BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 64 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Sesuai dengan permasalahan dan hipotesis penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini maka model ekonometri yang digunakan adalah model regresi. Model regresi tersebut digunakan untuk mengestimasi, yaitu: 1. Model Murabahah, untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah pada bank umum syariah. 2. Model Mudharabah, untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah pada bank umum syariah. Seperti yang telah diuraikan dalam metodologi penelitian, data yang digunakan adalah data panel, maka model yang ada akan dianalisis dengan metode Pooled EGLS (period random effect). 4.2 Hasil Analisis Data Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, analisis data pada bagian ini ditujukan dalam rangka menjawab permasalahan dan hipotesis penelitian. Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan dan hipotesis penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah dan mudharabah pada bank umum syariah. Pada penelitian ini, pembiayaan murabahah pada bank umum syariah diduga dipengaruhi oleh Non Performing Financing (NPF), Bonus SWBI, dan suku bunga pinjaman konsumsi pada bank umum konvensional. Sedangkan pembiayaan mudaharabah pada penelitian ini diduga dipengaruhi oleh Non Performing Financing (NPF), pembiayaan murabahah, serta tingkat bagi hasil yang diproksi dengan bagi hasil Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA) pada Pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip Syariah (PUAS) dalam rata-rata tertimbang.

2 Analisis Data Panel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Seperti yang diuraikan dalam metodologi penelitian, model regresi pertama yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah model murabahah yang menggunakan variabel Non Performing Financing (NPF), Bonus SWBI, serta suku bunga pinjaman konsumsi bank umum konvensional. Non Performing Financing (NPF) % q4 2005q2 2005q4 2006q2 2006q4 2007q2 2007q4 kuartal BMI BSM BSMI Gambar 4.1 Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah (BUS) Sumber: Laporan keuangan masing-masing BUS, 2008, diolah. Variabel Non Performing Financing (NPF) akan diukur dari NPF Gross masing-masing bank umum syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Mandiri Syariah, dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). NPF Gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas 3 sampai dengan 5 dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan oleh bank. Terdapat lima kategori tingkat kolektibilitas pembiayaan yaitu lancar (current), dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (sub-standard), diragukan (doubtful), dan macet (loss). Oleh karena itu, yang termasuk kategori NPF Gross adalah pembiayaan dengan kategori kurang lancar, diragukan, serta macet. Untuk selanjutnya, istilah variabel NPF Gross dalam

3 66 penelitian ini akan disebut dengan NPF saja. Perbandingan tingkat NPF masingmasing bank umum terlihat pada Gambar 4.1 di atas. Pada Gambar 4.1 di atas tampak bahwa NPF Bank Syariah Mandiri (BSM) sangat fluktuatif, serta mempunyai nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan NPF Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Bahkan nilai NPF BSM selama beberapa kuartal melebihi batas target indikatif yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5 persen. Sedangkan BSMI memiliki tingkat NPF yang paling rendah dibandingkan dua BUS lainnya. Pada penelitian ini, variabel NPF yang digunakan adalah model dinamis karena terdapat kelambanan (lag) pada perilaku pembiayaan perbankan syariah. Pembiayaan tidak serta merta terjadi pada saat diajukan tetapi memerlukan waktu untuk menyetujui pembiayaan tersebut. Kelambanan terjadi karena alasan psikologis, teknis, dan institusi (Gujarati, hal 589, 1995). Untuk kesederhanaan maka digunakan lag satu. Hal ini berdasarkan Persamaan (2.9) dalam penelitian yang dilakukan oleh Donna (2006). Variabel Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah bonus (pendapatan) yang diperoleh bank syariah sebagai kompensasi dari kelebihan likuiditas dana yang ditempatkan oleh bank syariah di Bank Indonesia. Data bonus SWBI diperoleh dari publikasi bank Indonesia. Pergerakan besaran bonus SWBI dapat dilihat pada Gambar 4.2.

4 67 Bonus SWBI 9 8,62 8 6,48 6,61 7 6,80 6,32 6 5,42 5,33 4,78 4,62 4,754,954,45 5 4,11 % 4 3, q42005q22005q42006q22006q42007q22007q4 Bonus SWBI kuartal Gambar 4.2 Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (2004:Q4-2008:Q1) Sumber: Bank Indonesia, 2008, diolah. Variabel bonus SWBI pada penelitian ini juga dianalisis dengan memperhitungkan adanya lag. Hal ini dikarenakan adanya kelambanan dalam proses pembiayaan murabahah. Besaran bonus SWBI yang tidak ditetapkan pada awal penempatan kelebihan likuiditas dana bank syariah tersebut di Bank Indonesia menyebabkan pengaruh bonus SWBI yang menjadi acuan adalah bonus SWBI periode sebelumnya. Untuk kesederhanaan maka digunakan lag satu. Variabel suku bunga pinjaman bank umum konvensional untuk tujuan konsumsi merupakan proksi yang sesuai untuk menggambarkan adanya pertimbangan economic rationale pada masyarakat Muslim saat ini dalam menentukan pilihan pembiayaan antara mengajukan pembiayaan pada bank syariah ataupun pada bank konvensional. Perilaku economic rationale pada masyarakat Muslim saat ini mengacu pada studi yang dilakukan oleh Irbid dan Zarka (2001) yang mendapatkan kesimpulan bahwa bahwa motivasi nasabah dalam memilih bank syariah cenderung didasarkan kepada motif keuntungan, bukan kepada motif keagamaan. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pembiayaan maka masyarakat Muslim akan memilih tingkat pengembalian

5 68 pembiayaan atau kredit yang lebih murah, sehingga nasabah akan membandingkan besaran margin pembiayaan murabahah pada bank umum syariah dengan tingkat bunga yang ditetapkan atas kredit yang diberikan oleh bank umum konvensional. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga kredit rupiah menurut kelompok bank. Kelompok bank dalam penelitian ini adalah bank umum untuk kategori kredit konsumsi. Pemilihan kelompok bank umum adalah karena disesuaikan dengan obyek penelitian ini yaitu bank umum syariah, sedangkan pemilihan kategori kredit konsumsi karena pembiayaan murabahah pada bank umum syariah pada umumnya juga ditujukan untuk tujuan pembiayaan konsumsi (Donna, 2006). Data suku bunga kredit rupiah menurut kelompok bank umum untuk kategori konsumsi diperoleh dari publikasi Bank Indonesia. Besaran tingkat bunga kredit yang digunakan dalam penelitian ini untuk periode kuartal keempat 2004 hingga kuartal pertama 2008 dapat dilihat pada Gambar 4.3. Suku Bunga Kredit 18 17, ,83 16,57 16,5 16,33 16,27 % 16, ,82 17,88 17,52 17,58 17,38 16,91 16,47 16,13 15,83 bunga 15, ,5 2004q4 2005q2 2005q4 2006q2 2006q4 2007q2 2007q4 kuartal Gambar 4.3 Suku Bunga Kredit Rupiah Kelompok Bank Umum Konsumsi Sumber: Bank Indonesia 2008, diolah.

6 69 Adapun rumusan model regresi yang digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah pada bank umum syariah berdasarkan Persamaan 3.3 adalah sebagai berikut: LnMUR α + α LnNPF + α LnSWBI + α LnBunga + ε (4.1) it = 0 1 i ( t 1) 2 i ( t 1) 3 i ( t 1) Dimana: Mur α 0 α 1 α 2 α 3 = pembiayaan murabahah (juta Rp) = konstanta = koefisien variabel NPF = koefisien variabel bonus SWBI = koefisien variabel bunga kredit NPF = Pembiayaan yang bermasalah (%) SWBI = Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (%) Bunga = Bunga kredit bank umum konvensional konsumsi (%) ε = standard error Persamaan tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan panel data analysis. Terkait dengan penggunaan data panel tersebut, sejumlah tahapan serta langkah-langkah yang harus dilakukan seperti yang telah disebutkan pada bagian Analisis Regresi Panel Data Dengan Intercept Common/Pooled Least Square (PLS) Bagian terpenting yang harus dilihat dalam pembentukkan model dalam suatu model data panel adalah intercept, karena pada bagian inilah kita dapat membedakan metode yang digunakan, yaitu biasa, MET atau MER (Nachrowi dan Usman, 2006:326). Dengan digunakannya model PLS maka intercept-nya tetap untuk setiap individu. Model ini mempunyai asumsi bahwa intercept (α) dan slope (β) akan sama (konstan) untuk setiap data time series dan cross section. Widarjono (2007:251) menyatakan bahwa dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku

7 70 data antar individu (dalam hal ini adalah bank umum syariah) sama dalam berbagai kurun waktu. Hal ini tentu saja tidak realistis (Nachrowi dan Usman, 2006:326) karena masing-masing bank umum syariah memiliki perilaku masingmasing. Oleh karena itu, dalam penelitian ini metode PLS tidak akan digunakan. Namun, hasil run data dengan menggunakan metode ini dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Sedangkan hasil olahan data berdasarkan Metode Fixed Effect adalah sebagai berikut: Analisis Regresi Data Panel Dengan Fixed Effect (Metode Efek tetap/met) Seperti yang telah diketahui bahwa model berangkat dari asumsi pembuatan model yang menghasilkan intercept konstan untuk setiap individu (i) dan waktu (t) kurang realistik. Dalam metode efek tetap ini memungkinkan adanya perubahan intercept pada setiap i dan t. Namun, dalam penelitian ini ternyata tidak bisa dilakukan analisis dengan menggunakan metode efek tetap (MET) karena adanya near singular matrix. Dengan demikian, analisis dilanjutkan dengan metode efek random (MER) Analisis Regresi Data Panel Dengan Random Effect (Metode Efek Random/MER) Sebagaimana diketahui pada MET, perbedaan karakteristik individu dan waktu diakomodasi pada intercept sehingga interceptnya berubah antar individu dan antar waktu. Sementara Model Efek Random (MER) perbedaan karakteristik individu dan waktu diakomodasikan pada error dari model. Variabel error tersebut terdiri dari dua komponen yaitu variabel error yang merupakan kombinasi antara time series dan cross section dan variabel error secara individu (Widarjono, 2007). Dalam model ini ada asumsi yang menyatakan variabel error dari individu yang sama dalam periode yang berbeda saling berkorelasi. Karena adanya asumsi tersebut maka metode tidak bisa digunakan untuk mendapatkan estimator yang efisien. Metode yang tepat digunakan untuk mengestimasi MER tersebut adalah

8 71 Generalized Least Square (GLS). Namun, ternyata pada penelitian ini tidak mau di-run dengan menggunakan metode GLS karena estimasi efek random mensyaratkan jumlah individu (cross section) lebih besar daripada jumlah koefisien (termasuk intercept). Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan metode EGLS (Estimated Generalized Least Square) dengan Period Random Effect. Adapun hasil run dari EGLS terlihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah pada BUS (Regresi Panel Data Dengan EGLS) Dependent Variable: LOG(MURABAHAH?) Method: Pooled EGLS (Period random effects) Date: 07/10/08 Time: 08:15 Sample (adjusted): 2005Q1 2008Q1 Included observations: 13 after adjustments Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 39 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C LOG(NPF?(-1)) LOG(SWBI?(-1)) LOG(BUNGA?(-1)) Fixed Effects (Cross) _MUA--C _MAN--C _MEG--C Random Effects (Period) 2005Q1--C Q2--C Q3--C Q4--C Q1--C Q2--C Q3--C Q4--C Q1--C Q2--C Q3--C Q4--C Q1--C

9 72 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Period random S.D. / Rho Idiosyncratic random S.D. / Rho Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat Pada Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa untuk model murabahah dengan metode efek random periode pada statistik yang tertimbang memiliki nilai koefisien determinasi R 2 = 0, Artinya variabel bebas yaitu NPF, bonus SWBI, dan suku bunga kredit mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat yaitu pembiayaan murabahah sebesar 73,61% sedangkan sisanya sebesar 26,39% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. Nilai R 2 pada statistik yang tidak tertimbang hampir sama besar dengan nilai R 2 pada statistik yang tertimbang. Namun, karena dalam model ini data yang diobservasi kurang dari 100 buah, maka untuk penghitungan koefisien determinasi digunakan Adjusted R-squared yaitu sebesar 0, pada statistik yang tertimbang. Artinya variabel bebas yaitu Non Performing Financing (NPF), bonus SWBI, dan suku bunga kredit mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat yaitu pembiayaan murabahah sebesar 69,62% sedangkan sisanya sebesar 30,38% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. Nilai F statistic sebesar 18,41887 dan F tabel sebesar 2,84 berarti F hitung > F tabel dengan prob(f-statistic) sebesar 0, maka H 0 ditolak pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen yaitu NPF, bonus SWBI, dan tingkat suku bunga kredit secara serempak signifikan dalam mempengaruhi pembiayaan murabahah.

10 73 Nilai intersept (C) pada random effect di atas merupakan nilai rata-rata dari komponen kesalahan random (random error component). Nilai random effect menunjukkan seberapa besar perbedaan komponen kesalahan random suatu periode terhadap nilai intercept semua periode (rata-rata). Kemudian dilakukan pengujian pelanggaran asumsi guna melihat apakah estimator model yang digunakan memenuhi syarat, yaitu tidak melanggar asumsi. Mengingat model yang digunakan merupakan regresi sehingga pelanggaran asumsi tersebut bisa terjadi karena adanya heteroskedastisitas dan masalah autokorelasi. Jika terjadi pelanggaran, maka dilakukan perlakuan (treatment) guna mengatasi masalah. Namun, dengan dipergunakannya teknik estimasi menggunakan EGLS tersebut secara otomatis terbebas dari heteroskedastisitas dan autokorelasi mengingat estimator yang kita dapatkan mempunyai varian yang minimum atau efisien (Widarjono, 2007: 257) Pengujian Hipotesis Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah di tiga BUS Pengujian terhadap hipotesis dilakukan mulai dari uji t. Lebih lanjut dapat dilihat dari Tabel 4.1 di atas. Jadi, model persamaan murabahah dalam penelitian ini, adalah: LogMUR it = -0, , LogNPF i t-1 + 1, LogSWBI i t-1 + SE (5,901150) (0,182908) (0,359704) t-stat (-0,094591) (-2,667526) (3,547347) 4,830289LogBunga i t-1 (2,118812) (2,279716) Pengujian terhadap hipotesis yang menduga adanya pengaruh variabel NPF terhadap pembiayaan murabahah ditunjukkan oleh hasil dari uji-t. Berdasarkan uji-t, nilai t statistic sebesar -2, sedangkan t tabel sebesar 2,042 sehingga t > maka H 0 ditolak pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel stat t tabel

11 74 independen yaitu NPF yang diperoleh signifikan dalam mempengaruhi pembiayaan murabahah. Selain itu, signifikansi dari variabel NPF juga dapat diketahui dari nilai probalitanya yang lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,0117. Pada model murabahah di atas juga diketahui bahwa NPF mempunyai hubungan negatif terhadap pembiayaan murabahah. Hal ini sesuai dengan hasil yang diharapkan, yaitu bahwa NPF berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah dan sifat hubungannya adalah negatif. Artinya jika persentase NPF meningkat maka persentase pembiayaan murabahah yang disalurkan oleh bank syariah akan berkurang dengan asumsi variabel yang lain tetap. Dari model murabahah di atas dapat dilihat bahwa jika NPF meningkat sebesar 1% maka pembiayaan murabahah akan turun sebesar 0,49% dengan asumsi variabel yang lain tetap. Kondisi signifikansi variabel NPF tersebut sejalan dengan penelitian Siregar (2004). Siregar menyimpulkan bahwa NPF signifikan mempengaruhi Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah dan mempunyai hubungan negatif. Sedangkan hasil yang berbeda diperoleh oleh Donna (2006) yang mendapati bahwa variabel NPF tidak signifikan dalam mempengaruhi penawaran pembiayaan murabahah. Perbedaan kesimpulan ini dimungkinkan terjadi karena adanya perbedaan obyek penelitian dimana Donna (2006) menggunakan data industri perbankan sedangkan pada penelitian ini menggunakan data bank umum syariah saja. Sementara itu, uji-t yang dilakukan untuk pengujian hipotesis yang menduga adanya pengaruh bonus SWBI terhadap pembiayaan murabahah menunjukkan bahwa nilai t statistic -nya sebesar 3, dan t tabel sebesar 2,042 sehingga t > maka H 0 ditolak pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel stat t tabel independen yaitu bonus SWBI yang diperoleh signifikan mempengaruhi pembiayaan murabahah. Selain itu, signifikansi dari variabel bonus SWBI juga dapat diketahui dari nilai probalitanya yang lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,0012. Dari model murabahah di atas dapat diketahui bahwa jika bonus SWBI meningkat sebesar 1% maka pembiayaan murabahah akan meningkat pula sebesar 1,28% dengan asumsi variabel yang lain tetap.

12 75 Dari nilai koefisien variabel bonus SWBI diketahui bahwa bonus SWBI mempunyai hubungan positif terhadap pembiayaan murabahah. Hal ini berarti bahwa jika persentase bonus SWBI meningkat maka bank syariah akan tetap memilih untuk menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan murabahah sehingga pangsa pembiayaan murabahah tetap tinggi. Meskipun hasil ini menggembirakan, namun fenomena ini perlu terus diwaspadai. Hal ini dikarenakan adanya kenyataan pada perbankan konvensional dimana bank konvensional lebih memilih untuk menempatkan dananya dalam bentuk SBI karena return yang sudah pasti serta minim resiko, akibatnya dana yang disalurkan kepada sektor riil menjadi kecil. Pada kasus perbankan syariah sendiri, tingkat bagi hasil yang ditawarkan oleh SWBI masih relatif kecil jika dibandingkan dengan bunga SBI sehingga kurang menarik minat perbankan syariah untuk meletakkan kelebihan likuiditasnya dalam bentuk SWBI. Namun, saat ini setelah diterbitkannya SBI syariah oleh Bank Indonesia dimana tingkat bagi hasilnya (jika diekuivalenkan) hampir sama besar dengan bunga SBI konvensional maka ada kekhawatiran bahwa akan muncul kecenderungan perbankan syariah lebih memilih menempatkan kelebihan dananya ke dalam bentuk SBI syariah dari pada disalurkan ke sektor riil. Hasil penelitian Siregar (2004) menemukan bahwa variabel bonus SWBI tidak signifikan dalam mempengaruhi FDR perbankan syariah. Artinya, bila bonus SWBI naik maka bank syariah tidak membeli SWBI tetapi tetap menyalurkan dananya kepada masyarakat. Namun, hasil yang berbeda disimpulkan oleh Adi (2006) dan Hilmi (2006). Adi dan Hilmi menemukan bahwa bonus SWBI signifikan dalam mempengaruhi FDR perbankan syariah (lihat Adi, 2006), dan signifikan dalam mempengaruhi pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri (lihat Hilmi, 2006). Hasil yang berbeda pada penelitian ini dimungkinkan karena perbedaan obyek penelitian. Sedangkan pengujian terhadap hipotesis yang menduga adanya pengaruh dari suku bunga kredit terhadap pembiayaan murabahah juga dilakukan menggunakan uji-t. Berdasarkan uji-t, nilai t statistic sebesar 2, dan t tabel sebesar 2,042 berarti t > t maka H 0 ditolak pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel stat tabel independen yaitu tingkat suku bunga pinjaman bank konvensional yang diperoleh

13 76 signifikan dalam mempengaruhi pembiayaan murabahah. Selain itu, signifikansi dari variabel bonus SWBI juga dapat diketahui dari nilai probalitanya yang lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,0292. Dari model murabahah di atas dapat diketahui bahwa jika tingkat suku bunga kredit meningkat sebesar 1% maka pembiayaan murabahah akan meningkat pula sebesar 4,83% dengan asumsi variabel yang lain tetap. Hal ini sejalan dengan penelitian Hilmi (2006) serta Yusoff, Rahman dan Alias (2001). Hilmi (2006) menemukan bahwa variabel suku bunga pinjaman berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri (BSM). Sementara itu, Yusoff, Rahman dan Alias (2001) yang meneliti pengaruh suku bunga terhadap pinjaman pada bank syariah dan bank konvensional di Malaysia menemukan bahwa pertumbuhan pinjaman bank syariah dan bank konvensional secara positif dan signifikan dipengaruhi oleh pertumbuhan KLIBOR overnight dan bank syariah lebih sensitif daripada bank konvensional. Setelah output model murabahah dianalisis secara bersama-sama seluruh individu (cross section), maka dengan menggunakan analisis data panel dapat diketahui model murabahah yang sesuai untuk masing-masing individu. Pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa terdapat nilai PER_effect yang menggambarkan koefisien pada masing-masing periode waktu yang dianalisis, dalam hal ini sejak kuartal pertama 2005 hingga kuartal pertama Nilai PER_effect ini menjadi salah satu komponen dalam penghitungan model murabahah untuk masingmasing individu (bank umum syariah). Berdasarkan representasi model murabahah pada Lampiran 6 dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Non Performing Financing (NPF) mempunyai hubungan negatif dengan pembiayaan murabahah sedangkan bonus SWBI dan tingkat suku bunga pinjaman menunjukkan adanya hubungan positif. 2. Bank umum syariah yang mempunyai pembiayaan murabahah terbesar adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). 3. Sedang bank umum syariah yang mempunyai pembiayaan murabahah terkecil adalah Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI).

14 77 4. Pembiayaan murabahah terbesar dari bank umum syariah terjadi pada kuartal ketiga Sedangkan pembiayaan murabahah terkecil dari bank umum syariah terjadi pada kuartal pertama Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Seperti yang diuraikan dalam metodologi penelitian, model regresi kedua yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah model mudharabah yang menggunakan variabel Non Performing Financing (NPF), pembiayaan murabahah, serta tingkat bagi hasil bank syariah. Pembiayaan Mudharabah BUS juta Rp BMI BSM BSMI 2004q4 2005q q4 2006q2 2006q4 2007q2 2007q4 Gambar 4.4 Pembiayaan Mudharabah BUS (juta Rp) Sumber: Laporan Keuangan BUS, 2008, diolah. kuartal Gambar 4.4 di atas menunjukkan pola pergerakan pembiayaan mudharabah ketiga bank umum syariah. Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM) secara umum menunjukkan trend peningkatan pembiayaan mudharabah dari waktu ke waktu. Namun, Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) yang awalnya juga memiliki trend peningkatan pembiayaan mudharabah, ternyata setelah kuartal pertama 2006 terus mengalami trend penurunan.

15 78 Variabel Non Performing Financing (NPF) yang digunakan dalam model mudharabah akan diukur dari NPF Gross masing-masing bank umum syariah, seperti halnya yang digunakan dalam model murabahah. Pemilihan NPF sebagai variabel independen dalam model ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ikhide (2003). Pada penelitian ini, variabel NPF yang digunakan adalah model dinamis karena terdapat kelambanan (lag) pada perilaku pembiayaan perbankan syariah. Kelambanan terjadi karena alasan psikologis, teknis, dan institusi (Gujarati, hal 589, 1995). Untuk kesederhanaan maka digunakan lag satu. Hal ini berdasarkan Persamaan (2.5) dalam penelitian yang dilakukan oleh Donna (2006). Variabel NPF yang digunakan dalam penelitian ini tidak dibedakan antara NPF pembiayaan murabahah dan NPF pembiayaan mudharabah. Hal ini karena ketiadaan data atau referensi mengenai hal itu, meskipun karakteristik NPF pembiayaan murabahah dan mudharabah berbeda dimana penentuan NPF untuk pembiayaan mudharabah lebih ketat. Bila pada pembiayaan murabahah, keterlambatan pembayaran cicilan hingga 90 hari masih dianggap sebagai kategori pembiayaan yang kolektibilitasnya dalam perhatian khusus (kolektibilitas dua). Sedangkan jika pada pembiayaan mudharabah dan musyarakah, keterlambatan pembayaran cicilan selama 90 hari maka pembiayaan tersebut langsung telah dikategorikan sebagai pembiayaan macet (kolektibilitas tiga). Pembedaan perlakuan ini seharusnya menyebabkan adanya penghitungan yang berbeda antara NPF untuk pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah.

16 79 Murabahah BUS juta Rp BMI BSM BSMI q4 2005q2 2005q4 2006q2 2006q4 2007q2 2007q4 kuartal Gambar 4.5 Perkembangan Pembiayaan Murabahah (juta Rp) Sumber: Laporan Keuangan BUS, 2008, telah diolah kembali. Pemilihan variabel murabahah sebagai variabel independen dalam model mudharabah didasari pertimbangan bahwa fluktuasi pembiayaan murabahah diduga dapat mempengaruhi fluktuasi pembiayaan mudharabah. Hal ini karena pangsa pembiayaan murabahah berkaitan erat dengan pangsa pembiayaan mudharabah. Apabila pangsa pembiayaan murabahah mengalami peningkatan maka hal ini akan berdampak pada turunnya pembiayaan mudharabah pada bank yang bersangkutan. Pola perkembangan pembiayaan murabahah pada tiga bank umum syariah dapat dilihat pada Gambar 4.5 di atas. Pemilihan variabel tingkat bagi hasil bank syariah yang diproksi dengan sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA) pada PUAS dalam rata-rata tertimbang adalah karena adanya kemungkinan berbagai alternatif pilihan yang dapat diambil oleh bank syariah dalam mengelola dananya. Dana tersebut selain dapat disalurkan berupa pembiayaan, dapat pula disalurkan dalam bentuk

17 80 investasi di pasar uang. Penggunaan variabel ini mengacu pada penelitian Donna (2006) yang menggunakan variabel bagi hasil PUAS untuk memproksi tingkat bagi hasil bank syariah pada pembiayaan murabahah, istishna, mudharabah, dan musyarakah. bagi hasil PUAS (tertimbang) % ,78 4,62 5,424,75 4,95 4,45 4,11 3,58 8,62 6,48 5,33 6,61 6,8 6, q4 2005q4 2006q4 2007q4 bagi hasil PUAS kuartal Gambar 4.6 Bagi Hasil Pasar Uang Antarbank berdasar prinsip Syariah (PUAS) Sumber: Bank Indonesia, 2008, diolah. Pada Gambar 4.6 di atas terlihat fluktuasi bagi hasil bank syariah yang diproksi dengan bagi hasil PUAS. Data bagi hasil ini adalah nilai nisbah bagi hasil Sertifikat IMA pada rata-rata tertimbang, sehingga dapat diperoleh angka persentase yang dapat dibandingkan dengan tingkat suku bunga konvensional. Adapun rumusan model regresi yang digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah pada bank umum syariah berdasarkan Persamaan 3.4 adalah sebagai berikut: LnMUD β + β LnNPF + β LnMur + β LnR + ε (4.2) it = 0 1 i ( t 1) 2 i ( t 1) 3 i ( t 1)

18 81 Dimana: Mud α 0 α 1 α 2 α 3 = pembiayaan mudharabah (juta Rp) = konstanta = koefisien variabel NPF = koefisien variabel murabahah = koefisien variabel bagi hasil PUAS NPF = Pembiayaan yang bermasalah (%) Mur = Pembiayaan murabahah (juta Rp) R = tingkat bagi hasil (%) ε = standard error Persamaan tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan panel data analysis. Terkait dengan penggunaan data panel tersebut, sejumlah tahapan serta langkah-langkah yang harus dilakukan seperti yang telah disebutkan pada bagian Analisis Regresi Panel Data Dengan Intercept Common/Pooled Least Square (PLS) Seperti halnya yang dilakukan pada model murabahah di atas, maka pada bagian ini akan dilakukan pengujian dengan metode yang dapat digunakan dalam panel data analysis, yaitu biasa, MET atau MER (Nachrowi dan Usman, 2006:326). Widarjono (2007:251) menyatakan bahwa dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar individu (dalam hal ini adalah bank umum syariah) sama dalam berbagai kurun waktu. Hal ini tentu saja tidak realistis (Nachrowi dan Usman, 2006:326) karena masing-masing bank umum syariah memiliki perilaku masingmasing. Oleh karena itu, dalam penelitian ini metode PLS tidak akan digunakan. Namun, hasil run data dengan menggunakan metode ini dapat dilihat pada Lampiran 8. Sedangkan hasil olahan data berdasarkan Metode Fixed Effect adalah sebagai berikut:

19 Analisis Regresi Data Panel Dengan Fixed Effect (Metode Efek tetap/met) Seperti yang telah diketahui bahwa model berangkat dari asumsi pembuatan model yang menghasilkan intercept konstan untuk setiap individu (i) dan waktu (t) sehingga kurang realistik. Dalam metode efek tetap ini memungkinkan adanya perubahan intercept pada setiap i dan t. Namun, dalam penelitian ini ternyata tidak bisa dilakukan analisis dengan menggunakan metode efek tetap (MET) karena adanya near singular matrix. Dengan demikian, analisis dilanjutkan dengan metode efek random (MER) Analisis Regresi Data Panel Dengan Random Effect (Metode Efek Random/MER) Dalam model ini ada asumsi yang menyatakan variabel error dari individu yang sama dalam periode yang berbeda saling berkorelasi. Karena adanya asumsi tersebut maka metode tidak bisa digunakan untuk mendapatkan estimator yang efisien. Metode yang tepat digunakan untuk mengestimasi MER tersebut adalah Generalized Least Square (GLS). Namun, ternyata pada penelitian ini tidak mau di-run dengan menggunakan metode GLS karena estimasi efek random mensyaratkan jumlah individu (cross section) lebih besar daripada jumlah koefisien (termasuk intercept). Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan metode EGLS dengan Period Random Effect. Adapun hasil run dari EGLS terlihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada BUS (Regresi Data Panel Dengan EGLS) Dependent Variable: LOG(MUDHARABAH?) Method: Pooled EGLS (Period random effects) Date: 07/05/08 Time: 23:47 Sample (adjusted): 2005Q1 2008Q1 Included observations: 13 after adjustments Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 39 Swamy and Arora estimator of component variances

20 83 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C LOG(NPF?(-1)) -5.01E LOG(MUR?(-1)) LOG(R?(-1)) Fixed Effects (Cross) _MUA--C _MAN--C _MEG--C Random Effects (Period) 2005Q1--C Q2--C Q3--C Q4--C Q1--C Q2--C Q3--C Q4--C Q1--C Q2--C Q3--C Q4--C Q1--C Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Period random S.D. / Rho Idiosyncratic random S.D. / Rho Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa untuk model mudharabah dengan metode efek random periode pada statistik yang tertimbang memiliki nilai koefisien

21 84 determinasi R 2 = 0, Artinya variabel bebas yaitu NPF, pembiayaan murabahah, dan tingkat bagi hasil mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat yaitu pembiayaan mudharabah sebesar 89,79% sedangkan sisanya sebesar 10,21% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. Nilai R 2 pada statistik yang tidak tertimbang sama besar dengan nilai R 2 pada statistik yang tertimbang. Namun, karena dalam model ini data yang diobservasi kurang dari 100 buah, maka untuk penghitungan koefisien determinasi digunakan Adjusted R-squared yaitu sebesar 0, pada statistik yang tertimbang. Artinya variabel bebas yaitu Non Performing Financing (NPF), pembiayaan murabahah, dan tingkat bagi hasil mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat yaitu pembiayaan mudharabah sebesar 88,24% sedangkan sisanya sebesar 11,76% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. Nilai F statistic sebesar 58,02499 dan F tabel sebesar 2,84 berarti F statistic > F tabel dengan prob(f-statistic) sebesar 0, maka H 0 ditolak pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel independen secara serempak signifikan berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah Pengujian Hipotesis Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah di tiga BUS Pengujian terhadap hipotesis dilakukan mulai dari uji t. Lebih lanjut dapat dilihat dari Tabel 4.2 di atas. Jadi, model persamaan mudharabah dalam penelitian ini, adalah: LogMUD it =15, ,01E-05 LogNPF i t-1 0,257904LogMurabahah i t-1 + SE ( ) ( ) ( ) t-stat ( ) ( ) ( ) 1,029006LogR i t-1 ( ) ( ) Pengujian terhadap hipotesis yang menduga adanya pengaruh variabel NPF terhadap pembiayaan mudharabah ditunjukkan oleh hasil dari uji-t. Berdasarkan uji-t, nilai t statistic sebesar -0, sedangkan t tabel sebesar 2,042 sehingga

22 85 t < maka H 0 diterima pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel stat t tabel independen yaitu NPF yang diperoleh tidak signifikan dalam mempengaruhi pembiayaan murabahah. Selain itu, tidak signifikannya variabel NPF juga dapat diketahui dari nilai probalitanya yang lebih besar dari 5% yaitu sebesar 0,9997. Meskipun variabel NPF tidak signifikan mempengaruhi pembiayaan mudharabah, namun pada model murabahah di atas juga dapat diketahui bahwa NPF mempunyai hubungan negatif terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini berarti jika persentase NPF meningkat maka persentase pembiayaan mudharabah yang disalurkan oleh bank syariah akan berkurang dengan asumsi variabel yang lain tetap. Kondisi tidak signifikannya variabel NPF terhadap pembiayaan mudharabah ini sejalan dengan penelitian Donna (2006). Hasil yang berbeda mengenai signifikansi variabel NPF terhadap pembiayaan murabahah dan mudharabah dimungkinkan disebabkan kecilnya pangsa pembiayaan mudharabah dibandingkan pangsa pembiayaan murabahah sehingga pada pembiayaan mudharabah pengaruh NPF kurang dipertimbangkan dalam penyaluran dana. Sementara itu, uji-t yang dilakukan untuk pengujian hipotesis yang menduga adanya pengaruh pembiayaan murabahah terhadap pembiayaan mudharabah menunjukkan bahwa nilai t statistic -nya sebesar -2, dan t tabel sebesar 2,042 sehingga t > t maka H 0 ditolak pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa stat tabel variabel independen yaitu pembiayaan murabahah yang diperoleh signifikan mempengaruhi pembiayaan mudharabah. Selain itu, signifikansi dari variabel bonus SWBI juga dapat diketahui dari nilai probalitanya yang lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,0160. Dari koefisien model murabahah di atas dapat diketahui bahwa jika pembiayaan murabahah meningkat sebesar 1% maka pembiayaan mudharabah akan turun sebesar 0,26% dengan asumsi variabel yang lain tetap. Dari nilai koefisien variabel pembiayaan murabahah diketahui bahwa pembiayaan murabahah mempunyai hubungan negatif terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini berarti bahwa jika persentase (pangsa) pembiayaan murabahah meningkat maka bank syariah menurunkan pangsa pembiayaan mudharabahnya.

23 86 Pengujian selanjutnya adalah uji-t yang dilakukan untuk mengecek hipotesis yang menduga adanya pengaruh tingkat bagi hasil yang diterima bank terhadap pembiayaan mudharabah menunjukkan bahwa nilai t statistic -nya sebesar 3, dan t tabel sebesar 2,042 sehingga t > t maka H 0 ditolak pada α = 5%. Hal ini stat tabel berarti bahwa variabel independen yaitu tingkat bagi hasil yang diperoleh signifikan mempengaruhi pembiayaan mudharabah. Selain itu, signifikansi dari variabel bonus SWBI juga dapat diketahui dari nilai probalitanya yang lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,0013. Dari model mudharabah di atas dapat diketahui bahwa jika tingkat bagi hasil yang diterima bank meningkat sebesar 1% maka pembiayaan mudharabah akan meningkat pula sebesar 1,03% dengan asumsi variabel yang lain tetap. Dari hasil pengujian di atas juga diketahui bahwa tingkat bagi hasil yang diterima bank syariah mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Hal ini sesuai dengan hasil yang diharapkan, yaitu bahwa penawaran pembiayaan mudharabah akan meningkat jika bagi hasil yang diperoleh oleh bank syariah juga meningkat. Setelah output model mudharabah dianalisis secara bersama-sama seluruh individu (cross section), maka dengan menggunakan analisis data panel dapat diketahui model mudharabah yang sesuai untuk masing-masing individu. Pada output regresi model mudharabah di atas (Tabel 4.2) diketahui bahwa nilai koefisien random effect semuanya bernilai nol sehingga nilai PER_effect-nya juga sama dengan nol. Koefisien random effect yang semuanya bernilai nol mempunyai arti bahwa tidak ada perbedaan atas rata-rata pembiayaan mudharabah antar waktu. Dari representasi model mudharabah dapat diketahui kontribusi besarnya pengaruh NPF, pembiayaan murabahah, dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah periode kuartal keempat 2004 sampai kuartal pertama 2008 pada masing-masing bank umum syariah. (lihat Lampiran 10). Berdasarkan model mudharabah di atas dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:

24 87 1. Non Performing Financing (NPF) dan pembiayaan murabahah mempunyai hubungan negatif dengan pembiayaan mudharabah sedangkan tingkat bagi hasil menunjukkan adanya hubungan positif. 2. Bank umum syariah yang mempunyai pembiayaan mudharabah terbesar adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). 3. Sedang bank umum syariah yang mempunyai pembiayaan terkecil adalah Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). 4.3 Karakteristik Pembiayaan dan NPF Bank Umum Syariah Bank Muamalat Indonesia (BMI) Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan bank umum syariah pertama yang ada di Indonesia dan didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei murabahah vs mudharabah BMI juta Rp murabahah mudharabah q4 2005q4 2006q4 2007q4 kuartal Gambar 4.7 Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah BMI Sumber: Laporan Keuangan BMI, 2008, diolah.

25 88 Gambar 4.7 di atas memperlihatkan bahwa proporsi antara pembiayaan murabahah dan mudharabah di BMI hampir sama sehingga ketimpangan antara kedua jenis pembiayaan tersebut tidak terlalu besar. Bahkan pada kuartal keempat 2007 pangsa pembiayaan murabahah dan mudharabah hampir sama besar yaitu masing-masing 50,18% dan 49,82%. Meskipun pangsa pembiayaan murabahah masih lebih besar daripada pembiayaan mudharabah, namun BMI berhasil menunjukkan komitmennya untuk memberikan dukungan terhadap perkembangan sektor riil. pembiayaan murabahah dan mudharabah BMI juta Rp pembiayaan q4 2005q4 2006q4 2007q4 kuartal Gambar 4.8 Total Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah BMI Sumber: Laporan Keuangan BMI, 2008, diolah. Pada Gambar 4.8 di atas memperlihatkan pergerakan pembiayaan murabahah dan mudharabah yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Dan trend peningkatan pembiayaan dari BMI jika dibandingkan dengan trend pergerakan NPF tampak bahwa NPF lebih berfluktuatif. Namun, meski sempat memiliki NPF di atas 5% hal itu tidak berlangsung lama dan segera terjadi perbaikan kinerja dengan turunnya kembali tingkat NPF kekisaran 3%.

26 89 Keberhasilan BMI dalam mengendalikan tingkat NPFnya menunjukkan bahwa prinsip prudential (kehati-hatian) dapat dijalankan dengan baik. Sejak awal periode analisis, NPF BMI cukup stabil, meski sempat melampaui batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Non Performing Financing (NPF) BMI % 4 3 NPF q4 2005q4 2006q4 2007q4 kuartal Gambar 4.9 Non Performing Financing (NPF) BMI Sumber: Laporan Keuangan BMI, 2008, diolah Bank Mandiri Syariah (BSM) Bank Syariah Mandiri (BSM) saat ini tercatat sebagai bank umum syariah yang memiliki aset terbesar di Indonesia. Selain itu, dana yang disalurkan untuk pembiayaan pun sudah besar. Dapat dilihat pada Gambar 4.10 di bawah ini, dimana pada kuartal keempat 2007 tampak pembiayaan murabahah yang diberikan lebih dari 5 triliun rupiah. Sedangkan pembiayaan mudharabah yang disalurkan lebih dari 2 triliun rupiah.

27 90 murabahah vs mudharabah BSM juta Rp murabahah mudharabah q4 2005q4 2006q4 2007q4 kuartal Gambar 4.10 Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah BSM Sumber: Laporan Keuangan BSM, 2008, diolah. Pada Gambar 4.10 di atas, terlihat bahwa ketimpangan antara pembiayaan murabahah dan mudharabah pada awal periode analisis sangat besar. Pada kuartal pertama 2004, pembiayaan murabahah BSM mencapai sekitar 93 %, sedangkan pembiayaan mudharabah hanya sekitar 5 %. Akan tetapi, terjadi kecenderungan peningkatan pembiayaan mudharabah oleh BSM dari waktu ke waktu yang tercermin dari makin kecilnya ketimpangan antara pembiayaan murabahah dan mudharabah yang diberikan.

28 91 pembiayaan murabahah & mudharabah BSM juta Rp pembiayaan q4 2005q2 2005q4 2006q2 2006q4 2007q2 2007q4 kuartal Gambar 4.11 Total Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah BSM Sumber: Laporan Keuangan BSM, 2008, diolah. Pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 terlihat pola pergerakan pembiayaan murabahah dan mudharabah yang disalurkan dengan trend pergerakan Non Performing Financing (NPF). Pada Gambar 4. tampak bahwa peningkatan pembiayaan berlangsung secara smooth sedangkan pola pergerakan NPF-nya berfluktuasi cukup signifikan. Jika pada aakhir 2004 hingga pertengahan 2005 NPF BSM masih berada pada kisaran 2%, maka pada akhir 2005 meningkat drastis hingga mencapai di atas 6% yang berarti melampaui batas standar kesehatan perbankan yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu NPF maksimal 5 %.

29 92 NPF BSM % 5 4 NPF q4 2005q2 2005q4 2006q2 2006q4 2007q2 2007q4 2005q1 2005q3 2006q1 2006q3 2007q1 2007q3 2008q1 kuartal Gambar 4.12 Non Performing Financing (NPF) BSM Sumber: Laporan Keuangan BSM, 2008, diolah Fenomena tingginya NPF BSM terus berlangsung hingga kuartal pertama 2008 yang masih berada di atas 5%. Bahkan pada kuartal kedua 2007, NPF BSM sempat mencapai 8,04% dan pada kuartal pertama 2008 masih sebesar 5,36 %. Dari perbandingan Gambar 4. dan Gambar 4. terlihat bahwa peningkatan NPF lebih tinggi dari pada peningkatan pembiayaan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) mulai hadir di dunia perbankan syariah Indonesia pada bulan Juli Pada Gambar 4.13 di bawah ini terlihat bahwa pembiayaan murabahah sangat mendominasi dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah. Bahkan pada kuartal pertama 2007 dimana pembiayaan murabahah berada pada posisi pembiayaan tertinggi dengan pangsa sekitar 94 persen sedangkan pangsa pembiayaan mudharabah hanya sekitar 5 persen. Dari awal pendirian, kecenderungan dominasi pembiayaan oleh murabahah telah terlihat dan pertumbuhannya pun menunjukkan perubahan yang signifikan. Namun, tidak demikian halnya dengan pembiayaan mudharabah yang pertumbuhannya sangat

30 93 lambat setelah menunjukkan pembiayaan tertinggi pada kuartal keempat 2005, pembiayaan mudharabah BSMI cenderung terus mengalami penurunan murabahah vs mudharabah BSMI juta Rp murabahah mudharabah q4 2005q2 2005q4 2006q2 2006q4 2007q2 2007q4 kuartal Gambar 4.13 Murabahah vs Mudharabah BSMI Sumber: Laporan keuangan BSMI, 2008, diolah. Sedangkan pada Gambar 4.14 serta 4.15 berikut ini dapat dilihat pola pergerakan atau pertumbuhan pembiayaan (total murabahah dan mudharabah) serta Non Performing Financing (NPF). Jika kita bandingkan kedua trend tersebut terlihat bahwa dana yang disalurkan untuk pembiayaan murabahah dan mudharabah secara umum menunjukkan peningkatan hingga awal Namun, kemudian mengalami penurunan pembiayaan murabahah dan mudharabah. Penurunan pembiayaan di BSMI ini disebabkan kurang optimalnya pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor yang selama ini menjadi salah satu obyek pembiayaan mereka. Sedangkan trend pergerakan NPF BSMI ini sangat menarik. Dimana di awal pengoperasian bank, tingkat NPF-nya cukup tinggi meskipun masih dalam batas standar kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

31 94 yaitu NPF bank syariah maksimal adalah 5 persen. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan BSMI, tingkat NPF-nya terus mengalami penurunan hingga berada pada kisaran 1%. pembiayaan murabahah & mudharabah BSMI juta Rp q4 2005q22005q42006q2 2006q4 2007q2 2007q4 2005q1 2005q3 2006q12006q3 2007q1 2007q3 2008q1 kuartal pembiayaan Gambar 4.14 Total Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah BSMI Sumber: Laporan Keuangan BSMI, 2008, diolah. Bandingkan trend pembiayaan di atas dengan trend NPF pada Gambar 4.15 di bawah ini:

32 95 NPF BSMI 3,5 3 2,5 % 2 1,5 NPF 1 0, q4 2005q2 2005q4 2006q2 2006q4 2007q2 2007q4 2008q1 2005q1 2005q3 2006q1 2006q3 2007q1 2007q3 kuartal Gambar 4.15 Non Performing Financing (NPF) BSMI Sumber: Laporan Keuangan BSMI, 2008, diolah. Berdasarkan analisis terhadap profil dan karakteristik pembiayaan masingmasing bank umum syariah maka dapat diambil kesimpulan bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang paling mendekati kondisi ideal sebagai bank syariah. Hal ini disebabkan karena komitmen BMI untuk memberikan prioritas cukup besar kepada pembiayaan mudharabah. Antonio (2003: 137) menyatakan bahwa karakteristik utama perbankan syariah adalah pembiayaan yang berprinsip bagi hasil. Adapun Chapra (2000) menyatakan bahwa produk primer perbankan syariah adalah pembiayaan yang berprinsip bagi hasil, seperti mudharabah dan musyarakah, sedangkan pembiayaan murabahah tidak lebih hanya merupakan produk sekunder. BMI juga memiliki keunggulan lain yaitu selain mampu terus memacu pertumbuhan pembiayaannya dengan menjaga keseimbangan proporsi antara pangsa murabahah dan pangsa mudharabah, juga mampu mempertahankan stabilitas NPF-nya pada kondisi yang tetap menjamin kesehatan bank tersebut.

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengantar Pada Bab III ini akan dipaparkan seumlah hal yang berkaan dengan langkahlangkah sistematis yang akan digunakan dalam menawab pertanyaan penelian. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara statistik variabel dana pihak ketiga mempengaruhi

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Titik kulminasi regulasi perbankan syariah terjadi pada tahun 1998. Pada tahun itu diberlakukan UU No. 10 Tahun 1998. Undang-undang tersebut merupakan perubahan

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Evaluasi Model 5.1.1. Tahap Evaluasi Pemilihan Model Estimasi model, untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah daerah per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Kota/Kab Tahun PDRB INV LBR Bogor 2009 1273760 110108 111101 2010 1335090 1382859 268543 2011 1439103 23266318 268543 2012 1527428 23266318 268543 2013 1628110 23272174

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%) Lampiran 1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Kab. Asahan 18 13 20 69 9 Kab. Dairi 0 59 41 82-35 Kab. Deli Serdang 13 159 27 22 22 Kab.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengantar Sesuai dengan permasalahan dan hipotesis penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini maka model ekonometri yang digunakan adalah model regresi. Model

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bagian dari penelitian ini akan menguji permodelan dengan panel data, pengujian asumsinya, serta pembahasan analisis atas hasil dari regresi panel data tersebut. 4.1

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan

Halaman ini sengaja dikosongkan 156 Halaman ini sengaja dikosongkan 157 Lampiran 1 Hasil pengujian antara fixed effect dengan random effect (Uji Hausman) untuk model peran pendidikan terhadap kemiskinan di Indonesia, tahun 2007-2010.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Penelitian

Lampiran 1. Sampel Penelitian Lampiran 1. Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Total industri food and beverage yang 16 terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012 2 Tidak mempublikasikan data mengenai 3

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Indonesia Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank di Indonesia dibedakan menjadi enam kategori bank, diantaranya adalah Bank

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia. Pembiayaan BMI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia. Pembiayaan BMI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pembiayaan Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia 12000000 10000000 80000000 60000000 40000000 20000000 0 Pembiayaan BMI BMI 2011 BMI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( 2010-2015 ) JURNAL Oleh : Nama : Faza Ibnu Redha No. Mahasiswa : 13313262 Program Studi : Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 49 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan data gabungan antara cross section dan data time series. Adapun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Mesir Afrika Selatan Turki 198 14751.87 6487.26 68232.337

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder 4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Papua Barat adalah variabel angka melek huruf (AMH), rata-rata

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) Dependent Variable: BD? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/01/11 Time: 05:56 Sample: 2010 2013 Included observations:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012, maka diperoleh kesimpulan yang

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN ANALISIS NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2007 2012 Oleh: Solihatun PT. Tirta Bahagia E-mail: leha.solihatun@yahoo.com Abstract The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol Tabel dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 237 251. ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL Doni Silalahi, Rachmad Sitepu, Gim Tarigan Abstrak.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA)

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA) PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Rizky Arifah Fauzia 115020101111021 JURUSAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produk murabahah merupakan produk yang mendominasi dalam pembiayaan perbankan syariah. Praktik murabahah mempunyai potensi yang mudah untuk disalahgunakan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab II telah dipaparkan hasil dari studi literatur yang diperoleh mengenai pertumbuhan aset perbankan syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil dari studi literatur

Lebih terperinci

Lampiran 1. Metodologi Penelitian. Regresi Panel Data Bentuk umum data panel, baik yang pooling atau kombinasi, adalah :

Lampiran 1. Metodologi Penelitian. Regresi Panel Data Bentuk umum data panel, baik yang pooling atau kombinasi, adalah : 58 Lampiran 1. Metodologi Penelitian Regresi Panel Data Bentuk umum data panel, baik yang pooling atau kombinasi, adalah : Y it = α + β 1 X 1 it + β 2 X 2 it + ε it di mana: i menyatakan individual ke

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38) BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38) bahwa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. BPRS, seperti nilai rasio keuangan financing to deposit ratio (FDR) dan

BAB IV PEMBAHASAN. BPRS, seperti nilai rasio keuangan financing to deposit ratio (FDR) dan BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik BPRS Sampel Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memiliki karakteristik masing-masing yang dipengaruhi oleh daerah tempat operasionalnya. Perbedaan yang berkaitan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi LAMPIRAN 148 Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi Model: ln Y it = αln K it + β 1 ln BH it + β 2 ln DAU it + β 3 ln DAK it + γ 1 ln PD it + γ 2 ln RD it + γ

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan kerangka penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Studi mengenai efisiensi perbankan

Lebih terperinci

mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar industry otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar industry otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 42 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Bursa Efek Indonesia merupakan instrumen dari pasar modal. Pasar Modal menurut Undang-Undang Pasar Modal No.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

DATA PANEL Pengertian Data Panel

DATA PANEL Pengertian Data Panel Bahan Ajar Data Panel AGUS TRI BASUKI DATA PANEL 11.1 Pengertian Data Panel Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section. Menurut Agus Widarjono (2009)

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional III. METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarhi prosiklikalitas sektor perbankan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan BEI dan perusahaan Manufaktur Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda di mulai sejak tahun 1912 namun kemudian

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci disertai dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun

Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun 2015-2016 Purwanto Sekolah Tinggi Agama Islam al-husain poerwanto073@gmail.com ABSTRAK Lahirnya undang-undang No.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Variabel DPK Pada perbankan syariah, DPK merupakan dana simpanan atau investasi tidak terikat yang dipercayakan oleh nasabah kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Keuangan. Data

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Keuangan. Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari publikasi resmi pemerintah. Data yang digunakan adalah data panel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Timur tahun 2002-2013, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan Syariah Perbankan syariah sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki andil yang cukup besar untuk

Lebih terperinci

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh perubahan inflasi terhadap perubahan NPL adalah inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian obyek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010) bahwa obyek penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI

DAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI DAFTAR PUSTAKA Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Hasibuan, Malayu. (2007). Dasar-dasar Perbankan. Cetakan Keenam. Jakarta : Bumi Aksara Husnan, Suad & Enny P. (2012).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian dan pengambilan data dari laporan triwulan yang telah dipublikasikan Bank Umum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 68 68 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai proses pengolahan data yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dicantumkan pada bab sebelumnya. Disamping itu, pada bab

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Gross Domestic Product

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Gross Domestic Product 99 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 5.1. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Gross Domestic Product (GDP), Inflasi, Financing Deposit Ratio (FDR), Sertifikat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Data Setelah dilakukan pengumpulan data, maka pada Bab IV ini akan membahas tentang hasil dari penelitian. Analisis ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan model data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 550

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 550 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 550 PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Pada Bank Umum Syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel. Kriteria pengambilan keputusan 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel. Kriteria pengambilan keputusan 52 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Statistik 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel a. Uji Chow Chow test yakni pengujian untuk menentukan model Common Effect (OLS) atau Fixed Effect yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Database Panel Industri Perbankan Syariah yang Digunakan

Lampiran 1. Database Panel Industri Perbankan Syariah yang Digunakan L A M P I R A N 121 122 Lampiran 1. Database Panel Industri Perbankan Syariah yang Digunakan 123 124 125 126 127 128 Lampiran 2. Hasil Olahan Eviews untuk Persamaan DPK Dependent Variable: LN_DPK Method:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dari data yang digunakan. Tabel dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk dalam penelitian multivarian, yaitu penelitian yang menggunakan lebih dari satu variabel. Variabel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Data Pada bagian ini, peneliti menerapkan prosedur input data sesuai yang dijelaskan pada metodologi penelitian. Pada penerapan proses input data tersebut peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang BAB III METODOLOGI 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang bersumber dari BPS adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian 1. Jenis Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 66 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Penelitian Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan diketahui bahwa reksa dana saham yang aktif dari periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 adalah

Lebih terperinci