, software, dokumentasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi berdampak pada perubahan proses bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus bergerak cepat dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Strategi Pengujian Strategi uji coba perangkat lunak dilakukan untuk memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yang telah dikerjakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembaangan perangkat lunak selalu terdapat empat proses utama, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembaangan perangkat lunak selalu terdapat empat proses utama, yaitu : BAB 1 PENDAHULUAN Secara umum, diketahui bahwa dalam suatu siklus pengembaangan perangkat lunak selalu terdapat empat proses utama, yaitu : Gambar Siklus Pengembangan secara umum Penamaan untuk empat proses

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby Project Integration Management Inda Annisa Fauzani 1106010300 Indri Mahadiraka Rumamby 1106070376 Project Integration Management Develop Project Charter Develop Project Management Plan Direct and Manage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com INPUT [ Source ] [ Requirements ] Process ACTIVITIES (TASKS), CONSTRAINTS, RESOURCES PROCEDURES TOOLS & TECHNIQUES OUTPUT [ Results ] [ Product ] [ Set of Goals ] [ Standards

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut (Laudon & Laudon, 2009), data adalah aliran fakta-fakta yang belum diolah yang mewakili suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan fisik atau organisasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( )

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( ) Dibuat Oleh : 1. Andrey (41813120186) FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk memberi suatu perbandingan referensi proyek yang telah dikerjakan, terdapat 4 contoh referensi dari penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM Reff : Modern Systems Analysis and Design Fourth Edition Jeffrey A. Hoffer Joey F. George Joseph S. Valacich

IMPLEMENTASI SISTEM Reff : Modern Systems Analysis and Design Fourth Edition Jeffrey A. Hoffer Joey F. George Joseph S. Valacich Analisis dan Perancangan Sistem IMPLEMENTASI SISTEM Reff : Modern Systems Analysis and Design Fourth Edition Jeffrey A. Hoffer Joey F. George Joseph S. Valacich Outline Tujuan Implementasi Sistem Pemrograman/Coding

Lebih terperinci

STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Strategi uji coba perangkat lunak dilakukan untuk memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yang telah dikerjakan Proses testing Unit Module Sub-system

Lebih terperinci

TECHNICAL TESTING DAN FUNCTIONAL TESTING UNTUK IMPLEMENTASI E- PROCUREMENT OLEH PT. INTEGRASI SOLUTIONS

TECHNICAL TESTING DAN FUNCTIONAL TESTING UNTUK IMPLEMENTASI E- PROCUREMENT OLEH PT. INTEGRASI SOLUTIONS TECHNICAL TESTING DAN FUNCTIONAL TESTING UNTUK IMPLEMENTASI E- PROCUREMENT OLEH PT. INTEGRASI SOLUTIONS Hendy Salim, Mishael Ledwinardi, Sylvia Alverina, Johan Bina Nusantara University, Jalan Kebon Jeruk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengujian adalah proses eksekusi program untuk menemukan kesalahan.

TINJAUAN PUSTAKA. Pengujian adalah proses eksekusi program untuk menemukan kesalahan. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengujian Perangkat Lunak Pengujian adalah proses eksekusi program untuk menemukan kesalahan. Pengujian perangkat lunak (testing) merupakan bagian terpenting dalam pengembangan

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

REVIEW PENGUJIAN S/W. Oleh Cipta Wahyudi

REVIEW PENGUJIAN S/W. Oleh Cipta Wahyudi REVIEW PENGUJIAN S/W Oleh Cipta Wahyudi KENAPA HARUS DIUJI? Kita bukan seorang programmer yg cukup baik Kita mungkin tidak dapat cukup berkonsentrasi untuk menghindari kesalahan Kita kadang2 lupa menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999) adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Pada sub bab ini penulis akan menganalisis masalah yang ada dan menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat. 3.1.1 Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah model yang menggambarkan sistem dan terdapat langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Diharapkan

Lebih terperinci

Test plan. Program Studi : S1 Sistem Informasi

Test plan. Program Studi : S1 Sistem Informasi Test plan Program Studi : S1 Sistem Informasi INtroduction Purpose Rencana Uji dokumen test plan digunakan untuk mendukung tujuantujuan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi informasi proyek yang ada dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ditulis dan diterjemahkan oleh language software (bahasa Pemrograman) untuk

BAB II LANDASAN TEORI. ditulis dan diterjemahkan oleh language software (bahasa Pemrograman) untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (2005), Perangkat lunak aplikasi adalah program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software (bahasa Pemrograman) untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 1 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pendahuluan Ruang Lingkup Testing dan Implementasi Sistem. Sasaran Pembelajaran Testing dan Implementasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem 1 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMMASI BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem 3.1 Pengertian Analisa dan Perancangan Sistem Analisa sistem didefinisikan sebagai bagaimana memahami dan menspesifikasi

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SOFTWARE MENURUT RUP

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SOFTWARE MENURUT RUP LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SOFTWARE MENURUT RUP (RATIONAL UNIFIED PROCESS) Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Segala sesuatu kebutuhan manusia sudah dapat dikomputerisasikan menjadi teknologi yang dapat mempermudah segala

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis, bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan permasalahan yang ada dan landasan

Lebih terperinci

Testing dan Implementasi Sistem Informasi

Testing dan Implementasi Sistem Informasi Modul ke: Testing dan Implementasi Sistem Informasi Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang merusak daripada membangun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Lingkup PT Jasa Asuransi Indonesia (JASINDO) meliputi kegiatan asuransi, baik itu bersifat corporate maupun individual. PT Jasa Asuransi Indonesia (JASINDO) hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Bina Sejahtera Paguyuban Keluarga Bogem terletak di Kelurahan Kebonjayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung yang beralamat di Jl. Kebonjayanti No. 39 Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh area fungsi dalam sebuah perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Configuration Management

Configuration Management Configuration Management Budi Irawan facebook.com/deerawan @masbugan blog.budiirawan.com Kenapa Butuh Configuration Management? 1 2 Software juga butuh dibelai dikonfigurasi Configuration Management (CM)

Lebih terperinci

Chapter 11 Assuring the quality of software maintenance components

Chapter 11 Assuring the quality of software maintenance components Chapter 11 Assuring the quality of software maintenance components Bagian utama dari siklus hidup perangkat lunak adalah periode operasional, biasanya berlangsung selama 5 sampai 10 tahun, meskipun beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012), Sistem

Lebih terperinci

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani SOFTWARE TESTING Ratna Wardani Capaian Memahami pentingnya Software Testing Memahami teknik dalam Software Testing Dasar-dasar Software Testing Teknik-teknik dalam Software Testing Here we go... Dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang OSDARA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang olahraga khususnya bulu tangkis yang berdiri pada tahun 2013. Sebagai perusahaan yang menyediakan sarana olahraga,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Helpdesk Menurut Donna Knapp (2004), definisi helpdesk adalah sebuah alat untuk mengatasi persoalan yang didesain dan disesuaikan untuk menyediakan layanan teknis yang dikosentrasikan

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Desain Test Case Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa perancangan sistem adalah framework Zachman yang akan dijabarkan dalam masing-masing kolomnya yang terdiri dari What,

Lebih terperinci

UNIT DAN INTEGRATION TESTING PADA DISTRIBUTION MANAGEMENT SYSTEM PT. UNIJAYA PRATAMA

UNIT DAN INTEGRATION TESTING PADA DISTRIBUTION MANAGEMENT SYSTEM PT. UNIJAYA PRATAMA UNIT DAN INTEGRATION TESTING PADA DISTRIBUTION MANAGEMENT SYSTEM PT. UNIJAYA PRATAMA Mealvin Binus Square Hall A Lt. 12 Unit A1201 Jl. Budi Raya No. 21 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 081513224775, mealvin_elite@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Aprilia Sulistyohati, S.Kom Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Your Logo DASAR PENGUJIAN PL PENGUJIAN : proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, sistem terkomputerisasi banyak digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi akan terus berkembang karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Catatan: Teks yang berwarna biru adalah teks yang harus dihapus dan diganti dengan isi yang sebenarnya.

Catatan: Teks yang berwarna biru adalah teks yang harus dihapus dan diganti dengan isi yang sebenarnya. Contoh template Functional Specification untuk Microsoft Solutions Framework Oleh: Alberto Aden Berdasarkan: MSF v3 Templates 2002 Microsoft Corporation Catatan: Teks yang berwarna biru adalah teks yang

Lebih terperinci

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN Strategi pengujian dilakukan untuk mengintegrasikan metode perancangan kasus pengujian software ke dalam langkah-langkah terencana yang tersusun rapi sehingga menghasilkan konstruksi

Lebih terperinci

Systems Development Life Cycle (SDLC)

Systems Development Life Cycle (SDLC) Systems Development Life Cycle (SDLC) OPINI 28 September 2010 14:04 Dibaca: 3263 Komentar: 2 0 SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat serta tingkat persaingan saat ini yang juga semakin ketat, informasi merupakan aset vital yang

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3. BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi sistem. 3.1.1 Alat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Utama 2.1.1 UMKM Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 461 Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Boby* 1, Marta Dilia Kosasih 2, Ervi Cofriyanti 3 1,2,3 STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia yang harus diselesaikan dengan baik dan benar. Dalam hal ini adalah masalah penyakit pada ikan khususnya

Lebih terperinci

Software Development Life Cycle (SDLC)

Software Development Life Cycle (SDLC) Software Development Life Cycle (SDLC) Budi Irawan facebook.com/deerawan @masbugan blog.budiirawan.com Kenapa butuh SDLC? 1 2 Software pun harus punya dan butuh siklus hidup SDLC 3 Apa itu SDLC? Siklus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan BAB IV ANALISA DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Sebelum melakukan desain sistem yang akan dibuat, maka langkah yang pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan analisis

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

System Testing Pengujian terhadap integrasi sub-system, yaitu keterhubungan antar sub-system.

System Testing Pengujian terhadap integrasi sub-system, yaitu keterhubungan antar sub-system. PENGUJIAN / TESTING Definisi Proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. Sebuah ujicoba kasus yang baik adalah yang memiliki probabilitas yang tinggi dalam menemukan kesalahan-kesalahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK PERTEMUAN 3.2

MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK PERTEMUAN 3.2 MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK PERTEMUAN 3.2 MANAJEMEN PROYEK TERINTEGRASI MANAJEMEN RUANG LINGKUP Ruang lingkup (Scope) meliputi semua pekerjaan yang terkait pada proses untuk menyelesaikan tujuan proyek

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X

RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X RENCANA IMPLEMENTASI SISTEM ERP EPICOR ISCALA 2.3 SR3 MODUL SALES MANAGEMENT PADA PT. X Tika Oktora Arifiani 1301058226 Jennie Sutanty 1301058926 Agustina Pertiwi 1301066322 Pembimbing : Johan S.Kom, MM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Rancang Bangun, teori

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan model SDLC (Software Development Life Cycle). SDLC merupakan sebuah siklus pengembangan

Lebih terperinci

Kualitas Software dan Pengujian

Kualitas Software dan Pengujian Kualitas Software dan Pengujian Pendahuluan Kualitas (dalam bahasa Inggris: quality, berasal dari bahasa latin: qualitas) merupakan konsep yang selalu dicari pada setiap apapun yang dibuat oleh manusia.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. perusahaan yang usaha utamanya membeli obat untuk dijual kembali dengan

LANDASAN TEORI. perusahaan yang usaha utamanya membeli obat untuk dijual kembali dengan BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI 2.1 Perusahaan Dagang Menurut Marwan dan Suprihanto (2008), perusahaan dagang adalah perusahaan yang usaha utamanya membeli obat untuk dijual kembali dengan mengharapkan

Lebih terperinci