PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA"

Transkripsi

1 PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Fakultas Teknik USU) OLEH : NAMA MAHASISWA : HOTDES LUMBANRAJA NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 008

2 PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Fakultas Teknik USU) OLEH : NAMA MAHASISWA : HOTDES LUMBANRAJA NIM : Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Sidang pada tanggal 4 bulan Mei tahun 008 di depan Penguji : 1. Ir. Sumantri Zulkarnaen : Ketua Penguji :.... Ir. Satria Ginting : Anggota Penguji : Ir. Djendanari Sembiring : Anggota Penguji :... Disetujui oleh : Pembimbing Tugas Akhir, (Ir. Panusur S.M.L.Tobing) NIP: Diketahui oleh : Ketua Departemen Teknik Elektro, (Ir. Nasrul Abdi, MT) NIP :

3 Abstrak Transformator adalah suatu alat yang dapat memindahkan dan mengubah besar energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan frekuensi yang sama berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator tiga fasa hubungan open-delta adalah suatu hubungan belitan khusus pada tansformator tiga fasa. Hubungan belitan ini dilakukan pada transformator tiga fasa hubungan delta dimana salah satu satu belitan fasanya dibuka. Tujuannya adalah untuk dapat terus melayani beban tiga fasa. Ketidakseimbangan beban pada sistem tiga fasa terjadi ketika beban pada masing-masing fasa berbeda besarnya baik secara magnitude maupun secara sudut listriknya. Ketidakseimbangan beban mengakibatkan arus pada masing-masing fasa tidak seimbang sehingga resultan arus beban tidak sama dengan nol. Akibatanya untuk daya output yang sama transformator berbeban tidak seimbang akan mempunyai rugi-rugi yang lebih besar dan akan meyerap daya yang lebih besar sehingga efisiensinya akan lebih kecil dibandingkan transformator open delta berbeban seimbang.

4 KATA PENGANTAR Segala hormat, puji dan syukur kepada Tuhan atas kasih dan karunia-nya yang dilimpahkan kepada penulis selama perkuliahan, sampai pada saat penyusunan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, penulis beri judul: PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA PHASA HUBUNGAN OPEN DELTA (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU Selama masa perkuliahan sampai menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Panusur S.M.L.Tobing, selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas segala bimbingan dan pengarahan serta motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.. Ibu Ir. Windalina Syafiar, selaku dosen wali penulis yang telah membimbing penulis selama menjalani masa perkuliahan di USU. 3. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro FT- USU dan Bapak Rahmat Fauzi, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro FT-USU

5 4. Bapak Ir. Mustafrind Lubis, selaku Kepala Laboratorium Konversi Energi Listrik Fakultas Teknik USU. 5. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Teknik Elektro USU dan Seluruh Karyawan di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU. 6. Keluargaku yang kukasihi: Kedua Orang-tua saya J. Lumbanraja dan N. Hutabalian, abang, kakak, dan adik-adik saya atas segala doa dan kasih sayangnya. 7. Semua teman-teman Mahasiswa angkatan 03 Teknik Elektro USU yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini. 8. Semua abang-abang senior dan adik-adik junior yang telah mau berbagi Ilmu dan pengalaman kepada penulis. 9. Semua asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik Teknik Elektro USU. 10. Teman-teman satu kost di Pembangunan 75 dan di Sei Padang 68, dan teman-teman PNHS Medan atas dukungannya. 11. Temanku Dita, Harnov, Crissutanto, dan teman-teman yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 1. Kepada semua pihak yang banyak memberi dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

6 Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembacanya. Medan, April 008 Penulis Hotdes Lumbanraja Nim :

7 DAFTAR ISI Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... i ii v ix xii BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... 1 I. Tujuan Penulisan... 3 I.3 Batasan Masalah... 3 I.4 Manfaat Penulisan... 4 I.5 Metode dan Sistematika Penulisan... 4 BAB II TRANSFOMATOR II.1 Umum... 7 II. Konstruksi Transformator... 8 II.3 Prinsip Kerja II. Keadaan Transformator Tanpa Beban II.3 Keadaan Transformator Berbeban II.4 Rangkaian Ekivalen Transformator II.4.1 Pengukuran Beban Nol... 17

8 II.4. Pengukuran Hubung Singkat II.5 Diagram Vektor Beban Pada Transformator... 0 II.5.1 Hubungan Tanpa Beban... 0 II.5. Transformator Berbeban... II.5..1 Beban Tahanan Murni... II.5.. Beban induktif... 3 II.5..3 Beban Kapasitif... 4 II.6 Transformator Tiga Phasa II.6.1 Umum... 5 II.6. Kontruksi Transformator Tiga Phasa dengan menggunakan Tiga Buah Transformator Satu Fasa... 6 II.6.3 Hubungan Tiga Fasa Dalam Transformator... 8 II.6.4 Jenis-jenis Hubungan Belitan transformator tiga Fasa BAB III TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN DELTA DAN EFISIENSI TRANSFORMATOR III.1 Umum III. Pemakaian Transformator Open Delta III.3 Transformator Tiga Fasa Hubungan Open Delta Dalam Keadaan Berbeban III.3.1 Jenis-jenis Beban III Resistansi III.3.1. Induktansi... 41

9 III Kapasitansi III.3. Rangkaian Beban Tiga Fasa Seimbang III.3.3 Rangkaian Beban Tiga Fasa Tidak Seimbang III.4 Daya Pada Transformator Tiga Fasa Hubungan Open Delta III.5 Transformator Open Delta Dalam Keadaan Tidak Seimbang III.6 Rugi-rugi Dan Efisiensi III.6.1 Rugi Tembanga (P cu) III.6. Rugi Besi (P i ) III.6.3 Efisiensi III Perubahan Efisiensi Terhadap Beban III.6.3. Perubahan Efisiensi Terhadap Faktor Kerja (cos Ф) beban III Kondisi Untuk Efisiensi Maksimum III Efisiensi Sepanjang Hari BAB IV PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN DELTA IV.1 Umum IV. Persamaan-Persamaan Yang Digunakan Dalam Pengujian Transformator Tiga Fasa IV..1 Percobaan Beban Nol... 6 IV.. Percobaan Hubung Singkat... 63

10 IV..3 Percobaan Berbeban IV.3 Peralatan Yang digunakan IV.4 Rangkaian Pengukuran IV.5 Prosedur Pengukuran IV.5.1 Percobaan Beban Nol IV.5. Percobaan Hubung Singkat IV.5.3 Percobaan Berbeban IV.6 Data Hasil Pengukuran Dan Analisa Perhitungan IV.6.1 Data dan Name plate Transformator Tiga Fasa IV.6. Percobaan Beban Nol IV.6.3 Percobaan Hubung Singkat... 7 IV.6.4 Percobaan berbeban Seimbang IV.6.5 Percobaan berbeban Tidak Seimbang IV Percobaan Dengan dua Fasa seimbang sedangkan fasa yang lain tidak dibebani IV.6.5. Percobaan Dengan dua Fasa seimbang sedangkan Dibebani Berbeda IV Masing-masing Fasa Dibebani Berbeda... 8 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 KESIMPULAN V. SARAN DAFTAR PUSTAKA

11 DAFTAR GAMBAR BAB II TRANSFORMATOR Gambar.1 Konstruksi Transformator Tipe Inti (Core Form)... 9 Gambar. Konstruksi Lempengan Logam Inti Transformator Bentuk L dan U... 9 Gambar.3 Transformator Tipe Cangkang (Shell Form) Gambar.4 Konstruksi Lempengan Logam Inti Transformator. Bentuk E,I dan F Gambar.5 Transformator Dalam Keadan tanpa Beban... 1 Gambar.6 Transformator Dalam Keadan Berbeban Gambar.7 Rangkaian Ekivalen Sebuah Transformator Gambar.8 Penyederhanaan Rangkaian Ekivalen Transformator Gambar.9 Parameter Sekunder Pada Rangkaian Primer Gambar.10 Hasil Akhir Penyederhanaan Rangkaian Ekivalen... Transformator Gambar.11 Pengukuran Beban Nol Gambar.1 Rangkaian Ekivalen Pengukuran Beban nol Gambar.13 Pengukuran Hubung Singkat Gambar.14 Rangkaian Ekivalen Pengukuran Hubung Singkat Gambar.15 Diagram Vektor Transformator Ideal Tanpa Beban... 1 Gambar.16 Diagram Vektor Transformator tak Ideal Tanpa Beban... Gambar.17 Transformator Berbeban tahanan Murni...

12 Gambar.18 Vektor Diagram Transformator Berbeban tahanan Murni... 3 Gambar.19 Vektor Diagram Transformator Berbeban Induktif... 4 Gambar.0 Vektor Diagram Transformator Berbeban Kapasitif... 5 Gambar.1 Transformator 3 Fasa Tipe Inti... 7 Gambar. Transformator 3 Fasa Tipe Cangkang... 7 Gambar.3 Hubungan Wye... 9 Gambar.4 Hubungan Delta Gambar.5 Transformator Hubungan Y-Y Gambar.6 Transformator Hubungan Y Gambar.7 Transformator Hubungan -Y Gambar.8 Transformator Hubungan BAB III TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN DELTA DAN EFISIENSI TRANSFORMATOR Gambar 3.1 Transformator Hubungan Delta delta Gambar 3. Transformator Hubungan Open delta Gambar 3.3 Perwakilan grafik Untuk hukum Ohm Gambar 3.4 Grafik Resistor Tidak Linier Gambar 3.5 Grafik Parameter Induktansi L... 4 Gambar 3.6 Induktor Linier Dengan Inti Besi Gambar 3.7 Sistem Beban Tiga Fasa Seimbang Beserta diagram fasornya..45 Gambar 3.8 Beban tiga Fasa Hubungan Delta Dan Diagram Fasornya Gambar 3.9 Beban Tak Seimbang Terhubung Bintang Empat Kawat dan Tiga Kawat... 48

13 Gambar 3.10 Transformator Open delta Berbeban Gambar 3.11 Diagram Fasor Tegangan dan Arus pada Transformator Open delta Gambar 3.1 Vektor Tegangan Dan Arus Transformator Open delta Pada Keadaan tidak Seimbang Gambar 3.13 Blok Diagram rugi-rugi pada Transformator Gambar 3.14 Kurva Perubahan Efisiensi Terhadap faktor Kerja BAB IV PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Beban Nol Hubungan Open delta Gambar 4. Rangkaian Percobaan Hubung Singkat Hubungan Open Delta Gambar 4.3 Rangkaian Percobaan Berbeban Hubungan Open delta Gambar 4.4 Kurva Karakteristik Daya Beban Nol Terhadap tegangan Input Gambar 4.5 Kurva Karakteristik Daya Hubung Singkat Gambar 4.6 Kurva Hubungan Antara Efisiensi Dengan Daya Output Gambar 4.7 Kurva Hubungan Antara Loses Dengan Arus Beban Gambar 4.8 Kurva Hubungan Antara Rata-Rata Ketidak seimbangan Dengan Loses Gambar 4.9 Kurva Hubungan Antara Rata-Rata Ketidak seimbangan Dengan Loses... 86

14 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Data Percobaan Beban Nol Tabel 4. Hasil Analisa Data Percobaan Beban Nol Tabel 4.3 Data Percobaan Hubung singkat... 7 Tabel 4.4 Hasil Analisa Data Percobaan Hubung singkat Tabel 4.5 Data Percobaan Berbeban Seimbang Tabel 4.6 Hasil Analisa Data Percobaan Berbeban Seimbang Tabel 4.7 Data Percobaan Dengan Fasa Seimbang sedangkan Fasa Lain Tidak Dibebani Tabel 4.8 Hasil Analisa Data Percobaan Dengan Fasa Seimbang sedangkan Fasa Lain Tidak Dibebani Tabel 4.9 Data Percobaan Dengan Fasa Seimbang sedangkan Fasa Lain Dibebani berbeda Tabel 4.10 Hasil Analisa Data Dengan Fasa Seimbang sedangkan Fasa Lain Dibebani berbeda Tabel 4.11 Data Percobaan Masing-masing Fasa Dibebani berbeda... 8 Tabel 4.1 Hasil Analisa Data Percobaan Masing-masing Fasa Dibebani berbeda... 85

15 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Transformator adalah suatu alat yang dapat memindahkan dan mengubah besar energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan frekuensi yang sama. Energi listrik yang dipindahkan dan diubah tersebut adalah tegangan dan arus bolak-balik (AC). Sedangkan tegangan dan arus searah (DC) tidak dapat dikonversikan oleh transformator. Jenis-jenis transformator sangat banyak, tetapi secara umum dapat diklasifikasikan atas tiga jenis, yaitu Transformator Daya, Transformator Distribusi dan Transformator Pengukuran. Dalam aplikasinya di lapangan transformator yang paling banyak dipergunakan adalah Transformator Daya dan Transformator Distribusi. Pada umumnya jenis transformator yang dipergunakan sebagai Transformator Daya dan Transformator Distribusi adalah transformator tiga fasa, karena suplai tegangan dan arus yang masuk dari pembangkit tenaga listrik adalah tegangan dan arus tiga fasa. Dan juga karena pertimbangan ekonomis dan keefisienannnya. Pada transformator tiga phasa terdapat dua hubungan belitan utama yaitu hubungan delta dan hubungan bintang. Dan ada empat kemungkinan lain hubungan transformator tiga phasa yaitu Hubungan Wye-Delta (Y-Δ), Hubungan Delta Wye (Δ Y), Hubungan Wye-Wye (Y-Y), Hubungan Delta-Delta (Δ Δ). Hubungan delta-delta (Δ Δ) adalah hubungan yang paling ekonomis digunakan untuk tegangan rendah dengan arus atau beban yang besar dan juga untuk

16 beban yang tidak seimbang. Hubungan belitan ini juga merupakan hubungan belitan yang paling fleksibel jika dibandingkan dengan berbagai macam hubungan belitan lainnya. Salah satu keuntungan dari hubungan belitan ini adalah jika salah satu belitannya mengalami kerusakan atau tidak dapat melayani beban, sisa dua belitan lainnya dapat dioperasikan untuk menyalurkan daya dengan menggunakan hubungan belitan open-delta dimana belitan yang rusak dibuka atau dilepas. Pembukaan salah satu belitan juga dilakukan jika beban yang dilayani terlalu kecil untuk masa sekarang tetapi perlu diantisipasi pertumbuhan beban dimasa yang akan datang yaitu dengan penutupan / pemasangan kembali belitan yang dibuka ( hubungan deltadelta). Pada umumnya beban yang dilayani suatu transformator diusahakan seimbang, tetapi dalam kenyataannya sering beban yang dilayani oleh suatu transformator tidak seimbang. Beban tidak seimbang menyebabkan arus beban berubah-ubah, Karena arus beban yang berubah-ubah maka rugi-rugi tembaga juga berubah bergantung pada beban. Sehingga beban yang tidak seimbang akan mempengaruhi efisiensi dari transformator. Misalnya transformator itu adalah transformator open delta, maka sebelum dioperasikan perlu dilakukan pengujian. Salah satu pengujian dimaksud adalah pengujian untuk mengetahui pengaruh pembebanan tidak seimbang terhadap efisiensinya, karena efisiensi merupakan pertimbangan yang sangat penting diperhitungkan dalam pelayanan.

17 I.. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Memberikan penjelasan tentang cara pemakaian transformator tiga fasa dengan hanya mengunakan dua buah belitan (hubungan Open-Delta) untuk menyalurkan tegangan dan arus tiga fasa.. Untuk mengetahui pengaruh beban tidak seimbang terhadap efisiensi transformator hubungan Open-Delta. I.3. BATASAN MASALAH Agar tujuan penulisan tugas akhir ini sesuai dengan tujuan penulisan serta terfokus pada judul dan bidang yang telah disebutkan di atas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu : 1. Membahas pengaruh beban tidak seimbang terhadap efisiensi transformator hubungan belitan Open-Delta. Transformator yang dipergunakan adalah transformator buatan Pabrik AEG-Jerman pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro FT-USU dengan rating sebagai berikut : Transformator tiga fasa Primer Sekunder : 000 VA ; 50 Hz : 36,7-63,5 Volt ; 5,3 Ampere : 17-0 Volt ; 3, Ampere 3. Menggunakan beban resistif 3 fasa yang dihubungkan delta 4. Tidak membahas masalah harmonisa.

18 I.4. MANFAAT PENULISAN Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat untuk : 1. Mahasiswa Departemen Teknik Elektro yang ingin memperdalam pengetahuan tentang Transformator.. Penulis sendiri untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya mengetahui cara pemakaian transformator tiga fasa dengan dua belitan saja ( hubungan Open-Delta) untuk melayani penyaluran daya. 3. Penulis sendiri untuk mengetahui pengaruh beban tidak seimbang terhadap efisiensi transformator hubungan Open-Delta 4. Bagi para pembaca, diharapkan dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya pengetahuan sehingga dapat memunculkan ide-ide yang baru dalam menemukan suatu metode untuk mengetahui atau meningkatkan nilai efisiensi dari suatu transformator Open-Delta. I.5. METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN A. Metode Penulisan Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan beberapa metode studi diantaranya : 1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, internet dan lain-lain

19 . Studi lapangan yaitu dengan melaksanakan percobaan di Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU 3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas akhir ini dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak departemen Teknik Elektro USU, dengan dosen-dosen bidang Konversi Energi Listrik, asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik dan temanteman sesama mahasiswa. B. Sistematika Penulisan Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I. PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, metode dan sistematika penulisan. BAB II. TRANSFORMATOR Bab ini menjelaskan tentang transformator secara umum, konstruksi, prinsip kerja, rangkaian ekivalen, keadaan tanpa beban dan keadaan berbeban, diagram vektor transformator, serta transformator tiga fasa. BAB III. TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN DELTA Bab ini menjelaskan tentang transformator tiga fasa hubungan opendelta, pemakaiannya, tegangan dan arus dalam transformator open-delta, daya serta rugi-rugi dan efisiensi pada transformator tiga fasa.

20 BAB IV. PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN- DELTA Bab ini menjelaskan tentang pengaruh beban tidak seimbang terhadap efisiensi transformator tiga fasa hubungan open-delta yaitu dengan melaksanakan percobaan pada transformator di Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro FT USU. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil percobaan.

21 BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik ( arus dan tegangan ) dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan nilai yang sama maupun berbeda besarnya (lebih kecil atau lebih besar) pada frekuensi yang sama, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer, dan kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang dibelit seputar kaki inti transformator. Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Penggunaan transformator yang sangat sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolak balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik terjadi kerugian energi sebesar I R watt. Kerugian ini akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan setinggi

22 mungkin. Dengan demikian maka saluran saluran transmisi tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi, dengan cara mempergunakan transformator untuk menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang biasanya berkisar antara 6 kv sampai 0 kv pada awal transmisi ke tegangan saluran transmisi antara 100 kv sampai 1000 kv, kemudian menurunkannya lagi pada ujung akhir saluran ke tegangan yang lebih rendah. Transformator yang dipakai pada jaringan tenaga listrik merupakan transformator tenaga. Disamping itu ada jenis jenis transformator lain yang banyak dipergunakan, dan yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil. Misalnya transformator yang dipakai di rumah tangga untuk menyesuaikan tegangan dari lemari es dengan tegangan yang berasal dari jaringan listrik atau transformator yang lebih kecil, yang dipakai pada lampu TL. Dan yang lebih kecil lagi, transformator transformator mini yang dipergunakan pada berbagai alat elektronik, seperti pesawat penerima radio, televisi, dan sebagainya. II.. Konstruksi Transformator Pada dasarnya transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang dibelitkan pada inti ferromagnetik. Transformator yang menjadi fokus bahasan disini adalah transformator daya. Konstruksi transformator daya ada dua tipe yaitu tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type). Kedua tipe ini menggunakan inti berlaminasi yang terisolasi satu sama lainnya, dengan tujuan untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy.

23 Tipe inti (Core form) Tipe inti ini dibentuk dari lapisan besi berisolasi berbentuk persegi dan kumparan transformatornya dibelitkan pada dua sisi persegi. Pada konstruksi tipe inti, lilitan mengelilingi inti besi yang disebut dengan kumparan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.1 inti kumparan Gambar.1 Konstruksi transformator tipe inti (core form) Sedangkan konstruksi intinya pada umumnya berbentuk huruf L atau huruf U, dapat kita lihat pada gambar. Gambar.. Konstruksi lempengan logam inti transformator bentuk L dan U Tipe cangkang (Shell form)

24 Jenis konstruksi transformator yang kedua yaitu tipe cangkang yang dibentuk dari lapisan inti berisolasi, dan kumparan dibelitkan di pusat inti, dapat dilihat pada gambar.3 Gambar.3 Transformator tipe cangkang (shell form) Pada transformator ini, kumparan atau belitan transformator dikelilingi oleh inti. Sedangkan konstruksi intinya pada umumnya berbentuk huruf E, huruf I atau huruf F seperti terlihat pada gambar.4 Gambar.4 Konstruksi lempengan logam inti transformator bentuk E, I dan F II.3. Prinsip Kerja Transformator Transformator terdiri atas dua buah kumparan ( primer dan sekunder ) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance ) rendah.

25 Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi ( self induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi ). dφ e = N Volt... (.1 ) dt Dimana : e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ] N = jumlah lilitan dφ = perubahan fluks magnet dt Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi ( tahanan magnetis ) dari rangkaian magnetis ( common magnetic circuit ) II.3.1. Keadaan transformator tanpa beban

26 Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V 1 yang sinusoidal, akan mengalir arus primer I 0 yang juga sinusoidal dan dengan menganggap belitan N 1 reaktif murni. I 0 akan tertinggal 90 0 dari V 1. Arus primer I 0 menimbulkan fluks (Ф) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid. φ I 1 V 1 N 1 E1 E N V Gambar.5 Transformator dalam keadaan tanpa beban Φ = Φ max sinωt Wb... (.) Faraday). Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi е 1 (Hukum e e 1 1 = N1. = N 1 dφ dt dφ max sinωt dt e = N ω cosωt (tertinggal 90 0 dari Ф)... (.3) 1 1 Φ max e = N ω Φ sin( wt 1 1 max 90) Dimana : e 1 = Gaya gerak listrik induksi

27 N 1 = Jumlah belitan di sisi primer ω = Kecepatan sudut putar Φ = Fluks magnetik Harga efektif: E E E E = = = = N ω Φ N N N 1 max π f 1 max x Φ 3,14 1 max,8 f Φ f 1 6 max Φ E 1 = 4, 44N1 fφ max (volt)... (.4) Dimana : E 1 = Gaya geraqk listrik induksi (efektif) f = Frekuensi Bila rugi tahanan dan adanya fluksi bocor diabaikan akan terdapat hubungan: E1 V1 N1 = = = a....(.5) E V N Dimana : E 1 = GGL induksi di sisi primer (volt) E = GGL induksi di sisi sekunder (volt) V 1 = Tegangan terminal di sisi primer (volt) V = Tegangan terminal di sisi sekunder (volt) N 1 = Jumlah belitan di sisi primer N = Jumlah belitan di sisi sekun

28 a = Faktor transformasi II.3.. Keadaan transformator berbeban Apabila kumparan sekunder di hubungkan dengan beban Z L, akan mengalir arus I pada kumparan sekunder, dimana V I =. Z L I 1 φ 1 φ φ, I V 1 N 1 E 1 E N V ZL Gambar.6 Transformator dalam keadaan berbeban Arus beban I ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N I yang cenderung menentang fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi: I = + (ampere)... (.6) ' 1 I 0 I Bila komponen arus rugi inti (I c ) diabaikan, maka I 0 = I m, sehingga: I1 = I m + I ' (ampere)... (.7) Dimana: I 1 = arus pada sisi primer

29 I 0 = arus penguat I m = arus pemagnetan I c = arus rugi-rugi inti II.4. Rangkaian Ekivalen Transformator Fluks yang dihasilkan oleh arus pemagnetan I m tidak seluruhnya merupakan Fluks Bersama (Ф M ), sebagian darinya hanya mencakup kumparan pimer (Ф 1 ) atau mencakup kumparan sekunder (Ф ) saja dalam model rangkaian ekivalen yang dipakai untuk menganalisis kerja suatu transformator, adanya fluks bocor Ф 1 dengan mengalami proses transformasi dapat ditunjukan sebagai reaktansi X 1 dan fluks bocor Ф dengan mengalami proses transformasi dapat ditunjukan sebagai reaktansi X sedang rugi tahanan ditunjukan dengan R 1 dan R, dengan demikian model rangkaian dapat dituliskan seperti gambar.7 I1 R1 X1 I' I R X I0 AC Im Ic Z L Xm Rc N1 N Gambar.7 Rangkaian ekivalen sebuah transformator V 1 = I 1 R 1 +I 1 X 1 +E 1 E 1 = ae E = I R +IX +V I = ai V 1 = I 1 R 1 +I 1 X 1 +a(i R +I X +V )

30 V 1 = I 1 R 1 +I 1 X 1 +ai R +ai X +av V 1 = I 1 R 1 +I 1 X 1 +a(ai R )+a(ai X )+av V 1 = I 1 R 1 +I 1 X 1 +a I R +a I X +av V 1 = I 1 R 1 +I 1 X 1 +I (a R +a X )+av... (.8) Apabila semua parameter sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu dikalikan dengan faktor a, dimana a = E 1 /E. Sekarang model rangkaian menjadi sebagai terlihat pada gambar berikut. I1 R1 X1 I' a R a X I0 AC Im Ic a Z av Xm Rc Gambar.8 Penyederhanaan rangkaian ekivalen transformator Untuk memudahkan perhitungan, model rangkaian tersebut dapat diubah menjadi seperti gambar dibawah ini. I 1 I R 1 X 1 a R a R I m I c AC X m R c a Z av Gambar.9 Parameter sekunder pada rangkaian primer Maka didapat hasil perhitungan sebagai berikut :

31 R ek = R 1 + a R (ohm)...(.9) X ek = X 1 + a X (ohm)...(.10) Sehingga rangkaian di atas dapat diubah seperti gambar di bawah ini : I 1 I ' Rek X ek I 0 AC Im Xm Rc I c a Z av Gambar.10 Hasil akhir penyederhanaan rangkaian ekivalen transformator Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaian ekivalen) R c, X m, R ek dan X ek dapat ditentukan besarnya dengan dua macam pengukuran yaitu pengukuran beban nol dan pengukuran hubungan singkat. II.4.1. Pengukuran beban nol Rangkaian pengukuran beban nol atau tanpa beban dari suatu transformator dapat ditunjukkan pada gambar.11. Umumnya untuk pengukuran beban nol semua instrumen ukur diletakkan di sisi tegangan rendah (walaupun instrumen ukur terkadang diletakkan di sisi tegangan tinggi), dengan maksud agar besaran yang diukur cukup besar untuk dibaca dengan mudah.

32 A W AC V N 1 N Gambar.11 Rangkaian pengukuran beban nol Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer di hubungkan dengan sumber tegangan V 1, maka akan mengalir arus penguat I 0. Dengan pengukuran daya yang masuk (P 0 ), arus penguat I 0 dan tegangan V 1 maka akan diperoleh harga: 1 V R c =... (.11) P Z V = 0 = jx R 1 m c 0... (.1) I0 Rc + jx m Dimana : Z 0 = impedansi beban nol R c = tahanan beban nol X m = reaktansi beban nol Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui harga Rc dan Xm. Rangkaian ekivalen dari pengukuran beban nol dapat dilihat pada gambar.1. di bawah ini. Dari gambar rangkaian ekivalen tersebut dapat kita lihat bahwa: I = I = I + I 0 ex c m

33 I 0 Rek Xek I ek V1 Ic Rc I m X m Gambar.1 Rangkaian ekivalen pengukuran beban nol II.4.. Pengukuran hubung singkat Hubungan singkat berarti impedansi beban Z L diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi Z ek = R ek + j X ek yang membatasi arus. Karena harga R ek dan X ek ini relatif kecil maka harus dijaga agar tegangan masuk (V sc ) cukup kecil, sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Harga I ex akan relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan. A W AC V N 1 N A Gambar.13 Pengukuran hubung singkat

34 I sc R ek X ek V sc Gambar.14 Rangkaian ekivalen pengukuran hubung singkat parameter: Dengan mengukur tegangan V sc, arus I sc dan daya P sc, akan dapat dihitung P R = (ohm)... (.13) ek sc ( I sc ) V = jx (ohm)... (.14) sc Z ek = Rek + I sc ek (ohm)... (.15) II.5 DIAGRAM VEKTOR BEBAN PADA TRANSFORMATOR Yang dimaksud dengan diagram vektor disini adalah, penggambaran hubungan antara fluks magnet, tegangan dan arus yang mengalir dalam bentuk vektor. Hubungan yang terdapat di antara harga-harga tersebut akan tergantung pada sifat beban, impedansi lilitan primer dan sekunder serta rugi-rugi transformator. II.5.1 Hubungan Tanpa Beban Apabila transformator tidak dibebani, arus yang mengalir dalam transformator hanyalah arus pemagnetan ( I o ) saja. Dalam hal ini :

35 1. Fluks magnet ( Φ o ) sephasa dengan arus primer tanpa beban ( Io ) dan ketinggalan 90 o terhadap tegangan sumber ( V 1 ).. Gaya gerak listrik induksi pada primer ( E 1 ) besarnya sama, tetapi berbeda phasa 180 o terhadap tegangan sumber ( V 1 ). 3. Gaya gerak listrik induksi pada sekunder ( E ) = a E 1, ketinggalan 90 o terhadap fluks magnet (Φ o ). Dalam penggambaran, V 1 = - E 1, dengan menganggap : 1. Rugi - rugi karena arus pusar dan rugi rugi hysterisis di dalam inti besi tidak ada.. Rugi rugi tahanan pada kawat tembaga tidak ada. 3. Fluks bocor pada kumparan primer maupun sekunder tidak ada. Karena transformator tidaklah mungkin ideal, maka rugi rugi yang ada harus diperhitungkan yaitu : 1. Arus primer tanpa beban ( I o ) sephasa dengan fluks magnet (Φ o ), sebenarnya mendahului sebesar φ e sehingga arus primer tanpa beban dapat diuraikan atas dua komponen, yaitu : I o = I m + I h + e.(.16 ). Besarnya ggl induksi E 1 tidak lagi sama dengan V 1, tetapi harus diperhitungkan terhadap penurunan tegangan karena adanya impedansi kumparan primer Z 1, sehingga diperoleh hubungan : V 1 = ( -E 1 ) + I o ( R 1 + jx 1 )... (.17 ) Dimana : R 1 X 1 : tahanan kumparan primer : reaktansi induktif kumparan primer

36 Φ o Io 90 o 90 o V1 = - E 1 0 E 1 E Gambar.15 Diagram vektor transformator ideal tanpa beban Φ o I o R 1 -E 1 I o I m I o X 1 φ o V 1 I h + e 0 E E 1 Gambar.16 Diagram vektor transformator tak ideal tanpa beban II.5. Transformator Berbeban II Beban Tahanan Murni Pada kumparan sekunder transformator terdapat R dan X. Bila kumparan sekunder dihubungkan dengan tahanan murni R, maka dalam kumparan sekunder mengalir arus sebesar I. Arus ini akan berbeda phasa sebesar φ terhadap E akibat adanya reaktansi kumparan sekunder ( X ).

37 I 1 I R X V 1 E 1 E V R L Dari gambar.17 diatas didapat Gambar.17 Transformator berbeban tahanan murni V V = E = E I I ( R + jx + RL ) [( R + R ) + jx ] L... (.18 ) X tg ϕ =... (.19) R + R L Untuk melukiskan diagram vektornya, maka diambil E sebagai dasarnya. Didapat harga E 1 = a E Φ o I 1 R 1 I 1 I o I m φ 1 -E 1 -I E 1 E I 1 X 1 φ V 1 Ih + e V I ( R + R L ) I X Gambar.18 Vektor diagram Transformator berbeban tahanan murni II.5.. Beban Induktif

38 Apabila transformator berbeban induktif, berarti pada sekunder transformator terdapat R + jx dan R L + jx L. Dengan adanya harga-harga tersebut akan menyebabkan pergeseran phasa antara I dan E s sebesar θ. Dimana tg = X + X L θ... (.0) R + RL Dan dengan adanya harga-harga tersebut diatas juga menyebabkan pergeseran phasa antara I dan V sebesar φ, dimana tg = X R L ϕ... (.1 ) L Oleh karena beban induktif, maka I ketinggalan terhadap E. Dengan mengambil E sebagai dasar melukiskan diagram vektor dan harga E 1 = a E, maka diagram vektor dapat dilukiskan sebagai berikut : Φ o I 1 I o I m I 1 X 1 I 1 R 1 -E 1 φ 1 -I E 1 E θ V I R V 1 I h + e I R L I X L I φ I X Gambar.19 Vektor diagram Transformator berbeban induktif II.5..3 Beban Kapasitif

39 Dengan adanya beban kapasitif pada transformator menyebabkan pergeseran phasa antara I dan E sebesar θ. tg = X X L θ... (. ) R + RL Dan juga menyebabkan pergeseran phasa antara I dan V sebesar φ. tg X L ϕ =... (.3 ) RL Φ o I R L I o I I X L I m I 1 R 1 -E 1 φ o φ θ E 1 E I 1 X 1 V 1 I 1 φ 1 I X -I I h + e V I R Gambar.0 Vektor diagram Transformator berbeban kapasitif II.6 TRANSFORMATOR TIGA FASA II.6.1 UMUM Tiga transformator berfasa satu dapat dihubungkan untuk membentuk bank-3 fasa (susunan 3 fasa = 3 phase bank) dengan salah satu cara dari berbagai cara menghubungkan belitan transformator. Pada tiga buah transformator satu fasa yang dipakai sebagai transformator tiga fasa setiap kumparan primer dari satu

40 transformator dijodohkan dengan kumparan sekundernya. Hendaknya dicatat bahwa pada transformator tiga fasa ini besar tegangan antar fasa (V L-L ) dan daya transformator (KVA) tidak tergantung dari hubungan belitannya. Akan tetapi tegangan fasa netral (V L-N ) serta arus dari masing-masing transformator tergantung pada hubungan belitannya. Ada beberapa jenis hubungan belitan yang terdapat pada transformator tiga fasa ini. Hubungan Y-Δ biasa digunakan untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi ke tegangan menengah atau rendah. Satu diantara alasannya adalah karena dengan menggunakan hubungan belitan ini untuk membumikan dari sisi tegangan tinggi telah tersedia saluran netral. Dapat dibuktikan bahwa hubungan belitan ini adalah hubungan yang paling banyak dipergunakan di lapangan. Sebaliknya hubungan Δ-Y biasa digunakan untuk menaikkan tegangan, dari tegangan rendah ke tegangan menengah, atau dari tegangan menengah ke tegangan tinggi. Hal ini juga bertujuan sama, agar pada sisi tegangan tingginya apabila akan dibumikan telah tersedia saluran netralnya. Hubungan Δ-Δ adalah salah satu jenis hubungan belitan yang istimewa. Keuntungannya yaitu salah satu kaki transformator dapat dipindahkan apabila terjadi kerusakan atau apabila akan dilakukan perawatan, sementara dua yang tertinggal dapat terus beroperasi sebagai bank-3 fasa dengan rating KVA yang turun sampai dengan 57,7% dari bank yang asli. Hubungan ini dikenal sebagai hubungan belitan Open-Delta. Hubungan Y-Y paling jarang digunakan karena kesukaran dalam gejala arus penalaan dan harmonisa.

41 II.6. KONSTRUKSI TRANSFORMATOR TIGA FASA DENGAN MENGGUNAKAN TIGA BUAH TRANSFORMATOR SATU FASA Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Dua jenis konstruksi yang biasa dipergunakan diperlihatkan pada gambar.1 dan. berikut ini. PRIMER SEKUNDER Gambar.1 Transformator 3 Fasa Tipe Inti

42 TRAFO TIGA FASA TIPE CANGKANG Φ PRIMER a d n r b c SEKUNDER m q Gambar. Transformator 3 Fasa Tipe Cangkang Dalam jenis inti (core type) kumparan dililitkan disekitar dua kaki inti magnetik persegi. Dalam jenis cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar kaki tengah dari inti berkaki tiga dengan laminasi silikon-steel. Umumnya digunakan untuk transformator yang bekerja pada frekuensi dibawah beberapa ratus Hz. Silikon-steel memiliki sifat-sifat yang dikehendaki yaitu murah, rugi inti rendah dan permeabilitas tinggi pada rapat fluks tinggi. Inti transformator yang dipergunakan dalam rangkaian komunikasi pada frekuensi tinggi dan tingkat energi rendah, kadang-kadang dibuat dari campuran tepung ferromagnetik yang dimanfaatkan sebagai permalloy.

43 Kebanyakan fluks terkurung dalam inti dan karena itu dirangkum oleh kedua kumparan. Meskipun fluks bocor yang dirangkum salah satu kumparan tanpa dirangkum yang lain merupakan bagian kecil dari fluks total, ia mempunyai pengaruh penting pada perilaku transformator. Kebocoran dapat dikurangi dengan membagi-bagi kumparan dalam bagian-bagian yang diletakkan sedekat mungkin satu sama lainnya. Dalam konstruksi jenis inti (core type), tiap kumparan dari dua bagian, satu bagian pada setiap kaki dari kedua kaki inti. Kumparan primer dan sekunder merupakan kumparan yang konsentris. Dalam konstruksi janis cangkang (shell type) berbagai variasi susunan kumparan konsentris dapat digunakan atau kumparan dapat terdiri dari sejumlah apem (pancake) tipis disusun dalam satu tumpukan dengan kumparan primer dan sekunder berselang-seling. II.6.3 HUBUNGAN TIGA FASA DALAM TRANSFORMATOR Secara umum hubungan belitan tiga fasa terbagi atas dua jenis, yaitu hubungan wye (Y) dan hubungan delta (Δ). Masing-masing hubungan belitan ini memiliki karakteristik arus dan tegangan yang berbeda-beda, selanjutnya akan dijelaskan dibawah. Baik sisi primer maupun sekunder masing-masing dapat dihubungkan wye ataupun delta. Kedua hubungan ini dapat dijelaskan secara terpisah, yaitu : 1. Hubungan wye (Y) Hubungan ini dapat dilakukan dengan menggabungkan ketiga belitan transformator yang memiliki rating yang sama.

44 IA A Z01 E1 E1 E1 IN N Z01 Z01 IB B IC C Gambar.3 Hubungan Wye Dari gambar diatas dapat diketahui sebagai berikut, I A = I B = I C = I L-L (ampere) (.4 ) I L-L = I ph (ampere) (.5 ) Dimana : I L-L = Arus line to line I ph = Arus line to netral Dan, V AB = V BC = V CA = V L-L (volt V L-L = 3 V ph = 3 E 1 (volt)......(.6) Dimana : V L-L = Tegangan line to line V ph = Tegangan line to netral. Hubungan delta (Δ) Hubungan delta ini juga mempunyai tiga buah belitan dan masing-masing memiliki rating yang sama.

45 E1 Z01 Ia A E1 Ib B E1 Z01 Ic C Gambar.4 Hubungan Delta Dari gambar diatas dapat kita ketahui sebagai berikut, I A = I B = I C = I L-L (ampere).....(.7 ) I L-L = 3 I ph (ampere) (.8 ) Dimana : I L-L = Arus line to line I ph = Arus line to netral Dan, V AB = V BC = V CA = V L-L (volt)... (.9 ) V L-L = V ph = E 1 (volt)..... (.30 ) Dimana : V L-L = Tegangan line to line V ph = Tegangan line to netral Dengan menetapkan/ mengambil sebuah tegangan referensi dan sudut fasa nol, maka dapa ditentukan sudut phasa yang lainnya pada sistem tiga fasa tersebut. II.6.4 JENIS-JENIS HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR TIGA FASA

46 Dalam sistem tenaga listrik transformator tiga phasa digunakan karena pertimbangan ekonomis dan efisien. Pada transformator tiga phasa terdapat dua hubungan belitan utama yaitu hubungan delta dan hubungan bintang. Dan ada empat kemungkinan lain hubungan transformator tiga phasa yaitu : 1. Hubungan Wye-Wye ( Y-Y ) Hubunangan ini ekonomis digunakan untuk melayani beban yang kecil dengan tengangan transformasi yang tinggi. Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar.5 berikut ini. a.. a' N p1 N s1 b b' V LP V Φp N p N s V Φs V LS c c' N p3 N s3 Gambar.5 Transformator Hubungan Y-Y Pada hubungan Y-Y, tegangan primer pada masing-masing phasa adalah Vφ P = VLP / 3..(.31) Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan transformator. Maka diperoleh perbandingan tegangan pada transformator adalah: V V LP LS = 3 V 3 V φp φs = a...(.3 )

47 Pada hubungan Y-Y ini jika beban transformator tidak seimbang maka tegangan pada phasa transformator tidak seimbang.. Hubungan Wye-Delta ( Y-Δ ) Digunakan sebagai penurun tegangan untuk sistem teganagan tinggi. Hubungan Y-Δ pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut ini. a.. a' V Φp N p1 N s1 V LP V Φs V LS b.. b' N p N s c.. c' N p3 N s3 Gambar.6 Transformator Hubungan Y- Δ Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer V = 3 dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan LP V φ P tegangan phasa V LS = V ΦS. Sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan ini adalah sebagai berikut : V V LP LS = 3 V V φs φp = 3 a (.33 ) Hubungan ini lebih stabil dan tidak ada masalah dengan beban tidak seimbang dan harmonisa.

48 3. Hubungan Delta Wye (Δ Y ) Umumnya digunakan untuk menaikkan tegangan dari tegangan pembangkitan ke tegangan transmisi. Hubungan Δ Y pada transformator tiga phasa ditunjukkan pada Gambar 3.7 dibawah ini. a a' N p1 N s1 V LP V Φp V Φs b -.. c' V LS N p N s c.. - b' N p3 N s3 Gambar.7 Transformator hubungan Δ Y Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer V LP = V ΦP dan tegangan sisi sekunder V = 3 LS V φ S. Maka perbandingan tegangan pada hubungan ini adalah : V V LP LS = V φp 3 V φs = 3 a...(.34 ) Hubungan ini memberikan keuntungan yang sama dan beda phasa yang sama seperti pada hubungan Y- Δ. 4. Hubungan Delta-Delta (Δ Δ ).

49 Hubungan ini ekonomis digunakan untuk melayani beban yang besar dengan tegangan pelayanan yang rendah. Hubungan Δ Δ ini pada transformator tiga phasa ditunjukkan pada Gambar.8 berikut : a a' N p1 N s1 V LP V Φp V Φs V LS b - - b'.. N p N s c.. c' N p3 N s3 Gambar.8 Transformator hubungan Δ Δ Salah satu keuntungan pemakaian transformator tiga fasa hubungan Δ Δ adalah perbedaan phasa pada hubungan ini tidak ada dan stabil terhadap beban tidak seimbang dan harmonisa. Selain itu keuntungan lain yang dapat diambil adalah apabila transformator ini mengalami gangguan pada salah satu belitannya maka transformator ini dapat terus bekerja melayani beban walaupun hanya menggunakan dua buah belitan saja. Hubungan belitan yang dimaksud adalah hubungan belitan Open-Delta. Mengenai hubungan belitan Open-Delta ini selanjutnya akan dijelaskan pada bab ini. Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk primer dan sekunder transformator V AB = V BC = V AC = V LN. Maka hubungan tegangan primer dan sekunder transformator adalah sebagai berikut : V L-L = V L-N (volt)...(.35 )

50 V AB = V BC = V AC (volt)...(.36 ) Dimana : V L-L = Tegangan line to line V L-N = Tegangan line to netral Sedangkan arus pada transformator tiga fasa hubungan delta dapat dituliskan sebagai berikut : I L-L = 3 I L-N (ampere)...(.37 ) Dimana : I L-L = Arus line to line I L-N = Arus line to netral

51 BAB III TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA DAN EFISIENSI TRANSFORMATOR III.1 UMUM Trasformator tiga fasa hububngan open delta adalah transformator tig fasa dengan dua kumparan atau transformator bank tiga fasa yang terdiri dari dua buah transformator satu fasa. Hubungan belitan open delta erat kaitannya dengan hubungan belitan delta karena hubungan belitan open delta merupakan modifikasi dari hubungan belitan delta yang dilakukan jika salah satu belitannya mengalami kerusakan atau tidak dapat melayani beban, maka sisa dua belitan lainnya dapat dioperasikan untuk menyalurkan daya, yang dikenal dengan nama Transformator Open-Delta A B C A a B b a b c C c

52 Gambar 3.1. Transformator Hubungan Delta A B C A a a b c B b C c Gambar 3.. Transformator Hubungan Open-Delta Sekalipun besar daya yang dapat dilayani harus dikurangi beberapa persen dari rating KVA transformator tiga fasa hubungan delta-nya, hubungan belitan ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengiriman daya ke beban agar kontinuitas beban diperoleh dengan baik untuk sementara sehingga sistem bekerja terus menerus sampai ada perbaikan atau pergantian yang baru. III. PEMAKAIAN TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN- DELTA Pemakaian transformator tiga fasa hubungan Open-Delta umumnya hanya dipergunakan untuk sementara. Yaitu apabila transformator yang mengalami kerusakan tersebut akan diperbaiki atau diganti dengan transformator yang baru.

53 Disamping bersifat sementara (temporer) transformator ini dapat juga bekerja secara permanen. 1. Temporer Telah kita ketahui bahwa pada beberapa industri sangat diperlukan kontinuitas daya yang baik. Tetapi apabila salah satu belitan dari transformator tiga fasa ini mengalami gangguan dan menyebabkan kedua belitan yang lainnya bekerja tidak seimbang sehingga fasa-fasa yang tadinya stabil menjadi tidak stabil. Hal ini menyebabkan pengiriman daya terganggu dan kerugian yang sangat besar akan dialami oleh konsumen. Dengan demikian hubungan belitan Open-Delta memegang peranan penting dalam kejadian ini. Pada kejadian ini perubahan belitan pada inti tidak perlu dilakukan untuk mengurangi lekage impedance untuk memperoleh sistem lebih seimbang. Hubungan ini dapat dipakai sementara sebelum adanya pergantian transformator baru atau perbaikan belitan yang rusak apabila memungkinkan.. Permanen Pada suatu industri yang besar biasanya ada menggunakan peneranganpenerangan dan motor-motor kecil untuk dapat menggerakkan peralatan-peralatan industri yang tersendiri, misalnya pemompaan minyak. Transformator hubungan Open-Delta ini cukup mampu untuk pengiriman daya yang dibuat khusus, karena industri itu cukup mempunyai tenaga teknis untuk itu dan dipandang lebih ekonomis jika dibandingkan dengan pemakaian transformator tiga fasa. Keuntungan yang paling besar adalah sistem dapat lebih seimbang kalau dibandingkan dengan tidak dibuat satu transformator khusus untuk melayani beban ini, sebab belitan konduktor

54 pada inti dapat dibuat sehingga leakage impedance menjadi lebih kecil dan akhirnya dapat mendekati keseimbangan seperti transformator tiga fasa. Disamping hal-hal diatas hubungan open delta juga dilakukan jika beban yang dilayani sekarang terlalu kecil dibandingkan dengan kapasitas transformatornya, tetapi perlu diantisipasi pertumbuhan beban dimasa yang akan datang. III.3 TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA DALAM KEADAAN BERBEBAN. III.3.1 Jenis-jenis Beban III Resistansi Pada unsur beban ini tegangan antara kutub-kutubnya berbanding lurus dengan arus yang melaluinya. Secara kuantitatif, tegangan diberikan oleh : V = R i... ( 3.1 ) Persamaan ini dikenal sebagai hukum Ohm. Benda fisis yang ciri utamanya resistansi disebut resistor. Grafik v dan i dapat diperlihatkan pada Gambar 3.3 dibawah.dimana Grafik ini berupa sepotong garis lurus melalui titik asal dengan kemringan R. Karena R merupakan konstanta maka resistor seperti ini disebut resistor linier.

55 V (Volt) Kemiringan = R -I I (amper e) -V Grafik 3.3 Perwakilan grafik untuk hukum ohm Resistor yang resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang berbeda dikenal sebagai resistor tidak liniear. Resistansi dari resistor semacam itu merupakan fungsi arus yang mengalir didalamnya. Salah satu contoh sederhana dari resistor ini adalah lampu pijar. Contoh karakteristik tegangan arus untuk resistor tidak liniear dapat diperlihatkan pada Gambar. 3., dimana tampak bahwa grafiknya bukan lagi merupakan sepotong garis lurus karena R tidak konstan. V Volt I Ampere Gambar 3.4 Grafik resistor tidak liniear Parameter resistansi pada dasarnya merupakan suatu konstanta geometri. Ohm menunjukkan bahwa resistansi suatu penghantar dengan dimensi yang seragam

56 berbanding lurus dengan panjangnya, berbanding terbalik dengan luas penampangnya, dan bergantung pada sifat penghantaran fisis bahannya. Jadi R l = ρ... ( 3. ) A Dengan ρ adalah resistifitas bahan yang dinyatakan dalam ohm-meter, l sebagai panjang penghantar dalam meter, dan A sebagai luas penampangnya dalam meter kuadrat. Daya yang dipergunakan dalam rangkaian listrik dapat diperoleh dari tegangan dan arusnya. Karena menurut definisi v = dw / dq dan i = dq / dt, maka daya adalah :.....( 3.3 ) Dalam resistansi, sesuai dengan persamaan 3.1 P = v i = ( R i ) i = i R =......( 3.4 ) III.3.1. Induktansi Pada induktor tegangan antara kutub-kutubnya sebanding dengan kecepatan perubahan arus yang melaluinya. Secara kuantitatif, tegangan tersebut adalah di v = L... (3.5 ) dt i = 1 v dt... ( 3.6 ) L Persamaan diatas menunjukkan bahwa arus dalam induktor tidak bergantung pada nilai sesaat tegangannya, melainkan pada nilai sejak awal hingga saat tegangan

57 diamati, yaitu integral atau jumlah hasil kali volt detik untuk seluruh waktu hingga saat diamati. Suatu induktor linier adalah induktor yang parameter induktansinya tidak bergantung pada arusnya. Sebagaimana diuraikan diatas, induktansi berhubungan erat dengan medan magnet, induktor merupakan suatu unsur rangkaian yang dapat menyimpan daya dalam bentuk medan fluks magnet. Pada saat arus mengalir melalui suatu induktor, arus itu menimbulkan fluks ruang. Bila fluks itu menembus udara, ia akan menimbulkan suatu kesebandingan antara arus dengan fluks tersebut sehingga parameter induktansi tetap konstan untuk setiap nilai arus. Selisih potensial antara kumparan sebagai fungsi waktu dapat ditunjukkan pada Gambar 3.5 V Kemiringan = L di dt -V Gambar 3.5 Grafik parameter induktansi L Bila fluks dibuat agar menembus besi, timbul gangguan terhadap kesebandingan hubungan antara arus dengan fluks yang dihasilkannya. Dalam hal itu induktor dikatakan tak linier. Daya yang berhubungan dengan induktansi dalam rangkaian adalah

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam istilah elektro, transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi listrik dengan frekuensi yang sama. Perubahan energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PengertianTransformator 1 Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain,

Lebih terperinci

Transformator. Dasar Konversi Energi

Transformator. Dasar Konversi Energi Transformator Dasar Konversi Energi Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Kuliah 4: Transformator Ahmad Qurthobi, MT. Engineering Physics - Telkom University Daftar Isi Transformator Ideal Induksi Tegangan pada Sebuah Coil Tegangan Terapan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah energi listrik bolak-balik (arus dan tegangan) dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah energi listrik bolak-balik (arus dan tegangan) dari satu atau lebih BAB TRANSFORMATOR. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik (arus dan tegangan) dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Transformator distribusi Transformator distribusi yang sering digunakan adalah jenis transformator step up down 20/0,4 kv dengan tegangan fasa sistem JTR adalah 380 Volt karena

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB DASAR TEORI. Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB Transformator.. Transformator Satu Fasa Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Suatu sistem tenaga listrik pada dasarnya dapat dikelompokan atas tiga bagian utama, yaitu: sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI DENGAN KOMPENSASI TEGANGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI DENGAN KOMPENSASI TEGANGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI DENGAN KOMPENSASI TEGANGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH (Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga) Yohannes Anugrah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 TUGAS AKHIR STUDI TENTANG KUALITAS KINERJA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DALAM MELAYANI BEBAN DENGAN REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI SEBAGAI PARAMETER (Aplikasi Pada PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota) Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

STUDI PENGUJIAN VEKTOR GROUP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA PHASA

STUDI PENGUJIAN VEKTOR GROUP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA PHASA STUDI PENGUJIAN VEKTOR GROUP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA PHASA ( Aplikasi pada PT. Morawa Electric Transbuana ) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA SEBAGAI GENERATOR INDUKSI DENGAN KELUARAN SATU FASA

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA SEBAGAI GENERATOR INDUKSI DENGAN KELUARAN SATU FASA TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA SEBAGAI GENERATOR INDUKSI DENGAN KELUARAN SATU FASA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham 1. Transformator Satu Fasa Transformator Oleh: Sudaryatno Sudirham Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Yoakim Simamora, Panusur

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 UMUM Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak dipakai dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor ini merupakan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 Laporan Penelitian PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 Oleh : Ir. Leonardus Siregar, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKABP NOMMENSEN MEDAN 2013 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik Generator Transformator Pemutus Tenaga Distribusi sekunder Distribusi Primer 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik yang lengkap

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier

Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier Analisa Konfigurasi Hubungan Primer dan Sekunder Transformator 3 Fasa 380/24 V Terhadap Beban Non Linier *Mohd Yogi Yusuf, Firdaus**, Feranita** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik

Lebih terperinci

( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT- USU) Oleh : NAMA : AHMAD FAISAL N I M :

( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT- USU) Oleh : NAMA : AHMAD FAISAL N I M : ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH PEMBEBANAN RESISTIF, INDUKTIF, KAPASITIF DAN KOMBINASI BEBAN R L C TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR SINKRON TIGA PHASA ( APLIKASI PADA LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA II.1. Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)

Lebih terperinci

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then TRASFORMATOR Φ C i p v p p P Transformator terdiri dari sebuah inti terbuat dari laminasi-laminasi besi yang terisolasi dan kumparan dengan p lilitan yang membungkus inti. Kumparan ini disuplay tegangan

Lebih terperinci

BAB III. Transformator

BAB III. Transformator BAB III Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

20 kv TRAFO DISTRIBUSI GENERATOR SINKRON Sumber listrik AC dari Pusat listrik PEMBANGKIT 150 k INDUSTRI PLTA PLTP PLTG PLTU PLTGU TRAFO GI 11/150 k TRAFO GI 150/20 k 20 k 20 k 220 BISNIS RUMAH TRAFO DISTRIBUSI SOSIAL PUBLIK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 UMUM Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEGANGAN TERMINAL GENERATOR SINKRON TERHADAP PERUBAHAN ARUS DAN FAKTOR DAYA BEBAN

PENGENDALIAN TEGANGAN TERMINAL GENERATOR SINKRON TERHADAP PERUBAHAN ARUS DAN FAKTOR DAYA BEBAN PENGENDALIAN TEGANGAN TERMINAL GENERATOR SINKRON TERHADAP PERUBAHAN ARUS DAN FAKTOR DAYA BEBAN ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT-USU ) O L E H NAMA : ELMAN FAERI LASE NIM : 070422007

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANAS PADA GENERATOR INDUKSI SAAT PEMBEBANAN AHMAD TAUFIQ

TUGAS AKHIR PANAS PADA GENERATOR INDUKSI SAAT PEMBEBANAN AHMAD TAUFIQ TUGAS AKHIR PANAS PADA GENERATOR INDUKSI SAAT PEMBEBANAN ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU ) O l e h AHMAD TAUFIQ 060402006 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu TRANSFORMATOR 1.PengertianTransformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO ANALISIS KARAKTERISTIK TORSI DAN PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI OPERASI SATU FASA DENGAN PENAMBAHAN KAPASITOR (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa ANALISA PERBANDINGAN METODE IMPEDANSI SINKRON, AMPER LILIT DAN SEGITIGA POTIER DALAM MENENTUKAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR SINKRON DENGAN PEMBEBANAN RESISTIF, INDUKTIF DAN KAPASITIF Hanri Adi Martua Hasibuan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR Disusun oleh : Zahra Dhiyah Nafisa Kelas : XII IPA MADRASAH MULTITEKNIK ASIH PUTERA Jl. Muhammad Daeng Ardiwinata No. 199, Cimahi PEMBAHASAN A. INDUKTANSI I. SEJARAH

Lebih terperinci