UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PELAYAN KELUARGA BORGEOIS CERPEN UN CŒUR SIMPLE KARYA GUSTAVE FLAUBERT SKRIPSI
|
|
- Djaja Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PELAYAN KELUARGA BORGEOIS CERPEN UN CŒUR SIMPLE KARYA GUSTAVE FLAUBERT SKRIPSI ABELLIA ANGGI WARDANI PROGRAM STUDI PRANCIS FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2011
2 UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PELAYAN KELUARGA BORGEOIS CERPEN UN CŒUR SIMPLE KARYA GUSTAVE FLAUBERT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu ABELLIA ANGGI WARDANI PROGRAM STUDI PRANCIS FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2011 i
3
4
5
6 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT atas semua rahmat, kemudahan, dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Terselesaikannya skripsi yang berjudul GAMBARAN KEHIDUPAN PELAYAN KELUARGA BOURGEOIS PRANCIS DALAM UN COEUR SIMPLE KARYA GUSTAVE FLAUBERT ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang senantiasa membantu penulis pada saat proses penulisannya. Ucapan terima kasih yang tidak berujung saya persembahkan pertama untuk Mamah dan Papah saya atas semua doa, semua dukungan, semua kesabaran, semua kasih sayang yang tidak pernah putus diberikan kepada saya. Demikian pula kepada kakak saya, Loga Aritma Gita Ningtyas dan adik saya Muhammad Affin Bahtiar, juga atas doa dan dukungan yang sangat penting bagi hidup saya. Satu lagi kepada keponakan saya, Muhammad Arayan Nur Lafana yang selalu memberikan warna tersendiri bagi kehidupan saya dan keluarga. Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada dosen pembimbing saya Ibu Dr. Nini Hidayati Jusuf yang selama hampir enam bulan ini telah memberikan bantuan yang tak terkira terhadap skripsi saya. Terima kasih atas toleransi Madame ketika saya sempat berhenti menulis skripsi, terima kasih pula atas semua saran dan nasihat baik yang berhubungan dengan skripsi maupun yang di luar topik skripsi. v
7 Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Pembaca I saya, Ibu Dr. Kooshendrati Soeparti Hutapea yang dengan sangat sabar mengoreksi semua terjemahan dalam skripsi ini. Terima kasih atas pengorbanan waktu Madame. Ucapan maaf yang sebesar-besarnya karena saya pernah terlambat bimbingan sekitar 45 menit dari waktu yang dijanjikan, dan maaf atas kekurangan saya yang lain. Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Pembaca II saya, Ibu Prof. Dr. Okke Kusuma Sumantri Zaimar atas semua bantuan, semua saran, semua revisi, semua masukan yang Madame berikan kepada saya selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih atas waktu Madame yang sering berjam-jam habis untuk mengoreksi skripsi saya. Terima kasih atas semua pengetahuan baru yang Madame berikan setiap kali bimbingan terhadap revisi skripsi. Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada semua dosen Program Studi Prancis yang selama empat tahun ini mendidik dan memberikan semua pengetahun untuk saya dan teman-teman saya yang lain. Terima kasih untuk semua pengetahuan baik yang akademis ataupun pengetahuan tentang bagaimana menghadapi kehidupan nyata yang telah diberikan kepada saya sehingga berpengaruh terhadap proses pendewasaan diri saya. Merci beaucoup Mesdames et Messieurs. Kepada teman-teman Program Studi Prancis, FIB-UI angkatan 2007, terima kasih atas empat tahun kebersamaan kita. Terima kasih atas semua suka duka yang dihadapi bersama. Terima kasih atas bantuan dan kerja sama selama ini. Kepada Desi Ari Pratiwi, Septiana Listiningrum, Natisha Andarningtyas, vi
8 Wuri Hapsitoweni, Rossalyn Ayu Asmarantika, Anggun Larasati, Stella Anggraeni, Frita Oktaviya, Cecillia Annisya, dan Rachma Diana Putri, saya ucapkan terima kasih yang sangat banyak karena telah dengan sabar menerima saya dengan semua kelebihan dan kekurangan selama ini. Semoga kita semua sukses di masa depan, teman! Kepada teman-teman mantan penghuni Asrama Mahasiswa UI, Forkat Asrama, P3Asrama, Febriana Chynthia Dewi, Taufik Melodi Nur, Riris Dwi Adianti, Rony Saputra, Peggy Angelina, Rizqi M. Apriliana, Rifky Ferdiansyah, Rizkhy Hafif, Febrian Alsah, Tri Susilo, Adipta Widha, M. Nur Said, dan semua teman-teman seperjuangan di asrama yang lain. Terima kasih atas dua tahun kebersamaan di asrama kita. Kepada teman-teman PPKB UI 2007, Engga Rahmawati, Maya Widiarini, Fath Fariza, Wahyu Lisdia terima kasih atas semua hal yang kita bagi bersama selama ini. Empat anak daerah yang baru pertama ke Depok, mengikuti matrikulasi PPKB bersama. Semoga kita semua bisa mencapai apa yang selama ini kita cita-citakan ketika pertama kali mengambil formulir PPKB, teman! Kepada teman-teman di Salatiga yang selalu memberi dukungan dan semangat. Kepada Ika Tri Yulianti Hutami, Meta Lestiana Devi, Dinar Ratih Widiyati, Ratih Yanuarsih, Erna Ariyanti, Beauty Luki Amelia, Afni Prawesti, Putri Candra Ningrum, M. Ikhsan, Jeremia Yudha, Iswarayuda Bayu Agutama, dan semua teman-teman SD Pakis II, SD Sudirman, SMP N 1 Salatiga, SMA N 1 Salatiga. Terima kasih atas semua hal yang kalian berikan kepada saya, meskipun vii
9 sekarang kita sudah berpisah jauh. Terima kasih atas pengorbanan kalian yang selalu menyempatkan waktu untuk bertemu saya tiap kali saya pulang ke Salatiga. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang selama ini telah banyak membantu saya dalam berbagai hal. Kepada keluarga Herdianto (tante Las, Ranny, Ayu, Satria) terima kasih selama dua tahun ini telah menjadi keluarga kedua bagi saya. Kepada Bpk. Dana A. Kartakusuma yang telah memberi saya kesempatan magang di Kementerian Lingkungan Hidup dan memperoleh banyak sekali pengalaman berharga selama magang di sana. Kepada mas Edward Pandjaitan KWE, kepada Ibu Farida Humas UI, kepada mas Ivan Putrawijaya Club Med Resort Bali, dan kepada semua pihak yang telah saya jadikan tempat untuk belajar. Skripsi ini saya persembahkan terutama untuk orang tua saya, Sutiyono dan Siti Umi Hanik, sebagai salah satu bentuk rasa sayang saya kepada mereka, dan skripsi ini juga saya persembahkan untuk diri saya sendiri sebagai salah satu bentuk pencapaian hidup yang harus saya lalui. Depok, Juli 2011 Abellia viii
10
11 ABSTRAK Nama : Abellia Anggi Wardani Program Studi : Prancis Judul :Gambaran Kehidupan Pelayan Keluarga Bourgeois dalam Un Coeur Simple Karya Gustave Flaubert Penelitian mengenai tokoh pelayan keluarga bourgeois dalam Un Coeur Simple karya Gustave Flaubert ini bertujuan untuk memaparkan gambaran kehidupan pelayan, ciri fisik yang menandai mereka, serta sikap dan karakteristik mereka sebagai seorang pelayan yang mengabdikan hidupnya kepada kalangan bourgeois. Tokoh pelayan menjadi penting karena pada masa awal kemunculan kalangan bourgeois, pelayan menjadi salah satu faktor pembeda strata sosial pada masyarakat. Félicité yang menjadi tokoh pelayan di sini menampilkan karakteristik baik fisik maupun sifat yang dapat dijadikan gambaran kehidupan pada masa itu. Selain mengangkat mengenai kebiasaan-kebiasaan para bourgeois, skripsi ini juga mengangkat mengenai bagaimana hubungan mereka terhadap pelayannya. Pada akhir pembahasan, didapatkan bagaimana gambaran kehidupan Félicité sebagai pelayan keluarga bourgeois dengan berbagai permasalahan dengan majikannya ataupun masalah pribadi yang ia hadapi. Kata Kunci : Bourgeois, pelayan, Gustave Flaubert ix
12 ABSTRACT Name Program Title : Abellia Anggi Wardani : French Literature : The Image of Bourgeois s Family Servant in Un Coeur Simple, Gustave Flaubert s work Research on the bourgeois family servant in Un Coeur Simple Gustave Flaubert's work aims to present the picture of the servant's life, physical traits that mark them, as well as attitudes and their characteristics as a servant who devoted her life to the bourgeois family. In the early emergence of bourgeois, servant became an important figure, they were one factor distinguishing the social strata in society. Félicité who became the servant figure here shows characteristics of both physical and attitudes that can be used as a picture of life in those days. In addition to lifting of the bourgeois habits, this thesis also raised about how their relationship to the servant. At the end of this research, it was found how the image of life as a maid of bourgeois family with a variety of problems with her employer or a personal problem she faced. Key words : Bourgeois, pelayan, Gustave Flaubert x
13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PERSETUJUAN ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iii LEMBAR PENGESAHAN iv KATA PENGANTAR v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH viii ABSTRAK ix Daftar Isi xi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gustave Flaubert : Pengarang Realis Prancis Masyarakat Bourgeois abad ke Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Ruang Lingkup Sasaran Sumber Data Metode Penelitian dan Kerangka Teori Metode Penelitian Kerangka Teori Sistematika Penulisan 11 BAB 2 ANALISIS ALUR DAN PENGALURAN Penjelasan Urutan Satuan Isi Cerita (USIC) Analisis Pengaluran Pengelompokkan Sekuen yang Menampilkan Tokoh-tokoh dalam Un Coeur Simple Pengelompokkan Sekuen yang Menunjukkan Hubungan antara Tokoh Félicité dengan Tokoh Lain Analisis Alur 20 xi
14 2.4 Kesimpulan Analisis Alur dan Pengaluran 29 BAB 3 ANALISIS TOKOH DAN LATAR Analisis Tokoh Félicité Madame Aubain Paul Virginie Loulou Victor Théodore Hubungan antara Tokoh Félicité dan Tokoh Lain Félicité dan Théodore Félicité dan Madame Aubain Félicité dengan Paul dan Virginie Félicité dan Victor Félicité dan Loulou Latar Latar Ruang Latar Fisik Latar Sosial Latar Waktu Kesimpulan Analisis Tokoh, Hubungan Antara Tokoh Félicité dan Tokoh Lain, serta Analisis Latar 101 BAB 4 KESIMPULAN 104 DAFTAR PUSTAKA 110 SEKUEN UN COEUR SIMPLE KARYA GUSTAVE FLAUBERT 113 xii
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gustave Flaubert: Pengarang Realis Prancis Prancis sebagai salah satu negara penggerak seni sastra di Eropa, telah melahirkan pengarang-pengarang besar serta karya-karya sastra yang dikenal di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, seni sastra di Prancis telah mengalami perubahan antara lain dalam cara penulisan prosa, baik roman, maupun cerpen, seperti aliran sastra klasik, romantis, simbolis, ataupun realis. 1 Gustave Flaubert, salah seorang penulis pada abad ke-19 banyak menyalurkan pemikirannya lewat karya-karya sastra realis. Karya pertamanya adalah roman Madame Bovary yang sukses merebut perhatian pembaca. Tanggapan positif tersebut membuat Flaubert semakin giat dalam menulis karyakaryanya, hingga tahun 1879 sudah ada enam karyanya yang diterbitkan, yaitu Madame Bovary (1857), Salammbô (1862), L Éducation Sentimentale (1869), La Tentation de saint Antoine (1874), Trois Contes (1877), dan Bouvard et Pécuchet (1879). 2 Salah satu karyanya yang menarik untuk dibahas adalah Un Coeur Simple yang diterbitkan dalam Trois Contes bersama dua karya lain yaitu Herodias dan La Légende de Saint Julien l Hospitalier. Dalam Un Coeur Simple 1 Émile Mireaux, et al, Neuf Siècles de Littérature française (Paris : Librairie Delagrave, 1958), hlm. xxx-xxxii. 2 Jakuta Alikavazovic, Flaubert (France : Studyrama, 2003), hlm
16 2 Flaubert bercerita dengan obyektif. 3 Menurut Flaubert, seorang pengarang tidak sepatutnya dipengaruhi oleh perasaannya dan harus berusaha menulis dengan obyektif tanpa melibatkan perasaanya. Agar dapat menciptakan tokoh, peristiwa dan latar dengan baik, Flaubert melakukan penelitian yang cermat dan mencari data yang tepat. 4 Kehadiran jarak antara pengarang dan pembaca dengan menghilangkan subyektivitas pengarang, tampak dalam karya ini melalui tokoh pelayan yang bernama Félicité Masyarakat Bourgeois abad ke-19 Di Prancis dikenal 3 strata masyarakat, yaitu kaum agamawan, kaum bangsawan dan tiers états (rakyat biasa). Adapun strata kaum bourgeois adalah sama dengan rakyat biasa (tiers états). Masyarakat bourgeois mulai muncul di Prancis seiring dengan perkembangan industrialisasi sekitar tahun 1830an. Kemunculan kaum ini membawa dampak yang sangat besar terhadap sejarah Prancis karena mereka memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi Prancis. Jika dilihat dari bidang pekerjaannya, masyarakat bourgeois terdiri atas pedagang, pengelola industri, pengacara, dokter, notaris, apoteker, guru, baik yang bermukim di desa ataupun di kota. 5 Dapat dikatakan bahwa seorang bourgeois adalah anggota masyarakat yang tidak melakukan pekerjaan kasar. 6 Definisi 3 Il écrira un récit fort touchant sans vouloir y paraître ému. La Varande, Flaubert par lui-même (France : Tardy A Bourges, 1958), hlm Kooshendrati Soeparto Hutapea, Madame Bovary sebagai suatu Citra Masyarakat Bourgeois Prancis pada Abad ke-19 dan sebagai Roman Realis (Disertasi) (Program Studi Prancis :FIB UI, 2002), hlm Ibid., hlm Personne de la classe moyenne et dirigeante, qui ne travaille pas de ses mains. (Le Robert Micro, 2006).
17 3 tersebut kemudian mengantarkan adanya perbedaan dua kelas yang mencolok, yaitu kelas bourgeois dan kelas buruh/ pelayan yang melakukan pekerjaanpekerjaan berat dan kasar. Kesenjangan tersebut sangat kental terlihat terutama pada abad ke Sebelum berbicara mengenai masyarakat bourgeois pada abad ke-19 di Prancis dan keterkaitannya dengan roman realis dalam roman realis Prancis pada masa itu, terlebih dahulu sebaiknya kita melihat formulasi persamaan yang dibuat Larroux : realisme : abad ke-19 = karya sastra. (Larroux, 1995: 38). Formulasi persamaan itu memperlihatkan bahwa abad ke -19 tak bisa dipisahkan dari produksi roman dan realisme. Dengan kata lain, genre karya realis tidak dapat dipisahkan dari abad ke -19 dan masyarakat bourgeois di abad itu. Para penulis roman realis berasal dari masyarakat bourgeois. 8 Masyarakat bourgeois biasanya hidup di rumah-rumah besar, sangat kontras jika dibandingkan dengan rumah-rumah masyarakat biasa. Interior rumah mereka pun terdiri atas barang-barang bernilai seni dan berharga. Keluarga bourgeois juga ditandai dengan kepemilikan seorang pelayan sebagai orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar. Flaubert sebagai pengarang realis dalam karyanya yang berjudul Un Coeur Simple banyak mendapat inspirasi dari kehidupan sehari-hari di sekitarnya yang kemudian dituangkan secara detail baik dalam deskripsi tokoh, peristiwa, ataupun 7 The bourgeoisie and the proletariat are world-classes.. The proletariat of each country must, of course, first of all settle matters with its own bourgeois. Teshale Tibe, On the Question of Feudalism, Absolutism, and the Bourgeois Revolutionbu Review (Fernand Braudel Center), Vol. 13, No , hlm Hutapea, loc.cit., hlm
18 4 deskripsi latar tempat dan waktunya. 9 Penggambaran tokoh pelayan baik sebagai tokoh utama ataupun tokoh sampingan juga menjadi salah satu ciri aliran realis. Sebagai contoh adalah roman Eugenie Grandet karya Honoré de Balzac yang menampilkan tokoh Nanon sebagai seorang pelayan, roman Le Rouge et le Noir karya Stendhal yang menampilkan tokoh Julien serta beberapa cerpen karya Guy de Maupassant, seperti terdapat dalam kumpulan cerpen Mademoiselle Fifi (1882). Penggambaran perjalanan hidup tokoh pelayan dalam menghadapi rintangan hidup sebagai seorang pelayan keluarga bourgeois serta bagaimana ia beradaptasi dengan kehidupan keluarga bourgeois menjadi hal yang menarik dari karya ini untuk diteliti lebih lanjut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana kehidupan pelayan keluarga bourgeois Prancis digambarkan dalam Un Coeur Simple karya realis Gustave Flaubert. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan kehidupan pelayan keluarga bourgeois Prancis di daerah pedesaan yang ditampilkan dalam Un Cœur Simple karya realis Gustave Flaubert. 9 Para pengarang dari aliran realis berpendapat bahwa penulis roman sebaiknya menggambarkan dengan baik adat kebiasaan (peintures de moeurs) dan penggambaran kehidupan nyata sehari-hari (les scene de la vie) (chartier, 1990: 94). Ibid., hlm. 17
19 5 1.4 Ruang Lingkup Penelitian ini dibatasi pada unsur-unsur yang mempunyai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dalam Un Cœur Simple karya Gustave Flaubert. Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, penelitian ini akan terpusat pada pelayan dalam karya ini yang merupakan pelayan di salah satu keluarga bourgeois Prancis. Ruang lingkup yang dilakukan terbatas pada analisis terkstual yaitu teks cerpen Un Cœur Simple. 1.5 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: a. Memperlihatkan kehidupan pelayan keluarga bourgeois Prancis pada abad ke-19 yang dikemukakan dalam Un Coeur Simple. b. Memperlihatkan gambaran masyarakat bourgeois Prancis pada abad ke-19 yang ditampilkan dalam Un Coeur Simple. 1.6 Sumber Data Un Coeur Simple karya Gustave Flaubert yang diterbitkan oleh Librairie Générale Française, pada tahun 1994.
20 6 1.7 Metode Penelitian dan Kerangka Teori Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, metode yang akan digunakan adalah metode kualitatif, yaitu suatu metode yang mementingkan hubungan antara subjek peneliti dan objek penelitian. 10 Pendekatan yang digunakan untuk meneliti karya Un Coeur Simple ini adalah pendekatan struktural yaitu pendekatan yang menekankan penelitian dengan titik tolak pada karya itu sendiri. Yang dimaksud dengan struktural ini adalah bahwa suatu karya tidak memerlukan acuan dari luar karya tersebut atau suatu karya berpusat pada unsur-unsur yang ada di dalam karya itu sendiri. Setiap unsur dalam teks karya sastra saling berkaitan dan membentuk suatu kesatuan yang utuh dan masing-masing unsurnya bersifat fungsional Kerangka Teori Teori struktural yang akan digunakan dalam penelitian karya ini adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik. Teori ini digunakan untuk menganalisis alur, pengaluran, penokohan, dan latar. Selain teori Roland Barthes tersebut akan digunakan pula teori Schmitt dan Viala tentang sekuen. 10 Okke Kusuma Sumantri Zaimar, Analisis tentang dua sajak Perancis «Spleen : Quand le Ciel Bas et Lourd...» Karya Charles Baudelaire dan «Bestiaire Malfaisant» Karya Jules Supervielle : Suatu Studi Perbandingan. (Laporan Penelitian) (Program Studi Prancis : FIB UI, 2006).
21 Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik Roland Barthes membedakan hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu karya naratif menjadi dua kelompok yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan Sintagmatik Menurut Roland Barthes dalam tulisannya yang berjudul An Introduction to the Structural Analysis of Narrative (1975), menyebutkan bahwa teks naratif terdiri atas beberapa kelompok unsur yang muncul satu persatu dan membentuk urutan yang linear. Dalam karya naratif, unsur-unsur yang mempunyai hubungan sintagmatik memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu fungsi utama dan katalisator. Fungsi utama merupakan satuan-satuan cerita yang memiliki hubungan sebab-akibat dan merupakan inti penggerak cerita tersebut sehingga menjadi rangkaian cerita yang logis. Sementara itu, fungsi katalisator merupakan satuansatuan cerita yang memiliki peran sebagai pelengkap dan pendukung fungsi utama Hubungan Paradigmatik Selain unsur-unsur yang mempunyai hubungan sintagmatik, dalam karya naratif terdapat pula unsur-unsur yang mempunyai hubungan paradigmatik. Unsur-unsur tersebut bersifat selektif dan menyebar. Berbeda dengan hubungan
22 8 sintagmatik, pada hubungan paradigmatik, tidak terdapat hubungan kausal/ sebabakibat melainkan bersifat saling melengkapi. 11 Unsur-unsur yang terdapat dalam hubungan paradigmatik biasanya merupakan keterangan-keterangan mengenai tokoh (yang disebut dengan indeks), dan keterangan-keterangan mengenai tempat dan waktu (yang disebut dengan informan). 12 Untuk menunjang analisis mengenai latar ruang digunakan teori William Henry Hudson. 13 Dalam teorinya, Hudson membedakan latar ruang ke dalam latar fisik dan latar sosial. Dipaparkan pula oleh Yves Reuter dalam bukunya l Introduction à l analyse du Roman, yang menyebutkan bahwa latar ruang terdiri atas latar sosial, latar pembabakan kehidupan tokoh, serta latar masa lalu. 14 Namun dalam penelitian ini, yang akan lebih dipakai adalah teori milik Hudson. Latar fisik menurut Hudson merupakan tempat di dalam wujudnya, dapat berupa alam, bangunan, dan sebagainya. Adapun latar sosial menurut Hudson mencakup sikap, kebiasaan, dan cara hidup kelompok masyarakat atau kelompok sosial Sekuen Dalam bukunya Savoir Lire, M.P Schmitt dan A. Viala (1982:181) mendefinisikan bahwa sekuen merupakan satuan ujaran yang membentuk suatu kesatuan makna. Sebagai bentuk pembatasan terhadap sekuen, terdapat beberapa kriteria sekuen seperti harus terpusat pada satu titik perhatian baik berupa tokoh, 11 Roland Barthes, An Introduction to the Structural Analysis of Narrative, New Literary History (Vol. 6, No. 2, 1975), hlm Ibid., 13 William Henry Hudson, An Introduction to the Study of Literature (London: George G. Harrap & Company, 1913), hlm Yses Reuter, Introduction à l analyse du Roman (Paris: Bordas, 1991), hlm. 55.
23 9 gagasan atau pemikiran tertentu. Selain itu, sekuen juga harus mencakup satu kurun waktu / ruang tertentu. Sekuen dapat pula berupa gabungan beberapa waktu / ruang yang tercakup dalam satu tahapan Tokoh Pada umumnya, salah satu unsur roman yang mempunyai peran penting dalam keseluruhan cerita adalah tokoh. Tokohlah yang menentukan dan mengalami tindakan, menghubungkan suatu peristiwa dengan yang lain, serta memberi arti pada peristiwa tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan cerita adalah cerita tentang tokoh. 15 M.P. Schmitt dan A. Viala dalam bukunya Savoir Lire (1982: 60-70) menyebutkan bahwa tokoh biasanya berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang dianggap sebagai tokoh. Tokoh tidak lebih dari manusia yang ada dalam teks yang keberadaannya dibatasi oleh tanda-tand yang ada dalam teks tersebut yang berupa psikologi, sosial, tingkah laku, dan tindakan tokoh. Pada dasarnya tokoh merupakan kumpulan ciri-ciri fisik, moral, dan sosial yang ditampilkan melalui deskripsi. Agar tokoh-tokoh dalam karya fiktif nampak hidup, tokoh harus diberi sifat-sifat atau atribut-atribut yang dimiliki oleh orang-orang yang direpresentasikan. Sifat-sifat atau atribut-atribut tersebut merupakan ciri-ciri tokoh dalam kehidupan fiktifnya dalam roman, yang antara lain terdiri dari: Yves Reuter, Introduction à l Analyse des Récits (Paris : Bordas, 1991), hlm J. P. Goldenstein, Pour Lire le Roman (Paris: De Boeck-Duculot, 1989), hlm. 85.
24 10 1. Nama Tokoh: Setiap tokoh hampir selalu mempunyai nama. Terkadang nama merupakan permainan kata yang memiliki makna sehingga diperlukan perhatian khusus untuk meilihat detail-detail kecil. 2. Usia Tokoh: Usia tokoh dalam roman terkadang disebutkan dengan jelas berapa usianya, namun terkadang pula dikaitkan dengan gambaran tokoh. 3. Masa lalu tokoh: Dalam roman, tokoh seringkali diberi masa lalu, akar di sebuah wilayah, tradisi atau keluarga sehingga tokoh lebih tampak manusiawi dan hidup. 4. Ciri Penampilan fisik dan sosial tokoh: Ciri-ciri fisik memungkinkan pembaca untuk menyimpulkan pendapat pertama tentang tokoh. Penggambaran ciri fisik dan sosial tokoh tergantung pada gaya masing-masing pengarang dan zaman dia hidup. 5. Ciri khusus tokoh Ciri khusus tokoh dapat berupa cacat badan, cacat mental, kebiasaan buruk, dan lain-lain. Keadaan fisik yang khusus tersebut mempunyai makna bagi perkembangan cerita. 6. Bahasa tokoh Setiap tokoh mempunyai ciri bahasanya sendiri untuk menunjukkan karakternya, seperti gaya bahasa yang anggun, bahasa prokem, bahasa kasar, dll.
25 11 7. Latar Latar tempat tokoh hidup menunjukkan kepribadian tokoh. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, masalah, tujuan, ruang lingkup, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, penelitian terdahulu, dan kemaknawian penelitian. Bab II penelitian tentang analisis alur dan pengaluran. Bab III penelitian tentang tokoh, hubungan antar tokoh, serta latar. Bab IV merupakan kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan.
26 BAB 2 ANALISIS ALUR DAN PENGALURAN Pada bad kedua ini, penulis akan menganalis mengenai alur dan pengaluran karya Un Coeur Simple. Dalam menganalisis digunakan teori sintagmatik Roland Barthes. Mengenai sistematikanya, pertama-tama penulis akan menganalisis pengaluran sebelum menganalisis alur. Sebelum masuk pada bagian pengaluran, akan terlebih dahulu disampaikan penjelasan tentang Urutan Satuan Isi Cerita (USIC). 2.1 Penjelasan Urutan Satuan Isi Cerita (USIC) Berdasarkan tulisannya dalam Introduction to the Analysis of Narrative, Roland Barthes menyatakan bahwa terdapat dua istilah yang digunakan dalam hubungan sintagmatik, yaitu sekuen dan sub-sekuen (sekuen mikro). Sekuen dapat berdiri sendiri, sedangkan sub-sekuen adalah sekuen mikro yang dapat terangkum dalam sekuen yang lebih besar. Terdapat pula perbedaan dalam hal penanda antara sekuen dan sub-sekuen, angka untuk sekuen sedangkan angka disertai huruf untuk sub-sekuen. Dalam karya Un Coeur Simple ditemukan terdapat 119 sekuen. Jumlah ini cukup banyak mengingat bahwa karya ini hanyalah sebuah cerita pendek. Karena jumlahnya yang cukup banyak, maka USIC Un Coeur Simple akan diletakkan pada bagian akhir skripsi ini sebagai lampiran. 12
27 Analisis Pengaluran Setelah melakukan pemilihan, penulis menemukan bahwa dalam karya Un Coeur Simple ini terdapat 119 sekuen, 29 sub-sekuen masa kini, serta 10 subsekuen sorot balik. Dari angka tersebut, yang mendominasi adalah sekuen masa kini. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian akan difokuskan pada deskripsi kehidupan pelayan yang diperankan melalui tokoh Félicité. Oleh sebab itu, perlu dilihat pula mengenai sekuen-sekuen dari tiap tokoh dalam karya Un Coeur Simple ini Pengelompokan Sekuen yang Menampilkan Tokoh-Tokoh dalam Un Coeur Simple Sebelum jauh menganalisis mengenai gambaran kehidupan pelayan keluarga bourgeois, penulis terlebih dahulu melakukan pengelompokan terhadap sekuen-sekuen berdasarkan tokoh dalam Un Coeur Simple. Hal ini diperlukan untuk mengetahui seberapa besar peran tokoh-tokoh tersebut dalam karya ini, sehingga nantinya akan diketahui tokoh manakah yang menjadi tokoh utama. a. Sekuen-sekuen yang Menampilkan Tokoh Félicité Terdapat 81 sekuen yang menampilkan tokoh Félicité. Berikut ini adalah sekuen-sekuen yang menampilkan tokoh Félicité : 1-7 ; ; 24.c ; ; 32 ; 32.b ; 33 ; ; 43 ; ; 52 ; 54 ; 56 ; 63 ; 70 ; 74 ; ; ; 90 ; 91 ; 93 ; 94 ; 94.a ; 94.b ; ; ; 104 ;
28 a ; 104.b ; 107 ; 109 ; 109.a ; 109.b ; 110 ; 110.b ; ; 115.a ; 115.b ; 116 ; Sekuen-sekuen tersebut berisi tentang deskripsi tokoh Félicité baik berupa fisik, sifat maupun status sosialnya. Ada pula sekuen yang menampilkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Félicité selama menjadi pelayan. peristiwa-peristiwa yang dialaminya, serta beberapa kali menampilkan perasaan kehilangan Félicité terhadap orang-orang yang ia sayangi. Selain itu, sekuen-sekuen ini juga menunjukkan hubungan antara tokoh Félicté dengan orang-orang di sekitar, termasuk terhadap keluarga Aubain yang dalam hal ini sebagai majikannya. b. Sekuen-sekuen yang Menampilkan Tokoh Madame Aubain Sekuen-sekuen yang menampilkan tokoh Madame Aubain berjumlah 25 sekuen, yaitu: 1; 5; 6; 11; 14; 14.b; 19; 24.a; 29; 34; 35; 38; 50; 58; 65; 66; 66.a; 66.b; 67; 69; 70; 73; 75; 106; 110.b. Dalam sekuen-sekuen di atas, ditampilkan tokoh majikan Félicité yaitu Madame Aubain. Sekuen-sekuen tersebut menunjukkan status sosial Madame Aubain yaitu keluarga bourgeois Prancis, ada pula sekuen yang menampilkan sifat dan sikap Madame Aubain. Ditunjukkan dalam sekuensekuen ini, kegiatan sehari-hari Madame Aubain baik di rumah ataupun di luar rumah. Selain itu, terdapat sekuen-sekuen yang menunjukkan hubungan Madame Aubain dengan tokoh-tokoh lain, terutama hubungan dengan kedua anaknya.
29 15 c. Sekuen-sekuen yang Menampilkan Tokoh Virginie Tokoh Virginie ditampilkan pada 25 sekuen-sekuen berikut ini: 6; 12; 14.c; 17; 17.a; 22; 24.b; 32.c; 34-37; 42; 50; 57-64; 66; 66.b; 70. Jumlah sekuen untuk Virginie cukup banyak sama dengan jumlah sekuen Madame Aubain. Dalam sekuen-sekuen ini ditampilkan mengenai deskripsi fisik dan sifat Virginie. Terdapat pula sekuen tentang kegiatankegiatan yang dilakukan oleh Virginie, serta deskripsi mengenai sakit yang dia derita hingga kematiannya. d. Sekuen-sekuen yang Menampilkan Tokoh Loulou Berikut adalah 22 sekuen yang menampilkan tokoh Loulou: 73-79; 81; 82; 87-91; 98; 99; 102; 103; 111; 114; 115.b; 119. Jika dilihat dari letak sekuen-sekuennya, terlihat bahwa sekuensekuen tersebut hadir secara berurutan. Hal ini menunjukkan bahwa setelah kehadiran Loulou (Loulou), hampir semua sekuen membahas mengenai dia, mulai dari sejarah bagaimana dia bisa sampai menjadi milik Félicité, hingga kematiannya. Dalam sekuen-sekuen tersebut juga terdapat deskripsi fisik dan beberapa tingkah laku Loulou. e. Sekuen-sekuen yang Menampilkan Tokoh Victor Terdapat 13 sekuen yang menampilkan tokoh Victor, yaitu: sekuen 29; 38; 39; 40; 41; 43; 44; 45; 47; 48; 53; 55; 56. Tokoh ini hanya muncul pada satu bagian cerita saja dalam karya ini. Tetapi ia memiliki peran yang cukup penting karena Félicité sempat
30 16 sangat dekat dengannya dan mencurahkan kasih sayangnya kepada tokoh ini. f. Sekuen-sekuen yang Menampilkan Tokoh Théodore Sekuen-sekuen dengan tokoh Théodore berjumlah 10 sekuen, yaitu: Sebenarnya tokoh ini hanya muncul di awal penceritaan saja, seperti dapat dilihat pada urutan sekuen di atas. Sekuen-sekuen tersebut berisi tentang perkenalan Félicité dengan Théodore, kisah percintaan mereka yang sangat singkat, hingga perpisahan mereka karena Théodore memilih untuk menikah dengan wanita lain. g. Sekuen-sekuen yang Menampilkan Tokoh Paul Berikut ini adalah sekuen-sekuen untuk tokoh Paul yang berjumlah 9 sekuen, yaitu: 6; 12; 13; 14.c; 24.d; 30; 42; 69; 104. Untuk tokoh Paul, tidak terlalu banyak sekuen yang menampilkan tokoh ini. Dalam sekuen-sekuen tersebut terdapat deskripsi fisik dan sifat dari Paul. Selain itu, terdapat pula sedikit gambaran mengenai kehidupan Paul di usia dewasa. Pada Gambar 2.1 di bawah ini, terlihat perbandingan jumlah sekuen setiap tokoh dalam karya Un Coeur Simple.
31 sekuen Felicite Madame Aubain Virginie Loulou Victor Theodore Paul Gambar 2.1 Diagram Jumlah Sekuen Tokoh Dengan melihat perbedaan jumlah sekuen tokoh pada diagram di atas, dapat dikatakan bahwa sekuen tokoh Félicité mendominasi dibanding tokoh yang lain, dengan jumlah 81 sekuen. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa rumusan masalah dalam penelitian ini berfokus pada gambaran kehidupan tokoh Félicité. Terlihat pula bahwa jumlah sekuen antara Madame Aubain dan Virginie adalah sama yaitu 25 sekuen, kedua tokoh ini membawa peran penting dalam kehidupan Félicité. Selain itu, jumlah sekuen untuk Loulou sang burung beo hampir menyamai jumlah sekuen Madame Aubain dan Virginie, sehingga terlihat bahwa kehadiran burung beo ini juga mengisi kehidupan Félicité Pengelompokan Sekuen yang Menunjukkan Hubungan antara Tokoh Félicité dengan Tokoh Lain Pengelompokan sekuen yang menunjukkan hubungan antar tokoh didasarkan pada sekuen-sekuen yang melibatkan Félicité. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat 81 sekuen untuk tokoh Félicité, jumlah ini
32 18 merupakan yang paling banyak dibanding jumlah sekuen tokoh-tokoh lain, sehingga dapat dikatakan bahwa sekuen tokoh Félicité mendominasi. Dalam sub-bab ini, akan dilihat lebih dalam mengenai hubungan antara Félicité dengan tokoh lain berdasarkan pengelompokan pada butir (Pengelompokan Sekuen Menurut Hal yang Ditampilkan). a. Sekuen hubungan antara Félicité dan Théodore Hubungan antara Félicité dan Théodore terlihat pada awal penceritaan karya ini, yaitu pada sekuen 3.1 hingga 3.10 atau berjumlah 10 sekuen. Sekuen-sekuen tersebut menampilkan proses perkenalan, hubungan percintaan, hingga perpisahan mereka berdua. b. Sekuen hubungan antara Félicité dan Madame Aubain Sebagai pelayan Madame Aubain, interaksi antara Félicité dan Madame Aubain cukup sering terjadi. Sekuen-sekuen yang menampilkan hubungan mereka berdua berjumlah 9 sekuen yang terdiri atas sekuen nomor 14 ;16 ; 24 ; 25 ; 33.e ; 47; 59; 79 ; 84. Sekuen-sekuen hubungan Félicité dan Madame Aubain berisikan awal Félicité diterima bekerja sebagai pelayan di keluarga tersebut, deskripsi tugas yang harus dikerjakan Félicité, deskrisi perjalanan keluarga Aubain, hingga kesamaan perasaan kehilangan saat kematian Virginie. c. Sekuen hubungan antara Félicité dan anak-anak Madame Aubain (Paul dan Virginie) Hubungan antara Félicité dan kedua anak Madame Aubain ditampilkan dalam 12 sekuen, yaitu 6 ; 13; 14; 15; 16; 24.e ; 31 ; 32.b-c ; 33 ; 70 ; 104.
33 19 Sekuen-sekuen tersebut berisi tentang perkenalan Félicité dengan Paul dan Virginie, kegiatan Félicité dan Virginie di gereja. d. Sekuen Hubungan antara Félicité dan Victor Hubungan antara Félicité dan Victor ditampilkan dalam 8 sekuen, yaitu 38; 39; 40; 43; 47; 48; 55; 56. Sekuen-sekuen tersebut berisi tentang pertemuan pertama mereka, kedekatan antara Félicité dan Victor, hingga kesedihan Félicité atas kematian Victor. e. Sekuen hubungan antara Félicité dan Loulou. Loulou adalah satu-satunya tokoh bukan manusia dalam karya Un Coeur Simple ini. Jumlah sekuen yang menunjukkan hubungan antara Félicité dan Loulou cukup banyak yaitu 11 sekuen, yaitu 79; 82; 84; 87; 90; 102; 111; 114; 115.b; 117; 119. Dari uraian di atas terlihat pembagian sekuen dengan 9 sekuen yang menunjukkan hubungan Félicité dan Madame Aubain, 12 sekuen antara Félicité dengan Paul dan Virginie. Selain itu, terdapat pula 10 sekuen yang menampilkan hubungan Félicité dengan Théodore, serta 11 sekuen yang menampilkan hubungannya dan Loulou. Untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah yaitu mengenai gambaran kehidupan pelayan keluarga bourgeois, maka hubungan Félicité dengan Madame Aubain dan kedua anaknya, akan dibahas lebih dalam pada Bab 3.
34 Analisis Alur Karya Un Coeur Simple ini menceritakan tentang kehidupan seorang pelayan keluarga bourgeois Prancis yang tinggal di daerah utara Prancis, tepatnya di Pont-L Évêque. Penceritaan karya ini bersifat kronologis, terdapat beberapa sub-sekuen yang menampilkan sorot balik peristiwa. Dengan membaca karya ini, akan terlihat bagaimana kehidupan yang dialami tokoh utama, yaitu Félicité dalam menghadapi hidupnya mulai dari sebelum ia menjadi pelayan hingga pada saat ia menghadapi kematiannya. Permasalahan yang sering dihadapi oleh Félicité adalah kenyataan bahwa dia beberapa kali ditinggalkan oleh orang-orang yang dekat dengannya. Mulai dari pernikahan Théodore dengan wanita lain, kematian keponakan kesayangannya yaitu Victor, kepergian Paul dan Virginie yang bersekolah di luar kota, kematian Virginie, kematian Madame Aubain, hingga kematian Loulou (pérroquet) yang merupakan burung kesayangan Félicité. Fungsi Utama dan Bagan Un Coeur Simple 1. Kisah cinta Félicité dan Théodore. (sub-sekuen 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.7) 2. Berita perkawinan Théodore dengan seorang perempuan tua yang kaya raya. (sub-sekuen 3.9) 3. Perasaan sedih Félicité atas berakhirnya hubungan percintaannya dengan Théodore. (sub sekuen 3.10) 4. Kepergian Félicité dari kampung halamannya untuk melupakan rasa sakit hatinya. (sekuen 4)
35 21 5. Kedatangannya di Pont-l Évêque ia bekerja sebagai seorang pelayan di rumah keluarga bourgeois. (sekuen 5) 6. Perkenalan Félicité dengan Paul dan Virginie, putra-putri Madame Aubain. (sekuen 6) 7. Kecintaan dan rasa bakti yang besar Félicité kepada keluarga majikannya (sekuen 6, 15, 16, 19, 31, dan 37) 8. Sakitnya Virginie. (sekuen 17) 9. Usaha penyembuhan Virginie, keluarga Madame Aubain pergi ke Trouville, kota di tepi laut. Félicité turut dalam perjalanan tersebut. (sekuen 18; 19; 20; 21) 10. Keberhasilan penyembuhan Virginie, setiap hari ia berendam di laut. (sekuen 22) 11. Kepergian Paul ke Caen untuk melanjutkan sekolah. (sekuen 30) 12. Keputusan Madame Aubain untuk menyekolahkan Virginie di sekolah Ursuline di Honfleur. (sekuen 35) 13. Kesedihan Félicité, ia merasa kehilangan Virginie. (sekuen 37) 14. Pertemuan Félicité dengan Victor, kemenakannya yang berprofesi sebagai pelaut. (sekuen 38) 15. Hubungan Félicité dengan Victor yang semakin kuat, ia menjadi tumpahan kasih sayang Félicité. (sekuen 39; 40; 43) 16. Kepergian Victor ke Amerika. (sekuen 44; 47; 48) 17. Berita kematian Victor yang begitu cepat dalam perjalanan pulang dari Amerika. (sekuen 53; 55)
36 Kesedihan Félicité : ia sangat menyayangi Victor. (sekuen 54; 56) 19. Keadaan Virginie : ia kembali sakit dan badannya kian lemah. (sekuen 57) 20. Kematian Virginie (sekuen 62) 21. Kesedihan Félicité menjadi lebih mendalam, karena ia juga baru saja kehilangan Victor. (sekuen 63) 22. Kedekatan Félicité dengan Madame Aubain yang sama-sama kehilangan Virginie, mereka menderita kesedihan yang berkepanjangan. (sekuen 70) 23. Pemberian burung beo dari Madame Larsonnière, tetangganya, kepada Madame Aubain, tetapi Madame Aubain tak sanggup memeliharanya. Burung tersebut kemudian diberikan kepada Félicité. (sekuen 73; 75) 24. Kehadiran Loulou, si burung beo, satu-satunya penghiburan Félicité yang telah menjadi tuli. (sekuen 76; 77; 79; 86) 25. Kematian Loulou karena pneumonia. (sekuen 89) 26. Kesedihan Félicité kian mendalam. (sekuen 95; 96) 27. Usaha Félicité untuk tetap bersama Loulou, ia mengawetkan burung tersebut. (sekuen 98; 99) 28. Permintaan Paul pada ibunya untuk membayarkan hutang-hutangnya, sedangkan ia sendiri hidup berfoya-foya di kota Caen. (sekuen 69) 29. Kebangkrutan keluarga Aubain diberitahukan oleh M.Bourais, penanggung jawab keuangan Madame Aubain. (sekuen 69) 30. Kehidupan Madame Aubain: ia selalu menyendiri di kamar, mengenang Virginie dan hubungan dengan teman-teman yang dulunya sering mengunjunginya, merenggang.
37 Berita kematian M. Bourais yang bunuh diri karena dibelit hutang. (sekuen 105) 32. Kesusahan Madame Aubain; ia telah jatuh miskin. (sekuen 69) 33. Kematian Madame Aubain. (sekuen 106) 34. Kesedihan Félicité memuncak: ia bukan saja kehilangan majikan, tetapi juga satu-satunya teman. (sekuen 107) 35. Kedatangan para ahli waris untuk mengambil barang-barang di rumah keluarga Aubain. (sekuen 108) 36. Keputusan rumah yang telah rusak tersebut, akan dijual, tetapi tak kunjung laku. (sub-sekuen 109.c) 37. Keadaan Félicité semakin memprihatinkan. Ia menyewa kamar di rumah keluarga Aubain yang telah rusak. (sub-sekuen 109.b; 110) 38. Pandangan Félicité hanya tertuju pada burung beo yang telah diawetkan. Menurut pendapatnya burung itu mirip Jesus. (sekuen 103; 111) 39. Penyakit Félicité makin parah dan kemampuan mendengarnya pun menurun. Hubungannya dengan dunia luar sudah terputus. (sekuen 115) 40. Kematian Félicité dengan tenang. (sekuen 118; 119)
38 24 bawah ini: Urutan fungsi utama di atas dapat digambarkan dengan bagan seperti di c a) b d e Berdasarkan fungsi utama dan bagan di atas, dapat dilihat hubungan sebab-akibat dalam karya Un Coeur Simple. Peristiwa-peristiwa dalam karya ini dimulai dengan hubungan percintaan antara Félicité dengan Théodore yang hanya berlangsung beberapa saat saja (1). Kisah mereka kandas karena Théodore memilih menikah dengan wanita lain yang jauh lebih kaya dari Félicité (2). Tindakan Théodore tersebut membuat Félicité merasakan sakit hati yang sangat dalam (3). Karena tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan, Félicité pun memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke Pont-
39 25 l Évêque untuk menjadi seorang pelayan (4). Sesampainya di Pont-l Évêque, ia kemudian diterima sebagai pelayan sebuah keluarga bourgeois dengan Madame Aubain sebagai majikannya (5). Sebagai pelayan, Félicité sangat rajin dan patuh terhadap majikannya, bukan hanya kepada Madame Aubain saja, tetapi juga kepada Paul dan Virginie, yang merupakan anak dari Madame Aubain. Ia mau berkorban demi keselamatan keluarga tersebut, merawat kedua anak Madame Aubain dengan penuh kasih sayang. Félicité pun tidak pernah mendendam atas perbuatan ataupun perlakuan buruk yang diterimanya hal tersebut menjadi bukti kecintaan dan rasa baktinya kepada para majikannya (5, 6, 7). Virginie, anak dari Madame Aubain sempat mengalami sakit yang cukup parah (8). Berbagai usaha pun dilakukan untuk menyembuhkan penyakitnya itu, Madame Aubain membawanya untuk melakukan terapi di sebuah desa di tepi laut (9). Dalam perjalanan tersebut, Félicité sebagai seorang pelayan yang patuh kepada majikan, selalu mendampingi kemana pun mereka pergi. Ternyata terapi tersebut memberikan dampak positif terhadap kondisi kesehatan Virginie (10). Sepulangnya mereka dari terapi untuk penyembuhan Virginie, Madame Aubain membuat keputusan untuk mengirim Paul untuk bersekolah di Caen (11). Begitu pula kepada Virginie, ia pun juga dikirim untuk belajar di sekolah Ursulines di Honfleur (12). Kepergian kedua anak tersebut membuat Félicité merasa sangat kehilangan, hal tersebut disebabkan oleh rasa sayang Félicité yang sangat besar kepada Paul dan Virginie (13).
40 26 Untuk mengurangi kesedihannya, Félicité kemudian mengalihkan kasih sayangnya kepada keponakannya yang bernama Victor (14). Kehadiran Victor di kehidupannya membuat Félicité merasa menemukan keluarga, hubungan mereka sangat dekat (15). Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena suatu hari, Victor mengabarkan bahwa ia ingin ikut berlayar ke Amerika (16). Mendengar kabar tersebut, Félicité merasa sedih karena ditinggalkan Victor untuk jangka waktu yang lama. Setelah beberapa bulan berlayar, Victor dikabarkan meninggal di laut (17). Berita tersebut membuat Félicité sangat terpukul dan merasakan kehilangan yang mendalam (18). Rasa kehilangan Félicité semakin parah ketika mendengar kabar kesehatan Virginie yang terus menurun (19). Berbagai usaha telah dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Virginie, tetapi semuanya gagal dan akhirnya ia meninggal dunia (20). Hal tersebut menjadi sumber kesedihan yang sangat besar baik bagi Madame Aubain maupun Félicité (21). Mereka sangat terpukul dan sulit untuk menerima kenyataan. Kesamaan perasaan ini membuat Madame Aubain dan Félicité mulai dekat satu sama lain (22). Berbagai peristiwa kehilangan yang dirasakan Félicité membuatnya merasa sangat kesepian. Ia baru menemukan cahaya baru setelah Madame Aubain memberinya seekor burung beo bernama Loulou (23). Burung ini menjadi satusatunya teman bagi Félicité saat ia sedang kesepian (24). Namun kehadiran burung ini sangatlah singkat, ia ditemukan mati di dekat perapian pada suatu pagi di musim dingin (25). Loulou sudah dianggap seperti anak sendiri bagi Félicité. Kematian Loulou, meskipun ia hanya seekor burung, tetap membuat Félicité
41 27 sedih. Ia merasa kehilangan teman bicara, sahabat, serta kekasih (26). Tidak tinggal diam, Félicité pun berusaha mencari sebab kematian Loulou. Selain itu, ia bersusah-payah untuk mencari orang yang dapat mengawetkan tubuh Loulou agar ia dapat terus bersamanya hingga akhir hayatnya (27). Setelah kematian Virginie, kehidupan keluarga Madame Aubain mengalami banyak perubahan. Di sisi lain, Madame Aubain juga masih harus memikirkan kehidupan Paul yang dililit banyak hutang, sehingga Madame Aubain harus membayar hutang-hutang tersebut (28). Dengan penghasilan yang hanya mengandalkan hasil pertanian, kehidupan ekonomi keluarga Aubain semakin memburuk (29). Madame Aubain lebih sering mengurung dirinya di kamar, Ditambah lagi dengan menghilangnya orang-orang yang dulunya sering mengunjungi Madame Aubain, membuat kehidupan Madame Aubain semakin hampa (30). Ditambah dengan kabar kematian M.Bourais, penanggung jawab keuangan keluarga Aubain, yang mati bunuh diri karena dililit hutang (31) menambah pikiran Madame Aubain. Akhirnya Madame Aubain benar-benar jatuh miskin (32). Karena tidak kuat menghadapi cobaan yang datang bertubi-tubi tersebut, kesehatan Madame Aubain semakin hari semakin melemah, dan akhirnya ia pun meninggal dunia (33). Penderitaan Félicité mengalami puncaknya ketika Madame Aubain meninggal dunia. Ia merasa sangat kehilangan atas kematian majikannya tersebut karena ia tidak lagi punya siapa-siapa di rumah itu (34). Setelah kematian Madame Aubain, para ahli waris pun mulai berdatangan untuk meminta bagian masing-masing (35). Mereka memutuskan akan menjual rumah tersebut, tetapi
42 28 pada kenyataannya rumah tersebut tidak kunjung terjual (36). Meskipun rumah tersebut akan dijual, Félictié tetap bersikeras untuk tinggal di rumah itu, sampaisampai ia memutuskan untuk menyewa kamarnya (37). Ia juga sering dihantui oleh bayang-bayang burung beo yang setiap saat menjadi halusina baginya. Hal tersebut disebabkan oleh emosi yang mendalam antara Félicité dan Loulou sebagai satu-satunya makhluk yang menemaninya meneruskan hidup terutama setelah kepergian orang-orang yang disayanginya (38). Tekanan hidup yang dihadapinya sejak kecil hingga akhirnya dia merasakan beberapa kali kehilangan atas orang-orang yang disayanginya, membuat kondisi tubuh Félicité semakin melemah. Kehidupannya yang tidak terurus terutama setelah kematian Madame Aubain, yaitu tinggal di kamar yang sudah bocor, lembab, dan tidak sehat membuat penyakitnya semakin parah (39). Sampai akhirnya, ia meninggal dunia karena penyakit yang sama dengan Madame Aubain, majikannya. Hingga ajal menjemputnya, ia masih menyimpan bangkai Loulou burung beo di sampingnya (40). Dari fungsi utama dan bagan Un Coeur Simple tersebut dapat dilihat bahwa sebenarnya alur cerita karya ini tidak terlalu rumit, yaitu dengan gaya penceritaan kronologis tanpa ada sekuen sorot balik. Jika diihat dari USICnya, terdapat banyak penjelasan mengenai detail kejadian ataupun tindakan tiap tokoh, sedangkan fungsi utama dan bagan relatif singkat dan sederhana. Dari fungsi utama ini dapat dilihat bahwa cerita dalam karya Un Coeur Simple disusun oleh sekuen-sekuen yang mayoritas menggambarkan peristiwa, tindakan, dan hubungan antara tokoh Félicité dengan beberapa tokoh lain seperti Théodore,
43 29 Madame Aubain, Paul, Virginie, Victor, dan Loulou. Oleh sebab itu, pada bab 3 penelitian akan difokuskan pada hubungan antar tokoh. 2.4 Kesimpulan Analisis Alur dan Pengaluran Berdasarkan pemaparan pengklasifikasian sekuen-sekuen yang menampilkan tokoh, terlihat bahwa tokoh Félicité yang mendominasi dengan jumlah 81 sekuen. Baru setelah itu disusul dengan Madame Aubain dan Virginie dengan jumlah sekuen masing-masing 25 sekuen. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kehidupan pelayan keluarga bourgeois, maka dilakukan pengklasifikasian kembali terhadap tokoh Félicité, yaitu berdasarkan kegiatan yang dilakukannya selama berada di lingkungan keluarga Aubain, dan kegiatan pribadinya. Merujuk pada analisis alur, terlihat bahwa karya ini memiliki 40 fungsi utama yang jumlahnya lebih sedikit dari keseluruhan keseluruhan sekuen yaitu 119 buah. Dari ke-40 fungsi utama tersebut, terdapat 21 fungsi yang menampilkan tokoh Félicité, delapan fungsi yang menampilkan tokoh Madame Aubain, sedangkan sisanya adalah fungsi yang menampilkan tokoh Victor, Paul, Virginie, dan Loulou si burung beo. Dominasi kehadiran Félicité dalam fungsi utama semakin memperkuat pernyataan bahwa Félicité merupakan tokoh utama dalam karya ini. Dari 21 fungsi yang menampilkan Félicité, terdapat 7 fungsi yang menunjukkan kehidupan tokoh ini sebagai pelayan keluarga Madame Aubain. Sesuai dengan rumusan masalah, untuk mengetahui gambaran kehidupan pelayan
44 30 keluarga bourgeois dalam karya ini, maka penelitian akan difokuskan pada kegiatan Félicité selama menjadi pelayan serta hubungannya dengan keluarga Aubain, yaitu Madame Aubain dan kedua anaknya, Paul dan Virginie.
45 BAB 3 ANALISIS TOKOH DAN LATAR Setelah melakukan analisis terhadap alur dan pengaluran, terlihat bahwa tokoh Félicité merupakan tokoh yang mendominasi urutan satuan isi cerita (USIC) dan menjadi penggerak dalam fungsi utama. Pada bab ketiga ini akan dipaparkan mengenai analisis tokoh, hubungan antar tokoh dan analisis latar dalam karya Un Coeur Simple. 3.1 Analisis Tokoh Sebelum menganalisis mengenai hubungan antar tokoh dan analisis latar, terlebih dahulu akan dilakukan analisis mengenai masing-masing tokoh secara satu per-satu. Cakupan analisisnya berupa deskripsi fisik, deskripsi sifat, dan status sosial. Baru setelah itu, akan dilakukan analisis terhadap peristiwa dan tindakan yang melibatkan tokoh Félicité dan tokoh-tokoh lain, yang akan dipaparkan pada bagian analisis hubungan antar tokoh. Penulis memilih melakukan analisis tokoh terlebih dahulu karena dengan melihat hasil dari analisis tokoh, akan mempermudah proses analisis hubungan antara tokoh Félicité dengan tokoh-tokoh lain. Untuk analisis latar, dalam karya ini tidak banyak dibahas mengenai latar, dari jumlahnya yang sedikit itu, penggambaran latar juga ikut memperjelas tindakan dan peristiwa yang sedang dialami tokoh. Oleh sebab itu, dalam skripsi 31
46 32 ini analisis latar dikemukakan dalam bab yang sama dengan analisis tokoh dan analisis hubungan antar tokoh, karena ketiganya saling berhubungan satu sama lain. Untuk menganalisis tokoh akan digunakan teori Roland Barthes. Teori ini berisi unsur-unsur paradigmatik berupa indeks yang mengacu pada identitas para tokoh, sifat, perasaan, dan keadaan mereka. Berdasarkan enumerasi yang telah dilakukan pada Bab 2, ditemukan bahwa dalam karya ini terdapat beberapa tokoh yang memiliki frekuensi kemunculan yang cukup sering. Salah satu yang paling mendominasi dengan jumlah 81 sekuen adalah tokoh Félicité, sehingga penelitian nantinya akan berfokus pada tokoh ini. Selain itu, tokoh lain yang memiliki frekuensi kemunculan yang cukup sering adalah Théodore, Madame Aubain, Paul, Virginie, dan Loulou (pérroquet) Félicité Félicité lahir dari keluarga sederhana, hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan ayahnya yang dulunya adalah tukang batu. Ditambah dengan kematian ibunya, membuat Félicité dan saudara-saudaranya harus hidup dengan sangat sederhana. Mereka tinggal di sebuah desa dan menggantungkan hidup pada lahan pertanian serta berternak sapi. Son père, un maçon, s'était tué en tombant d'un échafaudage. Puis sa mère mourut, ses soeurs se dispersèrent, un fermier la recueillit, et l'employa toute petite à garder les vaches dans la campagne. (hlm. 21) Ayahnya yang seorang tukang batu tewas akibat terjatuh dari sebuah perancah. Kemudian ibunya meninggal, saudari-saudari perempuannya berpencar-pencar. Félicité pun bekerja pada seorang petani, Dan sebagai gadis yang masih kecil tugasnya menggembala sapi di padang rumput.
BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan berasal dari kata susastra. Su dan Sastra, dan kemudian kata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesusastraan berasal dari kata susastra. Su dan Sastra, dan kemudian kata tersebut diberi imbuhan konfiks ke-an. Su berarti indah atau baik, sastra berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan
Lebih terperinciKLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)
KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. unsur intrinsik roman La Consolante karya Anna Gavalda, dapat. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap unusr-unsur pembangun atau unsur intrinsik roman La Consolante karya Anna Gavalda, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut 1. Wujud
Lebih terperinciUnsur-Unsur Emosi yang Mendasari Perilaku Tokoh Utama. Dalam Novel Week-end de chasse à la mère. Karya Geneviève Brisac. Oleh Kika Adriani Juniastika*
Unsur-Unsur Emosi yang Mendasari Perilaku Tokoh Utama Dalam Novel Week-end de chasse à la mère Karya Geneviève Brisac Oleh Kika Adriani Juniastika* Abstrak Skripsi yang berjudul Unsur-Unsur Emosi Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia mengenal bermacam-macam ilmu di dalam kehidupan. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengenal bermacam-macam ilmu di dalam kehidupan. Salah satunya ialah ilmu komunikasi. Mengingat bahwa komunikasi ialah aspek penting yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian
Lebih terperinciLittérature Française II PR 403
No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS Française II PR 403 Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 LEMBAR VERIFIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciPeran Bayangan Masa Lalu dalam membentuk Rasa Percaya Diri dalam Roman Le Voleur d Ombres Karya Marc Levi
1 Peran Bayangan Masa Lalu dalam membentuk Rasa Percaya Diri dalam Roman Le Voleur d Ombres Karya Marc Levi Oleh Sri Bashiroh Abstrak Karya ilmiah yang berjudul Peran Bayangan Masa Lalu dalam membentuk
Lebih terperinciKONSEP «MORBID CHIC» DALAM ROMAN L HYPER JUSTINE KARYA SIMON LIBERATI LAISA KHOERUN NISSA
KONSEP «MORBID CHIC» DALAM ROMAN L HYPER JUSTINE KARYA SIMON LIBERATI LAISA KHOERUN NISSA 180510070018 FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA PERANCIS UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR Agustus, 2012 KONSEP
Lebih terperinciPEREMPUAN JAWA DALAM NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN)
PEREMPUAN JAWA DALAM NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN) SKRIPSI Oleh: SEKAR NINGTYAS DEWI PRATIWI K1209064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa, sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan pribadi
Lebih terperinciASPEK SOSIAL DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciSINOPSIS. Universitas Darma Persada
SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi
digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Film 1. Judul : Ada Surga di Rumahmu 2. Genre : Drama, Religi, Keluarga 3. Durasi : 106 menit 4. Sutradara : Aditya Gumay 5. Produser : Putut
Lebih terperinciNILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO
NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciDE TEXTES LITTÉRAIRES PR 414
No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS ANALYSE DE TEXTES LITTÉRAIRES PR 414 Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman
Lebih terperinciANALISIS WACANA KRITIS TRILOGI NOVEL GADIS PANTAI, LARASATI, PANGGIL AKU KARTINI SAJA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
ANALISIS WACANA KRITIS TRILOGI NOVEL GADIS PANTAI, LARASATI, PANGGIL AKU KARTINI SAJA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagaian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra
Lebih terperinciAnalisis Cerpen Kartu Pos dari Surga
Analisis Cerpen Kartu Pos dari Surga A. Unsur Interensik 1. Tema Tema cerpen Kartu Pos dari Surga adalah kepercayaan seseorang yang menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ulasan Tema Tema
Lebih terperinciBAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.
BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti,
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karya sastra pada dasarnya merupakan cerminan perasaan, pengalaman, pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti, 1998:67). Karya sastra
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
TUTURAN EMOSIONAL TOKOH WANITA DAN LAKI-LAKI DALAM NOVEL APPOINTMENT WITH DEATH (PERJANJIAN DENGAN MAUT) DAN NOVEL THE MYSTERY OF THE BLUE TRAIN (MISTERI KERETA API BIRU) KARYA AGATHA CHRISTIE (KAJIAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Novel merupakan salah satu karya sastra yang populer. Novel adalah salah satu hiburan dalam jenis bacaan bagi para pembacanya. Novel pada masa kini, sudah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada
Lebih terperinciANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KUALITAS LAYANAN DI SIOMAY KUAH SEGAR YOGYAKARTA TUGAS AKHIR
ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KUALITAS LAYANAN DI SIOMAY KUAH SEGAR YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciREPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN CERITA DARI TAPAL BATAS. (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) SKRIPSI
REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasar pada hasil penelitian dan analisis data mengenai struktural, keterjalinan unsur-unsur, nilai pendidikan, dan relevansi dalam kumpulan cerkak Lelakone
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat GunaMemperoleh Gelar Sarjana S1 dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI ATASAN-BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT SOLO MURNI SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI ATASAN-BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT SOLO MURNI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Program Studi Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat. Governess adalah sebuah profesi yang biasanya dikerjakan oleh wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan cerita pendek Le
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan cerita pendek Le dernier Amour du Prince Genghi karya marguerite Yourcenar, maka dapat disimpulkan mengenai tiga masalah
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih kita kenal sebagai bunuh diri atau disebut juga jisatsu. Jisatsu merupakan suatu bentuk
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009
86 BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap citra tokoh anak yang ditampilkan dalam tujuh cerpen yang dimuat dalam jurnal Prosa edisi Yang Jelita yang Cerita, didapat kesimpulan
Lebih terperinciSUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA
RESENSI BUKU SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA Nia Kurnia Balai Bahasa Jawa Barat, Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung 40113, Telepon: 081321891100, Pos-el: sikaniarahma@yahoo.com Identitas Buku Judul Novel Pengarang
Lebih terperinciPasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA
BAGIAN I. 1 Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA Hidup, apa itu hidup? Dan apa tujuan kita hidup di dunia ini? Menurutku hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, di mana kita harus berjuang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga
Lebih terperinciASPEK KEMANDIRIAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MENGGAPAI MATAHARI KARYA ADNAN KATINO (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)
ASPEK KEMANDIRIAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MENGGAPAI MATAHARI KARYA ADNAN KATINO (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menempuh Gelar Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Karya sastra merupakan suatu hasil cipta sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa dari abad ke abad. Tulisan awal tentang wanita dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu
Lebih terperinciPERSPEKTIF GENDER DALAM KUMPULAN CERPEN SEPOTONG HATI YANG BARU KARYA TERE LIYE: TINJAUAN FEMINISME DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA SMA
PERSPEKTIF GENDER DALAM KUMPULAN CERPEN SEPOTONG HATI YANG BARU KARYA TERE LIYE: TINJAUAN FEMINISME DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA SMA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang dibantu dengan penelitian kuantitatif elementer (berupa angka-angka nilai
Lebih terperinciAnalisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011
Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011 Oleh : Wawan Priyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA CATATAN HARIAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menjabarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian serta saran yang diharapkan dapat memberikan beberapa masukan bagi mahasiswa bahasa Perancis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai media hiburan,
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
203 BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan analisis struktur faktual dalam pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, novel Mimpi-mimpi Lintang Maryamah Karpov
Lebih terperincimenghindari pikiran kotor dan perbuatan maksiat?. Saya mohon bantuan anda untuk menemukan solusinya
Cinta Segitiga Saya sedang bingung dengan problem yang tengah kuhadapi ini. Hanya Allah yang mengetahui kebingunganku ini karena saya tidak sanggup memecahkan problem yang satu ini. Akan tetapi saya tetap
Lebih terperinciINTISARI BAB I PENDAHULUAN
INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan tokoh-tokoh pada novel tersebut, dapat ditemukan beberapa nilai pendidikan karakter
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. memang tidak dijadikan tema utama. Tetapi unsur-unsur kekerasan tersebut seolah
BAB IV KESIMPULAN Unsur-unsur kekerasan yang dapat ditemukan dalam sebuah cerita dongeng memang tidak dijadikan tema utama. Tetapi unsur-unsur kekerasan tersebut seolah tidak bisa dilepaskan dari sebuah
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelaahan novel yang diawali dari analisis struktur novel yang terdiri atas tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran,
Lebih terperinciKompetensi Dasar : 12.2 Menulis Teks Pidato/Ceramah/Khotbah dengan Sistematika dan Bahasa yang Efektif
Kompetensi Dasar : 12.2 Menulis Teks Pidato/Ceramah/Khotbah dengan Sistematika dan Bahasa yang Efektif Bapak kepala sekolah yang saya hormati. Bapak /Ibu Guru yang saya hormati. Para undangan yang saya
Lebih terperinciOleh: Windra Yuniarsih
Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ANAK KOLONG PUNYA DERITA KARYA VERY BARUS
1 PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ANAK KOLONG PUNYA DERITA KARYA VERY BARUS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu S1 Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinci2015 ANALISIS KOMPARATIF UNSUR NATURALISME DALAM ROMAN UNE VIE KARYA GUY DE MAUPASSANT DAN LA MORT D OLIVIER BECAILLE KARYA ÉMILE ZOLA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah bentuk apresiasi seorang penulis, ia dapat menggambarkan, mengungkapkan, menceritakan dunianya tanpa batas dalam rangkaian kata-kata.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada tahun 1911. Kumpulan surat tersebut pertama kali dibukukan oleh sahabat pena R.A Kartini yang
Lebih terperinciLampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai
Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menjabarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian serta saran yang diharapkan dapat memberikan beberapa masukan bagi mahasiswa bahasa Perancis
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh DIANA IRYANI. Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa SDN 1 Tanjung Senang merupakan
ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh DIANA IRYANI Rendahnya kemampuan menulis puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil proses pemikiran dan pengalaman batin pengarang yang dicurahkan lewat tulisan dengan mengungkapkan berbagai hal yang digali dari masalah
Lebih terperinciANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG
ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE SERTA KESESUAIANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN
BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu proses penyatuan dua individu yang memiliki komitmen berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mencakup metode dan desain penelitian, definisi-definisi operasional dari variabel
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang metodologi penelitian yang mencakup metode dan desain penelitian, definisi-definisi operasional dari variabel yang terlibat dalam
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan analisis data, hasil analisis, dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, bahwa cerpen-cerpen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan gerbang terbentuknya keluarga dalam kehidupan masyarakat, bahkan kelangsungan hidup suatu masyarakat dijamin dalam dan oleh perkawinan. 1 Setiap
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Eko Setiyawan
Disfungsi Sosialisasi Dalam Keluarga Sebagai Dampak Keberadaan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (Studi pada TPA Permata Hati di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta) SKRIPSI
Lebih terperinciKESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.
1 KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Pastor Lonelinus sejak temannya meninggal menjadi sangat kesepian. Di rumah orang tua, ia biasa berbicara, ngomong
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Lebih terperinciNILAI ANAK BAGI ORANG TUA DAN DAMPAK TERHADAP PENGASUHAN
NILAI ANAK BAGI ORANG TUA DAN DAMPAK TERHADAP PENGASUHAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : DESI DWI WULANDARI F 100 050 064 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciKini harun hanyalah seorang lelaki petualang ulung yang menciptakan bahagianya sendiri, seorang lelaki yang tak pernah lelah akan mencari sebuah arti
SATU LANGKAH BERARTI Hari-hari libur harun telah lewati bersama sahabat nya, banyak cerita kisah klasik di baliknya, mereka layaknya, sebuah bintang Polaris, yang keberadaannya takan pernah terganti, Agus
Lebih terperinciMETODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA LAGU UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 2 MOJOLABAN SKRIPSI
METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA LAGU UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 2 MOJOLABAN SKRIPSI Oleh : ERNI RAHAYU K1210024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Lebih terperinciANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI
ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: YESI NUR
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN WAWASAN KEDAERAHAN NUSANTARA UNTUK KELAS 5 SEKOLAH DASAR
MEDIA PEMBELAJARAN WAWASAN KEDAERAHAN NUSANTARA UNTUK KELAS 5 SEKOLAH DASAR SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Jenjang Strata I Program Studi Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika
Lebih terperinciCinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.
Cinta Kedua. Majalah Parents Desember 2011 Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Artikel ini dimuat di majalah Parents edisi Desember 2011. Bisa dikatakan saya beruntung. Majalah ini
Lebih terperinciSD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALATIHAN SOAL BAB 7. Sikap berhati hati diperlukan saat kita bepergian ke luar kota.
1. Perhatikan pantun berikut!! Hati hatilah menyeberang Jangan sampai titian patah Hati hatilah di rantau orang Jangan sampai berbuat salah SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALATIHAN SOAL
Lebih terperinciSKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1
PENINGKATANN KETERAMPILAN BELAJAR IPS MELALUI PENERAPANN STRATEGI PEMBELAJARAN EMPIRIK (EXPERIENTIAL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 BULAKREJO TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.
ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh HERMARIKA Rendahnya kemampuan menulis deskripsi siswa
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu(S-I) Oleh : IKA MUSAROFAH
1 PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH I PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai
Lebih terperinciPEMBERIAN NAMA DIRI ORANG JAWA DI DESA BENDUNGAN SKRIPSI. Oleh Aisa Nur Rohmah NIM
PEMBERIAN NAMA DIRI ORANG JAWA DI DESA BENDUNGAN SKRIPSI Oleh Aisa Nur Rohmah NIM.060210402079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinci