Dampak Penggunaan Asap Cair terhadap Kualitas Fisik dan Sensori Dendeng Daging Babi
|
|
- Ridwan Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Dampak Penggunaan Asap Cair terhadap Kualitas Fisik dan Sensori Dendeng Daging Babi Miwada, IN.S., M. Hartawan, S.A. Lindawato, I.A. Okarini dan IK. Sukada Fakultas Peternakan Universitas Udayana ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penggunaan asap cair terhadap kualitas fisik dan sensori dendeng daging babi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu A0 (tanpa asap cair), A1 (asap cair konsentrasi 1%), A2 (asap cair konsentrasi 3%) dan A3 (asap cair konsentrasi 5%) dan setiap perlakuan diulang tiga kali. Variabel yang diamati meliputi warna, citarasa, aroma, tekstur, penerimaan keseluruhan, ph dan total asam. Hasil penelitian menunjukan bahwa respon panelis terhadap warna dan tekstur dendeng babi melalui penambahan asap cair tidak berbeda nyata sedangkan nyata berbeda (P<0,05) terhadap aroma, dan citarasa produk. Sementara itu, ph dan total asam dendeng nyata ( P<0,05) pengaruhnya akibat penambahan asap cair pada dendeng babi. Kesimpulan penelitian ini bahwa penggunaan asap cair konsentrasi 3% mempengaruhi kualitas fisik dan sensori dendeng babi. Kata Kunci: dendeng, daging babi, asap cair Impact Use of Liquid Smoke on the Physical and Sensory Quality Pork Jerky ABSTARCT The purpose of this study was to determine the impact of the use of liquid smoke on physical and sensory quality of pork jerky. This study uses a Completely Randomized Design (CRD) with four treatments, namely A0 (without liquid smoke), A 1 (liquid smoke concentration of 1%), A2 (liquid smoke concentration of 3%) and A3 ( liquid smoke concentration of 5%) and each treatment was repeated three times. Variables observed included color, flavor, aroma, texture, overall acceptance, ph and total acid. The results showed that the panelist's response to the color and texture of pork jerky through the addition of liquid smoke was not significantly different from the real while different (P<0.05) on the aroma and flavor of the product. Meanwhile, ph and total jerky acid significantly (P<0.05) effect due to the addition of liquid smoke on salt pork. The conclusion of this study that the use of liquid smoke concentration of 3% affects the physical and sensory quality of pork jerky. Keywords: jerky, pork, liquid smoke Makalah Seminar Nasional Babi dan Konggres AITBI I tanggal 4-5 Agustus 2015 Page 1
2 PENDAHULUAN Daging babi, seperti jenis daging lainnya merupakan produk hasil pemotongan ternak yang memiliki kandungan protein tinggi. Secara umum, daging merupakan media ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme dengan kandungan ph berkisar antara 5,4-5,8 (Soeparno, 2005). Oleh karena itu, pengolahan daging merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan dan sekaligus sebagai upaya diversifikasi produk olahan. Salah satu produk olahan tersebut yakni dendeng babi. Selama ini, produk olahan dendeng memiliki citarasa khas yang umum. Karakteristik daging babi yang diketahui mengandung lemak tinggi dan berpotensi mengalami oksidasi berlebih merupakan permasalahan yang diduga akan mengurangi kualitas dendeng babi yang dihasilkan. Oleh karena itu, pentingnya diversifikasi pengolahan dendeng yang berbahan daging babi ini dan sekaligus mereduksi potensi oksidasi yang berlebih dengan melibatkan bahan antioksidan. Penggunaan asap cair merupakan salah satu upaya yang dikembangkan pada penelitian ini sebagai upaya mereduksi oksidasi tersebut. Asap cair adalah produk hasil pirolisis lignin dan selulosa pada kayu keras, seperti kayu keras jenis tempurung kelapa dengan melalui proses kondensasi. Tempurung kelapa dimasukkan ke dalam tungku pembakaran dan asap konvensional yang terbentuk disalurkan melewati suhu dingin sehingga terjadi pengembunan dan menetes menjadi asap dalam bentuk cair. Tahap selanjutnya disebut proses filtrasi atau penyaringan semalam sehingga didapat asap cair grade 1 dan tarnya terpisah (Darmaji, et al., 1999). Komponen tar ini tidak baik bagi kesehatan tubuh. Seperti diketahui bahwa pengasapan tradisional (konvensional) menghasilkan emisi Poli Aromatis Hidrokarbon (PAH) pada udara yang bers ifat karsinogenik. Salah satu jenisnya adalah benzo(a) pyrene (BaP) yang terdapat pada tar. Utomo et al. (2009) menyebutkan bahwa benzo(a) pirene yang jika terakumulasi dalam tubuh dapat menimbulkan penyakit kanker. Lebih lanjut disebutkan bahwa tar yang telah terpisah pada asap cair grade 1 ini teridentifikasi aman bagi kesehatan. Penggunaan asap cair grade 1 sebagai bahan pengganti proses pengasapan konvensional pada daging merupakan sebuah terobosan untuk mengurangi potensi yang tidak baik dari pengasapan tradisional. Dugaan potensi penggunaan asap cair pada pembuatan dendeng babi secara tidak langsung juga memberikan peluang diversifikasi citarasa produk dendeng babi yang bercitarasa asap dan memiliki potensi antioksidan. Sejauh mana dampak penggunaan asap cair pada konsentrasi berbeda ini terhadap kualitas fisik dan organoleptik dendeng daging babi, oleh karena itu penelitian ini sangat urgen dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi kualitas fisik maupun organoleptik dendeng babi yang diberi penambahan asap cair dan menentukan konsentrasi terbaik. Pelaksanaan penelitian ini akan memberi peluang diversifikasi citarasa dendeng babi asap dan berpotensi antioksidan. Makalah Seminar Nasional Babi dan Konggres AITBI I tanggal 4-5 Agustus 2015 Page 2
3 METODE PENELITIAN Bahan dan Peralatan Bahan utama penelitian ini adalah daging babi jenis landrace (bagian ham) sebanyak 10 kg, asap cair grade 1 (berbahan dari tempurung kelapa) yang dibeli dari desa Panti, Jember, Jawa Timur dan bahan bumbu dendeng yang meliputi gula merah, garam, bawang putih, ketumbar, lengkuas dan asam jawa. Bahan kimia lainnya yakni aquades, buffer ph, NaOH dan K 2 CrO 4. Peralatan yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya timbangan digitel, blender, baskom, sendok, aluminium foil, ph meter, oven, gelas beker, labu erlenmeyer dan peralatan pendukung uji sensoris, seperti minuman aqua, kompor gas, piring mika, label dan quisioner uji. Metode Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan konsentrasi asap cair yaitu 0% (A0); 1% (A1); 3% (A2) dan 5% (A3) dengan 3 kali ulangan sehingga didapat 12 unit percobaan. Variabel penelitian meliputi kualitas fisik (nilai ph dan total asam) dan kualitas sensoris (warna, citarasa, aroma, tekstur dan penerimaan keseluruhan). Data yang diperoleh dianalisis ragam dan jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 1991). Sampel daging babi dipotong kecil-kecil dan diblender bersamaan dengan bumbu. Proses selanjutnya yakni dilakukan pencetakan daging babi yang sudah digiling dan dicampur bumbu. Cetakan tipis dendeng babi dilakukan dengan diameter 5 cm. Proses pencelupan cetakan dendeng babi ke dalam larutan asap cair sesuai perlakukan masingmasing dilakukan sebelum proses pengeringan. Perendaman ke dalam asap cair dilakukan selama 15 menit dan selanjutnya ditiriskan diatas rak oven yang sebelumnya diberi alas aluminium foil. Proses pengeringan dendeng babi dilakukan dengan oven pada suhu o C selama 6 jam, kemudian dikemas dengan plastik untuk persiapan uji fisik (ph dan total asam). Sementara uji sensoris dilakukan dengan menggoreng dendeng dengan panas sedang dan disiapkan panelis semi terlatih sebanyak 20 orang. Metode penilaian sensoris mengikuti metode Setyaningsih, 2010) dengan skala hedonik 5 = sangat suka; 4 = suka; 3 = biasa/netral; 2 = tidak suka dan 1 = sangat tidak suka. HASIL DAN PEMBAHASAN Warna dendeng daging babi secara analisis statistik (Tabel 1) tidak dipengaruhi oleh penambahan asap cair. Komponen asap cair yang berpotensi antioksidan tidak mempengaruhi warna dendeng babi. Warna khas dendeng yang Makalah Seminar Nasional Babi dan Konggres AITBI I tanggal 4-5 Agustus 2015 Page 3
4 kecoklatan akibat terdenaturasinya mioglobin daging dengan terkoreksinya komponen besi (Fe) selama pemanasan dan menghasilkan pig men metmioglobin (Soeparno, 2005) dan hal itu berlaku sama pada semua perlakukan. Pengujian warna produk dengan menggunakan kemampuan panca indria (mata atau penglihatan) untuk mengenali karakteristik warna produk tidak mampu mengenali perubahan warna pasca penambahan asap cair. Hal ini berarti penambahan asap cair dengan potensi antioksidannya tidak mengganggu normalitas warna dendeng. Meskipun kandungan kimia asap cair khususnya karbonil merupakan komponen yang berhubungan langsung dengan warna khas dari asap cair namun secara makroskopis warna dendeng babi tidak berbeda. Tabel 1. Rerata Kualitas Organoleptik Dendeng Daging Babi pada Konsentrasi Asap Cair Berbeda Variabel Hedonik Konsentrasi Asap Cair (%) A0 A1 A2 A3 Warna 3,6 3,6 4,2 3,6 Citarasa 3,8 a 4,0 b 4,2 b 4,0 b Aroma 3,4 a 4,0 b 3,8 a 3,8 a Tekstur 3,0 3,8 3,4 3,6 Penerimaan keseluruhan 3,6 3,8 3,8 3,6 Keterangan : Nilai rerata kualitas organoleptik dendeng babi pada konsentrasi asap cair berbeda diikuti huruf kecil berbeda ke arah baris menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0,05) Citarasa adalah komponen pengujian sensoris yang melibatkan panca indria (lidah atau pencicipan). Seperti diketahui bahwa indria pencicipan ini mampu menjadi instrumen untuk mengenali keberadaan rasa produk (Setyaningsih, 2010). Hal ini dibuktikan pada hasil kajian statistik menunjukkan bahwa penambahan asap cair pada dendeng babi nyata pengaruhnya (P<0,05) dibandingkan kontrol. Panelis mampu mengenali perbedaan dendeng babi yang tidak ditambahi asap cair dengan yang ditambahi asap cair. Perbedaan tersebut juga dibuktikan dengan tingkat kesukaan yang lebih tinggi pada dendeng babi yang diberi perlakukan asap cair dibandingkan kontrol. Hasil kajian pada Tabel 1, menunjukkan bahwa konsentrasi asap cair hingga 3% merupakan pilihan terbaik dari sisi rasa dan ternyata Makalah Seminar Nasional Babi dan Konggres AITBI I tanggal 4-5 Agustus 2015 Page 4
5 peningakatan konsentrasi menjadi 5% cenderung kurang diminati meskipun secara statistik non significan. Namun demikian secara keseluruhan penambahan asap cair yang berpotensi antioksidan ini disukai oleh panelis dengan skor penilaian yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Citarasa asap khas pada dendeng babi merupakan hasil reaksi antara senyawa karbonil pada asap cair dengan asam amino daging (Soeparno, 2005) dan pada akhirnya citarasa khas daging babi menjadi dendeng tertutupi oleh ke khasan dari asap cair itu sendiri. Pada Tabel 1, menunjukkan bahwa aroma dendeng babi dengan penambahan asap cair telah memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05). Hasil analisis statistik menujukkan bahwa konsentrasi 1% paling disukai panelis. Berbeda dengan warna yang tidak diberi respon berbeda dan citarasa yang diberi respon disukai tertinggi pada penambahan hingga konsentrasi 3%, pada aroma ini justru lebih rendah. Hal ini diduga, sifat asap cair yang memiliki aroma volatil yang khas sudah cukup memberikan kesan akan keberadaannya dan konsentrasi yang lebih tinggi dari 1% malah tidak direspon positif dan terbukti dinilai sama dengan kontrol. Menurut Soeparno (2005) bahwa aroma asap disebabkan oleh adanya aktivitas antioksidan yang ditimbulkan dari senyawa fenol (komponen utama yang ter dapat dalam asap cair). Inilah menjadi bukti bahwa dendeng babi yang diasap dengan metode asap cair memiliki potensi antioksidan karena aroma khas asap pada dendeng tersebut. Tekstur dan penerimaan secara keseluruhan pada dendeng babi yang diberi perlakuan asap cair tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata, meskipun kecenderungannya skor dari panelis cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Hal ini membuktikan bahwa asap cair tidak memperbaiki atau merusak tekstur dendeng. Potensi penambahan asap cair ini adalah memberikan kesan citarasa dan aroma asap pada dendeng babi dengan tentunya kelebihannya dibandingkan dengan kontrol disamping aroma dan citarasa khas dan juga potensi antioksidan pada dendeng babi. Tabel 2. Rerata Kualitas Fisik Dendeng Daging Babi pada Konsentrasi asap Cair Berbeda Variabel Hedonik Konsentrasi Asap Cair (%) A0 A1 A2 A3 Nilai ph 6,4 c 6,34 c 5,73 a 5,94 a Total Asam 0,13 a 0,14 b 0,22 d 0,19 c Makalah Seminar Nasional Babi dan Konggres AITBI I tanggal 4-5 Agustus 2015 Page 5
6 Keterangan : Nilai rerata kualitas organoleptik dendeng babi pada konsentrasi asap cair berbeda diikuti huruf kecil berbeda ke arah baris menunjukkan hasil berbede nyata (P<0,05) Hasil pengamatan sensoris pada tabel 1 selanjutnya lebih didalami dari sisi kualitas fisik dendeng babi yang diberi perlakukan asap cair. Hasil analisis statistik (Tabel 2) menunjukkan bahwa peningkatan penambahan asap cair berdampak nyata (P<0,05) pada penurunan nilai ph dendeng babi. Hal ini disebabkan bahwa kandungan asam di dalam asap cair secara indikator ph memberi dampak penurunan. Yulistiani dan Darmaji (1997) menyebutkan bahwa senyawa asam dan fenol pada asap cair berkontribusi terhadap penurunan ph dan pada akhirnya mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Lebih lanjut disebutkan bahwa fenol dalam asap cair tersebut terbentuk dari hasil pirolisa dari senyawa lignin pada tempurung kelapa sedangkan senyawa asam, seperti asam asetat dan homolognya merupakan hasil pirolisis selulosa pada tempurung kelapa. Senyawa-senyawa tersebut yang terkandung di dalam asap cair merupakan senyawa yang memiliki sifat fungsional dalam pengolahan dan pengawetan dendeng babi asap karena peranannya sebagai antioksidan dan antibakteri. Hasil terbalik ditunjukkan dengan peningkatan penambahan asap cair secara nyata (P<0,05) meningkatkan total asam dendeng babi. Konsentrasi asap cair 3% (A2) menghasil total asam dendeng babi yang tertinggi, diikuti dengan konsentrasi 5% (A3), A1 dan A0. Sifat fungsional pada asap cair tersebut dibuktikan pada dendeng babi ini dengan indikasi peningkatan total asam dendeng babi. Salah satu sifat fungsional pada asap cair dari tempurung kelapa itu yakni senyawa asam jenis 2,3-dihydroxy-benzoic acid, 3- methoxybenzoic acid methyl ester dan 4-hydroxy-benzoic acid methyl ester ( Rahayu et al. (2012). KESIMPULAN Karakteristik produk dendeng babi yang bercitarasa asap dapat dikembangkan dengan menggunakan asap cair. Penambahan asap cair berdampak signifikan pada kualitas fisik dendeng babi. Respon panelis terhadap warna dan tekstur dendeng babi tidak ada pengaruhnya dengan penambahan asap cair dan sebaliknya pada citarasa dan aroma. Konsentrasi penambahan asap cair konsentrasi 3% berdampak nyata pada kualitas dendeng babi asap DAFTAR PUSTAKA Darmaji, P., Supriyadi dan C. Hidayat Produksi Asap Rempah Cair dan Limbah Padat Rempah dengan Cara Pirolisa. Agritech. 19(1) : Rahayu, S., V.P. Bintoro dan Kusrahayu Pengaruh Pemberian Asap Cair dan Metode Pengemasan terhadap Kualitas dan Tingkat Kesukaan Dendeng Sapi Selama Penyimpanan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1(4) : Makalah Seminar Nasional Babi dan Konggres AITBI I tanggal 4-5 Agustus 2015 Page 6
7 Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M.P. Sari Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press, Bogor. Soeparno Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Steel dan Torrie Principle and Procedure of Statistic. Mc.Graw Hill. Book Company Inc. New York. Utomo, B.S.B., R.A. Febriani, S. Purwaningsih dan T. Nurhayati Pengaruh Konsentrasi Larutan Asap Cair terhadap Mutu Belut Asap yang Dihasilkan. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi. 4(1) : Yulistiani dan P. Darmaji Kemampuan Penghambatan Asap Cair terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogen dan Perusak Pada Lidah Sapi. Tesis S2 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta Makalah Seminar Nasional Babi dan Konggres AITBI I tanggal 4-5 Agustus 2015 Page 7
Sumbangan Peternakan Babi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Nasional dan Mendorong Peluang Ekspor. Diterbitkan Oleh:
Prosiding Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI Sumbangan Peternakan Babi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Nasional dan Mendorong Peluang Ekspor Denpasar, 4-5 Agustus 2015 Penyunting: Komang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di
TINJAUAN PUSTAKA Daging Itik Itik manila (entog) merupakan unggas air yang banyak tersedia dipasar setia budi. Selama ini entok masih dimanfaatkankan sebagai penghasil telur dan sebagai sarana pengeram
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciQUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE
QUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE By : Ambrosius Suryanto 1), Mirna Ilza 2), Desmelati
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut cukup besar. Kota Bandar Lampung merupakan daerah yang memiliki
Lebih terperinciEvaluasi Mikrostrultur Kulit Telur Itik Pasca Formulasi Khitosan-Asap Cair selama Pengasinan
Arikel Senastek III 2016 Evaluasi Mikrostrultur Kulit Telur Itik Pasca Formulasi Khitosan-Asap Cair selama Pengasinan Miwada, IN.S., M. Hartawan dan K. Sukada Fakultas Peternakan Universitas Udayana ABSTRAK
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan
TINJAUAN PUSTAKA Daging Kerbau Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan mempunyaikebiasaan berendam di sungai dan lumpur. Ternak kerbau merupakan salah satu sarana produksi yang
Lebih terperinciIII.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014
III.MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen (TPP) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat
14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium
Lebih terperinciPENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)
PENGASAPAN PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu) Tujuan Pengasapan: Pengawetan (Antibakteri, Antioksidan) Pengembangan
Lebih terperinciSIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115
SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE Ermila Nile, I. Wahyuni *, T. A. Ransaleleh, L. Ch. M. Karisoh Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian
17 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Laboratorium Balai Kesehatan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging
1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. 3.1. Materi Materi yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Katholik Soegiyapranata untuk analisis fisik (ph) dan Laboratorium Kimia Universitas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sifat dendeng kelinci yang dibungkus daun
BAB III MATERI DAN METODE Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sifat dendeng kelinci yang dibungkus daun papaya terhadap ph, daya kunyah dan kesukaan dilaksanakan pada tanggal 15 Januari sampai 14
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak
1 PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP Oleh : Fara Adipa Sitompul 1), Mirna Ilza 2), Desmelati 2) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Warna Dendeng Sapi Warna merupakan salah satu indikator fisik yang dapat mempengaruhi konsumen terhadap penerimaan suatu produk. Derajat warna menunjukkan tingkat warna
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian
Lebih terperinciKarakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Bahan Pengasap dan Lama Pengasapan yang Berbeda
Karakteristik Organoleptik Dendeng Batokok dengan Bahan Pengasap dan Lama Pengasapan yang Berbeda Jaya Putra Jahidin 1 1 Jurusan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi Intisari
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8ºC) SKRIPSI WAWAN KARYADI
SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8ºC) SKRIPSI WAWAN KARYADI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni 2011. Di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan. Pengujian a W di lakukan di Laboratorium Teknologi Hasil
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGAWET TERHADAP KUALITAS NUGGET DAGING AYAM. Oleh : MALIKIL KUDUS SUSALAM
PENGARUH PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGAWET TERHADAP KUALITAS NUGGET DAGING AYAM Oleh : MALIKIL KUDUS SUSALAM 0921204002 Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Peternakan Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan salah satu hasil dari ternak yang memiliki kandungan gizi lengkap yang disukai oleh masyarakat. Daging yang dikonsumsi oleh manusia dapat berasal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengawet pada produk makanan atau minuman sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan di dalam industri makanan. Apalagi perkembangan zaman menuntut produk makanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan melakukan preparasi ikan. Selanjutnya diberi perlakuan penggaraman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air
HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air dan Aktivitas Air Kadar air dendeng hasil penelitian adalah 19,33%-23,82% dengan rataan 21,49±1,17%. Aktivitas air dendeng hasil penelitian sebesar 0,53-0,84 dengan nilai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini terbagi atas dua tahap yaitu di Aceh Besar yang dilakukan pada bulan Maret Juli 2006 dan di Laboratorium Pengolahan, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Total Fenolat Senyawa fenolat merupakan metabolit sekunder yang banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, termasuk pada rempah-rempah. Kandungan total fenolat dendeng sapi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang diambil termasuk jenis eksperimen dalam ruang lingkup teknologi pangan yang ditunjang dengan studi literatur. B. Tempat dan Waktu Tempat
Lebih terperinciKarakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan
Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan Kusmajadi Suradi Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran Pendahuluan Dendeng merupakan produk olahan daging menggunakan kombinasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar di Indonesia. Lampung adalah salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia. Luas areal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di
13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,
Lebih terperinciSTUDI COMPERATIVE JENIS KAYU TERHADAP FLAVOR IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) ASAP. Oleh: Abstrak
1 STUDI COMPERATIVE JENIS KAYU TERHADAP FLAVOR IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) ASAP Oleh: Ade Yuliandri 1), Syahrul 2), Dahlia 2) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas ikan patin
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rempah basah (bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, dan jahe) serta rempah kering (kemiri, merica,
Lebih terperincimolekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus
Populasi Kultur Starter HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Perhitungan populasi dilakukan untuk mendapatkan kultur starter yang terbaik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Pada tahap pendahulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium
III. MATERI DAN METODE 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 3.2.Alat dan Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan Laboratorium Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Jurusan THP Fak. Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan tahap pengolahan. 4.1 Tahap preparasi 4.1.1 Tahap Preparasi untuk Tempe Ada beberapa hal yang harus
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN DAGING PRA KYURING DALAM JUS DAUN SIRIH TERHADAP KETENGIKAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK DENDENG SAPI SELAMA PENYIMPANAN
Hasil Penelitian Jurnal.Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 1 Th. 2002 PENGARUH PERENDAMAN DAGING PRA KYURING DALAM JUS DAUN SIRIH TERHADAP KETENGIKAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK DENDENG SAPI SELAMA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf 4.1.1 Daya Ikat Air Meatloaf Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang rawan ayam terhadap daya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA
PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI, DAYA AWET DAN WARNA DAGING SAPI Rizka Zahrarianti, Kusmajadi Suradi,
Lebih terperinciPengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi
Pengaruh dan terhadap Kualitas Daging Sapi Syafrida Rahim 1 Intisari Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi pada tahun 2008. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU AYAM BAKAR TALIWANG
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol., No. Maret KAJIAN PENGGUNAAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU AYAM BAKAR TALIWANG Study of Liquid Smoke Using on Taliwang Grilled Chicken Quality Wiharyani Werdiningsih,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA
KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciKarakteristik mutu daging
Karakteristik mutu daging Oleh: Elvira Syamsir (Tulisan asli dalam Kulinologi Indonesia edisi Maret 2011) Mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik dan digunakan konsumen
Lebih terperinciOPTlMASl PEMURNIAN ASAP CAIR DENGAN METODA REDISTILAS1
Catatan Teknis (Technical Notes) 3umal.TeknoL dun Zndustd Pangan, Vol. Xm, No. 3 Th. 2002 OPTlMASl PEMURNIAN ASAP CAIR DENGAN METODA REDISTILAS1 [Optimation of Liquid Smoke Purification by Redistilation
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Itik Afkir Daging itik mempunyai kualitas rendah karena bau amis, bertekstur kasar dan alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik
Lebih terperinciBahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.
SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1) Total bakteri Rancangan penelitian total bakteri menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan waktu penyimpanan selama 0, 3, 6, 9, dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan
20 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemanfaatan Susu Sapi,Susu Kerbau Dan Kombinasinya Untuk Optimalisasi Kadar Air, Kadar Lemak Dan Tekstur Keju Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober
Lebih terperinciABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE
ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan profil mikroba daging sapi lokal dan impor yang
Lebih terperinciBAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan
1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
Lebih terperinciBAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat
BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang untuk analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun
BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun 2017 diawali dengan persiapan ekstrak pegagan di Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro. Formulasi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
12 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu pada Bulan April sampai Juli 2014. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Che-Mix Pratama,
Lebih terperinciSIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)
SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae) THE CHEMICAL NATURE AND LEVEL (HARD CANDY) SARI NUTMEG (Myristica fragrans houtt
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK DENDENG GILING AYAM PETELUR AFKIR BAGIAN PAHA
PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK DENDENG GILING AYAM PETELUR AFKIR BAGIAN PAHA SKRIPSI OLEH : VANIA ANDARINI K. 6103007088 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komposisi buah kelapa terdiri dari 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging buah dan 25% air. Industri pengolahan buah kelapa masih terfokus pada pengolahan hasil daging
Lebih terperinciOPTIMASI PROSES PIROLISIS ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROSES PIROLISIS ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS JAKA DARMA JAYA 1, NURYATI 1, BADRI 2 1 Staff Pengajar
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM
PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM Disajikan oleh : Arsidin(E1A007003), dibawah bimbingan Haris Lukman 1) dan Afriani 2) Jurusan Produksi Ternak, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sale pisang merupakan salah satu produk olahan pisang masak konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sale pisang merupakan salah satu produk olahan pisang masak konsumsi yang dibuat dengan proses pengasapan dan pengeringan. Sale dikenal mempunyai rasa dan aroma khas.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Arang Batok dan Asap Cair, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pengujian kandungan kimia distilat
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 97 104 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TINGKAT KEKENYALAN, DAYA MENGIKAT AIR, KADAR AIR, DAN KESUKAAN PADA BAKSO DAGING SAPI
Lebih terperinciSIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)
SKRIPSI SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.) UIN SUSKA RIAU Oleh: Niki Utami 11181203959 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciMETODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan
METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan Mei 2012 sampai bulan Agustus 2012. Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Laboratorium Percobaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Pengujian yang
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinci