BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sampai berkembang pada saat sekarang Dasar berdirinya koperasi tersebut adalah surat perintah dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sampai berkembang pada saat sekarang Dasar berdirinya koperasi tersebut adalah surat perintah dan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Koperasi 1. Sejarah Singkat Koperasi Setiap organisasi atau badan usaha seperti koperasi pasti mempunyai sejarah yang melatar belakangi berdirinya. Begitu pula dengan KPRI Setia Kawan Kecamatan Padas mempunyai sejarah berdirinya sampai berkembang pada saat sekarang. KPRI merupakan koperasi pegawai republik Indonesia yang beranggotakan guru-guru/karyawan sekolah dasar sekecamatan padas termasuk sekolah luar biasa (SLB) yang berdiri pada tanggal 29 september Dasar berdirinya koperasi tersebut adalah surat perintah dan keputusan dari kakancam/kepala Ranting Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi No 222/III/033201/Fa.84 surat perintah tersebut berisi tentang pengadaan sebuah koperasi pegawai negeri khususnya koperasi guru-guru/karyawan Daerah Tingkat II Ngawi. Hal tersebut diatas berhubungan dengan surat dari bapak kepala daerah tingkat daerah II Kabupaten Ngawi tanggal 17 Desember 1968 No 5295/BH-II/12-67 yang ditujukan kepada pengurus badan usaha koperasi di Dabin (Dabin I-V) kemudian para pengurus badan usaha koperasi tersebut mengadakan musyawarah yang dihadiri oleh : 40

2 41 Dabin I dihadiri oleh : 1. Bapak Slamet, Spd 2. Bapak Jumadi Dabin II dihadiri oleh : 1. Bapak Sucipto BA 2. Bapak Drs joko prasetyo Dabin III dihadiri oleh : 1. Bapak Mulyatno 2. Bapak Drs Hendro Cahyono Dabin IV dihadiri oleh : 1. Bapak Rosidi 2. Bapak Marsudiyono Dabin V dihadiri oleh : 1. Bapak Fauzan 2. Bapak Mukino Dari musyawarah yang dihadiri oleh pengurus-pengurus diatas maka terbentuklah KPRI Setia Kawan yang artinya guru selain menjalankan tugas kedinasan mendidik/mengajar juga mengabdikan diri kepada masyarakat. Tujuan didirikan koperasi pegawai negeri tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan anggota dengan cara menyediakan kebutuhan konsumsi serta melayani kebutuhan simpan pinjam agar para anggota tidak terjerat hutang di luar.

3 42 2. Kedudukan/Tugas Pokok Dan Fungsi Koperasi Seperti yang terdapat pada pasal 33 ayat I UUD 1945 bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Selanjutnya di dalam penjelasan pasal tersebut antara lain menyatakan kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dari pada kemakmuran pribadi atau kelompok. Bentuk perusahaan atau badan usaha yang sesuai dengan hal itu adalah koperasi agar lebih, di mana koperasi lebih mengutamakan kesejahteraan anggotanya. Kedudukan koperasi tersebut adalah bahwa segala kegiatan koperasi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang ikut serta membangun perekonomian Indonesia. Dengan kata lain kekuatan ekonomi Indonesia bertumpu pada perkembangan dan kemajuan koperasi, untuk itu pemerintah Indonesia harus terus berusaha melakukan pembangun koperasi agar lebih berperan dalam perekonomian Indonesia. KPRI Setia Kawan mempunyai tugas pokok yang sama dengan koperasi-koperasi yang ada di Indonesia yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya serta ikut membangun tatanan perekonoman nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur yang berlandaskan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Hal ini dilakukan dengan cara menjalankan kegiatannya dengan sebaik-baiknya dalam wilayah usaha tertentu yaitu

4 43 bagi seluruh guru dan pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sekecamatan Padas. Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya KPRI Setia Kawan mempunyai beberapa fungsi yaitu: 1. Sebagai sarana pembinaan insane koperasi dikalangan pegawai negeri republik Indonesia 2. Sebagai alat pemersatu, pembimbingan dan penggerak koperasi 3. Ikut membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota koperasi khususnya dan masyarakat pada umumnya. KPRI Setia Kawan untuk sekarang ini mempunyai dua unit usaha yaitu unit usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan para anggotanya. Unit usaha tersebut adalah unit usaha simpan pinjam dan unit usaha pertokoan, Kalau dilihat dari kegiatan usaha yang dimilikinya, maka koperasi tersebut termasuk koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang hanya menyediaakan kebutuhan sehari hari pada anggotanya. Masing masing unit usaha dikelola oleh seorang pengurus. Untuk unit usaha simpan pinjam dikelola oleh sekretaris dan unit usaha pertokoan dikelola oleh pengurus pembantu. Di dalam unit usaha pertokoan pengurus pembantu dibantu oleh dua orang karyawan dintaranya bertugas melayani pembeli dan sebagai kasir. Demikian pula unit usaha simpan pinjam yang dikelola oleh sekretaris juga dibantu oleh seorang karyawan.

5 44 Setiap pengelola unit usaha tersebut mempunyai tanggung jawab untuk memberikan laporan secara berkala kepada ketua koperasi serta mengikuti petunjuknya, sehingga ketua dapat dengan mudah memeriksa dan mengawasi jalannya usaha koperasi. Untuk selanjutnya para pengurus dapat merencanakan kegiatan kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. Untuk urutan kerja selanjutnya pengurus mempertanggung jawabkan hasil kegiatannya selama satu tahun atau periode pada setiap acara tutup buku dan laporan pertanggung jawaban dalam rapat anggota. 3. Struktur Organisasi Koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum. Koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (UU Perkoperasian no 25 tahun 1992) bentuk wadah koperasi mempunyai asas dari anggota untuk anggota dan oleh dengan kekuasan tertinggi pada rapat anggota Struktur organisasi dalam suatu badan usaha atau suatu perusahaan itu dapat dianggap sebagai kerangka dasar menyeluruh yang mempersatukan fungsi-fungsi sesuatu dalam perusahaan dan dapat menetapakan hubungan definitife antara personil yang melaksanakan masing masing fungsinya. Istilah organisasi dan struktur oraganisasi sering digunakan secara bergantian karena organisasi merupakan proses berjalan secara dinamis.

6 45 Maka dasar penyusunan organisasi harus dipertimbangkan bahwa organisasi fleksibel dalam memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuian tanpa harus mengadakan perubahan total. Penyusunan organisasi harus dapat menunjukkan garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas, dalam arti jangan sampai terjadi adanya campur tangan atau saling menutupi dari masing masing bagian (Baridwan, 1992: 8) Struktur organisasi KPRI kecamatan padas Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut: GAMBAR IV.1 KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA SETIA KAWAN KEC. PADAS KAB. NGAWI BADAN HUKUM NO 5295/BH /11/ TANGGAL 17 DESEMBER 1968 Rapat anggota Penasehat Pengurus Pengawas Manajer Pengelola Kabag Pertokoan Kabag Adm dan Keu Kabag Simpan pinjam Kasir Akuntansi Umum Penagihan Anggota Sumber: KPRI Setia Kawan Kec. Padas Kab. Ngawi

7 46 Ket: Pelayanan Komando/pembinaan Konsultasi/pengawasan Untuk KPRI Setia Kawan adalah telah menggariskan struktur organisasinya sebagai berikut: 1. Rapat anggota 2. Penasehat 3. Pengawas 4. Pengurus 5. Manager 6. Kabag pertokoan 7. Kabag administrasi dan keuangan 8. Kabag simpan pinjam 9. Kasir 10. Akuntansi 11. Umum 12. Penagihan 13. Anggota Dengan struktur organisasi dapat mengetahui fungsi fungsi personal tugas dan wewenangnya. Untuk lebih jelasnya berikut di bawah ini, akan diuraikan keterangan mengenai jabatan (job description ) antara lain sebagai berikut :

8 47 a. Rapat anggota Rapat anggota menduduki peringkat teratas didalam struktur organisasi koperasi. Maksud dari rapat anggota yaitu menyampaikan pertanggung jawaban pengurus pada para anggota tentang hasil pelaksanaan kerja selama satu tahun kerja. Tujuan dari rapat anggota tahunan adalah: a) Membahas, menilai, memutuskan dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban pegawas tahun buku saat itu b) Memilih dan menetapkan pengurus dan pengawas periode tahun selanjutnya. c) Menyampaikan program kerja pengurus d) Menyampaikan rancangan anggaran pendapatan dan belanja KPRI Setia Kawan kecamatan Padas. e) Menyampaikan hasil usaha (SHU) b. Dewan Penasehat Dibentuk atas dasar kepentingan pengembangan organisasi dan usaha koperasi. Fungsi dan Wewenang Dewan Penasehat: (a) Sebagai pembina dan pemberi bimbingan, perlindungan dan fasilitas kepada pengurus bagi kemajuan koperasi baik diminta maupun tidak (b) Memberi usulan dan saran serta nasehat kepada pengurus (c) Mendampingi pengurus dalam hal tertentu

9 48 (d) Berbicara dalam rapat anggota, namun tidak memiliki hak suara (e) Dewan penasehat beranggung jawab secara moril atas dinamika dan laju perkembangan koperasi c. Pengawas Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam koperasi yang tidak termasuk golongan pengurus dalam masa jabatan 3 tahun Pengawas mempunyai tugas tugas sebagai berikut: (a) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi (b) Meneliti catatan yang ada di koperasi d. Pengurus Mengenai jenjang jabatan serta susunan pengawasan KPRI Setia Kawan diatur sesuai dengan AD (Anggaran Dasar) atau ART (Anggaran Rumah Tangga) koperasi tersebut. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota. Dalam melaksanakan tugasnya pengurus bertanggung jawab pada rapat anggota. Tugas pengurus (dalam anggaran dasar) adalah: a) Memimpin organisasi dan usaha koperasi b) Melakukan segala perbuatan hukum atas nama koperasi c) Mewakili koperasi dihadapan dan di luar pengadilan Susunan pengurus KPRI Setia Kawan berdasar keputusan rapat anggota tutup tahun 2002 atau masa kerja kepengurusan periode yaitu

10 49 a) Penasehat : Kepala kantor Depdiknas kecamatan Padas b) Pengurus : Ketua I Ketua II Sekretaris I sekretaris II Bendahara I Bendahara II Pembantu umum Karyawan : Istijo A.Ma. Pd : Wiyoto BA : Drs. Ahmad nurudin : Suparman Spd : Suprihatin A.Ma.Pd : Suparni, Spd : Drs. Juwanto : Unik Musriani Kasiyati Sunarti Sri waluyo Agus Hari Wibowo Untuk mencapai tingkat efisiensi suatu usaha perlu adanya pembagian tugas dan pelimpahan wewenang serta tanggung jawab dari tiap-tiap personal sebagai pelaksana dan penanggung jawab secara tertulis adalah: 1) Ketua I 1. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas anggota pengurus dan karyawan. 2. Mengkoordinasi bidang administrasi dan manajemen. 3. Memimpin rapat anggota tahunan (RAT).

11 50 4. Mendisposisi surat masuk. 5. Memberikan keputusan terakhir dalam kepengurusan koperasi. 6. Mengesahkan surat-surat keluar maupun masuk. 7. Membina hubungan pihak luar maupun pihak dinas. 2) Ketua II : (a) Mewakili tugas ketua I, apabila yang bersangkutan berhalangan. (b) Mengkoordinasi bidang perkreditan barang dan pertokoan. (c) Membina dan mengembangkan anggota. (d) Pengembangan usaha. (e) Secara berkala melaksanakan pengecekan terhadap usaha pertokoan percawu. 3) Sekretaris I & II (a) Menyelenggarakan administrasi organisasi dan pengarsipan. (b) Memelihara tata kerja, merencanakan peraturan-peraturan khusus organisasi. (c) Menyelenggarakan notulax, surat menyurat dan laporanlaporan. (d) Menyelenggarakan dan merawat data kantor. (e) Memelihara dan merawat inventaris. (f) Menyelenggarakan pencatatan mutasi dan anggota.

12 51 4) Bendahara I (a) Menyelenggarakan simpan pinjam dan administrasi keuangan usaha. (b) Memelihara semua harta koperasi dan pengendalian APBK. (c) Mengembangkan permodalan koperasi. (d) Pengambilan langkah-langkah pengamanan untuk mencegah keuangan koperasi. (e) Membimbing dan mengawasi pekerjaan karyawan. (f) Secara berkala menyiapkan laporan keuangan percawu. 5) Bendahara II (a) Membantu bendahara I menyelenggarakan administrasi keuangan. (b) Usaha merencanakan APBK. (c) Sewaktu-waktu mengadakan pengecekan keuangan bersama bendahara. (d) Secara berkala menyiapkan neraca beserta lampirannya percawu. (e) Membantu sekretaris mengisi data kantor. 6) Pembantu umum : (a) Membantu tugas-tugas organsasi. (b) Mengelola unit beras. (c) Membantu penyelenggaraan perkreditan barang dan pertokoan.

13 52 7) Karyawan (1) Perkantoran (a) Menyelenggarakan administrasi dan usaha pertokoan. (b) Bertanggung jawab kepada pengurus mengenai usaha pertokoan dan menyusun laporan percawu. (c) Secara berkala mengadakan pengecekan keuangan dan sisa barang inventaris pertokoan. (d) Memelihara semua harta dan inventaris pertokoan. (2) Penjaga (a) Pesuruh kantor. (b) Memelihara gedung dan lingkungan. (c) Bertanggung jawab terhadap keamanan kantor dan harta koperasi. e. Manajer/Pengelola Manajer adalah jabatan struktural tertinggi pada manajemen KPRI setia kawan kecamatan padas yang kedudukannya diangkat dan diberhentikan oleh pengurus. Tugas dan Kewajiban Manajer : 1) Memimpin dan mengelola usaha koperasi termasuk didalamnya aspek keuangan dan sumber daya sesuai dengan manajemen yang baik. 2) Membina pegawai dan mengamankan kekayaan koperasi. 3) Melaporkan keadaan koperasi kepada pengurus.

14 53 4) Melaksanakan pengelolaan usaha koperasi dengan berpedoman kepada kebijakan pengurus dan RAPBN. 5) Menyusun perangkat menejemen rencana program kerja dan RAPBK bersama-sama pengurus. 6) Menyampaikan laporan usaha bulanan, triwulan dan tahunan. 7) Melayani pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat atas persetujuan pengurus. Wewenang Dan Tanggung Jawab Manajer : 1) Membentuk organisasi pelaksanaan usaha sesuai dengan kebutuhan. 2) Menetapan tata kerja dan mekanisme organisasi pada tingkat manajemen. 3) Mengangkat, memberhentikan, mempromosikan, memutasikan pegawai atas persetujuan pengurus. 4) Melakukan negosiasi dan perintisan usaha baru. 5) Merumuskan peraturan pegawai yang kemudian disahkan oleh pengurus. 6) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada pengurus koperasi. Di dalam melaksanakan tugasnya manajer dibantu oleh: 1. Kepala Bagian Pertokoan Karyawan yang bertanggung jawab terhadap pelayanan meliputi unit pertokoan dan fotokopi.

15 54 2. Kepala Bagian Administrasi Keuangan Karyawan yang bertanggung jawab dalam mencatat, membukukan semua transaksi yang terjadi di koperasi, menyiapkan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kerja anggota. 3. Kepala Bagian Simpan Pinjam Karyawan yang bertanggung jawab terhadap pelayanan dan pengelolaan simpan pinjam meliputi tabungan, peminjaman dan penagihan. 4. Personalia Susunan pengurus dan jumlah karyawan KPRI Setia Kawan kecamatan Padas adalah sebagai berikut : a. Pengurus : Penasehat : 1 orang Ketua : 2 orang Sekretaris : 2 orang Bendahara : 2 orang Pembantu umum : 1 orang b. Badan Pemeriksa Koordinator : 1 orang Anggota : 2 orang c. Manajer/ Pengelola Manajer : 1 orang Anggota : 5 orang

16 55 d. Jumlah anggota KPRI Setia Kawan kecamatan Padas yang berkisar tahun 2003, 2004, 2005 adalah sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah anggota KPRI Setia Kawan kec. Padas tahun 2003, 2004, 2005 Tahun Anggota Laki laki Perempuan Jumlah Sumber KPRI setia kawan Kec. Padas (lampiran 1) Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah anggota KPRI Setia Kawan Kecamatan Padas pada tahun 2003 sebesar 224 orang, terdiri dari 140 anggota laki-laki dan 84 anggota perempuan. Sedangkan tahun 2004 jumlah anggota koperasi naik sebesar 249 orang, yang terdiri dari 153 anggota laki-laki dan 96 anggota perempuan. Peningkatan anggota juga terjadi pada tahun 2005 sebesar 253 orang, terdiri dari 154 anggota laki-laki dan 99 anggota perempuan. Anggota KPRI ini terdiri dari Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru dan Tata Usaha dari seluruh SDN maupun SLB yang ada di kecamatan Padas. Peningkatan anggota yang terjadi dari tahun ke tahun dikarenakan guru yang sudah pensiun masih tetap menjadi anggota koperasi, dengan berkembangnya SDN-SDN yang ada maka perlu disediakan tambahan karyawan dan guru. Penyebab lain yang dapat meningkatkan jumlah anggota KPRI setia kawan yaitu adanya penambahan guru-guru bantu dan guru-guru ekstrakurikuler seperti komputer dan bahasa Inggris.

17 56 5. Produksi Bidang produksi atau usaha yang dilaksanakan oleh KPRI setia kawan adalah sebagai berikut : a) Unit Simpan Pinjam (USP) Kegitan pada unit simpan pinjam (USP) ini adalah menyediakan uang ataupun memberikan pinjaman kepada para anggota dengan tujuan untuk memberikan sarana permodalan bagi anggota dalam memenuhi kebutuhan maupun kebutuhan konsumtif lainnya. Usaha simpan pinjam ini diutamakan yang pegawai negeri saja. Adapun simpanan anggota yang ada dalam KPRI setia kawan kec Padas meliputi: Simpanan pokok Simpanan wajib Simpanan sukarela Simpanan hari raya b) Unit Usaha Pertokoan Unit usaha ini diarahkan pada penjualan kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder, Kebutuhan primer yang mengutamakan kebutuhan pokok sehari hari untuk anggota koperasi diantaranya yaitu beras, mie instan, pakaian jadi, dan lain-lain. Selain menyediakan kebutuhan primer untuk anggotanya koperasi juga menyediakan kebutuhan sekunder yang pembeliannya dapat dilakukan dengan cara diangsur/kredit maupun kontan. Kegiatan usaha ini dimaksudkan untuk membantu para anggota atas Kepemilikan barang barang sekunder dan primer dengan mudah.

18 57 6. Permodalan Koperasi Koperasi mempunyai permodalan tidak tetap yang diperoleh simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan hari raya yang merupakan deposito pinjaman dan penerimaan lain yang syah. Modal ditetapkan oleh rapat anggota, sebagai uang kas dan harus segera disimpan atas nama koperasi. Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada koperasi sejumlah Rp sebagai simpanan pokok. Simpanan ini harus dibayar sekaligus apabila ada anggota yang mengangsur harus menyatakan kesanggupan secara tertulis. B. ANALISIS DATA 1. Data Kuantitatif a) Analisis Ratio Laporan Keuangan Analisis ratio merupakan suatu alat analisis yang penting untuk dipakai menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan atau koperasi, apakah suatu perusahaan atau koperasi itu posisi keuangannya baik atau buruk, Ratio akan memberikan gambaran keadaan keuangan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya, atau ratio rata-rata dari perusahaan sejenis. Di sini penulis akan membandingkan ratio selama tiga periode atau 3 tahun dari tahun 2003, 2004 dan Adapun ratio yang akan diterapkan meliputi empat ratio yaitu ratio liquiditas, leverage, aktivitas, dan ratio profitabilitas.

19 58 1. Ratio Liquiditas Ratio liquiditas merupakan alat yang dipakai untuk mengetahui kemampuan perusahaan didalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek perusahaan atau operasi. Dengan demikian Ratio Liquiditas merupakan perbandingan antara harta lancar dengan hutang lancar. a) Current Ratio aktiva lancar Rumus = x100% hutang lancar b) Acid Test Ratio Atau Quick Ratio aktiva lancar - persediaan Rumus = x100% hutang lancar Tabel 2 Ratio Likuditas KPRI Setia Kawan Kec. Padas Tahun 2003, 2004 dan 2005 PERKIRAAN Aktiva Lancar Hutang Lancar Persediaan Current Ratio 950,58 % 148,34 % 469,20 % Acid Test Ratio 947,32 % 147,99 % 467,29 % Sumber data: KPRI Setia Kawan Kecamatan Padas (lihat lampiran 1, 2 dan 3) Berdasarkan perhitungan pada tabel 2 menunjukkan bahwa current ratio tahun 2003 sebesar 950,58 %, hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar Rp 9,5, begitu pada tahun 2004 current ratio sebesar 148,34%, berarti bahwa setiap Rp hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 1,48,-, sedangkan pada tahun 2005 current ratio

20 59 sebesar 469,20%, berarti bahwa setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 4,69,- Penurunan current ratio antara tahun 2003 dan 2004 disebabkan oleh kenaikan hutang lancar yang tidak sebanding dengan kenaikan aktiva lancar. Komponen-komponen atas hutang lancar semua mengalami kenaikan yang relatif besar walaupun dalam aktiva lancar juga terjadi kenaikan yang besar terutama pada pos bank. Namun kenaikan yang hanya 2x lipat tersebut tidak sebanding dengan keanikan hutang lancar yang hampir 7x lipat. Sedangkan pada tahun 2004 dan 2005 terjadi kenaikan current ratio, disebabkan oleh kenaikan aktiva lancar yang tidak sebanding dengan kenaikan hutang lancar. Sama seperti penjelasan di atas, bahwa komponen atas aktiva lancar semua mengalami kenaikan yang relative besar, walaupun dalam hutang lancar juga terjadi kenaikan yang besar terutama pada pos jasa anggota yang hanya mencapai 17% tersebut tidak sebanding dengan kenaikan aktiva lancar yang sebesar 27%. Berdasarkan pembahasan posisi current ratio di atas dapat diketahui bawa KPRI setia kawan kecamatan Padas cukup likuid dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar. Dan dari tabel dapat dilihat bahwa current ratio tertinggi pada tahun 2003 sebesar 950,58% dan terendah pada tahun 2004 sebesar 148,34%.

21 60 Berdasarkan perhitungan pada tabel 2 menunjukkan bahwa pada tahun 2003 acid test ratio sebesar 947,32%, Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 9,47 pada tahun 2004 acid test ratio turun sebesar 147,99% ini juga berarti bahwa setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 1,47,- dan pada tahun 2005 acid test ratio naik lagi sebesar 467,29%, hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat di jamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 4,67,- Penurunan dan kenaikan acid test ratio dari tahun-ketahun disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah kenaikan aktiva lancar dan pasiva lancar. Kenaikan aktiva lancar tahun 2003,2004 sebesar 12 % tersebut tidak sebanding dengan kenaikan pasiva lancar hampir 7x lipat. Di samping tidak seimbangnya jumlah kenaikan antara aktiva lancar dan pasiva lancar, prosentase acid test ratio juga dipengaruhi oleh kenaikan jumlah persediaan dari tahun ketahun. Begitu pula kenaikan antara tahun 2004, 2005 sama seperti penjelasan di atas. 2. Ratio Leverage Ratio Leverage merupakan ratio yang dipergunkan untuk mengukur atau mengetahui kemampuan perusahaan atau koperasi dalam melunasi hutang-hutangnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

22 61 a) Total debt to equity ratio Total Hutang Rumus = x 100% Modal Sendiri b) Total debt to total capital asset Total Hutang Rumus = x 100% Total Aktiva c) Long term debt to equity ratio Hutang Jangka Panjang Rumus = x100% Modal Sendiri Tabel 3 Ratio Leverage KPRI Setia Kawan Kec. Padas Tahun 2003, 2004 dan 2005 PERKIRAAN Total hutang Modal sendiri Total aktiva Hutang jangka panjang Total debt to equity ratio 299,36% 320,33% 194,88% Total debt to total capital asset 74,96% 76,21% 66,09% Long term to equity ratio 259,95% 51,42% 135,14% Sumber data KPRI Setia Kawan Kec. Padas (lihat lampiran 1,2dan 3) Berdasarkan perhitungan pada tabel 3 total debt to equity ratio pada tahun 2003 menunjukkan 299,36%, sedangkan pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 320,33 % dan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 194,88 %. Kenaikan pada tahun 2003, 2004 dikarenakan adanya kenaikan modal sendiri yang tidak sebanding dengan kenaikan total hutang. Kenaikan yang relatife besar pada total hutang terlihat terutama pada pos dana-

23 62 dana SHU (dalah hutang jangka pendek) koperasi yang mengalami kenaikan sebesar 390,10%, pada simpanan manasuka koperasi yang meningkat sebesar 42,09% dan hutang jangka panjang koperasi yang meningkat sebesar 35,57%. Begitu pula pada simpanan wajib koperasi yang mengalami kenaikan sebesar 10,51% sangat berpengaruh terhadap kenaikan modal sendiri. Jadi penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kenaikan modal sendiri yang sebesar 55,3% tidak sebanding dengan kenaikan total hutang yang mencapai 12,92%. Penurunan pada tahun 2004, 2005 dikarenakan adanya kenaikan atas modal sendiri yang lebih besar dari pada kenaikan atas total hutang. Kenaikan modal sendiri sekitar 11,67%, sedangkan untuk total hutang turun sebesar 32,06%. Berdasarkan perhitungan pada tabel 3 menujukkan bahwa to total debt to total capital asset pada tahun 2003 sebesar 74,96%, sedangkan pada tahun 2004 meningkat sebesar 76,21% dan pada tahun 2005 turun sebesar 66,09%. Peningkatan yang terjadi pada tahun 2003, 2004 disebabkan adanya kenaikan prosentase total hutang yang lebih besar dari pada kenaikan prosentase total aktiva. Selain itu juga disebabkan adanya penurunan jumlah aktiva tetap pada tahun Sedangkan penurunan yang terjadi pada tahun 2004, 2005 disebabkan adanya penurunan total hutang jangka

24 63 pendek pada tahun Selain itu juga disebabkan adanya kenaikan jumlah aktiva lancar pada tahun Berdasarkan perhitungan tabel 3 menunjukkan bahwa long term to equity ratio pada tahun 2003 sebesar 259,95% pada tahun 2004 turun sebesar 51,42% dan pada tahun 2005 meningkat lagi sebesar 135,14%. Penurunan yang terjadi pada tahun 2003, 2004 disebabkan adanya kenaikan prosentase modal sendiri yang lebih besar dari pada kenaikan prosentase hutang jangka panjang. Begitu pula kenaikan pada tahun 2004, 2005 dikarenakan kenaikan prosentase hutang jangka panjang yang lebih besar dari pada kenaikan prosentase modal sendiri. 3. Ratio Aktivitas Ratio aktivitas merupakan alat yang dipergunaklan untuk mengetahui tingkat efisiensi penafsiran sumber dana atau produktivitas sumber daya yang ada di perusahaan atau koperasi. a) Total Assets Turn Over Rumus = Penjualan Total Aktiva b) Fixes Assets Turn Over Rumus = Penjualan Aktiva Tetap c) Average Collection Period piutang rata - rata Rumus = x360 penjualan kredit1tahun

25 64 Tabel 4 Ratio Aktivitas KPRI Setia Kawan Kec. Padas Tahun 2003, 2004 dan 2005 PERKIRAAN Penjualan Total aktiva Aktiva tetap Piutang rata-rata , , ,5 Penjualan kredit Total assets turn over 0,11 x 0,12 x 0,16 x Fixed assets turn over 3,64 x 5,36 x 5,84 x Average colecction 180 hari 180 hari 180 hari Piutang rata-rata = Piutang Barang : 2 Sumber data : KPRI Setia Kawan Kecamatan Padas (lihat lampiran 1,2 dan 3) Berdasarkan perhitungan pada tabel 4 menunjukkan bahwa total assets turn over pada tahun 2003 sebesar 0,11x, sedangkan pada tahun 2004 sebesar 0,12x dan pada tahun 2005 naik sebesar 0,16x. Kenaikan TATO dari tahun 2003, 2004 dikarenakan oleh kenaikan penjualan yang relatif besar dibandingkan dengan kenaikan total aktiva dari tahun 2003, 2004 yang sangat rendah kenaikannya begitu pula kenaikan TATO tahun 2004, 2005 sama seperti penjelasan di atas. Berdasarkan perhitungan pada tabel 4 menunjukkan bahwa fixed assets turn over tahun 2003 sebesar 3,64x sedangkan pada tahun 2004 sebesar 5,36x dan pada tahun 2005 sebesar 5,84x. Kenaikan dari tahun 2003, 2004 dikarenakan penjualan mengalami kenaikan sedangkan aktiva tetap yang ditanam mengalami

26 65 penurunan. Begitu pula kenaikan TATO tahun 2004, 2005 sama seperti penjelasan di atas. Berdasarkan perhitungan pada table 4 menunjukkan bahwa average collection period pada tahun 2003 sebesar 180 hari atau 6 bulan. Begitu pula pada tahun 2004, 2005 average collection periodenya sebesar 180 hari atau 6 bulan. Keseimbangan ACP ini dikarenakan jumlah piutang rata-rata dan penurunan penjualan kredit yang proporsi penurunannya sama. 4. Ratio Profitabilitas Ratio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan atau koperasi dalam memperoleh laba. a) Gross Profit Margin Ratio laba kotor Rumus = x100% penjualan b) Net Rate of ROI laba bersih Rumus = x100% total aktiva c) Return On Net Worth laba bersih Rumus = x100% modal sendiri

27 66 Tabel 5 Ratio Profitabilitas KPRI Setia Kawan Kec. Padas Tahun 2003, 2004 dan 2005 Perkiraan Laba kotor Penjualan Laba bersih Total aktiva Modal sendiri Gross profit margin ratio 92,30 % 99,51 % 99,10 % Net rate of ROI 1,94 % 3,83 % 5,61 % Return On Net Worth 7,77 % 16,10 % 16,56 % Sumber Data KPRI Setia Kawan Kecamatan Padas (lihat lampiran 1 ) Berdasarkan perhitungan pada tabel 5 menunjukkan bahwa gross profit margin ratio pada tahun 2003 sebesar 92,30%, sedangkan tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar 99,51%, dan pada tahun 2005 sebesar 99,10%. Kenaikan gross profit margin dari tahun ketahun dikenakan laba kotor yang semakin meningkat, di mana penjualan mengalami kenaikan yang relatif kecil sementara cost of good sold juga meningkat seiring dengan peningkatan penjualan. Berdasarkan perhitungan pada tabel 5 menunjukkan bahwa Net Rate Of ROI tahun 2003 sebesar 1,94%, sedangkan tahun 2004 sebesar 3,83% dan pada tahun 2005 sebesar 5,61%, Kenaikan ROI dari tahun ke tahun disebabkan adanya peningkatan laba bersih yang relatif besar dibanding dengan kenaikan total aktiva.

28 67 Berdasarkan perhitungan pada tabel 5 menunjukkan bahwa Return On Net Worth pada tahun 2003 sebesar 7,77%, tahun 2004 sebesar 16,10% dan pada tahun 2005 sebesar 16,56%. Dilihat dari data diatas menunjukkan bahwa return on net worth mengalami peningkatan dari tahun 2003, 2004 dan tahun Peningkatan ini akibat dari besarnya modal sendiri yang ditanam dari tahun sebelumnya ketahun berikutnya yang semakin menurun. Di mana laba bersih mengalami peningakatan yang relatif besar bila dibandingkan dengan kenaikan modal sendiri. b) Laporan Keuangan Yang Diperbandingkan Dalam menganalisis laporan keuangan yang diperbandingkan ini penulis menggunakan analisis horizontal, karena dengan metode ini akan dapat diketahui kemajuan dan perkembangan aktivitas KPRI Setia Kawan Kecamatan Padas lebih lanjut, serta dapat menganalisis seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan dan hasil-hasil usaha yang dicapai oleh koperasi. Disini penulis menyajikan laporan keuangan yang diperbandingkan selama tiga periode atau tiga tahun yaitu tahun 2003, 2004 dan 2005.

29 68 Tabel 6 KPRI Setia Kawan Kecamatan Padas Laporan SHU yang diperbandingkan Per 31 Desember 2003, 2004, 2005 NO PERKIRAAN Per- 31 Desember Bertambah (Berkurang) Per- 31 Desember Bertambah (Berkurang) RP % RP % A. Pendapatan usaha 1. Penjualan , ( ) 28,58 Harga pokok penjualan , ( ) 23,65 Persediaan awal , ( ) 24,09 Pembelian , ( ) 24,05 Barang tersedia ( ) ( ) ( ) (23,65) ( ) ( ) ,84 Persediaan akhir , ( ) (28,61) 2. Hasil penjualan kotor , ( ) (28,42) B. Pendapatan jasa Bunga sp , ,38 Administrasi , ,7 Fotocopy ( ) 23, ,67 Diskon ( ) 27, ( ) (69,22) Komputer SHU PKP-RI SHU dari unit arisan , ,30 C. Hasil kotor usaha , ,53 D. Beban Usaha Beban perkoperasian ( ) (62,53) ,90 Beban manajemen , ( ) (16,10) , ,68 E. Hasil usaha , ,80 F. Pendapatan diluar usaha Bunga bank (90.286) (15,80) ,67 Pendapatan lain-lain ( ) (95,48) ( ) (100) ( ) (92,58) ,66 Beban diluar usaha ( ) 14, ,98 SHU sebelum pajak , ( ) (100) G. Pajak penghasilan , ( ) (100) Sisa hasil usaha (SHU) , ,89 Sumber data :KPRI "Setia Kawan" Kecamatan Padas lampiran 5,6 dan 7)

30 69 Tabel 7 KPRI Setia Kawan Kecamatan Padas Laporan Neraca yang diperbandingkan Per 31 Desember 2003, 2004, 2005 Per 31 Desember Bertambah (Berkurang) Per 31 Desember Bertambah (Berkurang) NO Perkiraan Rp % Rp % I. AKTIVA LANCAR Kas ( ) (26,23) ,32 Bank , (88,67) Piutang barang ( ) (88,87) (38,50) Piutang uang ( ) (0,67) ,65 Piutang uang toko (100) Penyisihan piutang tak tertagih ( ) ( ) (683.23) (7,84) ( ) ( ) ,20 Barang dagangan (23.65) ( ) ,84 Total aktiva lancar , ( ) (21,52) II. PENYERTAAN Simpanan di PKPRI , ,66 SKPB , Simpanan di BK ( ) (52,78) Total penyertaan , ( ) (41,40) III. AKTIVA TETAP Harga perolehan ,57 Akumulasi penyusutan ( ) ( ) ,91 ( ) ( ) ,52 Total aktiva tetap ( ) (13,92) ( ) (2,35) IV. AKTIVA-AKTIVA LAIN Pajak dibayar dimuka (100) 10,52 Total aktiva lain-lain (100) 2,35 Total aktiva , ( ) (68,34) V. HUTANG JANGKA PENDEK Hutang pihak Hutang pertokoan ( ) (95,25) (78.000) (100) Jasa anggota Dana-dan dana SHU Simpanan manasuka , ,51 Simpanan lain-lain , ,25 Hutang APBD (50) ( ) (100) Hutang di BKE (3,91) ( ) (87,84) Total hutang janka pendek ( ) (15,40) ( ) (37,45) VI. HUTANG JANGKA PANJANG Simpanan khusus , ( ) (29,37) Total hutang jangka panjang , ( ) (29,37) VII. EKUITAS Simpanan pokok (4,10) ( ) (4,28) Simpanan wajib , ,68 Donasi Cadangan (modal tetap) , ,35 Total ekuitas , ,67 SHU Total pasiva , ( ) (21,66) Sumber data :KPRI "Setia Kawan" Kecamatan Padas (lampiran 2,3 dan 4)

31 70 Berdasarkan data tabel 6 dan 7 yaitu pada neraca dan laporan sisa hasil usaha (SHU) yang diperbandingkan, maka langkah selanjutnya laporan keuangan tersebut dianalisis dengan membandingkan antara neraca dan laporan sisa hasil usaha (SHU) tahun 2003, 2004, dan tahun 2004 dan Dari perbandingan yang ada pada neraca yaitu aktiva lancar pada pos bank yang terlihat kenaikannya lebih besar dibandingkan dengan pos lain yang ada pada aktiva lancar, di mana pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 104,81% sedangkan tahun 2005 mengalami penurunan sebesar Rp atau 88,67%. Kenaikan pada tahun 2004 ini disebabkan karena meningkatnya investasi dari bank yang ditanamkan pada KPRI setia kawan kecamatan padas, begitu pula penurunan pada tahun 2004, 2005 disebabkan menurunnya tingkat investasi bank yang ditanamkan pada koperasi. Dengan kenaikan/meningkatnya pos bank pada tahun 2004, maka akan berakibat pada meningkatnya aktiva lancar koperasi. Sedangkan dengan menurunnya pos bank pada tahun 2005, berakibat pada menurunnnya aktiva lancar koperasi. Aktiva lancar lain yang perlu dianalisis lebih lanjut adalah pos persediaan barang dagangan, di mana pada tahun 2003, 2004 mengalami penurunan sebesar Rp ,- atau 23,65% dan tahun 2004, 2005 mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 36,84%. Perubahan ini menunjukkan bahwa persediaan yang dimiliki koperasi

32 71 pada tahun 2004 mengalami penurunan yang menyebabkan tingkat perputaran persediaan menjadi tinggi, sehingga tingkat perputaran modal bekerja akan semakin tinggi pula. Sedangkan persediaan yang dimiliki koperasi pada tahun 2005 mengalami kenaikan yang menyebabkan tingkat perputaran persediaan menjadi rendah, Sehingga tingkat perputaran modal kerja akan semakin rendah pula. Sedangkan pada aktiva tetap yang perlu dianalisis adalah pos akumulasi penyusutan inventaris, di mana pada tahun 2003, 2004 mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 11,91% dan pada tahun 2004, 2005 mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 10,52%. Kenaikan ini disebabkan karena koperasi menambah aktiva tetap dengan membeli beberapa kalkulator. Pada perkiraan hutang jangka panjang yaitu pada pos simpanan khusus dimana tahun 2003, 2004 mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 35,57 % dan tahun 2004, 2005 terjadi penurunan sebesar ,- atau 29,37%. Peningkatan pada tahun 2003, 2004 dikarenakan permintaan pengambilan simpan khusus anggota koperasi yang semakin meningkat. Sedangkan pada pos sisa hasil usaha (SHU) pada tahun 2003, 2004 mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 75,16% dan pada tahun 2004, 2005 juga mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 16,89%. Kenaikan ini dikarenakan adanya peningkatan simpanan anggota koperasi, sehingga di dalam

33 72 memperoleh bunga simpanan pada simpanan anggota koperasi akan meningkat pula. 1) Perkembangan aktiva, pasiva, modal dan sisa hasil usaha (SHU) Uraian Aktiva lancar Aktiva tetap Total aktiva Tabel 8 KPRI Setia Kawan kecamatan Padas perkembangan Aktiva tahun 2003, 2004, 2005 PERUBAHAN PERUBAHAN Rp % Rp % , (21,52) ( ) (13,92) ( ) (2,35) , ( ) (68,34) Sumber: data KPRI setia kawan Kecamatan Padas yang diolah (lampiran 1,2 dan3) Berdasarkan data perkembangan aktiva pada tabel 8 menunjukkan perubahan yang cenderung menurun. Di mana pada perkiraan aktiva lancar pada tahun 2003, 2004 mengalami peningkatan sebesar Rp ,- atau 12,33%, sedangkan pada tahun 2004, 2005 mengalami penurunan sebesar Rp ,- atau 21,52%. Dari penurunan aktiva lancar tersebut menunjukkan adanya suatu kemunduran usaha koperasi. Pada perkiraan aktiva tetap tahun 2004 mengalami penurunan pada tahun sebesar Rp ,- atau 13,92%. Penurunan pada tahun 2004 disebabkan adanya peningkatan akumulasi penyusutan inventaris sebesar Rp ,- yang menyebabkan menurunnya aktiva tetap. Perkiraan total aktiva pada tahun 2003, 2004 mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 11,07% dan pada tahun

34 , 2005 mengalami penurunan sebesar Rp ,- atau 68,34%. Penurunan ini dikarena kan semakin menurunnya jumlah aktiva lancar dan aktiva tetap yang dimiliki koperasi. Tabel 9 KPRI setia kawan kecamatan Padas Perkembangan Pasiva tahun 2003, 2004, 2005 Uraian PERUBAHAN PERUBAHAN Rp % Rp % Pasiva lancar ( ) (15,40) ( ) (37,45) pasiva , ( ) (29,37) tetap Total pasiva , ( ) (21,66) Sumber: data KPRI kecamatan setia kawan kecamatan padas yang diolah (lampiran 1) Berdasarkan data perkembangan pasiva pada tabel 9 menunjukkan bahwa perkiraan pasiva lancar pada tahun 2003 sebesar Rp ,- tahun 2004 menurun sebesar Rp ,- atau 15,40% dan pada tahun 2004, 2005 juga mengalami penurunan sebesar sebesar Rp ,- atau 37,45%. Penurunan pasiva lancar tersebut dikarenakan semua pos yang ada pada pasiva lancar mengalami penurunan Sedangkan perkiraan pada pasiva tetap pada tahun 2003, 2004 mengalami kenaikan. Rp ,- atau 35,57% dan pada tahun 2004, 2005 mengalami penurunan sebesar Rp ,- atau 29,37%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan jumah semua pos yang ada pada pasiva tetap. Apabila dilihat dari perkiraan sisa hasil usaha (SHU) koperasi ternyata menunjukkan peningkatan, di mana pada 2003,

35 terjadi kenaikan sebesar Rp ,- atau 75,16% dan pada tahun 2004, 2005 mengalami kenaikan sebesar Rp ,- atau 16,89%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat perkembangan usaha yang dicapai koperasi semakin baik.

36 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan perhitungan yang dilakukan pada bab iv, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Ratio likuiditas melalui perhitungan current ratio pada tahun 2003 sampai 2005 sebesar 950,58%, 148,34% dan 469,32%. Begitu pula perhitungan acid test ratio tahun 2003 sampai 2005 sebesar 947,32%, 147,99 %, dan 467,29%. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi cukup mampu menggunakan modal kerjanya secara efektif. Ratio leverage yang meliputi total debto equity ratio, dimana untuk 2003 sampai 2005 sebesar 299,36%, 320,33%, 194,88%. Total debt to total capital asset pada tahun 2003 sampai 2005 sebesar 74,96%, 76,21%, dan 66,09%. Sedangkan long term to equity ratio pada tahun 2003 sampai 2005 sebesar 259,95%, 51,42%, dan 135,14%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jaminan atas hutang koperasi dan kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin serta semakin besar pula kemampuan koperasi untuk mencari pinjaman. Ratio aktivitas yang meliputi total asets turn over pada tahun 2003 sampai 2005 sebesar 0,11x, 0,12x, 0,16x. fixed assets turn over tahun 2003 sampai 2005 sebesar 3,64x, 5,63x dan 5,84x. Average colecction periode tahun 2003 sampai 2005 sebesar 6 kali atau 180 hari, 6 kali atau 75

37 hari dan 6 kali atau 180 hari. Dari ketiga analisi ratio tersebut menunjukkan bahwa koperasi selama kurun waktu tiga tahun mengalami ketidakstabilan, baik perputaran piutang, waktu rata rata pengumpulan piutang maupun perputaran dana dalam aktiva. Ratio profitabiltas yang meliputi gross profit margin pada tahun 2003 sampai 2005 sebesar 92,30%, 99,51%, dan 99,10%. Net rate of roi pada tahun 2003, 2004 dan 2005 sebesar 1,94%, 3,83%, dan 5,61%. Return on net worthy tahun 2003 sampai 2005 sebesar 7,77%, 16,10% dan 16,56%. Dari analisa ketiganya menunjukkan gejala yang cenderung meningkat dalam perolehan keuntungan (SHU) dan mengalami peningkatan rentabilitas modal sendiri. 2. Perkembangan aktiva lancar pada tahun 2003, 2004 naik sebesar 12,33% dan tahun 2004, 2005 turun sebesar 21,52%. Aktiva tetap pada tahun 2003 sampai 2005 turun sebesar 13,92% dan 2,35%. Total aktiva pada tahun 2003, 2004 naik sebesar 11,07% dan pada tahun 2004, 2005 turun sebesar 68,34%. Perkembangan pasiva lancar pada tahun 2003 sampai tahun 2005 turun sebesar 15,40% dan 37,45%. Modal sendiri pada tahun 2003, 2004 naik sebesar 35,57% dan pada tahun 2004, 2005 turun sebesar 29,37%. SHU pada tahun 2003 sampai 2005 sebesar 75,16% dan 16,89%. Dilihat dari perkembangan aktiva dan pasiva menujukkan adanya penurunan, baik perolehan SHU, modal sendiri dan penurunan usahanya walaupun relatif kecil.

38 77 Dilihat dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa posisi keuangan dan perkembangan usaha KPRI Setia Kawan kecamatan Padas kabupaten Ngawi cukup sehat. B. SARAN 1. Koperasi seharusnya setiap awal maupun akhir periode mengevaluasi aktivitas kerjanya, menganalisa aliran dana dan mengadakan perencanaan modal, baik modal sendiri maupun modal kerja. 2. Koperasi sebaiknya menerapkan analisis laporan keuangan memperoleh data yang sebenarnya tentang posisi keuangan dan perkembangan usahanya.

SUSUNAN JUMLAH ANGGOTA KPRI SETIA KAWAN KEC. PADA TAHUN 2003, 2004, 2005

SUSUNAN JUMLAH ANGGOTA KPRI SETIA KAWAN KEC. PADA TAHUN 2003, 2004, 2005 Lampiran 1 SUSUNAN JUMLAH ANGGOTA KPRI SETIA KAWAN KEC. PADA TAHUN 00, 00, 00 Anggota 00 Anggota 00 Anggota 00 Nama Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 1. SDN Padas I. SDN Padas

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Dwija Jaya Singorojo terbentuk dari sebuah rapat kecil perkumpulan beberapa Guru sekolah

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu: Analisis Kinerja Keuangan pada KUD... ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12 tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. TEKNIK ANALISIS RATIO MERUPAKAN TEKNIK ANALISIS YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MATEMATIKAL ANTARA SUATU JUMLAH TERTENTU DENGAN JUMLAH YANG LAIN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR ANALISIS RASIO A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur

Lebih terperinci

ABSTRAKSI Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI guru Sumberlawang tahun Wiwik Sulistyowati F

ABSTRAKSI Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI guru Sumberlawang tahun Wiwik Sulistyowati F 1 ABSTRAKSI Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI guru Sumberlawang tahun 1999-2002 Wiwik Sulistyowati F3300222 Para pemakai laporan keuangan KPRI adalah para anggota koperasi dan

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia terdapat tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan PT Metrodata Electronics, Tbk., maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. 54 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. Sesuai dengan lingkup pembatasan, maka penulis hanya akan membahas permasalahan kuangan yang berupa neraca dan laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui kinerja keuangan PT.XYZ yang bergerak di bidang industri teksil dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2010:368), Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi dan laba ditahan, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan perekonomian di Indonesia. Kondisi ini menuntut setiap badan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Jaya tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) 427 009, FAX (0343) 422

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KPRI SUBUR PERIODE

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KPRI SUBUR PERIODE ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KPRI SUBUR PERIODE 2006-2008 Oleh : Suryo Sadewo F.3306101 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

NASKAH. memenuhi. Sarjana S-1

NASKAH. memenuhi. Sarjana S-1 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKART TA PERIODE 2009-2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Singkat Koperasi Rukun Sejahtera

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Singkat Koperasi Rukun Sejahtera BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Rukun Sejahtera Koperasi Rukun Sejahtera BPSTW didirikan pada tanggal 11 April 1998 berdasarkan akta pendirian

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia telah menggariskan dengan tegas bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini koperasi harus menjadi sokoguru dan wadah

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Manajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto

Manajemen Modal Kerja Bagian 1. Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto Manajemen Modal Kerja Bagian 1 Sumber : Syafarudin Alwi Bambang Riyanto MODAL KERJA Hal yang penting yang perlu dijawab dalam menetapkan kebijakan Modal Kerja (hubungannya dengan profitabilitas) : Berapa

Lebih terperinci